bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id...berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram...
Post on 08-Oct-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
A. Pengertian Sistem
Menurut (Pratama, 2016:9) mendefinisikan sistem secara umum yaitu
“Sebuah kesatuan yang kompleks, yang tersusun atas sejumlah komponen atau
elemen yang saling terhubung satu sama lain, yang memudahkan di dalam jalannya
satu atau beberapa buah proses.
Pengertian sistem menurut para ahli dalam (Pratama, 2016:11) :
1. Pilecki, menyebutkan bahwa sistem merupakan sekumpulan objek yang
dihubungkan dengan atributnya atau suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah
bagian, atribut dari bagian, dan hubungan antara bagian dengan atribut.
2. Umar Fahmi Achmadi, menebutkan bahwa sistem adalah tatanan yang
menggambarkan adanya rangkaian berbagai komponen yang memiliki hubungan
serta tujuan bersama secara serasi, terkoordinasi, dan bekerja atau berjalan
dalam rangka waktu tertentu dan terencana.
3. Edgar F. Huse dan James L. Bowdict, mendefinisikan sistem sebagai sebuah
rangkaian bersifat seri atau rangkaian beberapa bagian yang berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa, hingga menimbulkan interaksi dan saling memeberi
pengaruh.
8
4. John Mc Manama, menyatakan bahwa sistem adalah sebuah struktur konseptual
yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan, yang bekerja sebagai
suatu kesatuan organic untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif
dan efisien.
5. Zulkifli A.M, mendefinisikan sistem sebagai sebuah himpunan dari suatu benda
nyata maupun abstrak (a set of thing), yang terdiri dari bagian-bagian atau
komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan,
dan saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan
(unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.
B. Pengertian Informasi
1. Menurut Davis dalam Husda, 2016:54) “Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai
yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang.”
2. Menurut (Pratama, 2014:9) “Informasi merupakan hasil pengolahan data dari
satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai,
arti dan manfaat.”
Sebuah informasi harus dapat dipahami dan dimengerti oleh penerima
informasi. Oleh karena itu, pengolahan informasi yang baik beserta sumber yang
terpercaya sangat mempengaruhi kualitas sebuah informasi. Sumber dari suatu
informasi disebut data. Semakin baik kualitas sebuah informasi maka semakin mudah
penerima informasi untuk memahami makna dari informasi yang didapatnya. Selain
9
itu, baiknya kualitas sebuah informasi juga berbanding lurus dengan baiknya kualitas
para pengguna informasi.
C. Pengertian Sistem Informasi
Berdasarkan definisi mengenai sistem dan informasi yang telah dijelaskan
diatas, maka dapat dinyatakan bahwa sistem informasi merupakan gabungan dari
empat bagian utama. Keempat bagian utama tersebut mencakup perangkat lunak
(sofware), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang terlatih. Keempat bagian utama ini saling berkaitan untuk menciptakan
sebuah sistem yang dapat mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Di
dalamnya juga termasuk proses perencanaan, kontrol, koordinasi dan pengambilan
keputusan.
2.2. Teori Pendukung
A. Unified Modeling Language (UML)
Menurut (A.S & Shalahudin, 2014:133), mengemukakan bahwa “Unified
Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan
di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain,
serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.” UML
merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem
dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UML muncul karena adanya
kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan,
membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML hanya berfungsi
10
untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi
tertentu, meskipun pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada
metodologi berorientasi objek.
1. Use Case Diagram
Menurut (A.S & Shalahudin 2014:155), “Use case atau diagram use case
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan
dibuat.” Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor
dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk
mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja
yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case :
Tabel II.1 Simbol-simbol diagram use case
No Simbol Deskripsi
1 Use case
Fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukar
pesan antar unit atau aktor, biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja diawal frase nama use case.
2 Aktor
Orang, proses atau sistem lain yang
berinteraksidengan sistem informasi yang
akan dibuat di luar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi
aktor belum tentu merupakan orang,
biasanya dinyatakan menggunakan kata
benda di awal frase nama aktor.
Nama use case
11
3 Assosiasi/ Association Komunikasi antara aktor dan use
case yang berpartisilpasi pada use
case atau use case memiliki interaksi
dengan aktor.
4 Extensi/extend
-- -- -- <<extend >> -- --
Relasi use case tambahan kesebuah
use case dimana use case yang
ditambahkan dapat berdiri sendiri walau
tanpa use case tambahan itu, mirip dengan
prinsip inheritance pada pemrograman
berorientasi objek, biasanya use case
tambahan memiliki nama depan yang sama
dengan use case yang ditambahkan, misal:
Arah panah mengarah pada use case yang
ditambahkan, biasanya use case yang
menjadi extend-nya merupakan jenis yang
sama dengan use case yang menjadi
induknya.
5 Generalisasi/generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi
(umum-khusus) antara dua buah use case
dimana fungsi yang satu adalah fungsi
yang lebih umum dari lainnya
Validasi
<<extend >>
Validasi
Validasi sidik
<<extend >>
12
Sumber: Rosa A.S dan M.Shalahudin (2014:156)
6 Menggunakan / include / uses Relasi use case tambahan ke sebuah use
case dimana use case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk
menjalankan fungsinya atau sebagai syarat
dijalankan use case ini Ada dua sudut
pandang yang cukup besar mengenai
include di use case:
- Include berarti use case yang
ditambahkan akan selalu di panggil saat
use case tambahan dijalankan, misal pada
kasus berikut :
- Include berarti use case yang
tambahan akan selalu melakukan
pengecekan apakah use case yang
di tambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan di
jalankan, misal pada kasus berikut :
<<include>>
Validasi
<<include>
login
login
Validasi
<<include>
13
2. Activity Diagram
Menurut (A.S & Shalahudin, 2014:161), “diagram aktivitas atau activity
diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem
atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.” Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem
bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas:
Tabel II.2 Simbol-simbol activity diagram
No Simbol Deskripsi
1 Status Awal
Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah status awal.
2 Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas
biasanya diawali dengan kata kerja.
3 Percabangan/decision
Assosiasi percabangan dimana jika ada
pilihan aktivitas lebih dari satu.
4 Penggabungan/Join
Assosiasi penggabungan dimana lebih dari
satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
5 Status Akhir
Status akhir yang dilakukan oleh sistem,
sebuah diagram aktivitas memiliki status
akhir
6
Swimlane
Memisahkan orgranisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang
terjadi
Aktivitas
14
Sumber: Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:162)
3. Class Diagram
Menurut (A.S & Shalahudin, 2014:141), “diagram kelas atau class diagram
menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat
untuk membangun sistem.” Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan method atau
operasi. Berikut penjelasan atribut dan method :
a. Atribut merupakan variabel-variabek yang dimiliki oleh suatu kelas.
b. Operasi atau method adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas:
Tabel II.3 Simbol-simbol class diagram
No Simbol Deskripsi
1 Kelas
Kelas pada struktur sistem
2 Antarmuka/interface
Sama dengan konsep interface dalam
pemrograman berorientasi objek
3 Assosiasi/association
Relasi antar kelas dengan makna umum,
assosiasi biasanya juga disertai
multiplicity
4 Assosiasi berarah/directed
assosiation
Relasi antar kelas dengan makna kelas
yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
Class Name
-memberName
-memberName
15
multiplicity
5 Generalisasi Relasi antar jekas dengan makna
generalisasi-spesialisasi (umum-khusus)
6 Kebergantungan/dependensi
Relasi antar kelas dengan makna
kebergantungan antar kelas
7 Aggregation
Relasi antar kelas dengan makna semua-
bagian (whole-part)
Sumber: Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:146)
4. Sequence Diagram
Rosa dan M. Shalahudin (2014:165), “diagram sekuen menggambarkan
kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan
message yangdikirimkan dan diterima antar objek.” Oleh karena itu untuk
menggambarkan diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat
dalam sebuah use case berserta metode-metode yang dimilliki kelas yang diintansiasi
menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario
yang ada pada use case.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sekuen:
16
Tabel II.4 Simbol-simbol sequence diagram
No Simbol Deskripsi
1 Aktor
Atau
Tanpa waktu aktif
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat diluar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari aktor adalah
gambar orang, tapi aktor belum tentu
merupakan orang, biasanya dinyatakan
dalam menggunakan kata benda
diawal frase nama aktor.
2 Garis hidup/lifeline
Menyatakan kehidupan suatu objek
3 Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi
pesan
4 Waktu aktif
Menyatakan objek dalam keadaan
aktif dan berinteraksi, semuanya yang
terhubungdengan waktu aktif ini
adalah sebuah tahapan yang dilakukan
di dalamnya,
5 Pesan tipe create
Menyatakan suatu objek membuat objek
yang lain, arah panah mengarah pada
objek yang dibuat
6 Pesan Tipe call
Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain
atau dirinya sendiri,
7 Pesan tipe send
Menyatakan bahwa suatu objek
mengirimkan data/masukkan/informasi
ke objek lainnya, arah panah mengarah
Nama Aktor
Nama Objek : nama kelas
<< create>>
1: nama_metode()
1: masukan
17
pada objek yang dikirim
8 Pesan tipe return
Menyatakan bahwa suatu objek yang
telah menjalankan suatu operasi atau
metode menghasilkan suatu kembalian ke
objek tertentu, arah panah mengarah pada
objek yang menerima kembalian
9 Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri
hidup objek yang lain, arah panah
mengarah pada objek yang diakhiri,
sebaliknya jika ada create maka ada
destroy
Sumber: Rosa A.S dan M. Shalahudin (2014:165)
5. Logical Record Structure (LRS)
Menurut (Lestari, 2013) , “Logical Record Structure dibentuk dengan nomor
tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan
dengan nama yang unik.”
Perbedaan LRS dengan ERD dan tipe record berada diluar field tipe record
ditempatkan. LRS terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukkan
arah dari satu tipe record lainnya.Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field
yang kelihatan pada kedua link tipe record.
Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang dimengerti.
Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan kedua model yang
dapat dikonversikan ke LRS.Metode yang lain dimulai dengan Entity Relationship
Diagram dan langsung dikonversikan ke LRS.
1: keluaran
<< destroy>>
18
Berikut tahapan transformasi ERD ke LRS menurut (Wulandari, 2013:15-
16):
a. Konversi ERD ke LRS,Entity Relationship Diagram harus diubah ke bentuk LRS
(struktur record secara logic). Dari bentuk LRS inilah yang nantinya dapat
ditransformasikan ke bentuk relasi tabel.
b. Konversi ERD ke LRS sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah
model sistem yang digambarkan dengan sebuah ERD akan mengikuti pola
pemodelan tertentu.
6. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut (A.S & Shalahudin, 2014) “Entity Relationship Diagram (ERD)
merupakan bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data relasional.”
ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi menghubungkan dua buah
entitas). Beberapa metode perancangan ERD menoleransi hubungan relasi ternary
(satu relasi menghubungkan tiga buah relasi) atau N-ary (satu relasi menghubungkan
banyak entitas), tapi banyak metode perancangan ERD yang tidak mengizinkan
ternary atau N-ary.
Tabel II.5 Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)
No Simbol Keterangan
1 Entitas, adalah data inti yang akan disimpan,
penamaan entitas biasanya lebih ke benda dan
belum merupakan nama tabel
2 Atribut, adalah field atau kolom data yang
butuh disimpan dalam suatu entitas
19
3 Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai
lebih dari satu.
4 Relasi yang menghubungkan antar entitas,
biasanya diawali dengan kata kerja
5 Assosiasi/Association, adalah penghubung
antara relasi dan entitas dimana kedua ujungnya
memiliki multiplicity kemungkinan jumlah
pemakaian, kemungkinan jumlah maksimum
keterhubungna antara entitas satu dengan yang
lainnya disebut dengan kardinalitas.
Sumber: Sukamto dan Shalahudin (2013:50)
B. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen adalah proses mencari dan menarik pelamar yang berkemampuan
untuk diseleksi menjadi karyawan sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. Proses
Rekrutmen ini dimulai dengan mencari calon pelamar dan berakhir dengan
diserahkannya surat lamaran kerja pelamar ke organisasi yang melakukan rekrutmen
setelah Rekrutmen, proses selanjutnya adalah proses penyeleksian pelamar kerja
hingga terpilihnya pelamar kerja tersebut menjadi karyawan untuk mengisi posisi
yang dibutuhkan.
C. Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen berlangsung mulai dari saat mencari pelamar hingga
pengajuan lamaran oleh pelamar. Oleh karena itulah rekrutmen sebagai salah satu
kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
N
20
kegiatan yang lain seperti deskripsi dan spesifikasi pekerjaan atau jabatan sebagai
hasil analisis pekerjaan atau jabatan yang memberikan gambaran tentang
tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan. Proses rekrutmen ini adalah proses
mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam
maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu
seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia.
Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja
yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang
mana yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan,
setelah diadakan perencanaan SDM, dan analisis serta klasifikasi pekerjaan.
Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki
informasi yang akurat mengenai berbagai informasi perusahaan atau organisasi yang
bersangkutan. Sedangkan perusahaan atau organisasi sangat menginginkan informasi
yang akurat tentang pelamar-pelamar tersebut sebelum diangkat menjadi karyawan.
D. Tujuan Rekrutmen
1. Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja yang memenuhi syarat.
2. Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan.
3. Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum
lama bekerja.
4. Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan dengan program seleksi dan
pelatihan.
21
5. Untuk memenuhi tanggungjawab perusahaan dalam upaya menciptakan
kesempatan kerja.
E. Metode-metode Rekrutment
Perusahaan pada umumnya menggunakan beberapa strategi dan metode
dalam meng-rekrut tenaga kerja. Metode Rekrutmen eksternal dapat dilakukan
melalui Pengiklanan, rekomendasi dari internal perusahaan, penyedia tenaga kerja,
rekrutmen dari lembaga pendidikan, lembaga pemerintah, inisiatif pelamar dan Sosial
Media.
1. Iklan (Job Advertisements)
Salah satu cara yang paling umum untuk rekrutmen eksternal adalah
menggunakan iklan yang dicetak di koran lokal, nasional ataupun internasional.
Selain media cetak (koran, majalah, tabloid), Iklan untuk menarik pelamar juga dapat
dilakukan pada media lainnya seperti Televisi, Radio, Website dan Media Sosial
seperti Facebook dan Twitter.
2. Rekomendasi dari Internal Perusahaan (Employee Referral)
Pada saat melakukan rekrutmen dari luar, manajemen perusahaan dapat
mengumumkan kepada karyawannya untuk memberikan rekomendasi. Karyawan
perusahaan yang bersangkutan dapat mengajukan anggota keluarganya, teman-
temannya atau kenalannya yang cocok untuk mengisi posisi yang lowong tersebut.
22
3. Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja (Employment and Recruitment Agencies)
Perusahaan yang memerlukan tenaga kerja kadang-kadang juga
menggunakan jasa agen atau perusahaan penyedia tenaga kerja untuk mengisi posisi
yang lowong. Agen penyedia tenaga kerja pada umumnya akan mencari dan
melakukan penyeleksian awal terhadap pelamar kerja sebelum menyerahkan pelamar
yang bersangkutan ke perusahaan yang memintanya.
4. Lembaga Pendidikan (Educational Institution)
Pada kasus-kasus tertentu, perusahaan yang memerlukan tenaga kerja akan
menghubungi sekolah-sekolah atau kampus untuk mendapatkan kandidat yang
berpotensi untuk menjadi karyawannya. Rekrutmen melalui lembaga pendidikan ini
biasanya hanya mendapatkan tenaga kerja yang kurang berpengalaman dalam bekerja
karena mereka baru akan dijadikan karyawan setelah tamat dari sekolahnya. Namun
ada juga sekolah yang memiliki kontak dengan Alumni-nya sehingga berkesempatan
untuk mendapatkan pelamar-pelamar yang memang sudah berpengalaman pada
bidang yang diinginkan.
5. Lembaga Pemerintahan (Government Job Center)
Job Center pada lembaga Pemerintahan biasanya menawarkan layanan iklan
sebagai bagian dari upaya mengurangi pengangguran dan pengembangan kerja bagi
masyarakat yang dilayaninya. Pemerintah, khususnya Departemen atau Dinas Tenaga
Kerja akan mendata para pencari kerja dan memfasilitasi para pencari kerja dengan
perusahaan yang memerlukan tenaga kerja.
23
F. Metode Algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP)
Menurut Saragih (2013:83) menyatakan bahwa :
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung
keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
keputusan ini akan menguraikan masalah multi kriteria yang kompleks
menjadi suatu hierarki. Menurut Saaty, Hierarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
multi level dimana level pertama adalah tujuan yang diikuti level
faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir
dari alternative. Dengan hierariki, suatu masalah yang kompleks yang dapat
diuraikan ke dalam kelompo-kelompok yang kemudian diatur menjadi suatu
bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
Menurut Berutu (2015:96,97,98) menyatakan bahwa :
AHP memecahkan suatu situasi yang kompleks, tidak terstruktur ke dalam
bebrapa komponen dalam susunan yang hierarki dengan nilai subjektif
tentang pentingnya setiap variable dan menetapkan variable secara relatif
dan menetapkan variable mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. AHP memiliki banyak keunggulan
dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah
dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak
yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Menurut Yahya dalam buku
(Suryadi dan Ramdhani, 2002) adakalanya timbul masalah keputusan yang
dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya tetapi variasinya rumit
sehingga tidak mungkin datanya dicatat secara numeric, hanya secara
kualitatif saja yang diukur yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan
intuisi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa model-model lainya ikut
dipertimbangkan pada saat proses pengembalian keputusan dengan
pendekatan AHP khususnya dalam memahami para pengambil keputusan
individual pada saat proses penerapan pendekatan ini.
Kelebihan dari model AHP menurut Hidayat (2014:10) adalah :
kelebihan dari model AHP dibandingkan dengan model pengambilan
keputusan yang lain terletak pada kemampuanya untuk memcahkan masalah
yang multi objektivitas dengan multikriteria. Kelebihan model AHP ini lebih
disebabkan oleh fleksibilitasnya yang tinggi terutama dalam pembuatan
hirarki. Sifat fleksibel tersebut membuat model AHP dapat beberapa tujuan
dan bebrapa kriteria sekaligus dalam sebuah model atau sebuah hirarki.
24
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang
harus dipahami menurut Berutu (2015:98-99). Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Membuat Hierarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-
elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki dan menggabungkanya
atau mensintesisnya.
Gambar II.1 Struktur Hierarki Analytical Hierarki Process (AHP)
(Sumber : Syahrani, dkk ; 2013 : 29)
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (1998) untuk berbagai persoalan skala 1 samapai 9 adalah skala terbaik
25
untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dan skala
perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan sebagai berikut :
Tabel II.6 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan
Intensitas
Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama
pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih
penting daripada elem yang
lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting
darpada elemen lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak
penting daripada elemen
lainnya
9 Satu elemen mutlak penting
daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan
Jika elemen i memiliki salah
satu angka dari skala
perbandingan 1 sampai 9 yang
telah ditetapkan oleh Saaty
ketika dibandingkan dengan
elemen j, maka j memiliki
kebalikannya ketika
dibandingkan dengan elemen i
Sumber : Kusrini ; 2007 : 134
3. Synthesis of priority (Menentukan Prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternative perlu dilakukan perbandingan berpasangan
(Pair wise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relative dari seluruh alternetif
kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk
26
menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan
memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian permasalahan matematika.
4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Menurut Brutu (2015:98-99). Pada dasarnya, prosedur ata langkah-langkah
dalam metode AHP meliputi :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan lalu menyusun
hierarki dan permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirearki adalah dengan
menetapkan sasaran sistem secara keseluruhan pada level atas.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama adlah membuat perbandingan pasangan yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan sesuai dengan kriteria yang
diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk
mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen
lainnya.
3. Sintesis hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks
27
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah
elem untuk mendapatkan nilai-rata-rata.
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena tidak menginginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a. Mengalihkan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen
pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan
seterusnya.
b. Menjumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan
d. Menjumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya eleme yang ada hasilnya
disebut λ maks.
5. Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
CI = (λmaks-n)/n ....... (Rumus I)
Dimana n = banyaknya elemen
6. Menghitung Rasio Konsistensi/ Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
CR = CI / RC ........ (Rumus II)
Dimana : CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
IR = Index Random Consistency
28
Keterangan :
λmaks = Maximum Eigen Value
N = Ukuran Matriks
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
IR = Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilainya
dari data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/CR)
kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinytakan benar.
Penentuan indeks random konsistensi mengacu pada tabel dibawah ini
Tabel II.7 Daftar Indeks Random Konsistensi
Ukuran Matriks Nilai IR
1,2 0,00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
29
15 1.59
G. Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, bukudok
umentasi, internet dan pustaka. Penelitian mengenai rekrutmen karyawan baru
bukanlan pertama kali ini dilakukan, tetapi sudah ada penelitian terdahulu yang
meneliti tentang rekrutmen karyawan baru. Berikut beberapa diantaranya yang
melakukan penelitian mengenai Rekrutmen adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh (Tini Nurhayati, 2016) dengan judul
“PENGARUH REKRUTMEN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI
KASUS PADA HOTEL BINTANG LIMA PEKANBARU)” membahas
mengenai Sumber daya manusia yang berkualitas pada umumnya lahir melalui
proses pelatihan dan pengembangannya yang bermutu Salah satu perencanaan
tersebut adalah mempersiapkan sumber daya manusia, menggali potensi diri
dengan merekrut dan menyeleksi karyawan yang akan diterima dalam suatu
perusahaan dan kemudian melakukan pelatihan terhadap karyawan yang baru
ataupun karyawan yang lama.
2. Penelitian yang dilakukan oleh (Nurhuda & Hamid, 2014) dengan judul
“ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REKRUTMEN, SELEKSI,
PENEMPATAN KERJA, DAN PELATIHAN KARYAWAN (Studi pada
Karyawan Biro Perjalanan Umum Rosalia Indah)” membahas mengenai
mewujudkan penyediaan jasa transportasi darat yang aman, nyaman, dan
30
didukung dengan layanan yang prima, Biro Perjalanan Umum Rosalia Indah
memfokuskan pada pemenuhan karyawan yang berkualitas agar dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan setianya. Selain itu juga
untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang pelaksanaan dari rekrutmen,
seleksi, penempatan, dan pelatihan karyawan dalam upaya untuk mendapatkan
karyawan yang berkompetensi tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kebijakan yang diterapkan maupun pelaksanaan dari kebijakan tersebut dalam
proses rekrutmen, seleksi, penempatan kerja, dan pelatihan karyawan dapat
berjalan dengan baik apabila didasarkan pada kebutuhan perusahaan akan tenaga
kerja, maka BPU Rosalia Indah akan mendapatkan karyawan yang
berkompetensi dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Penelitian yang di lakukan (Tiara, Wulandari, & Martsanto, 2016) dengan judul
“Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process Pada Sistem Rekrutmen
Karyawan” membahas mengenai banyaknya jumlah pencari kerja yang telah
menimbulkan persaingan sangat ketat dalam memperoleh suatu pekerjaan.
Keadaan ini bisa dijumpai pada suatu perusahaan yang membuka beberapa
lowongan pekerjaan, jumlah pelamar selalu melebihi dengan jumlah yang
dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka peran dan kegunaan
komputer semakin besar bahkan dapat membantu dalam proses rekrutmen
karyawan. Peneliti mengambil obyek penelitian di PT. Seasonal Supplies
Indonesia, Dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dapat
membantu dalam pengambilan keputusan untuk menyeleksi karyawan, sehingga
proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan akurat.
31
4. Penelitian yang di lakukan (Rianto, 2016) dengan judul “Sistem Pendukung
Keputusan Penerimaan Karyawan Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process ( AHP )” membahas tentang bagaimana cara mengembangkan
sistem pendukung keputusan (SPK) dengan memamfaatkan metode analytical
hierarchy process (AHP) sebagai proses dalam seleksi penerimaan karyawan.
Dalam proses seleksi ini digunakan beberapa kriteria untuk menentukan calon
pelamar yang mana yang akan diterima. SPK ini membantu pimpinan perusahaan
dalam memtuskan pelamar mana yang akan dipilih. Penelitian ini lebih menitik
beratkan kepada bagaimana merancang dan mengimplementasikan program serta
dimaksudkan agar memudahkan dalam hal perhitungan. AHP digunakan sebagai
metode dalam perhitungan dalam seleksi penerimaan karyawan ini.
top related