bab ii landasan teori -...
Post on 03-Mar-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Balap Sepeda
a. Sejarah Balap Sepeda
Sepeda berasal dari sket yang dilukis oleh pelukis legenda dunia,
Leonardo da Vinci pada abad 15. Tetapi orang pertama yang merancang sepeda
adalah Baron Van Daris pada tahun 1818. Kemudian di kembangkan berturut-
turut diantaranya oleh, Kirk Patrick Macmillan dari Scotlandia dan ernest
michux dari Perancis. Pengembanganya tidak hanya sampai di situ, tetapi terus
mengalami perkembangan sampai banyak variasinya. (Husni Agusta, Lukman
Hakim dan M. AR. Gayo, 1996)
Menurut Husni Agusta (1996:34) “Olahraga balap sepeda adalah upaya
untuk menempuh jarak tertentu dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Dapat
dilakukan di lapangan terbuka ataupun tertutup, baik perorangan maupun
beregu”.
Balap sepeda sebagai salah satu olahraga telah di kenal lebih dari seratus
tahun yang lalu. Hari kelahiranya secara tepat bisa dikatakan 31 mei 1868,
ketika lomba velocipede pertama di organisir oleh Oliver bersaudara, manager
pabrik Michaux, yang pertama kali mengenalkan pedal pada poros sepeda depan
sepeda. Lomba tersebut di selenggarakan di St Cloud Park dekat kota Paris,
yang di menangkan oleh James moor, orang inggris yang tinggal di Perancis.
Kemudian tahun 1891 lomba balap sepeda dengan ban angin diadakan. Jarak
perlombaan diperpanjang dari paris ke Bordeaux (530 km, 360 mil),
dimenangkan oleh G. Mills. Pada tahun yang sama diadakan lomba dari Paris ke
Brest dan kembali ke Paris (1200 km, 750 mil), dimenangkan oleh warga
Perancis, Charles Terront.
Balap sepeda merupakan olahraga terkendali dan juaranya secara luas
dikenal sebagai bintang. Pada jaman moderen, kontes klasik dimulai Tour De
France (1903) atas inisiatif Henry Desgrange. Perlombaan dalam tingkatan
24
tersebut menempuh berbagai jarak yang bervariasi antara 4000-4800 km (2500
mil), terdiri dari jalan raya, jalan desa, pegunungan di seluruh Perancis dan
kelima negara tentangganya. Di Amerika serikat, balap sepeda merupakan
olahraga perguruan tinggi yang penting, antara tahun 1875 dan 1902. Pada tahun
1900 didirikan Union Cycliste Internationale (UCI), yang menentukan peraturan
dan standar untuk peserta, memeriksa rekor kecepatan, dan mengontrol event
amatir serta profesional. UCI juga mengatur komprtisi dalam pertandingan
Olimpiade. Anggota utama Olimpiade adalah Amerika serikat, Swiss, Perancis,
dan Belgia (R.M Ismunandar, 1996).
Tahun 1965 dua organisasi yang lain didirikan, yaitu The Federation
Internationale de Cyclisme Professiona dan Federation internationale Amateur
de Cyclisme. Pemisahan profesional dan amatir oleh International Olympic
Committee, sehingga balap sepeda telah diikutsertakan dalam pesta Olimpiade
sejak munculya di Athena tahun 1896. Kontes sepeda amatir lainya berlangsung
pada Fun American Games British and Commonwealth Games, Asian Games
dan Maccabiah Games. (Husni Agusta, Lukman Hakim dan M. AR. Gayo,
1996).
b. Perkembangan Balap Sepeda di Indonesia
Balap sepeda sebetulnya dikenal di Indonesia, jauh sebelum Perang
Dunia II. Meskipun masih dibiayai oleh kaum pengusaha seperti perusahaan
Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lain-lain. Mereka dapat dikategorikan
sebagai pembalap sepeda profesional. Padahal waktu itu masih jaman penjajahan
Belanda. Memang perkembangan olahraga Balap Sepeda cukup
menguntungkan. Pada masa itu, khususnya kota Semarang menjadi pusat
kegiatan Balap Sepeda. Oleh arsitek Ooiman dan Van Leuwen didirikanlah
sebuah velodrome. Velodromen dalam bahasa Belanda disebut Wielerband, atau
“Pias” dalam bahasa Indonesia.
Beda halnya pada jaman Jepang kegiatan Balap Sepeda dapat dikatakan
terhenti. Baru ketika kemerdekaan diproklamasikan, para penggemar Balap
Sepeda kembali mencoba mempopulerkan. Meski belum terorganisir dalam
25
suatu wadah, tetapi secara perorangan kegiata olahraga balap sepeda namoak
berkembang kembali. Sebagai contoh terbukti ketika PON II/1951 berlangusng
di Jakarta, Balap Sepeda termasuk cabang olahraga yang diperlombakan.
Beberapa tahun kemudian berdirilah organisasi resmi balap sepeda, pada
tanggal 20 mei 1956, dengan nama ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia).
Organisasi ini terbentuk setelah dilakukan sidang oleh berbagai organisasi balap
sepeda, seperti dari Semarang, Solo, Surabaya, Bnadung, Medan dan dari
Manado. Karena perkembanganya, balap sepeda kini menjadi cabang olahraga
tetap dalam kegiatan PON. Dan tidak dalam PON saj, tetapi telah banyak pula
turnamen-turnamen balap sepeda yang ada sampai saat ini, setiap perlombaan
yang diselenggarakan saat ini selalu dipenuhi oleh para atlet nasional dari
berbagai daerah di Indonesia. Bakan bukan hanya turnamen dalam negri,
terutama di kawasan Asia. (Husni Agusta, Lukman Hakim dan M. AR. Gayo,
1996).
c. ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia)
Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau disingkat ISSI baru didirikan tepat
pada hari peringatan Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 mei 1956 di kota
Semarang. Sebelum itu di tahun 1951, beberapa daerah sudah memiliki
perkumpulan-perkumpulan balap sepeda, seperti : Yogyakarta, Solo, Surabaya,
Semarang, Jakarta, Medan, Manado dan Bandung. Terbentuklah perkumpulan-
perkumpulan balap sepeda, yaitu :
1. ISSS : Ikatan Sport Sepeda Semarang
2. PBSD : Persatuan Balap Sepeda Djakarta
3. ISSJ : Ikatan Sport Sepeda Jogjakarta
4. IPSS : Ikatan Pembalap Sepeda Solo
5. PSBS : Perkumpulan Sepeda Balap Surabaya
6. PBMS : Perkumpulan Balap Sepeda Medan dan Sekitarnya
7. Super Jet : Perkumpulan Balap Sepeda dari Bandung
8. PSBM : Perkumpulan Sepeda Balap Manado.
26
Jawa Tengah yang sejak semula memang menjadi pusat kegiatan olahraga
Balap Sepeda di tanah air, terutama di kota Semarang dengan Ikatan Sport Sepeda
Indonesia. Hal ini bertitik tolak atas keinginan untuk mempersatukan perkumpulan
yang ada di seluruh Indonesia, agar pembinaan Balap Sepeda secara nasional dapat
lebih mudah dilakukan. Gerakan ini didahului dengan lahirnya ROSBADT(
Rombongan Sepeda Balap Djawa Tengah). Impian dan harapan mereka menjadi
kenyataan, ketika menjelang bulan mei 1956 di kota Semarang terbentuklah Panitia
Penyelenggara Kongres dan Kejuaraan Nasional yang pertama kali. Kegiatan ini
mendapat dukungan dai pejabat, baik di kalangan sipil maupun di kalangan militer,
yang sanggup berperan serta dalam Kongres maupun kejurnas ISSI.
Pada tanggal 20 Mei 1956, selama empat hari penuh diadakan sidang yang
dihadiri oleh organisasi-organisasi Balap Sepeda dari Semarang, Jakarta, Solo,
Surabaya, Bandung, Medan dan Manado yang menetapkan Ikatan Sport Sepeda
Indonesia (ISSI) merupakan organisasi pusat dari seluruh perkumpulan Balap
Sepeda di Indonesia, yang berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
serta Amatirisme.
Dalam berdirinya, ISSI mempunyai maksud dan tujuan yang ingiin di capai,
yaitu :
a) Menjunjung tinggi kebesaran, kehormatan serta martabat Bangsa dan
Negara Republik Indonesia melalui prestasi olahraga sepeda.
b) Melalui pengembangan olahraga sepeda ikut membentuk manusia
Indonesia seutuhnya dengan meningkatkan kualitas manusia yang
sehat jasmani dan rohani serta memupuk disiplin dan jiwa sportifitas
yang tinggi.
c) Meningkatkan mutu dan prestasi olahraga sepeda yang meliputi
unsur-unsur pengurus, pelatih, wasit, atlet, sarana dan prasarana
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju,
moderen dan mutakhir.
d) Memupuk dan membina persahabatan serta persaudaraan seluruh
unsur terkait dalam olahraga sepeda, mulai dari klub/perkumpulan,
27
pengurus tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional sampai tingkat
internasional.
e) Menciptakan situasi dan kodisi yang kondusif untuk pertumbuhan
dan pengembangan olahraga sepeda di seluruh Tanah Air.
Susunan organisasi ISSI terbentuk piramida mulai dari Pengurus Besar,
pengurus Daerah, Pengurus Cabang dan PBS/Klub. Tingkat Pusat disebut
Pengurus Besar merupakan pimpinan eksekutif ISSI yang dibentuk dan disusun
oleh Musyawarah Nasional (MUNAS), atau dari formatur yang dipilih dan
diangkat oleh MUNAS serta bertanggung jawab kepada MUNAS. Masa bakti
Pengurus Besar adalah 4 tahun, dihitung sejak MUNAS membentuk dan
menyusunya ditutup. Pengurus Daerah dibentuk dan disusun oleh daerah, atau
oleh formatur yang dipilih dan diangkat oleh MUSDA. Pengurus Daerah diberi
tugas dan tanggung jawab untuk mengurus rumah tangganya sendiri
diwilayahnya. Pengurus Cabang dibentuk dan disusun oleh Musyawarah
Cabang, atau formatur yang dipilih dan diangkat oleh MUSCAB. Pengurus
perkumpulan (Persatuan Balap Sepeda) dibentuk dan disusun oleh Musyawarah
dari beberapa orang pemerhati, pencipta, pembina dan pelatih olahraga sepeda,
atau oleh formatur yang dipilih dan diangkat oleh Musyawarah Perkumpulan.
Susunan Pengurus Besar, terdiri dari :
1) Dewan Pembina
2) Ketua Kehormatan
3) Pengurus Harian
a. Ketua Umum
b. Ketua Bidang sesuai kebutuhan
c. Sekertaris Jendral
d. Bendahara
e. Komisi-komisi sesuai kebutuhan
d. Kompetisi Balap Sepeda
Federasi nasional di setiap negara mengorganisir kompetisi sepeda,
sesuai peraturan internasional. Balap sepeda dapat diikuti oleh berbagai jenjang
28
usia, termasuk anak-anak dengan jenis sepeda yng khusus. Sampai dengan
oraang lanjut usia dalam kelas veteran. Bahkan kini sudah pula dikenal apa yang
disebut dengan “reli sepeda hias”. Tetapi balap yangsebenarnya diikuti oleh usia
antara 15 sampai 50 tahun. Secara uas dipakai kategori umur dalam permainan
amatir, untuk senior (di tas 20 tahun), yunior (18-20 tahun), yunior lebih muda
(16-17 tahun), remaja (14-15 tahun), benyamin (12-13 tahun).
Menurut R.M Ismunandar (1996) Kompetisi biasanya digolongkan sebagai
balap “road”, balap “track”, dan ada juga cyclecross.
Balap “road”, berlangsung dari kota ke kota, untuk :
1. Jarak jauh : 120-180 km.
2. Jarak dekat : 50-60 km.
3. Kriteria : ± 45 km
4. Tour dengan stage atau etape, meliputi daerah, pulau, dan sebaagainya
Balap “track” , diselenggarakan pada permukaan oval dan simetris dengan dua
bagian khusus. Balap track meliputi :
1. Sprint : 200 m.
2. Time Trial : 1000-4000 m.
3. Time Persuit : 4000 m.
4. Laps Race : 50 putaran.
5. Koppel Race : 2-3 jam mengitari track.
6. Tandem Race : 10 putaran.
7. Steyeren : 50 putaran.
29
2. Struktur dan komponen Sepeda
Gambar 2.1 Struktur sepeda balap atau (road bike)
Gambar 2.2 Struktur sepeda gunung (muontaint bike)
30
Informasi diatas memang tidak lengkap dan ada beberapa nama lain yang tidak
disebutkan. Beberapa komponen sepeda MTB belum disebutkan. Seperti komponen rem
Disc Break, Cassette sama artinya seperti Sproket.
Berikut keterangan istilah dalam struktur sepeda
Nama asing Persamaan
Handlebar Stang sepeda
Grip Pegangan pada stang sepeda, berbentuk seperti karet atau
bahan lain dipasang di ujung sisi stang
Headset dan Stem Headset :Tiang penahan bagian stang sepeda dari garpu
sampai ke frame dan kemudi sepeda. Dibuat dalam 1 set.
Stem : penghubung tiang garpu depan ke stang sepeda,
dijepit dengan headset. Stem berfungsi untuk menahan
garpu depan sepeda modern agar tetap terikat ke rangka
frame sepeda.
V-brake Rem konvensional dengan karet, menjepit bagian velg
(RIM) untuk pengereman.
Disk Brake Mechanic Rem dengan rotor, mengunakan sistem kabel. Velg ban
tidak dijepit oleh rem, tapi di jepit di piring rotor Disk
brake
Disk Brake Hydrolic Sama seperti Disk Brake Mechanic. Kabel rem
digantikan dengan minyak oli dengan sistem tekanan
Hidrolik. Rem dengan tekanan oli, lebih nyaman
dibandingkan rem Mekanik.
Masuk kategori rem sepeda premium. Memiliki
kelebihan lebih ringan ketika melakukan pengereman
pada jari tangan. Tapi butuh perawatan
Kebutuhan minyak rem yang berbeda antara mineral oil
dan DOT.
Minyak DOT atau Minerail
Oil
Rem Hidrolik memerlukan cairain seperti minyak rem.
Beberapa produsen mengunakan minyak Mineral Oil.
Lebih ramah, tidak merusak cat frame. Tapi memiliki
kelemahan terhadap panas. Ketika caliper atau bagian
penjepit terlalu panas, membuat cairan minyak rem
memuai. Kondisi ekstrem dapat membayakan
pengendara karena rem terasa tidak terlalu mengigit.
Minyak DOT. Adalah minyak sintetis. Digunakan
sebagai minyak yang lebih tahan panas. Ada beberapa
tingkat minyak DOT tergantung saran dari produsen.
Sifat minyak sintentis ini dapat merusak cat bila terjadi
kebocoran.
31
Rim Velg roda, dibagi antara velg biasa dan tubeless. Rim
adalah ring bagian roda yang menahan ban.
Hub Hub, gear, bagian tengah roda yang menyambung ke
badan sepeda dan garpu depan. Dibagi QR dan TA, QR
atau Quick Release sebagai standar lama. TA atau
ThruAxle adalah hub model baru yang lebih kuat dan
lebih aman.
Spoke Jari jari sepeda
Nipples Baut untuk jari jari dipasang dan di ikat ke velg roda
Rigid Fork Garpu depan tanpa pegas
Suspension Fork Garpu depan dengan pegas, memiliki sistem dari
kombinasi Angin, Oli dan Per. Dibagi dengan Front
suspension (garpu depan pegas) dan Rear Suspension
Shock (pegas suspensi bagian belakang)
Ukuran panjang Fork atau garpu sepeda dibagi dalam
beberapa kategori dan panjang. Dari 100mm, 120mm,
140mm, 160mm.
Diatas 160mm mengunakan Double Crown untuk sepeda
Downhill. Tiang fork terus naik sampai atas frame dan di
jepit dengan 2 sisi.pada rangka sepeda.
Rear Shock Rear Shock adalah suspensi dibagian belakang sepeda.
Bentuknya dapat berupa per, atau pegas angin. Teknolgoi
Rear Shock sudah dikembangkan dengan dual chamber
atau dua tabung untuk ke stabilan suspensi sepeda
gunung
Crank Gigi depan terhubung ke pedal sepeda. Dibagi antara
single ring, double ring dan triple ring.
Bottom Bracket Silinder untuk penahan gigi depan (crank). Jenis bearing
pada sepeda baru. Sepeda lama hanya mengunakan ball
bearing yang menyatu dengan crank.
Ukuran BB atau Bottom Bracket memiliki beberapa
standar
Chain Rantai sepeda Tergantung ukuran dari 6, 7 speed, 8,
speed, dan 9 speed. Terakhir dikembangkan 10 speed
seperti shimano Dynasis. Mulai 9 speed ke 10 speed
tidak kompatibel. Rantai dan komponen sudah berbeda.
Rantai 10 speed memiliki sisi rantai lebih tipis
Satu lagi terbaru dari SRAM dengan 11 speed,
mengunakan 1 crank gigi depan dan 1 cassette gear
dibelakang ukuran besar yang disebut doom.
Groupset 11 speed SRAM juga berbeda dengan 10 speed.
32
Khususnya bagian HUB roda belakang harus khusus
dirancang 11 speed karena lebih lebar
Seat post Batang atau tiang penahan sadel / tempat duduk sepeda.
Seatpost biasa hanya diturun naiknya manual.
Adjustable Seat Post Seatpost mengunakan pegas, bisa
diturun naikan dengan sebuah tuas atau di remote ke
stang. Tujuannya untuk memudahkan penguna untuk
menurun naikan seatpost lebih cepat. Tetapi relatif lebih
berat dibanding seatpost statik
Saddle Sadel atau tempat duduk sepeda
Cassette / sprocket Gigi belakang sepeda, Dibuat berbeda beda antara 7-8
speed. 9 speed, 10 speed dan terakhir 11 speed. Jumlah
speed adalah jumlah ring gigi yang ada.
FD / RD / Rear Mechanic Alat pemindah gigi bagian belakang atau depan. Di tahun
2014 mulai dikembangkan sistem shifter elektronik
Hanger Penghubung RD dan bagian frame sepeda. Berguna
untuk mengantung RD dibagian gigi belakang. Hanger
umumnya dibuat mudah patah, karena di disain untuk
rusak bila terkena benda keras seperti batu.
Beberapa disain sepeda tidak mengunakan pengaman
Hanger.
Clampset Penahan seatpost, penjepit tiang bangku sepeda untuk
menurun dan menaikan bangku. Ada yang dibuat
permanen dengan baut, umumnya dibuat seperti tuas agar
mudah dibuka.
Wheelset Roda sepeda termasuk bagian hub, velg dan jari jari.
Biasanya dirancang menjadi satu unit dan dibuat oleh
pabrikan. Wheelset memiliki keuntungan dengan disain
lebih ringan, kelemahan bila rusak di hub atau penyok
akan sulit diperbaiki. Karena harus menganti semua roda
dalam satu unit.
Tube / Tire Ban luar
Inner Tube Ban dalam
Tubeless Ban sepeda tanpa ban dalam seperti roda tubeless
kendaraan, hanya ban luar saja. Memerlukan Velg khusus
untuk ban Tubeless dan pentil tubeless. Velg atau RIM
ban tubeless, tidak memiliki lubang celah jari jari
dibagian dalam, umumnya dibuat dari pabrikan langsung
secara lengkap dalam bentuk roda.
Quick Release Kunci bagian roda, agar mudah di lepas pasang. Biasanya
di singkat QR
33
Rotor Besi cakram sepeda jenis disc brake. Dibagi dari ukuran
6, 7 dan 8 inch. Semakin besar ukuran Rotor akan
semakin kuat rem mencengkram. Tetapi rotor besar
umumnya berdampak panas berlebihan bila melakukan
pengereman terlalu lama.
Presta atau Schrader Jenis pentil ban sepeda, Presta ukuran kecil dan Schrader
untuk ukuran besar seperti pentil motor
Brake Pad Kanvas Rem untuk rem jenis Disc Brake penjepit
cakram
Thru-axle Seperti Quick Release, tetapi berbentuk slot yang
dimasukan di bagian garpu depan sepeda tipe True-Axle.
Biasanya lebih handal dan lebih menjamin agar roda
depan tidak mudah lepas.
Rim tape Pelindung ban dalam biasanya untuk ban dengan jari jari
konvensional. Seperti pita yang dililitkan pada velg/rim
sepeda. Melindungi bagian ban dalam agar tidak tersobek
oleh lubang jari jari.
Rim Tape tidak dibutuhkan bila mengunakan velg atau
RIM tipe tubeless.
Frame Frame adalah rangka sepeda.
Bagian depan. Dibagi dari Top Tube atau bagian
atas. Down Tube bagian bawah
Bagian belakang. Bagian bawah frame sepeda
disebut Chainstay dan bagian atas di sebut
Seatstay
3. Pengertian dan Fungsi Manajemen
Kata manajemen berasal dri bahasa Perancis kuno management yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterrima secara universal. MaryParker Follet
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain, atau dapat diartikan bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen sebagai suatu seni memiliki ciri-ciri bahwa kesuksesn dalam
mencapai tujuan sangat dipengaruhi dan didukung oleh sifat-sifat dan bakat para
manajer dalam proses pencapaian tujuan yang seringkali melibatkan unsur
34
naluri, perasaan dan intelektual dalam pelaksanaan faktor yang cukup
menentukan keberhasilanya adalah kekuatan pribadi kreatif yang dimiliki.
Ditinjau dari manajemen sebagai proses kegiatan yaitu management is
adistinct process consitingof planing, organizing, actuating, controlling,
utilizing, in each both science and art and follow in order to a complish
predetermined objectives. Dapat diartikan bahwa manajemen adalah proses yang
khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasisan, pelaksanaan dan
pengendalian dimana dalam masing-masing bidang tersebut digunakan ilmu
pengetahuan dan keahlian yang di ikuti secara berurutan dalam usaha mencapai
sasaran dan tujuan yang telah di tetapkan. Definisi Ricky W Griffin tentang
manajemen adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapi tujuan secara
efektif dan efisien.
Kutipan mengenai pendapat para ahli tentang manajemen yang dirangkap
oleh T. Hari Handoko (2008 : 8-11), yaitu :
1. Mary Parker Follet : manajemen adalah seni dalam
menyelesaiakan pekerjaan melalui orang lain.
2. Stoner : manajemen addalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
3. Luther Gulich : manajemen adalah suatu bidang ilmu
pengetahuan yang berusaha secara sistematik untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem kerja sama lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Dari berbagai pengertian di atas maka manajemen dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah kemapuan untuk bertindak melalui kegiatan orang lain
dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dari berbagai batasan manajemen tersebut
35
diata dari satu dan lainya tidak sama, tetapi mempunyai unsur-unsur yang sama,
yaitu :
1. Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan itu telah ditetapkan oleh orang lain.
3. Diperlukan bimbingan dan pengawalan.
Seorang ahli dari Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20,
kala itu ia menyebutkan ada lima fungsi dari manajemen, kelima fungsi tersebut
adalah :
1) Perencanaan (planing)
Perencanaan diakukan untuk menentukan tujuan organisasi
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi bebagai rencana alternatif sbelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
organisasi.
2) Pengorganisasian (organizing)
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu keguatan besar menjadi
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan , bagaimana
tugas-tugas tersbut dikelompokan, siapa yang bertugas
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
3) Pengarahan (directing)
Pengarahan merupakan aktivitas dalam manajemen yang
berhubungan dengan pemberian bimbingan, saran-saran,
motivasi, penugasan, perintah-perintah atau instruksi kepada
36
bawahan untuk melaksanakan pekerjaan dalam mencapai tujuan
yang telah di tentukan.
4) Penyusunan Personalia (staffing)
Penyusunan personalia merupakan aktivitas kepegawaian yang di
tunjukan untuk memperoleh tenaga kerja yang cukup dan dalam
jumlah yang tepat. Fungsi staffing berkenaan denganpenarikan,
pelatihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian
orientasi pada karyawan pada lingkungan kerjanya.
5) Pengawasan (controling)
Agar organisasi bergerak ke arah tujuan yang diharapkan maka di
perlukan pengendalian secara periodik dan terus menerus oleh
seorang pemimpin. Pengendalian merupakan serangkaian
pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah di tentukan.
Manajemen erat hubunganya dengan organisasi. Demikian pula dengan
organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus
dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga.
4. Manajemen Olahraga
Manajemen olaharaga telah ada kira-kira sejak zaman yunani kuno, yaitu
kurang lebih pada duabelas abad sebelum masehi. Dengan diadakannya berbagai
macam pesta olahraga yang ditonton oleh rakyat. Manajemen olahraga pada
zaman modern perkembangannya tidak secepat perkembangan manajemen di
bidang industry atau ekonomi. Seiring dengan berkembangnya olahraga menjadi
disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga telah menjadi disipllin
ilmu yang juga dipelajari diperguruan tinggi, maka manajemen olahraga
merupakan bidang ilmu tersendiri dan menjadi cabang ilmu yang banyak
ditekuni oleh para pakar ataupun praktisi olahraga.
Harsuki (2003 : 117) menyebutkan bahwa “manajemen olahraga adalah
perpaduan antara ilmu manajemen dan ilmu olahraga”. Istilah manajemen
37
diartikan sebagai “suatu kemampuan untuk memperoleh suatu hasil, dalam
rangka pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan orang lain”.
Argasasmita (Harsuki, 2003 : 167) meneyebutkan bahwa “tugas-tugas
manajemen secara fundamental diorientasikan pada tugas dan pelaksanaan
planning, organizing, coordinating, dan controlling”. Harsuki (2003)
menyebutkan beberapa fungsi organik manajemen yang dikutip dari beberapa
ahli. Terry membagi fungsi manajemen menjadi planning, organizing,
actuating, controlling. Gullick membagi fungsi manajemen menjadi planning,
organizing, staffing, directing, coordinating, reporting and budgeting. Koontz
membagi fungsi manajemen menjadi planning, organizing, staffing, directing
dan evaluating.
Du Brin, Ireland dan Williams (Bucher dan Krotee, 1994 : 4)
menyampaikan bahwa : Define management as the coordinated and integrated
prosess utilizing an organization’s resources (e.g human, financial, physical,
information, technical) to achieve specific objectives through the functions of
planning organizing, staffing, leading and controlling.
Menurut pakar olahraga, manajemen olahraga di Indonesia pada
dasarnya dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu manajemen olahraga
pemerintah dan manajemen olahraga non-pemerintah (swasta). Manajemen
olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang saat ini dilaksanakan oleh
direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional denganseluruh
jajarannya baik di pusat maupun didaerah. Sedangkan manajemen olahraga
swasta adalah manajemen yang dilakukan dalam institusi olahraga non-
pemerintah seperti KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk organisasi
cabang olahraga serta perkumpulan-perkumpulan olahraga yang menjadi
anggota organisasi induk olahraga tersebut.
Menurut Harsuki (2003 : 119) manajemenn olahraga dibagi dalam tiga
bagiaan besar yaitu : (1) management event (peristiwa), (2) manajemen
lembaga/institusi permanen, (3) manajemen fasilitas olahraga.
Yang dimaksud dengan manajemen event adalah manajemen yang
dilaksanakan dalam berbagai macam event atau peristiwa pesta olahraga seperti
porseni, porda, pon, sea games, asian games, olimpiade dan event lainnya.
38
Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen lembaga permanen adalah
kegiatan manajemen yang dilaksanakan di lembaga permanen seperti kantor
olahraga pemerintah, koni, induk organisasi olahraga dan perkumpulan atau
klub-klub olahraga. Manajemen fasilitas adalah manajemen yang dilaksanakan
dalam mengelola fasilitas-fasilitas olahraga seperti kolam renang, fitness center,
stadion olahraga dan gedung-gedung olahraga.
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen olahraga adalah pendapat
E. Burke yang dikutip oleh Argasasmita yang mengatakan bahwa nilai suatu
organisasi tergantung dari orang-orang yang mengatur dan menyusunnya. Suatu
organisasi yang menganggap remeh Sumber Daya Manusianya, maka organisasi
tersebut, tidak akan mendapatkan hasil yang terbaik (Harsuki, 2003 : 166).
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari sebuah organisasi atau klub olahraga, maka peran sumber
daya manusia atau orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan klub sangat
penting. Unsur-unsur tersebut harus bersatu dalam sebuah sistem, bahu
membahu bekerja sama untuk mencapai tujuan klub.
5. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan bentuk kerja sama antara manusia yang terikat
antara satu ketentuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Prof. Dr. SP
Siagian M.P.A dan A.P Pandjaitan (1992:1). Mengemukakan organisasi adalah “
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah di tentukan.
Dalam ikatan nama terdapat seorang/atau beberapa orang yang disebut tasan.
Dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan“. Sedangkan menurut
Prof. Dr. Prajuri Atmosudirjo dalam A.P Pandjaitan (1992) organisasi adalah
“struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antar
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai satu tujuan tertentu”.
Organisasi merupakan suatu sistem yang saling berpengaruh antar orang
dalam kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi bukan
39
hanya bertalian dengan angka bangunan semata, akan tetapi dengan badan
seluruhnya serta fungsi yang berhubungan denganya. Pengorganisasian adalah
menciptakan hubungan antara aktivitas yang akan dikerjakan, personal yang
akan melakukanya dan faktor fisik yang dibutuhkan. Tujuan dari
pengorganisasian adalah membagi tugas atau pekerjaan yang akan dilaksanakan,
menentukan, menata dan menyeimbangkan otoritas dan tanggung jawab (J.S
Husdarta, 2009).
Pada prinsipnya organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan bersama. Banyak
para ahli mengemukakan batasan-batasan mengenai pengertian tentang
oerganisasi tersebut :
1) Organisasi menurut Prajudi Atmosudirjo yang dikutip dalam A.P
Pandjaitan (1992 : 1) bahwa “Organisasi adalah struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang
bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai satu
tujuan tertentu”.
2) Organisasi menurut S.P Siagian yang dikutip A.P Pandjaitan (1992 :
1) bahwa “Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan dua orang
atau lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka
pencapaian satu tujuan yang telah di tentukan”.
3) Organisasi menurut A.P Pandjaitan (1992 : 1) bahwa “organisasi
adalah suatu himpunan interaksi manusia yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, yang terikat dalam suatu ketentuan yang
telah di setujui bersama”.
Istilah organisasi memiliki dua arti namun, arti yang pertama mengacu
pada suatu lembag atau kelompok fungsional sebagai contoh adalah perusahaan,
rumah sakit, klub atau badan pemerintahan. Arti yang kedua mengacu pada
proses pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengaloksian pekerjaan
diantara anggota organisasi sehingga tujuan dapat dicapai secara efisien.
b. Jenis Organisasi
40
Berdasarkan tujuanya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa
macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktivitas dan tujuan yang
dilakukan. Sehingga dengan demikaian organisasi tersebut dapat diketahui status
organisasi. Bergerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik maka
akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut.
Menurut Soedarno (1991 : 9) jenis organisasi dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu :
1) Organisasi Formal
Yaitu jika tujuanya dinyatakan lebih formal secara tertulis
berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku, menetapkan pola
kegiatan dengan menekankan kepada koordinasi dan hirarkis
kewenangan. Termasuk golongan ini adalah perusahaan, sekolah,
organisasi politik massa.
2) Organisasi Sosial
Yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang tidak
dinyatakan secara formal tetapi secara implisit dengan pola kerja
yang longgar dan bahkan tidak ada kewenangan yang hirarkis.
Termasuk dalam golongan ini misalnya perkumpulan sahabat untuk
mengisi waktu senggang, reuni dan lain-lain.
3) Organisasi Informal
Yaitu organisasi yang dibentuk dalam bentuk formal, tetapi tidak
termasuk dalam struktur, ini timbul secara spontan dan didorong oleh
kebutuhan akan pergaulan, persahabatan, kegiatan hobi dan rekreasi
diantara karyawan.
Jenis organisasi formal mempunyai kedudukan lebih baik dan lebih kuat
dibandingkan dengan organisasi sosial dan informal. Apabila dijabarkan secara
luas organisasi formal memuat hal-hal mengenai tujuan yang jelas secara
tertulis, koordinasi dan hirarkis kewenangan, dimana hal tersebut kesemuanya
dibutuhkan bagi keberadaan sebuah organisasi.
41
c. Organisasi Olahraga
Jenis organisasi lainya yang sering kita jumpai didalam masyarakat salah
satunya adalah organisasi olahraga. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan
organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau
aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi
olahraga tersebut. organissasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang
yang bergerak di bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan, yaitu prestasi maksimal.
Menurut J.S. Husdarta (2009), kegiatan olahraga termasuk juga penjas
yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan, memerlukan
manajemen yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang dalam corak
yang semakin beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula dengan
kebutuhan manusia dalam kaitanya dengan olahraga. Ada motif yang bertujuan
hanya untuk memenuhi dorongan berafiliasi atau memperoleh pergaulan yang
luas, dan ada pula motif untuk memperoleh kekuasaan, dan masih banyak motif
lainya. Keseluruhan kegiatan yang semakin kompleks itu, memerlukan
manajemen. Karena dalam kegiatan itu terdapat sejumlah faktor yang harus
dikelola.
Olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat khusus sebagai
organisasi olahraga. Sehingga dapat terwujud organisasi olahraga yang sehat,
baik dan berjalan dengan lancar. Di Indonesia ada lebih dari 30 cabang
organisasi olahraga dari beberapa macam cabang satu dengan yang lain berbeda-
beda sehingga diperlukan wadah untuk menampung aspirasi setiap organisasi,
dan sebagai induk organisasi olahraga adalah Komite Olahraga Nasional atau
sering disebut KONI pusat, ini membawahi dan mengkoordinir semuaa
organisasi-organisasi olahraga di indonesia. Kalau sudah ada induk organisasi
maka akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi olahraga baik di tingkat
daerah maupun pusat.
Olahraga balap sepeda merupakan salah satu olahraga yang berkembang
di Indonesia. Olahraga sepeda dijalankan dan dikelola oleh satu organisasi
42
tersendiri yaitu PB ISSI (Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesa). Di
dalam struktur kepengurusan PB ISSI membawahi dan mengawasi ISSI tingkat
provinsi serta daerah, dan struktur selanjutnya ISSI cabang kota membawahi dan
mengelola klub-klub atau perkumpulan balap sepeda yang ada di wilayahnya.
Keberadaan PB ISSI di dalam keorganisasian olahraga di Indonesia posisinya
berada di bawah naungan dan pengawasan KONI Pusat bersama PB olahraga
lainya.
d. Struktur dan Bagan Organisasi
Dalam senuah organisasi harus dibentuk struktur organisasi setelah
terbentuk lalu dimasukan kedalam bagan organisasi untuk mengetahui tugas dan
tanggung jawab setiap orang dan juga memperjelas jabatan setiap kegiatan. Ada
beberapa ahli yang mengemukakan tentang hal di atas:
1.) Delton E.Mc Ferland : struktur organisasi adalah pola jaringan
berhubungan antar bermacam-macam jabatan dan para pemegang
jabatan.
2.) Richard A. Johnson, Fermout E. Kast dan J.E Rousseuzweig :
struktur organisasi adalah hubungan antar macam-macam fungsi atau
aktifitas di dalam organisasi.
3.) John Pfiffiner dan Owen Lane : struktur organisasi adalah hubungan
antara pegaeai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap
keseluruhan, dimana bagian-bagianya adalah tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok
pegawai yang melaksanakanya.
Tiga bahasan tentang organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
struktur organisasi adalah kerangka atar hubungan satu-satuan organisasi yang
dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing
mempunyai peran dalam satuan yang utuh.
Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa undur atau unit pejabat
yng menduduki satu bidang tertentu . unsur-unsur organisasi tersebut
mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatanya dan saling berhubungan satu
43
sama lainya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur
organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan
memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan
baik.
Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :
1.) Pengurus
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang memegang
kendali jalanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Maju dan mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para
pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh
seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak menjadi pengurus dalam
organisasi dapat di susun dengan format sebagai berikut :
a. Ketua Umum
b. Wakil Ketua Umum
c. Sekertaris
d. Bendahara
e. Seksi-seksi
f. Penasehat
2.) Anggota
Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah
anggota. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat
dipelukan, meskipun keberadaan anggota di dalam suatu organisasi tidak
begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus.
Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentati segala
aturan yang telah di tetapkan.
3.) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran dasar merupakan landasan poko k dan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan
dalam organisasi. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga keduanya
44
merupakan dasar dan petunjuk baginpelaksaan kegiatan yang di arahkan
kepada pencapaian tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
4.) Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana
kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegitan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar
rencana kerja dapat terlaksana dengan aik, maka diperlukan kerjasama yang
baik antara unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.
5.) Anggaran Belanja
Anggaran belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja
yang telah disusun dalam organisasi. Anggaran belanja yang telah dibuat
hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu. Anggaran yang harus
dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai anggaran belanja
yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang telah di rencanakan.
6. Rekrutmen
Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil biologis khusus dengan ciri
-ciri kemampuan biomotorik dan ciri -ciri psikologis yang baik. Bompa
mengemukakan dalam (Diknas;2003) beberapa kriteria utama
mengidentifikasi bakat yaitu; (1) Kesehatan, (2) Kualitas biomotorik, dan (3)
Keturunan, (4) Fasilitas olahraga dan iklim, dan (5) Ketersediaan ahli.
Teknik Pemanduan Baka t Olahraga, (Jakarta;Dirjen Olahraga Depdiknas
2003).
Harre, Ed. dalam (Diknas;2003) mengemukakan bahwa tujuan dari
tahap penyaringan dan pemilihan adalah untuk menemukan dari sejumlah besar
anak yang berkaitan dengan faktor -faktor prestasi utama. h. 10 Penentuan faktor-
faktor prestasi utama ini sangat penting bagi pengembangan lebih lanjut.
Faktor -faktor ini merupakan indikator tingkat prestasi tertentu dan tingkat
kecendrungan tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan faktor -
faktor prestasi yang dapat diketahui dengan pasti tanpa terlalu banyak bekerja
dan dapat diperoleh informasi yang diperlukan.
45
Anwar Pasau dalam (Diknas;2003) mengemukakan kriteria penilaian
untuk pemilihan atlet berbakat, yaitu:
1) Aspek biologis
Potensi/kemampuan dasar tubuh (Fundamental Motor Skill) Fungsi organ-
organ tubuh Postur dan struktur tubuh
2) Aspek psikologis
a. Intelektual/kecerdasan/IQ
b. Motivasi
c. Kepribadian
d. Kerja
e. Persarafan
3) Umur
Umur secara kronologis (Chonologis age) Umur dari segi psikologis
(Psychologis age)
a. Keturunan
b. Aspek lingkungan (Environment). Diknas, h. 10
Beberapa pertimbangan penting untuk menjaring atlet berbakat yaitu:
a. Memiliki fisik yang sehat, tidak cacat tubuh, diharapkan postur tubuh
yang sesuai dengan cabang olahraga yang diminati.
b. Memiliki fungsi organ-organ tubuh, kekuatan, kecepatan, kelentukan,
daya tahan, koordinasi, kelincahan dan power yang sesuai kebutuhan
cabang olahraga.
c. Memiliki gerak dasar yang baik.
d. Memiliki intelegensi dan emosional yang baik
e. Memiliki intregritas yang tinggi
f. Memiliki karakteristik bawaan sejak lahir yang dapat mendukung
pencapaian prestasi yang prima. Antara lain watak kompetitif tinggi,
kemauan keras, pemberani dan semangat tinggi. Parameter Test
SMP/SMA Negeri Ragunan , (Jakarta: Deputi Prestasi dan IPTEK
Olahraga, Kemenegpora 2006). h. 6 .
46
Perekrutan adalah kegiatan yang diarahkan bagaimana mendapatkan
jumlah dan jenis. Yang dilihat dalam penelitian ini adalah diadopsi dari
prekrutmen pegawai. Pegawai yang tepat yang diperlukan oleh suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) dalam hal ini
untuk menentukan dan pengambilan calon atletnya dilakukan beberapa tes
parameter yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan
IPTEK Olahraga Kementerian Negara dan Pemuda Olahraga.
1) Kriteria bagi atlet yang akan di tes
a. Harus sehat fisik dan men tal berdasarkan pemeriksaan dokter.
b. Satu hari sebelum pelaksanaan tes, atlet yang bersangkutan cukup istirahat
dan cukup tidur.
c. Makan terakhir 2 jam sebelum tes mulai dilaksanakan.
d. Atlet diharuskan berpakaian dan bersepatu olahraga pada saat menjalani
tes.
e. Sebelum memulai aktivitas tes, atlet melakukan pemanasan selama kurang-
lebih 15 menit.
f. Atlet diharuskan untuk menjalankan tes dengan sungguh -sungguh
2) Kriteria bagi pelaksana tes
a. Mengetahui jenis-jenis alat ukur yang akan digunakan.
b. Memahami prosedur pelaksanaan pengukuran.
c. Dapat mengoperasikan dengan benar berbagai peralatan yang akan
digunakan dalam pengukuran.
3) Kriteria sarana dan prasarana pelaksanaan tes
a. Alat tes yang digunakan telah ditera atau memenuhi standar.
b. Tempat pelaksanaan tes harus aman dan nyaman bagi atlet.
c. Tersedia peralatan medic untuk kepentingan PPPK.
d. Tersedia formulir -formulir yang dibutuhkan untuk merekam hasil tes.
Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan (Jakarta: Kemegpora, 2005).
47
Jenis pengukuran yang disusun dalam Panduan Penetapan Parameter Tes
terdiri atas alat ukur yang digunakan untuk mengukur :
1) Tinggi dan berat badan
2) Ketebalan lemak;
3) Volume paru-paru;
4) Kapasitas paru maksimal;
5) Fleksibilitas togok;
6) Keseimbangan statis;
7) Daya tahan otot perut;
8) Daya tahan tubuh bagian atas;
9) Daya ledak otot tungkai;
10) Kekuatan peras otot tangan;
11) Kekuatan ekstensor otot punggung;
12) Kekuatan ekstensor otot tungkai;
13) Kekuatan menarik otot bahu;
14) Kekuatan mendorong otot bahu;
15) Kekuatan otot perut;
16) Kekuatan otot lengan;
17) Kecepatan lari;
18) Kelincahan;
19) Daya tahan anaerobik;
20) Kapasitas aerobik;
21) Kapasitas aerobik maksimal;
22) Kesegaran jasmani.
Perekrutan dapat disimpulkan bahwa perekrutan adalah sebagai
sebuah proses pencarian bakat untuk menemukan dari sejumlah besar dan
jenis anak yang berkaitan dengan faktor -faktor prestasi utama yang
diinginkan.
7. Program Latihan
a. Pengertian Latihan
48
Banyak orang merasa berlatih tetapi itu sebenarnya hanya perasaan
mereka saja. Pada umumnya yyang bersangkutan kurang memahami pengertian
tentang latihan yang sebenarnya. A. Hamidsyah Noer (1996 : 6) mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian latihan yaitu “Suatu proses yang sitematis dari
latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara kontinyu yang
semakin harisemakin bertambah beban latihanya guna mencapai tujuan”.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Soeharso (1992 : 2) yang
mengemukakan tentang pengertian latihan berdasarkan ciri-ciri pelatih yang
baik, maka latihan dapat diartikan sebagai “Proses yang sitematis dari berlatih
yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah beban
latihan serta intensitas latihanya”. Di dalam latihan terdapat proses yang
sistematis, dilakukan berulang-ulang dan ajeg dengan selalu meningkatkan
beban latihan untuk mencapai tujuan. Tujuan pokok dari latihan adalah
pencapaian prestasi yang maksimal.
Dari berbagai pengertian latihan diatas, diperoleh unsur-unsur latihan
antara lain :
1.) Sistematis, yaitu berencna, menurut jadwal, menurut pola dan sistem
tertentu, metodis, dari yang sederhana ke yang lebih rumit.
2.) Berulang-ulang, yaitu setiap teknik haruslah diulang sesering
mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar
dilakukan menjadi mudah, dan otomatis pelaksaanya menjadi hemat
energi.
3.) Kian hari bertambah beban, yaitu setiap kali, setiap periodi, segra
setelah tiba saatnya beban latihan ditambah. Jika beban tidak
bertambah prestasi pun sulit meningkat.
Menurut Soedjarwo (1993 : 23) tujuan pokok dari latihan adalah prestasi
maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai
dengan tujun maka urutan pelaksanaan atau aspek dalam latihan adalah sebagai
berikut :
49
1.) Pembentukan Kondisi Fisik (phisycal build up)
Unsur-unsur yang harus dibentuk dan dikembangkn meiputi
kekuatan, kecpatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan,
keseimbangan dan koordinasi.
2.) Pembentukan Teknik (technical build up)
Pembentukan teknik adalah latihan yang khusus yang di maksudkan
untuk membentik dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik
dan neomuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik-
teknik dasar ke teknik yang lebih tinggi yang akhirnya menuju
gerakan-gerakan yang otomatis.
3.) Pembentukan Taktik (tactical build up)
Pembentukan taktik meliputi pertahanan maupun penyerangan
termasuk didalamnya penyusunan strategi, sistem, pola dan tipe.
4.) Pembentukan Mental (mental build up)
Pembentukan menta untuk bertanding denga unsur psikologis sesuai
cabang olahraga yang di geluti.
5.) Pembentukan Kematangan Juara
Dengan bekal fisik, teknik, taktik yang didukung dengan mental
bertanding merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan
proses mental bertanding tersebut. latihan dengan jalan mengadakan
berbagai pertandingan dengan berbagai versi.
b. Pengertian Program Latihan
Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan
dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menngacu pada
beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program
latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan pemainya akan
meningkatkan kualitas pemain secara maksimal. Untuk menghasilkan latihan
yang baik, peranan seorang pelatih mempunyai arti yang penting dalam
menentukan program latihan. Dalam menentukan program latihan harus
mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pokok dari program latihan
50
adalah untuk meningkatkan kemampuan pemain dan mencapai prestasi yang
maksimal.
Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan hingga
mencapai tingkat prestasi tinggi atau maksimal, diperlukan waktu yang cukup
lama serta penyusunan program latihan yang seksama, teratur, sistematis,
bertahapkan serta terus-menerus sepanjang tahuntanpa selingan berhenti
sedikitpun. Latihan yang dilakukan isidentil, atau hanya selama enam bulan saja,
bahkan kurang setiap tahunya tidak akan ada artinya sama sekali. Bahkan
mungkin dapat merusak perkembangan atlet di kemudian harinya.
Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Hadisasmita dan
Syarifudin (1996 : 141), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu
diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Kemampuan atlet, baik fisik maupun mental.
b. Waktu pelaksanaan program latihan untuk mengembangan tenaga
atau kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibility dan lain-lain untuk
dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
c. Cabang olahraga yang akan disiapkan.
d. Standar tingkat nasional atau internasional.
e. Keadaan tempat : tradisi, iklim dan lain-lain.
f. Faktor latihan : prestasi, volume, itensitas.
g. Jadwal perlombaan dan uji coba.
h. Periodisasi latihan.
Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi latihan.
Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasaranya. Sehingga dalam
periode latihan yang satu dengan periode yang lain dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Dengan memperhatikan periode latihan dan musim latihan, maka dalam
menentukan tahap-tahap lebih cermat, tepat dan menyasar, sehingga kemampuan
pemain akan meningkat lebih baik dan prestasi maksimal dapat dicapai.
51
Dalam penyusunan program latihan harus direncanakan dan
diperhitungkan dengan matang, sehingga pada waktu yag telah ditetapkan
prestasi yang diharapkan dapat diraihnya. Untuk membina atlet agar dapat
meeningkatkan prestasi yang setinggi-tingginya, diperlukan waktu yang lama.
Oleh karena itu, latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang
terdiri dari program jangka panjang dan jangka tahunan ( Yusuf Hadisasmita dan
Aip Syarifudin, 1996).
Menurut Soedjarwo (1993 : 81) penyusunan program latihan dapat
dibagi menjadi :
1. Program Jangka Panjang.
Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk
sasaran dua tahun keatas, misal untuk PON atau Olimpiade.
2. Program Jangka Menengah.
Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun
untuk jangka waktu satu tahun.
3. Program Jangka Pendek.
Program jangka pendek merupakan penyusunan program latihan
kurang dari satu tahun.
c. Periodisasi Latihan
Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin. Latihan
yang sudah terprogram akan memerlukan waktu yang panjang, maka dibuatlah
jadwal latihan. Jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberpa tahapan dan
tahapan pembagian dalam program latihan ini disebut periodisasi latihan.
Yusuf Hadisasmita dan Aip Syaifudin (1996 : 128) menyatakan bahwa
“Periodisasi latihan adalah suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan
tahunan ke dalam tahapan yang lebih kecil”.
52
Pembagian wktu harus latihan tepat sasaranya, sehingga antar periode
latihan yang satu dengan periode latihan yang lain dapat berjalan sesuai rencana.
Menurut Sudjarwo (1993 : 82) bahwa periodisasi latihan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Latihan dibagi menjadi tiga periode yaitu
a. Periode Persiapan (preparation period)
b. Periode Pertandingan (competition period)
c. Periode peralihan (trasation period)
2. Dilihat dari musim latihan dibagi menjadi :
1) Preliminary season
2) Early season
3) Mid season
4) Late season
5) Post season
Dengan memperhatikan periodisasi latihan dan musim latihan, maka
dalam menentukan tahap-tahap latihan harus lebih cermat, tepat dan tertuju,
sehingga kemampuan atlet akan meningkat lebih baik dan prestasi maksimal
dapat dicapai.
d. Prinsip-Prinsip Latihan
Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-
uklnag dengan meningkatkan pemberian beban latihan. Itulah sebabnya
pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai dengan
tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
prestasi seorang atlet. Tanpa hal ini seorang atlet atau peatih tidak mungkin
dapat berhasil dalam latihanya.
Latihan yang baik harus menganut beberapa prinsip latihan, sehingga
dalam memberi atau meningkatkan beban latuhan yang tidak menganut prinsip
latihan yang tepat maka dapat merusak kondisi atletnya. Hal yang demilian
53
harus dihindari serta dalam memberi beban harus di sesuaikan dengan
kemampuan masing-masing atlet.
Sudjarwo (1995) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya
menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1. Prinsip Individu
Pemberian latihan harus selalu mengingat kemapuan dan kondisi
individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus
mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau
lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran
jasmaninya, psikologis atau mentalnya.
2. Prinsip Penambahan Beban (Overload Prnciple)
Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara
teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus
menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya
setelah tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan itupun tergantung
dari atletnya.
3. Prinsip Interval
Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan
istirahat tertentu. Prinsip interval ini dapat digunakan untuk suatu
rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
4. Prinsip Penekanan Beban (Stress)
Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan
tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai
menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh. Beban berat ini
diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan
mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.
5. Prinsip Makanan Baik (Nutrition)
Kalori yang masuk harus sesuai dengan kalori yang dikeluarkan
untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25%-35% lemak, 15%
putih telur, 50-60 hidrat arang dan vitamin serta mineral lainya.
6. Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
54
Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakan
sepanjang tahun tanpa berseling.
Sedangkan menurut Bompa yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip
Syarifudin (1993 : 140) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip Beban lebih (overload)
Prinsip beban berlebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada
pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilkukan
oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat
atau berlatih dengan beban diatas ambang rangsang, namun beban
tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.
2. Prinsip Perkembangan Multilateral
Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-etlet muda, pada
permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan
agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh
untuk menunjang ketrampilan spesialisasinya kelak.
3. Prinsip Itensitas Latihan
Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin
apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif,
dimana pelatih secara progresif menmbahkan beban kerja, jumlah
pengulangan gerakan (repetition) sertakadar itensitas dari repetisi
tersebut.
Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk
menentukan kadar itensitas latihanya, salah satunya teori Katch dan
Mc Ardlev(1993) sebagai berikut :
a. Menghitung Denyut Nadi Maksimal (DNM) dengan rumus
{DNM = 220 – umur}.
b. Menetukan takaran itensitas latihanya, yaitu 80% - 90% dari
DNM.
c. Lamanya berkatih dalam ambang rangsang atau training zone,
untuk atlet sebaiknya 45-120 menit.
55
4. Prinsip Kulaitas Latihan
Latihan dikatakan berkualiatas apabila latihan dan dril-dril yang
diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan atlet, koreksi-koreksi yang tepat dan konstruktif sering
diberikan, pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai ke detail
gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan, prinsip-prinsip
overload diterapkan, baik dalam aspek fisik maupun mental.
5. Prinsip Berfikir Positif
Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam berlatih. Pelatih
harus tau bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakan kepada
dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya,
melatih atlet untuk selalu berfikir positif dan optimis, mengubah
sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif.
6. Variasi Dalam Latihan
Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran,
tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus
menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika
sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih
biasanya menurun bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu
dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan
berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan
variasi-variasi dalam latihan.
7. Prinsip Individualisasi
Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap
individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu
beban latihan yang diberikan oleh pelatih. Latihan merupakan suatu
beban latihan diberikan pelatih . latihan merupkan suatu persoalan
pribadi bagi setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua
atlet. Latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap
individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik.
8. Penetapan Sasaran (goal setting)
56
Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-
sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada
tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu
menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting.
9. Prinsip Perbaikan Kesalahan
Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu
memperbaiki kesalahan tersebut pelatih harus menekankan pada
penyebab terjadinya kesalahan.
8. Srana dan Prasarana
a. Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana yang mendukung sangat diperlukan
untuk memperlancar dalam melakukan kegiatan. Karena setiap cabang
olahraga memang memerlukan dan harus mempunyai sarana dan prasarana
sendiri. Demikian dalam olahraga Balap Sepeda sarana dan prasarana sangat
dibutuhkan. Dalam berolahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan
fisik yang baik saja, tetapi juga perlu didukung sarana dan prasarana yang
memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama
untuk mencapai prestasi maksimal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) prasarana, sarana
dan alat adalah sebagai berikut :
1. Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang
terselenggarakanya suatu proses atau usaha.
2. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
3. Alat-alat olahraga atau suplies biasanya dipakai dalam waktu
relatif pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring
tenis, pemukul bola dan lain-lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau
prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat,
57
baik yang berada di luar maupun di dalam ruangan yang digunakan untuk
aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan
atau bertanding dimana dalam latihan atau pertandinganbenda atau alat
tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah
suatu benda yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-
pindahkan dan digunakan dalam waktu relatif singkat.
b. Sarana dan Prasarana Balap Sepeda
Sedangkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam balap sepeda
adalah lintasan (jalan raya dan velodrome), mess atlet, kesekertariatan,
poliklinik, transportasi dan prasarana lain yang mendukung. Mengenai
sarana dan prasarana yang digunakan untuk perlombaan balap sepeda
menurut Edmund R. Burke, PhD (1992 :21) yaitu :
1) Ruas Jalan dan Velodrome
Dapat berupa jalan raya (lomba road race), lintasan
oval/velodrome (lomba track), dan lintasan tanah/ perbukitan
(lomba cross country/downhill).
2) Sepeda
Sepeda yang digunakan dalam balap sepeda (road and track)
dirancang untuk dapat memperoleh kecepatan dan bobot ringan,
sedangkan untuk balap cross country dibutuhkan sepeda yang
mempunyai kekuatan dan kenyamanan..
3) Jersey/Baju
Dalam balapsepeda memerlukan pakaian yang khusus dirancang
untuk dapat meningkatkan prestasi. Penggunaaan pakaian yang
ketat, halus dan licin tanpa kerutan dapat mengurangi tarikan
aerodinamis secara efisien.
4) Helm dan Kacamata
Seperti hal nya pakaian, helem dapat menurunkan tarikan
aerodinamis pengendara sambil menyediakan perlindungan dan
58
pendinginan yang memadai pada kepala. Sedangkan kacamata
digunakan untuk melindungi mata baik dari panas dan pantulan
sinar matahari serta debu/benda kecil yang bisa masuk ke dalam
mata.
5) Sepatu dan Pedal
Sepatu harus memiliki permukaan yang sehalus mungkin. Pedal
harus memiliki bagian depan yang kecil dan garis depan yang
halus agar praktis digunakan.
6) Mess Atlet
Mess atlet merupakan rumah/kamar yang disediakan untuk para
pelatih, atlet untuk beristirahat atau melakukan kegiatan diluar
jadwal latihan atau pertandingan, dengan adanya mess para
pelatih dan atlet dapat beristirahat dengan tenang dan mess juga
memudahkan untuk memudahkan koordinasi satu sama lain.
7) Kesekertariatan
Kesekeretariatan merupakan tempat yang sangat penting bagi
organisasi karena tempat itu digunakan untuk melakukan rapat-
rapat, menyimpan dokumen atau membahas rencana kegiatan,
latihan dan sebagainya.
9. Sumber Dana
Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan
pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peran olahraga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, harus di tempatkan
pada kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional berdasarkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Permasalahan olahraga nasional semakin komplek dan berkaitan erat dengan
ekonomi dan tuntutan perubahan global, sehingga sudah satnya Indonesia
memperhatikan semua aspek yang terkait antara lain kemampuan anggaran
untuk mendukung penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai
prestasi yang mampu bersaing pada masa kini dan masa yang akan datang.
Atas dasar inilah perlu diatur dalam peraturan pemerintah tentang pendanaan
59
keolahragaan sebagai landasan yuridis bagi penyelenggaraan keolahragaan
di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di dalam peraturan pemerintah ini diatur prinsip-prinsip pendanaan
seperti prinsip kecukupan serta prinsip berkelanjutan sumber daya dan
alokasi pendanaan, lingkup kegiatan pendanaan, serta penanggung jawaban
pendanaan penyelenggaraan keolahragaan. Keterbatasan sumber pendanaan
atau anggaran merupakan permasalahan khusus dalam penyelenggaraan
keolahragaan. Hal ini makin di rasakan dengan perkembangan olahraga
moderen yang menuntut pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan
keolahragaan yang perlu didukung oleh anggaran yang memadai. Untuk itu
perlu pengaturan tentang pengelolaan dan pertanggung jaaban pendanan
keolahragaan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selain itu sumber daya dan dana
dari masyarakat dan dunia usaha perlu dioptimalkan, antara lain melalui
peran serta masyarakat dalam pendanaan dana, pengadaan atau pemeliharaan
sarana dan prasarana, dan industri olahraga, guna mendukung pendanaan
keolahragaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2007
tentang pendanaan keolahragaan memutuskan/menetapkan bahwa dalam
peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan :
a.) Pendanaan keolahragaan adalah penyediaan sumber daya
keunagan yang diperlukan untuk ppenyelenggaraan
keolahragaan.
b.) Pemerintah adalah pemerintah pusat.
c.) Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
Menurut UU no.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional
mengatakan pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Pemerintah daerah wajib
mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah. Sumber
60
pendanaan keolahragaan ditentukan dengan prinsip kecukuppan dan
berkelanjutan, sesuai dengan prioritas rencana pembangunan keolahragaan.
Sumber Pendanaan dari Pemerintah berasal dari :
a.) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
b.) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Sumber pendanaan keolahragaan dari masyarakat dapat diperoleh dari:
a.) Kegiatan sponsorship keolahragaan.
b.) Penggalangan dana.
c.) Kopensasi alih status dan transfer olahragawan.
d.) Uang pembinaan dari olahragawan profesional.
e.) Kerjasama yang saling menguntungkan.
f.) Sumbangan lain yang tidak mengikat.
g.) Sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundangan.
Menurut UU no.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional
mengatakan, pendanaan keolahragaan dapat juga bersumber dari industri
olahraga yang meliputi antara lain :
a.) Tiket penyelenggaraan pertandingan/kompetisi.
b.) Penyewaan prasarana olahraga.
c.) Penjualan produk sarana olahraga.
d.) Sport labelling.
e.) Iklan.
f.) Promosi,eksibisi, dan festifal olahraga.
g.) Keagenan
h.) Layanan informasi dan konsultasi keolahragaan.
Dana yang diperoleh dari sumber pendanaan hanya dapat dialokasikan
untuk penyelenggaraan keolahragaan yang meliputi :
a.) Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.
b.) Pembinaan dan pengembangan olahraga.
61
c.) Pengelolaan olahraga.
d.) Pekan dan kejuaraan olahraga.
e.) Pembinaan dan pengembangan pelaku olahraga.
f.) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga.
g.) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
h.) Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan keolahragaan.
i.) Pengembangan kerjasama dan informasi olahraga.
j.) Pembinaan dan pengembangan industri olahraga.
k.) Standarisasi, akreditasi dan sertifikasi.
l.) Pencegahan dan pengawasan doping
m.) Pemberian penghargaan.
n.) Pelaksanaan pengawasan
o.) Pengembangan, pengawasan serta pengelolaan olahraga profesional.
Peraturan pemerintah ini mengamanatkan bahwa pemerintah dapat
membentuk Badan Usaha Milik Negara yang berkaitan dengan kegiatan
keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kemapuan politik dalam peraturan pemerintah mengenai hal tersebut
merupakan dorongan bagi usaha kemandirian dalam pendanaan
keolahragaan sehingga dapat mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bahkan,
penyelenggaraan keolahragaan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah dapat meningkatkan pendapatan negara atau pendapatan
asli daerah. Dengan demikiaan diharapkan upaya peningkatan prestasi
olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa pada tingkat
nasional dan internasional sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan
nasional yang berkelanjutan.
10. Pestasi
Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan
tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub atau atlet. Kenyataan
menunjukan bahwa prestasi yang dicapai oleh klub akan mengharumkan
nama klub itu sendiri serta para atlet yang ada di dalamnya dan juga pelatih
62
yang menanganinya. Untuk mencapai hal tersebut bukan suatu pekerjaan
mudah, karena memerlukan waktu yang lama, sumber dana yang besar serta
sarana dan prasarana yang memadai.
Puncak prestasi olahragawan diraih dalam waktu relatif lama, kurang
lebih 10 tahun, sehingga puncak prestasi olahraga tersebut hanya bisa diraih
oleh seorang atlet yang berlatih sejak dini. Untuk membentuk atlet
berprestasi di perlukan institusi keolahragaan yang di kelola secara efektif
dan efisien. PPLP sebagai institusi keolahragaan yang bertanggung jawab
membina olahragawan pelajar, harus bertindak efektif dan efisien pula.
(Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, 2006 : 29)
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal
dalam olahraga antara lain, atlet pelatih dan lain-lain. Faktor atlet menjadi
faktor utama dalam pencapaian prestasi maksimal karena atlet sebagai
pelaku utama dalam suatu pertandingan. Begitu pula dalam olahraga Balap
Sepeda secara menyeluruh. Tugas dan tanggung jawab seorang pelatih dalam
sebuah klub balap sepeda sangatlah dominan. Untuk dapat mencapai tujuan
maksimal seorang pelatih haruslah kompeten dengan membekali diri dengan
hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya.
63
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penulisan proposal tesis ini, penulis menggunakan penelitian
yang sudah ada sebagai bahan untuk mendapatkan gambaran penelitian ini.
Penelitian tersebut berjudul : (1) “Profil Pusat Pendidikan dan Latihan
Pelajar Balap Sepeda Jawa Tengah Tahun 2008” yang disusun oleh Agus
Dwwi Purnomo, Program sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tahun 2008. (2) “Analisis Manajemen Pusat Pendidikan dan Latihan
Pelajar (PPLP) pencak silat di Jawa Tengah” disusun oleh Mohammad Ali
Mashar dari Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Tahun 2012.
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.4 Bagan kerangka berfikir
Keterangan :
Balap Sepeda
ISSI PPLP Balap Sepeda Jawa
Tengah
Struktur Organisasi
Rekrutmen Pelatih dan
Atlet
Sarana dan prasarana
Sumber dana
Pelaksanaan latihan
64
Balap sepeda merupakan olahraga yang cukup dikenal masyarakat
dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Munculnya klub-klub sepeda
di berbagai daerah memberi sumbangan tersendiri bagi perkembangan
olahraga balapsepeda khususnya di Jawa Tengah dan Indonesia. Namun
perkembangan olahraga ini mengalami banyak kendala dan Indonesia belum
bisa menorehkan prestasi yang gemilang di kejuaraan tingkat dunia. Untuk
itu di dirikanlah suatu wadah yang diharapkan dapat menghasilkan atlet-etlet
berkualitas dan mampu mengharumkan nama Bangsa dan Negara di tingkat
dunia. Wadah tersebut bernama Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
(PPLP) dan salah satunya adlah PPLP Balap Sepeda Jawa Tengah.
Perkembangan suatu olahraga dibutuhkan pembinaan dan pelatihan
yang baik dan teratur. Dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan olahraga di
Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar perlu dukungan dari berbagai unsur.
Karena suatu Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar akan dapat berprestasi,
jika unsur-unsur pendukung tersebut dapat berjalan dengan baik. Unsur-
unsur pendukung tersebut diantaranya adalah organisasi, metode pembinaan,
metode latihan, sarana dan prasarana, sumber dana, dan pelatih yang
dimiliki.
Orientasi olahraga adalah suatu wadah yang bertujuan untuk
mencapai prstasi yang maksimal. Diperlukan kepengurusan yang baik,
kerjasama, serta rencana dan program kerja yang jelas di dalamnya.
Metode pembinaan dan metode latihan yang baik akan menghasilkan
prestasi yang baik pula. Di sini peran seorang pelatih sangat menentukan,
oleh karenanya pelatih harus benar-benar jeli di dalam mengamati
perkembangan para atletnya.
Kualitas atlet harus didukung prasarana dan sarana yang baik.
Prasarana dan sarana yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi guna menunjang kegiatan latiihan. Tanpa adanya prasarana dan
sarana yang baik maka akan terhambat segala kegiatan pembinaan dan
latihan yang dilakukan.
65
Kaitanya dengan penelitian ini akan mengetahui perkembangan
prestasi PPLP Balap Sepeda Jawa Tengah. Dalam hal ini PPLP Balap
Sepeda Jawa Tengahdapat diketahui melalui keadaan organisasi, metode
pembinaan, metode latihan, prasarana dan sarana serta atlet dan pelatih yang
dimiliki. Unsur-unsur tersebut tidak dapat terlepas dari suatu kegiatan
olahraga. Kegiatan olahraga dapat berjalan dengan baik jika unsur unsur
tersebut berfungsi dengan baik dan dapat saling menjalin kerjasama antara
satu dengan yang lainya. Jika keadaan unsur-unsur pendukung kegiatan
olahraga baik maka suatu Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar dapat
berkembang dengan baik, sehingga dapat menghasilkan suatu atlet yang
berkualitas dan mampu berprestasi lebih tinggi. Namun sebaliknya, jika
unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga dalam kondisi yang tidak baik
maka suatu Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar tidak dapat berkembang
dan tujuan organisasi tidak akan tercapai.
top related