bab ii sejarah sosial
Post on 05-Jul-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 1/22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penelitian dan publikasi dalam bidang sejarah ekonomi banyak meliputi sejarah
pertanian. Hal ini disebabkan karena sampai bagian pertama abad ke-19 pertanian menjadi
mata pencaharian yang paling besar. Sumbernya tersebar di seluruh negeri dan perkotaan;
dari segi teknis banyak dipersoalkan luas tanah serta bentuk bajak yang digunakan.
Penyelidikan juga mengkaji hubungan sektor pertanian dengan bidang-bidang ekonomi
lain, pengaruh faktor demografi dan ekonomis lainnya pada pertanian. aktor studi juga
diarahkan pada pengukuran perubahan metode pertanian, panen, penggunaan tanah, tenaga
kerja, modal, output dan input, dan sebagainya.
!idang-bidang lain yang mencakup sejarah pertanian antara lain sejarah keadaan
cuaca dan apakah akibatnya dan apakah akibatnya bagi pertanian; sejarah se"a tanah dan
penggaduhan sebagai indikator kesejahteraan petani; statistik input pertanian yang berupa
pupuk dan bibit; masalah produksi; pemasaran; in#estasi dalam pertanian yang bermodal
intensif. Sangat manarik pula ialah tema seperti perubahan milik tanah dan luas tanahgarapan atau timbulnya pembaruan yang berupa mi$ed farming. Sudah barang tentu
masalah buruh tani juga menjadi perhatian, yaitu yang meliputi kondisi kehidupan,
mobilitas, dan organisasi petani. Suatu fenomena sejarah pedesaan yang banyak dipelajari
ialah gerakan atau pemberontakan petani yang cukup besar frekuensinya dan menjadi
barometer perubahan yang terjadi di pedesaan beserta pergolakan yang sering
menyertainya.
%umbuhnya perhatian terhadap sejarah pedesaan terdorong oleh rasa tidak puas
dengan metode sejarah yang umum berlaku serta oleh kebutuhan untuk menanyakan soal-
soal baru. Sejarah kon#ensional pada umumnya terutama menggarap sejarah golongan
atasan; pembuat undang-undang dan yang memerintah, bukan yang diperintah; pemimpin-
pemimpin besar dan bukan yang dipimpin. Sejarah pedesaan merupakan bagian dari
sejarah sosial yang mencakup seluruh masyarakat sebagai kesatuan serta segala aspek
kehidupannya. Hasil penelitian dalam bidang sejarah pedesaan di berbagai negeri &ropa
!arat mengungkapkan gambaran serta pengertian baru tentang kondisi kehidupan pedesaan di masa lampau, antara lain tentang hubungan antara tuan tanah dan petani
1
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 2/22
penggarap, kedudukan bangsa"an di pedesaan 'rural aristocracy(, pungutan-pungutan,
soal-soal demografis seperti tingginya moralitas, naik turunnya harga-harga, dan
seterusnya. Sudah barang tentu perkembangan produksi pertanian mendapat cukup banyak
setoran, terutama kondisi-kondisi yang menentukan, seperti perang, keadaan iklim, curah
hujan, kegelisahan sosial, dan penutupan pasaran. )etode serta pendekatan baru dalam
sejarah seperti tersebut di atas dikembangkan secara pesat oleh kelompok sarjana yang
terkenal sebagai aliran *nnales di ba"ah pimpinan )arc !loch. +ritiknya terhadap
pendekatan elitis banyak menaruh perhatian terhadap golongan-golongan sosial, lagi pula
pendekatan semacam ini menimbulkan kerja sama interdisipliner dengan ahli-ahli
ekonomi, antropologi, sosiologi, demografi, dan sebagainya.
!. umusan )asalah1. Pengertian desa dan Sejarah Pedesaan
. iri-ciri /esa0. %ipologi /esa
. Sejarah Pedesaan dalam Studi Sejarah 2ndonesia. %ujuan Penulisan
%ujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Sosial serta untuk memenuhi hasrat pengetahuan kita mengenai Sejarah Pedesaan.
Selain itu kita dapat mengetahui dan memahami Sejarah Pedesaan juga memerankan
peran penting dalam perkembangan ilmu Sejarah saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 3/22
*. Pengertian /esa dan Sejarah Pedesaan
/esa di 2ndonesia pertama kali ditemukan oleh )r. Herman 3arner )untinghe,
seorang !elanda anggota aad #an 2ndie pada masa penjajahan kolonial 2nggris, yang
merupakan pembantu 4ubernur 5enderal 2nggris yang berkuasa pada tahun 1611 di
2ndonesia. /alam sebuah laporannya tertanggal 1 5uli 1617 kepada pemerintahnya
disebutkan tentang adanya desa-desa di daerah-daerah pesisir utara Pulau 5a"a. /an
dikemudian hari ditemukan juga desa-desa di kepulauan luar 5a"a yang kurang lebih sama
dengan desa yang ada di 5a"a 'Soetardjo, 196 80 (.
%erbentuknya suatu desa tidak terlepas dari insting manusia, yang secara naluriah
ingin hidup bersama keluarga suami: istri dan anak, serta sanak familinya, yang kemudian
la imnya memilih suatu tempat kediaman bersama. %empat kediaman tersebut dapat
berupa suatu "ilayah dengan berpindah-pindah terutama terjadi pada ka"asan tertentu
hutan atau areal lahan yang masih memungkinkan keluarga tersebut berpindah-pindah. Hal
ini masih dapat ditemukan pada beberapa suku asli di Sumatera seperti Suku +ubu, Suku
*nak /alam, beberapa "arga )elayu asli, juga di pulau-pulau lainnya di <usa %enggara,
+alimantan dan Papua. 'Sumardjo, =1=(. +adang-kadang alasan terbentuknya desa
tercantum dalam nama desa, dari nama desa dapat diketahui alasan terbentuknya suatu
masyarakat desa tertentu '+artohadikoesoemo, 19 >(.
/esa dalam arti umum adalah pemukiman manusia yang letaknya di luar kota dan
penduduknya berpangupaji"a agraris. /alam bahasa 2ndonesia sehari-hari disebut juga
kampung , lalu ada ungkapan ?pulang ke kampung@ atau ?kampung halaman@. +ata ?desa@
sendiri berasal dari bahasa 2ndia yakni ? swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal,
negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu
kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas 'Soetardjo, 196 81>, Auliati, ==08 (.
/esa dalam arti lain adalah bentuk kesatuan administratif yang disebut juga
kelurahan , lalu lurah adalah kepala desa. /engan demikian di dalam kota-kota pun dikenal
sebutan desa 'misalnya desa +alicacing di kota Salatiga(. *dapun desa yang tersebar di
luar kota dengan lingkungan fisisbiotisnya adalah gabungan dukuh ; dukuh ini sendiri dapat
me"ujudkan suatu unit geografis karena tersebar seperti pulau di tengah-tengah
persa"ahan atau hutan. /i 5a"a !arat yang disebut kampung adalah dukuh.
3
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 4/22
/esa atau udik, menurut definisi Buni#ersalB, adalah sebuah aglomerasi permukiman
di area perdesaan ' rural (. /i 2ndonesia , istilah desa adalah pembagian "ilayah
administratif di 2ndonesia di ba"ah kecamatan , yang dipimpin oleh +epala /esa . Sebuah
desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung
'!anten, 5a"a !arat( atau dusun 'Aogyakarta( atau banjar '!ali( atau jorong 'Sumatera
!arat(. +epala /esa dapat disebut dengan nama lain misalnya +epala +ampung atau
Petinggi di +alimantan %imur , +lCbun di )adura, Pambakal di +alimantan Selatan,
dan +u"u di irebon , Hukum %ua di Sula"esi Dtara.
*dapun kesatuan administratif desa atau sejak diberlakukannya otonomi daerah,
sebutan: istilah desa di luar 5a"a dapat beraneka 'dapat disebut dengan nama lain(8
di *ceh dengan istilah gampong , di %apanuli dengan istilah huta , di Sumatera!arat disebut dengan istilah nagari , di Sumatera Selatan dengan marga , di Sula"esi Dtara
dengan wanua ,di +utai dan Papua dengan kampong, dan di )aluku dengan dusun dati .
!egitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai
dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan
dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Pengertian desa menurut beberapa ahli
1. Bambang Utoyo
/esa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang
pertanian dan menghasilkan bahan makanan.
2. Poerwadarminta '197 (
/esa adalah sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampong 'di
luar kota( dusun atau udik 'dalam arti daerah pedalaman sebagai la"an dari kota(.
. !. Bintarto
!intarto dalam bukunya Pengantar geografi desa '1977( menuliskan bah"a memang
sulit untuk menyusun definisi dari desa yang tepat, tetapi sebagai geograf ia berdasarkan kenyataan bah"a faktor-faktor geografis jelas berpengaruh pada desa,
mendefinisikan desa demikian8 /esa adalah per"ujudan geografis yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomis politis dan kultural setempat dalam
hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.
". Soetard#o $arto%adikoe&oemo
4
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 5/22
*dapun desa dalam arti administratif dijelaskan8 /esa merupakan sebagai suatu
kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berhak:berkuasa
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri:mengadakan pemerintahan sendiri.
'. (illiam )gb*rn dan M+ Nimko,,
/esa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
-. S.D. Mi&ra
/esa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan
batas-batas tertentu yang luasnya antara >= E 1.=== are.7. Pa*l H Landi& '19 681 -10(,
)engemukakan definisi tentang desa dengan cara membuat tiga pemilahan
berdasarkan pada tujuan analisis. Dntuk tujuan analisis statistik, desa didefinisikan
sebagai suatu lingkungan yang penduduknya kurang dari >== orang. Dntuk tujuan
analisa sosial-psikologi, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba informal di antara sesama
"arganya. Sedangkan untuk tujuan analisa ekonomi, desa didefinisikan sebagai suatu
lingkungan yang penduduknya tergantung kepada pertanian. )aka dapat dismpulkan
bah"a desa adalah suatu "ilayah yang jumlah penduduknya kurang dari .>== ji"a
dengan ciri-ciri sebagai berikut 8
)empunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan ji"a
*da pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
ara berusaha 'ekonomi( adalah bersifat agraris yang paling umum yang
sangat dipengaruhi faktor-faktor alam sekitar seperti iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
. UU no. 22 ta%*n 1/// tentang Pemerinta%an Daera% 0a&al I/esa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut /esa,adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki ke"enangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem Pemerintahan <asional dan berada di /aerah +abupaten.
/. UU no. ' ta%*n 1/ / tentang Pemerinta%an De&a 0a&al I
/esa adalah suatu "ilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah langsung diba"ah amat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan <egara +esatuan epublik
2ndonesia.
5
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 7/22
Sementara itu +oentjaraningrat '1977( memberikan pengertian tentang desa melalui
pemilahan pengertian komunitas dalam dua jenis, yaitu komunitas besar 'seperti8 kota,
negara bagian, negara( dan komunitas kecil 'seperti8 band , desa, rukun tetangga dan
sebagainya(. /alam hal ini +oentjaraningrat mendefinisikan desa sebagai “komunitas
kecil yang menetap tetap di suatu tempat” '197781 (. +oentjaraningrat tidak memberikan
penegasan bah"a komunitas desa secara khusus tergantung pada sektor pertanian. /engan
kata lain artinya bah"a masyarakat desa sebagai sebuah komunitas kecil itu dapat saja
memiliki ciri-ciri akti#itas ekonomi yang beragam, tidak di sektor pertanian saja.
• Bebera0a $on&e0 $%*&*& Mend*k*ng Pema%aman Pengertian tentang De&a
*da sejumlah konsep khusus yang perlu dibahas lebih lanjut guna memahami
pengertian desa 8 rural, urban, suburban atau rurban, village , town dan city./i dalam +amus Fengkap 2nggris-2ndonesia E 2ndonesia-2nggris suntingan S.
3ojo"asito dan 3.5.S. Poer"odarminto '197 (, rural diartikan @seperti desa, seperti di
desa@ dan urban diartikan ?dari kota, seperti di kota@. Rural yang secara umum di
terjemahkan menjadi ?Perdesaan@ bukanlah desa ' village (.demikian pula urban atau yang
umum diterjemahkan menjadi perkotaan, juga bukan kota ' town, city (.
+onsep suburban atau rurban sering diberi arti atau diterjemahkan dengan
?pinggiran kota@. Aang lebih tepat, suburban adalah merupakan bentuk antara ' in
beetwewn (8 antara rural dan urban . /ilihat sebagai suatu lingkungan daerah, maka daerah
suburban merupakan daerah yang berada di antara atau di tengah-tengah daerah rural dan
urban . 5ika dilihat sebagai suatu komunitas, maka suburban merupakan kelompok
komunitas yang memiliki sifat tengah-tengah antara rural dan urban . Pinggiran kota
dalam arti batas terluar dari sebuah kotapraja disebut urban fringe atau country side.
!ertolak dari kenyataan umum maupun secara teoritis, untuk memahami pengertian
tentang desa tampaknya juga tidak dapat mengabaikan perspektif e#olusi. /alam hal ini
konsep-konsep de&a ' village (, kota ke4il ' town ( dan kota be&ar ' city( sering dilihat
sebagai suatu gejala yang berkaitan satu sama lain dalam bentuk suatu jaringan atau pola
tertentu dalam proses kontinuitas perubahan. !erikut ini !ergel '19>>81 1-10>(
memberikan gambaran yang cukup sistematis tentang hal dimaksud.
)enurut !ergel istilah desa ' village 5 dapat diterapkan untuk dua pengertian.
Pertama , desa diartikan sebagai setiap pemukiman para petani, terlepas dari ukuran besar-
kecilnya. !edua, terdapat juga desa-desa perdagangan. Aang dimaksud desa perdagangan
tidak berarti bah"a seluruh penduduk desa terlibat dalam kegiatan perdagangan,
7
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 9/22
/esa atau pedesaan dalam bidang penelitian dapat dimasukan dalam satuan tertentu.
/alam sejarah pedesaan, desa dapat dimasukan dalam satuan, dan dalam satuan itu
memiliki ciri khusus yang tidak terdapat pada satuan lain, yaitu 8
• &kosistem adalah hasil perpaduan antara akti#itas manusia, keadaan biologis dan
proses fisik. )enurut lifford 4eert dalam *gricultural 2n#olution membedakan dua
macam ekosistem yaitu ekosistem ladang dan ekosistem sa"ah.• 4eografis adalah satuan seperti perbukitan, daerah aliran sungai, pantai, teluk, selat
dan pedalaman desa yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.• &konomis secara langsung atau tidak merupakan bagian dari satuan geografis ataupun
sebaliknya. )isalnya desa-desa di !anten ternyata memiliki hubungan ekonomis
dengan desa-desa di !andar Fampung.• !udaya merupakan salah satu satuan dalam sejarah pedesaan yang dapat berupa
hukum adat. Hukum adat di 2ndonesia berjumlah 19 hukum adat yang masing-masing
memiiki sistem sosial-ekonomis dan budaya tersendiri.
/engan pengertian sejarah tentang apa saja dengan bidang garapan desa, masyarakat
petani, dan ekonomi pertanian, diba"ah ini akan ditunjukan beberapa permasalahan dalam
sejarah pedesaan8
1. !angunan isik Sejarah bangunan fisik belum mendapat perhatian dari sejara"an, padahal banyak
sumber-sumber dari !elanda yang menerangkan mengenai pdesaan. Sejarah pedesaan
disini tentang monografi sebuah desa tertentu.. Satuan Sosial
Satuan sosial di lingkungan desa dan masyarakat petani sangat kaya dengan
permasalahan sejarah. +eluarga, satuan desa, kelas soaial, kelompok agama dan
budaya dan kelompok etnis termasuk di dalamnya. Sejarah keluarga baik sebagai
lembaga atau sebagai kesatuan yang konkret belum dapat perhatian.0. Fembaga Sosial
Fembaga-lembaga desa yang berupa pola hubungan sosial dan organisasi-organisasi
sosial merupakan tema yang kaya untuk dijadikan kajian. %ermasuk disini lembaga
seperti pemerintahan, keagamaan, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan
sebagainya.. Hubungan Sosial
Hubungan sosial dipedesaan juga kaya akan tema penelitian. /iantaranya masalah
stratifikasi, integrasi, konflik, mobilitasi sosial, migrasi, dan hubungan desa-kota.>. 4ejala Psiko-sosial:Psiko-kultural
9
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 10/22
)asuknya unsur-unsur baru dalam hal psikis dan budaya pedesaan telah secara umum
dapat merubah mental budaya masyarakat desa, dan dapat merubah nilai-nilai dalam
bidang sosial dan ekonomi. /engan kata lain, pengaruh kota ke desa mulai kuat.
<ilai, norma, dan simbol yang melekat pada masyarakat desa mulai kehilangan
makna.
!. iri-ciri /esa1( )enurut oucek E 3arren 8
• +elompok primer merupakan kelompok dominan• Hubungan antar "arga bersifat akrab dan a"et• Homogen dalam berbagi aspeknya• )obilitas sosial rendah• +eluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit produksi• Proporsi anak lebih besar
( )enurut %alcott Parson 8• *fektifitas 8 Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan
kemesraan. 3ujudnya berupa sikap tolong menolong terhadap orang lain.• Grientasi kolektif 8 meningkatkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak
'enggan( berbeda pendapat.• Partikularisme 8 semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus untuk
tempat atau daerah tertentu saja, perasaan subjektif, rasa kebersamaan.• *skripsi 8 berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang disengaja, tetapi lebih merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keharusan• +ekaburan '/iffusenses( 8 sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan
antarpribadi, tanpa ketegasan yang dinyatakan secara eksplisit 'tidak to the point(.0( )enurut Soerjono Soekanto
• +ehidupan masyarakatnya sangat erat dengan alam.• +ehidupan para petani sangat bergantung pada musim.• /esa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.•
Struktur perekonomian desa umumnya bersifat agraris.• Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargaan yang
erat ' gemmeinschaft (.• Perkembangan sosial relatif lambat.• +ontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal.• <orma agama dan hukum adat masih kuat.
( )enurut pendapat dari Pitirim *. Sorokin dan ark . immerman yang
mengemukakan faktor-faktor yang menjadi dasar penentuan karakteristik masyarakat
desa dan kota yaitu 8• )ata pencaharian• Dkuran komunitas
10
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 11/22
• %ingkat kepadatan penduduk• Fingkungan• /iferensiasi sosial• Stratifikasi sosial•
Solidaritas sosial>( )enurut /irjen !angdes 'pembangunan desa(• Perbandingan lahan dengan manusia ' man -land ratio ( cukup besar; lahan di
pedesaan relatif lebih luas daripada jumlah penduduk, sehingga kepadatan
penduduk masih rendah.• Fapangan kerja yang dominan agraris.• Hubungan antar "arga desa amat akrab.• %radisi lama masih berlaku.
. %ipologi /esa
/i dalam Dndang-Dndang <egara epublik 2ndonesia <o. :19 6 dijelaskan
bah"a desa adalah bentuk daerah otonom yang terendah sesudah kota. Pada tahun 19 9,
)enteri /alam <egeri 2 ketika itu juga sudah pernah merumuskan pembagian bentuk
desa-desa di 2ndonesia melalui Surat +eputusan <o. :19 9. +onsep ini kemudian
berubah lagi bersamaan dengan lahirnya Dndang-Dndang <o. >:197>. Dndang-undang ini
menciptakan tipologi desa di 2ndonesia yang cukup lama diberlakukan hingga berkahirnya
masa re im pemerintahan Grde !aru. Pola desa yang baru ini didasarkan pada perubahan
atau pemekaran berbagai desa sebagai permukiman.
%ipologi desa menurut Dndang-Dndang <o.>:197> 'berdasarkan perkembangannya(
tersebut dimulai dengan bentuk 'pola( yang paling sederhana sampai bentuk permukiman
yang paling kompleks namun masih tetap dikategorikan sebagai permukiman dalam
bentuk desa. !entuk yang paling sederhana disebut sebagai permukiman sementara,
misalnya hanya tempat persinggahan dalam satu perjalanan menurut kebiasaan orang-
orang yang sering berpindah-pindah. %ipologi desa berdasarkan perkembangannya adalah8
a. Pradesa 'Pra-/esa( merupakan tipologi desa paling sederhana disebut juga sebagai
permukiman sementara, misalnya hanya dijadikan sebagai tempat persinggahan dalam
satu perjalanan menurut kebiasaan orang-orang yang sering berpindah-pindah. %empat
tersebut, pada saatnya akan ditinggalkan lagi. Pola permukiman seperti ini
mempunyai ciri yang khas. Hampir tidak ada orang atau keluarga yang tinggalmenetap 'permanen( di sana. Semua penghuni akan berpindah lagi pada saat panen
11
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 12/22
selesai, atau lahan sebagai sumber penghidupan utama tidak lagi memberikan hasil
yang memadai. Sifat permukiman ini tidak memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya berbagai tata kehidupan dan organisasi atau lembaga-lembaga sosial
penunjang kehidupan bermasyarakat, termasuk pendidikan, ekonomi, hukum, adat,
dan hubungan sosial di samping tata kehidupan kemasyarakatan yang mantap. b. /esa S"adaya merupakan tipe atau bentuk desa yang berada pada tingkat yang lebih
berkembang dari tipe pra-desa. /esa ini bersifat sedenter, artinya sudah ada kelompok
'keluarga( tertentu yang bermukim secara menetap di sana. Permukiman ini umumnya
masih bersifat tradisional dalam arti bah"a sumber kehidupan utama "arganya masih
berkaitan erat dengan usaha tani, termasuk meramu hasil hutan dan berternak yang
diiringi dengan pemeliharaan ikan di tambak-tambak kecil tradisional. 5enis usaha
tani cenderung bersifat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. %eknologi pertanian
yang dipakai masih rendah, tenaga he"an dan manusia merupakan sumber utama
energi teknologi usaha taninya. Hubungan antar personal dan atau kelompok
'masyarakat( sering didasarkan dan diikat atas adat istiadat yang ketat. Pengendalian
atau penga"asan sosial 'social control( dilaksanakan atas dasar kekeluargaan dan
kebanyakan desa seperti ini berlokasi jauh dari pusat-pusat kegiatan ekonomi. %ingkat
pendidikan sebagai salah satu indikator tipologi desa belum berkembang, jarang ada
penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan sekalipun tingkat sekolah dasar saja.c. /esa S"akarya merupakan tipe desa ketiga yang tingkatannya dianggap lebih
berkembang lagi dibandingkan desa s"adaya. *dat yang merupakan tatanan hidup
bermasyarakat sudah mulai mendapatkan perubahan-perubahan sesuai dengan
perubahan yang terjadi dalam aspek kehidupan sosial budaya lainnya. *dopsi
teknologi tertentu sering merupakan salah satu sumber perubahan itu. *dat tidak lagi
terlalu ketat mempengaruhi pola kehidupan anggota masyarakat.d. /esa S"asembada merupakan tipe desa keempat yakni pola desa yang terbaik dan
lebih berkembang dibandingkan tipe-tipe desa terdahulu. Prasarana desa sudah baik,
beraspal dan terpelihara pula dengan baik. 3arganya telah memiliki pendidikan
setingkat dengan sekolah menengah lanjuatan atas. )ata pencaharian sudah amat
ber#ariasi dan tidak lagi berpegang teguh pada usaha tani yang diusahakan sendiri.
)asyarakat tidak lagi berpegang teguh dengan adatnya tetapi ketaatan kepada syariat
agama terus berkembang sejalan dengan perbaikan pendidikan.
Sementara itu di dalam peraturan perundangan 2 2ndonesia yang lebih baru, dapat
dijumpai dalam dalam PP <o. 7 %ahun ==> tentang Pemerintahan /esa yang dapat pula
12
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 13/22
diperbandingkan dengan PP <o. 70 %ahun ==> tentang Pemerintahan +elurahan. /i
dalam PP <o. 7 %ahun ==> yang antara lain didasarkan atas penerapan DD otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal, dinyatakan bah"a8 ... desa atau disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut dengan desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas "ilayah yang ber"enang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan <egara +esatuan epublik 2ndonesia. *tas dasar ini pulalah
maka di masing-masing daerah kemudian dapat menyesuaikan dengan keadaan-keadaan
setempat, misalnya di Pro#insi Sumatra !arat, mengaturnya sendiri dengan menerapkan
istilah kenagarian 'nagari( yang terdapat di daerah kabupatennya.
a( /ilihat dari segi mata pencaharian pokok yang dikerjakan, tipologi masyarakat /esaterbagi dua yaitu desa pertanian dan desa industri.
• /esa pertanian
)enurut Paul H.Fandis '19 6( ada tipe desa pertanian yaitu arm Iillage %ype,
<ebulous arm #illage %ype, *rranged 2solated arm %ype, pure isolated farm type,
&#erett, ). ogers dan abelj. !urge dalam bukunya B Social change in ural societies
menambahkan tipe desa yaituB %he scaffered farmstead community and %he luster
Iillage.
"he #arm $illage "ype ' I%(, yaitu suatu desa dimana orang bermukim secara besama-
sama dalam suatu tempat dengan sa"ah ladang yang berada di sekitar tempat mereka. %ipe
desa seperti ini banyak dijumpai di *sia %enggara termasuk 2ndonesia.
"he %ebulous #arm $illage "ype '<I %(, yaitu suatu desa dimana penduduknya
bermukim bersama di suatu tempat, dan sebagian lainnya menyebar di luar pemukiman
tersebut bersama sa"ah ladangnya.
"he &rranged 'solated #arm "ype '*2 %(, yaitu suatu desa dimana penduduknya
bermukim di sekitar jalan-jalan yang menghubungkan dengan pusat perdagangan 'trade
center( dan selebihnya adalah sa"ah ladang mereka.
"he Pure 'solated #arm "ype 'P2 %(, yaitu suatu desa di mana penduduknya bermukim
secara tersebar bersama sa"ah ladang mereka masing-masing.
• /esa 2ndustri
13
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 14/22
Pada jenis desa ini pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari lebih
banyak bergantung pada sektor industri baik industri kecil maupun industri besar dan desa
yang sudah mampu memproduksi alat pertanian secara tradisional maupun modern.
b( !erdasarkan sistem ikatan kekerabatan
!erdasarkan ciri-ciri fisik desa dalam sistem kehidupan masyarakat, maka
terbentuklan ikatan-ikatan kekerabatan di dalam "ilayah pemukiman penduduk.
Setidaknya ada tiga sistem ikatan kekerabatan yang membentuk tipe-tipe desa di
2ndonesia, yakni8
• %ipe desa geneologis, yaitu suatu desa yang ditempati oleh sejumlah penduduk
dimana masyarakatnya mempunyai ikatan secara keturunan atau masih mempunyaihubungan pertalian darah. /esa yang terbentuk secara geneologis dapat dibedakan
atas tipe patrilineal,matrilineal, dan campuran.• %ipe desa teritorial, yaitu suatu desa yang ditempati sejumlah penduduk atas dasar
suka rela. /esa teritorial terbentuk menjadi tempat pemukiman penduduk berdasarkan
kepentingan bersama, dengan demikian mereka tinggal di suatu desa yang menjadi
suatu masyarakat hukum dimana ikatan "arganya didasarkan atas ikatan daerah,
tempat atau "ilayah tertentu.• %ipe desa campuran, yaitu suatu desa dimana penduduknya mempunyai ikatan
keturunan dan "ilayah. /alam bentuk ini, ikatan darah dan ikatan "ilayah sama
kuatnya./. Sejarah Pedesaan dalam Studi Sejarah 2ndonesia
• /joko Suryo. Sejarah Sosial Pedesaan +aresidenan Semarang 160=-19==.
Aogyakarta 8 Pusat *ntar Dni#ersitas Studi Sosial, Dni#ersitas 4adjah )ada,
1969
+ekuasaan kolonial di pedesaan Semarang abad ke-19 di bayangi oleh berbagai
masalah sosial dan ekonomis. /alam periode 160=-16>= perubahan perubahan populasi
merupakan indicator kritis akan luasnya perkembangan, termasuk dampak sistem tanam
paksa. 4eert menyimpulkan bah"a sistem tanam paksa berarti ?e#olusi pertanian@ bagi
petani-petani 5a"a. Ian <iel menyatakan bah"a sistem tersebut menghasilkan perbaikan-
perbaikan terhadap kondisi material di desa-desa8 aseur membuktikan bah"a sistem itu
memba"a beban yang terlalu berat bagi orang-orang desa; dan studi &lson di Pasuruhan
memberikan kesan bah"a sistem itu mempengaruhi timbulnya kelas pemilik tanah yang
kaya dan menjadikan struktur masyarakat pedesaan lebih kokoh. *kan tetapi, dalam
14
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 15/22
pembahasan mengenai +aresidenan Semarang didapatkan suatu situasi yang agak berbeda
dengan yang terjadi di Pasuruan maupun daerah-daerah lainnya di 5a"a. /isini, sebab
ekonomik gagal untuk menjelaskan perubahan perubahan populasi pada tingkat distrik.
Sentralisasi pemilikan tanah kiranya juga memungkinkanpara adaministrator pedesaan
lebih otoriter, menyele"eng, memeras dan bentuk-bentuk penindasan lainnya.
)aladministrasi adalah menurunnya kehidupan ekonomi dan arus populasi tahun
16>=-an. Hal ini mengesankan bah"a kekuasaan colonial di Semarang memba"a
intensifikasi kekuatan administrati#e pada tingkat local; terjadilah maladministrasi pada
tahun 16>=-an. Pengenalan kebijaksanaan-kebijakasanaan pemerintah yang baru oleh
re im colonial memba"a maladministrasi local dan masalah social-ekonomi.
)aladministratisi struktural berkembang di berbagai tingkat hirarki pribumi dan
pengaruhnya yang bersifat menghalangi di temukan di banyak desa, khususnya dalam
bentuk kelaparan dan arus populasi, di samping menyuburkan korupsi dan pemerasan.
Penguasa kolonial berusaha memecahkan masalah masalah ini perbaikan komunikasi dan
control administratif. Perbaikan komunikasi dan transportasi di beri prioritas pertama
dalam tahun 16 =-167=. !agi penduduk pribumi, perbaikan-perbaikan itu berarti
pengintegrasian daerah ke dalam jaringan kerja sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Pemecahan malah menciptakan masalah-masalah baru, termasuk krisis ekonomi dan
penderitaan sosial. )eningkatnya impor ke pedesaan Semarang dari dunia luar sebagai
akibat dari perbaikan komunikasi seringkali mengacaukan industri lokal.
/alam penulisan ini Suryo menggunakan tema:bidang garapan sejarah sosial8
Peristi"a-peristi"a Sejarah, dengan menggunakan model penulisan e#olusi. +emudian
Suryo juga memasukkan +onsep, %eori, dan Pendekatan dari ilmu sosial lainnya; seperti
Sosiologi.
• Sartono +artodirdjo dan ?Pemberontakan Petani !anten 1666@
)enurut %aufik *bdullah, pengerjaan sejarah sebagai usaha rekonstruksi hari
lampau itu hanyalah mungkin dilakukan apabila ?pertanyaan pokok@ telah dirumuskan.
/alam usaha mencari ja"aban terhadap pertanyaan pokok itulah ukuran penting atau
tidaknya bisa didapatkan '%aufik *bdullah, 196> 8 $ii(.
/alam menganalisis pemberontakan Petani !anten tahun 1666, Sartono
menga"alinya dengan pertanyaan pokok yang merupakan rumusan masalah dari penelitiannya, yaitu dari lapisan-lapisan manakah peserta gerakan itu diangkat dan
15
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 16/22
digerakkan J /ari lapisan mana para pemimpinnya J !agaimana kedudukan sosial
ekonomi mereka pada umumnya J 'Sartono +artodirdjo, 196 8 0 (.
Dntuk menja"ab pertanyaan tersebut, Sartono kemudian mengkaji pemberontakan
Petani !anten dengan melihat struktur. Dntuk menjelaskan peristi"a tersebut maka
Sartono menggunakan alat bantu dari teori-teori ilmu sosial. /engan demikian model
penulisan sejarah ini memperlihatkan sebagai suatu penulisan sejarah ilmiah. !ahkan
dapat dikatakan bah"a buku Sartono ini merupakan suatu model penulisan sejarah ilmiah
yang pertama kali di 2ndonesia.
Pendekatan Sartono dalam menganalisis peristi"a sejarah merupakan pendekatan
yang dilakukan oleh aliran &nalles chool . *liran ini bermula merupakan sekelompok
sejara"an di Perancis yang menerbitkan suatu 5urnal 2lmiah yang bernama “&nalles
economies, societes, civili*ation” . +elompok ini didirikan oleh Fucien ebre dan )arc
!loch pada tahun 19 9. +arakteristik pemikiran aliran ini ialah bah"a sejara"an dalam
penulisannya harus mengurangi penekanan kebiasaan narati#e khususnya yang bersifat
politik, kejadian atau peristi"a yang bersifat kronologis, dan harus lebih banyak
menekankan pada analisis, struktur dan kecendrungan ' la longe durie (. +elompok ini juga
percaya bah"a pendekatan sejarah dari aspek ekonomi, sosial kultural dan politik harus
diintegrasikan ke dalam BSejarah %otalB sehingga sejara"an membutuhkan bantuan ilmu-
ilmu sosial '*llan !ullock, 1966 8 0>(.
%eori ilmu sosial yang dipakai Sartono dalam menjelaskan pemberontakan yaitu
sosiologi <eil 5. Smelser. %eori Smelser yang dipakai yaitu "heory of +olective ehavior .
/alam hal ini pemberontakan diartikan sebagai perilaku kolektif. )enurut Smelser
perilaku kolektif adalah tingkah laku yang bertujuan mengubah lingkungan sosial, yang
didasarkan pada keyakinan tertentu bah"a situasi perlu dan dapat diubah.
/alam usaha melihat faktor penyebab peristi"a pemberontakan !anten, Sartono
menggunakan determinan-determinan dari teori kolektif-nya Smelser yaitu -) tructural
conducifness, ) tructural strain, /)0enerali*ed believe, 1)2obili*ation for action,
3)Precipitating factor, 4)5ack social control.
Sartono +artodirdjo dalam melihat faktor penyebab pemberontakan petani !anten
sebagai suatu determinan penyebab yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
*da hubungan sebab akibat antar faktor tersebut, yang dalam eksplanasi sejarah menurut
*ngkersmit disebut +ausalitas '*ngkersmit, 1967 8 1 1(.
Dntuk mencari determinan-determinan penyebab pemberontakan, terlebih dahuluSartono melihat kondisi sosial ekonomi !anten pada a"al abad ke K2K. 3alaupun !anten
16
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 18/22
ini menimbulkan suatu konflik antara kaum bangsa"an yang lama terhadap pemerintahan
kolonial 'hlm. 77-76(. Selain itu pula semakin meningkatnya penga"asan politik oleh
pihak !elanda telah menimbulkan rasa tersingkir dan frustasi yang mendalam di kalangan
kaum elite agama dengan golongan bangsa"an yang tersingkir 'hlm. 0>(. Hal ini
diperlihatkan oleh Sartono dengan tampilnya +yai Haji %ubagus 2smail. /ia adalah
bangsa"an !anten yang bersama-sama pemimpin agama memimpin pemberontakan 'hlm.
0- >(. Penggambaran Sartono terhadap kondisi konflik yang menimbulkan ketegangan
antara elite politik dan elite agama terhadap penjajah, merupakan penjelasan terhadap
determinan penyebab “ tructural train”.
!anten dikenal masyarakatnya fanatik beragama 2slam. +esultanan !anten didirikan
dalam tahun 1> = oleh pendatang-pendatang yang beragama 2slam dari /emak.
Sebagaimana la imnya di Pulau 5a"a, penyebaran 2slam melalui pesantren-pesantren dan
tarekat yang berfungsi sebagai gerakan Pan-2slamisme 'hlm. (. /i pesantren selain
dididik pengetahuan keagamaan juga kepada para santrinya ditanamkan semangat anti
kepada penjajah sebagai pemerintahan kafir.
Semangat keagamaanpun ditanamkan melalui gerakan tarekat. 4erakan ini
merupakan alat yang baik sekali untuk mengorganisasikan gerakan keagamaan dan
menyelenggarakan indoktrinasi tentang cita-cita kebangkitan kembali. /i Pulau 5a"a pada
abad K2K hanya ada tiga tarekat yaitu <aksabandiyah, +adariyah dan Syatariyah. %arekat
ini melakukan perluasan pengaruhnya dengan jalan memperbanyak pengikut dan
menyalurkan semua otoritas ke tangan guru tarekat. /i lembaga ini ditanamkan
pembentukan solidaritas kelompok melalui re#italisasi ritual-ritual dan upacara religio-
mistik 'hlm. - (.
Pada saat terjadi pemberontakan, pesantren dan gerakan tarekat memiliki peran yang
strategis yaitu sebagai mobilisasi dan penyaluran massa. *nalisis Sartono terhadap
pesantren dan gerakan tarekat merupakan upaya mencari determinan
penyebab “mobili*ation for action”.
“Precipitating factor” sebagai penyebab determinan pemercepat pemberontakan,
Sartono melihat pada ambruknya tatanan tradisional dan gejala yang menyertainya yakni
keresahan sosial yang terus menerus, telah mendorong peningkatan kegiatan keagamaan.
%ahap perkembangan yang telah dicapai dalam tahun-tahun delapan puluhan
menginsyaratkan beh"a gerakan keagamaan itu berusaha untuk membenarkan aspirasi-
aspirasi politik. /an di satu pihak terdapat rasa ketersingkiran politik dan di lain pihak terdapat reafirmasi tradisi. )asyarakat kaum elite agama, yang telah kehilangan hak-hak
18
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 19/22
mereka di bidang politik, bertindak sebagai sebuah golongan protes, yang menentang
lembaga-lembaga baru 'hlm. =6(.
/alam suatu pemberontakan biasanya terdapat suatu sistem nilai yang turut
memberikan semangat secara spiritual terhadap meledaknya pemberontakan. /alam kasus
pemberontakan !anten, Sartono melihat determinan penyebab ini dengan timbulnya
semangat Perang Sabil. *mbruknya tatanan sosial kesultanan akibat penetrasi kolonial,
mengakibatkan timbulnya cita-cita masyarakat untuk membangun kembali tatanan lama
yang telah ambruk dalam bentuk harapan akan kedatangan )ahdi 'hlm. 0 (. Perang
5ihad sebagai upaya untuk membangun dar al islam dalam manifestasi kesultanan lama
'hlm. 0>(. 2dentifikasi terhadap fenomena datangnya mahdi atau sering disebut atu *dil
merupakan analisis dari Sartono dalam mencari determinan “0enerali*ed elieve”.
Penga"asan yang ketat terhadap gerak langkah para elite agama oleh pemerintah
kolonial, tidaklah membuat sikap para elite agama dalam hal semangat keagamaan
terhadap masyarakat terhenti. /i antara para pemimpin elite keagamaan sering melakukan
pertemuan-pertemuan informal untuk membahas rencana pemberontakan, misalnya
melalui pernikahan, sunatan, dan lain-lain 'hlm. 69(.
Pertemuan informal elite agama tersebut merupakan indikator dari determinan “5ack
ocial +ontrol @, artinya pemerintah kolonial kurang melakukan kontrol sosial terhadap
pertemuan-pertemuan para elite agama tersebut yang membicarakan persiapan
pemberontakan. /engan menganalisis secara historiografi terhadap karya Sartono
+artodirdjo tersebut, penulis melihat bah"a Sartono +artodirdjo dalam menganalisis
Pemberontakan !anten 1666, seluruh determinan penyebab pemberontakan dari teori
perilaku kolektif Smelser dapat diterapkan.
19
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 20/22
BAB III
PENU6UP
a. +esimpulan
%erdapat beberapa pengertian /esa, seperti8
1. Bambang Utoyo
/esa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang
pertanian dan menghasilkan bahan makanan
. !. Bintarto
!intarto dalam bukunya Pengantar geografi desa '1977( menuliskan bah"a memangsulit untuk menyusun definisi dari desa yang tepat, tetapi sebagai geograf ia
berdasarkan kenyataan bah"a faktor-faktor geografis jelas berpengaruh pada desa,
mendefinisikan desa demikian8 /esa adalah per"ujudan geografis yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomis politis dan kultural setempat dalam
hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.
0. Soetard#o $arto%adikoe&oemo
*dapun desa dalam arti administratif dijelaskan8 /esa merupakan sebagai suatu
kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berhak:berkuasa
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri:mengadakan pemerintahan sendiri.
20
8/15/2019 BAB II Sejarah Sosial
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sejarah-sosial 21/22
. (illiam )gb*rn dan M+ Nimko,,
/esa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
>. S.D. Mi&ra
/esa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan
batas-batas tertentu yang luasnya antara >= E 1.=== are.6. Pa*l H Landi& '19 681 -10(, )engemukakan definisi tentang desa dengan cara membuat tiga pemilahan
berdasarkan pada tujuan analisis. Dntuk tujuan analisis statistik, desa didefinisikan
sebagai suatu lingkungan yang penduduknya kurang dari >== orang. Dntuk tujuan
analisa sosial-psikologi, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang
penduduknya memiliki hubungan yang akrab dan serba informal di antara sesama
"arganya. Sedangkan untuk tujuan analisa ekonomi, desa didefinisikan sebagai suatulingkungan yang penduduknya tergantung kepada pertanian. )aka dapat dismpulkan
bah"a desa adalah suatu "ilayah yang jumlah penduduknya kurang dari .>== ji"a
dengan ciri-ciri sebagai berikut 8
)empunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan ji"a
*da pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
ara berusaha 'ekonomi( adalah bersifat agraris yang paling umum yang
sangat dipengaruhi faktor-faktor alam sekitar seperti iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
iri-ciri desa, salah satunya menurut /irjen !angdes 'pembangunan desa( 8
• Perbandingan lahan dengan manusia ' man -land ratio ( cukup besar; lahan di
pedesaan relatif lebih luas daripada jumlah penduduk, sehingga kepadatan penduduk masih rendah.
• Fapangan kerja yang dominan agraris.• Hubungan antar "arga desa amat akrab.• %radisi lama masih berlaku.
• Salah satu Sejarah Pedesaan dalam Studi Sejarah 2ndonesia yang penulis
ambil8 Sejarah Sosial Pedesaan +aresidenan Semarang 160=-19==, dan
Pemberontakan Petani !anten 1666.
21
top related