bab ii tinjauan pustaka - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/521/2/bab2.pdf · dengan cara...
Post on 13-Mar-2019
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5
Universitas Islam Riau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penentuan Cadangan
Cadangan dapat didefinisikan sebagai perkiraan jumlah minyak mentah, gas
alam, gas kondensat, fasa cair yang diperoleh dari gas alam, dan material lainnya
(misalnya sulfur), yang dianggap bernilai komersial untuk diambil dari akumulasi di
dalam reservoir menggunakan teknologi yang ada pada suatu saat dalam keadaan
ekonomi dan dengan peraturan pemerintah yang berlaku pada saat yang sama. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung cadangan minyak (OOIP) dan
cadangan gas (OGIP) dengan menggunakan persamaan volumetrik. Metode ini
digunakan jika terdapat data geologi, data log, dan data core dengan persamaan
sebagai berikut (Permadi, A.K., 2004):
1. Original Oil In Place (OOIP), jumlah total minyak mula-mula yang
terdapat didalam suatu reservoir sebelum reservoir tersebut diproduksikan
dengan persamaan:
STB ………………………………..………..…… (1)
2. Original Gas In Place (OGIP), jumlah total gas mula-mula yang terdapat
didalam suatu reservoir sebelum reservoir tersebut diproduksikan dengan
persamaan:
SCF ………………………………..………..…… (2)
2.2 Kerja Ulang Sumur (Workover)
Kerja ulang sumur adalah suatu kegiatan untuk meningkatan produktivitas
dengan cara memperbaiki problem atau memperbaiki kerusakan sumur sehingga
diperoleh kembali laju produktivitas yang optimum. Sebelum melakukan suatu
operasi kerja ulang sumur, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
6
Universitas Islam Riau
1. Harus diyakini benar bahwa cadangan minyaknya masih cukup besar
sehingga untuk tujuan pengurasan reservoirnya perlu mengadakan
rehabilitasi sumur-sumur produksi tersebut.
2. Masih belum tercapainya laju produksi optimum, sehingga perlu diselidiki
faktor-faktor penyebabnya agar dapat ditentukan jenis operasi kerja
ulangnya.
3. Terproduksinya material yang tidak diinginkan, produksi air dan atau gas
yang berlebihan sehingga menyebabkan rusaknya peralatan dan
perlengkapan lainnya.
Workover memiliki beberapa kegiatan, salah satunya adalah metode water shut-
off (WSO).
2.3 Water Shut Off (WSO)
Salah satu kerja ulang sumur, yaitu water shut off merupakan bentuk kerja
ulang sumur di suatu sumur produksi dengan tujuan meminimalkan jumlah air yang
akan diproduksikan dengan meminimalkan kehilangan produksi minyak. Semakin
banyak jumlah air yang diproduksikan ke permukaan maka semakin banyak usaha
dan biaya yang dikeluarkan untuk mengelolanya (Noordin, F. M, et al. 2009).
WSO merupakan penutupan interval perforasi pada zona yang dianggap tidak
lagi produktif yang disebabkan kenaikan water oil contact. Beberapa cara yang
dilakukan yaitu dengan pemasangan packer, serta melakukan squeeze cementing.
Operasi ini dilakukan pada zona–zona yang kadar airnya tinggi (high water cut) yang
disebabkan oleh masalah reservoir seperti water coning, water fingering, kerusakan
mekanisme lubang sumur seperti kerusakan bonding cement dan kebocoran pada
casing atau packer (Noordin, F. M, et al. 2009).
2.3.1 Metode Kerja Ulang Water Shut Off
Adapun cara atau metode dari kerja ulang ini bisa dikategorikan menjadi tiga:
mechanical, cementing, dan chemical (Guowen, 2017).
7
Universitas Islam Riau
a. Mechanical
Metode mechanical yaitu teknik pengisolasian suatu zona yang telah wet dan
tidak ekonomis lagi untuk diproduksikan dengan menggunakan packer. Teknik ini
efektif dan biasa dipergunakan pada jenis komplesi sumur cased hole. Adapun jenis
packer yang digunakan adalah lockset packer (LSP), cup packer assembly (CPA),
casing iron bridge plug (CIBP), dan sebagainya. Pada metode ini tidak bisa dilakukan
untuk sumur dengan temperatur yang tinggi (Team Oil, 2012).
Gambar 2.1 Pengisolasian Zona dengan Bridge Plug
(Team Oil, 2012).
b. Cementing
Metode cementing adalah teknik pengisolasian atau memblok suatu zona yang
tidak dikehendaki (zona air) dengan menggunakan semen. Teknik ini dapat
digunakan di cased hole dan open hole (Team Oil, 2002).
8
Universitas Islam Riau
Gambar 2.2 Plugback dengan Semen (Team Oil, 2012).
2.4 Penggunaan Packer
Packer berasal dari kata “PACK” yang artinya membungkus. Tetapi yang
dimaksudkan di sini adalah memisahkan atau mengisolasi. Packer merupakan suatu
alat mekanis yang ditempatkan di dalam sumur untuk memisahkan atau mengisolasi
zona atau interval yang tidak ekonomis atau packer dapat didefinisikan sebagai
peralatan bawah permukaan yang digunakan untuk menyekat antara tubing dan
casing, serta mencegah aliran vertikal di sepanjang annulus casing tubing di atas zona
produksi (Heriot, 1999). Dalam industri perminyakan dan gas bumi berarti bahan atau
alat yang di set untuk menciptakan kondisi pembatas (sealing) antara tubing dengan
casing, atau drill pipe dengan casing (Baker Oil, 1981).
2.4.1 Fungsi Packer
Adapun fungsi dari packer yaitu sebagai berikut:
1. Memisahkan atau mengisolasi zona–zona pada interval (perforasi)
tertentu.
9
Universitas Islam Riau
2. Mempertahankan fluida reservoir dan menjaga tekanan casing.
3. Membungkus lubang perforasi selama squeeze cementing.
4. Mengisolasi casing atau liner yang bocor.
5. Menutup secara sementara satu interval dengan interval lain yang sedang
di produksi.
6. Untuk melakukan multiple completion pada suatu sumur.
2.4.2 Jenis – Jenis Packer Secara Umum
Packer merupakan salah satu peralatan produksi yang diperlukan pada sumur
produksi, di mana pada saat pemasangan di pengaruhi oleh tekanan fluida reservoir
dan temperatur yang berada di dalam atau di luar pipa produksi yang dapat
berpengaruh terhadap rangkaian pipa produksi, khususnya packer. Tekanan yang
terjadi pada pemasangan packer dapat mengakibatkan karet–karet (seal) dan
memperkuat kedudukan antara tubing produksi dengan dinding pipa selubung.
Terdapat dua jenis packer yang dapat digunakaan untuk melakukan
penyelesaian dan kerja ulang sumur serta dapat digunakan pada metode WSO untuk
menutup zona yang memiliki produksi air yang tinggi (high water cut) (Heriot, 1999).
Dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Drillable Packer (Permanent Packer)
Drillable packer adalah packer yang tetap, dengan kata lain packer tidak bisa
digeser ke atas maupun ke bawah, jika packer tersebut telah ditempatkan di lubang
sumur dan harus di bor untuk mengeluarkannya atau melepaskannya (Slagle, 1968).
Packer ini dimasukkan kedalam sumur dengan wireline atau dengan tubing. Tubing
dapat dilepas atau ditarik dari packer dan meninggalkan packer di casing, kemudian
tubing dapat diturunkan kembali dan bersatu dengan packer. Permanent Packer
disebut juga dengan Production Packer. Production Packer berfungsi untuk
menyekat annulus tubing dengan casing pada zona produktif. Production Packer
setelah dirangkaikan dengan tubing, kemudian dimasukkan ke dalam lubang sumur
sampai ke formasi produktif.
10
Universitas Islam Riau
Terdapat tiga macam proses pada saat pengesetan permanen packer (Heriot,
1999) yaitu:
1. Pada tipe wireline packer, pemasangan packer dilakukan dengan wireline
unit, dimana dengan memasukkan wireline tool akan memasang packer
dalam casing produksi.
2. Pada tipe tubing set packer, pemasangan pada rangkaian pipa tubing dapat
dilakukan dengan putaran dan pergerakan tubing.
3. Pada tipe hydraulic set packer, pemasangan dilakukan secara hidrolik atau
dengan memberikan tekanan fluida.
Fungsi dari Permanent Packer adalah:
1. Untuk menahan tekanan fluida yang lebih besar dari tekanan sebesar
10.000 Psi dan temperatur sebesar 300F.
2. Dapat dipergunakan pada rangkaian pipa produksi pada sumur dangkal
dan permanen packer dilapisi dengan bahan anti korosi.
Jenis dari packer ini adalah:
1. Packer CIBP (Case Iron Bridge Plug)
Merupakan jenis packer yang tidak dapat dibuka atau diambil kembali tetapi
harus dihancurkan dengan operasi penggilingan (milling) atau dengan cara dibor
(drillable).
Keuntungan dari packer CIBP adalah:
a. Di rekomendasi untuk temperatur dan tekanan tinggi (10.000 psi dan
300°F).
b. Direkomendasi untuk temporary dan permanent abandonment.
c. Lebih efisien.
d. Pada saat pemasangan, packer ini sangat tahan terhadap pergerakkan
kearah yang lainnya.
11
Universitas Islam Riau
Gambar 2.4 CIBP (Team Oil, 2012).
b. Retrievable Packer
Retrievable packer adalah packer yang mudah untuk dicabut atau digeser
kedudukannya. Prinsip dari packer ini adalah biasanya didudukan dan dilepaskan
kapan saja diinginkan (Heriot, 1999). Packer ini diturunkan bersamaan dengan
tubing. Setelah di set, packer ini dilepas atau diambil dari sumur bersamaan dengan
tubing. Salah satu jenis Retrievable Packer adalah Cup Packer Assembly (CPA).
1. Cup Packer Assembly
Cup packer assembly adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyekat suatu
formasi yang sudah tidak produktif lagi. Keuntungan alat ini adalah lebih fleksibel
dan sangat efektif digunakan pada sumur yang berproduksi dari banyak lapisan
(comingle). Alat ini dapat menyekat zona yang tidak produktif secara selektif dan
mudah dibuka kembali jika memang diinginkan perubahan dari konfigurasinya.
Kelebihan dari cup packer adalah teknologi tepat guna yang sesuai dengan sumur
sumur minyak yang sudah bertekanan rendah.
12
Universitas Islam Riau
Gambar 2.5 Cup Packer (Team Oil, 2012).
2.5 Secondary Cementing
Secondary cementing yaitu proses penyemenan yang dilakukan untuk
menutup kembali zona produksi yang diperforasi ataupun memperbaiki proses
penyemenan pada saat primary cementing yang tidak berhasil (Rubiandini, 2010).
Secondary cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Squeeze Cementing,
Re-cementing dan Plug-back Cementing.
a. Squeeze Cementing
Squeeze cementing secara umum dideskripsikan sebagai proses memasukkan
bubur semen ke dalam lubang pada casing atau lubang belakang casing. Operasi ini
biasanya dilakukan selama proses pemboran dan komplesi suatu sumur, atau untuk
memperbaiki sumur pada waktu yang akan datang. Squeeze cementing dibutuhkan
untuk beberapa alasan, tetapi yang paling penting digunakan adalah untuk
memisahkan produksi zona hidrokarbon dari formasi-formasi yang memproduksi
fluida lain. Faktor kunci pada pekerjaan squeeze cementing adalah menempatkan
semen pada titik yang diinginkan atau titik yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
(Slagle, 1968).
13
Universitas Islam Riau
Squeeze cementing dilakukan untuk:
1. Menutup formasi yang sudah tidak lagi produktif
2. Menutup zona lost circulation
3. Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing
b. Re-cementing
Re-cementing dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang
gagal dan untuk memperluas perlindungan casing di atas top semen.
c. Plug-back Cementing
Plug-back cementing dilakukan untuk:
1. Menutup atau meninggalkan sumur
2. Menutup zona air di bawah zona minyak agar water oil ratio berkurang
pada open hole completion.
2.5.1 Tujuan Squeeze Cementing
Squeeze cementing merupakan bagian terpenting dari pekerjaan ulang sumur
yang bertujuan untuk menutup lubang perforasi yang sudah ada dan untuk
memperbaiki bonding cement yang buruk (George, 1988). Volume bubur semen yang
digunakan biasanya jauh lebih kecil dibandingkan pada saat penyemenan primer.
Namun demikian tidak jarang pemakaian bubur semen yang mencapai beberapa kali
lipat dari perhitungan semula. Hal ini terjadi karena loss circulation misalnya.
Adapun tujuan utama dari squeeze cementing adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki primary cementing
2. Menurunkan water oil ratio, water gas ratio atau gas oil ratio
3. Memblok zona yang tidak diinginkan
4. Menutup formasi yang sudah tidak produktif lagi
5. Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing
2.5.2 Teknik-Teknik Squeeze Cementing
a. Brandenhead Squeeze
14
Universitas Islam Riau
Metode ini ialah menggunakan teknik penempatan bubur semen ke depan
lubang perforasi dengan memompakan bubur semen melalui rangkaian atau string.
Ujung rangkaian yang digunakan untuk memompakan bubur semen ini diletakkan
dibawah lubang perforasi yang paling dalam atau paling bawah (bottom perforation).
Setelah bubur semen ditempatkan di tempat yang direncanakan, rangkaian diangkat
atau dicabut sampai ujung rangkaian ini melewati lubang perforasi yang paling atas
(top perforation). Kemudian langkah selanjutnya melakukan penekanan bubur semen
kedalam lubang perforasi tadi sesuai dengan batasan-batasan tekanan yang telah
ditentukan atau dihitung sebelumnya. Sisa bubur semen yang masih didalam casing
bisa disirkulasikan keluar dari lubang atau dibiarkan tetap tinggal di dalam lubang,
dimana kemudian dilakukan pembersihan dengan cara dibor. Metode bradenhead
squeeze ini paling sering dipakai didalam operasi penyemenan. Dalam operasi
lapangan, metode penyemenan bradenhead lebih dikenal dengan nama open ended
squeeze.
Gambar 2.6 Bradenhead Squeeze (Nelson, 1990).
b. Packer Squeeze
Teknik penyemenan ini dilakukan dengan cara menggunakan packer yang
dapat diambil kembali (retrievable packer) atau bisa juga dengan menggunakan
sebuah semen retainer. Packer yang akan dipasang memisah interval yang akan di
squeeze dengan bagian casing diatasnya (Slagle, 1968). Dalam teknik squeeze ini
15
Universitas Islam Riau
bubur semen di tempatkan di dekat atau di sekitar lubang perforasi kemudian
diteruskan dengan pekerjaan squeeze baik dengan cara running squeeze maupun
dengan cara hesitation squeeze. Seandainya terjadinya problem di saat melakukan
squeeze di mana pekerjaan ini tidak dapat diteruskan, dengan menggunakan bubur
semen akan dapat disirkulasikan keluar dari lubang dengan melakukan sirkulasi
terbalik (reverse circulation) sebelum bubur semen tersebut mengeras (Nelson,
1990).
Packer squeeze biasanya dipakai bilamana:
a. Perkiraan tekanan squeeze akan melebihi kekuatan casing.
b. Casing sudah tua dan biasanya ada kebocoran diatas perforasi yang
akan di squeeze.
c. Terdapat perforasi atau casing bocor yang pernah diperbaiki diatas
perforasi yang akan di squeeze.
Gambar 2.7 Packer Squeeze (Nelson, 1990).
2.6 Sistem Kontrak Kerjasama Bagi Hasil Migas
Sistem Production Sharing Contract (PSC) merupakan pengganti dari sistem
Kontrak Karya (Contract of Work) yang tidak sesuai dengan amanat UUD 1945.
Manajemen perusahaan dan kegiatan operasi minyak dan gas bumi pada sistem PSC
berada di tangan Pemerintah.
16
Universitas Islam Riau
Pelaksanaan Kontrak Production Sharing antara pertamina dan kontraktor
adalah sebagai tindak lanjut dari pasal 12 Undang- undang No. 8 tahun 1971. Pada
kontrak Production sharing hak pengelolaan migas tetap berada di tangan pemerintah
walaupun pengusahaannya bisa dilakukan oleh kontraktor. Disini kontraktor
mengajukan usulan pengembangan lapangan untuk disetujui oleh pemerintah
(Widjajono, 2002).
Keuntungan adalah fungsi produksi (cadangan), harga biaya, dan pajak.
Pengetahuan tentang penentuan besaran-besaran tersebut wajib diketahui. Industri
migas adalah industri yang beresiko, pengetahuan untuk mengakomodasikan resiko
dalam perhitungan keuntungan juga perlu diketahui. Dalam perencanaan suatu
pekerjaan yang akan dilakukan terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangakan
yaitu perencanaan pembiayaan, perkiraan produksi, serta perhitungan keuntungan
berdasarkan harga tertentu dan aturan perpajakan yang berlaku.
Diagram alir kontrak PSC Standar yang saat ini digunakan di Indonesia dapat
dilihat pada Gambar 2.8. Biaya - biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor, akan diganti
oleh Pemerintah, melalui cost recovery.
17
Universitas Islam Riau
Gambar 2.8 Diagram alir PSC generasi VI
(Lubiantara B, Ekonomi Migas Indonesia, 2012)
Indikator ekonomi akan menentukan seberapa cepat dan seberapa besarnya
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu investasi yang akan ditanamkan.
Kemudian membandingkannya dengan alternatif investasi yang lain, sehingga didapat
gambaran apakah melanjutkan investasi atau mengalihkannya ke investasi yang lain
(Widjajono, 2002). Pada industri minyak dan gas bumi, ada beberapa indikator
ekonomi yang utama, yaitu:
a. NPV (Net Present Value)
Nilai tunai bersih yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu investasi (Net
Cash Flow) selama proyk berlangsung, yaitu jumlah pendapatan dikurangi total biaya
selama proyek. Suatu proyek dikatakan menguntungkan jika nilai NPV yang
diperoleh adalah positif, jika nilai NPV suatu proyek adalah negative maka dapat
dikatakan proyek tersebut mengalami kerugian.
b. Cash Flow
Cash flow adalah gambaran aliran dana masuk (cash in flow) dan dana keluar
(cash out flow) pada periode waktu tertentu. Bentuk cash flow dapat berbentuk
sederhana dan dapat pula sangat komplek dengan perhitungan financial yang detail.
Net cash flow adalah aliran dana masuk (cash in flow atau cash received)
dikurangi aliran dana keluar (cash out flow atau cash expended) pada periode waktu
tertentu (Widjajono, 2002). Pengertian ini dapat ditulis dalam bentuk hubungan
matematika sebagai berikut:
Net cash flow = cash received – cash expended ……………….…………….……. (3)
c. MARR (Minimum Attractive Rate of Return)
MARR (Minimum Attractive Rate Of Return) adalah tingkat pengembalian
minimum yang diinginkan. MARR tergantung pada lingkungan, jenis kegiatan,
18
Universitas Islam Riau
tujuan dan kebijakan organisasi, dan tingkat risiko dari masing-masing proyek
(Widjajono, 2002).
MARR = Biaya modal + Profit Margin + risk premium ………………………….. (4)
d. ROR (Rate of Return)
Rate Of Return (ROR) adalah bunga yang membuat nilai saat ini dari
perolehan bersih sama dengan nilai saat ini dari investasi. Suatu proyek dianggap
layak apabila ROR lebih besar daripada cost of capital (bunga bank) atau MARR.
e. MARR (Minimum Attractive Rate of Return)
MARR (Minimum Attractive Rate Of Return) adalah tingkat pengembalian
minimum yang diinginkan. MARR tergantung pada lingkungan, jenis kegiatan,
tujuan dan kebijakan organisasi, dan tingkat risiko dari masing-masing proyek.
MARR = Biaya modal + Profit Margin + risk premium ................................. …….(5)
f. POT (Pay Out Time)
Pay Out Time adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto (net cashflow).
Net cash flow adalah jumlah uang yang masuk dikurangi uang keluar, net cashflow
negatif artinya defisit (cash-out lebih besar dari cash-in). Dengan demikian pay out
time dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar
dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya (Larry,
2010).
2.6.1 Istilah- Istilah Keekonomian
Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi dan produksi sumber
daya migas tergantung pada:
a. Profil produksi migas yang akan dihasilkan.
b. Biaya yang telah atau akan dikeluarkan.
c. Harga migas per satuan volume.
19
Universitas Islam Riau
d. Sistem perhitungan keekonomian yang dipakai.
Penerimaan pemerintah hanya dipungut pemerintah apabila revenue
(pendapatan) melebihi recovery (pengembalian dari biaya). Recovery ditentukan
berdasarkan besaran yang paling kecil antara revenue dan cost recovery. Istilah –
istilah keekonomian migas adalah:
a. Cost Recovery
Cost recovery adalah jumlah dari non-capital (NC), depresiasi capital (D),
operating cost (OC) dan unrecovery cost (UC) tahun sebelumnya. Cost recovery
dapat diperoleh kembali dengan mengambil bagian dari gross revenue maka
kekurangan tersebut dapat diambil dari gross revenue tahun berikutnya. Kekurangan
ini disebut unrecovery cost.
CR = NC + D + OC + UC …………………….......................................……….. (6)
Cost recovery adalah pengeluaran kontraktor yang dikembalikan kepada
kontraktor apabila wilayah kerja telah dinyatakan komersial. Apabila tidak komersial,
cost recovery ini menjadi tanggungan dan resiko kontraktor.
b. Operating Cost
Operating cost adalah biaya operasi harian dan biaya perawatan yang
dikeluarkan untuk memproduksi dan menjaga kelangsungan operasinya.
c. Investasi
Investasi merupakan besarnya biaya / modal yang ditanamkan dalam suatu
proyek. Investasi atau penanaman modal dilakukan dengan suatu alasan untuk
meningkatkan aktiva bagi perusahaan.
d. Capital Cost
Capital cost adalah nilai uang (biaya) dari suatu modal yang berwujud
(tangible), meliputi bangunan-bangunan, peralatan pemboran produksi, mesin-mesin,
fasilitas produksi, konstruksi dan alat transportasi yang mengalami depresiasi nilai
karena waktu pemakaian.
20
Universitas Islam Riau
e. Non-Capital Cost
Non capital cost merupakan biaya yang terjadi pada operasi selama tahun
berjalan yang terdiri dari biaya operasi tahun berjalan, termasuk didalamnya adalah
biaya untuk memperoleh hak pengelolaan operasi perminyakan, biaya pekerja,
material, survey seismic dan biaya tak berwujud.
f. Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan
penggunaan. Depresiasi dapat dianggap sebagai pengeluaran, tetapi dalam
perhitungan ekonomi yang dilakukan, depresiasi dimasukkan dalam cost recovery.
g. Domestic Market Obligation (DMO)
DMO merupakan kewajiban Kontraktor menyerahkan sebagian minyak yang
dihasilkan kepada Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
top related