bab iii identifikasi data a. profil wilayah · kekurangan yang terjadi pada penyeleggaraan...
Post on 26-Oct-2019
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
23
BAB III IDENTIFIKASI DATA
A. Profil Wilayah
1. Kabupaten Purbalingga
Nama Purbalingga berdasarkan kosa katanya terdiri atas dua suku
kata, yaitu purba yang berarti kuna dan lingga yang berarti phallus (alat
kelamin laki-laki yang bermakna esensi dari lambang Dewa Siwa dalam
Agama Hindu). Selain pengertian ini, juga dikenal cerita tutur tentang asal
mula nama Purbalingga, yaitu terdapatnya tokoh Kyai Purbasena dan Kyai
Linggasena yang dipercaya sebagai cikal bakal terbentuknya Purbalingga.
Dari interpretasi nama Purbalingga mengindikasikan bahwa daerah ini
mengandung berbagai tinggalan kebudayaan dari masa yang paling tua yaitu
Purba.(Sumber:http://kotaperwira.com/profil/sejarah-
purbalingga#ixzz24RCtCwGA)
2. Letak Geografis Kabupaten Purbalingga
Kabupaten Purbalingga secara geografis terletak di bagian barat daya
wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan posisi pada 101° 11" BT - 109°35" BT
dan 7°10" LS - 7°29 LS". Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten
Purbalingga adalah:
a) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pemalang
b) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan
Kabupaten Pekalongan
c) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan
Banyumas
24
d) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.
Jarak Ibu Kota Kabupaten Purbalingga ke Ibu Kota Provinsi Jawa
Tengah adalah 191 km. Kabupaten Purbalingga memiliki wilayah seluas
77.764 Ha atau sekitar 2,39 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 3.1 PetaKabupaten Purbalingga
Sumber :http://kotaperwira.com/peta-purbalingga
3. Visi dan Misi Kabupaten Purbalingga
a. Visi
Terwujudnya Kabupaten Purbalingga yang mandiri dan berdaya saing
menuju masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia / berakhlaqul
karimah.
b. Misi
1) Menyelenggarakan Pemerintahan yang efisien, efektif, bersih dan
demokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat
secara prima.
2) Melakukan pemulihan / recovery terhadap kecukupan kebutuhan
pokok manusia khususnya pangan, papan dan sandang, selagi
25
masyarakat masih merasakan dampak krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
3) Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia / SDM
yang beriman dan bertaqwa kehadhirat Allah SWT, serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam pembangunan
yang berkelanjutan.
4) Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan
mendorong secara sungguh-sungguh simpul-simpul ekonomi rakyat
utamanya pertanian, industri, perdagangan dan jasa, lembaga
keuangan dan koperasi, serta pariwisata yang didukung dengan
infrastruktur yang memadai.
5) Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan
menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui gerakan
masyarakat.
6) Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi
investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk
pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja.
7) Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam
proses pembangunan dengan mengimplementasikan paradigma
masyarakat membangun.
8) Mengembangkan paham kebangsaan dan mendorong
berkembangnya kehidupan beragama guna mewujudkan rasa aman
dan ketentraman masyarakat.
26
9) Memperbaiki / menyempurnakan terhadap kelemahan dan
kekurangan yang terjadi pada penyelenggaraan pemerintahan yang
lalu.
B. POKDARWIS Ardi Mandala Giri Desa Panusupan
1. Tentang Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Kelompok Sadar Wisata atau biasa dikenal dengan Pokdarwis
merupakan organisasi yang mengelola potensi wisata dan kearifan lokal yang
ada di wilayahnya. Pokdarwis Ardi Mandala Giri merupakan salah satu yang
memegang erat komitmen tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan selama
ini merupakan upaya untuk memajukan masyarakat Desa Panusupan dalam
segi pariwisata dengan menjual alam, seni, dan budaya warisan nenek
moyang. Ardi Mandala Giri terbentuk berdasarkan gagasan kelompok
masyarakat khususya Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten
Purbalingga.
2. Tugas Pokok Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Pokdarwis Ardi Mandala Giri adalah Lembaga Masyarakat Desa
dibawah naungan Badan Usaha Desa yang dibentuk dengan tugas untuk
menjaga kelestarian alam serta cagar budaya dalam hal kewisataan guna
untuk memelihara, mengelola serta mengembangkan potensi alam di Desa
Wisata yang berada di wilayah Desa Panusupan.
27
3. Fungsi Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Pokdarwis Ardi Mandala Giri berfungsi sebagai Badan Usaha
ekonomi Desa yang mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat khususnya rumah tangga miskin Desa Panusupan.
4. Visi, Misi dan Tujuan Pokdarwis Ardi Mandala Giri
a. Visi
Visi Pokdarwis Ardi Mandala Giri adalah Membangun masyarakat yang
sadar akan lingkungan, bersifat religius, dan berjiwa mandiri sehingga
tercipta masyarakat yang sejahtera.
b. Misi
1) Meningkatkan perekonomian masyarakat
2) Memperdayakan masyarakat dan lingkungan
3) Meningkatkan kreatifitas masyarakat
c. Tujuan
1. Mempererat persatuan dan mengembangkan kepedulian dan sadar
wisata diantara para anggotanya.
2. Mempelopori pengembangan beragam potensi wisata di lingkungan
terdekat /di tingkat lokal (desa).
3. Melestarikan nilai-nilai seni, budaya, adat dan sejarah lokal yang
mendukung kemajuan di bidang kepariwisataan yang berdampak positif
secara ekonomi dan sosial pada masyarakat.
28
5. Struktur Organisasi Pokdarwis Ardi Mandala Giri
Bagan 3.1 struktur organisasi Pokdarwis Desa Panusupan
Sumber gambar : Dokumentasi Pokdarwis
Dengan terbentuknya Pokdarwis sebagai pengelola Desa Wisata
Panusupan. Pokdarwis juga menjadi sebuah bagian penting dalam
perkembangan wisata di Desa Panusupan. Salah satu wisata yang dikelola
oleh Pokdarwis adalah Wisata Puncak Wringin. Dalam mengelola Wisata
Puncak Wringin, Pokdarwis melibatkan masyarakat Desa Panusupan untuk
ikut serta dalam proses pengembangan sebuah destinasi wisata. Langkah awal
yang dilakukan oleh Pokdarwis dalam mengelola Wisata Puncak Wringin
adalah membentuk kepengurusan / organisasi para pemuda Desa Panusupan
yang bernama Jong Adventure untuk menggali dan melestarikan semua
potensi yang ada di Wisata Puncak Wringin.
29
Pokdarwis selalu memantau dan memberikan arahan kepada Jong
Adventure dalam mengelola Wisata Puncak Wringin. Organisasi Jong
Adventure ini dibentuk agar pemuda Desa Panusupan mempunyai kegiatan-
kegiatan yang positif dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa
dari hasil mengelola Wisata Puncak Wringin tersebut.
C. Wisata Puncak Wringin
Desa Panusupan adalah salah satu desa yang terletak di sebelah utara
Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Jarak dari pusat pemerintahan
kecamatan Kurang lebih 10 km. Kemudian jarak dari pusat pemerintahan
kabupaten kurang lebih 40 km. Desa Panusupan terletak di ketinggian kurang
lebih 400 meter di atas permukaan laut. Karena letaknya yang cukup tinggi maka
Desa Panusupan identik dengan daerah pegunungan. Mayoritas masyarakat Desa
Panusupan berprofesi sebagai petani.
Desa Panusupan merupakan sebuah desa yang mempunyai latar belakang
cukup menarik untuk menjadi daya tarik wisata. Akan tetapi semua itu harus di
buktikan dengan adanya barang bukti, seperti sejarah tentang asal usul
terbangunnya sebuah desa. Setiap desa mempunyai sejarah berbeda-beda, tidak
bisa di samakan desa satu dengan desa yang lain. Seperti halnya Desa Panusupan
yang mempunyai banyak destinasi wisata yang sangat patut dikunjungi. Dan salah
satunya wisatanya adalah Wisata Puncak Wringin.
Wisata Puncak Wringin adalah wisata alam yang berada di puncak
Gunung Wringin, Desa Panusupan. Menurut cerita di sekitar Gunung Wringin
masih sering terdengar suara harimau yang mengaung seperti kucing, dan
30
sekarang ini masih dipercaya kalau gunung tersebut dijaga oleh seekor harimau.
Karena suara ngaungan itu Gunung Wringin terkenal dengan sebutan Igir
Singeong. Sedangkan untuk nama Wisata Puncak Wringin itu diambil karena
disekitar Gunung Wringin atau Igir Singeong itu terdapat banyak pohon wringin
atau pohon beringin. Dan banyak juga yang menyebut Puncak Wringin itu dengan
sebutan Puncak Igir Wringin.
Wisata Puncak Wringin resmi dibuka pada tanggal 1 Januari 2016. Wisata
tersebut dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Panusupan.
Wisata Puncak Wringin memiliki ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan
laut. Wisata Puncak Wringin menyediakan beberapa wahana yang bisa dinikmati
oleh para pengunjung, yaitu :
1. Gunung Cilik
Gambar 3.2 Gunung Cilik Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
31
Dinamakan Gunung Cilik karena menurut cerita jaman dulu ada
punggawa dari kerajaan hindu mempunyai anak kecil, lalu anak kecil tersebut
meninggal dibukit tersebut. Dan bentuk bukit tersebut bentuknya hampir
seperti gunung, maka dinamakan Gunung Cilik atau Gunung Kecil.
Gunung Cilik adalah Bukit pertama yang harus dilalui oleh para
pengunjung untuk sampai di puncak. Selain itu Gunung Cilik merupakan pos
pertama dari Wisata Puncak Wringin. Di sini para pengunjung juga sudah
bisa menikmati pemandangan alam yang masih asri.
2. Curug Luwang Areng
Gambar 3.3 Curug Luwang Areng Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
32
Menurut sejarahnya, dahulu ada cerita bahwa Curug Luwang Areng
adalah tempat untuk membakar para penjajah, agar tidak diketahui oleh para
musuh jadi jenazah penjajah tersebut dikubur di sekitar Curug Luwang
Areng. Maka dari itu dinamakan Curug Luwang Areng yang berarti Luwang
itu lobang dan Areng itu bekas pembakaran.
Letak Curug Luwang Areng adalah di bawah pos 2 dari Puncak
Wringin. Para pengunjung dapat menikmati air yang segar dari pegunungan
sebelum menuju ke puncak.
3. Camp Area
Gambar 3.4 Camp Area Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
33
Camp Area ini berada puncak tertinggi dari Wisata Puncak Wringin.
Lahan Camp Area juga sudah terbilang luas untuk para pengunjung yang
senang berwisata alam. Di sini para pengunjung bisa beristirahat dan
menikmati suasana alam yang sejuk. Tempat ini sangat cocok digunakan
untuk menunggu datangnya sunset dan sunrise.
4. Rumah Pohon
Gambar 3.5 Rumah Pohon Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
34
Inilah Rumah Pohon Wisata Puncak Wringin yang menjadi tujuan
akhir para pengunjung yang suka wisata alam. Menurut cerita jaman dulu
sekitar komplek Rumah Pohon adalah tempat yang digunakan para pejuang
untuk mengintai penjajah agar mudah mengetahui letak keberadaan para
penjajah. Dan sekarang lokasi ini dibuat Rumah Pohon untuk memanjakan
para pengunjung menikmati panorama alam. Di Rumah Pohon ini para
pengunjung dapat menikmati indahnya alam dari ketinggian. Dan biasa
digunakan untuk berfoto-foto mendapatkan gambar saat datangnya sunrise
dan sunset. Akan tetapi apabila jumlah pengunjung yang datang lumayan
ramai, para pengunjung harus bersedia antri dengan dipandu oleh pemandu
Wisata Puncak Wringin tersebut.
Itulah beberapa wahana yang bisa dinikmati oleh para pengunjung
Wisata Puncak Wringin. Selain itu, ada beberapa fasilitas wisata yang telah dibuat
oleh pengelola Wisata Puncak Wringin untuk mendukung Pariwisata tersebut.
Fasilitas tersebut antara lain :
1. Area Parkir Kendaraan
Gambar 3.6 Area Parkir Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Area parkir di Wisata Puncak Wringin sudah terbilang cukup
memadai parkir kendaraan roda 2. Pengunjung jarang sekali yang memakai
35
kendaraan roda 4, karena memang akses jalannya yang masih susah untuk
dilalui kendaraan roda 4. Untuk parkir kendaraan roda 2 di kawasan Wisata
Puncak Wringin dikenakan biaya sebesar Rp 2.000.
2. Sekretariat Wisata Puncak Wringin
Gambar 3.7 Sekretariat Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Sekretariat Wisata Puncak Wringin berfungsi sebagai tempat
pembelian tiket wisata untuk para pengunjung. Setelah membeli tiket para
pengunjung harus menulis data diri dulu. Di sekretariat juga ada kotak P3K
untuk berjaga-jaga kalau suatu saat ada pengunjung yang sakit atau
kecelakaan di wisata tersebut.
36
3. Tiket Wisata Puncak Wringin
Gambar 3.8 Tiket Wisata Puncak Wringin Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Untuk para pengunjung yang ingin berwisata ke Wisata Puncak
Wringin diwajibkan membeli tiket. Tiket masuk wisata dikenakan biaya Rp
5000 per-orang.
4. Pondok Duduk
Gambar 3.9 Pondok Duduk Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Dalam perjalanan menuju Puncak Wringin, pengelola telah
menyediakan beberapa pondok untuk duduk para pengunjung. Jadi apabila
37
pengunjung kelelahan dalam perjalanan menuju puncak, pengunjung dapat
beristirahat sejenak di pondok duduk yang telah disediakan.
5. Basecamp Puncak Wringin
Gambar 3.10 Basecamp Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Pengelola juga menyediakan basecamp yang letaknya ada di Puncak
Wringrin. Basecamp ini berguna untuk sholat bagi yang beragama islam.
Basecamp ini juga bisa digunakan untuk beristirahat sejenak, atau juga
digunakan untuk perkumpulan oraganisasi-organisasi yang datang
mengunjungi Wisata Puncak Wringin.
38
6. Mata Air
Gambar 3.11 Mata Air Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Mata Air ini berasal dari air pegunungan, pengunjung yang
kekurangan air untuk minum bisa mengambil air dari mata air ini dan bisa
langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Bagi pengunjung
yang beragama islam dan ingin mengambil air wudlu juga bisa langsung
menggunakan mata air tersebut. Tempat mata airnya memang masih sangat
sederhana, karena masih dalam pengembangan wisata dan yang paling
penting sudah mempunyai fungsi yang cukup.
7. Fasilitas Lain
Gambar 3.12 Gardu Pandang Pos 2Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
39
Gambar 3.13 Tempat duduk Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.14 Panggok Pinang Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
8. Sign System Wisata Puncak Wringin
Gambar 3.15 Papan Petunjuk Arah Pintu Masuk Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
40
Gambar 3.16 Papan petunjuk pintu masuk dan cek tiket Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.17 Papan petunjuk arah ke puncak Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
41
Gambar 3.18 Papan petunjuk lokasi Gunung Cilik Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.19 Papan petunjuk pos 1 Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
42
Gambar 3.20 Papan petunjuk pos 2 Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.21 Papan petunjuk arah ke Curug Luwang Areng
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
43
Gambar 3.22 Papan petunjuk arah ke Mata air
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
Gambar 3.23 Papan petunjuk Puncak dan Camp Area
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi.
44
Itulah beberapa sign system yang ada di Wisata Puncak Wringin mulai
dari pintu masuk sampai dengan puncak wisata tersebut.
Dalam upaya mengembangkan potensi dari Wisata Puncak Wringin,
pengelola juga sudah melakukan beberapa promosi untuk mengundang para
pengunjung agar datang ke lokasi wisata tersebut. Promosi yang pernah dilakukan
adalah promosi melalui media sosial facebook dan media cetak banner tempat
wisata. Promosinya sebagai berikut :
1. Media sosial Facebook
Gambar 3.24 Promosi wisata Puncak Wringin media sosial Facebook
Sumber gambar : https://www.facebook.com/jongadventure/
2. Banner
Gambar 3.25 Banner Wisata Puncak Wringin
Sumber gambar : Dokumentasi Pribadi
45
D. Komparasi
1. Wisata Alam Kalibiru
a. Sejarah Wisata Alam Kalibiru
Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru berada di
Perbukitan Menoreh Kulonprogo Yogyakarta, pada ketinggian 450 mdpl.
Lokasi kawasan wisata ini berada di kurang lebih 40 km di sebelah barat
Kota Yogyakarta, atau hanya berjarak 10 km dari Kota Wates, Ibukota
Kabupaten Kulonprogo. Wisata Alam ini dibangun atas inisiatif
masyarakat di sekitar hutan Negara yang berkeinginan agar hutan tersebut
tetap tumbuh hijau, sejuk, dan lestari. Pengembangan wisata alam ini
tidak lepas dari proses panjang upaya masyarakat di sekitar hutan dalam
memulihkan keadaan hutan yang dulunya tandus dan gersang.
Pembangunan wisata alam Kalibiru dilakukan sebagai salah satu
bentuk pemanfaatan jasa lingkungan atas dasar Izin Pemanfaatan Hutan
Kemasyarakatan selama 35 tahun – (terhitung sejak 14 Pebruari 2008) –
yang diperoleh kelompok-kelompok pengelola hutan atas kepercayaaan
yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat di sekitar hutan
Negara tersebut.
Salah satu daya tarik kawasan wisata alam ini adalah bentang
alamnya yang asri yang merupakan harmonisasi antara hijaunya hutan
dengan hamparan berbukit yang sangat luas dengan pemandangan
alamnya yang sangat indah dan mempesona. Masyarakat setempat juga
dikenal ramah, santun, memiliki rasa kekeluargaan dan kegotong
royongan, masih mempertahankan beraneka ragam seni budaya
46
tradisional, sehingga mampu menimbulkan rasa tenang dan nyaman bagi
siapa saja yang berkunjung di kawasan wisata alam ini.
Perpaduan antara keelokan alam yang ada di Wisata Alam
Kalibiru dengan budaya lokal masyarakat, baik budaya pertanian,
peternakan, maupun budaya gotong-royong, dan dengan didukung oleh
adanya beberapa jenis kesenian sebagai atraksi budaya, mampu
membentuk sebuah destinasi baru yang menarik dengan nama Desa
Wisata Kalibiru.
b. Fasilitas Pendukung
Pengunjung wisata alam Kalibiru ini juga dapat menikmati sejumlah
fasilitas pendukung sebagai berikut :
1) Pondok Wisata
Gambar 3.26 Pondok Inap Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Pondok Wisata adalah fasilitas penginapan dengan desain
“rumah kampung Jawa” yang dimodifikasi. Di kawasan ini ada 6 unit
fasilitas pondok wisata dengan daya tampung masing-masing untuk 10
– 15 orang. Keberadaan pondok ini juga didukung oleh adanya
47
Homestay (rumah singgah) yang berada di rumah-rumah penduduk
sekitar kawasan.
2) Joglo (ruang pertemuan)
Gambar 3.27 Joglo Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Ruang Pertemuan yang ada di kawasan ini disediakan khusus
dalam bentuk “Rumah Joglo” yang masih asli. Jumlahnya ada 3 unit, 2
unit berlantai keramik, 1 unit berlantai semen, masing-masing
memiliki kapasitas hingga 75 orang.
3) Gardu Pandang
Gambar 3.28 Gardu Pandang Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Gardu pandang yang dibangun di atas ketinggian bukit
Menoreh ini bisa menjadi tempat untuk melihat pemandangan alam
yang ada di bawahnya.
48
4) Perpustakaan
Gambar 3.29 Perpustakaan Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Keberadaan perpustakaan ini sangat mendukung kemajuan
masyarakat di sekitar kawasan wisata Kalibiru.
5) Flying Fox
Gambar 3.30 Flying Fox Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Di kawasan Kalibiru terdapat dua lintasan flying fox :
- 1 jalur untuk anak-anak, panjang lintasan 50 m, dengan grade
rendah.
- 1 jalur untuk dewasa, panjang lintasan 85 m, dengan grade sedang.
49
6) Jalur Trekking
Gambar 3.31 Jalur Trekking Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Jalur trekking ini melingkar di sepanjang kawasan. Di samping
untuk kegiatan olahraga dan refreshing, melalui jalur ini kita bisa
mengenal berbagai jenis tanaman hutan.
7) Outbound training
Gambar 3.32 Outbound Wisata Kalibiru
Sumber gambar : https://www.facebook.com/wisata.alam.kalibiru/photos
Ini salah satu sarana outbound, yang biasanya dilakukan pada
saat ada permintaan dari pihak pelajar, mahasiswa, dan kelompok –
kelompok / organisasi yang mengadakan acara di lokasi wisata alam
ini.
50
c. Visi dan Misi
1) Visi
Bersama-sama membangun masyarakat dalam bidang informasi
teknologi untuk mengangkat potensi desa.
2) Misi
- Menumbuhkan masyarakat sadar teknologi dan informasi dalam
perkembangan globalisasi.
- Memanfaatkan teknologi informasi untuk kemajuan masyarakat
desa.
- Melakukan edukasi kepada masyarakat dengan sarana teknologi
informasi.
2. Wisata Alam Gunung Api Purba
a. Latar Belakang Wisata Gunung Api Purba
Nglanggeran merupakan desa yang secara administratif terletak di
Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta. Kawasan
Ekowisata Gunung Api Purba memiliki luas 48 Ha. Sedangkan wilayah
Desa Nglanggeran memiliki luas 762,0990 Ha dengan tata guna lahan
sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, ladang dan
pekarangan. Pola pemilikan tanah tersebut didominasi oleh tanah kas
desa. Desa Nglanggeran terdiri dari 5 dusun/pedukuhan yaitu Dusun
Karangsari, Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Nglanggeran
Wetan dan Dusun Gunungbutak. Pusat pemerintahan desa terletak di
dusun Doga.
51
Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki ketinggian 200-700
mdpl. Ekowisata ini relatif dekat dengan pusat kota Yogyakarta karena
cukup ditempuh selama 1 sampai 1,5 jam perjalanan. Tempat ini pun
menjadi pintugerbang bagi kawasan wisata alam Gunung Kidul yang
terkenal elok.Bentang alam yang eksotik menjadi daya tarik utama
Gunung Api Purba Nglanggeran. Berbagai bentuk kearifan lokal
masyarakatnya dan sejumlah mitos yang berkembang dalam kehidupan
mereka melengkapi eksotisme Nglanggeran. Meskipun demikian
keindahan alam tetap menjadi potensi terbesar dari Gunung Api Purba
Nglanggeran sebagai kawasan ekowisata.
Pengembangan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba diawali
oleh Kelompok Pemuda Karang Taruna Desa Nglanggeran sejak tahun
1999, dengan adanya kesadaran peduli lingkungan bersama masyarakat
menanam pohon-pohon di area gunung yang merupakan gunung
gundul/gersang diantara bongkahan-bongkahan batu pencakar langit.
Dengan berbagai kegiatan aktif dilakukan oleh kelompok pemuda dan
masyarakat selanjutnya pemerintah Desa Nglanggeran mempercayakan
pengelolaan lahan seluas 48 Ha untuk dikelola pemuda (Karang Taruna
Bukit Putra Mandiri) yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Desa
Nglanggeran No.05/KPTS/1999 tertanggal Desa 12 Mei 1999.
Akan tetapi terjadi kevakuman pengelolaan saat setelah bencana
gempa 26 Mei 2006 hingga ditahun 2007, dan setelah itu karang taruna
mulai lagi muncul kepermukaan untuk melakukan pengelolaan kawasan
wisata dengan pendampingan dari Dinas Budpar Gunungkidul sejak tahun
52
2007. Dibuatlah sebuah lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata)
yang melibatkan dari seluruh komponen masyarakat dari Ibu PKK,
Kelompok Tani, Pemerintah Desa dan juga pemuda karang taruna.
Setelah terbentuk BPDW disepakati dan ditetapkan untuk
pengelola teknis lapangan adalah pemuda-pemudi karang taruna selaku
pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Dengan mendapatkan
beberapa pelatihan dari Dinas Budpar Gunungkidul dan Dinas Pariwisata
DIY serta adanya beberapa SDM dari pengurus yang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi maka perkembangan wisata di Desa
Nglanggeran bisa dikatakan memiliki perkembangan positif yang
signifikan. Hingga sampai sekarang para pengunjung masih ramai untuk
berwisata di Wisata Gunung Api Purba tersebut.
b. Fasilitas Wisata Gunung Api Purba
1) Flying Fox
Gambar 3.33 Flying Fox Wisata Gunung Api Purba
Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Flying Fox adalah game tantangan individu yang diadaptasi
dari pelatihan militer. Game ini dilakukan dengan cara meluncur dari
ketinggian tertentu. Kawasan Gunung Api Purba sangat cocok untuk
53
melakukan kegiatan ini karena dari bentuk kawasannya yang banyak
tebing, dan juga pohon yang bisa dan memungkinkan untuk kegiatan
ini.
2) Embung Nglanggeran
Gambar 3.34 Embung Nglanggeran Wisata Gunung Api Purba
Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Embung adalah kata yang digunakan oleh orang Jawa untuk
menyebut telaga buatan. Embung Nglanggeran adalah telaga buatan
yang fungsi utamanya adalah untuk mengairi kebun buah di sekitar
Gunung Api Purba Nglanggeran. Selain sebagai sumber pengairan,
Embung Nglanggeran juga difungsikan sebagai obyek
wisata.Diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada bulan
Februari 2013, Embung Nglanggeran langsung menyedot perhatian
wisatawan. Hal ini dikarenakan lokasinya yang unik dan
pemandangannya yang ciamik. Embung Nglanggeran terletak di
pinggang Gunung Api Purba Nglanggeran. Lokasi embung dulunya
merupakan sebuah bukit yang kemudian dipotong dan dijadikan telaga
buatan.
54
3) Camping Ground
Gambar 3.35 Camping Ground Wisata Gunung Api Purba
Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Di area puncak Wisata Gunung Api Purba terdapat camping
ground yang cukup luas untuk para pengunjung yang akan menginap
di puncak wisata. Camping Ground yang ada lumayan luas, bisa
membangun sekitar 20 tenda. Dari area camping ground pengunjung
juga dapat menikmati suasana malam dengan memandang lampu-
lampu pedesaan terdekat, dan apabila pagi tiba pengunjung akan
dimanjakan dengan munculnya matahari terbit.
4) Jalur Pendakian
Gambar 3.36 Jalur Pendakian Wisata Gunung Api Purba
Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Untuk mencapai puncak, wisatawan harus treking sekitar 1,5
hingga 2 jam. Dalam perjalanan menuju Gunung Api Purba
pengunjung melewati sebuah lorong sempit sepanjang sekitar 20
55
meter yang bagian dinding kanan kirinya merupakan batu raksasa.
Lorongnya begitu sempit, terhitung 2 kali pengunjung akan melewati
lorong sempit seperti itu.
5) Gardu Pandang
Gambar 3.37 Gardu Pandang Wisata Gunung Api Purba
Sumber gambar : http://gunungapipurba.com
Dalam perjalanan menuju puncak Gunung Api Purba para
pengunjung akan melewati 5 Pos Atau 5 gardu pandang. Gardu
pandang tersebut berguna untuk berisitirahat dan juga untuk melihat
pemandangan alam yang eksotis. Setiap pos mempunyai view sendiri-
sendiri, dan semua membuat decak kagum para pengunjung.
c. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi
Menjadikan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran
menjadi kawasan wisata unggulan berwawasan lingkungan berbasis
masyarakat.
2. Misi
a. Meningkatkan SDM dan pengelolaan Kawasan Ekowisata Gunung
Api Purba.
b. Membangun dan meningkatkan kesadaran peduli lingkungan.
56
c. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak yang
berkompetendalam masalah kepariwisataan dan aktivis peduli
lingkungan.
d. Melindungi lingkungan di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba,
baik kebudayaan, flora, fauna dan juga keunikan batuannya.
e. Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan perbaikan / evaluasi terhadap kinerja pengelolaan
Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba.
f. Melakukan promosi secara efektif dan intensif.
g. Meningkatkan lama tinggal wisatawan (length of stay) di
Kabupaten Gunungkidul dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengembangannya Kawasan Ekowisata
Gunung Api Purba Nglanggeran adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan segala potensi alam dan budaya yang ada
sekaligus menjaga kelestariannya.
E. Analisis SWOT
Dalam perancangan promosi Wisata Puncak Wringin di Purbalingga
diperlukan analisis SWOT yang digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi media promosi.
Analisis ini perlu mengkaji dalam segi kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dengan objek
57
pembanding atau komparasi. Berdasarkan pengamatan, didapat data sebagai
berikut :
Analisis
SWOT
Subjek Perancangan
Wisata Puncak
Wringin
Wisata Alam
Kalibiru
Wisata Alam
Gunung Api Purba
Kekuatan
(Strenght) • Memiliki
keindahan alam
yang benar-benar
masih asri dan
alami.
• Memiliki banyak
potensi wisata
yang menarik
untuk
memanjakan para
pengunjung.
• Wisata ini
mempunyai
sumber mata air
sendiri.
• Mempunyai
Rumah Pohon
berbeda dengan
wisata lain yang
menjadi ciri khas
wisata.
• Memiliki area
trekking yang
menantang.
• Memiliki
panorama
alam yang
sangat indah
dan sangat
mempesona.
• Memiliki
banyak potensi
wisata yang
menarik.
• Mempunyai
banyak area
untuk spot
foto.
• Memiliki
potensi
keindahan alam
yang indah serta
pengunjung
dapat
merasakan
suasana
petualangan.
• Memiliki
banyak potensi
wisata seperti
outbond
pendakian,
gardu pandang,
Camping
ground.
• Memiliki wisata
pendukung
embung
Nglanggeran.
• Memiliki area
trekking yang
menantang.
58
Kelemahan
(Weakness) • Kurangnya
promosi yang
dilakukan oleh
pengelola wisata.
• Akses jalur
pendakian belum
baik.
• Fasilitas
penunjang wisata
yang kurang
memadai.
• Jalur trekking
kurang
terawat.
• Fasilitas
kurang
memadai.
• Kurangnya
promosi yang
dilakukan.
• Banyak tempat
yang licin.
• Sarana
kebersihan
fasilitas umum
kurang
memadai.
• Kurangnya
wahana wisata
yang terdapat di
taman buah
embung.
Peluang
(Opportunity)
• Masih banyaknya
lahan kosong
memungkinkan
menambah
inovasi wisata
yang ditawarkan.
• Mendapat
dukungan dari
pihak Dinas
untuk
mengembangkan
wisata tersebut.
• Potensi wisata
alam yang indah
menjadi daya
tarik untuk
wisatawan.
• Kawasan
wisata
berbasis
trekking hutan
tidak banyak
di indonesia.
• Banyak lahan
kosong untuk
menambah
tempat untuk
spot foto bagi
para
wisatawan.
• Pembangunan
penginapan
serta warung
makan dan
warung
kelontong.
• Potensi wisata
alam yang indah
menjadi daya
tarik untuk
wisatawan.
59
Ancaman
(Threat)
• Banyaknya
wisata - wisata
alam yang
sejenis.
• Sarana
transportasi yang
terbatas untuk
menuju ke lokasi
wisata.
• Daerah wisata
yang rawan
bencana.
• Banyaknya
wisata - wisata
alam yang
sejenis.
• Akses jalan
menuju lokasi
wisata sangat
menanjak dan
sempit di
beberapa titik.
• Mulai
banyaknya desa
wisata yang
menawarkan
wisata
adventure.
• Informasi letak
gunung api
purba kurang
signifikan
karena saat
perjalanan tidak
adanya plang
penujuk arah.
• Daerah wisata
yang rawan
bencana.
Tabel 3.1.Analisis SWOT Wisata Puncak Wringin, Wisata Kalibiru dan Wisata Gunung Api Purba
top related