bab iii metode penelitian 3.1. j -...
Post on 20-Jun-2019
213 Views
Preview:
TRANSCRIPT
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada bagian ini akan membahas mengenai 3 sub judul, diantaranya tentang
seting tempat penelitian, waktu penelitian, dan karakteristik subjek penelitian.
Seting tempat akan membahas tentang lokasi dilaksanakannya penelitian, waktu
penelitian akan membahas tentang kapan dilaksanakan penelitian, dan yang
terakhir karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa
kelas 4 yang dijadikan subjek penelitian.
3.1.1. Seting Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri
Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD Negeri Rowosari
terletak di area pemukiman yang dikelilingi area persawahan dengan jarak dari
jalan raya Sraten kurang lebih 1,5 km. Walaupun letak SD ini, berada
dilingkungan pedesaan, tetapi sarana prasarana fisik yang dimiliki sudah cukup
lengkap dan memadahi, diantaranya ada 6 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala
sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 1
ruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar mandi guru, 2 kamar
mandi murid, dan 2 area parkir untuk guru dan murid serta halaman sekolah yang
cukup luas. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Rowosari dikarenakan mudah
dijangkau dan belum pernah digunakan untuk penelitian.
3.1.2. Seting Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rowosari Semester II Tahun
Pelajaran 2013/2014, pada bulan Januari hingga bulan Mei 2014. Penelitian ini
memerlukan dua siklus proses belajar mengajar yang efektif, sehingga
pelaksanaannya perlu mengacu pada kalender akademik sekolah. Selain itu juga
harus sesuai dengan silabus, KD yang digunakan yaitu 8.1 Mendeskripsikan
energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.
20
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal PTK
2
Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3
Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan Januari
sampai dengan bulan Mei tahun 2014. Pada bulan Januari minggu ke-1 sampai
minggu ke-3 peneliti menyusun proposal skripsi. Kemudian untuk bulan Januari
minggu ke-4 peneliti menyusun perencanaan dan instrumen penelitian yang
diperlukan. Pada bulan Maret minggu ke-2 dan ke-3 digunakan untuk kegiatan
UTS semester II dan masa jeda. Pada minggu ke-4 bulan Maret digunakan tryout
Ujian Sekolah kelas 6 tingkat kabupaten. Setelah itu pada bulan April minggu ke-
1 peneliti mulai melaksanakan penelitian siklus I. Pada bulan April minggu ke-2
peneliti melanjutkan penelitian siklus II. Dan, pada bulan April minggu ke-3
sampai dengan bulan Mei peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian
dengan membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi laporan penelitian serta
melakukan persiapan ujian skripsi.
3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri
Rowosari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Siswa kelas 4 berjumlah 18
siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan yang mempunyai
karakteristik berbeda-beda. Selain itu tingkat kemampuan siswa juga berbeda-
21
beda, ada yang di atas rata-rata, ada yang sedang, dan ada yang di bawah rata-rata.
Latar belakang siswa pun juga berbeda-beda, mayoritas pekerjaan orang tua
siswa sebagai petani, ada juga yang bekerja sebagai buruh, wiraswasta dan
pegawai negeri. Karena pekerjaan orang tua siswa mayoritas sebagai petani,
sehingga siswa kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya dalam belajar.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 karena hasil belajar IPA di kelas
tersebut masih relatif rendah, di bawah KKM (65) yang ditetapkan sekolah. Dari
data rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada
mata pelajaran IPA masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM
(65), hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih kesulitan menguasai materi IPA
yang diajarkan guru. Rendahnya hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Rowosari
dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata IPA pada Ulangan Tengah Semester II
Tahun Pelajaran 2013/2014 yakni 64.5 yang masih berada di bawah nilai
(KKM=65) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar
IPA tersebut, peneliti menerapkan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran
group investigation (GI).
3.2. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc
Taggart.
3.2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang biasanya disingkat PTK. “PTK adalah penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik
pembelajaran” (Arikunto, 2009:58).
Menurut Sanjaya (2013:149), PTK adalah proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk
memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.
22
Sedangkan Madya (2006:51) menyatakan, “penelitian tindakan sejati adalah
penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti
melalui kerjasama dan kerja bersama. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti”.
Penelitian tindakan kelas (PTK), terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami
pengertiannya yaitu:
1) Penelitian: kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2) Tindakan: suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3) Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru. Batasan kelas tersebut bukan dalam arti
ruangan tetapi sekelompok peserta didik.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
3.2.2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain yang
dikemukan oleh Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun desain PTK dimaksud
menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan
dalam bagan berikut ini:
23
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Gambar: 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
Rancangan desain penelitian ini mengacu pada model siklus menurut
Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Keempat langkah tersebut
merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali
ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan
secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga
pengamat, mungkin pengamat dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara
mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Secara utuh, tindakan yang diterapkan
dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui
tahapan sebagai berikut:
a) Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Perencanaan)
Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang
melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya
tindakan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecematan pengamatan yang dilakukan. Rencana penelitian
tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak
PERENCANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
SIKLUS II
PERENCANAAN
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
REFLEKSI
REFLEKSI
?
24
menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada.
b) Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan
tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana
guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,
tetapi harus pula berlaku wajar. Membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama
tidak mengubah prinsip.
c) Tahap 3: Pengamatan
Tahap ini yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit
kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksana tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
d) Tahap Refleksi
Pada tahap ini yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali yang sudah
terjadi. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan
data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan subjek tentang
apa yang dialami, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya.
Keempat tahapan tersebut merupakan satu siklus yaitu satu putaran kegiatan
beruntun, dari tahap penyusunan sampai dengan tahap refleksi yang tidak lain
adalah evaluasi. Siklus adalah putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah
semula.
3.3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:38), Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009:169) variabel
adalah konsep yang dapat diukur dan mempunyai variasi nilai. Variabel
dibedakan menjadi dua kategori, variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Dalam
penelitian ini terdapat 2 variabel yang digunakan, diantaranya;
25
a. Variabel Bebas (x)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab terjadinya perubahan variabel lain. Variabel ini disebut variabel bebas
karena adanya tidak tergantung pada yang lain atau bebas dari ada atau tidaknya
variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran
group investigation (GI). Pembelajaran IPA dengan model group investigation
(GI) adalah pembelajaran IPA yang memberikan kesempatan kepada siswa secara
berkelompok untuk berfikir kritis menginvestigasi dengan melakukan percobaan
secara langsung (praktikum), siswa melakukan pengamatan hasil percobaan
kemudian hasil pengamatan itu dipresentasikan di depan kelas dan dievaluasi oleh
guru. Pada saat melakukan percobaan siswa mulai mencari tahu masalah yang
terjadi kemudian didiskusikan dalam kelompok. Hasil pengamatan dalam
percobaan kemudian ditulis pada lembar kerja siswa yang sudah dibagikan guru.
Hasil tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas. Pada akhir pelajaran guru
memberikan evaluasi. Dengan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa
secara langsung seperti itu dapat menumbuhkan keaktifan dan kerjasama antar
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
b. Variabel Terikat (y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena kondisi atau
variasinya dipengaruhi atau terikat oleh variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi
oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil akhir dari kegiatan belajar yang digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa.
26
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Variabel X
No Langkah model
pembelajaran group
investigation (GI)
Indikator Item
1.
Guru menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan semua
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan
memberi motivasi
siswa dalam belajar
1. Apakah guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai?
2. Apakah guru
memberi motivasi
kepada siswa?
2. Guru menyampaikan
materi pelajaran
Menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa
dengan menggunakan
media yang tepat
1. Apakah guru
menyampaikan
materi dengan
menggunakan media
pembelajaran yang
tepat?
3. Guru
mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok kecil
Membentuk kelompok
kecil
1. Apakah guru
membagi siswa ke
dalam kelompok
secara heterogen?
4. Guru membimbing
kelompok dalam
kegiatan
pembelajaran
Membimbing
kelompok pada saat
menginvestigasi materi
yang dipilih dengan
melaksanakan
praktikum
1. Apakah guru
membimbing
kelompok saat
menginvestigasi
materi yang sudah
dipilih sendiri
dengan
melaksanakan
praktikum?
5. Guru memberikan
evaluasi
Evaluasi individu 1. Apakah guru
memberikan
evaluasi individu
kepada siswa?
27
3.4. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa ada
tiga tahap rencana tindakan yang utama dalam penelitian tindakan diantaranya
adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing),
serta refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:137). Berikut ini rincian dari ketiga
tahapan penelitian tindakan kelas:
Siklus I meliputi:
A. Perencanaan
Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan
tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran group investigation (GI). Langkah-langkah
perencanaan untuk siklus I sebagai berikut:
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
materi.
b) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan.
d) Menyiapkan LKS untuk siswa.
e) Menyiapkan lembar observasi.
f) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
B. Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan perencanaan, berikut ini rincian pelaksanaan tindakan:
a) Apersepsi, siswa diingatkan kembali tentang kompetensi dasar berkaitan
dengan materi yang dipelajari sebelumnya.
b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran
c) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru menyampaikan materi pelajaran IPA.
28
e) Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri
dari 4 siswa.
f) Guru memberi arahan jalannya pembelajaran melalui model pembelajaran GI.
g) Siswa bersama kelompok memilih sub bab atau materi yang akan
diinvestigasi dengan cara melakukan percobaan.
h) Siswa bersama kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan percobaan.
i) Siswa dalam kelompok bekerjasama melaksanakan kegiatan investigasi
dengan bimbingan guru.
j) Siswa diberi LKS dan melakukan diskusi kelompok.
k) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok.
l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.
m) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
n) Guru memberikan evaluasi secara individu.
Selama berlangsungnya proses pembelajaran, guru mengamati keaktifan
siswa di dalam proses melakukan investigasi dengan cara melakukan percobaan.
Pengamat mencatat aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang
sudah terstruktur. Selain itu observer juga mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat
penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan model group investigation
(GI).
C. Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran group investigation (GI).
c) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.
d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat
memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.
29
Siklus II meliputi :
A. Perencanaan ulang.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, selanjutnya diadakan perencanaan
ulang seperti pada perencanaan di siklus I. Setelah itu peneliti mencatat
permasalahan dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan
merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.
B. Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang
diprogramkan, yaitu:
a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada
siklus I.
b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.
c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan
kesulitan yang dihadapi siswa.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa
pada saat melakukan investigasi dengan cara melakukan percobaan. Pengamat
mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur dan
membandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu, dalam proses belajar
mengajar diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan model pembelajaran group investigation (GI).
C. Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.
b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran group investigation (GI).
c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian
tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.
30
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan
atau memperoleh data dalam suatu penelitian, sedangkan instrumen penelitian
adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Secara garis besar teknik pengumpulan data digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu teknik tes dan non tes.
1) Teknik Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Menurut Djemari (2008:67),
tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang
secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau
pertanyaan. Dalam penilitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada
siklus I dan II. Bentuk instrumen tes ini berupa lembar evaluasi pada akhir
pembelajaran dalam bentuk soal objektif (pilihan ganda).
2) Teknik Nontes
a) Observasi
“Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematik, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu” (Arifin, 2012:153). Tujuan utama observasi adalah mengumpulkan data
dan informasi mengenai suatu fenomena baik berupa peristiwa maupun tindakan
dan untuk mengukur perilaku kelas (baik buruknya guru maupun peserta didik).
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai
proses dan hasil belajar, seperti tingkah laku peserta didik saat pembelajaran
berlangsung, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. “Observasi sebagai alat
penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun situasi buatan” (Sudjana, 2009:84). Dalam observasi penelitian ini
31
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran group investigation (GI).
b) Dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah,
prasasti, agenda dan sebagainya” (Arikunto, 2010: 274). Penggunaan metode
dokumentasi pada penelitian ini adalah mengetahui nilai awal mata pelajaran IPA
yang akan digunakan sebagai perbandingan apabila penelitian sudah
dilaksanakan.
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat maka diperlukan instrumen yang baik,
sehingga peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari dapat
diketahui dengan penerapan model pembelajaran group investigation (GI).
Berikut adalah prosedur pembuatan instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini ;
1) Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes objektif (pilihan
ganda). Tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada
ranah kognitif. “Soal pilihan ganda adalah bentuk tes di mana setiap butir soalnya
memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu” (Widoyoko, 2013:67). Tes ini
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar
yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah
soal tes kepada subjek penelitian.
32
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrument Soal Evaluasi Siklus I
KD Indikator
Tingkat Kesukaran Soal Teknik
Penilaian
Nomer
Item
Tes Mudah Sedang Sukar
8.1
Mendeskrip
sikan energi
panas dan
bunyi yang
terdapat di
lingkungan
sekitar serta
sifat-
sifatnya
1. Menuliskan
kembali
macam-
macam
sumber
energi
panas yang
ada di
lingkungan
sekitar
1 soal 5 soal 1 soal Teknik
tes:
pilihan
ganda
1, 2, 3,
4, 6, 7,
9
2. Melakukan
percobaan
perambatan
panas
(konduksi,
konveksi
dan
radiasi).
1 soal 7 soal 1 soal Teknik
tes:
pilihan
ganda
8, 11,
13, 14,
16, 19,
20, 21,
24, 26
3. Menyebut
kan sifat
energi
panas.
2 soal 3 soal 1 soal Teknik
tes:
pilihan
ganda
27, 29,
30, 33,
34, 35
33
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrument Soal Evaluasi Siklus II
KD Indikator
Tingkat Kesukaran Soal Teknik
Penilai
an
Nomer
Item
Tes mudah sedang sukar
8.1
Mendeskrip
sikan energi
panas dan
bunyi yang
terdapat di
lingkungan
sekitar serta
sifat-
sifatnya
1. Menyebutkan
sumber-
sumber
energi bunyi
yang ada di
lingkungan
sekitar.
1 soal 4 soal 1 soal Teknik
tes:
pilihan
ganda
2, 4, 5,
7, 8, 9
2. Menyimpulk
an bahwa
bunyi
dihasilkan
oleh benda
yang
bergetar.
1 soal 7 soal 1 soal Teknik
tes:
pilihan
ganda
3, 11,
12, 14,
16, 17,
18, 19,
20
3. Membedakan
perambatan
bunyi pada
benda padat,
cair dan gas.
1 soal 8 soal 1 soal Teknik
tes:
pilihan
ganda
6, 21,
22, 23,
26, 28,
29, 31,
33, 34
2) Lembar Observasi
Kegiatan observasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran.
Dalam lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat mengukur aktivitas
siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran group investigation (GI). Lembar observasi diisi oleh
observer dengan cara memberikan tanda centang (check list) pada kolom
skor. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu menentukan
lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek
sikap. Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, skor yang
menunjukkan sikap positif, skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju dan 1
sangat tidak setuju.
34
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Langkah
Pembelajaran Langkah-langkah GI Indikator No
Pra
Pembelajaran Guru mengecek kesiapan
ruang, alat, dan media
pembelajaran
1
Guru membimbing siswa
berdo’a 2
Guru mengecek
kehadiran siswa
(presensi)
3
Guru memeriksa
kesiapan siswa 4
Kegiatan Awal 1. Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Guru melakukan
apersepsi sesuai dengan
materi ajar
5
Guru memberikan
motivasi kepada siswa
dengan melakukan tanya
jawab
6
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
7
Kegiatan Inti
2. Penyampaian materi Membimbing
pembelajaran dengan
model GI
8
Guru menunjukkan
penguasaan materi 9
Guru menyajikan materi
dengan menggunakan
media pembelajaran
10
Guru menjelaskan materi
secara runtut 11
Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan
12
3. Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok belajar
secara heterogen
Guru membagi siswa ke
dalam beberapa
kelompok
13
Guru bersama siswa
menyiapkan prosedur
belajar
14
35
Guru menjelaskan aturan
berkelompok sebelum
melakukan praktikum
15
4. Membimbing
kelompok dalam
pembelajaran
Guru membimbing
kelompok dalam
kegiatan praktikum
16
Guru membimbing siswa
dalam kegiatan diskusi
kelompok
17
Guru membagikan LKS
ke dalam setiap
kelompok
18
Guru meminta siswa
untuk mempresentasikan
hasil diskusi di depan
19
Guru memberikan
penguatan kepada siswa 20
Guru memberikan
kesempatan kelompok
lain untuk menanggapi
hasil presentasi
21
Kegiatan Akhir guru membagikan
lembar kerja siswa
secara individu
22
Guru dan siswa
menyimpulkan materi
pelajaran
23
Guru menyampaikan
materi pembelajaran
untuk pertemuan
berikutnya
24
Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucap salam
25
36
Table 3.6
Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa
Langkah
Pembelajaran Indikator No
Pra
Pembelajaran
Membuka pembelajaran dengan berdo’a 1
Mempersiapkan perlengkapan belajar 2
Menjawab apersepsi dari guru 3
Memperhatikan secara seksama ketika guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
4
Kegiatan Inti Memperhatikan materi yang disampaikan guru 5
Menjawab pertanyaan dari guru 6
Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 7
Adanya interaksi positif antar siswa 8
Kerjasama dalam menganalisis masalah sesuai
subtopik yang dipilih 9
Aktif diskusi kelompok 10
Ketertarikan materi yang disajikan saat
melakukan praktikum 11
Serius dalam diskusi 12
Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan
guru 10
Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 11
Keseriusan dalam diskusi 12
Bekerjasama antar anggota kelompok 13
Mengerjakan lembar kegiatan 14
Merasa senang dalam pembelajaran 15
Berani mempresentasikan hasil diskusi 16
Memberikan tanggapan dari hasil presentasi
kelompok lain 17
Kegiatan Akhir Mengerjakan lembar evaluasi individu 18
Mampu membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran 19
Merefleksi pelajaran 20
37
3.6. Validitas dan Reliabilitas
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan penilaian
kepada siswa adalah menguji kualitas instrumen penilaian dengan baik. Kegiatan
penilaian dikenal dengan data penilaian. Data yang baik adalah data yang sesuai
kenyataan yang sebenarnya dan data tersebut besifat tetap, ajeg dan dapat
dipercaya. Data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya disebut data yang
valid. Sedangkan data yang dapat dipercaya disebut data yang reliabel. Agar dapat
diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen penilaian yang digunakan
untuk mengukur objek yang akan dinilai baik tes maupun non tes harus memiliki
bukti validitas dan reliabilitas.
3.6.1. Uji Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah” (Arikunto, 2010:211). Untuk menentukan suatu item
tertentu valid atau tidak dapat menggunakan SPSS versi 16.0 for windows, suatu
item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item
to total correlation ≥ 0,367 dengan taraf signifikasi 5% dengan responden (N)=
29 (Sugiyono, 2012:372). Penetapan koefisien korelasi (r) dapat dilihat dalam
tabel statistik yang mempunyai nilai-nilai r product moment berdasarkan jumlah
siswa. Berikut ini nomer item siklus I dan siklus II yang dinyatakan valid dan
tidak valid:
Tabel 3.7
Hasil Validitas Item Soal Siklus I
No. Item
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 19,20,
21, 24, 26, 27, 29, 30, 33, 34, 35
5, 10, 12, 15, 17, 18, 22, 23,
25, 28, 31, 32,
23 12
38
Tabel 3.8
Hasil Validitas Item Soal Siklus II
No. Item
Valid Tidak Valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 28, 29,
31, 33, 34
1, 10, 13, 15, 24, 25, 27, 30, 32, 35
25 10
3.6.2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen tes dapat dikatakan
dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila
diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2013:157). Analisis reliabilitas suatu tes atau
alat ukur lain pada umumnya menggunakan teknik korelasi seperti pada analisi
validitas.
Cronbach dalam Mardapi (2007:42) menjelaskan bahwa keajegan instrumen
dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha (α). Tes dapat diterima jika
nilai koefisien alpha (α) > 0,7, berikut ini penggolongan nilai koefisien alpha:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan SPSS 16 for Windows.
Tabel 3.9
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0.885 Reliabilitas bagus
Tabel 3.10
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0.899 Reliabilitas bagus
39
Dari tabel hasil uji reliabilitas melalui program SPSS 16,0 for Windows di
atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,885 dan
siklus II mencapai 0,899, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang
digunakan adalah reliabel bagus karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,8.
3.7. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran anatar 0,00 sampai
dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan
indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks
soal 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah (Arikunto, 2013:223).
Di dalam evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P, singkatan dari kata
“proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P= 0,70 lebih mudah jika
dibanding dengan P= 0,20. Sebaliknya soal dengan P= 0,30 lebih sukar daripada
soal dengan P= 0,80.
Rumus mencari P adalah:
Dimana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran yaitu sebagai berikut:
0,0 1,0
Sukar Mudah
40
Tabel 3.11
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No. Indeks Interpretasi No. Item Jumlah
1. < 0,30 Sukar 9, 16, 30 3
2. 0,30 – 0,70 Sedang 1, 2, 3, 4, 6, 8, 11, 13, 14, 19, 20,
21, 26, 27, 33, 35
16
3. > 0,70 Mudah 7, 24, 29, 34 4
Total 23
Pada tabel di atas dapat dijabarkan bahwa data untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 4 soal, sedang sebanyak
16 soal, dan sukar sebanyak 3 soal.
Tabel 3.12
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No. Indeks Interpretasi No. Item Jumlah
1. < 0,30 Sukar 8, 17, 26 3
2. 0,30 – 0,70 Sedang 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 28, 29, 31, 33, 34
19
3. > 0,70 Mudah 2, 3, 6 3
Total 25
Pada tabel di atas dapat dijabarkan bahwa data untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 3 soal, sedang sebanyak
19 soal, dan sukar sebanyak 3 soal.
3.8. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data deskriptif kualitatif. Sedangkan tes hasil belajar berbentuk
pilihan ganda dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif. Tes hasil
belajar dianalisis dengan menggunakan analisis rata-rata dan juga persentase
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
41
ketuntasan belajar. Berikut ini rumus untuk mengukur rata-rata, persentase
ketuntasan secara klasikal dan daya serap klasikal:
a) Mengukur rata-rata:
X =
Keterangan:
X : nilai rata-rata
∑x : jumlah nilai yang diperoleh
N : jumlah siswa
b) Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
KB =
x 100%
Keterangan:
KB : ketuntasan belajar
NS : jumlah siswa yang diatas KKM (nilai KKM ≥ 65)
N : jumlah siswa
Sedangkan untuk aktifitas siswa dan keterampilan guru dibagi menjadi lima
kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, kurang, sangat rendah. Presentase ini dapat
diperoleh melalui skor pada lembar observasi dengan rumus sebagai berikut:
Persentase =
Setelah itu hasil presentase lembar observasi dikonvensikan pada tabel
kualifikasi. Berikut ini adalah sajian tabel kualifikasi hasil persentase skor
observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran di kelas
menurut pendapat Arikunto (2007: 245).
Tebel 3.13
Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi
Persentase skor yang diperoleh Kategori
80% ≤ µ ≤ 100 % Tinggi
60 % ≤ µ ≤ 79 % Sedang
40 % ≤ µ ≤ 59 % Rendah
20 % ≤ µ ≤ 39 % Kurang
0 % ≤ µ ≤ 19 % Sangat rendah
42
3.9. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran group investigation (GI) pada
pembelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari, dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar IPA. Peneliti memberikan patokan sebesar 80% dari jumlah
siswa keseluruhan yang mencapai nilai ketuntasan ≥ 65, sesuai dengan KKM
dalam mata pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran group investigation
(GI).
top related