bab iii metode penelitian 3.1 lokasi dan wakturepository.ump.ac.id/5251/4/mutiara nurul lita...
Post on 03-Dec-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi
Lingkungan Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian dilakukan pada
bulan Mei-Juni 2016.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan analitik, labu
Erlenmeyer 100 ml, tabung reaksi, rak tabung, beaker glass, pipet ukur, spatula,
gelas ukur, jarum ose, jarum inokulen, cawan petri, pembakar bunsen, batang
pengaduk, batang Drugalsky, Laminar Air Flow (LAF), autoclave, pipet tetes,
magnetic stirrer, mikroskop, gelas objek, gelas penutup, pipet kapiler, hot plate,
filler pump, jangka sorong, incubator, label, kasa, kertas saring, kertas jerami,
kompor listrik, tip, pinset, vortex, spidol, penggaris, sprayer, nampan plastik, tissue,
kapas, korek api, kantong plastik 2 kg, wrapping, aluminium foil.
3.2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah
perkebunan tomat, aquades, alkohol, Medium Nutrient Agar (NA), Medium
Nutrient Broth (NB), medium uji Tripe Sugar Iron Agar (TSIA), medium uji
Protease Broth (MR-VP), medium uji Simmons’s Citrate Agar, medium uji Urea
23
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
24
Broth, medium Motility Test Medium (SIM), insektisida Chlorpyrifos, fungisida
Mancozeb, alkohol 70%, spirtus, reagen methyl red, reagen α-naphtol, kristal violet,
kalium iodide, safranin, larutan kovac, reagen katalase (H2O2) 3%, reagen
melachite green, enthelen, dan minyak imersi.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi bakteri dari
tanah pertanian tomat adalah metode survey. Metode tersebut bertujuan untuk
mengetahui adanya bakteri pada lahan pertanian tomat yang menggunakan
insektisida Chlorpyrifos (Dursban 250EC) dan fungisida Mancozeb (Dithane M-
24) dengan cara sederhana, yaitu mengambil tanah pada lahan tanaman tomat
sebanyak 5 titik secara acak. Isolasi sampel dan identifikasi dilakukan di
laboratorium mikrobiologi dan biologi lingkungan. Data diperoleh dalam bentuk
nama jenis isolat, tumbuh atau tidaknya isolat pada medium yang mengandung
pestisida, dan zona bening yang terbentuk pada kultur. Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan Medium
3.4.1.1 Medium Nutrien Agar (NA)
Medium NA dibuat dengan cara menimbang 1,5 gram beef ekstrak, 2,5 gram
pepton, 1 gram yeast ekstrak, dan 7,5 gram agar. Medium dimasukan ke dalam labu
Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500 ml. Medium diaduk hingga homogen
dan panaskan hingga mendidih. Medium dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi
sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat serta memasukan 12 ml untuk medium NA
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
25
cawan. Medium disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 1210C, tekanan 1,5
atm selama 15 menit.
3.4.1.2 Medium Nutrien Broth (NB)
Medium NB dibuat dengan cara menimbang 1,5 gram beef ekstrak, 2,5 gram
pepton, dan 0,5 gram potassodium nitrat. Medium dimasukan ke dalam labu
Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500 ml. Medium diaduk hingga homogen
dan panaskan hingga mendidih. Medium dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi
sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat. Medium disterilkan menggunakan
autoclave pada suhu 1210C, tekanan 1,5 atm selama 15 menit.
3.4.1.3 Medium Triple Sugar iron Agar (TSIA)
Medium TSIA dibuat dengan cara menimbang 5 gram polipepton , 5 gram
laktosa, 5 gram sukrosa, 0,5 gram glukosa, 2,5 gram NaCl, 0,1 feroamoniun sulfat,
0,1 gram Na-thiosulfat, 0,0125 gram fenol red, dan 6 gram agar. Medium
dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500 ml.
Medium diaduk hingga homogen dan dipanaskan hingga mendidih. Medium
dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat.
Medium disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 1210C, tekanan 2 atm
selama 15 menit.
3.4.1.4 Medium Uji Protease Broth (MR-VP)
Medium MR-VP dibuat dengan cara menimbang 3,5 gram polipepton, 2,5
gram glukosa, dan 2,5 gram KH2PO4. Medium dimasukan ke dalam labu
Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500 ml. Medium diaduk hingga homogen
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
26
dan dipanaskan hingga mendidih. Medium dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi
sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat. Medium disterilkan menggunakan
autoclave pada suhu 1210C, tekanan 2 atm selama 15 menit.
3.4.1.5 Medium Uji Simmon Sitrat
Medium Simmon Sitrat dibuat dengan cara menimbang 0,1 gram magnesium
sulphate, 0,1 gram ammonium dihydrogen phosphate, 0,4 gram sodium ammonium
phosphate, 1 gram sodium citrate, 2,5 gram sodium chloride, 0,04 gram
bromothymol blue dan 7,5 gram agar. Medium dimasukan ke dalam labu
Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500 ml. Medium diaduk hingga homogen
dan dipanaskan hingga mendidih. Medium dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi
sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat. Medium disterilkan menggunakan
autoclave pada suhu 1210C, tekanan 2 atm selama 15 menit.
3.4.1.6 Medium Uji Urea Broth
Medium Urea Broth dibuat dengan cara menimbang 0,5 gram pepton, 0,5
gram dextrose, 0,6 gram disodium phosphat, 0,4 gram pottasium dihydrogen
phosphate, 2,5 gram sodium chloride, dan 0,004 gram phenol red. Medium
dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500 ml.
Medium diaduk hingga homogen dan dipanaskan tidak sampai mendidih. Medium
dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 5 ml dan tutup dengan sumbat.
Medium disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 1210C, tekanan 2 atm
selama 15 menit.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
27
3.4.1.7 Medium Uji Sulfide Indole Motility (SIM)
Medium SIM dibuat dengan cara menimbang 10 gram trypton, 0,1 gram
ferrous ammonium sulphate, 0,2 gram sodium thiosulphate, dan 1,75 gram agar.
Medium dimasukan ke dalam labu Erlenmeyer dan tambahkan aquades steril 500
ml. Medium diaduk hingga homogen dan dipanaskan hingga mendidih. Medium
dimasukan ke dalam tiap tabung reaksi sebanyak 7 ml dan tutup dengan sumbat.
Medium disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 1210C, tekanan 2 atm
selama 15 menit.
3.4.2 Isolasi dan Seleksi
3.4.2.1 Medium untuk Isolasi dan Seleksi
Medium isolasi dan seleksi yang digunakan adalah NA yang masing-masing
mengandung 10% insektisida Chlorpyrifos dan 10% fungisida Mancozeb. Hal
tersebut diartikan sebagai cara membuat medium dengan menimbang 10 gram
pestisida dilarutkan dalam 100 gram NA.
3.4.2.2 Pengambilan Sampel
Sampel tanah diperoleh dari tanah pertanian tomat di Desa Kutabawa,
Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Pengambilan sampel tanah
dilakukan pada satu lahan pertanian tomat dengan luas 588 m2 yang menggunakan
insektisida Chlorpyrifos dan fungisida Mancozeb. Pengambilan sampel tanah
dilakukan secara acak pada 5 titik (pinggir dan tengah dalam). Sampel tanah
diambil dari bagian permukaan tanah sampai kedalaman sekitar 20 cm (Lumantouw
et al., 2013). Tanah diaduk-aduk supaya homogen, kemudian diambil sebanyak 5
sendok makan lalu segera dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer steril,
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
28
dimasukkan ke dalam es box, dan dibawa ke laboratorium. Semua pekerjaan
dilakukan secara aseptis.
3.4.2.3 Prosedur Isolasi, Pemurnian dan Seleksi Bakteri
Setiap sampel tanah dari titik pengambilan dilakukan isolasi mikrobanya.
Sampel tanah tersebut secepatnya dibawa ke laboraturium untuk dilakukan isolasi
dengan waktu tidak melebihi 3 jam (Mudryk et al., 2009). Sampel tanah yang
diambil ditapis melalui penyaring untuk memisahkan tanah dari batu-batu dan
materi tumbuhan. Langkah-langkah isolasi bakteri dari tanah pertanian tomat
adalah sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat terlebih dahulu yaitu tabung reaksi masing-masing berisi 9 ml
aquades steril, pipet ukur 1 ml, dan medium NA cawan.
b. Mengambil sampel tanah menggunakan spatula secara aseptis sebanyak 1
gram, lalu memasukkannya ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi 9 ml
aquades steril (pengenceran 10-1).
c. Mengambil 1 ml suspensi dari pengenceran 10-1 menggunakan pipet ukur steril
dan memasukannya pada tabung reaksi 9 ml aquades steril (pengenceran 10-2).
d. Mengambil kembali 1 ml suspensi dari pengenceran 10-2 dan memasukannya
pada tabung reaksi 9 ml aquades steril (pengenceran 10-3).
e. Mengambil suspensi bakteri (sampel tanah) pada pengenceran 10-1, 10-2, dan
10-3 sebanyak 0,1 ml untuk ditumbuhkan pada medium NA cawan secara
spread plate menggunakan batang Drugalsky yang masing-masing
mengandung 10% insektisida dan 10% fungisida. Menginkubasi biakan selama
2x24 jam pada suhu 37oC.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
29
f. Menumbuhkan masing-masing koloni yang terpisah dan menunjukkan yang
berbeda-beda ke dalam medium NA cawan dengan cara streak qadrant.
Menginkubasi biakkan selama 2x24 jam pada suhu 37oC.
g. Memindahkan kembali koloni-koloni yang terpisah pada masing-masing
biakkan tersebut pada medium NA cawan dengan cara goresan sinambung
(zig-zag). Menginkubasi biakkan selama 2x24 jam pada suhu 37oC.
h. Pekerjaan point g dilakukan berulang-ulang sehingga diperoleh biakan yang
seragam.
i. Menginokulasi koloni-koloni dengan karakteristik yang telah seragam (biakan
murni) ke medium NA miring yang diduga bakteri dengan cara streak lurus,
menginkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37oC. Setiap isolat ditumbuhkan
pada dua medium. Medium yang digunakan mengandung 10% insektisida dan
10 % fungisida. Isolat pada tabung pertama digunakan untuk kerja (working
culture) yang diperbaharui setiap 1 bulan sekali, isolat pada tabung kedua
disimpan sebagai stock culture yang diperbaharui setiap 6 bulan sekali.
3.4.3 Pengamatan Karakteristik Bakteri
3.4.3.1 Pengamatan Karakteristik Makroskopis Morfologi Koloni Bakteri
Isolat-isolat murni yang telah diperoleh dari hasil isolasi ditumbuhkan pada
medium NB lalu dilakukan pengenceran hingga 10-7 kemudian ditumbuhkan pada
medium NA secara spread plate sebanyak 0,1 ml dan di inkubasi selama 1x24 jam
pada suhu 37oC untuk memperoleh koloni-koloni tunggal. Setelah diinkubasi dapat
melakukan pengamatan secara makroskopis pada koloni bakteri.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
30
Karakteristik makroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu
berbentuk titik, bulat, tidak teratur, seperti akar, dan berfilamen atau berbenang,
serta kumparan. Tepi koloni dapat berbentuk utuh, berombak, berbelah, bergerigi,
berbenang, dan keriting. Warna koloni terdiri dari keputihan, kekuningan,
kemerahan, cokelat, jingga, orange, pink, hijau, dan ungu. Elevasi koloni meliputi
rata, timbul datar, melengkung, dan cembung. Struktur koloninya halus mengkilat,
kasar, berkerut, atau kering seperti bubuk. Selain itu, ukurannya pun beragam dapat
dilakukan denga mengukur diameter dari koloni bakteri yang tumbuh (Irianto,
2012).
Motilitas dilakukan untuk mengetahui arah sebar pertumbuhan bakteri pada
suatu permukaan medium. Menanam biakan murni bakteri pada media SIM dengan
cara tusuk atau stab inoculation, kemudian menginkubasi pada suhu 370C selama
2x24 jam. Hasil positif (motil) menunjukkan jika bakteri tumbuh pada seluruh
permukaan media, hasil negatif (nonmotil) jika bakteri hanya tumbuh pada daerah
tusukan saja. Bakteri motil akan bermigrasi ke seluruh permukaan agar dan bekas
tusukan. (Maryanto et al., 2014).
3.4.3.2 Pengamatan Karakteristik Mikroskopis Bakteri
Pengamatan karakteristik mikroskopis bakteri dapat diamati menggunakan
mikroskopik dengan perbesaran 100x10 yang dapat ditambahkan dengan minyak
imersi agar sel bakteri lebih jelas. Pengamatan secara mikroskopis ini dilakukan
dengan beberapa cara yaitu pewarnaan Gram dan pewarnaan endospora
(Cappuccino & Sherman, 1987).
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
31
1) Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengetahui bentuk sel dan sifat Gram
bakteri. Pewarnaan dilakukan dengan membuat apusan bakteri dari isolat murni
yang berumur 2x24 jam menggunakan jarum ose pada kaca objek, lalu di lewatkan
di atas api. Meneteskan kristal violet pada apusan dan mendiamkan selama 1 menit,
mencuci zat warna menggunakan aquades mengalir. Meneteskan kalium iodide,
mendiamkan selama 1 menit, dan mencuci dengan aquades mengalir. Meneteskan
safranin, mendiamkan selama 1 menit dan mencuci dengan aquades mengalir.
Mengeringkan dengan tissue dan mengamati preparat di bawah mikroskop. Ada
dua hal kemungkinan yang terjadi, yaitu pertama warna tambahan terhapus
sehingga yang tampak adalah zat warna asli (ungu), dalam hal ini bakteri disebut
bakteri Gram positif. Kedua, zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat
warna asli tidak nampak, dalam hal ini bakteri disebut bakteri Gram negatif
(Cappuccino & Sherman, 1987).
2) Pewarnaan Endospora
Endospora adalah spora yang terbentuk di dalam dinding sel bakteri untuk
perlindungan dari kondisi lingkungan di sekitar bakteri yang tidak
menguntungkan. Pewarnaan endospora dilakukan dengan cara mengulaskan isolat
murni yang berumur 2x24 jam menggunakan jarum ose di atas kaca objek
kemudian menutupnya dengan kertas merang. Pewarna pertama yang diteteskan
adalah malachite green sambil diletakkan di atas penangas air dijaga jangan sampai
kering, apabila kering ditambahkan malachite green lagi. Memindahkan kaca
objek dari penangas air, membilasnya dengan aquades mengalir, lalu meneteskan
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
32
safranin dan mendiamkannya selama 30 detik. Mencuci apusan tersebut dengan
aquades mengalir, kemudian mengeringkan dengan tissue. Lalu preparat diberi
minyak imersi terlebih dahulu kemudian amati dibawah mikroskop dengan
menggunakan lensa objektif perbesaran 1000x. Endospora akan bewarna hijau
sedangkan bagian sel lainnya bewarna merah (Cappuccino & Sherman, 1987).
3.4.4 Uji Biokimia Bakteri
Uji biokimia yang dilakukan adalah uji indol, uji fermentasi karbohidrat, uji
methyl red, uji voges proskauer, uji penggunaan sitrat, uji katalase, uji urease, dan
uji H2S (Cappucinno & Sherman, 1987)
3.4.4.1 Uji Indol
Uji indol dilakukan dengan menyiapkan medium SIM agar tegak terlebih
dahulu. Menginokulasi medium dengan isolat bakteri menggunakan stab (tusuk ke
bawah) menginokulasi biakan pada suhu 370C selama 2X24 jam, kemudian
menambahkan larutan kovac dan mengocoknya parlahan-lahan sampai terlihat
cincin merah pada permukaan medium. Hasil uji indol positif dapat diamati dengan
adanya cincin merah pada permukaan medium. Pengujian indol dilakukan untuk
mengamati kemampuan bakteri dalam mendegradasi asam amino triptofan
sehingga menghasilkan indol.
3.4.4.2 Uji Fermentasi Karbohidrat
Uji fementasi karbohidrat dilakukan dengan menyiapkan 2 medium TSIA
miring terlebih terlebih dahulu, satu medium sebagai kontrol. Bakteri
diinokulasikan ke medium TSIA miring tersebut lalu diinkubasi pada suhu 370
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
33
selama 1x24 jam. Pengujian dilakukan dengan mengamati adanya perubahan warna
medium pada bagian permukaan dan bagian dasar medium. Bagian permukaan
medium disebut slant, sedangkan bagian dasar medium disebut butt. Perubahan
warna medium tersebut adalah sebagai berikut.
Slant dan butt tidak mengalami perubahan warna, menunjukan tidak terjadi
fermentasi karbohidrat.
Slant berwarna merah, sedangkan butt berwarna kuning dengan atau tanpa
produksi gas. Kondisi tersebut menunjukkan telah terjadi fermentasi glukosa.
Slant dan butt berwarna kuning dengan atau tanpa produksi gas. Kondisi
tersebut menunjukan telah terjadi fermentasi sukrosa dan laktosa.
Butt berwarna kehitaman menunjukan adanya produksi gas H2S.
3.4.4.3 Uji MR (methyl red)
Uji methyl red dilakukan dengan menyiapkan medium MR-VP terlebih
dahulu. Membuat satu tabung medium sebagai kontrol. Menginokulasi medium
dengan isolat bakteri yang akan diuji. Lalu menginkubasi biakan pada suhu 370C
selama 1x24 jam. Pengujian dilakukan dengan menuangkan 1/3 suspensi biakkan
ke dalam tabung reaksi yang lain, kemudian meneteskan reagen methyl red
sebanyak 1-2 tetes ke dalam biakkan. Hasil uji positif dapat diamati dengan adanya
cincin merah pada permukaan medium. Pengujian metil merah dilakukan untuk
mengamati kemampuan bakteri dalam mengoksidasi glukosa sehingga
menghasilakan asam.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
34
3.4.4.4 Uji VP (voges proskauer)
Uji voges proskauer dilakukan dengan menggunakan 2/3 sisa biakkan pada
uji methyl red. Pengujian dilakukan dengan meneteskan reagen α-naphtol sebanyak
15 tetes dan 40% KOH sebanyak 10 tetes. Mengocok biakkan sehingga terjadi
aerasi sempurna pada suspensi biakkan selam 30 menit. Hasil uji positif dapat
diamati dengan adanya warna merah pada medium. Medium voges proskauer untuk
mendeteksi adanya bakteri penghasil asetil metil karbonil dari asam organik dalam
metabolisme glukosa.
3.4.4.5 Uji Penggunaan Sitrat
Penggunaan sitrat dilakukan dengan menyiapkan medium simmon sitrat
miring terlebih terlebih dahulu. Menginokulasi medium dengan isolat bakteri yang
akan di identifikasi. Menginkubasi pada suhu 370C selama 2-4x24 jam. Uji positif
positif ditandai dengan terbentuknya warna biru pada medium. Uji sitrat digunakan
untuk melihat kemampuan mikroorganisme sitrat sebagai satu-satunya sumber
karbon dan energy.
3.4.4.6 Uji Katalase
Pengujian katalase dilakukan untuk mengetahui bakteri yang dapat
menghasilkan enzim katalas. Uji katalase dilakukan dengan menyiapkan 2 medium
TSA miring terlebih terlebih dahulu, satu medium untuk uji satu medium sebagai
kontrol. Bakteri diinokulasikan ke medium TSA miring tersebut lalu diinkubasi
pada suhu 370C selama 1x24 jam. Setelah diinkubasi kemudian reagen H2O2 3%
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
35
diteteskan ke koloni. Hasil uji katalase positif jika gelembung-gelembung gas pada
koloni bakteri.
3.4.4.7 Uji Urease
Uji urease dilakukan dengan menyiapkan medium cair urea broth terlebih
dahulu. Menginokulasi medium dengan isolate bakteri yang akan diidentifikasi.
Lalu menginkubasi biakan pada suhu 370C selama 1X24 jam. Hasil uji positif dapat
diamati dengan adanya perubahan warna dari merah jingga menjadi merah ungu,
hal ini menunjukan terjadinya hidrolisis urea. Pengujian urease dilakukan untuk
mengetahui kemampuan bakteri dalam mendegradasi urea dengan enzim urease.
3.4.4.8 Uji Hydrogen Sulfida (H2S)
Uji hydrogen sulfide dilakukan dengan menyiapkan medium SIM agar tegak
terlebih dahulu. Menginokulasi medium dengan isolat bakteri menggunakan stab
(tusuk ke bawah) menginkubasi biakan pada suhu 370C selama 2X24 jam. Hasil
positif dapat diamati dengan adanya reaksi Fe menjadi FeS yang berwarna hitam
atau terjadi penghitam karena pembentukan metal sulfide (blocking). Pengujian
hydrogen sulfide (H2S) dilakukan untuk mengamati kemampuan bakteri dalam
mengubah asam amino alanine dan H2S.
3.5 Identifikasi
Identifikasi bakteri dilakukan menggunakan buku identifikasi bakteri dari
Holt, dkk (1994) dalam Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
36
3.6 Uji Tantang Bakteri pada Beberapa Konsentrasi Insektisida dan
Fungisida
Pada pengujian tersebut, semua medium NA ditambahkan konsentrasi
kandungan masing-masing insektisida Chlorpyrifos dan fungisida Mancozeb yang
berbeda-beda yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. Pertama-tama, kultur murni
diisolasi lalu ditanam pada medium NA cawan dengan konsentrasi pestisida yang
berbeda-beda. Penanaman isolat bakteri dilakukan dengan cara streak lurus dengan
panjang 5 cm kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 2x24 jam. Selanjutnya
dilakukan uji tantang bakteri dengan cara mengamati ada tidaknya zona bening
pada kultur (Hatmanti, 2009). Hasil (+) menunjukkan adanya zona bening. Jika
terdapat zona bening maka menandakan bakteri tersebut diduga mampu
menguraikan dan menggunakan senyawa insektisida Chlorpyrifos atau fungisida
Mancozeb menjadi senyawa yang lebih sederhana dan mudah larut dalam air karena
sifat racun teruraikan, kemudian diukur menggunakan jangka sorong sedangkan
jika hasil (-) tidak terdapat zona bening maka diduga bakteri tidak dapat
menguraikan atau menggunakan pestisida tersebut. Kemudian mengamati tumbuh
tidaknya bakteri pada medium NA pestisida tersebutdengan konsentrasi pestisida
yang berbeda-beda. Jika bakteri tumbuh pada media tersebut maka bakteri tersebut
mampu bertahan hidup (toleran).
3.7 Analisis Data
Data yang diperoleh meliputi nama jenis bakteri, tumbuh tidaknya bakteri
terhadap medium pestisida yang dianalisis secara deskriptif kualitatif sedangkan
data dari perhitungan diameter zona bening dianalisis secara deskriptif kuantitatif
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
37
menggunakan One Way of Analisis of Varian (ANAVA) pada taraf kepercayaan
95% (Uyanto, 2006).
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI….. MUTIARA NURUL LITA AZIZAH, FKIP UMP 2016
top related