bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ... · hewan dan tumbuhan dan, kd 4.1...
Post on 07-Feb-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Jembangan 01 Kecamatan
Batangan Kabupaten Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan
Kabupaten Pati, sebanyak 24 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
SDN Jembangan terletak di Desa Jembangan Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.
SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terdiri dari 6 Rombel
dengan jumlah siswa sebanyak seratus tiga puluh empat (134), sebanyak delapan puluh
satu (81) siswa laki-laki dan lima puluh tiga (53) putri. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
pada SD Negeri Jembangan 01 ini ada dua belas (12) orang, yang terdiri dari satu (1)
orang kepala sekolah, enam (6) orang guru kelas, satu (1) orang guru Agama, satu (1)
orang guru Penjasorkes, satu (1) orang guru Mulok Bahasa Inggris, satu (1) orang
Pustakawan, satu (1) orang penjaga sekolah. Sedangkan sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri 6 ruang kelas, 1 ruang
kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang kantor guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang
perpustakaan,1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 2 ruang pertemuan, 4
ruang wc yang terdiri dari 2 wc siswa dan 2 wc untuk guru, dan kantin.
3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dan hasil belajar IPA.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran IPA yang
saling mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai KD 3.1 Menganalisis
hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1
Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan
tumbuhan; K.D 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta
mengaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup hewan
beberapa jenis makhluk hidup yang dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,
-
28
melalui langkah-langkah pembelajaran membentuk kelompok asal @ 4 orang, menerima
bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, membetuk kelompok ahli, diskusi untuk
menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, kembali ke kelompok asal,
masing-masing ahli menjelaskan bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, masing-
masing ahli menyajikan laporan hasil diskusi sesuai keahliannya dalam diskusi kelas.
Hasil belajar IPA adalah besarnya angka yang diperoleh dari pengukuran
pengetahuan (analisis) dan ketrampilan (menyajikan laporan).
3.3 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan
adalah model spiral dari C. Kemmis dan MC Taggart (1998). Prosedur penelitian
menggunakan minimal 2 siklus sampai tujuan pembelajaran tercapai.
Prosedur penelitian dapat digambarkan melalui gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1
PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart
Berdasarkan gambar 3.1 prosedur PTK dapat dilakukan melalui beberapa siklus,
jika pada siklus 1 belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus berikutnya
sampai tujuan tercapai. Tahapan penelitian dari setiap siklus dadalah sebagai berikut :
-
29
Siklus 1
Dalam pelaksanaan siklus 1 terdapat 3 langkah yaitu :
1. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan yang dilakukan adalah mengajukan permasalahan
pembelajaran yang ada, kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada
hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk
dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang disajikan pada RPP (lampiran 1 RPP
dan seperangkatnya), menyiapkan materi daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 1,
membuat media berupa gambar-gambar daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 2,
membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar yang secara rinci pada tabel 3.1 pada lampiran
3, membuat instrumen butir soal pada lampiran 5 dan membuat rubrik pengukuran
ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.3 pada lampiran 4. Membuat lembar observasi
tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan membuat lembar
observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang terdapat pada
(lampiran 10 lembar observasi siklus 1) .
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan RPP dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah dirancang. Selama
proses pembelajaran dilakukan observasi untuk mengobservasi apakah kegiatan
pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Kegiatan ini
dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai observer
pada waktu pelaksanaan pembelajaran.
3. Tahap refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan
proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bermaksud
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan tindakan pembelajaran yang diberikan. Hasil
refleksi siklus 1 ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pelaksanan siklus 2.
Kekurangan pada siklus 1 diperbaiki pada siklus 2
-
30
Siklus 2
Perencanaan siklus 2 dirancang apabila hasil dari siklus 1 belum mencapai
keberhasilan yang telah ditentukan, dan sebagai penyempurnaan dari kekurangan siklus
sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu terdiri
dari :
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam siklus 2 ini adalah mengacu permasalahan
pembelajaran yang muncul di siklus 1, kemudian menyusun RPP tentang KD 3.2
Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan
upaya pelestarian, dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup
yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan dan upaya pelestariannya yang disajikan
pada (lampiran 2 RPP dan seperangkatnya), menyiapkan materi daur hidup dan hubungan
makhluk hidup dengan lingkungannya pada lampiran 1, menyiapkan media berupa gambar
hewan yang disajikan secara rinci pada lampiran 2, membuat kisi-kisi pengukuran hasil
belajar yang secara rinci disajikan dalam tabel 3.2 yang terdapat pada lampiran 3,
membuat instrumen butir soal yang disajikan pada lampiran 5, membuat rubrik pengukuran
ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.4 yang terdapat pada lampiran 4. Membuat
lembar observasi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan
lembar observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang
terdapat pada (lampiran 11 lembar observasi siklus 2).
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu mengimplementasikan RPP tentang
masalah kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat. Selama proses pembelajaran
dilakukan observasi untuk melakukan pengamatan apakah pembelajaran yang
berlangsung sesuai dengan RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu
teman sejawat yang berperan sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.
3. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dari observasi pada
siklus 2. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk
-
31
menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasr
pertimbangan untuk menyusun laporan.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penilaian
Data yang digunakan dalam PTK adalah data primer yang diperoleh langsung
dari observasi dan ulangan.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes dan non tes.
Instrumen yang digunakan dalam teknik tes adalah butir soal dan instrumen yang
digunakan dalam teknik non tes berupa observasi adalah lembar observasi yang
dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan (psikomotor).
Pembuatan rubrik pengukuran mengacu pada kisi-kisi instrumen penelitian .
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini.
-
32
Tabel 3.1
Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 1
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator
Aspek TeknikPenilaian
No. Item Kognitif Psikomotorik Tes/
Non tes
Bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ngin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan temapt bermain.
3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan.
3.1.1 menjelaskan bentuk dan fungsi daun 3.1.2 menjelaskan bentuk dan fungsi bunga 3.1.3 menjelaskan bentuk dan fungsi buah 3.1.4 menjelaskan bentuk dan fungsi biji
√√ √√
Tes Obyektif Pilihan Ganda
3, 5, 8,10,12, 13,14,15, 16,17,18,19,21,23
3.1.5 menganalisis bentuk dan fungsi daun 3.1.6 menganalisis bentuk dan fungsi bunga 3.1.7 menganalisis bentuk dan fungsi buah 3.1.8 menganalisis bentuk dan fungsi biji
√√√√
Tes Obyektif Pilihan Ganda
1, 2, 4, 6, 7, 9, 11, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan.
4.1.1 menyajikan laporan hubungan bentuk dan fungsi daun/bunga/buah dan biji.
√ Observasi
Rubrik Ketrampilan
B. 1, 2, 3
-
33
Tabel 3.2
Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 2
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator
Aspek TeknikPenilaian
No. Item Kognitif Psikomotorik Tes/
Non tes
Bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ngin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan temapt bermain.
3.2. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian
3.2.1 Menjelaskan perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis serta upaya pelestariannya
3.2.2 Menjelaskan perbandingan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya
√
Tes Pilihan Ganda
1, 5, 6, 8, 9, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 26, 27, 28
3.2.3 Menganalisis hubungan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis serta upaya pelestariannya
3.2.4 Menganalisis hubungan siklus hidup hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya
√
Tes Pilihan Ganda
2, 3, 4, 7, 10, 12, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 29, 30
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,
4.2.1 Menyajikan skema siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidep hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya
√ Observasi
Rubrik Ketrampilan
B. 1, 2, 3
-
34
Mendasarkan pada kisi-kisi instrumen penilaian, langkah berikutnya menyusun
instrumen pengukuran yang berupa butir soal dan rubrik pengukuran untuk keterampilan.
Butir soal siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5 (lampiran 1 dan lampiran 2
RPP dan seperangkatnya) dan rubrik pengukuran ketrampilan siklus 1 disajikan dalam
tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.3 Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Laporan
Bentuk Dan Fungsi Daun, Bunga, Buah dan Biji Siklus 1
Kriteria
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Perlu Pendampingan
(1)
Cara menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji
Menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan lengkap.
Menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan cukup lengkap.
Menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan kurang lengkap.
Belum dapat menemukan cara menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji ber dasarkan hasil pengamatan.
Laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji
Menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan sistematis.
Menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan cukup sistematis.
Menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan kurang sistematis.
Belum dapat menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan
Menyajikan Informasi .
Menyajikan semua informasi dengan sistematis sehingga mudah dipahami.
Menyajikan sebagian besar informasi dengan sistematis sehingga cukup mudah dipahami
Menyajikan sebagian informasi dengan sistematis sehingga kurang dapat dipahami.
Menyajikan informasi dengan tidak sistematis sehingga sulit dipahami
-
35
Tabel 3.4 Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Skema Siklus Hidup
Makhluk Hidup Siklus 2
Kriteria
Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Perlu Pendampingan (1)
Cara menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya
Menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan dengan lengkap.
Menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan cukup lengkap.
Menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan kurang lengkap.
Belum dapat menemukan cara menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan.
Laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya
Menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan dengan sistematis.
Menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan dengan cukup sistematis
Menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil peng amatan dengan kurang sistematis
Belum dapat menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan
Menyajikan Informasi .
Menyajikan semua informasi dengan sistematis sehingga mudah dipahami
Menyajikan sebagian besar informasi dengan sistematis sehingga cukup mudah dipahami
Menyajikan sebagian informasi dengan sistematis sehingga kurang dapat dipahami.
Menyajikan informasi dengan tidak sistematis sehingga sulit dipahami
Penilaian (penskoran) : total skor siswa x 10 total skor maksimal Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5 12 12
-
36
3.5 Uji Instrumen Penilaian
Uji Validitas Instrumen
Sudijono, A., dalam Wardani Naniek Sulistya dkk (2014:342) menyatakan bahwa
validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur pa yang
seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid,
jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah
dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan
antara skor item dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif
yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan
Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar
adalah sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
{∑ {∑ { ∑ {∑
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi pearson
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = Jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Ada berbagai
pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas
intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap
valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,468 apabila jumlah
siswa sebanyak 18. Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan,
maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal
formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 18 siswa di SDN Klayusiwalan 02
Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Butir soal terdiri dari 30 butir dan berbentuk soal
-
37
pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 19,0 disajikan melalui tabel
3.5 di halaman berikut:
Tabel 3.5 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1
No Urut No Butir Soal Corrected Item-Total Correlation Kriteria
1 1 ,464 Valid
2 2 ,490 Valid
3 3 ,037 Tidak Valid
4 4 ,474 Valid
5 5 ,283 Tidak Valid
6 6 ,086 Tidak Valid
7 7 ,676 Valid
8 8 ,472 Valid
9 9 ,506 Valid
10 10 ,089 Tidak Valid
11 11 ,652 Valid
12 12 ,468 Valid
13 13 ,505 Valid
14 14 ,089 Tidak Valid
15 15 ,503 Valid
16 16 ,526 Valid
17 17 ,585 Valid
18 18 ,711 Valid
19 19 ,198 Tidak Valid
20 20 ,611 Valid
21 21 ,526 Valid
22 22 ,627 Valid
23 23 ,237 Tidak Valid
24 24 ,032 Tidak Valid
25 25 ,298 Tidak Valid
26 26 ,547 Valid
27 27 ,676 Valid
28 28 ,611 Valid
29 29 ,530 Valid
30 30 ,344 Tidak Valid
Sumber : Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 3.5 nampak bahwa butir soal nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24,
25,dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,
maka 10 butir soal nomor nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24, 25,dan 30 dibuang dan tidak
-
38
digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian dibutuhkan 20 butir soal, dan
terpenuhi 20 butir soal, maka 20 butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini.
Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2, secara rinci dapat disajikan
melalui tabel 3.6 di halaman berikut.
Tabel 3.6 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2
No Urut No Butir Soal Corrected Item-Total Correlation Kriteria
1 1 ,477 Valid
2 2 ,478 Valid
3 3 ,477 Valid
4 4 ,622 Valid
5 5 ,067 Tidak Valid
6 6 ,517 Valid
7 7 ,497 Valid
8 8 ,566 Valid
9 9 ,477 Valid
10 10 ,292 Tidak Valid
11 11 ,600 Valid
12 12 ,497 Valid
13 13 ,622 Valid
14 14 ,121 Tidak Valid
15 15 -,053 Tidak Valid
16 16 ,478 Valid
17 17 ,566 Valid
18 18 ,663 Valid
19 19 ,183 Tidak Valid
20 20 ,641 Valid
21 21 ,478 Valid
22 22 ,497 Valid
23 23 ,270 Tidak Valid
24 24 ,156 Tidak Valid
25 25 ,622 Valid
26 26 ,566 Valid
27 27 ,641 Valid
28 28 ,544 Valid
29 29 ,025 Tidak Valid
30 30 -,418 Tidak Valid
Sumber : Olahan SPSS
-
39
Berdasarkan tabel 3.6 nampak bahwa butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24,
29, dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,
maka 9 butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24, 29, dan 30 dibuang dan tidak digunakan
dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal
nomor 3 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski soal tersebut valid, karena
validitasnya rendah yaitu di bawah 0,468. Lebih jelasnya perhitungan uji validitas tes
formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.
Reliabilitas Instrumen
Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2011:348).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda
untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan
KR20 (Sugiyono, 2011: 359) adalah:
{ ∑
}
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan
intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha. Seperti
yang terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar yang ditulis oleh Wardani
Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92) yang tersaji melalui tabel 3.7 berikut:
Keterangan:
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1-pi
st2 = varians total
-
40
Tabel 3.7 Indeks Relibilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 Sangat reabilitas
2 0,60 - 0,80 Reabilitas
3 0,40 - 0,60 Cukup reliabel
4 0,20 – 0,40 Agak reliabel
5 < 0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014: 346)
Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri dari 30
butir soal, dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Klayusiwalan 02 Kecamatan Batangan
Kabupaten Pati sejumlah 18 siswa. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen
butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8
Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2
No Urut Siklus Jumlah butir soal Cronbach’s Alpha Interpretasi
1 1 30 ,853 Sangat reliabilitas
2 2 30 ,865 Sangat reliabilitas
Sumber : Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 3.8 nampak bahwa uji reliabilitas butir soal menunjukkan
Cronbach’s Alpha butir soal untuk siklus 1 sebesar 0,853; dan pada siklus 2 sebesar
0,865. Besarnya Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00,
maka butir soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian,
instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian. Lebih
jelasnya perhitungan uji reliabilitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.
Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:344), tingkat kesukaran
adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir
soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.
-
41
Keterangan
B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul
N = Jumlah peserta didik
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat
kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar
0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat
kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,01 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1,00
Sukar Sedang Mudah
Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:339)
Hasil uji coba butir soal sebanyak 30 dianalisis item, untuk mengetahui tingkat
kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir soal sedang yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran masing-masing
butir soal pada siklus 1 disajikan melalui tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1 Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi
1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 26, 28, 29, 30
27 Sedang
3, 6, 19 3 Mudah
Jumlah 30
Sumber : Olah data primer
Tabel 3.10 menunjukkan distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1. Hasil
analisis terhadap tingkat kesukaran butir soal siklus 1 adalah dari 30 butir soal yang diuji
-
42
cobakan, terdapat 27 butir soal tingkat kesukaran butir soal sedang, dan 3 butir soal
tingkat kesukaran mudah. Tingkat kesukaran butir soal sedang digunakan dalam penelitian
ini. Penelitian ini membutuhkan 20 butir soal, sehingga 7 butir sisanya meski tingkat
kesukaran butir soal sedang, dibuang.
Hasil uji coba butir soal pada siklus II sebanyak 30 butir, dilakukan analisis item,
untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir
soal sedang yang akan digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat
kesukaran masing-masing butir soal pada siklus 2 disajikan melalui tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2
Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30
27 Sedang
7,12,19 3 Mudah
Jumlah 30
Sumber : Olah data primer
Hasil analisis butir soal siklus 2 yang terdiri dari 30 butir soal dilakukan analisis item,
untuk mengetahui besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2. Hasil analisis butir soal
siklus 2 dari 30 butir soal, terdapat 27 butir soal dengan tingkat kesukaran soal sedang,
dan 3 butir soal tingkat kesukaran mudah. Butir soal yang dibutuhkan 20 butir. Butir soal
dengan tingkat kesukaran sedang ada 27 butir soal. Dari 27 butir soal yang tingkat
kesukaran butir soal sedang, digunakan dalam penelitian sebanyak 20 butir saja dan 7
butir soal sisanya dibuang. Printout siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar
IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM >80, mencapai minimal 75% dari seluruh siswa
pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar
berdasarkan ketuntasan belajar.
-
43
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik analisis
data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan
hasil belajar dengan KKM ≥ 80, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2.
top related