bab iii metode penelitian 3.1 setting, waktu, dan karakteristik … · 2016. 8. 25. · 24 bab iii...
Post on 02-Feb-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting, Waktu, dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Watu Agung 01 yang
berada di Dusun Rambes, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang, provinsi Jawa Tengah. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini
dengan pertimbangan, sekolah tersebut mudah dijanggkau peneliti, relasi yang
cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data,
peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target
penelitian.
3.1.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret dengan alokasi waktu 2
35 menit (2 x pertemuan).
b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 18-19 April dengan alokasi waktu 2
x 35 menit (2 x pertemuan).
3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Watu Agung
01 yang terletak di Dusun Rambes, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan jumlah siswa 12 siswa yaitu
terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal
dari daerah itu sendiri. Perekonomian mereka tergolong ekonomi rendah, karena
orang tua mereka mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani. Dalam
proses pembelajaran siswa kelas V cenderung ramai, dan malas untuk
mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu upaya perbaikan pembelajaran pada
kelas ini sangat dibutuhkan.
-
25
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Konsep
3.2.1 Variabel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
Kolaborasi. Persoalan penelitian merupakan persoalan yang berhubungan dengan
variabel penelitian.
a. Variabel Indenpenden (bebas)
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
Sugiyono (2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Variabel dependen (terikat)
Variabel depeden dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar siswa.
3.2.2. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran arti beberapa istilah dalam judul
ini, maka perlu dikemukakan definisi-definisi sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal.
2. Hasil belajar yaitu skor atau nilai hasil tes formatif mata pelajaran IPA
dalam pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya yang diperoleh setelah
menerima pengalaman belajar.
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang
dipergunakan adalah Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16) terdapat
-
26
empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan, pelaksanan tindakan,
pengamatan/observasi, dan refleksi.
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai
apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran, kemudian
melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk
menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I
kemudian akan dilaksanakan dan diperbaikai pada siklus selanjutnya yang
pelaksanaannya sama pada siklus I.
3.4 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kelas
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, adapun tahap-tahap
masing-masing siklus sebagai berikut:
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Siklus II Refleksi
Siklus I
Pengamatan
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
-
27
3.4.1 Tindakan Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini adalah merencanakan dan
merancang tindakan pembelajaran IPA kelas V. Pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik siswa, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pada
pembelajaran IPA yang akan diajarkan yaitu sifat-sifat cahaya, model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sumber belajar, jenis penilaian dan
dilengkapi dengan lampiran RPP seperti uraian materi pembelajaran dan
instrumen penilaian, Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
2) Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan penelitian dalam kegiatan mengajar yang sesuai
dengan RPP yang sudah dirancang dan alat peraga yang sudah disiapkan yang
dilakukan pada siklus I (2 kali pertemuan)
1. Kegiatan Awal
Mengucapkan salam pembuka, berdoa, pengkondisian kelas,
presensi
Apresepsi
2. Kegiatn Inti
Eksplorasi
Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas mengenai
tema materi IPA tentang sifat-sifat cahaya.
Guru membentuk kelompok, setiap siswa berhitung urut dari
nomor 1-4
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
yang harus dikerjakan dengan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
-
28
Keterangan
1. = kelompok materi merambat lurus
2. = kelompok materi dapat menembus benda bening
3. = kelompok materi dapat dipantulkan
4. = dapat dibiaskan
Guru membagikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-
bagikan menjadi beberapa sub bab
Guru meminta siswa yang telah dibagi menjadi tim ahli
melakukan diskusi
Guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab
yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya.
Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa
Elaborasi
Guru meminta siswa dalam tim ahli menyampaikan hasil diskusi
tentang sifat-sifat cahaya kepada tim asal
Setelah diskusi selesai secara acak guru memilih siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
Kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi kelompok
A1
A1
A2
A3
A4
C1
C2
C3
C4
B1
B2
B3
B4
A1
A1
B1
C1
A2
B2
C2
A3
B3
C3
A4
B4
C4
-
29
Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi
penguatan dengan memberikan tepuk tangan pada siswa yang
maju ke depan kelas
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Akhir
Guru memberikan kuis
Guru memberikan kesimpulan
Salam penutup
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Awal
Motivasi
Guru mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan
pertama
Apersepsi
Guru menanyakan kepada siswa apakah kamu tadi pagi sebelum
berangkat ke sekolah bercermin dulu? Apakah kamu bisa
melihat bayanganmu di cermin?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
hari ini
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru meberikan suatu masalah kepada siswa dengan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pemantulan
cahaya. Apakah kalian dapat memasukan cahaya matahari di
dalam kelas? Apakah kalian bisa mematahkan pensil dengan
cahaya? Bagaimana Terjadinya pelangi?
-
30
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
yang harus dikerjakan dengan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
yang harus dikerjakan dengan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Keterangan
1. = kelompok materi merambat lurus
2. = kelompok materi dapat menembus benda bening
3. = kelompok materi dapat dipantulkan
4. = dapat dibiaskan
Guru membagikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-
bagikan menjadi beberapa sub bab
Guru meminta siswa yang telah dibagi menjadi tim ahli
melakukan diskusi
Guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab
yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya.
Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa
Elaborasi
Guru meminta siswa dalam tim ahli menyampaikan hasil diskusi
tentang sifat-sifat cahaya kepada tim asal
A1
A1
A2
A3
A4
C1
C2
C3
C4
B1
B2
B3
B4
A1
A1
B1
C1
A2
B2
C2
A3
B3
C3
A4
B4
C4
-
31
Setelah diskusi selesai secara acak guru memilih siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
Kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi kelompok
Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi
penguatan dengan memberikan tepuk tangan pada siswa yang
maju ke depan kelas
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
4. Kegiatan Akhir (10 menit)
Guru melakukan evaluasi
Guru memberikan kesimpulan
Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi
Salam penutup
3) Observasi
Obervasi dilakukan oleh observer untuk mengamati tingkah laku guru
peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan dengan menggunakan
lembar pengamatan. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan
bahasan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian. Analisi
nilai diperoleh dari hasil tes tertulis yang dilakukan siswa diperlukan untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang telah
ditentukan sekolah ≥ 65 menyatakan siswa telah berhasil mencapai standar
ketuntasan belajar, sedangkan nilai ≤ 65 menyatakan bahwa ketuntasan siswa
belum mencapai standar ketuntasan.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap apa yang ditemukan pada saat
melakukan kegiatan meneliti yaitu pada waktu melaksanakan proses pembelajaran
pada siklus I, apa yang menjadi hambatan dan motivasi agar lebih baik lagi pada
siklus II.
-
32
3.4.2 Siklus II
Siklus kedua dirancang apabila siklus kesatu belum berhasil, kegiatan yang
dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau
kekurangan pada siklus sebelumnya. Kemudian melakukan pengumpulan data
berdasarkan hasil kegiatanpembelajaran pada siklus II sebagai bahan data,
informasi dalam pengolaan data, analisis serta penafsiran data.
3.5. Teknik dan Istrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Peneliti mengamati kegiatan guru kelas saat melaksanakan kegiatannya
pada saat meneliti untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan harus
dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat meneliti, peneliti juga
harus mengamati siswa aktif tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung
agar terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dokumen-dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Metode ini peneliti
gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama, nomor absen nilai hasil
ulangan siswa kelas V di SD Negeri Watu Agung 01 pada pelajaran IPA semester
II tahun 2013/2014.
c. Tes
Tes sebagai alat penelitian pertanyaa-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw selama proses
pembelajaran dikelas, sehinnga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan
diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui
dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada setiap siklus. Tes berbentuk pilihan ganda.
-
33
d. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan kepada orang-orang
yang dapat memberikan informasi / penjelasan hal-hal yang dianggap perlu pada
penelitian ini yang diwawancara adalah kepala sekolah, guru dan beberapa siswa
kelas V SD Negeri Watu Agung 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.
tentang proses belajar mengajar mata pelajaran IPA selama pembelajaran
berlangsung.
3.5.1. Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes
Dalam pengumpulan data, instrumen yang digunakan peneliti berupa tes.
Tes berbentuk pilihan ganda ini diuji dan dihitung dengan menggunakan program
SPSS 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada tiap butir soal. Berikut
kisi-kisi soal IPA kelas V :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal IPA kelas V SD Negeri Watu Agung 01
SK KD Indikator Item Soal
Nomor
Soal
Jumlah
Soal
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan dan
membuat
suatu
karya/model
Siklus I
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
1. Mendemonstrasikan sifat cahaya
merambat lurus
15,18
2
2. Mendemonstrasikan sifat cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna dan
gelap).
1,2,9,
12,13,
17
6
3. Mendemonstrasikan sifat cahaya dapat
dipantulkan
6,16 2
4. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
yang menganai
cermin datar dan
cermin cekung
4,5,7,
10,14,
19,20
7
-
34
5. Menunjukan contoh peristiwa pembiasan
cahaya dalam
kehidupan sehari-
hari melalui
percobaan.
8, 1
6. Memberikan contoh peristiwa
penguraian cahaya
dalam kehidupan
sehari-hari
3,11, 2
Siklus II 6.2 Membuat suatu
karya atau model,
misalnya
periskop atau
lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya.
1. Menunjukan contoh peristiwa
pembiasan
cahaya dalam
kehidupan sehari-
hari melalui
percobaan
1, 19,
20
3
2. Menunjukan bukti bahwa
cahaya putih
terdiri dari
berbagai warna
misalnya dengan
menggunakan
cakram warna
11, 12, 18
3
3. Memberikan contoh
penguraian
cahaya dalam
kehidupan sehari-
hari
14,15 2
4. Membuat periskop dan
pelangi melalui
percobaab
sederhana
2, 3,4,
5,6,7,8
9,10,
13,16,
17
12
Jumlah Soal 40
-
35
b. Lembar Observasi Atau Pengamatan
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar
guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal yang
diamati dalam memahami materi yang diajarkan guru dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selain itu hal yang harus diamati mengenai
kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sesuai dengan lembar observasi.
3.6 Indikator Kinerja
Patokan berhasilnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah meningkatnya hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPA peneliti
menerapkan minimal 85 % siswa harus mendapat KKM yaitu ≥65.
Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri Watu Agung 01 kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran IPA dikelas V adalah ≥65
atau dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥65 Tuntas
-
36
3.7.1Uji Coba Instrumen Penelitian
Secara umum menurut Slameto (2012:191) tujuan uji coba instrumen antara
lain:
Mengidentifikasi soal-soal yang lemah
1) Mengidentifikasi taraf kesukaran soal sehingga sesuai dengan tujuan
instrumen dibuat.
2) Mengidentifikasi kemampuan daya beda soal.
3) Menentukan lamanya waktu mengerjakan soal-soal tersebut.
4) Untuk menghindari adanya bias dalam setiap pertanyaan yang dibuat serta
menghindari adanya tumpang tindih antar soal.
3.7.2 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individu setelah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan.
Menurut sujana, (2010:12) validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian
terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai.
Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (corrected
Item-Total Correlation). Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid
atau tidak digunakan pedoman azwar (1999) dalam Priyatno (2010:90) dapat
digunakan pedoman nilai koefisien korelasi minimal 0,30 menjadi 0,25 tetapi
menurunkan batas kriteria dibawah 0,20 sangat tidak disarankan. Dalam hal
inipeneliti menggunakan standar validitas 0,30.
Soal tes yang akan diujikan pada post tes (evaluasi akhir siklus) dilakukan
uji coba terlebih bdahulu pada siswa SD Negeri Tlogo, Kecmatan Tuntang. Pada
tanggal 13 Maret 2014. Dari hasil analisis uji validitas, dipindah skor corrected
Item-Total Correlation tertinggi 0,82 dan yang terendah 0,18. Pada siklus I ada
19 item valid dan 1 item yang tidak valid. Pada siklus II nilai tertinggi 0,83 dan
yang terendah 0,17. Siklus II ada 19 yang valid dan 1 yang tidak valid.
-
37
Berdasarkan hasil analisis tabel item soal yang tidak valid karena skor dibawah
0,30 berikut hasil uji validitas instrumen.
Tabel 3.3
Validitas Instrumen Penelitian Siklus I
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20
19
Tabel 3.4
Validitas Instrumen Penelitian siklus II
Valid Tidak Valid
1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
11
3.7.3 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reabilitas dimaksud kan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, dan stabil dan
dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang
sama. Pengukuran tingkat reabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini
dengan menggunakan Alpha Cronbach’s. Besarkan koefisien Alpha merupakan
tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 For windows.
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal
yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Untuk mengetahui
-
38
validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan dikelas uji coba yaitu di SD
Negeri Tlogo kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegkan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun penilaian tersebut digunakan
akan memberikan hasil yang relatif sama (sudjana, 2008:16). Dapat diartikan
sejauh mana instrumen dapat diandalkan, uji reliabilitas penelitian adalah dengan
menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh george dan Mallery (1995)
untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai
berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7< ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8< ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Tabel 3.5
Releabilitas Instrumen
Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,934 20
Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,943 20
3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Item
Analisis tingkat kesukaran soal merupakan pengkajian terhadap soal-soal tes
dari segi kesulitanya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar Sudjana (2011: 135). Menurut Arikunto (2007:207-
210), soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
-
39
memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi
putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran
adalah:
P = B
JS
Keterangan:
P= Indeks kesukaran
B= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal:
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
top related