bab iii metode penelitian
Post on 11-Aug-2015
42 Views
Preview:
TRANSCRIPT
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
3.1.1 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR dipengaruhi oleh 2
faktor, yaitu (1) karakterisik sosial ekonomi masyarakat dan (2) persepsi
masyarakat sendiri terhadap kegiatan HTR yang banyak dipengaruhi oleh
karakteristik individu sendiri maupun lingkungan tempat masyarakat tersebut
tinggal. Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berpengaruh adalah umur,
tingkat pendidikan (formal dan informal), pendapatan, jumlah tanggungan
keluarga, kepemilikan lahan, pengalaman bertani, dan kekosmopolitan (Neupane
2002; Zbinden & Lee 2005; Susiatik 1998; Yuwono 2006).
Adapun persepsi masyarakat yang diduga berpengaruh dalam keputusan
yang diambil masyarakat untuk memilih suatu program atau kegiatan antara lain
persepsi mereka terhadap ketentuan yang berlaku dalam program tersebut,
manfaat yang mereka peroleh, keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan
perencanaan dan evaluasi, konflik serta dukungan pemerintah terhadap suatu
program (Salam et al. 2005; Neupane et al. 2002; Zbinden & Lee 2005). Dalam
penelitian ini faktor persepsi yang diduga berpengaruh dalam keikutsertaan
masyarakat dalam kegiatan HTR adalah persepsi masyarakat terhadap beberapa
ketentuan pelaksanaan HTR seperti alokasi lahan, kegiatan dan pola HTR, jenis
tanaman, persyaratan dan proses perijinan, jangka waktu dan luas pengusahaan,
pewarisan ijin, hak dan kewajiban peserta HTR, kesiapan pasar, kelembagaan
kelompok serta kegiatan sosialisasi.
Sebagai kebijakan yang bersifat top down, ketentuan-ketentuan dalam
kebijakan HTR ditetapkan oleh pemerintah pusat namun sebagian besar tanggung
jawab pelaksanaan kegiatan HTR diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal
ini adalah kabupaten dan desa. Dengan demikian selain persepsi masyarakat lokal
sebagai pelaku utama kebijakan HTR, perlu diketahui pula persepsi para
pelaksana kebijakan lainnya terhadap ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan
HTR tersebut. Pelaksana kebijakan di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini
28
adalah pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun, pemerintah daerah Propinsi
Jambi, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan di Propinsi Jambi,
aparatur desa, tokoh masyarakat serta para pendamping atau penyuluh kehutanan.
Persepsi mereka dapat digunakan sebagai pembanding agar diperoleh gambaran
menyeluruh dan tidak bias dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persepsi seseorang akan
mempengaruhi perilaku dan partisipasinya. Jika persepsi seseorang terhadap
program HTR positif maka ia akan bersedia berpartisipasi dalam program tersebut
dan sebaliknya. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
HTR dapat dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan serta seberapa sering
masyarakat berperan dalam beberapa kegiatan partisipasi. Sebagai suatu program
pemberdayaan masyarakat maka dalam pengelolaan HTR diharapkan agar
masyarakat dapat terlibat dalam seluruh kegiatan partisipasi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pemeliharaan/evaluasi. Seberapa
besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten
Sarolangun selain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat juga diduga dipengaruhi
pula oleh karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Skema hubungan yang
menjadi kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
3.1.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsi berpengaruh nyata
terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR di
Kabupaten Sarolangun, Jambi
2. Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan persepsi
masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di
Kabupaten Sarolangun, Jambi.
29
Keterangan :
_______ : proses : metode analisis
Gambar 5 Skema kerangka pemikiran penelitian.
Program Hutan Tanaman Rakyat
(HTR)
- Umur (X1.1) - Pendidikan formal (X1.2) - Pendidikan informal (X1.3) - kepemilikan lahan HTR
(X1.4) - luas lahan (X1.5) - Jarak ke lokasi HTR (X1.6) - Pendapatan (X1.7) - Jumlah tanggungan (X1.8) - Pengalaman bertani (X.1.9) - Kekosmopolitan (X1.10)
Karakteristik Sosial Ekonomi (X1)
- Manfaat (X2.1) - Alokasi lahan (X2.2) - Pola mandiri (X2.3) - Pola kemitraan (X2.4) - Jenis tanaman (X2.5) - Persyaratan Perijinan (X2.6) - Proses perijinan (X2.7) - Jangka waktu dan luas
pengusahaan (X2.8) - Pewarisan ijin (X2.9) - Hak dan kewajiban (X2.10) - Pasar (X2.11) - Kelembagaan (X.2.12) - Sosialisasi (X2.13) - Tenaga pendamping (X2.14) - Dukungan (X2.15)
Persepsi (X2)
Keputusan untuk ikut serta dalam HTR
(Y1)
Implikasi kebijakan Hutan Tanaman Rakyat
(HTR)
Deskriptif; korelasi
Spearman
Deskriptif; korelasi
Spearman
Regresi Logistik
Berganda
Deskriptif kualitatif
Deskriptif kualitatif
- Perencanaan (Y2.1.1) - Pelaksanaan (Y2.1.2) - Pemanfaatan (Y2.1.3) - Pemeliharaan dan Evaluasi
(Y2.1.4)
Tingkat Partisipasi (Y2)
Masyarakat
Pelaksana kebijakan di daerah
Gambar 6 Lokasi penelitian berdasarkan peta pencadangan areal HTR di Kabupaten Sarolangun.30
31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yang terletak di sekitar areal
pencadangan HTR yaitu Desa Taman Bandung, Desa Lamban Sigatal dan Desa
Seko Besar yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi
(Gambar 6). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut terletak dekat dengan areal
pencadangan HTR dan di antaranya bahkan telah memiliki ijin pemanfaatan HTR
(IUPHHK-HTR) perorangan sejak tahun 2009 sehingga program HTR telah dapat
dilaksanakan. Ijin HTR di wilayah ini termasuk yang pertama kali keluar di
propinsi Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa ada inisiatif dan potensi ketertarikan
yang cukup dari masyarakat untuk ikut serta dalam program HTR. Pengumpulan
data primer dan sekunder pada penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai
dari Bulan Juni hingga Juli 2011.
3.3 Metode Penelitian
Menurut Nazir (2003) penelitian ini digolongkan kedalam penelitian
deskriptif karena meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diteliti.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu berusaha
untuk mencari fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara
faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau
daerah. Penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah
individu atau unit baik secara sensus maupun menggunakan sampel (Nazir 2003).
Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :
1. Pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan HTR di lapangan
tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut
2. Interview atau wawancara yaitu informasi atau keterangan diperoleh secara
langsung dari responden, tokoh masyarakat atau informan dengan cara
32
bertatap muka dan bercakap-cakap dengan menggunakan alat bantu interview
guide (panduan wawancara) dan kuesioner yang telah disusun sebelumnya
3. Pencatatan dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber/instansi dan
hasil penelitian terdahulu.
3.4 Populasi dan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal di lokasi
penelitian baik yang sudah mendapatkan ijin HTR maupun yang belum. Dari
populasi tersebut dipilih contoh secara acak sebanyak 81 responden. Distribusi
contoh yang diambil dapat dilihat pada Tabel 4. Responden yang dipilih adalah
kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian, mampu mengambil keputusan
secara mandiri dan mampu berpikir logis dalam setiap tindakan yang
dilakukannya. Dengan demikian diharapkan responden akan memahami dan
mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Sebagian besar
penduduk menghabiskan waktunya sehari-hari di kebun atau ladang di dalam
hutan dan baru kembali ke rumah satu minggu sekali sehingga sulit ditemui di
desa. Dengan kondisi seperti itu maka pewawancara mendatangi rumah-rumah
penduduk yang sedang berada di tempat pada siang hari atau mengundang mereka
ke rumah kepala desa atau tokoh masyarakat pada malam hari atau hari libur
mereka.
Tabel 4 Distrubusi contoh penelitian pada setiap desa
Selain kepala keluarga di desa, dipilih pula beberapa informan kunci sebagai
pembanding untuk mengetahui perbedaan persepsi antar pelaksana kebijakan
HTR di daerah. Informan yang dipilih mewakili Dinas Kehutanan Propinsi Jambi,
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun (Disbunhut
Sarolangun), Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah IV Jambi
(BP2HP Jambi), pendamping/penyuluh, perangkat desa, anggota DPRD, tokoh
masyarakat desa, HTI PT. Samhutani (wilayahnya berbatasan dengan areal
Desa Populasi (N) Jumlah Rumah Tangga Contoh (n)
Intensitas Sampling (%)
Seko Besar 267 27 9,42 Lamban Sigatal 270 25 9,26 Taman Bandung 308 29 10,11
33
pencadangan HTR dan memiliki industri pengolahan kayu), akademisi dari
Universitas Jambi, serta beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan HTR di
Kabupaten Sarolangun yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat lokal (LP3D =
Lembaga Penelitian Pengembangan Potensi Desa) dan perwakilan dari proyek
FLEGT = Forest Law Enforcement, Governance and Trade di Indonesia.
3.5 Instrumen Penelitian
Sebagai alat pengumpul data primer, instrumen atau alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah kuisioner dengan pertanyaan
tertutup dan alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu untuk
pengukuran persepsi (1= tidak setuju, 2= kurang setuju dan 3= setuju) dan untuk
pengukuran tingkat partisipasi (1= tidak pernah, 2= jarang dan 3= sering). Tipe
pertanyaan ini disusun untuk mempermudah analisis dan interpretasi data
(Robertson & Lawes 2005).
Selain itu digunakan pula pertanyaan dengan alternatif jawaban semi
terbuka dengan peubah kategorikal seperti pendidikan dan peubah numerik seperti
umur dan pendapatan. Bentuk kuisioner yang digunakan dapat dilihat pada
Lampiran 1. Kepada beberapa informan kunci (key informan) digunakan
pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memiliki kebebasan penuh
untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan ini disajikan dalam pedoman wawancara
untuk kepentingan memperoleh informasi penjelas (eksplanasi) dan untuk
kepentingan observasi (Lampiran 2).
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data
karakteristik sosial ekonomi responden, persepsi responden terhadap ketentuan
dalam kegiatan HTR dan tingkat partisipasi responden dalam kegiatan HTR di
lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari kuisioner dan wawancara
mendalam dengan berbagai pihak yang terlibat dalam program HTR serta
observasi terhadap kegiatan HTR di lapangan. Jenis dan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.
34
Data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan
keadaan umum lokasi seperti kondisi geografis, demografi dan data
perkembangan program HTR. Data ini dapat diperoleh dari dokumen monografi,
catatan dan arsip desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi, FLEGT, dan
kelompok tani hutan.
Tabel 5 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian No Tujuan Variabel
Pengamatan Unit Data Sumber
Data Metode Analisis
1 Mengkaji persepsi masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan pelaksanaan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2)
- Rumah tangga
- institusi
kuisioner wawancara
Analisis deskriptif kualitatif
2 Mengidentifikasi dan menganalis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR.
- Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1)
- Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2)
- Keputusan masyarakat (Y1)
Rumah tangga
kuisioner Analisis regresi logistik berganda
3 Mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan partisipasi dan bentuk partisipasi mereka dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.
- Frekuensi keikutsertaan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan
Rumah tangga
Kuisioner wawancara
Analisis deskriptif kualitatif
4 Mengukur dan menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsinya dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.
- Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1)
- Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2)
- Tingkat partisipasi (Y2)
Rumah tangga
kuisioner Korelasi Spearman
35
3.7 Variabel Pengamatan
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Karakteristik sosial ekonomi responden yang meliputi indikator: umur,
pendidikan formal, pendidikan informal, pendapatan, jumlah tanggungan
keluarga, luas lahan yang dimiliki dan digarap, kepemilikan lahan di areal
HTR, jarak ke lahan areal HTR, pengalaman bertani, dan sifat
kekosmopolitan.
2. Persepsi responden terhadap program HTR secara keseluruhan yang meliputi
indikator utama:
a. Persepsi responden terhadap manfaat HTR
b. Persepsi responden terhadap alokasi lahan HTR
c. Persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan
d. Persepsi responden terhadap mitra/investor
e. Persepsi responden terhadap jenis tanaman
f. Persepsi responden terhadap persyaratan perijinan
g. Persepsi responden terhadap proses perijinan
h. Persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan
i. Persepsi responden terhadap ketentuan pewarisan ijin pengusahaan
j. Persepsi responden terhadap hak dan kewajiban peserta HTR
k. Persepsi responden terhadap kesiapan pasar hasil HTR
l. Persepsi responden terhadap kelembagaan kelompok HTR
m. Persepsi responden terhadap kegiatan sosialisasi HTR
n. Persepsi responden terhadap tenaga pendamping dalam HTR
o. Persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM
terhadap kegiatan HTR
Untuk mengukur variabel persepsi digunakan pertanyaan-pertanyaan dengan
beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1
menunjukkan tidak setuju, 2 menunjukkan kurang setuju, dan 3 menunjukkan
setuju. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti responden semakin
setuju dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR yang ada saat ini.
3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR yang meliputi :
keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR, mulai dari
36
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan baik dalam hal penyiapan lahan,
penanaman, maupun pembibitan, (3) pemanfaatan tanaman hasil kegiatan
HTR dan (4) pemeliharaan/evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Untuk mengukur variabel partisipasi digunakan pertanyaan-pertanyaan
dengan beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1
menunjukkan tidak pernah, 2 menunjukkan jarang, dan 3 menunjukkan
sering. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti tingkat partisipasi
responden dalam kegiatan HTR juga semakin tinggi.
3.8 Validitas dan Reliabilias
Data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena
data menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian
hipotesis. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang
tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data yang berkualitas adalah data
yang valid dan reliabel.
Validitas data penelitian ditentukan oleh akurasi pengukuran. Instrumen
penelitian dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas berkaitan dengan seberapa baik suatu konsep dapat
didefinisikan oleh suatu ukuran (Sugiyono 2007). Reliabilitas data ditunjukkan
oleh stabilitas dan konsistensi instrumen yang digunakan dalam mengukur suatu
konsep. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang dapat
dipercaya, yang diharapkan juga dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya.
Cara pengukuran validitas instrumen penelitian dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain dengan cara: (1) membangun validitas (construct
validity), artinya peneliti menyusun tolak ukur berdasarkan kerangka konsep yang
akan diukur, (2) validitas isi (content validity), artinya isi instrumen telah
mewakili semua aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep, dan (3)
validitas eksternal (external validity), artinya instrumen yang digunakan tidak
berbeda hasilnya dengan instrumen lama yang telah valid (Arikunto 1978, diacu
dalam Susiatik 1998). Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan
dengan teknik validitas isi yaitu menyesuaikan daftar pertanyaan dengan kerangka
37
konsep yang telah disusun sebelumnya dan difokuskan pada variabel-variabel
yang akan diteliti. Reliabilitas instrumen akan dilakukan dengan uji coba
instrumen terhadap 20 responden. Pendekatan yang akan digunakan untuk
pengujian validitas instrumen penelitian adalah korelasi bivariat pearson
correlation, dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pernyataan dengan total skor masing-masing variabel. Sedangkan pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha untuk menguji
kelayakan konsistensi seluruh skala yang digunakan. Dengan ukuran ini, suatu
instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0,6.
3.9 Definisi Operasional
Agar memudahkan dalam pengumpulan dan analisis data, maka perlu dibuat
definisi operasional, parameter pengukuran serta kategori penilaian untuk setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang secara rinci disajikan pada
Lampiran 3.
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
3.10.1 Karakteristik Sosial Ekonomi, Persepsi Masyarakat dan Tingkat Partisipasi
Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat di tiap desa
dilakukan perhitungan skor tiap-tiap variabel yang digunakan kemudian dilakukan
pengelompokkan data sesuai variabel masing-masing. Selanjutnya dilakukan
analisis deskriptif kualitatif terhadap data tersebut untuk menggambarkan tingkat
sosial ekonomi, kemampuan, dan potensi mereka dalam kegiatan HTR untuk
masing-masing desa..
Untuk mendeskripsikan tingkat persepsi masyarakat dilakukan perhitungan
skor dari setiap variabel dan total skor dari seluruh variabel menggunakan skala
Likert dengan ketentuan semakin tinggi skor maka tingkat persepsi masyarakat
juga semakin tinggi. Dari total skor tersebut, tingkat persepsi masyarakat dibagi
menjadi 3 kelas yaitu (1) tingkat persepsi rendah, (2) tingkat persepsi sedang, dan
(3) tingkat persepsi tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan
menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1.
38
…. (1)
Berdasarkan hasil kuisioner tersebut selanjutnya dilakukan analisis secara
deskriptif kualitatif dan sintesa hasil yang mendalam untuk menggambarkan
persepsi masyarakat terhadap setiap indikator ketentuan pelaksanaan HTR yang
ada saat ini.
Tingkat partisipasi responden terhadap kegiatan HTR juga dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menjumlahkan skor setiap
variabel dalam tiap tahap kegiatan menggunakan Skala Likert dengan ketentuan
semakin tinggi skornya maka tingkat partisipasinya juga semakin tinggi. Tingkat
partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dibagi menjadi 3 kelas yaitu (1)
tingkat partisipasi rendah, (2) tingkat partisipasi sedang, dan (3) tingkat partisipasi
tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus
seperti pada Persamaan 1.
3.10.2 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat
dengan Keputusan Masyarakat untuk Ikut Serta dalam Program HTR
Untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi dan
persepsi masyarakat terhadap pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta
dalam kegiatan HTR (Y1) dilakukan menggunakan analisis regresi logistik
berganda yaitu analisis regresi dengan peluang peubah hasil bersifat binari
(dikothom) yang berarti memiliki 2 nilai meliputi ya (1) atau tidak (0) (Agresti &
Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow 2000). Rumus persamaan regresi logistik
berganda yang digunakan seperti pada Persamaan 2 sedangkan Persamaan 3
adalah dugaan bentuk transformasi logit dari Persamaan 2 untuk memudahkan
perhitungan. Peluang responden untuk ikut serta dalam kegiatan HTR (π (x)=1)
dapat diduga dari fungsi antara koefisien regresi ( ) dan variabel bebasnya (Xj).
………………………………………… (2)
………………………… (3)
Berdasarkan dugaan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan
masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR, maka model tranformasi logit
39
yang dibangun dapat dilihat pada Persamaan 4 untuk melihat pengaruh
karakteristik sosial ekonomi dan persepsi (25 parameter) secara bersama-sama
terhadap keputusan masyarakat ikut HTR. Model persamaan serupa juga dibuat
untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi (10 parameter)
dan variabel persepsi (15 parameter) secara terpisah terhadap keputusan
masyarakat untuk ikut serta dalam HTR (Persamaan 5 dan 6)
)
(4)
…………………. (5)
…………………. (6)
Keterangan: = peluang responden ikut serta dalam program HTR (1 = responden
ikut serta dalam program HTR; 0 = responden tidak ikut serta dalam program HTR,)
= transformasi logit dari π (x) = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan
persepsi = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi = persamaan logit dari pengaruh persepsi
β0 = intersep βi = koefisien regresi (i = 1,2,3….25) X1.1 = umur responden (tahun) X1.2 = skor pendidikan formal X1.3 = skor pendidikan informal X1.4 = skor status kepemilikan lahan di areal HTR X1.5 = luas lahan (ha) X1.6 = jarak dari tempat tinggal ke lahan HTR (km) X1.7 = pendapatan per kapita (Rp/tahun) X1.8 = jumlah tanggungan (orang) X1.9 = skor pengalaman bertani kayu (dummy variabel) X1.10 = skor kekosmopolitan X2.1 = skor persepsi responden terhadap manfat HTR X2.2 = skor persepsi responden terhadap alokasi lahan X2.3 = skor persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan X2.4 = skor persepsi responden terhadap kemitraan X2.5 = skor persepsi responden terhadap jenis tanaman X2.6 = skor persepsi responden terhadap persyaratan perijinan X2.7 = skor persepsi responden terhadap proses perijinan X2.8 = skor persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan
pengusahaan X2.9 = skor persepsi responden terhadap pewarisan ijin X2.10 = skor persepsi responden terhadap hak dan kewajiban
40
X2.11 = skor persepsi responden terhadap kelembagaan X2.12 = skor persepsi responden terhadap pasar X2.13 = skor persepsi responden terhadap sosialisasi HTR X2.14 = skor persepsi responden terhadap keberadaan tenaga pendamping X2.15 = skor persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah
dan LSM
Uji nyata model yang dihasilkan dilakukan menggunakan metode uji
likelihood ratio (G), sedangkan untuk menguji pengaruh masing-masing peubah
bebasnya digunakan uji Wald (W) (Agresti & Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow
2000).
Uji Nyata Model (G) : G = -2 (log likelihood tanpa peubah βi – log likelihood dengan peubah βi) ..... (7) Hipotesis : Ho : βi = 0 H1 : paling sedikit terdapat satu βi ≠ 0 Kaidah keputusan : 1. Nilai p < α maka tolak Ho 2. Nilai p > α maka jangan tolak Ho Model terbaik dipilih berdasarkan kombinasi dari berbagai variabel yang digunakan di atas yang memberikan nilai log likelihood terbaik Uji Wald (W)
Wj = βj / GB βj ………………………………….. (8) Keterangan: Wj = uji Wald untuk nilai peubah ke-j Βj = nilai koefisien peubah ke-j GB = galat baku Hipotesis yang diajukan adalah Ho : βj = 0, H1 : βj ≠ 0 dengan kaidah keputusan
jika nilai p < α maka tolak Ho dan jika nilai p > α maka jangan tolak Ho
3.10.3 Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat
dengan Tingkat Partisipasi dalam Program HTR
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel karakteristik
sosial ekonomi (X1) dan variabel persepsi masyarakat (X2) masing-masing
41
dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR (Y2) digunakan teknik
analisis korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai berikut (Walpole 1992;
Sugiyono 2007):
--
……………………………………….. (9)
Keterangan: rs = koefisien korelasi Spearman di = selisih peringkat peubah X dan Y n = banyaknya sampel Nilai berkisar antara -1 hingga 1. Nilai akan bernilai positif jika peringkat
peubah X makin besar dan peringkat peubah Y juga makin besar, sebaliknya akan
bernilai negatif jika peringkat peubah X makin besar sedangkan peringkat peubah
Y makin kecil.
Hipotesis yang diajukan adalah :
Ho : X dan Y saling bebas H1 : X dan Y berhubungan langsung atau kebalikan. Kaidah keputusannya :
1. Jika > tabel Spearman untuk α(2)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(2)(n) maka tolak Ho
2. Jika > tabel Spearman untuk α(1)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(1)(n) maka tolak Ho.
top related