bab iii metode penelitian a. desain penelitianeprints.uny.ac.id/52363/4/bab iii.pdfpertemuan ke -1...
Post on 25-May-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan
mengadopsi tahapan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2007). Tahapan
PTK dilakukan siklus demi siklus, sebelum memulai siklus pertama diawali
dengan observasi awal untuk melakukan penyelidikan dalam upaya
menetapkan topik area yang akan diteliti, dilajutkan dengan perencanaan
secara keseluruhan, kemudian implementasi tindakan, observasi, dan
refleksi.
Memasuki siklus berikutnya dimulai dengan tahap perencanaan
lanjut sebagai revisi atas perencanaan yang disusun sebelumnya dengan
memanfaatkan hasil refleksi, kemudian pelaksanaan tindakan dan observasi
lanjut kemudian dilakukan refleksi kembali, demikian seterusnya sehingga
terjadi secara siklus sampai terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar
kognitif siswa (Bambang Subali, 2010:43).
Saur Tampubolon (2014:16) mengatakan bahwa penelitian tindakan
adalah menemukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah dalam
bentuk siklus, berbeda dengan penelitian nonpenelitian tindakan kelas (non
PTK) adalah menemukan kebenaran ilmiah untuk menguji suatu hipotesis
penelitian dan menghasilkan suatu generalisasi (teori baru).
Dalam penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan dalam dua
siklus, masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Siklus pertama pada materi
struktur dan fungsi sel dan siklus kedua pada materi struktur dan fungsi
jaringan makhluk hidup yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dengan guru pembimbing. Jika disajikan dalam bentuk bagan adalah
sebagai berikut:
Gambar 33. Diagram Siklus PTK Spiral
Sumber: (Stephen Kemmis & Robin McTaggart, 2007:278)
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1
Pandak Bantul yang berlokasi di Jalan Kadekrowo Gilangharjo Pandak
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai bulan
Agustus sampai dengan Oktober 2016 pada semester 1 tahun ajaran
2016/2017.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar kognitif siswa pada materi sel dan jaringan makhluk hidup kelas X
APTR-2 di SMK Negeri 1 Pandak tahun pelajaran 2016/2017 melalui
penerapan pendekatan saintifik dengan strategi yang tepat. Penelitian
tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan kelas melalui model
Kemmis dan Mc Taggart.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus dikarenakan
peneliti akan berhenti ketika sudah terjadi peningkatan motivasi dan hasil
belajar kognitif siswa dalam materi sel dan jaringan makhluk hidup. PTK
ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
(pengamatan) dan dilanjutkan dengan refleksi.
Adapun rencana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Siklus ke – 1
Pada siklus pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung di dalam
sel. Dalam penelitian ini, materi essensial yang akan siswa pelajari terkait
struktur fungsi sel prokariot dan sel eukariot, struktur dan fungsi pada sel
hewan dan tumbuhan, serta proses transport pada membran sel. Sehingga,
pada siklus pertama ini akan dilakukan dalam dua kali pertemuan, meliputi:
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan pendekatan
saintifik, sesuai dengan silabus kurikulum 2013 SMK Negeri 1
Pandak.
b) Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi
keterlakasaaan pendekatan saintifik, quisioner (skala likert) untuk
mengetahui motivasi belajar siswa, dan soal pretest-posttest untuk
mengukur hasil belajar kognitif siswa.
c) Melakukan validasi instrument kepada dosen pembimbing.
d) Mempersiapkan media pembelajaran yang berupa gambar dan
preparat sel hewan dan sel tumbuhan.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan
silabus kurikulum 2013 yang digunakan guru biologi SMK Negeri 1
Pandak tahun pelajaran 2016/2017 yang dikemas dalam model
pembelajaran pendekatan saintifik. Dibawah ini fase-fase kegiatan
pembelajaran yang akan dikasanakan, sebagai berikut
Pertemuan ke -1
Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang
perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel eukariotik
akan dibahas terkait perbedaan struktur dan fungsi sel tumbuhan dan sel
hewan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti
lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik:
a. Pendahuluan
1) Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait
berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang
lingkup sekolah maupun diluar sekolah dan melakukan presensi.
2) Guru menyampaikan tema materi dan tujuan pembelajaran,
kemudian melakukan pretest terkait struktur dan fungsi sel
prokariotik dan sel eukariotik.
3) Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas atau
dilaksanakan. Kemudian membentuk kelompok 4-5 orang
siswa.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati:
Siswa mengamati perbandingan ukuran molekul, sel, dan
organisme multiseluler, serta gambar struktur sel tumbuhan dan
sel hewan.
2) Menanya:
a) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait
materi yang akan dipelajari pada gambar-gambar yang telah
diamati.
b) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait sel
prokariotik, sel eukariotik, sel tumbuhan, dan sel hewan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti:
1. Mengapa bakteri termasuk sel prokariotik?
2. Mengapa tumbuhan, dan hewan termasuk sel
eukariotik?
3. Apa perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik?
4. Apa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?
3) Mengumpulkan Data:
a) Siswa mengidentifikasi gambar Irisan tipis bakteri Bacillus
coagulans (TEM) (Campbell.2010:106-107) yang terdapat
di LKS.
b) Melakukan pengamatan dengan mikroskop tentang sel
bawang merah dan sel epitel pipi
c) Siswa menggambar hasil pengamatan sel bawang merah
dan sel epitel pipi pada lembar kegiatan siswa.
d) Siswa mengidentifikasi struktur sel yang teramati pada
preparat tersebut.
4) Mengasosiasikan:
Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan
perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik serta
perbedaan struktur dan fungsi sel hewan dalam lembar kegiatan
siswa yang telah diberikan guru.
5) Mengkomunikasikan:
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi nya
ke depan kelas.
c. Penutup
1) Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil diskusi
kelas.
2) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan
dibahas selanjutnya.
Pertemuan ke -2
Pada pertemuan kedua ini, materi yang akan dipelajari
tentang proses transport pada membran sel yang terjadi secara aktif dan
pasif. Pada proses transport secara aktif meliputi proses endositosis dan
eksositosis. Sedangkan proses transport secara pasif meliputi difusi dan
osmosis. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti
lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik:
a. Pendahuluan
1) Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait
berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang
lingkup sekolah maupun diluar sekolah.
2) Guru menyampaikan tema materi, tujuan pembelajaran,
kemudian melakukan apersepsi, membahas sekilas terkait
materi yang telah siswa peroleh sebagai proses mengingat
kembali dan menyamakan persepsi siswa.
3) Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-
5 orang.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati:
a) Siswa mengamati demonstrasi penyeduhan teh celup dalam
kantong kemasan pada air es dan air biasa yang dilakukan
oleh guru.
b) Siswa mengamati demonstrasi perendaman kentang pada
air gula, dan air biasa yang dilakukan oleh guru.
2) Menanya:
a) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait
difusi pada peristiwa perubahan warna air setelah
dicelupkan teh; dan osmosis pada perendaman kentang.
b) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait
peristiwa tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
seperti:
1. Mengapa air menjadi berubah warna?
2. Apa penyebab terjadinya peristiwa tersebut?
3. Mengapa peristiwa tersebut termasuk difusi?
4. Mengapa kentang yang direndam pada air gula lebih
lunak?
5. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
6. Apa perbedaan kedua peristiwa tersebut?
6) Mengumpulkan Data:
a) Praktik menyelupkan teh ke dalam air biasa, air panas
dan air dingin dengan mengukur waktu penyebaran
warna teh dalam masing-masing air.
b) Praktik merendam kentang pada air gula, air garam, dan
air biasa dengan waktu tertentu.
7) Mengasosiasikan:
Siswa berdiskusi secara kelompok untuk
menjelaskan peritiwa difusi dan osmosis yang terjadi pada
teh celup dan perendaman kentang dalam lembar kegiatan
siswa yang telah diberikan guru.
8) Mengkomunikasikan:
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas.
3) Penutup
a) Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil
diskusi kelas.
b) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi
tentang jaringan tumbuhan.
Siklus ke – 2
Pada siklus kedua ini, materi yang akan dipelajari tentang
keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ pada
tumbuhan dan hewan. Sehingga, pada siklus pertama ini akan dilakukan
dalam dua kali pertemuan, meliputi:
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan pendekatan
saintifik, sesuai dengan silabus kurikulum 2013.
b. Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi
keterlaksanaan pendekatan saintifik, quisioner (skala likert)
untuk mengetahui motivasi belajar siswa, dan soal pretest-
posttest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.
c. Melakukan validasi instrument kepada dosen pembimbing.
d. Mempersiapkan media pembelajaran berupa video dan preparat
jaringan makhluk hidup.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan berdasarkan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun
berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetendi Dasar SMK Kurikulum
2013 yang dikemas dalam model pembelajaran pendekatan saintifik.
Dibawah ini fase-fase kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan,
sebagai berikut:
Pertemuan ke -1
Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari
tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ
pada tumbuhan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan
peneliti lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan
saintifik:
1. Pendahuluan
a. Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait
berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang
lingkup sekolah maupun diluar sekolah.
b. Guru menyampaikan tema materi, tujuan pembelajaran dan
melakukan pretest terkait struktur fungsi jaringan tumbuhan dan
hewan.
c. Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-
5 orang siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati:
Siswa mengamati demonstrasi guru tentang penyerapan
zat warna pada batang sampai daun tanaman pacar air.
b. Menanya:
1) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait
peristiwa yang telah diamati dengan materi yang akan
dipelajari.
2) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan jaringan
tumbuhan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti:
1. Mengapa batang tanaman pacar air menjadi berwarna?
2. Mengapa air yang berisi zat warna tersebut dapat
terserap?
c. Mengumpulkan Data:
1. Melakukan pengamatan dengan mikroskop tentang
struktur anatomi akar, batang dan daun tumbuhan
monokotil dan dikotil.
2. Mengidentifikasi jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk
sel masing-masing organ tersebut, dibantu dengan buku
literature.
d. Mengasosiasikan:
Siswa berdiskusi secara kelompok untuk
menjelaskan keterkaitan antara bentuk sel yang teramati
pada organ dengan peranannya masing-masing.
e. Mengkomunikasikan:
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas.
f. Penutup
1. Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil
diskusi kelas.
2. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi
tentang jaringan pada hewan yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke -2
Pada pertemuan kedua ini, materi yang akan dipelajari
tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ
pada hewan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti
lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik.
1. Pendahuluan
a. Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait
berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang
lingkup sekolah maupun diluar sekolah.
b. Dilakukan apersepsi, membahas sekilas terkait materi yang
telah siswa peroleh sebagai proses mengingat kembali dan
menyamakan persepsi siswa.
c. Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas atau
dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati:
Siswa mengamati video beberapa jaringan penyusun hewan di
Powerpoint.
b. Menanya:
1) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan
terkait video yang telah diamati dengan materi yang akan
dipelajari.
2) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait
jaringan pada hewan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
seperti:
1. Mengapa bentuk jaringan pada masing-masing organ
berbeda?
2. Apa saja fungsi dari masing-masing jaringan
tersebut?
c. Mengumpulkan Data:
1) Mengamati preparat berbagai macam jaringan hewan
melalui mikroskop.
2) Mengidentifikasi bentuk sel pada masing-masing
jaringan, dibantu dengan literatur.
d. Mengkomunikasikan:
Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan
keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsinya
pada organ.
e. Penutup
1. Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil
diskusi kelas.
2. Guru memberikan tugas untuk membuat salah satu bentuk
jaringan pada hewan dengan acuan literatur gambar
dengan menggunakan plestisin.
Selain itu, pada setiap siklus dilakukan pengisian quisioner
(skala likert) motivasi belajar siswa yaitu sebelum siklus pertama,
diakhir pertemuan siklus pertama dan diakhir pertemuan siklus kedua.
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan ini juga dilakukan observasi
keterlaksanaan pendekatan saintifik yang dibantu oleh 2 orang guru
pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kendala-
kendala berarti yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi
Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan dan
observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
selanjutnya dianalisis untuk melihat peningkatan motivasi dan hasil
belajar kognitif siswa pada materi sel dan jaringan makhluk hidup kelas
X APTR-2 dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hasil analisis
tersebut dikaji atau dibahas bersama oleh peneliti dan guru pembimbing
untuk mengatasi kendala-kendala berarti yang ditemukan sebagai
perbaikan dalam perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Demikian proses pembelajaran pada materi sel dan jaringan
makhluk hidup dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang dilakukan
dalam dua siklus. Apabila motivasi dan hasil belajar kognitif siswa
dalam dau siklus dengan dua kali pertemuan pada masing-masing siklus
ini belum mengalami peningkatan, maka akan dilanjutkan dengan siklus
berikutnya. Siklus berikutnya akan dilaksanakan dengan langkah yang
sama, namun tidak tertutup kemungkinan modifikasi berdasarkan hasil
refleksi.
D. Instrumen penelitian
Menurut Suhartini Arikunto (2000:134), instrumen penelitian
adalah intrumen pengumpulan data sebagai alat bantu yang dipilih dan
digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik
Lembar observasi ini digunakan untuk menilai keterlaksanaan
pembelajaran melalui pendekatan saintifik yang digunakan oleh peneliti
untuk mendukung hasil refleksi. Penilaian keterlaksanaan pendekatan
saintifik ini dilakukan oleh 2 orang guru atau observer guna mengetahui
kinerja peneliti serta keberhasilan pembelajaran.
Adapun kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan metode
pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Scientifict
Approach
Aspek-aspek
Keterlaksanaan
Scientifict Approach
Instrumen
Mengamati Lembar Observasi
(Lampiran.6) Menanya
Mengumpulkan Data
Mengasosiasi
Mengkomunikasikan
2. Lembar Quisioner (Skala Likert) Motivasi Belajar Siswa
Lembar quisioner ini dibuat untuk mengetahui motivasi
belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Pengukuran motivasi siswa ini menggunakan skala likert
yang merupakan suatu skala penilaian untuk mengukur sikap dengan
skala ordinal. Lembaran ini berisi daftar pernyataan yang diisi oleh
siswa sesuai dengan refleksi diri masing-masing individu dengan
memberikan tanda cek list pada lembar tersebut :
Tabel 5. Kisi-kisi Quisioner (Skala Likert) Motivasi Belajar
Siswa
Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
Dimensi
Internal
Siswa memiliki hasrat dan
keinginan untuk berhasil
1,2,3 4 4
Siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
5,7,8 6,9,10 6
Siswa memiliki harapan dan cita-
cita masa depan
11,13 12 3
Dimensi
eksternal
Siswa memperoleh penghargaan
dalam belajar
14,16 15 3
Siswa memperoleh kegiatan yang
menarik dalam belajar
17,19,21 18,20 5
Siswa memiliki lingkungan
belajar yang kondusif
23,24 22 3
Total Pertanyaan 24
3. Tes Tertulis (Pretest dan Posttest)
Evaluasi merupakan proses sistematis yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang
bersangkutan. Dalam hal ini, untuk mengetahui keberhasilan seluruh
subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperoleh
data kuantitatif dapat dilakukan pengukuran melalui tes berupa
pretest dan posttest pada setiap siklus. Pretest merupakan
pengukuran yang dilakukan sebelum menjalankan suatu program,
sedangkan posttest yaitu setelah menjalankan program. Dengan
pengukuran sebelumnya dan setelahnya ini dapat diketahui
perubahan ataupun peningkatan keberhasilan suatu program tersebut
(Bambang Subali, 2002:1).
Tabel 6. Kisi-kisi Aspek Kognitif
Aspek
Kognitif
Indikator Sesuai Silabus Instrumen Tes Tertulis /
Bentuk Butir Soal
Pilihan Ganda Uraian
Mengingat Perbedaan sel prokariotik dan
sel eukariotik
1,2,3
1
Struktur dan fungsi bagian-
bagian sel
5,6,7,12,13,15
Fungsi masing-masing
jaringan pada tumbuhan
1,2
1
Sifat totipotensi pada jaringan
sebagai bahan dasar kultur
jaringan
3,4 2
Fungsi masing-masing
jaringan pada hewan
12,13 4
Memahami
Struktur dan fungsi bagian-
bagian sel
5,6,7,12,13,15
Struktur sel hewan dan sel
tumbuhan
4,8,2,3
Fungsi organel sel tumbuhan
dan sel hewan
9,10,11,14,16
2,3
Penampang melintang daun
dan batang tumbuhan
5,6
Jaringan pembentuk organ
pada hewan
14,15
5
Menerapkan Pengamatan sel epitel pipi (sel
hewan) dan umbi lapis
bawang merah (sel tumbuhan)
dengan menggunakan
mikroskop
24,25
Pengamatan proses diffusi,
osmosis dengan menggunakan
umbi kentang dan teh celup
16,17,18,19,20,21
4
Letak jaringan epidermis,
korteks, dan stele (silinder
pusat) pada batang tumbuhan
7, 8, 9
Menganalisis Analisis hasil pengamatan dan
menyimpulkan hasilnya
tentang konsep komponen
kimia sel, struktur fungsi sel,
dan aktivitas sel
22
Karakteristik jaringan
tumbuhan berdasarkan bentuk
sel penyusun dan fungsinya
10,11
3
E. Validasi Instrumen
Validasi intrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
validitas isi dan validitas empirik dengan menggunakan aplikasi program
QUEST. Validitas isi suatu instrumen adalah sejauh mana butir-butir dalam
instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan
isi obyek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana butir-
butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi).
Validitas isi suatu instrumen ditentukan dengan cara mencocokkan apakah
butir-butir yang ada di instrumen itu sudah mewakili komponen-komponen
yang akan diukur atau belum (Badrun, 2009:3).
Bambang Subali (2012:107) mengatakan bahwa suatu alat ukur
dikatakan sahih (valid) jika alat ukur tersebut mampu memberikan
informasi empirik sesuai dengan apa yang diukur. Selain itu, alat ukur juga
harus memiliki sifat andal (reliable) artinya jika dipakai untuk mengukur
berulang-ulang selalu tetap/konsisten/stabil hasilnya.
Validitas empirik diperoleh dari hasil uji di lapangan. Dalam
penelitian ini digunakan program QUEST untuk mengukur validitas butir
soal, reliabilitas, tingkat kesukaran butir soal, serta kriteria lolos dan
gugurnya butir soal/item. Hasil tes dianalisis menurut model kredit parsial
(Partial Credit Model atau PCM) sebagai perluasan Rasch model (RM)
yang merupakan model 1-PL yaitu hanya didasarkan pada tingkat kesukaran
butir (Bambang Subali, 2012:54).
Penerapan fit item secara keseluruhan dengan model didasarkan
pada besarnya nilai rata-rata INFIT Mean of Square (INFIT MNSQ) beserta
simpangan bakunya. Jika nilai INFIT MNSQ 1,0 atau mendekati dengan
varians sebesar 0,0 atau jika nilai INFIT t mendekati 0,0 dan varians 1,0
maka keseluruhan butir tes dinyatakan fit dengan model (OUT file .sh).
Reliabilitas soal tes yang diestimasi berdasarkan analisis testi yang
dinyatakan dalam bentuk indeks separasi person atau nilai Internal
Consistency pada CTT (Classical Test Theory) atau Reliability of estimate
(OUT file .sh). Sedangkan estimasi dalam menentukan butir soal yang
diterima atau ditolak jika nilai INFIT MNSQ butir soal mempunyai nilai
antara 0,77 sampai 1,31 (OUT file .sh). Dapat dikarenakan tingkat kesukaran
butir soal yang dapat dilihat pada difficulties index, dengan kriteria sukar ≤ -2
dan mudah ≥ 2 (OUT file .sh dan .tn) (Lampiran 10, 12, 18, 20, 27, 34, 39).
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif. Bambang Subali (2010:49) mengatakan bahwa statistika
deskriptif merupakan prosedur pengumpulan dan penyajian data untuk
memberikan deskripsi atau gambaran dari variabel kuantitatif sehingga
merupakan variabel yang dapat diukur.
1. Teknik Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik
Data yang diperoleh melalui lembar observasi keterlaksanaan
pendekatan saintifik pada masing-masing siklus dianalisis secara
deskriptif dengan cara sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah skor masing-masing indikator dalam tiap
pertemuan.
b. Menghitung jumlah skor masing-masing indikator dalam tiap
siklus.
c. Menetukan skor maksimal masing-masing indikator dalam tiap
siklus. Sehingga diperoleh selisih/peningkatan setiap indikator
dalam setiap siklus.
Sedangkan, peningkatan keterlaksaan pendekatan saintifik antar
siklus dihitung dengan cara sebagai beriktu :
a. Menghitung jumlah skor masing-masing pertemuan tiap siklus
b. Menghitung jumlah skor total tiap siklus
c. Menentukan skor maksimal tiap siklus
d. Menghitung skor yang diperoleh siklus I dan siklus II dengan
kriteria sebagai berikut :
Tabel 7. Kriteria Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik
No Skor Kriteria
1 0 – 25 Sangat Rendah
2 25,1 – 50 Rendah
3 50,1 -75 Tinggi
4 75,1 – 100 Sangat Tinggi
e. Menghitung selisih antara siklus I dan siklus II sehingga dapat
diketahui peningkatan keterlaksanaan pendekatan saintifik.
2. Teknik Analisis Data Motivasi Belajar Siswa
Data yang diperoleh melalui quisioner untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif. Adapun
langkah analisisnya sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah skor tiap kategori pada masing-masing item
berdasarkan jawaban responden
b. Menghitung jumlah skor tiap kategori pada masing-masing
indikator motivasi belajar yang diteliti berdasarkan jawaban
responden. Adapun kategori penskoran jawaban responden
terhadap setiap pernyataan dalam skala likert tertera pada tabel
dibawah ini:
Tabel 8. Kategori Alternatif Jawaban Responden
No Alternatif Jawaban
1 Sangat Setuju (SS)
2 Setuju (S)
3 Tidak Setuju (TS)
4 Sangat Tidak Setuju (STS)
c. Menghitung skor maksimal dan selisih total skor masing-masing
indikator motivasi belajar sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 9. Kriteria Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
No Skor Kriteria
1 0 – 25 Sangat Rendah
2 25,1 – 50 Rendah
3 50,1 -75 Tinggi
4 75,1 – 100 Sangat Tinggi
3. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Siswa
Data yang diperoleh melalui lembar pretest dan posttest
untuk mengukur tingkat kognitif siswa dianalisis secara deskriptif
serta mengukur Effect size. Adapun langkah analisisnya sebagai
berikut:
a. Tingkatan aspek kognitif Siswa dapat diketahui dengan cara
menghitung jumlah skor masing-masing butir soal sehingga
diperoleh total skor masing-masing tingkatan aspek kognitif
(C1-C4). Kemudian, menghitung selisih/peningkatan antara
total skor dan skor maksimal. Adapun kriteria peningkatan hasil
belajar kognitif siswa sebagai berikut:
Tabel. 9 Kriteria Tingkatan Kognitif Siswa
No Skor Kriteria
1 0 – 25 Sangat Rendah
2 25,1 – 50 Rendah
3 50,1 -75 Tinggi
4 75,1 – 100 Sangat Tinggi
b. Effect size digunakan untuk mengetahui ukuran efek dari
tindakan yang diberikan terhadap hasil belajar kognitif siswa
yaitu dengan menghitung selisih mean posttest siklus pertama
dan siklus kedua. Menurut Robert Coe (2002:2) dalam Ayu
(2014:111) effect size dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑑 =(𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢𝑠 2) − (𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑠𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 1)
𝑆
Keterangan:
d = Effect size
S = standar deviasi
Kriteria yang diusulkan tentang besar kecilnya ukuran efek
tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Kriteria Ukuran Effect size
Ukuran Efek Kategori
0 < d < 0,2 Kecil
0,2 < d < 0,8 Sedang
d < 0,8 Besar
G. Indikator Keberhasilan Tindakan
Penelitian tindakan kelas pada materi sel dan jaringan makhluk hidup
dilakukan siklus demi siklus sampai terjadi peningkatan motivasi belajar
dengan tolak ukur keberhasilan yaitu ≥50,1 (tinggi); serta peningkatan hasil
belajar kognitif dengan tolak ukur penghitungan effect size ≥0,8 (besar)
ataupun dengan penguasaan aspek kognitif sampai pada tahap menerapkan
(C3) dan menganalisis (C4). Dalam penelitian ini, indikator keberhasilan
tindakan dapat dicapai selama 2 siklus dikarenakan implementasi
penedekatan saintifik dapat berjalan sesuai dengan rancangan penelitian.
top related