bab iii metode penelitian a. lokasi dan waktu penelitian...
Post on 03-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Bandung yang terletak diantara
1070° 36' Bujur Timur dan 600° 55' Lintang Selatan. Objek yang akan dijadikan
lokasi penelitian tepatnya di taman kota yang memiliki tema atau disebut taman
kota tematik yaitu Taman Fotografi Bandung yang terletak di jalan Cempaka.
Waktu penelitian yaitu selama bulan April – Juni 2014, terdiri dari observasi
lapangan, pembagian kuisioner, pengolahan data sampai penyajian data.
B. Populasi
Secara umum, populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang
mengidentifikasi suatu fenomena. Menurut Sugiyono (2010: 115) “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Margono (2010:118) “populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan”.
Margono (2010: 119) mengemukakan bahwa populasi dapat dibedakan
dalam sifat berikut :
1. Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsurnya
memiliki sifat yang sama.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsurnya
memiliki sifat dan keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya.
Populasi yang diambil adalah populasi berkelompok yaitu remaja kota
Bandung, sehingga populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen. Batas yang
menjadi populasi dalam penelitian adalah remaja Kota Bandung.
31
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Sampel
Menurut Margono (2010:121) “sampel adalah sebagai bagian dari
populasi, sebagai contohyang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.
Teknik sampling yang digunakan adalah sampling incidential. Menurut Sugiyono
(2010: 218) sampling incidentialadalah “teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data”.
Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2010: 129) ukuran sampel memiliki
ketentuan sebagai berikut :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggotasampel
masing-masing antara 10 s.d. 20.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel
adalah menggunakan teknik sampling incidential.Jumlah sampel yang diambil yaitu
sebanyak 100 responden. Remaja Kota Bandung yang dirasa memenuhi syarat,
mengetahui keadaan taman dan menjadi pengunjung Taman Fotografi Bandung
dijadikan sumber data.
D. Jenis dan Metode Penelitian
32
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010: 54) “metode
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih”.
Terdapat dua macam teknik analisis data statistik, yaitu analisis data statisyik
deskritif dan inferensial, yaitu :
1. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
datadengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.
2. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan
untukmenganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan pada populasi.
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random (Sugiyono, 2010:206-207).
Metode penelitiankuantitatif sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono
(2010: 8) adalah :
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah
direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari
tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan
b. Studi literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
33
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Pengembangan disain penelitian.
f. Teknik sampling.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.
E. Definisi Operasional
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 58) adalah “segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian
ini variabel yang diteliti adalah faktor-faktor yang menjadi motivasi berkunjung bagi
para remaja.
Berdasarkan objek penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa variabel
yang dikaji adalah variabel motivasi berkunjung, yaitu termasuk diantaranya adalah
push factor (faktor pendorong) terdiri dari Escape, Relaxation, Play, Strengthening
Family Bonds, Prestige, Social Interaction, Romance, Educational Opportunity,
Self-Fulfilment, dan Wish-Fulfilment. Sedangkan pull factor (faktor penarik)
terdiri dari Physiological Motivation, Cultural Motivation, Social Motivastion/
Interpersonal Motivation, Fantasy Motivation, Attraction, Accessibility,
Amenities, dan Ancillary.
Penjabaran operasional dari variabel tersebut disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Sub. Variabel Indikator Skala Keteran
gan
Motivasi
Berkunjung,
(Push Factors)
Escape
Tingkat kejenuhan
Ordinal
A1
34
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Richardson dan
Fluker (2004)
dalam Pitana
et.al (2005: 66)
Keputusan
seseorang untuk
melakukan
perjalanan
wisata
dipengaruhi oleh
kuatnya faktor-
faktor
pendorong (push
factors) dan
faktor-faktor
penarik (pull
factors).
Relaxation
Play
Strengthening
family bonds
Prestige
Social
interaction
Romance
Educational
opportunity
Self-fulfilment
Wish-
fulfilment
(Pull Factors)
Physiological
Motivation
Tingkat keinginan
mencari kesibukan
lain
Tingkat kesegaran
fisik dan mental
Tingkat kegembiraan
Tingkat hubungan
kekerabatan
Tingkat gaya hidup
dan status sosial
Tingkat keinginan
aktualisasi diri
Tingkat keinginan
berinteraksi sosial
Tingkat keinginan
mengunjungi tempat
romantis
Tingkat keinginan
mempelajari hal baru
Tingkat keinginan
menemukan jati diri
Tingkat keinginan
merealisasikan
mimpi atau cita-cita
Tingkat kesehatan
Tingkat keinginan
bersantai
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
35
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cultural
Motivation
Social
Motivation /
Interpersonal
Motivation
Fantasy
Motivation
Attraction
Accessibility
Amenities
Ancillary
Tingkat
pembelajaran seni
Tingkat keinginan
berkumpul atau
bersosialisasi
Tingkat keinginan
keluar dari rutinitas
Tingkat keindahan &
keunikan
Tingkat citra/image
Tingkat kegiatan
yang tersedia
Tingkat kemudahan
lokasi
Tingkat harga yang
dikeluarkan untuk
menikmati objek
Tingkat kelengkapan
fasilitas taman
Tingkat fasilitas
yang memiliki
keunikan/ciri khas
Tingkat keamanan
Tingkat kenyamanan
Tingkat kepercayaan
& kerjasama
pengelola taman
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
36
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Hasil pengolahan penulis, 2014
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 93)
bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Variabel dijabarkan menjadi indikator variabel, lalu indikator tersebut
digunakan sebagai tolak ukur penyusunan item pernyataan. Setiap jawaban
pernyataan diberikan skor sebagai berikut :
Tabel 3.2
Penentuan Skor dengan Skala Likert
Keterangan Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Biasa Saja 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
2. Uji Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:172). Pengujian validitas dilakukan dengan
analisis faktor, dimana menurut Sugiyono adalah dengan mengkorelasikan antar skor
item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor
total. Adapun kriteria yang harus dipenuhi untuk menilai validitas instrumen tersebut
adalah sebagai berikut :
37
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Jika r ≥ 0,30; maka butir-butir pertanyaan dari kuesioner adalah valid
b. Jika r ≤ 0,30; maka butir-butir pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid
Rumus Korelasi Pearson Product Moment :
Keterangan :
r = koefisien korelasi product moment
xy = jumlah perkalian item dengan total item
x = jumlah skor untuk indikator x
y = jumlah skor untuk indikator y
n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x, y dari hasil kuesioner
Instrumen diberikan kepada 30 responden untuk dilakukan uji
validitasnya. Untuk mengetahui hasil perhitungan, penelitian ini menggunakan
program SPSS 17 for windows. Nilai r tabel untuk 30 responden dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% adalah sebesar 0.361. Maka setiap pernyataan yang
memiliki r hitung lebih besar dari 0.361 dinyatakan valid.
a. Uji Validitas Faktor Pendorong (Push Factors)
Hasil uji validitas tiap pernyataan dalam faktor pendorong (push factor)
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Uji Validitas Faktor Pendorong (Push Factor)
Indikator Nomor
Pernyataan
r hitung
(Correlation
Coeficient)
r tabel
(n=30,
α=5%)
Kesimpulan
Tingkat kejenuhan A1 0.598 0.361 Valid
38
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat keinginan
mencari kesibukan lain A2 0.397 0.361 Valid
Tingkat kesegaran
fisik dan mental A3 0.451 0.361 Valid
Tingkat kegembiraan A4 0.364 0.361 Valid
Tingkat hubungan
kekerabatan A5 0.460 0.361 Valid
Tingkat gaya hidup
dan status sosial A6 0.548 0.361 Valid
Tingkat keinginan
aktualisasi diri A7 0.482 0.361 Valid
Tingkat keinginan
berinteraksi sosial A8 0.379 0.361 Valid
Tingkat keinginan
bertemu dengan teman A9 0.395 0.361 Valid
Tingkat keinginan
mempelajari hal baru A10 0.399 0.361 Valid
Tingkat keinginan
menemukan jati diri
A11
0.500 0.361 Valid
Tingkat keinginan
merealisasikan mimpi
atau cita-cita
A12 0.624 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0
Berdasarkan tabel 3.3 diatas item pernyataan memenuhi kriteria bahwa nilai r
hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dinyatakan valid
dan semua pernyataan layak untuk digunakan dalam penelitian.
b. Uji Validitas Faktor Penarik(Pull Factors)
39
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil uji validitas tiap pernyataan dalam faktor penarik (pull factor) adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Uji Validitas Faktor Penarik (Pull Factor)
Indikator Nomor
Pernyataan
r hitung
(Correlation
Coeficient)
r tabel
(n=30,
α=5%)
Kesimpulan
Tingkat kesehatan A13 0.638 0.361 Valid
Tingkat keinginan
bersantai A14 0.596 0.361 Valid
Tingkat persepsi
terhadap objek A15 0.608 0.361 Valid
Tingkat pembelajaran
seni A16 0.553 0.361 Valid
Tingkat latar belakang
kunjungan A17 0.468 0.361 Valid
Tingkat keinginan
melihat tempat baru
A18 (1) 0.646 0.361 Valid
A18 (2) 0.690 0.361 Valid
Tingkat keindahan &
keunikan A19 0.706 0.361 Valid
Tingkat citra/image A20 0.659 0.361 Valid
Tingkat kegiatan yang
tersedia A21 0.375 0.361 Valid
Tingkat kemudahan
lokasi A22 0.437 0.361 Valid
Tingkat harga yang
dikeluarkan untuk
mencapai objek
A23 (1) 0.413 0.361 Valid
A23 (2) 0.511 0.361 Valid
Tingkat kelengkapan A24 0.392 0.361 Valid
40
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fasilitas taman
Tingkat keamanan A25 0.392 0.361 Valid
Tingkat kenyamanan A26 0.389 0.361 Valid
Tingkat kepercayaan
&kerjasama pengelola
taman
A27 0.379 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0
Berdasarkan tabel 3.4 diatas item pernyataan memenuhi kriteria bahwa nilai r
hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dinyatakan valid
dan semua pernyataan layak untuk digunakan dalam penelitian.
3. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapakali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian
reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan internal consistency, dimana
menurut Sugiyono(2010:185) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali
saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.
Pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel apabila
nilai Alpha > 0.60. Uji reliabilitas dilakukan terhadap seluruh butir pernyataan secara
bersamaan. Berikut adalah hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 17.0.
Tabel 3.5
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
41
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0
Tabel 3.6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.888 29
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0
Berdasarkan tabel 3.5 Case Processing Summary dapat diketahui bahwa
29 pernyataan yang diberikan kepada responden adalah valid 100%. Sedangkan
tabel 3.6 Reliability Statistics menunjukan nilai alpha positif yaitu lebih dari 0.60
yaitu sebesar 0,888, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini reliabel dan
pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dilanjutkan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian harus didukung dengan data. Untuk memperoleh data
metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk untuk memperoleh data yang
mendukung dalam penelitian ini.
2. Studi Literatur
Mencari materi yang penulis pilih dari berbagai sumber buku yang berkaitan
dengan semua aspek atau variabel yang berhubungan dan bermanfaat untuk
penelitian.
3. E-Literatur (Internet)
Mengumpulkan data dari berbagai sumber di internet yang berkaitan
dengan penelitian.
4. Angket / Instrumen
“Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
42
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 199). Pada penelitian ini peneliti menggunakan
kuesioner tertutup.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu dengan analisis faktor.
Analisis faktor adalah analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang
paling dominan dalam mempengaruhi variabel dari serangkaian uji yang dilakukan
dengan variabel independen sebagai faktornya. Variabel baru yang disebut faktor
dengan jumlah lebih sedikit dari jumlah variabel asli dengan mereduksi variabel-
variabel tersebut.
1. Definisi Analisis Faktor
Analisis Faktor termasuk pada Independence Technique, yang berarti tidak
ada variabel dependen maupun independen. Menurut Santoso (2006: 11) “proses
analisis faktor mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel
yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau
beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal”.
Wibisono (2003: 239-240) mengemukakan bahwa :
“Analisis faktor digunakan untuk menjamin bahwa item-item pertanyaan
dalam kuesioner dapat merepresentasikan dengan baik variabel yang
diselidiki. Metode ini menyederhanakan hubungan yang kompleks dan
beragam diantara sekumpulan variabel penelitian yang diamati”.
2. Tujuan dan Fungsi Analisis Faktor
Menurut Tony Wijaya (2010: 101-102) “analisis faktor digunakan untuk
mengidentifikasi sejumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk
menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan”. Hasil yang
didapat adalah variabel-variabel dalam satu faktor mempunyai korelasi tinggi,
43
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedangkan korelasi pada faktor lainnya relatif rendah. Analisis faktor memiliki
dua fungsi, yaitu exploratory (mengelompokan faktor yang acak) dan
confirmatory (konfirmasi kesesuaian faktor). Tujuan analisis faktor menurut
Santoso (2006: 12) adalah:
a. Data summarization, yaitu mengindentifikasikan adanya hubungan
antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan
antar variabel (dalam pengertian SPPS adalah kolom), analisis tersebut
dinamakan R Factor Analysis.
b. Data reduction, yaitu proses berikutnya setelah proses data
summarization. Membuat variabel set baru yang dinamakan faktor
untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis faktor bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menemukan faktor apa saja yang dapat mewakili variabel
motivasi berkunjung remaja ke Taman Fotografi Bandung, sehingga dapat
diketahui faktor-faktor yang paling dominan untuk dianalisis lebih lanjut.
3. Asumsi Analisis Faktor
Padaanalisis faktor, sejumlah asumsi berikut harus dipenuhi, yaitu sebagai
berikut: (Santoso, 2006: 13)
a. Korelasi antarvariabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar
independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.
b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel
dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada
SPSS deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-
Image Correlation.
c. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang
diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure
Sampling Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya
korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.
44
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Pada beberapa kasus, asumsi Normalitas dari variabel-variabel atau
faktor yang terjadi sebaiknya dipenuhi.
Dengan hasil di atas, maka dapat dikatakan bahwa variabel dan sampel yang
digunakan memungkinkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Selanjutnya, untuk
melihat korelasi antarvariabel independen dapat diperhatikan tabel Anti-Image
Matrices. Nilai yang diperhatikan adalah MSA (Measure of Sampling Adequacy).
Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso,
2006: 20)
a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang
lain.
b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih
lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
4. Model Analisis Faktor
Dalam Wibisono (2003: 238) terdapat beberapa teknik analisis
interpedensi variabel yang dapat dikelompokan kedalam analisis faktor, yaitu :
a. Analisis Komponen Utama
Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu
kombinasi linier dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak
mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin.
b. Analisis Faktor Umum
Merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan
sejumlah dimensi dalam data (faktor) yang tidak mudah untuk
dikenali. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasikan dimensi laten
yang dipresentasikan dalam himpunan variabel asal.
45
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prinsip kerja analisis faktor adalah dari variabel yang diamati dimana
variabel mempunyai korelasi maka dapat dikatakan bahwa variabel memiliki p
faktor umum. Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4, … ,Fmdan faktor
unik U1, U2, U3, U4, … , Um. Model matematis dasar analisis faktor yaitu :
Dimana :
Xi = variabel independen ke-i
Fj = faktor kesamaan ke-j
Ui = faktor unik ke-i
Aij = koefisien faktor kesamaan
bi = koefisien faktor unik
Koefisien A (loading A) dapat menyatakan besarnya kontribusi variabel X
pada faktor kesamaan F dan memegang peranan dalam mengambil suatu
kesimpulan sampai seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap faktor kesamaan
F. Koefisien faktor unik berfungsi untuk membantu satuan faktor unik agar dapat
dipilih sesederhana mungkin.
5. Tahap Analisis Faktor
Menurut Tony Wijaya (2010: 103-109) proses dasar analisis faktor
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Menentukan variabel atau faktor apa saja yang akan dianalisis.
b. Menguji variabel yang telah ditentukan dengan metode Bartlett’s test
of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy).
Pada tahap ini dilakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel
hingga didapat variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Untuk
melihat ada tidaknya korelasi, dapat dilihat pada uji Kaiset Meyer
46
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di
Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oikin (KMO) Measure of Sampling Adequancy, yang merupakan suatu
indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor.
Nilai tinggi antara 0,5 – 1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang
dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat.
c. Proses pemfaktoran (factoring) dilakukan ekstraksi terhadap
sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih
faktor. Dari proses ini akan muncul Tabel Communalities, yang pada
dasarnya menunjukkan jumlah faktor/variansi (bisa dalam persentase)
dari suatu variabel yang mula-mula bisa dijelaskan oleh faktor yang
ada. Nilai ekstrim communalities antara 0,0 (variabel tidak berkorelasi
dengan variabel lain) sampai 1,0 (variansi variabel secara sempurna
disebabkan oleh sejumlah faktor bersama). Tabel berikutnya yang
muncul adalah Tabel Total Variance Explained, yang menampilkan
eigenvalues masing-masing faktor. Semakin besar eigenvalue setiap
faktor, maka faktor tersebut semakin reliabel untuk mewakili
sekelompok variabel.
d. Proses rotasi dilakukan untuk mereduksi beberapa faktor ambigu.
Rotasi paling sederhana adalah orthogonal rotationdimana sumbu
dipertahankan 90°. Metode rotasi faktor yang digunakan adalah
Varimax yang hasilnya dapat dilakukan dalam 1 literasi. Metode
varimax banyak variabel dapat memiliki loading tinggi atau mendekati
tinggi pada faktor yang sama.
e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas
faktor yang telah terbentuk yang dianggap dapat mewakili variabel
tersebut.
Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan sampai pada langkah
interpretasi faktor dan memberikan nama pada faktor yang terbentuk, karena
dalam penelitian hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor yang akan
terbentuk, faktor yang dominan atas sebuah variabel.
top related