bab iii metode penelitian a. metode dan desain...
Post on 08-Jun-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
29
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
pre-eksperimental. Metode penelitian pre-eksperimental digunakan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
terhadap peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa.
Metode ini dipandang cocok untuk penelitian pendidikan, mengingat banyak faktor
yang diprediksi berpengaruh terhadap hasil penelitian yang tidak dapat atau sulit untuk
dikontrol.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-group
pretest-postest design untuk membandingkan pretest dengan posttest serta untuk
mengetahui pengaruh perlakuan terhadap terhadap hasil belajar. (Sugiyono, 2011: 110)
menyatakan “hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”. Desain penelitian yang
digunakan ditunjukan pada Gambar 3.1.
Pretest Treatment Postest
O1,O2 X O1, O2
Gambar.3.1.
One-Group Pretest-Postest Design
Keterangan:
O1 = Tes pemahaman konsep
O2 = Tes keterampilan proses sains
30
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Perlakuan berupa penerapan model Children Learning In Science (CLIS).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih adalah seluruh siswa kelas IV di salah satu
Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.
Dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang siswa, terdiri dari 21 orang siswa laki-laki
dan 19 orang siswa perempuan. Sekolah Dasar yang dipilih merupakan sekolah yang
berada di daerah terpencil, walau demikian sekolah tersebut merupakan sekolah yang
memiliki banyak prestasi selain itu, sekolah tersebut tergolong sekolah yang memiliki
banyak siswa di wilayah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terbagi ke dalam tiga tahap pelaksanaan yaitu, sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan dan pengembangan instrumen
a. Identifikasi masalah dengan membaca artikel hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan model pembelajaran CLIS
b. Studi literatur untuk menemukan teori dan hasil penelitian terdahulu yang
relevan dengan model pembelajaran CLIS, pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains
c. Penentuan subjek penelitian. Subjek penelitian yang dipilih adalah salah satu
Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.
d. Penyusunan perencanaan pembelajaran model CLIS, meliputi kegiatan:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model CLIS
pertemuan pertama dengan materi perubahan lingkungan fisik daratan.
Konsep yang dipelajari tentang faktor penyebab perubahan lingkungan fisik
daratan, faktor-faktor penyebab terjadinya bencana yang disebabkan oleh
hujan (longsor dan banjir), cara-cara pencegahan terjadinya bencana yang
disebabkan oleh hujan (longsor dan banjir), penyusunan RPP pertemuan
31
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kedua dengan materi perubahan lingkungan fisik daratan yang diakibatkan
oleh angin, dampak-dampak yang disebabkan oleh bencana yang disebabkan
oleh angin ribut, angin topan dan angin tornado, dan cara-cara
meminimalkan kerusakan lingkungan dan korban jiwa yang disebabkan oleh
angin ribut, angin topan dan angin tornado.
2) Mempersiapkan media serta sumber belajar yang diperlukan.
e. Penyusunan instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah intrumen
tes. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 30 butir soal
dimana 15 butir soal untuk mengukur pemahaman konsep siswa dan 15 butir
soal digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa.
f. Penimbangan kelayakan instrumen (judgement) oleh ahli. Instrumen
pemahaman konsep dan instrumen keterampilan proses sains di uji kelayakan
oleh dua ahli.
g. Uji coba instrumen di lapangan.
h. Analisis hasil uji coba instrumen, yang terdiri atas uji daya pembeda, tingkat
kesukaran soal, validitas dan reliabilitas butir soal.
i. Revisi instrumen berdasakan analisis data hasil uji coba.
2. Tahap pelaksanaan
No. Pelaksanaan
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
1 Pertemuan ke 1 Pretest diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
mendapatkan data awal pemahaman konsep siswa dan
keterampilan proses sains siswa
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran CLIS dengan materi hujan sebagai faktor
terjadinya perubahan fisik daratan
Posttest diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
memperoleh data pemahaman konsep siswa dan
32
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Pelaksanaan
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
keterampilan proses sains siswa setelah diberikan
perlakuan
2 Pertemuan ke 2 Pretest diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
mendapatkan data awal pemahaman konsep siswa dan
keterampilan proses sains siswa
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
Children Learning In Science (CLIS) dengan materi angin
sebagai faktor penyebab perubahan lingkungan fisik
daratan
Posttest diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
memperoleh data pemahaman konsep siswa dan
keterampilan proses sains siswa setelah diberikan
perlakuan
3. Tahap pengolahan dan analisis data
a. Menentukan rerata nilai pretest dan posttest pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains siswa.
b. Melakukan pengujian effect size, hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran CLIS terhadap peningkatan pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains siswa.
c. Melakukan penghitungan N-gain, pengitungan tersebut bertujuan untuk
mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains
sebagai efek dariu penerapan model pembelajaran CLIS
d. Menarik kesimpulan penelitian
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri atas:
1. Soal tes pemahaman konsep
33
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen tes dirancang dalam bentuk soal pilihan ganda. Perangkat soal
tersebut digunakan untuk memperoleh data pretest dan posttest pemahaman
konsep siswa dengan pokok bahasan perubahan lingkungan fisik daratan. Kisi-kisi
dan sebaran butir soal aspek pemahaman konsep terdapat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep
Aspek Pemahaman
Konsep
Indikator No. Item
soal
Jumlah
soal
Menjelaskan Menceritakan tentang hujan sebagai
faktor penyebab perubahan lingkungan
fisik daratan, serta jenis-jenis bencana
yang disebabkan oleh hujan
2
3
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
3
Mengidentifikasi dampak-dampak
kerusakan yang disebabkan oleh angin
tornado
18
Menarik inferensi Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
8
5
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
10
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
11
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
13
34
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Pemahaman
Konsep
Indikator No. Item
soal
Jumlah
soal
Menyimpulkan cara-cara mencegah
bencana banjir
16
Mencontohkan Menceritakan tentang angin sebagai
faktor penyebab perubahan lingkungan
fisik daratan
4
7
Menceritakan tentang hujan sebagai
faktor penyebab perubahan lingkungan
fisik daratan, serta jenis-jenis bencana
yang disebabkan oleh hujan
6
Menyimpulkan cara-cara mencegah
bencana longsor
9
Menyimpulkan cara-cara mencegah
bencana banjir
14
Menyimpulkan cara-cara mencegah
bencana banjir
15
Menyimpulkan cara-cara meminimalkan
kerusakan yang disebabkan oleh bencana
angin topan
17
Mengidentifikasi dampak-dampak
kerusakan yang disebabkan oleh angin
tornado
19
Membandingkan Membandingkan faktor-faktor penyebab
terjadinya longsor
1
5
Membandingkan faktor tumbuhan
sebagai pengikat tanah dan serapan air
hujan.
5
35
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Pemahaman
Konsep
Indikator No. Item
soal
Jumlah
soal
Membandingkan faktor terjadinya
bencana longsor
7
Mencari perbedaan bentuk angin yang
berbahaya
12
Membandingkan dampak-dampak
kerusakan yang disebabkan oleh angin
topan
20
2. Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Instrumen tes keterampilan proses sains ini dirancang dalam bentuk soal
pilihan ganda. Perangkat soal ini digunakan untuk memperoleh data pretest dan
posttest siswa, dalam materi perubahan lingkungan fisik daratan. Penjelasan
penyebaran butir soal aspek-aspek keterampilan proses sains yang dikembangkan
dalam soal yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembedanya, Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains
Aspek KPS Indikator No. Item
soal
Jumlah
soal
Mengamati Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
5
2
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir.
6
Mengklasifikasi Menceritakan tentang hujan sebagai faktor
penyebab perubahan lingkungan fisik
daratan, serta jenis-jenis bencana yang
disebabkan oleh hujan
1
8
36
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek KPS Indikator No. Item
soal
Jumlah
soal
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
2
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
8
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
9
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
10
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
12
Mengidentifikasi dampak-dampak
kerusakan yang disebabkan oleh angin
ribut.
15
Menyimpulkan cara-cara meminimalkan
kerusakan yang disebabkan oleh bencana
angin topan
16
Memprediksi Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana banjir
7
3
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
11
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencan banjir
13
Mengkomunikasi Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
3
5
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya bencana longsor
4
37
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek KPS Indikator No. Item
soal
Jumlah
soal
Menceritakan tentang angin sebagai faktor
penyebab perubahan lingkungan fisik
daratan
14
Mengidentifikasi dampak-dampak
kerusakan yang disebabkan oleh angin
tornado
17
Mengidentifikasi dampak-dampak
kerusakan yang disebabkan oleh angin
ribut.
18
3. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Observasi menurut Arifin (2009: 153) “adalah suatu proses pengamatan
dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu”. Lembar observasi proses pembelajaran, bertujuan
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan model
pembelajaran (CLIS) dengan deskriptor observasi yang telah disusun. Tabel 3.3.
menunjukan format observasi keterlaksanaan pembelajaran pertemuan pertama
dan Tabel 3.4. menunjukan format observasi keterlaksanaan pembelajaran
pertemuan ke dua.
Tabel 3.3. Aspek yang Diamati pada Lembar Observasi Keterlaksaan
Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Pertemuan Ke 1
No. Aspek yang dioservasi Keterlaksanaan
Ket. Ya Tidak
1. Tahap Orientasi
1. Menjawab apersepsi yang diberikan guru
2. Siswa memperhatikan penomena-penomena
yang ditunjukan guru
38
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru
4. Menyimak observasi yang diberikan oleh guru
2. Pemunculan gagasan
1. Mengungkapkan pengetahuan dan gagasan awal
tentang faktor-faktor terjadinya bencana longsor
dan banjir
2. Mengungkapkan cara pencegahan longsor dan
banjir,
3. Siswa memberikan jawaban sesuai dengan
materi yang akan dipelajari.
3 Penysusunan ulang gagasan
1. Berperan aktif dalam diskusi mengungkapkan
pertanyaan, sanggahan atau penguatan dalam
diskusi
2. Berperan aktif dalam membandingkan gagasan
dengan yang mereka miliki dengan gagasan
yang terdapat pada sumber belajar
3. Berperan aktif dalam melaksanakan percobaan
dari awal sampai dengan selesai.
4. Penerapan gagasan
1. Mengungkapkan pengetahuan dan gagasan yang
mereka miliki tentang faktor-faktor terjadinya
bencana longsor dan banjir.
2. Mengungkapkan cara pencegahan longsor dan
banjir
3. Kesesuain gagasan siswa dengan materi yang
telah dibahas
5. Mengkaji ulang perubahan gagasan
1. Siswa berperan aktif dalam diskusi dengan guru,
2. Siswa mampu menanyakan hal yang belum
mereka pahami kepada guru
3. Siswa mampu menyangga atau menjawab
pertanyaan temannya
Tabel 3.4. Aspek yang Diamati pada Lembar Observasi Keterlaksaan
Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Pertemuan Ke 2
No. Aspek yang dioservasi Keterlaksanaan
Ket. Ya Tidak
1. Tahap Orientasi
1. Menjawab apersepsi yang diberikan guru
2. Siswa memperhatikan penomena-penomena
yang ditunjukan guru
3. Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
39
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh guru
4. Menyimak observasi yang diberikan oleh guru
2. Pemunculan gagasan
1. Mengungkapkan pengetahuan dan gagasan
awal tentang dampak-dampak yang disebabkan
oleh bencana angin ribut dan angin topan
2. Mengungkapkan cara-cara meminimalkan
kerusakan lingkungan dan korban jiwa akibat
angin ribut dan angin topan.
3. Siswa memberikan jawaban sesuai dengan
materi yang akan dipelajari.
3 Penysusunan ulang gagasan
1. Berperan aktif dalam mengikuti diskusi berani
senggahan, pertanyaan dan penguatan
2. Berperan aktif dalam membandingkan gagasan
dengan yang mereka miliki dengan gagasan
yang terdapat pada sumber belajar
3. Berperan aktif dalam melaksanakan percobaan
dari awal sampai dengan selesai.
4. Penerapan gagasan
1. Mengungkapkan pengetahuan dan gagasan
yang mereka miliki tentang dampak-dampak
yang disebabkan oleh bencana angin ribut dan
angin topan.
2. Mengungkapkan cara-cara meminimalkan
kerusakan lingkungan dan korban jiwa akibat
angin ribut dan angin topan
3. Kesesuain gagasan siswa dengan materi yang
telah dibahas
5. Mengkaji ulang perubahan gagasan
1. Siswa berperan aktif dalam diskusi dengan
guru,
2. Siswa mampu menanyakan hal yang belum
mereka pahami kepada guru
3. Siswa mampu menyangga atau menjawab
pertanyaan temannya
Pengisian lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran CLIS ini diisi
oleh seorang observer yaitu guru wali kelas dari kelas yang peneliti jadikan objek
penelitian.
E. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen
40
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen tes pemahaman konsep dan keterampilan proses sains yang telah
dipertimbangkan oleh ahli, selanjutnya diuji coba di lapangan. Hasil uji coba
instrumen kemudian dianalisis reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran
soalnya.
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen tes pemahaman konsep dan keterampilan proses sains yang
digunakan harus memenuhi prinsip validitas. Menurut Arikunto (2010:167)
“validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur”.
Pengujian validitas dilakukan terhadap isi pertanyaan butir soal dan
perntanyaan yang berhubungan dengan pemahaman konsep dan keterampilan
proses sains. Terdapat dua tahapan dalam pengujian validitas tes pemahaman
konsep dan keterampilan proses sains, yaitu validitas konten melalui konsultasi
dengan dua ahli. Berdasarkan hasil validitas dari kedua ahli tersebut, maka soal
pemahaman konsep yang valid ada 16 soal, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9,
10, 12, 13, 15, 17, 18, dan 20. Soal pemahaman konsep yang layak digunakan
yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, dan 20.
Sedangkan, uji validatas instrumen keterampilan proses sains dari
keseluruhan soal keterampilan proses sains yang berjumlah 18 soal maka soal
yang dinyatakan layak digunakan adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18. Soal keterampilan proses sains yang layak
digunakan adala soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan
18.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat ukur dalam mengukur
apa yang diukurnya (Sugiyono, 2011:173) artinya kapanpun alat ukur
41
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan akan memberikan hasil yang sama. Data ini diperoleh dari hasil uji
coba dilapangan disalah satu sekolah dasar yang berada di Kecamatan Cibugel
Kabupaten Sumedang, dengan jumlah subjek 20 siswa. Nilai koefesien korelasi
diperoleh dengan menggunakan aplikasi software SPSS for Window version 17
dengan teknik split-half. Hasil analisis menunjukan harga koefesien korelasi
Guttman split-half sebesar 0,849. Sedangkan harga r tabel (95%) (19) adalah
0,378. Karena rhitung > rtabel maka perangkat soal tes pemahaman konsep
dinyatakan reliabel. Sedangkan pada soal keterampilan proses sains
menunjukan harga koefesien korelasi Guttman split-halfsebesar 0,716.
Sedangkan harga r tabel (95%) (19) adalah 0,378. Karena rhitung > rtabel maka
perangkat soal tes pemahaman konsep dinyatakan reliabel (Soeharto & Sururi,
2007:56).
3. Uji daya pembeda
Analisis daya pembeda soal dilakukan untuk membedakan kemampuan
setiap sampel, sehingga akan terlihat sampel yang termasuk ke golongan tinggi
dan sampel yang termasuk kedalam golongan rendah. Menurut Arikunto
(2010:177) “daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut untuk
memisahkan antara subjek yang pandai dan subjek yang kurang pandai”. Daya
pembeda memiliki skala nilai 0,00 - 1,00 yang diinterpretasikan pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5. Pedoman untuk Menginterpretasi Indeka Diskriminasi Soal
Indeks Diskriminasi Kategori
0,00 – 0,19 Jelek
0,20 – 0,39 Cukup baik
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
Negatif Tidak baik dan harus dibuang
42
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal yang baik adalah soal yang hanya dijawab oleh siswa-siswa yang
memiliki kemampuan tinggi saja. Seluruh peserta uji coba dikelompokan menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok atas (siswa yang memiliki kemampuan tinggi) dan
kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah). Rekapitulasi hasil analisis
daya pembeda pemahaman konsep dengan menggunakan program ANATES for
Window version 4.0. ditampilkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Tes
Pemahaman Konsep
Nomor
Soal
Indeks Diskriminasi
(D)
Kategori Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1 1,00 Baik sekali Digunakan
2 0,80 Baik sekali Digunakan
3 0,80 Baik sekali Digunakan
4 0,80 Baik sekali Digunakan
5 0,40 Cukup baik Digunakan
6 1,00 Baik sekali Digunakan
7 1,00 Baik sekali Digunakan
8 0,60 Baik Digunakan
9 0,40 Cukup baik Digunakan
10 0,60 Baik Digunakan
11 -0,20 Tidak baik Digunakan
12 0,60 Baik Digunakan
13 0,80 Baik sekali Digunakan
14 0,20 Jelek Tidak dignakan
15 0,40 Cukup baik Digunakan
16 -0,20 Tidak baik Tidak dignakan
17 1,00 Baik sekali Digunakan
18 1,00 Baik sekali Digunakan
43
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19 -0,20 Tidak baik Tidak digunakan
20 0,40 Cukup baik Digunakan
Berdasarkan tabel, maka soal yang memiliki daya pembeda yang baik
adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, dan 18. Soal
pemahaman konsep yang bisa digunakan yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, dan 18.
Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Tes
Keterampilan Proses Sains
Nomor
Soal
Indeks Diskriminasi
(D)
Kategori Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1 0,80 Baik sekali Digunakan
2 0,60 Baik Digunakan
3 1,00 Baik sekali Digunakan
4 1,00 Baik sekali Digunakan
5 0,80 Baik sekali Digunakan
6 -0,20 Tidak baik Tidak digunakan
7 0,40 Cukup baik Digunakan
8 0,40 Cukup baik Digunakan
9 0,60 Baik Digunakan
10 0,40 Cukup baik Digunakan
11 0,80 Baik sekali Digunakan
12 0,60 Baik Digunakan
13 0,60 Baik Digunakan
14 0,40 Cukup baik Digunakan
15 0,60 Baik Digunakan
16 1,00 Baik sekali Digunakan
17 0,60 Baik Digunakan
44
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18 0,60 Baik Digunakan
Berdasarkan tabel, maka soal yang memiliki daya pembeda baik adalah
soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18. Soal
pemahaman konsep yang bisa digunakan yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18.
4. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal
dengan kategori baik dan soal-soal yang kurang baik. Soal baik adalah soal
yang tidak terlau sukar dan tidak terlalu mudah Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk berusaha memecahkan masalah. Sebaliknya soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Untuk
mengklasifikasi indeks kesukaran dapat digunakan pedoman kategori tingkat
kesukaran seperti pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Pedoman untuk Menginterpretasikan
Indeks Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,29 Soal sukar
0,30 – 0,69 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah
Analisis tingkat kesukaran soal pemahaman konsep dilakukan dengan
menggunakan program ANATES for Window Version 4.0. hasil analisis tingkat
kesukaran soal ditunjukan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes
Pemahaman Konsep
Nomor
Soal
Indeks Tingkat
Kesukaran
Kategori Keterangan
45
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor
Soal
Indeks Tingkat
Kesukaran
Kategori Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1 0,63 Sedang Digunakan
2 0,36 Sedang Digunakan
3 0,42 Sedang Digunakan
4 0,36 Sedang Digunakan
5 0,36 Sedang Digunakan
6 0,68 Sedang Digunakan
7 0,47 Sedang Digunakan
8 0,57 Sedang Digunakan
9 0,47 Sedang Digunakan
10 0,42 Sedang Digunakan
11 0,42 Sedang Digunakan
12 0,52 Sedang Digunakan
13 0,52 Sedang Digunakan
14 0,47 Sedang Digunakan
15 0,47 Sedang Digunakan
16 0,52 Sedang Digunakan
17 0,42 Sedang Digunakan
18 0,63 Sedang Digunakan
19 0,57 Sedang Digunakan
20 0,47 Sedang Digunakan
Berdasarkan Tabel di atas bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran
baik terdapat 20 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, dan 20.
46
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut analisis terhadap data uji coba instrumen maka soal
pemahaman konsep yang memenuhi kempat parameter soal yang baik
(validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran) adalah soal nomor
adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, dan 20. Dengan demikian
bahwa soal yang digunakan menjadi instrumen tes pemahaman konsep siswa
adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, dan 20.
Tabel 3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tes
Keterampilan Proses Sains
Nomor
Soal
Indeks Tingkat
Kesukaran
Kategori Keterangan
(1) (2) (3) (4)
1 0,68 Sedang Digunakan
2 0,42 Sedang Digunakan
3 0,31 Sedang Digunakan
4 0,63 Sedang Digunakan
5 0,68 Sedang Digunakan
6 0,52 Sedang Digunakan
7 0,52 Sedang Digunakan
8 0,47 Sedang Digunakan
9 0,31 Sedang Digunakan
10 0,73 Mudah Tidak digunakan
11 0,52 Sedang Digunakan
12 0,36 Sedang Digunakan
13 0,42 Sedang Digunakan
14 0,36 Sedang Digunakan
47
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor
Soal
Indeks Tingkat
Kesukaran
Kategori Keterangan
15 0,26 Sukar Tidak digunakan
16 0,42 Sedang Digunakan
17 0,47 Sedang Digunakan
18 0,36 Sedang Digunakan
Berdasarkan Tabel di atas bahwa soal keterampilan proses sains yang
memiliki tingkat kesukaran baik terdapat 16 soal yang terdiri dari soal nomor 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, dan 18.
Menurut analisis terhadap data uji coba instrumen maka soal
pemahaman konsep yang memenuhi kempat parameter soal yang baik
(validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran) adalah soal nomor
adalah 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, dan 18. Dengan demikian
bahwa soal yang digunakan menjadi instrumen tes keterampilan proses sains
siswa adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, dan 18.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan menggunakan teknik-teknik yang telah
disesuaikan dengan jenis data dan instrumen yang dikembangkan, yaitu dengan tes
pretest dan posttest menggunakan perangkat soal pilihan ganda untuk mengumpulkan
data kuantitatif pemahaman konsep perubahan lingkungan fisik daratan siswa dan
keterampilan proses sains siswa.
G. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
Data-data kuantitatif yang dieroleh dari hasil pretest dan posttest pemahaman
konsep dan keterampilan proses sains siswa. Analisis data yang dilakukan adalah:
1. Menghitung rerata nilai pretest dan posttest pemahaman konsep dan keterampilan
proses sains, mencari standar deviasi dan variansinya dengan menggunakan
program Microsoft Excel for Window.
48
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) terhadap peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains
maka diperlukan penghitungan yang dapat menginterpretasi secara jelas. Dengan
demikian maka dilakukan penghitungan effect size untuk melihat berapa besar
peningkatan yang terjadi. Olejnik dan Algina (Santoso, 2010), menyatakan effect
size adalah “ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel pada variabel lain,
serta besarnya perbedaan maupun hubungan yang bebas dari pengaruh besarnya
sampel”. Perhitungan effect size yang dikembangkan yaitu Types of single-group
pre-post effect sizes yang dikembangkan oleh Seidel at al (2013 : 2) dengan rumus
sebagai berikut.
𝐸𝑆 =𝑀𝑃𝑜𝑠𝑡 − 𝑀𝑃𝑟𝑒
𝑆𝐷
Keterangan:
ES = effect size
Mpost = skor rerata posttest
Mpre = skor rerata pretest
SD = standar deviasi pretest
Klasifikasi interpretasi effect size yang dikembangkan oleh Cohen (Becker:
2000) ditunjukan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Klasifikasi Effect Size
Kriterian Effect Size Klasifikasi
0,2 ≤ d < 0,5 Rendah
0,5 ≤ d < 0,8 Sedang
0,8 ≤ d Kuat
3. Kemudian untuk mengetahui besarnya peningkatan pemahaman konsep dan
keterampilan proses sains, maka dihitung menggunakan rumus N-gain dengan
49
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterangan sebagai berikut. Kemudian nilai N-gain diinterpretasikan ke dalam
tabel 3.12.
𝑔 = 𝑆 𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆 𝑝𝑟𝑒
𝑆 𝑀𝑖𝑑 − 𝑆 𝑝𝑟𝑒
Spost = skor posttest
Spre = skor pretest
SMid = skor maksimal ideal
Tabel 3.12. Pedoman untuk Menginterpretasi
Nilai N-gain
Interval Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 07 Sedang
g < 0,3 Rendah
4. Data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS) dianalisis untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
dalam kegiatan pembelajaran. Kriteria keterlaksanaan model Children Learning In
Science (CLIS), ditunjukan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Interpretasi Keterlaksanaan
Model Pembelajaran CLIS
Keterlaksanaan
Pembelajaran/ KP (%)
Kriteria
KP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < KP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 ≤ KP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
50 < KP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 ≤ KP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
50
Wawan Eka Setiawan, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
(Pelita, dalam Kurniawan: 2013)
top related