bab iii metode penelitian - digilib.iain-palangkaraya.ac.iddigilib.iain-palangkaraya.ac.id/717/4/bab...
Post on 23-Aug-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Pendekatan
kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan
penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan grafik, bagan, gambar
atau tampilan lain.33
Jenis penelitian ini adalah penelitian tidak murni, desain
penelitian yang diunakan yaitu menggunakan model One Group pretest
Posttest Design yang mana penelitian eksperimen jenis ini dilaksanakan pada
satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.34
Skema model One Group
Pretest Posttest Design adalah sebagai berikut.
Dimana:
O1 = Pretest
X = Perlakuan Model Problem Based Learning
O2 = Posttest
33
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal. 12. 34
Ibid.,hal. 279.
O1 X O2
37
B. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian.35
Peneliti mengambil Kelas VIII semester 1 tahun
ajaran 2016/2017 di MTsN 1 MODEL Palangka Raya adapun jumlah
kelas VIII sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa ±216 Siswa,
Rinciannya yaitu :
Tabel 3.1 Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII36
No. Kelas Jumlah siswa (orang)
1 VIII-1 36
2 VIII-2 37
3 VIII-3 37
4 VIII-4 36
5 VIII-5 36
6 VIII-6 34
∑ 216
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti.37
Peneliti dalam mengambil sampel
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.38
Sampel yang
35
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006, hal. 99. 36
Hasil observasi pada mei 2016 37
Nanang Martono, Metode Penlitian Kuatitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder (edisi revisi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010,hal.74 38
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2007, hal. 300.
38
digunakan adalah kelas VIII-6 dikarenakan sampel tersebut belum
diajarkan materi gerak benda, dan diberikan ijin digunakan sebagai sampel
penelitian.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penalitian akan dilaksanakan di MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun
ajaran 2016/2017. Waktu pelaksanaan yaitu pada bulan Agustus sampai
dengan bulan Oktober Tahun 2016.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan berbagai teknik pengumpulan data untuk
memperoleh berbagai data yang diperlukan, adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu :
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis
gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih
yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah, 39
sehingga akan diperoleh
data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan dalam metode ini
peneliti mengambil data yang berupa dokumen-dokumen yang berkaitan
nilai-nilai siswa kelas VIII dalam pelajaran fisika khususnya pokok
bahasan gerak benda.
39
Nana Syaodih Sukmdinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 221
39
2. Observasi
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau disebut
juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan segala indra.40
Berdasarkan definisi di
atas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara
pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang kemudian
diadakan pencatatan-pencatatan. Peneliti menggunakan metode ini untuk
mengamati secara langsung di lapangan, terutama data tentang: jumlah
siswa, prestasi siswa dan lain sebagainya yang dapat membantu penelitian
ini.
3. Tes Hasil Belajar
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan
dasar bagi penetapan skor angka.41
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Benyamin Bloom secara garis besar
membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik edisi
revisi, Jakarta : renika cipta,, hal. 156 41
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003, hal. 170.
40
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak.42
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Instrumen Penilaian Adversity Quotient siswa menggunakan angket yang
merupakan instrumen untuk mengukur tinggi rendahnya adversity quotient
siswa terdiri dari pertanyaan-pertanyaan keadaan siswa menggunakan
penskalaan yang dikemukaan oleh Stolz, dengan menggunakan angket
yang memiliki instrumen yang telah ditetapkan untuk mengetahui tingkat
CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach, Endurace), yang nantinya
jumlah keseluruhan dari instrumen angket tersebut adalah hasil untuk
mengukur tinggi rendahnya AQ siswa, dimana kisi-kisi pernyataan AQ
tertera pada tabel 3.2 di bawah:
Tabel 3.2 Blueprint Skala Pernyataan Adversity Quotient
No. Dimensi Nomor Pertanyaan ∑
1 Control 3,10,12,15,17,
20,23,24,30,40 10
2
Origin dan
Ownership
2,4,11,21,38 10
5,13,26,32,34
3 Reach 6,16,18,22,25,
27,28,29,36,37 10
4 Endurace 1,7,8,9,14,19,
31,33,35,39 10
Jumlah 40
42
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung :
Remaja Rosdakarya, hal. 22-23.
41
2. Instrument Tes Hasil Belajar yang digunakan merupakan tes hasil belajar
pada ranah kognitif dalam pelajaran fisika khususnya pokok bahasan gerak
benda. Bentuk tes hasil belajar yang digunakan berupa tes pilihan ganda.
Sebelum digunakan untuk penelitian, tes hasil belajar harus dilakukan uji
coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas, uji daya
beda serta tingkat kesukaran soal.
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kognitif
3. I
n
s
t
r
u
m
e
n
p
e
n
i
l
a
No Indikator Klasifikasi Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1. Menjelaskan pengertian gerak lurus
beraturan C2 1 1
2. Mengetahui contoh-contoh gerak
semu dalam kegidupan sehari-hari C2 2 1
3. Menentukan nilai kelajuan suatu
benda C3 3 1
4. Menganalisis grafik kelajuan terhdap
waktu C4 4 1
5. Menjelaskan pengertian gerak lurus
berubah beraturan C2 5 1
6. Mengetahui pengertian percepatan C2 6 1
7. Menentukan nilai percepatan suatu
benda C3 7 1
8. Menganalisis grafik kecepatan
terhdap waktu C4 8 1
9. Menjelaskan pengertian gaya C2 9 1
10. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-
jenis gaya C2 10 1
11. Menyebutkan bunyi Hukum I
Newton C2 11 1
12. Siswa dapat menuliskan persamaan
hukum I Newton C2 12 1
13. Menyebutkan hukum II Newton C2 13 1
14. Menganalisis penerapan hukum II
Newton C4 14 1
15. Menentukan nilai gaya suatu benda
menggunakan persamaan hukum II
Newton
C3 15 1
16. Menyebutkan hukum III Newton C2 16 1
17. Menuliskan persamaan hukum III
Newton C2 17 1
18. Menentukan nilai resultan suatu gaya
pada suatu benda C3 18 1
∑ 18
42
ian afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) siswa menggunakan
lembar pengamatan. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui nilai
afektif (sikap) dan psikomotorik siswa. Instrumen ini diisi oleh 4 orang
pengamat yang duduk di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengamati dan mengikuti seluruh proses pembelajaran, diberikan dan diisi
oleh pengamat dari awal pertemuan sampai pertemuan akhir pembelajaran.
F. Teknik Keabsahan Data
Adapun uji coba instrumen yang akan dilakukan meliputi uji validitas,
uji reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang
akan diukur.43
Pada penelitian ini menggunakan pengukuran validitas
item tes melalui teknik sebagai berikut:
rbis= q
px
St
MtMp
(3.1)44
Keterangan:
rbis= Koefisien korelasi biserial
Mp = Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi skor total
P = Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal
q = Proposisi peserta yang jawabannya salah atau (q=1-p)
Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas
45
Validitas Kriteria
43
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, hal. 223. 44
Mulyasa Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 61. 45
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2013, hal. 231.
43
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
Harga korelasi dibawah 0,30 dapat disimpulkan bahwa butir
instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.46
Harga validitas butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian
adalah butir-butir soal yang mempunyai harga validitas di atas 0,3. Jadi
butir soal yang mempunyai harga validitas kurang dari 0,3 tidak
digunakan sebagai instrumen penelitian.47
Berdasarkan analisis soal
menggunakan persamaan tersebut dengan bantuan Microsoft Excel
didapat bahwa dari 36 soal yang digunakan sebagai uji coba test hasil
belajar kognitif didapatkan 11 soal yang valid dan 25 soal yang tidak
valid, hasil perhitungan validitas secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 2.1.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya dapat dipercaya, artinya sebuah tes dikatakan dapat
dipercaya apabila memberikan hasil yang tidak berubah-ubah.48
Perhitungan mencari reliabilitas menggunakan rumus K-R21 yaitu:
(
) (
( )
) (3.2)
49
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,. . .hal.179. 47
Ibid,hal.64. 48
Margono, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta,2003.hal. 181. 49
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hal. 229.
44
Keterangan:
r11 = Reliabilitas K-R21
M = Skor rata-rata
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
Untuk mencari varians total (Vt) yaitu: (
)
50
Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak, hingga
dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang diperoleh, maka
dalam menentukan seberapa kuat hasil yang diperoleh dapat berpedoman
pada kategori sebagai berikut:
Tabel 3.5 Skor Reliabilitas51
No. Reliabilitas Kriteria
1. 0,000 – 0,200 Sangat rendah
2. 0,210– 0,400 Rendah
3. 0,410 – 0,600 Cukup
4. 0,610– 0,800 Kuat
5. 0,810– 1,000 Sangat kuat
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas butir soal dengan bantuan
Microsoft Excel diperoleh tingkat reliabilitas tes hasil belajar kognitif
sebesar 0,62 dengan kategori kuat, hasil perhitungan reliabilitas secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.1.
2. Tingkat Kesukaran
50
Ibid. hal. 227. 51
Gito Supriadi, Pengantar dan teknik Evaluasi pembelajaran,Malang:Inti
Media, 2011, hal. 128
45
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-
tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang
dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut.52
Taraf kesukaran
adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika
suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka
dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak
terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah53
. Taraf kesukaran tes
dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficult Index). Angka indeks
kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
NS
xP
m
(3.3)
54
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Banyaknya siswa yang ikut mengerjakan tes
Tingkat kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori,
seperti pada tabel 3.6:
Tabel 3.6 Tabel Tingkat Kesukaran55
Nilai p Kategori
P < 0,3 Sukar
0,3 p 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah
52
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,hal. 370. 53
Zainal Arifin, Evalusi Pembelajaran,. . .hal. 266. 54
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes,
hal.12. 55
Ibid.,21.
46
Berdasarkan hasil analisis butir soal menggunakan rumus tersebut
dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh bahwa 6 soal kategori sukar,
28 soal kategori sedang dan 2 soal kategori mudah, hasil perhitungan
tingkat kesukaran secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.1.
3. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong
kurang atau lemah prestasinya.56
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD (3.4)
Keterangan :
D = daya beda butir soal
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab betul
JA = banyaknya peserta kelompok atas
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab betul
JB = banyaknya peserta kelompok bawah.57
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
56
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010, hal. 141. 57
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi Revisi,Jakarta:
Bumi Aksara,1999 .hal 213-214
47
Berdasarkan analisis butir soal dengan rumus tersebut didapat
bahwa daya beda butir soal tersebut yaitu terdapat 15 soal dengan kriteria
jelek, 10 soal dengan kriteria cukup, 7 soal dengan kriteria baik dan 4
soal yang dibuang. Hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal yang diujicobakan adalah sebanyak
36 butir soal secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.1 dan soal yang
dapat digunakan sebanyak 18 butir soal dapat dilihat pada lampiran 1.2
yang mana soal-soal tersebut sesuai dengan indikator yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif, perhitungan
hasil ujicoba daya pembeda secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
2.1.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam
rangka merumuskan kesimpulan. Teknik analisia data dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh data dalam penelitian, menggunakan koesioner atau
angket dimana skala yang terdiri dari pertanyaan-pertayaan mengenai
keadaan diri dari subjek (siswa). Bentuk skala yang digunakan dalam
membuat pertanyaan pada penelitian ini adalah dengan skala yang
dikemukakan oleh Stolz yaitu CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach,
Endurace), kriteria yang digunakan untuk pemberian skor pada angket
adalah sebagai berikut :
48
Tabel 3.8 Kriteria pemberian Skor Pada Angket Adversity Quotient
No. Pilihan Pernyataan Poin
1 Sangat Setuju 1
2 Setuju 2
3 Kurang setuju 3
4 Tidak setuju 4
5 Sangat tidak Setuju 5
Analisis angket adversity quotient siswa menggunakan pemberian skor
yang digunakan yaitu dengan menjumlahkan setiap indikator atau dimensi
adverity quotient yang didapat.
Tabel 3.9 Skor Adverity Quotient58
Interval skor Adverity Quotient Keterangan
166-200 Sangat Tinggi
135-165 Tinggi
95-134 Menengah
60-94 Rendah
>59 Sangat Rendah
Setiap indikator atau dimensi AQ yang didapat dapat dikategorikan
berdasarkan tingkatan-tingkatan atau kriteria tertentu, adapaun kriteria
dimensi CO2RE yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Skor Adverity Quotient setiap indikator59
Poin Keterangan
38-50 Tinggi
24-37 Menengah
10-23 Rendah
2. Analisis penilaian afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) siswa
menggunakan analisis statistik deskriptif rata-rata berdasarkan nilai yang
diberikan berdasarkan hasil lembar pengamatan. Kriteria yang digunakan
58
Stolz,Paul G,Adversity Quotientmengubah hambatn jadi peluang,
Grasindo, Jakarta, 2000.Hal.139 59
Ibid.,hal 144-165.
49
untuk mendeskripsikan rata-rata penelitian dari hasil pengamatan yaitu
tertera pada tabel 3.11 berikut :
Tabel 3.11 Poin penilaian Afektif dan Psikomotorik
Poin Keterangan
1 Kurang baik
2 Cukup baik
3 Baik
4 Sangat baik
Rentang tiap kategori ditetapkan menggunakan persamaan statistik yang
disesuaikan dengan data.
N
(3.5)
Keterangan:
X = Rerata nilai
X = Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah kategori yang ada60
Tabel 3. 12 Klasifikasi Rerata Nilai Afektif dan Psikomotorik61
Rerata nilai Kategori
1,00 – 1,49 Tidak baik
1,50 – 2,49 Kurang baik
2,50 – 3,49 Cukup baik
3,50 – 4,00 Baik
Hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotorik dikonversi
menggunakan rumus :
60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1999, hal. 264. 61
Meilina Damayanti Audiari, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran IPA
Terpadu Model Keterhubungan (Connected) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Klasifikasi Benda Kelas VII SMPN 2 Palangka Raya Tahun
Ajaran 2014/2015, hal. 65” Skripsi.
50
100 x maksimum skor
diperoleh yang skor jumlah = Nilai (3.6)
62
3. Analisis tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat ketuntasan
atau tingkat penguasaan hasil belajar siswa setelah mengggunakan
pembelajaran fisika pokok bahasan gerak benda. Analisis Tes Hasil
Belajar (THB) untuk ranah kognitif menggunakan rumus secara umum
sebagai berikut:
100 x ideal) maksimum (skor
) dicapai yang(skor = Nilai (3.6)
63
4. Analisis terdapat tidaknya hubungan adversity quotient dan hasil belajar
menggunakan rumus persamaan korelasi Product Moment Pearson.
Sebelum dilakukan uji korelasi Product Moment Pearson, maka perlu
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu dengan uji normalitas dan uji
linearitas.
a. Uji Normalitas adalah mengadakan pengujian terhadap normal
tidaknya sebaran data yang dianalisis. Adapun hipotesis dari uji
normalitas adalah:
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Untuk menguji perbedaan frekuensi menggunakan rumus uji
kolmogorov-Smirnov. Rumus kolmogorov-Smirnov tersebut adalah :
21 SnSnmaksimmD
(3.8)
64
62
Gito Supriyadi, Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, Malang:
Intimedia, 2011, hal.91 63
Ibid.,hal191
51
Penelitian ini uji normalitasnya menggunakan program SPSS versi
17.0 for windows. Kriteria pada penelitian ini apabila hasil uji
normalitas nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai
alpha/probabilitas 5% maka data berdistribusi normal atau H0
diterima.65
b. Uji Linearitas adalah untuk menguji, model linier yang diambil sudah
betul-betul sesuai dengan keadaan atau tidak. Jika hasil pengujian non
linear tidak cocok, maka harus mengambil model non linear.66
Rumus
Uji Linearitas adalah sebagai berikut:
(3.9)
Keterangan :
RJKTC = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
RJKE = Jumlah Kuadrat Eror67
Menentukan keputusan pengujian
Jika Fhitung Ftabel artinya data berpola linear
Jika Fhitung Ftabel artinya data berpola tidak linear.
64
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2009, hal. 156. 65
Teguh Wahyono, 25 Model analisis statistik dengan SPSS 17, Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2009, hal. 187. 66
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,
Bandung, Remaja Rosdakarya, 2014, hal. 269. 67
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: alfabetha, 2010,
hal.186.
52
c. Uji untuk menganalisis hubungan adversity quotient dan hasil belajar
kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dihitung korelasinya dengan
menggunakan persamaan korelasi Product Moment Pearson berikut :
2
i
2
i
2
i
2
i
iiii
YYnXXn
Y.XY.Xnr
(3.10)
Jika pada taraf signifikansi 5% harga rhitung > rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan, sedangkan rhitung < rtabel maka
tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam penelitian ini.
Tabel 3.13 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 68
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
68
Sugiono, Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kalitatif dan R
&D, Bandung.Alfabeta .hal. 257.
top related