bab iii metode penlitian -...
Post on 02-Jul-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENLITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus
ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan
langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pengambilan kesimpulan (Dedi Sutedi, 2009 : 53).
Menurut Sudaryanto dalam Dedi Sutedi (2009 : 53), metode adalah
cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara melaksanakan metode,
sedangkan instrumen adalah alat yang digunakannya. Dedi Sutedi
(2009 :53) mengemukakan bahwa fungsi dari metode adalah untuk
memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan efisien.
Beragam jenis metode penelitian yang digunakan pada setiap
penelitian tergantung dari tujuan yang akan dicapai dari penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif atau metode deskripif.
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dedi Sutedi (2009 : 58), mengemukakan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu
fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk
menjawab masalah secara aktual. Sifat penelitian deskriptif yaitu
menjabarkan, memotret segala permasalahan yang dijadikan pusat perhatian
peneliti, kemudian dibeberkan apa adanya.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dedi Sutedi peneliti
memilih metode ini agar dapat menjabarkan kemampuan siswa dan
kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengubah kata kerja dari bentuk
kamus menjadi bentuk te, serta usaha apa saja yang dilakukan siswa untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 80). Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 22 Bandung.
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili
untuk dijadikan sumber data (Dedi Sutedi, 2009 : 179). Yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 22 Bandung.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam
kegiatan penelitian (Sutedi, 2009:155). Instrumen penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu tes dan non-tes yang berupa angket.
3.3.1 Tes
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen tes
berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang dibagi menjadi tiga
bagian. Soal bagian pertama , responden harus merubah kata kerja
bentuk kamus yang berada dalam tanda kurung pada soal dengan
cara memilih kata kerja bentuk te dari pilihan jawaban yang tepat.
Soal bagian kedua, responden harus merubah kata kerja bentuk
kamus yang digaris bawahi pada soal dengan cara memilih kata kerja
bentuk te dari pilihan jawaban yang tepat. Soal bagian ketiga,
responden harus mengisi bagian yang kosong pada wacana dengan
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cara memilih kerja bentuk te dari pilihan jawaban yang tepat. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah
kata kerja dari bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te.
3.3.2 Angket
Menurut Faisal dalam Sutedi (2009 : 164), angket dilakukan
dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis
yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau
keterangan dari responden.
Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai salah satu
instrumen penelitian, yang dimaksudkan untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan yang dirasakan siswa dalam mengubah kata kerja
bentuk kamus menjadi kata kerja bentuk te, dan juga untuk
mengetahui usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan tersebut.
Berikut ini kisi- kisi angket yang digunakan untuk penyusunan
angket pada penelitian ini.
Tabel 3.1
Kisi- kisi Angket
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengetahui pengetahuan siswa
tentang perubahan kata kerja
dari bentuk kamus menjadi
kata kerja bentuk te
Mengetahui pendapat siswa
mengenai perubahan kata kerja
dari bentuk kamus menjadi
kata kerja bentuk te
Mengetahui tingkat kesulitan
yang dihadapi siswa dalam
merubah kata kerja dari bentuk
kamus menjadi kata kerja
bentuk te
Mengetahui faktor penyebab
kesulitan siswa dalam merubah
kata kerja dari bentuk kamus
menjadi kata kerja bentuk te
Mengetahui usaha yang
dilakukan siswa dalam
mengatasi kesulitan yang
dihadapi dalam merubah kata
kerja dari bentuk kamus
menjadi kata kerja bentuk te
Solusi yang diharapkan siswa
dari pengajar untuk
menghadapi kesulitan dalam
1
2, 3, 4, 5
6
7, 8
9
10
1
4
1
2
1
1
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merubah kata kerja dari bentuk
kamus menjadi kata kerja
bentuk te
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dari penelitian ini
adalah :
1. Menentukan sampel penelitian.
2. Menentukan jenis data yang akan dipakai.
3. Menentukan instrumen penelitian.
4. Melaksanakan penelitian.
5. Mengolah data penelitian.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh melalui tes kemudian diolah dan dianalisis
untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti. Tahapan-tahapan
pengolahan data tes pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data tes
a. Analisis Data Tes
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan data ini bertujuan untuk mencari skor mentah dan
kemudian mengubah skor mentah tersebut menjadi nilai
standar 100 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑋 =𝐵
𝑁 × 100
Ket : X = Nilai yang dicari
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
Setelah mengubah skor mentah tersebut kemudian dicari nilai
rata-rata yang dicapai dengan menggunakan rumus :
𝑀 = 𝑋
𝑁
Ket : M = Mean atau nilai rata-rata
𝑋 = Jumlah seluruh skor tes
N = Jumlah responden
b. Interpretasi Data
Setelah mendapatkan nilai standar melalui pengolahan data,
maka nilai tersebut di interpretasikan berpatokan pada standar
nilai yang berlaku.
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Standar Nilai
Nilai Interpretasi
0-50 Sangat Kurang
51-65 Kurang
66-75 Cukup
76-85 Baik
86-100 Sangat Baik
2. Data Angket
Tahap-tahap dalam pengolahan data angket pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Menjumlahkan setiap jawaban angket
b. Menyusun frekuensi jawaban
c. Membuat tabel frekuensi
d. Mengolah data angket yang diperoleh dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
%100Xn
fP
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
100% = persentase frekuensi setiap jawaban responden
f = frekuensi setiap jawaban responden
n = jumlah responden
P = persentase jawaban
Setelah data angket diolah, langkah selanjutnya menafsirkan
atau menginterpretasikan berdasarkan tabel dibawah ini :
Besar Persentase Interpretasi
0%
1%-25%
26%-49%
50%
51%-75%
76%-99%
100%
Tidak seorangpun
Sebagian kecil
Hampir setengahnya
Setengahnya
Sebagian besar
Hampir semuanya
Semuanya
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Dalam penelitian, instrumen penelitian dituntut untuk memiliki
tingkat kesahihan atau valid. Sehingga uji validitas diperlukan untuk
mengetahui valid atau tidaknya suatu instrumen. Instrumen penelitian
dalam bentuk pilihan ganda yang telah disusun perlu diketahui tingkat
kevalidannya, sebelum digunakan untuk pengambilan data, dengan
maksud untuk mendapatkan ketepatan data hasil penelitian.
Sebuah tes dapat dikatakan telah memiliki validitas apabila tes
tersebut dengan secara tepat, benar, sahih atau absah telah dapat
mengungkap dan mengukur apa yang seharusnya diungkap atau
diukur lewat tes tersebut (Sudjiono dalam Yulistiani, 2009 : 39).
Kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan persoalan tentang
apa yang hendak diukur. Bagi peneliti pemula, setidaknya ada tiga
jenis validitas yang harus dipenuhi, yaitu validitas isi, validitas
konstruk (bangun pengertian), dan validitas kesamaan (coucurrent
validity) (Sutedi, 2009: 157).
Penulis mengkonsultasikan instrumen tes kepada dosen ahli dan
menghitung nilai validitasnya. Dosen ahli telah memberikan Expert
Judgement (terlampir) yang berarti instrumen telah valid. Namun,
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis juga melakukan penghitungan validitas instrumen tes, dengan
mencari nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑡 =𝑀𝑦 − 𝑀𝑥
𝑆𝑑𝑥2 + 𝑆𝑑𝑦²𝑁 − 2
Keterangan:
t : nilai t hitung
Mx : mean variabel X
My : mean variabel Y
Sdx : standar deviasi variabel X (dikuadratkan)
Sdy : standar deviasi variabel Y (dikuadratkan)
n : jumlah sampel
Sebelum mencari nilai t hitung, harus diketahui dahulu nilai
rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel X dan variabel Y,
dengan rumus sebagai berikut:
Rumus untuk mencari mean X:
𝑀𝑥 = 𝑋
𝑁
Rumus untuk mencari mean Y:
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝑀𝑦 = 𝑌
𝑁
Rumus untuk mencari standar deviasi X dan Y:
𝑆𝑑𝑥 = 𝑋²
𝑁− 𝑀𝑋²
𝑆𝑑𝑦 = 𝑌²
𝑁− 𝑀𝑌²
Peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 15 orang sampel
dengan soal mengenai perubahan kata kerja bentuk kamus menjadi
kata kerja bentuk te . Tabel persiapan penghitungannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Tabel Persiapan
N X Y X2 Y
2
1 9 8 81 64
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 8 8 64 64
3 8 8 64 64
4 8 8 64 64
5 8 7 64 49
6 8 7 64 49
7 7 7 49 49
8 7 7 49 49
9 7 6 49 36
10 7 6 49 36
11 6 6 36 36
12 6 6 36 36
13 6 5 36 25
14 6 5 36 25
15 5 4 25 16
106 98 766 662
Setelah mempersiapkan tabel penghitungan di atas, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai mean dan standar deviasi, seperti
berikut ini:
Mencari mean X:
𝑀𝑥 =𝑋
𝑁=
106
15= 7,1
Mencari mean Y:
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝑀𝑦 =𝑌
𝑁=
98
15= 6,5
Mencari standar deviasi X:
𝑆𝑑𝑥 = 𝑋2
𝑁− 𝑀𝑥2
= 766
15− 7,12
= 51,1 − 50,41
= 0,69
= 0,83
Mencari standar deviasi Y:
𝑆𝑑𝑦 = 𝑌2
𝑁− 𝑀𝑦2
= 662
15− 6,52
= 44,1 − 42,25
= 1,85
= 1,4
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah didapatkan nilai mean dan standar deviasi, maka selanjutnya
adalah mencari nilai t hitung, sebagai berikut:
𝑡 =𝑀𝑥 − 𝑀𝑦
𝑆𝑑𝑥2 + 𝑆𝑑𝑦2
𝑛 − 2
=7,1 − 6,5
0,832 + 1,42
15 − 2
=0,6
0,6889 + 1,9613
=0,6
2,648913
=0,6
0,2037
=0,6
0,45
= 1,33
Berdasarkan hasil perhitungan nilai t hitung di atas adalah 1,33,
kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat
kebebasannya (n-1) adalah 14, diperoleh angka 2,14 untuk taraf
signifikasi 5% dan 2,98 untuk taraf signifikasi 1%, maka nilai t hitung
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak lebih besar dari t tabel. Dengan kata lain, instrumen tes
dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sutedi (2009 : 161), syarat lain yang harus dimiliki
oleh instrumen yang berupa tes adalah reliabel, yaitu memiliki
keajegan atau kepercayaan. Artinya suatu tes kapan pun dan dimana
pun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada
perbedaan atau perubahan tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan.
Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang dapat
mengukur secara ajeg, yaitu meskipun berkali-kali tes tersebut
digunakan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu
lama, akan menghasilkan data yang sama pula.
Untuk menguji reliabilitas instrumen tes peneliti menggunakan
teknik belah dua, yaitu jawaban yang diberikan oleh tiap soal sampel
dibagi menjadi dua berdasarkan pada soal yang bernomor ganjil
(sebagai variabel x) dan soal yang bernomor genap (sebagai variabel
y). Kemudian dicari angka korelasinya dengan mengggunakan rumus
product moment yaitu :
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rxy = 𝑁𝑋𝑌− 𝑋 (𝑌)
𝑁𝑋2− 𝑋 2𝑁𝑌2− 𝑌 2
Keterangan:
r.xy : korelasi
X : skor sampel pada tes pertama
Y : skor sampel pada hari kedua
n : jumlah sampel
Dengan rumus di atas, maka dilakukan penghitungan mencari
nilai korelasi dengan mempersiapkan tabel penghitungan korelasi
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Penghitungan Korelasi
N X Y X2 Y
2
1 9 8 81 64
2 8 8 64 64
3 8 8 64 64
4 8 8 64 64
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diketahui nilai X, Y, X², Y², dan XY, maka
tinggal memasukkan bilangan-bilangan tersebut ke dalam rumus
korelasi product moment sebagai berikut :
5 8 7 64 49
6 8 7 64 49
7 7 7 49 49
8 7 7 49 49
9 7 6 49 36
10 7 6 49 36
11 6 6 36 36
12 6 6 36 36
13 6 5 36 25
14 6 5 36 25
15 5 4 25 16
106 98 766 662
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝑟. 𝑥𝑦 =𝑁𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
[𝑁𝑋2 − (𝑋2)][𝑁𝑌2 − (𝑌2)]
=15.710 − 106 98
15.766 − 106 2 15.662 − 98 2
=10650 − 10388
11490 − 11236 9930 − 9604
=262
260 326
=262
84760
=262
291,14
= 0,90
Hasil penghitungan korelasi tersebut kemudian ditafsirkan
dengan tabel penafsiran berikut ini:
Tabel 3.5
Tabel Penafsiran Angka Korelasi
Rentang Angka Korelasi Tafsiran
0,00 ~ 0,20 Sangat rendah
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,21 ~ 0,40 Rendah
0,41 ~ 0,60 Sedang
0,61 ~ 0,80 Kuat
0,81 ~ 1,00 Sangat kuat
Dari tabel penafsiran korelasi di atas, dapat dipahami bahwa
hasil penghitungan korelasi didapatkan nilai sebesar 0,90 yang berarti
sangat kuat. Dengan kata lain, instrumen tes memiliki tingkat
reabilitas yang sangat kuat.
3.6.3 Analisis Butir Soal
Instrumen yang akan dijadikan dalam mengambil data untuk
penelitian haruslah diketahui analisis butir soalnya dengan mengetahui
tingkat kesukaran dan daya pembeda dari setiap butir soal tersebut.
Soal yang sudah dibuat dengan kategori sulit, sedang dan mudah bisa
saja soal yang sedang dikatakan sulit oleh pembelajar, begitupun soal
yang mudah bisa dikatakan sedang bagi yang menjawabnya. Oleh
karena itu, diperlukan analisa setiap butir soal. Analisa setiap butir
soal dalam instrumen dilakukan dengan mencari tingkat kesukaran
dan daya pembeda dari setiap butir soal.
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tingkat Kesukaran
Mencari tingkat kesukaran dari setiap butir soal dilakukan
dengan perhitungan yang menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑇𝐾 =𝐵𝑇 + 𝐵𝑅
𝑁𝑇 + 𝑁𝑅
Keterangan:
TK : Tingkat kesukaran
BT : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok tinggi
BR : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok rendah
NT : Jumlah sampel kelompok tinggi
NR : Jumlah sampel kelompok rendah
Penafsirannya:
TK : 0,00 ~ 0,25 = sukar
TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang
TK : 0,76 ~ 1,00 = mudah
Dengan menggunakan rumus di atas, berikut ini adalah tabel
hasil penghitungan tingkat kesukaran dari setiap butir soal :
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Tingkat Kesulitan Tiap Butir Soal
No. Soal Tingkat Kesukaran Penafsiran
1. 1,00 Mudah
2. 0,50 Sedang
3. 0,875 Mudah
4. 0,75 Sedang
5. 0,125 Sukar
6. 0,875 Mudah
7. 0,625 Sedang
8. 0,125 Sukar
9. 0,625 Sedang
10. 0,75 Sedang
11. 0,50 Sedang
12. 0,75 Sedang
13. 0,125 Sukar
14. 0,75 Sedang
15. 0,75 Sedang
16. 0,875 Mudah
17. 0,125 Sukar
18. 0,50 Sedang
19. 0,625 Sedang
20. 0,00 Sukar
2. Daya Pembeda
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencari daya pembeda dari setiap butir soal dilakukan
dengan perhitungan yang menggunakan rumus sebagai
berikut :
𝐷𝑃 =𝐵𝑇 − 𝐵𝑅
𝑛
Keterangan:
DP : Daya pembeda
BT : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok tinggi
BR : Jumlah sampel yang menjawab benar dari kelompok rendah
n : Jumlah sampel kelompok tinggi atau kelompok rendah
Penafsirannya:
TK : 0,00 ~ 0,25 = rendah (lemah)
TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang
TK : 0,76 ~ 1,00 = tinggi (kuat)
Dengan menggunakan rumus di atas, berikut ini adalah tabel
hasil penghitungan daya pembeda dari setiap butir soal:
Tabel 3.7
Neng Rita Komara, 2013 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH KATA KERJA BENTUK KAMUS (JISHO-KEI)
MENJADI KATA KERJA BENTUK TE (TE-KEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel Daya Pembeda
No. Soal Daya Pembeda Penafsiran
1. 0,00 Rendah (Lemah)
2. 0,50 Sedang
3. 0,25 Rendah (Lemah)
4. 0,50 Sedang
5. 0,25 Rendah (Lemah)
6. 0,25 Rendah (Lemah)
7. 0,75 Sedang
8. 0,25 Rendah (Lemah)
9. 0,25 Rendah (Lemah)
10. 0,50 Sedang
11. 0,50 Sedang
12. 0,50 Sedang
13. 0,25 Rendah (Lemah)
14. 0,50 Sedang
15. 0,50 Sedang
16. 0,25 Rendah (Lemah)
17. 0,25 Rendah (Lemah)
18. 1,00 Tinggi (Kuat)
19. 0,75 Sedang
20. 0,00 Rendah (Lemah)
top related