bab iii metodologi penelitian a. metode...
Post on 08-Aug-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
23
Anah Hasanah, 2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2015, hlm 107) “metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan”. Adapun bentuk metode eksperimen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimental design.
Sugiyono (2015, hlm. 114) mengemukakan bahwa “Design ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen”.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control
group design. Menurut Sugiyono (2015, hlm. 116 ) mengemukakan bahwa
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random. Kelompok pertama menjadi kelompok eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran example non
example dan kelompok kedua menjadi kelompok kontrol yang diberi
perlakuan model pembelajaran konvensional. Desain penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2015, hlm 116).
O1 X O2
O3 O4
O3 O4
24
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
O1 : Pretest pada kelas eksperimen
O2 : Posttest pada kelas eksperimen
X : Perlakuan (Penerapan model example non example)
O3 : Pretest pada kelas kontrol
O4 : Posttest pada kelas kontrol
C. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2015, hlm. 117) mengemukakan bahwa “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN
Drangong 1 Kota Serang yang berjumlah 50 siswa.
2. Sampel
Sugiyono (2015, hlm 118) mengemukakan bahwa “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive Sampling atau sampel bertujuan
merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun sampel dalam penelitian
ini yaitu kelas eksperimen yang berjumlah 25 siswa dan kelas kontrol
berjumlah 25 siswa.
3. Lokasi Penelitian
25
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Drangong 1 Kota Serang.
Peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena
sebelumnya peneliti pernah mengajar di sekolah tersebut sehingga
lebih memudahkan untuk berinteraksi dengan siswa di sekolah
tersebut terutama siswa kelas IV dan diharapkan dapat mempermudah
proses penelitian yang dilakukan.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah tes. Riduwan (2008, hlm.105) mengemukakan
bahwa “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilanpengetahuan, inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Instrument tes yang
digunakan berupa tes subjektif berbentuk uraian. Dengan tes berbentuk
uraian guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian
sebanyak 5 soal. Tes yang diberikan terdiri dari :
1. Pretest, diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.
2. Posttest, diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan.
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, tahap awal
yang dilakukan adalah melakkan uji coba instrumen kepada responden
diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba ini dilakukan untuk
mengetahui apakah instrument yang akan digunakan telah memenuhi
syarat, yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
a. Validitas
26
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Menurut Arikunto (dalam Riduwan, 2008, hlm.109) “Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur”. Untuk menguji validitas instrument digunakan softwere
Anates 4.0. Kriteria validitas instrument dapat dilihat pada tabel berikut
(Riduwan, 2008, hlm. 110)
Tabel 3.2
Kriteria Indeks Korelasi (r)
Indeks Korelasi Kriteria
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah (tidak valid)
Berikut hasil uji validitas instrument dengan menggunakan
softwere Anates 4.0.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 0,705 Signifikan
2 0,602 Signifikan
3 0,714 Sangat Signifikan
4 0,755 Sangat Signifikan
5 0,759 Sangat Signifikan
27
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kelima
instrument penelitian yang digunakan adalah valid, dengan korelasi
soal nomor satu yaitu 0,705, soal nomor dua 0,602, soal nomor tiga
0,714, soal nomor empat 0,755, dan soal nomor lima 0,759.
b. Reliabilitas
Sugiyono (dalam Farokhah, 2015, hlm. 180) “Sebuah
instrument dapat dikatakan memiliki reliabilitas apabila instrument
tersebut jika digunakan untuk mengukur berkali-kali dapat
menghasilkan data yang sama”. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas
pada tes digunakan rumus Spearman Brown (Riduwan, 2008, hlm.113)
sebagai berikut :
r11=
Keterangan :
r11= Koefesien reliabilitas internal seluruh item
r = Korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap) atau
(awal-akhir)
Kaidah keputusan :
Jika r11> r tabel berarti reliabel
Jika r11< r tabel berarti tidak reliable
Setelah koefesien reliabilitas diketahui, kemudian
dikonferensikan dengan kriteria Guilford (Sugiyono dalam Farokhah,
2015, hlm. 20). Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
28
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Tabel 3.4
Kriteria Reliabilitas Guilford
Koefesien Reliabilitas Kriteria
0,00 – 0,20 Reliabilitas Kecil
0,20 – 0,40 Reliabilitas Rendah
0,40 – 0,70 Reliabilitas Sedang
0,70 – 0,90 Reliabilitas Tinggi
0,90 – 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
Berdasarkan uji reliabilitas yang telah dilakukan dengan
bantuan softwere Anates 4.0, didapatkan hasil bahwa tingkat
reliabilitas soal sebesar 0,84 yang berarti soal tersebut memiliki
tingkat reliabilitas tinggi. Sehingga soal tersebut dapat digunakan
sebagai instrument dalam penelitian ini.
c. Daya Pembeda
Arikunto (dalam Farokhah 2015, hlm. 20) “Daya pembeda
soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda soal dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
DP =
Keterangan :
Ru = Jawaban benar kelompok atas
Ri = Jawaban benar kelompok bawah
n = Jumlah siswa
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut (Arkunto dalam
Farokhah, 2015, hlm.21) :
Tabel 3.5
29
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi Klasifikasi
Kurang dari 0,00 Sangat jelek
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik
Berdasarkan uji daya pembeda yang telah dilakukan pada
instrumen dengan bantuan softwere Anates 4.0, didapatkan hasil
sebagai berikut :
1) Daya pembeda soal nomor 1 yaitu sebesar 0,65. Hal ini berarti
soal nomor 1 memiliki daya pembeda baik.
2) Daya pembeda soal nomor 2 yaitu sebesar 0,45. Hal ini berarti
soal nomor 2 memiliki daya pembeda baik
3) Daya pembeda soal nomor 3 yaitu sebesar 0,65. Hal ini berarti
soal nomor 3 memiliki daya pembeda baik.
4) Daya pembeda soal nomor 4 yaitu sebesar 0, 65. Hal ini berarti
soal nomor 4 memiliki daya pembeda baik.
5) Daya pembeda soal nomor 5 yaitu sebesar 0,85. Hal ini berarti
soal nomor lima memiliki daya pembeda sangat baik.
Dari kelima butir soal yang di uji, empat soal diantaranya
memiliki daya pembeda baik dan satu soal memiliki daya pembeda
sangat baik. Sehingga soal tersebut dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian.
d. Tingkat Kesukaran
Arikunto (dalam Farokhah, 2015, hlm 22)
“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang
30
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya
dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi”.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Tingkat Kesukaran =
Tabel 3.6
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0,00 Sangat sukar
1,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
> 1,00 Sangat Mudah
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran yang telah dilakukan
dengan bantuan softwere Anates 4.0, diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran sebesar 0,67 yang
berarti soal tersebut termasuk klasifikasi sedang.
2) Soal nomor 2 memiliki tingkat kesukaran sebesar 0,77 yang
berarti soal tersebut termasuk klasifikasi mudah.
3) Soal nomor 3 memiliki tingkat kesukaran sebesar 0,52 yang
berarti soal tersebut termasuk klasifikasi sedang.
4) Soal nomor 4 memiliki tingkat kesukaran sebesar 0,67 yang
berarti soal tersebut termasuk klasifikasi sedang.
5) Soal nomor 5 memiliki tingkat kesukaran sebesar 0,47 yang
berarti soal tersebut termasuk klasifikasi sedang.
Hasil analisis setiap butir soal di atas sesuai dengan kisi-kisi
soal yang telah di buat. Berikut adalah kisi-kisi soal yang digunakan.
31
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Tabel 3.7
Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes
Materi Indikator No.
Soal
Bobot
Soal
Sifat-sifat
bangun ruang
sederhana
Menggambar bangun ruang balok dan kubus 1 & 4 20
Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok
dan kubus 3 20
Menyebutkan benda-benda yang berbentuk
balok dan kubus 2 20
Menerapkan sifat-sifat bangun ruang balok
dan kubus dalam kehidupan sehari-hari 5 20
Jumlah 5 100
Tabel 3.8
Rubrik Penilaian
Soal no
1 dan 4
Skor 20
Jika siswa mampu menjawab pertanyaan dan
menggambarkan bangun ruang balok dan kubus
dengan tepat.
Skor 10
Jika siswa hanya mampu menjawab satu poin
pertanyaan atau hanya mampu menggambarkan
bangun ruang dan kubus dengan tepat.
Skor 0 Jika siswa tidak mampu menjawab satupun
pertanyaan dengan tepat
Soal no
2 dan 3
Skor 20 Jika siswa mampu menjawab dua poin pertanyaan
dengan tepat.
Skor 10 Jika siswa hanya mampu menjawab satu poin
pertanyaan dengan tepat.
Skor 0 Jika siswa tidak mampu menjawab satupun
pertanyaan dengan tepat
Soal no
5
Skor 20 Jika siswa mampu menjawab pertanyaan dengan
tepat.
Skor 0 Jika siswa tidak mampu menjawab satupun
pertanyaan dengan tepat
Skor Maksimal = 100
32
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
Tabel 3.9
Instrumen Soal Pretest dan Postes
No Indikator Soal
1.
Menggambar
bangun ruang
balok dan kubus
1. Perhatikan gambar di bawah ini !
4. Perhatikan gambar di bawah ini !
2. Menyebutkan
sifat-sifat
bangun ruang
balok dan kubus
2. a. Sebutkan dua benda yang berbentuk kubus !
b. sebutkan empat benda yang berbentuk balok !
3. Menyebutkan
benda-benda
yang berbentuk
balok dan kubus
3. a. Sebutkan 4 sifat-sifat bangun ruang balok !
b Sebutkan 4 sifat-sifat bangun ruang kubus !
4. Menerapkan
sifat-sifat
bangun ruang
balok dan kubus
dalam
kehidupan
sehari-hari
5. Andi ingin membuat sebuah lampion berbentuk kubus.
Ia membutuhkan 12 buah kawat yang sama panjang untuk
membuat kerangkanya, selain itu andi membutuhkan 8
buah manik-manik untuk menghiasi setiap sudut lampion
tersebut. Untuk menutupi kerangka lampion tersebut, Andi
membutukan kertas transparan yang ukurannya sama.
Berapakah jumlah kertas transparan yang dibutukan Andi
untuk menutupi kerangka lampion tersebut?
Termasuk ke dalam bangun
ruang apakah gambar di
samping ?
Gambarkanlah bentuk bangun
ruang tersebut!
Termasuk ke dalam bangun
ruang apakah gambar di
samping ?
Gambarkanlah bentuk bangun
ruang tersebut !
33
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, pelaksanaan dan tahap analisis data.
Gambar 3.1
Prosedur Penilaian
Observasi untuk Menemukan
Permasalahan
Studi Kepustakaan
Penyusunan RPP dengan Model Example
Non Example
Penyusunan RPP dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Konvensional
Penyusunan Instrumen Penelitian, Uji
Coba, dan Validitas Instrumen
Pretest
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model
Example Non Example
Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Menggunakan Model Konvensional
Posttest
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan
34
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
F. Analisis Data
Pada teknik analisis data, data-data yang dianalisis sebagai berikut.
1. Analisis Data Hasil Tes
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran
data berdistribusi normal atau tidak. Normal yang dimaksud adalah
jika sebaran data yang diperoleh terdapat siswa yang memperoleh
nilai rendah, sedang, dan tinggi. Dalam penelitian ini terdiri atas dua
sampel. Sehingga uji normalitas yang digunakan adalah uji
kecocokan (Chi-kuadrat) dengan rumus sebagai berikut (Supriadi,
2016, hlm 21).
frekuensi yang diamati
akan dibandingkan dengan atau dengan α adalah
taraf signifikan 0,05
Adapaun perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan program Software Statistic
Passage for SocialScience (SPSS) 22.0 for windows.
b. Uji Homogenitas Variansi
Penelitian ini terdiri atas dua sampel, yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji homogenitas variansi dilakukan untuk
35
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
mengatahui apakah kedua kelas tersebut memiliki varians yang sama
atau tidak. Uji homogenitas variansi dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut (Supriadi, 2016, hlm. 31).
F =
Dengan s adalah simpangan baku dan derajat kebebasan dk = n-1 (n
= banyak ,01data).
dibandingkan dengan atau dengan taraf
signifikansi 0.05 serta derajat kebebasan dk1dan dk2.
Adapaun perhitungan uji homogenitas dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan program Software Statistic Passage
for SocialScience (SPSS) 22.0 for windows, maka uji homogenitas
yang digunakan yaitu uji Levene’s Test.
c. Uji-t (Uji Dua Rata-rata)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kesamaan dan perbedaan rata-rata pada kedua sampel. Uji-t
dilakukan apabila data berdistribusi normal dan memiliki varians
yang sama (homogen). Langkah-langkah uji-t (Supriadi, 2016,
hlm.38) adalah sebagai berikut.
1) Mencari deviasi standar gabungan (DSG) dengan rumus :
Keterangan :
= Banyaknya data kelompok 1
= Banyaknya data kelompok 2
36
Anah Hasanah, 2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPI Kampus Serang
= Varians data kelompok 1
= Varians data kelompok 2
2) Menentukan t hitung dengan rumus
thitung=
Pada penelitian ini, proses pengolahan data dilakukan
menggunakan Software SPSS 22.0 for windows, maka langkah uji-t
yang dilakukan adalah Compare Means-Independent Sample T Test.
d. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa baik pembelajaran yang
menggunakan model konvensional maupun pembelajaran yang
menggunakan model example non example. Adapun perhitungan
gain ternormalisasi mengunakan rumus dari yaitu :
Normalisasi Gain (g) =
Adapun klasifikasi N-Gain adalah sebagai berikut :
Tabel 3.10
Klasifikasi Normalisasi Gain
Koefisien Normalisasi Gain Klasifikasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Adapun dalam penelitian ini, perhitungan N-gain dilakukan
dengan menggunakan Software SPSS 22.0 for windows.
top related