bab iii metodologi penelitian -...
Post on 15-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013. Pengambilan
sampel dilakukan selama 15 kali per stasiun secara kontinyu. Lokasi pengambilan
sampel dilaksanakan di perairan Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon dan Losari,
Kabupaten Brebes (Lampiran 1).
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perahu mesin temple tipe sopek ukuran 8 m x 2 m x 2 m.
2. alat tangkap garok.
3. GPS untuk menentukan titik koordinat Setting dan hauling garok.
4. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 untuk mengukur berat total hasil
tangkapan.
5. Penggaris untuk mengukur panjang biota hasil tangkapan sampingan.
6. Buku identifikasi untuk mengetahui jenis spesies by catch yang
tertangkap.
7. DO meter untuk mengukur Oksigen terlarut dalam air.
8. pH meter untuk mengukur derajat keasaman air laut.
9. Thermometer untuk mengukur suhu perairan.
10. Refraktometer untuk mengukur kadar salinitas.
11. Ekman grab untuk mengambil sampel substrat dasar perairan.
12. Current meter untuk mengukur kecepatan arus.
13. Ember untuk menampung biota hasil tangkapan.
14. Kamera untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian.
15. Data Sheet dan alat tulis untuk mencatat hasil tangkapan.
31
3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu:
1. Biota hasil tangkap sampingan sebagai biota uji.
2. Biota hasil tangkapan utama sebagai biota penunjang data.
3. Substrat dasar perairan sebagai objek uji.
4. Air laut sebagai objek uji.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, mengikuti
operasi penangkapan dengan alat tangkap garok. Metode sampling yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yag diambil
berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi 1995). Sampel diperoleh
dari spesies hasil tangkapan sampingan yang tertangkap selama proses
penangkapan dengan nelayan garok setempat.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung selama penelitian meliputi
berat hasil tangkapan utama dan hasil tangkap sampingan, jenis dan jumlah
individu hasil tangkapan utama dan hasil tangkap sampingan, kepadatan biota
serta data kualitas air.
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Cirebon dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes untuk menunjang
data primer yang diperoleh. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi: 1.
Volume dan nilai produksi perikanan laut, 2. Musim dan daerah penangkapan
ikan, 3. Jumlah unit penangkapan ikan, 4. Geografi dan topografi.
3.4 Prosedur Penelitian
Operasi penangkapan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap garok
dengan proses penangkapan dimulai dari pencarian fishing ground. Penentuan
fishing ground bisa ditentukan dengan menggunakan GPS. Setelah itu dilakukan
penurunan alat tangkap (setting). Setting diawali dengan penurunan badan jaring
32
secara perlahan dengan cara mengulur tali selambar dengan posisi kapal diam.
Setelah semua badan jaring diturunkan, mesin kapal dinyalakan dan kapal
bergerak menarik alat garok yang telah berada didasar perairan (towing). Setelah 1
jam penarikan atau dirasa cukup berat, maka kapal dihentikan dan jaring diangkat
(hauling). Kemudian dilakukan pengukuran kedalaman dan pengambilan sedimen
dasar perairan serta pengukuran kualitas perairan yang dilakukan secara in situ
yang meliputi suhu, salinitas, pH, DO dan kecepatan arus.
Pengambilan sampel dilakukan pada dua daerah (stasiun) dengan jumlah
pengulangan sebanyak 15 kali (hauling) per stasiun. Stasiun 1 yaitu perairan
Gebang mekar, Kabupaten Cirebon dan stasiun 2 yaitu perairan Losari, Kabupaten
Brebes. Pengoperasian alat tangkap garok dilakukan dalam satu hari (one day
fishing). Pengambilan sampel dilakukan di dua perairan tersebut karena (1)
perairan Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon dan Losari, Kabupaten Brebes
merupakan sentra rajungan di pantai utara Jawa, (2) penangkapan rajungan
menggunakan alat tangkap garok, (3) lokasi kedua daerah tersebut dipisahkan oleh
sungai besar yaitu sungai Cisanggarung dan juga dipisahkan oleh semenanjung.
Keadaan lokasi yang dipisahkan oleh sungai Cisanggarung dan semenanjung
diduga akan berpengaruh terhadap hasil tangkap sampingannya sehingga lokasi
penelitian dilakukan di kedua lokasi tersebut.
Setelah semua hasil tangkapan dikeluarkan dari kantong diatas dek perahu,
tahap selanjutnya yaitu penanganan hasil tangkapan yang meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Pemisahan hasil tangkapan berdasarkan jenis, baik itu jenis rajungan
sebagai hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan.
2. Pengukuran biometrik berupa panjang dan berat total untuk hasil tangkap
sampingan berdasarkan jenis spesies dan mencatatnya dalam data sheet
penelitian
3. Memindahkan hasil tangkapan utama kedalam termos besar yang diberi es
curah dan hasil tangkapan sampingan ditempatkan dalam keranjang
berukuran besar. Untuk selanjutnya dilakukan persiapan untuk setting
berikutnya.
33
3.5 Parameter Pengamatan
3.5.1 Komposisi Jenis dan Ukuran Hasil Tangkapan Sampingan (By Catch)
Komposisi hasil tangkapan dipisahkan antara rajungan dan hasil tangkapan
sampingan. Untuk hasil tangkapan rajungan dipisahkan sesuai ukuran. Kemudian
dilakukan identifikasi serta pengukuran panjang dan bobot total per spesies biota
by catch pada setiap hauling (ulangan) alat tangkap garok. Hasil pengukuran
panjang total dikelompokkan dalam selang kelas panjang dan interval kelas.
Untuk menentukan jumlah selang kelas panjang dan interval kelas dihitung
dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi (rumus Sturges) menurut
Sugiyono (2006), yaitu:
K = 1 + 3.3 Log N( ) =Keterangan :
K = jumlah kelas
N = jumlah sampel
3.5.2 Kepadatan Biota By Catch
Kepadatan biota by catch yang tertangkap dapat diketahui dengan
menggunakan metode sweapt area (Spare and Venema, 1989). Kelimpahan biota
by catch yang tertangkap per stasiun menggunakan rumus:
ρ = Cw/a
Keterangan:
ρ = kepadatan biota setiap stasiun (g/m2)
Cw = tangkapan garok per stasiun (g)
a = luas daerah yang disapu (m2)
dimana :
a = V . t . h
Keterangan :
a = luas daerah yang disapu (m2)
V = kecepatan kapal selama penarikan jaring (knot)
34
t = waktu yang digunakan selama penarikan jaring (jam)
h = panjang bukaan mulut garok (m)
3.5.3 Indeks Keseragaman (Similarity Index)
Untuk menghitung nilai keseragaman pada dua stasiun yang berbeda
menggunakan indeks keseragaman Sorensen (IS) (Magurran 1988). Adapun
tahap-tahap untuk menghitung indeks keseragaman sorensen adalah sebagai
berikut:
1. Membuat tabel persamaan dan perbedaan jenis individu pada setiap
stasiun. Angka 1 menunjukan jenis tersebut dimiliki oleh stasiun yang
dibandingkan, sedangkan angka 0 menunjukan jenis tersebut tidak dimiliki
oleh stasiun tersebut.
2. Menjumlahkan jenis biota pada masing-masing stasiun.
3. Menjumlahkan jenis-jenis biota yang sama atau ada pada kedua stasiun
yang diamati.
4. Menghitung nilai indeks kesamaan untuk menggunakan rumus :
IS = 100%Dimana :
IS = Indeks Sorensen
C = Jumlah spesies yang terdapat di kedua stasiun
A = Jumlah spesies di stasiun Gebang Mekar
B = Jumlah spesies di stasiun Losari
5. Selanjutnya menyusun data yang telah dihitung indeks kesamaannya
menjadi diagram matrik.
3.5.4 Fraksi Substrat dan Kelas Tekstur
Pengambilan sample substrat dilakukan dengan menggunakan ekman grab.
Analisa Fraksi sedimen dilakukan di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Selanjutnya hasil yang
35
diperoleh dari Laboratorium diidentifikasi dengan menggunakan cara segitiga
Shepard (Gambar 4) (Shepard 1954 dalam Sunarto 2011).
Gambar 6. Segitiga Shepard(sumber: Sunarto 2011)
3.5.5 Analisis Data
Data hasil tangkapan yang terkumpul dianalisis secara deskriptif
komparatif dengan mengetahui jenis, jumlah dan karakteristik serta kaitannya
dengan kondisi perairan.
Sedangkan untuk mengetahui perbedaan diantara stasiun 1 dan 2 dilakukan
analisis dengan menggunakan uji t-student. Menurut Sugiyono (2006) bahwa uji t-
student digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila
datanya berbentuk interval atau ratio. Rumus t-test yang digunakan yaitu:
= ∑( ) − (∑ )( − 1)= ( − 1) − ( )( + − 1)
= −1 + 1
36
Dimana :
= Perlakuan ke-1
= Perlakuan ke-2
= Rata-rata perlakuan ke-1
= Rata-rata perlakuan ke-2S = Standar deviasi
= Jumlah data perlakuan 1
= Jumlah data perlakuan 2
Ho = tidak terdapat perbedaan berat hasil tangkapan sampingan antara perairan
Gebang Mekar dan perairan Losari;
H1 = terdapat perbedaan berat hasil tangkapan sampingan antara perairan Gebang
Mekar dan perairan Losari;
Jika Thit > Ttab maka Ho ditolak dan Hi diterima,
JikaTtab > Thit maka H1 ditolak dan Ho diterima.
top related