bab iii objek dan metode penelitian 3.1 metode yang...
Post on 08-Jul-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
119
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang Digunakan
Relevan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka digunakan
dua bentuk/ jenis penelitian, yaitu penelitian deskriptif survey dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
deskripsi tentang ciri-ciri variabel penelitian (program anggota, partisipasi
anggota, keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi, inovasi bisnis anggota,
dan kinerja anggota koperasi) sedangkan penelitian kuantitatif dilakukan dengan
tujuan untuk mengukur indikator variabel penelitian.
Sebagaimana dikemukakan oleh Mohamad Ali (1982) bahwa metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab
permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data,
membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
penggambaran tentang sutau keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi
sedangkan yang dimaksud pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel
penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variabel-variabel tersebut.
Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan
variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah aktual dan fenomena
yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa
angka- angka memiliki makna. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana
120
(1997:53)
bahwa: “Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara
kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-
angka yang bermakna”.
Adapun tujuan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif adalah
untuk menjelaskan suatu situasi yang hendak diteliti dengan dukungan studi
kepustakaan sehingga lebih memperkuat analisa peneliti dalam membuat suatu
kesimpulan. Dimana hasil penelitian diperoleh dari hasil perhitungan indikator-
indikator variabel penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis oleh penulis.
Menurut Singarimbun dan Efendi (1989), metode survei yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpul data. Penelitian ini bersifat verifikatif karena menguji hipotesis
berdasarkan hasil analisis data primer dari lapangan. Teknik pengumpulan data
primer dilakukan dengan wawancara langsung dan terstruktur yang berpedoman
pada kuesioner, untuk Pengurus, Pengawas, Pengelola dan anggota. Guna
melengkapi hasil wawancara terstruktur, dilakukan juga observasi dan wawancara
mendalam dengan narasumber (informan) yang telah ditetapkan. Data sekunder
diperoleh melalui studi pustaka dan dokumen-dokumen/laporan Rapat Anggota
Tahunan.
Anggota Koperasi sebagai unit observasi yang diambil dalam penelitian
ini, adalah para anggota koperasi Peternakan: KPBS Pengalengan, KPSBU
Lembang, KUD Sarwa Mukti Cisarua, KUD Puspa Mekar Parongpong, KSU
121
Tandang Sari Tanjung Sari, KUD Mitra Jaya Mandiri Ciwidey,KUD Pasirjambu
Ciwidey, KUD Bayongbong Kabupaten Garut, Koperasi Peternakan
Garut Selatan (KPGS) Cikajang Garut, dan Koperasi Karya Nugraha Kuningan.
Adapun dinas dan instansi terkait sebagai nara sumber (yaitu Dinas Koperasi dan
UKM, Dinas Peternakan, dan Badan Pusat Statistik /BPS).
3.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2012 : 59) menjelaskan mengenai pengertian dari variabel
yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel
penelitian menjadi konsep, dimensi, indikator dan ukuran yang diarahkan untuk
memperoleh nilai variabel lainnya. Disamping itu, tujuannya adalah untuk
memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi dalam penelitian
ini.
Terdapat 5 variabel utama dalam penelitian ini, yaitu: 1) Program
Anggota, 2) Partisipasi Anggota, 3) Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha
Koperasi, 4) Inovasi Bisnis Anggota, 5) Kinerja Anggota, adapun operasionalisasi
kelima variabel tersebut dapat dilihat pada tabel3.1.
122
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No.
Kues
1. Program
Anggota
(X1)
Kegiatan usaha
mendasar dan
serangkaian
kegiatan yang
direncanakan
dengan seksama
yang dipilih oleh
anggota Koperasi
dan dalam
pelaksanaannya
berlangsung dalam
proses yang
berkesinambungan
(seperti memasok
input ke Koperasi,
membeli barang-
barang konsumsi
dari Koperasi,
menjual hasil
produksi anggota ke
Koperasi, dan
sebagainya).
1. Program
kerja
2. Program
Usaha
3. Bidang
Usaha
Rangkaian kegiatan
kerja anggota ysng
sesuai dengan
kebutuhan anggota
Koperasi
Kegiatan yang
terkait dengan
pengelolaan usaha
rumah-tangga
anggotaKoperasi
Kebijakan/
keputusan
Manajemen
Koperasi yang
mendukung usaha
rumah-tangga
anggota koperasi
Bidang usaha yang
diusulkan anggota
koperasi sesuai
dengan bidang
usaha yang
diselenggarakan
koperasi peternak
Tingkat sejauh
mana rangkaian
kegiatan kerja
anggota yang
sesuai dengan
kebutuhan
anggota Koperasi
Tingkat sejauh
mana kegiatan
yang terkait
dengan
pengelolaan usaha
rumah-
tangga anggota
Koperasi.
Tingkat sejauh
mana kebijakan/
keputusan
Manajemen
Koperasi yang
mendukung usaha
anggota koperasi
Tingkat sejauh
mana bidang
usaha yang
diusulkan anggota
koperasi sesuai
dengan bidang
usaha yang
diselenggarakan
koperasi peternak
Ordinal
123
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No.
Kues
2. Partisi
pasi
Anggota
(X2)
Proses dimana
sekelompok orang
(anggota) menemukan
dan
mengimplementasikan
ide-ide/gagasan
koperasi. Dengan
partisipasi, anggota
mengisyaratkan dan
menyatakan
kepentingannya,
demikian pula dengan
partisipasi, sumber-
sumber daya
digerakkan, dan
keputusan-keputusan
diimplementasikan serta
dievaluasi.
1. Manfaat 1. Membeli
barang
kebutuhan
anggota di
koperasi
2. Menjual
hasilproduksi
anggota di
koperasi
peternak
3. Menerima
manfaat layanan
koperasi berupa
pengurangan
harga/ promosi
lainnya
Tingkat frekuensi
anggota koperasi
membeli barang
kebutuhan di
koperasi Tingkat
frekuensi anggota
koperasi menjual
hasil produksinya
di koperasi
peternak Tingkat
frekuensi anggota
menerima
manfaatlayanan
koperasi berupa
pengurangan
harga/ promosi
lainnya
Ordinal
Ordinal
1, 2
4. Menerima
pembagian Sisa
Hasil Usaha
sesuai dengan
nilai
transaksinya
Tingkat sejauh
mana anggota
menerima
pembagian Sisa
Hasil Usaha yang
sesuai dengan nilai
transaksinya
Ordinal
2.Peng
ambilan
Keputusan
1.Men
gemuka kan ide/
gagasan/
pendapat yang
berhubungan
dengan
permasalahan
yang dibahas
dalam RAT
Tingkat
frekuensi anggota
koperasi
mengemukakan
ide/ gagasan/
pendapat yang
berhubungan
dengan
permasalahan yang
dibahas dalam
RAT
O
rdinal
124
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No. Kues
2. Memilih
pengurusatau
pengawas
koperasi dalam
RAT,
pengambilan
keputusan
dalam rangka
pengawasan/
pengendalian
dan usul
perbaikan
pengelolaan
koperasi
3. Ikut serta
dalam proses
perumusan
masalah dan
penetapan
program
koperasi yang
sesuai dengan
masukan,
keinginandan
kepentingan
anggota
koperasi
4. Ikut serta
dalam
Penetapan
Bidang Usaha
yang akan
dijalankan oleh
koperasi yang
terkait di bidang
usahaanggota
koperasi
Tingkat frekuensi
anggota memilih
pengurus atau
pengawas koperasi
dalam RAT,
pengambilan
keputusandalam
rangka
pengawasan/
pengendalian dan
usul perbaikan
pengelolaan
koperasi
Tingkat sejauh
mana anggota
koperasi ikut serta
dalam proses
perumusan
masalah dan
penetapan program
koperasi yang
sesuai dengan
masukan,
keinginan dan
kepentingan
anggotakoperasi
Tingkat sejauh
mana anggota ikut
serta dalam
Penetapan Bidang
Usaha yang akan
dijalankan oleh
koperasi yang
terkait di bidang
usaha anggota
koperasi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
125
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No.
Kues
3. Permodalan
Koperasi.
1. Menyetor
simpanan
pokok
2. Menyetor
simpanan wajib
3. Menyetor
simpanan
sukarela
4. Menyetor
simpanan
khusus
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
menyetor simpanan
pokok Tingkat
sejauh mana anggota
koperasi menyetor
simpanan wajib
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
menyetor simpanan
sukarela Tingkat
sejauh mana anggota
koperasi menyetor
simpanan khusus
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3, 4
3.Keterkai tan Usaha (X3)
Hubungan pasar yang terjadi antara koperasi dengan target populasi atau pelanggannya (dalam hal ini anggota), baik berupa model market linkage maupun integrated, yang bisa juga diperkuat dengan dibuatnya kontrak usaha.
1.Keterkaitan usaha
Usaha anggota koperasi terkait dengan bidang usaha yang diselenggarak- an di Koperasi
Tingkat sejauh mana keterkaitan bidang usaha anggota koperasi dengan usaha koperasi
Ordinal 6, 7, 8, 9
2.Kontrak usaha
Terdapat kontrak usaha antara anggota dengan koperasi
Tingkat sejauh mana Koperasi memfasilitasi kontrak usaha anggota yg sesuai dengan usaha koperasi
Ordinal 10, 11, 12
4. Inovasi Bisnis (Y)
Suatu proses untuk mengimplementa sikan gagasan atas product (baik berupa barang maupun jasa), proses maupun
1.Inovasi Produk (Innovation Product)
1. Perbaikan secara berkelanjutan produk anggota koperasi
Tingkat sejauh mana anggota koperasi melakukan perbaikan secara berkelanjutan produk anggota koperasi
Ordinal 13, 14, 15, 16, 17
126
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No.
Kues
metode baru
dalam lingkup
pekerjaan, praktik
bisnis maupun
hubungan
eksternal.
2. Menggunakan
komponen atau
kerangka yang
sama untuk
menciptakan
modifikasi (dari
produklama).
3. Mengembang-
kan produk baru
yanginovatif.
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
dapat menggunakan
komponen atau
kerangka yang sama
untuk menciptakan
modifikasi (dari
produk lama).
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
dapat
mengembangkan
produk baru yang
inovatif.
Ordinal
Ordinal
2.Inovasi
Proses
(Processes
Innovation)
1. Mendesain
kembali proses
operasi inti dalam
mengubah input
menjadi output
untuk
memperbaiki
efisiensi dan
efektivitas
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
dapat mendesain
kembali proses
operasi inti dalam
mengubah input
menjadi output
untuk memperbaiki
efisiensi dan
efektivitas
Ordinal 18,
19,
20,
21, 22
3. Inovasi
pemasaran
(Marketing
Innovation)
Mendesain
kembali interaksi
pelanggan pada
semua kontak
poin dan kesempatan
kontak serta
mendefinisikan
kembali
bagaimana
anggota Koperasi
memperoleh
pendapatan atau
menciptakan aliran
pendapatan baru
yang inovatif.
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
dapat mendesain
kembali interaksi
pelanggan pada
semua kontak poin
dan kesempatan
kontak serta
mendefinisikan
kembali bagaimana
anggota Koperasi
memperoleh
pendapatan atau
menciptakan aliran
pendapatan baru
yanginovatif
Ordinal
127
Variabel Konsep Dimensi Indikator Ukuran Skala No. Kues
4. Inovasi
Manajemen
(Managemen
tInnovation).
2. Mendefinisikan
kembali bagaimana
anggota Koperasi
memperoleh
pendapatan atau
menciptakan aliran
pendapatan baru
yang inovatif
1. Komitmen untuk
melakukan
penelitian dan
pengembangan
inovasi
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
dapat mendefinisikan
kembali bagaimana ia
memperoleh
pendapatan atau
menciptakan aliran
pendapatan baru yang
inovatif Tingkat
komitmen anggota
koperasi untuk
melakukan penelitian
dan
pengembangan
inovasi
Ordinal
Ordinal
23,24,
25,26,
27
2. Kemampuan
dalam
memperkenalkan inovasi
Tingkat kemampuan
dalam memperkenal-
kan inovasi
Ordinal
5. Kinerja
Anggota
Koperasi (Z)
Secaraumum,
variabel kinerja
anggota
koperasi yang
diukur untuk
melihat
perkembanga n
atau
pertumbuhan
(growth) usaha
anggota
koperasi
(Kinerja
Koperasi
Indonesia)
1. Perencana-
anStrategis
2. Fokus
Usaha
3. Sistem
Perbaikan
berkelanjutan
1. Sasaran
(Efisiensi)
2. Tujuan
(Efektivitas)
1. Fokus usaha pada
peluang 2.Fokus
Biaya
3. Diferensiasi
usaha
Perbaikan
Berkelanjutan
semangat
melalui motivasi
untuk rapat
kelompok
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
merencanakan sasaran
dan tujuan.
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
fokus pada usahanya
Tingkat sejauh mana
anggota koperasi
melakukan perbaikan
berkelanjutan
Ordinal 40-57
4.Kemitraan Jumlah hubungan
kemitraan
Tingkat sejauh mana
jumlah hubungan kemitraan koperasi
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
128
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data /Informasi
3.3.1 Sumber Data /Informasi
Sumber data penelitian ini adalah 275 orang anggota, dan yang
mengembalikan sejumlah 210 orang anggota dari 10 Koperasi Peternak yang aktif
pada Gabungan Koperasi Susu seluruh Indonesia (GKSI) Jawa Barat.
3.3.2 Cara Penentuan Data /Informasi
Populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen yang merupakan
sumber informasi dalam suatu penelitian (Sonny Sumarsono, 2004). Populasi
merupakan keseluruhan obyek (satuan-satuan / parsial-parsial) yang
karakteristiknya akan diteliti. Populasi adalah kumpulan lengkap dari semua
elemen (skor, orang, ukuran, dan lain-lain) yang dipelajari (Sekaran, 2006:74).
Populasi penelitian ini adalah anggota Koperasi Peternak Jawa Barat.
Unit observasi atau objek penelitian dalam kajian ini adalah Koperasi
Peternak Sapi Perah di Wilayah Jawa Barat, sedangkan unit analisisnya adalah
para anggota Koperasi Peternak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
anggota ke-10 Koperasi Peternak aktif yang tergabung dalam Gabungan Koperasi
Susu seluruh Indonesia wilayah Jawa Barat. Oleh karena itu, penentuan ukuran
sampel ditentukan berdasarkan pada teknik analisis Struktural Equation
Modelling (SEM), karena sampelnya cukup besar. Menurut Hair, et al.,
(2010:662) penentuan ukuran minimum sampel merujuk pada ketentuan sebagai
berikut.
129
1) 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likehood Estimation(MLE).
2) Tergantung dari jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-
10 kali jumlah parameter yangdiestimasi.
3) Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan pada seluruh variabel
laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator di kali5-10.
4) Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi
ADF (Asymptotically Distribution FreeEstimation).
Banyak peneliti memberikan pandangannya terkait dengan jumlah
sampel yang harus digunakan. Loehlin (1992) menyatakan untuk model penelitian
yang memilikivariabel2-4makajumlahsampelyangdibutuhkanberkisarantara100-
200. Jumlah yang sama juga direkomendasikan oleh peneliti yaitu
Hoyle(1995).
Peneliti lain seperti Bentler dan Chou (1987) merekomendasikan
perbandingan 5:1 antara jumlah sampel dan parameter yang akan diestimasi.
Selanjutnya Schumacker dan Lomax (2010) melakukan survey literature dan
menemukan bahwa ukuran sampel antara 250-500 merupakan ukuran sampel
yang paling banyak digunakan pada berbagai artikel yang telah dipublikasikan
(Latan, 2013:43-44).
Penelitian ini merupakan survei pada 10 Koperasi Peternak di Jawa
Barat, dengan unit analisis anggota Koperasi Peternak, menggunakan teknik
Proportional Random Sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan
dengan mengambil subyek dari setiap strata atau setiap wilayah yang ditentukan
seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atauwilayah
(Arikunto, 2006)., sehingga diperoleh jumlah sampel dengan komposisi sebagai
130
berikut:
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel Anggota Koperasi Peternak
No
Nama Koperasi Peternak Kabupaten /
Kota
Jumlah
Anggota
(2016)
Jumlah
Responden
1 Koperasi Peternak Bandung
Selatan (KPBS)
Kab. Bandung 4.813 65
2
Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU)
Lembang
Kab. Bandung
Barat
8.509
20
3 KUD Sarwa Mukti Kab. Bandung 348 5
4 KUD Puspa Mekar Kab. Bandung
Barat
20
5 KUD Pasir Jambu Kab. Bandung 635 8
6
Koperasi Peternak Garut
Selatan (KPGS) Kab. Garut
7.616
70
7 Bayongbong Kab. Garut 1.837 25
8 Koperasi Karya Nugraha Kab. Kuningan 20
9 Koperasi Mitra Jaya
Mandiri
Kab. Bandung 164 7
10 KUD Tandang Sari Kab.Sumedang 3.033 35
Jumlah orang (anggota)
Jumlah responden
26.955 275
Sumber: penelitian, diolah 2018
Dari 275 orang terpilih, anggota yang mengembalikan kuesioner dan
memenuhi kriteria, ada 210 orang, sedangkan yang 65 orang adalah dari unsur
Pengurus, Pengelola dan Manajer yang lebih menjelaskan mengenai kondisi
koperasi di wilayah penelitian, terkait dengan variabel Program Anggota dan
kebijakan koperasi. Besarnya sampel tersebut sudah memenuhi ketentuan yang
131
dikemukakan Paturochman (2006) bahwa bila dalam suatu popolasi sama
sekali tidak diperoleh informasi tentang varians maka sebagai pegangan untuk
populasi (N) yang cukup besar (1.000-10.000) maka persentasi sampel (n) yang
kecil dapat diambil sebesar 0,1%, 0,5%, atau 1%. Namun demikian, penentuan
jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini mengacu pada jumlah variabel
yang diobservasi menurut Hair, 2010 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Minimal dalam Model SEM
Banyaknya Variabel Ukuran Sampel Minimal
3 200
5 200
10 200
15 360
20 630
25 975
30 1395
Sumber: Hair, 2010
3.4 Teknik PengumpulanData
Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data penelitian yang
dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu:
3.4.1 Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan mengumpulkan
data yang berasal dari berbagai instansi seperti: BPS, Dinas Koperasi dan UKM
Provinsi Jawa Barat, artikel dan jurnal on-line serta lembaga riset.
132
3.4.2 WawancaraTerstruktur
Pelaksanaan survey lapangan meliputi upaya pengumpulan data primer
langsung di lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada
kondisi eksisting, melalui wawancara (indepth interview) kepada para anggota
Koperasi, Pengurus serta Pengawas, untuk mengetahui bagaimana Program
Anggota Koperasi serta kemanfa’atan program anggota, atau kebijakan yang
dijalankan. Kemudian apakah terdapat keterkaitan usaha anggota dengan usaha
Koperasi dan inovasi apa yang telah dilakukan para anggota Koperasi dalam
mengelola usaha rumah tangganya, dengan pihak manakah para anggota Koperasi
melakukan networking (jaringan kerjasama maupun kemitraan) guna mendukung
keberlanjutan usaha dan bagaimana Kinerjaanggota.
Dalam penyebaran kuesioner, pertanyaan yang diberikan merupakan
pertanyaan terstruktur atau tertutup, yakni pertanyaan yang dibuat sedemikian
rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa
alternatif saja atau satu jawaban saja (Moh. Nazir,2001:250).
3.4.3 Kuesioner
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada anggota Koperasi
responden untuk dijawab. terkait dengan pelaksanaan inovasi, strategi dan upaya
meningkatkan daya saing Koperasi serta jalinan kerjasama usahanya. Untuk
mengetahui apa sajakah faktor-faktor kunci yang harus mendapatkan prioritas
agar dapat melakukan peningkatan daya saing/unggul dalam persainganKoperasi.
133
3.5 Rancangan Analisis dan UjiHipotesis
Analisis data yang menyangkut penilaian anggota Koperasi terhadap
variabel-variabel penelitian, dilakukan sebagai berikut:
a. Setiap indikator variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke
dalam 5 alternatifjawaban.
b. Untuk mendeskripsikan penilaian selanjutnya, dihitung skor maksimal, skor
minimal, menentukan rentang, dan panjang kelas. Penghitungan ini
digambarkan dalam suatu garis kontinum untuk masing-masing variabel
(Sugiyono, 2009:135)
c. Presentase skor jawaban responden yang diperoleh lalu diklasifikasikan
berdasarkan rentang persentase skor maksimum (5/5 x 100% = 100%) dan
skor minimum (1/5 x 100% =20%).
Mengingat bahwa tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat
pengaruh Program Anggota, Partisipasi Anggota, Keterkaitan Usaha Anggota
dengan Usaha Koperasi, terhadap Inovasi Bisnis Anggota untuk mencapai Kinerja
Koperasi, maka pendekatan dalam pemodelan serta teknik solusi yang akan
dipergunakan dalam disertasi ini adalah dengan menggunakan SEM dengan
software AMOS. Alasan pemilihan metode ini adalah karena kemampuanya dalam
mengukur konstruk secara tidak langsung, yaitu melalui indikator-indikatornya
serta menganalisis variabel indikator, variabel laten, berikut kekeliruan
pengukuran kinerja-nya. Analisa deskriptif survey melalui pendekatan kuantitatif
terhadap lima variable penelitian dilakukan denga nmenganalisis masing-masing
dimensi variabel penelitian untuk setiap sampel. Diperoleh rentang kriteria
134
variabel penelitian ini, yang dijelaskan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian
Tingkat Kategori
3,0 – 5,4 Sangat Berhasil
5,4 – 7,8 Berhasil
7,8 – 10,2 Cukup / Sedang
10,2 – 12,6 Kurang Berhasil
12,6 – 15,0 Tidak berhasil
Sumber: data penelitian diolah, 2018
Disamping itu dianalisis secara deskriptif dengan tujuan untuk melihat
karakteristik populasi dalam penelitian ini. Data penelitian ini juga dianalisis
dengan menggunakan alat uji metode analisis verifikatif, yang dalam penelitian
ini dilakukan berdasarkan kesesuaian antara kriteria penelitian dengan prasyarat
analisis yangdiperlukan.
3.6 Analisis Validitas dan ReliabilitasKuesioner
Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan untuk melihat keandalan dan
kesahihan instrument penelitian. Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan
beberapa pengujian terlebih dahulu, yaitu pengujian validitas dan pengujian
reliabilitas.
3.6.1 Uji ValiditasKuesioner
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan
dalam mengukur variabelnya. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji
validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment.
Apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih
besar dari r-kritis sebesar 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan
135
tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas
kuesioner untuk variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Program Anggota (X1)
Butir
Pernyataan
rhitung rkritis Keterangan
8 0,669 0,3 Valid
9 0,733 0,3 Valid
11 0,628 0,3 Valid
41 0,918 0,3 Valid
43 0,837 0,3 Valid
45 0,889 0,3 Valid
47 0,908 0,3 Valid
48 0,902 0,3 Valid
37 0,503 0,3 Valid
38 0,614 0,3 Valid
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Nilai koefisien korelasi dari ke 10 butir pertanyaan tentang variabel
program anggota, seluruhnya lebih besar dari nilai r kritis, sehingga merupakan
konstruk yang valid.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Anggota (X2)
Butir
Pernyataan
rhitung rkritis Keterangan
1 0,820 0,3 Valid
2 0,868 0,3 Valid
3 0,886 0,3 Valid
4 0,902 0,3 Valid
5 0,907 0,3 Valid
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Nilai koefisien korelasi dari ke lima butir pertanyaan tentang variabel
partisipasi anggota seluruhnya lebih besar dari nilai r kritis, sehingga hasilnya
136
merupakan konstruk yang valid.
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Keterkaitan Usaha Anggota dengan
Usaha Koperasi (X3)
Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan
6 0,837 0,3 Valid
7 0,875 0,3 Valid
10 0,837 0,3 Valid
12 0,795 0,3 Valid
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Ke empat butir pertanyaan pada variabel keterkaitan usaha anggota
dengan usaha koperasi memiliki koefisien validitas lebih besar dari 0,3 sehingga
pertanyaan tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dan merupakan konstruk
yang valid.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Bisnis Anggota (Y)
Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan
13 0,609 0,3 Valid
14 0,557 0,3 Valid
15 0,584 0,3 Valid
16 0,667 0,3 Valid
17 0,596 0,3 Valid
18 0,706 0,3 Valid
19 0,627 0,3 Valid
20 0,607 0,3 Valid
21 0,680 0,3 Valid
22 0,784 0,3 Valid
23 0,593 0,3 Valid
24 0,609 0,3 Valid
25 0,522 0,3 Valid
26 0,730 0,3 Valid
27 0,485 0,3 Valid
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
137
Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaaan pada masing-
masing vaiabel memperoleh koefisien validitas lebih dari 0,3 , sehingga
pertanyaan tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalampenelitian.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Anggota Koperasi (Z)
Butir Pernyataan rhitung rkritis Keterangan
40 0,833 0,3 Valid
42 0,840 0,3 Valid
44 0,835 0,3 Valid
46 0,902 0,3 Valid
49 0,868 0,3 Valid
50 0,955 0,3 Valid
51 0,889 0,3 Valid
52 0,840 0,3 Valid
53 0,835 0,3 Valid
54 0,902 0,3 Valid
55 0,868 0,3 Valid
56 0,955 0,3 Valid
57 0,834 0,3 Valid
58 0,768 0,3 Valid
59 0,558 0,3 Valid
60 0,840 0,3 Valid
61 0,835 0,3 Valid
62 0,902 0,3 Valid
63 0,868 0,3 Valid
64 0,955 0,3 Valid
65 0,841 0,3 Valid
66 0,753 0,3 Valid
68 0,473 0,3 Valid
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Pada kelima tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pernyataan pada
masing-masing variabel memiliki koefisien validitas yang lebih besar dari r-kritis
0,3, sehingga item-item tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam
penelitian.
138
3.6.2 Uji ReliabilitasKuesioner
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrument
sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach.
Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih
besar dari pada 0,7. Adapun hasil dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Indeks
Reliabilitas
Nilai Kritis Keterangan
Program Anggota (X1) 0,910 0,7 Reliabel
Partisipasi Anggota (X2) 0,924 0,7 Reliabel
Keterkaitan Usaha Anggota
dengan Usaha Koperasi (X3)
0,844 0,7 Reliabel
Inovasi Bisnis Anggota (Y) 0,884 0,7 Reliabel
Kinerja Anggota Koperasi (Z) 0,979 0,7 Reliabel
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner masing-masing variabel
yang sedang diteliti lebih besar dari 0,7. Hasil ini menunjukkan bahwa butir-butir
peryataan pada kuesioner andal untuk mengukur variabelnya.
3.7 Metode AnalisisData
3.7.1 AnalisisDeskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskriptif empiris atas data yang dihimpun dalam penelitian. Tujuan penelitian ini
pada umumnya adalah untuk memberikan gambaran aspek-aspek yang relevan
dengan fenomena. Hasil analisisnya digunakan untuk panduan aspek apa
yangperlu diperbaiki atau dipertahankan karena kondisinya sudah baik. Analisis
139
Deskriptif dilakukan dengan membuat table distribusi frekuensi yang
menganalisis kecenderungan jawaban anggota Koperasi.
Analisis data yang menyangkut penilaian konsumen terhadap variabel-
variabel penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Setiap indikator variabel yang dinilai oleh responden diklasifikasikan
kedalam lima alternatifjawaban.
2) Untuk mendeskripsikan penilaian selanjutnya dihitung skor maksimal, skor
minimal, menentukan rentang, dan panjang kelas. Perhitungan ini
digambarkan dalam suatu garis kontinum untuk masing-masing variabel
(Sugiyono, 2009:135).
3) Persentase skor jawaban responden yang diperoleh selanjutnya juga
diklasifikasikan berdasarkan rentang presentasi skor minimum (5/5 x 100%
= 100%) dan skor minimum (1/5 x 100% = 20%). Dikarenakan terdapat
lima alternative jawaban, maka penyusunan tebel kategorisasi dari skor rata-
rata setiap item menjadi lima kategori disajikan sebagaiberikut:
Selanjutnya rentang tersebut dikategorikan sesuai variabel yang akan
diukur.
Berdasarkan paradigma penelitian yang diuraikan dalam kerangka
pemikiran, maka rancangan analisis yang menunjukan pengaruh program anggota,
partisipasi anggota, keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi, dan inovasi
bisnis usaha anggota koperasi terhadap kinerja anggota pada Koperasi Peternak
Jawa Barat, dapat digambarkan dalam suatu kerangka alur hubungan antar
variabel berupa suatu model.
140
3.7.2 AnalisisVerifikatif
Untuk pembuktian hipotesis dalam penelitian ini digunakan Structural
Equation Modelling (SEM) Model Tenant Jun. SEM merupakan teknik analisis
multivariate generasi kedua yang menggabungkan antara analisis faktor dan
analisis jalur, sehingga memungkinkan untuk menguji dan mengestimasi secara
simultan hubungan antara multiple laten variabel independen maupun dependen,
dengan banyak indikator, dengan jumlah sampel yang besar, sehingga
memungkinkan peneliti untuk menghubungkan antara teori dengan data penelitian
(Latan, 2013:1).
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan
SEM, yaitu:
Model harus berbentuk linear, antara indikator dan konstruk laten serta
antar variabel laten. Indikator tiap konstruk tidak boleh kurang dari 3. Data harus
terdistribusi normal dan bebas outlier, serta jumlah sampel harus besar. Proses
analisisnya terdiri dari 2 sub bab model, yaitu: model pengukuran dan model
structural. Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel manifest
merepresentasi konstruk laten untuk diukur, dengan menguji validitas dan
reabilitas konstruk laten melalui analisis konfirmatori. Model structural
menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk (Latan, 2013:5-
6).
Tahapan dalam analisis SEM setidaknya harus melalui 5 tahapan proses
yang akan mempengaruhi tahapan selanjutnya, yaitu tahapan: spesifikasi model,
identifikasi model, estimasi model, evaluasi model dan modifikasi model. (1)
141
Spesifikasi model mengharuskan peneliti mendefinisikan secara
konseptual konstruk dan dimensinya. (2) Identifikasi model untuk mengetahui
apakah model yang dibangun memiliki nilai yang unik, untuk diestimasi. (3)
Estimasi model dihitung dengan menggunakan informasi yang memadai, yang
diperoleh dari data empiris yang cukup untuk menghasilkan solusi yang unik
dalam menghitung parameter estimasi model. (4) Evaluasi model adalah untuk
mengevaluasi model keseluruhan, dengan : Goodness of Fit yang merupakan
indikasi dari perbandingan antara model yang dispesifikasi dengan matriks
kovarian antar indikator. Jika GoF yang dihasilkan baik, maka model tersebut
dapat diterima. Jika model kurang baik, dapat dilakukan (5) Modifikasi model
(Latan, 2013: 42- 49).
Untuk keperluan praktis kriteria suatu model disimpulkan diterima
adalah jika GFI lebih dari atau sama dengan 0,9 (Hair, Anderson, Tatham, dan
Black, 2008:75). Model menunjukan hubungan antara variabel dengan masing-
masing indikator yang mempengaruhinya dan hubungan antar variabel laten
endogen dengan variabel laten eksogen.
Beberapa ukuran fit model yang harus menjadi perhatian, adalah:
Tabel 3.11
Goodness of Fit Model Pengukuran
Goodness of Fit Index Nilai Kesesuaian
Chi square Diharapkan rendah
Probability level > 0.05
Degree of Freedom Positif
The minimum sample discrepancy function – CMIN/DF < 2.0 /< 3.0
Goodness of Fit Index >0.90
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) >0.90
Root mean square error of Approximation (RMSEA) <0.08
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
142
Dalam menganalisis hubungan antar variabel indikator, variabel
penelitian dan kekeliruanya digunakan pendekatan struktural dan alat analisa yang
digunakan adalah software AMOS 16. Untuk memperoleh data variabel laten
(unobservable variable), setiap variabel terlebih dalulu dijabarkan ke dalam
indikator yang merupakan refleksi atau manifest dari konsep sehingga dapat
diamati atau diukur secara langsung (observable variable).
3.7.2.1 Uji ValiditasKonstruk
Berikut ini merupakan hasil validitas pada model struktural, yang
dilakukan dengan menggunakan bantuan software AMOS 16.
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Konstruk
Estimate
Inovasi_Bisnis (Y) <--- Program_Anggota (X1) ,533 ,398
,526
,154
,853
,091
,105
,617
,994
,788
,887
,907
,898
,921
,848
,774
,802
,628
Inovasi_Bisnis (Y) <--- Partisipasi_Anggota (X2)
Inovasi_Bisnis (Y) <--- Keterkaitan_Usaha (X3)
Kinerja_Anggota_Koperasi <--- Inovasi_Bisnis (Y)
(Z)
Kinerja_Anggota_Koperasi <--- Program_ Anggota (X1)
(Z)
Kinerja_Anggota_Koperasi <--- Partisipasi_Anggota (X2)
(Z)
Kinerja_Anggota_Koperasi <--- Keterkaitan_Usaha (X3)
(Z)
X1.3 <--- Program_ Anggota (X1)
X1.2 <--- Program_ Anggota (X1)
X1.1 <--- Program_ Anggota (X1)
X2.3 <--- Partisipasi_Anggota (X2)
X2.2 <--- Partisipasi_Anggota (X2)
X2.1 <--- Partisipasi_Anggota (X2)
X3.2 <--- Keterkaitan_Usaha (X3)
X3.1 <--- Keterkaitan_Usaha (X3)
143
Estimate
Y1 <--- Inovasi_Bisnis (Y) ,984
,937
,927
,647
Y2 <--- Inovasi_Bisnis (Y)
Y3 <--- Inovasi_Bisnis (Y)
Z1 <--- Kinerja_Anggota_Koperasi (Z)
Z2 <--- Kinerja_Anggota_Koperasi (Z)
Z3 <--- Kinerja_Anggota_Koperasi (Z)
Z4 <--- Kinerja_Anggota_Koperasi (Z)
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel teramati
memilikinilai loading factor lebih dari 0,5 atau λ > 0,5 sehingga variabel-
variabeltersebut dinyatakan valid atau layak digunakan dalam model struktural
pada penelitian ini.
3.7.2.2 Uji ReliabilitasKonstruk
Nilai loading factor (λ) yang dihasilkan akan digunakan untuk
menghitung koefisien reliabilitas komposit atau CR dan AVE dengan rumus
dibawah ini.
Untuk mempermudah perhitungan digunakan tabel berikut ini.
144
Tabel 3.13
Perhitungan Relibilitas Konstruk Variabel Program Anggota
λi λ2 i εi
X1.1 <--- X1 0,788 0,621 0,379
X1.2 <--- X1 0,994 0,988 0,012
X1.3 <--- X1 0,617 0,381 0,619
Jumlah 2,399 1,990 1,010
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
Nilai CR yang dihasilkan sebesar 0,851 lebih besar dari batas minimal
CR yang disarankan, yaitu 0,70 atau 0,851 > 0,70, dan nilai AVE yang diperoleh
sebesar 0,663 lebih besar dari nilai minimal yang disarankan yaitu 0,50, sehingga
menggunakan ukuran CR yang menunjukkan bahwa reliabilitas konstruk Program
Anggota sudah baik.
Tabel 3.14
Perhitungan Relibilitas Konstruk Variabel Partisipasi Anggota
λi λ2 i εi
X2.1 <--- X2 0,898 0,806 0,194
X2.2 <--- X2 0,907 0,823 0,177
X2.3 <--- X2 0,887 0,787 0,213
Jumlah 2,692 2,416 0,584
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
145
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai CR dan AVE sebagai berikut.
Nilai CR yang dihasilkan sebesar 0.925 lebih besar dari batas minimal
CR yang disarankan, yaitu 0,70 atau 0,925 > 0,70, dan nilai AVE yang diperoleh
sebesar 0,805 lebih besar dari nilai minimal yang disarankan yaitu 0,50, sehingga
menggunakan ukuran CR yang menunjukkan bahwa reliabilitas konstruk
Partisipasi Anggota sudah baik.
Tabel 3.15
Perhitungan Relibilitas Konstruk Variabel Keterkaitan Usaha
Anggota dengan Usaha Koperasi
λi λ2 i εi
X3.1 <--- X3 0,848 0,719 0,281
X3.1 <--- X3 0,921 0,848 0,152
Jumlah 1,769 1,567 0,433
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai CR dan AVE sebagai berikut.
146
Nilai CR yang dihasilkan sebesar 0.879 lebih besar dari batas minimal
CR yang disarankan, yaitu 0,70 atau 0,879 > 0,70, dan nilai AVE yang diperoleh
sebesar 0,784 lebih besar dari nilai minimal yang disarankan yaitu 0,50, sehingga
menggunakan ukuran CR yang menunjukkan bahwa reliabilitas konstruk
Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi sudah baik.
Tabel 3.16
Perhitungan Relibilitas Konstruk Variabel Inovasi Bisnis Anggota
λi λ2 i εi
Y1 <--- Y 0,774 0,599 0,401
Y2 <--- Y 0,802 0,643 0,357
Y3 <--- Y 0,628 0,394 0,606
Jumlah 2,204 1,637 1,363
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai CR dan AVE sebagai berikut.
147
Nilai CR yang dihasilkan sebesar 0.781 lebih besar dari batas minimal
CR yang disarankan, yaitu 0,70 atau 0,781 > 0,70, dan nilai AVE yang diperoleh
sebesar 0,546 lebih besar dari nilai minimal yang disarankan yaitu 0,50, sehingga
menggunakan ukuran CR yang menunjukkan bahwa reliabilitas konstruk Inovasi
Bisnis Anghota sudah baik.
Tabel 3.17
Perhitungan Relibilitas Konstruk Variabel Kinerja Anggota Koperasi
λi λ2 i εi
Z1 <--- Z 0,984 0,968 0,032
Z2 <--- Z 0,937 0,878 0,122
Z3 <--- Z 0,927 0,859 0,141
Z4 <--- Z 0,647 0,419 0,581
Jumlah 3,495 3,124 0,876
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai CR dan AVE sebagai berikut.
Nilai CR yang dihasilkan sebesar 0.933 lebih besar dari batas minimal
CR yang disarankan, yaitu 0,70 atau 0,933 > 0,70, dan nilai AVE yang diperoleh
sebesar 0,781 lebih besar dari nilai minimal yang disarankan yaitu 0,50, sehingga
148
menggunakan ukuran CR yang menunjukkan bahwa reliabilitas Kinerja Anggota
Koperasi sudah baik.
3.7.2.3 Uji FitModel
Tabel 3.18
Goodness of Fit Pengujian Model Penelitian
Indikator
Fit
Nilai yang
Direkomendasikan
Evaluasi
Model
Hasil
Penelitian
Keterangan
Absolute Fit
Probabilitas P > 0,05 Tidak
signifikan
0,054 Good Fit
Normed Chi
Square (x2/df)
< 2 Over Fitting
1,503
Over Fitting 2 < x2/df< 5 Good Fit
RMSEA < 0,08 Good Fit 0,049 Good Fit
GFI > 0,90 Good Fit 0,934 Good Fit
AGFI > 0,90 Good Fit 0,908 Good Fit
Comparative Fit
0,90 Good Fit 0,974 Good Fit
Index (TLI) 0,90 Good Fit 0,987 Good Fit
CFI 0,90 Good Fit 0.991 Good Fit
Parsimonious Fit
PNFI 0–1 Lebih Besar
Lebih Baik
0,659 Good Fit
PGFI 0–1 Lebih Besar
Lebih Baik
0,553 Good Fit
Sumber: data penelitian, diolah, 2018.
Berdasarkan uji kesesuaian model tabel 3.18 di atas dapat diuraikan
penjelasan sebagai berikut.
1) AbsoluteFit
(1) Untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matriks kovarian sampel
dengan matriks kovarian model dapat digunakan nilai probabilitas chi
square. Nilai chi square yang direkomendasikan adalah > 0,05 dengan
149
evaluasi yang tidak signifikan, sedangkan hasil penelitian 0,054; ternyata
hasilnya adalah good fit. Hal tersebut memiliki arti bahwa kecocokan
matriks kovarian sampel berbeda dengan matriks kovarianmodel.
(2) Dengan probability (P-value) sebesar 0,054, nilai normed chi square
(x2/df) model SEM sebesar 1,503. Dengan nilai chi-square tersebut,
model ini dinyatakan sudah cocok.
(3) Nilai Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) model SEM
sebesar 0,000. Nilai 0,049 lebih kecil dari 0,08 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model cocok dengandata.
(4) Nilai Goodness of Fit Index (GFI) model SEM sebesar 0,934. Ukuran
GFI selaras dengan ukuran koefisien determinasi R2 dalam analisis
regresi. Ukuran ini memberikan makna keragaman data yang dapat
dijelaskan secara simultan oleh model yang dibangun. Keragaman data
yang dijelaskan mencapai 93,4%, hal ini berarti berada pada tingkatan
yang baik karena berada di atas 90%. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa model ini tidakcocok.
(5) NilaiAdjustedGoodnessofFitIndex(AGFI)modelSEMsebesar0,908.
Nilai ini merupakan nilai penyesuaian GFI atas derajat bebas dari model.
Nilai GFI yang berada di atas 0,9 menunjukkan bahwa model tergolong
dalam kategori good fit.
2) Comparative Fit
(1) Nilai Normed Fit Index (NFI) model SEM sebesar 0,974. Nilai NFI
menyatakan ini derajat kecocokan model. Nilai NFI yang berada di atas
150
0,90 ini memiliki makna bahwa model memiliki tingkat kecocokan
mencapai97,4%.
(2) Nilai Comparative Fit Index (CFI) model SEM sebesar 0,991. Ukuran
CFI ini menyatakan ukuran validasi model. Nilai CFI yang berada di
atas 0,90 memiliki makna bahwa model cocok dengandata.
3) ParsimoniousFit
Parsimonious fit mengaitkan Goodness of Fit model dengan jumlah
parameter yang diestimasikan, yaitu parameter yang diperlukan untuk
mencapai kecocokan pada tingkat tersebut. Parsimonious dapat diartikan
untuk memperoleh derajat kecocokan (degree of fit) setinggi-tingginya
untuk setiap derajat kebebasan (degree of freedom) dalam hal ini.
(1) Nilai Parsimonious Normal Fit Index (PNFI) model SEM sebesar
0,659. Nilai PNFI ini digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
model yang memiliki derajat kebebasan (degree of freedom)
yangberbeda.
(2) NilaiParsimoniousGoodnessofFit(PGFI)modelSEMsebesar0,553.Nilai
PGFI ini semakin baik hasilnya apabila semakin mendekati nilai 1.
Hasil uji kesesuaian atau uji kecocokan model menunjukkan bahwa
semua uji memberikan hasil kesimpulan good fit. Oleh karena itu, model masih
dapat dikatakan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Widarjono (2010) yang
menyatakan bahwa dari beberapa uji kelayakan model, model dikatakan layak
apabila minimal ada satu dari metode kelayakan model yang terpenuhi. Tentu saja
model yang dalam uji kelayakannya dapat memenuhi lebih dari satu kriteria
151
model akan jauh lebih baik daripada model yang hanya tergolong memenuhi satu
uji kelayakan.
3.7.2.4 Teknik UjiHipotesis
Hipotesis penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana Program
anggota, Partisipasi Anggota, Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha
Koperasi, dan Inovasi Bisnis Usaha Anggota Koperasi terhadap Kinerja Anggota
Koperasi Peternak JawaBarat.
Uji Hipotesis 1: terdapat pengaruh program anggota, partisipasi anggota, dan
keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi terhadap
kinerja anggota koperasi melalui inovasi bisnis anggota
Gambar 3.1
Pengaruh Program anggota, Partisipasi Anggota, dan Keterkaitan Usaha
Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap Kinerja Anggota Koperasi
melalui Inovasi Bisnis Anggota
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
0.401 0.357 0.606
Y1 Y2 Y3
0.802
0.379 X1.1 0.281
0.012 X1.2
0.788
0.994
0.617
P (X1) (X1)
KP 0.533 IB(Y)
R2 =0.719
0.619 X1.3 0.154 Z1 0.032 0.062
0.194 X2.1 0.398 0.853
0.984
0.937 Z2 0.122
0.898
0.177 X2.2 0.907 PA (X2) 0.091
KAK(Z) R2=0.938 0.927
0.647
Z3 0.141
0.887 0.213 X2.3
Z4 0.581
0.281 X3.1 0.848 KU
(X3) 0.152 X3.2 0.921
0.628 0.774
0.526 0.105
152
0.401 0.357 0.606
0.788
0.994
0.617
P
(X1) (X1) KP
Y1 Y2 Y3
0.533 0.802
0.898
0.907 PA
(X2) 0.398
IIBBA(Y(Y)) RR22==00,.771199
0.887
0.526 0.281
0.848
0.921
KU (X3)
0.628 0.774
Uji Hipotesis 2: terdapat pengaruh program anggota, partisipasi anggota, dan
keterkaitan usaha anggota dengan usaha koperasi terhadap
inovasi bisnis anggota.
Gambar 3.2
Pengaruh Program anggota, Partisipasi Anggota, dan Keterkaitan Usaha
Anggota dengan Usaha Koperasi terhadap Inovasi Bisnis Anggota
0.379
X1.1
0.012
X1.2
0
.619
X
1.3
0.194
X2.1
0.177
X2.2
0
.213
X
2.3
0.281
X3.1
0
.152
X3.2
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
153
Uji Hipotesis 3: terdapat pengaruh program anggota terhadap inovasi bisnis
anggota
Gambar 3.3
Pengaruh Program Anggota terhadap Inovasi Bisnis Anggota
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
Uji Hipotesis 4: terdapat pengaruh partisipasi anggota terhadap inovasi bisnis
anggota
Gambar3.4
Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Inovasi Bisnis Anggota
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
0.401 0.357 0.606
Y1 Y3
0.802
0.379 X1.1 0.716
0.012 X1.2
0.788
0.994
0.617
KPP
(X1) (X1) 0.533
IIBBA(Y()Y) R =0,284 R=0.284 2 2
0.619 X1.3
Y2
0.628 0.774
0.401 0.357 0.606
Y1 Y3
0.802
0.194 X2.1
0.898 0.842
0.177 0.907 PA
(X2) 0.398 R2IB=0
(,Y1)58
IBA(Y)
R2=0.158
0.887 0.213 X2.3
X2.2
Y2
0.628 0.774
154
0.272
0.379 X1.1 0.984
0.012 X1.2
0.788
0.994
0.617
KPP
((XX11))
0.937
0.853 KAK(Z) R2 =0.728
0.619 X1.3
0.927
0.647
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
Uji Hipotesis 5: terdapat pengaruh keterkaitan usaha anggota dengan usaha
koperasi terhadap inovasi bisnis anggota
Gambar 3.5
Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi
terhadap Inovasi Bisnis Anggota
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
Uji Hipotesis 6: terdapat pengaruh program anggota terhadap kinerja anggota
koperasi
Gambar 3.6
Pengaruh Program Anggota terhadap Kinerja Anggota Koperasi
Z1
0.032
Z2
0
.122
Z3
0
.141
Z4
0
.581
0.401 0.357 0.606
Y1 Y3
0.802
0.281 X3.1 0.723 0.848 KU
(X3) 0.526 IBIAB((YY))
R R= 2 2 =00,2.27777
0.152 X3.2 0.921
Y2
0.628 0.774
155
0.989 Z1 0.032
0.984
0.281 X3.1 0.848 KU
(X3)
0.937
0.105 KAK(Z) R2=0.011
0.152 X3.2 0.921 0.927
0.647
Uji Hipotesis 7: terdapat pengaruh partisipasi anggota terhadap kinerja anggota
koperasi
Gambar 3.7
Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Kinerja Anggota Koperasi
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
Uji Hipotesis 8: terdapat pengaruh keterkaitan usaha anggota dengan usaha
koperasi terhadap kinerja anggota koperasi
Gambar 3.8
Pengaruh Keterkaitan Usaha Anggota dengan Usaha Koperasi
terhadap Kinerja AnggotaKoperasi
Z
2 0
.122
Z3
0.141
Z4
0
.581
Sumber: data penelitian diolah, 2018
0.992 Z1 0.032
0.194 X2.1 0.984
0.177 X2.2
0.898
0.907
Z2 0.122
PA
(X2)
0.937
0.091 KAK(Z) R2=0.008
0.887 0.213 X2.3
0.927
0.647
Z3 0.141
Z4 0.581
156
0.401 0.357 0.606
Y1 Y2 Y3
0.802 0.976
0.984
0.937
IBIBA(Y()Y) 0.154 KAK(Z) R2=0.024 0.927
0.647
0.628 0.774
Uji Hipotesis 9: terdapat pengaruh inovasi bisnis anggota terhadap kinerja
anggota koperasi
Gambar 3.9
Pengaruh Inovasi Bisnis Anggota terhadap Kinerja Anggota
Koperasi
Z1
0.032
Z2
0
.122
Z3
0
.141
Z4
0
.581
Sumber: data penelitian, diolah, 2018
top related