bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
Post on 07-Apr-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Bringin 01 Kecamatan Bringin,
Kabupaten Semarang yang beralamat I Jalan Diponegoro nomor 116
Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. SD N Bringin 01 berdiri tahun 1943
dengan luas taah 953 m2 dan sekarang berstatus Sekolah Dasar Inti Gugus
Gajah Mada UPTD Pendidikan Kecamatan Bringin. SD N Bringin 01
merupakan salah satunya SD dengan kelas paralel di Kecamatan Brigin. Siswa-
Siswa SD N Bringin 01 sebagian besar berasal dari daerah setempat. Staf
pengajar SD N Bringin 01 sebagian besar sudah berpendidikan S1. Usia
pengajar sebagian telah berusia 50 tahun.
Visi SD N Bringin 01 adalah “Prestasi gemilang menuju terciptanya
peserta didik yang cerdas, terampil, santun, mandiri, kreatif dan beriman”. Misi
SD N Bringin 01 adalah
1. Melaksanakan pembelajaran yang efisien dan efektif serta bimbingan
belajar dengan berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa untuk
mengoptimalkan potensi siswa menuju pencapaian prestasi yang optimal.
2. Memiliki kesadaran dan kesungguhan membimbing siswa dan membentuk
kepribadian
3. Slalu memberi motivasi untuk mengembangkan bakat, minat
4. Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berlomba dalam meraih
prestasi
5. Menjalin keharmonosan antara sekolah dengan masyarakat dan
meningkatkan peran serta masyarakat
6. Mengembangkan budaya masyarakat baik yang bersifat agamis maupun
kultural demi kelestariannya.
45
7. Mengupayakan penguasaan teknologi informatika bagi siswa yang
berkompeten.
Subjek penelitian yang diambil adalah kelas Va dengan jumlah siswa
25 banyak siswa putra 12 dan siswa putri 13. Kelas Va di asuh oleh Ibu Sri
Lestari pendidikan SMA lulus PLPG usia 55 tahun. Kelas Va merupakan kelas
yang penulis pilih sebagai subjek penelitian untuk dilakukan eksperimen.
Penenlitian ini terdiri dari satu variabel independen atau variabel perlakuan dan
satu variabel dependen. Yang menjadi variabel independen adalah pemanfaatan
metode inquiry dengan KIT IPA dan variabel dependennya adalah hasil belajar
kogitif,afektif dan psikomotor.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas Va SD Negeri Bringin
semester II tahun pelajaran 2010/2011. Dalam pembelajaran ini waktu yang
digunakan adalah 4 kali pertemuan (8 jam pelajaran).
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di kelas Va SD N Bringin 01
No. Hari/Tanggal Waktu Uraian Kegiatan
1. Rabu, 21 Maret 2012
2 jam pelajaran
a. Memberikan informasi tentang penelitian kepada siswa.
b. Memberikan pre-tes kepada kelas eksperimen (kelas Va).
2. Senin, 26 Maret 2012
3 jam pelajaran
a. Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas Va tentang cahaya dan sifat-sifatnya.
3. Selasa, 27 Maret 2012
3 jam pelajaran
b. Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas Va tentang cahaya dapat diuraikan.
c. Ditutup dengan post test.
4. Selasa, 28 Maret 2012
1 jam pelajran
a. Mengulas pembelajaran yang telah diberikan pada pertemuan minggu sebelumnya .
b. Memberikan tes angket pada siswa
46
Uraian kegiatan pelaksanaan penelitian tersebut dapat di ceritakan
secara lebih rinci. Pelaksanaan penelitian dimulai pada hari Rabu, 21 Maret
2012 dengan perkenalan dan mengemukakan maksud dari penelitian yang akan
dilakukan, tentang hal-hal yang akan dijadikan sebagai variabel penelitian.
Setelah itu siswa diberikan pretest sebagai awal dari penelitian.
Hari Senin, 26 Maret 2012 dilakukan pembelajaran dalam waktu 3 jam
pelajaran dengan materi sifat-saifat cahaya dengan RPP dan alat peraga berupa
KIT IPA yang telah dipersiapkan peneliti dan proses pembelajaran dilakukan
oleh guru kelas sementara peneliti membantu menyiapkan yang akan dilakukan
dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas secara utuk dilakukan oleh guru
kelas sementara peneliti membantu menyiapkan alat, melakukan penilian unjuk
kerja pada siswa masing-masing.
Hari Selasa, 27 Maret 2012 dilakukan pembelajaran pada pertemuan
kedua dengan waktu 3 jam pelajaran dengan meteri cahaya dapat diuraikan.
Pembelajaran dilakukan sama seperti pada pertemuan sebelumnya namun untuk
pertemuan kedua sebagian dilakukan di luar kelas karena proses pengumpulan
data yang berisi percobaan harus menggunakan cahaya matahari. Pembelajaran
pada pertemuan kedua diakhiri dengan pemberian postest pada siswa kelas Va.
Hari Rabu, 28 Maret 2012 waktu yang digunakan 2 jam pelajaran peneliti
masuk ke kelas Va mengulas tentang apa yang siswa dapat dari pembelajaran
yang mereka lakukan dengan metode inquiry dan pemanfaatan media KIT IPA.
Peneliti memberikan tambahan dan saran pada siswa kekurangan yang masih
ada dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan yaitu tentang pengetahuan
tentang materi cahaya, kedisiplinan kelas, dan tanya jawab seputar materi
cahaya yang telah diberikan. Pertemuan ini ditutup dengan memberikan tes
angket pada siswa.
47
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1 Analisis Data untuk Aspek Kognitif
Analisis yang digunakan untuk menentukan apakah data kognitif yang
telah dilakukan suatu penelitian menggunakan Uji Normalitas dan Uji t.
4.3.1.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya penyeberan
data pada data nilai pretest dan posttest dari hasil perlakuan pada subjek
penelitian.
Uji normalitas data diambil dari nilai pretest dan posttest dari
pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT
IPA di kelas Va sebagai subjek penelitian. Berikut hasil analisis uji normalitas
menggunakan SPSS for windows version 16.0.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretest dan Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre_test post_test
N 25 25
Normal Parametersa Mean 78.4640 62.1440Std. Deviation 1.22727E1 11.94006
Most Extreme Differences Absolute .111 .158Positive .111 .082Negative -.086 -.158
Kolmogorov-Smirnov Z .554 .792Asymp. Sig. (2-tailed) .919 .556a. Test distribution is Normal.
Tabel di atas menunjukkan hasil uji normalitas pretest dan postest dari
subjek peneltian. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai pretest dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirov Test Dari
tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf
48
signifikasi 0,919. Jika nilai Asimp. Sig 2-tailed > nilai taraf
signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig 2-tailed
adalah 0,919 > 0,05 maka diambil kesimpulan nilai pretest pada subjek
penelitian berdistribusi normal. Berikut gambaran visual kenormalan
penyebaran data karakteristik pretest kelompok eksperimen merupakan
hasil dari uji normalitas pretest dan postest,. Data dari tabel diatas
menunjukkan bahwa data pretest merupakan data yang normal.
2. Nilai postes subjek penelitian dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp.
Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikasi 0,556. Jika nilai Asimp. Sig 2-
tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari
Asymp. Sig 2-tailed adalah 0,556 > 0,05 maka diambil kesimpulan
nilai postest subjek penelitian berdistribusi normal. Berikut gambaran
Gambar 4.1 Grafik batang Pretest
49
visual kenormalan penyebaran data karakteristik pretest kelompok
kontrol:
4.3.1.2 Uji t Hipotesis
Uji t adalah perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai pretest atau
nilai sebelum dilakukan tidakan dan postest atau nilai setelah dilakukan
tindakan. Uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk analisis signifikasi data
pretest dan postest dari aspek kognitif. Berikut adalah hasil analisis data
menggunakan SPSS for windows version 16.0:
Gambar 4.2 Grafik batang Postes
50
Tabel 4.3 Output Uji t Hipotesis antara Hasil Pretest dan Postest
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum perlakuan 62.1440 25 11.94006 2.38801
Setelah perlakuan 78.9240 25 11.97453 2.39491
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum perlakuan &
Setelah perlakuan25 .630 .001
Paired Samples Test
Paired Differences
t dfSig. (2-tailed)Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Sebelum perlakuan -Setelah perlakuan -1.67800E1 10.29183 2.05837 -21.02826 -
12.53174 -8.152 24 .000
Berdasarkan tabel Paired Samples Statistics nilai rata-rata 62,14
jumlah data 25 deviasi standar 11,94 dan standar error mean 2,38. Sementara
itu untuk data setelah penelitian nilai rata-rata 78,92 jumlah data 25 deviasi
standard 11,947dan standar error mean 2,39. Sehingga dapat dilihat bahwa
ada peningkatan hasil dari sebelum perlakuan ke sesudah perlakuan.
Berdasarkan tabel Paired Sample Corelation didapatkan nilai korelasi
sebesar 0,63 dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti ada hubungan antara
data sebelum dan sesudah perlakuan karena syarat ada hubungan adalah jika
nilai korelasi mendekati 1 atau > 0,5.
51
Berdasarkan tabel Paired Sample Test didapatkan analisis sebagai
berikut:
a. t hitung adalah -8,152 dan signifikansi 0,000
b. t tabel didapatkan dari 0,05:2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-1 = 25-1 = 24. Hasil t tabel sebesar 2,064.
c. Kriteria pengujian
Jika t hitung ≤ t tabel maka ada perbedaan sebelum dan sesudah
perlakuan.
Jika –t hitung < -t tabel > -t tabel berarti tidak ada perbedaan
sebelum dan sesudah perlakuan.
Berdasarkan hasil signifikansi < 0,05 ada perbedaaan dan > 0,05
tidak ada perbedaan.
d. Kesimpulan yang diperoleh
Karena nilai t hitung < t tabel (-8,152 < 2,064) dan signifikansi <
0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulannya ada perbedaan hasil tes antara
sebelum dan sesudah perlakuan.
Sehingga dari hasil table output Paired Samples Statistics, Paired
Sample Corelation dan Paired Sample Test menyatakan bahwa hasil tes
sebelum dan sesudah perlakuan terdapat perbedaan dan perbedaan tersebut
antara hasil tes sebelum perlakuan lebih rendah dari pada hasil tes sesudah
perlakuan sehingga dikatakan hasil tes meningkat setelah dilakukan penilitian
dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan media
KIT IPA. Setelah itu diperkuat dengan melihat signifikansi 2-tailed yang
terdapat pada table Paired Sample Test yang menunjukkan 0,000 yang
menyatakan bahwa perbedaan hasil pretest dan postest signifikan. Semua hasil
dan uraian diatas menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima bahwa
metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil
belajar kognitif siswa kelas V SD N Bringin 01.
52
4.3.2 Analisis Deskriptif untuk Data Afektif dan Psikomotor
4.3.2.1 Analisi Deskriptif untuk Data Afektif
Hasil dari penilaian angket yang dilakukan setelah perlakuan dapat
didiskripsikan bahwa nilai tertinggi adalah 20 didapat oleh 3 siswa, nilai
terendah adalah 14 didapat oleh 1 siswa. Rata-rata kelas penilaian angket
mencapai. 17,36. Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai afektif ≥ 13 dengan
kategori baik .
Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif
siswa dikatakan baik karena tidak ada yang berada dibawah batas minimum
penilaian afektif yang ditentukan yaitu ≥ 13. Melihat hasil rata-rata kelas yang
mencapai 17,36 hasil belajar afektif siswa, dikategotikan siswa termasuk
merespon pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry dan pemanfaatan
KIT IPA. Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai digunakan lima kategori
mengikuti acuan penilaian pada SD N Bringin 01 Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang , yaitu : baik sekali, baik, cukup, hampir cukup, kurang.
Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus seperti dibawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket
Interval
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
17 - 20 Baik Sekali 16 80 13 - 16 Baik 9 45 9 – 12 Cukup 0 0
5 – 8Hampir Cukup 0 0
0 – 4 Kurang 0 0Jumlah 25 100 Nilai Minimum 14 Nilai Maksimum 20 Rata-rata 17,36
0
10
20
30
40
50
60
70
1
Dari Tabel 5.0 di atas dapat diketahui tidak ada siswa yang mendapat
nilai 0 sampai 4 dan nilai 5 sampai 8 juga tidak ada sehingga persentase 0%.
Siswa yang mendapat nilai dari rentang 9
sehingga persentase 0 %. Siswa yang mendapat nilai rentang 13 sampai dengan
16 sebanyak 9 anak dengan persentase 45 %. Dan siswa yang mendapat nilai 17
sampai dengan 20 sebanyak 16 siswa dengan persentase 80 %. Di bawah ini
disajikan gambaran visual diagram batang tes angket pada subjek penelitian
kelas Va. Data deskriptif dari hasil angket dapat digambarkan dengan diagram
batang sebagai berikut :
Keterangan :
Angka pada garis vertical ke atas 0
yaitu frekuensi dan persentase.
17 - 20 13 - 16 9 - 12 5 - 8 0 - 4
el 5.0 di atas dapat diketahui tidak ada siswa yang mendapat
4 dan nilai 5 sampai 8 juga tidak ada sehingga persentase 0%.
endapat nilai dari rentang 9 sampai dengan 12 juga tidak ada
ntase 0 %. Siswa yang mendapat nilai rentang 13 sampai dengan
anak dengan persentase 45 %. Dan siswa yang mendapat nilai 17
20 sebanyak 16 siswa dengan persentase 80 %. Di bawah ini
baran visual diagram batang tes angket pada subjek penelitian
deskriptif dari hasil angket dapat digambarkan dengan diagram
berikut :
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Tes Angket
:
garis vertical ke atas 0-70 digunakan menunjukkan dua indikator
si dan persentase.
53
Frekuensi
Persentase (%)
swa yang mendapat
ngga persentase 0%.
n 12 juga tidak ada
g 13 sampai dengan
ng mendapat nilai 17
80 %. Di bawah ini
da subjek penelitian
kan dengan diagram
ukkan dua indikator
Nilai
54
4.3.2.2 Analisi Deskriptif untuk Data Psikomotor
Hasil dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan peneliti saat perlakuan
dapat didiskripsikan bahwa nilai tertinggi adalah 55 didapat oleh 1 siswa, nilai
terendah adalah 40 didapat oleh 1 siswa. Rata-rata kelas penilaian angket
mencapai. 46,5. Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai diatas 33.
Berdasarkan diskripsi hasil penilian unjuk kerja diatas, maka dapat
diketahui bahwa siswa termasuk aktif karena sebagian besar mencapai batas
minimum nilai unjuk kerja yang ditentukan yaitu > 43. Hasil dari rata-rata
kelas penilian unjuk kerja yang mencapai 46,5,sehingga disimpulkan hasil
belajar psikomotor siswa di kelas Va SD N Bringin 01 bisa dikatakan baik
atau siswa dikatakan aktif.
Tinggi rendahnya nilai digunakan lima kategori mengikuti acuan
penilaian pada SD N Bringin 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semrang,
yaitu : baik sekali, baik, cukup, hampir cukup, kurang. Untuk menentukan
interval kelas digunakan rumus seperti dibawah ini :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penilian Unjuk Kerja
Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase
(%) 52 – 60 Baik Sekali 4 16 43 – 51 Baik 19 76 34 – 42 Cukup 2 8
25 – 33 Hampir Cukup 0 0
15 – 24 Kurang 0 0 Jumlah 25 100 Nilai Minimum 40 Nilai Maksimum 55 Rata-rata 46,5
Dari tabel di atas dapat diketahui ada tidak ada siswa yang mendapat nilai
rentang 15 sampai 24 sehingga persentase 0
rentang nilai 25 sampai 33 sehingga persentase 0 %, ada 2 siswa yang
mendapat nilai rentang 34 sampai 42 dengan persentase 8 %, 19 siswa yang
mendapat nilai rentang 43 sampai dengan 51 dengan persentase 76 %, dan 4
siswa yang mendapat nilai rentang 52 sampai dengan 60 dengan persentase 16
%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai yang siswa dapat semua melebihi
dari batas minimum yang ditetuntukan sehingga disimpulkan siswa termasuk
aktif. Di bawah ini disajikan gambaran visual
pada subjek penelitian.
Diagram Batang Hasil Penilaian Unjuk Kerja
Keterangan :
Angka pada garis vertical ke atas 0
yaitu frekuensi dan persentase.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
52 - 60
l di atas dapat diketahui ada tidak ada siswa yang mendapat nilai
mpai 24 sehingga persentase 0 %, tidak ada siswa mendapat
25 sampai 33 sehingga persentase 0 %, ada 2 siswa yang
rentang 34 sampai 42 dengan persentase 8 %, 19 siswa yang
rentang 43 sampai dengan 51 dengan persentase 76 %, dan 4
ndapat nilai rentang 52 sampai dengan 60 dengan persentase 16
but menunjukkan bahwa nilai yang siswa dapat semua melebihi
imum yang ditetuntukan sehingga disimpulkan siswa termasuk
h ini disajikan gambaran visual diagram batang tes unjuk kerja
nelitian.
Gambar 4.4 agram Batang Hasil Penilaian Unjuk Kerja
:
garis vertical ke atas 0-80 digunakan menunjukaan dua indikator
si dan persentase.
43 - 51 34 - 42 25 - 33 15 - 24 Nilai
55
yang mendapat nilai
ada siswa mendapat
ada 2 siswa yang
8 %, 19 siswa yang
entase 76 %, dan 4
engan persentase 16
apat semua melebihi
kan siswa termasuk
atang tes unjuk kerja
a
ukaan dua indikator
Frekuensi
Persentase (%)
ilai
56
Hasil diatas merupakan penilaian unjuk kerja unutk siswa. Selain itu
dapat juga disajikan hasil penilaian tiap indikator tes unjuk kerja. Hasil
penilaian unjuk kerja yang ada pada tiap indikator juga menunjukkan nilai
yang tinggi dalam setiap indikator penilaian. Berikut tabel nilai unjuk kerja
tiap indikator :
Tabel 4.6 Nilai Unjuk Kerja pada Tiap Indikator
NO INDIKATOR NILAI
Rata-rata 1 2 3 4
1
Melakukan tahap persiapan dalam percobaan tentang materi CAHAYA
0.2 1.8 7.9 8.3 3.15
2 Melakukan percobaan tentang CAHAYA 0.6 6 8.4 10.2 3.12
3 Menarik kesimpulan. 0.3 3 5.5 9.3 3.03
4 Kerjasama 0.3 1.7 7.3 12.3 3.25
RATA-RATA 0.4 3.1 7.3 10 3.1
Hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam setiap indikator penilaian
unjuk kerja mencapai rata-rata yang tinggi dengan rata-rata > 3. Skor 1 dalam
semua indikator hanya memperoleh rata-rata 0,4. Skor 2 dalam semua indikator
mendapatkan rata-rata 3,1. Skor 3 dalam semua indikator mendapatkan rata-
rata 7,3. Skor 4 dalam semua indikator mendapatkan nilai rata-rata 10.00.
sehingga sebagian siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran karena nilai
yang didapat sebagian besar siswa adalah > 3 dari nilai maksimal 4.
57
4.4 Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari
hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah :
1. Metode Inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif tehadap hasil belajar
kognitif siswa kelas V SD.
Efektivitasnya diukur dengan:
c. Hasil µ1 > µ2
d. Ho : µ2 = µ1 ( rata-rata hasil posttest sama dengan rata-
rata hasil pretest ).
Ha : µ2 ≠ µ1 ( rata-rata hasil posttest tidak sama dengan
rata-rata hasil pretest ).
Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa hasi pretes dengan
signifikansi 0,919 > 0,05 sehingga dinyatakan bahwa nilai pretes pada
subjek penelitin berdistribusi normal. Sementara hasil postes dalam uji
normalitas signifikansi mencapai 0,556 > 0,05 sehingga dinyatakan pula
bahwa nilai dari hasil postes pada subjek penelitian berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas tersebut yang menunjukkan data berdistribusi
norma, sehingga layak untukdilakukan uji hipotesis dengan uji-t.
Berdasarkan uji t dengan paired sampel t test dapat dilihat dari
tiga output tabel yang teleh muncul. Tabel Paired Samples Statistics
data yang dapat dilihat atara lain ; nilai tes rata-rata sebelum diberi
perlakuan adalah 62,14 dari jumlah data 25, deviasi standard 11,94 dan
standard error mean 2,38. Sementara itu untuk nilai rata-rata tes setelah
diberi perlakuan adalah 78,92 dari jumlah data 25 deviasi standard
11,947dan standard error mean 2,39. Sehingga dapat dilihat bahwa ada
peningkatan hasil dari sebelum perlakuan ke sesudah perlakuan.
58
Berdasarkan Paired Sample Corelation didapatkan nilai korelasi
sebesar 0,63 dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti ada hubungan
antara data sebelum dan sesudah penelitian.
Berdasarkan Output Paired Sample Test didapatkan analisis
sebagai berikut:
a. t hitung adalah -8,152 dan signifikansi 0,000
b. t tabel didapatkan dari 0,05:2 = 0,025(uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-1 = 25-1 = 24. Hasil t tabel sebesar 2,064
c. Kriteria pengujian
Jika t hitung ≤ t tabel maka ada perbedaan sebelum dan sesudah
perlakuan
Jika –t hitung < -t tabel > -t tabel berarti tidak ada perbedaan
sebelum dan sesudah penelitian.
Berdasarkan hasil signifikansi < 0,05 ada perbedaaan dan > 0,05
tidak ada perbedaan.
d. Kesimpulan yang diperoleh
Karena nilai t hitung < t tabel (-8,152 < 2,064) dan signifikansi
< 0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulannya ada perbedaan hasil tes
antara sebelum dan sesudah penelitian.
Sehingga dari hasil output Paired Samples Statistics, Paired
Sample Corelation, Output Paired Sample Test. Hasil tes sebelum dan
sesudah penelitian terdapat perbedaan dan perbedaan tersebut hasil tes
sebelum penelitian lebih rendah dari pada hasil tes sesudah penelitian
sehingga dikatakan meningkat. Setelah itu diperkuat dengan Setelah itu
diperkuat dengan melihat signifikansi 2-tailed yang terdapat pada table
Paired Sample Test yang menunjukkan 0,000 yang menyatakan bahwa
perbedaan hasil pretes dan postest signifikan. Semua hasil tersebut
menyatakan bahwa metode pembelajaran inquiri dan pemanfaatan KIT
59
IPA efektif terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas V SD N Bringin
01.
2. Hipotesis yang kedua adalah Metode Inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
efektif terhadap hasil belajar afektif siswa kelas V SD dengan hasil
angket ≥ 13 (kategori baik). Berdasarkan analisis deskriprif yang
dilakukan terhadap hasil belajar afektif siswa hasil penilaian angket dari
siswa, tidaka ada siswa yang mendapatan nilia rentang 0-4, 5-8, dan 9-
12, ada 9 siswa mendapatkan nilai rentang 13-16 dan 16 siswsa
mendapatlan nilia rentanng 17-20. Rata-rata kelas mencapai 17,36.
Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan yaitu 13,
nilai tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis
diterima metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
efektif terhadap hasil belajar afektif siswa kelas Va SD N Bringin 01
atau siswa diyatakan merespon terhadap pembelajaran tersebut.
3. Hipotesis yang ke tiga yaitu Metode Inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas V SD dengan hasil
penilaian unjuk kerja ≥ 43 (kategori baik). Berdasarkan analisis
deskriprif yang dilakukan terhadap hasil belajar psikomotor siswa hasil
penilaian unjuk kerja siswa antara lain; tidak ada siswa yang mendapat
nilai rentang 15-24 dan 25-33, sementara ada 2 siswa yang mendapat
nilai rentang 34-42, 19 siswa yang mendapat nilai rentang 43-51 dan 4
siswa yang mendapat nilai rentang 52-60. Rata-rata kelas yang diperoleh
mencapai 46,5. Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang
ditetapkan yaitu 33, nilai tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan
bahwa hipotesis diterima bahwa metode pembelajaran inquiry dan
pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa
kelas Va SD N Bringin 01 atau siswa dinyatakan aktif terhadap
pembelajaran tersebut.
60
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1 Pembahasan Hasil Penelitian pada Aspek Kognitif
Hasil pengolahan data untuk hasil penilian kognitif dimulai dengan
melakukan uji normalitas. Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa hasil
pretest dengan signifikansi 0,919 > 0,05 sehingga dinyatakan bahwa nilai
pretest pada subjek penelitin berdistribusi normal. Sementara hasil postest
dalam uji normalitas signifikansi mencapai 0,556 > 0,05 sehingga dinyatakan
pula bahwa nilai dari hasil postest pada subjek penelitian berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas tersebut yang menunjukkan data berdistribusi normal,
sehingga masuk dalam statistik paramatrik untuk selanjutnya dilakukan uji
hipotesis dengan uji t.
Hasil dari perhitungan uji t ( paired sample t test). Berdasarkan tabel
Paired Samples Statistics nilai rata-rata sebelum perlakuan 62,14 dari jumlah
data 25 deviasi standard 11,94 dan standard error mean 2,38. Sementara itu
untuk nilai rata-rata setelah perlakuan 78,92 dari jumlah data 25 deviasi
standard 11,947 dan standard error mean 2,39. Sehingga dapat dilihat bahwa
ada peningkatan hasil dari sebelum perlakuan ke sesudah perlakuan.
Berdasarkan Paired Sample Corelation didapatkan nilai korelasi
sebesar 0,63 dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti ada hubungan antara
data sebelum dan sesudah penelitian.
Berdasarkan Output Paired Sample Test didapatkan analisis sebagai
berikut:
a. T hitung adalah -8,152 dan signifikansi 0,000
b. T tabel didapatkan dari 0,05:2 = 0,025(uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-1 = 25-1 = 24. Hasil t tabel sebesar 2,064
c. Kriteria pengujian
Jika t hitung ≤ t tabel maka ada perbedaan sebelum dan sesudah
perlakuan.
61
Jika –t hitung < -t tabel > t tabel berarti tidak ada perbedaan
sebelum dan sesudah perlakuan..
Berdasarkan hasil signifikansi < 0,05 ada perbedaaan dan > 0,05
tidak ada perbedaan.
d. Kesimpulan yang diperoleh
Karena nilai t hitung < t tabel (-8,152 < 2,064) dan signifikansi <
0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulannya ada perbedaan hasil tes antara
sebelum dan sesudah perlakuan.
Sehingga dari hasil output Paired Samples Statistics, Paired Sample
Corelation, Output Paired Sample Test. Hasil tes sebelum dan sesudah
perlakuan terdapat perbedaan dan perbedaan tersebut hasil tes sebelum
perlakuan lebih rendah dari pada hasil tes sesudah perlakuan sehingga
dikatakan meningkat. Setelah itu diperkuat dengan Setelah itu diperkuat
dengan melihat signifikansi 2-tailed yang terdapat pada table Paired Sample
Test yang menunjukkan 0,000 yang menyatakan bahwa perbedaan hasil pretes
dan postest signifikan. Semua hasil tersebut menyatakan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima bahwa metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT
IPA efektif terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas V SD N Bringin 01.
Secara analisis data metode inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
dinyatakan efektif. Beberapa factor yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran dengan metode inquiry dan pemanfaatan KIT IPA sehingga
menaikkan hasil belajar kognitif diantaranya adalah :
1. Siswa menggali sendiri informasi yang harus mereka dapatkan untuk
memperoleh hasil percobaan yang sesuai, dengan membaca buku
sumber dan juga mencatat hal yang diterangkan oleh guru. Sehingga
informasi yang siswa dapatkan lebih mudah mereka ingat, pahami
dan terapkan karena mereka sendiri yang melakukan.
62
2. Pengetahuan yang didapatkan berdasarkan apa yang mereka sendiri
peroleh dari pertanyaan yang mereka utarakan dalam hipotesis.
Sehingga pengetahuan yang mereka miliki lebih dipahami dan lebih
melekat karena mereka yang mengalami sendiri, atau mereka yang
menyelesaikan sendiri.
3. Inquiry melatih siswa berfikir kritsis dan sistematis sehingga
pengetahuan yang mereka dapatkan dari pembelajaran dengan
metode ini lebih sistematis pula. Siswa mampu menganalisis sesuatu
dengan baik contohnya yaitu saat mendapatkan pertanyaan atau pun
soal.
4. KIT IPA adalah media yang nyata jika digabungkan dengan metode
inquiry bisa menumbuhkan proses berfikir secara rasional atau yang
sesuai. Sehingga dalam menghadapi sesuatu siswa dapat
mempertimbangkan hal yang rasional.
5. Siswa belajar berfikir analitis, sehingga dalam menghadapi sesuatu
siswa terbiasa mempertimbangkan hal-hal yang pernah mereka
ketahui atau yang mereka punyauntuk mengambil suatu jawaban.
4.5.2 Pembahasan Hasil Penelitian pada Aspek Afektif
Berdasarkan analisis deskriprif yang dilakukan terhadap hasil belajar
afektif siswa hasil penilaian angket dari siswa mencapai rata-rata 17,36.
Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan yaitu ≥ 13, nilai
tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil belajar afektif siswa
kelas Va SD N Bringin 01 atau siswa diyatakan merespon terhadap
pembelajaran tersebut.
Hal tersebut merupakan hasil dari analisiss deskriptif yang dilakukan
dengan memberikan tes angket pada siswa dan siswa dinyatakan merespon dari
pemblajaran tersebut. Pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan
63
pemanfaatan KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar afektif karena
disebabkan beberapa faktir yang dapat dilihat baik secara teori ataupun secara
langsung yang dilihat peneliti saat proses penelitian dilkukan. Faktor-faktor
tersebut anatara lain :
1. Secara teori metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
dapat meningkatkan minat siswa karena pembelajaran tersebut sesuai
dengan hakikat anak SD yang masih dalam tahap operasional konkrit
sehingga segala sesuatu harus nyata dan benar-benar dilakukan
langsung.
2. Hasil penelitian yang diamati langsung oleh peneliti, siswa dalam
proses pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan
pemanfaatan KIT IPA siswa cukup antusias. Peneliti melihat
beberapa hal yang lebih dari pada saat pembelajaran secara
konvensional seperti yang penulis lihat dalam proses pembelajaran
biasa adalah siswa terlihat menikmati pembelajaran dengan wajah
yang ceria tanpa ada wajah tertekan.
3. Setelah mereka melakukan pembelajaran dengan menemukan
masalah atau membuat pertanyaan dan menjawabnya sendiri dengan
proses yang mereka lakuakan, terbukti setelah penelitian saat
pelajaran IPA sebagian besar siswa sudah siap dalam mengikuti
pelajaran IPA dengan belajar sendiri dirumah materi yang belum guru
berikan.
4. Pada tahap mengumpulkan data siswa harus memiliki motivasi yang
kuat untuk bisa melakukan sesuatu supaya dapat menemukan
penyelesaian masalah. Sehingga dalam siswa tumbuh rasa optimisme
dalam diri siswa.
5. Inquiry mengajarkan melakukan sesuatu dengan rasa percaya diri atau
optimisme tentang apa yang dikerjakan dalam proses dan hasil yang
64
diperoleh, sehingga menumbuhkan rasa optimis siswa terhadapa
sesuatu yang mereka lakukan.
6. Pembelajaran dengan metode inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
terdapat tahap menganalisis data. Tahap ini ternyata dapat
meningkatkan antusias siswa apa lagi supaya dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan lewat LKS mereka melakukannya dengan
percobaan yang sungguh-sungguh.
7. Metode inquiry melatih siswa melakukan sesuatu secara sistematis
dalam melakukan setiap tahapnya, sehingga dapat menumbuhkan
sikap disiplin yang baik pada siswa.
4.5.3 Pembahasan Hasil Penelitian pada Aspek Psikomotor
Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan terhadap hasil belajar
psikomotor siswa hasil penilaian unjuk kerja siswa mencapai rata-rata 45,6.
Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan yaitu ≥ 43, nilai
tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry
dan pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas
V SD N Bringin 01 atau siswa dinyatakan aktif terhadapa pembelajaran
tersebut.
Uraian di atas merupakan hasil dari analisis deskriptif yang menghasilkan
kesimpulan bahwa metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA
efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa. Sementara beberapa yang
didapatkan penulis saat penelitian yang mendukung metode pembelajaran
inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif antara lain adalah :
1. Metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA memiliki
tahap menganalisis data atau melakukan percobaan yang sangat
efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan media KIT IPA dalam
penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan percobaan yang mana
65
dalam penelitian ini adalah tetang Cahaya. Kegiatan ini dapat
menumbuhkan ketrampilan siswa dalam mencoba dan mengamati
sesuatu dengan baik.
3. Percobaan dalam metode inquiry juga melatih siswa dalam
mengidentifikasi sesuatu supaya dapat ditarik suatu kesimpulan yang
sesuai dengan permasalahan yang ada dalam hipotesis.
4. Pembelajaran yang dilakuakn dengan metode inquiry dengan fasilitas
KIT IPA dapat meningkatkan keaktifan sekaligus kreatifitas siswa
dalam melakukan percobaan. Karena saat kegiatan yang mereka
lakukan pada perintah LKS sudah selesai mereka melakukan sendiri
kegiatan serupa dengan media yang mereka cari disekitar mereka.
Sebagai contoh saat melakukan percobaan cahaya menembus benda
bening mereka mencobakan juga pada barang-barang yang mereka
bawa ataupun yang ada di sekitar mereka ; kertas, plastik hitam, dan
kaca jendela.
5. Inquiry merupakan metode yang memiliki sasaran untuk menciptakan
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran,
sehingga meningkatakan hasil belajar psikomotor siswa.
6. Pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan
KIT IPA juga terbukti dapat melatih kerjasama terhadap sesama saat
model pemebalajaran dibuat berkelompok seperti pada penelitian ini.
Siswa saling bekerjasama melengkapi melakukan tugas-tugas sesuai
dengan perintah dari guru dan LKS. Penentuan waktu 10 menit pada
setiap percobaan yang dilakukan membuat siswa dapat bekerjasama
dengan baik.
top related