bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
Post on 25-May-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Adat Perkawinan Masyarakat Todanga
Adat perkawinan negeri Todanga erat kaitanya dengan adat perkawinan
negeri wolio atau Buton dan negeri Wuna atau Muna karena pada dasarnya adalah
sama.falsafah rasa yang dirangkul dalam bahasa wolio dengan kalimat sederhana tapi
makannya sangat mendalam, yaitu,” bhinci-bhicikikuli” maknanya jika cubit diri
sakit, demikian pula orang lain, disamping itu Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
pedomannya.Akan tetapi ada perbedaan pada tata pelaksanaan kegiatan adat
perkawinan dan nilai bokanya juga sesuai ketetapan pada masing-masing negeri.
Todanga identik dengan wolio atau Buton yaitu negeri orang-orang
perantau, namun asal dari kedua asal tersebut berbeda yaitumenurut salah satu
sumber menyatakan bahwa todanga beasal dari bahasa grito yang terdiri dari kata:
“To” artinya orang-orang dan “Danga”artinya penjelajah, jadi dapat disimpulkan
Todanga adalah orang-orang perantau. Sedangkan wolio berasal dari bahasa cina
yang terdiri kata “wo” artinya hanyut dan “lio” artinya terdampar, jadi maksudnya
orang-orang perantau.
Todanga dan wolio adalah nama suatu negeriyang disesuaikan dengan
bakatmanusianya, sedangkan wuna atau Muna adalah nama suatu negeriyang
dikaitkan dengan keajaiban alamnya yaitu kontu kowuna atau batu yang berbunga.
Sumber nama ketiga negeri yang ada di kedua pulau ini menyatu dalam
sunatulah yaitu bakat dan alam semesta adalah ciptaan-Nya. Sedangkan kedua pulau
17
ini namanya menyatu kedalam rangkaian kata “bathy wal munajat”, maksudnya
menyatu dalam berbincang kata dengan Sang Maha Allah Azza Wal Jallah,
sedangkan dengan Mekkah dan Madina kedua pulau ini menyatu dalam rangkaian
huruf yang disimbolkan bagaikan badan manusia yang berdiri dari kepala, badan,
perut dan pinggul beserta kaki yaitu rangkaian huruf “ Muhammad”.
Sejarah adat istiadat perkawinan Buton khususnya adat perkawinan negeri
Todanga, para leluhur Todanga dimasa kesultanan Buton yang islami telah
meletakan dasar-dasar hukum adat istiadat perkawinan, khususnya mengenai
hubungan laki-laki dan perempuan dalam proses penempuan jalan perkawinan yang
islami dan aturan berumah tangga menuju keluarga yang mawadah warahmah.
Basari, (2008:3) menyatakan bahwa sebelum masuknya agama islam,
proses adat perkawinan dan peminangan khususnya di masyarakat Todanga terdiri
dari tiga kata kunci, yaitu 1. Mongahatonoa sara, nihatonoa sara, 2. Mongahatonoa
madano nihatoamadano, 3. danmangahatonoa adhati nihatoa adhati. Dan setelah
masuknya agama islam dan pada kesultanan Butuni, kata kuncinya berubah menjadi
empat kata kunci, yaitu: (1) Mangahatonoa sara (saha), nihatoa sara( saha),
maksudnya baik yang datang, dan kata lain penghubung dari pihak laki-laki yang
bahasa adatnya disebut toluwea moane , maupun toluewa hobhine atau pengubung
perempuan dalam membicarakan segala hal yang berkaitan dengan pelamaran harus
berdasarkan ketetapan majelis sara yaitu ketetapan lembaga sara adat dan lembaga
sara agama. (2) Mangahatonoa madano nihatoa madano, maksudnya kedua toluwea
atau penghubung dalam membicarakan segala hal yang berkaitan dengan pelamaran
harus berdasarkan ketetapan sara terdahulu madano, (3) Mangahatonoa adhati
nihatoa adhati, maksudnya kedua toluwea atau penghubung dalam membicarakan
segala hal yang berkaitan dengan pelamaran harus berdasarkan ketetapan sara
terdahulu yang telah menjadi adat, (4) Mongahatonoa agama nihatoa agama,
maksudnya kedua toluwea atau penghubung dalam membicarakan segala hal yang
berkaitan dengan pelamaran harus berdasarkan ketetapan sara terdahulu yang telah
bernafaskan islam.
Keempat kata kunci dalam pelamaran tersebut, disamping menjadi kata
pembuka dalam adat perkawinan, juga dapat memberikan gambaran tentang cara apa
yang akan dilalui nanti, karena jika toluwea laki-laki dalam kata pembukannya
mengetengahkan semua kata kunci yang empat, berarti pelaksanaan semua rangkaian
acara harus berdasarkan adat yang telah bernapaskan islam, tetapi apabila hanya
mengetengahkan kata kunci keempat saja dan pada saat menyebut nilai bhokanya
diketengahkan kata-kata sekian (sebut jumlahnya) ditambah kata gai-gai atau
bagaikan sekian bhoka: nowuluiemo bhahi-bhahie atau sudah dicukupi semua, berarti
yang akan didahului adalah adat dikaitkan dengan kemampuan, sehingga kemauan
bertautan dengan kemampun melalui musyawarah, mufakat sebagaimana penjelasan
surat an-nisaa, ayat 4 juz 4 yang artinya adalah besar kecilnya maskawin ditetapkan
atas persetujuan kedua belah pihak.
4.1.2 Struktur Puisi Lisan Palenda pada Upacara Adat Peminangan di
Masyarakat Todanga Kabupaten Buton.
4.1.2.1 Struktur Puisi lisan palenda Pada Tahap Bhinte-Bhinte Upacara Adat
Peminangan di Masyarakat Todanga Kabupaten Buton
1. Pihak laki-laki (penghubung dari pihak laki-laki)
Assalamu alaikum warah matulahi wabarakatuh yang artinya syukur kita
panjatkan ke hadirat Allah yang maha esa sebagai penguasa alam semesta.
Tanya : Artinya:
Hedene au tanei manga mieno kamali Dengarlah wahai penghuni mahligai
Menamo bhae tingka Sudah tidak bertingkah
Menamo bhae ulisa Belum ada berita
Naemo liwu motalo Sudah di kampong yang sunyi
Neenamo kamali pata komie Sudah dirumah yang tak berpenghuni
Mada asala petamo Mungkin saya suda sala tuju
Aio asala bhatotomo Mungkin saya sudah salah mengucap
Aepetamo liwu motalo Sudah kena rumah yang sunyi
aebhatotomo kamali pata komie Sudah kena mahligai yang tak berpenghuni
2. Pihak Perempuan
Jawab : artinya:
Akonaemo dagano liwu ae lemangku Kami menyangka seorang pengembara
Saniafa kofeabhano wae tolumbata Watu Yang bertanya di halaman mahligai
Wae kaampono nosu bulawa watu Berdiri di atas penutup lesung emas
Gaha osabhangkano adino masisi Padahal saudaraku adino masiri
Tei fonimo tanei koe nolalo kawu Silahkan naik di atas mahligai jangan
melepas lelah
Wae tolumbata itu koe nomotiti anti Di halaman mahligai jangan biarkan
Keringan mengering
Wae kaampono nosu bulawa itu Sementara di atas penutup esung emas
istana nanti
Ndeo kala ndaka sepeleno ini Namun
di atas mahligai hanya berlantai
sebelah bambu
Maka Nio nolalo kawule Baru melapas lelah
Ndeo pongakano galampa ini Di atas mahligai ini
Kaniomotiti anti Baru melapas keringat
3. Pihak perempuan
Tanya : artinya:
Bhae kako adho-adho Begitu menerik simpati
Bhae kako bhangu-bhangu Begitu sangat tampan
Bhae kamanga lalo Bahkan melampaui yang lain
Bhae kamanga ntaburi Dan melabihi segalanya
Amai kohope-hope Ke arah mana hendaknya
Amai ko mai-mai ao Dari mana saja perjalanan ini
4. Pihak laki-laki
Jawab : artinya:
Meena tao amai Tidak sekedar mengembara
Meena tao amindai Tidak sekedar untuk menginjaka kaki
witeno liwu ainia Di negeri atai kampong ini
Angkai aane ao Tapi kami datang
Bhae maanano Dengan membawa maksud
Bhae sababuno Dengan tujuan yang jelas
Lalo kota ainia Di kampong ini
Amai aefedie-die Kami datang agar anak kami di iris-iris
Amai afegugura Di ayak-ayak
aefedie-fedie anaku Dipotong-potong
Laisiki bulawa Anaku yang bernama cahaya intan
Sedodo bhae garano Dipotong dicampur dengan garam
Setanda bhae munteno Dan dicampur air jeruk.
5. Pihak perempuan
Oalapa ngkaafa adumie-die aane ao Apa salah dan dosa si pandara cinta
Anaku la ikisi bulawa Anaku yang bernama cahaya intan
Kadosa moafa aono Dosa yang bagaimana
Meenao nooko kadosa Kiranya dia belum terkena noda
Meenao nako alapa Dan belum terkena dosa
Nde witeno liwu ainia Di negeri kami ini
Nasetongku hoono kamohuku Baik itu selembar dedaunan
Meenao nako alapa Belum terkena noda
Sedoku goeno meenao nako kadosa Maupun seteguk air belum bersalah
6. Pihak laki-laki
Jawab : Artinya:
Pae nako kadosa Sekiranya dia belum besalah
Nokokadosaa ao Biarlah agar merasa bersalah
Pae nakoalapa Sekiranya dia belum berdosa
Nokoalapa ao Biarlah dia merasa berdosa
Hampano kaogeno lalo Karena besar hasrat hati kami
Wite bhae laiano Seluas tanah dan setinggih langit
Witea fitu tapie Bahkan tujuh lapis bumi
Laiano fitu tapie Dan tujuh lapis langit
Namai nae ina Dia datang mengabdi sebagai seorang anak kepada ibunya
Namai nae ama Dan sebagai seoarang anak kepada ayahnya
Namai nae kau Dia datang memenuhi kebutuhan kayu bakar
namai nae goe Dan memenuhi kebutuhan air
Namai nae liwu Dia datang untuk megabdi
Namai nae paka tosa Dan untuk menjadi penghuni negeri ini
Namate wae kondalo Tiba di lautan negeri ini
Nde liwu ainia Di kampung ini
Maka nati lape-lape Sekiranya baru mendapatkan tambatan hati
7. Pihak perempuan
Tanya : artinya:
aendamie-die aane daga ae Mau diiris-iris pakai apa
anngumugura aane lamangku Mau dipatong-potong pakai apa
meena ako lolabi Kami tidak memiliki keris
moena angko tobho Tidak memiliki pisau dan perlu dipertimbangkan
melalui ujung keris
8. Pihak laki-laki
Jawab : Artinya:
pae dodumie-die aane lolabi Tidak diris-iris melalui sebila badil
Pae dagumu gura aane tobho Dan sebila keris
Dadumie-die aane ontono malige Tetapi diiris-iris melalui isi rumah
Limano katende wuna Sang ratu istana makligai
9. Pihak perempuan
Tanya : Artinya:
Ingaka osala petamo Bukakah gerangan sudah salah sasaran
Ingaka osala bhatatamo Sudah salah pengucapan
Meena nakoanto malige kua Mahligai ini tidak punya isi
Meena nakomie katende wun kua Mahligai ini tidak berdiam seorang ratu pun
10. Pihak laki-laki
Jawab : Artinya:
Meena asumala peta Sunggu kami tidak salah sasaran
Meena asumala bhatoto Sungguh kami tidak salah tujuan
Aondoe wae limba koleku Kami dapatkan ilham dari mimpi tidur kami
Apohumpa aane wae ontono amalaku Kami dapatkan melalui mimpi tahajut kami
Bhae ontono maligemu Bahwa dalam mahligai mempunyai isi
Bhae mieno katende wuna Bahwa dalam istana berdiam seorang ratu
11. pihak perempuan
Menjelaskan : Artinya:
Limba kole kalulo-loluno seetani Inilah mimpi tidur yang dipengaruhi setan
Kalingu-linguno ibilisi Dan pengikut iblis
Sala petamo dadano Sungguh sudah salah sasaran
Asala bhatatamo sakotuuno Sunggu sudah salah tujuan
12. pihak laki-laki
jawab: Artinya:
Akuma bhohe –bhohe maka Meski kami bodoh
Tamo asumala peta asumala bhatata Kami yakin tidak salah sasaran
Habuaono aumondolie akumanunue Kami akan menelusurinya
Nonando nikanu-kanuikua Karena ada sesuatu yang harus ditelusuri
13. Pihak Perempuan
Menghimbau: Artinya:
Awomo tobhansulemo Pulanglah, kembalilah kenegeri
Wae oliwu maka nio neondoli Disanalah baru mencari
Maka nio ne kanunu Disanalah baru menelusuri
Maka nio bha pili-pili Disanalah baru memilih
Maka nio bhatapi-tapi Disanalah baru memakai seperti ini
14. pihak laki-laki
jawab : Artinya:
tampanasa aumawo mbubu Sungguh kami tidak akan kembali dengan
kosong
Abansule ampanono Kami tidak akan kembali dengan hampah
Male-lele auwano Kami akan kembali kecuali ada sesuatu
Bhae nitondaaaku Ada sesuatu yang kami bawah
Bhae niowa aku Ada sesuatu yang kami dapatkan
15. Pihak perempuan
Tanya : Artinya:
Doawomo dadaaano Kembalilah ke negeri asal
Dobhansulemo sakotuuno Kembalilah sebenarnya
Simbo komai-mai Sebagamana saat datang
Simbo koawo-awo Seperti halnya juga pulang
Koe nokohaki-haki Jangan meninggalkan sisa kotoran
koe noko dansi-dansi Jangan ada bekas
Separate mongkano priasa walanda Laksana permukaan piring putih buatan cina
16. Pihak laki-kaki
jawab : Artinya:
Paemo aumawo mbubu Kami tidak akan kembali dengan hampa
Paemo abhansule mponono Kami tidak akan kembali dengan sia-sia
Bhae aumawo mbubu Dari pada kami kembali dengan hampa
Abhansule mpono Dari pada kami kembali dengan sia-sia
Abhinasaaana Biarlah kami hancur disini
Nde pangkano galampa ini Kami hancur diruang istana ini
Ahumansuru ana Biarlah kami binasa disini
Nde lalo kamali ini Kami hancur disini
Afeondoli aomo Agar kiranya kami dipersilahkan
Afe kanunu aomo Untuk mencari dalam bilik istana ini
17. pihak perempuan
Menjelaskan: Artinya:
Meena nanumaando Sungguh tidak ada
Tagana emo kamalia Kami sudah telusuri seluruh bilik istana ini
Taondolie takanunue Semuanya kami sudah telusuri
Meena nanu mando Tidak ada yang harapan dan dambaan hati
18. Pihak laki-laki
jawab : Artinya:
Bansule kanau tana nseinawo Dengan kerendahan hati kami memohon
Awokanau tana nsetulu Kianya diteusuri kembali ruang istana ini
Koemo noepe mingku Jangan terkena alamat buruk
Koemo nohatoe alamati Jangan terkena alamat apapun
Niepeno bhatu niumbohino uba Jangan terkena israt buruk dibadan
Akumangkonuemo Kami akan sebut yang menjadi incaran
Ndepangkano galampa ini Di dalam bilik istana ini
Wakupanu bulawa nokonanoa Yang bernama mutiara intan
19. Pihak perempuan
tanya : Artinya:
Bhae kataano kona Sebuah nama yang indah dari saudara
Bhae daga mengakahato-hatonoa Yang diberikan dari negeri jauh
Ndelalo liwu inia Untuk di negeri ini
Dakumona aane wangkopanu bulawa Bernama mutiara intan
Aio namanga-mangalalo Bahkan melampaui yang lain
Namanga-manga ntaburi boasaono Dan ucapan yang yang sangat tinggi
Nintaburino uba nipeeino batu Yang dikenai alamat
Dasepotinai miinai dhunia aini Namun mereka bersaudara
Miinai dania aherati Hingga dunia akhirat
Pae naopu-opuli paena moa-moampu Tidak akan pernah berakhir
20. pihak laki-laki
jawab : Artinya:
Senginanomo pootinai sepopaleia Sedangkan persaudaraan sepintas
Nometaamo kanio maka potinai Sudah baik apalagi saudara
Lumagi mosiraha saumuru Saudara seumur hidup
Awo kanau tana nsetulu Kami memohon sekali lagi
Bhansule tana seinawo Kiranya ditelusuri kembali
21. pihak perempuan
Tanya : Artinya:
Noka bhore-bhore Ratu istana ini orang bodoh
Noka lolu-lolu Seorang yang tidak tau apa-apa
Meena namandea Tidak pandai dalam memasak
Nensarai gule Tidak pandai dalam sagala hal
Meena namande Tidak pandai dan tidak tahu
Nedada hoono kamohukua Tidak pandai dalam memasak sayur
Nomoleleu setongku-tongku Ketika memasak sayur matang sebagian
Nekambusea nomotaa seonu-seonu Memasak nasi jagung matang sebiji-sebiji
22. pihak laki-laki
jawab: Artinya:
Kakabohe-bohe Sebuah kebodohan
Nikanu-kanukumo Yang kami kehendaki
Niondo-ondolikumo Yang kami inginkan
Pae namande Jika dia tidak tahu
Ampuo tau madahi Biarlah nanti kami arahkan
Ampuo tamutumo Biarlah nanti kami beri petunjuk
23. pihak perempuan
Tanya: Artinya:
Hampano kakabohe-bohe Karena kebodohan ratu kami
Kakalolu-lolu Karena kelalaiannya
Laaeno pandeaane Jangan sampai
Nahumato wae liwundo Setelah tiba di negeri si pendara cinta
Naembali kontuno pisahia Dijadikan sebagai batu loncatan
Tao palandaka Dijadikan sebagai injakan kaki
Naegigisi hampano Ketika membersihkan
Kaka bohe-bohe Disebabkan kebodohan
Kakalolu-lolu Dan kelalaiannya
24. Pihak laki-laki
jawab: Artinya:
Pae taokontuno pisahi Sunggu kami tidak akan jadikan batu loncatan
Pae tao palandaka Dan tidak akan dijadikan batu injakan
Tao baleano liwu tetapi kami jadikan seaorang yang dimuliakan
Tao kumura-kurano Yang akan menghimpun
Barino tao lumabheno Kaum keluarga dan kaum kerabat
Kabae tao kumenino kapooli Akan dijadikan sebagai seorang yang dihargai
Waeliwu mamia Di negeri kami
Waefelate mamia Dan di tempat tinggal kami
Setelah tahap pertama atau tahap penyelidikan telah selesai dilakukan
dan belum ada kepastian, dan sudah empat hari telah berlalu maka langkah
berikutnya adalah pihak laki-laki akan meninjau kembali lamaran kasonsomino
(kampana’a) tersebut apakah diterima atau tidak, dalam tahap ini juga
menggunakan syair puisi lisan palenda yang diucapkan oleh kedua bela pihak
secara berbalasan pula. Berikut ini puisi lisan palenda yang diucapkan oleh
(toluwea) penghubung pihak laki-laki.
25. Pihak laki-laki
Tanya: Artinya:
Asslamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Naingkeamai patudhu Bagaimana kepastiannya
Naingkeamai lele Bagaimana kabarnya
Bahangkala namokesa patudhu Mungkinkah bernasip baik
Namokesa lele Akankah kabar gembira
Nomudaao tamandeaane kiranya kami diberi tahu kejelasannya
Taumawo tapolele wae liwu mami Agar kami menyebarkannya di
Kampung asal kami
26. Pihak perempuan
Jawab: Artinya:
Aitu tapande aanemo Sekarang kami sudah
ketahui
Simbo hatomiu Seperti kalian datang
Maanano nihatoaomiu oleitu Untuk menanyakan
kepastian
Osonsomo kamiu nihato aomiu nifatomo oleitua Menelusuri kejelasan
mengenai lamaran
Nomokesa patudhuno Sangat bagus tujuannya
Nometaa maanano Sangat bagus maknanya
Awomo wae liwu miu Silakan kembali di
Kampung halaman
Bhansulemo wae felatea miu Kembalilah di negeri asal
Poleleao kamiu kopeeano.
Untuk mengabarkan berit
a gembira
4.1.2.2 Struktur Puisi Lisan Palenda Pada Tahap Kalosa Upacara Adat
Peminangan Di Masyarakat Todanga Kabupaten Buton
1. Pihak laki-laki
Tompanomo abula itua waambe Sudah terakhir kau memandang
Tompanomo opoondo Sudah cukup untuk melihat
Osampu lania laahu Walaupun langit akan ke bawah tetap laanu
Ofoni witea laahu Meskipun bumi akan keatas, tetap laanu
Paemo naembali membhali-bhalia Tidak akan kelain hati
Tompanomo itua sampe mate Sudah yang terakhir sampai mati
4.1.2.3 Struktur Puisi Lisan Palenda pada Tahap Meili’a Upacara Adat
Pemingan di Masyarakat Todanga Kabupaten Buton
1. Pihak Perempuan Artinya:
Febu hondoitu waahu Mulai malam ini waanu
Minsuanomo anamami Sudah bukan anak kami
Laahumo anamamia Laanu yang menjadi anak kami
2. pihak laki-laki Artinya:
Fepu hondoitu laahu Mulai malam ini laanu
Minsuanomo anamami Sudah bukan anal kami
Waahumo anamamia Waanu yang nenjadi anak kami
3. Syair: Artinya :
Tobha fato onu kabhahinoa Taubat ada empat macam
Tolu ano nde Allah Taala Tiga diantaranya bertuabat kepada Allah
yaitu
Ososo, obhotuki, fekakodoo merenungi, berjanji, agar terhindar dari
perbuatan maksiat, untuk kembali kejalan
Allah swt.
Seonu nde manusia Satu diantaranya ada pada diri manusia
Tompano haku kaogeno bulawa Yang paling besar adalah sebentuk emas
Oringgi, tambaga Ringgit, dan tembaga.
Tompano kakakidi Yang paling kecil adalah
Sebhensi gili, sekatampu sohomba Selembar sirih, sepotong jarum
Andea nikonando haku itu Itulah yang dinamakan hak orang lain
Ane dopohumpa aane wae tonia jika barang tersebut ditemukan di jalan
Dopolele aane nde kobarano maka segera dikembalikan kepemiliknya
Ane meene napohumapa aane jika tidak bertemu
Doondoli aane potinaino maka dikembalikan kekeluarganya
Doondoli aane leewalakano dikembalikan kepada keturunannya
Ane meenaasi dapokantibha jika tidak bertemu juga
Doteiemo wae masigi segeralah disimpan di mesjid
Dekantibha aanemo fahala agar mendapat pahala
Nde Allah Taala dari Allah Swt
4. Nasehat untuk laki-laki Artinya:
fepu hondoitu hintua laahu Mulai Malam Ini
oowamo liwu Sudah bermuah tangga
paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku
seperti anak kecil
paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
tabhea damande aangko mieno lambua Melainkan memberitahu orang
dalam rumah
dasampu wae wite Jika keluar rumah
tabhea dofomondoemo nimokae Telah dipenuhi semua kebutuhan dal
rumah
dofohatoemo keana nembali huruhara Telah dicukupi agar tidak ada
keributan
nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
5. Nasehat untuk untuk perempuan: Artinya:
Fepu hondoitu hintua waahu Mulai malam ini
Oowamo liwu Sudah berumah tangga
Paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku seperti anak kecil
Paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
Tabhea damande aangko mieno lambua Malainkan memberitahu orang dalam
rumah
Dasampu wae wite Jika keluar rumah
Tabea nomonompomo kecuali telah dituntaskan
pekerjaan rumah
Keana nembali huruhara Agar tidak tidak ada keributan
Nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
Nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
4.2 Simbolik-Simbolik dalam Puisi Lisan Palenda pada Upacara Adat
Peminagan di Masyarakat Todanga.
4.2.1 Simbolik dalam Puisi Lisan Palenda pada Tahap Bhinte-Bhinte
Berikut adalah simbol-simbol dalam puisi lisan pelenda pada tahap bhinte-
bhinte:
1. Mieno kamali = penghuni pantai
2. wangkopanu bulawa = emas
3. laisiki bulawa = cahaya
4. kaampono nosu bulawa = lesung emas
5. wite fitu tapie, = bumi
6. lani fitu tapie = langit
7. dasepotinai = persaudaraan
8. mosiraha saumuru = teman seumur hidup
9. separate mangkano priasa walanda = kesucian
10. Nomokesa patudhu, nometa maanano = kegembiraan
11. Abhinasaana = keberanian
12. Limano katende wuna = ratu
13. Aefedie-die/aefegugura = pertimbangan
14. Antono malige = isi rumah
4.2.2 Simbolik dalam Puisi Lisan Palenda pada tahap kalosa
Simbol yang terdapat dalam puisi lisan palenda pada tahap kalosa adalah
sebagai berikut:
1. Tompanomo sampe mate = kesetian
4.2.3 Simbolik dalam Puisi Lisan Palenda Pada Tahap meili’a Upacara Adat
Peminangan di Masyarakat Todanga Kabupaten Buton
Berikut adalah simbol-simbol verba yang terdapat dalam puisi lisan palenda
pada tahap meili’a:
1. Tolu aonu nde Allah Taala, ososo, bhotuki, ekakodo’o = perjanjian
2. Seonu nde manusia = pembenahan diri
3. fepu hondoitu waahu minsuanomo anamami, laahumo anamamia =
Penerimaan
4.3 Pembahasan
4.3.1 Struktur Puisi Lisan palenda pada Upacara Adat Peminangan di
Masyarakat Todanga Kebupaten Buton
4.3.1.1 Struktur Puisi Lisan Palenda Pada Tahap Bhinte-bhinte dan Analisisnya
a. Tema
Berikut ini adalah gambaran unsurr tema dalam puis lisan palenda. Tema
yang menonjol pada bait 1, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 25 yang
dicantumkan dalam hasil penelitian adalah kesungguhan hati seorang laki-laki
dewasa ingin mencari pasangan hidupnya, sebab untuk mendapatkan restu dari
orang tua perempuan sangat membutuhkan kesabaran yang tidak dapat diukur.
Tema untuk bait ke 2, 3, 5,7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23, 26 yang
dicantumkan dalam hasil penelitian adalah sifat renda hati yang dimiliki oleh
keluarga perempuan dengan merendahkan segalah keadaan dalam artian
mempersilahkan penghubung pihak laki-laki dalam menyampaikan maksud
kedatangannya.
b. Diksi
Setiap puisi ataupun syair menggunakan diksi/pilihan kata-kata untuk
memperindah kata-kata dalam setiap baitnya. Berikut adalah uraian bait yang
mempunyai diksi:
Bait 10
Pihak laki-laki
Jawab : Artinya:
Meena asumala peta Sunggu kami tidak salah sasaran
Meena asumala bhatoto Sungguh kami tidak salah tujuan
Aondoe wae limba koleku Kami dapatkan ilham dari mimpi tidur kami
Apohumpa aane wae ontono amalaku Kami dapatkan melalui mimpi tahajut kami
Bhae ontono maligemu Bahwa dalam mahligai mempunyai isi
Bhae mieno katende wuna Bahwa dalam istana berdiam seorang ratu
Berdasarkan uraian syair pada bait di atas data terlihat bahwa syair tersebut
menggunakan diksi untuk memperindah kata-kata dalam setiap barisnya, misalkan
pada apohumpa aane wae antono amalaku yang artinya kami dapatkan melalui
mimpi tahajud kami. Kemudian pada kata bhae antoono maligemua yang artinya
rumah ini mempunyai isi, maksud sebenarnya adalah menanyakan gadis yang ada
disebuah rumah, namun karena untuk lebih memperindah syair tersebut maka kata
yang digunakan adalah antono malige. Selanjudnya pada kata mieno katende wuna
yang artinya seorang ratu istana yang dimaksudkan disini adalah seoarang gadis,
namun untuk memperindah syair maka kata yang dipakai adalah katende wuna.
Bait 15
Pihak perempuan
Tanya : Artinya:
Doawomo dadaaano Kembalilah ke negeri asal
Dobhansulemo sakotuuno Kembalilah sebenarnya
Simbo komai-mai Sebagamana saat datang
Simbo koawo-awo Seperti halnya juga pulang
Koe nokohaki-haki Jangan meninggalkan sisa kotoran
koe noko dansi-dansi Jangan ada bekas
Separate mongkano priasa walanda Laksana permukaan piring putih buatan cina
Berdasarkan uraian syair pada bait di atas data terlihat bahwa syair tersebut
menggunakan diksi untuk memperindah kata-kata dalam setiap barisnya, misalnya
pada kata koe nooko haki-haki, koe noko dansi-dansi maksud dari kata ini adalah
dianjurkan agar pihak laki-laki tidak menyimpan dendam, namun untuk
memperhalus maknanya agar tidak terlalu kasar maka digunakan kata koe noko haki-
haki dan koe noko dansi-dansi.
c. Amanat
Setiap puisi atau syair memiliki tujuan atau amaat. Dalam tiap-tiap syair pada
upacara adat peminangan berupa makna yang berupa amanat yang dapat dilihat pada
bait 21-23 yang dipaparkan berikiut ini:
Bait 21
pihak perempuan
Tanya : Artinya:
Noka bhore-bhore Ratu istana ini orang bodoh
Noka lolu-lolu Seorang yang tidak tau apa-apa
Meena namandea Tidak pandai dalam memasak
Nensarai gule Tidak pandai dalam sagala hal
Meena namande Tidak pandai dan tidak tahu
Nedada hoono kamohukua Tidak pandai dalam memasak sayur
Nomoleleu setongku-tongku Ketika memasak sayur matang sebagian
Nekambusea nomotaa seonu-seonu Memasak nasi jagung matang sebiji-sebiji
Bait 22
pihak laki-laki
jawab: Artinya:
Kakabohe-bohe Sebuah kebodohan
Nikanu-kanukumo Yang kami kehendaki
Niondo-ondolikumo Yang kami inginkan
Pae namande Jika dia tidak tahu
Ampuo tau madahi Biarlah nanti kami arahkan
Ampuo tamutumo Biarlah nanti kami beri petunjuk
Bait 23
pihak perempuan
Tanya: Artinya:
Hampano kakabohe-bohe Karena kebodohan ratu kami
Kakalolu-lolu Karena kelalaiannya
Laaeno pandeaane Jangan sampai
Nahumato wae liwundo Setelah tiba di negeri si pendara cinta
Naembali kontuno pisahia Dijadikan sebagai batu loncatan
Tao palandaka Dijadikan sebagai injakan kaki
Naegigisi hampano Ketika membersihkan
Kaka bohe-bohe Disebabkan kebodohan
Kakalolu-lolu Dan kelalaiannya
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada ketiga bait di
atas memiliki amat yang sama yaitu perempuan harus pintar memasak kerena tidak
dapat dipungkiri tugas utama seorang wanita kelak sudah menikah adalah
memberikan masakan yang enak buat suami dan anak-anaknya.
d. Rima
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang yang ditemukan pada akhir baris
atau pada kata-kata tertentu pada setiap baris.
Bait 9
Pihak perempuan
Tanya : Artinya:
Ingaka osala petamo Bukakah gerangan sudah salah sasaran
Ingaka osala bhatatamo Sudah salah pengucapan
Meena nakoanto malige kua Mahligai ini tidak punya isi
Meena nakomie katende wuna kua Mahligai ini tidak berdiam seorang ratu pun
Bait 14
pihak laki-laki
jawab : Artinya:
tampanasa aumawo mbubu Sungguh kami tidak akan kembali dengan
kosong
Abansule ampanono Kami tidak akan kembali dengan hampah
Male-lele auwano Kami akan kembali kecuali ada sesuatu
Bhae nitondaaaku Ada sesuatu yang kami bawah
Bhae niowa aku Ada sesuatu yang kami dapatkan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa syair pada puisi lisan
palenda menggunakan rima aaaa.
4.3.1.2 Struktur Puisi Lisan Palenda pada Tahap Kalosa dan Analisisnya.
a. Tema
Berikut ini adalah gambaran umum tema dalam puisi lisan palenda pada
upacara adat peminangan. Tema yang menonjol pada bait I adalah kesetiaan seorang
wanita sampai akhir hayatnya. Hal ini dapat dilihat pada bait berikut:
Bait 1
Pihak laki-laki
Tompanomo abula itua waambe Sudah terakhir kau memandang
Tompanomo opoondo Sudah cukup untuk melihat
Osampu lania laahu Walaupun langit akan ke bawah tetap laanu
Ofoni witea laahu Meskipun bumi akan keatas, tetap laanu
Paemo naembali membhali-bhalia Tidak akan kelain hati
Tompanomo itua sampe mate Sudah yang terakhir sampai mati
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa syair di atas bertemakan
kesetiaan seorang wanita sampai akhir hayatnya yang harus menjaga kehormatannya,
dan nama baik keluarganya.
b. Diksi
Setiap puisi ataupun syair menggunakan diksi/pilihan kata-kata untuk
memperindah kata-kata dalam setiap baitnya. Berikut adalah uraian bait yang
mempunyai diksi:
Bait 1
Pihak laki-laki
Tompanomo abula itua waambe Sudah terakhir kau memandang
Tompanomo opoondo Sudah cukup untuk melihat
Osampu lania laahu Walaupun langit akan ke bawah tetap laanu
Ofoni witea laahu Meskipun bumi akan keatas, tetap laanu
Paemo naembali membhali-bhalia Tidak akan kelain hati
Tompanomo itua sampe mate Sudah yang terakhir sampai mati
Berdasarkan uraian syair pada bait di atas data terlihat bahwa syair tersebut
menggunakan diksi untuk memperindah kata-kata dalam setiap barisnya, misalkan
pada kata paemo naembali membhali-bhalia yang artinya tidak akan kelain hati.
Maksud dari syair di atas sebuah perintah untuk perempuan agar tetap menjaga nama
baik keuarganya. Namun karena untuk memperindah syair dan lebih memperhalus
makna syair tersebut maka kata yang digunakan adalah paemo naembali membhali-
bhalia
c. Amanat
Setiap puisi atau syair memiliki tujuan atau amanat. Dalam tiap-tiap syair
pada upacara adat peminangan berupa makna yang berupa amanat yang dapat dilihat
pada bait I yang dipaparkan berikiut ini:
Tompanomo abula itua waambe Sudah terakhir kau memandang
Tompanomo opoondo Sudah cukup untuk melihat
Osampu lania laahu Walaupun langit akan ke bawah tetap laanu
Ofoni witea laahu Meskipun bumi akan keatas, tetap laanu
Paemo naembali membhali-bhalia Tidak akan kelain hati
Tompanomo itua sampe mate Sudah yang terakhir sampai mati
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa syair tersebut
mempunyai makna berupa amanat yang ditujukan kepada seorang gadis yang telah
resmi dilamar untuk tetap setia sampai akhir hidupnya.
d. Rima
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang-ulang yang ditemukan pada
akhir baris atau pada kata-kata tertentu pada setiap baris. Rima yang terdapat dalam
puis lisan palenda adalah rima aaaa seperti yang terlihat pada berikut ini:
Tompanomo abula itua waambe Sudah terakhir kau memandang
Tompanomo opoondo Sudah cukup untuk melihat
Osampu lania laahu Walaupun langit akan ke bawah tetap laanu
Ofoni witea laahu Meskipun bumi akan keatas, tetap laanu
Paemo naembali membhali-bhalia Tidak akan kelain hati
Tompanomo itua sampe mate Sudah yang terakhir sampai mati
4.3.1.3 Struktur Puisi Lisan Palenda pada Tahap Meili’a Upacara Adat
Peminangan
a. Tema
Berikut ini adalah gambaran umum tema dalam puisi lisan palenda pada
upacara adat peminangan. Tema yang menonjol pada bait I adalah tema penyerahan
mempelai perempuan terhadap keluarga mempelai laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada
bait berikut:
Fepu hondoitu laahu Mulai malam ini laanu
Minsuanomo anamami Sudah bukan anal kami
Waahumo anamamia Waanu yang nenjadi anak kami
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tema yang menonjol
dalam puisi di atas adalah penyerahan mempelai perempuan kepada pihak keluarga
laki-laki dalam artian bahwa mempelai perempuan sudah tidak menjadi tanggung
jawab orang tuaya.
Kemudian tema pada bait kedua adalah peenerimaan penuh untuk mempelai
lai-laki kepada keluarga perempuan, hal ini dapat dilihat pada bait berikut ini:
Febu hondoitu waahu Mulai malam ini waanu
Minsuanomo anamami Sudah bukan anak kami
Laahumo anamamia Laanu yang menjadi anak kami
Tema pada bait ketiga adalah perjian manusia kepada sang pencipta untuk
kembali ke jalan yang benar.
Tobha fato onu kabhahinoa Taubat ada empat macam
Tolu ano nde Allah Taala Tiga diantaranya bertuabat kepada Allah
yaitu
Ososo, obhotuki, fekakodoo merenungi, berjanji, agar terhindar dari
perbuatan maksiat, untuk kembali kejalan
Allah swt.
Seonu nde manusia Satu diantaranya ada pada diri manusia
Tompano haku kaogeno bulawa Yang paling besar adalah sebentuk emas
Oringgi, tambaga Ringgit, dan tembaga.
Tompano kakakidi Yang paling kecil adalah
Sebhensi gili, sekatampu sohomba Selembar sirih, sepotong jarum
Andea nikonando haku itu Itulah yang dinamakan hak orang lain
Ane dopohumpa aane wae tonia jika barang tersebut ditemukan di jalan
Dopolele aane nde kobarano maka segera dikembalikan kepemiliknya
Ane meene napohumapa aane jika tidak bertemu
Doondoli aane potinaino maka dikembalikan kekeluarganya
Doondoli aane leewalakano dikembalikan kepada keturunannya
Ane meenaasi dapokantibha jika tidak bertemu juga
Doteiemo wae masigi segeralah disimpan di mesjid
Dekantibha aanemo fahala agar mendapat pahala
Nde Allah Taala dari Allah Swt
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tema dari bait dia tas
adalah kembainya seorang manusia ke jalan yang benar, dalam artian menyesali
semua perbuatan yang maksiat dengan semata-mata mengharapkan keridhoan Allah
agar dijauhkan dari perbuatan yang dilarang agama.
Selanjutnya pada bait ke iv-v mempunyai tema peraturan dalam dalam
berumah tangga. Yang dapat dilihat sebagai berikut:
Bait iv
fepu hondoitu hintua laahu Mulai Malam Ini
oowamo liwu Sudah bermuah tangga
paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku
seperti anak kecil
paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
tabhea damande aangko mieno lambua Melainkan memberitahu orang
dalam rumah
dasampu wae wite Jika keluar rumah
tabhea dofomondoemo nimokae Telah dipenuhi semua kebutuhan dal
rumah
dofohatoemo keana nembali huruhara Telah dicukupi agar tidak ada
keributan
nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
Bait v
Nasehat untuk untuk perempuan: Artinya:
Fepu hondoitu hintua waahu Mulai malam ini
Oowamo liwu Sudah berumah tangga
Paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku seperti anak kecil
Paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
Tabhea damande aangko mieno lambua Malainkan memberitahu orang dalam
rumah
Dasampu wae wite Jika keluar rumah
Tabea nomonompomo kecuali telah dituntaskan
pekerjaan rumah
Keana nembali huruhara Agar tidak tidak ada keributan
Nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
Nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bhawa tema pada kedua bait di
atas adalah sebuh peraturan dalam menjalani rumah tangga, dalam artian laki-laki
harus memenuhi kewajibannya sebagai suami, dan juga istri harus memenuhi
kewajibannya sebagai istri.
b. Diksi
Setiap puisi ataupun syair menggunakan diksi/pilihan kata-kata untuk
memperindah kata-kata dalam setiap baitnya. Berikut adalah uraian bait yang
mempunyai diksi:
Nasehat untuk untuk perempuan: Artinya:
Fepu hondoitu hintua waahu Mulai malam ini
Oowamo liwu Sudah berumah tangga
Paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku seperti anak kecil
Paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
Tabhea damande aangko mieno lambua Malainkan memberitahu orang dalam
rumah
Dasampu wae wite Jika keluar rumah
Tabea nomonompomo kecuali telah dituntaskan
pekerjaan rumah
Keana nembali huruhara Agar tidak tidak ada keributan
Nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
Nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
Berdasarkan uraian syair pada bait di atas data terlihat bahwa syair tersebut
menggunakan diksi untuk memperindah kata-kata dalam setiap barisnya, misalkan
pada kata oowamo liwu yang artinya sudah berumah tangga, kemudian pada kata
omimingguso yang artinya yang sebenarnya adalah prilaku anak kecil. Namun karena
untuk memperindah syairnya dan lebih memperhalus maknanya, maka kata yang
digunakan adalah omimingguso.
c. Amanat
Setiap puisi atau syair memiliki tujuan atau amanat. Dalam tiap-tiap syair
pada upacara adat peminangan berupa makna yang berupa amanat yang dapat dilihat
pada bait iv-v yang dipaparkan berikiut ini:
Bait iv
fepu hondoitu hintua laahu Mulai Malam Ini
oowamo liwu Sudah bermuah tangga
paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku
seperti anak kecil
paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
tabhea damande aangko mieno lambua Melainkan memberitahu orang
dalam rumah
dasampu wae wite Jika keluar rumah
tabhea dofomondoemo nimokae Telah dipenuhi semua kebutuhan dal
rumah
dofohatoemo keana nembali huruhara Telah dicukupi agar tidak ada
keributan
nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
Bait v
Nasehat untuk untuk perempuan: Artinya:
Fepu hondoitu hintua waahu Mulai malam ini
Oowamo liwu Sudah berumah tangga
Paemo naembali omimingguso Tidak bisa berprilaku seperti anak kecil
Paenambali tau kumala-kumala Tidak bisa pergi tampa tujuan
Tabhea damande aangko mieno lambua Malainkan memberitahu orang dalam
rumah
Dasampu wae wite Jika keluar rumah
Tabea nomonompomo kecuali telah dituntaskan
pekerjaan rumah
Keana nembali huruhara Agar tidak tidak ada keributan
Nometaa ao nghoha-ngkoha Agar hidup dengan tenang
Nometaa ao poliwu Agar hidup tentram dan bahagia
Berdasarkan syair di atas dapat disimpulkan bahwa syair di atas memberikan
amanat khusunya untuk pasangan suami istri yang baru saja menikah untuk dapat
memenuhi kewajibanya. Syair di atas bertujuanagar tidak ada keributan dalam
berumah tangga.
d. Rima
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang-ulang yang ditemukan pada
akhir baris atau pada kata-kata tertentu pada setiap baris. Rima yang terdapat dalam
puis lisan palenda adalah rima aaaa seperti yang terlihat pada berikut ini:
Fepu hondoitu laahu Mulai malam ini laanu
Minsuanomo anamami Sudah bukan anal kami
Waahumo anamamia Waanu yang nenjadi anak kami
4.3.2. Makna Simbolik Puisi Lisan Palenda Pada Upacara Adat Peminangan di
Masyarakat Todanga Kabupaten Buton
4.3.2.1 Makna Simbolik Puisi Lisan Palenda Pada Tahap Bhinte-Bhinte
Makna simbolik yang terkandung dalam puisi lisan palenda pada tahap
bhinte-bhinte akan diuraikan sebagai berikut:
1. Kata “Kamali”
Pihak penghubung laki-laki
1. Tanya : Artinya:
Hedene au tanei manga mieno kamali Dengarlah wahai penghuni mahligai
Menamo bhae tingka Sudah tidak bertingkah
Menamo bhae ulisa Belum ada berita
Naemo liwu motalo Sudah di kampung yang kalah
Neenamo kamali pata komie Sudah dirumah yang tak berpenghuni
Mada asala petamo Mungkin saya suda sala tuju
Aio asala bhatotomo Mungkin saya sudah salah mengucap
Aepetamo liwu motalo Sudah kena rumah yang sunyi
aebhatotomo kamali pata komie Sudah kena mahligai yang tak berpenghuni
Secara leksikal kata “hedene au tanei manga mieno kamali” akan berarti
dengarlah wahai penghuni pantai, kata kamali berarti pantai yang merupakan tempat
para nelayan mencari nafkah atau tempat orang berwisata. Namun jika ditelaah secara
semiotik, maka kata hedene au tanei manga mieno kamali akan mempunyai arti
dengarlah wahai penghuni rumah/mahligai, kata kamali akan berarti rumah yang
merupakan tempat tinggal manusia, Jika ditelusuri maksud dari kata hedene au tanei
manga mieno kamali adalah seseorang yang datang ke rumah untuk menanyakan
keberadaan seorang gadis. penghuni rumah yang dimaksud adalah seoang gadis.
2. Kata “Liwu motalo”.
Secara leksikal kata motalo berati kalah, tetapi dalam pelanda kata motalo
berarti berati sunyi. Jika ditelaah secara semiotik kata motalo berarti simbol dari
rumah yang sunyi yang tidak didiami oleh seorang gadis. Jika ditelusuri secara
mendalam maksud dari keseluruhan syair ini adalah seseorang laki-laki yang datang
dengan tujuan untuk mencari pasangan hidup namun masih ragu akan keberadaan
gadis ini apakah sudah dipinang atau belum, dengan seolah-olah tidak tahu akan
keberadaan gadis disebuah rumah tersebut. syair tersebut menjelaskan kebesaran hati
seorang pria yang datang untuk mencari dan menelusuri pasangan hidupnya yang
belum diketahui keberadaannya.
3. Kata “kaampono nosu bulawa”
Jawab : artinya:
Akonaemo dagano liwu ae lemangku Kami menyangka seorang pengembara
Saniafa kofeabhano wae tolumbata Watu Yang bertanya di halaman mahligai
Wae kaampono nosu bulawa watu Berdiri di atas penutup lesung emas
Gaha osabhangkano adino masisi Padahal saudaraku adino masiri
Tei fonimo tanei koe nolalo kawu Silahkan naik di atas mahligai jangan
melepas lelah
Wae tolumbata itu koe nomotiti anti Di halaman mahligai jangan biarkan
Keringan mengering
Wae kaampono nosu bulawa itu Sementara di atas penutup esung emas
istana nanti
Ndeo kala ndaka sepeleno ini Namun
di atas mahligai hanya berlantai
sebelah bambu
Maka Nio nolalo kawule Baru melapas lelah
Ndeo pongakano galampa ini Di atas mahligai ini
Kaniomotiti anti Baru melapas keringat
Secara leksikal kata kaampono nosu bulawa berarti penutup lesung emas,
tetapi dalam palenda kata kaampono nasu bulawa berarti rumah sang gadis, namun
jika ditelaah secara semiotik, maka kata kaampono nosu bulawa berarti tempat
tinggal sang gadis yang diumapamakan sebagai sesuatu tempat yang indah dan mahal
harganya. Jika ditelusuri maksud dari kata di atas adalah sebuah rumah yang telah
didiami oleh sang gadis yang dianggap sebagai ruamah yang sangat istimewa, ingin
dikunjungii oleh semua orang karena keindahannya. Kemudian jika ditelusuri
kembali maksud dari keseluruahan bait di atas adalah menjelaskan kerendahan hati
keluarga perempuan mempersilahkan pihak laki-laki masuk ke dalam rumah, yang
ditandai pada kata teimo ndeo kalandaka sepeleno ini makanio nolalo kawule, yang
artinya silahkan masuk, namun rumah kami hanya berlantaikan sebelah bambu.
Maksud dari kalimat di atas adalah sifat rendah hati yang dimiliki oleh keluarga
perempuan dengan merendahkan segala keadaan, yang dapat menumbuhkan rasa
saling menghargai dan menghindarkan diri dari sifat sombong.
4. Kata “ aefedie-die, ae fegugura,
Jawab : artinya:
Meena tao amai Tidak sekedar mengembara
Meena tao amindai Tidak sekedar untuk menginjaka kaki
witeno liwu ainia Di negeri atai kampong ini
Angkai aane ao Tapi kami datang
Bhae maanano Dengan membawa maksud
Bhae sababuno Dengan tujuan yang jelas
Lalo kota ainia Di kampong ini
Amai aefedie-die Kami datang agar anak kami di iris-iris
Amai afegugura Di ayak-ayak
aefedie-fedie anaku Dipotong-potong
Laisiki bulawa Anaku yang bernama cahaya intan
Sedodo bhae garano Dipotong dicampur dengan garam
Setanda bhae munteno Dan dicampur air jeruk.
Secara leksikal kata aefedie-die dan aefegugura berarti diiris-iris dan potong-
potong, tetapi dalam palenda kata aefedie-die, fegugura berarti dipertimbangkan
melalui musyawarah, jika ditelaah secara semiotik maka kata tersebut berarti simbol
dari kesungguhan seorang laki-laki yang ingin mencari pasangan hidupnya.
5. Kata “laisiki bulawa”
Secara leksikal kata laiski bulawa berarti cahaya, tetapi dalam palenda kata
laisiki bulawa berarti seorang laki-laki, jika ditelaah secara semiotik kata laisiki
bulawa merupakan simbol dari seorang laki-laki dewasa yang sudah siap menikah
diumpamakan sebagai cahaya yang dapat menuntun keluarganya kelak ke jalan yang
benar.
6. Kata “wite fitu tapie”
Jawab : Artinya:
Pae nako kadosa Sekiranya dia belum besalah
Nokokadosaa ao Biarlah agar merasa bersalah
Pae nakoalapa Sekiranya dia belum berdosa
Nokoalapa ao Biarlah dia merasa berdosa
Hampano kaogeno lalo Karena besar hasrat hati kami
Wite bhae laiano Seluas tanah dan setinggih langit
Witea fitu tapie Bahkan tujuh lapis bumi
Laiano fitu tapie Dan tujuh lapis langit
Namai nae ina Dia datang mengabdi sebagai seorang anak kepada ibunya
Namai nae ama Dan sebagai seoarang anak kepada ayahnya
Namai nae kau Dia datang memenuhi kebutuhan kayu bakar
namai nae goe Dan memenuhi kebutuhan air
Namai nae liwu Dia datang untuk megabdi
Namai nae paka tosa Dan untuk menjadi penghuni negeri ini
Namate wae kondalo Tiba di lautan negeri ini
Nde liwu ainia Di kampung ini
Maka nati lape-lape Sekiranya baru mendapatkan tambatan hati
Secara leksikal kata wite fitu tapie berarti tujuh lapis tanah, tetapi dalam
palenda kata wite fitu tapie berarti keinginan seorang laki-laki, jika ditelaah secara
semiotik kata witefitu tapie merupakan simbol cinta yang berarti besar cintannya
seorang laki-laki kepada sang gadis yang diumpamakan tujuh lapis luasnya tanah.
7. Kata “lani fitu tapie’
Secara leksikal kata lani fitu tapie berarti tujuh lapis langit, tetapi dalam
palenda kata lani fitu tapie mempunyai arti besarnya cinta, jika ditelaah secara
semiotik kata tersebut merupakan simbol cinta seorang laki-laki dewasa untuk
mendapatkan restu dari keluarga sang gadis, higga cintanya diumpamakan setinggih
hamparan tujuh lapis langit. Sehingga dapat disimpulkan maksud dari kata di atas
adalah seorang laki-laki desawa yang akan datang ke rumah sang gadis untuk
mengabdi sebagai abdinya seorang anak kepada ayah dan ibunya, dan karena
kesungguhanya maka besar cintanya diumpamakan setinggih hamparan tujuh lapis
langit.
8. Kata “antono malige”
Jawab : Artinya:
pae dodumie-die aane lolabi Tidak diris-iris melalui sebila badil
Pae dagumu gura aane tobho Dan sebila keris
Dadumie-die aane ontono malige Tetapi diiris-iris melalui isi rumah
Limano katende wuna Sang ratu istana makligai
Secara leksikal kata antono malige adalah isi rumah, tetapi dalam palenda
kata antono malige berarti gadis, jika ditelaah secara semiotik maka kata antono
malige merupakan simbol dari gadis yang dianggap sebagai harta yang paling indah
dan harta yang paling berharga.
9. Kata “limano katende wuna”
Secara leksikal kata limano katende wuna berarti ratu, tetapi dalam dalam
palenda kata katende wuna dapat diartikan sebagai gadis, jika ditelaah secara
semiotik kata katende wuna merupakan simbol dari gadis yang mampu menjaga
kehormatannya dan menjaga nama baik keluarganya. Dikatakan sebagai ratu
dikarenakan gadis selalu diperhatikan oleh semua orang mulai dari tindak tuturnya
sampai pada keseluruhan gerak geriknya yang dianggap sebagai sesorang yang
diagung-agungkan.
10. Kata “ Separate mangkano priasa walanda”
Doawomo dadaaano Kembalilah ke negeri asal
Dobhansulemo sakotuuno Kembalilah sebenarnya
Simbo komai-mai Sebagamana saat datang
Simbo koawo-awo Seperti halnya juga pulang
Koe nokohaki-haki Jangan meninggalkan sisa kotoran
koe noko dansi-dansi Jangan ada bekas
Separate mongkano priasa walanda Laksana permukaan piring putih buatan cina
Kata separate mangkano priasa walanda secara leksikal berarti permukaan
piring putih, tetapi dalam palenda kata separate mangkano priasa walanda berarti
hati/perasaan pihak laki-laki, jika ditelaah secara semiotik kata separate mangkano
priasa walanda merupakan simbol kesuacian hati keluarga laki-laki yang tidak
menyimpan dendam meskipun belum ada kejelasan mengenai lamarannya. Kata
separate mangkano priasa walanda berarti permukaan piring putih yang disimbolkan
sebagai kesuacian hati.
11. Kata “abinasaana”
jawab : Artinya:
Paemo aumawo mbubu Kami tidak akan kembali dengan hampa
Paemo abhansule mponono Kami tidak akan kembali dengan sia-sia
Bhae aumawo mbubu Dari pada kami kembali dengan hampa
Abhansule mpono Dari pada kami kembali dengan sia-sia
Abhinasaaana Biarlah kami hancur disini
Nde pangkano galampa ini Kami hancur diruang istana ini
Ahumansuru ana Biarlah kami binasa disini
Nde lalo kamali ini Kami hancur disini
Afeondoli aomo Agar kiranya kami dipersilahkan
Afe kanunu aomo Untuk mencari dalam bilik istana ini
Kata abhinasaana secara leksikal berarti hancur, tetapi dalam palenda kata
abhisaana berarti kesungguhan, jika ditelaah secara semiotik kata abinasaana
merupakan simbol dari keberanian/kesungguhan dari pihak laki-laki untuk
mendapatkan restu dari keluarga perempuan meskipun nyawa sebagai taruhanya.
12. Kata “dasepotinai”
tanya : Artinya:
Bhae kataano kona Sebuah nama yang indah dari saudara
Bhae daga mengakahato-hatonoa Yang diberikan dari negeri jauh
Ndelalo liwu inia Untuk di negeri ini
Dakumona aane wangkopanu bulawa Bernama mutiara intan
Aio namanga-mangalalo Bahkan melampaui yang lain
Namanga-manga ntaburi boasaono Dan ucapan yang yang sangat tinggi
Nintaburino uba nipeeino batu Yang dikenai alamat
Dasepotinai miinai dhunia aini Namun mereka bersaudara
Miinai dania aherati Hingga dunia akhirat
Pae naopu-opuli paena moa-moampu Tidak akan pernah berakhir
Kata dasepotinai secara leksikal berarti bersaudara, tetapi dalam palenda kata
dasepotinai berarti keluarga laki-laki dan perempuan bersaudara, jika ditelaah dalam
semiotik kata dasepotinai merupakan simbol persaudaraan antara keluarga laki-laki
dan perempuan yang terjalin akibat pernikahan. Dasepotinai atau saudara adalah
simbol persaudaraan dari kedua bela pihak yang saling menghargai, menyayangi, dan
saling menerimah kekuragan ataupun kelebihan masing-masinng walaupun tidak ada
hubungan darah.
13. Kata “mosiraha saumuru”
Senginanomo pootinai sepopaleia Sedangkan persaudaraan sepintas
Nometaamo kanio maka potinai Sudah baik apalagi saudara
Lumagi mosiraha saumuru Saudara seumur hidup
Awo kanau tana nsetulu Kami memohon sekali lagi
Bhansule tana seinawo Kiranya ditelusuri kembali
Kata mosiraha saumuru secara leksikal berarti teman seumur hidup, tetapi
dalam palenda kata mosiraha saumuru mempunyai arti pasangan hidup, jika ditelaah
secara semiotik kata mosiraha saumuru merupakan simbol dari pasangan suami isteri
yang sehidup semati, saling menerima, melengkapi, dan bersama-sama mengarungi
bahtera rumah tangga dengan penuh kebahagiaan.
14. Kata “nometaa maanano”
Jawab: Artinya:
Aitu tapande aanemo Sekarang kami sudah
ketahui
Simbo hatomiu Seperti kalian datang
Maanano nihatoaomiu oleitu Untuk menanyakan
kepastian
Osonsomo kamiu nihato aomiu nifatomo oleitua Menelusuri kejelasan
mengenai lamaran
Nomokesa patudhuno Sangat bagus tujuannya
Nometaa maanano Sangat bagus maknanya
Awomo wae liwu miu Silakan kembali di
Kampung halaman
Bhansulemo wae felatea miu Kembalilah di negeri asal
Poleleao kamiu kopeeano.
Untuk mengabarkan berit
a gembira
Secara leksikal kata nometaa maanano berarti bagus maknanya, tetapi dalam
palenda kata nometaa maanano berarti diterima lamarannya, jika ditelaah dalam
semiotik maka kata nometaa maanano merupakan simbol kegembiraan dari keluarga
laki-laki, maksudnya adalah sebuah jawaban yang ditunggu-tunggu oleh pihak laki-
laki karena untuk mendapatkan restu tersebut diperlukan pertimbangan-
pertimabangan tertentu tergantung dari sifat baik yang dimiliki oleh laki-laki. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kedua kata di atas merupakan simbol kegembiraan.
Kemudian dalam melantunkan syair palenda tersebut kedua belah pihak
ketika tahap bhinte-bhinte adalah hanya menggunakan pakaian adat (bhantapi), dan
pihak laki-laki membawa uang sebesar satu ½ bhoka. Kata Bhantapi secara leksikal
berarti pakaian adat, tetapi dalam adat kata bhantapi merupakan pakaian kehormatan,
jika ditelusuri secara semiotika maka kata bhantapi merupakan simbolik dari
kesopanan dalam artian ketika sesorang memakai pakaian tersebut, maka setiap orang
yang melihatnya sudah mengetahui bahwa orang tersebut mempunyai tujuan adat.
Kemudian pada uang sebesar satu ½ bhoka secara leksikal berarti uang adat, tetapi
dalam palenda uang tersebut merupakan simbol dari kebesaran hati seorang pria atau
kesungguhan seorang pria dalam mencari pasangan hidupnya.
4.3.2.2 Makna Simbolik Puisi Lisan Palenda Pada Tahap Kalosa
Tahap kalosa adalah tahap pemberitahuan oleh pihak penghubung laki-laki
(toluwea) kepada pihak perempuan untuk memperoleh kejelasan mengenai kelanjutan
lamarannya. Tahap kalosa merupakan tahap pemberitahuan yang di dalamnya
mempunyai terdapat syair palenda yang mempunyai simbolik, simbolik-simbolik itu
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kata “tompanomo itua sampe mate”
Tompanomo abula itua waambe Sudah terakhir kau memandang
Tompanomo opoondo Sudah cukup untuk melihat
Osampu lania laahu Walaupun langit akan ke bawah tetap laanu
Ofoni witea laahu Meskipun bumi akan keatas, tetap laanu
Paemo naembali membhali-bhalia Tidak akan kelain hati
Tompanomo itua sampe mate Sudah yang terakhir sampai mati
Secara leksikal kata tompanomo itu sape mate berarti sudah yang terakhir
sampai mati, jika kata ini dihubungkan dengan konteksnya maka kata tersebut berarti
sebuah nasehat untuk sang gadis yang tidak bisa lagi berpaling kelain hati dan harus
tetap menjaga martabat dan kehormatan dirinya. Jika ditelusuri kata ini merupakan
simbol kesetiaan seorang wanita ketika telah resmi dilamar oleh seorang laki-laki
dewasa yang siap untuk menikah, maka wanita tersebut tidak diperbolehkan lagi
untuk menerimah lamaran lain ataupun jalan berdua-duaan dengan laki-laki yang
bukan muhrimnya.
Syair ini menandakan bahwa masyarakat dizaman dahulu telah meletakan
dasar-dasar agama dalam setiap tingkah lakunya, terutama dalam pola mengatur
hubungan laki-laki dengan perempuan dalam sebuah ikatan perkawinan. Setelah
masuknya agama islam di Indonesia maka dasar-dasar itu diperkuat dalam islam yang
yaitu dapat mengatur pola hubungan laki-laki dengan perempuan dalam sebuah ikatan
perkawinan untuk dapat membedakan kita dengan mahluk ciptaan Allah yang lain.
Kemudian bersamaan dengan pelantunan syair palenda ada perlatan-peralatan
yang dibawa oleh pihak laki-laki sebagai syarat sahnya peminangan, seperti pada
peralatan ompuhe moni, secara leksikal kata ompuhe moni berarti buah pinang,
namun jika dihubungkan dengan konteksnya maka buah pinang merupakan lambang
ikatan peminangan yang mempunyai makna kesatuan abadi. (ompuhe) merupakan
lambang dari jiwa yang mempunyai semangat persatuan, sedangkan moni merupakan
semangat yang tumbuh. Jadi kedua kata ini merupakan simbol persatuan dan kesatuan
abadi yang mampu mempersatukan dua insan yang berbeda jenis kelamin dalam
sebuah ikatan pernikahan. Kemudian pada cincin, cincin digunakan sebagai tanda
pengingat untuk sang gadis agar tidak menerimah laki-laki lain. Sedangkan daun
sirih, kapur, tembakau, pisau, dan gambir juga digunakan pada peralatan pernikahan
kerena pada zaman nenek moyang terdahulu itu tidak ada namanya pasta gigi dan
agar giginya kuat, maka mereka mengonsumsi daun sirih, gambir, dan kapur yang
dicampur dalam satu wadah. Apabila tahap ini telah dilakukan maka pihak dari
perempuan tidak boleh lagi menerimah lamaran dari laki-laki lain, serta selama
proses pelamaran berlangsung colon mempelai laki-laki dan perempuan tidak
dibolehkan bertemu dulu agar terhindar dari perzinahan.
4.3.2.3 Makna Simbolik Puisi Lisan Palenda Pada Tahap Meili’a.
Meili’a merupakan lepas sambut oleh keluarga kedua mempelai. Tahap
meili’a merupakan tahap ketiga dalam pernikahan, tahap ini dilakukan pada saat
mempelai laki-laki telah mengucapkan ijab qabul. Kegiatan ini diawali dengan acara
mesambua (suap) yang dilanjudkan dengan acara mefosampua yang dalam adat
dinamakan sampu hobhine. Setelah acara mefosampua ditunaikan maka pihak
perempuan menunjuk salah satu orang tua untuk mengucapkan syair palenda. Berikut
adalah uraian syair palenda yang mempunyai simbol:
1. Kata “fepu hondoitu”
Febu hondoitu waahu Mulai malam ini waanu
Minsuanomo anamami Sudah bukan anak kami
Laahumo anamamia Laanu yang menjadi anak kami
Secara leksikal kata fepu hondoitu waahu, minsuanomo anamami, laahumo
anamamia, berarti mulai malam ini waanu bukan lagi anak kami sudah laanu yang
menjadi anak kami. Jika dihubungkan dengan konteksnya maka kata di atas
mengandung makna penerimaan penuh orang tua perempuan kepada menantunya dan
juga kata tersebut bertujuan untuk menjalin kedekatan antara anak dan mertuanya.
Sehingga dapat disimpulkan maksud dari syair di atas adalah orang tua perempuan
seolah-olah menganggap gadis ini bukan lagi anak meraka, tetapi maksud dalam syair
ini adalah bukannya anak gadis ini tidak dianggap lagi sebagai anaknya, melainkan
disamping mereka memiliki anak perempuan mereka juga memiliki anak laki-laki,
dan ini menandakan ketulusan hati dari orang tua perempuan yang mau menerima
laki-laki sebagai anaknya sendiri.
2. Kata “toba fatoonuno”
Nasehat yang berisi Tobat Artinya :
Tobha fato onu kabhahinoa Taubat ada empat macam
Tolu ano nde Allah Taala Tiga diantaranya bertuabat kepada Allah
yaitu
Ososo, obhotuki, fekakodoo merenungi, berjanji, agar terhindar dari
perbuatan maksiat, untuk kembali kejalan
Allah swt.
Seonu nde manusia Satu diantaranya ada pada diri manusia
Tompano haku kaogeno bulawa Yang paling besar adalah sebentuk emas
Oringgi, tambaga Ringgit, dan tembaga.
Tompano kakakidi Yang paling kecil adalah
Sebhensi gili, sekatampu sohomba Selembar sirih, sepotong jarum
Andea nikonando haku itu Itulah yang dinamakan hak orang lain
Ane dopohumpa aane wae tonia jika barang tersebut ditemukan di jalan
Dopolele aane nde kobarano maka segera dikembalikan kepemiliknya
Ane meene napohumapa aane jika tidak bertemu
Doondoli aane potinaino maka dikembalikan kekeluarganya
Doondoli aane leewalakano dikembalikan kepada keturunannya
Ane meenaasi dapokantibha jika tidak bertemu juga
Doteiemo wae masigi segeralah disimpan di mesjid
Dekantibha aanemo fahala agar mendapat pahala
Nde Allah Taala dari Allah Swt
Secara leksikal kata toba fato ano kabhahino berarti taubat ada empat macam
, kemudian kata tolu anu nde Allah Taala ososo, botuki, fekakodo’o secara leksikal
kata tersebut berarti tiga ada pada Allah yaitu menyesali, memutuskan, dan
menjauhkan, tetapi dalam palenda kata berarti berjanji kepada Allah, jika ditelaah
secara semiotik maka kata tersebut merupakan simbol perjanjian seorang manusia
kepada sang pencipta dengan mengingat dan merenungi kembali perbuatan dan
tindakan yang salah yang pernah dilakukan dan memutuskan untuk tidak
mengulanginya lagi dengan memohon kepada Allah Swt agar dijauhkan dari
perbuatan yang dilarang agama. Maksud dari kata di atas adalah kesadaran dari
manusia itu sendiri untuk bertaubat kepada Allah dan berjanji tidak akan
mengulangi perbuatan-perbuatan yang dilarang agama selama hidupnya.
3. Kata “ Seonu nde manusia”
kata seonu nde manusia secara leksikal kata tersebut berarti satu diantaranya
ada pada manusia itu sendiri, tetapi dalam palenda kata tersebut dapat diartikan
pembenahan diri, jika ditelaah secara semiotik maka kata tersebut merupakan simbol
pembenahan diri oleh manusia itu sendiri yang dapat mengatur hubungan antar
sesama manusia, dalam artian kita harus bisa membedakan mana yang merupakan
hak kita dan hak orang lain.
Kemudian dalam pelantunan syair tersebut ada peralatan yang dipakai oleh
mempelai laki-laki. Perangkat adat yang dimaksudkan adalah lolabhi yang secara
leksikal lolabhi berarti keris atau pedang yang digunakan untuk sesuatu, tetapi dalam
palenda lolabhi adalah simbol dari laki-laki perkasa, jika ditelaah secara semiotik
maka kata lolabhi simbol dari laki-laki perkasa yang akan menjaga dan melindungi
istrinya dari dunia kejahatan sampai akhir hidupnya.
Kemudian pada kegiatan mensambua (suap), kegiatan ini menandakan bahwa
laki-laki dan perempuan akan menyatu dalam satu ikatan saling menerima dan
memahami, setelah mengarungi bahtera rumah tanggga nanti seberat apapun badai
yang datang mereka bisa melewatinya. Setelah acara mesambua selesai maka
dilanjudkan dengan pencucian kaki yang dilakukan sebelum masuk ruang tengah
rumah yaitu dimulai dengan kaki kiri dari lutut hingga telapak kaki dengan
menggunakan punggung tangan sebanyak Sembilan kali dengan niat menghilangkan
dosa dengan ucapan Astaghfirullahul Adziim, pencucian kaki tersebut dilakukan
untuk menghilangan dosa dan agar setiap jejak langkahnya dipancari oleh cahaya
kebenaran dan iman.
top related