bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....
Post on 02-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi
2 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 30 siswa pada mata
pelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat
dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) data hasil perolehan nilai
sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 11.
Tabel 11
Ketuntasan Hasil Belajar IPASebelum Tindakan
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Keterangan Jumlah Persentase (%)
1. Tidak Tuntas 17 56,67% Tidak Tuntas
2. Tuntas 13 43,33% Tuntas
Jumlah 30 100%
Rata-rata 71,6
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 85
Berdasarkan tabel 11 ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM=75) sebanyak 17 siswa atau 56,67%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa dengan persentase 43,33%. Ketuntasan belajar
siswa pada gambar 3.
50
Gambar 3
Hasil perolehan nilai sebelum tindakan (Prasiklus)
SD Negeri Mrisi 2
Berdasarkan persentase nilai ulangan harian IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Mrisi 2 yang dijadikan sebagai nilai prasiklus dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM 75) dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah dan rendahnya hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, penggunaan metode dan
media yang digunakan dalam pembelajaran masih konvensional, pembelajaran masih
berpusat pada guru, guru kurang memiliki ketrampilan menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif dan dibuat aktif. Akibatnya pembelajaran kurang menarik
yang berakibat siswa menjadi jenuh, membosankan, siswa menjadi kurang berminat
dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga terjadi hambatan dalam transformasi
ilmu pengetahuan dan mengakibatkan pembelajaran berjalan kurang efektif.. Oleh
sebab itu penulis melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA kelas 5 SD
Negeri Mrisi 2. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi berbantuan media animasi guna meningkatkan hasil belajar
siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus. Berikut rincian tiap siklus :
56,67% 43,33%
Pra Siklus
Tidak TuntasTuntas
63,3…
36,66%
Pra Siklus Tida…
51
4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2. Pada
siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi,
dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 pertemuan (2
kali pertemuan tatap muka 1 kali pertemuan untuk evaluasi).
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Setelah memperoleh data hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 pada
kondisi awal (pra siklus), pada siklus I peneliti melakukan diskusi formal dengan
guru kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 untuk mendiskusikan waktu pelaksanaan dan hal-hal
yang diperlukan dalam proses penelitian serta mempersiapkan kesiapan pengajar/guru
kelas 5 untuk menggunakan metode demonstrasi berbantuan media animasi dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun perangkat pembelajaran, yang
meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang Gaya dan lembar kerja
siswa (LKS). Media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain animasi flash
mengenai Gaya, alat peraga seperti bulu ayam, kelereng, magnet batang, jarum besi,
logam besi, bolpoin, karet dan alat – alat lain yang dibutuhkan. Selain itu peneliti
juga membuat lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan guru untuk
mengamati kinerja guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan Siklus I pertemuan pertama ini, yang dilaksanakan
pada awal bulan maret. yaitu hari senin, 3 maret 2014. Karena bertepatan dengan hari
senin sebelum pembelajaran di mulai seluruh murid-murid dan guru-guru serta staff
SD Negeri Mrisi 2 mengikuti upacara rutin hari senin. Peneliti juga membantu
menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk upacara serta membantu
mengkoordinasi siswa dalam proses berjalannya upacara.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pada kegiatan awal guru mengkondisikan
siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, salam pembuka, dan berdo’a. Selanjutnya
pada sesi apersepsi guru melakukan kegiatan mendorong dan menarik meja, setelah
guru dan siswa saling tanya jawab mengenai kegiatan yang dilakukan guru.
52
Pada tahap Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan sekilas mengenai Gaya. Langkah selanjutnya guru menayangkan
animasi mengenai gaya, yang mana dalam animasi tersebut terdapat penjelasan
materi, gambar, video mengenai gaya. Selain melihat dan mengamati animasi, siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Pada tahap Demonstrasi, guru mendemonstrasikan mobil mainan diatas meja,
kemudian siswa menanggapi kegiatan yang didemonstrasikan guru. Pada tahap
Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa untuk
mendemonstrasikan bolpoin yang ujungnya terdapat karet dan bolpoin yang ujungnya
tidak ada karetnya. Pada tahap yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, siswa dibagi
dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa.dengan alokasi waktu
dalam berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru
meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri
mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai
ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas.
Selain membantu jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi
kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan
kriteria lembar observasi guru dan siswa. (terlampir)
Pada pertemuan yang kedua ini, dilaksanakan pada hari senin, 10 maret 2014.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran hampir sama pada pertemuan yang
pertama, namun hanya perbedaaan pada sub topik materi yaitu gaya magnet. Dalam
pelaksanaan metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang aktif, kreatif
dan menyenangkan diawali dengan olahraga kecil sebelum pembelajaran dimulai.
Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mendemonstrasikan magnet batang,
siswa menanggapi kegiatan yanag dilakukan guru. Selanjutnyaada fase Orientasi
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sekilas mengenai
kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi.
Kemudian guru menayangkan animasi gaya magnet, yang mana didalam animasi
tersebut terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai gaya magnet. Selain
53
melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa
penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan cara membuat magnet
dengan cara induksi. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah
satu siswa untuk mendemonstrasikan cara membuat magnet dengan cara induksi
seperti yang didemonstrasikan oleh guru. Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi
Mandiri, pada tahap ini siswa berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada
pertemuan pertama. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan siswa bersama
kelompoknya mendiskusikan lembar kerja siswa. Dalam berdiskusi alokasi waktu
sama seperti pada pertemuan pertama yaitu 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi
telah usai, guru meminta salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara
mandiri mendemonstrasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk
mempunyai ketrampilan berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas.
Selain membantu jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi
kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan
kriteria lembar observasi guru dan siswa. (terlampir)
Diduga semua siswa sudah paham betul mengenai prinsip pengungkit dan
bidang miring, guru memberikan evaluasi singkat yang berupa tes lisan. Sebelum
pembelajaran diakhiri guru memberikan motivasi kepada siswa serta manfaat magnet
dalam kehidupan sehari-hari.
Pertemuan ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 Maret 2013 dengan
alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan
untuk evaluasi. Guru mengawali pertemuan ketiga ini dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan berdo’a. Guru menyampaikan tujuan pertemuan kali
ini adalah untuk melakukan evaluasi pada pertemuan pertama dan kedua., yaitu
dengan mengerjakan 20 soal dan waktunya 25 menit. Setelah 25 menit siswa guru
memberikan refleksi dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
54
4.1.2.3. Tahap Observasi
Hasil observasi guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 12
Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus I pertemuan 1
No Aspek Hasil Penilaian Obervasi
1 2 3 4
1. Pelaksanaan metode demonstrasi
Pra Pembelajaran
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
- 5 10 6
2. Pemanfaatan sumber
belajar/media pembelajaran
- - 1 1
3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -
Jumlah - 5 12 7
Persentase (%) - 20,83% 50% 29,17%
Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I
pembelajaran dengan metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru
dengan kategori cukup sebesar 20,83%, kategori baik sebesar 50 % dan kategori
sangat baik sebesar 29,17% dari keseluruhan kegiatan metode demonstrasi
Tabel 13
Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus I pertemuan II
No Aspek Hasil Penilaian Obervasi
1 2 3 4
1. Pelaksanaan model demonstrasi
Pra Pembelajaran
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
- 1 11 9
2. Pemanfaatan sumber - - - 2
55
belajar/media pembelajaran
3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -
Jumlah - 1 12 11
Persentase (%) - 4,17% 50% 45,83%
Dari hasil pengematan kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua di atas
dapat diketahui bahwa metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru
dengan kategori cukup sebesar 4,17%, kategori baik sebesar 50% dan kategori sangat
baik sebesar 45,83% dari keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel 14 di
bawah ini.
Tabel 14
Hasil Pengamatan Kinerja Siswa
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus I Pertemuan I
No. Aspek Ya Tidak
1. Pra Pembelajaran 2 -
2. Kegiatan Awal 2 1
3. Kegiatan Inti 7 8
4. Penutup 1 -
Jumlah 12 9
Persentase (%) 57,15 42,85
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan I di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode
demonstrasi sebanyak 57,15% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 42,85%
kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21
item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan II dapat dilihat
dari tabel 15 berikut.
56
Tabel 15
Hasil Pengamatan Kinerja Siswa
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus I Pertemuan II
No. Aspek Ya Tidak
1. Pra Pembelajaran 2 -
2. Kegiatan Awal 3 -
3. Kegiatan Inti 10 5
4. Penutup 1 -
Jumlah 16 5
Persentase (%) 76,20 23,80
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I pertemuan II di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode
demonstrasi sebanyak 76,20% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 23,80%
kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21
item.
Hasil lembar pengamatan pada siklus I pertemuan pertama aktivitas guru
yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan sintaks atau tahap-tahap metode demonstrasi dengan
runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan
akhir. Dalam memulai guru sudah mampu mengkondisikan dan menarik perhatian
siswa untuk terpaku pembelajaran dan dalam kegiatan inti, guru juga sudah
melakukan kegiatan demonstrasi yang disertai penjelasan sederhana sesuai dengan
tingkat berfikir siswa. Pada tahap latihan terbimbing siswa sangat antusias sekali
dalam memperhatikan dan mendemonstrasikan alat peraga didepan kelas. Sebelum
siswa mengerjakan lembar kerja siswa, guru juga sudah membagi kelompok secara
heterogen serta mengarahkan dan membimbing siswa dengan baik untuk
mendemonstrasikan hasil diskusinya didepan kelas. Dalam kegiatan akhir guru juga
sudah mengarahkan siswa untuk bersama-sama menarik kesimpulan apa yang didapat
pada pembelajaran kali ini dan setelah itu melakukan evaluasi.
57
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa
memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat interaksi
positif antara siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi
dalam mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan
media pembelajaran siswa merasa tertarik dengan media animasi, hal itu terlihat dari
rata-rata pandangan siswa saat melihat animasi-animasi saat ditayangkan suasana
terlihat tenang. Dan media-media alat peraga yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran menggunakan alat peraga yang mudah dijumpai siswa dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa semakin jelas terhadap materi yang diajarkan. Pada
kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan
diantaranya yaitu penyampaian tujuan pembelajaran yang masih terlalu cepat,
penyampaian pesan moral kepada siswa belum dilaksanakan, siswa belum
sepenuhnya mendengarkan penjelasan kompetensi yang hendak dicapai secara
seksama, siswa juga belum sepenuhnya mampu menjawab perumusan masalah yang
diajukan, siswa masih malu-malu dan belum terlalu aktif bertanya sehingga siswa
belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan kelompok karena tidak berani
memberikan pendapat ketika diskusi kelompok dilaksanakan. Dalam
mendemonstrasikan hasil diskusi , dalam penggunaan bahasa siswa masih belum
dapat mengungkapkan pendapat dengan lancar dan lugas.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama
pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan
pembelajaran tidak terlalu cepat, adanya penyampaian pesan moral kepada siswa, dan
guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab pertanyaan ataupun
58
mengungkapkan pendapatnya dengan baik, mampu menggunakan bahasa yang lugas
dan lancar dalam diskusi kelompok maupun dalam mempresentasikan hasil diskusi.
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru pada pertemuan kedua yaitu
pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan tahap-tahap metode demonstrasi secara runtut dari mulai pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Guru juga sudah
memperbaiki kelemahan yang dilakukan pada pertemuan pertama dengan baik.
Penggunaan media pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan efisien
karena sudah mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media
pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga sudah
melakukan pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung
dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik
terhadap proses pembelajaran yang telah diberikan.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai dengan seksama dan mampu
menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan
dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan terdapat interaksi positif antara
siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media
pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin
jelas terhadap materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa
juga sudah berani mengungkapakan dengan bahasa yang lugas di depan kelas. Pada
kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan atas bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan
diantaranya yaitu pengelolaan waktu belum sempurna, siswa belum sepenuhnya
mampu berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa masih malu-malu dalam
proses diskusi sehingga siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok karena tidak berani memberikan pendapat ketika diskusi kelompok
59
dilaksanakan. Dalam mendemonstrasikan hasil, diskusi meskipun siswa sudah berani
menyampaikan hasil diskusi, namun saling tunjuk menunjuk untuk menentukan siapa
yang akan maju kedepan melakukan demonstrasi hasil diskusi sehingga waktu
menjadi lebih lama dari waktu yang telah dijadwalkan dan dalam penggunaan bahasa
siswa belum dapat mengungkapkan dengan lancar dan lugas.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan
tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama
pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah pengelolaan waktu lebih
ditingkatkan lagi, guru lebih memotivasi siswa agar siswa berani menjawab
pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapatnya, guru harus lebih membimbing
siswa agar mampu menggunakan bahasa yang lugas dan lancar baik dalam diskusi
kelompok maupun dalam mendemonstrasikan hasil diskusi.
Pada pertemuan ketiga siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah
diberikan dengan tekun dan tenang. Siswa mengerjakan sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan.
4.1.2.4. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas dan
peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA
melalui metode demonstrasi bagi guru kelas, observer dan siswa. Dari diskusi ini
didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan metode demonstrasi kegiatan
pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnyadan pada kegiatan inti siswa sudah merasa bahwa dalam
pembelajaran guru telah membuat siswa aktif dan dibuat aktif. Namun masih ada
kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan
60
bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian atau
penghargaan pada siswa.
4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I, Perencanaan
pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurna dan tindak lanjut dari
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan masih sama dengan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.
4.1.3.1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama ini adalah
penyusunan perangkat pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) tentang pengertian pengertian pesawat sederhana, jenis-jenis
pesawat sederhana dan memberikan contoh alat-alat dilingkungan sekitar yang
menggunakan prinsip pesawat sederhana. Alat atau media yang digunakan dalam
pembelajaran ini antara lain animasi flash tentang pesawat sederhana, gambar, lembar
kerja siswa dan beberapa alat lain yang digunakan dalam pembelajaran selain itu
peeliti juga membuat lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan kinerja guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
4.1.3.2. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan hari senin, 17 maret 2014.
Dalam pelaksanaan pembelajaran metode demonstrasi guru menciptakan suasana
kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan olahraga kecil sebelum
pembelajaran dimulai. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menayangkan
gambar mengenai pekerjaan yang sudah menggunakan prinsip pesawat sedehana dan
belum menggunakan prinsip pesawat sederhana”
Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
menjelaskan sekilas mengenai konsep pesawat sederhana. Kemudian guru
menayangkan animasi tentang sederhana pada sub materi pengungkit dan bidang
61
miring, yang mana didalam animasi tersebut terdapat penjelasan materi, gambar,
video mengenai prinsip kerja pengungkit dan bidang miring. Sama dengan siklus I,
selain melihat atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
dirasa penting.
Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip kerja pengungkit
(gunting, staples dan pinset), guru dan siswa saling tanya mengenai kegiatan yang
dilakukan guru.
Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan membimbing salah satu siswa
untuk mendemonstrasikan prinsip pengungkit yaitu mencabut paku dengan
menggunakan tangan dan pencabut paku, kemudian siswa diminta membanding lebih
mudah mencabut dengan tangan atau dengan pencabut paku. Selanjutnya pada fase
yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi dalam
kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa. Dan alokasi waktu dalam
berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta
salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan
hasil diskusinya. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempunyai ketrampilan
berbicara dan melatih mental berbicara didepan kelas.
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari senin 24 maret
2014. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
prinsip kerja katrol dan roda serta penggunaan katrol dan roda dalam kehidupan
sehari-hari. Media yang digunakan antara lain materi pembelajaran yang sudah
terdapat pada animasi, lembar kerja siswa (LKS), alat peraga yang digunakan adalah
mobil mainan, gangsir, benang, tutup toples, kit katrol dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru menciptakan suasana kelas yang
aktif, kreatif dan menyenangkan diawali dengan mengajak siswa keluar ruangan
untuk mengamati roda motor disekitar parkir motor sekolah. Setelah 5 menit, guru
mengajak siswa untuk masuk kembali keruangan.
62
Pada fase Orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
menjelaskan sekilas mengenai konsep prinsip kerja roda berporos. Kemudian guru
menayangkan animasi tentang roda dan katrol, yang mana didalam animasi tersebut
terdapat penjelasan materi, gambar, video mengenai prinsip kerja roda. Selain melihat
atau mengamati animasi siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dirasa
penting. Pada fase Demonstrasi, guru mendemonstrasikan prinsip katrol dan siswa
memperhatikan dengan seksama. Fase Latihan Terbimbing, guru meminta dan
membimbing salah satu siswa untuk mendemonstrasikan prinsip kerja pada roda.
Pada fase yang terakhir yaitu Demonstrasi Mandiri, pada tahap ini siswa dibagi
dalam kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa. Dan alokasi waktu dalam
berdiskusi adalah 15-20 menit. Kemudian setelah diskusi telah usai, guru meminta
salah satu atau dua siswa perwakilan kelompok secara mandiri mendemonstrasikan
hasil diskusinya. Dalam siklus kedua pertemuan kedua ini siswa sudah mampu
menjelaskan alat yang didemonstrasikannya dengan baik dan benar serta dalam
penyampaiannya menggunakan bahasa yang lugas dengan baik.
Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari rabu, 9 April 2014 dengan
alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pertemuan ketiga ini hanya digunakan
untuk evaluasi. Siswa diminta mengerjakan 20 soal obyektif pilihan ganda dengan
waktu 35 menit. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi. Guru memberikan refleksi
dan motivasi lalu mengakhiri kegiatan pembelajaran serta mengucapkan terima kasih
atas partisipasi siswa dalam penilitian ini.
63
4.1.3.3. Tahap Observasi
Tabel 17
Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus II pertemuan I
No Aspek Hasil Penilaian Obervasi
1 2 3 4
1. Pelaksanaan model demonstrasi
Pra Pembelajaran
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
- - 4 17
2. Pemanfaatan sumber
belajar/media pembelajaran
- - - 2
3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -
Jumlah - - 5 19
Persentase (%) - - 20,83 79,17%
Dari tabel 17 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan I metode
demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori baik sebesar
20,83% dan kategori sangat baik sebesar 79,17% dari keseluruhan kegiatan dengan
metode demonstrasi. Sedangkan untuk hasil observasi Aktivitas guru Siklus II
pertemuan II dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18
Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus II pertemuan II
No Aspek Hasil Penilaian Obervasi
1 2 3 4
1. Pelaksanaan model demonstrasi
Pra Pembelajaran
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
- - 2 19
2. Pemanfaatan sumber
belajar/media pembelajaran
- - - 2
64
3. Penilaian proses dan hasil - - 1 -
Jumlah - - 3 19
Persentase (%) - - 12,5% 87,5 %
Dari tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pertemuan II
metode demonstrasi sudah diterapkan/ dilakukan oleh guru dengan kategori baik
sebesar 12,5% dan kategori sangat baik sebesar 87,5% dari keseluruhan kegiatan
dengan metode demonstrasi.
Tabel 19
Hasil Pengamatan Kinerja Siswa
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus II Pertemuan I
Dari data tabel 19 hasil observasi siswa siklus II pertemuan I di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode
demonstrasi sebanyak 80,96% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 23,80%
kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21
item. Sedangkan untuk hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan II dapat dilihat
dari tabel 20 berikut.
No. Aspek Ya Tidak
1. Pra Pembelajaran 2 -
2. Kegiatan Awal 3 -
3. Kegiatan Inti 11 4
4. Penutup 1 -
Jumlah 17 4
Persentase (%) 80,96 23,80
65
Tabel 20
Hasil Pengamatan Kinerja Siswa
Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Siklus II Pertemuan II
Dari data tabel hasil observasi siswa siklus II pertemuan II di atas, dapat
diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan metode
demonstrasi sebanyak 90,47% kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan 9,53%
kegiatan belum terlaksana dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang berjumlah 21
item.
Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan
pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran
mengarah pada pengembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap metode Demonstrasi secara runtut
dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir.
Dalam memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru
menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga
permasalahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.guru juga sudah memberikan
penguatan terhadap pendapat siswa untuk memotivasi siswa agar lebih bernai
mengemukakan pendapatnya. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi siswa
No. Aspek Ya Tidak
1. Pra Pembelajaran 2 -
2. Kegiatan Awal 3 -
3. Kegiatan Inti 13 2
4. Penutup 1 -
Jumlah 19 2
Persentase (%) 90,47 9,53
66
menjadi kelompok secara heterogen. Guru juga membimbing siswa dalam
melakukan pendemonstrasian alat peraga dengan baik.
Dalam kegiatan akhir, guru juga sudah melakukan refleksi, dan memberikan
pesan moral kepada siswa terhadap materi yang disampaikan. Penggunaan media
pembelajaran sudah dilakukan secara efektif dan efisien karena sudah mampu
melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Selanjutnya
dalam penilaian proses dan hasil, guru juga sudah melakukan pemantauan kemajuan
belajar selama proses pembelajaran berlangsung dan melakukan penilaian akhir
sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang
telah diberikan.
Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah
menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa
mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, siswa
sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik, dan siswa juga sudah
mampu menjawab perumusan masalah yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan inti
siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang diajarkan dan sudah aktif
bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam diskusi kelompok,
sudah terdapat interaksi positif baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru.
Pada pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran tanpa merasa tertekan. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa
merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas terhadap
materi yang diajarkan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa juga sudah
berani mempresentasikan hasil belajar di depan kelas. Dalam penggunaan bahasa
siswa sudah mulai mampu mengungkapkan pendapatnya dengan lancar meskipun
bahasanya juga belum sepenuhnya lugas. Pada kegiatan penutup siswa secara
bersama-sama membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
4.1.3.4. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
67
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
guru dan peneliti/observer. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana
pembelajaran IPA melalui metode demonstasi berbantuan animasi bagi guru kelas,
observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan metode demonstrasi berbantuan animasi kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan
pada siswa, memberikan umpan balik, dan pemberian penguatan baik berupa pujian
maupun penghargan. Namun meskipun demikian masih tetap diperlukan perbaikan
secara berkesinambungan agar hasil belajar yang sudah mulai meningkat lebih dapat
berkembang dan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan kegiatan
yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui
penilaian proses dan hasil belajar.
68
4.2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisa data. Adapun
penjabarannya akan dibahas pada masing-masing subbab yaitu :
4.2.1. Deskripsi Data
4.2.1.1. Deskripsi Data Siklus I
Deskripsi data pada siklus I terdiri dari hasil pengamatan kinerja guru
pertemuan pertama dan kedua, hasil pengamatan kinerja siswa pertemuan pertama
dan kedua, serta hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I.
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Interval Frekuensi Persentase
1 60-70 10 33,33%
2 71-80 1 3,33%
3 81-90 11 36,67%
4 91-100 8 26,67%
Jumlah 30 100%
4.2.2.2. Deskripsi Data SIklus II
Tabel 21
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Interval Frekuensi Persentase
1 60-70 1 3,33%
2 71-80 3 10 %
3 81-90 14 46,67%
4 91-100 12 40%
Jumlah 30 100%
69
4.2.2. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya
digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian.
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis ketuntasan
dan analisis komparatif.
4.2.2.1. Analisis Ketuntasan
Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui telah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi berbantuan media
animasi pada mata pelajaran IPA, siswa kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 pada semester 2
Tahun 2013/2014. Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 ini dapat ditunjukkan
melalui tabel berikut ini :
Tabel 22
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siklus I kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Semester II 2013/2014
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Keterangan Jumlah Persentase
(%)
1. Tidak Tuntas 7 23,34 % Tidak Tuntas
2. Tuntas 23 76,66 % Tuntas
Jumlah 30 100%
Rata-rata 85,83
Nilai terendah 65
Nilai tertinggi 100
Berdasarkan tabel 17 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang
diukur dengan KKM 75 dicapai oleh 23 siswa atau 76,66% dan 7 siswa lainnya atau
23,34% dari seluruh siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPA.
Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti
gambar sebagai berikut .
70
Gambar 4
Hasil Belajar Siklus I
SD Negeri Mrisi 2
Gambar diatas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar adalah
sebesar 76,66%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 23,34%. Sedangkan
ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini dapat ditunjukkan melalui tabel 24 dibawah
ini :
Tabel 24
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siklus II kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Semester 2 2013/2014
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Keterangan Jumlah Persentase
(%)
1. Tidak Tuntas 1 3,34 % Tidak Tuntas
2. Tuntas 29 96,66 % Tuntas
Jumlah 30 100%
Rata-rata 89
Nilai terendah 70
Nilai tertinggi 100
Berdasarkan tabel 24 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang
diukur dengan KKM 75, dicapai oleh 29 siswa atau 96,66% dan pada siklus II ini
juga masih terdapat 1 siswa yang belum mencapai KKM 75. Ketuntasan hasil belajar
ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar sebagai berikut :
Tidak Tuntas 23,34%
Tuntas 76,66%
HASIL SIKLUS I
71
Gambar 5
Hasil Belajar Siklus II
SD Negeri Mrisi 2
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa 96,66% siswa telah tuntas
mencapai KKM 75 dan 1 siswa yang belum tuntas mencapai KKM 75 dalam belajar
IPA.
4.2.2.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan dilakukan analisis komparatif
ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis komparatif dilakukan
dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II
dalam satu tabel 24
Tabel 24
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas 5 SD Negeri Mrisi 2
Semester II tahun 2013/2014
No
Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
1. Tuntas 13 43,33% 23 76,66% 29 96,66%
2. Tidak
Tuntas
17 56.67% 7 23,34% 1 3,34%
Jumlah 30 100% 30 100% 30 100
Tidak Tuntas
3%
Tuntas 97%
SIKLUS II
72
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari pra siklus hingga pelaksanaan siklus 2. Untuk
memvisualisasikan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra
siklus dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Gambar 6
Analisis Komparatif
4.3. Pembahasan
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi
2 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan ditemukan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah, hal ini disebabkan penyampaian materi dengan metode
konvensional dan tanpa media yang mendukung dalam penyampaian materi
pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, sehingga keaktifan
dan kekreatifan siswa sama sekali tidak terlihat. Proses pembelajaran sebelum
tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang
menantang, siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kekreatifan siswa
maupun gagasan yang muncul dan siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena
pembelajaran yang dilakukan guru tidak menunjukkan proses pembelajaran aktif dan
dibuat aktif, sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA siswa rendah,. Nilai rata-rata yang
didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 68,5. Siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM ≥75) hanya 11 siswa dengan persentase 36,66%
sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 19
0
10
20
30
40
Pra Siklus SIKLUS I SIKLUS II
Analisis Komparatif
Tuntas Tidak Tuntas
73
siswa dengan persentase 63,34%. Nilai tertinggi yang didapatkan siswa sebelum
tindakan sebesar 81 sedangkan nilai terendahnya sebesar 54. Adanya perbedaan yang
signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas menjadi masalah yang
harus segera diatasi. Tuntasnya ke-11 siswa ini dikarenakan sudah dapat menangkap
materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja dan ke 11
siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-
temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 19 siswa
yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan
ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja
mereka belum bisa memahami sepenuhnya tentang materi yang disampaikan,
sehingga diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih
dalam tahapan operasional konkrit (7-11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa
mencari, membuat dan melakukan sendiri serta terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa dalam proses
pembelajaran, maka diperlukan metode pembelajaran yang cocok dan tepat.
Menurut Muslichah (2006:23) tujuan pembelajaran IPA di SD adalah “Untuk
menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan
masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan, mengembangkan gejala alam,
sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif “. Dapat disimpulkan bahwa tujuan
pemebelajaran IPA di SD adalah siswa dituntut berinteraksi langsung dan kritis
mengembangkan keterampilan proses dan memecahkan masalah dalam kehidupan
yang dialami. Untuk itu peneliti mencoba mengatasi masalah hasil belajar IPA kelas 5
SD Negeri Mrisi 2 dengan menggunakan metode demonstrasi. Menurut Udin S.
Winata Putra, dkk (2004:424), “Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk
mempetunjukkan proses tertentu”. Dari pernyataan Udin S. Winata Putra peneliti
dapat simpulkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi siswa akan
berinteraksi dan mengamati langsung obyek yang dipelajari, apalagi ditambah dengan
74
media animasi dalam proses pembelajaran, tentu siswa akan lebih tertarik untuk
mengikuti pembelajaran.
Peneliti perencanaan dengan berdiskusi dengan guru kelas 5 SD Negeri Mrisi
untuk mendiskusikan hal-hal yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah hasil
belajar siswanya dan waktu pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
demonstrasi berbantuan animasi di SD tersebut.
Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada Siklus
I dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan media animasi siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥75) sebanyak 23 siswa dengan
persentase 76,66% dan siswa yang mencapai nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa
dengan persentase 23,34. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 85,83 sedangkan nilai
tertinggi yang diperoleh sebesar 100 dan nilai terendahnya 65. Dibandingkan kondisi
awal hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan, namun peneliti
belum merasa puas karena belum sesuai yang diharapkan. Untuk itu peneliti
melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I
dan memecahkan masalahnya. Siklus II dengan penerapan metode demonstrasi
berbantuan animasi siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥75)
sebanyak 29 siswa atau 96,66% dan masih 1 siswa yang belum bisa mencapai diatas
KKM 75. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 89 sedangkan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendahnya 70. Hasil yang sangat fantastis jika dibandingkan pada prasiklus.
Namun masih ada satu siswa yang belum mencapai KKM 75. Setelah ditelusuri
ternyata anak tersebut mengalami gangguan kesulitan dalam hal membaca.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Nur Khasanah dalam skripsi PTK yang berjudul “ Upaya Peningkatan Hasil
Belajar IPA dengan metode Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas V SDN
Cepokokuning Kabupaten Batang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012” Peneliti
menggunakan metode pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari dan melakukan sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari dan
siswa dilibatkan sejak perencanaan sampai akhir dan siswa dituntut untuk memiliki
75
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media animasi dalam belajar,
bekerjasama dalam kelompok dan membuat kesimpulan dari hasil kerja kelompok
serta mendemonstrasikan hasil kerjanya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Situasi pembelajaran seperti ini
mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan langsung terlibat pada
aktivitas (learning by doing) siswa akan lebih memahami dan mengerti materi yang
dipelajari.
top related