bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 pelaksanaan ...€¦ · hasil pelaksanaan penelitian ....
Post on 09-Nov-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini melewati beberapa tahap kegiatan yang
penulis lakukan. Keterlaksanaan penelitian dapat berjalan secara lancar tidak
lepas dari pihak sekolah baik dari kepala sekolah, guru dan karyawan yang
menerima dan membantu dalam memberikan fasilitas penunjang dalam proses
pelaksanaan penelitian. Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian yang
dilakukan di SD Negeri 01 Bonyokan :
Tabel 23
Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Negeri 01 Bonyokan
No Hari, tanggal
Kegiatan
1 Rabu, 7 Januari 2015
Menghubungi Kepala Sekolah untuk memohon izin untuk melakukan
penelitian dan melakukan observasi kondisi fisik sekolah dan siswa.
Menemui guru untuk memohon bantuan dalam kegiatan penelitian dan
memberitahukan prosedur penelitian.
2 Sabtu, 28 Februari 2015
Melakukan uji soal pada 32 siswa di SDN Cawan, Klaten untuk digunakan
dalam mengukur validitas dan reliabilitas instrumen soal tes.
4 Sabtu,7 Maret 2015
Mengenalkan model yang akan digunakan pada guru serta menjelaskan
langkah-langkah yang dilakukan dalam model yang diteliti dengan memberikan
contoh RPP yang akan digunakan untuk validasi model.
5 Kamis, 12 Maret 2015
Melakukan validasi model di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6 Sabtu, 14 Maret 2015
Melakukan uji pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
7 Selasa, 24 Maret 2015
Implementasi treatment pada pembelajaran 1 tema 8 subtema 2 muatan IPA di
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
8 Rabu, 25 Maret 2015
Implementasi treatment pada pembelajaran 2 tema 8 subtema 2 muatan IPA di
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
10 Kamis, 26 Maret 2015
Implementasi treatment pada pembelajaran 3 tema 8 subtema 2 muatan IPA di
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
11 Sabtu, 28 Maret 2015
Melakukan postes di kelas kontrol dan eksperimen.
Berpamitan dan ucapan terima kasih terhadap pihak sekolah atas dukungan
terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan.
52
Kegiatan yang dilakukan pertama seperti dapat dilihat pada tabel jadwal
kegiatan. Setelah kegiatan administrasi perijinan pada pihak sekolah, kegiatan
selanjutnya yaitu mengenalkan model yang akan di lakukan pada guru kelas
eksperimen yaitu model Discovery dan kelas kontrol yaitu model Group
Investigation . Pada saat kegiatan pengenalan model, dapat dilihat bahwa guru
baik kelas eksperimen maupun kontol telah mengenal baik mengenai model
discovery dan group investigation. sehingga diharapkan tidak ada kendala lagi
guru dalam menerapkan model tersebut.
4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pemberian treatment di kelas 5A sebagai kelas
eksperiment yaitu memberikan perlakuan penerapan pendekatan saintifik
melalui model discovery learning muatan IPA pada subtema 2 tema 8 kelas 5.
Secara garis besar pelaksanaan pemberian treatmen berjalan secara baik dan
sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pemberian treatmen pada
kelas eksperiment dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 24-26 maret
2015.
Pembelajaran 1 dilaksanakan pada Hari Selasa, 24 maret 2015 pada
pukul 07.30-08.40 dengan materi Hubungan antar makhluk hidup. Dalam
kegiatan ini siswa diharapkan memahami hubungan antar makhluk hidup yang
terjadi dan menyebutkan jenis hubungan yang terjadi dalam sebuah ekosistem.
Kegiatan diawali dengan denga doa, apersepsi dan penyampaian secara garis
besar tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kegiatan dilanjutkan
dengan pengamatan siswa pada penampilan sebuah video yang diputar oleh
guru berkaitan dengan hubungan antar makhluk hidup. Guru menggali
informasi yang didapatkan oleh siswa setelah melihat video tersebut.
Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan pengamatan yang dilakukan.
Kegiatan berikutnya siswa diberikan 3 buah gambar yang berbeda kemudian
siswa mengidentifikasi sendiri gambar tersebut masuk kedalam hubungan yang
menguntungkan atau merugikan bagi makhluk hidup. Siswa secara berani
mempresentasikan hasil kegiatan pengamatan yang dilakukan di depan kelas.
Kegiatan terakhir guru bersama siswa melakukan pembuktian dan
53
menyimpulkan jenis-jenis hubungan antar makhluk hidup. Kegiatan hari
pertama berjalan dengan lancar dan semua siswa terlibat dengan baik dalam
kegiatan.
Pembelajaran 2 dilaksanakan pada Hari Rabu, 25 Maret 2015 pukul
07.30-08.40 WIB. Pada pembelajaran yang kedua ini, materi pembelajaran
tentang Rantai Makanan dan Jaring-jaring makanan. Pembelajaran yang kedua
ini dimulai dengan guru menampilan video tentang sebuah jaring-jaring
makanan. siswa menemukan berbagai hal yang terdapat dalam video tersebut.
Guru mulai menggali informasi yang didapat siswa dari melihat video. Setelah
mengetahui hal yang didapat siswa, guru memandu untuk menyimpulkan
mengenai rantai makanan. beralih ketopik selanjutnya siswa mengamati
gambar yang diberikan guru berupa gambar yang terdapat dalam rantai
makanan. siswa mengurutkan gambar hewan dalam gambar tersebut sebagai
bentuk rantai makanan. selanjutnya siswa diberikan sebuah peta konsep yang
didalamnya terdapat beberapa rantai makanan. siswa mengumpulkan data
tentang jumlah rantai makanan yang terdapat dalam peta konsep jaring-jaring
makanan tersebut. Siswa melakukan presentasi tentang hasil yang didapat
dapam proses kegiatan. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
bersama tentang jaring-jaring makanan. pada pembelajaran kedua ini kegiatan
berjalan cukup baik, hanya sedikit ramai karena keinginan siswa dalam
keterlibatan kegiatan belajar.
Pembelajaran 3 dilaksanakan hari Kamis, tanggal 26 maret 2015 pukul
07.30-08.40 WIB. Dalam pembelajaran ketiga ini materi muatan IPA yaitu
perubahan dan persaingan di dalam ekosistem. Kegiatan di awali dengan
penampilan gambar beberapa hewan, siswa mengamati dan memiliki pendapat
sesuai apa yang mereka pikirkan. Guru memberikan pancingan pertanyaan apa
yang akan terjadi jika salah satu hewan yang ada pada gambar diambil.
Bersama siswa, guru melakukan demonstrasi untuk membuktikan apa yang
akan terjadi jika salah satu gambar diambil. Kemudian guru memberikan
gambar aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi rantai makanan. siswa
mmenjawab aktivitas manusia dalam gambar yang dapat berpengaruh pada
54
rantai makanan. siswa menumpulkan informasi yang mereka dapat dari
pembelajaran tersebut mengenai perubahan dalam sebuah ekosistem. Kegiatan
berikutnya guru memutar sebuah video tentang persaingan makhluk hidup
berebut makanan. guru memancing siswa dengan beberapa pertanyaan. Siswa
juga aktif menjawab apa yang mereka lihat dari kegiatan yang terdapat dalam
video tersebut. Siswa juga melakukan presentasi tentang apa yang mereka
dapatkan dari kegiatan sebelumnya. Terakhir, guru bersama siswa melakukan
pembuktian secara bersama-sama dan menyimpulkan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar berjalan dengan lancar dengan antusias siswa mengikuti
pembelajaran.
Ketiga kegiatan pembelajaran secara umum sudah berjalan dengan
baik. Penguasaan guru tentang model discovery learning sudah baik. Guru juga
sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh
peneliti. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan pemberian treatment, dapat
dilihat pada tabel berikut:
55
Tabel 24.
Hasil Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Kelas Eksperimen
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten Kegiatan Indikator Jumlah Aspek
yang Diamati
Pembelajaran
1
Pembelajaran
2
Pembelajaran
3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Kegiatan Awal/
Pendahuluan
1. Persiapan yang dilakukan guru dalam
mempersiapkan alat/ bahan yang digunakan dalam
proses belajar
1 1 - 1 - 1 -
2. Presensi 2 1 1 2 - 1 1
3. kegiatan Apersepsi 2 1 1 2 - 1 1
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 1 - 1 - 1 -
2. Kegiatan Inti 5. Memberikan rangsangan (menanya) 1 1 - 1 - 1 -
6. Memberikan pernyataan / identifikasi masalah
(mengamati)
1 1 - 1 - 1 -
7. Bertanya jawab untuk menggali informasi 1 1 - 1 - 1 -
8. mengkondisikan siswa agar dapat mengumpulkan
data (mengumpulkan informasi)
1 1 - 1 - 1 -
9. siswa mengolah data yang di dapat (mengasosiasi) 1 1 - 1 - 1 -
10. Memfasilitasi pembuktikan kebenaran data yang
telah diolah
1 1 - 1 - 1 -
11. Mengkondisikan siswa melakukan kegiatan
presentasi (mengkomunikasikan)
1 1 - 1 - 1 -
12. Memandu diskusi kelas untuk menyusun kesimpulan
akhir.
1 1 - 1 - 1 -
3.Kegiatan
Akhir
13. Melakukan refleksi pembelajaran 2 1 1 0 2 2 -
14. Menutup pembelajaran 1 1 - 1 - 1 -
Jumlah 17 14 3 15 2 15 2
56
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksanaan pemberian treatment di kelas 5B sebagai kelas kontrol
yaitu memberikan perlakuan penerapan pendekatan saintifik melalui model
group investigation muatan IPA pada subtema 2 tema 8 kelas 5. Secara garis
besar pelaksanaan pemberian treatmen berjalan secara baik dan sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pemberian treatmen pada kelas kontrol
juga dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 24-26 maret 2015.
Pembelajaran 1 dilaksanakan pada Hari Selasa, 24 maret 2015 pada
pukul 09.00-10.10 dengan materi Hubungan antar makhluk hidup. Dalam
kegiatan ini siswa diharapkan memahami hubungan antar makhluk hidup yang
terjadi dan menyebutkan jenis hubungan yang terjadi dalam sebuah ekosistem.
Kegiatan diawali dengan denga doa, apersepsi dan penyampaian secara garis
besar tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok besar. Kemudian masuk di kegiatan inti guru
memutarkan sebuah video tentang simbiosis. Siswa mengamati dengan
antusias dan aktif. Siswa kemudian melakukan diskusi untuk mengetahui apa
yang terdapat dalam video yang diputar oleh guru. Kemudian siswa dalam
kelompok menyimpulkan apa yang terjadi dalam sebuah video itu. Bersama
guru, siswa menyimpulkan tentang pengertian simbiosis. Kegiatan selanjutnya,
guru langsung menyebutkan jenis simbiosis tanpa memberikan pengertian
tentang arti jenis simbiosis tersebut. Kemudian setiap kelompok diberikan
gambar berbeda tentang jenis simbiosis. Siswa dalam kelompok mulai
menganalisis tentang jenis simbiosis apa yang terdapat dalam gambar tersebut.
Siswa juga mengumpulkan informasi mengenai jenis simbiosis tersebut.
Pengumpulan informasi dengan menggunakan sumber buku pegangan, buku
perpustakaan dan tanya jawab dengan guru.siswa menyampaiakan hasil yang
didapatkan dari diskusi dalam sebuah presentasi di depan kelas. Sebagai
kegiatan penutup guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari.
Pembelajaran pertama cukup kondusif dalam pelaksanaan.
Pembelajaran 2 dilaksanakan pada Hari Rabu, 25 Maret 2015 pukul
09.00-10.10 WIB. Pada pembelajaran yang kedua ini, materi pembelajaran
57
tentang Rantai Makanan dan Jaring-jaring makanan. seperti kegiatan pertama ,
dalam kegiatan kedua ini kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar.
Kegiatan pertama yaitu guru menampilkan sebuah video tentang rantai
makanan, siswa mengamati dan mulai menanyakan hal yang mereka ingin
tahu. Setelah kegiatan menampilkan video terjadi tanya jawab dengan guru
untuk mengetahui kegiatan apa yang terjadi dalam video tersebut.kemudian
bersama guru siswa menyimpulkan pengertian rantai makanan. kegiatan
selanjutnya yaitu guru membagikan gambar dan siswa dalam sebuah kelompok
berdiskusi untuk mengurutkan gambar rantai makanan tersbut. Guru secara
tidak langsung membimbing siswa dalam melakukan pengurutan gambar.
Kemudian guru bersama-sama siswa melakuakn pembuktian gambar yang
telah diurutkan. Selanjutnya guru membagikan sebuah peta konsep jaring-
jaring makanan. siswa mengamati gambar dan melakukan pertanyaan pada
guru tentang tugas yang akan siswa kerjakan. Siswa dalam kelompok mulai
mengerjakan peta konsep yang diberikan guru. Guru memandu siswa dalam
mengerjakan tugas. Kemudian siswa melakukan presentasi akan hasil yang
didapatkannya dalam diskusi kelompok. Dalam pembelajaran kedua ini
pembelajaran cukup kondusif, kendala hanya terdapat beberapa anak yang
masih memiliki sikap egois dalam mengerjakan. Sehingga ada beberapa siswa
kurang memahami materi karena kurang terlibat dalam pelaksanaan diskusi
Pembelajaran 3 dilaksanakan hari Kamis, tanggal 26 maret 2015 pukul
09.00-10.10 WIB. Dalam pembelajaran ketiga ini materi muatan IPA yaitu
perubahan dan persaingan di dalam ekosistem. Kegiatan diawali dengan
membagi kelas dalam beberapa kelompok besar. Kemudian guru menampilkan
beberapa gambar makhluk hidup dan siswa mengamati gambar yang
ditampilkan. Siswa mengamati hal yang terjadi jika salah satu makhluk hidup
hilang berkaitan dengan perubahan dalam sebuah ekosistem. Siswa bersama
guru melakukan demonstrasi kejadian yang akan terjadi pada ekosistem
tersebut. Guru bersama siswa melakukan kesimpulan tentang perubahan dalam
sebuah ekosistem. Kegiatan selanjutnya guru memberikan setiap kelompok
gambar yang berbeda tentang kegiatan manusia yang dapat mengganggu
58
ekosistem. Siswa dalam kelompok melakukan investigasi tentang masing-
masing topik yang mereka dapatkan. Siswa mengumpulkan data tentang
informasi yang didapatkan. Perwakilan kelompok melakukan presentasi
tentang hasil yang mereka dapatkan dalam investigasi. Guru bersama siswa
melakukan kesimpulan tentang aktivitas-aktivitas manusia yang dapat
mengganggu ekosistem.kegiatan dilanjutkan dengan menampilkan sebuah
video tentang persaingan hewan dalam merebutkan makanan. siswa mengamati
denga antusias video yang ditampilkan. Dan guru mulai meangsang pertanyaan
kepada siswa. Guru membimbing siswa melakukan pengumpulan data dalam
kelompok. Siswa melakukan presentasi tentang apa yang mereka dapatkan
dalam diskusi kelompok. Guru bersama siswa kemudian melakukan
kesimpulan tentang makhluk hidup melakukan persaingan dalam ekosistem.
Pembelajaran ketiga kondusif dalam melakukan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan berjalan dengan baik dan
kondusif. Siswa berperan sangat baik dan antusias dalam pembelajaran. Guru
juga sudah menjalankan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan RPP
yang peneliti buat. Untuk mengetahui keterlaksanaan sintak pembelajaran pada
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
59
Tabel 25.
Hasil Keterlaksanaan Sintak Pembelajaran Kelas Kontrol
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Kegiatan Indikator
Jumlah
Aspek yang
Diamati
Pembelajaran
1
Pembelajaran
2
Pembelajaran
3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1.Kegiatan
Awal/
Pendahuluan
1. Persiapan yang dilakukan guru dalam mempersiapkan
alat/ bahan yang digunakan dalam proses belajar 1 1 0 1 0 1 0
2. Presensi 2 2 0 1 1 2 0 3. Kegiatan Apersepsi 2 1 1 1 1 2 0 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 0 1 1 0 0 1 5. Membagi kelas ke dalam beberapa kelompok 1 1 0 1 0 1 0
2.Kegiatan Inti 1. Memberikan pernyataan / identifikasi topik
(mengamati) 1 1 0 1 0 1
2. Merencanakan tugas belajar kelompok 1 1 0 1 0 1 0 3. Mendiskusikan dalam kelompok (menanya) 1 1 0 1 0 1 0 4. Bertanya jawab untuk menggali informasi 1 1 0 1 0 1 0
5. mengkondisikan siswa dalam kelompok agar dapat
mengumpulkan data (mengumpulkan informasi) 1 0 1 1 0 1 0
6. siswa mengolah data yang di dapat (mengasosiasi) 1 1 0 1 0 0 1 7. Mengkondisikan siswa melakukan kegiatan presentasi
kelompok (mengkomunikasikan) 1 1 0 1 0 1 0
8. Memandu diskusi kelas untuk menyusun kesimpulan
akhir. 1 1 0 1 0 1 0
3.Kegiatan
Akhir
6. Melakukan refleksi pembelajaran 2 1 1 1 1 2 0
7. Menutup pembelajaran 1 1 0 1 0 1 0
Jumlah 18 14 4 15 3 16 2
60
4.2 Data Hasil Penelitian
4.2.1 Data Hasil Belajar kelas Eksperimen dan kontrol
Data hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol yaitu hasil belajar
kognitif yang diperoleh dari hasil pretes dan postes. Hasil pretes diketahui saat
treatment belum dilaksanakan. Sedangkan postes diketahui setelah pelaksanaan
treatment diberikan dengan memberikan soal postes.
4.2.1.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data pretes yang diperoleh kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi.
Untuk menentukan banyak kelas, maka menggunakan aturan Sturges yang
menjelaskan bahwa K = 1+ 3,3 log n.
K = 1 + 3,3 log n ( jumlah siswa kelas kontrol+ kelas eksperimen)
K = 1 + 3,3 log ( 21+22 )
K = 1 + 3,3 log 43
K = 1 + 3,3. (1,63346845558)
K = 6,390445903414 dibulatkan menjadi 7
Tabel 26
Distribusi Frekuensi Nilai Pre tes Kelas 5
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rentang
Nilai Jumlah Presentase Jumlah Presentase
44-51 1 4,55% 1 4,77%
52-59 1 4,55% 0 0%
60-67 1 4,55% 2 9,53%
68-75 7 31,82% 2 9,53%
76-83 7 31,82% 5 23,81%
84-91 2 9,10% 3 14,29%
92-100 3 13,64% 8 38,10%
Jumlah 22 100% 21 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui pada kelas eksperimen
bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang nilai 44-51 ada 1 siswa
atau 4,55%. siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang nilai 52-59 ada 1
siswa atau 4,55%. siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang nilai 60-67
ada 1 siswa atau 4,55%.siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang nilai 68-
61
75 ada 7 siswa atau 31,82%. siswa yang mendapatkan nilai dengan rentang
nilai 76-83 ada 7 siswa atau 31,82%. siswa yang mendapatkan nilai dengan
rentang nilai 84-91 ada 2 siswa atau 9,10%. siswa yang mendapatkan nilai
dengan rentang nilai 92-100 ada 3 siswa atau 13,64%. Jumlah seluruh siswa
ada 22 siswa pada kelas eksperimen.
Pada kelas kontrol diketahui siswa yang mendapatkan nilai dengan
rentang nilai 44-51 ada 1 siswa atau 4,77%. siswa yang mendapatkan nilai
dengan rentang nilai 52-59 tidak ada. siswa yang mendapatkan nilai dengan
rentang nilai 60-67 ada 2 siswa atau 9,53%.siswa yang mendapatkan nilai
dengan rentang nilai 68-75 ada 2 siswa atau 9,53%. siswa yang mendapatkan
nilai dengan rentang nilai 76-83 ada 5 siswa atau 23,81%. siswa yang
mendapatkan nilai dengan rentang nilai 84-91 ada 3 siswa atau 14,29%. siswa
yang mendapatkan nilai dengan rentang nilai 92-100 ada 8 siswa atau
38,10%. Dapat juga hasil postes dilihat pada diagram berikut ini.
Gambar 2. Diagram Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.2.1.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data protes yang diperoleh kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi.
Untuk menentukan banyak kelas, maka menggunakan aturan Sturges yang
menjelaskan bahwa K = 1+ 3,3 log n.
K = 1 + 3,3 log n ( jumlah siswa kelas kontrol+ kelas eksperimen)
K = 1 + 3,3 log ( 21+22 )
K = 1 + 3,3 log 43
012345678
Eksperimen
Kontrol
62
K = 1 + 3,3. (1,63346845558)
K = 6,390445903414 dibulatkan menjadi 7
Tabel 27
Distribusi Frekuensi Nilai Pos tes Kelas 5
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rentang
Nilai Jumlah Presentase Jumlah Presentase
52-58 0 0% 3 14,29%
59-65 3 13,64% 4 19,05%
66-72 3 13,64% 7 33,34%
73-79 2 9,10% 2 9,53%
80-86 5 22,73% 2 9,53%
87-93 8 36,37% 0 0%
94-100 1 4,55% 3 14,29%
Jumlah 22 100% 21 100%
Hasil postes kelas eksperimen dapat kita ketahui dengan melihat tabel
distribusi frekuensi diatas. Diketahui pada kelas eksperimen tidak ada siswa
yang mendapatkan nilai antara 52-58. Siswa yang mendapatkan nilai 59-65 ada
3 siswa atau sekitar 13,64%. Siswa yang mendapatkan nilai 66-72 ada 3 siswa
atau sekitar 13,64%. Siswa yang mendapatkan nilai 73-79 ada 2 siswa atau
sekitar 9,10%. Siswa yang mendapatkan nilai 80-86 ada 5 siswa atau sekitar
22,73 %. Siswa yang mendapatkan nilai 87- 93 ada 8 siswa atau sekitar
36,37%. Siswa yang mendapatkan nilai 94-100 ada 1 siswa atau sekitar 4,55%
Hasil postes kelas kontrol dapat kita ketahui dengan melihat tabel
distribusi frekuensi diatas. Diketahui pada kelas kontrol siswa yang
mendapatkan nilai 52-58 ada 3 siswa atau sekitar 14,29 %. Siswa yang
mendapatkan nilai 59-65 ada 4 siswa atau sekitar 19,05%. Siswa yang
mendapatkan nilai 66-72 ada 7 siswa atau sekitar 33,34%. Siswa yang
mendapatkan nilai 73-79 ada 2 siswa atau sekitar 9,53%. Siswa yang
mendapatkan nilai 80-86 ada 2 siswa atau sekitar 9,53%. Siswa yang
mendapatkan nilai 87-93 tidak ada. Siswa yang mendapatkan nilai 94-100 ada
3 siswa atau sekitar 14,29%.
63
Untuk gambaran atas hasil postes tersebut dapat dilihat pada Diagram
berikut:
Gambar 3. Grafik Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.3 Analisis Data
4.3.1 Analisis Deskriptif Data
Untuk melakukan analisis deskriptif, peneliti menggunakan SPSS 20 for
windows . Hasil analisis deskriptif dapat diamati pada tabel 28 berikut :
Tabel 28
Hasil Analisis Deskriptif Nilai Postes Kelas 5
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KelasEksperimen 22 60 96 80.36 10.540
KelasKontrol 21 52 100 72.19 13.415
Valid N (listwise) 21
Tabel hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai terendah pada
kelas eksperimen adalah 60 sedangkan nilai terendah kelas kontrol adalah 52.
Nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 96 dan nilai tertinggi kelas kontrol
adalah 100. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 80,36 dan nilai rata-rata
kelas kontrol adalah 72,19. Standar deviasi untuk kelas eksperimen adalah
10.540 dan standar deviasi kelas kontrol adalah 13.415.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
64
4.3.2 Analisis Uji T
Analisis uji T digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.
Sehingga uji T digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh setelah
dilakukan treatment pada hasil belajar terhadap kedua kelas tersebut. Sebelum
melakukan uji T perlu diketahui dahulu hasil uji normalitas dan homogenitas.
Berikut adalah hasil uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan terhadap
hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.3.2.1 Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Untuk uji normalitas,
patokan taraf kesalahan atau level of significant (α ).yang diambil dalam
penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Analisis menggunakan Shapiro Wilk
mengingat jumlah sampel kurang dari 50 (n < 50). Adapun hasil uji normalitas
hasil postes kelas 5A dan 5B adalah sebagai berikut :
Tabel. 29
Hasil Uji Normalitas Nilai Postes Kelas 5
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Kelas Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Nilai Kelas Eksperimen .918 22 .069
Kelas Kontrol .926 21 .117
Ho = Kelas berdistribusi Normal, Sig > α
Ha = Kelas berdistribusi tidak normal, Sig < α
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas nilai postes kelas eksperimen dan
kontrol diketahui level signifikan pada kelas eksperimen adalah 0,069 dan
pada kelas kontrol adalah 0,117. Melihat hasil data tersebut diketahui bahwa
level signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diatas 0,05, sehingga
disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Untuk melihat
grafik normalitas hasil postes pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar
berikut:
65
Gambar 4. Grafik Hasil Uji Normalitas hasil Postes Kelas
Eksperimen
Adapun untuk grafik hasil uji normalitas hasil postes kelas kontrol
dapat diamati pada gambar berikut :
Gambar 5. Grafik Hasil Uji Normalitas hasil Postes Kelas Eksperimen
2. Uji homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa
varian populasi adalah sama atau tidak. Patokan α pada uji ini adalah 0,05. Uji
66
homogenitas hasil postes untuk kelas 5A dan 5B menggunakan teknik uji
Levene yang hasilnya dapat diamati pada tabel berikut.
Tabel 30
Hasil Uji Homogenitas Hasil Postes Kelas 5
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.229 1 41 .635
Ho = Kelas homogen, Sig > α
Ha = Kelas tidak homogen, Sig < α
Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas hasil postes kelas eksperimen
dan kontrol tersebut diketahui bahwa level signifikan adalah 0,635 , sehingga
disimpulkan bahwa kedua kelas dapat dikatakan homogen. Setelah dilakukan
uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat dalam uji T, maka selanjutnya
dilakukan uji T.
Analisis uji T digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.
Sehingga uji T digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dengan
membandingkan nilai rata-rata setelah dilakukan treatment pada hasil belajar
terhadap kedua kelas tersebut. Sebagai acuan level signifikansi pada uji ini
adalah 5% atau 0,05. Jika level signifikan lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Jika level signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Berikut adalah hasil uji t yang dilakukan terhadap hasil postes kelas
kontrol dan kelas eksperimen yang dapat diamati pada tabel 31 berikut:
67
4.3.2.2 Hasil Uji T
Berikut ini adalah hasil uji t yang dilakukan terhadap hasil tes kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 31
Hasil Uji T Tes Skor Postes Kelas 5
SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Equal
variances
assumed
.229 .635 2.227 41 .031 8.173 3.670 .762 15.584
Equal
variances
not
assumed
2.215 37.962 .033 8.173 3.690 .702 15.644
Kondisi kelas dapat diamati pada baris Equal Variances Assumed. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa Signifikansi (2 tailed ) menunjukkan nilai
sebesar 0,031 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,031<0,05). Nilai df
menunjukkan angka 41 artinya 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2.019. Pada tabel diatas 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2.227. Jadi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ( 2.227 > 2.019). nilai rata-rata kedua kelas
tersebut memiliki perbedaan yaitu 8.173.
4.3.3 Analisis Uji Hipotesis
Acuan interpretasi yang digunakandalam uji hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut
Ho diterima dan Ha ditolak jika level signifikansi lebih dari 0,05
Ho ditolak dan Ha diterima jika level signifikansi kurang dari 0,05
68
Berdasarkan acuan tersebut , dari hasil uji T didapatkan bahwa level
signifikansi adalah 0,031 atau 0,031< 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh signifikan antara
penerapan model discovery dengan model group investigation terhadap hasil
belajar muatan IPA sub tema 2 tema 8 pada siswa kelas 5 SDN 01 Bonyokan
Klaten.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil keterlaksanaan treatment penerapan pendekatan saintifik melalui
model pembelajaran discovery pada kelas eksperimen dan penerapan
pendekatan saintifik melalui model pembelajaran group investigation pada
kelas kontrol berjalan dengan baik. Indikator keterlaksanaan yang baik dapat
dilihat dari hasil lembar observasi, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
guru mampu menjalankan model tersebut dengan baik dan berjalan secara
lancar. Kegiatan penelitian diakhiri dengan memberikan postes untuk
mengetahui hasil pembelajaran saat pemberian treatment berlangsung.
Berdasarkan hasil analisis uji T menunjukkan jika level signifikansi
sebesar 0,031 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,031<0,05). Dengan
demikian berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Nilai df menunjukkan angka 41
artinya 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2.019. Pada tabel output SPSS diketahui bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2.227. Jadi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ( 2.227>2.019).
Berdasarkan uji hipotesis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara penerapan model discovery dan model
group investigation terhadap hasil belajar muatan IPA sub tema 2 tema 8 pada
siswa kelas 5 SDN 01 Bonyokan Klaten. Untuk mengetahui perbandingan nilai
rata-rata antara kelas eksperimen dengan nilai rata-rata kelas kontrol dapat
dilihat pada hasil analisis deskriptif. Hasil dari analisis deskriptif diketahui
bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelas
kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 80,36 sedangkan nilai rata-
rata kelas kontrol sebesar 72,19.
Seperti yang telah dinyatakan dalam kajian teori bahwa hasil belajar
diperoleh dari sebuah perlakuan yang diberikan oleh pendidik. Dalam hal ini
69
berarti peran seorang pengajar/ guru sangat penting dalam pendidikan.
Penerapan pendekatan saintifik melalui model discovery learning merupakan
inovasi dari pengajar yang dapat memabantu hasil belajar siswa. Seperti yang
telah dilakukan peneliti, bahwa dengan memabandingkan dua model yang
berbeda akan menimbulkan hasil yang berbeda. Dengan menggunakan model
discovery siswa dapat menemukan hal yang baru bagi mereka. Guru hanya
berperan memancing keingintahuan siswa dan membimbing dalam proses
belajar. Dalam hal ini cara guru menyampaikan pembelajaran mempengaruhi
hasil yang akan diperoleh. Sehinngga dapat diambil kesimpulan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah faktor
dari pendidik.
Penyebab adanya perbedaan hasil kelas eksperimen dan kelas kontrol
karena pada kelas eksperimen yang menggunakan model discovery dihadapkan
pada sesuatu yang baru. Penemuan mereka terhadap sesuatu yang baru tersebut
kemudian mereka hubungkan pada kegiatan sehari-hari. Guru berperan juga
mengarahkan siswa untuk menghubungkan penemuan tersebut kedalam
pengetahuan siswa. Kemudian mereka mempunyai pendapat atau pengertian
terhadap penemuan tersebut. Siswa secara aktif mampu mengemukakan
pendapatnya kepada teman yang lain. Siswa juga bersama guru melakukan
pembuktian terhadap hasil yang mereka dapatkan. Dalam pembelajaran ini
kegiatan menjadi bermakna bagi siswa karena siswa dilibatkan langsung dalam
proses pembuktian tersebut. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan
model group investigation siswa diberikan sebuah topik dalam satu kelompok
untuk dilakukan investigasi terhadap topik tersebut. Pada model ini terdapat
beberapa siswa yang berambisi untuk menyelesaikan topik tersebut secara
mandiri. Sehingga anak belum bisa mengontrol sifat egois tersebut. Akibatnya,
pengetahuan yang didapat pada masing-masing siswa berbeda. Itu yang
menyebabkan model discovery lebih unggul dibandingkan model group
investigation.
Penelitian yang dilakukan ini dapat mendukung hasil dalam penelitian
yang relevan yang dilakukan oleh Zainal Arifin, Renita Putri Prastiwi, Dewi Kurnia
70
Sari dan Rita Yuni Nurkhayati. Ini dibuktikan dengan adanya pengaruh yang
signifikan menggunakan model discovery dalam proses belajar siswa. Jadi
Model discovery terbukti berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran muatan IPA.
Keistimewaan menggunakan model discovery pada penelitian ini
adalah usaha penemuan yang dilakukan siswa sebagai sebuah kunci dalam
proses pembelajarannya. Sehingga dalam prosesnya dapat menguatkan
pengertian dan ingatan siswa karena siswa yang melakukan proses itu. Selain
itu model ini juga memiliki keterbatasan yaitu dalam bidang waktu.
Keterbatasan guru dalam hal waktu membuat tidak bisa mengimplementasikan
seluruh proses belajar menggunakan model ini.
top related