bab v analisis data -...
Post on 07-Apr-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
62
BAB V
ANALISIS DATA
Majalah adalah media pers. Menurut Santoso Sastropoetro, media cetak
baik surat kabar maupun majalah selain berfungsi memberikan hiburan dan
informasi, juga sebagai pengulas, interpretasi atau sering juga diartikan penafsir
(Sastropoetro, 1984:69). Segala bentuk informasi yang diberikan media massa ini
akan dipublikasikan dan menjadi konsumsi massa, sehingga tidak hanya berfungsi
menghibur dan memberikan informasi saja, lebih dari itu juga berfungsi sebagai
kontrol sosial dan membentuk pendapat umum.
Adapun elemen-elemen yang terdapat di dalam majalah terdiri dari cover
majalah, isi majalah, dan bagian belakang majalah. Cover atau sampul majalah
merupakan elemen paling penting dalam suatu majalah karena merupakan
halaman yang pertama dilihat oleh pembaca (Artanti, 2007). Menurut Kusmiati
unsur-unsur penerbitan antara lain berupa tanda atau simbol (Anugrah, 2008:34).
Tanda atau simbol yang muncul dalam sebuah cover dapat berupa teks tulisan,
gambar, atau foto. Tanda dan simbol ini memiliki kaitan dengan artikel yang ada
di dalam isi majalah. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Kusmiati bahwa
pemilihan judul (teks) harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti dan secara
langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung didalamnya (Anugrah,
2008:33).
Cover majalah umumnya terdiri dari perpaduan foto dan tulisan (nama
majalah, judul rubrik, maupun keterangan lain). Namun tidak semua majalah
memadukan kedua tanda tersebut, melainkan menggunakan gambar atau sebuah
ilustrasi. Melalui tanda dan simbol yang muncul, pembaca dapat mengetahui
informasi apa yang sedang diterimanya.
Menurut Barthes dan Kurniawan, memaknai berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa informasi tetapi juga mengkonstitusi sistem struktur dari
tanda (Sobur, 2009:15). Semiotika merupakan sub kajian filsafat bahasa yang
lebih menekan pada kajian tanda (Kaelan, 2009:161). Metode analisis pada
penelitian ini menggunakan perspektif semiotika Roland Barthes. Terdapat
63
tahapan pemaknaan menurut Barthes yaitu tahapan denotatif dan tahapan
konotatif. Pemaknaan cover majalah Perancis pada Charlie Hebdo edisi 19
September 2012 sebagai objek penelitian akan dilakukan sesuai tahapan denotatif-
konotatif ini. Namun sebelumnya, peneliti akan membagi tanda-tanda yang
muncul pada cover majalah ke dalam beberapa kategori. Adapun kategori-
kategori tersebut adalah:
1. Nama Majalah atau Masthead
2. Rubrik dan Judul35
a. ENQUÊTE: LES PARADIS FISCAUX DE BERNARD
ARNAULT P. 15
b. INTÉGRISME MAHOMET FAIT DU CINÉMA P.2
c. ÉCOLOGIE LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE SCHISTE P.7
d. MARIAGE HOMO CES CURETONS QUI SONT POUR P.11
e. EN KIOSQUES LE HORS-SÉRIE ANTINUCLEAIRE DE
CHARLIE
3. Dateline
a. Keterangan Waktu Publikasi dan Keterangan Harga
b. Keterangan Tempat Publikasi
4. Main Image
5. Barcode
6. Website
35 Ket: cetak miring oleh penulis menunjukkan nama rubrik. Sedangkan tulisan berhuruf kapital
dibelakangnya menunjukkan judul tajuk dan artikel pada rubrik tersebut.
64
Berikut adalah gambar kategorisasi berdasarkan korpus-korpus dalam cover
majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
Keterangan: 1. Nama majalah atau Masthead 2. Nama Rubrik, judul tajuk dan judul artikel. 3. Dateline 4. Main Image 5. Barcode 6. Website
Gambar 11. Kategorisasi Korpus pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19
September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi pribadi,
diolah
65
A. Kategorisasi Korpus pada Cover Majalah Charlie Hebdo Edisi 19
September 2012
1. Nama Majalah atau Masthead
Nama adalah sebuah petunjuk. Setiap nama tertentu disebutkan,
pikiran kita akan langsung terarah pada suatu hal yang erat kaitnya
dengan nama tersebut. Nama tidak lepas dari hal yang ditunjuknya.
Sesuai dengan konsep nama sendiri dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dimana nama adalah kata untuk menyebut atau memanggil
orang, tempat, barang, binatang, dan sebagainya. Nama menjadi salah
satu ciri yang melekat pada diri orang atau lainnya, sehingga hampir
setiap benda pasti memiliki nama agar kita dapat langsung
menunjuknya tanpa perlu mendiskripsikannya terlalu panjang.
Sebuah nama pasti mencirikan orang atau benda yang
ditunjuknya. Seperti pada korpus 1 cover majalah Charlie Hebdo
menampilkan satu objek tanda berupa tulisan CHARLIE HEBDO.
Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 12. Korpus 1 pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi
pribadi, diolah
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 12. di atas, tanda yang muncul terdiri dari
huruf C, H, A, R, L, I, E dan H, E, B dan membentuk tulisan
CHARLIE HEB. Terdapat dua huruf yang tidak kelihatan karena
tertutup oleh objek visual lain. Namun, peneliti memaknai dua huruf
itu adalah huruf D dan O sehingga menjadi tulisan DO. Kemudian
digabung dengan tulisan HEB dan menjadi HEBDO. Hal ini diperkuat
dengan adanya tulisan CHARLIE HEBDO pada objek yang
66
menutupinya, karena memiliki ciri-ciri yang sama, maka peneliti
memaknainya sebagai tulisan yang sama.
Tulisan yang terdiri dari kumpulan huruf kapital ini, secara
anatomi termasuk ke dalam jenis huruf sans serif36. Font37 yang
digunakan cenderung mirip dengan fontcalibri38 yang dikemas
menjadi sebuah type family. Texture permukaan memiliki variasi
handwritten, yaitu dengan ciri outline-nya yang bergelombang. Hal ini
ditunjukkan dengan tanda huruf yang berbentuk calibri dengan
outline39 tebal berwarna hitam bergelombang. Dilihat dari ukurannya,
tulisan ini memiliki ukuran paling besar dibandingkan dengan tulisan-
tulisan lain yang terdapat dalam cover majalah. Posisi tulisan ini
terletak pada bagian atas cover majalah di bawah korpus 2 (rubrik 1)
yaitu tulisan ENQUÊTE: LES PARADIS FISCAUX DE BERNARD
ARNAULT p.15 dan korpus 3 (keterangan 1) yaitu tulisan 19
SEPTEMBRE / 2012 No 1057 / 2,50 €.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada tulisan CHARLIE
HEBDO di atas, secara denotasi tulisan ini menunjuk pada nama
majalah terkait. Hal ini ditunjukkan dengan visualisasi tulisan yang
dibuat dengan ukuran paling besar, font dengan huruf kapital, warna
hitam yang dibuat blok, dan tata letak tulisan pada bagian atas cover.
Sebuah nama majalah menjadi identitas penting bagi sebuah media
cetak untuk mengkomunikasikan jati dirinya. Melalui pemampangan
nama dengan ciri tipografi yang disebutkan pada cover majalah,
memberitahukan kepada para pembaca bahwa media cetak ini
bernama CHARLIE HEBDO.
36 Sans serif adalah salah satu dari empat jenis huruf sesuai anatominya. 37 Font adalah huruf yang digunakan. 38 Calibri adalah salah satu nama font. 39 Outline adalah istilah untuk menunjuk pada garis luar.
67
Tahapan Konotatif
Berdasarkan ciri-ciri yang telah dikemukakan, makna konotasi
yang diperoleh adalah tulisan pada korpus 1 menunjukkan identitas
nama majalah yaitu CHARLIE HEBDO. Majalah CHARLIE HEBDO
adalah majalah yang berasal dari Perancis. Majalah satire ini memiliki
materi isi berita yang berbeda dengan majalah lainnya baik
visualisasinya maupun isi informasi yang diberikan.
Dilihat dari visualisasinya, majalah CHARLIE HEBDO
menampilkan tipografi dari tulisan, ilustrasi, dan layout40 yang penuh
dengan warna. Secara anatomi bentuk huruf dilihat seperti konsep
kartun yang diterapkan untuk mengatur desain visualisasinya. Sama
halnya dengan bentuk tulisan CHARLIE HEBDO sendiri. Seperti
yang dijelaskan pada taraf pemaknaan denotatif, jenis huruf yang
digunakan cenderung mirip fontcalibri dengan penambahan variasi
menjadi type familiy dimana outline-nya berciri handwritten yaitu
bergelombang. Hal ini menunjukkan adanya keseragaman konsep
yang diangkat oleh majalah ini sebagai bagian dari identitas yang
dimilikinya.
Ciri huruf menunjukkan nama majalah sebagai identitas dirinya
dan menunjukkan konsep majalah Charlie Hebdo yang berbeda
dengan majalah lain pada umumnya. Ciri huruf berkesinambungan
dengan konsep CHARLIE HEBDO yaitu berkonsep komik. Variasi
bentuk hurufnya pun juga menyesuaikan, seperti dijelaskan pada
tahapan denotatif yaitu berciri handwritten. Akhirnya peneliti
memaknai korpus 1 ini sebagai nama majalah yaitu CHARLIE
HEBDO dengan ciri huruf handwritten sebagai salah satu identitas
dirinya.
40 Layout adalah penyusunan elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang
sehingga membentuk susunan artistik.
68
2. Rubrik dan Judul (Tajuk dan Artikel)
Rubrik adalah sebuah kata yang menunjuk pada kepala karangan
pada surat kabar dan majalah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Seperti telah dijelaskan bahwa pada cover majalah terdapat tanda-
tanda yang muncul baik berupa teks tulisan, gambar, ilustrasi, atau
foto yang memiliki kaitan dengan isi majalah. Sama halnya dengan
rubrik yang terdapat pada cover majalah Charlie Hebdo, teks berupa
tulisan ini menunjuk pada sebuah kolom karangan yang berisi tajuk
ataupun berisi artikel. Kegunaan rubrik dan judul karangan ini penting
oleh redaksi Charlie Hebdo sehingga ditempatkan pada cover majalah
sebagai penarik minat pembaca.
Seperti pada korpus 2 cover majalah Charlie Hebdo
menampilkan lima rubrik dengan masing-masing judul karangan baik
berupa tajuk maupun artikel. Berikut ini rubrik-rubik yang
ditempatkan pada cover majalah, antara lain:
a. ENQUÊTE: LES PARADIS FISCAUX DE BERNARD
ARNAULT P. 15
Korpus 2 (rubrik 1) menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan ENQUÊTE: LES PARADIS FISCAUX DE BERNARD
ARNAULT P. 15 Berikut ini adalah visual yang tampak dalam
cover:
Gambar 13.
Korpus 2 (Rubrik 1) pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012
Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi pribadi, diolah
69
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 13. di atas, tanda tulisan yang muncul
adalah sebagai berikut:
1) ENQUÊTE :
Kata yang terdiri dari huruf-huruf E, N, Q, U, Ê, T, E ini
termasuk ke dalam jenis huruf kapital. Secara anatominya,
kata dan tanda titik dua (:) ini menggunakan kelompok
huruf slab serif. Hal ini ditunjukkan dengan tanda huruf
yang berbentuk serif tebal, bahkan sangat tebal. Selain itu,
kesatuan tanda huruf dan titik dua ini memiliki outline
berwarna merah. Kata “ ENQUÊTE ” diartikan dalam
bahasa Indonesia41 menjadi “ANGKET”, “SURVEY” atau
“PENYELIDIKAN”.
2) LES PARADIS FISCAUX DE BERNARD ARNAULT
Kalimat yang terdiri dari huruf-huruf L, E, S, - P, A, R, A,
D, I, S, - F, I, S, C, A, U, X, - D, E, - B, E, R, N, A, R, D,
- A, R, N, A, U, L, T termasuk ke dalam jenis huruf
kapital. Sama seperti dengan objek tanda “ ENQUÊTE: ”,
objek tanda kalimat ini, dilihat secara anatominya
menggunakan kelompok huruf slab serif dengan outline
berwarna hitam. Kalimat “ LES PARADIS FISCAUX DE
BERNARD ARNAULT ” diartikan dalam bahasa
Indonesia42 menjadi “ BEBAS PAJAK BERNARD
ARNAULT ”, “ SURGA BERNARD ARNAULT ” atau “
PAJAK HAVENS BERNARD ARNAULT ”.
41 Berdasarkan sumber kamus menurut: (Wanianse&Fransisca, Kamus Perancis Moder), (Santosa, Kamus Perancis-Indonesia: 1976) dan (Labrousse, Kamus Saku Indonesia – Prancis: 1989). 42 Ibid.
70
3) P. 15
Tulisan “ P.15 ” termasuk kelompok huruf sans serif. Ciri-
ciri yang muncul adalah huruf tanpa serif (kait di ujung),
stroke memiliki tebal yang sama, tidak terdapat stress
yang membagi ruang huruf karena tidak ada selish tebal
tipis. Berbeda dengan huruf oldstyle, modern, dan slab
serif seperti contoh huruf “ O ” dan “a”di bawah ini:
Gambar 14. Stress pada Jenis Huruf Modern, Oldstyle, dan Slab Serif
Sumber: Kusrianto, “Ciri-ciri Huruf sesuai Anatominya”. Dalam Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007, hal 202-203, diolah.
Tanda “ P ” termasuk jenis huruf kapital. Selain itu
kesatuan tanda yang terdiri dari huruf “ P ”, titik (.), dan
angka “ 15 ” memiliki outline berwarna hitam.
Berdasarkan objek tanda “ ENQUÊTE: “ dan “ LES
PARADIS FISCAUX DE BERNARD ARNAULT “ yang
digabung menjadi satu kesatuan kalimat, tanda “ P.15 ”
berfungsi sebagai petunjuk. “P.15” merupakan singkatan
dari “pages 15”, sehingga tanda ini menunjukkan bahwa
ENQUÊTE: LES PARADIS FISCAUX DE BERNARD
ARNAULT, terletak pada halaman 15.
71
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada masing-masing
objek tulisan, secara denotasi tulisan “ENQUÊTE: LES
PARADIS FISCAUX DE BERNARD ARNAULT p.15” yang
terletak pada bagian atas cover majalah berarti “SURVEY:
BEBAS PAJAK BERNARD ARNAULT p.15” atau
“PENYELIDIKAN: BEBAS PAJAK BERNARD ARNAULT
p.15”. Keterangan p.15 menunjukkan bahwa hal yang dituju
mengenai penyelidikan bebas pajak Bernard Arnault terletak
pada halaman 15 bagian isi majalah Charlie Hebdo edisi 19
September 2012.
Tahapan Konotatif
Berdasarkan pemaknaan tahap denotatif di atas, diperoleh
makna konotasi dari korpus 2 (rubrik 1), yaitu:
1) Teks yang merujuk pada nama rubrik
Secara konotasi makna yang diperoleh dari korpus
2 (rubrik 1) adalah kata ENQUÊTE merujuk pada nama
rubrik dalam majalah yang membahas mengenai sebuah
penyelidikan. Hal ini ditunjukkan dari outline warna
merah kata tersebut yang membedakannya dengan tulisan
lain. Selain itu, pada bagian isi majalah, kata ini menunjuk
pada nama rubrik yang membahas mengenai artikel
tentang wajib pajak. Berdasarkan arti kata yaitu
penyelidikan dan warna merah yang berarti agresif43,
maka kata ini menunjuk kepada hal yang penting untuk
dibahas dan dibaca.
Warna merah ini dipakai sebagai dasar warna font
yang menunjukkan rubrik tentang penyelidikan.
Penyelidikan dari kata selidik yang berarti cermat, usaha
43 Berdasarkan sumber: (Haniiko, “Arti Warna Favorit dalam Kehidupan”: 2011) dan (Santoso, “Arti Warna dalam Kehidupan Sehari-hari”: 2011).
72
memperoleh informasi melalui pengumpulan data atau
proses memeriksa dengan teliti, memata-matai atau
mengintai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Berdasarkan arti harafiah ini, penyelidikan menjadi
sebuah proses yang membutuhkan keberanian untuk
melakukannya. Hal ini juga menunjukkan sesuatu yang
berbahaya karena berusaha untuk mencari informasi yang
selama ini disembunyikan.
2) Teks yang merujuk pada judul karangan
Kalimat “LES PARADIS FISCAUX DE
BERNARD ARNAULT” merujuk pada judul mengenai
artikel yang terdapat dalam rubrik “ENQUÊTE” atau
“PENYELIDIKAN”. Artikel ini berisi mengenai
pembebasan pajak kepada perusahan-perusahan milik
Bernard Arnault yang memiliki banyak status
kewarganegaraan. Pada bagian isi majalah, judul tertulis
“CONTRIBUABLE ZÉLÉ DES PARADIS FISCAUX”
yang berarti semangat pembayar pajak (wajib pajak) surga
bebas pajak. Namun, pada bagian cover, judul langsung
menjurus mengenai subjek siapa yang terlibat dalam kasus
pembebasan pajak ini.
Sesuai dengan syarat-syarat sebuah judul berita,
judul Les Paradis Fiscaux de Bernard Arnault ini
memenuhi syarat sebuah judul berita yang profokatif,
singkat dan padat, relevan-representatif, fungsional, dan
spesifik. Kalimat bebas pajak Bernard Arnault ditulis
secara singkat dan tidak bertele-tele, serta menunjukkan
informasi yang sesuai dengan isi berita. Penggunaan huruf
kapital jenis slab serif digunakan untuk menarik
perhatian.Kelompok huruf slab serif berfungsi sebagai
73
penarik perhatian, yaitu sebagai header (Kusrianto,
2006:203).
Kalimat pada korpus 2 (rubrik 1) ini menunjuk
pada sebuah berita penting pada sebuah artikel dalam
redaksi majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
Berita penting ini terdapat dalam rubrik
“PENYELIDIKAN” yang membahas mengenai
pembebasan pajak terhadap perusahan-perusahan milik
Bernard Arnault. Jenis font, warna font, dan posisi
penempatan tulisan menunjukkan bahwa artikel ini
menjadi fokus pemberitaan lebih penting dibanding
dengan artikel-artikel lainnya.
Pemberitaan tentang pembebasan pajak ini sesuai
dengan ideologi majalah. Pemberitaan difokuskan pada
hal yang bersifat menyindir di berbagai bidang seperti
politik, sosial, agama, budaya, dan ideologi. Berita yang
ditempatkan pada bagian atas cover majalah ini
memberikan informasi tentang pembebasan pajak bagi
perusahaan-perusahaan milik Bernard Arnaul. Serta
bagaiamana miliader selalu mengatur untuk membayar
pajak sekecil mungkin. Hal ini menarik karena artikel
berbicara tentang pajak (Artikel CONTRIBUABLE ZÉLÉ
DES PARADIS FISCAUX pada rubrik ENQUÊTE).
Pajak berkaitan dengan pungutan wajib. Pajak
berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai
sumbangan wajib kepada Negara atau pemerintah
sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli
barang dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002). Pajak menjadi menarik jika
dihubungkan dengan kekuasaan.Sebagai contoh pada
penyelidikan pembebasan pajak ini, diinformasikan
74
bagaimana seseorang yang memiliki banyak perusahaan
mengatur taktik agar terhindar dari wajib pajak. Kuasa
orang tersebut membuatnya terbebas dari wajib pajak.
Berdasarkan hal ini memperkuat makna konotasi yang
telah disebutkan di atas bahwa berita penyelidikan tentang
pembebasan pajak menjadi fokus pemberitaan penting
dibanding dengan artikel-artikel lainnya pada majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
b. INTÉGRISME MAHOMET FAIT DU CINÉMA P.2
Korpus 2 (rubrik 2) menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan INTÉGRISME MAHOMET FAIT DU CINÉMA P.2
Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 15. Korpus 2 (Rubrik 2) pada Cover Majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012,
dokumentasi pribadi, diolah
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 15. di atas, tanda tulisan yang muncul
adalah sebagai berikut:
1) INTÉGRISME
Tanda pertama berupa huruf-huruf yang membentuk kata
INTÉGRISME yang berarti fundamentalisme44. Kata ini
menggunakan huruf kapital dengan bentuk slab serif
44 Fundamentalisme adalah paham yang cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal.
75
dengan outline tebal berwarna merah. Kata ini berarti
FUNDAMENTALISME dalam bahasa Indonesia45.
2) MAHOMET FAIT DU CINÉMA
Tanda kedua berupa kalimat yang terdiri dari tiga kata,
yaitu MAHOMET, FAIT, DU CINEMA. Bentuk huruf
kapital yang digunakan adalah slab serif dengan outline
tebal berwarna hitam. Kalimat ini berarti MUHAMMAD
KARENA BIOSKOP atau MUHAMMAD DALAM
BIOSKOP.
3) P.2
Tanda ketiga terdiri dari huruf P, tanda titik (.), dan angka
2. Tulisan P.2 termasuk kelompok huruf slab serif dengan
outline berwarna abu-abu. Selain itu, huruf P ditunjukkan
menggunakan huruf kapital. Tanda P.2 berfungsi sebagai
petunjuk. P.2 merupakan singkatan dari pages 2, sehingga
tanda ini menunjukkan bahwa artikel di majalah tentang
INTÉGRISME MAHOMET FAIT DU CINÉMA berada
di halaman 2.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada masing-masing
objek tulisan, secara denotasi tulisan INTÉGRISME
MAHOMET FAIT DU CINÉMA P.2 yang terletak di bawah
Korpus 1 berarti FUNDAMENTALISME MUHAMMAD
DALAM FILM P.2. Keterangan P.2 menunjukkan bahwa hal
yang dituju mengenai fundamentalisme tentang Muhammad
dalam Film terletak di halaman 2 bagian isi majalah Charlie
Hebdo edisi 19 September 2012.
45 Ibid.p.69.
76
Tahapan Konotatif
Berdasarkan pemaknaan tahap denotatif di atas, diperoleh
makna konotasi dari korpus 2 (rubrik 2), yaitu:
1) Teks yang merujuk pada nama rubrik
Pada korpus 2 (rubrik 2) makna konotasi yang
diperoleh adalah kata INTÉGRISME merujuk nama rubrik
dalam majalah yang membahas mengenai hal-hal tentang
paham yang cenderung untuk memperjuangkan sesuatu
secara radikal. Hal ini ditunjukkan dari outline warna
merah kata tersebut yang membedakannya dengan tulisan
lain. Seperti yang diungkapkan pada korpus 2 (rubrik 1),
warna merah menunjukkan perhatian (Santoso, 2011).
Sama halnya dengan nama rubrik INTÉGRISME
berwarna merah agar memperoleh perhatian pembaca.
Selain itu, pada bagian isi majalah, kata ini menunjuk
pada nama rubrik yang membahas mengenai tajuk tentang
paham yang diperjuangkan secara radikal. Berdasarkan
arti kata yaitu fundamentalisme dan warna merah yang
berarti agresif, maka kata ini menunjuk kepada rubrik
yang penting untuk dibahas dan dibaca.
2) Teks yang merujuk pada judul karangan
Kalimat MAHOMET FAIT DU CINÉMA
merupakan judul mengenai artikel yang terdapat dalam
rubrik INTÉGRISME atau FUNDAMENTALISME.
Tajuk ini berisi mengenai penghargaan yang diberikan
kepada beberapa film anti-muslim. Hal ini berdasarkan
dari kalimat LES NOMINÉS POUR LE MEILLEUR
FILM ANTIMUSULMAN SONT … (Para calon untuk
film terbaik ant-muslim adalah … ) dalam artikelnya yang
berbentuk kartun. Judul pada artikel ini adalah RIRE
77
BORDEL DE DIEU! (Tertawa Sialan Allah!). Tampilan
disuguhkan dengan menunjukkan masing-masing film
dengan judul dan animasi gambarnya.
Judul MAHOMET FAIT DU CINÉMA ini
memenuhi syarat sebuah judul berita yang profokatif,
singkat dan padat, relevan-representatif, fungsional, dan
spesifik sama seperti korpus 2 (rubrik 1). Walaupun
tidak terletak pada bagian paling atas, namun posisinya
yang terletak di bawah tulisan CHARLIE HEBDO
menunjukkan bahwa berita yang ditunjukkan dari judul
tersebut penting untuk dibaca. Posisinya yang terletak
pada bagian paling kiri cover, memberikan kesan bahwa di
antara dua rubrik lain di sampingnya, rubrik
INTÉGRISME memperoleh perhatian pertama. Hal ini
karena ketika membaca orang memulaianya dari arah kiri
ke kanan. Selain itu P.2 yang menunjukkan letak halaman
memberikan pengertian bahwa rubrik termasuk halaman
awal.
Kalimat pada korpus 2 (rubrik 2) ini menunjuk
pada sebuah berita penting pada sebuah tajuk dalam
redaksi majalah Charlie Hebdo edisi 19 September
2012.Berita penting ini terdapat dalam rubrik
FUNDAMENTALISME yang membahas mengenai film-
film anti-muslim dengan judul MAHOMET FAIT DU
CINEMA. Jenis font, warna font, dan posisi penempatan
tulisan menunjukkan bahwa artikel ini menjadi salah satu
pemberitaan menarik yang ditawarkan kepada pembaca di
antara artikel-artikel lainnya. Selain itu, sesuai dengan
ideologi yang diterapkan oleh Charlie Hebdo, bahwa
pemberitaan yang diangkat bersifat menyindir di berbagai
bidang baik politik, sosial, agama, budaya, dan ideologi.
78
Begitu juga dengan berita yang diangkat pada rubrik ini
dimana bidang yang diangkat adalah agama.
Nama Muhammad seperti tertulis sebagai judul
tajuk di atas identik dengan nama seorang Nabi yang
menyebarkan ajaran Islam. Sebagai nabi yang dipercaya
menjadi rasul yang diutus Allah, Muhammad sangat
dihormati oleh umatnya. Islam menjadi agama yang
berlandaskan atas ajaran-ajaran Nabi Muhammad. Agama
merupakan sistem yang mangatur tata keimanan dan
kepercayaan setiap manusia kepada Allah. Agama menjadi
hal yang sensitif untuk dibicarakan, karena berhubungan
dengan kepercayaan seseorang kepada Allah. Seperti di
Indonesia pembicaraan mengenai agama tidak boleh
menyinggung atau bahkan melecehkannya. Berdasarkan
hal ini memperkuat makna konotasi yang telah disebutkan,
yaitu melalui rubrik INTÉGRISME, Charlie Hebdo
memberitakan artikel yang berkaitan dengan agama. Hal
ini sesuai dengan ideologi Charlie Hebdo sebagai majalah
satire. Berdasarkan hal di atas, menurut pendapat peneliti
pemberitaan pada rubrik ini bagi Charlie Hebdo sangat
penting dan menarik, karenanya di tempatkan di bagian
atas cover dengan visual yang dapat menarik perhatian
pembaca.
c. ÉCOLOGIE LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE SCHISTE
P.7
Korpus 2 (rubrik 3) menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan ÉCOLOGIE LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE
SCHISTE P.7 Berikut ini adalah visual yang tampak dalam
cover:
79
Gambar 16. Korpus 2 (Rubrik 3) pada Cover Majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012,
dokumentasi pribadi, diolah
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 16. di atas, tanda tulisan yang muncul
adalah sebagai berikut:
1) ÉCOLOGIE
Tanda pertama berupa huruf-huruf yang membentuk kata
ÉCOLOGIE yang berarti ekologi46 dalam bahasa
Indonesia47. Kata ini menggunakan huruf kapital
berbentuk slab serif dengan outline tebal berwarna merah.
2) LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE SCHISTE
Tanda kedua berupa kalimat yang terdiri dari empat kata,
yaitu LE PS SOLUBLE, DANS, LE GAZ, DE SCHISTE.
Bentuk huruf yang digunakan adalah slab serif dengan
outline tebal berwarna hitam dan merupakan huruf kapital.
Kalimat ini berarti PS LARUT DALAM SERPIH GAS
atau PS SERPIH GAS LARUT48.
46 Ekologi adalah ilmu tentang timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya atau
lingkungannya. 47 Ibid. p.69. 48 Ibid.
80
3) P.7
Tanda ketiga terdiri dari huruf P, tanda titik (.), dan angka
7.Tulisan P.7 termasuk kelompok huruf slab serif dengan
outline berwarna abu-abu. Selain itu huruf P ditunjukkan
menggunakan huruf kapital. Tanda P.7 berfungsi sebagai
petunjuk. P.7 merupakan singkatan dari pages 7, sehingga
tanda ini menunjukkan bahwa artikel di majalah tentang
ÉCOLOGIE LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE
SCHISTE berada di halaman 7.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada masing-masing
objek tulisan, secara denotasi tulisan ÉCOLOGIE LE PS
SOLUBLE DANS LE GAZ DE SCHISTE P.7 yang terletak di
bawah tulisan CHARLIE HEBDO berarti Ekologi Larut dalam
Serpih Gas P.7. Kata Keterangan P.7 menunjukkan bahwa hal
yang dituju mengenai ekologi khususnya berita tentang larut
dalam serpih gas terletak pada halaman 7 bagian isi majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
Tahapan Konotatif
Berdasarkan pemaknaan tahap denotatif di atas, diperoleh
makna konotasi dari korpus 2 (rubrik 3), yaitu:
1) Teks yang merujuk pada nama rubrik
Pada korpus 2 (rubrik 3) makna konotasi yang
diperoleh adalah kata ÉCOLOGIE merupakan nama
rubrik dalam majalah. Rubrik ini membahas mengenai
hal-hal tentang timbal balik antara makhluk hidup dan
kondisi alam sekitarnya atau lingkungannya. Hal ini
ditunjukkan dari outline warna merah kata tersebut yang
membedakannya dengan tulisan lain. Pada bagian isi
majalah, kata ini menunjuk pada nama rubrik yang
81
membahas mengenai artikel tentang timbal balik antara
makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya atau
lingkungannya. Berdasarkan arti kata yaitu ekologi dan
warna merah yang berarti agresif49, maka kata ini
menunjuk kepada rubrik yang penting untuk dibahas dan
dibaca.
2) Teks yang merujuk pada judul karangan
Kalimat LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE
SCHISTE merupakan judul mengenai artikel yang
terdapat dalam rubrik ÉCOLOGIE atau EKOLOGI.
Artikel ini berisi mengenai kamuflase untuk gas SHALE
(serpih). Sesuai dengan syarat-syarat sebuah judul berita,
judul LE PS SOLUBLE DANS LE GAZ DE SCHISTE
ini memenuhi syarat sebuah judul berita yang profokatif,
singkat dan padat, relevan-representatif, fungsional, dan
spesifik. Pada judul berita ÉCOLOGIE LE PS SOLUBLE
DANS LE GAZ DE SCHISTE P.7, ciri huruf yang
muncul sama seperti korpus 2 (rubrik 1 dan 2).
Walaupun tidak terletak pada bagian paling atas, namun
posisinya yang terletak di bawah tulisan CHARLIE
HEBDO menunjukkan bahwa berita yang ditunjukkan dari
judul tersebut penting untuk dibaca.
Kalimat pada korpus 2 (rubrik 3) ini menunjuk pada
sebuah berita penting pada sebuah artikel dalam redaksi majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012. Berita penting ini
terdapat dalam rubrik ÉCOLOGIE yang membahas mengenai
kamuflase untuk gas SHALE (serpih). Jenis font, warna font, dan
posisi penempatan tulisan menunjukkan bahwa artikel ini 49 Ibid. p.71.
82
menjadi salah satu pemberitaan menarik yang ditawarkan
kepada pembaca di antara artikel-artikel lainnya. Selain itu
sesuai dengan ideologi yang diterapkan oleh Charlie Hebdo,
bahwa pemberitaan yang diangkat bersifat menyindir di
berbagai bidang baik politik, sosial, agama, budaya, dan
ideologi. Begitu juga dengan berita yang diangkat pada rubrik
ini dimana bidang yang diangkat adalah sosial berkaitan dengan
lingkungan hidup.
d. MARIAGE HOMO CES CURETONS QUI SONT POUR P.11
Korpus 2 (rubrik 4) menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan MARIAGE HOMO CES CURETONS QUI SONT
POUR P.11 Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 17.
Korpus 2 (Rubrik 4) pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012
Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi pribadi, diolah
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 17. di atas, tanda tulisan yang muncul
adalah sebagai berikut:
1) MARIAGE HOMO
Tanda pertama berupa huruf-huruf kapital yang
membentuk kata MARIAGE HOMO yang berarti
83
PERNIKAHAN HOMO50. Kata ini menggunakan bentuk
huruf slab serif dengan outline tebal berwarna merah.
2) CES CURETONS QUI SONT POUR
Tanda kedua berupa kalimat yaitu CES CURETONS QUI
SONT POUR. Bentuk huruf yang digunakan adalah slab
serif dengan outline tebal berwarna hitam dan berupa
huruf kapital. Kalimat ini berarti ini untuk mereka yang
adalah curetons51.
3) P.11
Tanda ketiga terdiri dari huruf P, tanda titik (.), dan angka
11.Tulisan P.11 termasuk kelompok huruf slab serif
dengan outline berwarna abu-abu. Selain itu huruf P
ditunjukkan menggunakan huruf kapital. Tanda P.11
berfungsi sebagai petunjuk.P.11 merupakan singkatan dari
pages 11, sehingga tanda ini menunjukkan bahwa artikel
di majalah tentang MARIAGE HOMO CES CURETONS
QUI SONT POUR berada di halaman 11.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada masing-masing
objek tulisan, secara denotasi tulisan MARIAGE HOMO CES
CURETONS QUI SONT POUR P.11 yang terletak di bawah
tulisan CHARLIE HEBDO berarti PERNIKAHAN HOMO
UNTUK MEREKA YANG ADALAH CURETONS P.11.
Keterangan P.11 menunjukkan bahwa hal yang dituju mengenai
pernikahan homo terletak pada halaman 11 bagian isi majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
50 Ibid. p.69. 51 Ibid
84
Tahapan Konotatif
Berdasarkan pemaknaan tahap denotatif di atas, diperoleh
makna konotasi dari korpus 2 (rubrik 4), yaitu:
1) Teks yang merujuk pada nama rubrik
Pada korpus 2 (rubrik 4) makna konotasi yang
diperoleh adalah kata MARIAGE HOMO merupakan
nama rubrik dalam majalah yang membahas mengenai
hal-hal tentang pernikahan homo atau pernikahan sesama
jenis untuk kaum laki-laki. Hal ini ditunjukkan dari
outline warna merah kata tersebut yang membedakannya
dengan tulisan lain. Selain itu, pada bagian isi majalah,
kata ini menunjuk pada nama rubrik yang membahas
mengenai artikel tentang pernikahan homo atau
pernikahan sesama jenis. Berdasarkan arti kata yaitu
pernikahan homo dan warna merah yang berarti agresif52,
maka kata ini menunjuk kepada rubrik yang penting untuk
dibahas.
2) Teks yang merujuk pada judul karangan
Kalimat CES CURETONS QUI SONT POUR
merupakan judul mengenai artikel yang terdapat dalam
rubrik MARIAGE HOMO atau PERNIKAHAN HOMO.
Artikel ini berisi mengenai pernikahan gay dengan judul
dalam artikel DIEU, GAY FRIENDLY yang berarti
ALLAH, GAY YANG RAMAH53. Sesuai dengan syarat-
syarat sebuah judul berita, judul CES CURETONS QUI
SONT POUR ini memenuhi syarat sebuah judul berita
yang profokatif, singkat dan padat, relevan-representatif,
fungsional, dan spesifik. Judul berita MARIAGE HOMO
52 Ibid .p.71. 53 Ibid. p.69.
85
CES CURETONS QUI SONT POUR P.11 juga memiliki
ciri huruf sama seperti korpus 2 (rubrik 1, 2 dan 3).
Walaupun tidak terletak pada bagian paling atas, namun
posisinya yang terletak di bawah tulisan CHARLIE
HEBDO menunjukkan bahwa berita yang ditunjukkan dari
judul tersebut penting untuk dibaca.
Kalimat pada korpus 2 (rubrik 4) ini menunjuk pada
sebuah berita penting pada sebuah artikel dalam redaksi majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012. Berita penting ini
terdapat dalam rubrik “MARIAGE HOMO yang membahas
mengenai pernikahan sesama jenis bagai kaum laki-laki. Jenis
font, warna font, dan posisi penempatan tulisan menunjukkan
bahwa artikel ini menjadi salah satu pemberitaan menarik yang
ditawarkan kepada pembaca di antara artikel-artikel lainnya.
Berdasarkan kalimat CES CURETONS QUI SONT POUR,
rubrik MARIAGE HOMO diperuntukan untuk mereka yang
curetons. Isi artikel berkisar mengenai pernikahan homo yang
terjadi di Perancis dan pernikahan gay seorang muslim. Hal ini
sesuai dengan ideologi yang diterapkan oleh Charlie Hebdo,
bahwa pemberitaan yang diangkat bersifat menyindir di
berbagai bidang baik politik, sosial, agama, budaya, dan
ideologi. Begitu juga dengan berita yang diangkat pada rubrik
ini dimana bidang yang diangkat adalah sosial berkaitan dengan
pernikahan.
Pernikahan sesama jenis di Indonesia merupakan hal yang
tabu54. Sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur tentang
perkawinan, terutama Bab II pasal 7 ayat ke 2 yang
menerangkan bahwa:
54 Tabu adalah pantangan, larangan, yang dianggap suci (tidak boleh disentuh, diucapkan, dan lain
sebagainya)
86
“ Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat minta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.”
Pada pernyataan di atas disebutkan bahwa pernikahan hanya
boleh terjadi antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan. Begitu pula juga ajaran agama yang menerangkan
bahwa pernikahan itu terjadi hanya antara seorang laki-laki
dengan seorang perempuan. Berdasarkan undang-undang dan
ajaran agama inilah mengapa pernikahan sesama jenis di
Indonesia dilarang. Namun, beda halnya jika pernikahan itu
diterapkan di Negara lain yang memiliki dasar dan ideologi
yang berbeda, dimana terdapat kemungkinan pernikahan sejenis
ini dapat terjadi. Berdasarkan hal ini, menekankan makna
konotasi yang diambil, bahwa hal berkaitan dengan pernikahan
sejenis merupakan hal yang wajar di Perancis. Topik ini menjadi
rubrik tersendiri pada majalah Charlie Hebdo dan menjadi
rubrik yang penting serta menarik untuk dibaca.
87
e. EN KIOSQUES LE HORS-SÉRIE ANTINUCLEAIRE DE
CHARLIE
Korpus 2 (rubrik 5) menampilkan beberapa tanda, antara lain:
tulisan dan cover dari Hors-Serie CHARLIE HEBDO. Berikut
ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 18.
Korpus 2 (Rubrik 5) pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012
Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi pribadi, diolah
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 18. di atas, tanda-tanda yang muncul
adalah sebagai berikut:
1) Tulisan: EN KIOSQUES LE HORS-SÉRIE
ANTINUCLEAIRE DE CHARLIE
a) EN KIOSQUES
Tanda pertama berupa huruf-huruf yang membentuk
kata EN KIOSQUES yang berarti KIOS KORAN55.
Kata ini menggunakan bentuk huruf slab serif
dengan outline tebal berwarna merah.
55 Ibid. p.69.
88
b) LE HORS-SÉRIE ANTINUCLEAIRE DE
CHARLIE
Tanda kedua berupa kalimat yaitu LE HORS-SÉRIE
ANTINUCLERAIRE DE CHARLIE. Bentuk huruf
yang digunakan adalah slab serif dengan outline
tebal berwarna putih. Kalimat ini berarti Hors-Série
(Seri di luar) Antinucleaire Charlie56.
c) Background
Background yang menjadi latar belakang kesatuan
objek tulisan EN KIOSQUES LE HORS-SÉRIE
ANTINUCLEAIRE DE CHARLIE berwarna blok
hitam.
2) Cover Hors-Série CHARLIE HEBDO
a) Tulisan
(1) HORS- SÉRIE
Tanda tulisan pertama pada cover Hors-Série
CHARLIE HEBDO berupa huruf-huruf yang
membentuk kata HORS-SÉRIE. Kata ini
menggunakan bentuk huruf sans serif dengan
outline tebal berwarna merah dan termasuk
huruf kapital. HORS-SÉRIE berarti seri di
luar.
(2) CHARLIE HEBDO
Tulisan yang terdiri dari kumpulan huruf
kapital ini, secara anatomi termasuk ke dalam
jenis huruf sans serif. Font yang digunakan
cenderung mirip dengan font calibri yang 56 Ibid.
89
dikemas menjadi sebuah type family. Texture
permukaan memiliki variasi handwritten, yaitu
dengan ciri outline-nya yang bergelombang.
Hal ini ditunjukkan dengan tanda huruf yang
berbentuk calibri dengan outline tebal
berwarna hitam bergelombang. Dilihat dari
ukurannya, tulisan ini memiliki ukuran paling
besar dibandingkan dengan tulisan-tulisan lain
yang terdapat dalam cover majalah. Posisi
tulisan ini terletak pada bagian atas cover
majalah di bawah kelompok objek kedua yaitu
tulisan HORS-SÉRIE.
(3) 6 €
Tanda tulisan ketiga pada cover Hors-Série
CHARLIE HEBDO berupa angka dan simbol
yang menunjukkan nilai satuan mata uang di
Negara-negara Uni Eropa. 6 (enam) menunjuk
pada angka dan € (euro) menunjuk pada nilai
satuan mata uang. Kedua tanda ini
menggunakan bentuk huruf sans serif dengan
outline tebal berwarna putih. Background yang
menjadi latar belakang tulisan 6 € ini
berbentuk kotak dengan warna biru tua.
(4) L’ESCROQUERIE NUCLÉAIRE
Tanda tulisan keempat pada cover Hors-Série
CHARLIE HEBDO berupa huruf-huruf yang
membentuk kata L’ESCROQUERIE
NUCLÉAIRE. Dalam bahasa Indonesia berarti
90
PENIPUAN NUKLIR57. Dilihat dari anatomi
huruf, tulisan ini berbentuk goresan tangan
(handwritten) dengan outline bold dan italic
berwarna merah. Hal ini ditampilkan pada
setiap masing-masing ujung huruf yang tidak
merata. Selain itu, dilihat dari jenis font,
tulisan ini memiliki persamaan dengan name
Paris, Je T’Aime hanya saja secara anatomi
berbentuk handwritten.
(5) 70 ANS DE RAYONNEMENT ATOMIQUE
DE LA FRANCE
Tanda tulisan kelima pada cover Hors-Série
CHARLIE HEBDO berupa huruf-huruf yang
membentuk kata 70 ANS DE
RAYONNEMENT ATOMIQUE DE LA
FRANCE. Dalam bahasa Indonesia berarti 70
TAHUN RADIASI ATOMIK PERANCIS58.
Dilihat dari anatomi huruf, tulisan ini
berbentuk goresan tangan (handwritten)
dengan outline bold dan italic berwarna biru.
Hal ini ditampilkan pada setiap masing-
masing ujung huruf yang tidak merata. Selain
itu dilihat dari jenis font, tulisan ini memiliki
persamaan dengan nama font Paris, Je T’Aime
hanya saja secara anatomi berbentuk
handwritten.
57 Ibid. 58 Ibid.
91
(6) LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ
Tanda keenam berupa kalimat yaitu LES
GRANDES FOLIES DU PASSÉ. Bentuk
huruf yang digunakan adalah slab serif dengan
outline tebal berwarna hitam. Kalimat ini
berarti KEGILAAN UTAMA MASA
LALU59.
(7) LE MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE
Tanda ketujuh berupa kalimat yaitu LE
MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE. Bentuk
huruf yang digunakan adalah slab serif dengan
outline tebal berwarna merah. Kalimat ini
berarti GERAKAN ANTINUKLIR60.
(8) LES CADEAUX ÉTAIENT PRESQUE
PARFAITS
Tanda kedelapan berupa kalimat yaituLES
CADEAUX ÉTAIENT PRESQUE
PARFAITS. Bentuk huruf yang digunakan
adalah slab serif dengan outline tebal
berwarna hitam. Kalimat ini berarti HADIAH
YANG HAMPIR SEMPURNA61.
(9) L’AVENIR D’UNE ILLUSION
Tanda kesembilan berupa kalimat
yaituL’AVENIR D’UNE ILLUSION. Bentuk
huruf yang digunakan adalah slab serif dengan
59 Ibid. 60 Ibid. 61 Ibid.
92
outline tebal berwarna merah. Kalimat ini
berarti MASA DEPAN SEBUAH ILUSI62.
(10) TIGNOUS
Kata yang terdiri dari huruf T, I, G, N, O, U, S
termasuk ke dalam huruf kapital. Secara
anatominya, kata ini menggunakan bentuk
goresan tangan (handwritten) dengan outline
bold berwarna hitam. Layout kata terletak
pada bagian samping kanan bawah.
Tepatnyanya berada di kanan bawah gambar
objek orang.
b) Objek Orang
Pada visualisasi non-verbal tergambar seorang yang
menggunakan baju terusan dengan masker anti gas.
Baju berwarna putih dengan gradasi warna abu-abu.
Objek memiliki dua bola mata.Satu bola mata
berbentuk bulat dengan satu titik hitam di tengahnya
dan satu bola mata lagi berbentuk lonjong horisontal
dengan satu titik pada bagian atas. Bentuk masker
seperti belalai gajah, hanya tidak terlalu panjang.
Selain bentuk fisik yang tergambar, objek orang
juga sedang melakukan aktifitas. Objek membuat
gambar mulut tersenyum berserta giginya tepat di
bawah masker dengan pensil merah.
c) Background
Latar belakang digambarkan situasi seperti di gurun
dan terdapat gedung-gedung yang mengeluarkan 62 Ibid
93
asap. Situasi ini digambarkan dengan permukaan
bawah berwarna coklat muda, dan pada bagian atas
permukaan berwarna biru muda ke abu-abuan. Serta
pada bagian gedung-gedung terdapat asap dengan
warna putih gradasi abu-abu.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada masing-masing
objek, secara denotasi korpus 2 (rubrik 5) memiliki beberapa
visual verbal, seperti tulisan EN KIOSQUES dan LE HORS-
SÉRIE ANTINUCLEAIRE DE CHARLIE. Di samping kanan
tulisan tersebut terdapat sebuah cover buku atau majalah dengan
visualisasi verbal dan non-verbal. Visualisasi verbal terdiri dari
tulisan-tulisan, antara lain: (1) HORS- SÉRIE, (2) CHARLIE
HEBDO, (3) 6 €, (4) L’ESCROQUERIE NUCLÉAIRE, (5) 70
ANS DE RAYONNEMENT ATOMIQUE DE LA FRANCE,
(6) LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ, (7) LE
MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE, (8) LES CADEAUX
ÉTAIENT PRESQUE PARFAITS, (9) L’AVENIR D’UNE
ILLUSION, dan (10) TIGNOUS.Visualisasi non-verbal yaitu
berupa objek orang dengan karakter dan ciri-cirinya.
Tahapan Konotatif
Berdasarkan pemaknaan tahap denotatif di atas, diperoleh
makna konotasi dari korpus 2 (rubrik 5), yaitu:
1) Teks yang merujuk pada nama rubrik
Pada korpus 2 (rubrik 5) makna konotasi yang
diperoleh adalah tulisan EN KIOSQUES LE HORS-
SÉRIE ANTINUCLEAIRE DE CHARLIE menunjukkan
rubrik tentang kios koran yang berjudul Hors-Série (Seri
di luar) Antinucleaire Charlie. Kata HORS-SÉRIE
menunjukkan seri lain dari majalah CHARLIE HEBDO
94
dengan isi pemberitaan yang hampir terdiri dari satu topik.
Cover yang muncul di samping tulisan ini adalah
keterangan dari bentuk seri lain Charlie Hebdo tersebut.
Berdasarkan visualisasi verbal yang muncul di dalam
cover, pesan yang dapat diangkat adalah tentang nuklir.
2) Teks yang merujuk pada judul karangan
Pada korpus 2 (rubrik 5), tulisan EN KIOSQUES
merujuk pada nama rubrik yang berarti KIOS KORAN. Di
bawahnya terdapat tulisan LE HORS-SÉRIE
ANTINUCLEAIRE DE CHARLIE yang merujuk pada
sebuah judul artikel yang terdapat pada rubrik EN
KIOSQUES. Hal ini dapat dilihat dari tata letaknya yang
berada di bawah nama rubrik. Artikel ini berada pada
HORS-SÉRIE yang berisi tentang Antinuklir Charlie.
Berdasarkan background pada korpus ini, membantu
peneliti memaknai bahwa rubrik ini adalah pemberitahuan
kepada pembaca majalah Charlie Hebdo. Latar belakang
warna hitam membedakannya dengan latar belakang
rubrik lain yang tidak ada background. Tidak adanya
tanda keterangan yang menunjukkan halaman,
menekankan pemahaman bahwa rubrik ini tidak tertulis
pada satu paket majalah Charlie Hebdo edisi 19
September 2012.
Selain tanda-tanda berupa teks tulisan seperti di atas,
korpus 2 (rubrik 5) juga terdapat tanda-tanda yang lain.
Tanda tersebut berupa tulisan, objek orang dan
background. Berdasarkan tanda yang muncul ini, secara
konotasi diartikan sebagai berikut:
95
a) Tulisan
(1) HORS-SÉRIE
Berdasarkan arti kata yaitu Seri di Luar dan
hubungannya dengan tulisan pada kelompok
objek LE HORS-SÉRIE ANTINUCLEAIRE
DE CHARLIE serta berdasarkan layout tata
letaknya yang berada di bagian paling atas
cover, peneliti memaknai bahwa HORS-
SÉRIE adalah nama dari bentuk media cetak
lain dari Charlie Hebdo.
(2) CHARLIE HEBDO
Tulisan CHARLIE HEBDO menunjukkan
nama media cetak yang membuat buku atau
majalah yang berisi tentang artikel Antinuklir
ini.
(3) 6 €
Enam euro (6 €) menunjukkan harga pada
HORS-SÉRIE.
(4) L’ESCROQUERIE NUCLÉAIRE
Tulisan ini menunjuk pada judul besar sebuah
artikel yang membahas tentang penipuan
nuklir. Hal ini dapat dilihat dari ukuran tulisan
yang terbentuk paling besar dibanding dengan
visual verbal lainnya. Selain itu layout-nya
yang berada pada bagian tengah di bawah
tulisan CHARLIE HEBDO menunjukkan
96
bahwa tulisan ini adalah fokus utama dari
seluruh pesan verbal di dalamnya.
(5) 70 ANS DE RAYONNEMENT ATOMIQUE
DE LA FRANCE
Peneliti memaknai tulisan ini sebagai subjudul
dari judul utama L’ESCROQUERIE
NUCLÉAIRE (PENIPUAN NUKLIR). Hal ini
dilihat dari tata letaknya yang berada di bawah
judul utama. Selain itu, dilihat dari bentuk
hurufnya memiliki ciri-ciri yang sama dengan
judul utama, hanya warna dan ukurannya saja
yang berbeda. Tulisan ini berwarna biru tua
dan memiliki ukuran lebih kecil dari judul
utama.
(6) LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ
Berdasarkan ciri-ciri yang muncul, tulisan ini
merupakan salah satu judul artikel yang ada
dalam HORS- SÉRIE. Dilihat dari tata
letaknya judul ini terletak pada area kosong di
samping kanan visual gambar kartun.
Penggunaan warna hitam dan huruf kapital
menekankan bahwa tulisan ini adalah sebuah
judul artikel yang penting untuk dibaca.
Artikel ini membahas mengenai Kegilaan
Utama Masa Lalu.
(7) LE MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE
Berdasarkan ciri-ciri yang muncul, tulisan ini
merupakan salah satu judul artikel yang ada
97
dalam HORS- SÉRIE.Sama dengan judul
artikel LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ,
judul ini terletak pada area kosong di samping
kanan visual gambar kartun. Penggunaan
warna merah dan huruf kapital menekankan
bahwa tulisan ini adalah sebuah judul artikel
yang penting untuk dibaca. Artikel ini
membahas mengenai Gerakan Antinuklir.
(8) LES CADEAUX ÉTAIENT PRESQUE
PARFAITS
Berdasarkan ciri-ciri yang muncul, tulisan ini
merupakan salah satu judul artikel yang ada
dalam HORS-SÉRIE. Sama dengan judul
artikel LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ
dan LE MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE
judul ini terletak pada area kosong di samping
kanan visual gambar kartun. Penggunaan
warna hitam dan huruf kapital menekankan
bahwa tulisan ini adalah sebuah judul artikel
yang penting untuk dibaca. Artikel ini
membahas mengenai hadiah yang paling
sempurna.
(9) L’AVENIR D’UNE ILLUSION
Berdasarkan ciri-ciri yang muncul, tulisan ini
merupakan salah satu judul artikel yang ada
dalam HORS-SÉRIE. Sama dengan judul
artikel LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ,
LE MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE, dan
LES CADEAUX ÉTAIENT PRESQUE
98
PARFAITS, judul ini terletak pada area
kosong di samping kanan visual gambar
kartun. Penggunaan warna merah dan huruf
kapital menekankan bahwa tulisan ini adalah
sebuah judul artikel yang penting untuk
dibaca. Artikel ini membahas mengenai masa
depan sebuah ilusi.
(10) TIGNOUS
Berdasarkan ciri-ciri tipografi kata TIGNOUS
baik jenis huruf, ukuran, penggunaan warna,
maupun tata letaknya maka peneliti memaknai
bahwa kata ini menujukkan pada siapa
pembuat gambar yang terletak di atasnya.
Sama halnya dengan kata cHARB, peneliti
memaknai bahwa kata ini menunjuk pada
sebuah nama yaitu Tignous.
b) Objek Orang
Pada tahap denotatif telah dijelaskan
visualisasi non-verbal yang muncul, yaitu ada satu
orang yang memakai baju terusan masker anti gas.
Hal ini menandakan bahwa orang tersebut pada
situasi udara yang tidak sehat. Penggunaan masker
membantu orang tersebut bertahan hidup dalam
kondisi udara yang mengkhawatirkan.
Selain itu, dilihat dari bola mata yang
menandakan perbedaan, satu bola mata berbentuk
bulat dengan satu titik hitam di tengahnya dan satu
bola mata lagi berbentuk lonjong horisontal dengan
satu titik pada bagian atas. Bola mata yang bulat dan
99
membesar menunjukkan bahwa ketika orang
tersebut melihat sesuatu yang menarik (Gordon,
2006:30). Namun dibenturkan dengan bola mata
satunya yang menandakan bahwa orang itu sedang
tidak sehat. Kornea mata hanya terlihat sedikit dan
menempel pada bata mata sebelah atas. Berdasarkan
kondisi objek orang di atas, peneliti memaknai
bahwa orang tersebut dalam kondisi yang tidak sehat
oleh karena udara tempat dia berada dalam kondisi
buruk, sehingga orang tersebut menggunakan
masker anti gas.
Objek orang tersebut sedang melakukan
aktifitas, yaitu menggambar mulut tersenyum
dengan pensil merah tepat di bawah masker. Mulut
tersenyum terbuka dan kelihatan giginya
menunjukkan sebuah kebahagiaan. Hal ini berbeda
jauh dengan kondisi orang tersebut ketika dilihat
dari kondisi bola mata dan baju yang dikenakan.
Namun, penggunaan warna merah menandakan hal
yang sebaliknya. Secara denotatif orang tersebut
sedang tersenyum, tapi warna merah menandakan
senyum itu adalah sebuah bahaya. Artinya aktifitas
tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut
terpaksa hidup dalam suasana tidak sehat dengan
kebahagiannya yang palsu.
c) Background
Latar belakang pada cover ini menunjukkan
situasi dimana objek digambarkan. Sesuai dengan
ciri-ciri visual yang muncul, suasana objek berada di
daerah gersang seperti gurun pasir. Terdapat gedung
100
yang mengeluarkan asap di atas atapnya. Gedung ini
dimaknai sebagai tempat memproduksi sesuatu.
Asap dari gedung tersebut tidak sehat, dapat dilihat
dari tidak adanya tumbuhan hijau yang tumbuh,
warna awan yang tidak cerah (biru keabu-abuan)
karena terkena asap, dan objek orang yang
menggunakan masker asap
Secara ringkas, makna konotasi yang diambil dari
korpus 2 (rubrik 5) adalah terdapat rubrik EN
KIOSQUES (Kios Toko) dengan judul artikel yang
dibahas adalah Antinuklir Charlie. Artikel ini dibahas
bukan pada majalah Charlie Hebdo edisi 19 September
2012, melainkan pada media cetak lainnya yang bernama
HORS-SÉRIE CHARLIE HEBDO (Seri di Luar Charlie
Hebdo). Berikutnya tanda yang terletak disampingnya
menunjukkan cover dari seri luar Charlie Hebdo. Di dalam
cover terdapat beberapa tanda yang muncul. Berdasarkan
pembagian sesuai elemen cover majalah, HORS-SÉRIE
CHARLIE HEBDO merujuk pada Masthead, 6 € merujuk
pada dateline dengan hanya menunjukkan satuan harganya
saja, L’ESCROQUERIE NUCLÉAIRE merujuk pada
judul utama artikel yang dibahas, 70 ANS DE
RAYONNEMENT ATOMIQUE DE LA FRANCE
merujuk pada subjudul artikel utama, terdapat empat judul
artikel lain (LES GRANDES FOLIES DU PASSÉ, LE
MOUVEMENT ANTINUCLÉAIRE, LES CADEAUX
ÉTAIENT PRESQUE PARFAITS, dan L’AVENIR
D’UNE ILLUSION), serta terdapat gambar kartun yang
melukiskan keadaan yang buruk atau tidak sehat karena
polusi udara.
101
Teks pada korpus 2 yang merujuk pada judul karangan baik
dari rubrik 1 sampai 5 menunjukkan kesamaan tanda dalam
menunjukkan nama rubrik dan judul karangan. Dilihat dari jenis
huruf, pemilihan warna font, dan penempatannya dalam kolom cover
menunjukkan bahwa tanda-tanda tulisan ini merujuk pada rubrik
dengan tajuk atau artikel yang penting untuk dibaca. Judul berita
utama biasanya menggunakan tipografi yang sangat besar dan terletak
di bagian atas halaman (Yunus, 2010: 75). Hal ini sesuai dengan cirri
yang tampak dari masing-masing rubrik dalam korpus 2.
Teks pada korpus 2 yang merujuk pada nama rubrik identik
dengan warna merah. Warna merah cocok untuk tema keberanian
seseorang, bahaya, peringatan, perhatian, perang, panas
(Santoso,2011). Jika dikaitkan dengan teks yang tertulis yaitu
ENQUÊTE (Penyelidikan), INTÉGRISME (Fundamentalisme),
ÉCOLOGIE (Ekologi), dan MARIAGE HOMO (Pernikahan Homo
atau Pernikahan Sejenis), warna merah memang cocok untuk
menggambarkan keadaan seperti rubrik-rubrik ini. Penyelidikan,
fundamentalisme, ekologi dan pernikahan homo identik dengan
keadaan yang dapat menimbulkan bahaya, perhatian, keberanian
bahkan membuat situasi tersebut menjadi panas.
Pemilihan warna hitam sebagai warna dasar font masing-masing
rubrik.Warna hitam secara psikologi berarti elegan dan kuat (Haniiko,
2011). Penggunaan warna hitam yang tegas menunjukkan adanya
profokatif, singkat, padat, lugas, dan tegas dari judul tersebut. Selain
itu, warna hitam lebih dapat menarik perhatian pembaca dibanding
dengan warna yang cenderung soft. Hal ini dikarenakan ketegasannya
sehingga mampu dibaca secara jelas oleh pembaca.
Judul adalah pengundang daya tarik pembaca. Perlu dibaca atau
tidak suatu berita sangat bergantung pada judul berita yang dipakai.
Surat kabar dan majalah yang banyak terjual karena dipicu oleh
102
tampilannya yang fenomenal, berkualitas, dan persuasif. Judul berita
memiliki kegunaan untuk: (1) menarik perhatian dan minat pembaca,
dan (2) untuk menyesuaikan dengan layout halaman surat kabar
karena judul biasanya dituliskan dalam tipografi ukuran besar (Yunus,
2010:75), oleh karena itu, pemilihan rubrik berikut judul karangannya
serta penentuan tipografi (layout, jenis font, warna font) sangat
berpengaruh dalam upaya mencuri perhatian pembaca.
Kesamaan lain yang diperoleh adalah ukuran huruf antara judul
dan penunjuk halaman juga memiliki perbedaan, yaitu lebih besar
judul dari pada penunjuk halaman. Penunjuk halaman merupakan
tulisan tambahan yang diselipkan untuk mempermudah pembaca
mencari berita pada bagian isi majalah. Jenis huruf antara judul dan
penunjuk halaman juga berbeda. Jenis huruf pada judul yaitu slab
serif berfungsi sebagai penarik perhatian, berbeda dengan penunjuk
halaman yang memiliki jenis huruf lebih tipis. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap elemen pada cover majalah dengan perbedaan jenis
huruf juga menandakan adanya perbedaan fungsi di dalamnya.
Sesuai dengan sistem pers yang berlaku di Perancis yaitu
kebebasan pers (Mardiana, 2012), segala bentuk pemberitaan dari
berbagai aspek dapat disampaikan kepada publik. Sama halnya
dengan hasil produk majalah Charlie Hebdo yang merujuk pada
rubrik-rubrik tentang situasi politik, budaya, sosial, dan agama,
sehingga topik-topik seperti pada rubrik penyelidikan,
fundamentalisme, lingkungan hidup, dan pernikahan sejenis menjadi
topik utama majalah edisi 19 September 2012. Penempatan layout
serta pemilihan tipografi yang menunjukkan pentingnya berita ini,
memperkuat bagaimana Charlie Hebdo mejalankan fungsinya sebagai
pers. Eksistensi yang diwujudkan melalui segala pemberitaan sesuai
dengan ideologi yang dimilikinya.
103
3. Dateline
Dateline adalah salah satu elemen dari cover majalah. Elemen
ini berkaitan dengan pencantuman keterangan waktu publikasi dan
keterangan harga satuan majalah tersebut. Bagi majalah, waktu adalah
hal yang sangat penting. Sebagai salah satu jenis media massa, media
cetak termasuk di dalamnya majalah memiliki 5 (lima) orientasi yang
perlu dalam setiap penyajian berita, yaitu (1) aktualitas, yang mengacu
pada keadaan yang sebenarnya, (2) publisitas, yang mengacu pada
penyampaian informasi kepada publik, (3) periodisitas, yang mengacu
pada konsistensi jadwal penerbitan, (4) universalitas, yang mengacu
pada keberagaman isi berita, (5) dokumentatif, yang mengacu pada
dokumentasi konkret dan dapat didokumentasikan (Yunus, 2010:30).
Orientasi ketiga tentang konsistensi waktu penerbitan menjadi hal
paling penting bagi sebuah media cetak. Hal ini karena berkaitan
dengan keterangan kapan waktu terbitnya yang berpengaruh dengan
informasi di dalamnya.
Seperti pada korpus 3 cover majalah Charlie Hebdo
menampilkan beberapa objek tanda berupa tulisan yang berkaitan
dengan keterangan waktu publikasi, keterangan harga, dan keterangan
tempat publikasi. Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
a. Keterangan Waktu Publikasi dan Keterangan Harga
Korpus 3 (keterangan 1) menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan 19 SEPTEMBRE 2012 / No 1057 / 2,50 €. Berikut ini
adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 19. Korpus 3 (Keterangan 1) pada Cover Majalah Charlie
Hebdo edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012,
dokumentasi pribadi, diolah
104
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 19. di atas, tanda tulisan yang muncul
adalah sebagai berikut:
1) 19 SEPTEMBRE 2012
Tanda tulisan pertama terdiri dari huruf dan angka dengan
bentuk huruf sans serif dan outline berwarna hitam.Tanda
angka dibagi menjadi dua yaitu 19 dan 2012. Angka 19
menunjukkan tanggal terbit majalah Charlie Hebdo.
Angka 2012 menunjukkan tahun terbit majalah.
Sedangkan tanda tulisan SEPTEMBRE menunjukkan
bulan terbit majalah yaitu September63.
2) No 1057
Tanda tulisan kedua terdiri dari huruf dan angka dengan
bentuk huruf sans serif dan outlines tebal berwarna hitam.
Tulisan kedua ini memiliki ukuran paling besar dibanding
dua tulisan lainnya. Begitu juga dengan ketebalannya,
tulisan ini paling tebal dibanding lainnya.
3) 2,50 €
Tanda tulisan ketiga terdiri dari tanda angka dan sebuah
simbol dengan bentuk huruf sans serif dan outline tebal
berwarna merah. Tanda angka 2,50 menunjukkan satuan
harga dari majalah Charlie Hebdo. Tanda € (euro)
merupakan tanda yang menunjukkan mata uang bagi
Negara-negara yang masuk ke dalam Uni Eropa, seperti
Jerman, Belanda, Austria, Finlandia, Italia, Portugal,
Prancis, dan beberapa Negara di Eropa lainnya.
Berdasarkan hal ini, peneliti memaknai bahwa tanda
63 Ibid. p.69.
105
tulisan 2,50 € menunjukkan harga satu majalah Charlie
Hebdo dalam euro.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada korpus 3
(keterangan 1) di atas, secara denotasi tulisan ini menunjukkan
tulisan 19 SEPTEMBRE 2012 yang berarti bahwa majalah
Charlie Hebdo edisi ini terbit pada tanggal 19 bulan September
tahun 2012. Tulisan No 1057 menunjukkan nomer terbit majalah
yaitu nomer 1057. 2,50 € menunjukkan harga jual per-majalah
Charlie Hebdo edisi sekian yaitu seharga 2.50 euro. Ketiga
tulisan ini dipisahkan oleh tanda garis miring (/). Tanda ini
dipergunakan untuk memisahkan tiga tanda tulisan yang
berbeda, karena arti dan maksud tulisan berbeda satu dengan
yang lain.
Tahapan Konotatif
Pada korpus 3 (keterangan 1), dilihat dari tingkat
ketebalan huruf, warna huruf, ukuran huruf ketiga objek tulisan
menunjukkan hal yang berbeda. Pada tulisan yang menunjukkan
tanggal terbit memiliki ukuran lebih kecil dan ketebalan lebih
tipis dibanding dua tulisan lainnya. Sama-sama menggunakan
jenis sans serif, tulisan No 1057 memiliki ketebalan lebih dan
ukuran paling besar dibanding lainnya. Pada tulisan 2,50 €, baik
ukuran huruf dan ketebalan berada pada urutan kedua dari dua
tulisan lainnya.
Berdasarkan hal di atas, menunjukkan bahwa jika dilihat
dari warna yang dipakai yaitu hitam dan merah, ketiga tulisan
ingin menampilkan hal yang tegas dalam visualisasinya
sehingga dapat dibaca dan menarik perhatian pembaca. Jika
dilihat dari ukuran dan tingkat ketebalan huruf dari ketiga
tulisan, nomer terbit diartikan sebagai tulisan paling penting di
106
antara dua tulisan lainnya. Kemudian disusul dengan tulisan
harga per-satuan, dan terakhir tanggal terbit.
Warna merah pada tulisan harga persatuan memberikan
perhatian tersendiri. Warna merah menjadi titik fokus perhatian
pembaca di antara warna hitam pada dua tulisan lainnya.
Diakibatkan banyaknya informasi visual pada kelompok objek
ketiga ini, pembaca tidak dapat memfokuskan informasi yang
diterimanya. Maka, dalam desain grafis multimedia dibutuhkan
prinsip titik fokus (Suyanto, 2004:61). Sehingga peneliti
mengartikan bahwa warna merah tulisan menunjukkan titik
fokus penting di samping ukuran besar tulisan.
Harga satuan dari majalah yang berwarna merah ini
menjadi titik fokus perhatian pembaca, sebelum memiliki
majalah ini. Pengetahuan pembaca mengenai harga majalah
menjadi hal penting. Jika ingin memiliki dan membeli majalah
tersebut, maka pencantuman harga 2,50 euro menjadi perhatian
tersendiri calon pembeli, berapa euro yang harus dikeluarkan.
Maka, informasi mengenai harga ini lebih penting bagi calon
pembeli dibanding informasi lain. Walaupun bagi peneliti,
nomer terbit dan tanggal terbit juga penting bagi para pembaca
majalah. Pada waktu kapan edisi ini terbit, karena bagi peneliti
waktu berkaitan dengan keterangan yang memberi informasi
kapan berita atau artikel ini terjadi.
Berdasarkan deskripsi di atas, korpus 3 (keterangan 1)
secara konotasi jenis ukuran huruf, ketebalan, dan warnanya
menunjukkan penandaan fungsi dan tujuan yang berbeda pada
setiap desain visualisasi tulisan. Berdasarkan visualisasi yang
tergambarkan, ketegasan tulisan yang menunjuk nomer terbit
adalah yang paling penting, berikutnya yang kedua fokus
perhatian pada harga satuan majalah, dan terakhir
pemberitahuan keterangan waktu terbit majalah.
107
b. Keterangan Tempat Publikasi
Korpus 3 (keterangan 2) menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan. Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 20. Korpus 3 (Keterangan 2) pada Cover Majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012,
dokumentasi pribadi, diolah
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 20. di atas, tanda-tanda yang muncul yaitu
No 1057FRANCE MÉTROPOLITAINE : 2,50 € - BEL/LUX
: 2,80 € - ALLEMAGNE : 3,50 € - AND : 2,50 € - ESP/PORT.
CONT : 3 € - DOM/A : 3,50 € - CH : 4 FS – CAN : 5,45 $C –
NCAL/A : 660 F CFP – POL/S : 660 F CFP – TUNISIE : 5
TND
Berikut ini pembagian objek tulisan pada korpus 3 (keterangan
2):
1) No1057
Tanda tulisan ini terdiri dari huruf dan angka dengan
bentuk huruf sans serif dan outlines berwarna hitam.
2) FRANCE MÉTROPOLITAINE : 2,50 € - BEL/LUX : 2,80
€ - ALLEMAGNE : 3,50 € - AND : 2,50 € - ESP/PORT.
CONT : 3 € - DOM/A : 3,50 € - CH : 4 FS – CAN : 5,45
$C – NCAL/A : 660 F CFP – POL/S : 660 F CFP –
TUNISIE : 5 TND
Tanda tulisan ini terdiri dari huruf dan angka dengan
bentuk huruf sans serif dan outlines berwarna hitam.
108
Berikut ini adalah tabel pemaknaan setiap tulisan pada
objek ini:
Tabel 5.1
Daftar Nama, Akronim dan Mata Uang Negara Akronim
No Nama Negara 3 huruf 2 huruf
Mata
Uang
1 Franch Métropolitaine FRA FR €
2 Belgia/Luksemburg BEL/LUX BE/LU €
3 Jerman (Allemagne) DEU DE €
4 Andorra AND AD €
5 Spanyol ESP ES €
6 Republik Dominika DOM DO €
7 Swiss CHE CH FS
8 Canada CAN CA $C
9 Kaledonia Baru NCL NC CFP
10 Polinesia Prancis POL CFP
11 Tunisia TUN TN TND
Sumber: Secretariat of ISO/TC 46, ISO 3166 Maintenance Agency, ISO 3166 MA, ISO 3166-1, 2013 dan Yusuf Fikri, Nama-nama Mata Uang dan Simbol Mata Uang Dunia, 2013, diolah.
Berdasarkan table di atas, dapat dijelaskan bahwa harga
satuan majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012
No1057 adalah:
a) Di negara Prancis yang tergabung ke dalam Franch
Métropolitaine, majalah ini dijual dengan harga 2,50
€ (Euro) per-majalah.
b) Di negara Belgia majalah ini dijual dengan harga
2,80 € (Euro) per-majalah.
c) Di negara Jerman (Allemagne) majalah ini dijual
dengan harga 3,50 € (Euro) per-majalah.
109
d) Di negara Andorra majalah ini dijual dengan harga
2,50 € (Euro) per-majalah.
e) Di negara Spanyol majalah ini dijual dengan harga 3
€ (Euro) per-majalah.
f) Di negara Republik Dominika majalah ini dijual
dengan harga 3,50 € (Euro) per-majalah.
g) Di negara Swiss majalah ini dijual dengan harga 4
FS (franc Swiss) per-majalah.
h) Di negara Canada majalah ini dijual dengan harga
5,45 $C (Dollar Canada) per-majalah.
i) Di Negara Kaledonia Baru majalah ini dijual dengan
harga 660 F CFP (franc Prancis) per-majalah.
j) Di negara Polinesia Prancis majalah ini dijual
dengan harga 660 F CFP (franc Prancis) per-
majalah.
k) Di negara Tunisia majalah ini dijual dengan harga 5
TND (dinar) per-majalah.
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada korpus 3
(keterangan 2) di atas, secara denotasi tulisan ini menunjukkan
edisi Charlie Hebdo nomer 1057 ini, diterbitkan dan dijual ke
beberapa negara dengan harga yang berbeda per-masing-masing
negara. Hal ini dapat dijelaskan dari adanya keterangan akronim
beberapa Negara, nominal angka, dan symbol mata uang di atas.
Tahapan Konotatif
Pada korpus 3 (keterangan 2), berdasarkan pemaknaan
pada tahap denotatif di atas, peneliti memahami bahwa melalui
penyebaran penjualan ke beberapa Negara ini menunjukkan
adanya hubungan antara Negara-negara tersebut dengan
Perancis. Adapun kemungkinan hubungan yang terjalin adalah
sebagai berikut:
110
Tabel 5.2 Hubungan Negara-Negara Tujuan Pemasaran Majalah dengan Negara Perancis
NO HUBUNGAN KETERANGAN NEGARA
1 Bekas Jajahan,
Negara Klien, dan
Kerajaan Klien
Perancis.
Seluruh Negara kecuali
Luksemburg.
Belgia, Jerman, Andorra,
Spanyol, Republik
Dominika, Swiss, Canada,
Polinesia Perancis, Tunisia.
2 Sama-sama menjadi
anggota PBB
Seluruh Negara kecuali
Polinesia Perancis
Belgia, Jerman, Andorra,
Spanyol, Republik
Dominika, Swiss, Canada,
Luksemburg, Tunisia.
3 Sama-sama menjadi
anggota Uni Eropa
Andorra tidak menjadi
anggota UE tetapi
memiliki hubungan
yang baik dengan
Negara-negara dari Uni
Eropa seperti Perancis
dan Spanyol.
Belgia, Luksemburg,
Jerman, Spanyol.
4 Memiliki sistem
pers yang sama
Peran media di sini ialah
membantu individu
mencari kebenaran. Pers
barat terkesan
independen, otonom,
dan bebas untuk
mengekspresikan
gagasan tanpa merasa
takut akan adanya
campur tangan
pemerintah.
(Pers di Negara Barat)
Perancis, Belgia, Jerman,
Swiss, Canada.
Di Negara Tunisia juga
memiliki sistem kebebasan
pers.
Sumber: Data sekunder diambil dari ensiclopedie masing-masing Negara, 2013, diolah
111
Secara konotasi dimaknai bahwa majalah Charlie Hebdo
dapat diterima di beberapa Negara, seperti Negara-negara yang
menjadi tujuan pemasarannya.`Peneliti memaknai terdapat
sepuluh Negara selain di Perancis sendiri yang menjadi sasaran
pemasaran majalah. Pemasaran ke Negara-negara ini
menunjukkan adanya hubungan yang baik antara Perancis
dengan Negara-negara bersangkutan.
Hasil pemaknaan pada korpus 3 (keterangan 1 dan 2), majalah
Charlie Hebdo telah menunjukkan orientasinya sebagai media cetak
yang memenuhi periodisitas. Menurut Biagi bahwa sesuatu dapat
dikatakan majalah jika diterbitkan secara berjadwal, paling sedikit
empat kali setahun (Anugrah, 2008:37). Jika tidak diketahui kapan
waktu publikasi bahwa tidak memiliki jadwal terbit, maka media itu
bukanlah majalah. Majalah ini terbit secara mingguan, dan tepat pada
19 September 2012 menerbitkan edisi nomer 1057 dengan harga 2,50
euro untuk Negara Perancis. Selain berkaitan dengan waktu, sebuah
majalah harus mempunyai daftar pelanggan yang sudah atau akan
membayar dengan harga di atas nominal untuk beberapa terbitan
selama periode waktu yang sudah ditentukan, atau daftar beberapa
orang yang sudah menyetujui secara spesifik untuk menerima
beberapa terbitan yang dikirim kepada mereka tanpa ditarik biaya
(Anugrah, 2008:37). Hal ini juga berlaku bagi majalah Charlie Hebdo
yang telah memiliki pelanggan di luar negaranya yaitu kesebelas
Negara lain.
112
4. Main Image
Main Image adalah salah satu elemen dari cover majalah. Elemen
ini berkaitan dengan pencantuman gambar, ilustrasi atapun sebuah
foto. Sebuah main image menjadi elemen penting dalam cover karena
fungsinya yang merepresentasikan isi majalah. Sama halnya dengan
pendapat Sunardi dimana antara teks yang tertera dengan main image
dalam cover saling berkaitan. Teks befungsi sebagai dokumenter atau
evidental, sedangkan main image berfungsi sebagai docere
(pembuktian)(Anugrah, 2008:34).
Seperti pada korpus 4 cover majalah menampilkan beberapa objek
tanda, antara lain: dua orang, kursi roda, tulisan, dan background.
Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 21. Korpus 4 pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19
September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012,
dokumentasi pribadi, diolah
113
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 21. di atas, tanda-tanda yang muncul adalah
sebagai berikut:
a. Dua Orang
Korpus 4 (Orang Pertama) memiliki ciri-ciri, antara lain:
1) Objek menggunakan pakaian yang terdiri dari sorban
sebagai ikat kepala warna putih, baju terusan lengan
panjang (baju yang menutupi bagian leher hingga kaki di
bawah lutut) seperti jubah, dan sepatu berbentuk
menyerupai sepatu casual warna putih.
2) Objek memiliki kulit berwarna kuning baik wajah, tangan,
maupun kaki. Pada bagian kedua kaki yang berwarna
kuning, juga terdapat titik yang berjumlah 18 (delapan
belas) dan garis berjumlah 2 (dua).
3) Objek memiliki wajah lonjong dengan dua mata besar yang
menghadap ke arah pembaca, hidung besar yang mancung
condong ke atas dengan tiga titik di tengahnya, dua gigi
kelihatan dengan warna putih berbentuk lonjong, berdahi
miring, berjenggot panjang warna putih, dan satu telinga
besar di sebelah kiri objek tersebut. Selain itu juga
wajahnya bergelambir, ditunjukkan dengan garis lengkung
di bawah kedua matanya dan pipi yang kendur ke bawah.
4) Posisi orang pertama ini duduk di kursi roda dengan badan
tegak. Kedua tangan disandarkan pada sandaran tangan
kursi roda. Kedua kaki disandarkan pada sandaran kaki
kursi roda. Arah yang akan dituju dilihat dari posisi tubuh
menuju ke kiri pembaca.
Berdasarkan deskripsi yang nampak secara visual pada korpus
4 (orang pertama), diperoleh ciri-ciri objek dan di bagi ke
dalam tiga aspek, yaitu biologis, budaya, dan bahasa tubuh.
114
Tabel 5.3 Ciri-ciri objek dilihat dari aspek biologis
Orang Pertama
Warna Kulit Kuning
Wajah Lonjong
Mata Bulat besar warna dominan putih dengan kornea
hitam kecil
Hidung Besar dan mancung condong ke atas.
Rambut Sehelai rambut berwarna hitam
Dahi Miring
Dagu Tidak telihat tertutup jenggot
Prognatisme
(merongos)
Tidak menonjol, dua gigi keluar
Bibir Tipis digambarkan dengan garis hitam
Jenggot Panjang berwarna putih
Kumis Tidak berkumis
Bulu Badan Berbulu pada bagian kaki
Fisik Badan tegak
Jenis Kelamin Laki-laki
Sumber: Diolah dari data primer, 2013.
Tabel 5.4 Ciri-ciri objek dilihat dari aspek budaya yaitu pakaian
Orang Pertama
Hiasan Kepala Sorban berwarna putih
Pakaian Jubah berwarna putih
Sepatu Sepatu casual loafers berwarna putih
Sumber: Diolah dari data primer, 2013.
115
Tabel 5.5 Ciri-ciri objek dilihat dari aspek bahasa tubuh
Orang Pertama
Mata Bulat besar warna dominan putih dengan kornea
hitam kecil. Kedua bola mata menatap ke arah
pembaca majalah.
Ekspresi
Wajah
Wajahnya bergelambir, ditunjukkan dengan garis
lengkung di bawah kedua matanya dan pipi yang
kendur ke bawah. Ekspresi datar, dan mulut
tertutup tapi gigi bagian atas terbuka.
Sikap tubuh Duduk dengan badan tegak.
Sumber: Diolah dari data primer, 2013.
Korpus 4 (Orang Kedua) memiliki ciri-ciri, antara lain:
1) Objek menggunakan pakaian yang terdiri dari topi bowler,
baju coat terusan lengan panjang (dari leher hingga lutut),
celana panjang dan sepatu warna hitam.
2) Objek memiliki kulit warna kuning baik wajah dan tangan.
3) Objek memiliki wajah bulat dengan dua mata besar yang
menghadap ke arah pembaca, hidung besar yang mancung
ke bawah dengan tiga titik di tengahnya, dua gigi
kelihatan dengan warna putih berbentuk lonjong,
berjenggot pendek warna putih, berkumis hitam, rambut
botak keriting (berambut pada bagian samping telinga
sedangkan di bagian lain hanya ditunjukkan dengan 3
titik), berdahi miring dan memiliki satu telinga besar di
sebelah kiri objek tersebut. Selain itu, wajahnya
bergelambir yang ditunjukkan dengan garis lengkung di
bawah kedua matanya dan pipi yang kendur ke bawah.
4) Posisi orang kedua ini berdiri dengan sedikit membungkuk
dan mendorong kursi roda. Hal ini ditunjukkan dengan
116
kedua tangannya yang memegang pendorong kursi roda
dan satu kaki kiri menekuk ke atas serta satu kaki kanan
menjadi tumpuan di permukaan. Selain itu dilukiskan juga
garis gelombang di bawah lengkungan kaki kiri.
5) Arah yang dituju menuju ke kiri pembaca.
Berdasarkan deskripsi yang nampak secara visual pada korpus
4 (Orang Kedua), diperoleh ciri-ciri objek dan di bagi ke dalam
tiga aspek, yaitu biologis, budaya, dan bahasa tubuh.
Tabel 5.6 Ciri-ciri objek dilihat dari aspek biologis
Orang Kedua
Warna Kulit Kuning
Wajah Bulat
Mata Bulat besar warna dominan putih dengan kornea
hitam kecil
Hidung Mancung ke bawah
Rambut Botak, keriting berwarna hitam
Dahi Miring
Dagu Tidak telihat tertutup jenggot
Prognatisme
(merongos)
Sedikit menonjol dengan dua gigi keluar.
Bibir Tipis digambarkan dengan garis hitam
Jenggot Pendek berwarna putih
Kumis Berkumis warna hitam
Bulu Badan Tidak terlihat
Fisik Sedikit membungkuk
Jenis Kelamin Laki-laki
Sumber: Diolah dari data primer, 2013.
117
Tabel 5.7
Ciri-ciri objek dilihat dari aspek budaya yaitu pakaian
Orang Kedua
Hiasan Kepala Topi bowler berwarna hitam
Pakaian Coat dan bercelana panjang warna hitam
Sepatu Sepatu berbentuk casual loafers berwarna hitam
Sumber: Diolah dari data primer, 2013.
Tabel 5.8
Ciri-ciri objek dilihat dari aspek bahasa tubuh Orang Kedua
Mata Bulat besar warna dominan putih dengan kornea
hitam kecil. Kedua bola mata menatap ke arah
pembaca majalah.
Ekspresi
Wajah
Wajahnya bergelambir, ditunjukkan dengan garis
lengkung di bawah kedua matanya dan pipi yang
kendur ke bawah. Di atas mata terdapat garis
lengkung, menunjukkan dahi yang mengkerut.
Mulut tertutup tapi gigi bagian atas terbuka.
Sikap tubuh Berdiri, badan sedikit membungkuk dan
menunjukkan gerakan berjalan.
Sumber: Diolah dari data primer, 2013.
b. Kursi Roda
Korpus 4 (Kursi Roda) memiliki ciri-ciri, antara lain:
1) Kursi roda memiliki dua warna abu-abu dengan kontras
yang berbeda. Pada bagian pendorong, dua roda, dan
sandaran kaki memiliki kontras abu-abu yang lebih
kehitaman. Sedangkan pada bagian tempat duduk dan
sandaran tangan memiliki kontras abu-abu yang
keputihan.
118
2) Kursi roda dalam kondisi bergerak ke arah kiri pembaca.
Hal ini ditunjukkan dengan gambar objek orang kedua
yang mendorongnya dan pada kedua bagian roda baik
yang besar maupun kecil terdapat garis ke kanan. Pada
bagian bawah ketiga objek yaitu orang pertama, orang
kedua dan kursi roda ada warna hijau kehitaman yang
menunjukkan bayangan ketiga objek. Pada teknik
menggambar pemberian warna hijau kehitaman sebagai
satu kesatuan dengan objek kursi roda dan dua orang,
termasuk ke dalam teknik shading.
c. Tulisan
Korpus 4 (Tulisan) yang muncul sebagai objek tanda visual
pada gambar ini, antara lain:
1) iNTOUCHABLES 2
Ciri-ciri yang muncul pada kata ini antara lain:
a) Huruf i pada awal kata termasuk ke dalam huruf
kecil. Sedangkan huruf N, T, O, U, C, H, A, B, L, E,
dan S termasuk ke dalam huruf kapital.
b) Pada kata ini juga digambarkan angka 2 dengan
ukuran lebih besar dibanding dengan huruf-huruf
yang lain. Selain itu angka 2 memiliki warna putih
dengan outline berwarna hitam.
c) Kata iNTOUCHABLES secara anatomi hurufnya
berbentuk goresan tangan (handwritten) dengan
outline bold berwarna hitam. Hal ini ditampilkan
pada setiap masing-masing ujung huruf yang tidak
merata. Berbeda dengan oldstyle, modern, slab serif,
sans serif64. Selain itu dilihat dari jenis font, tulisan
ini memiliki persamaan dengan nama font Paris, Je 64 Kelompok huruf sesuai ciri-ciri anatominya.
119
T’Aime hanya saja secara anatomi berbentuk
handwritten.
d) Kata iNTOUCHABLES 2 diartikan dalam bahasa
Indonesia menjadi TIDAK TERSENTUH 2.
e) Layout kata terletak pada bagian depan cover
majalah, tepatnya berada di atas gambar objek dua
orang.
2) FAUT PAS SE MOQUER!
Ciri-ciri yang muncul pada kata ini antara lain:
a) Huruf-huruf pada kata FAUT PAS SE MOQUER!
menggunakan huruf kapital. Secara anatominya,
huruf pada kalimat ini menggunakan bentuk goresan
tangan (handwaritten) dengan outline bold berwarna
hitam. Pada akhir kalimat terdapat tanda seru (!).
b) FAUT PAS SE MOQUER! diartikan dalam bahasa
Indonesia menjadi TIDAK HARUS TERTAWA!,
HARUS MEMBUAT MENYENANGKAN!,
TIDAK AKAN MENGEJEK!, TIDAK BOLEH
MEMPEROLOK, TIDAK BOLEH MENGEJEK!
atau ANDA TIDAK BOLEH MENGEJEK !.
c) Kalimat ini memiliki background berbentuk callout
berwarna putih dengan outline hitam.
d) Layout kalimat terletak di samping gambar objek
dua orang.
3) cHARB.
Ciri-ciri yang muncul pada kata ini antara lain:
a) Huruf c pada awal kata termasuk ke dalam huruf
kecil. Sedangkan huruf-huruf H, A, R, B termasuk
ke dalam huruf kapital.
120
b) Secara anatominya, huruf dan tanda titik (.) pada
kata ini menggunakan bentuk goresan tangan
(handwritten) dengan outline bold berwarna hitam.
c) Layout kata terletak pada bagian samping kanan
bawah. Tepatnyanya berada di kanan bawah gambar
objek dua orang.
4) Background
Background yang menjadi latar belakang kesatuan objek
dua orang, kursi roda, dan tulisan ini berwarna hijau
muda. Selain itu, pada bagian bawah objek orang pertama
dan kursi roda terdapat warna hijau kehitaman.
Secara denotasi, maka makna yang diperoleh pada korpus 4 ini
adalah pada korpus 4, menggambarkan dua orang dengan ciri-ciri
yang telah disebutkan di atas. Orang kedua mendorong orang pertama
yang sedang duduk di kursi roda. Di atas samping kiri orang pertama,
terdapat tulisan FAUT PAS SE MOQUER! sebagai pesan yang
disampaikan oleh dua orang objek agar ANDA TIDAK BOLEH
MENGEJEK. Selain itu terdapat judul besar di atas kedua objek
dengan tulisan iNTOUCHABLES 2 yang berarti TIDAK
TERSENTUH 2. Di bagian bawah sebelah kanan terdapat tulisan
cHARB yang menunjukkan nama pembuat gambar visual tersebut.
Gambar visual ini terletak pada bagian depan sebuah cover majalah
dengan background hijau.
Selain itu dilihat dari komposisi ruang, jika dibandingkan
dengan korpus lainnya, kesatuan korpus ini mendapatkan ruang yang
lebih besar. Ukuran ruang dari korpus ini hampir satu halaman.
Sekitar ¼ ruang sisanya digunakan untuk objek lainnya. Peneliti
memaknai korpus ini sebagai topik utama majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012.
121
Tahapan Konotatif
Korpus 4 (Orang pertama) menunjukkan ciri-ciri biologis
campuran. Ciri-ciri biologis yang disebutkan pada tahapan denotatif,
dibandingkan dengan ciri-ciri ras manusia. Perbandingan dapat dilihat
pada Tabel 5.9 Ciri-ciri ras manusia dan objek orang (Lampiran 1).
Hasil perbandingan menunjukkan bahwa objek orang pertama
memiliki ciri-ciri yang kompleks. Artinya objek memiliki ciri fisik
bercampur antar ras.
Fisik biologis dalam diri seorang manusia bisa saja terjadi
karena percampuran gen. Generasi baru yang terbentuk dari generasi
terdahulu dengan ras yang berbeda.Sebagai contohnya adanya
pertemuan ras putih dan ras hitam (dalam ikatan perkawinan). Dari
pertemuan ini terjadi percampuran ras (race mixture) yang
menghasilkan generasi baru dengan ciri-ciri fisik atau genetika baru.
Sehingga belum pasti orang dengan ciri-ciri fisik warna kulit putih
termasuk ras putih. Contoh bangsa Indonesia, menurut Carlton S.
Coon bangsa ini masuk ras Mongoloid dengan sebutan
Paleomongoloid karena merupakan hasil percampuran antara ras
Mongoloid dan bangsa Weddid yang hitam.Bahkan menurut Howells,
bangsa Indonesia adalah keturunan dari tiga ras utama, yaitu ras
kuning, putih, dan hitam.
Berdasarkan perbandingan ciri fisik objek orang pertama dengan
ciri fisik pada ras-ras manusia, hasilnya objek orang pertama memiliki
ciri-ciri yang kompleks. Ada kemungkinan bahwa objek merupakan
bangsa hasil percampuran ras. Namun pada penelitian ini, objek
memiliki banyak kesamaan dengan ras kaukasoid, antara lain pada ciri
hidung, rambut, dahi, bibir, dan bulu badan. Hanya pada warna kulit
yang memiliki kemiripian dengan ras mongoloid.
Menurut Carlton S. Coon, ras kaukasoid adalah salah satu
kelompok ras primer homo sapiens. Ras kaukasoid (putih) termasuk di
122
dalamnya bangsa Eropa dan bangsa keturunan Eropa (di benua
Amerika, Australia, dan Afrika Selatan) ditambah lagi dengan bangsa
Arab dan Hindustan (terutama yang wilayahnya sekarang bernama
Pakistan) (Daldjoeni, 1989:15, 1991:27). Para ahli membagi ras ini
yang ada di benua Eropa menjadi tiga bagian subras Nordik
(Norwegia, Swedia, Jerman bagian Utara), subras Alpin (penduduk di
daerah pegunungan Alpen yaitu Eropa Tengah), dan subras Mediteran
(Eropa Selatan, Negara-negara dari Gibraltar di Barat sampai India
termasuk di dalamnya penduduk Palestina, Arab, Persia).Selain itu,
terdapat subras minor lain yaitu Dinarid dan Armenid.Penduduk yang
termasuk subras minor ini adalah Turki Timurlaut dan Rusia Selatan
(Daldjoeni, 1991:100-101).
Korpus 4 (orang pertama) dilihat dari aspek budaya, hasilnya
adalah objek lebih condong ke budaya berpakaian orang di kawasan
Timur Tengah.Terdapat beberapa persamaan ciri berpakaian dengan
orang Yahudi, Arab, Mesir, Asyur, dan Damsyik. Persamaan dapat
dilihat pada Tabel 5.10 Ciri-ciri berpakaian beberapa Negara Timur
tengah dan objek orang pertama (Lampiran 2).
Jubah yang melekat pada orang pertama menggantung dan
longgar. Jenis jubah ini digunakan oleh orang Arab. Hal ini
dikarenakan cuaca di daerah Arab memiliki perbedaan antara malam
hari yang dingin dan siang hari yang panas, sehingga pakaian jubah
ini cocok untuk cuaca seperti ini. Selain itu, objek orang pertama
memakai sorban atau surban. Sorban adalah hiasan kepala, biasanya
digunakan oleh orang Yahudi, Mesir, Asyur, dan pria Siria di
Damsyik.
Media dan PBB menganggap istilah Timur Tengah adalah
istilah bagi Negara-negara yang masuk ke dalam zona wilayah Asia
Barat Daya, termasuk Siprus, Iran, dan Mesir (Isawati, 2012:4).
Secara kasar, Timur Tengah dibagi menjadi dua, yaitu Dunia Arab
123
dan Bukan Arab. Dunia Arab terdiri dari 20 negara65 sedangkan bukan
Arab terdiri atas Iran, Turki, Siprus dan Israel. Nama Arab diberikan
kepada bangsa yang mendiami sejumlah Negara di Afrika Utara dan
Timur Tengah serta mempunyai warisan bahasa dan kebudayaan yang
sama. Warisan tersebut telah diberi bentuk oleh agama Islam,
meskipun sekitar 10% menganut agama Kristen. (Isawati, 2012:6)
Berdasarakan deskripsi mengenai perbandingan ciri-ciri fisik
dan ras manusia, serta persamaan ciri-ciri pakaian yang dikenakan
dengan identitas orang di Negara tertentu, maka peneliti
menyimpulkan bahwa objek orang pertama adalah orang yang
tergolong dalam ras kaukasoid, lebih tepatnya dari Negara yang
masuk dunia Arab. Selain itu, objek masuk ke dalam jenis kelamin
laki-laki. Hal ini ditunjukkan pada penggambaran jenggot yang
panjang dan daerah dada yang rata. Ciri-ciri ini kemudian menjadi
identitas bagi objek yang tergambarkan. Ting Toomey menganggap
identitas sebagai konsep diri yang direfleksikan atau gambaran diri
bahwa kita berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis, dan proses
sosialisasi individu. Identitas pada dasarnya merujuk pada pandangan
reflektif mengenai diri kita sendiri ataupun persepsi orang lain
mengenai gambaran diri kita (Samovar, et al., 2010:184).
Korpus 4 (orang pertama) dilihat dari aspek bahasa tubuh,
hasilnya adalah objek ini sebagai orang yang memiliki status tinggi
sedang melihat sesuatu yang menarik dengan menunjukkan ekspresi
kekhawatiran atau ketakutan. Hal ini ditunjukkan dari bola mata akan
membesar ketika kita melihat sesuatu yang menarik (Gordon,
2006:30). Ekspresi khawatir atau takut ditunjukkan dengan mata
terbuka lebar, mulut terbuka, atau tubuh yang bergetar yang
mempengaruhi wajahnya serta seluruh tubuhnya (Gordon, 2006:45).
65 Aljazair, Arab Saudi, Bharain, Irak, Yordania, Kuwait, Libanon, Libya, Maroko, Mauritania,
Mesir, Oman, Qatar, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Yaman Utara, Yaman Selatan.
124
Sedangkan badan tegap menunjukkan status yang lebih tinggi
(Gordon, 2006:116).
Korpus 4 (orang kedua) menunjukkan ciri-ciri biologis
campuran. Ciri-ciri biologis yang disebutkan pada tahapan denotatif,
dibandingkan dengan ciri-ciri ras manusia. Perbandingan dapat dilihat
pada Tabel 5.9 Ciri-ciri ras manusia dan objek orang (Lampiran 1).
Hasil perbandingan menunjukkan bahwa objek orang kedua memiliki
ciri-ciri fisik yang kompleks. Sama dengan ciri fisik objek orang
pertama, objek memiliki ciri fisik bercampur antar ras. Objek
memiliki banyak banyak kesamaan dengan ras kaukasoid, antara lain
pada ciri hidung, rambut, dahi, dan bibir. Hanya pada warna kulit
yang memiliki kemiripian dengan ras mongoloid.
Ciri objek dilihat dari aspek budaya, hasilnya adalah objek
orang kedua lebih condong ke budaya berpakaian orang di Negara-
negara Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. Hal ini dilihat dari topi
bowler dan pakaian coat yang dipakai objek orang kedua. Topi bowler
berasal dari Inggris dan diperkenalkan tahun 1849. Pada masa
Victorian Era, topi ini sangat popular digunakan oleh kalangan
menengah ke atas. Pada era sekarang, topi bowler menjadi pilihan
selebriti Hollywood untuk memaksimalkan penampilannya. Selain itu,
topi ini identik dengan aktor Charlie Chapline asal Inggris yang selalu
dikenakan di setiap pertunjukkannya (Dedic Ahmad, 2013).
Pakaian coat atau mantel adalah jenis pakaian di daerah
bercuaca dingin. Pakaian hangat ini banyak digunakan oleh militer,
pedagang, pelaut, pekerja dan mengalami perkembangan pesat pada
abad ke-18 hingga saat ini. Terdapat tujuh macam pakaian coat, antara
lain frock coats, short coats (Jackets), leather coats, overcoat
(surtouts, watchcoats, or great coat), capotes, matchcoats, dan
ponchos or sarapes. Pada objek orang kedua memakai pakaian frock
coats. Hal ini dilihat dari ciri-ciri coat yang memiliki panjang hingga
di atas lutut. Sama seperti yang digunakan oleh objek, panjang coat
125
yang dipakai hanya sampai di atas lutut. Frock coats banyak
diperdagangkan dan digunakan oleh orang-orang Prancis, Inggris,
Amerika Serikat, dan Kanada. Pada tahun 1820, frock coats kemudian
berkembang menjadi overcoat. Perbedaannya adalah panjang dan
besarannya.Overcoat memiliki panjang di bawah lutut dengan belahan
dari pinggang ke bawah untuk memudahkan berjalan. Jenis ini sangat
popular di Prancis dan Kanada (Hickman dalam Thougts on the Coats
of the Fur Trade).
Berdasarakan deskripsi mengenai perbandingan ciri-ciri fisik
dan ras manusia, serta persamaan ciri-ciri pakaian yang dikenakan
dengan identitas orang di Negara tertentu, maka peneliti
menyimpulkan bahwa objek orang kedua adalah orang dari ras
kaukasoid, lebih tepatnya dari bangsa Eropa. Selain itu, objek masuk
ke dalam jenis kelamin laki-laki. Hal ini ditunjukkan pada
penggambaran jenggot sedang dan daerah dada yang rata.
Korpus 4 (orang kedua) dilihat dari aspek bahasa tubuh,
hasilnya adalah objek orang kedua sedang melihat sesuatu yang
menarik dengan menunjukkan ekspresi kekhawatiran atau ketakutan.
Hal ini ditunjukkan dari bola mata akan membesar ketika kita melihat
sesuatu yang menarik (Gordon, 2006:30). Sedangkan badan
membungkuk menunjukkan kepatuhan dan kerendahan hati. (Gordon,
2006:116). Ekspresi khawatir atau takut ditunjukkan dengan mata
terbuka lebar, mulut terbuka, atau tubuh yang bergetar yang
mempengaruhi wajahnya serta seluruh tubuhnya (Gordon, 2006:45).
Korpus 4 (Kursi roda) menunjukkan makna bahwa kursi roda
sebagai alat pembantu orang sakit. Tahun 530 SM (sebelum masehi),
di Yunani kursi roda digunakan untuk memberikan kenyamanan dan
kemanjaan bagi keturunan raja dan para pejabat kerjaan. Begitu juga
perkembangannya di Spanyol, kursi roda digunakan oleh raja untuk
beristirahat dilengkapi dengan bantalan kepala dan penyangga kaki.
126
Sehingga menimbulkan keeksklusifan gaya hidup kemewahan dan
kenyamanan66.
Pada perkembangannya masa ini, kursi roda mengalami
perubahan fungsinya.Saat ini kursi roda bukan lagi menjadi tempat
duduk raja dan bangsawaan untuk memperoleh kenyamanan. Namun
menjadi alat yang membantu orang sakit dan cacat untuk pindah dari
satu tempat ke tempat yang lain67.
Terdapat 3 (tiga) jenis kursi roda, yaitu kursi roda manual, kursi
roda listrik, dan kursi roda sport. Berdasarkan visualisasi yang muncul
pada objek pertama, terdapat orang yang sedang duduk di kursi roda
dan kursi tersebut didorong oleh satu orang lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa kursi yang digunakan adalah jenis kursi roda
manual. Kursi roda manual digerakkan oleh tangan si pemakai kursi
sendiri dengan cara memutar roda ke depan atau ke belakang. Namun
tidak menutup kemungkinan kursi jenis ini digerakkan oleh orang lain
dengan cara mendorongnya melalui pegangan di belakang.
Kursi roda yang digunakan oleh kedua orang ini, menunjukkan
bahwa objek orang pertama merupakan orang sakit atau memiliki
cacat tubuh sehingga menggunakan kursi roda yang kemudian
didorong oleh objek orang kedua. Kedua orang ini bergerak pindah
dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini ditunjukkan dari adanya garis
lurus di kedua roda, gerakan kaki orang kedua yang diangkat ke atas
dan garis gelombang di bawah lengkungan kaki kiri.
Korpus 4 (Tulisan) iNTOUCHABLES 2, berdasarkan ciri-ciri
tipografi kata iNTOUCHABLES 2 baik jenis huruf, ukuran,
penggunaan warna, maupun tata letaknya, maka peneliti memaknai
bahwa kata ini merupakan judul utama pada pada cover majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012. Hal ini sesuai dengan prinsip
tipografi, judul sebuah cover buku atau majalah ditulis secara kontras
66 Diambil dari artikel Sejarah Kursi Roda. 67 Ibid.
127
dan kuat, bahkan bila perlu menggunakan ukuran besar, bentuk font
yang sesuai, serta susunan huruf yang menarik (Kusrianto, 2007:209).
Penggunaan huruf kapital pada kata, menjadi pengundang daya
tarik pembaca. Ukurannya yang lebih besar daripada kata dan judul
lain, menandakan perananya sebagai main title atau judul utama
majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012. Sedangkan
penggunaan huruf kecil pada awal kata menunjukkan bahwa hal yang
ditunjuk oleh kata tersebut merupakan sesuatu yang penting. Kata ini
memiliki peran penting dalam pemberitaan segala informasi pada
edisi 19 September 2012 yang disesuaikan dengan tujuan majalah
Charlie Hebdo.
Pada penulisan beberapa kata dalam bahasa Perancis seperti
nama Negara, huruf depan ditulis menggunakan huruf kecil. Nama
Negara biasanya diawali dengan huruf kapital, seperti di Indonesia.
Hal ini menunjukkan kesatuan sebuah tempat yang penting dan
memiliki kekuasaan tinggi demi tujuan nasionalnya. Berbeda dalam
bahasa Perancis, yang justru menggunakan huruf kecil pada huruf
awal nama Negara. Oleh karena itu, peneliti memaknai bahwa kata
iNTOUCHABLES 2 dengan berbagai ciri tipografi visualnya sebagai
main title majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
Selain itu kata Intouchables sendiri diketahui sebagai sebuah
judul film dari Perancis, yaitu berjudul The Intouchables. Peneliti
memaknai bahwa judul ini yang menjadi konsep awal terbentuknya
judul Intouchables 2 pada kelompok objek pertama ini. Angka 2 pada
belakang kata menunjukkan sebuah tanda urutan berturut-turut, yaitu
1, 2, dan seterusnya. The Intouchables berarti nomer satu yaitu urutan
pertama setelah angka 0 (kosong atau tidak ada).Pemberian angka 2
dalam Intouchables berarti urutan kedua setelah angka 1. Berdasarkan
128
hal ini, peneliti memahami bahwa iNTOUCHABLES 2 adalah judul
seri68 kedua dari The Intouchables.
Korpus 4 (Tulisan) FAUT PAS SE MOQUER !, berdasarkan
ciri-ciri tipografi kalimat FAUT PAS SE MOQUER! baik jenis huruf,
ukuran, penggunaan warna, maupun tata letaknya maka peneliti
memaknai bahwa kalimat ini merupakan sebuah perintah yang
ditunjukkan bagi pembaca. Perintah berasal dari kedua orang yang
menjadi objek utama dalam cover majalah. Tatapan mata kedua objek
orang mengarah kepada pembaca, sehingga perintah ini ditujukan
untuk pembaca agar pembaca (ANDA) TIDAK BOLEH
MENGEJEK!.
Sedangkan penggunaan huruf kapital, menjadi penarik minat
baca pembaca. Sama halnya dengan kata iNTOUCHABLES 2,
kalimat ini sesuai dengan prinsip tipografi, judul sebuah cover buku
atau majalah ditulis secara kontras dan kuat, bahkan bila perlu
menggunakan ukuran besar, bentuk font yang sesuai, serta susunan
huruf yang menarik (Kusrianto, 2007:209).
Kalimat ini merupakan sebuah kalimat perintah (imperatif)
dalam bahasa Perancis. Secara visual dapat dilihat adanya tanda seru
(!) sebagai petunjuk perintah. Selain itu, kalimat perintah ini
disampaikan oleh kedua orang objek kepada pembaca yang
ditunjukkan dan dihubungkan melalui gambar callout sebagai
background kalimat perintah ini.
Korpus 4 (Tulisan) cHARB, berdasarkan ciri-ciri tipografi kata
cHARB.baik jenis huruf, ukuran, penggunaan warna, maupun tata
letaknya maka peneliti memaknai bahwa kata ini menujukkan pada
siapa pembuat gambar yang terletak di atasnya. Sama halnya dengan
iNTOUCHABLES 2, kata cHARB. terdiri huruf kecil dan kapital.
Peneliti memaknai bahwa kata ini menunjuk pada suatu hal yang
penting berkaitan dengan majalah Charlie Hebdo. Seperti telah 68 Rangkaian yang berturut-turut tentang cerita, buku, peristiwa, dan lain sebaginya.
129
dijelaskan di atas, bahwa kata cHARB menunjuk pada sebuah nama
yaitu Charb. Charb memiliki peran sebagai direktur publikasi majalah
Charlie Hebdo periode 2012 hingga saat ini.
Korpus 4 (Background), warna memiliki hubungan psikologis
dengan manusia. Secara psikologis warna memiliki efek terhadap
manusia, karena menimbulkan sensasi dan menimbulkan ras senang
dan tidak senang. Seperti halnya warna hijau yang menjadi
background pada kelompok objek pertama ini. Warna hijau
menimbulkan respon psikologi manusia antara lain alami, sehat,
pandangan yang enak, keberuntungan, pembaharuan, dan
kecemburuan (Kusrianto, 2007:47). Oleh Urip Santoso, warna hijau
memiliki arti positif dan negatif. Arti positif yaitu uang, pertumbuhan,
kesuburan, kesegaran, dan healing. Arti negatif iri hati, kecemburuan,
kesalahan, kekacauan. (Urip Santoso, 2011). Selain itu, warna hijau
tidak terlalu sukses untuk ukuran global. Di Negara Cina dan Perancis
warna hijau tidak begitu mendapat sambuatan. Sedangkan di Timur
Tengah, warna hijau sangat disukai (Diana, 2010). Selain itu,
pemaknaan warna seperti dikutip pada jurnal hanaiiko tentang warna
favorit dalam kehidupan:
“Hijau juga dapat menunjukkan guru lahir alami. Banyak hijau dalam aura sering menunjukkan bahwa seseorang memproses perubahan besar dalam hidupnya. Banyak paranormal menyebutnya sebagai “masa pertumbuhan,” atau saat ketika segalanya berubah dan menetap keluar. Dalam masa pertumbuhan, Anda mengambil langkah evolusi pribadi. Keseimbangan yang membawa hijau membantu untuk meringankan saat seperti kekacauan pribadi: itu berarti bahwa Anda mungkin berada di jalan menuju sesuatu yang indah!” (Haniiko, 2011)
Berdasarkan pemaknaan tahap konotatif di atas, maka secara
konotasi korpus 4 menunjukkanseorang laki-laki keturunan bangsa
Eropa sedang berjalan dan mendorong seorang laki-laki yang sakit
keturunan bangsa dunia Arab. Kedudukan dan status ditunjukkan
130
melalui bahasa tubuh dimana laki-laki keturunan Arab memiliki status
lebih tinggi dibandingkan laki-laki keturunan Eropa yang
menunjukkan kepatuhan dan kerendahan hati untuk mendorong kursi
roda tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bahasa tubuh orang kedua
dimana badan membungkuk menunjukkan kepatuhan dan kerendahan
hati (Gordon, 2006:116). Selain itu, bahasa tubuh orang pertama
dengan badan tegap menunjukkan status yang lebih tinggi (Gordon,
2006:116). Melalui tulisan FAUT PAS SE MOQUER! dan ekspresi
wajah yang ditampilkan, kedua orang ini memerintahkan setiap orang
yang melihat untuk tidak mengejek mereka. Muncul sikap khawatir
dan takut ketika mengeluarkan perintah ini. Kekhawatiran dan
ketakutan ditujukan kepada siapa saja yang melihat mereka.Hal ini
dapat dilihat dari ekspresi kedua orang objek yang ditunjukkan dari
mata yang terbuka lebar bola mata membesar, mulut terbuka. Seperti
pendapat Gordon mengenai ekspresi khawatir dan takut, dimana bola
mata akan membesar ketika kita melihat sesuatu yang menarik
(Gordon, 2006:30). Ekspresi khawatir atau takut ditunjukkan dengan
mata terbuka lebar, mulut terbuka, atau tubuh yang bergetar yang
mempengaruhi wajahnya serta seluruh tubuhnya (Gordon, 2006:45).
Korpus 4 menjadi topik utama majalah Perancis Charlie Hebdo edisi
19 September 2012 dan diberi judul iNTOUCHABLES 2 yang berarti
TIDAK TERSENTUH 2. Topik dan berbagai visualisasi yang
ditampilkan ini dibuat oleh Charb sebagai editor majalah tersebut69.
Warna hijau sebagai background secara konotasi menimbulkan
dua pemaknaan. Pertama, warna hijau menandakan bahwa
Intouchables 2 ini akan membawa perubahan besar, pertumbuhan, dan
akan mencapai sesuatu yang indah. Kedua, warna hijau menandakan
bahwa Intouchables 2 ini akan membawa sesuatu yang negatif seperti
iri hati, kecemburuan, kesalahan, kekacauan.
69 Menjabat editor pada saat edisi 19 September 2012.
131
Korpus 4 adalah gambar kartun. Peneliti melihat bahwa
kelompok objek pertama ini membentuk sebuah gambar kartun. Hal
ini dapat dilihat dari ciri visual yang tampak baik dari segi teknik
menggambar maupun pesan yang dapat diangkat dari gambar.
Tampilan gambar dibuat lucu dengan berbagai teknik penggambaran
mulai dari pewarnaan, dan pembuatan karakter-karakter benda
(things) dan orang (person). Menurut Wijana, penyajian tokoh-tokoh
kartun bersifat fiktifyang dikreasikan untuk menyajikan komedi-
komedi sosial serta visualisasi jenaka (Wijana, 2004:7). Begitu juga
dengan gambar ini menyajikan dua orang tokoh dengan karakter yang
ditampilkan. Penyajian karakter dan benda-benda yang muncul
memberikan imaginasi pada para pembaca untuk dapat mengartikan
apa maksud gambar tersebut. Sesuai dengan pengertian kartun yang
disampaikan oleh Pramono, kartun adalah suatu media penyampai
pesan yang digambar secara sederhana, dengan bentuk-bentuk yang
“mbeling”, menyalahi anatomi dan yang terutama memiuhkan logika.
(Pramono, 1996:15) Begitupula dengan gambar ini melalui hasil
drawing dan pesan-pesan yang muncul.
Selanjutnya gambar kartun ini merupakan jenis kartun verbal
tidak dominan. Kartun dibedakan menjadi dua jenis, kartun verbal dan
kartun nonverbal. Kartun verbal adalah kartun-kartun yang
memanfaatkan unsur-unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana
di samping gambar-gambar jenaka di dalam memancing senyum dan
tawa para pembacanya. Kartun verbal dibedakan lagi menjadi kartun
verbal dominan dan tidak dominan. Kartun verbal dominan dapat
membangkitkan kelucuan tanpa dukungan gambar. Sedangkan tidak
dominan sangat bersifat kontekstual sehubungan dengan dominannya
peranan elemen visual (Wijana, 2004:8).
Pada korpus 4, terdapat kata, kalimat, dan wacana di samping
gambar yang dapat memancing senyum dan tawa para pembacanya.
Melalui unsur verbal tersebut, membantu pembaca dalam memahami
132
apa yang sedang dituturkan oleh objek gambar. Jadi antara gambar
dan unsur visualnya memiliki peran yang saling melengkapi dalam
mengkomunikasikan sesuatu. Hal ini senada dengan pendapat Wijana
bahwa unsur-unsur verbal itu merupakan tuturan. Gambar-gambar
jenaka sebagai konteks ekstralingual tuturan yang biasanya dapat
menerangkan siapa yang berbicara, lawan bicara (bila hadir), hal yang
dibicarakan, dan seting yang berhubungan dimana dan kapan itu
diucapkan (Wijana, 2004:10).
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa terdapat dua orang dengan
masing-masing karakter yang berbeda sedang berjalan.Pada saat
sedang berjalan digambarkan pula ekspresi dan bahasa tubuh mereka
yang menandakan adanya kekhawatiran dan ketakutan terhadap
pembaca. Di samping itu diperkuat dengan unsur verbal dari dua
orang tersebut yaitu kalimat FAUT PAS SE MOQUER! (ANDA
TIDAK BOLEH MENGEJEK!), menunjukkan perintahnya kepada
para pembaca. Sedangkan gambar kartunnya menggambarkan suasana
pertuturan dan menunjukkan partiipan siapa bicara apa kepada siapa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wijana yang menjelaskan bahwa
gambar kartun dilihat dari teori Hymes, baik secara faktual maupun
fiktif menggambarkan tempat, partisipan, dan suasana pertuturan
(Wijana, 2004:8).
Bagaimana jika, pesan verbal yang ada dalam kartun
dihilangkan dan hanya berupa gambar non-verbal saja? Pemaknaan
dan pesan yang diambil pun pasti berbeda. Jika hanya gambar kartun
tanda unsur verbal, peneliti memaknainya seperti ini: seorang dari
bangsa Arab yang sedang sakit didorong oleh seorang asistennya dari
bangsa Eropa. Pesan yang dapat diambil adalah ekspresi takut dan
khawatir dari dua orang tersebut.
Jika karya kartun yang nampak sederhana tersebut diberi
“muatan” yaitu pesan atau misi yang mantap, ia akan menjelma
menjadi apa yang disebut sebagai kartun opini, atau secara salah
133
kaprah disebut karikatur (Pramono, 1996:15). Sama halnya dengan
kelompok objek pertama ini. Oleh karena termasuk ke dalam kartun
verbal tidak dominan, maka penyampaian visualisasi gambar
didukung dengan adanya unsur-unsur verbal yang menyertainya.
Pemberian muatan pesan ini yang membuat sebuah gambar biasa
menjadi sebuah gambar kartun opini.
Peneliti memaknai Intouchables 2 dengan segala bentuk
visualisasi yang ditampilkan merupakan sebuah kartun opini
berdasarkan film The Intouchables. The Intouchables bercerita tentang
seorang kaya dari Perancis berkulit putih yang sakit dengan asistennya
mantan narapidana berkulit hitam. Sama halnya dengan makna yang
peneliti peroleh dari kelompok objek ini. Secara garis besar cerita
yang tampak mengisahkan kisah yang sama. Peneliti memaknai
kelompok objek pertama ini sebagai kartun opini film The
Intouchables. Gambar kartun opini dengan judul iNTOUCHABLES 2
ini menjadi topik utama majalah Perancis Charlie Hebdo edisi 19
September 2012.
Selain itu, jika dihubungkan dengan konsep majalah Charlie
Hebdo sendiri yaitu berkonsep komik maka peneliti memaknai
penggunaan gambar kartun sebagai visualisasi utama cover sesuai
dengan konsep. Seperti yang dijelaskan pada profil majalah, Charlie
Hebdo yang berdasar pada konsep komik tampil dengan visualisasi
yang penuh dengan gambar dan warna.Begitu pula gambar kartun ini,
sebagai topik utama majalah yang dikemas demikian. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ajidarma yang menjelaskan bahwa berbagai jenis
koran menyandang perjuangan ideologi masing-masing, sehingga
kartun yang termuatpun wacananya bersesuaian dengan kepentingan
dalam wacana publik pembaca korannya (Ajidarma, 2012:51).
Menegaskan kembali bahwa makna konotasi korpus 4 sebagai
kartun opini yang berjudul iNTOUCHABLES 2 ini bercerita tentang
seorang bangsa Arab yang sakit didorong oleh asistennya seorang dari
134
bangsa Eropa dan berpesan agar siapa saja yang melihatnya tidak
boleh tertawa atau mengejek. Bukan mengejek visual gambarnya
melainkan pesan yang terbangun dalam gambar tersebut. Artinya,
bukan mengejek hasil drawing kartun tersebut, namun muatan pesan
yang tergambar secara verbal dan non-verbal.
Peneliti memaknai pesan verbal FAUT PAS SE MOQUER!
ditujukan kepada para pembaca di wilayah atau Negara-negara tujuan
pemasaran majalah Charlie Hebdo. Anda tidak boleh mengejek atau
tertawa adalah pesan agar pembaca tidak mengejek Intouchables
2.Tidak boleh mengejek karena Intouchables 2 menunjukkan adanya
kesalahan dan ketidaksusesan. Hal ini dapat dilihat dari warna
background hijau. Warna ini secara global dimaknai sebagai sesuatu
yang tidak terlalu sukses. Bagi orang-orang di Cina dan Perancis
warna ini kurang mendapat sambuatan. Berdasarkan hal ini, peneliti
memaknai bahwa pesan tidak boleh mengejek berkaitan dengan
ketidaksusesan seri kedua film The Intouchables yaitu Intouchables 2.
5. Barcode
Barcode adalah salah satu elemen cover majalah yang menunjukkan
barcode dari maJalah terkait. Seperti pada korpus 5 cover majalah
menampilkan beberapa objek tanda, antara lain: tulisan dan barcode.
Berikut ini adalah visual yang tampak dalam cover:
Gambar 22. Korpus 5 pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September
2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012,
dokumentasi pribadi, diolah
135
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 22. di atas, tanda-tanda yang muncul adalah
sebagai berikut:
a. L 14057 – 1057 – F: 2,50 €
Pada objek ini terdapat beberapa tanda yang muncul, di
antaranya adalah huruf (L dan F), angka (14057, 1057, dan
2,50), dan tanda €. Secara anatominya, tanda-tanda ini masuk ke
dalam sans serif dengan outline berwarna hitam. Setiap tanda
memiliki ukuran dan ketebalan yang berbeda. Tanda L 14057
dan 2,50 € memiliku ukuran paling besar dan paling tebal.
Tanda F memiliki ukuran yang sama dengan L 14057 dan 2,50 €
tapi tidak tebal. Tanda 1057 memiliki ukuran paling kecil
dengan font yang tidak tebal.Selain itu terdapat tanda (-) yang
memisahkan tanda-tanda tersebut menjadi 3 kelompok objek.
b. Barcode
Terdapat tanda-tanda yang muncul yaitu sebuah barcode
dan tulisan huruf-angka di atasnya. Barcode atau kode batang
adalah sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan
jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis batang
vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol
lainnya. Setiap ketebalan garis batang dan jarak antara garis saru
dengan yang lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang
dikandung oleh kode batang atau barcode tersebut (Khaireza,
2011).
Terdapat 15 macam standar kode dalam barcode sesuai
kegunaan dan tujuan pemakaiannya.Contohnya adalah UPC dan
Bookland.Uniform Product Code (UPC) untuk checkout
penjualan, persediaan, dan sebagainya pada took retail.
Bookland berdasarkan nomor Internasional Standar Book
136
Number (ISBN) digunakan pada sampul buku dan majalah.
(Khaireza dalam Penggunaan Teknologi Barcode, 2011).
Simbologi adalah peletakan dan skala garis gelap (hitam)
di atas putih yang merepresentasikan beberapa karakter
ASCII.Ada beberapa macam simbologi barcode, contohnya
adalah simbologi EXT2 Barcode dan EXT5 Barcode. Kedua
simbologi ini digunakan untuk majalah dan buku. EXT2
Barcode dipakai untuk menunjukkan nomer terbitan dari sebuah
majalah. Simbologi ini hanya digunakan untuk barcode dengan
maksimum 2 (dua) karakter angka saja. EXT5 Barcode
digunakan dalam majalah dan buku. Simbologi ini digunakan
untuk menyatakan Harga Eceran Tertinggi (HET) atau
Suggested Retail Price (SRP) dari sebuah buku atau majalah
(Pusat Barcode dan Point of Sale Indonesia dalam Macam-
macam Simbologi Barcode, 19 Desember 2008).Tipe simbologi
EXT5 digunakan oleh International Standard Book Number
(ISBN) (Label Online dalam Berbagai Jenis Barcode Font,
2010).
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan, secara denotasi
korpus 5 memiliki barcode berbentuk 1 dimensi dengan garis
batang vertical. Pada tulisan F: 2,50 € menandakan harga
majalah CHARLIE HEBDO di Perancis. F berarti France dan
2,50 € berarti 2,50 euro.Angka 1057 menandakan nomer terbit
edisi majalah.
Tahapan Konotatif
Sebuah barcode dengan ciri-ciri yang disebutkan di atas, hanya
dapat terbaca dengan menggunakan alat pembaca barcode atau
barcode scanner. Pembacaan barcode diawali dari penggunaan sinar
laser yang sensitive terhadap refleksi dari ketebalan garis, jarak atau
ruang antar baris dan variasi lainnya. Setelah itu, data tersebut terbaca
137
oleh barcode scanner yang kemudian ditransfer ke komputer untuk
diolah lalu ditampilkan sebagai data yang terbaca oleh manusia
(Khaireza dalam Penggunaan Teknologi Barcode, 2011), oleh karena
itu, peneliti tidak dapat membaca barcode pada majalah ini. Namun
berdasarkan tanda-tanda yang tampak di atas barcode dan ciri-ciri
barcode, peneliti melakukan beberapa perbandingan.
Tabel 5.11 Standar Barcode
Standar Barcode Keterangan
UPC Digunakan untuk chekout penjualan, persediaan,
dan sebagainya pada took retail.
Biasanya digunakan di daerah Eropa.
Terdiri dari 12 angka dengan 11 angka ditambah
1 digit untuk cek. (hanya dapat dibaca oleh
barcode scanner)
Bookland Berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada
sampul buku.
Sumber: Khaireza, “Penggunaan Teknologi Barcode”, 2011, Aeromium Barcode Software dan Fonts, 2009-2013, dan Pusat Barcode, “Macam-macam Simbologi Barcode”, 2008, diolah.
138
Tabel 5.12
Simbologi Barcode
Simbologi
Barcode
Keterangan
UPC A Terdiri dari 12 digit angka:
• 1 digit untuk nomer urut
• 5 digit untuk kode pabrikan
• 5 digit untuk kode artikel atau produk
• 1 cek digit di belakang
(hanya dapat dibaca oleh barcode scanner)
EXT2 • Menunjukkan nomer terbitan sebuah
majalah.
• Terdiri maksimal 2 karakter angka. (hanya
dapat dibaca oleh barcode scanner)
EXT5 • Digunakan untuk menyatakan Harga Eceran
Tertinggi sebuah majalah atau buku.
• Tipe ini biasanya digunakan oleh ISBN.
Tetapi tidak menutup kemungkinan
digunakan oleh standar barcode lainnya.
Sumber: Khaireza, “Penggunaan Teknologi Barcode”, 2011, Aeromium Barcode Software dan Fonts, 2009-2013, dan Pusat Barcode, “Macam-macam Simbologi Barcode”, 2008, diolah.
Berdasarkan dua keterangan tentang standar barcode dan simbologi
barcode, peneliti mendapatkan beberapa kemungkinan pemaknaan
menggunakan barcode apa yang diperoleh dengan mengabaikan
pembacaan digit angka barcode:
139
Tabel 5.13 Kemungkinan Jenis Barcode pada cover Majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012
Kemungkinan Keterangan Kelemahan
EXT2 Karena tipe ini
menunjukkan nomer
terbitan sebuah majalah.
Hanya terdiri maksimal
12 karakter angka dan
hanya menunjukkan
nomer terbitannya.
EXT5 oleh
ISBN
Karena tipe ini untuk
menunjukkan Harga
Eceran Tertinggi sebuah
majalah atau buku.
UPC EXT5 Karena tipe ini digunakan
untuk checkout
penjualan, persediaan,
dan sebagainya pada toko
retail.
Karena banyak
digunakan di daerah
Eropa.
Sumber: Diolah dari data Primer, 2013.
Berdasarkan tiga kemungkinan di atas, peneliti mengkerucutkan
pemaknaan menjadi dua kemungkinan, yaitu dengan menghapus
barcode EXT2. .Alasannya adalah peneliti memaknai tanda F : 2,50 €
sebagai tanda yang menunjukkan harga eceran majalah di Negara
Perancis. Sedangkan untuk barcode EXT2 hanya menunjukkan nomer
terbit majalah atau buku saja. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan
dua kemungkinan besar jenis barcode yang terdapat pada cover
majalah CHARLIE HEBDO edisi 19 September 2012 menggunakan
EXT5 oleh ISBN atau menggunakan UPC EXT5. Adanya dua
140
kemungkinan ini dikarenakan oleh perlunya alat tambahan yaitu
berupa alat barcode scanner untuk dapat membacanya.Namun,
metode yang digunakan peneliti adalah semiotika, maka peneliti
hanya membandingkan ciri-ciri yang muncul dalam tanda-tanda
barcode dari beberapa sumber informasi mengenai barcode.
Secara konotasi, peneliti memaknai barcode pada covermajalah
CHARLIE HEBDO edisi 19 September 2012 menggunakan barcode
EXT5 oleh ISBN atau menggunakan UPC EXT5. Penggunaan barcode
memberikan beberapa keuntungan antara lain: Peningkatan kinerja
manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat
maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik
dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam
menentukan kebijakan perusahaan. Selain itu, memiliki nilai tawar
lebih tinggi atau prestise serta kemampuan bersaing dengan saingan
atau kompetitor akan lebih terjaga (Khaireza dalam Penggunaan
Teknologi Barcode, 2011).
6. Website
Pada korpus 6 cover majalah menampilkan satu objek tanda berupa
tulisan www.charliehebdo.fr. Berikut ini adalah visual yang tampak
dalam cover:
Gambar 23. Korpus 6 pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi
pribadi, diolah
2) Objek tanda yang telah diubah
1) Objek tanda sesuai cover
141
Tahapan Denotatif
Berdasarkan gambar 23. di atas, tanda-tanda yang muncul adalah
sebuah tulisan www.charliehebdo.fr. Berdasarkan anatomi huruf,
tulisan ini termasuk ke dalam jenis sans serif dan menggunakan huruf
kecil. Peletakan tulisan dibuat rotate text up. Terdapat tiga kelompok
tulisan yaitu www, charliehebdo, dan fr dimana ketiganya dipisahkan
oleh tanda titik.
a. www
Kepanjangan www adalah world wide web. Sebuah program
yang ditemukan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1991.
Berawal dari keperluan pribadi, Berners-Lee mengembangkan
sebuah sistem yaitu program piranti lunak yang diberi nama
Equire. Program ini memudahkan dalam mencari informasi
yang dibutuhkan melalui jaringan terkait. Sebelumnya tahun
1989, Berners-Lee membuat proposal proyek pembuatan
hypertext secara global, tahun 1990 World Wide Web bisa
dijalankan dalam lingkungan CERN (Pusat Penelitian Fisika
Partikel Eropa). Tahun 1991, www resmi digunakan secara luas
pada jaringan internet. Fungsi dari www adalah menyediakan
data dan informasi untuk dapat digunakan bersama di internet.
(internet komputer wordPress, 2011).
b. .charliehebdo dan .fr
.charliehebdo dan .fr adalah sebuah nama domain (domain
name) untuk website. .charliehebdo menunjuk pada nama
pemilik web, sedangkan .fr adalah tipe country-code dengan
sponsoring organization AFNIC (NIC France) – Immeuble
International.
142
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada masing-masing objek
tulisan, korpus 6 secara denotasi berarti bahwa www.charliehebdo.fr
adalah sebuah jaringan (web) yang menyedikan informasi mengenai
Charlie Hebdo. Jaringan yang berasal dari Negara Perancis ini dapat
diakses secara umum di internet. Setiap orang dapat mencari tahu
informasi tentang Charlie Hebdo dengan mengaksesnya melalui
jaringan internet ke alamat www.charliehebdo.fr .
Tahapan Konotatif
Pada proses pembuatan domain name harus sesuai dengan syarat-
syarat yang berlaku. Penggunaan domain name ditentukan oleh
ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) dan
IANA (Internet Assigned Numbers Authority). Adapun syarat-syarat
sebuah domain name antara lain:
• Nama domain mempunya ekstensi atau akhiran, seperti .org .com.
info dan lain-lain.
• Nama domain hanya terdiri dari karakter huruf, angka dan tanda
penghubung “-”. Tanda lain tidak berlaku, seperti %, $, #, @
dan lain-lain.
• Nama domain tidak boleh diawali atau diakhiri dengan tanda
penghubung ”-”.
• Nama domain tidak boleh menggunakan jeda dalam kata, seperti
www.nama anda.com
• Nama domain (domain name) tidak boleh lebih dari 63 karakter.
• Arti dari .com .info .biz biasanya direkomendasikan untuk
kepentingan website komersial ataupun pribadi.
• Dot net biasanya direkomendasikan untuk website yang terlibat
dengan infrastuktur internet, sedangkan dot org biasanya
direkomendasikan untuk website organisasi atau non profit
organization.
143
• Nama domain akan selalu menjadi milik pribadi dengan syarat
harus membayarkan biaya kepemilikan secara periodik
(tahunan) kepada pengelolanya. (Sekedar Seputar Semua
WordPress, 2012)
Berdasarkan syarat tersebut di atas, peneliti memaknai bahwa tulisan
ini adalah alamat dari situs Charlie Hebdo.Informasi yang tertera di
laman Charlie Hebdo ini merupakan situs resmi yang dibuat dan
dikeluarkan langsung dari Charlie Hebdo.
Majalah Charlie Hebdo memiliki website yang dapat diakses di
internet oleh siapa saja. Melalui website-nya ini, Charlie Hebdo
memberikan beberapa informasi mengenai dirinya kepada setiap
orang. Sebagai media cetak, Charlie Hebdo melakukan sebuah
terobosan baru melalui website-nya ini, selain memberikan informasi
tambahan disamping pada media cetaknya, juga memberikan
informasi profil Charlie Hebdo secara lebih terperinci. Apa yang tidak
dapat diperoleh dari media cetaknya dapat ditemukan pada website-
nya, dan apa yang tidak dapat diperoleh dari website-nya dapat
diperoleh dari media cetaknya. Hal ini dalam ilmu komunikasi disebut
dengan konvergensi media.Konvergensi media adalah penggabungan
beberapa media menjadi satu. Hanya saja ini berlaku tidak untuk
seluruh media massa. Contohnya adalah media internet. Dalam
internet, memungkinkan terjadi konvergensi media. Misalnya dalam
internet, dapat mendengarkan radio, membaca artikel tertulis, atau
bahkan melihat video.
Kepemilikan website akan memberikan keuntungan bagi Charlie
Hebdo, selain digunakan sebagai pembantu media cetaknya, website
dapat membantu pembentukan identitasnya sebagai institusi yang
bergerak dibidang jurnalistik. Saat ini internet mengalami
perkembangan yang pesat. Apa yang hendak diketahui langsung
144
diakses melalui internet, oleh karena itu pemanfaatan website bagi
Charlie Hebdo akan memberikan keuntungan yang besar.
Menegaskan lagi makna konotasi pada korpus 6 yang diambil
peneliti bahwa penggunaan situs di internet akan memberikan
keuntungan bagi Charlie Hebdo. Selain memberikan kemudahan
dalam melakukan komunikasi dengan banyak orang, situs ini dapat
meningkatkan gengsi Charlie Hebdo sebagai pers yang mengikuti
perkembangan zaman.Sebagai institusi besar mempunyai website
adalah peniting. Memasuki zaman modern dengan memanfatkan
jaringan internet, dapat membantu arus komunikasi. Jika tidak
memiliki situs yang mampu diakses di internet, anggapan kurang baik
pasti muncul terhadap institusi tersebut. Baik anggapan gagap
teknologi, tidak mengikuti perkembangan zaman atau bahkan
anggapan sebagai institusi yang menutup diri dari orang banyak.
Selanjutnya situs ini juga akan memberikan keuntungan kepada
setiap orang yang ingin mengetahui segala bentuk informasi tentang
Charlie Hebdo. Tanpa perlu pergi ke Perancis, setiap orang dapat
memperoleh informasi dan berkomunikasi dengan Charlie Hebdo
melalui jaringan internet. Hal ini peneliti sebut dengan keterbukaan
Charlie Hebdo, karena Charlie Hebdo membuat situs resmi yang dapat
diakses oleh semua orang di internet. Melalui situsnya ini, Charlie
Hebdo memberikan segala informasi kepada umum. Selain itu jika
dihubungkan dengan sitem pers yang terdapat di Perancis yaitu
keterbukaan, maka adanya website ini membuktikan bahwa memang
benar system pers yang terbuka terjadi di Negara Perancis ini.
145
B. Kajian simbol-simbol kontroversial gambar karikatur interpretatif
Nabi Muhammad pada cover majalah Charlie Hebdo edisi 19
September 2012
Adanya kontroversi dan berbagai aksi protes mengenai gambar dalam
majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 diakibatkan karena adanya
pemahaman bahwa gambar tersebut adalah gambar Nabi Muhammad.
Namun, simbol-simbol apa yang membuat orang memahami bahwa objek
gambar tersebut adalah Nabi Muhammad? Pada dasarnya, dalam Islam yang
dijelaskan melalui hadistnya menerangkan bahwa menggambar segala
bentuk makhluk hidup itu dilarang. Terdapat beberapa hadits yang
menerangkan tentang larangan menggambar makhluk bernyawa. Berikut ini
adalah beberapa hadits yang menerangkan larangan menggambar oleh Abu
Muawiah, di antaranya sebagai berikut:
1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:
ننههىىررسسووللااللللههصصللىىااللللههععللييههووسسللممععننااللصصووررففييااللببييتتووننههىىأأننييصصننععذذللكك
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)
2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda kepadanya:
أأننللااتتددععتتممثثااللااإإللااططممسستتههووللااققببررااممششررففااإإللااسسووييتتهه
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969) Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”
3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
ممللممااررأأىىااللصصووررففييااللببييتتييععننييااللككععببةةللممييددخخللأأننااللننببييصصللىىااللللههععللييههووسسلل
ووأأممررببههااففممححييتتووررأأىىإإببررااههييممووإإسسممااععييللععللييههممااااللسسللااممببأأييددييههممااااللأأززللااممففققااللققاا
تتللههممااللللههووااللللههممااااسستتققسسممااببااللأأززللااممققطط
“Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi
146
nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)
4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku
sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya
terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah
beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai
putus. Lalu beliau bersabda:
إإننممننأأششددااللننااسسععذذااببااييووممااللققييااممةةااللذذييننييششببههووننببخخللققااللللهه
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini adalah lafazhnya) Dalam riwayat Muslim:
للررسسووللااللللههصصللىىااللللههععللييههووسسللممففننززععهه٬،أأننههااننصصببتتسستتررااففييههتتصصااووييررففددخخ
ففققططععتتههووسسااددتتيينن: ققااللتت
“Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”
5. Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:
صصننععتتططععااممااففددععووتتااللننببييصصللىىااللللههععللييههووسسللممففججااءففددخخللففررأأىىسستترر
إإننااللممللاائئككةةللااتتددخخللببييتتااففييههتتصصااووييرر: ووققاالل. ااففييههتتصصااووييررففخخررجج
“Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)
6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:
« ااددخخلل » : سستتأأذذننججببررييللععللييههااللسسللااممععللىىااللننببييصصللىىااللللههععللييههووسسللممففققاالل
» : ففققاالل .
ككييففأأددخخللووففييببييتتككسستتررففييههتتصصااووييررففإإممااأأننتتققططععررؤؤووسسههااأأووتتججععللببسسااططاا
تتصصااووييررييووططأأففإإننااممععششررااللممللاائئككةةللااننددخخللببييتتااففييهه
“Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda,
147
“Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270) Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.
7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
للااتتددخخللااللممللاائئككةةببييتتااففييههتتممااثثييللأأووتتصصااووييرر
“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)
8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja
Habasyah:
ااععللىىققببررههممسسججددااووصصووررووااففييههتتللإإننأأووللئئككإإذذااككااننففييههممااللررججللااللصصااللححففممااتتببننوو
ككااللصصووررففأأووللئئككششررااررااللخخللققععننددااللللههييووممااللققييااممةة
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)
9. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:
أأننااللننببييصصللىىااللللههععللييههووسسللممللععننااللممصصوورر
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)
10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
ااننييننططييخخررججععننققممننااللننااررييووممااللققييااممةةللههععييننااننتتببصصررااننووأأذذننااننتتسسممععاانن٬،ووللسس
: ييققوولل قق
إإننييووككللتتببثثللااثثةةببككللججببااررععننييددووببككللممننااددععىىممععااللللههإإللههااآآخخررووااللممصصوورريينن
“Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan
148
yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ققااللااللللههععززووججللووممننأأظظللممممممننذذههببييخخللققككخخللققييففللييخخللققووااببععووضضةةأأووللييخخللققووااذذررةة
“Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!”(HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)
12. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إإننأأششددااللننااسسععذذااببااععننددااللللههييووممااللققييااممةةااللممصصوورروونن
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)
13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إإننااللذذييننييصصننععووننههذذههااللصصووررييععذذببووننييووممااللققييااممةةييققااللللههممأأححييووااممااخخللققتتمم
“Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)
14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ففييووممااللققييااممةةأأننييننففخخففييههااااللررووححووللييسسببننااففخخممننصصووررصصووررةةففييااللددننييااككلل
“Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)
149
15. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
االلصصووررةةااللررأأسس٬،ففإإذذااققططععففللااصصووررةة
“Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani) (Abu Muawiah dalam Hadits-hadits Tentang Larangan Menggambar,
5 Mei 2010).
Pada hadits-hadits yang disebutkan di atas, terdapat beberapa hadits
yang dengan jelas menerangkan larangan menggambar makhluk bernyawa,
yaitu pada HR. Ahmad no. 3276, HR. An-Nasai no. 5270, HR.Al-Bukhari
no. 5954 dan Muslim no. 5525.Namun selain itu, terdapat hadits yang
menerangkan tentang hal-hal yang boleh digambar.Namun di dalam HR.
Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540 diterangkan juga hal-hal yang
boleh digambar. Hal tersebut adalah menggambar pohon dan apa saja yang
tidak mempunyai nyawa. Berdasarkan dari hadits-hadits tentang larangan
menggambar serta apa saja yang boleh dan tidak boleh digambar, peneliti
mengambil satu pemahaman bahwa dalam Islam yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad menggambar segala bentuk makhluk bernyawa tiu dilarang.
Hal yang boleh digambar adalah pohon dan segala hal yang tidak bernyawa.
Atas dasar tersebut, mengapa menggambar Nabi Muhammad sangat
ditentang oleh banyak kalangan terutama bagi orang yang mempunyai dasar
yang sama dengan hal di atas. Selain dianggap melanggar perintah untuk
menggambar makhluk hidup, juga dianggap sebagai peluang melakukan
penistaan terhadap pribadi Nabi Muhammad. Melalui lukisan Nabi atau pun
tokoh-tokoh lain juga dapat menjadi dasar munculnya perbuatan
menyembah berhala. Oleh sebab itu, penggambaran Nabi dan tokoh-tokoh
sholeh sangat ditentang. Sebagai contoh gambar pada cover depan majalah
Perancis Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.
Gambar yang tervisualisasi di cover majalah ini mendapat protes dari
beberapa kalangan karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap
150
Nabi Muhammad. Seperti yang dijelaskan di dalam latar belakang
penelitian, banyak kalangan memprotes munculnya karikatur Nabi
Muhammad pada cover majalah Perancis. Peneliti memahami aksi protes ini
muncul karena adanya persepsi bahwa tokoh yang tergambar adalah Nabi
Muhammad. Dikarena menggambar makhluk hidup atau bahkan tokoh-
tokoh penting dalam ajaran Islam dilarang untuk digambar, maka sangat
jelas gambar pada cover ini ditentang. Pertanyaan peneliti kemudian,
apakah benar gambar ini adalah tokoh yang dimaksud yaitu Nabi
Muhammad?
Gambar karikatur, seperti yang dijelaskan oleh Pramono adalah potret
wajah yang diberi muatan lebih, sehingga terkesan distortif, deformatif atau
pemletotan anatomi wajah. Namun secara visual masih dapat dikenali
objeknya (Pramono, 1996:15). Atas dasar konsep karikatur ini, peneliti
memaknai bahwa sebuah gambar karikatur dapat terbentuk jika karikaturis
mengetahui secara persis objek yang akan digambar. Setelah mengetahui
objek lukis, kemudian karikaturis dapat memberikan muatan lebih seperti
pemletotan anatomi wajah pada gambar objek tersebut. Serupa dengan
pendapat ini, Roslita Hendra menerangkan bahwa masyarakat kita telah
salah kaprah mengartikan karikatur. Padahal karya karikatur yang terdapat
dalam media pers merupakan karya kartun editorial atau kartun opini.
Sedangkan arti karikatur yang sebenarnya adalah “potret deformatif yang
diberi muatan lebih” sehingga terkesan distortif, deformatif atau pemletotan
anatomi wajah. Namun secara visual masih dapat dikenali objeknya. (dalam
Hendra, 1997:17)
Oleh sebab itu, peneliti memaknai bahwa gambar ini bukan karikatur
melainkan gambar kartun yang diberi muatan pesan. Gambar ini jika
dilogikakan tidak mungkin potret wajah Nabi Muhammad secara
keseluruan. Wajah atau potret asli Nabi saja belum dapat diketahui seperti
sampai sekarang. Seperti yang dijelaskan dalam Forum Muslim tahun 2012
bahwa ketika masa Nabi hidup, tidak seorangpun yang menggambar Nabi.
Selain itu, masa tersebut belum ada teknologi yang membantu
151
memvisualisasi Nabi dalam bentuk gambar. Atas dasar ini, peneliti
memahami bahwa orang tidak akan mengetahui potret asli Nabi, kecuali
perawakan dan ciri khas yang dimiliki Nabi dan diceritakan oleh sanak
saudaranya.
Peneliti berpersepsi ada kesalahpahaman pemaknaan terhadap gambar
ini. Terdapat kemungkinan kesalahpahaman muncul karena simbol pakaian
yang dikenakan oleh objek gambar, bahasa tubuh objek, unsur verbal yang
mengikuti gambar, dan seting yang diangkat. Seperti yang dijelaskan di
atas, bahwa objek pertama dimaknai sebagai seorang dari bangsa Arab
melihat ciri biologis dan pakaian yang melekat padanya. Pakaian disamping
berfungsi sebagai pelindung, juga merupakan suatu bentuk komunikasi
(Samovar, et al., 2010:302). Banyak masyarakat yang masih mengenakan
pakaian daerah di beberapa bagian dunia ini. Gaya berpakaian, menurut
Peoples dan Bailey “secara histories berperan sebagai indicator dari
identitas etnis” (Samovar, et al., 2010:304). Samovar, dkk. menyatakan
bahwa bagi orang Muslim pakaian lebih dari sekedar bahan yang
membungkus tubuh. Seperti yang diungkapkan oleh Torrawa, pakaian
menunjukkan nilai penting budaya Arab. Terdapat alasan di bawah
permukaan mengenai perilaku budaya. Struktur dalam dan hubungannya
dengan pakaian di dunia Arab dijelaskan oleh Torrawa sebagai berikut:
Pakaian menyatakan ideologi mengenai kebenaran dan tipu muslihat serta menyatakan bahwa kehormatan dapat diperoleh ketika setiap jubah yang dikenakan merupakan jubah kehormatan dan setiap pakaian yang dikenakan merupakan pakaian kesalehan (Samovar, et al., 2010:304). Akan tetapi jika dibandingkan dengan ciri fisik Nabi yang dituliskan
dibeberapa hadist tidak dapat menjamin secara 100% bahwa gambar
tersebut adalah Nabi. Nabi memiliki ciri berperawakan sedang, berkulit
putih kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang
sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan
Muhammad bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut sedang, serta
152
memiliki hidung bengkok yang sesuai dengan ciri antropologis bangsa
Semit pada umumnya.
Lalu mengapa gambar tersebut dimaknai sebagai Nabi? sedangkan
banyak orang dari bangsa Arab selain Nabi yang memilki ciri fisik mirip
objek orang pertama. Adanya sikap membedakan antara “aku dan kamu”
inilah yang menjadi dasar kontroversi.Beberapa kalangan menganggap
gambar tersebut sebagai Nabi, beberapa kalangan tidak demikian.Seperti
dijelaskan bahwa kartun itu membawa tawa, dan tawa itu berpihak.Tawa
kita adalah selalu tawa suatu kelompok. (Ajidarma, 2012:12)
Adanya perbedaan latar belakang juga mengakibatkan
ketidaksepahaman dalam memaknai simbol-simbol yang tertera dalam
gambar.Pada kenyataannya, tidak ada simbol-simbol Islam. Hanya terdapat
beberapa simbol yang mempunyai tempat spesial dalam Islam. Adapun
simbol-simbol tersebut adalah bintang dan bulan sabit, warna hijau, dan
tulisan dengan Arabic script seperti tulisan Allah. Bulan sabit dan bintang
adalah simbol yang sering digunakan oleh beberapa Negara Islam, seperti
Turki dan Pakistan.Warna hijau sering digunakan sebagai warna kebesaran,
seperti Saudi Arabia yang memiliki bendera kebangsaan berlatar
hijau.Warna hijau menjadi warna kesukaan bangsa Timur Tengah. Tulisan
yang menggunakan karakter Arabic Script dapat menerangkan visual
representasi Islam (Religion Facts dalam Islamic Symbols, 2012).
Atas dasar keterangan dia atas, menurut peneliti identitas biologis,
pakaian, dan warna hijau yang menjadi dasar mengapa banyak kalangan
yang menganggap gambar tersebut telah menghina Nabi Muhammad.Selain
perbedaan pemaknaan simbol-simbol, juga karena adanya rasa suka dan
tidak suka terhadap gambar karikatur. Hal ini diperkuat dari pendapat
Pramono mengenai respon penggambaran karikatur di setiap Negara
berbeda.
Kesulitan bagi kartunis untuk menciptakan potret karikatural secara revolusioner lainnya sebenarnya tak lain adanya rasa “sungkan” yang berlebihan. Sungkan terhadap tokoh yang menjadi objeknya.Sungkan demikian sudah barang tentu
153
bermuara dari mawas diri, bahwa terutama bagi manusia Timur, tak seorang pun sebenarnya dengan sukarela mau digambar wajahnya dengan tidak anatomis dan meletot.Bisa jadi serta merta dicap menghina, merusak citra si empunya wajah, vulgar, melecehkan, dan sebaginya.Berbeda dengan manusia Barat. Mereka bahkan sangat bangga dan terhormat, karena seorang kartunis mampu menggambarkan wajah dan figurnya sedemikian “rusaknya” lalu berhasil dimuat di media surat kabar, dipublikasikan secara luas. Daripada sekedar dimuat fotonya, dengan potret karikatural tersebut ia menjadi terkenal dan dikenal (Pramono, 1996:18-19). Seperti orang Timur lainnya, lebih banyak yang tidak berkenan apabila karikaturis “merusak” wajahnya, meski dengan dalih senia atau apa pun. (Pramono, 1996:20) Dari pengalaman “ngamen” di Pasar Seni Ancol selama lebih dari
lima tahun, tercatat bahwa orang Jepang, Cina, dan Korea lebih menyukai
penggmbaran realistis untuk wajah mereka, ketimbang orang Asia lainnya.
Sedang orang Amerika lebih memilih apabila wajah mereka di gambar
secara karikatural total dibanding orang Inggris atau Eropa lainnya. Orang
Indonesia kelihatannya lebih “maju” meski tidak banyak, ada saja yang
meminta agar wajahnya dibuat agak meletot dari pada sekedar potret
realistik (Pramono, 1996:20).
Satu hal lain yang mengakibatkan adanya protes adalah penerbitannya
baik dari pihak media cetak bersangkutan maupun waktu penerbitannya.
Bukan salah media cetaknya, namun karena adanya anggapan dan
pemahaman tentang ideologi media cetak Charlie Hebdo maupun sistem
pers di Perancis.Identitas sebagai majalah satir yang melekat pada Charlie
Hebdo dan sistem kebebasan pers di Perancis membuat anggapan majalah
ini melakukan penghinaan terhadap seorang Nabi tertentu. Hal ini didukung
dengan komposisi visualisasi yang menggambarkan seorang tokoh yang
berciri bangsa Arab dan waktu penerbitannya yang muncul setelah film
Innocence of Muslim beredar. Di saat masih genjar-genjarnya aksi protes
terhadap film ini, gambar kartun ini terbit di majalah Charlie Hebdo yaitu
edisi 19 September 2012.
154
C. Pemaknaan gambar kartun opini (Main Image) pada cover majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012
Peneliti memaknai korpus 4 sebagai sebuah gambar kartun yang
didasarkan dari film The Intouchables. Seperti diterangkan pada Suara
Pembaharuan edisi Kamis 20 September 2012 dan BBC Indonesia edisi 20
September 2012, bahwa gambar cover majalah tersebut adalah karikatur
tokoh di kursi roda yang dihiasi dengan tulisan, "Anda tidak boleh
mengejek!" dengan judul "Tidak Tersentuh 2". Karikatur ini mengacu pada
film Perancis tentang orang kaya kulit putih dan asistennya yang berkulit
hitam berjudul The Intouchables. Pada film yang diilhami dari kisah nyata,
dikisahkan seorang pria Perancis kaya berkulit putih yang mengalami
kecelakaan sehingga lumpuh seluruh badan. Kemudian pria kaya tersebut
(Philippe) memperkerjakan seorang mantan napi berkulit hitam (Driss) yang
sangat malas untuk merawat dan membantu kegiatan sehari-harinya.Pada
awalnya Driss sangat cuek dengan Philippe dan sering menertawakan
penderitaan Philippe. Namun selanjutnya mereka menjadi sahabat dan
saling belajar satu sama lain. Philippe belajar untuk hidup lebih santai,
tertawa, dan menikmati apapun keadaannya.Sedangkan Driss belajar etika,
mengendalikan emosi, dan seni kelas tinggi khas kalangan berada. (diambil
dari artikel Festival Sinema Perancis 2012 dan The Intouchables dalam
Capturing the Moments, 18 Desember 2012).
155
Berikut ini beberapa gambar dalam film The Intouchables:
Gambar 24. Contoh gambar dalam Film The Intouchables
Gambar-gambar pada film The Intouchables Sumber:Dani andthe Screen, “Movie Review: The Intouchables”.
Dalamglitterazi, 28 Januari 2013. Jules Mumford, “The intouchables”, 19 Maret 2013.Peter Turner,“Film Review – Untouchable (Intouchables)”, 15
September 2012, diolah.
Berkaitan dengan hal di atas, peneliti memaknai kelompok objek pertama
sebagai gambar kartun yang menampilkan visualisasi dari film Intouchables
seri kedua. Mengapa demikian?
Gambar pada cover majalah ini ada yang memaknai sebagai karikatur
dan ada yang memaknai sebagai kartun. Pada dasarnya karikatur dan kartun
adalah hal yang berbeda. Menurut Jaya Suprana dalam tulisannya “Kartun
dan Karikatur Jangan Disamakan” menyatakan bahwa:
“ Kartun adalah nama untuk sebuah bentuk gambar yang dibuat representatif terhadap suatu peristiwa dengan arah dan hasrat untuk melucu. Sedangkan karikatur adalah nama untuk gambar yang menampilkan kembali sesuatu objek konkret (biasanya manusia) dengan cara “melucukan”, “menjanggalkan” atau “melebih-lebihkan” cirri khas objek tersebut. (Artikel dalam Kompas, Jakarta 11 Juli 1987, hal. 5 diambil dari Editorial Cartoon, Tupak Anggiat MT, 1990, hal 1).
156
Selain itu, menurut Tupak Anggiat (Anggiat, 1990: 2) menyatakan
bahwa:
Perbedaan istilah kartun dan karikatur.Jika karikatur hanya sebagai seni menggambar yang ruang gerak dan upaya melucunya bertumpu pada bentuk objek, sedangkan kartun kelucuannya terletak pada kisah atau peristiwa yang digambarkannya. Atau dengan kata lain, jika sebuah gambar lucu sudah berhasrat ingin bercerita, maka ia disebut “kartun”. Dan, bila melucunya hanya pada objek (biasanya manusia) dengan melebih-lebihkannya tanpa banyak narasi, maka sebut saja “karikatur(Editorial Cartoon, Tupak Anggiat MT, 1990, hal 2)
Berdasarkan konsep mengenai kartun dan karikatur di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa gambar pada cover depan majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012 sebagai gambar kartun bukan karikatur.
Seperti yang dijelaskan di atas, gambar kartun interpretatif (yang
dianggap) Nabi Muhammad ini adalah korpus 4 cover majalah Charlie
Hebdo. Berdasarkan pemaknaan dari tahap denotatif dan konotatif,
diperoleh hasil gambar kartun opini ini menerangkan tentang seri kedua film
The Intouchables dengan judul Intouchables 2. Gambar kartun opini
bercerita tentang seorang laki-laki keturunan bangsa Eropa sedang berjalan
dan mendorong seorang laki-laki yang sakit keturunan bangsa dunia
Arab.Kedudukan dan status ditunjukkan melalui bahasa tubuh dimana laki-
laki keturunan Arab memiliki status lebih tinggi dibandingkan laki-laki
keturunan Eropa yang menunjukkan kepatuhan dan kerendahan hati untuk
mendorong kursi roda tersebut. Melalui tulisan FAUT PAS SE MOQUER!
dan ekspresi wajah yang ditampilkan, kedua orang ini memerintahkan setiap
orang yang melihat untuk tidak mengejek mereka. Muncul sikap khawatir
dan takut ketika mengeluarkan perintah ini.Kekhawatiran dan ketakutan
ditujukan kepada siapa saja yang melihat mereka. Korpus 4 menjadi topik
utama majalah Perancis Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 dan diberi
judul iNTOUCHABLES 2 yang berarti TIDAK TERSENTUH 2. Topik dan
berbagai visualisasi yang ditampilkan ini dibuat oleh Charb sebagai editor
157
majalah tersebut70. Warna hijau sebagai background secara konotasi
menimbulkan dua pemaknaan. Pertama, warna hijau menandakan bahwa
Intouchables 2 ini akan membawa perubahan besar, pertumbuhan, dan akan
mencapai sesuatu yang indah. Kedua, warna hijau menandakan bahwa
Intouchables 2 ini akan membawa sesuatu yang negatif seperti iri hati,
kecemburuan, kesalahan, kekacauan.
Kata FAUT PAS SE MOQUER! bukan berarti para pembaca tidak
boleh mengejek pada dua objek tersebut (siapa orang tersebut) tetapi tidak
boleh mengejek pesan gambar tersebut. Pesan gambar tersebut adalah film
seri kedua The Intouchables yang kurang sukses di Perancis71, karena tidak
sukses, maka terdapat pesan verbal Anda Tidak Boleh Mengejek. Telah
dijelaskan pada tahapan konotatif tentang unsur lucu oleh Ajidarma. Begitu
halnya dengan kejadian ini. Unsur lucu yang ditimbulkan dari gambar
karena adanya pinjaman teks dari Innocence of Muslim, sehingga bukan
gambar ini yang membuat banyak protes dan tawa tetapi kejadian protes
terhadap Innocence of Muslim yang menjadi unsur lucunya.
Pemaknaan kartun pada gambar (main image) cover majalah Charlie
Hebdo di atas adalah pemaknaan jika dikaitkan dengan film The
Intouchables. Berikut ini adalah pemaknaan kartun interpretatif (yang
dianggap) Nabi Muhammad jika dikaitkan dengan konsep covermajalah
dimana coveradalah perpaduan antara teks dan main image. Seperti telah
dijelaskan pada pemaknaan korpus 2 dan korpus 4 bahwa main image
adalah sebuah pembuktian dari sekian teks yang tersusun dari artikel-artikel
pada isi majalah. Kata lainnya adalah dengan melihat main image, pembaca
dapat menebak fenomena apa yang dibicarakan pada isi majalah tersebut.
Berdasarkan makna konotasi yang diperoleh dari korpus 4, kartun
menggambarkan seri kedua film The Intouchables. Hal yang menarik adalah
simbol pakaian dan ciri fisik pada masing-masing objek orang. Dilihat dari
identitasnya orang yang duduk di kursi roda adalah berasal dari bangsa Arab
70 Menjabat editor pada saat edisi 19 September 2012. 71 Di Perancis warna hijau dianggap tidak terlalu sukses.
158
sedangkan yang mendorong adalah bangsa Eropa. Pertanyaannya, mengapa
kartun ini menggunakan identitas bangsa Arab dan bangsa Eropa? Mengapa
tidak menggunakan identitas dari bangsa lain? Oleh sebab itu, peneliti
mencoba mengkaitkan kartun ini sebagai main image majalah dengan
artikel pada isi majalah. Dari beberapa artikel dalam majalah, ada satu
karangan yang memiliki kaitan satu sama lain. Karangan ini bukan sebuah
artikel namun tajuk atau editorial. Tajuk yang dimaksud adalah tajuk
MAHOMET FAIT DU CINÉMA pada rubrik INTÉGRISME.
Peneliti memaknai bahwa orang yang duduk di kursi roda sebagai
bangsa Arab.Bangsa Arab secara prosentase yaitu sebesar 90% menganut
agama Islam (Isawati, 2012:6). Penganut agama Islam sering disebut
dengan kaum muslim, oleh karena itu bangsa Arab identik dengan kaum
muslim pemeluk Islam. Rubrik INTÉGRISME membahas tajuk yang
bercerita mengenai nominasi-nominasi film anti-muslim. Pada rubrik ini,
tajuk digambarkan dengan kartun-kartun yang mengilustrasi film-film anti-
muslim. Terdapat sepuluh film yang dinominasikan. Selain itu, terdapat
opini dari instansi majalah Charlie Hebdo, yaitu:
RIRE BORDEL DE DIEU ! Peins un Mahomet glorieux, tu meurs. Dessine un Mahomet rigolo, tu meurs. Gribouille un Mahomet ignoble, tu meurs. Réalise un film de merde sur Mahomet, tu meurs. Tu résistes à la terreur religieuse, tu meurs.Tu lèches le cul aux intégristes, tu meurs. Prends un obscurantiste pour un abruti, tu meurs. Essaie de débattre avec un obscurantiste, tu meurs. Il n’y a rien à négocier avec les fascistes. La liberté de nous marrer sans aucune retenue, la loi nous la donnait déjà, la violence systématique des extrémistes nous la donne aussi. Merci, bande de cons. Charb.
159
TERTAWA SIALAN ALLAH ! Melukis Muhammad yang mulia, Anda mati.Menggambar Muhammad lucu, kamu mati.Menulis dengan Muhammad keji, Anda mati.Membuat film tentang Muhammad sial, Anda mati.Anda melawan teror agama, kamu mati.Anda menjilat pantat fundamentalis, Anda mati. Mengambil kolot bagi orang bebal, Anda mati.Mencoba untuk bergulat dengan kolot, Anda mati.Tidak ada untuk bernegosiasi dengan fasis.Kebebasan kita tertawa tanpa kendali, hukum sudah memberi kami kekerasan sistematis ekstrimis juga memberi kita.Terima kasih, bajingan. Charb.
Berdasarkan isi tajuk di atas, menunjukkan bahwa kartun pada korpus
4 berkaitan dengan tajuk ini. Korpus 4 bercerita tentang film Intouchables 2
dengan tokoh dari bangsa Arab dan bangsa Eropa. Bangsa Arab yang
identik dengan kaum muslim dimaknai sebagai orang muslim, sehingga film
ini masuk ke dalam nominasi film anti-muslim. Jika didasarkan pada hal ini,
gambar kartun tersebut bisa saja dimaknai sebagai seorang muslim yang
sakit sedang didorong oleh asistennya dari bangsa Eropa, oleh karena itu,
tidak mengherankan jika gambar kartun ini dianggap menghina umat
muslim sehingga banyak kalangan yang protes. Adapun Negara-negara
yang dikabarkan dalam (Karikatur Nabi: Liga Arab Serukan Aksi Damai
dalam KOMPAS.com, 20 September 2012) melakukan aksi protes adalah
Afrika utara (Tunisia), Asia (Indonesia), negara-negara di Timur Tengah,
dan Australia. Negara-negara ini72 memiliki penduduk yang mayoritas
beragama Islam, sehingga tidak mengherankan jika Negara-negara inilah
yang menentang dengan keras penerbitan kartun pada majalah Charlie
Hebdo edisi 19 September 2012.
Pada pemberitaannya dijelaskan mengenai aksi protes karena kartun
dimaknai sebagai Nabi Muhammad. Namun bagi peneliti, bukan tokohnya
yang menjadi pokok permasalahan tetapi muatan pesan kartunnya. Seperti
dipaparkan di atas, bahwa tokoh dalam kartun bukanlah karikatur atau
potret wajah Nabi Muhammad, akan tetapi, simbol pakaian yang dikenakan
72 Kecuali Australia.
160
oleh tokoh kartunlah yang menjadi hal penting. Pakaian ini yang membawa
stimulus kepada para pembaca dengan mengarahkannya pada identitas
tertentu. Makna pertama adalah identitas orang muslim, makna selanjutnya
adalah identitas orang Arab, dan makna ketiga dihubungkan dengan
identitas Nabi Muhammad. Maka dari itu, pertama kali melihat gambar
tersebut, pikiran pertama yang keluar adalah gambar kartun yang
berhubungan dengan kaum muslim atau orang Arab atau gambar Nabi
Muhammad.
Fong berpendapat bahwa:
“Identifikasi komunikasi dari system perilaku simbolis verbal dan non-verbal yang memiliki arti dan yang dibagikan di antara anggota kelompok yang memiliki rasa saling memiliki dan yang membagi tradisi, warisan, bahasa, dan norma-norma yang sama. Identitas budaya merupakan kontruksi sosial.” (Samovar, et al., 2010:184).
Masalah menjadi bertambah ketika masyarakat sering kali menggambarkan
identitas etnis mereka “secara pribadi menurut situasi dan lingkungan
tertentu”. (Samovar, et al., 2010:187). Sama halnya dengan permasalahan
ini. Aksi protes muncul ketika masing-masing orang memaknai dengan
mendasarkannya pada identitas tertentu. Terlebih didorong oleh situasi yang
sedang terjadi. Pada saat majalah edisi 19 September 2012 ini terbit, situasi
berada dalam keadaan panas ketika orang-orang melakukan aksi protes
terhadap film Innocence of Muslim yang diduga menghina Nabi
Muhammad.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memahami bahwa pemaknaan akan
sebuah gambar tidak sepenuhnya dapat menghasilkan makna yang sama.
Dijelaskan di atas, adanya perbedaan latar belakang ideologi dan budaya
yang melekat pada setiap orang mengakibatkan terbentuknya makna yang
berbeda-beda. Orang-orang yang memiliki latar belakang budaya Islam,
seperti Negara-negara di Afrika Utara, Asia, dan Timur Tengah,
menganggap gambar kartun tersebut menghina umat Islam. Hal ini dilihat
dari identitas pakaian yang dikenakan orang pertama dan warna hijau
161
sebagai warna kesukaan di sana. Ditambah lagi orang-orang Timur tidak
suka dengan gambar-gambar kartun ataupun karikatur karena
menganggapnya sebagai pelecehan dan menghina yang empunya wajah
(Pramono, 1996:20). Sedangkan orang-orang Barat yang suka dengan
gambar-gambar kartun ataupun karikatur (Pramono, 1996:20) menganggap
gambar tersebut sebagai sebuah kebebasan ekspresi yang dituangkan
melalui media massa. Seperti Negara-negara yang menjadi sasaran atau
tujuan pemasaran majalah Charlie Hebdo ini yaitu Perancis, Belgia, Jerman,
Swiss, Canada (Alva Thoriqaziz dalam Dominasi Pers Barat) yang memiliki
sistem kebebasan pers Barat73.
Selain itu, terdapat faktor lain yang berpengaruh dalam permasalahan
ini, yaitu teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi
modern telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk secara mudah
“berhubungan” baik melalui suara maupun pesan teks.Internet sebagai salah
satu bentuk teknologi komunikasi memampukan orang dari budaya yang
berbeda untuk berinteraksi walaupun saling berjauhan, walaupun dengan
menggunakan bahasa tertentu (Samovar, et al., 2010:285). Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi memberikan efek
segala bentuk informasi dapat dengan mudah diperoleh oleh seluruh orang
di dunia melalui teknologi internet ini.Sebagai contohnya komunikasi yang
dihubungkan dengan komputer telah meningkatkan kemudahan dan
kecepatan komunikasi. Walaupun peningkatan ini juga dapat menimbulkan
masalah dalam organisasi dengan lingkungan kerja yang multikultur yang
bahasa ibu setiap pekerjaannya berbeda (Samovar, et al., 2010:286). Sama
halnya dengan cover majalah Charlie Hebdo, oleh karena perkembangan
teknologi, cover ini dapat dilihat oleh semua orang di dunia menggunakan
internet. Meskipun sasaran dari majalah ini hanya beberapa Negara, namun
73 Sistem yang memiliki karakteristik (1) sistem hukum memberikan perlindungan yang berarti
bagi kebebasan sipil perorangan, (2) tingkat pendapatan rata-rata tinggi dalam income perkapita, pendidikan serta melek huruf, (3) pemerintahan dengan system multi partai, demokrasi parlementer, (4) terdapat modal cukup sehingga perusahaan swasta diperbolehkan mendukung atau memiliki media komunikasi berita, (5) tradisi yang mapan mengenai kemandirian jurnalistik.
162
oleh karena internet banyak orang dari seluruh bangsa dapat melihatnya.
Ditambah cover ini menimbulkan kontroversi oleh karena main image yang
tertera di dalamnya. Adanya perbedaan dalam menginterpretasikan main
image ini yang mendorong munculnya aksi protes terkait dengan gambar
kartun tersebut. Perbedaan bahasa dan latar belakang budaya menjadi faktor
penting dalam proses interpretasi suatu pesan yang diterimanya.Ilustrasi di
atas menjelaskan bagaimana bahasa, budaya, dan teknologi dapat bergabung
dan mempengaruhi komunikasi antar budaya.
Seperti yang paparkan bahwa main image majalah Charlie Hebdo
edisi 19 September 2012 ini telah menimbulkan protes. Peneliti memaknai
munculnya aksi protes ini juga diakibatkan karena adanya perbedaan
budaya di masing-masing Negara. Walaupun majalah ini hanya dipasarkan
ke beberapa Negara seperti Prancis, Belgia, Jerman, Andorra, Spanyol,
Republik Dominika, Swiss, Canada, Polinesia Perancis, Kaledonia Baru,
dan Tunisia, tetapi oleh karena perkembangan teknologi komunikasi
(adanya internet) maka seluruh Negara yang bukan sebagai sasaran juga
akan memperoleh informasi majalah ini. Oleh karena itu, peneliti mencoba
mengamati menggunakan pengelompokan budaya menurut Hall, yaitu
budaya konteks-tinggi dan budaya konteks-rendah.
Ting-Toomey telah mengamati bahwa perbedaan komunikasi di antara
budaya konteks-tinggi74 dan konteks-rendah75 juga jelas dalam cara di mana
keduanya mendekati konflik. Menurut Ting-Toomey, budaya konteks tinggi
cenderung kurang terbuka, mereka menganggap konflik berbahaya pada
semua jenis komunikasi. Ting-Toomey berkata, “Konflik harus dihadapi
dengan hati-hati” (Samovar, et al., 2010:259).Dalam budaya konteks-tinggi,
masyarakatnya cenderung waspada terhadap lingkungan sekitar mereka dan
74 Konteks tinggi adalah salah satu pengelompokan budaya menurut Hall dilihat dari perbedaan dan persamaan budaya dalam persepsi dan komunikasi. Bangsa yang tergolong dalam kelompok ini adalah Amerika Indian, Amerika Latin, Jepang, Arab, Cina, Afrika-Amerika, Korea, dan masyarakat Asia lainnya. 75 Konteks rendah adalah salah satu pengelompokan budaya menurut Hall dilihat dari perbedaan dan persamaan budaya dalam persepsi dan komunikasi. Bangsa yang tergolong dalam kelompok ini adalah Jerman, Swiss, Skandinavia, dan Amerika Utara.
163
dapat menyatakan serta mengartikan perasaan tanpa menyatakannya secara
verbal. Andersen menyatakan, “budaya konteks-tinggi percaya pada
komunikasi non-verbal” dan menurut Gudykunst, “berkomunikasi dalam
cara yang tidak langsung.” Mereka bergantung pada bagaimana sesuatu itu
dikatakan, lebih daripada apa yang dikatakan, dan waspada terhadap isyarat
non-verbal (Samovar, et al., 2010:257). Dalam budaya konteks-rendah
memiliki mode komunikasi yang berbeda dengan konteks-tinggi. Pada
konteks-tinggi mode komunikasi kadang samar-samar, tidak langsung, dan
implicit, sedangkan konteks-rendah cenderung langsung dan eksplisit
(Samovar, et al., 2010:258).
Berdasarkan pemahaman mengenai budaya konteks-rendah dan tinggi
di atas, peneliti memahami bahwa majalah Charlie Hebdo yang berasal dari
Perancis dengan latar belakang budaya konteks-rendah menyampaikan
sebuah pesan melalui main image majalah. Ketika majalah edisi ini diterima
oleh masyarakat dengan budaya konteks-rendah juga seperti Jerman, Swiss,
Amerika Utara maka hal yang muncul adalah penerimaan pesan tersebut.
Sedangkan jika pesan ini diterima oleh Negara seperti Afrika Utara, Asia,
Timur Tengah yang merupakan Negara dengan budaya konteks-tinggi,
maka penerimaannya pun juga berbeda. Terbukti pada Negara-negara
dengan budaya konteks-tinggi inilah terjadi aksi protes ketika majalah
Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 terbit.
Sebagai contoh lain pada September 2005 terdapat gambar “Nabi
Muhammad” dengan bom sebagai sorbannya beserta sebelas kartun lain di
Koran lokal Aarhus, Denmark yaitu Jyllands-Posten. Pemuatan kartun ini
juga mengundang gelombang protes dan demonstrasi dengan akibat yang
fatal (Ajidarma, 2012:3). Kritik utama terhadap peristiwa ini adalah kartun
tersebut telah melecehkan kepekaan beragama atas nama kebebasan
berekspresi. Pembelaan Rose lain yaitu menyatakan:
“kami mengintegrasikan Anda ke dalam tradisi satir Denmark karena Anda adalah bagian dari masyarakat kami, bukan orang asing. Kartun-kartun itu memasukkan (including), daripada mengeluarkan (excluding) kaum muslimin.”
164
Pembelaan ini sepertinya ditujukan kepada pemeluk Islam di Denmark,
tampak seperti proyek jembatan komunitas yang bukan hanya gagal, tetapi
berakibat fatal akibat jarak antarwacana (Ajidarma, 2012:4). Terdapat dua
wacana terpisah, yang tidak dapat dipertemukan maupun diperdamaikan
akibat publikasi kartun tersebut; yakni wacana yang menyimpulkan
‘penghinaan’ di satu pihak, dan wacana yang menyimpulkan ‘bukan
penghinaan’ di pihak lain – yang dalam dunia hari ini tidak dapat disebut
diakibatkan oleh jarak geografis. (Ajidarma, 2012:4-5).
Pada akhirnya peneliti menemukan bahwa kenyataannya memang
benar sebuah komunikasi non-verbal dapat berarti ambigu. Wood dengan
jelas menggarisbawahi ambiguitas ini dalam tulisannya:”kita tidak pernah
yakin apakah seseorang mengerti arti yang kita inginkan melalui perilaku
non-verbal yang kita tunjukkan.” (Samovar, et al., 2010:295-296).Begitu
juga dengan komunikasi non-verbal yang muncul dalam sebuah visualisasi.
Hal serupa terjadi pada main image cover majalah Charlie Hebdo. Faktor
yang mempengaruhi komunikasi non-verbal menurut Beamer dan Varner
adalah bahwa,
“komunikasi non-verbal dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk latar belakang budaya, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, gender, usia, kecenderungan pribadi, dan idiosinkrasi.”
Singkatnya, tidak semua orang dalam budaya tertentu melakukan tindakan
non-verbal yang sama, jadi interpretasi dari komunikasi non-verbal harus
dievaluasi secara hati-hati sebelum menyimpulkannya (Samovar, et al.,
2010:296).
165
D. Pemaknaan Cover atau Sampul Majalah Charlie Hebdo edisi 19
September 2012
Secara keseluruhan, peneliti mencoba untuk merangkum pemaknaan
cover depan majalah Charlie Hebdo berdasarkan konsep tata letak dalam
jurnalistik. Tata letak atau sering disebut dengan layout merupakan bagian
dari aktifitas jurnalistik yang berhubungan dengan cara penyusunan kolom,
pemakaian tipografi, dan penempatan berita pada halaman yang
tersedia.Tata letak atau layout media cetak memperhatikan beberapa hal,
antara lain estetika, desain, dan tipografi. Hal yang berkaitan dengan
estetika mengacu pada perpaduan komposisi tampilan media cetak yang
disesuaikan dengan tradisi baca masyarakat sehingga memudahkan dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan pembaca. Hal yang berkaitan
dengan desain mengacu pada aspek teknik penyajian desain media cetak
sesuai dengan rubrikasi dan berita yang disajikan, sehingga dapat
mengundang daya tarik pembaca. Hal yang berkaitan dengan tipografi
(perwajahan) mengacu pada aspek perwajahan atau penampilan konkret
media cetak, termasuk komposisi penggunaan huruf judul berita dan isi
berita, foto, iklan, dan sebagainya (Yunus, 2010:99-100).
Tipografi sebagai bagian dari layout disebut sebagai make up produk
jurnalistik. Tipografi dijadikan dasar pembaca dalam memilih dan membaca
berita yang disajikan dan berguna dalam membentuk citra atau karakter
media cetak bersangkutan. Tipografi tidak hanya terbatas pada penggunaan
huruf, tetapi juga menyangkut proses perencanaan penentuan pola dan
penataan halaman. Perencanaan tersebut meliputi penyajian paragraf,
kalimat dalam baris, dan huruf-huruf yang digunakan (Yunus, 2010:102).
Seperti dijelaskan di atas, hal pertama yang akan dilihat oleh pembaca
adalah sampul atau cover depan dari media cetak, baik itu surat kabar,
majalah, maupun tabloid. Estetika, desain, dan tipografi yang diterapkan
pada layout cover menjadi hal utama dalam penentuan daya tarik pembaca.
Adapun seperti yang dijelaskan di atas, layout berperan penting dalam
mempengaruhi daya tarik pembaca untuk membeli dan membaca berita
166
yang ada di dalamnya (Yunus, 2010:99). Berikut juga dengan cover depan
majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 yang mengatur layout-nya
sedemikian rupa. Berdasar dari korpus-korpus yang dipaparkan pada
tahapan pemaknaan denotatif-konotatif, ditemukan beberapa korpus yang
menunjukkan persamaan dengan peran layout menurut menurut Yunus
ini.Seperti korpus 2 (rubrik 1 sampai 5). Pada korpus-korpus ini melalui
penggunaan warna merah pada font, dan jenis font menunjukkan bahwa
rubrik ini mempengaruhi daya tarik pembaca. Selain itu, penempatannya
pada bagian cover depan memperlihatkan bahwa rubrik ini dirujuk sebagai
tajuk ataupun artikel yang perlu dibaca terlebih dahulu oleh pembaca. Pada
dasarnya layout bertujuan untuk menjual dan menentukan rangking berita
dan membantu pembaca dalam menentukan berita mana yang layak untuk
dibaca terlebih dahulu (Yunus, 2010:99).
Selain itu, layout sering kali berperan sebagai penanda ciri dan
karakter dari suatu institusi media cetak (Yunus, 2010:98-99). Sama halnya
dengan cover Charlie Hebdo ini yang ditunjukkan pada korpus 1, 2 (rubrik
1 sampai 5), dan korpus 4. Pada korpus 1, melalui jenis font menunjukkan
ciri majalah yang berkonsep kartun. Pada korpus 2 (rubrik 1 sampai 5) dan
korpus 4 menunjukkan ciri majalah pada pemberitaannya. Melalui
penggunaan warna font, jenis font, nama rubrik, judul tajuk atau artikel, dan
visualisasi kartun pada main image-nya, majalah ini mengkhususkan
pemberitaan yang bersifat menyindir atau satire di berbagai bidang seperti
politik, sosial, agama, budaya, dan ideologi. Menurut editornya, Stéphane
Charbonnier, majalah ini memang menampilkan berbagai anekdot76,
lelucon, polemik dari sudut pandang kalangan pluralis termasuk para golput
(golongan putih).
Seperti dijelaskan di atas, layout berperan sebagai penanda dan
karakter dari institusi media cetaknya. Bagi peneliti tidak hanya berperan
sebagai penanda media cetak tetapi juga penanda negara Perancis. Hal ini
76 Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai
orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
167
didasarkan dari hasil penemuan Wening Udasmoro mengenai persoalan
sentral dan periferi dalam jurnalnya yang berjudul Critical Discourse
Analysis terhadap Wacana Politik Pluralis Prancis: Mempersoalkan Sentral
dan Periferi. Menurut Wening Udasmoro, Perancis bertindak sebagai
superior atas negara-negara yang kurang mampu dalam persoalan
keberagaman budaya. Superioritas di sini memunculkan asumsi bahwa
untuk persoalan keberagaman budaya, Perancis perlu memikirkan untuk
mendidik dan mensupport negara-negara lain (Udasmoro,2009:8).
Bagi peneliti, posisi Perancis yang bertindak sebagai superior
(memiliki superioritas) ini juga tertuang dalam pemberitaan setiap rubrik
pada cover majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012. Melalui tajuk,
artikel, dan main image yang berkaitan dengan bidang ekonomi, agama,
maupun sosial, mengokohkan posisi Perancis sebagai superior. Posisi
superior ini dilihat dari berita-berita yang tabu, sensitif, atau bahkan tidak
boleh publikasikan bagi negara-negara tertentu. Sebaliknya di Perancis,
pemberitaan seperti ini tertuang pada korpus 2 (rubrik 1 sampai 5) dan
korpus 4 Charlie Hebdo edisi terkait. Sebagai contoh tajuk pada korpus 2
(rubrik 2) yang menceritakan pendapat editorial Cahrlie Hebdo mengenai
nominasi film-film anti muslim. Pada rubrik ini, tajuk digambarkan dengan
kartun-kartun yang mengilustrasi film-film anti-muslim. Terdapat sepuluh
film yang dinominasikan dan opini dari instansi majalah Charlie Hebdo
tentang memvisualisasi Nabi Muhammad yang dilarang oleh ajaran Islam.
Berdasarkan isi tajuk, pemberitaan mengenai topik yang sensitif untuk
dibicarakan ini, menunjukkan kekuasaan media massa dalam mengeksplore
kebebasan berekspresi. Perancis memiliki sistem pers yang terbuka dan
menjunjung tinggi demokrasi, oleh karenanya Perancis menunjukkan
superioritas yang dimiliki melalui produk-produk media massanya.
Walaupun bukan pemerintah Perancis sendiri yang membentuknya, akan
tetapi majalah ini menjadi cerminan bagaimana masyarakatnya juga
berperan dalam pemposisian Negara Perancis.
168
Konsep sebagai majalah satire, menurut peneliti tidak merupakan
sebuah masalah. Hal ini dikarenakan di Perancis memiliki sistem pers yang
terbuka dan bebas, maka wajar jika di Negara ini terdapat majalah
demikian. Selain itu penerimaan oleh masyarakat Perancis dengan latar
belakang budaya konteks-rendahnya, oleh sebab itu, layout dari majalah
Charlie Hebdo ini juga menyesuaikan dengan latar belakang pembacanya.
Sama halnya pada korpus 4 main image Charlie Hebdo edisi 19 September
2012. Main image ini menimbulkan aksi protes karena muatan pesan di
dalamnya. Namun perlu diperhatikan bahwa, majalah ini disasarkan kepada
masyarakat mana. Ajidarma menjelaskan bahwa berbagai jenis koran
menyandang perjuangan ideologi masing-masing, sehingga kartun yang
termuatpun wacananya bersesuaian dengan kepentingan dalam wacana
publik pembaca korannya (Ajidarma, 2012:51). Begitu juga dengan majalah
ini, kita perlu melihat siapa masyarakat yang menjadi sasaran
pemasarannya, sehingga kita dapat memahami secara menyeluruh apa
makna kartun main image majalah Charlie Hebdo edisi ini.
top related