bab v kesimpulan dan saran a. kesimpulanrepository.setiabudi.ac.id/3510/7/7. bab v -...
Post on 02-Sep-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pertama, ekstrak buah kersen dapat dibuat menjadi sediaan permen jelly
dengan variasi kadar manitol-gelatin.
Kedua, didaptkan hasil formula 1, formula 2 dan formula 3 berbentuk semi
padat, berwarna merah, berbau aroma strawberry, untuk formula 1 dan formula 2
berasa manis dan formula 3 berasa cukup manis, untuk formula 1 bertekstur sedikit
kenyal, formula 2 bertekstur cukup kenyal dan formula 3 bertekstur kenyal.
Ketiga, sediaan permen jelly mendapatkan hasil dari formula 1 sampai
formula 3 berturut-turut sebesar 239,957 ppm, 243,251 ppm, dan 236,892 ppm yang
menunjukkan aktivitas antioksidan lemah, dikatakan antioksidan lemah karena nilai
IC50 lebih dari 150 ppm.
B. Saran
Pertama, perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui stabilitas
dari sediaan yang mampu menunjukkan ketahanan sediaan.
Kedua, perlu dilakukan pengujian mutu kandungan sediaan untuk
mengetahui bahwa kandungan sediaan tidak ada perubahan.
Ketiga, dapat melakukan formulasi ekstrak buah kersen menjadi bentuk
sediaan lain contoh tablet dan konsentrasi ekstrak buah kersen ditingkatkan untuk
mengoptimalkan aktivitas antioksidan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Amelia, P. 2011. Isolasi, elusidasi struktur dan uji aktivitas antioksidan senyawa
kimia dari daun Garcinia benthami Pierre. Tesis Universitas Indonesia
Amrun, M., Umiyah, & Umayah, E., 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air
Dan Ekstrak Metanol Beberapa Varian Buah Kenitu (Chrysophyllum
cainito L.) dari daerah Jember. Berk. Penel. Hayati 2007; 13:45-50.
Atmaka, W., E. Nurhartadi., M.M. Karim. 2013. Pengaruh Penggunaan Campuran
Karaginan dan Konjak terhadap Karakteristik Permen Jelly Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Jurnal Teknosains Pangan, Vol. 2 No. 2:
66-74.
Aqil, F., Ahmad. I., Mehmood, Z., 2006, Antioxidant and Free Radical Scavenging
Properties of Twelve Traditionally Used Indian Medicinal Plants, Turk J
Biol 30 (2006) 177-183.
Chabib L, Rizki MI, Aprianto, Zahrah AM. 2014. Pengembangan formulasi dan
evaluasi gummy candies paracetamol untuk anak-anak. J Pharmascience 1.
Bendra, A 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Premna Oblongata Miq.
Dengan Metode DPPH Dan Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Dari
Fraksi Teraktif. (Skripsi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia.
[BSN] Badan Standar Nasional. 2008. SNI 02-3547-2008, Kembang Gula bagian
2: Lunak. ICS 67. 180. 20. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2001. Standar Nasional Indonesia. SNI -3140-
3- 2010. Gula Kristal Putih. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
[DEPKES RI] Departemen Kesehatan 2000. Penetapan Standar Mutu Ekstrak
Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Jendral Pengawasan Makanan: Jakarta.
[DEPKES RI] Departemen Kesehatan 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Eka suryani N., et al.2009. Natrium Benzoat Sebagai Bahan Pengawet Minuman
Isotonik. Universitas Negeri Malang Fakultas MIPA.
Gunawan D dan Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam. Bogor : Penebar Swadaya.
Hasani, 2016. Formulasi Nutrasetikal Sediaan gummy candies Ekstrak Etanol
Daun Kelor (Moringa oleifera L.) dengan Variasi Kadar Manitol-Gelatin.
(Skripsi). Universitas Setia Budi.
43
Imdar, 2010. Optimasi Formula Permen Jelly Rumput Laut (kappaphycus alvarezii)
dan Pendugaan Umur Simpanya dengan Model Pendekatan Kadar Air
Kritis Yang Dimodifikasi. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Judarwanto, W. 2013. 10 Jenis Radikal Bebas Ancam Manusia. http://ipmg-
online.com [30 September 2018].
Kosasih, E., Supriatna, N., Ana, E., 2013. Informasi Singkat Benih Kersen/Talok
(Muntingia calabura L), Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan
Madura.
Koswara, S. (2009). Teknologi Pembuatan Permen. Ebookpangan.com.
Kurniati, ID., Afiani, R., 2017. Ekstrak Buah Kersen (Muntingia calabura) dalam
Menurunkan Jumlah Sel Goblet pada Tikus yang Dipapar Asap Rokok.
Jurnal Kesehatan dan Kedokteran, Vol 13, No 2.
Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Triterenoid dan Steroid. Medan: Jurusan MIPA
Universitas Sumatra Utara.
Muhamad, 2016. Uji Kombinasi Ekstrak Umbi Bit (Beta vulgaris L.) dan Ekstrak
Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Antioksidan
Dengan Merode DPPH Serta Penentuan Kadar Total Fenol. (Skripsi)
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Puewokerto.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif
Jurnal Kesehatan.
Nair, Mala V, Roopalatha. 2013. Phytochemically analysis of successive reextracts
of the leaves of Moringa oleifera L. Int J Pharm and Pharm Scien 5: 629-
643.
Neswati, 2013. Karakteristik Permen Jelly Pepaya (carica papaya L.) dengan
Penambahan Gelatin Sapi. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Andalas.
Novia et al. 2016. Sabun Mandi Cair Antibakteri dari Ekstrak Buah Kersen
(Muntingia calabura L). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Pietta, P-G, Flavonoid As Antioxidant, Reviews, Journal National Product, 1999,
63:1035-1042
Prakash, A., (2001). Antioxidant Activity. Medallion Laboratories-Analytical
Progress.
Presetijo, 2010. Antiokasidan. Smart _Ebook.
44
Richa, 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Dari Ekstrak Petroleum Eter, Etil
Asetat dan Etanol Rhizoma Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)
Dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil). (Skripsi) Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn EM, editor. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Exipients. Ed ke-6. United State of America: Pharmaceutical Press. hlm 48-
661.
Santosa, B. A., et.al. "Characteristics of extrudate from four varieties of corn with
aquadest addition." Indonesian Journal of Agriculture 1.2 (2008)
Sandjaja, S., Budiman, B., Harahap, H., Ernawati, F., Soekatri, M., & Widodo, Y.
et al. (2013). Food consumption and nutritional and biochemical status of
0·5–12-year-old Indonesian children: the SEANUTS study. British Journal
of Nutrition 110:S11–S20.
Sari, Cahyo Indah Permata. 2012. Kualitas Minimum Serbuk Kersen (Muntingia
calabura L) Dengan Variasi Konsentrasi Maltodekstrin dan Ekstrak Kayu
Secang (Caesalpinia sappan L). SI thesis: UAJY.
Sayuti, K.; Rina Yenrina: Antioksidan Alami dan Sintetik; Andalas Univesity Press:
Padang, 2015.
S.M Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Suhaling, 2010. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris L.) dengan Metode DPPH. (Skripsi). Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Unjianto, B. 2011. Sirup Buah Kersen, Penyembuhan Asam Urat. Jakarta: Suara
Merdeka Cybernews.
Verdayanti, T. E. 2009. Uji Efektifitas Jus Buah Kersen terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah pada Tikus Putih. Malang: Universitas Muhaammadiyah.
Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press.
Yunahara et al. 2006. Uji Aktivitas Antioksidan pada Buah Talok (Muntingia
calabura L.) dengan Metode DPPH dan Rancimat. Jakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila.
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 1. Hasil determinasi buah kersen
47
Lampiran 2. Gambar alat & bahan penelitian
48
Lampiran 3. Perhitungan rendemen buah kersen segar halus
Buah segar halus diperoleh dari buah kersen segar yang berbobot 650
gram yang kemudian dihaluskan dengan blander didapatkan simplisia buah kersen
halus dengan bobot 600 gram, rendemen yang didapat sebesar:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =bobot halus (gram)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 segar (𝑔𝑟𝑎𝑚)𝑥 100%
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =600 (gram)
650 (𝑔𝑟𝑎𝑚)𝑥 100%
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 92,30 %
49
Lampiran 4. Perhitungan rendemen ekstrak kental buah kersen
Berat serbuk
(gram)
Berat gelas
kosong
(gram)
Berat gelas +
esktrak
(gram)
Berat ekstrak
(gram)
Prosentase
rendemen
(%)
166,5789
166,4362
176,6937
175,6014
168,1932
168,0683
193,8595
179,9933
183,9394
186,6120
175,1771
176,7146
27,2806
13,5571
7,2457
11,0106
6,9839
8,6463
500 14,94
Total 1021,5717 1096,2959 74,7242
Persentase rendemen ekstrak kental buah kersen adalah sebagai berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =bobot ekstrak (gram)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 (𝑔𝑟𝑎𝑚)𝑥 100%
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =74,7242 (gram)
500 (𝑔𝑟𝑎𝑚)𝑥 100%
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 14,94 %
50
Lampiran 5. Hasil pengujian fitokimia uji tabung ekstrak buah kersen
Tanin alkaloid (mayer) triterpenoid
Flavonoid saponin
51
Lampiran 6. Gambar bahan & hasil pembuatan permen jelly ekstrak buah
kersen
52
Lampiran 7. Data pengujian ph sediaan permen jelly
F1 F2 F3
Parameter:
Keterangan hasil:
Formula Hasil pH
Formula 1 6
Formula 2 6
Formula 3 6
53
Lampiran 8. Kuesioner uji tingkat kesukaan permen jelly ekstrak buah
kersen
Kuesioner Uji Tingkat Kesukaan Permen Jelly Ekstrak Buah Kersen
Nama : Jenis kelamin : L/P
Usia :
Petunjuk:
1. Mengisi identitas diri pada tempat yang telah disediakan.
2. Mengambil 1 permen jelly masing-masing formula, seeblumnya berkumur
terlebih dahulu dengan air putih. Begitu pula ketika mencoba sampel
berikutnya didahulukan berkumur.
3. Berilah tanda centang pada kolom sesuai pendapat
Formula Rasa Kekenyalan Tanggapan
Formula 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Formula 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Formula 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Keterangan:
Rasa : 1: tidak manis
2: manis
3: sangat manis
Kekenyalan : 1: sedikit kenyal
2: kenyal
3: sangat kenyal
Tanggapan : 1: tidak suka
2: suka
3: sangat suka
54
Formula Rasa kekenyalan Tanggapan
Tidak
manis
Manis Sangat
manis
sedikit
kenyal
Kenyal Sangat
kenyal
Tidak
suka
Suka Sangat
suka
Formula 1 - 3 7 7 3 - 8 2 -
Formula 2 - 5 5 4 6 - 4 6 -
Formula 3 - 8 2 - 3 7 - 2 8
55
Lampiran 9. Perhitungan larutan induk DPPH 0,4 mm
Penimbangan serbuk DPPH
Serbuk DPPH untuk uji aktivitas antioksidan ditimbang sesuai perhitungan
sebagai berikut:
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑀) =mol
volume
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑀) =bobot (g)𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝐷𝑃𝑃𝐻
BM DPPH X Volume (liter)
0,4mM =mol
394,32 x 0,1
Bobot serbuk DPPH = 0,0004 x 394,32 x 0,1
= 0,015772 g = 15.772 mg = 15,8 mg
Pembuatan larutan DPPH
Serbuk DPPH ditimbang sebanyak 15,8 mg kemudian dilarutkan dengan
etanol p.a sampai tanda batas labu takar 100 ml. Kemudian dibaca absorbansi
larutan DPPH dan didapatkan nilai absorbansi sebesar 0,772.
56
Lampiran 10. Data perhitungan dan seri konsentrasi vitamin E
pembuatan larutan stok vitamin E dengan menimbang 10 mg dimasukkan
dalam labu takar dan ditambahkan etanol p.a sampai tanda batas 100 ml, sehingga
diperoleh konsentrasi 100 ppm. Kemudian dibuat beberapa seri pengenceran yaitu
1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm.
Perhitungan seri konsentrasi
1. Konsentrasi 1 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 100 ppm = 10 ml. 1 ppm
V1 = 0,1 ml
2. Konsentrasi 2 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 100 ppm = 10 ml. 2 ppm
V1 = 0,2 ml
3. Konsentrasi 3 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 100 ppm = 10 ml. 3 ppm
V1 = 0,3 ml
4. Konsentrasi 4 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 100 ppm = 10 ml. 4 ppm
V1 = 0,4 ml
5. Konsentrasi 5 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 100 ppm = 10 ml. 5 ppm
V1 = 0,5 ml
57
Lampiran 11. Data perhitungan dan pembuatan seri konsentrasi dari larutan
induk ekstrak buah kersen
Pembuatan larutan stok ekstrak buah kersen dengan menimbang 20 mg
dimasukkan dalam labu takar dan ditambahkan etanol p.a sampai tanda batas 100
ml, sehingga diperoleh konsentrasi 200 ppm. Kemudian dibuat beberapa seri
pengenceran yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 40 ppm.
Perhitungan seri konsentrasi
1. Konsentrasi 10 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 200 ppm = 10 ml. 10 ppm
V1 = 0,5 ml
2. Konsentrasi 20 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 200 ppm = 10 ml. 20 ppm
V1 = 1 ml
3. Konsentrasi 30 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 200 ppm = 10 ml. 30 ppm
V1 = 1,5 ml
4. Konsentrasi 40 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 200 ppm = 10 ml. 40 ppm
V1 = 2 ml
5. Konsentrasi 50 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 200 ppm = 10 ml. 50 ppm
V1 = 2,5 ml
58
Lampiran 12. Data perhitungan dan seri konsentrasi permen jelly ekstrak
buah kersen
Pembuatan larutan stok permen jelly ekstrak buah kersen dengan
menimbang 10 ml dimasukkan dalam labu takar dan ditambahkan etanol p.a sampai
tanda batas 25 ml, sehingga diperoleh konsentrasi 400 ppm. Kemudian dibuat
beberapa seri pengenceran yaitu 100 ppm, 120 ppm, 140 ppm, 160 ppm dan 180
ppm.
Perhitungan seri konsentrasi
1. Konsentrasi 100 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 400 ppm = 10 ml. 100 ppm
V1 = 2,5 ml
2. Konsentrasi 120 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 400 ppm = 10 ml. 120 ppm
V1 = 3 ml
3. Konsentrasi 140 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 400 ppm = 10 ml. 140 ppm
V1 = 3,5 ml
4. Konsentrasi 160 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 400 ppm = 10 ml. 160 ppm
V1 = 4 ml
5. Konsentrasi 180 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1. 400 ppm = 10 ml. 180 ppm
V1 = 4,5 ml
59
Lampiran 13. Penentuan panjang gelombang maksimum
60
Lampiran 14. Penentuan operating time
Time (minute) Raw Data Raw Data
0 0,586 0,587
1 0,586 0,587
2 0,586
3 0,587
4 0,587
5 0,587
6 0,587
7 0,587
8 0,588
9 0,588
10 0,588
11 0,588
12 0,588
13 0,588
14 0,588
15 0,589
16 0,589
17 0,589
18 0,588
19 0,589
20 0,589
21 0,589
22 0,589
23 0,589
24 0,590
25 0,590
26 0,590
27 0,590
28 0,590
29 0,590
30 0,590
61
Lampiran 15. Hasil pengujian aktivitas antioksidan vitamin E
Absorbansi blanko (DPPH) = 0,772
% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =absorbansi blanko−absorbansi sampel
absorbansi blanko x 100%
Konsentrasi (ppm) Absorbansi sampel % inhibisi Rata-rata
1
0,673 12,82
12,82 0,676 12,43
0,670 13,21
2
0,657 14,90
15,54 0,650 15,80
0,649 15,93
3
0,617 22,80
21,78 0,617 22,80
0,620 19,68
4
0,596 27,80
24,46 0,599 22,40
0,593 23,18
5
0,560 27,46
27,28 0,561 27,33
0,563 27,07
Perhitungan %inhibisi
1. Konsentrasi 1 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,673
0,772𝑥 100 = 12,82%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,676
0,772𝑥 100 = 12,43%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,670
0,772𝑥 100 = 13,21%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 12,82 %
62
2. Konsentrasi 2 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,657
0,772𝑥 100 = 14,90%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,650
0,772𝑥 100 = 15,80%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,649
0,772𝑥 100 = 15,93%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 15,54 %
3. Konsentrasi 3 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,617
0,772𝑥 100 = 22,80%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,617
0,772𝑥 100 = 22,80%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,620
0,772𝑥 100 = 19,68%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 21,78 %
4. Konsentrasi 4 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,596
0,772𝑥 100 = 27,80%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,599
0,772𝑥 100 = 22,40%
63
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,593
0,772𝑥 100 = 23,18%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 24,46 %
5. Konsentrasi 5 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,560
0,772𝑥 100 = 27,46%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,561
0,772𝑥 100 = 27,33%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,563
0,772𝑥 100 = 27,07%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 27,28 %
hasil perhitungan regresi linier konsentrasi dengan % inhibisi diperoleh nilai:
persamaan regresi y = a+bx
a = 9,024
b = 3,784
r = 0,9876
y = a + bx
50 = 9,024 + 3,784
x = (50 – 9,024) /3,874
x = 10,82 ppm
64
Lampiran 16. Hasil pegujian aktivitas antioksidan ekstrak buah kersen
Absorbansi blanko (DPPH) = 0,772
% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =absorbansi blanko−absorbansi sampel
absorbansi blanko x 100%
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % inhibisi Rata-rata
10
0,675 12,56
12,51 0,677 12,30
0,674 12,69
20
0,634 17,87
17,91 0,633 18,00
0,634 17,87
30
0,543 29,66
29,87 0,540 30,05
0,541 29,92
40
0,539 30,18
30,26 0,540 30,05
0,536 30,56
50
0,499 35,36
37,51 0,450 41,70
0,498 35,49
Perhitungan %inhibisi
1. Konsentrasi 10 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,675
0,772𝑥 100 = 12,56%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,677
0,772𝑥 100 = 12,30%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,674
0,772𝑥 100 = 12,69%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 12,51 %
2. Konsentrasi 20 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,634
0,772𝑥 100 = 17,87%
65
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,633
0,772𝑥 100 = 18,00%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,634
0,772𝑥 100 = 17,87%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 17,91 %
3. Konsentrasi 30 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,543
0,772𝑥 100 = 29,66%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,540
0,772𝑥 100 = 30,05%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,541
0,772𝑥 100 = 29,92%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 29,87 %
4. Konsentrasi 40 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,539
0,772𝑥 100 = 30,18%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,540
0,772𝑥 100 = 30,05%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,536
0,772𝑥 100 = 30,56%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 30,26 %
5. Konsentrasi 50 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,499
0,772𝑥 100 = 35,36%
66
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,450
0,772𝑥 100 = 41,70%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,498
0,772𝑥 100 = 35,49%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 37,51 %
hasil perhitungan regresi linier konsentrasi dengan % inhibisi diperoleh nilai:
persamaan regresi y = a+bx
a = 6,785
b = 0,6235
r = 0,9768
y = a + bx
50 = 6,785 + 0,6235
x = (50 – 6,785) /0,6235
x = 69,31 ppm
67
Lampiran 17. Hasil pengujian aktivitas antioksidan permen jelly ekstrak buah
kersen
1. Formula 1
Absorbansi blanko (DPPH) = 0,772
% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =absorbansi blanko−absorbansi sampel
absorbansi blanko x 100%
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % inhibisi Rata-rata
100
0,690 10,62
10,62 0,689 10,75
0,691 10,49
120
0,652 15,54
15,75 0,650 15,80
0,649 15,93
140
0,599 22,41
22,36 0,600 22,27
0,599 22,41
160
0,562 27,20
27,24 0,561 27,33
0,562 27,20
180
0,517 33,03
33,07 0,517 33,03
0,516 33,16
Perhitungan %inhibisi
1. Konsentrasi 100 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,690
0,772𝑥 100 = 10,62%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,689
0,772𝑥 100 = 10,75%
68
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,691
0,772𝑥 100 = 10,49%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 10,62 %
2. Konsentrasi 120 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,652
0,772𝑥 100 = 15,54%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,650
0,772𝑥 100 = 15,80%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,649
0,772𝑥 100 = 15,93%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 15,75 %
3. Konsentrasi 140 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0599
0,772𝑥 100 = 22,41%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,600
0,772𝑥 100 = 22,27%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,599
0,772𝑥 100 = 22,41%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 22,36 %
4. Konsentrasi 160 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,562
0,772𝑥 100 = 27,20%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,561
0,772𝑥 100 = 27,33%
69
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,562
0,772𝑥 100 = 27,20%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 27,24 %
5. Konsentrasi 180 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,517
0,772𝑥 100 = 33,03%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,517
0,772𝑥 100 = 33,03%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,516
0,772𝑥 100 = 33,16%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 33,07 %
hasil perhitungan regresi linier konsentrasi dengan % inhibisi diperoleh nilai:
persamaan regresi y = a+bx
a = - 17,665
b = 0,2820
r = 0,999
y = a + bx
50 = - 17,665+ 0, 0,2820x
x = (50 + 17,665) /0,2820
x = 239,957 ppm
70
2. Formula 2
Absorbansi blanko (DPPH) = 0,772
% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =absorbansi blanko−absorbansi sampel
absorbansi blanko x 100%
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % inhibisi Rata-rata
100
0,688 10,88
10,88 0,688 10,88
0,688 10,88
120
0,649 15,93
15,92 0,651 15,67
0,647 16,19
140
0,594 23,05
22,83 0,598 22,53
0,595 22,92
160
0,559 27,59
27,63 0,560 27,46
0,557 27,84
180
0,524 32,12
32,25 0,524 32,12
0,521 32,51
Perhitungan %inhibisi
1. Konsentrasi 100 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,688
0,772𝑥 100 = 10,88%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,688
0,772𝑥 100 = 10,88%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,688
0,772𝑥 100 = 10,88%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 10,88 %
71
2. Konsentrasi 120 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,649
0,772𝑥 100 = 15,93%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,651
0,772𝑥 100 = 15,67%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,647
0,772𝑥 100 = 16,19%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 15,92 %
3. Konsentrasi 140 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,594
0,772𝑥 100 = 23,05%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,598
0,772𝑥 100 = 22,53%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,595
0,772𝑥 100 = 22,92%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 22,63 %
4. Konsentrasi 160 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,559
0,772𝑥 100 = 27,59%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,560
0,772𝑥 100 = 27,46%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,557
0,772𝑥 100 = 27,84%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 27,63 %
72
5. Konsentrasi 180 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,524
0,772𝑥 100 = 32,12%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,524
0,772𝑥 100 = 32,12%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,521
0,772𝑥 100 = 32,51%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 32,25 %
Hasil perhitungan regresi linier konsentrasi dengan % inhibisi diperoleh nilai:
persamaan regresi y = a+bx
a = - 16,213
b = 0,2722
r = 0,9974
y = a + bx
50 = - 16,213+ 0,2722x
x = (50 + 16,213) /0,2722
x = 243,251 ppm
73
3. Formula 3
Absorbansi blanko (DPPH) = 0,772
% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =absorbansi blanko−absorbansi sampel
absorbansi blanko x 100%
Konsentrasi (ppm) Absorbansi % inhibisi Rata-rata
100
0,686 11,32
10,94 0,689 10,75
0,689 10,75
120
0,641 16,96
16,96 0,641 16,96
0,641 16,96
140
0,590 23,57
23,61 0,588 23,83
0,591 23,44
160
0,555 28,10
27,92 0,557 27,84
0,557 27,84
180
0,512 33,67
33,71 0,512 33,67
0,511 33,80
Perhitungan % inhibisi
1. Konsentrasi 100 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,686
0,772𝑥 100 = 11,32%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,689
0,772𝑥 100 = 10,75%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,689
0,772𝑥 100 = 10,75%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 10,94 %
74
2. Konsentrasi 120 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,641
0,772𝑥 100 = 16,96%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,641
0,772𝑥 100 = 16,96%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,641
0,772𝑥 100 = 16,96%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 16,96 %
3. Konsentrasi 140 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,590
0,772𝑥 100 = 23,57%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,588
0,772𝑥 100 = 23,83%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,591
0,772𝑥 100 = 23,44%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 23,61 %
4. Konsentrasi 160 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,555
0,772𝑥 100 = 28,10%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,557
0,772𝑥 100 = 27,84%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,557
0,772𝑥 100 = 27,84%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 27,92 %
75
5. Konsentrasi 180 ppm
Absorbansi 1
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,512
0,772𝑥 100 = 33,67%
Absorbansi 2
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,512
0,772𝑥 100 = 33,67%
Absorbansi 3
%𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 =0,772 − 0,511
0,772𝑥 100 = 33,80%
𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 = 33,71 %
hasil perhitungan regresi linier konsentrasi dengan % inhibisi diperoleh nilai:
persamaan regresi y = a+bx
a = -16,922
b = 0,2825
r = 0,9979
y = a + bx
50 = -16,922+ 0,2825x
x = (50 + 16,922) /0,2825
x = 236,892 ppm
76
Lampiran 18. Hasil uji SPSS aktivitas antioksidan
77
top related