bab v praktik penerapan kode etik jurnalistik pada ......wawancara dengan setiawan hendra kelana...
Post on 05-Mar-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
43
BAB V
PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA
WARTAWAN SIBER Di SuaraMerdeka.com
5.1. Media Siber SuaraMerdeka.com
Setelah melakukan penelitian , peneliti mendapatkan berbagai arsip
dokumen dan temuan hasil penelitian tentang media siber SuaraMerdeka.com
. Media siber SuaraMerdeka.com merupakan sebuah portal berita yang
dinaungi oleh media surat kabar Suara Merdeka. SuaraMerdeka.com menjadi
sebuah ruang pemberitaan dari surat kabar dan jurnalisme siber. Berita yang
diunggah ke media cetak akan diunggah pula secara ringkas di
SuaraMerdeka.com . Munculnya portal media SuaraMerdeka.com dari surat
kabar ini, secara tidak langsung menunjukan bahwa dunia surat kabar telah
menyadari bahwa mereka perlu melakukan inovasi-inovasi dan mengikuti
perkembangan yang ada saat ini.
Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa “Semula,
SuaraMerdeka.com menjadi pelengkap untuk menyajikan informasi untuk
masyarakat jawa tengah yang jauh dari jawa tengah dan masyarakat yang
mampu menggunakan komputer serta mengakses internet. Namun semakin
kesini, media siber akan menjadi media masa depan maka tujuannya pun ikut
berkembang dan direvisi, bukan lagi memindahkan media cetak ke siber tetapi
harus betul-betul siap menjadi media masa depan. Kita tidak akan tahu sampai
kapan media cetak bertahan, namun ketika mungkin 20-30 tahun lagi
masyarakat sudah tidak mau membaca koran dalam bentuk kertas bahkan
44
pemerintah melarang menebang pohon untuk dijadikan kertas jadi koran.
Maka kita harus siapkan dari sekarang.”1
Selain itu, wartawan media siber pun tetap menggunggah berita
terbaru secara langsung melalui portal berita SuaraMerdeka.com .
SuaraMerdeka.com mampu menjadi solusi terhadap kendala jarak dan waktu
untuk pembaca berita cetak Suara Merdeka. SuaraMerdeka.com menyajikan
aspek kecepatan sehingga berita selalu diperbaharui. Jurnalisme siber menjadi
pilihan baru masyarakat dengan kemudahan akses melalui komputer dan
ponsel cerdas , cepat, murah, dan fitur lengkap yang tersedia di portal berita
SuaraMerdeka.com ditambah lagi dapat berinteraksi dengan sesame pembaca
melalui kolom komentar.
SuaraMerdeka.com menyajikan portal berita yang menarik. Segmen
berita yang disajikan seperti Hiburan, Pilkada Serentak, Otomotif, Olahraga,
Bisnis, Pringgitan, Mancanegara, Travel, Ekspresi, Liputan Khusus, SM
Cetak, dan SMTV. Segmen SuaraMerdeka.com yang membedakan portal
berita siber lainnya adalah Pringgitan, Ekspresi dan SM Cetak. Pringgitan
sendiri berisikan berita bernuansa tradisional atau budaya jawa yang dikemas
dan disajikan untu k masyarakat jawa tengah dan nasional. Ekspresi
merupakan ruang khusus yang berisikan segmen tersendiri bagi anak muda
untuk mendapatkan informasi seputar selebritis, artikel-artikel yang
bermanfaat dan berbagai liputan acara anak muda.
Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa “Suara Merdeka
memang memposisikan sebagai media perekat warga Jawa Tengah . maka
kami lebih menonjolkan segmen berita-berita Jawa Tengah. Meskipun kami
tidak meninggalkan isu-isu nasional dan internasional yang memang sedang
1 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi sibe
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017
45
besar diberitakan. Kami memiliki fokus utama yaitu berita jawa tengah. Jika
SuaraMerdeka.com memilih dengan berita berita besar maka kami akan kalah
bersaing dengan media siber seperti detik.com, kompas.com dan sebagainya.
Mereka memang buat nasional dengan jaringan nasional , kelemahan mereka
adalah jaringan lokalnya. Maka kami ambil celah disitu.” Jelasnya.2
Selain, membahas profil SuaraMerdeka.com , Pimpinan Redaksi juga
menjelaskan kriteria seorang wartawan siber SuaraMerdeka.com . Beliau
menyampaikan bahwa ”Untuk wartawan SuaraMerdeka.com ialah jangan
gaptek, mereka mampu untuk menggunakan media siber dan ponsel cerdas
sesuai dengan teknologi masa kini. Sehingga, ketika melihat peristiwa yang
ada segara melaporkan dan meliput dengan cek and ricek fakta lapangan,
konfirmasi yang pasti. Saya suka wartawan siber yang aktif di sosial
media,mereka tahu perkembangan, selain itu, mereka harus mengetahui
perkembangan media siber lainnya. Sehingga, medapatkan banyak informasi
yang mungkin belum diketahui. Kita harus melakukan komparasi dengan
media lainnya maka kita mengetahui keunggulan media lain dan kita tahu
kekurangan media yang kita geluti setiap harinya. Secara umum, wartawan
harus paham Kode Etik Jurnalistik, mereka juga harus responsif. Ponsel
cerdas saat ini harus mereka manfaatkan untuk tulis berita. Semua wartawan
SuaraMerdeka.com menggunakan piranti ponsel cerdas untuk liputan.”
Jelasnya.3
Kriteria yang diutamakan adalah seorang wartawan yang mengikuti
perkembangan zaman, memahami rivalitas perkembangan portal berita media
siber lainnya, serta mampu menjalankan dasar-dasar profesinya, seperti
2 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017 3 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017
46
Hukum Pers, Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Media Siber serta
Konvergensi Media.
5.2. Pedoman Media Siber sebagai Landasan resmi berjalannya
SuaraMerdeka.com
Media siber cepat berkembang seiring dengan minat masyarakat
terhadap teknologi internet yang semakin tinggi. Kondisi tersebut terjadi
karena akses masyarakat untuk menggunakan internet semakin mudah. media
siber belum memiliki aturan main yang memadai. Media siber masih
membuntuti aturan main yang dimiliki media massa yang telah hadir lebih
dulu. Hal tersebut sepenuhnya tidak salah. Walaupun begitu, aturan main
tersendiri bagi media siber sangat dirasa perlu. Hal itu karena setiap media
massa memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga, aturan yang ada harus
sesuai dengan karakteristik tersebut
Setiawan Hendra Kelana menyampaikan pendapatnya bahwa “Saya
selalu menyampaikan kepada wartawan, di dalam pedoman media siber itu
banyak hal yang mengatur dan membatasi namun memberikan keleluasaan
juga dalam menjalankan profesi sebagai wartawan siber. Misalnya, berita
yang aktual dan baru saja terjadi bisa langsung diunggah ke media bila
memang belum ada konfirmasi dari pihak-pihak yang berwenang berita
tersebut bisa naik lagi sebagai berita terkait. Wartawan sangat dimudahkan
dengan hadirnya pedoman media siber tersebut. pedoman ini juga disusun
oleh dewan pers dan para pengelola sehingga tetap menjadi salah satu
pegangan wartawan”4
4 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017
47
PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan
kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari
kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers.
Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman
agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi,
hak, dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi
pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan
Media Siber sebagai berikut;
1. Ruang Lingkup
a. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan
wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta
memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan
Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi
yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara
lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk
unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum,
komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.
48
2. Verifikasi dan keberimbangan berita
a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.
b. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang
sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.
c. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:
1) Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat mendesak;
2) Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan identitasnya,
kredibel dan kompeten;
3) Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui keberadaannya dan atau
tidak dapat diwawancarai;
4) Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut masih
memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu secepatnya.
Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung dan
menggunakan huruf miring.
d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya
verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada
berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi.
3. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)
a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan
Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999
tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.
b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi
keanggotaan dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat
mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai log-in
akan diatur lebih lanjut.
49
c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi
persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:
1) Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul;
2) Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian
terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta
menganjurkan tindakan kekerasan;
3) Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin
dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit,
cacat jiwa, atau cacat jasmani.
d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau
menghapus Isi Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c).
e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan
Pengguna yang dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme
tersebut harus disediakan di tempat yang dengan mudah dapat diakses
pengguna.
f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan
koreksi setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan
butir (c), sesegera mungkin secara proporsional selambat-lambatnya 2 x 24
jam setelah pengaduan diterima.
g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f)
tidak dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat
pemuatan isi yang melanggar ketentuan pada butir (c).
h. Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan
bila tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana
tersebut pada butir (f).
50
4. Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab
a. Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers,
Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan
Pers.
b. Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang
diralat, dikoreksi atau yang diberi hak jawab.
c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan
waktu pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut.
d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain,
maka:
1) Tanggung jawab media siber pembuat berita terbatas pada berita yang
dipublikasikan di media siber tersebut atau media siber yang berada di
bawah otoritas teknisnya;
2) Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga harus
dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita dari media siber
yang dikoreksi itu;
3) Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber dan tidak
melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan oleh media siber
pemilik dan atau pembuat berita tersebut, bertanggung jawab penuh atas
semua akibat hukum dari berita yang tidak dikoreksinya itu.
e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani
hak jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak
Rp500.000.000 (Lima ratus juta rupiah).
51
5.3. Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang Dilakukan
SuaraMerdeka.com
5. Pencabutan Berita
a. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan
penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA,
kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau
berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.
b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media
asal yang telah dicabut.
c. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan
diumumkan kepada publik.
6. Iklan
a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan
iklan.
b. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wajib
mencantumkan keterangan 'advertorial', 'iklan', 'ads', 'sponsored', atau kata
lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.
7. Hak Cipta
Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Pencantuman Pedoman
Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini di
medianya secara terang dan jelas.
9. Sengketa
Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman Pemberitaan
Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.
Jakarta, 3 Februari 2012
(Pedoman ini ditandatangani oleh Dewan Pers dan komunitas pers di Jakarta, 3
Februari 2012).1
52
5.3. Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang Dilakukan SuaraMerdeka.com
Berikut ini merupakan salah satu kasus yang diperoleh dari Arsip
Dokumen Suara Merdeka.com , tanggal 31 Mei 2017 yang menjerat
SuaraMerdeka.com secara rinci melalui arsip dokumen perusahaan yang
diberikan pada peneliti, sebagai berikut :
Myra dan Ktut Tolak Disebut Diberhentikan Tidak Hormat
JAKARTA, SuaraMerdeka.com - Myra Diarsi dan I Ktut Sudiharsa, mantan
anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Myra Diarsi dan I Ktut
Sudiharsa membantah pemberitaan yang menyebutkan keduanya diberhentikan
dengan tidak hormat seperti yang diberitakan SuaraMerdeka.com tanggal 30
Oktober 2010 lalu, dengan judul "Lima dari Delapan Calon Anggota LPSK
Bermasalah".
Dewan pers pun menggelar mediasi pihak redaksi SuaraMerdeka.com
dengan Myra dan Ktut terkait pemberitaan tersebut, Rabu (11/1), di kantor Dewan
Pers. "Faktanya adalah tidak benar kami diberhentikan secara tidak hormat," kata
Myra di hadapan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers
Agus Sudibyo, Leo Batubara, dan Bekti Nugroho.
Myra dan Ktut juga meminta SuaraMerdeka.com memuat hak jawab,
sebagaimana telah dilakukan sejumlah media siber lainnya yang juga memuat
berita yang sama dari sumber yang sama. 1
53
Berikut Surat Hak Jawab dari Myra Diarsi dan I Ktut Sudiharsa:
Terkait pemberitaan media siber www.SuaraMerdeka.com berjudul “Lima dari
Delapan Calon Anggota LPSK Bermasalah” edisi 30 Oktober 2011 yang menyangkut
nama saya, Myra Diarsi dan Ktut Sudiharsa yang sama sekali tidak berdasarkan fakta
yang benar dan dimuat tanpa melakukan verifikasi ataupun klarifikasi kepada kami
sebagaimana seharusnya menjadi kaidah etik kerja jurnalisme seperti yang tercantum
di dalam Kode Etik Jurnalistik 2006. Tindakan pemberitaan dan pemuatan di media
siber SuaraMerdeka.com telah melanggar etik profesi jurnalistik mengenai
keberimbangan sumber berita, dan memuat opini yang bersifat menghakimi.
Faktanya adalah tidak benar kami diberhentikan secara tidak hormat, hal ini
sesuai dengan Keputusan Presiden No.39/P 2010 tentang Pemberhentian Anggota
LPSK Tgl 5 April 2010, an. I Ktut Sudiharsa, SH, MSi dan Dra. Myra Diarsi, MA.
Selain itu perlu diketahui bahwa proses pemberhentian kami tidak mengikuti prosedur
pasal 23 dan pasal 25 UU No. 13/ 2006 tentang Perlindungan Saksi Korban.
Untuk pemberhentian anggota LPSK ditentukan dengan menyelenggarakan Sidang
Paripurna yaitu bersidangnya 7 orang anggota LPSK untuk membuat Keputusan yang
bersifat institusional sesuai dengan Peraturan Presiden No. 30 tahun 2009 tentang Tata
Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota LPSK. Faktanya, LPSK tanpa dua
orang anggotanya (Dra. Myra Diarsi, MA dan I Ktut Sudiharsa, S.H, Msi) membentuk
Majelis Pemeriksa - -yang pembentukannya tidak memiliki dasar hukum-- yang
mengeluarkan Putusan Majelis yang bersifat non institusional, namun dianggap
sebagai Keputusan Sidang Paripurna LPSK.
Pemberitaan tanpa uji informasi (verifikasi) tersebut telah kami adukan kepada
Dewan Pers pada 10 November 2011, dan pada tanggal 11 Januari 2012 Dewan Pers
telah memfasilitasi proses mediasi. Pertemuan berlangsung baik dengan pembahasan
yang mengedepankan fairness dan kebenaran informasi publik sebagaimana
dimandatkan KODE ETIK JURNALISTIK 2006, serta menyepakati penyelesaian
yang lazim dilakukan yakni hak jawab dan permintaan maaf.
Jakarta, 11 Januari 2012
Dra MYRA DIARSI, MA dan I KTUT SUDIHARSA, SH, Msi
54
KRONOLOGIS FAKTA
TIM ETIK
1. Tanggal 3 November 2009 diperdengarkannya rekaman percakapan
antara I Ktut Sudiharsa dan Anggodo Widjoyo di Mahkamah Konstitusi.
2. Tanggal 5 November 2009 LPSK menggelar Rapat Paripurna guna
meminta klarifikasi I Ktut Sudiharsa dan Myra Diarsi (namanya disebut dalam
percakapan dan rekaman tersebut)
3. Tanggal 23 November 2009 LPSK menggelar Rapat Paripurna
memutuskan membentuk tim Etik berdasarkan hasil temuan Tim 8.
4. Tanggal 30 November 2009 LPSK menggelar Rapat Paripurna dan
mengeluarkan Surat Keputusan LPSK Tentang Pembentukan Tim Etik LPSK dan
Surat Keputusan LPSK Tentang Pembebastugasan Sementara atas jabatan Nama I Ktut
Sudiharsa dan Myra Diarsi tertanggal 1 Desember 2009.
5. Dasar rapat paripurna dan pengeluaran SK pada point 4, yakni:
a. ketentuan Pasal 26 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 yang
menyebutkan bahwa keputusan LPSK diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat dan dalam hal keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dicapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak
b. Desakan dari masyarakat untuk segera membentuk Dewan Etik
terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan IKS dan MD dalam rekaman
tersebut.
c. Surat pernyataan sikap dari masing-masing Anggota LPSK terhadap
dugaan pelanggaran yang dilakukan IKS dan MD dalam rekaman tersebut..
6. Tim Etik LPSK yang terdiri dari Prof. Harkristuti Harkrisnowo, SH,
MA, Ph.D., Abdul Hakim Garuda Nusantara, SH, LL.M, Prof. Drs. Adrianus Eliasta
Meliala, MSi, MSc, Ph.D, DR. Teguh Soedarsono, S.IK, SH, MSi, dan RM. Sindhu
Krishno, Bc. IP, SH, MH mulai bekerja sejak 1 Desember 2009 sampai 21 Januari
2010.
7. Hasil Rekomendasi Tim Etik:
a. Tim etik menyimpulkan bahwa IKS dan MD telah melakukan
pelanggaran Etika menurut aspek keseimbangan, keharusan, maupun kepantasan.
b. IKS dan MD telah melakukan pemberian “personal service” (pelayanan
individual istimewa yang dinilai tidak wajar).
55
c. Sangat patut disesalkan sikap IKS yang tidak mengakui
kesalahannya, selalu membela diri dengan menggunakan dasar hukum
serta merasa diri benar sendiri.
d. MD sebagai Penanggungjawab Bidang Perlindungan LPSK
secara sadar melakukan pembenaran dan pengesahan semua tindakan-
tindakan yang dilakukan IKS sebagai lingkup tanggung jawabnya.
e. Tindakan IKS dan MD termasuk perbuatan tercela dan dapat
berimplikasi mencemarkan keberadaan LPSK sebagai lembaga yang
seharusnya dijunjung martabat dan reputasi, ekmandirian, serta
kredibilitas sesuai norma Pasal 24 huruf e UU Nomor 13 Tahun 2006
tentang Perlindungan Saksi dan Korban dan Pasal 4 huruf e Perpres
Nomor 30 Tahun 2009.
MAJELIS PEMERIKSA DAN SIDANG PARIPURNA
1. 26 Januari 2010 LPSK menggelar rapat Paripurna untuk
membahas hasil rekomendasi tim etik. Hasil dari Rapat Paripurna
memutuskan menyetujui rekomendasi Tim Etik dan menindaklanjuti
dengan membentuk Majelis Pemeriksa sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Tata Cara
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban Jo Peraturan LPSK Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pemeriksaan dan Pemberhentian Anggota Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban.
2. Dasar hukum pembentukan Majelis Pemeriksa yakni
ketentuan Pasal 2 Peraturan LPSK Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Tatacara Pemeriksaan dan Pemberhentian Anggota Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban dimana menyebutkan Ketua dan/atau
Wakil Ketua wajib menyelenggarakan Rapat Paripurna yang membahas
dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota LPSK berdasarkan
temuan Tim yang berindikasi kuat telah terjadi pelanggaran.
3. 2 Februari 2010, LPSK membentuk Majelis Pemeriksa yang
terdiri dari DR. Akil Muchtar, SH, MH, Prof. Koesparmono Irsan, SH,
MH, MBA, Dr. Bambang Widjojanto, SH, LLM, Abdul Haris
Semendawai, SH, LLM, dan Lies Sulistiani, SH, MH. Majelis Pemeriksa
bekerja sejak tanggal 2 Februari 2010 sampai tanggal 3 Maret 2010.
56
4. Putusan Majelis Pemeriksa:
a. Menyatakan IKS dan MD terbukti secara sah
dan meyakinkan telah melakukan perbuatan tercela berupa
tindakan yang mencemarkan martabat dan reputasi serta
mengurangi kemandirian dan kredibilitas LPSK.
b. Menyatakan tindakan IKS dan MD telah
terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 24 huruf
e UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang perlindunagn Saksi dan
Korban dan Pasal 4 huruf e Perpress Niomor 30 tahun 2009.
c. Menyatakan IKS dan MD harus diberhentikan
sebagai Anggota LPSK.
5. 4 Maret 2010, LPSK menggelar rapat paripurna guna
membahas putusan Majelis Pemeriksa dan Rapat Paripurna
menyepakati hal-hal sebagaimana berikut:
a. Menyepakati untuk setuju atas Putusan Sidang
Paripurna pada tanggal 3 Maret 2010.
b. Menyepakati segera menindaklanjuti hasil
Putusan Majelis Pemeriksa tentang Pemberhentian I Ktut
Sudiharsa, SH, MSi dan Dra. Myra Diarsi, MA sebagai
Anggota LPSK kepada Presiden RI.
c. Menyepakati Pembebastugasan Sementara atas
nama I Ktut Sudiharsa dan Dra. Myra Diarsi, MA pada
jabatannya berdasarkan Surat Keputusan Nomor: KEP-035/I/
LPSK/12/2009 telah berakhir.
d. Membebastugaskan I Ktut Sudiharsa dan Myra
Diarsi dalam jabatannya sesuai ketentuan Peraturan LPSK
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tatacara Pemeriksaan dan
Pemberhentian Anggota LPSK.
6. 10 Maret 2010 LPSK telah menyampaikan surat
usulan pemberhentian I Ktut Sudiharsa dan Myra Diarsi kepada
Presiden.
Jakarta, 10 Maret 2010
57
Beberapa Pasal Kode Etik Jurnalistik yang terkait atau dituduhkan
kepada SuaraMerdeka.com dengan hal ini adalah :
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang
akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Berita yang diangkat oleh SuaraMerdeka.com menimbulkan persepsi
bahwa wartawan SuaraMerdeka.com tidak menghasilkan berita yang akurat
dan beritikad buruk terhadap I Ktut Sudiharsa dan Dra. Myra Diarsi, MA.
Padahal, wartawan SuaraMerdeka.com memiliki bukti yang kuat melalui
rekaman percakapan antara I Ktut Sudiharsa dan Anggodo Widjoyo di
Mahkamah Konstitusi. sehingga, permasalahan ini dapat diselesaikan oleh
Iwan kelana selaku Pimpinan Redaksi media siber.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara
berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi,
serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Wartawan SuaraMerdeka.com dianggap melanggar pasal ke 3 yaitu
tidak menguji informasi, tidak memberitakan secara berimbang dan
memasukan opini terhadap berita yang terkait dengan Myra Diarsi dan I Ktut
Sudiharsa membantah pemberitaan yang menyebutkan keduanya
diberhentikan dengan tidak hormat atau dipecat. Namun, wartawan sebelum
menulis berita tersebut telah melakukan kroscek dilapangan.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional.
58
Pasal ini diberlakukan oleh SuaraMerdeka.com dengan memasukan
surat hak jawab Myra Diarsi dan I Ktut Sudiharsake portal berita dan surat
kabar Suara Merdeka. Proses mediasi dan hukum juga dijalankan oleh
SuaraMerdeka.com . banyak sekali media siber lokal dan nasional yang
tersandung kasus pelanggaran ini karena penggunaan kata ‘dipecat’.
Contohnya saja, Kompas.com.
5.4. Data Pribadi Dua Wartawan Media Siber SuaraMerdeka.com
Setelah meminta ijin melakukan penelitian di Suara
Merdeka.com, Setiawan Hendra Kelana selaku pimpinan redaksi
memilih kedua wartawan yang beliau anggap berkompetensi untuk di
teliti oleh peneliti. Kedua wartawan tersebut memiliki jenjang karir
atau pengalaman kerja di media sebelumnya. Selain itu Pimpinan
Redaksi memilih kedua wartawan yang segmen berita yang dicari
sangat berbeda.
Data Pribadi Adib Auliawan Herlambang
Nama : Adib Auliawan Herlambang
Jenis Kelamin : Pria
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal / 4 November 1988
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Agama : Islam
Hobi : Olahraga (basket dan lari)
Nomor HP : 0856-4126-4743, 0882-1530-8491
E-Mail : adibauliawan@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Tahun 1994-2000 SD Negeri Mangkukusuman 7 Tegal
Tahun 2000-2003 SMP Negeri 1 tegal
59
Tahun 2003-2006 SMA Negeri 4 Tegal
Tahun 2006-2010 Program Studi Diploma (D-
3),Jurusan Hubungan Masyarakat / Public Relations, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang,
Tahun 2010-2012 Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi,
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang
Pengalaman Kerja
Tahun 2008 Magang di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang, sebagai Humas.
Tahun 2010 – 2011 Bekerja di Olga! Magazine Semarang,
sebagai Repoter.
Tahun 2011 – Sekarang Bekerja di Suara Merdeka Siber
(SuaraMerdeka.com ), sebagai Repoter / Editor.
Data Pribadi Phutut Ami Luhur.
Nama : Phutut Ami Luhur
Jenis Kelamin : Pria
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang / 21 Januari 1980
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
60
Hobi : Nonton Film
Nomor HP : 0821-3375-7824
E-Mail : phutut.ami.luhur@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Tahun 1986-1992 SD Kalibanteng Kidul 1 Semarang
Tahun 1992-1995 SMP Negeri 19 Semarang
Tahun 1995-1998 SMA Negeri 7 Semarang
Tahun 1999-2003 Program Studi Diploma (D-
3),Jurusan Hubungan Masyarakat / Public Relations, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang
Tahun 2005-2010 Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro,
Semarang
Pengalaman Kerja
Tahun 2004 Radio channel 99 sebagai Program Officer
Tahun 2009 Wartawan Harian Semarang
Tahun 2009-2014 Wartawan Tribun Jojga dan Tribun Jateng (ikut
mendirikan)
Tahun 2014 sampai sekarang Wartawan di media siber
SuaraMerdeka.com
61
5.5. Penerapan Kode Etik Jurnalistik dan Wartawan
SuaraMerdeka.com
Hasil penelitian yang didapat, wartawan SuaraMerdeka.com telah
menjalankan keempat kriteria profesional tersebut. Wartawan SuaraMerdeka.com
membebaskan kedua wartawan yang peneliti pilih untuk melakukan kegiatan
liputan sesuai dengan keinginan hati Nurani mereka memilih topik yang akan
dijadikan sebuah karya jurnalistik, jika memang hasil liputan tidak disetujui berita
tidak diunggah ke media siber. Kebebasan Pers sudah berlaku bagi kedua
wartawan tersebut. seperti yang dilakukan Phutut dalam kesehariannya mencari 3
berita dengan topik yang berbeda. Mulai dari politik,ekonomi dan pendidikan.
Meskipun demikian, kebebasan di sini dibatasi dengan kewajiban dan
mempertimbangkan secara matang, bertukar pikiran dengan pimpinan redaksi
juga sering dilakukan.
KODE ETIK JURNALISTIK Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia
yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana
masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna
memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga
menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman
masyarakat, dan norma-norma agama.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers
menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan
terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk menjamin kemerdekaan
pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar,
wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai
pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan
integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia
menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:
62
Setiawan Hendra kelana selaku Pimpinan redaksi menyampaikan
aktivitas yang dilakukan para wartawan siber di SuaraMerdeka.com bahwa “:
Jika reporter, tugas utamanya adalah mencari berita hingga menulis. Redaktur
tugasnya meng-edit berita yang tulis reporter. Di media siber, ketika berita
sudah sampai di redaktur maka berita bisa langsung di unggah ke Portal Berita
siber. Kembali lagi kami mengejar kecepatan. Kebetulan, media siber
SuaraMerdeka.com uniklah, kami punya Adip yang bisa merangkap sebagai
editor dan wartawan yang bisa mencari berita. Hal ini berkaitan dengan
wartawan madya yang dijabatnya melalui standar kompetensi yang
diselenggarakan PWI. Semua profesi harus professional termasuk wartawan.
Uji kompetensi perusahaan media, organisasi kewartawan yang diakui seperti
PWI, AJI,IJTV dan wartawan itu sendiri. Hal ini tidak mudah, layaknya partai
yang harus diverifikasi. Untuk uji kompetensi wartawan, ada 3 yaitu
wartawan muda, wartawan madya, dan wartawan utama. Reporter biasanya
wartawan muda, editor wartawan madya, dan wartawan utama adalah
pimpinan redaksi. Saat ini, media siber juga mulai berdiri dan ingin
melakukan verifikasi sehingga akan dibentuk beberapa organisasi serikat
media siber Indonesia , asosiasi media siber Indonesia . organisasi ini
berharap diakui oleh Dewan Pers layaknya PWI, AJI, dan IJTV. Tujuan
adanya organisasi yang kompeten ini akan merambat kepada keanggotaan
yang orangnya juga kompeten maka mampu menyeleksi secara ilmiah media
siber yang ada di Indonesia yang abal-abal sampai yang resmi. Organisasi ini
akan memiliki persyaratan yang ketat sehingga dapat diverifikasi oleh dewan
pers sehingga semakin diakui kehadirannya di Indonesia. Jadi, selama ini
belum ada yang menaungi media siber secara spesifik. Keanggotaan ini
memang layaknya turunan dari PWI atau AJI. Disini organisasi siber tidak
63
untuk rivalitas dengan organisasi yang ada. Memang yang Serikat lebih ke
PWI dan Asosiasi lebih ke AJI.”5
Akibat terparah dari bertukar pikiran dengan pimpinan redaksi ialah
para wartawan harus tunduk pada kepentingan pemilik atau setidaknya pada
visi, misi, dan rubrikasi media tersebut. pengubahan atau penghapusan berita
yang mengancam stabilitas kinerja SuaraMerdeka ataupun judul yang diubah
menjadi hal biasa bagi kedua wartawan ini.
Tentunya, seorang wartawan siber SuaraMerdeka.com memiliki
tanggung jawab pemberitaan. Hal itu disampaikan oleh Setiawan Hendra
Kelana bahwa “Sebenarnya, saya menggunakan birokasi yang sederhana saja,
siber butuh kecepatan dan aktualitas. Waktu adalah hal yang sangat penting di
media siber. Ketika kami mendistribusikan tugas sebagai tugas harian.
Seorang pimpinan redaksi yang dibawahnya ada redaktur pelaksana, editor
dan wartawan jika ada liputan saya langsung ke redaktur dan wartawannya.
Sehingga, semua harus cepat. Kita tidak perlu sistem yang ribet, yang mudah
saja tidak selalu sesuai jabatan tapi langsung pada yang bersangkutan
sehingga berita sangat cepat diunggah.semua rencana peliputan redaktur yang
mengkondisikan” .6
Jam kerja wartawan siber SuaraMerdeka.com adalah 24 jam sehari
karena peristiwa yang harus diliputnya sering tidak terduga dan bisa terjadi
kapan saja. Secara profesional, wartawan harus terjun ke lapangan
meliputnya. Itulah panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan sebagai
wartawan. Bahkan, wartawan kadang-kadang harus bekerja dalam keadaan
5 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017 6 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017
64
bahaya. Mereka ingin –dan harus begitu– menjadi orang pertama dalam
mendapatkan berita dan mengenali para pemimpin dan orang-orang ternama.
Wartawan SuaraMerdeka.com memiliki keahlian tertentu, yakni
keahlian mencari, meliput, dan menulis berita secara cepat melalui ponsel
cerdasnya. Termasuk juga, keahlian dalam berbahasa tulisan dan Bahasa
Jurnalistik yang mereka asah dengan rajin membaca buku. Hal tersebut
disampaikan kedua wartawan tersebut pada peneliti. “saya lebih banyak
membaca referensi tentang konten-konten yang sering saya buat. Kalau saya,
tertarik sekali membaca majalah Rolling Stone, Hai, dan sebagainya.
Keuntungan dari sering membaca adalah menambah “ Bank Kata “ untuk kita
sendiri. Kosa kata kita jadi bertambah.” Tutur Adib.7
Menurut hasil penelitian, kedua wartawan yang diteliti memang sudah
mempelajari secara utuh Kode Etik Jurnalistik melalui berbagai pembekalan
yang diselenggarkan Dewan Pers. Ternyata, saat praktik profesinya Adib dan
Phutut telah mengamalkan tanpa mereka sadari. Adib menyampaikan bahwa:
”Saya mengerti, tapi saya gak hafal dan mengerti setiap butirnya. Namun,
yang pasti secara umum saya menjalani dan mempelajari tapi secara tidak
sadar saya terapkan seperti hak jawab, hak koreksi dan lain-lain. Kode etik
bagi saya adalah dasar pijakan profesi yang saya geluti sehingga tetap berjalan
sesuai alurnya.”8
Dua wartawan yang diteliti telah menjalankan profesi mereka sesuai
dengan tata cara professional seperti menghargai hak asasi narasumber yang
diwawancarai, melakukan sistem off the record, dan menyesuaikan dengan
fakta dilapangan. Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa
7 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 8 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
65
“Sebenarnya, embrio organisasi kan belum sampai kesana tetapi orang-orang
ini kan mereka sudah ikut PWI dan AJI, baik wartawan cetak,radio atau siber
ketika akan menjadi anggota PWI pun harus mengikuti orientasi
kewartawanan ini, disitu akan ada 3 hal utama yaitu Hukum Pers, Kode Etik
Jurnalistik dan tentang konvergensi media. Konvergensi media adalah salah
satu yang paling mendekati perihal media siber yang kami geluti sehingga,
mereka pembekaln yang penting 3 itu. Keterkaitan pedoman siber juga ada.
Meskipun mereka ada yang tidak tahu saya akan sampaikan karena sekarang
ini masyarakat belum tahu betul kehadiran pedoman media siber yang
didalamnya berisikan hal-hal yang harus ditaati media siber itu sendiri.”
Jelasnya.9
Adib menyampaikan bahwa: “Kami disekolahkan lagi untuk
pendidikan jurnalistik oleh kantor media Suara Merdeka. Seminar- seminar
untuk para wartawan dengan materi yang sudah ditentukan oleh media yang
menaungi kami (para wartawan). Ada juga dari PWI ,saya juga ikut
disekolahkan dengan PWI kebetulan saya sudah Wartawan Madya. Nah, ada
ujiannya untuk mendapatkan kartu identitas wartawan. Hal-hal professional
inilah yang harus ditempuh wartawan media siber ataupun media yang
lainnya.itu semua dilakukan untuk meningkatkan mutu wartawan dan
kualitasnya serta akreditasi diri wartawan tersebut. Tanda pengenal ini sangat
penting karena narasumber kini tidak akan mau diwawancarai jika
wartawannya tidak memiliki tanda pengenal tersebut.” 10
Phutut menyampaikan bahwa : “Tentunya, memang harus melindungi
narasumber, namun harus ada catatan tentang data identitas yang kita simpan.
Jika sampai bermasalah sampai ke dewan pers kita punya identitas mereka.
9 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber
SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017 10 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
66
Gitu sih. Untuk off the record ya haruslah menghargai privasi narasumber dan
gak ada niatan buat membeberkan sesuatu yang lain dari berita yang mau
diangkat.”11
Berita yang dibuat oleh wartawan harus berimbang, akurat dan
tidak beritikad buruk hal tersebut rentan terjadi pada kasus yang menyangkut
konflik dan polemik yang melibatkan dua pihak bahkan lebih. Berita
berimbang memerlukan verifikasi, klarifikasi dan konfirmasi dari narasumber.
Menurut Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers
Dewan Pers, Agus Sudibyo, berita tidak berimbang merupakan masalah
utama media siber (media siber).
Media siber (portal berita siber) yang memprioritaskan kecepatan
dinilai cenderung tidak berimbang dalam menyajikan
laporannya. “Pelanggaran kode etik jurnalistik oleh media siber ini paling
banyak di kategori ketidakberimbangan sebanyak 30 kasus,” kata Agus
Sudibyo seperti dimuat Berita Satu (23/2).
11 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang
akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
67
Hasil penelitian yang dilakukan pada wartawan Suara Merdeka.com,
wartawan merasa mereka tidak independen karna dinaungi oleh sebuah
perusahaan. Sehingga, mereka harus menyesuaikan diri dengan visi misi
perusahaan. Saat peneliti melakukan penelitian terhadap kedua wartawan
tersebut, Adib dan Phutut telah melakukan penafsiran pasal kedua yaitu akurat
dalam menulis berita, berimbang, akurat dan tidak beretikad buruk. Segala
berita yang diunggah mereka selalu dikoreksi oleh Pimpinan Redaksi melalui
grup Whatsapp tim editor dan wartawannya. Ketika suatu berita tidak sesuai
dengan pedoman penafsiran pasal 1 , berita bisa langsung diedit atau dihapus.
Adib merasa keakuratan dan keberimbangan berita adalah hal yang
penting. Media siber satu langkah lebih maju dari media cetak sehingga jika
di siber saja tidak akurat , bisa saja mempengaruhi persepsi orang dengan
media cetak kami karna berita siber mampu membentuk opini publik.
Berbeda halnya dengan independen. Mereka berdua saat diteliti
serempak mengatakan semua kepentingan berita pasti bercampur aduk dengan
kewenangan perusahaan. Jika berita tersebut mengancam perusahaan, tidak
berkenan bagi para pimpinan maka wartawan di media tersebut segera
menghindari demi kepentingan bersama.
Adib menyampaikan bahwa : “kalau independen sih sudah tidak karna
sudah bercampur dengan kepentingan politik dan bisnis. Berimbang pasti,
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta
sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan,
paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik
perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika
peristiwa terjadi.
c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja
dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain
68
saya selalu buat berita dari dua sisi kalau di media siber satu berita
bisa satu narasumber dan narasumber lain bisa di berita terkaitnya, akurat
pasti juga saya jalankan tapi kalau beretikad buruk tidak akan saya lakukan
karna liputan dan berita saya suguhkan untuk masyarakat” 12
Para wartawan yang berada di setiap media harus mengikuti perubahan
ke arah peningkatan kompetensi. Perusahaan SuaraMerdeka.com mendorong
wartawan melakukan uji kompetensi guna mendapatkan sertifikat menjadi
wartawan yang berkompeten dengan profesinya. Dalam kesepakatan
perusahaan pers nasional itu ada enam hal yang disetujui. Khusus untuk butir
satu, yang disetujui adalah melaksanakan sepenuhnya Kode Etik Jurnalistik ,
Standar Perusahaan Pers (SPS), Standar Perlindungan Wartawan (SPW) dan
Standar Kompetensi Wartawan (SKW).13
Dalam melaksanakan tugasnya wartawan harus memiliki
standar kompetensi yang memadai dan disepakati oleh masyarakat pers.
Standar kompetensi itu menjadi alat ukur profesionalitas wartawan. SKW ini
diperlukan untuk melindungi kepentingan publik dan hak pribadi masyarakat
guna menjaga kehormatan pekerjaan wartawan. Jadi, bukan untuk membatasi
hak-hak warga negara menjadi wartawan. Melalui SKW ini pula wartawan
akan diuji kemampuan intelektual dan pengetahuan umumnya. Sebab, SKW
itu melekat pemahaman tentang pentingnya kemerdekaan berkomunikasi,
berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Kemampuan untuk memahami etika dan hukum pers, konsepsi berita,
penyusunan dan penyuntingan berita, serta bahasa tidak dapat dilepaskan dari
kaita kompetensi wartawan. Hal ini juga menyangkut kemahiran melakukan
12 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 13 Wawancara dengan Pimpinan Redaksi Online Bapak Iwan Kelana, tanggal 6 Mei 2017
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik
69
kemampuan yang bersifatteknis. Di sinilah dapat diketahui tentang
profesionalitas wartawan dalam mencari, memperoleh, menyimpan, memiliki,
mengolah, membuat dan menyiarkan berita. Seorang wartawan harus
mengikuti uji kompetensi guna mencapat SKW tersebut. Dewan Pers sudah
menetapkan lembaga yang diverifikasi sebagai pelaksana uji kompetensi itu.
Selain organisasi wartawan dan perusahaan pers, juga dapat dilaksanakan oleh
perguruan tinggi dan lembaga pendidikan jurnalistik.
Cara-cara professional ini telah ditempuh oleh kedua wartawan
SuaraMerdeka.com hal tersebut terbukti dalam percakapan saya dengan adib,
beliau menyampaikan bahwa :
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto,
suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan
secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian
gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan
wartawan lain sebagai karya sendiri;
h. cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan
beritainvestigasi bagi kepentingan publik.
70
“ Kami disekolahkan lagi untuk pendidikan jurnalistik oleh kantor
media Suara Merdeka. Seminar- seminar untuk para wartawan dengan materi
yang sudah ditentukan oleh media yang menaungi kami (para wartawan). Ada
juga dari PWI ,saya juga ikut disekolahkan dengan PWI kebetulan saya sudah
Wartawan Madya. Nah, ada ujian kompetensinya untuk mendapatkan kartu
identitas wartawan. Hal-hal professional inilah yang harus ditempuh wartawan
media siber ataupun media yang lainnya. Semua dilakukan untuk
meningkatkan mutu wartawan dan kualitasnya serta akreditasi diri wartawan
tersebut. Tanda pengenal ini sangat penting karena narasumber kini tidak akan
mau diwawancarai jika wartawannya tidak memiliki tanda pengenal tersebut.”
jelasnya.14
Hal yang hampir sama juga peneliti dapatkan dari hasil wawancara
dengan Phutut, beliau menyampaikan bahwa :
”Saya kira setiap wartawan yang mendapat pelatihan dan tergabung
dalam media resmi menempuh cara-cara profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalismenya.” 15
Adib dan Phutut selalu membawa tanda pengenal saat melakukan
liputan, namun sering kali mereka tidak menunjukan. Relasi yang mereka
bangun dengan narasumber diawal karier sehingga mereka sudah dikenal
sebagai wartawan walaupun media siber SuaraMerdeka.com belum banyak
diketahui masyarakat.
Hak privasi juga telah mereka lakukan saat melakukan liputan. Jika
narasumber meminta off the record, Adib dan Phutut sangat menghargai
informasi yang tidak akan diangkat di media sehingga narasumber juga
14 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 15 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
71
berhak melaporkan jika para wartawan tidak sesuai dengan perjanjian awal
wawancara.
Adib pernah melakukan pelanggaran pada pasal ini, terkait dengan
kesalahan tidak mencantumkan sumber pada foto yang ada di berita
liputannya. Adib menyampaikan pelanggaran yang pernah ia lakukan.
“saya pernah meliput suatu event di solo, saya menulis artikel berita
tersebut tapi saya lupa ambil foto. Sampai disini, saya ambil foto di google.
Namun, saya lupa mencantumkan sumber dan setiap berita masuk ke siber
langsung diunggah di Twitter dan sosial media SuaraMerdeka.com . nah, si
pemilik foto komentar di twitter kenapa SuaraMerdeka.com mencantumkan
foto yang dia miliki tanpa ijin. Lalu saya urus semuanya secara kekeluargaan ,
saya telepon lalu saya tawarkan mau berita ini di hapus atau foto yang
diambil dari google di beri sumber atas nama pemilik foto tersebut. Akhirnya,
pemilik foto hanya minta dicantumkan sumbernya.” Jelas Adib.16
Salah satu buku yang membahas mengenai asas praduga tak bersalah
adalah “Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan Dan
Penuntutan” yang ditulis M. Yahya Harahap, S.H. Dalam buku tersebut,
mengenai penerapan asas praduga tak bersalah, Yahya Harahap menulis
sebagai berikut (hal. 34):
16 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas
praduga tak bersalah.
72
“Tersangka harus ditempatkan pada kedudukan manusia yang
memiliki hakikat martabat. Dia harus dinilai sebagai subjek, bukan objek.
Yang diperiksa bukan manusia tersangka. Perbuatan tindak pidana yang
dilakukannyalah yang menjadi objek pemeriksaan. Ke arah kesalahan tindak
pidana yang dilakukan pemeriksaan ditujukan. Tersangka harus dianggap
tidak bersalah, sesuai dengan asas praduga tak bersalah sampai diperoleh
putusan pengadilan yang telah berkekuatan tetap.”17
Phutut menyampaikan bahwa : “Sangat setuju tetapi terkadang batasan
trial by the press dan membeberkan informasi ke publik tipis. Menerapkan
asas praduga tak bersalah harus tetapi untuk kasus anak di bawah umur,
identitas si terduga pelaku perlu dibeberkan terlebih Kode Etik
Jurnalistikahatan luar biasa, perlu dibeberkan.” Tuturnya. 18
17 M. Yahya Harahap, S.H. , “Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan Dan
Penuntutan”, (Jakarta : Sinar Grafika,2006 ) , hal.34 18 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang
kebenaran informasi itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan
kepada masing-masing pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal
ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa
interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi
seseorang.
73
Sedangkan Adib menyampaikan bahwa : “semisal orang tersebut
memang bersalah namun belum diputuskan menjadi tersangka saya tidak
pernah menuliskan hal yang melenceng saya cari kata-kata yang lebih pantas
seperti saksi ata terduga saja. Saya mengecamkan ke diri saya sendiri bahwa
jangan pernah menggiring opini publik hanya karena berita ingin dibaca
masyarakat.”19
Berita yang mengandung unsur bohong, fitnah, sadis dan cabul sangat
tidak layak dipublikasikan oleh seorang wartawan yang menganggap bahwa Kode
Etik Jurnalistik sebagai panduannya. Berita yang akan diunggah ke media siber
harus berisikan fakta yang dikroscek oleh wartawan yang meliput. Berita fitnah,
hal ini seringkali menjadi tuduhan utama yang mampu menjerat seorang
wartawan. Namun, wartawan tidak mudah diakali bila memliki bukti rekaman,
catatan bahkan identitas lengkap narasumbernya.
Berita sadis mampu melihatkan sisi kekejaman tanpa
memperhitungkan perasaan seseorang yang akan melihat bahkan korban dari
peristiwa yang naas. Misalnya, peristiwa bencana alam yang terjadi disuatu
daerah dengan keadaan korban terlihat di lokasi Kode Etik Jurnalistikadian
dalam kondisi yang berdarah-darah, mengambang di lautan atau tercerai berai
organ tubuhnya. Hal ini masih sering menjadi konsumsi masyarakat yang
melek media. Peristiwa diatas tidak seharusnya diliput dalam bentuk
gambar,video, suara atau fasilitas multimedia lainnya. Kemungkinan besar
19 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
74
keluarga korban peristiwa tersebut sedang mencari berita tentang keadaan
anggota keluarganya yang ada di peristiwa tersebut. Sedangkan, berita cabul
yaitu berita yang berisikan hal senonoh yang tidak layak dikonsumsi oleh
masyarakat.
Kedua wartawan SuaraMerdeka.com selalu melakukan cek dan ricek
dengan fakta yang berhembus di lapangan. Mereka mampu memastikan fakta
yang ada dilapangan adalah akurat dan tidak berunsur kebohongan. Begini
pendapat Phutut, “Setuju, berita tidak boleh bohong, berisikan fitnah dan
cabul. Kadang berita kita bisa saja dituduh sebagai fitnah padahal kita ada
bukti. Kalau tentang sadis, ada beberapa media malah menjual berita seperti
itu. Mempertunjukan kesadisan dan kekejaman. Sehingga saya tidak
melakukan hal tersebut.” 20
“Kalau sadis sudah banyak media melakukan hal tersebut yang gak
sesuai dengan kode etik. Mungkin ada media yang seringkali
20 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh
wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja
dengan niat buruk.
c. Sadis berarti Kode Etik Jurnalistikam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto,
gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk
membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan
waktu pengambilan gambar dan suara.
75
mendokumentasikan peristiwa yang kurang pas di mata pemirsanya seperti
berdarah-darah, atau kecelakaan. Kasarnya, berita tersebut saya sebut bencana
jurnalistik padahal hal tersebut tidak layak di tayangkan. Namun, wartawan
seringkali mempergunakan hal tersebut untuk kepentingan sendiri. Jurnalistik
bencana menjadi hal yang sangat rentan dengan pelanggaran kode etik
jurnalistik.” Tutur Adib.21
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berharap pada setiap pemberitaan
soal kejahatan seksual harus lebih diorientasikan kepada usaha penyelamatan
korban, mengurangi jumlah kasus, atau memberikan pencegahan tindak
kejahatan seksual. “ Dengan menyebutkan identitas korban, wartawan secara
tidak langsung telah ikut menyebarluaskan informasi yang merusak nama baik
korban dan secara tidak langsung telah merusak korban asusila itu sendiri,"
ujar Kordinator Divisi Perempuan AJI Indonesia Rach Alida Bahaweres,
dalam diskusi Etika Perlindungan Privasi dalam Peliputan Kejahatan
Seksual di Komnas Perempuan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).22
Menjadi korban kejahatan seksual akan menimbulkan trauma yang
mendalam. Korban kejahatan seksual juga akan mengalami kehilangan
privasi, kepercayaan, dan merasa dirinya menjadi tak berharga lagi karena
telah 'ternoda'.
21 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 22 http://news.okezone.com/read/2012/01/11/337/555181/media-diharamkan-sebut-nama-
korban-Kode Etik Jurnalistikahatan-susila diakses tanggal 20 Juni 2017, pukul 7 :29 WIB
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban
kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku
Kejahatan
76
Phutut berpendapat bahwa “Misalnya, berita kriminal, semua ditulis
sesuai dengan faktanya, jika memang tersangka, kami tidak menghakimi dong
dan kami pastinya menuliskan nama dan kasus secara jelas dan detail. Bila
kasus tersebut digelar oleh Kode Etik Jurnalistikaksaan harus nama lengkap.
Saya masih menerapkan hal tersebut. ”23
Adib berpendapat bahwa : “Sama halnya dengan investigasi banyak
hal yang harus diperhatikan dalam menuangkan segala informasi yang terkait
dengan privasi.”24
Phutut menyampaikan bahwa Ia pernah mewawancarai keluarga
korban pemerkosaan dibawah umur. “ Pernah, jadi saya mewawancarai
korban pemerkosaan oleh aparat kepolisian saya mewawancarai keluarga
korban dan menginisialkan nama korban yang kebetulan tidak berada
disana.” Jelasnya.25
Berbagai penyalahgunaan profesi bisa dilakukan oleh wartawan
tersebut, baik sengaja maupun tidak disengaja. Beberapa contoh
penyalahgunaan profesi seperti menggunakan Tanda Pengenal Wartawan
23 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017 24 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 25 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang
memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima
suap.
77
untuk lolos dari razia tilang polisi, memanfaatkan data korban untuk
disebarluaskan, tidak memberlakukan off the record, tidak memperhitungkan
kredibilitas narasumber melalui berita yang tayang, bahkan wawancara fiktif
untuk memaparkan berita palsu. Wartawan juga tidak seharusnya menerima
suap dari pihak manapun.
Wartawan SuaraMerdeka.com merasa tidak pernah diberi suap secara
materiil ataupun dana, mereka hanya disuguhkan hidangan makanan dan
minuman saja. Saat melakukan penelitian, peneliti tidak menemukan tanda-
tanda kedua wartawan memiliki niat atau perilaku demikian di lapangan.
Phutut menyampaikan bahwa “Secara tidak sengaja dan keadaan
terpaksa saat mau liputan, saya ketilang tapi langsung lolos karna terdesak
untuk liputan. Mungkin itu menyalahgunakan profesi saya tanpa disadari. Jika
saat itu memang ditilang saya siap saja mengikuti jalurnya.” 26 Saat itu,
phutut memberikan tanda pengenalnya kepada polisi yang sedang razia.
Sehingga, tidak melalui proses hukum atau aturan lalu lintas. Begitu pula
dengan Adib , ia menyampaikan bahwa “ID card pasti dipake saat liputan, dan
tanda pengenal wartawan juga bermanfaat kalo ketilang”27
26 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017 27 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
78
Adib merasa tidak pernah disuap untuk memberitakan sebuah
peristiwa. Adib menyampaikan bahwa ” Tidak pernah. Tapi di beri jamuan
makanan pasti dan gak bermasalah.”28
Kedua wartawan yang peneliti teliti sangat menghargai hak privasi
narasumber. Mereka menjalankan system off the record, informasi yang
sekiranya tidak perlu dipublikasikan mereka mampu untuk menahan diri,
kesepakatan dengan narasumber adalah hal yang penting.
Kata Embargo dalam kamus KBBI adalah larangan menyiarkan berita
sebelum waktu yang telah ditentukan. Phutut selalu memilih berita yang akan
di muat di media siber SuaraMerdeka.com , dia akan menyampaikan dulu
kepada Pimpinan Redaksi yaitu bapak Iwan Kelana untuk mempertimbangkan
berita yang akan diambil dan dimuat di portal berita. Sehingga, Embargo telah
menjadi salah satu rambu bagi Phutut.
28 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang
mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh
saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan
umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda
atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia
diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
79
Phutut menyampaikan tentang pasal ini bahwa “Tentunya, memang
harus melindungi narasumber, namun harus ada catatan tentang data identitas
yang kita simpan. Jika sampai bermasalah hingga ke dewan pers kita punya
identitas mereka. Gitu sih. Untuk off the record ya haruslah menghargai
privasi narasumber dan gak ada niatan buat membeberkan sesuatu yang lain
dari berita yang mau diangkat.29
Phutut membagikan pengalamannya tentang hak tolak ,
narasumbernya pernah meminta hak tolak saat diwawancarai. ” Pernah, jadi
saya mewawancarai korban pemerkosaan oleh aparat kepolisian saya
mewawancarai keluarga korban dan menginisialkan nama korban yang
kebetulan tidak berada disana.” 30Jelasnya.
Adib beranggapan pasal ini sama halnya ketika Ia melakukan
Investigasi. Banyak hal yang bersifat privasi. “saya pernah melakukan liputan
investigasi dengan tema berita ‘ Prostitusi dikalangan anak sekolah’ disitu
29 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017 30 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Penafsiran
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas
dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan
keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita
sesuai dengan permintaan narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari
narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan
narasumbernya.
d. Off the record adalah segala informasi atau data dari
narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
80
saya dalam bentuk tim dengan wartawan lainnya. Kami menggunakan teknik
sebagai pemakai jasa prostitusi tersebut. sangat menegangkan, karna kami
harus banyak menguak informasi dari narasumber secara langsung. Walaupun
pada akhirnya ketahuan , narasumber hanya minta identitasnya disamarkan.”
31Tutur Adib.
Dalam menyampaikan sebuah berita yang cukup sensitif menyangkut
hal tersebut, menyiasatinya adalah dengan permainan kosakata yang pas.
Kedua wartawan ini membekali dirinya dengan membaca buku untuk
menambah kosa kata yang pantas dan seharusnya dipakai untuk
mengungkapkan kekurangan seseorang bahkan hal- hal yang menyinggung
perasaan demikian. Tidak mudah bagi mereka menceritakan atau
menyampaikan berita yang sensitif bahkan Phutut lebih memilih tidak meliput
berita yang berkaitan dengan SARA.
31 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan
prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan
martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu
sebelum mengetahui secara jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
81
Bagi Adib, Prasangka merupakan hal tidak terpakai dalam
menjalankan profesinya. Segala sesuatu yang terjadi dilapangan harus
diungkapkan secara jujur dan akurat dengan faktanya. Adib menyampaikan
“kita sudah menebak duluan itu gak boleh, jadi tulislah sesuai dengan
faktanya saja.” 32
Bagi Phutut , Diskriminasi tidak dapat dilakukan oleh seorang
wartawan. Ia menyampaikan bahwa “Untuk perbedaan suku, agama , ras aku
lebih baik tidak menyiarkan dan menghindari hal tersebut karena hal itu
sangat sensitif. Saya sangat menghargai perbedaan. Sedangkan, para
penyandang cacat saya ambil sisi lain yaitu kelebihan atau talentanya. Intinya,
hal itu membuat pembaca bangga dengan para penyandang disabilitas.”
Jelasnya.33
Wartawan dan lembaga media harus melindungi narasumbernya. Hak
narasumber untuk tidak mencampur adukan privasi harus dihormati oleh
wartawan. Disini, wartawan diharapkan untuk memilah informasi dan berita
yang harus di publikasikan kepada publik. Sehingga, berita tersebut memiliki
bobot penuh terhadap kepentingan publik. Melihat saat ini , banyak sekali hal-
hal privasi diungkap oleh media. Kedua wartawan SuaraMerdeka.com mampu
memilah kepentingan publik dari narasumber dan hal privasi saat menjalankan
profesinya. Khususnya, adib saat melakukan liputan infotainment dan
entertainment
32 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 33 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik.
82
Adib menyampaikan bahwa “Aku selalu menargetkan apa yang mau
aku ambil tentang narasumberku, aku akan lebih fokus ke situ. Ketika malah
muncul statement menarik. Aku biasakan untuk mencari dulu kebenaran baru
ku tuangkan ke berita terkait atau selanjutnya. ”34
Phutut menyampaikan bahwa “saya tidak rekam dan tidak ada catatan
tentang hal tersebut ( privasi yang tidak dibeberkan ke publik) . kalau sudah
kenal saya langsung sampaikan apa yang ingin kita ketahui. Kalau belum
kenal ya aku perkenalkan diri dan sampaikan materi beritaku jadi teratur.”
jelasnya35
Pelanggaran yang dilakukan oleh Adib saat tidak mencantumkan
sumber foto pada beritanya, hal ini sampai ke pimpinan redaksi yang
mengharuskan Adib menyelesaikan secepatnya. Pelanggaran ini tercium
melalui media siber Twitter, ketika berita liputan yang dilakukan Adib
diunggah via akun promosi twitter SuaraMerdeka.com kala itu. Setelah berita
naik, seorang fotografer yang ada di event liputan Adib me-retweet berita
tersebut dan menuliskan “ kok SuaraMerdeka.com pakai foto saya tanpa ijin
dengan pemilik foto? “. Setelah sampai ke telinga pimpinan redaksi, Adib
34 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 35 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-
hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan
keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang
keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,
pendengar, dan atau pemirsa.
83
langsung mencari kontak fotografer tersebut. Adib menyelesaikan persoalan
ini secara kekeluargaan via telepon. Ia menyampaikan permintaan maaf dan
meminta si pemilik foto memilih untuk mencabut berita tersebut atau
menambahkan sumber foto. Akhirnya , pemilik foto memberikan ijin
menggunakan foto tersebut dan menambahkan sumber.
Hal ini membuat Adib lebih fokus dalam menjalankan liputan dan tak
lupa mendokumentasikan liputannya sendiri. Pelanggaran ini memberikan
contoh yang pas untuk pasal 10. Adib menyampaikan bahwa “itu harus
diberlakukan, salah ya diperbaiki, narasumber berhak mengkoreksi dan hak
jawab juga berhak bagi kami. Semua harus sesuai dengan jalurnya dan
diberlakukan sewajarnya” 36jelasnya. Wartawan harus melakukan berbagai
upaya untuk membenahkan kesalahan yang dilakukan sehingga berita layak
dikonsumsi masyarakat. Phutut menyampaikan bahwa “kalau memang sesuai
data dan fakta, menurut saya wartawan tidak harus langsung dicabut dan
ralat. Sebisa mungkin, berita yang sampai di pembaca adalah berita benar
sehingga tidak muncul masalah.”37
36 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 37 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
Penafsiran
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun
tidak ada teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
84
Peneliti memiliki contoh pada pasal ini, wartawan Phutut memiliki
pengalaman tentang hak hak jawab dan hak koreksi yang pernah terjadi di
media yang sebelumnya. Phutut memeperlihatkan bahwa dia memiliki sifat
idealis dan sangat cermat dalam menghadapi kasus ini.
Phutut menyampaikan bahwa “Saya sangat setuju dengan hak jawab
jika memang diperlukan untuk menangani somasi dan permasalahan lainnya.
Saya pernah punya pengalaman meliput berita tentang kasus cebongan yaitu
persidangan mengenai anggota KOPASUS yang dibunuh di kafe Hugos
Jogjakarta. Ada 5 tersangka salah satunya Polisi. Mereka semua di tangkap
dan dititipkan di Lapas. Malamnya dibunuh. Nah, ternyata yang membunuh
tersangka adalah KOPASUS. Lalu, muncul saksi di persidangan bilang tidak
mengenal di persidangan pertama tersebut. saat persidangan kedua, saksi
bilang dia mengenali setelah persidangan pertama. Kata mengenali ini saya
kutip dan saya jadikan judul. Berita tidak diganti. KOPASUSnya, gantian
nyari saya. Namun saya merasa saya benar. Saya tidak memanipulasi. Hal ini
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional.
Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa
fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan
kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya
maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu
diperbaiki.
85
bisa dipermasalahkan di Dewan Pers dan mungkin malah merugikan saya
karna tidak ada rekaman dan data bahwa berita itu dapat divalidasi
kebenarannya. Beberapa kali, anggota KOPASUS mencari saya. Saya hanya
bilang cari saja pimpinan redaksi di kantor saya.Begitu.” 38
Pekerjaan seorang wartawan dengan profesionalitas tinggi bisa saja
mengancam dirinya sendiri. Namun, phutut memang sangat yakin yang
dilakukan benar. Segala sesuatu ia lakukan sesuai prosedur, tetapi Phutut tidak
bisa mengelak dari rintangan yang ada dan permasalahan seperti dengan
KOPASUS. Hal ini dianggapnya sebagai resiko pekerjaannya.
38 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017
top related