babv konsep perancangan 1. konsep dasar · 2. analisa konsep perancangan 2.1. perancangan tapak...
Post on 08-Nov-2020
32 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BABV
KONSEP PERANCANGAN
1. Konsep Dasar
Konsep dasar perancangan dari proyek ini diambil dari esensi panti rehabilitasi
penyandang psikotik dan untuk menciptakan suatu perancangan yang spesifik. Ada
beberapa hal yang perlu ditekankan disini, bahwa panti rehabilitasi sosial ini sebagai
lembaga rehabilitasi untuk penyandang psikotik, dimana sistem fungsional dari ruang
harus jelas, artinya penghuni mempunyai orientasi yang jelas pada saat didalam
ruangan.Disamping itu perlu diperhatikan adanya ruang terbuka (open space), yang
berupa tempat untuk khen istirahat, bermain, dan Iain-lain, untuk membantu proses
penyembuhan dari klien tersebut. Ruang terbuka tersebut harus memberi kesan akrab
dan alami.
Penyandang psikotik adalah orang yang mengalami suatu perubahan dalam
hidupnya, artinya la mengalami suatu perubahan dalam berpikir, beremosi, dan
berkomunikasi. Untuk mencapai suatu kesembuhan seperti sebelum ia sakit,
penyandang psikotik tersebut mengalami proses penyembuhan. Penyembuhan pertama
dilakukan di Rumah Sakit Jiwa, yaitu penyembuhan secara medis, kemudian penderita
tersebut harus menjalani suaru proses rehabilitasi/pemulihan, dimana penyandang
psikotik tersebut dibina dan dilatih fisik dan mentalnya dan diberi suatu ketrampilan,
dengan tujuan dapat kembali kemasyarakat dengan suatu kemandirian dan ketrampilan
yang berguna baginya. Dalam membantu psoses rehabilitasi tersebut, maka diciptakan
V-108
V-109
suatu suasana hunian dan rehabilitasi yang memiliki kenyamanan sehingga dapat
membantu proses penyembuhan klien tersebut.
Pendekatan konsep arsitektur ditekankan pada proses rehabilitasi, yaitu
pembinaan fisik dan mentalnya. Penyandang psikotik dilatih/dibina suatu ketrampilan,
pendidikan dan dilatih untuk hidup sehat. Dalam pendidikan atau latihan dituntut
adanya suatu keteraturan, yang harus dijalani oleh klien. Keteraturan yang dimaksud
adalah keteraturan yang tidak mengikat/mebebankan klien, dapat dilihat pada
pembinaan itu, dimana tidak dituntut adanya suatu hasil kerja yang maksimaL hanya
diarahkan/diajak agar mau melaksanakan pembinaan atau pendidikan tersebut. Dalam
pembinaan mental, klien dibina kemandiriannya dan untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. Untuk mencapai hal itu dilakukan pendekatan baik secara individu
maupun kelompok, disamping melakukan pendekatan pada alanx
Konsep dasar perancangan proyek ini ditekankan pada unsur keteraturan yang
komunikatif) artinya ketraturan memiliki suatu penataan yang sistematis, tetapi
mempunyai suatu hubungan yang akrab. Keakrabab tersebut dapat menciptakan suatu
kenyamanan b agi p enyandang p sikotik.
Diagram Pemikiran Konsep :
Berangkat dari konsep pemikiran :
Hakekat Proses Rehab.
Utk. Penyandang Psikotik
HAKEKAJ FILOSOFIS KONSEP DASAR
Proses rehabilitasi utk. penyandang psikotik
Proses penyembuhan psikotik dg. menciptakan suatu kenyamanan dim. proses rehab.
- Pembinaan/pend. fisik
- Pembinaan mental
• Teratur •Akrab
-> DISAIN
Keteraturan yang-akrab
V-110
2. Analisa Konsep Perancangan
2.1. Perancangan Tapak
Analisa site/tapak, lihat gambar 5.1-5.7.
2.2. Perancangan Bangunan
2.2.1. Bentuk Dasar
Sebagai bentuk dasar yang digunakan adalah bentuk segi empat dan lingkaran
dengan pertimbangan bentuk tersebut merupakan analog dari teratur dan akrab.
Bentuk segi empat digunakan sebagai simbol dari teratur, karena bentuk segi empat
menunjukan sesuatu yang statis, netral, murni dan menunjukan suatu kestabilan
(Ching, 1991,hal57).
Sedangkan bentuk lingkaran digunakan sebagai simbol dari akrab, karena
lingkaran adalah suatu sosok yang terpusat berarah ke dalam dan memperkuat sifat
alamnya sebagai poros. Lingkaran memiliki suatu kestabilan dan kecenderungan
sebagai pusat lingkaran yang mewakili makna sebagai pusat kegiatan rehabilitas.
Lingkaran merupakan sosok yang terpusat dan berarah ke dalam, mengandung makna
sesuatu yang akrab, dimana mempunyai suatu pusat/poros.
> Teratur
> Akrab O
V-l l l
2.2.2. Transformasi Bentuk
Untuk mempresentasikan esensi dari panti rehabilitasi sosial penyandang
psikotik dilakukan transformasi bentuk dasar tersebut. Transformasi bentuk tersebut
dilakukan berdasarkan olah geometri terhadap bentuk dasar. Pengolahan bentuk
tersebut harus memperlihatkan suatu keteraturan yang akrab.
Perancangan panti rehabilitasi sosial ini merupakan perancangan multi massa,
dimana olah geometrinya dilakukan pada tiap massa dan keseluruhan massa dengan
memperhatikan massa secara keseluruhan.
Massa 1
Bentukan mula-mula adalah segi empat, yang menyimbolkan adanya suatu
keteraturan dan kestabilan. Kemudian menjalani pemotongan pada tiap sudutnya
dengan ukuran yang sama besar dan menjalani pemotongan lagi pada bagian
tengahnya, dengan bentuk dasar yang berukuran lain. Perubahan bentuk ini tidak
merubah bentuk dasarnya. Bentuk massa ini diperuntukan sebagai hunian asrama klien
dalam proses rehabilitas dan klien yang tidak bisa sembuh.
Atap merupakan kombinasi dari atap perisai pelana dan atap plat deck. Atap
perisai pelana untuk penyesuaian didaerah tropis, sedangkan atap plat untuk
mempertahankan bentuk dasarnya.
Pemotongan Pemotongan
V-112
Massa 2
Bentuk mula-mula adalah segi empat, menyimbolkan adanya suatu keteraturan
dan kestabilan, kemudian mengalami pemotongan pada kedua sudutnya dengan
ukuran yang sama besar. Perubahan ini tidak merubah bentuk dasarnya.
Bentuk massa ini sebagai hunian klien yang sudah sembuh.
I Pemotongan Penambahan
Massa 3
Bentuk mula-mula adalah lingkaran, menyimbolkan adanya suatu keakraban
dan memiliki suatu arah ke dalam sebagai poros. Lingkaran tersebut apabila memiliki
garis lurus akan memperkuat gerak putarnya (Ching, 1991, hal 55).
Lingkaran tersebut mengalami pemotongan pada bagian tengahnya dan
mengalami tambahan-tambahan untuk memperkuat gerak lingkaran tersebut.
Massa ini sebagai proses rehabilitasi, dimana harus menunjukan suatu gerak
dan kebersamaan yang akrab.
Memperkuat arah gerak lingk.
Tambahan
Pengurangan Space penangkap
V-113
Massa 4
Merupakan kombinasi antara bentuk segi empat dan lingkaran. Dua bentuk
dasar tersebut mengalami interlocking dan bentuk segi empat mengalami suatu
tambahan-tambahan.
• o
Massa 5
Bentuk mula-mula segi empat, kemudian mengalami pemotongan-pemotongan
> Pengurangan
>
2.2.3. Analisa Peletakan Massa
Lihat gambar 5.5 - 5.7
Tambahan
Interloking
CD
Tambahan
•czs Tambahan
V-114
2.2.4. Material
Untuk membantu proses rehabilitas, perlu diperhatikan/diperhitungkan
material yang digunakan, karena dapat mempengaruhi jiwa klien. Material yang
digunakan sebaiknya yang mudah didapat dan alamiah.
Material yang digunakan yaitu kaca sebagai jendela dan kayu untuk jeruji, batu
alam, semen dan batu bata dsb.
3. Konsep Analisa Pendekatan Urban Design
Seperti yang dikemukakan oleh Kevin Lynch dalam The Image of City,
gambar kota diklasifikasikan dalam lima tipe elemen, yaitu :
l.Path : merupakan terusan memanjang, dimana pengamat biasanya, kadang-kadang
bergerak, yang mungkin merupakan jalan raya, temp at pejalan kaki, transit
linier, rel kereta api.
* Jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder merupakan path pada daerah ini,
yaitu jalan penjaringan sari dan jalan rungkut madya, dimana jalan ini merupakan
jalur utama di daerah ini.
2.Edge : merupakan pembatasan antara dua fase, perpecahan linier dalam kontinuitas,
berupa pantai, dinding, dan sebagainya.
* Edge untuk daerah ini adalah sungai.
3. Districts : dipahami sebagai dua tingkat dimensional, merupakan bagian dari kota
dimana dapat masuk didalamnya dan dapat dikenali sebagai yang memiliki
kebiasaan, karakter pengenal.
* Districts kawasan ini adalah perumahan.
V-115
4. Nodes : Titik-titik strategi dalam kota, dimana seorang pengamat dapat masuk
didalamnya dan merupakan suatu kegiatan dimana seseorang menuju atau
memulai perjalanannya.
* Nodes untuk daerali ini adalah pasar, merupakan tempat pertemuan masyarakat di
daerah tersebut.
5. Landmark : adalah. tipe lain dari titik-titik referensi, tetapi dalam kasus
ini pengamat tidak masuk didalamnya.
* Landmark untuk kawasan ini adalah UPN, dimana sebagai landmark mayor, dan
panti rehabilitasi sosial ini diusulkan sebagai landmark minor.
4. Sistem Utilitas
4.1. Sistem Pencegagan Kebakaran
Dalam menangani kemungkinan kebakaran yang akan terjadi, dilakukan 2 cara
pengendalian, yaitu :
1. Pengendalian Pasif
Pencegahan dengan cara ini, dapat dilakukan dengan memperhatikan jalur
pencapaian oleh mobil pemadam kebakaran, yang disyaratkan untuk lebar jalan
adalah 3,5 m. Disamping itu meletakan fire station pada sisi jalan, yang berjarak 6
m dari hidran kota. Didalam site diletakan hidran halaman dengan jarak 90 cm antar
hidran.
V-116
2. Pengendalian Aktif
Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kebakaran, perlu dilakukan
pengendalian secara aktif, yaitu memberikan perlindungan semaksimal mungkin,
yaitu :
- Alat pendeteksian, Detector dan Alarm sircuit, prinsip kerjanya apabila asap panas
terdeteksi oleh detektor, maka rangkaian sirkut pengontrol akan menghidupkan
unit Annuciator, yang berupa lampu indikasi dan sirene, yang akan
memberitahukan kepada penghuni panti dan selanjutnya akan menghidupkan
sistem-sistem pembantu pencegah kebakaran.
- Untuk memadamkan api dapat digunakan 2 sistem, yaitu sistem pemadaman
dengan C02 dan sprinkler dengan air. Sebagai alat bantu digunakan pipa kanvas
dan alat penyemprot, yang disimpan dalam fire box.
- PAR ( Pemadam Api Ringan )
4.2. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang dipakai dalam panti ini, yaitu :
- Untuk keperluan komunikasi intern, digunakan :
Microfon dengan speaker yang tersebar dan dikontrol melalui ruang kontrol untuk
mengumumkan dan untuk panggilan terbuka yang menjangkau seluruh site.
Intercom, untuk melayani komunikasi satu arah, maksudnya jalur yang terdiri dari 1
ruang ke ruang lain, atau dengan kata lain untuk komunikasi jarak dekat.
- Untuk keperluan komunikasi ekstern, digunakan unit telpon yang memakai sistem
PABX
V-117
4.3. Sistem penangkal petir
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem sangkar Faraday dan tongkat
franklin, dirnana dap at melindungj daerah yang sangat luas.
4.4. Sistem Distribusi air bersih dan kotor
Air bersih didapat langsung dari PDAM, dengan menggunakan sistem
UP-FEED, dengan pertimbangan instalasi air bersih yang dibutuhkan hanya mencapai
3 lantai.
P. ut. Pel Pc2 T.dist
PDAM
P LJ
T.dist. T.dist
Tandon utama
Sistem UP-FEED adalah sistem supplay air bersih dari tandon bawah,
dipompa ke atas dan langsung didistribusikan ke ruang-ruang.
V-118
Bangunan merupakan multimassa, sehingga sistem air bersih menggunakan
tandon utama kemudian didistribusikan ke tandon distribusi, lalu dengan sistem up
feed ke ruang yang membutuhkan.
Sistem pembuangan :
kotoran > septic tank > sumur resapan A
air kotor '
- Kotoran dan air kotor disalurkan ke septic tank, yang kemudian disalurkan ke sumur
resapan.
- Air hujan disalurkan melalui saluran-saluran penampungan yang selanjutnya
disalurkan ke saluran kota.
4.5. Sistem Distribusi Listrik
Sumberlistrik utama dari PLN dan dibantu dengan Genset, sebagai cadangan
sumber listrik. Genset ini dihubungkan dengan ATS yang secara otomatis akan
menghidupkan generator pada saat terjadi pemadaman listrik dari PLN.
Sistem Distribusi Listrik :
V-119
PLNl-> Gardu PLN »i Trafo I—> Panil
list. -^ ATS
A
Genset —>
Panil utama
Panil
genset Panil Sub dist.
PanU dist.
T Ruang-ruang
4.6. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan memanfaatkan sebanyak mungkin penerangan alampada siang
hari. Untuk menghindari sinar matahari yang menyengat dipakai sun-screen atau
diatasi dengan tabir pohon.
4.7. Sistem Penghawaan
Mengutamakan penghawaan alamiah dengan memperhatikan ventilasi dan
pembukaan-pembukaan yang baik, untuk kesehatan ruang. Untuk ruang-ruang yang
membutuhkan pemeliharaan didalammya, seperti perpustakaan digunakan
penghawaan buatan
^"^"^^"^^ 1. A K A U 9 A e K 9 l S T l N ©
JfeMUKlMAK
ffeRUMAHAW' 5 n
PtRUMAHAK
7AS. UMUH
/ # ^ % PANTI RGHABILITAS1 90S1AL PGMVAMDAMG PSIkOTIk Dl SURABAYA
Gambar
5 - 1
2 .4KAUSA W A K
6
m L ln tasan t^jfcohan
^ A m h Ar^in •
-~ K e bfstnc>ar ) n
PAMTI RGHABIUTAS1 909IAL PGNYANDANG PSlkOTIk Dl 9URABAYA
Gambar
5 2 < i
S3
2>. A K A U S 4 P6NCAPAIAK
4 €nW -Ada 2. maconr^ ^ a i i u *•
• Mqin fcnhTanca ( auda di
^a lan P«n^arfn^an -
Sari-
• € id t Entrance
GSR
PAMTI RGHAB1LITA9I 909IAL PGhVAHDANG PSlkOTIK DI SURABAYA
Gambar
5 - 3 to to
V: PoWJc .-- ParWir - Admin\*-Knsi
- 'p^njunahan dckter
SP: Saryi Public
- RchabiU'^asi*
/P r: Thvatsz. - Hvolon KUtn
Uns.ur llnok.
proses rsVobilA -k i t \ , Y& WgtrtiW.
Unsur sto\4 4 ,
•Swnoa Vuman
PAMTI RGHABILITAS1 909IAL PGNYANDANG P9lkOTIk Dl SURABAYA
-? PuvmaVwn dofckr
QomkJ orieMaSi -1 9tn vTpmct .
da araV> ori^nfasi
-^ S.\ift staban x d» -
Wqoi-ta) _? dl'sQ-\jW»n |pd ip\aza/ •tar̂ aV •pertemuan
habiUW ,*&$ j^»
"^ "Pasiwi tnasok. -?
V-wn\Qn —•9 P^Viab .
P^rornahan df)Mer -Serba 6unq
^ l^hen dim Iproses »^a6 . - ? \*>>i d«.-
PANTI RGHABILITAS"! V09IAL PGIWANDANG PflkOTIK DI 9URABAYA
Gambar
5 - 4
: Asrnvna kA\«-n dlrn
Proses rihak •
• TVumahan Ichen
da huntari Iriun
Masalah .
taianpurtn^i icjwmcmar) -
- TvdaV: diharusWan u\V)W
- Uarui dsJraV d£ CVs^r\xis{
P«.V\ah'Ortosi - $ t I
D D ! TX\«hjVan d\'kn^aV) svtiL, d\TnaT\Q asrama pjenuuaV sty baticr Lbh dideV^kaD fen ©bs&nrasi d]p r&>aJb\\jW
k*^s «U
PAMTI RGHABILITAS"! SOS\(\L PGNVAMDAMG PflKOTIK Dl SURABAYA
Tabel
5 -4 S3
V-126
->
Asrcwna PerawoV sfcq pan'er dart a&rmndi Wwn -*# fdk s<imbub •
Asramq k\wo ^9 ^ f^^^s nehat. paling cttkaj- dp -**hoJo. C km ^ di'uKjmakar) ) . Ainamo kU*n ^9 Wk sejcMr* y ckkal- dcj obsu-vasi >e
PAMTI RGHABILITASI 90SIAL PGNYANDANG P^lkOTIk
Dl SURABAYA
TAB EL
5-5
top related