bachtiar fst
Post on 19-Oct-2015
148 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN
PROGRAM STUDI(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Oleh :
BACHTIAR
105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
-
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN
PROGRAM STUDI(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Oleh :
BACHTIAR
105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
-
ii
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) PENJURUSAN
PROGRAM STUDI(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
BACHTIAR
105093002978
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431H
-
iii
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta) yang ditulis
oleh Bachtiar, NIM 105093002978 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi
Sistem Informasi.
Menyetujui :
Penguji I Penguji II
Nur Aeni Hidayah, MMSI.NIP. 19750818 200501 2 008
Nia Kumaladewi, MMSI.NIP. 150 411 179
Pembimbing I Pembimbing II
Ditdit N Utama, MMSI, M.Com.NIP. 19741129 200801 1 006
Zainuddin Bey Fananie, M.Sc.NIP.
Mengetahui :
DekanFakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SisNIP. 196801172001121001
KetuaProgram Studi Sistem Informasi
A'ang Subiyakto, M. KomNIP. 150 411 252
-
iv
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
(SPK) PENJURUSAN PROGRAM STUDI
(Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
BACHTIAR
105093002978
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. Zainuddin Bey Fananie, M.ScNIP. 19741129 200801 1 006 NIP.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
Aang Subiyakto, M.Kom.NIP. 150 411 252
-
vPERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2010
BACHTIAR
105093002978
-
vi
ABSTRAK
Bachtiar (105093002978), Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta). (Di bawah
bimbingan Ditdit N. Utama dan Zainuddin Bey Fananie).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah
lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan
Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil
belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4
Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun
sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat
menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu pendukung keputusan untuk mengetahui minat dari masing-masing siswa.
Dalam Sistem Pendukung Keputusan ini, menggunakan metodologi pengumpulan
data, metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development
Life Cycle (SDLC), dan juga metodologi perancangan model, menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak yang digunakan dalam
perancangan dan pembangunan sistem ini, menggunakan PHP dan MySQL.
Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan telah dapat
menentukan jurusan yang terbaik buat siswa serta dapat menjadi solusi dalam
membantu pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan bobot penjurusan
program studi siswa/i.
Kata Kunci: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP
(Analitical Hierarchy Process ), PHP dan MySQL.
V Bab + xx Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 33 Gambar + Daftar Pustaka
+ 6 Lampiran
Daftar Pustaka: 34 (1998-2009)
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas
segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan pembuatan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda Rasulullah Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang-
benderang hingga akhir zaman.
Skripsi berjudul Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta),
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1)
pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak rasa terima
kasih kepada seluruh individu yang telah mendukung dan memotivasi penulis
dalam penelitian dan pembuatan skripsi. Persembahan ini penulis tujukan kepada:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Aang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program
Studi Sistem Informasi.
3. Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com., selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Dosen
-
viii
Pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, dorongan semangat, dan motivasi dalam membantu
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Terima kasih penulis haturkan kepada pihak sekolah MAN 4 Model
Jakarta terutama kepada Ibu Titik Sumanti dan Bapak Agus Mudhafar,
selaku Guru Bimbingan Konseling dan WAKA Kurikulum yang telah
membantu penulis dalam memperoleh data serta kelengkapan yang
dibutuhkan oleh penulis.
5. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian,
materi, semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta kakak dan
nenek tercinta yang selalu memberikan doanya.
6. Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan
ilmunya. Terima kasih Pak!
7. Citra Nuraini Mursa tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian,
semangat, motivasi, dan doanya. Thanks Beib.
8. Muhammad Irfan, The PS2 Langgeng, Mamad, Yangga, Abdiyasa, Hari,
dan The REIM Roy, Eka, Mulyadi atas bantuan dan doanya, terima kasih.
9. Teman-teman SI-A angkatan 2005, Dinal, Haris, Fadly serta teman-teman
TI dan SI angkatan 2004, dan 2005, ka Aldi, Annisa, Intan, Andi, dan
semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak!
10. Seluruh pihak yang membantu pembuatan skripsi tanpa terkecuali namun
tak bisa disebutkan satu per satu (Thanks for all).
-
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.
Jakarta, Mei 2010
Bachtiar
-
xDAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................
Halaman Sampul.......................................................................................................
Halaman Pengesahan Ujian.....
Halaman Persetujuan Pembimbing.....
Halaman Pernyataan....
Abstrak.......................................................................................................................
Kata Pengantar..........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
Daftar Gambar..........................................................................................................
Daftar Tabel...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3 Batasan Masalah....................................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................................
1.6 Metode Penelitian..................................................................................................
1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data....................................................................
1.6.2 Metodologi Pengembangan Sistem..............................................................
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................................
ii
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xvii
xix
xx
1
3
4
4
5
5
5
6
6
-
xi
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Rancang Bangun..................................................................................................
2.1.1 Definisi Rancang........................................................................................
2.1.2 Definisi Bangun.........................................................................................
2.2 Sistem Informasi..................................................................................................
2.2.1 Definisi Sistem Informasi..........................................................................
2.2.2 Komponen Sistem Informasi......................................................................
2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)...................................................................
2.3.1 Sistem..........................................................................................................
2.3.1.1 Definisi Sistem...............................................................................
2.3.1.2 Klasifikasi Sistem...........................................................................
2.3.2 Pendukung..
2.3.3 Keputusan...................................................................................................
2.3.3.1 Definisi Keputusan.........................................................................
2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)........................................................
2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)...............................
2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)........
2.4 Penjurusan............................................................................................................
2.4.1 Definisi Penjurusan....................................................................................
2.4.2 Tujuan Penjurusan......................................................................................
2.4.3 Waktu Penjurusan......................................................................................
2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi..........................................................
2.4.4.1 Nilai Akademik............................................................................
8
8
8
8
8
10
11
11
11
12
14
14
14
15
15
18
23
23
23
24
24
24
-
xii
2.4.4.2 Minat.............................................................................
2.4.4.3 Tes IQ................................................................................
2.5 Program Studi......................................................................................................
2.6 Metodologi Penelitian..........................................................................................
2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian..............................................................
2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian.................................................................
2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data.................................................................
2.6.4 Metodologi Analisis..................................................................................
2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)..............................................
2.6.4.1.1 Definisi AHP..................................................................
2.6.4.1.2 Kelebihan AHP..............................................................
2.6.4.1.3 Prosedur Kegiatan AHP.................................................
2.6.4.1.4 Perbandingan Pasangan (Pairwise Comparison)...........
2.6.4.1.5 Contoh Penggunaan AHP..............................................
2.7 Metodologi Pengembangan Sistem......................................................
2.7.1 Pengertian System Development Life Cycle (SDLC).................................
2.7.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC).......................
2.8 Tools Perancangan...........................................................................................
2.8.1 Bagan Alir (Flowchart).............................................................................
2.8.2 Pseudocode...
2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur...
2.8.3 Data Flow Diagram (DFD)..........................................................................
2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram)............................................
26
26
26
27
27
29
29
32
32
32
33
33
34
35
43
43
44
46
46
49
49
50
50
-
xiii
2.8.3.2 Diagram Zero (Overview Diagram)...........................................
2.8.3.2 Diagram Rinci (Level Diagram)............................................
2.8.4 State Transition Diagram...
2.8.5 Entity Relationship Diagram (ERD)...........................................................
2.8.5.1 Elemen Dasar ERD.................................................................
2.8.5.2 Simbol ERD...................................................................
2.8.6 Kamus Data.........................................................................
2.9 Konsep Basis Data...............................................................................................
2.9.1 Basis Data.....................................................................................
2.9.2 DBMS (Database Management System)......................................
2.9.3 Basis Data Relational...............................................................................
2.9.4 Normalisasi..................................................................................
2.10 Pengujian Black-Box..........................................................................................
2.11 PHP...
2.11.1 Definisi PHP.
2.11.2 Kelebihan PHP
2.12 MySQL.
2.13 Literatur Sejenis SPK
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Pengumpulan Data............................................................................
3.1.1 Studi Pustaka.............................................................................
3.1.2 Studi Lapangan..............................................................................
51
51
52
53
54
55
55
57
57
59
60
60
61
62
62
63
63
64
66
66
67
-
xiv
3.1.2.1 Observasi...
3.1.2.2 Wawancara.
3.1.3 Studi Literatur Sejenis.....
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem.....................................................................
3.2.1 Perancangan Sistem.................................................................................
3.2.2 Perancangan Model.
3.2.3 Perancangan Menu Flow.
3.3 Kerangka Penelitian....
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Profil Organisasi..
4.1.1 Visi dan Misi MAN 4 Model Jakarta...
4.1.2 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta
4.1.3 Tugas dan Fungsi
4.2 Analisis...............................................................................................................
4.2.1 Deteksi Masalah.
4.2.2 Penelitian/investigasi Awal
4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan
4.2.3.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan
4.2.3.3 Flowchart Program yang Diusulkan.
4.2.3.3.1 Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan..
4.2.4 Pseudocode
67
67
68
68
68
72
73
73
75
75
76
77
80
80
81
83
84
85
87
88
89
-
xv
4.2.5 Mensortir Kebutuhan Sistem..................................................................
4.2.5.1 Input....
4.2.5.2 Processing..
4.2.5.3 Output
4.2.6 Memilih Sistem yang baik...
4.3 Perancangan..
4.3.1 Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan.
4.3.1.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)
4.3.2 Perancangan Masukan...
4.3.2.1 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan
4.3.2.2 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan..
4.3.2.3 Diagram Level 1
4.3.2.4 Diagram Level 2....................................................................
4.3.3 Perancangan Files......
4.3.3.1 ERD (Entity Relationship Diagram)
4.3.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)..
4.3.3.3 Normalisasi.......
4.3.3.4 Spesifikasi Basis Data..
4.3.4 Kamus Data.
4.3.5 Perancangan State Transition Diagram.
4.3.6 Perancangan Tampilan Layar..
4.4 Implementasi
4.4.1 Pembuatan Source Code.
93
93
94
94
95
97
97
97
113
113
114
115
116
117
117
118
118
126
128
130
132
143
143
-
xvi
4.4.2 Pengujian Sistem
4.5 Fitur Sistem
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan...............................................................................................................
5.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
143
145
146
147
148
151
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi.
Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog..
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian...
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)...
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta...
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan.
Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan...
Gambar 4.4 Flowchart Sistem Usulan (Lanjutan)
Gambar 4.5 Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan..
Gambar 4.6 Flowchart Program untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan).
Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi..
Gambar 4.8 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan
Gambar 4.9 Diagram Zero Sistem yang Diusulkan ......................
Gambar 4.10 Diagram Level 1.....................................
Gambar 4.11 Diagram Level 2.
Gambar 4.12 Entity Relationship Diagram (ERD).
Gambar 4.13 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)...
Gambar 4.14 Perancangan STD halaman utama
Gambar 4.15 Perancangan STD halaman lihat data siswa......
Gambar 4.16 Perancangan STD halaman cari data siswa..
Gambar 4.17 Perancangan STD halaman perbandingan kriteria
11
22
73
74
77
84
85
86
88
89
97
113
114
115
116
117
118
130
130
131
131
-
xviii
Gambar 4.18 Perancangan STD halaman hitung hasil...
Gambar 4.19 Perancangan STD halaman bantuan.
Gambar 4.20 Perancangan tampilan halaman masuk
Gambar 4.21 Perancangan tampilan halaman utama.
Gambar 4.22 Perancangan tampilan halaman lihat data siswa..
Gambar 4.23 Perancangan tampilan halaman cari data siswa...
Gambar 4.24 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria
Gambar 4.25 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria lanjutan..
Gambar 4.26 Perancangan tampilan halaman hitung hasil.....
Gambar 4.27 Perancangan tampilan halaman hasil generate penjurusan...
Gambar 4.28 Perancangan tampilan halaman bantuan.....................
Gambar 4.29 Perancangan tampilan halaman laporan penjurusan....
132
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
-
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK...
Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan
Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa
Pasar..
Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan
Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur...
Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi
Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar
Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar
Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi
Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria
Tabel 2.11 Merangking Kriteria..
Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Ratarata Baris.
Tabel 2.13 Rangking AHP....
Tabel 2.14 Flow Direction Symbols.
Tabel 2.15 Processing Symbols
Tabel 2.16 Input-output Symbols.
Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD.
Tabel 2.18 Simbol ERD...
Tabel 4.1 Perbandingan Sistem..........................................................................
Tabel 4.2 Alternatif Input untuk Menentukan Sistem mana yang Terbaik
17
35
36
37
37
37
38
38
39
40
41
41
42
46
47
48
52
55
82
93
-
xix
Tabel 4.3 Alternatif Processing untuk Menentukan Sistem Processing.
Tabel 4.4 Alternatif Output untuk Menentukan Output Mana yang Terbaik
Tabel 4.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan..
Tabel 4.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem yang Diusulkan..
Tabel 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi.
Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 1.
Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 2
Tabel 410 Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 3
Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 1..
Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 2..
Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan Kriteria 3..
Tabel 4.14 Normalized Matrix Kriteria 1
Tabel 4.15 Normalized Matrix Kriteria 2
Tabel 4.16 Normalized Matrix Kriteria 3
Tabel 4.17 Vektor Preferensi Kriteria 1...
Tabel 4.18 Vektor Preferensi Kriteria 2...
Tabel 4.19 Vektor Preferensi Kriteria 3
Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria
Tabel 4.21 Normalized Matrix untuk Kriteria.
Tabel 4.22 Rangking Alternatif Keputusan.
Tabel 4.23 Nilai Indeks Random (Random Index)
94
95
95
96
98
99
99
100
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
107
109
112
-
xx
Tabel 4.24 Tabel Siswa .
Tabel 4.25 Tabel Nilai..
Tabel 4.26 Tabel Pilihan.
Tabel 4.27 Tabel Hasil
Tabel 4.28 Tabel Kriteria
Tabel 4.31 Pengujian black-box halaman utama
Tabel 4.32 Pengujian black-box halaman data siswa.
Tabel 4.33 Pengujian black-box halaman AHP.
Tabel 4.34 Pengujian black-box halaman penjurusan
Tabel 4.35 Pengujian black-box halaman keluar
Tabel 4.36 Fitur Sistem..
126
126
127
128
128
143
144
144
144
144
145
-
1BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang cukup
pesat, hal tersebut hampir terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang komputer.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan komputer, di mana dahulu hanya digunakan
sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dan mengolah data, tetapi
sekarang komputer bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin banyak
persaingan-persaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun pada lembaga-
lembaga.
Selain teknologi, dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini juga
banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan
berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia pendidikan tersebut sangat
berpengaruh pada perkembangan kualitas pelajar, karena seorang pelajar lebih
bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki,
misalnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN).
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah
lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan
Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:
12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil
belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4
-
2Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun
sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat
menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai.
Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran
dalam pemilihan program pengajaran para siswa. Penentuan penjurusan program
studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng,
2008). Di dalam proses penjurusan ini ditujukan agar membantu pihak sekolah
dalam menentukan jurusan yang terbaik buat siswa berdasarkan kemampuan
siswa, minat siswa, minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ (Rohayati, 2007).
Namun, terkadang pihak sekolah tidak obyektif dalam menentukan penjurusan
siswa. Misalnya, seorang siswa bisa masuk program studi IPA hanya dilihat dari
nilai, tanpa melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi penentuan penjurusan.
Dari hasil penelitian yang ada penjurusan program studi MAN 4 Model
Jakarta pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya sistem yang dapat
memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak
adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan
program studi, dan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang
dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang
dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengambil keputusan penjurusan
program studi. Sistem ini yang kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung
Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem
-
3yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005).
Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul Rancang
Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi
kasus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta).
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang dapat dirumuskan di
antaranya ialah:
1. Bagaimana membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan yang
dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan penjurusan program
studi MAN 4 Model Jakarta?
2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan
program studi MAN 4 Model Jakarta?
3. Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang
digunakan untuk menentukan penjurusan program studi.
4. Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam
penjurusan program studi siswa/i.
5. Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan
seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.
-
41.3 Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dari
penulisan skripsi ini antara lain:
1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) siswa untuk setiap jurusan
program studi.
2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat tidak membahas mengenai
Sistem Informasi Manajemen (SIM).
3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap
pengujian sistem, pengujian sistem yang dilakukan dengan pengujian
black box testing dari sisi programmer.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:
1. Analisis proses penjurusan siswa/i di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4
Model Jakarta.
2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi
siswa/i.
3. Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan
metodologi Analitical Hierarchy Process (AHP).
-
51.5 Manfaat Peneletian
Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini adalah:
1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan
dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di bidang
penjurusan program studi siswa/i MAN.
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan program studi di
MAN.
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Analitical Hierarchy
Process (AHP).
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem.
1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data
a. Studi pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku dan
situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam
masalah ini.
b. Studi Lapangan
a) Observasi
Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan
mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.
-
6b) Wawancara
Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada pihak
sekolah yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengambilan
keputusan.
c. Studi Literatur Sejenis
Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat apa
kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang lebih baik.
1.6.2 Metodologi Pengembangan Sistem
a. Perancangan Sistem
Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di dalam
skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model System
Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005).
b. Perancangan Model
Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP
(Analytical Hierarchy Process) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty
(Taylor III, 2005).
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan skripsi Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi MAN 4 Model Jakarta, meliputi:
-
7BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan menguraikan teori Rancang Bangun Sistem
Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, model AHP dan
konsep-konsep yang terkait dengan penulisan skripsi ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang metodologi yang
digunakan dalam membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan Penjurusan Program Studi.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan Penjurusan Program Studi.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan, yang terdiri dari
simpulan dan saran yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
-
8BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rancang Bangun
2.1.1 Definisi Rancang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur
segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk
merencakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
2.1.2 Definisi Bangun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara
menyusunan atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Departemen
Pendidikan Nasional, 2000).
Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat
(Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
2.2 Sistem Informasi
2.2.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal
kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan
-
9eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan
keputusan yang cerdik.
Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992),
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah
kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut
Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah suatu sistem buatan
manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis
komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan
mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.
Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal
dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan
kepada pemakai. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem
informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003).
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan
prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan
dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).
-
10
2.2.2 Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
(Kadir, 2003):
A. Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti
komputer dan printer.
B. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
C. Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
D. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
E. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpanan data.
F. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses
oleh sejumlah pemakai.
-
11
Perangkat
Keras
Orang Perangkat
Lunak
Basis Data Jaringan Prosedur
Komputer dan
Komunikasi
Data
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi (Kadir, 2003)
2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.3.1 Sistem
2.3.1.1 Definisi Sistem
Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali
sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC dan Macintosh, tetapi juga kearah
yang lebih luas seperti tata surya atau bahkan ke hal-hal yang lebih spesifik seperti
sistem respirasi mamalia.
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan
atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi
dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk
mempelajari sebuah sistem.
KomponenSistem
Informasi
-
12
Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau
terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika
dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam
mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah
bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing
sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem
permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003).
Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan
dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan.
2.3.1.2 Klasifikasi Sistem
Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003):
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya,
sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan.
Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem
komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.
2. Sistem Deterministik dan probabilistik
Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi
secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem
yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur
probabilitas.
-
13
3. Sistem Tertutup dan Terbuka
Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan
lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup,
antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu,
terkendali, dan gejolak diluar sistem (lingkungan) tidak
mempengaruhinya. Misalnya, sistem penerimaan mahasiswa baru
dilingkunan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-
cirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak,
maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi
terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang
merupakan contoh sistem terbuka.
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh
manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah
sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem
mobil.
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang
sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak
manusia).
-
14
2.3.2 Pendukung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti
sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002).
.
2.3.3 Keputusan
2.3.3.1 Definisi Keputusan
Pada umumnya, kata keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar
dan salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang hampir
benar dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama
dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat
bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan
tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah
pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Mc Grew dan Wilson (1985)
lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah
keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan
keputusan.
Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah
satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).
-
15
2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan menunjukkan SPK sebagai
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan
manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan
dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk
memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian
mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian
atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh
algoritma.
Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa
sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan
kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka
terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat munculah definisi lainnya yang
menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu.
Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer
yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa
(mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK
lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada
SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah
(hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan).
-
16
Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk
memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.
Keen (1980) menerapkan istilah SPK untuk situasi dimana sistem final
dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang
adaptif. Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses
pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri
mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi
sistem dan pola-pola penggunaan.
Moore dan Chang (1980) mendefinisikan konsep struktur Sistem
Pendukung Keputusan secara umum tidaklah penting. Sebuah masalah dapat
dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur hanya dengan
memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik. Sistem ini
dapat diperluas dan dapat mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan
keputusan yang berorientasi terhadap perencanaan masa depan.
Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan
memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK.
Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang
apa yang dilakukan oleh SPK (misal dukungan pengambilan keputusan pada
masalah tak terstruktur) dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat
dicapai (misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan
proses pengembangan yang diperlukan (Turban, Aronson dan Liang , 2005).
-
17
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK
Sumber SPK yang didefinisikan
Moore dan Chang (1980) Pola penggunaan, kapabilitas sistemBonczek (1980) Komponen-komponen sistemKeen (1980) Proses pengembangan
Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat
dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan
hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan
organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui
antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya
dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual/kelompok. Sentralisasi/
desentralisasi, partisipasi/tidak berpartisipasi, maupun demokratis/konsensus
(Suryadi, 1998).
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan
dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui
mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang
terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan
hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu
model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-
faktor yang terlibat.
Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling
sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini
perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang
merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada
-
18
keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal
tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten,
dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka
usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik.
Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat
keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang
diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau
dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and
values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi
nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari
beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa
konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan
yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan
ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat
memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling
penting dalam keputusan (Suryadi, 1998).
2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga
subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, yaitu
-
19
subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan
subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog.
1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)
Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database, yaitu:
a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data
melalui pengambilan dan ekstrasi data.
b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan
mudah.
c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai
dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa
yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan
pengurangan.
d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga
pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)
Salah satu keunggulan SPK ialah kemampuan untuk mengintegrasikan
akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang
menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi
diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian
dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen.
-
20
Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa
penyusunan model seringkali terkait pada struktur model yang
mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat.
Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan
dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani
sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani
persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah,
dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda
dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model
digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut.
Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan
kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.
Salah satu pandangan yang lebih optimis, berarah untuk bisa
menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database
sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara mereka.
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:
a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat
dan mudah.
b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model
keputusan.
c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi
manajemen yang analog dan manajemen database (seperti
-
21
mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan,
dan mengakses model).
3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation
and Management Software)
Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan
interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog.
Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak
sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi
subsistem menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai
dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-
pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh,
joystick, perintah suara dan sebagainya.
2. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui
oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti
printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan
sebagainya.
3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai
agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada
dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam
buku manual, dan sebagainya.
-
22
Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang
disebut gaya dialog, misalnya yang meliputi pendekatan tanya dan jawab,
bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog
pemakai/sistem meliputi:
a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan
jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog
sesuai dengan pilihan pemakai.
b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan
berbagai peralatan masukan.
SISTEM PENDUKUNGKEPUTUSAN
PEMAKAI
Bahasaaksi
Bahasatampilan(presentasi)
-
23
c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi
format dan peralatan keluaran.
d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk
mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.4 Penjurusan
2.4.1 Definisi Penjurusan
Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran
dalam pemilihan program pengajaran para siswa SMA. Dalam penjurusan, siswa
diberi kesempatan memilih jurusan yang paling cocok dengan karakteristik
dirinya. Ketepatan memilih jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa.
Sebaliknya, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena
kekurangtepatan menentukan jurusan (Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).
2.4.2 Tujuan Penjurusan
Para siswa dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku bertujuan
untuk:
1) Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat, dan
minat yang relatif sama.
2) Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia
kerja.
-
24
3) Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang
akan dicapai di waktu mendatang (kelajutan studi dan dunia kerja)
(Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).
2.4.3 Waktu Penjurusan
Waktu Penjurusan dibagi menjadi 2, yaitu (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng,
2008):
1) Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2
kelas X.
2) Pelaksanaan penjurusan program studi di semester -1 kelas XI.
2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi
Kriteria-kriteria penjurusan program studi meliputi:
2.4.4.1 Nilai Akademik
Siswa yang naik kelas ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai
tidak tuntas tiga mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk
menentukan program studi yang dapat diikuti oleh siswa, contoh (Muhaimin,
Sutiah dan Sugeng, 2008):
A. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika dan
Sejarah (dua mata pelajaran ciri khas program studi Ilmu Alam dan satu
ciri khas Ilmu Sosial), maka siswa tersebut secara akademik dapat
dimasukkan ke program studi bahasa.
-
25
B. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa dan Sastra
Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas
program studi Bahasa dan satu ciri khas Ilmu Alam), maka siswa tersebut
secara akademik dapat dimasukkan ke program Ilmu Sosial.
C. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi dan
Bahasa Inggris (mencakup semua mata pelajaran ciri khas program studi
ketiga program di MA), maka siswa tersebut:
1. Perlu diperhatikan prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor mata
pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Pengetahuan Alam
lainnya seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi
dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas
program Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi, Sejarah, Geografi,
Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi
ciri khas program Ilmu Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
dan Bahasa Asing lain). Apabila nilai dari setiap mata pelajaran
yang menjadi ciri khas program ada nilai prestasi yang lebih unggul
daripada program lainnya, maka siswa tersebut bisa dimasukkan ke
program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul
tersebut.
2. Perlu diperhatikan minat siswa/i.
-
26
2.4.4.2 Minat
Minat adalah salah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk
memilih cita-cita/karirnya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar,
pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali
hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik,
senang atau tidak senang (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).
2.4.4.3 Tes IQ
Tes merupakan sumber data yang digunakan untuk pengambilan
keputusan. Hasil tes kecerdasan, biasa dinyatakan dalam koefisien/intelligensi
quotient (yang sering menggunakan simbol IQ). Definisi IQ menyangkut 3 hal:
(1) kemampuan tingkat tinggi (seperti penalaran abstrak, representative mental,
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, (2) kemampuan belajar dan (3)
untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Dua unsur penting dalam definisi tersebut
adalah kapasitas untuk belajar dari pengalaman dan kapasitas untuk
beradaptasi dengan lingkungan (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).
2.5 Program Studi
Program Studi adalah kesatuan rencana belajar yang diselenggarakan atas
dasar suatu kurikulum dan ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran
kurikulum (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).
-
27
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia wajib mencari ilmu
pengetahuan. Al-Quran memberi pentunjuk agar manusia berpikir menggali ilmu
pengetahuan. Sebagaimana dalam Firman Allah.
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,
Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadalah: 11).
2.6 Metodologi Penelitian
2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian
Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu
kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan
maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007).
Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal
dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan
penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi.
-
28
Dalam tahapan tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang bisa kita
gunakan (Hasibuan, 2007).
Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana
dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil
penelitian. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu komputer/sistem
informasi/teknologi informasi merupakan langkah-langkah/tahapan perencanaan
dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan
tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan
menekankan pada proses/sasaran penelitian di bidang CS/IS/IT (Hasibuan,
2007).
Metodologi penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada
dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan
teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang
ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah
yang ada (Hasibuan, 2007).
Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan
dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk
membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam
menangani, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian
(Hasibuan, 2007).
-
29
2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian
Manfaat Penggunaan Metodologi yaitu (Hasibuan, 2007):
1. Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih
comfortable, dan lebih responsible.
2. Metodologi membuat kita lebih knowladgetable (berpengetahuan) dan
lebih berguna dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak
berdasarkan pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan.
3. Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi
gambaran berupa saran, ide maupun masukan-masukan yang bisa di-
elaborate dan dipondasikan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk
memunculkan ide-ide baru.
2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data
Metodologi penelitian pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari
cara untuk menemukan atau menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau
pemahaman tentang metode-metode kearah pelaksanaan penelitian, sehingga
perlu dibedakan antara metode dan teknik. Berikut ini beberapa metodologi
pengumpulan data pada suatu penelitian (Jogiyanto, 2005):
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan
teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang
segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk
-
30
dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevilla, 1993). Kajian pustaka
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk
penelitian yang direncanakan.
b. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini
menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitian-
penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu
diselidiki.
c. Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua
konstruk yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. Oleh
karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut.
d. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi
dan sample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik
yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
e. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan
penyelidikan terdahulu yang dapat dihubungkan dengan penemuan
dan kesimpulan kita.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu
teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang cukup
-
31
efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada
waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga
berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang
melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogiyanto,
2005).
b. Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan
data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam
pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan
analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk
mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang
yang diwawancarai (interviewee). Seperti halnya teknik
pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang
terbaik untuk semua situasi (Jogiyanto, 2005).
3. Studi Literatur Sejenis
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasiinformasi
tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo,
2002).
-
32
2.6.4 Metodologi Analisis
2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)
2.6.4.1.1Definisi AHP
AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. AHP digunakan untuk
menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun
kontinyu. Perbandinganperbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau
dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.
AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi,
pengukuran, dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen
strukturnya. Penyelesaian masalah berdasarkan AHP mengandalkan intuisi
sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambil keputusan
yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak
terstruktur dipecahkan ke dalam kelompokkelompoknya. Kemudian kelompok
kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Perdana, 2009).
Proses analitik bertingkat (Analytical Hierarchy ProcessAHP) yang
dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan
alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan
memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu
(Taylor III, 2005).
-
33
2.6.4.1.2Kelebihan AHP
AHP mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode
yang lainnya, diantaranya yaitu (Perdana, 2009):
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih,
sampai pada subkriteriasubkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi
dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model
pengambilan keputusan yang komperhensif (Perdana, 2009).
2.6.4.1.3Prosedur Kegiatan AHP
Dalam membuat rekomenadasi keputusan menggunakan model AHP,
tahap matematis yang digunakan adalah sebagai berikut (Taylor III, 2005):
1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif
keputusan berdasarkan tiap kriteria
2. Sintesis:
1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan
pasangan
-
34
2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan
dengan jumlah kolom bersangkutanyang disebut matriks
normalisasi
3. Hitung nilai ratarata tiap baris pada matriks normalisasiyang
disebut vektor preferensi atau eigenvektor
4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari langkah 2-(3)
di atas) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan
preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria
3. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria
4. Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi
tiap nilai pada masingmasing kolom matriks dengan jumlah kolom yang
terkait
5. Membuat vektor preferensi dengan menghitung ratarata baris pada
matriks normalisasi
6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan
mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks
kriteria (dari langkah 2-(4) di atas)
7. Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung
pada langkah 6
2.6.4.1.4Perbandingan Pasangan (Pairwise Comparison)
Pada AHP pengambil keputusan menentukan nilai atau skor tiap
alternatif untuk suatu kriteria menggunakan Perbandingan Pasangan (pairwise
-
35
comparison). Pada perbandingan pasangan, pembuat keputusan membandingkan
dua alternatif (yaitu, sepasang) berdasarkan suatu kriteria tertentu dan
mengindikasikan suatu preferensi.
Standar skala preferensi yang digunakan AHP (untuk memasukkan nilai
perbandingan berpasangan) diperlihatkan pada tabel 2.2. Suatu skala preferensi
memberikan nilai numerik untuk berbagai tingkat preferensi. Tiap tingkat pada
skala dibuat berdasarkan perbandingan dua item (Taylor III, 2005).
Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan
Tingkat Preferensi Nilai Angka
Sama disukai 1
Sama hingga cukup disukai 2
Cukup disukai 3
Cukup hingga sangat disukai 4
Sangat disukai 5
Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6
Amat sangat disukai 7
Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8
Luar biasa disukai 9
Sumber : Taylor III, 2005
2.6.4.1.5Contoh Penggunaan AHP
Berikut adalah contoh penggunaan AHP dalam suatu kasus (Taylor III,
2005):
-
36
Southcorp Development mendirikan dan mengelola mal di Amerika.
Perusahaan telah mengidentifikasi tiga lokasi potensial untuk proyek terakhirnya,
yaitu Atlanta, Birmingham, dan Charlotte. Perusahaan juga telah mengidentifikasi
empat kriteria utama sebagai dasar perbandingan lokasi, yaitu (1) pangsa pasar
pelanggan (termasuk ukuran pasar dan populasi pada tiap tingkat usia); (2) tingkat
pendapatan; (3) infrastruktur (termasuk listrik dan jalan raya; dan (4) transportasi
(yaitu kedekatan dengan jalan layang untuk memudahkan akses pelanggan dan
antaran dari pemasok.
Tujuan perusahaan keseluruhan adalah memilih lokasi terbaik. Tujuan ini
berada pada puncak hierarchy masalah di atas. Pada tingkat hierarki berikutnya
(kedua) ditentukan bagaimana kontribusi keempat kriteria dalam pencapaian
tujuan. Pada tingkat hierarki masalah ditentukan bagaimana tiap alternatif lokasi
memberikan kontribusi pada tiap kriteria.
Proses matematis secara umum yang tercakup dalam AHP adalah
menetapkan preferensi lokasi untuk tiap kriteria.
Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa Pasar
LokasiPangsa Pasar
A B C
A 1 3 2
B 1/3 1 1/5
C 5 1
11/6 9 16/5
Sumber : Taylor III, 2005
-
37
Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan
LokasiTingkat Pendapatan
A B C
A 1 6 1/3
B 1/6 1 1/9
C 3 9 1
Sumber : Taylor III, 2005
Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur
LokasiInfrastruktur
A B C
A 1 1/3 1
B 3 1 7
C 1 1/7 1
Sumber : Taylor III, 2005
Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi
LokasiTransportasi
A B C
A 1 1/3 1/2
B 3 1 4
C 2 1/4 1
Sumber : Taylor III, 2005
-
38
Mengembangkan Preferensi dan Kriteria
Langkah berikut dalam AHP adalah membuat prioritas alternatif
keputusan dalam tiap kriteria. Tahap pertama dalam menetukan skor preferensi
adalah dengan menjumlahkan nilai pada tiap kolom matriks perbandingan
pasangan. Penjumlahan kolom untuk matriks pangsa pasar adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar
LokasiPangsa Pasar
A B C
A 1 3 2
B 1/3 1 1/5
C 1/2 5 1
11/6 9 16/5
Sumber : Taylor III, 2005
Kemudian nilai pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom terkait.
Hasilnya merupakan matriks normalisasi (normalized matrix) sebagai berikut:
Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar
LokasiPangsa Pasar
A B C
A 6/11 3/9 5/8
B 2/11 1/9 1/16
C 3/11 5/9 5/16
Sumber : Taylor III, 2005
-
39
Perhatikan bahwa jumlah dari tiap kolom adalah 1. Tahap berikut adalah
untuk menghitung ratarata nilai pada setiap baris. Pada titik ini perlu adanya
konversi nilai pecahan pada matriks menjadi desimal seperti diperlihatkan pada
tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi
LokasiPangsa Pasar
A B C Ratarata Baris
A 0,5455 0,3333 0,6250 0,5012
B 0,1818 0,1111 0,0625 0,1185
C 0,2727 0,5556 0,3125 0,3803
1,0000
Sumber : Taylor III, 2005
Pangsa Pasar
A
B
C
Vektor preferensi untuk kriteria keputusan lainnya dihitung dengan cara serupa.
A
B
C
0,5012
0,1185
0,3803
1,0000
Tingkat Pendapatan
0,2819
0,0598
0,6583
-
40
A
B
C
A
B
C
Empat vektor preferensi ini kemudian diringkas ke dalam suatu matriks
preferensi yang diperlihatkan pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria
LokasiKriteria
PasarTingkat
PendapatanInfrastruktur Transportasi
A 0,5012 0,2819 0,1780 0,1561
B 0,1185 0,0598 0,6850 0,6196
C 0,3803 0,6583 0,1360 0,2243
Sumber : Taylor III, 2005
Infrastruktur
0,1780
0,6850
0,1360
Transportasi
0,1561
0,6196
0,2243
-
41
Merangking Kriteria
Tahap berikut adalah menentukan tingkat kepentingan atau bobot dari
kriteria, yaitu merangking kriteria dari yang paling penting hingga yang kurang
penting. Hal ini dilakukan dengan cara serupa seperti merangking lokasi di setiap
kriteria dengan menggunakan perbandingan pasangan berdasarkan skala
preferensi pada tabel 2.2.
Tabel 2.11 Merangking Kriteria
Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi
Pasar 1 1/5 3 4
Pendapatan 5 1 9 7
Infrastruktur 1/3 1/9 1 2
Transportasi 1/4 1/7 1/2 1
Sumber : Taylor III, 2005
Matriks normalisasi yang dikonversi menjadi angka desimal dengan rata
rata baris (eigenvector) untuk tiap kriteria diperlihatkan pada tabel 2.12 berikut:
Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Ratarata Baris
Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur TransportasiRatarata
Baris
Pasar 0,1519 0,1375 0,2222 0,2857 0,1993
Pendapatan 0,7595 0,6878 0,6667 0,5000 0,6535
Infrastruktur 0,0506 0,0764 0,0741 0,1429 0,0860
-
42
Transportasi 0,0380 0,0983 0,0370 0,0714 0,0612
1,0000
Sumber : Taylor III, 2005
Vektor preferensi yang dihitung dari ratarata baris pada matriks
normalisasi dalam tabel 2.12 adalah sebagai berikut:
Pasar
Pendapatan
Infrastruktur
Transportasi
Mengembangkan Rangking Keseluruhan
Skor keseluruhan tiap lokasi ditentukan dengan perhitungan matriks tabel
2.10 dan mengalikannya dengan vektor preferensi kriteria di atas, dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.13 Rangking AHP
Lokasi Skor
Charlotte 0,5314
Atlanta 0,3091
Birmingham 0,1595
1,0000
Sumber : Taylor III, 2005
0,1993
0,6535
0,0860
0,0612
Kriteria
-
43
Berdasarkan skor yang dikembangkan melalui AHP ini, Charlotte
seharusnya dipilih sebagai lokasi mal baru, dengan Atlanta pada rangking kedua
dan Birmingham di rangking ketiga.
2.7 Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal.
Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah
(Mc.Leod, 2004).
Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti
oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk
menganalisa, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi
(Kadir, 2003).
2.7.1 Pengertian System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem
atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas
yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas
tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC
sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi
pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat
fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod,
2004).
-
44
SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan
langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga
kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005):
1. Analysis
2. Design
3. Implementation
2.7.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki tahapantahapan
sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):
A. Analysis
Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan.
Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara
baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.
Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya,
perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan
identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan
profesional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai
berikut:
1. Deteksi masalah (Problem Detection)
2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation)
3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis)
4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives)
-
45
5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System)
B. Perancangan (Design)
Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk men-design sistem
baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang
diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file.
C. Penerapan (Implementation)
Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan
kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari
sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu
mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa
pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa
sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan, dan
pergantian sistem.
2.8 Tools Perancangan
2.8.1 Bagan Alir (Flowchart)
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart
merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Bagan alir
(flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program
-
46
atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat
bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Jogiyanto, 2005).
Ada dua macam flowchart yang mengambarkan proses dengan komputer,
yaitu (Jogiyanto, 2005):
1. Bagan alir sistem (system flowchart)
Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system, dengan
menunjukan alat media input, output serta media penyimpanan dalam
proses pengolahan data.
2. Bagan alir program (program flowchart)
Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan
symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.
Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu
menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):
1. Flow Direction Symbol (Simbol penghubung/alur)
Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu
dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line. Simbol-
simbol tersebut terdapat pada tabel 2.14 sebagai berikut:
Tabel 2.14 Flow Direction Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol arus / flowUntuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
-
47
2. Simbol Communication linkUntuk menyatakan bahwa adanya transisi suatudata / informasi dari satu lokasi ke lokasilainnya.
3. Simbol ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proseske proses lainnya dalam halaman/lembar yangsama.
4. Simbol Offline ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proseske proses lainnya dalam halaman/lembar yangberbeda.
Sumber: Ladjamudin, 2005
2. Processing Symbol (Simbol Proses)
Simbol yang menujukan jenis operasi pengolahan dalam suatu
proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut terdapat pada tabel 2.15 sebagai
berikut.
Tabel 2.15 Processing Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol Offline ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proses keproses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2. Simbol ManualUntuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidakdilakukan oleh komputer (manual).
3. Simbol Decision/ logikaUntuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akanmenghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
-
48
4. Simbol Predefined ProsesUntuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanansatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5. Simbol TerminalUntuk menyatakan permulaan atau akhir suatuprogram.
6. Simbol Keying OperationUntuk menyatakan segala jenis operasi yangdiproses dengan menggunakan suatu mesin yangmempunyai keyboard.
7. Simbol Off-line StorageUntuk menunjukkan bahwa data dalam simbol iniakan disimpan ke suatu media tertentu.
8. Simbol Manual InputUntuk memasukkan data secara manual denganmenggunakan online keyboard.
Sumber: Ladjamudin, 2005
3. Input-output Symbol (Simbol input-output)
Simbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input-
output. Simbol tersebut terdapat pada tabel 2.16 sebagai berikut.
Tabel 2.16 Input-output Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol Input-outputUntuk menyatakan proses input dan outputtanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2. Simbol Punched CardUntuk menyatakan input berasal dari kartu atauoutput ditulis ke kartu.
-
49
3. Simbol Magnetic-tape UnitUntuk menyatakan input berasal dari pitamagnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4. Simbol Disk StorageUntuk menyatakan input berasal dari disk atauoutput disimpan ke disk.
5. Simbol DocumentUntuk mencetak laporan ke printer.
6. Simbol DisplayUntuk menyatakan peralatan output yangdigunakan berupa layer (video, komputer).
2.8.2 Pseudocode
Pseudocode merupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang
sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau
menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman
seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan
algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih
rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang
digunakan (Ladjamudin, 2005).
2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur
Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk
menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah
Sumber: Ladjamudin, 2005
-
50
bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama
bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat
yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma
menggunakan bahasa manusia.
Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma
yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa
Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur
penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping
(Ladjamudin, 2005).
2.8.3 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram aliran data atau data flow diagram (DFD) merupakan model dari
sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil
(Ladjamudin, 2005). Keuntungan menggunakan data flow diagram (DFD) adalah
pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer dapat mengerti
sistem yang akan dikerjakan.
2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level
tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari
sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi
oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks
-
51
hanya ada satu proses. Tidak ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin,
2005).
2.8.3.2 Diagram Zero (Overview Diagram)
Diagram nol/zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data
flow diagram. Diagram nol/zero memberikan pandangan secara menyeluruh
mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau
proses yang ada, aliran data, dan eksternal entitiy. Pada level ini sudah
dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses
yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, simbol * atau P (functional
primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan
output (balancing) antara diagram zero dengan diagram konteks harus terpelihara
(Ladjamudin, 2005).
2.8.3.3 Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada
dalam diagram zero atau diagram level di atasnya (Ladjamudin, 2005).
Berikut ini perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa ahli
perancangan sistem pada Tabel 2.17:
-
52
Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD
Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan,De Marco, dan lainnya
Simbol DF
top related