bahan kuliah dari pak munk
Post on 20-Jun-2015
159 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kegiatan Belajar XI
Jurus Jitu Menulis Naskah Berita TV 1. Mulailah menulis dengan bercerita tentang bagian terbaik dari gambar yang didapat. Kenapa? Dibandingkan media massa lain, TV punya kekuatan pada gambar. Dengan gambar, penonton bisa melihat suatu cerita. Tidak hanya membaca seperti di koran atau internet, atau mendengar seperti di radio. Dan gambar yang dimiliki TV bergerak, berbeda dengan foto yang diam. Karena itu, tempatkan gambar terbaik pada awal cerita dan mulailah menulis naskah tentang gambar tersebut. Dengan menempatkan gambar terbaik di depan, kita bisa menarik penonton dan menjaganya tetap menyaksikan cerita kita. Apa kategori gambar terbaik? Yang paling dramatis dari rangkaian gambar yang ada. Yang paling unik, yang paling bisa membuat penonton tetap terjaga untuk mengikuti cerita yang dihadirkan. 2. Jangan menulis apa yang sudah ada di layar. Kenapa? Karena percuma. Penonton sudah mengetahuinya dari apa yang mereka lihat. Tulislah naskah dengan apa yang tidak bisa penonton tahu dari gambar, atau informasi lain yang tidak bisa diceritakan lewat gambar. Jadi, karena sudah ada gambar, naskah tak perlu melukiskan apa yang sedang terjadi. Lebih dari melukiskan, naskah harus menjelaskan kenapa peristiwa terjadi.
>CONTOH SALAH. GAMBAR NASKAH
MAHASISWA MERUBUHKAN PINTU GERBANG KOMPLEK DPR.
RIBUAN MAHASIWA MERUBUHKAN PINTU GERBANG KOMPLEK DPR/MPR/ SELASA PAGI// MEREKA BERASAL DARI BERBAGAI KAMPUS DI JAKARTA// TUJUAN MEREKA SATU/ MEMINTA KETUA DPR AGUNG LAKSONO MUNDUR DARI JABATANNYA//
>CONTOH BENAR. GAMBAR NASKAH
MAHASISWA MERUBUHKAN PINTU GERBANG KOMPLEK DPR.
KESABARAN RIBUAN MAHASIWA/ AKHIRNYA HABIS SELASA PAGI// MEREKA BERKERAS MEMAKSA KETUA DPR AGUNG LAKSONO MUNDUR/ KARENA TERLIBAT KASUS KORUPSI// PARA MAHASISWA BERASAL DARI BERBAGAI KAMPUS DI JAKARTA//
>CONTOH SALAH.
GAMBAR NASKAHALBERT TERKAPAR BERSIMBAH DARAH.
ALBERT MAKATIKA ALIAS ABEY/ KINI BERSIMBAH DARAH// IA DITUSUK LAWAN DUELNYA// TUBUHNYA PENUH LUKA//
>CONTOH BENAR.
GAMBAR NASKAHALBERT TERKAPAR BERSIMBAH DARAH.
PERJALANAN PANJANG ALBERT SEBAGAI PREMAN TANAH ABANG BERAKHIR SUDAH// IA RUBUH OLEH SESAMA PREMAN SETEMPAT//
>CONTOH SALAH. GAMBAR NASKAH
POLISI MEMERIKSA TAS DAN DOMPET PENGUNJUNG DISKOTEK.
POLISI MEMERIKSA SEMUA PENGUNJUNG DISKOTEK DRAGON FLY// TAS/ DOMPET/ SERTA KARTU IDENTITAS PARA PENGUNJUNG DITELITI DENGAN CERMAT//
>CONTOH BENAR. GAMBAR NASKAH
POLISI MEMERIKSA TAS DAN DOMPET PENGUNJUNG DISKOTEK.
POLISI MENDATANGI DISKOTEK DRAGON FLY/ SABTU DINI HARI// MEREKA MENCARI BURONAN NOMER SATU KASUS PELEDAKAN BOM DI TANAH AIR/ NOORDIN MUHAMMAD TOP//
3. Hindari memakai istilah asing dan singkatan. Kenapa? Karena penonton kita orang Indonesia. Pakailah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang dipahami oleh penonton. Istilah asing juga membuat penonton merasa pesan/isi berita tak ditujukan kepada dirinya. Jangan pula memakai istilah dalam bahasa Indonesia yang tak dipahami orang awam. Misalnya kalimat “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk mengajukan pemakzulan terhadap Presiden George Bush.” Apa itu pemakzulan?? Ternyata, pemakzulan adalah padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk “impeachment”. Tapi jangan pula menulisnya jadi “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk mengajukan impeachment terhadap Presiden George Walker Bush.” Tulislah “Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat dari kubu Demokrat mulai berpikir untuk menurunkan George Bush dari kursi Presiden Amerika Serikat yang kini didudukinya.”
>CONTOH SALAH. PETUGAS DINAS KESEHATAN MENGAMBIL SAMPLE DARAH SELURUH WARGA JAKARTA/ MINGGU SIANG// SEMBILAN WANITA DAPAT GILIRAN PERTAMA// MEREKA ADALAH CALON DUTA BESAR YANG BARU SAJA MENJALANI FIT AND PROPER TEST DI DPR SEHARI SEBELUMNYA// BERDASARKAN DATA REKAM MEDIK RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO/ JAKARTA MEMANG TAK BOLEH MENGANGGAP ENTENG FLU BURUNG// SEJAK AWAL DESEMBER/ WARGA KOTA INI YANG TERTULAR FLU BURUNG SUDAH MENCAPAI 3000 ORANG//
>CONTOH BENAR. PETUGAS DINAS KESEHATAN MENGAMBIL CONTOH DARAH SELURUH WARGA JAKARTA/ MINGGU SIANG// SEMBILAN WANITA DAPAT GILIRAN PERTAMA// MEREKA ADALAH CALON DUTA BESAR/ YANG BARU SAJA MENJALANI TES DI DPR SEHARI SEBELUMNYA// BERDASARKAN CATATAN KESEHATAN RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO/ JAKARTA MEMANG TAK BOLEH MENGANGGAP ENTENG FLU BURUNG// SEJAK AWAL DESEMBER/ WARGA KOTA INI YANG TERTULAR FLU BURUNG SUDAH MENCAPAI 3000 ORANG//
4. Jangan menulis kalimat yang beranak-pinak. Kenapa? Tayangan TV hadir dalam sekejap, tidak bisa diulang. Jadi buatlah naskah yang mudah dipahami penonton dalam waktu singkat. Jangan buat penonton bingung dan berpikir. Kalimat yang baik adalah kalimat tunggal yang berpola subyek – predikat – obyek – keterangan (S-P-O-K). Satu kalimat, berarti hanya berisi satu gagasan/ide. Jadi penonton mudah memahaminya. Kalimat yang beranak-pinak juga menyulitkan dubber, karena ia harus mempersiapkan nafas yang extra panjang.
>CONTOH SALAH. MILA/ MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA/ ADALAH WANITA SATU-SATUNYA DI TRANSTV BIRO SURABAYA// BERSAMA ZAINAL/ LELAKI 30 TAHUN DENGAN 1 ANAK DAN 1 ISTRI/ MILA GEMAR MENGHABISKAN WAKTU DI DEPAN GEDUNG DPRD// >CONTOH BENAR. MILA ADALAH WANITA SATU-SATUNYA DI TRANSTV BIRO SURABAYA// IA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA// BERSAMA ZAINAL/ MILA GEMAR MENGHABISKAN WAKTU DI DEPAN GEDUNG DPRD// ZAINAL ADALAH LELAKI 30 TAHUN DENGAN 1 ANAK DAN 1 ISTRI//
>CONTOH SALAH. JUMAIYAH DITEMUKAN TEWAS DENGAN LEHER MENGANGA BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM/ PERUT SEBELAH KIRI TERTEMBUS PISAU SERTA DI PUNDAKNYA BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM/ SEMENTARA SUPRIYAJI DITEMUKAN TEWAS GANTUNG DIRI// >CONTOH BENAR. JUMAIYAH TEWAS DENGAN LUKA MENGANGA DI LEHER BEKAS SAYATAN BENDA TAJAM// PERUT SEBELAH KIRINYA TERTEMBUS PISAU// BEKAS SAYATAN BENDA TAYAM JUGA ADA DI PUNDAKNYA// SEDANGKAN SUPRIYAJI TEWAS GANTUNG DIRI//
>CONTOH SALAH. KEDUA TERSANGKA/ MASING-MASING ROBBY WENAS DAN FENNI KANSIL/ KINI DITAHAN POLISI // >CONTOH BENAR. KEDUA TERSANGKA KINI DITAHAN POLISI// MEREKA BERNAMA ROBBY WENAS DAN FENNI KANSIL//
>CONTOH SALAH. MENYUSUL TERBONGKARNYA KASUS TRANSAKSI NARKOBA YANG TERJADI DI DALAM RUMAH TAHANAN SALEMBA JAKARTA BEBERAPA WAKTU LALU ANTARA ORANG LUAR DENGAN PENGHUNI TAHANAN/ SABTU MALAM/ SATUAN RESERSE KRIMINAL POLRES JAKARTA PUSAT BESERTA UNIT RESKRIM DELAPAN POLSEK DI WILAYAH ITU MELAKUKAN RAZIA MENDADAK DI DALAM RUMAH TAHANAN ITU// >CONTOH BENAR. PERSONIL POLRES JAKARTA PUSAT/ SABTU MALAM MELAKUKAN RAZIA MENDADAK DI RUMAH TAHANAN SALEMBA// MEREKA DIBANTU UNIT RESERSE KRIMINAL DARI 8 POLSEK DI WILAYAH INI// RAZIA DILAKUKAN MENYUSUL TERBONGKARNYA TRANSAKSI NARKOBA DI DALAM RUTAN BEBERAPA WAKTU LALU// KASUS ITU MELIBATKAN ORANG LUAR DAN PENGHUNI RUTAN//
5. Jangan lupa menulis hari kejadian peristiwa. Kenapa? Ini pesan keramat dari ilmu jurnalistik paling dasar: Who, When, Where, What, Why, How. Untuk TransTV, ini penting karena banyak story yang berbeda antara hari liputan dengan hari penayangannya. Liputan Selasa pagi, kirim kaset Selasa sore, sampai Jakarta Rabu pagi, tayang Rabu sore. Penonton perlu tahu kapan peristiwa terjadi, terutama kalau peristiwa itu sudah lewat. Lainnya, tolong tambahi embel-embel pagi, siang, sore, malam, atau dini hari di belakang kata hari. Dan jangan gunakan kata-kata hari ini, tadi sore, nanti malam, kemarin siang.Jadi, kata-kata ‘hari ini’ tidak boleh masuk naskah, pdhal hal itu justru lebih powerfull karena menunjukkan kebaruan dari story tersebut? Silakan gunakan di bagian lead in, jangan di badan naskah. Karena kalau story tersebut ditayangkan di hari yang berbeda, justru jadi tidak akurat. Reportase Malam misalnya, on air di hari yang berbeda dengan semua cerita yang ditayangkan. Maklum RPM siaran di jam 00.30 WIB, 30 menit setelah hari berganti baru.
>CONTOH SALAH. LIMA RATUSAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR HARI INI MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES/ KARENA 3 BULAN LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// >CONTOH BENAR. LIMA RATUSAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES// SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI//
6. Hindari penghalusan istilah (eufemisme). Kenapa? Berceritalah apa adanya kepada penonton. Jangan gunakan ‘diamankan’, padahal sesungguhnya ‘ditahan’. Pilihlah ‘harga naik’ atau ‘harga turun’, jangan ‘harga disesuaikan’.
Atau, pertimbangkan lagi kalau akan menggunakan kata ‘dirumahkan’ untuk seorang buruh yang ‘dipecat’. 7. Hindari penggunaan kata sifat yang memberi penilaian atas suatu peristiwa. Kenapa? Fakta tidak boleh bercampur dengan opini. Sebagai jurnalis, tugas kita adalah menyodorkan fakta kepada masyarakat. Biarkan masyarakat yang menilai suatu peristiwa. Di sisi lain, pemisahan ini memberikan kewajiban kepada tiap jurnalis untuk mencari dan menyajikan fakta secara benar, supaya masyarakat dapat memberi penilaian secara benar pula.
>CONTOH SALAH. LIMA RATUS SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES/ KARENA SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// NAMUN/ BANYAK DI ANTARA SISWA YANG MENOLAK MINUM SUSU PEMBERIAN WAKIL PRESIDEN// ALASANNYA/ MEREKA ALERGI TERHADAP SUSU// >KRITIK.Berapa sih siswa yang menolak minum susu? Ternyata 50 orang. Benarkah 50 itu bisa disebut banyak? Banyak terhadap apa? Terhadap 450 siswa yang lain? 50 siswa adalah 1/10 dari 500 siswa. Bisakah itu disebut banyak? Atau memang awam sepakat bahwa 50 bisa disebut banyak? Yakinkah? Lebih baik tulis seperti ini; LIMA RATUS SISWA SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR/ RABU SORE MENDAPAT SUSU GRATIS DARI WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA// ACARA INI ADALAH HADIAH DARI WAPRES/ KARENA SEPTEMBER LALU IA MENANG TENDER PERBAIKAN SELURUH GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA INI// NAMUN/ 50 SISWA DI ANTARANYA MENOLAK MINUM SUSU PEMBERIAN WAKIL PRESIDEN// ALASANNYA/ MEREKA ALERGI TERHADAP SUSU//
Lalu bagaimana jika ada suatu kejadian yang kita anggap mengganggu rasa keadilan orang banyak? Tetapkah kita tidak boleh beropini? Misalnya seorang yang terbukti membunuh 5 kakak adiknya, tapi hakim menghukumnya 1 tahun penjara. Berdiskusilah dengan produser di kantor. Sebagai tim liputan, kita berhak menyatakan pendapat terhadap cerita yang kita liput. Keputusan akhir akan diambil dengan mempertimbangkan masukan tersebut. 8. Jangan menggunakan kata-kata ‘menurut’, ‘menegaskan’, ‘mengaku’ atau sejenisnya untuk mengutip keterangan narasumber. Kenapa? Itu bahasa media cetak, bukan bahasa broadcasting. Kalau keterangan narasumber itu layak, bikin jadi soundbite. Karena jadi soundbite, maka ada cg untuknya saat tampil di layar. Dari situ penonton tahu siapa narasumber itu.
>CONTOH SALAH 1.
MENURUT SUGIATMOKO/ SEKITAR PUKUL 12 SIANG SUDAH ADA TANDA-TANDA
BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI
KAMPUNG INI// IA DAN BEBERAPA WARGA SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK
BERJAGA-JAGA// >CONTOH SALAH 2.
KAPOLSEK MAMPANG PRAPATAN AKP YUDHI SAPUTRA/ MEMBENARKAN
PENANGKAPAN TIGA TERSANGKA BANDAR SABU-SABU// IA BAHKAN
MENGAKU SUDAH MENUGASKAN ANAK BUAHNYA UNTUK MENGINTAI PARA
TERSANGKA SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
>CONTOH SALAH 3.
MENURUT WALHI/ RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI/ YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP/ YANG MENYEBABKAN RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT//
>CONTOH BENAR 1,2, 3.
JADIKAN SOUNDBITE.
Lalu bagaimana kalau keterangan itu hasil wawancara off cam? Tetap hindari penggunaan kata-kata menurut, menegaskan, atau yang sejenis.
>CONTOH SALAH.
MENURUT SUGIATMOKO/ SEKITAR PUKUL 12 SIANG SUDAH ADA TANDA-TANDA
BANJIR AKAN DATANG// SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI
KAMPUNG INI// IA DAN BEBERAPA WARGA SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK
BERJAGA-JAGA//
>CONTOH BENAR.
WARGA KAMPUNG SENGAJA TIDAK TIDUR UNTUK BERJAGA-JAGA// SEJAK
SIANG/ MEREKA SUDAH MELIHAT TANDA-TANDA BANJIR AKAN DATANG//
SELAMA SEHARI PENUH HUJAN TAK BERHENTI DI WILAYAH INI//
>CONTOH SALAH.
KAPOLSEK MAMPANG PRAPATAN AKP YUDHI SAPUTRA/ MEMBENARKAN
PENANGKAPAN TIGA TERSANGKA BANDAR SABU-SABU// IA BAHKAN
MENGAKU SUDAH MENUGASKAN ANAK BUAHNYA UNTUK MENGINTAI PARA
TERSANGKA SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
>CONTOH BENAR.
POLISI SUDAH MENGINTAI KETIGA TERSANGKA BANDAR SHABU-SHABU INI
SEJAK 3 BULAN SEBELUMNYA//
>CONTOH SALAH.
MENURUT WALHI/ RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI/ YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP/ YANG MENYEBABKAN RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT//
>CONTOH BENAR.
RAKYAT MISKIN BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG MURAH DARI NEGARA// BUKAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MAHAL SEPERTI SAAT INI// MAHALNYA PENDIDIKAN MENYEBABKAN RENDAHNYA KUALITAS ANAK BANGSA// WALHI JUGA MEMPROTES PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP// DUA HAL ITU MEMBUAT RAKYAT KEHILANGAN HAK ATAS LINGKUNGAN YANG SEHAT//
9. Hindari menulis daftar tentang apapun dalam naskah. Kenapa? Berita tv hadir dalam sekejap dan tidak bisa diulang. Karena itu, seluruh informasi yang hadir harus jelas dan gampang dicerna. Daftar tentang apapun sebaiknya dihadirkan dalam bentuk grafis. Misalnya tentang faktor penyebab tingginya inflasi 2005, korban bom, tersangka, daerah-daerah yang mengalami rawan pangan di Papua, atau pos-pos anggaran yang mengalami kenaikan dalam RAPBN 2006. Tapi, bukan berarti data seperti contoh di atas bukanlah hal yang penting. Data itu penting, dan karena penting kita harus menyajikannya dalam bentuk yang mudah dicerna dan diingat penonton. 10. Jangan menulis naskah dengan susunan lokasi kejadian berulang. Kenapa? Supaya hasil edit gambar bisa menunjukkan lokasi yang berurutan, tidak bolak-balik. Tulislah naskah sesuai pembagian lokasi peristiwa.
>CONTOH SALAH. GAMBAR NASKAH
PERKAMPUNGAN SAMPIH. KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI//
TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAH-BOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU//
WARGA SAMPIH DI RS. 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// MEREKA KERACUNAN GAS KIMIA/ YANG BOCOR DARI TABUNG MILIK PT INDORAMA POLYMER//
PERKAMPUNGAN SAMPIH. GAS KIMIA BERACUN MULAI TERCIUM WARGA SAMPIT DI KAMPUNG MEREKA SEKITAR PUKUL SETENGAH LIMA PAGI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU//
>CONTOH BENAR 1. GAMBAR NASKAH
KAMPUNG SAMPIH. KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAH-BOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU//
KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR.
GAS KIMIA BERACUNLAH YANG MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTASI KAMPUNG INI//
WARGA SAMPIH DI RS. 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN//
>CONTOH BENAR 2. GAMBAR NASKAH
WARGA SAMPIH DI RS. 350 WARGA SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ SEJAK SABTU PEKAN LALU MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN// MEREKA SEMUA TERCEMAR GAS KIMIA BERACUN//
KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR.
PENYEBAB KERACUNAN ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTAS DI KAMPUNG SAMPIH// PIPA GAS KIMIA INI BIASA MENGALIRKAN BAHAN PEMBUAT BENANG SINTETIS// PIPA MELINTAS DI TENGAH KAMPUNG SAMPIH SEPANJANG 100 METER//
KAMPUNG SAMPIH. AKIBAT KEJADIAN ITU/ KAMPUNG SAMPIH KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// WARGA YANG TAK TERSERANG GAS BERACUN
MEMILIH MENGUNGSI KE KAMPUNG SEBELAH// SEMUA RUMAH DITINGGAL PERGI PEMILIKNYA//
11. Jangan lupa soundbite. Kenapa? Soundbite penting untuk meningkatkan kredibilitas story yang kita bikin. Jadi penonton tahu siapa sumber kita. Apalagi kalau soundbite itu milik orang yang selama ini sulit ditemui dan diwawancara. Lagipula, tiap story yang diputuskan layak diliput, pasti punya tokoh. Ada tokoh, berarti ada soundbite. Soundbite juga berguna untuk membuat story kita tidak terdengar membosankan, karena isinya tidak hanya dubbing. Soundbite apa yang baik? Soundbite yang nendang, yang berisi ekspresi, opini atau penjelasan Why dan How atas peristiwa. Data jangan dijadikan soundbite. Masukkan saja ke naskah. Termasuk yang harus dihindari adalah soundbite jenis “…tersangka kami tangkap dengan tuduhan pelanggaran undang-undang nomer sekian tahun sekian, pasal sekian, ayat sekian…”. Masukkan saja data seperti itu dalam naskah, dengan uraian yang lebih mudah dipahami penonton. Penontonpun lebih perlu tahu soal undang-undang tentang apa yang dilanggar tersangka, daripada nomer dan tahun undang-undang tersebut.
>CONTOH SALAH.SB: Jenderal SUTANTO / Kapolri“13 juta personel kita kerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Mereka disebar ke 13 juta gereja di seluruh Tanah Air. Khusus Jakarta, kita tempatkan 50 ribu petugas yang akan bergantian jaga selama 24 jam.” >CONTOH BENAR.SB: Jenderal SUTANTO / Kapolri“Polisi berjaga di gereja pada malam Natal nanti bukan untuk menakut-nakuti umat Kristiani. Kita justru ingin menjaga mereka, biar mereka bisa beribadah dengan tenang.”
>CONTOH SALAH.SB: Subhan Ahmad / Warga “5 anak saya sejak kemarin dirawat di rumah sakit. Yang satu panasnya 30 derajat celcius, yang dua 29 derajat celcius, sementara 3 lainnya 26 derajat celcius. Mereka terpaksa saya bawa karena panasnya makin tinggi. Saya bawa mereka dengan meminjam mobil tetangga.” >CONTOH BENAR.SB: Subhan Ahmad / Warga “Dinas Kesehatan itu kerjanya apa sih? Ngurus demam berdarah aja gak becus. Sekarang 5 anak saya dirawat di rumah sakit. Mereka mau bayar biayanya?”
Jangan lupa akurasi ejaan nama dan jabatan narasumber. Karena akurasi adalah bukti kredibilitas kerja jurnalistik. Jabatan Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Negara RI (Kadiv
Humas Mabes Polri) misalnya, adalah penyebutan yang salah. Yang benar adalah Kadiv Humas Polri, tanpa embel-embel ‘Mabes’. 12. Tempatkan soundbite sesuai urutan logika gambar dan naskah.
Kenapa? Supaya gambar dan naskahnya gak bolak-balik juga.
>CONTOH SALAH. GAMBAR NASKAH
KAMPUNG SAMPIH. KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAH-BOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU//
SB: WAHYU AHMAD / Warga (diwawancara di RS)
“Pagi itu perut saya rasanya mual. Saya langsung tinggalkan rumah. Saya gak mau ambil resiko. Kasian keluarga saya.
KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR.
GAS KIMIA BERACUNLAH YANG MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTASI KAMPUNG INI//
WARGA SAMPIH DI RS. SEKITAR 350 WARGA SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN//
>CONTOH BENAR. GAMBAR NASKAH
KAMPUNG SAMPIH. KAMPUNG SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// TAK TERDENGAR LAGI SUARA BOCAH-BOCAH YANG BERMAIN DI SORE HARI// SEMUA RUMAH KOSONG DITINGGAL PENGHUNINYA SEJAK SABTU PEKAN LALU//
KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR.
GAS KIMIA BERACUNLAH YANG MEMBUAT KAMPUNG SAMPIH SEPERTI INI// NYARIS SEMUA PELOSOK KAMPUNG TERCEMAR GAS BERACUN ITU// PENYEBABNYA ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTASI KAMPUNG INI//
SB: WAHYU AHMAD / Warga (diwawancara di RS)
“Pagi itu perut saya rasanya mual. Saya langsung tinggalkan rumah. Saya gak mau ambil resiko. Kasian
keluarga saya.WARGA SAMPIH DI RS. WAHYU DAN SEKITAR 350 WARGA
SAMPIH KINI MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN//
>CONTOH BENAR 2. GAMBAR NASKAH
WARGA SAMPIH DI RS. 350 WARGA SAMPIH DI CIREBON/ JAWA BARAT/ SEJAK SABTU PEKAN LALU MEMENUHI RUMAH SAKIT BAYU ASIH// SEBAGIAN BESAR ADALAH ANAK-ANAK DI BAWAH 5 TAHUN// MEREKA SEMUA TERCEMAR GAS KIMIA BERACUN//
SB: WAHYU AHMAD / Warga (diwawancara di RS)
“Pagi itu perut saya rasanya mual. Saya langsung tinggalkan rumah. Saya gak mau ambil resiko. Kasian keluarga saya.
KAMPUNG SAMPIH DAN PIPA GAS YANG BOCOR.
PENYEBAB KERACUNAN ADALAH BOCORNYA PIPA GAS MILIK PT INDORAMA POLYMER YANG MELINTAS DI KAMPUNG SAMPIH// PIPA GAS KIMIA INI BIASA MENGALIRKAN BAHAN PEMBUAT BENANG SINTETIS// PIPA MELINTAS DI TENGAH KAMPUNG SAMPIH SEPANJANG 100 METER//
KAMPUNG SAMPIH. AKIBAT KEJADIAN ITU/ KAMPUNG SAMPIH KINI NYARIS TAK BERPENGHUNI// WARGA YANG TAK TERSERANG GAS BERACUN MEMILIH MENGUNGSI KE KAMPUNG SEBELAH// SEMUA RUMAH DITINGGAL PERGI PEMILIKNYA//
13. Tempatkan latar belakang peristiwa di bagian akhir naskah. Kenapa? Untuk menghindari kerancuan cerita, dan memberi tahu penonton cerita terbaru. Sesuai namanya yang ‘latar belakang’, sudah takdirnya jadi latar dan ada di belakang naskah. Bukan di depan atau di tengah naskah. Latar belakang di depan atau di tengah naskah merusak susunan gambar. Tapi, bukan berarti latar belakang tak penting. Latar belakang justru penting untuk memperkaya cerita. Terutama cerita yang terus bergulir (running stories).
>CONTOH SALAH .SETELAH SEBELUMNYA MENGGEREBEK PABRIK EKSTASI DI JAKARTA SELATAN/ RABU PAGI POLDA METRO JAYA MEMBONGKAR JARINGAN INTERNASIONAL PENGEDAR PIL HARAM ITU// 4 TERSANGKA DITANGKAP/ SEMUANYA WARGA NEGARA INDONESIA// POLISI MEMBEKUK MEREKA
SETELAH MENGINTAI GERAK-GERIK KEEMPATNYA SELAMA 3 BULAN// >CONTOH BENAR. POLDA METRO JAYA MEMBONGKAR JARINGAN INTERNASIONAL PENGEDAR EKSTASI/ RABU PAGI// 4 TERSANGKA DITANGKAP/ SEMUANYA WARGA NEGARA INDONESIA// POLISI MEMBEKUK MEREKA SETELAH MENGINTAI GERAK-GERIK KEEMPATNYA SELAMA 3 BULAN// PENANGKAPAN PARA TERSANGKA ADALAH PENGEMBANGAN DARI PENGGEREBEKAN PABRIK EKSTASI DI JAKARTA SELATAN APRIL LALU// SAAT ITU/ POLISI MENYITA 300 RIBU PIL EKSTASI BESERTA ALAT PEMBUATNYA//
>CONTOH SALAH .NURDIN HALID KEMBALI LOLOS DARI JERAT HUKUM// KAMIS SIANG/ MAJELIS PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA MEMBEBASKANNYA DARI DAKWAAN KASUS KORUPSI IMPOR GULA// INI ADALAH VONIS BEBAS KEDUA BAGI NURDIN// AGUSTUS LALU/ NURDIN JUGA DIVONIS BEBAS DARI DAKWAAN KORUPSI PENYALURAN BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN// KELUARGA NURDIN MENYAMBUT KEPUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA DENGAN SUKA CITA// APALAGI/ PEKAN DEPAN NURDIN BERNIAT MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANNYA// >CONTOH BENAR. NURDIN HALID KEMBALI LOLOS DARI JERAT HUKUM// KAMIS SIANG/ MAJELIS PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA MEMBEBASKANNYA DARI DAKWAAN KASUS KORUPSI IMPOR GULA// KELUARGA NURDIN MENYAMBUT KEPUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI JAKARTA UTARA DENGAN SUKA CITA// APALAGI/ PEKAN DEPAN NURDIN BERNIAT MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANNYA// KEPUTUSAN BEBAS INI BUKANLAH YANG PERTAMA BAGI NURDIN// AGUSTUS LALU/ NURDIN JUGA DIVONIS BEBAS DARI DAKWAAN KORUPSI PENYALURAN BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN//
14. Jangan lupa menulis shot list. Kenapa? Produser dan asisten produser harus tahu gambar apa yang didapat sebelum mengedit naskah. Dari shot list-lah mereka memutuskan story itu akan dibikin seperti apa. Sebabnya klasik, seringkali kaset liputan belum datang saat naskah diedit. Jadi tidak bisa preview gambar. Shot list yang baik dibuat sesuai urutan pengambilan gambar serta memuat keterangan dimana dan kapan gambar diambil. Perbedaan waktu pengambilan gambar sangat penting diketahui sebelum mengedit naskah, untuk menghindari urutan gambar yang tidak sesuai logika. Misalnya suatu kejadian yang terjadi pada sore hari, malam hingga pagi; tapi naskah diedit dengan urutan malam, sore, pagi.
>CONTOH SALAH .1. PEMERIKSAAN KORBAN2. OLAH TKP3. WARGA BERJAGA-JAGA4. SWEEPING RUMAH KOS5. WAWANCARA KETUA RT6. PEMERIKSAAN JENASAH7. POLISI BERSIAP KEJAR TERSANGKA LAIN8. WAWANCARA PENEMU JENASAH
>CONTOH BENAR. 1. PEMERIKSAAN KORBAN DI MARKAS POLRES JAKSEL SIANG HARI2. WAWANCARA KETUA RT DI KANTOR POLISI SIANG HARI 3. POLISI BERSIAP KEJAR TERSANGKA LAIN SIANG HARI 4. OLAH TKP DI KEMANG SORE HARI 5. WARGA BERJAGA-JAGA DI KEMANG SORE HARI6. WAWNCARA PENEMU JENASAH SIANG HARI7. SWEEPING RUMAH KOS DI KEMANG MALAM HARI 8. PEMERIKSAAN JENASAH DI RS MALAM HARI
KEGIATAN BELAJAR XI
WAWANCARA STUDIO Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus opini mempunyai nilai tambah, lebih-lebih kalau yang menjadi sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan opini yang dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali baru dan belum pernah dikemukakaan kepada media lain. Persiapan Materi Wawancara Persiapan Wawancara Untuk melakukan wawancara memerlukan persiapan dengan langkah-langklah sebagai berikut: Pertama, sebelum melakukan wawancara harus menguasai persoalan yang akan dipercakapkan, kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum sampai detail. Kedua, tahapan berikutnya menentukan arah permalahan yang digali dengan dilengkapi berbagai berita berkaitan dengan bahan yang akan dijadikan bahan wawancara. Ketiga, setelah menentukan permasalahan, menetapkan siapa-siapa saja yang akan menjadi nara sumber untuk diwawancarai. Dalam hal ini harus jelas kriterianya mengapa dalam masalah ini harus mewawancarai nara sumber tersebut.
Keempat, mengenali sifat-sifatnya yang akan menjadi nara sumber sebelumterjadi wawancara. Untuk mengenali lebih dekat nara sumber, bertanya kepada oranglain yang tahu atau dekat dengan nara sumber, atau membaca tulisan dan riwayat hidup termasuk hobi, keluarganya, dan kesukaan lainnya. Kelima, sebelum bertatap muka membuat janji dulu sebelum melakukan wawancara, untuk meminta dan m,enentukan kapan waktu yang luang dan tepat tepat untuk melakukan wawancara, karena biasanya sumber berita person yang sibuk, sehingga pengaturan waktu cukup ketat. Keenam, yang tak kalah pentingnya persiapan mental untuk mengadakan wawancara, karena masing-masing pribadi punya karakter yang berbeda, sehingga diperlukan membaca karakter calon nara sumber. Persiapan peralatan Persiapan Peralatan yang diperlukan antara lain, bloknote, ballpoint, tape recorder atau kamera kalau memang diperlukan. Dianjurkan untuk berpakaian rapi dan menghindari penampilan yang kurang sopan. Persiapan-persiapan tersebut penting untuk mendapat perhatian, karena jangan sampai mempermalukan diri sendiri, lebih-lebih lembaga yang menjadi induk dari kegiatan wawancara ini. Dengan persiapan yang matang insya Allah mampu menggali sumber berita atau informasi yang diperlukan untuk mengembangkan berita dan sekali lagi sebelum bertemu dengan nara sumber cek ulang peralatan jurnalistik. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus mampu menemukan orang yang, sesuai dengan bidang dan keahlian, atau bisa juga karena hobi terkait dengan permasalahan yang akan menjadi topik wawancara. Misalnya, soal kerusakan lingkungan tentunya wawancara di arahkan kepada orang-orang menguasai masalah tersebut, sehingga pembicaraan ‘nyambung’. Kalau sudah ada janji mau wawancara dan waktu sudah ditentukan maka sudah selayaknya menepati waktu yang sudah disepakati bersama. Namun wawancara itu bisa dilakukan di manadan kapan saja, asal sama-sama dalam kondisi yang memang sifatnya serba mendadak, tetapi penguasan masalah tetap harus dipegang, supaya informasi yang didapatkan sesuai dan memberi nilai tambah pada berita yang diharapkan. Wawancara bisa dilaksanakan di mana saja, seperti di depan pintu, ketika nara sumber sedang masuk mobil asal nara sumber memberi kesempatan seperti itu. Namun itu diperlukan persiapan matang dari wartawan yang bersangkutan, terutama pengenalan lebih dulu pewancara dengan nara sumber. Pelaksanaan Wawacara
Tiba saatnya wawancara yang perlu mendapat perhatian hal-hal sebagai berikut: Menjaga Suasana Ini sangat penting dalam pelaksanaan wawancara dibuat lebih rileks, sehingga berjalan dengan santai tidak terlalu formal meskipun membahas masalah yang serius. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan baik memerlkan waktu, karena itu sebelummemasuki materi yang akan dipercakapkan lebih enak kalau dibuka dengan hal-hal yang umum. Misalnya, soal keadaan nara sumber baik itu masalah kesehatan, hobi dan sebagainya yang mungkin menyetuh hati. Meski sifat basa-basi ini diperlukan untuk menarik simpati supaya nara sumber sehibngga tidak terlalu pelit dengan pernyataan atau pendapat baru. Kecuali kalau pewawancara sudah sangat dekat basa-basi itu bisa dikurangi, lebih-lebih kalau memang waktu untuk wawancara sangat terbatas, pewawancara harus tanggap. Itupun juga kita dibicarakan sebelum melangsungkan wawancara. Dalam menjaga suasana ini sudah selayaknya dilakukan, antara lain jangan membuat nara sumber marah atau tersinggung, sehingga percakapan langsung diputus. Jangan marah-marah atau memojokkan nara sumber. Bersikap Wajar Dalam wawancara seringkali berhadapan dengan nara sumber yang benar-benar pakar, tetapi tidak jarang yang dihadapi tidak menguasai persoalan. Namun demikian tidak perlu rendah diri atau merasa lebih tinggi dari nara sumber, seharusnya bisa mengimbangi atau mengangkatnya. Pewawancara juga harus bisa mencegah supaya nara sumber tidak berceramah, karena itu persiapan menghadapi berbagai karakter ini sangat diperlukan. Karena itu dalam persiapan wawancara ini diperlukan,menguasai materi, selain menguasai nara sumber dan pandai-pandai membawakan diri agar tidak direndahkan. Apabila menghadapi nara sumber yang tidak menguasai masalah bisa mengarahkan tetapi tanpa harus menggurui, sehingga bisa memahami persoalan yang akan digali. Memelihara Situasi Secara sadar sering terbawa emosi, sehingga lupa sedang menghadapi nara sumber, karena itu dalam wawancara harus pandai-pandai memelihara situasi supaya mendapat informasi yang dibutuhkan dan jangan sampai terjebak ke dalam situasi perdebatan dengan nara sumber yang diwawancarai. Juga perlu dihindari situasi diskusi yang berkepanjangan atau bertindak berlebihan sampai menjurus ke arah interograsi apalagi menghakimi. Misalnya, wawancara dengan seorang direktur rumah sakit terkait dengan kasus flu burung, karena etika kedokteran, sehingga harus dijaga dirahasiakan. Namun pewawancara memaksakan kehendak, sehingga menimbulkan ketegangan dan menghakimi direktur tersebut, bukan mendapat informasi malah tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Dalam menghadapi kasus seperti itu pewawancara harus mampu mencari celah untuk kembali pada situasi, agar mendapatkan informasi yang lebih jelas.
Tangkas Menarik Kesimpulan Pada saat wawancara berlangsung dituntut untuk secara setia mengikuti setiap jawaban yang diberikan nara sumber untuk menarik kesimpulan dengan tangkas. Dengan kesimpulan yang tepat wawancara terus bisa dilanjutkan secara lancer. Kesalahan yang sering dilakukan wartawan pada saat mengambil kesimpulan kurang tangkas, sehingga nara sumber harus mengulang kembali apa yang telah disampaikan. Kalau itu terjadi berulangkali maka akan membuat nara sumber bosan, sehingga wawancara tidak berkembang, membuat pintu informasi menjadi tertutup. Akibat yang paling parah kehilangan sumber berita, karena nara sumber takut salah kutip. Bagi nara sumber yang teliti dan kritis, satu persatu kalimat akan menjadi pengamatan. Salah kutip ini harus dihindari dalam setiap wawancara, Jangan takut minta pernyataan diulang atau bahkan ada kata yang kurang jelas seperti ucapan bahasa Inggris harus selalu dicek kebenaran arti dan ejaannya. enjaga Pokok Persoalan Menjaga pokok persoalan sangat penting dalam setiap wawancara agar dalammenggali informasi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan hasil yang memuaskan. Seringkali dalam menjaga pokok persoalan ini diliputi perasaan rikuh kalau kebetulan ayng diwawancari pejabat atau mempunyai otoritas dalam hal tertentu. Serngkali untuk menjaga situasi ini ada anjuran pewawancara mengikuti apa yang dikatakan nara sumber Meski harus mengikuti pembicaraan nara sumber diharapkan tidak lari dari pokok persoalan bahkan berusaha mempertajam pokok masalah, agar tetap mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Contohnya, untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang kerusakan lingkungan, pada awalnya memang bercerita tentang lingkungan tetapi di tengah-tengah pembicaraan membelok ke arah lain dan menyimpang dari pokok persoalan. Kalau sudah demikian maka yang dilakukan segera mengembalikan inti persoalan. Kritis Sikap kritis perlu dikembangkan dalam wawancara agar mendapat informasi yang lebih terinci dan selengkap-lengkapnya. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menangkap persoalan yang berkaitan dengan pokok pembicaraan yang sedang dikembangkan. Jeli dan kritis merupakan kaitan dengan kemampuan menangkap setiap kata dan kalimat yang disampaikan oleh nara sumber. ekritisan tersebut tidak hanya menyangkut pokok persoalan, tetapi juga menangkap gerakan-gerakan yang diwawancarai. Berkait dengan pokok persoalan kalau kritis menangkapnya maka bisa meluruskan data bila nara sumber salah mengungkapkannya. Baik itu tentang angka, tempat kejadian dan sebagainya. Ini penting sebagai bahan untuk menuliskan laporan, sehingga benar-benar utuh dan penuh warna. Kalau perlu ketika nara sumber sedang memberikan keterangan dalam keadaan gelisah, terus menerus mengepulkan asap rokok dan sebagainya, hal ini harus ditangkap sebagai isyarat yang bisa dituangkan dalam tulisan. Dengan demikian pembaca mendapat gambaran utuh dan
laporan tidak kering. Sopan Santun Dalam wawancara sopan santun perlu dijaga, karena ini menyangkut etikat pergaulan di dalam masyarakat yang harus mendapat perhatian dan dipegang teguh. Dalam menghadapi nara sumber kendali sudah mengkenal betul, tidak bisa bersikap sembarangan, sombong atau perilaku yang tidak simpatik lainnya. Bila akan merokok, sementara nara sumber tidak merokok harus minta izin. Apalagi kalau ruangan tempat wawancara ber-AC maka sopan santun perlu dijaga. Di awal maupun di akhir wawancara jangan lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada nara sumber,. Karena telah memberikan kesempatan dan mendapatkan informasi dari hasil wawancara. Pada akhir wawancara pesan kepada nara sumber untuk tidak keberatan dihubungi bila ada data yang diperlukan ternyata masih kurang. Hal-hal praktis yang perlu mendapat perhatian dalam mengadakan wawancara berkaitan dengan sopan santun: Tidak perlu gusar bila nara sumber yang menjadi target wawancara menolak dengan alasan sibuk. Mencoba dan mencoba lagi, agar diberi waktu untuk wawancara merupakan suatu upaya, sampai mendapat kesempatan untuk membuat perjanjian waktu. Untuk mendapat perjanjian bisa melalui telepon atau mendatangi langsung kantor atau rumahnya. ihindari datang terlambat pada saat akan melakukan wawancara dan lebih baik datang lebih awal. Jangan sampai salah mengeja nama orang yang diwawancarai dan lebih baik minta kartu nama atau paling tidak ketika nama nara sumber itu sulit dieja diminta dengan hormat untuk menuliskan di bloknote yang digunakan untuk mencatat hasil wawancara. Cek kembali peralatan tulis apakah sudah lengkap, karena kalau sampai ada peralatan tidak terbawa bisa membuat suasana awal dari wawancara menjadi kurang berkesan. Persiapan Teknis ™ Alat perekam. Dalam wawancara yang dipakai untuk pengumpulan bahan, mungkin ini tak begitu diperlukan. Tapi untuk wawancara khusus, perekam jadi sangat penting. Selain ingatan kita terbatas, ini untuk menghindari adanya salah pengertian dan keliru menuliskan angka, singkatan dan sebagainya. ™ Notes. Selain untuk membantu ingatan, catatan-catatan kecil bsia sangat membantu. Toh tak semua pekerjaan wawancara bisa dilakukan oleh alat perekam. Kalau bisa menulis steno, tentu akan sangat membantu. Malah tanpa perekam pun tak jadi soal. Jika steno tak bisa, jadikanlah notes sebagai panduan. Misal: menit 5 pernyataan menarik soal
menit 15 kutipan untuk judul menit 30 data-data statistik. Persiapan Non-teknis ™ Referensi. Jangan pernah melakukan wawancara dengan kepala kosong. Paling tidak, kuasailah pokok persoalan. Semakin banyak semakin baik. Bukan untuk mengajak nara sumber debat, paling tidak kita tidak mudah dikelabui nara sumber. ™ Background nara sumber. Selain kapasitasnya, juga pribadinya. Kelak ini akan membantu saat kita sudah melakukan wawancara. Kita bisa memulai wawancara terasa santai dan mengalir jika tahu karakter nara sumber. Beberapa hal penting Dengar dan perhatikan. Simaklah apa saja yang disampaikan nara· sumber. Tanyakan kalau kurang jelas atau ada informasi yang kurang lengkap. Bisa disela, tapi lebih baik sesudah sumber selesai bicara. Buatlah nara sumber terasa nyaman. Ini trik klasik agar kita· bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya. Bisa dengan mewawancarai dia di kantornya atau dari sikap bertanya kita yang tak boleh seperti polisi saat menginterogasi pelaku kejahatan. Mengawali wawancara. Awalnya, tanyakan hal-hal yang lebih· ringan atau yang menjadi interestnya sebelum akhirnya kita berbelok pelan ke inti persoalan. Tapi, hindari basa-basi. Kalau nara sumber tak bisa menerima sendirian alias mesti ramai-ramai, tembak langsung dengan inti persoalan. Kalau punya pertanyaan yang bisa menyinggung perasaan, tanyakan di akhir kesempatan setelah semua soal lain terjawab. Memilih pertanyaan, Pertayaan yang baik adalah separuh dari· jawaban itu yang sering kita dengan dalam seni berwawancara, Frinsipnya kita jangan hanya menerima apa saja yang dikatakan narasumber, Kalau perlu bersikaplah curiga, tapi jangan kelihatan, Jika kita punya data atau refrensi yang memadai, Anda bisa menyelanya atau mengkonfrontir data jika ada yang dianggap tidak akurat, Pertayaan ”apakah benar anda melakukan pertemuan dengan Si A” akan mendapatkan jawaban beda dengan ”Apa yang anda bicarakan dalam pertemua dengan si A di Hotel Mulia?”
Evaluasi catatan. Di sela-sela wawancara, liriklah notes;· adakah data yang kurang atau sesuatu yang tak jelas? Kalau ya, tanyakan. Atau, tanyakan kepada nara sumber, masih adakah yang perlu disampaikan tapi lupa ditanyakan? Mengakhir wawancara. Tanyakan nomor kontak nara sumber, baik· rumah, kantor atau handphone. Katakan bahwa kemungkinan Anda akan menghubungi dia lagi lain waktu. Jangan lupa ucapkan terima kasih.
KEGIATAN BELAJAR XII
TAHAPAN PRODUKSI PROGRAM ACARA Secara umum dibagi menjadi 3 bagian Pra Produksi Produksi Pasca Produksi BRAIN STORMING Membuat /menentukan detail konsep bersama-sama dengan Producer, Creative Melakukan analisis script/scenario /rundown berdasarkan konsep/ ide yang telah disepakati Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi : Kamera, Lighting, Audio dan perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program KOORDINASI Melakukan koordinasi dengan crew pendukung teknis meliputi : TD, Kameraman, Switcherman, Audioman, Lightingman menyangkut konsep acara dan kebutuhan peralatan produksi Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan Producer dan Creative EKSEKUSI Membuat /menentukan bloking kamera Melakukan supervisi terhadap penataan set panggung, lighting, kamera, audio, switcher, CG etc. Bersama-sama TD memastikan kesiapan perangkat teknis lainnyaMemandu jalannya Gladi Bersih bersama FDBerkoordinasi dengan producer dan krabat kerja yang lain
Melakukan Briefing bersama seluruh crew pendukung acara mengenai rundown acara SHOOTING PROGRAM ( Live / Taping ) Mengarahkan produksi Program Acara EVALUASIBersama Producer dan crew pendukung teknis lainnya melakukan evaluasiEDITINGMengikuti proses editing programBila Dibutuhkan Rundown Untuk sebuah produksi televisi, rundown merupakan panduan yang dijadikan acuan seorang program director atau pengarah acara dalam menjalankan sebuah acara televisi. Rundown biasanya disusun oleh produser dan didiskusikan dengan tim produksi. Format pembuatan rundown tidak mutlak, sangat tergantung dari karakteristik format acara televisi itu sendiri. Rundown format berita misalnya agak sedikit berbeda dengan rundown untuk acara berformat non drama ( quiz, gameshow, music, variety show,magazine ,dll). Rundown merupakan susunan isi cerita dari sebuah program acara yang dibatasi oleh durasi(panjangnya item acara), segmentasi dan deskripsi atau bahasa naskah. Untuk acara berdurasi 30 menit biasanya dibagi menjadi empat segment, namun beberapa acara berdurasi setengah jam ini juga kadang terbagi menjadi 3 segment. Sedangkan acara berdurasi 60 menit biasanya terbagi atas 5 atau 6 segment. Salah satu fungsi pembuatan segmentasi ini adalah untuk keperluan penempatan commercial break atau iklan. Misalnya, total konten program acara berdurasi 30 menit adalah 24 menit,sisanya yang 6 menit untuk iklan. Selain kolom “Segment”, hal penting lainnya adalah “Description”. Di kolom ini dijelaskan tentang apa saja isi dari setiap segment. Sedangkan jika ada catatan penting lainnya, bisa dimasukan ke dalam kolom PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA PRODUKSI Executive Producer Producer Program Director Kameraman Switcerman Audioman Lightingman Talent / Host Art/ Set Design Technical Director Floor Director VT Make Up Script Graphic / CG On Air / MCR HUBUNGAN KERJA
TYPE OF SHOOT Close UpKOMPOSISI dan CAMERA ANGLE Low Angle High Angle Eye Level Head Room Looking Room CAMERA MOVEMENT Pedestal Up/Down Tilt Up/Down Swing Panning Trek Right Trek LeftMulticamera adalah format shooting dengan menggunakan lebih dari satu kamera, dihubungkan melalui satu sistem yang terintegrasi . Jadi, kalaupun menggunakan lebih dari satu kamera ketika tidak terintegrasi satu sama lain maka format tersebut belum bisa dikategorikan sebagai multicam system . Sedangnkan dari segi penayangannya bisa disiarkan secara langsung ( live ) atau tayang tunda ( live on tape ). Jenis acara televisi yang menggunakan multicamera di antaranya : talkshow, sitkom, game show, music show , quiz, magazine, variety show. CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 2 KAMERA CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 3 KAMERA 1 2 3 two shoot Group shoot one shoot CAMERA BLOCKING BLOKING UNTUK MUSIK DENGAN 5 KAMERA CAMERA BLOCKING Sketsa Set Design BAHASA KOMANDO… STANDBY Aba-aba untuk meminta kepada seluruh pendukung acara baik crew maupun talent/presenter untuk bersiap-siap memulai acara / program. Dapat juga berarti aba-aba untuk kameraman agar jangan merubah komposisi gambar karena akan di ambil . Contoh : “ Studio standby….Crew Standby….” Atau “ Standby kamera satu….Take kamera satu….” COUNTDOWN Hitungan mundur untuk memberi aba-aba agar program di mulai tepat sesuai waktu yang di tentukan Dapat juga berarti memberikan jeda waktu pada proses recording antara satu adegan ke adegan berikutnya, untuk mempermudah pada proses editing Contoh : “ Standby … lima…empat…tiga…dua…satu…action !!!...” Big Close Up = BCU Close Up/Close Shot = CU/CS Medium Close up = MCU Mid Shot = MS Medium Long Shot = MLS Long Shot = LS Very Long Shot = VLS Wide Angle = WA Low Angle/High Angle = LA/HA 2S = 2-Shot OTS O/S = Over the Shoulder
Centre/Centre of Frame= C,COF Zoom In/Zoom Out = Z/I,Z/O FAVouring = fav FRAme Left or Right = fr L or R A/B = As Before Pan L or R Tilt up or down Ped Up/elevate Ped Down/depress Crane up or down Crab L or R Arc L & R Track in or out Focus up/ defocus/ pull focus CUE / ACTION Aba-aba untuk artis, talen, presenter atau performer yang lain untuk memulai adegan atau aksinya sesuai dengan script/ naskah. Dalam produksi program besar yang melibatkan banyak orang, komando dari Director diteruskan kepada Floor Director Contoh : “… tiga…dua…satu…Cue Sandrina…!!” atau “Camera ..!!! ..Action…!!” “ TAKE” / “ON” Aba-aba untuk kameraman sebagai tanda gambarnya di ambil, biasanya dilakukan untuk produksi program dengan multi kamera. Contoh : “ Standby kamera satu… Take kamera satu” atau “ Kamera satu …On..!!” Take two, Take Tree… dst Isyarat untuk meminta untuk dilakukan pengambilan gambar ulang, karena pengambilan gambar pertama terjadi kesalahan atau hasilnya tidak memuaskan. ROLLING / PLAY Aba-aba kepada VTR operator untuk memulai pemutaran video tape, bisa juga berlaku sebagai aba-aba untuk memulai perekaman. Contoh : “… standby VTR… rolling VTR….” Atau “ Stndby VTR …rolling record VTR… tiga..dua..satu..” WIDE SHOOT / Tide Shoot Perintah kepada kameraman untuk pengambilan sudut gambar lebar atau sempit Contoh : “… kamera satu wide….” CUT Perintah untuk memotong adegan BUNGKUS/ CLEAR Komando sebagai isarat bahwa seluruh kegiatan produksi telah usah. Dapat juga berarti proses pengambilan gambar pada satu scene telah usai atau pengambilan gambar pada satu tempat telah usai, diteruskan ke tempat berikutnya
KEGIATAN BELAJAR XIII
PENUTUP
TIM LIPUTAN BERITA
Keberhasilan redaksi pemberitaan berita sebuah stasiun televisi banyak bergantung
kepada tim liputan beritanya. Sebab stasiun televisi tidak hanya menunggu berita yang datang
tetapi harus mengejar berita, dan karenanya dibutuhkan seorang reporter. Tetapi selain berita
stasiun televisi membutuhkan gambar, dan untuk itu diperlukan seorang juru kamera (camera
person). Sebab keunggulan televisi dibandingkan media massa lainnya adalah bahwa khalayak
bisa melihat peristiwa yang terjadi, karena berita yang dibacakan didampingi adanya gambar.
Bagi televisi gambar adalah segalanya, dan tidak ada yang lebih buruk bagi seorang reporter
televisi jika ia datang ke kantor tanpa membawa gambar yang bisa menunjang berita yang akan
ditulisnya. Terlebih bila stasiun televisi lain justru memiliki gambar tersebut.
Kredibilitas stasiun televisi akan turun drastis bahkan hanya dalam satu malam, bila tim
liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa penting. Terlebih bila kegagalan itu
terjadi karena pada saat itu tidak ada juru kamera yang siap. Koordinasi antara reporter dan juru
kamera terkadang menjadi masalah dalam suatu liputan. Misalnya si reporter sudah siap
berangkat namun juru kamera belum ada, atau sebaliknya.
Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi banyak bergantung kepada reporter dan
juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka.
Namun kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun acara juga tak kalah
penting. Struktur organisasi bagian pemberitaan televisi biasanya terdiri dari sejumlash jabatan,
seperti direktur pemberitaan (news director), eksekutif produser, produser, koordinator liputan
(korlip), reporter, juru kamera, driver, dan lain lain.
Namun efektifitas peliputan berita redaksi pemberitaan sebuah stasiun televisi sebagian
besar bergantung kepada mereka yang bekerja di lapangan –tim liputan—yang terdiri dari para
reporter dan juru kamera. Ujung tombak dari suatu program berita stasiun televisi adalah tim
liputan berita. Kerjasama yang baik antara reporter dan juru kamera dalam sebuah tim liputan
akan menentukan kualitas berita yang dihasilkan atau disampaikan kepada khalayak. Reporter
dan juru kamera harus bekerja sama sebagai satu tim kerja.
Tugas dan Tanggung Jawab Reporter
Redaksi pemberitaan stasiun televisi membutuhkan wartawan atau reporter televisi untuk
program beritanya. Profesi sebagai reporter atau wartawan televisi tidak diperuntukkan bagi
orang-orang yang berjiwa lemah. Sebab profesi ini membutuhkan stamina yang baik dan
motivasi kerja yang tinggi. Seorang reporter televisi harus memiliki kegigihan dalam mengejar
berita, cepat dan sigap dalam bekerja, mau bekerja keras, bersedia tetap bekerja dan masuk
kantor pada hari libur, dan siap berangkat setiap saat dan kapanpun dibutuhkan ke lokasi
liputan. Jadi profesi ini tidak cocok bagi orang-orang yang bermental pegawai kantoran dengan
jadwal kerja teratur; masuk kantor pukul 8 pagi dan pulang pukul 5 sore.
Seorang wartawan/reporter televisibekerja secara cepat dalamhal mengumpulkan
informasi, menentukan lead sekaligus angle berita, kemudian menulis berita dan melaporkannya
baik secara langsung (live) ataupun direkam dalam bentuk paket berita yang akan disiarkan
kemudian. Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengiriman gambar dan suara (electronic
news-gathering techniques) mengharuskan wartawan televisi untuk bekerja lebih cepat pula. Ia
harus segera berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi di lapangan, menentukan
angle dan lead berita, kemudian melaporkannya baik secara langsung di depan kamera, maupun
kepada redaksi pemberitaan untuk kemudian bisa dibuat menjadi sebuah paket berita televisi.
Dalam hal ini seorang reporter yang memiliki ingatan yang kuat dan bisa langsung tampil secara
live dengan berbicara secara lancar dan teratur di depan kamera meski tanpa persiapan yang
cukup, mendapat kredit poin tersendiri.
Seorang reporter (selanjutnya kita sebut wartawan) televisi terkadang harus meliput
berita-berita kriminal atau bencana dan harus mengunjungi lokasi musibah atau tempat
terjadinya tindak kejahatan. Lokasi berita kriminal seperti ini terkadang dipenuhi mayat yang
hancur atau berserakan dengan ceceran darah ada di mana-mana. Dalam hal ini reporter televisi
harus memiliki emosi dan kondisi psikis yang stabil agar ia bisa menghadapi kondisi lapangan
yang seperti itu untuk kemudianmelaporkannya. Seorang reporter televisi tidak boleh bersikap
emosional dan mudah terbawa perasaan karena menyaksikan situasi di mana ia berada saat itu.
Seorang reporter televisi dituntut untuk tetap objektif dan berpikir jernih apapun situasi yang
tengah dihadapinya.
Wartawan televisi terkadang ditempatkan di suatu pos tertentu untuk liputannya.
Misalnya di kantor polisi, pemda setempat, pengadilan, dll. Wartawan ada pula yang ditugaskan
untuk khusu meliput berita-berita yang terkait dengan bidang kesehatan, ekonomi, olahraga, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dll. Semuanya merupakan liputan dari peristiwa yang langsung jadi
(on-the-spot news coverage). Namun beberapa wartawan ada yang ditugaskan melakukan
investigative reporting yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk
mengumpulkan indormasi tergantung dari topik yang dibahas. Tugas penyelidikan semacam ini
terkadang dapat menimbulkan bahaya.
Stasiun televisi juga terkadang mengirimkan wartawannya untuk meliput kawasan yang
bergolak, misalnya perang atau kerusuhan sosial. Wartawan terkadang harus menghadapi bahaya
ketika melakukan laporan langsung di wilayah yang tidak aman. Dalam hal ini wartawan harus
belajar bagaimana untuk bermanuver melewati berbagai situasi yang sulit untuk menemukan
informasi yang berharga.
Wartawan televisi seperti juga wartawan radio adalah wartawan penyiaran (broadcast
reporter). Mark W. Hall dalam bukunya Broadcast Journalism menyebutkan bahwa wartawan
penyiaran adalah: “... a newsperson who works for a radio or television”. Jadi wartawan
penyiaran adalah seseorang yang bekerja untuk stasiun radio atau televisi, termasuk para reporter
televisi, yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan disiarkan melalui media radio atau
televisi. Sebagai wartawan penyiaran khususnya televisi, ia harus membekali dirinya dengan
pengalaman dan pengetahuan yang luas melalui latihan-latihan peliputan yang intensif
(mendalam) dan juga mengetahui benar (paham) mengenai sifat- sifat media penyiaran dalam hal
ini televisi.
Selain harus kreatif, dalam arti mengetahui benar peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai
jurnalistik, seorang reporter televisi harus memahami ilmu jurnalistik. Wartawan televisi yang
baik adalah seseorang yang juga mampu menjadi penyaji berita yang baik. Dalam hal ini ia tidak
saja dituntut untuk dapat menulis berita dengan baik dan benar, tapi ia juga dapat menyampaikan
berita dengan ucapan kata-kata yang baik di depan kamera, lengkap dengan mimik dan ekspresi
yang menunjang (memiliki body languange). Dalam hal ini seorang reporter televisi dituntut
juga untuk dapat menjadi seorang penyiar (news caster).
Meski seorang reporter dan juru kamera harus bisa bekerja sama sebagai satu tim kerja,
namun pada akhirnya reporterlah yang bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan;
sebauh paket berita akhir. Oleh karena itu reporter harus mengarahkan juru kamera agar
mendapatkan semua gambar (shots dan sequences) yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan
berita yang akan disajikan. Pada sebagian besar peliputan berita, reporter adalah juga seorang
produser dan sutradara yang memiliki tugas ganda, yaitu :
1. Memastikan bahwa juru kamera mendapatkan semua news shot (gambar berita) yang ia
butuhkan untuk penyampaian laporan berita.
2. Mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis
berita (voice over).
Seiring dengan kemajuan teknologi belakangan ini, beberapa stasiun televisi telah
menjajaki jurnalisme foto –di mana reporter merekam gambarnya sendiri—artinya seorang
reporter juga mampu mengoperasikan kamera dan melakukan pengambilan gambar secara baik
dan benar. Stasiun televisi di negara maju bahkan telah menerapkan konsep “video journalist”
(VJ), dimana reporter juga bertindak sebagai juru kamera yang mampu merekam gambarnya
sendiri, bahkan mengedit sendiri materi beritanya hingga siap tayang. Dengan demikian reporter
bertindak sebagai juru kamera dan editor.
Terlepas dari apakah stasiun televisi tempat anda bekerja nantinya telah menerapkan
pendekatan itu atau belum, seorang reporter harus tetap bisa memahami tugas juru kamera,
demikian pula sebaliknya. Keduanya harus saling memahami tugas dan tanggungjawab masing-
masing saat bekerja. Seorang reporter harus memahami kemampuan dan keterbatasan kamera
agar ia bisa bekerja secara efektif. Komunikasi adalah kunci efektivitas ketika melakukan
shooting di lokasi.
Tugas dan Tanggung Jawab Juru Kamera
Juru kamera (camera person) bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan
dan perekaman gambar. Seorang juru kamera harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang
dilakukannya ketika ia mengambil gambar. Ia harus memastikan bahwa gambar yang diambilnya
sudah tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang sudah tepat, pengaturan level atau tingkat
suara sudah sesuai, warna gambar yang sesuai dengan warna aslinya (natural) dan ia telah
mendapatkan gambar (shots) yang terbaik.
Seorang juru kamera tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik,
tetapi ia juga harus memahami gambar apa saja yang diperlukan bagi suatu berita televisi.
Seorang juru kamera yang kemampuannya baru sebatas dapat mengoperasikan kamera saja
belumlah dapat dikategorikan seorang juru kamera berita telebisi. Siapapun dapat menggunakan
kamera, tetapi tidak semua orang dapat menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dulu
mempelajari landasan teorinya.
Lalu apa landasan teori yang perlu diketahui seseorang sebelum ia dinyatakan siap
menjadi juru kamera?
Profesionalisme seorang juru kamera televisi dalam mengambil gambar dinilai ketika
gambar hasil karyanya diperiksa sebelum diedit di ruang editing. Pengetahuan dasar mengenai
teknik editing gambar mutlak harus diketaui oleh seorang juru kamera. Pemahaman teknik
editing sangatlah penting bagi juru kamera sebagai dasar baginya untuk mengambil gambar.
Banyak kalangan jurnalis berpendapat, seseorang harus belajar mengedit hambar terlebih dahulu
sebelum ia terjun dan bekerja sebagai juru kamera. Jika editor banyak mengeluhkan gambar yang
disediakan juru kamera maka besar kemungkinan juru kamera tersebut belum memiliki
pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip mengambil gambar yang baik dan benar.
Di ruang editing gambar-gambar yang diambil juru kamera harus dilihat kembali, dipilih
dan kemudian digabungkan oleh penyunting gambar ke dalam suatu struktur yang saling
bertautan, logis, dan masuk akal. Hasil editing harus dapat menjelaskan berita yang disampaikan
secara visual sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan. Juru kamera harus menyediakan
gambar-gambar yang dibutuhkan oleh editor gambar. Apa yang dibutuhkan editor gambar tidak
sekedar gambar utama tetapi juga gambar penunjang, juru kamera yang mengambil begitu
banyak shot tanpa menunjukkan hubungan yang jelas antara berbagai shot itu, maka sebenarnya
ia hanya akan memberikan persoalan kepada editor gambar.
Pada dasarnya teknik pengambilan gambar untuk setiap jenis liputan adalah sama saja,
apakah dalam pengambilan gambar untuk berita singkat, liputan khusus, atau membuat film
dokumenter. Dalam liputan olah raga, misalnya pada suatu pertandingan sepak bola, maka juru
kamera akan lebih banyak menggunakan teknik pengambilan gambar yang merupakan gabungan
antara wide shot, yaitu sudut pengambilan gambar yang melebar, dan pengambilan gambar close
up.
Dalam pertandingan sepak bola kamera akan banyak mengambil gambar-gambar
selingan (cutaway) ke arah pelatih atau manajer sepak bola yang bertanding, shot ke penonton,
dan gambar-gambar slow motion untuk replay gambar. Liputan langsung pertandingan sepakbola
membutuhkan lebih banyak kamera yang diletakkan di berbagai posisi strategis di stadion. Selain
itu beberapa kamera perlu diletakkan pada posisi yang lebih tinggi agar diperoleh gambar yang
lebih baik.
Teknik yang sama dibutuhkan pula dalam liputan konser musik namun dengan tingkat
pergerakan kamera, --seperti pan dan zoom-- yang berbeda, tergantung dari alunan musik yang
dimainkan saat itu. Juru kamera akan lebih bebas lagi ketika mengambil gambar untuk membuat
video musik. Bisa dikatakan tidak ada peraturan yang membatasi kreativitas juru kamera dalam
mengambil gambar untuk pembuatan video musik. Pada dasarnya teknik pengambilan gambar
merupakan upaya juru kamera untuk menerjemahkan suatu peristiwa yang dilihatnya yang
mungkin saja cenderung subjektif. Namun tingkat subjektifitas ini tergantung pada program
macam apa yang tengah dikerjakan. Misalnya apakah liputan itu lebih menekankan pada fakta,
misalnya kecelakaan atau bencana alam, atau lebih menekankan pada nilai artistik, misalnya
dalam liputan konser musik atau hiburan.
Terkadang posisi pengambilan gambar yang baik sangat bergantung pada kecepatan juru
kamera tiba di lokasi peristiwa. Kemampuan tim untuk segera tiba di lokasi peristiwa adalah
faktor penting dalam kesuksesan suatu liputan. Peristiwa yang berifat darurat (civil emergencies)
seperti banjir, kecelakaan transportasi, kebakaran, atau peristiwa kriminalitas adalah peristiwa
yang dapat muncul setiap saat, namun biasanya akan cepat pula menghialng dari pemberitaan.
Liputan seperti ini tidak berumur panjang karena cepat dilupakan orang. Namun demikian
dibutuhkan tim liputan yang dapat bergerak cepat ke lokasi agar diperoleh gambar terbaik dari
peristiwa itu. Peralatan kamera harus segera dapat digunakan dan juru kamera harus bergerak
cepat dalam mengambil gambar.
Salah satu prinsip dalam pengambilan gambar yang benar adalah tidak boleh terlalu
banyak meninggalkan ruangan kosong pada layar. Teknik yang perlu diterapkan saat mengambil
gambar adalah tidak banyak membuat ruang kosong pada layar dengan menggunakan metode
komposisi. Satu dari metode komposisi yang paling sederhana disebut Trianggulasi, dimana
pusat perhatian ditempatkan pada puncak suatu segitiga dengan bagian-bagian penting lainnya
berada pada dasar segitiga itu.
Metode komposisi lainnya disebut Golden Mean. Metode ini menyatakan apabila layar
telebisi dibagi menjadi tiga bagian, baik secara horisontal dan vertikal, maka empat titik
pertemuan dari garis horizontal dan vertikal itu merupakan empat titik yang akan menjadi pusat
perhatian penintit paling kuat. Sebagai peraturan umum, komposisi gambar harus berada dalam
posisi mantap ketika rekaman gambar berlangsung.
Reporter dan juru kamera harus memiliki pengetahuan tentang teknik pengambilan
gambar agar gambar tampak bagus. Setiap ghambar harus memberikan pesan yang jelas dan
tidak membiarkan pemirsa bertanya-tanya apa yang menjadi topik perhatian dari suatu gambar
yang ditampilkan.
Kerjasama Reporter, Juru Kamera, dan Editor
Seorang juru kamera yang baik akan selalu menyempatkan diri untuk melihat hasil
editing gambar hasil karyanya. Ketika melihat hasil editing, juru kamera terkadang kecewa
karena editor tidak memasukkan gambar-gambar yang menurut juru kamera adalah gambar yang
bagus. Menurut juru kamera hasil kerja editor tidak bagus karena tidak mengambil gambar
terbaik yang telah diambilnya dengan susah payah. Persoalannya adalah editor tidak mengetahui
apakah suatu shot itu merupakan shot yang sulit. Penyunting gambar tidak berada di lokasi untuk
mengetahui bahwa suatu gambar telah direkam dengan susah payah, sehingga karena itu ia tidak
memberikan apresiasinya terhadap pekerjaan juru kamera.
Terkadang juru kamera merekam gambar yang panjang, dibutuhkan dua kaset untuk
mengambil seluruh gambar. Juru kamera kembali mengeluh karena gambar yang bagus di ujung
kaset kedua tidak digunakan dan ediitor hanya menggunakan gambar dari kaset pertama. Di
sinilah terlihat bahwa editor, juru kamera dan tentu saja reporterharus saling berkomunikasi agar
terjalin saling pengertian. Reporter dan juru kamera perlu memberi tahu penyunting gambar
mengenai gambar-gambar terpenting dan yang paling dramatis yang perlu diambil editor ketika
ia menyunting gambar tersebut.
Beberapa stasiun televisi belakangan ini mulai memperkenalkan apa yang disebut dengan
Portable Field Editor, khususnya dalam pembuatan majalah berita televisi (news and magazine
coverage) yang tidak mengenal lagi perbedaan antara editor dan juru kamera. Dalam hal ini tidak
dikenal lagi pembagian kerja dimana juru kamera atau reporter menyerahkan hasil shot yang
dibuatnya kepada orang lain untuk dikerjakan setelah tim liputan pulang dari lokasi. Dengan cara
ini maka juru kamera adalah editor, dan editor adalah juru kamera. Prioritas seorang juru kamera
dan prioritas seorang editor berada di satu tangan. Juru kamera bisa saja mengambil gambar-
gambar favorit sepuasnya karena sebagai editor ia yakin gambar itu akan dapat dugunakannya
dalam proses penyuntingannya nanti.
top related