balqis hanifah, dkkrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50944... · 2020. 6. 4. ·...
Post on 02-Nov-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Editor :
Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si.
Tim Penulis :
Astid Haura
Balqis Hanifah, dkk
TIM PENYUSUN
Tim Penyusun
Editor
Penulis Utama
Penata Letak
Design Cover
Pemerksa Teknis Penulisan
Pemeriksa Kesesuaian Isi
Penyedia Bahan Pustaka dan Gambar
Kontributor
Rangkul Kebaikan di Desa Bangunjaya Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor ©RAKERKAB2018_Kelompok KKN112 : Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si : Astrid Haura & Balqis Hanifah
: Astrid Haura & Balqis Hanifah
: Wildan Aulia Akbar
: Wildan Aulia Akbar : Astrid Haura & Balqis Hanifah
: Astrid Haura & Balqis Hanifah
: Abdul Mufahir, Muhammad Utsman Mubarok, Banu Ginanjar, Cherlinda Hestiane Cahyani, Muhammad Syahrul Akbar.
: Abdul Mufahir, Cherlinda Hestiane Cahyani, Muhammad Utsman Mubarok, Banu Ginanjar, Alwi Alawiyah. Putri Diyah Febriyati, Shandy Kartika Putri, Rifqoh Nur Afifah Zaen, Melia Septiani Heriyaman, Latipah, Wildan Aulia Akbar, Muhammad Syahrul Akbar, Astrid Haura, Balqis Hanifah
Ditebitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)- LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN RAKERKAB
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada
Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor 112 di Desa
Bangunjaya yang berjudul: Rangkul Kebaikan di Desa Bangunjaya telah
diperiksa sesuai dengan panduan yang berlaku pada tanggal, 27 Desember
2018.
Dosen Pembimbing
Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
NIP. 19781230 200112 2 002
Menyetujui,
Koord. Program KKN-PpMM
Dr. Eva Nugraha, M.Ag
NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui.
Kepala Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatulah
Djaka Badranaya, M.E
NIP. 19770530 200701 1 008
iv|RAKERKAB
“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.
Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
-Soekarno-
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta‟ala yang senantiasa melimpahkan berbagai nikmat
terutama nikmat sehat sehingga penyusn dapat menyelesaikan Laporan ini
dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallah Alayhi wa
Sallam beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam pelaksanaan Kegiatan Kuliah Nyata (KKN) disusun
berdasarkan kegiatan yang dikerjakan selama 32 hari (20 Juli – 20 Agustus
2018) di Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Dalam
melaksanakan KKN memiliki tujuan untuk menyalurkan kompetensi setiap
mahasiswa dalam masa pengabdian dan memberikan solusi dan membantu
pada permasalahan-permasalahan masyarakat. Penyusunan Laporan KKN
ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
2. Djaka Badranaya, M.E selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN PpMM,
4. Masyrofah, S.Ag, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, pengalaman, bimbingan sebelum dan setelah
kegiatan berlangsung,
5. Kepala Desa Bangunjaya, Bapak Nurjaya beserta perangkat Desa yang
yang telah membantu dan mendukung kegiatan kami selama
melaksanakan KKN di Desa Bangunjaya,
6. Kepala Dusun Gosali-Sentuk, Bapak Umar selaku orang tua asuh kami
selama tinggal di yang telah memberikan banyak pelajaran dalam segala
aspek selama satu bulan,
7. Bapak Iwan Setiawan selaku bendahara desa yang tinggal di Dusun
Gosali telah membantu dalam memberikan arahan selama kegiatan
KKN,
8. Bapak Sayuti selaku BPD Dusun Gosali yang telah menerima kami
dalam membantu proses kegiatan KKN di Desa Bangunjaya khususnya
Dusun Gosali,
vi|RAKERKAB
9. Seluruh warga Desa Bangunjaya yang telah menerima kedatangan kami
dengan sangat baik dalam setiap program yang kami laksanakan di Desa,
10. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan selalu
mendoakan kami serta teman-teman kami yang membantu pelaksanaan
KKN hingga dibuatnya buku laporan kegiatan ini,
11. Semua pihak lain yang telah membantu dan mendukung baik secara
moril maupun materil selama pelaksanaan KKN dan penyusunan
laporan ini yang belum bisa kami sebutkan satu persatu.
Dengan selesainya penyusunan buku laporan ini, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkaitan dan sebagai referensi
untuk kedepannya sehingga lebih baik dari sebelumnya.
Ciputat, 27 Desember 2018
Tim Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN .............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
TABEL IDENTITAS KELOMPOK .............................................................. xv
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ xvii
CATATAN EDITOR .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran………………………………………………………………………………………….3
B. Kondisi Umum Desa Bangunjaya….………………………………….…………………..5
C. Permasalahan Umum Desa Bangunjaya……………….……………………………..6
D. Profil Kelompok 112…………………………………….…….…………………….………….……7
E. Fokus atau Prioritas Program………………….…………………………………………….11
F. Sasaran dan Target……………………………………………………………………………………13
G. Jadwal Pelaksanaan Program…………………………………………………….………….16
H. Pendanaan dan Sumbangan………………………………………………………..…………17
I. Sistematika Penyusunan……………………………………………….……………..………….18
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pendekatan……………………………………………………………………………………………….21
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat…….………………….……………..………..23
C. Penyusunan Program…………………………………………………………………….……..25
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan………………………………27
BAB III KONDISI WILAYAH DESA BANGUNJAYA KECAMATAN
CIGUDEG
A. Sejarah Singkat Desa Bangunjaya………………………………………………….…..29
B. Letak Geografis……………………………………………………………………………………….30
C. Struktur Penduduk………………………………………………………………………………..33
D. Sarana dan Prasarana…………………………………………………………………………….37
viii|RAKERKAB
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah............................................................39
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat.............47
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat…74
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil………………………………………………………..80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….83
B. Rekomendasi……………………………………………………………………………………………83
BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF
A. HARMONI 720 JAM BERSAMA BANGUNJAYA-Abdul
Mufahir......................................................................................................87
B. MERANGKUL BANGUNJAYA-Ahmad Pebian…….……………..…….96
C. PENGALAMAN BERHARGA DI DUSUN GOSALI-Alwi
Alawiyah………………………………………………………………………………………………….105
D. CERITA DAN CINTA TERUKIR DI KAMPUNG GOSALI-
Animatun Fatimah………………………………………………………………………………..115
E. DESAMU DESAKU-Apriliani Suryaningsih….………….…………..…….125
F. KULIAH KERJA NYANTAI-Astrid Haura…………..….………….……….134
G. RIBUAN KATA YANG TERSIRAT-Balqis Hanifah.……..………….145
H. TERULANG KEMBALI KISAH MASYARAKAT DI
BANGUNJAYA-Banu Ginanjar…………………………………………………………154
I. PENGALAMAN BERARTI DI DESA GOSALI- Cherlinda
Hestiane Cahyani………………………………………………………………………………….163
J. MEMAKNAI 30 HARI YANG BERHARGA “RENUNGAN DIRI
DARI KEHIDUPAN DUSUN GOSALI”-Latipah...................................172
K. MUSIM KEMARAU BANYAK CERITA-Melia Septiani
Heriyaman……………………………………………………………………………………………….182
L. SECERCAH ARTI YANG BERHARGA-Muhammad Syahrul
Akbar……………………….……………………………………………………………………………….192
M. BERAWAL DARI BUKAN SIAPA-SIAPA MENJADI
SAUDARA-Muhamad Utsman Mubarok.....................................202
N. KEHIDUPAN BARU-Putri Diyah Febriyanti...............................211
O. RUANG MENGABDI-Putri Utami.................................................219
P. SATU BULAN BERSAMA DENGAN PENGALAMAN YANG
BARU-Rifqoh Nur Afifah Zaen……………………………………………………….230
Q. SATU BULAN DI DESA ORANG-Shahara Putri Gusevi……….239
RAKERKAB|ix
R. 32 HARI BERJUTA RASA-Shandy Kartika Putri………………..…….248
S. . PENGABDIANKU UNTUK BANGUNJAYA-Wildan Aulia
Rahman……………………………………………………………………………………………………258
BAB VII KESAN DAN PESAN MASYARAKAT DESA
BANGUNJAYA…………………………………………………………………………………………………..269
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………273
BIOGRAFI SINGKAT…………………………………………………………………………….……….275
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………..………283
x|RAKERKAB
“Jangan tanya apa yang negara telah lakukan untukmu, tetapi
tanyalah apa yang telah kamu lakukan untuk negara.”
-John Fitzgerald Kennedy-
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program ............................................................... 12
Tabel 1.2: Sasaran dan Target Kegiatan ................................................................13
Tabel 1.3: Kegiatan Pra KKN-PpMM ................................................................... 16
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program .............................................................. 16
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Pogram .............................................................. 17
Tabel 1.6: Pendanaan .................................................................................................. 17
Tabel 1.7: Sumbangan ............................................................................................... 18
Tabel 3.1: Monografi Desa Bangunjaya .................................................................31
Tabel 3.2:Jumlah Penduduk ................................................................................... 33
Tabel 3.3:Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian .......................... 34
Tabel 3.4: Data Sarana dan Prasarana Pendidikan........................................... 36
Tabel 4.1: Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan .............................................. 39
Tabel 4.2: Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan ............................................. 41
Tabel 4.3: Matrik SWOT 03 Bidang Seni dan Olahraga ............................... 42
Tabel 4.4: Matrik SWOT 04 Bidang Sosial Masyarakat .............................. 44
Tabel 4.5: Matrik SWOT 05 Bidang Sarana dan Prasarana ......................... 46
Tabel 4.6: Kegiatan Mengajar Mengaji ............................................................... 48
Tabel 4.7: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra ................ 49
Tabel 4.8: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar ............................................... 50
Tabel 4.9: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI ......................................... 52
Tabel 4.10: Kegiatan Latihan Baris Berbaris ......................................................54
Tabel 4.11: Kegiatan Kelas Seni Rupa .................................................................. 55
Tabel 4.12: Kegiatan Bimbingan Belajar .............................................................. 57
Tabel 4.13: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah ........................................... 58
Tabel 4.14: Kegiatan Pencak Silat ......................................................................... 60
Tabel 4.15: Kegiatan Tari ......................................................................................... 62
Tabel 4.16: Kegiatan Jalan Sehat ........................................................................... 63
Tabel 4.17: Kegiatan Senam Pagi ........................................................................... 65
Tabel 4.18: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73 .................................................. 66
Tabel 4.19: Kegiatan Pembuatan Gapura............................................................ 68
Tabel 4.20: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah ................................................. 69
Tabel 4.21: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla.................................................. 71
Tabel 4.22: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan .................................... 72
xii|RAKERKAB
Tabel 4.23: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu .............................................................. 74
Tabel 4.24: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga .............................................. 76
Tabel 4.25: Kegiatan Seminar Hukum Agraria ................................................. 77
Tabel 4.26: Kegiatan Satu Untuk Semua ............................................................ 78
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN RAKERKAB 112 .......................................... 8
Gambar 3.1: Kantor Kepala Desa Bangunjaya .................................................... 30
Gambar 3.2: Sekolah Dasar Negeri Gosali ...........................................................31
Gambar 3.3: Kantor Kepala Desa Bangunjaya ................................................... 37
Gambar 3.4: Sekolah Dasar Negeri Gosali ......................................................... 37
Gambar 4.1: Kegiatan Mengajar Mengaji........................................................... 49
Gambar 4.2: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra ........... 50
Gambar 4.3: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar .......................................... 52
Gambar 4.4: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI ....................................54
Gambar 4.5: Kegiatan Latihan Baris Berbaris ................................................... 55
Gambar 4.6: Kegiatan Kelas Seni Rupa .............................................................. 57
Gambar 4.7: Kegiatan Bimbingan Belajar ........................................................... 58
Gambar 4.8: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah ....................................... 60
Gambar 4.9: Kegiatan Pencak Silat ...................................................................... 62
Gambar 4.10: Kegiatan Tari .................................................................................... 63
Gambar 4.11: Kegiatan Jalan Sehat ...................................................................... 64
Gambar 4.12: Kegiatan Senam Pagi ...................................................................... 66
Gambar 4.13: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73 .............................................. 68
Gambar 4.14: Kegiatan Pembuatan Gapura....................................................... 69
Gambar 4.15: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah............................................... 71
Gambar 4.16: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla .......................................... 72
Gambar 4.17: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan ................................ 74
Gambar 4.18: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu .......................................................... 75
Gambar 4.19: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga .......................................... 77
Gambar 4.20: Kegiatan Seminar Hukum Agraria ............................................ 78
Gambar 4.21: Kegiatan Membuat Opak Singkong .......................................... 80
Gambar 4.22: Kegiatan Bercocok Tanam ........................................................... 80
xiv|RAKERKAB
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah dari
ilmu itu tentang ketentraman
dan kelemah-lembutan. “
-Umar bin Khattab-
xv
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode
Desa
Kelompok
Dana
J. Mahasiswa
J. Kegiatan
J. Pembangunan
Fisik
2/Bogor/Cigudeg/112
Bangunjaya
RAKERKAB
Rp 25.250.00,-
19 Orang
13 Kegiatan
5 kegiatan:
Pembuatan Gapura,
Pembuatan Bak
Sampah, Pengadaan
Fasilitas Sekolah,
Pengadaan Air
Bersih, Penghiasan
Jembatan dan Jalan,
02.02.
112
xvi|RAKERKAB
“Kemampuan membaca itu sebuah rahmat.
Kegemaran membaca: sebuah kebahagiaan.”
-Goenawan Mohamad-
xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa
Bangunjaya selama 32 hari. Terdapat 6 mahasiswa dan 13 mahasiswi yang
terlibat dalam kelompok ini, yang berasal dari 8 fakultas dan 17 jurusan
berbeda. Kelompok KKN dengan nomor 112 ini kami beri nama
RAKERKAB (Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya) dengan
tujuan memberikan dedikasi untuk negeri melalui peningkatan kualitas di
bidang pendidikan dan pengajaran maupun bidang lainnya. Selama masa
persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian laporan, kami dibimbing oleh Ibu
Masyrofah, S.Ag., M.Si. Beliau merupakan dosen di Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama kegiatan KKN berlangsung, setidaknya ada 19 program yang
dapat kami realisasikan di desa tersebut. Sebagian besar merupakan
kegiatan pelayanan kepada masyarakat dan sisanya adalah kegiatan
pemberdayaan. Dengan fokus pada 1 dusun, kegiatan-kegiatan yang kami
lakukan menghabiskan dana Rp. 25.250.000,-. Dana tersebut kami peroleh
dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp. 19.000.000,-, dan dana
penyertaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Dosen (PPMD) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Rp. 6.250.000,- .
Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah
keberhasilan yang telah kami capai, yaitu:
1. Meningkatnya peran masyarakat dalam membangun desa.
2. Meningkatnya minat pemuda untuk mengembangkan potensi
dirinya.
3. Bertambahnya motivasi peserta didik di PAUD dan SD untuk
melanjutkan ke jenjang selanjutnya sampai ke perguruan tinggi.
4. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bertambahnya empati anak-anak dan pemuda akan kebersihan di
lingkungan sekitar.
6. Bertambahnya kreativitas masyarakat dalam mengelola potensi
mata pencaharian masyarakat sekitar.
Saat melaksanakan dan mengimplementasikan kegiatan, terdapat
sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain:
xviii|RAKERKAB
1. Terbatasnya waktu untuk merealisasikan program fisik.
2. Minimnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan
rencana kegiatan yang telah disusun.
3. Kurang komunikasi antar masyarakat sehingga membutuhkan
usaha yang lebih keras untuk menyambungkannya.
Pada akhirnya, kami bisa merampungkan sebagian besar rencana
kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya, antara lain:
1. Rute untuk mengakses Desa Bangunjaya kurang efektif dikarenakan
jalanannya yang tidak rata.
2. Minimnya penerangan dan petunjuk jalan di Desa Bangunjaya pada
malam hari, khususnya Dusun Gosali dan Sentuk. Hal tersebut
menjadi kendala bagi masyarakat dan pengunjung yang ingin
memasuki dusun tersebut. Oleh karena itu, diharapkan kelompok
KKN UIN Syarif Hidayatullah tahun 2019 dapat membantu dalam
peningkatan pengadaan penerangan dan petunjuk jalan agar
memudahkan akses untuk memasuki Dusun Gosali dan Sentuk
pada waktu malam hari
xix
INDAHNYA MENGABDI DI DESA BANGUNJAYA
(Sebuah Catatan Editor)
Oleh Masyrofah, S.Ag, M.Si.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan tahunan wajib
yang tidak hanya menjadi penentu kelulusan bagi mahasiswa Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, namun lebih dari itu, dapat
menjadi sarana yang menghubungkan mahasiswa-mahasiswi calon
pemimpin bangsa dengan masyarakat akar rumput di desa terpencil. Tahun
ini, sebanyak 19 mahasiswa-mahasiswi dari fakultas yang berlainan
disatukan dalam sebuah kelompok KKN yang dinamakan Rakerkab 112
untuk kemudian hidup bersama selama 32 hari dengan visi yang sama,
yakni untuk mengabdi kepada masyarakat di Dusun Gosali dan Sentuk,
Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kelompok KKN Rakerkab 112 beruntung karena mendapatkan
lokasi kegiatan KKN di Dusun Gosali dan Sentuk yang pada status quo-nya
masih diwarnai permasalahan sanitasi dan lingkungan. Merupakan suatu
tanggung jawab bagi para mahasiswa KKN untuk merespons isu tersebut
dalam rangka pengabdian. Mahasiswa dituntut untuk mendayagunakan
kreativitas dan kompetensi spesialisasi mereka guna menciptakan inovasi
yang diharapkan dapat mengatasi masalah krusial di desa.
Tentu bukanlah hal yang mudah bagi para mahasiswa untuk
mengemban misi pengabdian kepada masyarakat di suasana desa yang
berbeda jauh dengan hiruk-pikuk kehidupan mahasiswa di kota. Lebih lagi
dibutuhkan usaha ekstra untuk menggalang kekompakkan dengan
masyarakat lokal di desa. Namun tantangan tersebut dapat diatasi karena
adanya jalinan relasi yang baik dengan Kepala Desa dan Ibu Kepala Desa
yang akomodatif dan merangkul para mahasiswa KKN untuk bisa
beradaptasi di lingkungan masyarakat. Hubungan yang terjalin dengan baik
antara para mahasiswa dan aparat desa membentuk persepsi masyarakat di
Desa Bangunjaya, khususnya di Dusun Gosali dan Sentuk menjadi lebih
apresiatif terhadap kegiatan KKN.
Kolaborasi antara para mahasiswa KKN, aparat desa, dan
masyarakat desa dibutuhkan untuk mengatasi masalah lingkungan dan
sosial yang mendera Dusun Gosali dan Sentuk. Kesejahteraan warga yang
masih di bawah rata-rata menjadi konsentrasi bagi para mahasiswa KKN
xx|RAKERKAB
sebab merupakan anomali dari logika bahwa masyarakat
seharusnya bisa lebih sentosa mengingat adanya perusahaan penambangan
batu pasir di sekitar desa yang memiliki tanggung jawab sosial perusahaan.
Selain tidak menjamin kesejahteraan rakyat, perusahaan penambangan
tidak bertanggung jawab pada kerusakan fasilitas umum seperti akses jalan
yang rusak karena dilewati truk-truk berat milik perusahaan.
Terhadap permasalahan sosial di desa, para mahasiswa KKN
Rakerkab 112 dapat berperan sebagai “dokter” yang mengobservasi dan
menganalisis solusi apa yang berkelanjutan untuk diberikan kepada
masyarakat sebagai jalan keluar dari ketidakadilan dan hegemoni
perusahaan yang tidak menguntungkan warga desa sebagai penghuni lokal
daerah Bangunjaya. Dengan bekal pendidikan dan kemampuan
nonakademis yang dimiliki oleh mahasiswa, kondisi masyarakat desa
diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi dalam bidang lingkungan, sosial-
budaya, dan bahkan ekonomi.
Pada bidang lingkungan, para mahasiswa KKN Rakerkab 112 dari
awal telah berniat baik untuk menginisiasikan pembuatan bak sampah.
Kesadaran atas nilai kebersihan yang terdapat dalam mushaf al-Qur‟an
telah menggiring mereka untuk melakukan tindakan solutif ketika nilai
tersebut dihadapkan dengan kontradiksi kenyataan di Desa Bangunjaya
bahwa masyarakat “hidup berdampingan” dengan sampah. Dalam
memandang permasalahan sampah, para mahasiswa tidak hanya
menggunakan sudut pandang Islam, namun juga universalisme nilai
lingkungan hidup yang terinternalisasi dalam pola pikir mereka sebagai
hasil dari proses pembelajaran akademis dari jenjang sekolah dasar hingga
kuliah.
Solusi bak sampah adalah jalan keluar yang tepat dan realistis dalam
menanggapi permasalahan sampah. Dari segi manfaat, bak sampah
berfungsi praktis sebagai penampung sampah kolektif masyarakat desa.
Sementara dari segi biaya, anggaran yang Kelompok KKN Rakerkab 112
keluarkan sesuai dengan kocek mahasiswa. Melihat keberhasilan
pembuatan bak sampah dari segi sosiologis pun bisa dari sisi gotong
royongnya. Dalam pembuatan bak sampah, para mahasiswa merangkul
masyarakat desa untuk turut berpartisipasi mengerjakan proses konstruksi.
Kegiatan gotong royong yang diprakarsai oleh Kelompok KKN Rakerkab
112 telah mematahkan preseden sosiologis desa bahwa warga golongan toa
RAKERKAB xxi
dan muda kurang bisa bersinergis. Saya patut berbangga pada para
mahasiswa KKN Rakerkab 112 akan hal ini.
Pada bidang sosial-budaya, Kelompok KKN Rakerkab 112 berfokus
pada bidang pendidikan dan seni. Secara rutin, para mahasiswa
melangsungkan kegiatan pengajaran di dua sekolah, yaitu Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Gosali dan SDN Rengasjajar. Jika pengajaran formal terjadi
dari pagi hingga siang hari, kegiatan bimbingan belajar berbasis informal
acap dilakukan hampir setiap hari pada malam harinya di pos komando
Kelompok KKN Rakerkab 112. Pola belajar-mengajar seperti ini berhasil
diterapkan di Dusun Gosali dan Sentuk karena kedekatan emosional dan
akademis antara guru-murid telah terjalin. Alhasil, alih pengetahuan antara
guru-murid berlangsung secara santai, namun tetap serius.
Pada bidang ekonomi, para mahasiswa KKN Rakerkab 112
menjalankan peran sebagai mahasiswa berakal budi homo economicus.
Meskipun selama kegiatan KKN mereka tidak berkontribusi secara aktif
dalam pemesatan kegiatan ekonomi desa yang tangible, namun mereka
melihat celah pada sektor hulu sumber daya manusia di desa. Dengan
berinvestasi melalui penanaman pola pikir produksi dalam kegiatan
wirausaha, para mahasiswa KKN Rakerkab 112 telah terlibat secara pasif
melalui kekuatan ide untuk mengkonstruksikan pemahaman masyarakat
desa akan pentingnya berwirausaha. Pasif tidak selalu lebih buruk
ketimbang aktif. Suntikan modal dan tersedianya tanah tidak selalu linear
dengan kesuksesan usaha, namun ide yang tepat dan inovasi yang berguna
akan selalu resistan terhadap keberlangsungan usaha.
Selain menjalankan kegiatan KKN yang sudah terprogram sedari
awal,para mahasiswa juga melakukan kegiatan di luar program seiring
dengan kedekatan personal mereka dengan masyarakat desa. Kegiatan
tersebut meliputi bersawah dan berjelajah ke hutan. Sebetulnya kegiatan
nonprogram para mahasiswa tidak terbatas pada kedua hal itu, namun
keduanya merupakan contoh aktivitas yang unik karena tidak mungkin
bisa mereka lakukan di kota besar mengingat lahan sawah dan hutan sudah
tergantikan oleh gedung-gedung tinggi. Pelaksanaan KKN bukan hanya
sarana alih pengetahuan dari mahasiswa ke masyarakat desa, namun bisa
juga sebaliknya. Nyatanya, masyarakat desa berjasa dalam memberikan
pelajaran kognitif kepada para mahasiswa terkait pentingnya
pembangunan berkelanjutan untuk reservasi alam.
xxii|RAKERKAB
Sebagai dosen pembimbing, saya telah mengamati bahwa para
mahasiswa KKN Rakerkab 112 telah berhasil beradaptasi dan berkolaborasi
dengan kondusif dengan warga desa untuk menghasilkan kegiatan-
kegiatan positif dalam bentuk aktivitas bersama dan pembuatan sarana
fisik desa. Meskipun hanya 32 hari, saya percaya bahwa para mahasiswa
KKN RAKERKAB 112 telah memahami nilai-nilai sosial yang ada dalam
lingkup sosiologis masyarakat desa di Indonesia sehingga untuk ke
depannya dapat dijadikan tolak pedoman untuk memperjuangkan
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih baik lagi. Tidak lepas juga harapan
saya kepada masyarakat desa Dusun Gosali dan Sentuk yang mudah-
mudahan dapat terinspirasi untuk meneruskan pendidikan setinggi-
tingginya dan menjadi agen-agen perubahan yang menjanjikan untuk
Indonesia yang lebih baik.
Ciputat, 2 November 2018
Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si.
Dosen Pembimbing KKN-PpMM Kelompok 112 RAKERKAB
BAGIAN 1 : DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
“Suatu sikap hidup yang bertanggung jawab, yang dijiwai oleh ikatan
batin untuk berbuat sebaik-baiknya, tentu akan berdimensi sosial.”
-Nurcholish Madjid-
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Indonesia sedang mengalami perkembangan dan pembangunan
yang sangat pesat di segala aspek kehidupan rakyat. Hal ini membuat
rakyat berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas diri
mereka masing-masing. Indikator-indikator perkembangan yang terjadi
adalah semakin sibuknya aktivitas rakyat Indonesia yang menuju ke arah
yang lebih maju. Perubahan terjadi baik di kota maupun di daerah pedesaan
sekalipun. Di samping itu, adanya otonomi daerah membuat masyarakat
harus bersiap mandiri dan bergerak aktif di dalam mengembangkan potensi
daerah masing-masing. Permasalahan di dalam pembangunan tersebut
sangat kompleks dan perlu direspons secara pragmatis. Untuk itu,
diperlukan kegiatan untuk menyiapkan masyarakat guna siap menjalani
tantangan pembangunan melalui pendidikan kepada para calon sarjana
sebagai agen perubahan. Sebagai pemimpin masa depan bangsa, mahasiswa
diharapkan dapat bekerja secara interdisipliner. Mahasiswa bertanggung
jawab untuk menanggapi dan memberi solusi atas suatu permasalahan
sesuai dengan kompetensi hard skill1 dan soft skill2 yang dimiliki.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pengabdian pada
Mahasiswa (PPpM) merupakan salah satu program pendidikan tinggi di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang didasari
oleh pemikiran bahwa mahasiswa adalah calon sarjana sebagai penerus
pembangunan yang juga harus dapat bekerja untuk memecahkan masalah-
masalah pembangunan di lingkungan masyarakat. Ide dasar dari program
ini tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan suatu
ikrar bahwa perguruan tinggi harus melakukan kegiatan yang berbasis
pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian. Kegiatan KKN
merupakan bentuk perwujudan dari integrasi ketiga aspek tersebut.
Dengan paduan antara pengetahuan akademis dan kemampuan
interpersonal, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKN-PPpM ini
1 Keterampilan teknis dan akademis 2 Kemampuan intra dan interpersonal
4 | RAKERKAB
dapat turut serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat di wilayah pelaksanaan KKN mereka.
Pelaksanaan KKN dilakukan sebagai bentuk darmabakti atas
penggabungan aktivitas keilmuan dan nonkeilmuan mahasiswa kepada
masyarakat melalui serangkai kegiatan yang berkorelasi langsung dengan
kebutuhan msyarakat. Program KKN yang dilaksanakan oleh perguruan
tinggi merupakan upaya mendukung program utama pemerintah di
masyarakat sekaligus upaya konkretisasi antara kompetensi teoritis dan
metodologis dengan tindakan praktik untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat agar bisa berkembang menjadi lebih sehat, cerdas, bermoral,
dan mandiri.
Mahasiswa sebagai salah satu komponen dalam masyarakat
diharapkan dapat menjembatani kesenjangan sosial antara masyarakat kota
dan desa yang terjadi di Indonesia. Mahasiswa berkewajiban untuk
mengembangkan kemampuan yang telah ada dalam diri masyarakat sebagai
upaya menyokong pembangunan secara adil tanpa adanya kesenjangan
pengembangan antara desa dan kota. Kami sebagai mahasiwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta akan mencoba memberikan kontribusi bagi
pembangunan desa dalam program KKN.
Sebagai wujud kepedulian dan implementasi nyata dari nation and
social responsibility3 terhadap permasalahan multidimensi yang dialami oleh
bangsa dan masyarakat, Lembaga Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan program KKN-PPpM di
beberapa wilayah, salah satunya adalah Desa Bangunjaya, Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor. Sebelum melaksanakan kegiatan, mahasiswa
melakukan pendataan terlebih dulu terkait dengan kondisi wilayah dan
masyarakat, serta permasalahan yang dihadapi masyarakat. Setelah itu,
mahasiswa mengkaji dan memikirkan alternatif atas permasalahan tersebut
secara ilmiah, kemudian aktif merealisasikan langkah-langkah pemecahan
masalah. Dengan demikian, berbagai potensi daerah dan sumber daya
manusia (SDM) yang ada di masyarakat dapat diberdayakan agar
masyarakat dapat mengembangkan daerah mereka secara mandiri. Dengan
dilaksanakannya kegiatan KKN ini, mahasiswa diharapkan dapat
mentransformasikan pandangan-pandangan masyarakat ke arah yang lebih
progresif terhadap desa mereka sehingga akan terciptanya suatu
3 Kewajiban bernegara dan tanggung jawab sosial
RAKERKAB | 5
sinergisitas dengan satu tujuan bersama, yakni realisasi kehidupan bangsa
Indonesia yang lebih sejahtera.
Kelompok KKN kami dengan kode 112 ini diberi nama Rakerkab
yang merupakan akronim dari kalimat “Rangkul Kebaikan Bersama
Masyarakat Bangunjaya”. Kelompok kami mengabdi di Desa Bangunjaya,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kelompok kami ditempatkan
untuk mengabdi di Dusun Gosali dan Sentuk yang masih tergolong dalam
kategori daerah tertinggal. Dilihat dari demografisnya, 70 persen
masyarakat di dusun tersebut bermata pencaharian buruh dan sebagian lain
petani. Tingkat pendidikan warga pun sebagian besar hanya sampai tingkat
Sekolah Dasar (SD)/sederajat, bahkan ada yang tidak bersekolah dan buta
huruf. Dari segi jaringan komunikasi, Dusun Gosali dan Sentuk tidak
memiliki jaringan internet yang baik sehingga informasi-informasi dari luar
menjadi hambatan bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, kami
memilih Dusun Gosali dan Sentuk yang masih perlu dibina untuk
perkembangan dusun-dusun tersebut. Sesuai dengan akronim dari nama
kelompok KKN yang kami tetapkan, kami ingin merangkul masyarakat
Bangunjaya, terkhusus Dusun Gosali dan Sentuk, untuk bersama-sama
membangun desa mereka. Kami akan berusaha untuk membuat masyarakat
sadar akan pentingnya desa yang makmur karena berdampak pada
masyarakat yang sejahtera dalam bidang pendidikan, agama, sosial dan
ekonomi.
Dengan bercermin pada judul buku kami, kami mahasiswa
Kelompok KKN Rakerkab 112 Rakerkab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berkomitmen untuk merangkul kebaikan di Desa Bangunjaya. Kami ingin
melakukan aksi nyata bersama masyarakat di desa tersebut. Kami pun ingin
mewujudkan masyarakat yang madani di Desa Bangunjaya. Atas dasar
tujuan tersebut, fokus kami adalah untuk membantu masyarakat supaya
lebih beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Oleh karena itu, judul buku kami merupakan cerminan tujuan kami di Desa
Bangunjaya.
B. Kondisi Umum Desa Bangunjaya
Desa Bangunjaya adalah desa hasil pemekaran dari Desa Rengasjajar
yang pada saat itu jabatan kepala desa dipegang oleh Bapak Halimi,
kemudian pada tahun 1978 Desa Rengasjajar dipekarkan menjadi 2 (dua)
Desa yaitu yang pertama Desa Rengasjajar (desa awal) dan yang kedua
6 | RAKERKAB
Desa Bangunjaya, dan pemberi nama Desa Bangunjaya adalah seorang tokoh
masyarakat Kampung Cibungur bernama Bapak Jaya (petani), beliau
memberikan nama Bangunjaya diambil dari kata peribahasa lama, yaitu
“Membangun dan Berjaya”. Daerah Bangunjaya ini memiliki fasilitas umum
dan akses jalan yang kurang memadai. Hal ini dikarenakan tidak adanya
penerangan jalan dan masih banyaknya ruas jalan yang rusak. Namun, saat
ini beberapa wilayah sudah melakukan perbaikan jalan sehingga jalan
menjadi lebih baik.
Setelah proses pemekaran berhasil, pada tahun 1980 ditunjuklah
seorang tokoh masyarakat untuk menjabat Kepala Desa, yaitu Bapak
Hambali. Beliau menjabat selama satu tahun tepatnya dari tahun 1980-1981.
Setelah itu, diadakan Pemilihan Kepala Desa Pertama (Pilkades) di Desa
Bangunjaya untuk pertama kalinya dan yang terpilih menjadi kepala desa
ialah Bapak Sukarma dan menjabat selama delapan tahun. Kepala Desa
Bangunjaya sekarang ialah Bapak Enjek Nurjaya.
Secara umum, dilihat dari keadaan topografisnya, Desa Bangunjaya
merupakan daerah yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian
antara 100-150 M di atas permukaan laut. Suhu rata-rata di Desa
Bangunjaya berkisar antara 20-300 ˚C. Kemiringan di Desa Bangunjaya
berkisar antara 250˚-350˚.4
C. Permasalahan Umum Desa Bangunjaya
Dalam pelaksanaan kegiatan KKN, kami menggunakan pendekatan
Problem Solving 5Kami menemukan permasalahan dalam beberapa bidang,
yaitu:
1. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan masalah yang dihadapi adalah kesadaran
dari masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke
jenjang yang lebih tinggi masih kurang, serta fasilitas pendidikan
yang ada di Dusun Gosali dan Sentuk sangat minim. Seperti
perpustakaan, kamar mandi, ruang kelas dan buku pelajaran.
2. Bidang Keagamaan
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.
Di Dusun Gosali dan Sentuk, mayoritas penduduk beragama Islam.
4 Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipublikasikan. 5 Pemecahan masalah
RAKERKAB | 7
Namun sangat disayangkan, masih banyak masyarakat yang kurang
paham dengan ilmu keagamaan serta kegiatan keagamaan, terutama
kaum mudanya. Hal ini dapat dilihat dari sarana ibadah yang masih
sangat jarang dan sepi dikunjungi warga sekitar dan sangat sedikit
anak remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan.
3. Bidang Lingkungan
Minimnya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan
menyebabkan lingkungan desa menjadi tidak sehat. Sebagian besar
masyarakat membuang sampah ke sungai. Selain itu, sarana
jamban/mandi cuci kakus (MCK) sangat minim dan kondisi kurang
layak, namun masih saja digunakan untuk mandi dan mencuci oleh
warga sekitar. Lingkungan pertambangan pasir di sekitar dusun
membuat warga sekitar kurang nyaman. Apalagi di musim kemarau
saat ini, pasir-pasir berimplikasi pada polusi di Gosali dan Sentuk
dan pengeboman yang dilakukan setiap hari membuat rumah
masyarakat retak.
4. Bidang Sarana dan Prasarana
Dusun Gosali dan Sentuk termasuk dalam kategori
tertinggal. Karena letak trategis dusun tersebut ditengah-tengah
hutan. Dari segi sarana dan prasarana yang terdapat di Dusun Gosali
dan Sentuk, masih banyak hal yang perlu diperbaiki maupun
ditambah. Terlebih yang paling utama adalah dari segi penerangan
yang berdampak dalam terganggunya aktivitas warga pada malam
hari. Serta kondisi akses jalan menuju Dusun Gosali dan Sentuk
rusak akibat dari truk pasir yang sering berlalu-lalang. Jarak antara
rumah warga dengan fasilitas umumpun cukup jauh . Oleh karena
itu, perlu diadakannya beberapa perbaikan demi kelangsungan
kehidupan bagi para warga Dusun.
D. Profil Kelompok 112
1. Pesan Nama dan Logo RAKERKAB
Arti Nama
Nama Kelompok KKN-PpMM 112 adalah Rakerkab yang
merupakan akronim dari kalimat “Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat
Bangunjaya”. Akronim tersebut sekaligus tujuan kelompok yaitu merangkul
dan menebar semangat kebaikan bersama masyarakat di Desa Bangunjaya.
8 | RAKERKAB
Arti Lambang
Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN Rakerkab 112
Arti warna dan lambang dari logo Kelompok KKN Rakerkab 112
adalah garis lengkung berjumlah lima di masing-masing sisi kanan dan kiri
yang membentuk seperti sayap logo melambangkan Pancasila, yang
menjadi dasar ideologi kelompok dalam melakukan semua kegiatan di
lokasi KKN. Kedua sisi, kanan dan kiri merupakan sebuah refleksi akan
pentingnya keadilan dan keseimbangan nilai-nilai pancasila yang kami
terapkan dalam proses kegiatan KKN.
Warna pada sayap menunjukan perbedaan setiap individu yang ada
di kelompok. Perbedaan yang tidak memecah belah justru saling
melengkapi sehingga terjadi keselarasan di setiap kegiatan kelompok.
Warna yang cerah mempresentasikan semangat kelompok yang akan
ditularkan kepada masyarakat Bangunjaya.
Seluruh gambar disatukan dalam satu garis lingkaran utuh
melambangkan kesatuan dan kerukunan setiap makna yang tidak dapat
terpisahkan.
2. Kompetensi Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok ini adalah 19 orang, 6 orang anggota laki-
laki dan 13 orang anggota perempuan. Masing-masing anggota berasal dari
9 fakultas dengan berbagai fokus program studi. Berikut adalah uraian
nama-nama anggota beserta kompetensi di bidang akademik dan
keterampilan masing-masing:
Abdul Mufahir adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
RAKERKAB | 9
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia berkompeten dalam mengajar Pendidikan
IPS khususnya kajian Geografi. Ia juga mempunyai keterampilan bermain
gitar. Jabatan yang ia emban di kelompok ini adalah Ketua Kelompok.
Muhammad Utsman Mubarok adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ia menguasai bidang Ilmu Hukum Konvensional maupun Hukum
Islam. Ia juga pandai dalam bersosialisasi dan bernegosiasi. Ia menjabat
sebagai Wakil Ketua.
Balqis Hanifah adalah mahasiwi Program Studi Kimia, Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki keahlian
mengajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika. Ia juga
memiliki keterampilan menari Saman. Ia menjabat sebagai Sekretaris 1.
Astrid Haura adalah mahasiswi Program Studi Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia berkompetensi dalam hal negosiasi dan diplomasi.
Jabatannya di kelompok adalah Sekretaris II.
Shahara Putri Gusevi adalah mahasiswi Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki
kompetensi di bidang Manajemen Keuangan terutama Manajemen
Portofolio. Selain itu ia juga mahir dalam menari Saman. Ia menjabat
sebagai Bendahara I.
Latipah adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia adalah aktivis
literasi hukum dan menguasai manajemen keorganisasian. Ia menjabat
sebagai Bendahara II.
Putri Utami Arif adalah mahasiwi Program Studi Pendidikan
Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ia memiliki keahlian mengajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
khususnya kajian Biologi dan mengajar Membaca Mushaf al-Qur‟an dengan
Metode Qiro‟ati. Ia juga pandai dalam jenis-jenis keterampilan seperti
memasak, memembuat prakarya, dan menari tarian tradisional. Posisinya di
kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Humas.
Wildan Aulia Rahman adalah mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiar Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia adalah aktivis literasi media. Ia juga
menguasai fotografi dan beberapa jenis aplikasi desain grafis. Posisinya di
kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Humas.
10 | RAKERKAB
Rifqoh Nur Afifah Zaen adalah mahasiswi Program Studi Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia
mempunyai keahlian di bidang Pemasaran dan Kewirausahaan. Selain itu ia
juga memiliki keterampilan menari Saman. Posisinya di kelompok adalah
sebagai penanggung jawab Divisi Acara.
Melia Septiani Heriyaman adalah mahasiswi Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemampuan mengajar di
SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) tak diragukan lagi, terutama pada mata
pelajaran Matematika. Selain itu ia juga memiliki keterampilan seperti
menggambar dan membuat origami. Posisinya di kelompok adalah Divisi
Acara.
Shandy Kartika Putri adalah mahasiswi Program Studi
Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki kompetensi mengajar Pendidikan Agama
khususnya bidang Fiqih dan Kajian al-Qur‟an. Ia juga menguasai
keterampilan dalam membuat kesenian dari kain flanel. Posisi yang ia jabat
di kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Acara.
Banu Ginanjar adalah mahasiwa Program Studi Sejarah dan
Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ia berkompetensi di bidang Pendidikan Agama Islam khususnya
Sejarah Islam. Ia juga seorang aktivis kampus. Selain itu ia juga mendalami
Tilawatil Qur‟an. Posisi yang ia jabat di kelompok adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Perlengkapan.
Apriliani Suryaningsih adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia berkompeten dalam mengajar Pendidikan Agama
khususnya pengajaran membaca mushaf al-Qur‟an. Selain mengajar ia juga
seorang penyanyi paduan suara. Posisinya di kelompok adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Perlengkapan.
Cherlinda Hestiane Cahyani adalah mahasiwi Program Studi Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ia memiliki kompetensi di bidang public speaking6. Ia juga memiliki
keterampilan menggambar dan menari Saman. Posisinya di kelompok
adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.
6 Berbicara di depan publik
RAKERKAB | 11
Muhammad Syahrul Akbar adalah mahasiswa Program Studi
Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushulludin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selain menguasai Filsafat Keagamaan, ia juga berkompetensi pada
bidang fotografi dan kesenian Silat. Posisinya di kelompok adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Animatun Fatimah adalah mahasiswi Jurusan Studi Agama Agama,
Fakultas Ushulludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mempunyai
keahlian mengajar Pendidikan Agama dan Psikologi Agama. Ia juga mahir
dalam pembuatan video dokumentasi. Posisi yang ia jabat di kelompok ini
adalah sebagai penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Alwi Alawiyah adalah mahasiswi Program Studi Tarjamah, Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memiliki
kompetensi mengajar Pendidikan Agama Islam khususnya Kajian Bahasa
Arab. Selain itu ia juga memiliki keahlian memasak, maka dari itu posisinya
di kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi Konsumsi.
Putri Diyah Febriyanti adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ia mempunyai kompetensi mengajar Bahasa Inggris.
Posisi yang ia jabat di kelompok adalah sebagai penanggung jawab Divisi
Konsumsi.
Ahmad Pebian adalah mahasiswa Program Studi Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia
berkompeten dalam bidang agraria dan manajemen bisnis. Ia juga
merupakan aktivis kampus. Posisinya di kelompok ini adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Sponsorship7.
E. Fokus dan Prioritas Program
Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang terjadi di Desa
Bangunjaya khususnya di Dusun Gosali dan Sentuk, maka kami
memprioritaskan beberapa program dan kegiatan. Adapun program dan
kegiatan yang dilaksanakan di Dusun Gosali adalah berdasarkan
kompetensi yang kelompok kami miliki yakni sebagai berikut :
7 Pensponsoran
12 | RAKERKAB
Tabel 1.1: Fokus atau Prioritas Program
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Keagamaan
AYO MENGAJI
1. Mengajar mengaji
2. Pengajian Ibu-ibu
3. Pemberian Juz „Amma dan Iqra
Bidang Pendidikan
AYO MENGAJAR
1. Mengajar Paud
2. Mengajar Sekolah Dasar
3. Latihan baris berbaris
INDAHNYA BERBAGI
1. Pengadaan fasilitas sekolah
KELAS GOSALI CERDAS
1. Kelas seni rupa
2. Bimbingan belajar
Bidang Seni dan
Olahraga
GOSALI BERBAKAT
1. Pencak silat
2. Kelas tari
GOSALI SEHAT
1. Senam pagi
2. Jalan sehat
Bidang Sosial
Masyarakat
RAKERKAB BERSATU
1. Perayaan Hari Ulang Tahun
Republik Indonesia (HUT RI) Ke-
73
SEMINAR
1. Seminar Hukum Keluarga
2. Seminar Hukum Agraria
BANGUNJAYA MENGINSPIRASI
1. Satu untuk semua
RAKERKAB | 13
Bidang sarana dan
Prasarana
FASILITAS TANPA BATAS
1. Pembuatan gapura
2. Pembuatan bak sampah
3. Air bersih
GOSALI INDAH
1. Penghiasan jembatan dan jalan
F. Sasaran dan Target
Kegiatan yang dilaksanakan selama program KKN memiliki sasaran
dan target pencapaian sebagaiman Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2: Sasaran dan Target Kegiatan
No. Kegiatan Sasaran Target
1 Mengajar mengaji Anak-anak di
lingkungan Dusun
Gosali
40 anak-anak
mendapatkan ilmu
agama, dan pengajaran
secara baik dan benar.
2 Pemberian
Juz‟amma dan Iqra
Anak-anak Dusun
Gosali
40 anak-anak di Dusun
Gosali mendapatkan
Juz „Amma dan Iqra.
3 Mengajar di
Sekolah Dasar
Guru di SD Negeri
Gosali dan SD
Negeri Rengasjajar
5 guru di SD Negeri
Gosali dan 4 guru di SD
Negeri Rengasjajar
terbantu dalam
mengajar.
4 Mengajar di
PAUD PELANGI
Guru PAUD
PELANGI di
Dusun Gosali.
2 orang guru PAUD
PELANGI di Dusun
Gosali terbantu dalam
proses belajar
mengajar.
5 Latihan baris
berbaris
Guru SD Negeri
Rengasjajar
2 orang guru pramuka
SD Negeri Rengasjajar
di Dusun Gosali
terbantu dalam melatih
baris berbaris siswa
14 | RAKERKAB
dan siswi.
6 Kelas seni rupa Anak-anak di
Dusun Gosali.
40 anak-anak di Dusun
Gosali mendapatkan
pelatihan kelas seni
rupa.
7 Bimbingan belajar Anak-anak di
Dusun Gosali
30 anak-anak di Dusun
Gosali mendapatkan
materi tambahan mata
pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika,
Agama, dan Sains.
8 Pencak silat Anak-anak di
Dusun Gosali
3 Kelas di SD Negeri
Gosali mendapatkan
fasilitas tambahan.
9 Pengadaan
fasilitas sekolah
SD Negeri Gosali 25 anak di Dusun
Gosali mendapatkan
pelatihan pencak silat
untuk tampil dalam
acara malam puncak
HUT RI ke 73.
10 Kelas tari Anak-anak di
Dusun Gosali.
20 anak-anak di Dusun
Gosali mendapatkan
pelatihan tari Saman.
11 Jalan sehat Warga Dusun
Gosali
35 orang warga Gosali
berpartisipasi dalam
jalan sehat ke Dusun
Sentuk.
12 Senam pagi Warga Dusun
Gosali
30 warga Dusun Gosali
berpartisipasi dalam
kegiatan senam pagi.
13 Perayaan hari
ulang tahun
Republik
Indonesia (HUT
RI) Ke-73
Warga Dusun
Gosali
100 warga Dusun
Gosali terbantu dalam
menyelenggarakan
berbagai kegiatan
perlombaan untuk
RAKERKAB | 15
memperingati HUT RI
Ke-73
14 Pembuatan gapura Gapura di Dusun
Gosali
1 Gapura yang
dibangun di Dusun
Gosali
15 Pembuatan bak
sampah
Tempat
pembuangan
sampah di Dusun
Gosali dan Sentuk
1 tempat pembuangan
sampah dibangun di
Dusun Gosali dan
Sentuk
16 Pengadaan air
bersih di mushalla
Mushalla Dusun
Gosali
Air bersih tersedia di
mushalla Dusun Gosali
17 Penghiasan
jembatan dan jalan
Jembatan sungai
Cimatuk dan Jalan
Dusun Gosali
1 jembatan sungai
Cimatuk dan Jalan
Dusun Gosali
mendapatkan hiasan
18 Pengajian ibu-ibu Ibu-ibu Dusun
Gosali
40 ibu-ibu di Dusun
Gosali terbantu dalam
kegiatan pengajian ibu-
ibu sekaligus dapat
mengenali anggota
Kelompok KKN
Rakerkab 112
19 Seminar Hukum
Keluarga
Warga Dusun
Gosali dan Sentuk
50 warga Dusun Gosali
dan Sentuk
mendapatkan informasi
tentang pentingnya
membangun ketahanan
keluarga untuk
generasi bangsa.
20 Seminar Hukum
Agraria
Warga Desa
Bangunjaya
50 warga Desa
Bangunjaya
mendapatkan materi
tentang Hukum
Agraria
16 | RAKERKAB
21 Satu untuk semua Petani dan ibu-ibu
Dusun Sentuk
20 petani dan ibu-ibu
Dusun Sentuk terbantu
dalam kegiatan
bercocok tanam dan
pembuatan makanan
opak singkong
G. Jadwal Pelaksanaan Program
1. Pra-KKN (April-Juli 2018)
Uraian kegiatan yang dilakukan selama Pra KKN-PpMM
sebagaimana yang terlampir pada Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3: Kegiatan Pra KKN-PpMM
No. Uraian Kegiatan Waktu
1. Pembentukan Kelompok 10 April 2018
2. Penyusunan Proposal 14 Mei 2018
3. Pembekalan 24-27 April 2018
4. Survei 12 Mei, 2 Juli, 12 Juli dan 15
Juli 2018
5. Pelepasan KKN-PpMM 17 Juli 2018
2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (19 Juli-19 Agustus 2018)
Uraian kegiatan selama pelaksanaan program di lokasi KKN
sebagaimana yang terlampir pada Tabel 1.4 berikut ini:
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program
No. Uraian Kegiatan Waktu
1. Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 19-22 Juli 2018
2. Pembukaan 20 Juli 2018
3. Implementasi Program 23 Juli-18 Agustus 2018
4. Penutupan 19 Agustus 2018
5. Kunjungan Dosen Pembimbing 20 dan 21 Juli, dan 5 dan 19 Agustus 2018
RAKERKAB | 17
3. Laporan dan Evaluasi Program (Agustus-Desember 2018)
Uraian kegiatan yang dilakukan selama laporan dan evaluasi
program sebagaimana yang terlampir pada Tabel 1.5 berikut ini:
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
No. Uraian Kegiatan Waktu
1. Penyusunan Buku Laporan Hasil
KKN-PpMM 2018
19 Agustus- 27
Desember 2018
2. Verifikasi dan Penyuntingan oleh
Kelompok dan Dosen Pembimbing 1-27 Desember 2018
3. Penyelesaian dan Pengunggahan Film
Dokumenter 27 Desember 2018
4. Pengesahan Buku Laporan Agustus-Desember 2018
5. Pengiriman Buku Laporan Hasil
KKN-PpMM 27 Desember 2018
6. Penilaian Hasil Kegiatan Agustus-Desember 2018
H. Pendanaan dan Sumbangan
Dana yang digunakan untuk merealisasikan kegiatan selama
program KKN berlangsung bersumber sebagaimana pasa Tabel 1.6 dan
Tabel 1.7 berikut ini:
Tabel 1.6: Pendanaan
No. Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi mahasiswa
anggota kelompok
@1.000.000 x 19
Rp19.000.000,00
2 Dana Penyertaan Program
Pengabdian Masyarakat
oleh Dosen
Rp6.250.000,00
Total Rp25.650.000,00
18 | RAKERKAB
Tabel 1.7: Sumbangan
No. Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah
1 PT. Dian Rp200.000,00
2 PT. WAU Rp575.000,00
3 PT. SM Rp150.000,00
4 Sumbangan Keluarga KKN Rp650.000,00
Total Rp1.575.000,00
I. Sistematika Penulisan
Buku ini disusun dalam dua bagian, Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil
Kegiatan yang terdiri atas lima bab, dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, Bab ini bertujuan untuk mengetahui
memberikan gambaran umum pelaksanaan kegiatan mahasiswa di lokasi
KKN. Bab ini beriserikan tentang dasar pemikiran, kondisi umum tempat
KKN-PpMM, permasalahan, profil kelompok, fokus dan prioritas, sasaran
dan target, jadwal pelaksanaan program dan target, pendanaan dan
sumbangan serta sistematika penyusunan.
Bab II Metode Pelaksanaan Program, Bab ini bertujuan sebagai
panduanmenjalani pengabdian di Desa Bangunjaya. Bab ini berisikan
metode pendekatan, pemetaan wilayah dan masyarakat, penyusunan
program serta strategi implementasi program dan kegiatan.
Bab III Kondisi Wilayah Desa Bangunjaya Kecamatan Cigudeg, Bab
ini bertujuan untuk menggambarkan identitas Desa Bangunjaya yang
terkini. Bab ini berisikan tentang sejarah lokasi pengabdian, letak geografis,
struktur penduduk serta sarana dan prasarana.
Bab IV Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan, Bab ini
bertujuan untuk menjelaskan kegiatan yang sudah dilakukan selama
kegiatan KKN berlangsung selama sebulan. Adapun subbab yang
menganalisa di setiap bidang kegiatan, menjelaskan tentang dengan sasaran
RAKERKAB | 19
dan target yang sudah tercapai dan faktor yang mendorong dan
menghambat selama kegiatan berjalan.
Bab V Penutup, Bab ini adalah bab terakhir dalam Bagian 1 yang
berisikan kesimpulan dari bab 1-4 dan rekomendasi sebagai saran untuk
melaksanakan kegiatan KKN di Desa Bangunjaya di kemudian hari .
Bagian 2 adalah Refleksi Hasil Kegiatan yang terdiri atas dua bab,
dengan perincian sebagai berikut:
Bab VI Penggalan Kisah Inspiratif, Bab ini menceritakan alur
kehidupan 19 mahasiswa yang menjalani kesehariannya selama sebulan di
Desa Bangunjaya.
Bab VII Kesan dan Pesan Warga, Bab ini berisikan kesan baik dan
positif warga atas kegiatan KKN-PpMM 2018 yang telah dilakukan selama
sebulan.
20 | RAKERKAB
“Aku memilih untuk membuat sisa
hidupku menjadi yang terbaik dalam hidupku.”
-Louise Hay-
21
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pendekatan
Pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rakerkab 112 untuk mengetahui
kebutuhan masyarakat Desa Bangunjaya adalah dengan menggunakan
model pendekatan Problem Solving. Pendekatan Problem Solving berupaya
untuk melakukan perubahan sosial pada masyarakat dengan melihat
realitas masalah yang ada di masyarakat.8 Pendekatan Problem Solving ini
juga merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk
mencari informasi, menganalisis situasi, dan mengidentifikasi masalah
dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil
suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Sehingga orientasi dari
kegiatan ini merupakan investigasi dan penemuan yang pada dasarnya
adalah sebuah pemecahan masalah.9
Pendekatan ini menekankan pada tiga elemen penting, yaitu
kolektivitas masyarakat, letak geografis, dan pelembagaan yang
memberikan identitas. Pendekatan Problem Solving terdiri atas 5 langkah,
yaitu:10
1. Merumuskan Masalah (Problem Identification)
Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas, dengan melihat
kehidupan masyarakat melalui audiensi dengan tokoh masyarakat. Begitu
banyak permasalahan yang kami temui pada lingkungan dan masyarakat
Desa Bangunjaya saat survei, sehingga dapat diidentifikasi permasalahan
yang menjadi titik fokus garapan kelompok KKN kami.
2. Mendiagnosis Masalah
8 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017 (Ciputat:
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h. 18. 9 Sanjaya Yasin, “Pengertian Problem Solving” Sarjanaku diakses pada 1 September
2018 dari: http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-solving.html. 10 Vincent Gaspersz, Team-Oriented Problem Solving (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2007), h. 4-5.
22 | RAKERKAB
Menciptakan gagasan awal secara keseluruhan untuk memecahkan
masalah dengan cara mendiskusikan program-program kerja kami yang
sesuai dengan kondisi masyarakat kepada tokoh masyarakat Bangunjaya
sebelum pelaksanaan program.
3. Merumuskan Strategi Alternatif
Pada tahap ini kelompok KKN kami mencari dan menemukan
berbagai alternatif tentang cara penyelesaian dengan memetakan secara
nyata dan terstruktur semua bentuk kegiatan yang nantinya akan
dilaksanakan dan dirasa cocok untuk diterapkan di Desa Bangunjaya.
4. Menentukan dan Menerapkan Strategi (Application)
Yaitu eksekusi semua program kerja yang sudah dirancang dan
disepakati bersama oleh semua anggota kelompok KKN.
5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
Setelah pelaksanaan dan penerapan strategi, maka selanjutnya
dilakukan evaluasi untuk mengetahui kelemahannya sehingga dapat segera
dicari solusi untuk penyelesaiannya. Dalam tahap ini kami mendapatkan
beberapa masalah terkait dengan permasalahan yang ada di Desa
Bangunjaya yaitu:
Masalah Pendidikan
Masalah Lingkungan
Masalah Sosial Kemasyarakatan
Berdasarkan pendekatan Problem Solving yang telah kami lakukan,
maka ditemukan beberapa rumusan masalah berikut dengan alternatif
penyelesaian yang perlu dilakukan, sebagai berikut:
a. Lingkup Pendidikan
Banyaknya lulusan dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
tidak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Rata-rata lulusan sekolah bekerja sebagai buruh.
Alternatif Penyelesaian:
Memberikan motivasi melalui bantuan pengajaran di internal maupun
eksternal sekolah, sehingga siswa bersemangat dan termotivasi untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
RAKERKAB | 23
b. Lingkup Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Warga
Tidak terdapat tempat pembuangan sampah terpusat untuk
pembakaran dan kurangnya tempat sampah di beberapa titik jalan maupun
lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan banyak sampah yang berserakan
di sekitar tempat tinggal warga maupun lingkungan sekolah.
Alternatif Penyelesaian:
Dengan pengadaan tempat pembuangan sampah terpusat untuk
pembakaran dan beberapa tempat sampah diharapkan dapat
menciptakan keadaan lingkungan yang bersih dan nyaman.
c. Lingkup Sosial Kemasyarakatan
Banyak warga yang menikah di usia dini karena paksaan orang tua
dan faktor ekonomi. Hal ini berakibat banyaknya janda-janda muda dan
anak-anak muda yang putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi.
Alternatif Penyelesaian:
Dengan pengadaan seminar hukum keluarga untuk menghadirkan
kesadaran warga akan dampak buruk yang dihasilkan dari
pernikahan di usia dini.
B. Pemetaan Wilayah dan Masyarakat
1. Pemetaan Wilayah
Bangunjaya adalah Desa di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat. Letak Desa Bangunjaya berada pada koordinat
106.5658 BT /-6.45213 LS. Desa Bangunjayamemiliki batas-batas wilayah
administratif sebagai beriku11t:
a. Sebelah Utara Desa Ciomas
b. Sebelah Selatan Desa Banyuwangi
c. Sebelah Barat Desa Argapura
d. Sebelah Timur Desa Rengasjajar
Perjalanan menuju Desa Bangunjaya ini akan menempuh waktu
sekitar 4 jam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan rute melewati arah Parung menuju arah Leuwiliang
11
Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipulikasikan
24 | RAKERKAB
kemudian mengabil jalur ke arah Kecamatan Cigudeg dan mengikuti jalan
sebelum ke arah Jasinga menuju belokan ke kiri arah Desa Bangunjaya.
Selama menjalani program KKN, Kelompok KKN Rakerkab 112
bertempat tinggal di kediaman Bapak Saih dan Ibu Kokom yang berada
sekitar 1 km dari pusat kegiatan KKN Desa Bangunjaya.
2. Pemetaan Masyarakat
Desa Bangunjaya terbagi menjadi 5 Dusun, 13 RW dan 39 RT
dengan keadaan sosial dan budaya serta keadaan ekonomi yang beragam.
Dusun yang kami tinggal bernama Gosali karena dahulu terdapat tokoh
masyarakat ayng bernama Gosali yang memberi pengaruh kepada warga
dusun tersebut. Dusun ini memiliki kondisi keagamaan yang tidak seperti
pada umumnya contoh, mengumandangkan adzan tanpa pengeras suara.
Masyarakat di Dusun Gosali untuk gotong royong masih terbilang minim
tetapi untuk anak-anak dusun tersebut dengan senang saling bantu-
membantu. Kesehatan di dusun tersebut terlihat sehat walaupun memiliki
kondisi lingkungan yang tidak baik. untuk keamanan Dusun Gosali
terbilang cukup baik seperti kami lupa memasukan motor ke dalam rumah
semalam, esoknya motor masih berada ditempatnya.
Dusun Gosali memiliki warga yang ramah tamah dengan orang
yang baru dikenal seperti kami. Hal tersebut adalah nilai tambah untuk
masyarakat di Dusun Gosali sendiri. Perekonomian masyarakat tersebut
tidak buruk karena pekerjaan yang masih berlangsung dan sedikitnya orang
yang tidak bekerja. Untuk lingkungan masih dikatakan jauh dari kata
bersih dikarenakan masyarakat tersebut masih membuang sampah di
tepian sungai. Untuk keagamaan lebih baik menggunakan pengeras suara
untuk mengetahui tanda masuknya waktu shalat.
Berdasarkan observasi dan analsia permasalahan dalam Dusun
ini menggunkan metode pendekatan problem solving yaitu dengan
menganalisa SWOT selama sesudah kegiatan berlangsung yang berguna
untuk memetakan kegiatan agar terlihat kurang dan lebihnya. Namun
untuk mengetahui kebutuhan akan permasalahan yang berada di dusun
yaitu menggunakan metode Delecq untuk mempermudah mengidentfikasi
masalah dan memudahkan untuk menyusun prioritas masalah.
Selama KKN di Dusun Gosali semua mahasiswa menyalurkan
kompetensi yang dimilikinya dan memetakannya sesuai engan kegiatan
yang dibuat oleh kelompok kami sendiri. Dengan demikian kegiatan di
RAKERKAB | 25
Dusun Gosali membantu masyarakat sekitar dengan kompetensi masing-
masing yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Dengan adanya kami
diharapkan masyarakat yang kami tinggal memiliki dampak positif dalam
berbagai aspek.
C. Penyusunan Program
Program yang kami buat dalam kegiatan Kelompok KKN Rakerkab
112 ini berlandaskan atas tujuan dari KKN itu sendiri yaitu: 1. Memberikan
pengalaman belajar yang berharga kepada kami mahasiswa melalui
keterlibatan secara langsung menemukan, merumuskan, mempelajari,
mengenal potensi masyarakat sasaran, mengorganisasi masyarakat,
memecahkan, dan menanggulangi permasalahan pembangunan masyarakat
secara rasional dengan menumbuhkan motivasi untuk dapat mandiri; 2.
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan
pemikiran berdasarkan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) secara
kolaboratif dan interdisipliner dalam upaya menumbuhkan, mempercepat
gerak serta mempersiapkan kader-kader pembangunan; 3. Memelihara,
meningkatkan hubungan dan kerja sama antara masyarkat dengan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab)/Pemerintah Daerah (Pemda), instansi
terkait, masyarakat secara multidisipliner sehingga kami dapat lebih
berperan serta menyesuaikan dengan kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdiannya dengan tuntutan nyata masyarakat yang membangun12.
Penyusunan Program KKN yang dilakukan oleh kelompok kami di
dasarkan pada fakta yang ada dilapangan, demi memberikan pengabdian
kepada masyarkat. Seperti yang kita ketahui bahwa sumber daya manusia
(SDM) merupakan hal yang penting sebagai investasi. Untuk
meningkatkan kualitas investasi, pendidikan merupakan senjata yang
utama. Sebagai salah satu produk kebijakan yang dianut oleh beberapa
universitas di Indonesia, KKN diharapakan mampu mengubah dan
meningkatkan SDM yang bernilai guna memenuhi kebutuhan
pembangunan.
Pembangunan masyarakat pada hakekatnya bertujuan
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruh agar lebih baik,
12 Wawan S. Suherman, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kuliah Kerja Nyata: Kumpulan Makalah Pembekalan KKN UNY 2011 (Yogyakarta: Pusat Pengabdian Masyarakat UNY, 2011), h. 25.
26 | RAKERKAB
lebih menyenangkan dan menyamankan masyarakat dari keadaan
sebelumnya. Kesejahteraan, itulah yang menjadi tujuan pembangunan
masyarakat. Pembangunan masyarakat selalu dikaitkan dengan masalah
kemiskinan, yang dialami oleh sebagian masyarakat.
Program pengabdian pada masyarakat dilaksanakan oleh kami demi
menjunjung tinggi implementasi Tri Dharma perguruan tinggi. Tujuan dari
program yang kami bentuk tidak hanya untuk memenuhi kewajiban tetapi
meningkatkan dan menerapkan pendidikan untuk pemberdayaan
masyarakat sehingga menghasilkan perubahan yang baik dalam hal
pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kelompok masyarakat
yang di sasarkan.
Berdasarkan analisis situasi dan uraian potensi unggulan di
masyarakat, serta permasalahan yang telah diidentifikasi di Desa
Bangunjaya Dusun Gosali, kelompok kami menyetujui untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dengan membantu mengajar,
menyediakan beberapa fasilitas fisik untuk sekolah di SDN Gosali serta
mengadakan kegiatan seminar dalam bidang hukum agraria dan hukun
keluarga. Bukan hanya sekedar menetapkan tema tersebut tanpa alasan,
tetapi kami melakukan pendekatan dengan warga sebaiknya apa yang
menarik dan bermanfaat untuk dibahas dalam seminar yang akan diadakan
di Dusun Gosali. Setelah mencapai keputusan yang bulat akhirnya tema
seminar telah diputuskan.Program yang disusun berdasarkan masukan dan
pertimbangan-pertimbangan yang matang, sehingga tidak semua masalah
yang teridentifikasi menjadi dasar untuk penyusunan program.
Keterlibatan anggota KKN Rakerkab, dosen, dan masyarakat
menjadi kunci kesukseksan kegiatan program KKN selama satu bulan ini.
Setelah diadakannya musyawarah antar anggota Kelompok KKN Rakerkab
112, dosen , dan masyarakat akhirnya kami merumuskan program yang
bergerak di berbagai bidang, yaitu bidang keagamaan, bidang pendidikan,
bidang lingkungan dan sosial masyarakat, dan bidang. Detail dari rangkaian
program akan dilampirkan pada bab selanjutnya.
Kamipun memiliki strategi seperti Melakukan sosialisai yang
berkaitan dengan kepemudaan, melaksanakan kegiatan yang berbasis
edukasi untuk pengembangan kegiatan sosial masyarakat, membangun
fasilitas sarana publik yang memiliki urgensi didalam pengadaannya,
kemudian mengadakan kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun
rumah singgah bimbingan belajar (bimbel).
RAKERKAB | 27
Dalam hal ini dosen pembimbing kami bertugas mengawasi semua
kegiatan program yang kami lakukan, beliau memberikan segala masukan
bagi kegiatan KKN kami seperti misalnya pengajuan seminar mengenai
hukum keluarga, serta hal-hal mendetail lainnya. Dosen pembimbing KKN
kami selalu memberikan peringatan bagi kelompok agar menjaga sikap dan
menjunjung tinggi sopan santun.
Sinergisitas program kegiatan kami selama satu bulan ini tidak akan
terwujud jika masyarakat di Desa Bangunjaya bersikap tidak aktif atau
pasif, sebaliknya masyarakat desa Bangunjaya memiliki semangat yang
positif terhadap semua kegiatan yang kami laksanakan, tak lupa pula
komunikasi dua arah yang lancar antara masyarakat dan anggota KKN
menjadi kunci dari kesuksesan kegiatan ini. Masyarakat berperan aktif
dalam memberi masukan perihal apa saja yang masyarakat butuhkan.
Selain itu baik kegiatan seminar, belajar mengajar maupun pembangunan
sarana seperti bak sampah. Kerja sama tim yang mumpuni antara teman-
teman kelompok KKN dan warga Dusun Gosali sangat membantu
berjalannya acara.
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
Pelaksanaan KKN tidak boleh melupakan tiga ranahnya, yaitu
pengembangan kepribadian mahasiswa (personality development),
perberdayaan masyarakat (community emporwerment), dan pengembangan
kelembagaan (institutional development). Oleh karena itu, sasaran KKN tidak
hanya masyarakat, tetapi juga mahasiswa sebagai pelaku, dan perguruan
tinggi sebagai pengelola dan penyandang sebagian dana.
Strategi kami memiliki cara pandangan bahwa banyak hal yang ada
dalam masyarakat dapat dipelajari agar KKN menjadi pengalaman berharga
untuk mengarungi proses pendewasaan dan pematangan menuju manusia
seutuhnya. Dengan demikian, proses KKN merupakan ajang pembelajaran
bagi mahasiswa, masyarakat, dan perguruan tinggi dalam rangka
pengembangan kapasitas masing-masing.
Strategi implementasi program KKN Rakerbab berlandaskan pada
tiga ranah kegiatan yaitu penyadaran, pembelajaran, danpendampingan13.
13 Suherman, Pemberdayaan Masyarakat, h. 27.
28 | RAKERKAB
1. Mampu mendorong dan menumbuhkan kesadaran akan potensi dan
kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat agar mampu
meningkatkan kualitas kehidupan menuju kesejahteraan,
menumbuhkan semangat untuk terus bekerja keras, dan memotivasi
masyarakat agar mampu menumbuhkan keunggulan, memiliki
kemampuan untuk keluar dari tekanan hidup yang semakin berat
2. Kedua, pembelajaran. Melalui proses pembelajaran yang
berkesinambungan, mahasiswa bersama-sama masyarakat berupaya
membentuk learning society (masyarakat pembelajar). Suatu
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk terus belajar membagi
tugas dan tanggungjawab untuk menghantarkan generasi
penerusnya mencapai kedewasaan dan memiliki jati diri yang
mantap, Dengan demikian, generasi tersebut akan mampu
mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
3. Ketiga, pendampingan. Peran KKN yang ketiga adalah
pendampingan. Upaya ini dikerjakan agar masyarakat memiliki
pasangan yang memiliki fungsi untuk mendampingi mereka dalam
melaksanakan berbagai kegiatan dan berbagai upaya untuk
meningkatkan keadilan dan kesejahteraan. Mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan untuk mendampingi masyarakat sehingga
masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada
mahasiswa. Jika kepercayaan telah diraih maka mahasiswa akan
mampu melaksanakan program KKN sesuai rancangan yang telah
ditetapkan di kampus.
29
BAB III
KONDISI WILAYAH DESA BANGUNJAYA KECAMATAN CIGUDEG
A. Sejarah Singkat Desa Bangunjaya14
Desa Bangunjaya adalah Desa hasil pemekaran dari Desa Rengasjajar
yang pada saat itu Kepala Desanya bernama Bapak Halimi, dan pada Tahun
1978 Desa Rengasjajar dipekarkan menjadi 2 (dua) Desa yaitu yang pertama
Desa Rengasjajar (desa awal) dan yang kedua Desa Bangunjaya,(hasil
pemekaran) sedangkan yang memberi nama Desa Bangunjaya adalah
seorang tokoh masyarakat Kampung Cibungur yang bernama Bapak Jaya
seorang Petani, beliau memberikan nama Bangunjaya diambil dari kata
peribahasa kolot yaitu “Membangun dan Berjaya”.
Dan setelah dipekarkan menjadi Desa Bangunjaya pada Tahun 1980
ditunjuklah seorang tokoh masyarakat untuk menjabat Kepala Desa yaitu
Bapak Hambali, dan beliau menjabat selama satu tahun yaitu dari tahun
1980-1981, akhirnya pada tahun 1981 diadakanlah Pilkades yang pertama,
dan pemenangnya adalah Bapak Sukarma, beliau adalah sebagai Kepala
Desa Pertama yang dipilih oleh masyarakat dan beliau menjabat hanya
selama 8 (delapan) tahun dan pada saat itu Kepala Desa dijabat oleh
seorang yang bernama H. Sahari dijabat selama 4 (empat) tahun. Dan tahun
1994 dilaksanakan Pilkades sehingga dimenangkan kepala desa terpilih,
yaitu Bapak Husen, menjabat selama 8 (delapan) tahun, tahun 2001
diadakan Pilkades dimenangkan oleh Bapak H. Uding Saripin menjabat
selama 6 (tahun) dan tahun 2007 dilaksanakan Pilkades, dimenangkan lagi
oleh Bapak H. Uding Saripin menjabat selama tahun 2007-2013, dan tahun
2013 dilaksanakan Pilkades dan terpilih dan dijabat oleh Bapak Enjek
Nurjaya sampai sekarang.
Desa Bangunjaya memiliki empat Dusun di antaranya Dusun
Cibungur, Nanggung, Gosali dan Sentuk, dan Cimampag Hilir, Barat.
Mengulas sedikit sejarah pada dusun-dusun yang hampir tenggelam masa
lampaunya, seperti Dusun Gosali dan Sentuk yang hampir tak tersentuh
oleh orang luar. Dusun Gosali dan Sentuk diawali dengan Dusun Gosali saja,
14 Profil Desa Bangunjaya tahun 2017, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft
Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Bangunjaya pada tanggal 1 Agustus
2018.
30 | RAKERKAB
sekitar abad 16. Gosali diartikan sebagai Pembuatan Senjata, pembuatan
senjata ini berupa golok, Pedang, Pisau, dan Kapak. Pada masa penjajahan
itulah, pembuatan-pembuatan senjata ilegal mulai terbentuk salah satunya
di Dusun Gosali tersebut. Sentuk adalah salah satu reinkarenasi dari Gosali,
yang dimana Sentuk sebuah akses untuk perdagangan senjata antar
wilayah asing yang ilegal. Namun seiringnya abad demi abad, telah
terjadinya revolusi bagi warga Gosali dan Sentuk yang kini senang
bercocok tanam dan menjual hasil perkebunannya. B. Letak Geografis15
Secara astronomis, Cigudeg terletak pada 6˚32‟ 54”LS – 106˚LS dan
31˚BT – 51˚BT. Berikut ini adalah peta letak geografis Kabupaten Bogor yang
merupakan sebuah kabupaten yang memiliki 40 kecamatan, 417 desa, 17
kelurahan dan 434 desa dan kelurahan. Salah satu kecamatan yang menjadi
lokasi KKN Rakerkab 112, yakni Kecamatan Cigudeg, Desa Bangunjaya di
Bogor, yang memiliki luas wilayah 633,632 Ha, terletak 600 m di atas
permukaan laut. Rata-rata tinggi curah hujan mencapai 500˚C. Kecamatan
Cigudeg, terbagi dalam 7 dusun dengan 13 Rukun Warga (RW) dan 41
Rukun Tetangga (RT).
15
Profil Desa Bangunjaya tahun 2017.
RAKERKAB | 31
Gambar 3.1: Gambar Peta Daerah Desa Bangunjaya16
Gambar 3.2: Peta Lokasi Posko KKN Rakerkab
Tabel 3.1: Monografi Desa Bangunjaya
Batas Wilayah
Jarak Kantor Desa ke Ibu kota
Pemanfaatan Lahan/ Penggunaan Tanah
Batas Utara : Desa Ciomas Lahan Persawahan : 1.109 ha
Batas Selatan :
Desa Banyuwangi Lahan Perkebunan : 69 ha
Batas Barat : Desa Argapura
Ibu kota Provinsi Jawa Barat : 214 km
Tanah Pemukiman : 50 ha
Batas Timur : Desa Rengasjajar
Ibu kota Negara : 66 km Tanah Pekuburan : 3 ha
16 “Bangunjaya, Cigudeg Bogor” diakses pada 29 September 2018 dari:
https://earth.app.goo.gl/?apn=com.
32 | RAKERKAB
Batas Wilayah Jarak Kantor Desa ke Ibu kota
Pemanfaatan Lahan/ Penggunaan Tanah
Batas Utara : Desa Ciomas
Ibu kota Kecamatan : 34 km
Lahan Persawahan : 1.109 ha
Batas Selatan : Desa Banyuwangi
Ibu kota Kabupaten Bogor : 58 km
Lahan Perkebunan : 69 ha
Batas Barat : Desa Argapura
Ibu kota Provinsi Jawa Barat : 214 km
Tanah Pemukiman : 50 ha
Batas Timur : Desa Rengasjajar
Ibu kota Negara : 66 km
Tanah Pekuburan : 3 ha
Tanah Negara : 173 ha
Prasarana Umum : 0.14 ha
Lahan Pekarangan : 15 ha.
Kecamatan Cigudeg yang luas dengan meliputi beberapa desa
tentunya perlu dibuatkan kebijakan strategis untuk melaksanakan
program pengabdian dan pelayanan. Dari sekian banyak desa yang ada di
Cigudeg, maka desa yang menjadi tempat pengabdian dan pelayanan
adalah Desa Bangunjaya yang terdiri dari beberapa dusun meliputi Dusun
Cibungur, Nanggung, Sentuk dan Gosali, Cimapag Hilir, dan Cimapag
Barat. Untuk mengimplementasikan pengabdian dan pelayanan maka
Dusun Gosali menjadi lokasi strategis yang terpilih karena kondisinya
perlu mendapatkan pelayanan dan bantuan dari pihak luar.
Wilayah Bangunjaya dilewati serangkaian barisan pegunungan dan
pohon-pohon kelapa sawit. Di daerah Timur terdapat banyak pohon
kelapa sawit dan pegunungan yang di gunduli oleh banyak perseroan
terbatas (PT) besar. Daerah ini membentang hingga perbatasan Provinsi
Banten. Wilayah Bogor beriklim tropis, sehingga masih adanya curah hujan
yang signifikan sepanjang tahun di Bogor.
RAKERKAB | 33
Jumlah penduduk Bangunjaya sekitar 9.635 jiwa. Sebagian besar
penduduknya berasal dari perantauan Sukabumi, Bogor yang berbahasa
sunda, sehingga Desa Bangunjaya sering disebut-sebut dengan
“Membangun dan Berjaya”. Penduduk Bangunjaya menganut agama Islam.
Ajaran tersebut juga menjadi salah satu agama utama untuk desa, sehingga
di Bangunjaya banyak terdapat masjid dan mushalla.
Perekonomian utama penduduk Bangunjaya yaitu bertani yang
merupakan kegiatan ekonomi utama penduduk Bangunjaya. Hasil
utamanya adalah Durian, Rambutan dan buah-buahan lainnya.. Bangunjaya
menjadi Desa penghasil buah-buahan di Cigudeg. Maka dari itu, Desa
tersebut juga dijuluki lumbung buah-buahan di Cigudeg.
Kegiatan ekonomi lain penduduk Bangunjaya adalah di bidang,
pertambangan, dan industri. Hasil dari pohon-pohon Bangunjaya seperti
Kelapa sawit, kayu sengon, dan pohon mahoni. Industri di Bangunjaya
menghasilkan pasir, semen, dan batu-batu krikil hasil dari penggundulan
gunung.
C. Struktur Penduduk17
Berikut ini adalah rincian dari keadaan jumlah penduduk menurut
jenis kelamin, agama, mata pencaharian, dan tingkat pendidikan:
1. Rata-rata Penduduk di Bangunjaya
Keadaan jumlah penduduk Desa Bangunjaya sampai akhir Desember
2018 tercatat sebanyak 9.635 jiwa, terdiri dari:
Tabel 3.2: Jumlah Penduduk
Laki – laki Perempuan KK Jumlah
5.072 4.563 2.318 9.635
Sumber : Data Desa Bangunjaya
Jumlah pada populasi jenis kelamin di suatu wilayah menjadi salah
satu hal penting dalam suatu masyarakat. Hal tersebut mengindikasikan
adanya keberagaman yang akan menggambarkan potensi-potensi khusus
yang akan dimiliki oleh suatu wilayah. Berdasarkan data di atas, jumlah
populasi laki-laki sebanyak 5.072 jiwa. Hal ini tentunya akan berpengaruh
17
Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipulikasikan
34 | RAKERKAB
besar pada pola komunikasi yang terjadi di wilayah tersebut karena bisa
dikatakan wilayah Cigudeg termasuk wilayah maskulin yang artinya
jumlah laki-laki mendominasi jumlah perempuan yang jumlahnya 4.563
jiwa.
2. Rata-rata Penganut Agama
Dilihat dari keadaan penduduk berdasarkan agama yang dianut
99,5% atau 9.586 jiwa beragama Islam dan sebanyak 0,5% atau 49 jiwa
beragama Kristen. Berdasarkan data tersebut Islam menjadi agama
mayoritas yang dipeluk di wilayah tersebut. Hal ini tentunya
mempermudah interaksi yang terjadi antara kami dengan penduduk
setempat khususnya dalam bidang keagamaan.
3. Rata-rata Penduduk yang Bekerja
Tabel 3.3:Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Keterangan
1 PNS Umum 10
2 PNS Guru 8
3 Guru Honor/GTY/GTT 52
9 Karyawan swasta 85
10 Buruh/swasta 76
11 Tukang 75
12 Wiraswasta 20
13 Pedagang keliling 50
14 Pedagang 200
15 Petani 110
16 Buruh Tani 350
17 Kuli 110
RAKERKAB | 35
18 Pengemudi Ojeg 56
19 Ustadz/ustadzah 34
20 Dokter 2
21 Perawat 1
22 Bidan 2
23 Dukun Beranak 5
24 Pengrajin 20
26 Mahasiswa 13
28 Tidak Bekerja 550
Sumber : Data Desa Bangunjaya
Berdasarkan data mata pencaharian penduduk setempat dapat
dilihat adanya keberagaman mata pencaharian yang hampir menyeluruh
dalam bidang kehidupan dengan kuantitas yang beragam pula. Data di atas
juga menampilkan mata pencaharian terbanyak adalah sebagai buruh tani
dengan jumlah 350 orang dan tersedikit adalah sebagai perawat dengan
jumlah 1 orang. Tentunya semakin sulit keahlian mata pencaharian maka
jumlahnya pun semakin sedikit. Namun ada hal yang perlu menjadi
perhatian lebih yaitu jumlah orang yang tidak memiliki pekerjaan
sebanyak 550 orang. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang perlu
diselesaikan oleh semua pihak. Dalam konteks ini, tentunya kami memiliki
treatment tersendiri dalam permasalahan tersebut yaitu dengan
mengadakan pelatihan ekonomi kreatif. Pelatihan ini tentunya tidak akan
menyelesaikan permasalahan secara holistic, namun di lokasi KKN kami
tentunya hal ini dapat membantu walau dalam skala kecil.
4. Rata- rata Tingkat Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Bangunjaya sebagai
berikut:
36 | RAKERKAB
Tabel 3.4: Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
No
. Nama Sekolah Jenjang Status Lokasi
1. Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)/Raudhatul
Anfal (RA)
SD Swasta Kp. Nanggung
RT.001/004
2. Sekolah Dasar
Negeri (SDN)
Cibungur
SD Negri Kp. Cibungur
RT.001/001
3. SDN Rengasjajar SD Negeri Kp. Nanggung
RT.001/006
4. SDN Gosali SD Negeri Kp. Gosali
RT.002/007
6. SDN Cimapag SD Negeri Kp. Cimapag Barat
RT.02/10
7. Sabilil Mutaqin Madrasah
Tsanawiyah
(MTs)
Swasta Kp. Cimapag Barat
RT.02/10
8. Madrasah Mathul
Anwar
SD Swasta Kp. Cimapag Hilir
RT.02/11
9. PKBM SLTP Swasta Kampung Cibungur
RT.001/001
Salah satu indikator penting dalam kegiatan KKN adalah dalam
bidang pendidikan. Berdasarkan data di atas, jenjang pendidikan yang
umumnya ditempuh oleh penduduk Desa Bangunjaya adalah dari tingkat
Pendidikan Anak Usia Dini hingga SLTA, sedangkan untuk melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi masih sangat sedikit. 1.221 orang juga tercatat
tidak tamat SD yang artinya perlu ada perhatian lebih dalam bidang
RAKERKAB | 37
pendidikan di sana. Berdasarkan data di atas pula, kami membuat program
kerja yang mengarah pada dunia edukasi untuk mengingatkan betapa
pentingnya pendidikan dalam upaya membentuk masyarakat yang lebih
baik.
D. Sarana dan Prasarana18
1. Sarana dan Prasarana Pemerintah Desa
Berikut ini adalah data sarana dan prasarana pemerintah desa yang
ada di Desa Bangunjaya:
a. Kantor Kepala Desa : 1 unit
Gambar 3.3: Kantor Kepala Desa Bangunjaya
2. Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum
Sarana dan Prasarana pendidikan yang mulai dari jenjang PAUD
sampai dengan SMP dengan jumlah unit sebagai berikut:
a. PAUD : 1 unit
b. SD : 5 unit
c. SMP : 1 unit
Gambar 3.4: Sekolah Dasar Negeri Gosali
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam
18
Catatan Observasi Lapangan tanggal 1 Agustus 2018
38 | RAKERKAB
a. Raudhatul Athfal : 1 unit
b. Madrasah Ibtidaiyah : 1 unit
c. Madrasah Tsanawiyah : 1 unit
4. Sarana dan Prasarana Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu (PUSTU) : 1 unit
b. Bidan : 2 unit
c. Dukun Bayi : 5 unit
d. Posyandu : 6 unit
e. Desa Siaga : 1 unit
5. Lain-lain Fasilitas/Sarana dan Prasarana
a. Lapangan Badminton : 1 unit
b. Lapangan Bola Voli : 1 unit
c. Lapangan Sepak Bola : 2 unit
39
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Selama kegiatan berlangsung berbagai macam permasalahan timbul
tanpa disadari. Dengan demikian perlu langkah-langkah ketika akan
memecahkan suatu masalah yaitu mengidentifikasi masalah tersebut. maka,
disusunlah kerangka pemecahan masalah dalam upaya memecahkan
masalah yang terjadi di Desa Bangunjaya dalam bentuk SWOT sebagai
berikut.
Tabel 4.1: Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan
Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan
Internal
Eksternal
Strengths (S) Weaknesses (W)
Dukungan lebih dari masyarakat dan tokoh agama.
Adanya ustadz setempat yang mendukung setiap kegiatan keagamaan.
Semangat yang tinggi dari masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak dalam mengikuti kegiatan pengajian
Tempat yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan keagamaan
Kurangnya tenaga pengajar dalam mengaji.
Kurangnya fasilitas mushaf al-Qur‟an dan Buku Buku Juz „Amma untuk kegiatan mengaji.
40 | RAKERKAB
Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)
Keberadaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memiliki kemampuan dalam bidang keagamaan
Mahasiswa KKN secara bergantian turut ikut serta dalam program keagamaan seperti pengajian rutin ibu-ibu dan membantu mengajar mengaji untuk anak-anak.
Ketersediaan fasilitas mengaji seperti Mushaf al-Qur‟an dan Buku Buku Juz „Amma yang diberikan oleh mahasiswa KKN untuk menunjang kegiatan mengaji.
Melakukan pendekatan secara langsung dengan masyarakat mengenai pentingnya belajar ilmu agama
Bekerja sama dengan ustadz setempat terkait pelaksanaan pengajian
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengikuti kegiatan pengajian secara rutin
Memberikan suasana baru dengan menambahkan kegiatan mengaji secara berkelompok.
Mengajar mengaji kepada anak-anak secara rutin
Memberikan fasilitas Mushaf al-Qur‟an dan Buku Buku Juz „Amma untuk menunjang kegiatan pengajian.
Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)
Kesibukan untuk urusan mencari nafkah membuat waktu untuk mendalami ilmu agama
Mendorong warga untuk semangat dalam berbagai kegiatan keagamaan terutama dalam mengajar mengaji
Penambahan waktu dan tenaga pengajar dalam mengajar mengaji untuk anak-anak
Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
Gosali Mengaji
RAKERKAB | 41
Tabel 4.2: Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan
Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan
Internal
Eksternal
Strengths (S) Weaknesses (W)
Dukungan penuh dari para orang tua, aparat sekolah, dan tokoh masyarakat.
Keinginan yang kuat untuk terus belajar dari anak-anak.
Adanya tempat untuk sarana belajar
Kurangnya partisipasi tenaga pendidik dalam mengajar.
Dukungan yang masih lemah dari para orang tua untuk anaknya dapat mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi
Kurangnya fasilitas dan media pembelajaran
Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)
Keberadaan mahasiswa KKN yang memiliki berbagai macam keahlian dalam bidang keilmuan.
Ketersediaan fasilitas belajar dan mengajar berupa buku-buku mata pelajaran.
Melaksanakan kegiatan bimbingan belajar yang diminati anak-anak
Membentuk proses pelatihan sesuai dengan kemampuan dari masing-masing mahasiswa KKN.
Mahasiswa KKN ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Memberikan motivasi kepada para orang tua/wali murid supaya anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
Memberikan fasilitas berupa buku-buku mata pelajaran dan kebutuhan ruang kelas.
42 | RAKERKAB
Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)
Kurangnya taraf ekonomi para orang tua untuk membiayai pendidikan anaknya.
Kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya.
Mendorong dan memberikan semangat berupa motivasi dalam menuntut ilmu.
Sistem belajar yang lebih efektif dengan metode meyanyi dan menari untuk membuat suasana baru yang lebih menarik.
Memberikan pengajaran tambahan untuk anak-anak di luar sekolah.
Memberikan inovasi-inovasi dalam pendidikan agar tidak membosankan bagi anak-anak.
Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
Ayo Mengajar
Indahnya Berbagi
Kelas Inspirasi Rakerkab
Tabel 4.3: Matrik SWOT 03 Bidang Seni dan Olahraga
Matrik SWOT 03 Bidang Seni dan Olahraga
Internal
Strengths (S) Weaknesses (W)
Antusias warga terhadap program di bidang seni dan olahraga yang diberikan oleh mahasiswa KKN.
Adanya dorongan
Kurang tersedianya tempat untuk kegiatan kesenian bersama masyarakat.
RAKERKAB | 43
Eksternal
dari apparat desa, tokoh masyarakat dan anak-anak.
Dukungan dari warga dalam memfasilitasi program mahasiswa KKN di bidang seni dan olahraga.
Komunikasi yang kurang baik dalam mensosialisasikan kegiatan di bidang seni dan olahraga.
Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)
Kemampuan mahasiswa KKN dalam keahlian seni dan olahraga.
Keikutsertaan mahasiswa KKN dalam kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh warga.
Mengikuti program olahraga yang dibentuk oleh warga.
Membentuk kelas kesenian untuk mengembangkan bakat yang dimiliki anak-anak.
Memberi pengarahan kepada anak-anak dalam memilih bakat yang diinginkan.
Mahasiswa KKN menyediakan tempat anak-anak untuk menyalurkan bakat di bidang kesenian.
Melakukan pendekatan kepada warga dalam mensosialisasikan kegiatan olahraga.
Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)
Kesibukan kerja warga yang berpengaruh pada dukungan kegiatan olahraga yang dilaksanakan oleh mahasiswa
Menyesuaikan kegiatan olahraga dengan waktu luang yang dimiliki oleh warga.
Menjalin komunikasi dengan warga untuk menyesuaikan waktu yang tepat dalam melaksanakan kegiatan
44 | RAKERKAB
KKN. olahraga. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
Gosali Berbakat
Gosali Sehat
Tabel 4.4: Matrik SWOT 04 Bidang Sosial Masyarakat
Matrik SWOT 04 Bidang Sosial Masyarakat
Internal
Eksternal
Strengths (S) Weaknesses (W)
Terbukanya warga atau masyarakat akan kedatangan mahasiswa KKN.
Antusias warga dan anak-anak akan program KKN yang dijalankan.
Adanya sikap saling tolong menolong dalam keadaan susah ataupun senang.
Tersedianya fasilitas warga dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
Kurangnya wawasan masyarakat terhadap pengetahuan yang luas.
Pemuda-pemudi yang kurang aktif dalam pelaksanaan kegiatan di desa.
Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)
Mahasiswa KKN ikut serta dalam semua
Membuat kegiatan sosial seperti
Membuat kegiatan seminar di
RAKERKAB | 45
kegiatan yang ada di dusun dan di desa.
Kerja sama yang dilakukan dengan pihak luar untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Bangunjaya.
peringatan HUT RI Ke-73 yang secara umum melibatkan masyarakat Dusun Gosali
dusun maupun di desa untuk menambahkan wawasan masyarakat di Desa Bangunjaya.
Melakukan pendekatan dan menggerakkan pemuda-pemudi untuk bersama-sama membangun desa.
Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)
Kecemburuan sosial akibat akses jalan menuju tiap dusun yang tidak dapat dijangkau oleh mahasiswa KKN.
Kurangnya dukungan dari pemerintah daerah dalam hal pengembangan program sosial masyarakat.
Membuat program dan kegiatan yang melibatkan seluruh warga di Desa Bangunjaya.
Menjalin silaturahmi dan melakukan pendekatan dengan anak-anak, pemuda-pemudi, ibu-ibu dan bapak-bapak dalam pelaksanaan program kegiatan-kegiatan sosial.
Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
Rakerkab Bersatu
Seminar
Bangunjaya Menginspirasi
46 | RAKERKAB
Tabel 4.5: Matrik SWOT 05 Bidang Sarana dan Prasarana
Matrik SWOT 05 Bidang Sarana dan Prasarana
Internal
Eksternal
Strengths (S) Weaknesses (W)
Warga berpartisipasi aktif dalam program yang diberikan oleh mahasiswa KKN pada bidang sarana dan prasarana.
Dukungan tenaga dan materi dari warga dalam proses menjalankan program pengadaan sarana dan prasarana.
Kurangnya fasilitas umum seperti tempat pembuangan sampah dan ketersediaan air bersih.
Kurangnya gapura sebagai tanda nama dusun.
Suasana jalan menuju dusun yang kurang berwarna.
Kondisi jalan dan lingkungan desa yang rusak akibat adanya penambangan pasir.
Opportunities (O) Strategies (SO) Strategies (WO)
Adanya dana yang diberikan oleh mahasiswa KKN untuk menunjang program pembangunan dalam
Memanfaatkan semaksimal mungkin dana yang ada untuk memberikan dan melengkapi fasilitas dan sarana penunjang yang dibutuhkan
Membuat tempat pembuangan sampah di sekitar kali.
Menyediakan air bersih di mushalla sebagai sarana bersuci.
RAKERKAB | 47
bidang sarana dan prasarana.
Keberadaan mahasiswa KKN untuk membantu warga di bidang sarana dan prasarana.
desa. Membangun gapura di depan Dusun Gosali.
Menghias jalan dan jembatan untuk memberikan warna dalam akses perjalanan menuju dusun.
Threats (T) Strategies (ST) Strategies (WT)
Kurangnya perhatian dari pemerintah desa dalam hal melengkapi sarana prasarana di desa terutama di Dusun Gosali.
Bekerja sama dengan warga untuk melaksanakan program yang sudah di rencanakan
Melaksanakan sosialisasi kepada warga dan desa mengenai bantuan melengkapi sarana prasarana desa.
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat
Berikut bentuk dan hasil kegiatan pelayanan pada masyarakat yang
dilakukan selama program KKN berlangsung:
Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun
program-program sebagai berikut:
• Fasilitas Tanpa Batas • Gosali Indah
• Air Bersih
48 | RAKERKAB
Tabel 4.6: Kegiatan Mengajar Mengaji
Bidang Keagamaan
Program Ayo Mengajar
Nomor Kegiatan 01
Nama Kegiatan Mengajar Mengaji
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Saung Pendopo, 23 Juli-10 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan 12 hari (empat kali dalam seminggu)
Tim Pelaksana April, Banu, Animatun, Syahrul,
Shandy, Abdul Mufahir, Utsman dan
Alwi
Tujuan Memberikan pengajaran berupa ilmu
tajwid, membaca Iqra atau mushaf al-
Qur‟an yang baik dan benar.
Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali
Target 40 anak-anak Dusun Gosali
mendapatkan pengajaran berupa ilmu
tajwid, membaca Iqra atau mushaf al-
Qur‟an yang baik dan benar.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan keagamaan dalam mengajar
mengaji ini dilakukan dalam kedua
waktu. Pada waktu ashar dan waktu
sesudah shalat maghrib. Kegiatan ini
salah satu untuk membantu dan
berpartisipasi kepada Teh Ilah dan
suaminya dalam mengajar mengaji.
Kami mencoba untuk mendatangi
rumah Teh Ilah dan suaminya untuk
bersilaturahmi dan meminta izin untuk
membantunya dalam mengajar
mengaji. Saat kami di izinkan untuk
mengajar mengaji masih ada beberapa
anak-anak memiliki keterlambatan
dalam membaca iqra dan menghafalkan
surat-surat pendek. Terutama anak-
anak yang masih berpendidikan SD
RAKERKAB | 49
ataupun SMP. Selain itu juga ada
beberapa anak-anak atau remaja yang
sudah memiliki kemampuan dalam
belajar membaca kitab yang di ajarkan
oleh suami dari Teh Ilah
Hasil Pelayanan 30 anak-anak Dusun Gosali
mendapatkan pengajaran berupa ilmu
tajwid, membaca Iqra atau mushaf al-
Qur‟an yang baik dan benar.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.1: Kegiatan Mengajar Mengaji
Tabel 4.7: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra
Bidang Keagamaan
Program Ayo Mengaji
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan
Iqra
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Saung Pendopo, 18 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana April, Banu, Animatun, Syahrul,
Shandy, Abdul Mufahir, Utsman dan
Alwi
Tujuan Memberikan Juz „Amma dan Iqra
untuk menambahkan fasilitas.
Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali
Target 40 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan Juz „Amma dan Iqra.
50 | RAKERKAB
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan dengan
memberikan berupa Juz‟amma dan Iqra
untuk menambahkan fasilitas yang
ada. Mengingat kurangnya fasilitas
yang ada di pendopo, seperti Iqra‟ dan
Juz‟amma. Pemberian Juz‟amma dan
Iqra ini kami mendapatkan dana dari
PPM UIN Jakarta yang sebagian dana
nya untuk kami belikan Juz‟amma dan
Iqra. Penyerahan Juz‟amma dan Iqra
diberikan saat kami sudah tidak
mengajar mengaji di tempat Teh Ilah
dan suaminya sekaligus perpisahan
dengan anak-anak pengajian dan
bentuk terimakasih karena pemilik
pengajian Teh Ilah dan suaminya yang
sudah berkenan dan menerima kami
untuk membantu mengajar mengaji.
Kami berharap dengan menambah
fasilitas di pendopo dapat menambah
semangat anak-anak dalam mengaji.
Hasil Pelayanan 30 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan Juz „Amma dan Iqra.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.2: Kegiatan Pemberian Buku Buku Juz „Amma dan Iqra
Tabel 4.8: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar
Bidang Pendidikan
Program Ayo Mengajar
RAKERKAB | 51
Nomor Kegiatan 03
Nama Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
SD Negeri Gosali dan SD Negeri
Rengasjajar, 22 Juli-10 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan Hari senin sampai jumat (seminggu 5x)
Tim Pelaksana SD Negeri Gosali: Fahir, April, Shasha,
Apeb, Banu, Ani, Syahrul, Piyu dan
Balqis.
SD Negeri Rengasjajar: Meli, Putri,
Wildan, Astrid, Shandy, Alwi
Tujuan Membantu guru-guru dalam kegiatan
mengajar kepada murid-murid di SD
Negeri Gosali dan SD Negeri
Rengasjajar.
Sasaran Guru di SD Negeri Gosali dan SD
Negeri Rengasjajar
Target 5 guru di SD Negeri Gosali dan 4 guru
di SD Negeri Rengasjajar terbantu
dalam mengajar.
Deskripsi Kegiatan KKN RAKERKAB 112 menjalankan
program mengajar di bidang
pendidikan sekolah dasar. Salah satu
tujuan adanya program ini untuk
membantu guru-guru di SD Negeri
Gosali dan SD Negeri Rengasjajar
dalam proses mengajar. Serta
memberikan motivasi dan semangat
dalam belajar untuk murid-murid di
SD Negeri Gosali dan SD Negeri
Rengasjajar. Kami diberi kesempatan
untuk membantu guru-guru dalam
mata pelajaran Matematika, Bahasa
Inggris, Agama, Sains, dan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Di SD Negeri
Rengasjajar kami membantu kegiatan
belajar mengajar di kelas 3 hingga kelas
6, sedangkan di SD Negeri Gosali mulai
52 | RAKERKAB
dari kelas 1 hingga kelas 6. Selain
kegiatan mengajar KKN Rakerkab 112
juga memberikan arahan akan
kepentingan kebersihan, kedisiplinan,
dan kerajinan. KKN Rakerkab 112
mengajak murid-murid untuk kegiatan
jum‟at bersih-bersih kelas dan
membuang sampah pada tempatnya.
Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar.
Hasil Pelayanan 4 guru di SD Negeri Gosali dan SD
Negeri Rengasjajar terbantu dalam
mengajar.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.3: Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar
Tabel 4.9: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI
Bidang Pendidikan
Program Ayo Mengajar
Nomor Kegiatan 04
Nama Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
SD Negeri Gosali, 22 Juli-10 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan Hari senin sampai rabu (seminggu 3x)
Tim Pelaksana Rifqoh dan Cherlinda
Tujuan Membantu guru-guru PAUD
PELANGI dalam proses mengajar dan
belajar.
Sasaran Guru PAUD PELANGI di Dusun
Gosali.
RAKERKAB | 53
Target 2 orang guru PAUD PELANGI di
Dusun Gosali terbantu dalam proses
belajar mengajar.
Deskripsi Kegiatan KKN RAKERKAB 112 memiliki
program mengajar PAUD. kegiatan
program ini salah satu untuk
membantu proses mengajar Guru
PAUD yang hanya mengajar 2 orang
saja. Kegiatan mengajar PAUD
dilakukan seminggu 4 kali pada hari
senin sampai kamis dan dilaksanakan
pada siang hari pukul 14.30 sampai
16.00 WIB. 26 murid PAUD PELANGI
memiliki kompetinsi akademik yang
baik dalam membaca dan menulis.
Namun ada beberapa masih murid dari
PAUD PELANGI belum sepenuhnya
bisa menulis dan membaca. Sehingga
kami berinisiatif membantu untuk
murid-murid PAUD PELANGI dalam
proses belajar ini dengan cara belajar
sambil bermain dan bernyanyi agar
murid-murid PAUD PELANGI
semangat dalam mengikuti belajar.
Selain membantu mengajar di PAUD
PELANGI , kami memberikan parcel
berupa buku bacaan dan buku tulis
untuk anak-anak PAUD PELANGI
sebagai bentuk terima kasih telah
diterimanya kami untuk berpartisipasi
dalam kegiatan mengajar di PAUD
PELAGI serta ibu-ibu pendamping
anak-anak yang bisa menerima kami
dalam membantu kegiatan mengajar
ini.
Hasil Pelayanan 2 orang guru PAUD PELANGI di
Dusun Gosali terbantu dalam proses
54 | RAKERKAB
belajar mengajar.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.4: Kegiatan Mengajar di PAUD PELANGI
Tabel 4.10: Kegiatan Latihan Baris Berbaris
Bidang Pendidikan
Program Ayo Mengajar
Nomor Kegiatan 05
Nama Kegiatan Latihan Baris Berbaris
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
SD Negeri Rengasjajar, 6-10 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan 5 hari
Tim Pelaksana Putri Utami dan Ahmad Pebian
Tujuan Membantu guru SD Negeri Rengasjajar
dalam kegiatan belajar mengajar siswa
dan siswi.
Sasaran Guru SD Negeri Rengasjajar
Target 2 orang guru pramuka SD Negeri
Rengasjajar di Dusun Gosali terbantu
dalam melatih baris berbaris siswa dan
siswi.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan pelatihan baris berbaris salah
satu untuk membantu guru-guru
pramuka SD Negeri Rengasjajar dalam
melatih murid-murid SD Negeri
Rengasjajar dalam kedisiplinan,
ketegasan dan kerapihan. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap sore hari di
halaman sekolah. Kegiatan baris
RAKERKAB | 55
berbaris yang diikuti 20 murid yang
terdiri dari 10 orang anak laki-laki dan
10 orang anak perempuan ini nantinya
akan dilombakan dalam acara
menyambut HUT RI Ke-73 yang akan
diselenggarakan di halaman Kantor
Kecamatan Cigudeg. Kegiatan ini juga
melatih anak-anak ketika
melaksanakan upacara pada senin pagi.
Selain itu kegiatan ini diharapkan
mendapatkan nilai positif karena dapat
memberikan pelatihan yang baik dan
memberikan motivasi kepada murid-
murid SD Negeri Rengasjajar dalam
kegitan baris bebaris agar dapat
memiliki jiwa kepribadian yang baik
terhadap kedisiplinan, ketegasan dan
kerapihan.
Hasil Pelayanan 2 orang guru pramuka SD Negeri
Rengasjajar di Dusun Gosali terbantu
dalam melatih baris berbaris siswa dan
siswi.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.5: Kegiatan Latihan Baris Berbaris
Tabel 4.11: Kegiatan Kelas Seni Rupa
Bidang Pendidikan
Program Kelas Cerdas Gosali
Nomor Kegiatan 06
56 | RAKERKAB
Nama Kegiatan Kelas Seni Rupa
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 23 Juli-10 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan Seminggu 3 kali
Tim Pelaksana Melia dan Putri Diyah
Tujuan Memberikan pelatihan dalam kelas
seni rupa anak-anak di Dusun Gosali.
Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali
Target 40 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan pelatihan kelas seni
rupa.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan program kelas cerdas Gosali
atau disebut juga kegiatan kelas seni
rupa ini berupa memberikan pelatihan
dan mengasah kreatifitas anak-anak di
Gosali, seperti menggambar,
mewarnai dan melukis. Sehingga KKN
Rakerkab 112 membantu dalam
mengasah kemampuan anak-anak
Gosali di bidang tersebut serta
memberikan motivasi dan bimbingan
kepada anak-anak Gosali untuk
belajar dan mencoba dalam segala hal
seperti hal nya belajar dari seni rupa.
Kegiatan ini diadakan di sore hari
setelah ashar. Barang-barang
digunakan dalam kelas seni rupa
seperti buku gambar, kertas HVS,
kertas origami, pensil warna, gunting,
dan lain sebagainya berasal dari kami.
Kami sangat senang karena anak-anak
sangat antusias pada kegiatan ini.
Hasil Pelayanan 30 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan pelatihan kelas seni
rupa.
Keberlanjutan Program Kegiatan tidak berlanjut
RAKERKAB | 57
Gambar 4.6: Kegiatan Kelas Seni Rupa
Tabel 4.12: Kegiatan Bimbingan Belajar
Bidang Pendidikan
Program Kelas Cerdas Gosali
Nomor Kegiatan 07
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 23 Juli- 16 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 16 hari (seminggu 4x)
Tim Pelaksana Shahara, Ahma Pebian, Latifah, Rifqoh,
Cherlinda, April, Putri Utami, Wildan,
Melia, Putri.
Tujuan Memberikan materi tambahan mata
pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,
Agama, dan Sains.
Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali
Target 30 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan materi tambahan mata
pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,
Agama, dan Sains.
Deskripsi Kegiatan Bimbingan belajar atau bimbel ini salah
satu bentuk kepedulian kepada anak-
anak Dusun Gosali yang membutuhkan
dan pengulangan materi di sekolah serta
membantu dalam mengerjakan tugas-
tugas di sekolah. Bimbel yang
dilaksanakan seminggu 4 kali pada hari
58 | RAKERKAB
senin sampai rabu jam setengah 8 malam
Pelajaran yang diajarkan di bimbel semua
mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa
Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris,
PKN, dan Kesenian. Kegiatan bimbel
diikuti dengan anak-anak yang
berpendidikan duduk di bangku SD dan
SMP. Kegiatan bimbel yang dibimbing
oleh 11 Mahasiswa/I dari KKN Rakerkab
112 untuk membantu anak-anak Dusun
Gosali dalam kegiatan bimbel. Kegiatan
bimbel yang sebelumnya tidak ada di
Dusun Gosali dan kami berinisiatif untuk
melakukan program adanya kegiatan
bimbel untuk anak-anak di Dusun Gosali.
Hasil Pelayanan 30 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan materi tambahan mata
pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,
Agama, dan Sains.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.7: Kegiatan Bimbingan Belajar
Tabel 4.13: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah
Bidang Pendidikan
Program Indahnya Berbagi
Nomor Kegiatan 08
Nama Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah
RAKERKAB | 59
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
SD Negeri Gosali, 13 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Abdul Mufahir, Utsman, Banu,
Animatun, Balqis, Melia, April, Alwi,
dan Shahara
Tujuan Memberikan fasilitas tambahan kepada
SD Negeri Gosali.
Sasaran SD Negeri Gosali
Target 3 Kelas di SD Negeri Gosali
mendapatkan fasilitas tambahan.
Deskripsi Kegiatan Pengadaan fasilitas sekolah salah satu
kegiatan yang dilaksanakan oleh
Mahasiswa/i KKN Rakerkab 112 untuk
memberikan tambahan fasilitas berupa
barang seperti pemberian papan tulis,
sapu, spidol, penghapus dan papan
sekatan kelas. Sebelumnya sekolah SD
Negeri Gosali sangat kekurangan
dengan fasilitas yang ada. Kurang
layaknya fasilitas yang ada di sekolah
sehingga kami dari teman-teman KKN
Rakerkab 112 memberikan fasilitas
tambahan. Pemberian fasilitas berupa
bentuk barang diberikan kepada Guru-
guru di SD Negeri Gosali. Selain
memberikan fasilitas bentuk barang
kami juga memberikan bantuan secara
fisik dalam membuat sekatan papan di
dalam kelas, karena di SD Negeri Gosali
memiliki kekurangan ruangan kelas
sehingga ruangan kelas yang digunakan
sehari-harinya untuk belajar dipakai
untuk 2 kelas dan sekatan yang
sebelumnya dibuat dengan yang baru
sangat sudah tidak layak dan membuat
kami perihatin dengan keadaan sekolah
60 | RAKERKAB
SD Negeri Gosali. Maka kami
membuatkan sekatan kelas tersebut
agar murid-murid di SD Negeri Gosali
merasa nyaman ketika belajar. Selain itu
kami memberikan pengertian kepada
murid-murid di SD Negeri Gosali agar
dapat merawat dan menjaga sebaik
mungkin dengan pemberian tambahan
fasilitas sekolah dari teman-teman KKN
Rakerkab 112.
Hasil Pelayanan 3 Kelas di SD Negeri Gosali
mendapatkan fasilitas tambahan.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.8: Kegiatan Pengadaan Fasilitas Sekolah
Tabel 4.14: Kegiatan Pencak Silat
Bidang Seni dan Olahraga
Program Gosali Berbakat
Nomor Kegiatan 09
Nama Kegiatan Pencak Silat
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 27 Juli-16 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 8 hari (seminggu 2x)
Tim Pelaksana Syahrul
Tujuan Memberikan pelatihan pencak silat
Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali
Target 25 anak di Dusun Gosali mendapatkan
pelatihan pencak silat untuk tampil
RAKERKAB | 61
dalam acara malam puncak HUT RI ke
73.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan silat salah satu bentuk usaha
untuk mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan bangsa asli khususnya
kepada warga Bangun Jaya agar
kebudayaan silat tidak punah di makan
pada zaman dan tidak di curi bangsa
lain. Selain itu memberikan pelatihan
silat serta memberikan motivasi kepada
warga Bangun Jaya terutama anak-anak
yang ingin berlatih dalam kegitan silat
ini. Kegiatan silat yang dilaksanakan
seminggu sekali pada hari sabtu dan
minggu pukul 20.00 sampai 22.00 WIB
dan Kegiatan silat ini memiliki nilai
positif yang baik dari warga Bangun
Jaya. Peserta yang ikut dalam kegiatan
ini mulai dari anak-anak Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Pertama.
Selain itu, kegitan ini juga nantinya
akan di tampilkan ketika acara malam
puncak HUT RI Ke-73. Kegiatan ini
dilaksanakan di halaman SD Negeri
Gosali. Anak-anak sangat senang
dengan adanya kegiatan ini, karena
sebelumnya tidak ada ekstrakulikuler
pencak silat di sekolah.
Hasil Pelayanan 25 anak di Dusun Gosali mendapatkan
pelatihan pencak silat untuk tampil
dalam acara malam puncak HUT RI ke
73.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
62 | RAKERKAB
Gambar 4.9: Kegiatan Pencak Silat
Tabel 4.15: Kegiatan Tari
Bidang Seni dan Olahraga
Program Gosali Berbakat
Nomor Kegiatan 10
Nama Kegiatan Tari
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 13 Agustus-16 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 4 hari
Tim Pelaksana Putri Utami, Shahara, Cherlinda, Rifqoh,
dan Balqis
Tujuan Memberikan pelatihan tari Saman kepada
anak-anak di Dusun Gosali.
Sasaran Anak-anak di Dusun Gosali.
Target 20 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan pelatihan tari Saman.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan tari salah satu bentuk pengenalan
budaya kepada anak-anak Gosali terutama
tarian tradisional dan modern serta
mengasah kemampuan anak-anak Gosali
yang memiliki bakat dalam menari.
Kegiatan menari dilaksanakan pada sore
hari. Tarian yang diajarkan seperti tarian
tradisional yaitu tarian saman, dan tarian
modern seperti tarian dari lagu anak-anak.
Kegiatan diadakan di teras rumah tempat
kami tinggal. Selain untuk mengenalkan
salah satu budaya kepada anak-anak,
pelatihan ini juga bertujuan untuk melatih
RAKERKAB | 63
anak-anak yang nantinya akan tampil
untuk memeriahkan malam puncak HUT
RI Ke-73. Kegiatan ini salah satu kegiatan
yan memiliki nilai positif karena anak-
anak Gosali dapat dibimbing dan diasah
kemampuannya oleh teman-teman KKN
Rakerkab 112.
Hasil Pelayanan 20 anak-anak di Dusun Gosali
mendapatkan pelatihan tari Saman.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.10: Kegiatan Tari
Tabel 4.16: Kegiatan Jalan Sehat
Bidang Seni dan Olahraga
Program Gosali Sehat
Nomor Kegiatan 11
Nama Kegiatan Jalan Sehat
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 29 Juli 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Abdul Mufahir, Utsman, Ahmad Pebian,
Banu, Syahrul, Wildan, Melia, Rifqoh,
Putri, Putri Utami, Shandy, Latipah,
Animatun, Astrid, Cherlinda, Shahara,
April, Balqis, dan Alwi
Tujuan Mengajak warga Gosali untuk jalan sehat
ke Dusun Sentuk.
Sasaran Warga Dusun Gosali
64 | RAKERKAB
Target 35 orang warga Gosali berpartisipasi
dalam jalan sehat ke Dusun Sentuk.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan jalan sehat salah satu bentuk
kepedulian teman-teman KKN Rakerkab
112 kepada warga Gosali terutama dalam
kesehatan dan menggerakkan warga
Gosali untuk mengikuti kegiatan jalan
sehat. Jalan sehat memiliki nilai positif dari
warga setempat karena sebelumnya tidak
ada yang melakukan penggerakan kegiatan
jalan sehat. Maka kami dari teman-teman
KKN berinisiatif untuk melaksanakan
kegiatan jalan sehat agar warga di Dusun
Gosali dapat menjaga dan mementingkan
kesehatannya. Jalan sehat yang
dilaksanakan pada hari minggu mulai dari
jam 05.30 sampai 07.30 WIB jalan sehat
yang dilakukan di Dusun Gosali sampai
Dusun Sentuk. Warga Gosali sangat
antusias dan semangat ketika mengikuti
kegiatan jalan sehat, terutama anak-anak
dan ibu-ibu.
Hasil Pelayanan 35 orang warga Gosali berpartisipasi
dalam jalan sehat ke Dusun Sentuk.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.11: Kegiatan Jalan Sehat
Tabel 4.17: Kegiatan Senam Pagi
RAKERKAB | 65
Bidang Seni dan Olahraga
Program Gosali Sehat
Nomor Kegiatan 12
Nama Kegiatan Senam Pagi
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 29 Juli, 5 dan 12 Agustus
2018
Lama Pelaksanaan 3 hari (seminggu 1x)
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Apriliani dan
Animatun
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112
Tujuan Mengajak warga Dusun Gosali pada
kegiantan senam pagi.
Sasaran Warga Dusun Gosali
Target 30 warga Dusun Gosali berpartisipasi
dalam kegiatan senam pagi.
Deskripsi Kegiatan Kesehatan merupakan salah satu aspek
yang paling penting dalam kehidupan,
karena tanpa kesehatan setiap manusia
akan sulit melalukan aktivitasnya sehari-
hari. Oleh karena itu salah satu kegiatan
yang kami lakukan adalah mengadakan
senam pagi. Kegiatan ini diadakan setiap
hari minggu pagi pukul 06.30 WIB di
lapangan SDN Gosali. Kegiatan ini
berfokus pada kesehatan dan kebugaran
tubuh. Dimana kegiatan ini bertujuan
menanamkan rasa cinta dan peduli akan
kesehatan tubuh. Kegiatan ini juga dapat
mempererat tali silaturahmi antar warga
Dusun Gosali. Ada beberapa senam yang
kami adakan, yaitu senam maumere,
aerobic, pinguin dan terakhir
menggunakan lagu dangdut. Warga
sangat antusias terutama ibu-ibu dan
anak-anak.
Hasil Pelayanan 30 warga Dusun Gosali berpartisipasi
66 | RAKERKAB
dalam kegiatan senam pagi.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.12: Kegiatan Senam Pagi
Tabel 4.18: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73
Bidang Sosial Masyarakat
Program RAKERKAB Bersatu
Nomor Kegiatan 13
Nama Kegiatan Perayaan Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia (HUT RI) Ke-73
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 17-18 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 2 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Putri Utami, Rifqoh,
M. Utsman
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112
Tujuan Membantu warga dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan
perlombaan untuk memperingati HUT RI
Ke-73
Sasaran Warga Dusun Gosali
Target 100 warga Dusun Gosali terbantu dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan
perlombaan untuk memperingati HUT RI
Ke-73
Deskripsi Kegiatan Momen kemerdekaan menjadi salah satu
momen yang membuat seluruh
RAKERKAB | 67
masyarakat Indonesia bersatu. Dengan
itu, kami mengadakan program Rakerkab
Bersatu. Kegiatan ini adalah bentuk
kegiatan upaya untuk memeriahkan hari
kemerdekaan Indonesia ke-73. Kegiatan
ini diadakan tepat pada hari
kemerdekaan. Pagi hari kami mengikuti
upacara di lapangan Nanggung yang
dihadiri oleh Kepala Desa Bangunjaya
beserta elemen masyarakat lainnya. Pada
kegiatan ini kami bekerja sama dengan
pemuda Dusun Gosali untuk ikut
berpartisipasi sebagai panitia
perlombaan. Kegiatan terdiri dari
berbagai macam perlombaan untuk anak-
anak, ibu-ibu dan pemuda. Lomba dimulai
dengan perlombaan tarik tambang ibu-
ibu melawan mahasiswi KKN. Kemudian
dilanjutkan dengan perlombaan
memasukan paku dalam botol, make up19
tutup mata, mewarnai untuk anak-anak,
lomba makan kerupuk, dan masih banyak
lagi. Perlombaan diadakan 2 hari, yaitu
dimulai dari tanggal 17-18 Agustus.
Setelah mengetahui para pemenang setiap
perlombaan, tibalah saatnya pembagian
hadiah. Pembagian hadiah diadakan pada
malam puncak perayaan hari
kemerdekaan yang diadakan di lapangan
SDN Gosali. Kegiatan ini tidak berlanjut
karena hampir dilaksanakan pada momen
hari kemerdekaan Indonesia saja.
Hasil Pelayanan 100 warga Dusun Gosali terbantu dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan
perlombaan untuk memperingati HUT RI
19 Alat dandan
68 | RAKERKAB
Ke-73.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.13: Kegiatan Perayaan HUT RI Ke-73
Tabel 4.19: Kegiatan Pembuatan Gapura
Bidang Sarana dan Prasarana
Program Fasilitas Tanpa Batas
Nomor Kegiatan 14
Nama Kegiatan Pembuatan Gapura
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Desa Bangunjaya, Dusun Gosali, 06-12
Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 7 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Abdul Mufahir
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112 dan warga Dusun Gosali
Tujuan Membangun gapura Dusun Gosali
Sasaran Gapura di Dusun Gosali.
Target 1 Gapura yang dibangun di Dusun Gosali
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan bersosialisasi
dan berkoordinasi dengan aparat desa dan
forum pemuda. Pembangunan gapura
Dusun Gosali dilakukan oleh anggota
KKN Rakerkab 112 bersama dengan
pemuda dan warga setempat. Sebelum
membangun gapura, kami membersihkan
pekarangan yang akan dijadikan tempat
untuk membangun gapura. Setelah itu,
kami mencari bambu bersama pemuda
RAKERKAB | 69
dan warga sekitar. Pembangunan gapura
ini dilakukan sebagai wadah bagi anggota
KKN Rakerkab 112 dan pemuda untuk
menuangkan kreativitasnya dalam
membuat dan menghias gapura. Selain itu
pembangunan gapura ini juga sebagai
tanda informasi masuk Dusun Gosali.
Dalam proses pembuatan gapura ini
sempat mengalami kendala perizinan
tanah. Namun, setelah melalui birokrasi
yang baik akhirnya pembangunan gapura
dapat terlaksana dengan baik.
Hasil Pelayanan 1 Gapura dibangun di Dusun Gosali
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.14: Kegiatan Pembuatan Gapura
Tabel 4.20: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah
Bidang Sarana dan Prasarana
Program Fasilitas Tanpa Batas
Nomor Kegiatan 15
Nama Kegiatan Pembuatan Bak Sampah
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 07-08 Agustus 2018
Dusun Sentuk, 16-17 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 4 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Ahmad Pebian, Alwi,
Shandy, Latipah
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
70 | RAKERKAB
Rakerkab 112
Tujuan Membangun tempat pembuangan sampah
di Dusun Gosali dan Sentuk
Sasaran Tempat pembuangan sampah di Dusun
Gosali dan Sentuk
Target 1 tempat pembuangan sampah dibangun
di Dusun Gosali dan Sentuk
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan bersosialisasi
dan berkoordinasi dengan aparat desa dan
forum pemuda Dusun Gosali dan Sentuk
dalam pelaksanaan pembangunan.
Kegiatan ini bertujuan menanamkan rasa
cinta kebersihan pada lingkungan.
Pembangunan tempat pembuangan
sampah atau bak sampah di Dusun Gosali
dilakukan bersamaan dengan
pembangunan gapura yaitu tanggal 7-8
Agustus 2018, sedangkan pembangunan
bak sampah di Sentuk dilaksanakan pada
tanggal 16-17 Agustus 2018. Pembangunan
dilakukan mengingat banyaknya warga
yang membuang sampah di sungai
Cimatuk. Untuk itu kami bermusyawarah
dengan aparat desa setempat untuk
memudahkan warga dalam membuang
sampah dan menciptakan sungai yang
bersih. Kami berinisiatif membangun
tempat sampah permanen di Dusun
Gosali dan Sentuk. Dalam
pembangunannya kami dibantu oleh
pemuda dan warga setempat. Ibu-ibu juga
membantu menyiapkan makanan.
Kegiatan ini tidak berlanjut karena dalam
bentuk bangunan fisik, namun diperlukan
perawatan atau merenovasi ketika terjadi
kerusakan.
Hasil Pelayanan 1 tempat pembuangan sampah dibangun
RAKERKAB | 71
di Dusun Gosali dan Sentuk
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.15: Kegiatan Pembuatan Bak Sampah
Tabel 4.21: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla
Bidang Sarana dan Prasarana
Program Air Bersih
Nomor Kegiatan 16
Nama Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 13-15 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 3 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Wildan
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112
Tujuan Menyediakan air bersih di mushalla Dusun
Gosali
Sasaran Mushalla Dusun Gosali
Target Air bersih tersedia di mushalla Dusun
Gosali
Deskripsi Kegiatan Sebelumnya kami melihat banyak warga
yang mengambil air di sungai cimatuk
untuk ber-wudhu. Untuk mempermudah
warga dalam beribadah, kami berinisiatif
untuk mengadakan program air bersih
yaitu dengan memasang mesin air di
mushalla dengan sumber air dari sungai,
agar warga tidak perlu turun ke sungai
72 | RAKERKAB
untuk ber-wudhu. Kegiatan ini dimulai
dengan bersilaturahmi dengan ustadz dan
aparat desa setempat mengenai
pelaksanaan program. Setelah mendapat
persetujuan dan respon yang baik dari
berbagai pihak, kami melaksanakan
kegiatan ini pada tanggal 13 Agustus 2018.
Dalam kegiatan ini, kami dibantu oleh
pemuda dan masyarakat setempat.
Kegiatan ini tidak berlanjut karena dalam
bentuk fisik, namun diperlukan perawatan
serta perbaikan ketika terjadi kerusakan.
Hasil Pelayanan Air bersih tersedia di mushalla Dusun
Gosali
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.16: Kegiatan Pengadaan Air Bersih di Mushalla
Tabel 4.22: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan
Bidang Sarana dan Prasarana
Program Gosali Indah
Nomor Kegiatan 17
Nama Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 13-15 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 3 Hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Putri Utami, Rifqoh,
M. Utsman
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
RAKERKAB | 73
Rakerkab 112
Tujuan Memberikan hiasan pada jembatan dan
jalan Dusun Gosali
Sasaran Jembatan sungai Cimatuk dan Jalan Dusun
Gosali
Target 1 jembatan sungai Cimatuk dan Jalan
Dusun Gosali mendapatkan hiasan
Deskripsi Kegiatan Dalam rangka menyambut hari
kemerdekaan Indonesia yang ke-73, kami
berencana untuk menghias Dusun Gosali.
Setelah bersosialisasi dengan aparat desa
dan pemuda setempat, kami mulai
membeli peralatan dan barang yang akan
digunakan dalam menghias. Kegiatan ini
dilaksanakan setelah pembangunan gapura
yaitu pada tanggal 13 Agustus 2018. Setelah
pembangunan gapura selesai, kami dengan
para pemuda setempat mengecat dan
menghias gapura., kami mengecat gapura
dan jembatan sungai Cimatuk dengan
warna merah putih. Selain itu, kami juga
memasang bendera merah putih dan
memasang hiasan sepanjang jalan Dusun
Gosali. Sepanjang jalan Dusun Gosali
begitu indah dengan hiasan air warna-
warni yang terbuat dari sepuhan. Dalam
kegiatan ini kami dibantu oleh anak-anak,
pemuda dan ibu-ibu setempat.
Hasil Pelayanan 1 jembatan sungai Cimatuk dan Jalan
Dusun Gosali mendapatkan hiasan
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
74 | RAKERKAB
Gambar 4.17: Kegiatan Penghiasan Jembatan dan Jalan
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat
Berikut bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan pada masyarakat
yang dilakukan selama program KKN berlangsung:
Tabel 4.23: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu
Bidang Keagamaan
Program Ayo Mengaji
Nomor Kegiatan 18
Nama Kegiatan Pengajian Ibu-ibu
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 24 Juli-12 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 9 hari (tiga kali dalam seminggu)
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Alwi Alawiyah dan
Putri Diyah
Tim: Seluruh anggota perempuan
Kelompok KKN Rakerkab 112
Tujuan Membantu ibu-ibu dalam kegiatan
pengajian rutin di Dusun Gosali
sekaligus memperkenalkan Kelompok
KKN Rakerkab 112
Sasaran Seluruh ibu-ibu Dusun Gosali
Target 40 ibu-ibu di Dusun Gosali terbantu
dalam kegiatan pengajian ibu-ibu
sekaligus dapat mengenali anggota
Kelompok KKN Rakerkab 112
Deskripsi Kegiatan Kegiatan pengajian ibu-ibu rutin
RAKERKAB | 75
diadakan tiga kali dalam seminggu,
yaitu pada hari selasa, kamis dan
minggu di mushala perempuan dengan
peserta para ibu rumah tangga di
sekitar Dusun Gosali. Setiap hari selasa
dan kamis pengajian diisi dengan
pembacaan shalawat berbahasa sunda
yang dipimpin oleh seorang ustadzah
terkemuka di daerah setempat.
Sedangkan untuk pengajian pada hari
minggu diisi dengan shalawat dan
ceramah oleh tokoh agama setempat
dan diakhiri oleh pembacaan do’a.
Kemudian kegiatan ini ditutup dengan
acara makan bersama. Pengajian pada
hari minggu tidak dilaksanakan di
mushala, melainkan di salah satu
rumah warga. Kegiatan ini tidak
berlanjut, namun agenda pengajian
ibu-ibu ini masih terus berlanjut
karena pengajian ini sudah menjadi
kegiatan rutin setiap minggunya.
Hasil Pelayanan 40 ibu-ibu di Dusun Gosali terbantu
dalam kegiatan pengajian ibu-ibu
sekaligus dapat mengenali anggota
Kelompok KKN Rakerkab 112
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.18: Kegiatan Pengajian Ibu-ibu
76 | RAKERKAB
Tabel 4.24: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga
Bidang Sosial Masyarakat
Program Seminar
Nomor Kegiatan 19
Nama Kegiatan Seminar Hukum Keluarga
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Gosali, 5 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Syahrul
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112
Tujuan Memberikan informasi tentang
pentingnya membangun ketahanan
keluarga untuk generasi bangsa.
Sasaran Warga Dusun Gosali dan Sentuk
Target 50 warga Dusun Gosali dan Sentuk
mendapatkan informasi tentang
pentingnya membangun ketahanan
keluarga untuk generasi bangsa.
Deskripsi Kegiatan Seminar hukum keluarga berlangsung
pada hari Minggu tanggal 5 Agustus 2018
di SDN Gosali dengan tema “Membangun
Ketahanan Keluarga untuk Generasi
Bangsa”. Acara di mulai pukul 10.00 -13.00
WIB. Adapun pemateri pada acara ini
adalah Dosen Pembimbing KKN
Rakerkab yaitu Ibu Masyrofah. Di
adakannya seminar hukum keluarga ini
bertujuan untuk memberikan informasi
kepada warga bahwa dengan ketahanan
keluarga yang kokoh, maka karakteristik
lain dari generasi milenial seperti generasi
pada umumnya ternaungi karena lahir
dari keluarga yang terdidik, multitalenta,
selalu yakin, optimis, dan percaya diri.
Tidak hanya itu saja, dalam acara ini juga
RAKERKAB | 77
dipaparkan tentang hukum keluarga,
seperti hukum perkawinan, hukum
perwalian, dan lain sebagainya.
Hasil Pelayanan 50 warga Dusun Gosali dan Sentuk
mendapatkan informasi tentang
pentingnya membangun ketahanan
keluarga untuk generasi bangsa.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.19: Kegiatan Seminar Hukum Keluarga
Tabel 4.25: Kegiatan Seminar Hukum Agraria
Bidang Sosial Masyarakat
Program Seminar
Nomor Kegiatan 20
Nama Kegiatan Seminar Hukum Agraria
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Aula Kantor Kelurahan Desa Bangunjaya,
11 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Latipah
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112
Tujuan Memberikan materi tentang Hukum
Agraria
Sasaran Warga Desa Bangunjaya
Target 50 warga Desa Bangunjaya mendapatkan
materi tentang Hukum Agraria
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 11 Agustus 2018 dengan tema
78 | RAKERKAB
“Memperkuat Peran Masyarakat Desa
dalam Pembangunan Hukum Nasional.
Dalam kegiatan ini kami dibantu dengan
aparatur desa setempat memfasilitasi
kegiatan ini dengan ruangan aula yang
telah disiapkan sebagai tempat duduk
audience, lengkap dengan layar proyektor
untuk sarana presentasi pemateri. Adapun
pemateri yang dihadirkan yaitu
Muhammad Toyyib S.H dari PERMAHI
(Perhimpunan Mahasiswa Hukum
Indonesia). Acara ini dihadiri oleh Kepala
Desa Bangunjaya beserta jajarannya dan
masyarakat Desa Bangunjaya. Acara
dimulai jam 9 pagi. Adapun sejumlah
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat
kepada pemateri terkait wilayah
perkebunan. Alhamdulillah masyarakat
sangat antusias pada acara ini, dan acara
berjalan lancar.
Hasil Pelayanan 50 warga Desa Bangunjaya mendapatkan
materi tentang Hukum Agraria
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.20: Kegiatan Seminar Hukum Agraria
Tabel 4.26: Kegiatan Satu Untuk Semua
Bidang Sosial Masyarakat
Program Bangunjaya Menginspirasi
RAKERKAB | 79
Nomor Kegiatan 21
Nama Kegiatan Satu Untuk Semua
Tempat,tanggal
Pelaksanaan
Dusun Sentuk, 18 Agustus 2018
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Penanggung Jawab: Astrid, Melia, dan
Ahmad Pebian
Tim: Seluruh Anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112
Tujuan Membantu para petani dalam kegiatan
bercocok tanam dan warga dalam
membuat makanan opak singkong.
Sasaran Petani dan ibu-ibu Dusun Sentuk
Target 20 petani dan ibu-ibu Dusun Sentuk
terbantu dalam kegiatan bercocok tanam
dan pembuatan makanan opak singkong
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dimulai dengan
bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan
aparat desa dan para petani. Para petani di
Dusun Sentuk mempunyai lahan sawah
yang cukup luas. Sehingga mayoritas
masyarakat sekitar bekerja sebagai petani.
Dalam kegiatan bercocok tanam, kami
memulai dengan mengambil bibit,
kemudian merendamnya didalam air yang
sudah diberi obat. Setelah itu mengambil
bibit yang direndam tadi dan menanamnya
di tanah yang sudah dibajak dengan
melangkah mundur ke belakang. Biasanya
para petani membajak sawah
menggunakan kerbau. Dalam bercocok
tanam diperlukan jarak antara tanaman
satu dengan lainnya. Setelah bercocok
tanam, kami membantu ibu-ibu dalam
pembuatan opak. Proses pembuatan
membutuhkan waktu yang tidak sedikit,
mulai dari memarut singkong, membuat
80 | RAKERKAB
adonan, hingga menjemurnya.terkadang
ibu-ibu setempat mendapat pesanan opak
untuk acara-acara tertentu seperti
pengajian dan acara pernikahan.
Hasil Pelayanan 20 petani dan ibu-ibu Dusun Sentuk
terbantu dalam kegiatan bercocok tanam
dan pembuatan makanan opak singkong
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
Gambar 4.21: Kegiatan Membuat Opak Singkong
Gambar 4.22: Kegiatan Bercocok Tanam
D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil
Dalam menjalankan program kegiatan KKN di Desa Bangunjaya,
tepatnya di Dusun Gosali, kami didukung oleh beberapa faktor. Namun
selain faktor pendukung, kami juga mendapatkan beberapa faktor
penghambat yang kami alami. Berikut faktor-faktor pendorong maupun
penghambat tersebut:
RAKERKAB | 81
1. Faktor Pendukung
a. Adanya bantuan dari Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, baik
dari segi pemberian dana maupun pembekalan mengenai
pelaksanaan KKN.
b. Adanya masukan dan bimbingan dari dosen pembimbing KKN
Rakerkab, Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. mengenai persiapan dan
proses pelaksanaan KKN.
c. Kepala Desa Bangunjaya dan perangkat desa dapat menerima
Kelompok KKN Rakerkab 112 dengan baik dan bersedia membantu
kami dalam pelaksanaan program kerja. Selain itu masyarkat Desa
Bangunjaya yang juga memberikan dukungan dan banyak
membantu selama pelaksanaan kegiatan KKN.
d. Kerja sama yang baik antar anggota KelompokKKN Rakerkab juga
menjadi pendorong dalam mewujudkan program-program yang
telah kami rencanakan. Selain itu pembagian tugas tiap anggota
juga jelas, sehingga tidak adanya kerancuan atau penumpukan tugas
kerja pada satu orang anggota kelompok.
e. Anggota kelompok mudah bergaul dan beradaptasi dengan
masyarakat sekitar, sehingga memudahkan proses sosialisasi
dengan mereka.
2. Faktor Penghambat
a. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tidak menjadi
prioritas utama bagi masyarakat Desa Bangunjaya.
b. Bahasa sehari-hari yang digunakan warga Desa Bangunjaya adalah
bahasa sunda, sedangkan tidak banyak anggota Kelompok KKN
RAKERKAB yang fasih dan mengerti Bahasa Sunda, sehingga di
awal-awal kami merasa kesulitan untuk bersosialisasi.
c. Minimnya penerangan jalan di Desa Bangunjaya sehingga jalan tidak
tidak begitu terlihat saat melakukan kegiatan di luar pada malam
hari.
82 | RAKERKAB
“Tariklah pelajaran dari apa yang telah
lewat serta bersungguh-sungguhlah."
-Utsman bin Affan-
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja dan permasalahan yselama menjalani KKN..
Hal tersebut disimpulkan bahwa dari berbagai permasalahan yang telah
kami temukan di Desa Bangunjaya yang paling menonjol diantara
permasalahan yang ada adalah permasalahan pendidikan, sarana dan
prasarana dimana anak-anak belajar dengan fasilitas yang terbatas dan
kebersihan akan lingkungan sangat minim. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya pemikiran-pemikiran untuk masa yang akan datang baik dari
dalam diri sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Terutama bagi para
sebagian orang tua yang belum memahami pentingnya pendidikan sejak
usia dini bagi anak-anak dan kebersihan lingkungan.
Seluruh bagian kegiatan atau program KKN Rakerkab yang telah
berhasil kami laksanakan diantaranya ialah Mengajar Mengaji TPA,
Pengajian rutin dan shalawatan ibu- bapak, Pemberian mushaf mushaf al-
Qur‟an, iqro‟, Buku Juz „Ammadan fasilitas sarana ibadah, Mengajar PAUD,
SD, Baris berbaris, Pengadaan fasilitas sekolah, Kelas menggambar,
Bimbingan belajar, Pencak silat, Seni tari, Senam pagi, Perayaan Hari Ulang
Tahun Republik Indonesia (HUT RI) Ke-73, Seminar Hukum Keluarga,
Seminar Hukum Agraria, Pembuatan gapura, Pembuatan bak sampah,
Pengadaan air bersih dan Penghiasan jembatan.
Dengan adanya kemauan dan kepedulian bersama antara mahasiswa
dan warga sekitar Desa Bangunjaya lah yang menjadikan terwujudnya
keberhasilan-keberhasilan program dan dampak positifnya dirasakan oleh
warga desa.
B. Rekomendasi
Selama 32 hari kami melaksanakan KKN di Desa Bangunjaya,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor pada dasarnya masih perlu
diperhatikan oleh berbagai pihak. maka untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan KKN selanjutnya kami merekomendasikan kepada berbagai pihak
yang terkait untuk dapat melanjutkan dan melaksanakan kegiatan yang
akan kami rekomendasikan sebagai berikut.
84 | RAKERKAB
1. Kepada Pemerintah Setempat
Bagi pemerintah setempat perlu memberikan perhatian secara
khusus dalam bentuk moril maupun materil kepada warga Dusun Gosali.
Pemerintah setempat juga perlu membangun sarana dan prasarana umum
secara merata, misalnya sarana dan prasarana tempat sampah dan
kebersihan air untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta
Disarankan kepada PPM UIN Jakarta agar lebih memperhatikan
jangka waktu pencairan dana guna memperlancar setiap program
pengadaan untuk desa. Serta memberikan informasi lebih baik dengan jelas
dan memberi batas waktu tidak terlalu cepat.
3. Pemangku kebijakan di tingkat Kecamatan dan Kabupaten
Bagi pemangku kebijakan tingkat kecamatan dan kabupaten
diharapkan dapat lebih berfokus pada kemajuan Desa. Kemajuan untuk
Desa yang diharapkan bukan hanya di satu bidang, tapi di segala bidang.
Diharapkan pihak yang berada di tingkat kecamatan dan juga kabupaten
dapat turun ke lapangan untuk melihat realita yang terjadi dan masalah apa
saja yang terjadi agar dapat dicarikan solusi yang tepat. Seperti
permasalahan bidang kesehatan, pendidikan, maupun perekonomian.
Kemudian, diharapkan juga untuk dapat memfasilitasi warga dengan
sarana dan prasarana yang memadai guna terciptanya kemajuan dan
kesejahteraan Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
4. Tim Pelanjut Program KKN-PpMM
Disarankan tim pelanjut program KKN-PpMM melakukan survey
terlebih dahulu guna lebih detail untuk mengetahui masalah apa saja yang
dihadapi oleh masyarakat Desa Bangunjaya dan apa yang dibutuhkan di
Desa itu. Selain itu usahakan agar mendapatkan dana sponsor sebanyak-
banyaknya guna mempermudah berjalannya program yang membutuhkan
dana besar. Kami juga mengharapkan agar peserta KKN selanjutnya lebih
memfokuskan pada penyusunan program-program yang dapat
memperdayakan potensi sekitar dan membangun potensi tersebut menjadi
keuntungan yang berkelanjutan untuk masyarakat.
BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia
yang berhasil tapi berusahalah menjadi
manusia yang berguna.”
-Albert Einstein-
87
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF
-A-
HARMONI 720 JAM BERSAMA BANGUNJAYA
Oleh: Abdul Mufahir
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial
1. Tak Enak Makan, Tak Enak Tidur
Kala itu tak terasa sudah dua setengah tahun saya menempuh
pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Banyak hal sudah dilalui, namun perjalanan ke depan masih membentang
jauh memanjang. Awal semester enammulai tersiar obrolan seputar Kuliah
Kerja Nyata (KKN) dari teman-teman dilain fakultas. KKN adalah sebuah
program kampus yang wajib diikuti oleh mahasiswa di awal semester enam
untuk dapat mengabdi kepada masyarakat dengan cara mempersiapkan
diri untuk terjun langsung ke lapangan selama sebulan. Tidak hanya di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, KKN kiranya dilakukan hampir di semua
universitas di Indonesia, baik di universitasnegeri maupun swasta.Lembaga
yang menaungi KKN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Pusat
Pengabdian Masyarakat (PPM). Pada tahun ini, PPM membuat heboh para
mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) termasuk saya.
Pasalnya PPM mengumumkan bahwa tahun ini FITK diwajibkan
mengikuti KKN, padahal pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah FITK
diikutsertakan dalam program KKN. Saya yang memang belum jauh
mengenal seperti apa KKN itu sempat kaget karena bingung kiranya
gagasan program kerja (proker) apa yang bisa saya canangkan pada
kelompok saya nanti.
Karena kewajiban saya sebagai mahasiswa FITK yang tahun ini
diwajibkan untuk mengikuti KKN, akhirnya saya mendaftarkan diri saya
dengan mengisi data untuk KKN di Academic Information System (AIS). Butuh
waktu agak lama bagi PPM untuk menentukan pembagian kelompok KKN.
Di saat menunggu pemberitahuan itu, sering terlintas dalam benak saya
88|RAKERKAB
seperti apakah orang-orang yang ada di kelompok saya nanti. Setelah
muncul pemberitahuan pembagian kelompok melalui dokumen berjenis
PDF yang dibagikan oleh teman-teman saya di beberapa grup media sosial
WhatsApp, akhirnya muncullah nama saya di kolom paling atas kelompok 112
yang bertempat di Desa Bangunjaya dan di sinilah awal mula kisah saya
dengan Desa Bangunjaya.
Setelah terbitnya pemberitahuan pembagian kelompok untuk KKN
saya sedikit sedih karena di dalam Kelompok 112 itu satupun tidak ada
nama yang saya kenali. Namun saya berupaya agar tetap tegar dengan
harapan bisa enjoy20bersama teman-teman yang bahkan namanyapun belum
pernah saya dengar. Grup aplikasi media sosial WhatsApp mulai ramai
dengan ocehan teman-teman yang saling tanya ihwal nama-nama yang
tertera di kelompoknya. ―Eh, ada yang kenal si A dari fakultas B nggak?‖
Begitu kira-kira bunyi sautan di grup yang tak habis-habisnya selama 24
jam.Tak lama berselang, masuk notifikasi dari WhatsApp bahwa saya telah
dimasukkan ke grup dengan nama ―KKN 112‖, namun anehnya ada dua grup
dengan nama yang sama. Seketika saya berhipotesis mungkin karena orang-
orang di kelompok saya ini terlalu semangat dan visioner sehingga ada dua
grup untuk satu keperluan. Setelah saya mengetahui bahwa salah satu grup
mulai ditinggalkan oleh teman-teman yang lain dan hanya menyisakan saya
sendiri, akhirnya saya pun ikut meninggalkan grup tersebut. Setelah
beberapa orang di grup KKN 112 yang tidak saya kenali mencari kontak dari
masing-masing nama, akhirnya terkumpullah seluruh Anggota Kelompok
KKN RAKERKAB 112 dalam satu grup.
Dengan adanya grup, kami bisa dengan mudah berkomunikasi dan
berbagi informasi. Namun beberapa anggota dari kelompok ini, termasuk
saya, mungkin masih menahan diri untuk tidak banyak bicara dan hanya
menyaksikan perbincangan di grup agar nantinya tidak terpilih menjadi
ketua kelompok dan mendapat tanggung jawab yang besar. Beberapa orang
di grup mulai mengajak seluruh anggota untuk mengadakan perkumpulan
guna merampungkan hal yang paling krusial untuk dilakukan pertama kali,
yaitu membentuk struktur keanggotaan dalam kelompok. Setelah beberapa
orang yang belum saya kenal itu berdiskusi di grup, akhirnya ditentukanlah
satu waktu di sore hari untuk melaksanakan perkumpulan, tetapi
kebetulan pada waktu itu saya berhalangan hadir karena ada kuliah sampai
20
Menyenangi
RAKERKAB|89
maghrib. Meski demikian, teman-teman yang lain tetap menyepakati waktu
tersebut.
Kala itu maghrib terasa amat berbeda. Hati resah namun tak tahu
mengapa. Gelisah melihat telepon seluler (ponsel) untuk mencari tahu hasil
perkumpulan sore itu. Masuklah pesan dari salah satu anggota kelompok
saya, Putri Utami, setidaknya begitulah nama yang tertera di kontak
WhatsApp-nya. Dengan santai, dia mengabarkan bahwa saya telah
ditetapkan sebagai ketua kelompok melalui sistem undian. Kaget, shocked21,
kesal dan marah adalah hal yang saat itu saya rasakan. Mengapa saya yang
justru tidak hadir dalam perkumpulan itu bisa terpilih sebagai ketua
kelompok? Benar-benar tidak terima rasanya dengan keputusan yang hanya
sepihak ini.
Hari-hari berikutnya saya lewati dengan perasaan gelisah karena
terpilih sebagai ketua. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Di
perkumpulan berikutnya saya mengajukan pengunduran diri saya sebagai
ketua. Saya merasa tidak sanggup karena masih harus mengemban
tanggung jawab lain di luar persoalan KKN. Perdebatan panjangpun terjadi
dan saya merasa lelah dengan hal itu. Akhirnya saya mengusulkan
pemilihan wakil ketua untuk dapat membantu saya dalam proses persiapan
KKN di lapangan. Terpilihlah Utsman Mubarok yang saat itu belum saya
kenal betul. Dia pun menyanggupi untuk menjalankan tugasnya selaku
wakil ketua. Struktur yang sudah rampung dibentuk saat pertemuan
pertamapun mulai dirombak kembali dan disepakati saat itu juga.
Selepas pertemuan itu, saya dan anggota kelompok lainnya masih
terus menjalin komunikasi melalui media sosial. Agenda terdekat yang
harus kami hadapi adalah survei untuk mencari lokasi dan melihat kondisi
desa agar memudahkan dalam penyusunan proker. Survei pertama
dilaksanakan dan kami menemukan banyak hal yang didapat dari survei
tersebut untuk keberlangsungan KKN nanti. Komunikasi terus berlanjut,
mulai dari rapat pembahasan proker dan penyusunan proposal. Resah dan
gelisah selalu menghantui saya dalam setiap langkah menuju pelaksaan
KKN yang sesungguhnya. Setelah beberapa kali melakukan survei,
setidaknya saya cukup tenang, karena respons dari pimpinan desa maupun
warga desa sudah sangat cukup baik. Mereka terlihat senang dengan
kehadiran kami beserta proker yang kami sediakan untuk desa mereka.
21 Terkejut
90|RAKERKAB
Alhamdulillah segala resah yang selalu saya rasakan dalam lika-liku
perjalanan KKN ini telah hilang bersama kenangan. Rasa takut dan pikiran
negatif hanya angan belaka. Terbukti setelah dijalani, kehidupan KKN tak
perlu ditakuti. Meskipun nantinya pasti ada sedikit ombak yang akan
menghiasi, namun hal itu haruslah tetap dihadapi. Jadikan segala rintangan
sebagai bahan pembelajaran agar kita tumbuh menjadi insan yang tak
terkalahkan.
2. Delapan Belas Bentuk Karunia Tuhan
Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya (Rakerkab),
begitu sebutan bagi Kelompok KKN Rakerkab 112 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Nama itu disepakati lewat obrolan di grup WhatsApp saat terburu-
buru membuat proposal untuk diajukan ke PPM. Terdiri dari 19 orang
mahasiswa, enam laki-laki dan tiga belas perempuan yang memiliki latar
belakang berbeda-beda dengan satu dosen pembimbing, dipertemukan
dalam satu momentum, KKN tahun 2018. Dinakhodai oleh orang bodoh
yang sering kalah dengan ego dan gengsinya, tidak lain dan tidak bukan
orang itu adalah saya sendiri. Sebulan lamanya saya tinggal berdampingan
bersama dengan 18 orang yang sama sekali belum saya kenal sebelum
pembagian kelompok KKN oleh PPM. Banyak hal yang sebenarnya ingin
dibagikan melalui tulisan saya ini, namun semuanya begitu panjang dan
begitu berarti untuk sekadar ditulis dalam sebuah laporan. Jadi, untuk itu,
saya akan sedikit berbagi tentang apa yang saya rasakan terhadap 18 orang
karunia Tuhan ini.
Diawali dengan keberangkatan menuju lokasi,saya dan lainnya
berangkat pagi dan sampai pada siang hari. Kami langsung menuju pos
komando (posko) KKN yang terletak di Dusun Gosali, Desa Bangunjaya.
Dusun ini adalah dusun yang dipilih oleh saya dan 18 orang lainnya untuk
ditinggali selama sebulan. Kami diminta oleh Lurah Bangunjaya, Enjek
Nurjaya untuk fokus melaksanakan sebagian program kami guna lebih
memberdayakan masyarakat yang ada di dusun ini. Posko laki-laki dipisah
dengan posko perempuan karena kami takut nantinya ada pembicaraan
yang kurang enak didengar dari masyarakat kalau kami tinggal satu atap
bersama. Sore harinya, sambil istirahat saya mulai bersosialisasi ke
beberapa masyarakat di Dusun Gosali agar mendapat simpati mereka guna
memudahkan kami dalam menjalankan program.
RAKERKAB|91
Saat malam tiba, saya dikejutkan dengan kehadiran anak-anak
muda dari dusun yang saya tinggali. Mereka beramai-ramai mendatangi
posko laki-laki untuk berkenalan dengan kelompok kami. Bertemulah saya
dengan sosok pemuda bernama Abdul Kamal yang biasa dipanggil Kang
Jambul, seorang pemuda yang ramah dan visioner di antara pemuda yang
lainnya. Ada juga Kang Bungsu yang saat pertama kali saya lihat,
kelihatannya mempunyai selera humor yang tinggi. Sepanjang malam kami
berbincang, berkenalan, bermain gitar, dan bernyanyi. Ketika menjelang
pagi, kami memutuskan untuk menyudahi obrolan kami karena esok
harinya akan ada Acara Peresmian Kuliah Kerja Nyata di Kantor Kelurahan.
Pagi harinya, saya dan teman-teman yang lain menghadiri Acara
Peresmian Kuliah Kerja Nyata di Kantor Kelurahan bersama Lurah
Bangunjaya beserta jajarannya. Acara turut dihadiri oleh beberapa warga
dan sesepuh desa. Itu artinya secara resmi kami memulai KKN di Desa
Bangunjaya. Setelah acara peresmian usai, saya dan 18 orang lainnya
kembali ke posko untuk mempersiapkan diri menyambut hari esok guna
melaksanakan program yang sudah direncanakan.
Hari-hari bergulir seperti roda sepeda yang dikayuh. Berat dan
perlahan saya lewati minggu pertama KKN dengan berbaur kepada
masyarakat dan mengajar pelajaran di SDN Gosali, satu-satunya sekolah
yang ada di dusun itu. Di antara 18 orang anggota kelompok yang lain, saya
mulai akrab dengan kelima laki-laki di kelompok ini yaitu Utsman, Syahrul,
Afeb, Wildan, dan Banu. Bagaimana tidak? Dengan keseharian kami yang
selalu bersama, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi, canda dan tawa,
curahan hati dari masing-masing orang, semua kami rasakan layaknya
kakak-beradik dalam suatu keluarga. Berbeda dengan para perempuan,
saya masih belum terlalu akrab dengan mereka sehingga komunikasi yang
terjalin belum seintens hubungan saya dengan teman-teman laki-laki.
Minggu kedua berlanjut. Saya mulai mengenal masing-masing
individu yang ada di kelompok ini. Para perempuan mulai terkotak-
kotakkan oleh geng yang mereka buat sendiri. Entah memang disengaja
atau tidak, tapi dari keseharian mereka, terlihat jelas bahwa ada segmentasi
di antara geng-geng itu. Hal ini pun menjadi perbincangan hangat bagi
kaum laki-laki disaat kami mandi di sungai dan bersenda gurau di posko.
Saya bersyukur karena semua itu tidak mengubah kinerja kelompok dalam
melaksanakan program-program kami.
92|RAKERKAB
Minggu ketiga telah usai. Sebagian dari proker kami, yaitu Seminar
Hukum Keluarga, Seminar Hukum Agraria, penambahan fasilitas sekolah,
pembagian bibit tanaman, pembuatan bak sampah dan pengairan untuk
masjid telah selesai dilaksanakan. Para lelaki fokus terhadap program yang
sifatnya fisik dan para perempuan fokus terhadap program yang sifatnya
nonfisik. Semua program berjalan dengan maksimal berkat bantuan dari
masyarakat Bangunjaya dan 18 orang karunia Tuhan yang ada di kelompok
ini.
Memasuki minggu terakhir masalah mulai bermunculan, mulai yang
datangnya dari internal kelompok, yaitu selisih pendapat antara kaum laki-
laki dan perempuan, hingga eksternal kelompok, yaitu birokrasi untuk
Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73
yang terlalu bertele-tele. Namun semua masalah itu dapat berakhir dengan
sendirinya sampai KKN berakhir.
Dengan segala tantangan yang saya dan teman-teman jalani
bersama-sama selama satu bulan ini, cukup untuk kami saling mengenal
dan memahami masing-masing karakter satu sama lain. Dari semua
pelajaran yang saya dapat, kami semua bisa menjadi teman dekat, bahkan
seperti keluarga meskipun pada awalnya saya berpikir kami hanya akan
menjadi teman sebatas hingga akhir kegiatan KKN saja. Kebersamaan kami
di sana tidak akan pernah bisa terlupakan dan tidak akan pernah bisa
digantikan oleh apapun. Terima kasih Rakerkab yang telah memberikan
begitu banyak warna dalam hidup saya meski hanya satu bulan saja.
3. Bangunjaya Membangunkanku
Dilihat dari segi demografinya, mayoritas masyarakat di Desa
Bangunjaya bekerja sebagai petani kebun, pekerja tambang dan sopir. Desa
ini juga memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah dari mulai
tanahnya yang subur ditumbuhi berbagai macam pepohonan dan hasil
tambang dari tanah galian yang ada di seluruh penjuru desa. Namun
keindahan alam yang ada di desa ini perlahan habis digerogoti oleh
perusahaan-perusahaan pertambangan. Gunung-gunung sudah dibeli
untuk digali dan pohon-pohon ditebangi untuk akses jalan truk-truk
pengangkut hasil tambang. Perseroan Terbatas (PT) beroperasi sampai
tengah malam. Kebisingan sudah jadi teman setia menunggu malam dalam
keseharian. Kawasan yang dulunya hijau sudah berganti kecokelatan.
Udara yang dulunya sejuk menenangkan sekarang berdebu menyesakkan.
RAKERKAB|93
Deskripsi yang saya tulis pada paragraf sebelumnya adalah sedikit
gambaran dari kondisi lingkungan Desa Bangunjaya. Masyarakat yang
terbagi menjadi lima pedusunan memiliki sikap dan perilaku yang juga
berlainan. Di dusun tempat saya tinggal, yaitu di Dusun Gosali,
masyarakatnya baik dan ramah. Dengan kehadiran saya di tengah-tengah
mereka, tidak pernah saya seakan dianggap sebagai orang asing. Sebaliknya,
sikap dan perilaku mereka menunjukkan seakan-akan saya adalah bagian
dari mereka. Kedatangan saya di hari pertama disambut dengan hangat oleh
pemuda dan aparat Dusun Gosali. Bukan saya yang menghampiri mereka
tetapi merekalah yang menghampiri saya ke posko KKN. Keterbukaan dan
kedekatan seketika terjalin sejak hari pertama saya menginjakkan kaki di
sana.
Masyarakat Dusun Gosali sangat ramah dan masih menjunjung
tinggi nilai dan adat-istiadat yang telah diwariskan sejak nenek moyang
mereka. Nilai-nilai ke-Islaman masih kental terasa dalam kesehariannya.
Namun amat disayangkan, rasa gotong-royong untuk kebersihan di dusun
ini makin lama makin terdegradasi. Terlihat dari keseharian masyarakatnya
yang individualis dari segi penjagaan lingkungan. Anak-anak muda
terkotak-kotakkan oleh tongkrongan masing-masing. Kerja bakti tak pernah
ramai dilaksanakan hingga kebersihan lingkungan terasa kurang terjaga.
Sungai Cimatuk yang menjadi salah satu sumber kehidupan tercemar
karena sampah dan tinja dari beberapa rumah warga yang menghilir ke
sana. Saya mendengar banyak cerita dari pemuda desa maupun orang tua
bahwa memang keadaan masyarakat di sini terbilang tidak kompak. Rasa
pesimis akan kebersamaan dan kekompakan sudah membumi di hati
kebanyakan orang di dusun ini.
Setelah banyak mengetahui kondisi sosial masyarakat di Dusun
Gosali, saya dan teman-teman yang lainnya mencoba mempersatukan
mereka melalui program kami yaitu pembuatan bak sampah. Setelah
melalui proses perizinan yang rumit karena menunggu keputusan tempat
dari Lurah dan Kepala Rukun Warga (RW), akhirnya kami dan masyarakat
Dusun Gosali mulai membangun bak sampah di dua titik. Dari sini kami
dapat meningkatkan sedikit rasa gotong-royong yang ada pada masyarakat
Dusun Gosali. Tidak hanya sampai di situ, Acara Perayaan HUT RI ke-73
kami coba jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan lagi rasa
kebersamaan mereka dengan membentuk kepanitiaan untuk acara tersebut.
Padahal di tahun-tahun sebelumnya dusun ini tidak pernah membentuk
94|RAKERKAB
panitia untuk Acara Perayaan HUT RI ke-73. Mereka hanya memeriahkan
Hari Kemerdekaan dengan lomba-lomba yang diurus oleh satu orang.
Segala persiapan dan aktualisasi dariAcara Perayaan HUT RI ke-73
sampai akhir penutupan dilakukan oleh masyarakat Dusun Gosali secara
bersama-sama. Penutupan dari acara ini terbilang cukup meriah karena
adanya panggung gembira yang didekorasi secara apik untuk pembagian
hadiah pemenang lomba. Hal ini sedikit mengubah perspektif mereka
mengenai masyarakat yang kurang begitu peduli tentang kebersamaan.
Acara Perayaan HUT RI tahun ini jauh lebih meriah mereka rasakan karena
semua masyarakatikut bekerja sama. Saya sangat bersyukur dengan adanya
KKN ini karena saya dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi
masyarakat di Dusun Gosali untuk lebih sadar terhadap rasa solidaritas dan
kekompakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Selama tinggal di Dusun Gosali, rasa sedih, susah, senang, bahagia,
dan gembira semua berkumpul menjadi satu. Banyak pelajaran yang saya
petik dari perjalanan satu bulan di sini, salah satunya adalah tentang rasa
pesimis terhadap kemampuan orang lain. Segala sesuatu yang dijalani
dengan rasa pesimis akan berakhir dengan hasil tragis, namun segala hal
yang dilandasi dengan rasa optimis hasil akhirnya nanti akan terasa manis.
Satu hal yang luar biasa adalah ketika kami dilepas dengan air mata, dilepas
dengan pelukan baik oleh orang tua, para pemuda dan anak-anak yang
selama ini kami ajari di sekolah maupun di posko. Pelukan hangat serasa
keluarga, enggan melepas kaki dirantau sebulan. Goresan kenangan di
dinding Gosali membuat setapak jejak tak ingin beranjak.
4. Untaian Harapan
Terima kasih untuk teman-teman dan seluruh masyarakat Desa
Bangunjaya, khususnya Dusun Gosali yang telah mengajarkan hal yang
tidak akan saya dapatkan di bangku perkuliahan. Sebulan di sini bersama
teman-teman KKN Rakerkab sangatlah berkesan untuk saya dalam
mengubah diri dan sikap menjadi lebih baik lagi. Banyak sekali cerita dan
peristiwa yang tidak saya sampaikan detailnya pada tulisan ini, namun inti
dari semua itu dapat memacu saya untuk bisa mengubah sikap yang kurang
baik. Tanpa disadari, kita semua sudah menunjukkan sifat-sifat asli kita
yang terkadang positif dan juga negatif. Tak lupa juga kepada masyarakat
Desa Bangunjaya yang mengajari saya untuk hidup sederhana dan selalu
menerima keadaan dengan ikhlas serta selalu semangat dalam menjalankan
RAKERKAB|95
aktivitasnya. Semua mengajarkan cara bagaimana kita bersyukur dan ikhlas
dalam menjalani hidup yang sudah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
Pesan saya untuk Desa Bangunjaya adalah semoga selalu menjadi
lebih maju lagi dan menjadi desa yang religius. Saya juga berharap semoga
Desa Bangunjaya dapat memanfaatkan potensi dalam bidang apapun, serta
harus tetap selalu meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sini. Karena
menurut saya, melalui pendidikan semua bisa berubah menjadi semakin
maju dalam segala bidang. Kemudian tak lupa juga dengan pemuda yang
harus terus berkarya dan meningkatkan potensi yang ada, supaya bisa
membangun desa ini tanpa campur tangan orang-orang asing yang hanya
ingin mengambil keuntungan dari sumber daya di desa ini. Semoga desa ini
menjadi desa yang kompakdi hati setiap individunya dan tidak lagi ada
konflik dalam momen apapun. Jika kita rukun dari hal yang paling kecil,
maka semua akan terlihat indah dan harmonis. Semoga apa yang sebulan
kami rencanakan dan jalankan di sini dapat memberi manfaat sendiri untuk
seluruh masyarakat Bangunjaya.
Untuk teman-teman saya yang ada di KKN Rakerkab, semoga
kalian menjadi orang yang sukses serta dapat mencapai segala cita-cita
yang sudah direncanakan di hidup kalian, berakhlak mulia ke depannya,
dan tidak lupa dengan satu sama lain. Semoga pertemanan kita semua tidak
sebatas pada KKN saja. Saya harap pertemanan ini bisa membawa
keberkahan sendiri dan juga menjadi kenangan dalam hidup kalian masing-
masing. Sekali lagi terima kasih untuk semua teman teman yang ada di
kelompok ini. Terima kasih untuk satu bulan yang sangat berkesan dan
selalu terkenang di hati.
96|RAKERKAB
-B-
MERANGKUL BANGUNJAYA
Oleh :Ahmad Pebian
Fakultas Sains dan Teknologi – Agribisnis
1. Persepsi Pra KKN
Nama saya Ahmad Pebian, biasa dipanggil Apeb. Saya berasal dari
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis), Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
angkatan 2015.
Pada kesempatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) saat ini, saya berada
pada Kelompok KKN 112. Saya dan teman–teman Kelompok 112 sepakat
memberi nama kelompok ini dengan sebutan Kelompok KKN Rakerkab 112
(Rangkul Kebaikan Bersama Desa Bangunjaya). Kenapa Kelompok KKN
Rakerkab 112 ini mengambil kalimat ―Rangkul Kebaikan‖ adalah karena
para anggota Kelompok KKN Rakerkab 112 ini berpendapat bahwa kita
harus bisa menjalankan KKN tahun 2018 ini dengan rasa ikhlas terhadap
apa yang kita akan kerjakan, terhadap apa yang akan kita rasakan, dan
menanamkan diri bahwa kita harus bisa merangkul kebaikan yang terdapat
di desa yang Kelompok KKN Rakerkab 112 kami dapatkan, yaitu Desa
Bangunjaya.
Kuliah Kerja Nyata? Awal saya mendengar istilah itu, yang
terinterpretasi oleh diri saya adalah suatu kewajiban mahasiswa tingkat
akhir untuk melaksanakan tugas sebagai seorang mahasiswa yang tertera
dalam salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian
Masyarakat. Sebagai seorang mahasiswa, tentu wajib hukumnya
menjalankan satu dari tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat adalah kegiatan yang tidak asing
lagi bagi saya karena sebelumnya, di tingkat jurusan, saya sudah pernah
melaksakan kegiatan pengabdian masyarakat di daerah Bogor walaupun
waktunya hanya satu minggu. Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari
kegiatan tersebut dan saya berharap di KKN kali ini saya bisa memperbaiki
serta menyalurkan kemampuan dan pengalaman saya. Dalam pengabdian
masyarakat, saya belajar banyak hal. Yang terpenting dalam pengabdian
RAKERKAB|97
adalah mengeksplorasi, meningkatkan, dan memberikan nilai tambah
terhadap desa yang kita abdikan, bukan hanya sekadar memberikan
pelayanan, memberikan sumbangan, dll.
Selain karena tuntutan tugas kuliah KKN ini, saya ingin benar–
benar memberikan pengabdian yang berarti terhadap warga desa pada
kegiatan KKN ini. Sepengalaman saya ketika melakukan pengabdian
masyarakat yang sudah-sudah, warga desa sangat antusias terhadap
kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat. Mereka menganggap
kehadiran mahasiswa dapat memberikan suatu perubahan yang berarti
terhadap desa mereka. Di sisi lain, warga desa yang masih sangat tradisonal
masih membutuhkan motivasi untuk berpikir jauh ke depan, sehingga
kegiatan KKN ini masih sangat diperlukan. Maka dari itu, saya dengan hati
yang ikhlas ingin mengikuti KKN ini.
Latar belakang akademis saya sebagai mahasiswa Agribisnis
membuat saya tentunya harus bisa paham terhadap bidang pertanian.
Banyak pelajaran di dalam kampus yang memberikan saya bekal
kompetensi di bidang pertanian untuk disalurkan dalam KKN ini. Lokasi
tempat pelaksanaan KKN saya berada di Kabupatan Bogor, daerah yang
memang pada dasarnya memiliki demografi masyarakat dengan mata
pencaharian sebagai petani. Pertanian di desa masihlah sangat tradisional,
masih menggunakan pupuk kimia, dan masih sangat tergantung terhadap
alam.
Dengan kompetensi yang saya miliki, saya ingin membagikan ilmu
tentang bagaimana bertani secara organik, bagaimana cara mengolahnya
dan memberikan sosialisasi terhadap bagaimana dampak yang dihasilkan
jika terus menggunakan pupuk kimia. Selain itu, saya ingin memberikan
penyuluhan terhadap proses pembuatan bibit dan benih secara generatif
dan vegetatif sesuai dengan aturan yang benar, dan yang terakhir saya ingin
memberikan pelatihan serta penyuluhan untuk membuat nilai tambah
terhadap suatu produk hasil pertanian.
Pelatihan pengolahan terhadap hasil panen menurut saya sangat
diperlukan karena kebanyakan petani kita sampai saat ini tidak bisa maju
sebab hasil panen mereka dibeli murah, sedangkan untuk produksi kembali
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, saya ingin
memberikan pelatihan bagaimana memberikan nilai tambah terhadap
sebuah produk, baik dengan pengolahan makanan ataupun melalui cara
pengemasan hasil pertanian yang dikemas yang baik. Selain bidang
98|RAKERKAB
pertanian saya juga ingin membagikan cara bagaimana mengolah limbah di
masyarakat, tentang bagaimana mengolah limbah daur ulang maupun
menghancurkan limbah tersebut karena pengolahan limbah daur ulang
sangat berguna di masyarakat. Mengolah limbah sebagai alat yang bisa
digunakan kembali, mengolahnya sebagai aksesoris serta mengolahnya
sebagai pupuk organik.
Saya mengganggap KKN ini sebagai suatu momentum untuk proses
pengabdian masyarakat, proses pembelajaran dan banyak lagi. Banyak
hikmah yang bisa saya ambil dari setiap kegiatan yang saya akan lakukan di
KKN, salah satunya adalah untuk mempelajari hidup agar terus merasa
bersyukur terhadap apapun itu mau baik ataupun buruk dan yang
terpenting adalah saya dapat melakukan setiap aktivitas dengan hati yang
ikhlas dan penuh bersyukur sesudah KKN ini.
2. Persepsi Terhadap Kelompok KKN Rakerkab 112 KKN
Awal pertama saya mendengar kabar pembagian Kelompok KKN
Rakerkab 112 saya cukup kaget karena hasil pembagian Kelompok KKN
Rakerkab 112 tersebut dibagi dengan formasi tiga belas orang perempuan
dan enam orang laki–laki. Hasil formasi yang pembagian selisihnya antara
laki-laki dan perempuan adalah 1:2. Setelah pembagian Kelompok KKN
Rakerkab 112, saya dan Kelompok KKN Rakerkab 112 akhirnya
mengadakan pertemuan awal untuk perkenalan dan pembentukan struktur
keanggotaan. Pada awal pertemuan, hanya sebagian kecil yang bisa hadir,
mungkin hanya separuh dari total anggota Kelompok KKN Rakerkab 112
ini. Saya ingin memulai obrolan dan bercanda pun rasanya canggung karena
mayoritas teman–teman masih pada pendiam dan jaga sikap satu sama lain.
Waktu berlalu dan pembekalan terkait KKN 2018 oleh Pusat Pengabdian
Masyarakat (PPM) diadakan agar pelaksanaan pengabdian dapat berjalan
dengan lancar dan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan oleh
PPM.
Dari pembagian Kelompok KKN Rakerkab 112 sampai sebelum
pelaksanaan KKN, kami sering mengadakan kumpul untuk pembahasan
nama kelompok, program kerja, dan lain-lain. Dalam pertemuan tersebut,
muncul sebuah nama kelompok, yaitu Rakerkab (Rangkul Kebaikan
Bersama Desa Bangunjaya). Nama ini diambil supaya dalam pelaksanaan,
kami selalu menanamkan diri untuk memberikan nilai–niai kebaikan untuk
Desa Bangunjaya. Banyak hal yang menarik dalam proses kumpul pra–KKN,
RAKERKAB|99
mulai dari Kelompok KKN Rakerkab 112 yang tidak pernah lengkap sampai
dengan kebingungan menentukan tempat kumpul. Setelah sering
mengadakan pertemuan dan kenal satu sama lain, ternyata Kelompok 112
ini merupakan kelompok yang seru, pemikiran setiap anggotanya hebat-
hebat, dan bercandaannya asyik–asyik. Menurut saya, ini akan menjadi
bekal berharga untuk satu bulan kegiatan KKN ini.
Kelompok KKN Rakerkab 112 ini memiliki mahasiswa-mahasiswa
dengan latar belakang keilmuan yang berbeda–beda. Tentunya banyak hal
yang unik dalam cara berpikir dan sudut pandang. Namun, dalam
Kelompok KKN Rakerkab 112, saya merasakan hal perbedaan itu bukanlah
suatu kendala, namun menjadi suatu hal yang menjadi kekuatan kita untuk
saling melengkapi kekurangan individu satu sama lain. Dengan
kebersamaan yang dari awal dibentuk mulai dari rapat di lobi kampus
sampai makan bersama, ini merupakan suatu modal berharga untuk
menjalin kebersamaan yang akan kami lakukan selama satu bulan KKN.
Aset yang dimiliki Kelompok KKN Rakerkab 112 saya cukup
beragam karena memang dari dasar keilmuan yang beragam juga. Mulai
dari di Bidang keilmuan Pertanian, Bidang Agama, Bidang Sosial, Bidang
Pendidikan, serta Bidang Seni dan Budaya. Banyak dari Kelompok KKN
Rakerkab 112 saya jago untuk mengajar ngaji, kesenian, silat, menari,
membuka les mata pelajaran akademik, serta mengadakan berbagai
penyuluhan baik penyuluhan lingkungan hidup, penyuluhan hukum, dan
penyuluhan pertanian.
Awal kegiatan KKN di desa dibuka Kelompok KKN Rakerkab 112
kami dengan mulai beradaptasi dengan warga desa. Kami pun mulai harus
terbiasa dengan kegiatan yang ada di Desa Bangunjaya ini. Banyak sifat
yang sebelumnya muncul pada pra–KKN, di sini mulai kelihatan sifat dan
karakter masing–masing. Ada yang pemalas, ada yang pemarah, ada yang
tidak nyaman di keramaian, ada yang tidak terbiasa dengan kegiatan yang
ada di desa, ada yang sangat senang dengan kegiatan yang ada di desa dan
ada yang baru mulai kegiatan sudah rindu dengan orang tua di rumah. Sifat
dan karakter individu masing-masing mulai kelihatan sejak hari pertama
sampai tujuh hari awal kami melaksanakan KKN ini. Keegoisan diri pun
banyak yang timbul. Namun, enam sampai sepuluh hari berikutnya kami
mulai saling mengerti satu sama lain, kami mengerti karakter kami
berbeda–beda, kami mulai mengerti bahwa satu sama lain tidak bisa
disamakan. Perbedaan sifat dan karakter kami ini semakin lama mulai kami
100|RAKERKAB
turunkan sendiri–sendiri untuk saling mengerti satu sama lain, untuk
saling paham kebutuhan Kelompok KKN Rakerkab 112 itu apa, dan yang
terpenting adalah untuk sadar akan intensi kami semua ada di sini. Seiring
berjalannya waktu, kami saling melengkapi kekurangan satu sama lain
sehingga kami merasakan sebuah keluarga baru yang baru saja terbentuk,
yaitu keluarga KKN Rakerkab 112 UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
Dalam proses beradaptasi dengan warga desa dan dalam
kegiatannya, banyak terjadi permasalahan unik yang terjadi di lapangan.
Misalnya adalah kesulitan berkomunikasi dengan beberapa warga desa
yang dominan berbahasa Sunda, dan sulitnya mendapatkan air karena
daerah Kelompok KKN Rakerkab 112 kami merupakan daerah yang sulit air
bersih untuk kegiatan rumah tangga. Hingga pada suatu saat, terjadi hal
unik ketika kamar mandi di rumah kontrakan anggota mahasiswi KKN
airnya mati total. Kami berkumpul untuk mencari solusi terhadap
permasalahan tersebut. Akhirnya muncullah sebuah ide unik yaitu dengan
mendirikan jamban di daerah pingiran sungai untuk mandi dan cuci baju.
Mungkin pembangunan jamban terdengar sangat aneh bagi warga desa
sebab masyarakat desa sudah terbiasa beraktivitas tanpa jamban tersebut.
Untuk mendirikan jamban tersebut, mahasiswa KKN otomatis harus
melakukan sosialisasi agar masyarakat terbiasa menggunakan jamban di
pinggiran sungai tersebut. Dengan adanya jamban, masyarakat bisa merasa
lebih aman dan terjaga dibanding apabila harus buang air di bantaran
sungai tanpa jamban.
Kisah kedua adalah permasalahan piket. Dalam Kelompok KKN
Rakerkab 112, kewajiban piket diatur secara diskriminatif bagi para laki-
laki karena para laki-laki harus mengerjakan tugas program fisik yang
cukup berat sekaligus harus membeli air minum, dan mencuci piring,
sementara para perempuan hanya dapat tugas memasak saja. Banyak
konflik yang terjadi karena merasa keberatan terhadap hal tersebut. Para
perempuan sedikit egois juga terhadap hal tersebut. Pada akhirnya saya dan
para laki–laki memberikan solusi untuk mengubah ulang jadwal piket yang
disusun oleh kaum perempuan dengan membuat jadwal piket ulang secara
bersama-sama, bukan hanya satu pihak. Dari situ solusi disepakati dan
akhirnya kami dapat menjalankan kegiatan baik program kerja dan
kegiatan rumah secara bersama–sama.
3. Persepsi Terhadap Desa Penempatan
RAKERKAB|101
Persepsi saya terhadap penempatan tempat saya akan
melaksanakan KKN di Desa Bangunjaya ini berawal dari sebuah survei pra–
KKN. Pertama kali kami datang ke Kantor Kelurahan Bangunjaya, kami
mendapatkan sambutan yang hangat dari seorang aparat desa. Beliau
langsung mengantarkan kami ke rumah Pak Enjek Nurjaya selaku Lurah
Bangunjaya. Sesampainya di rumah Pak Lurah, kami disambut dengan
sangat baik oleh Pak Lurah yang kelihatannya sangat senang dengan
kedatangan kami, mahasiswa KKN ini. Pak Lurah banyak menceritakan
bahwa dua tahun belakangan, Desa Bangunjaya ini selalu dihadiri oleh
mahasiswa KKN dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pertama di Dusun
Cimapag dan yang kedua di Dusun Sentuk. Pak Lurah kemudian
menawarkan kami untuk memilih dusun manakah yang kiranya akan
dijadikan tempat pelaksanaan KKN tahun 2018 ini. Opsi pertama adalah
Dusun Gosali, dan yang kedua Dusun Cimapag Hilir. Dari kedua pilihan
tersebut, akhirnya kami memilih Dusun Gosali, karena dusun ini belum
pernah didatangi oleh mahasiswa KKN dan kondisinya cukup
memprihatinkan, baik dari sisi pendidikan maupun sisi sosialnya.
Pada survei berikutnya, kami datang ke Dusun Gosali untuk
bersosialisasi dan mencari rumah kontrakan untuk kami tinggali selama
satu bulan pelaksanaan KKN. Di Dusun Gosali, kami diantar oleh staf
kelurahan bernama Pak Aleng. Beliau memperkenalkan kami dengan
Kepala Rukun Warga (RW), Kepala Rukun Tetangga (RT), Pak Ustadz,
tokoh masyarakat dan warga desa lainnya. Akhirnya kami menemukan satu
rumah yang bisa dikontrak, yaitu rumah milik Pak Abay untuk para
mahasiswi dan satu rumah milik Saih untuk para mahasiswa yang laki-laki.
Hari pertama kami datang ke Dusun Gosali, warga desa menyambut
dengan sangat hangat kedatangan kami, mulai dari anak–anak, pemuda,
ibu–ibu dan bapak–bapak. Mereka menunjukkan antuasiasme yang tinggi
terhadap kedatangan Kelompok KKN Rakerkab 112. Hampir setiap hari
kami didatangi oleh ibu–ibu yang memberikan kerupuk, rengginang, buah–
buahan, serta makanan lain. Dari situ, saya terpesona dengan warga Dusun
Gosali ini karena warga di sini merupakan warga yang sangat ramah, sangat
menerima, dan sangat antuasias dengan penuh harapan akan kehadiran
Kelompok KKN Rakerkab 112 dari UIN Syarif Hidayatullah. Hari
berikutnya, saya mulai menjelajah Dusun Gosali ini sambil bersilaturahmi
dengan warga desa. Saya menjelajah mulai dari kondisi lingkungan sekolah.
Tampak luar memang terlihat biasa saja, namun setelah saya melihat dari
102|RAKERKAB
kaca, saya dikagetkan dengan langit-langit sekolah yang rusak dan ambruk
sehingga bolong pada bagian atasnya. Di sisi lain, saya melihat papan tulis
yang sudah banyak patah dan menurut saya kurang layak sebagai sebuah
sekolah dasar milik pemerintah ini. Setelah lingkungan sekolah, saya
menjelajah ke lingkungan sungai. Sesampainya saya di sungai saya terkejut
dengan sebuah penampakan sungai yang alirannya kecil dan di pinggirnya
dipenuhi oleh tumpukan sampah. Padahal sungai tersebut adalah tempat
aktivitas rutin masyarakat desa untuk mencuci baju, mengambil air untuk
masak, hingga mandi. Selanjutnya saya menjelajah ke tempat ibadah yang
merupakan satu–satunya masjid di desa tersebut. Ternyata warga di sana
masih menganut budaya ―aspek‖ (anti-speaker). Jadi, tidak diperkenankan
untuk menggunakan pengeras suara atau speaker untuk kegiatan adzan dan
lain–lain lingkungan masjid.
Di Dusun Gosali, saya sangat banyak bergaul dengan para petani
ibu–ibu. Petani tersebut bernama Nenek Saini yang mempunyai banyak
kebun dan sawah. Bersama beliau, saya diajak untuk menamam padi atau
bisa disebut menandur (menanam teknik mundur) dan selanjutnya saya
diajak untuk memanen buah–buahan untuk diberikan kepada teman–
teman KKN. Oleh anak Nenek Saini, saya diajarkan untuk membuat sebuah
makanan khas daerah tersebut, yaitu opak dan renggining yang berbahan
dasar singkong dari kebun sendiri.
Selain dengan ibu–ibu, sayapun banyak bergaul dengan pemuda
desa khususnya dengan Kang Dado alias Jambul. Bersama beliau, saya
diajak untuk berkenalan dengan tokoh–tokoh desa. Bersama Kang Jambul,
saya juga diajak untuk memeras madu dan memetik jamur. Saya juga
melakukan kegiatan tukar pikiran dengan beliau dan beliau sangat senang
dengan saya karena beliau sangat suka dengan pertanian.
Suatu hari saya mengalami sakit diare dan masuk angin. Dengan
sakit tersebut, saya terhambat untuk melakukan aktivitas. Saya tidak
menyangka ternyata datang seorang ―malaikat‖ yang bernama Bibi Heri.
Beliau merupakan ibu bagi mahasiswa selama proses KKN. Dengan
datangnya Bi Heri, saya diobati dengan cara dikerok dan diurut. Tidak lama,
Kang Jambul dan teman–teman pemudanya pun datang untuk menjenguk
saya dengan membawakan bubur dan buah–buahan. Dari situ saya sangat
terharu. Sungguh tidak bisa diucapkan dengan kata–kata mengenai
kebaikan warga Gosali ini.
RAKERKAB|103
Setelah sembuh, kami bersama pemuda dan bapak–bapak
melaksanakan program pembuatan bak sampah, gapura, pengecetan
jembatan, dan pengadaan air secara gotong royong dengan disponsori
minuman dan makanan oleh ibu-ibu di sana. Dengan gotong royong saya
sangat merasakan suatu rasa kekeluargaan baru yang susah dan senang
untuk bersama dan mendapat banyak pelajaran dari semua yang telah
dilakukan di desa ini.
Pelajaran terpenting adalah, di sana saya merasakan bahwa jika kita
bekerja secara ikhlas, maka kita tidak akan merasakan lelah atau pusing
dan apa yang kita kerjakan akan bermanfaat. Di sana saya banyak belajar
pentingnya untuk saling menghargai satu sama lain tanpa melihat dia itu
siapa dan dia telah memberikan apa.
4. Harapan Untuk Bangunjaya
Desa Bangunjaya dan Dusun Gosali… Di sana saya mendapatkan
banyak pelajaran, di sana saya dapat banyak keluarga baru, dan di sana saya
dapat memahami tentang apa artinya sebuah kehidupan. Bersama warga di
sana, saya mengetahui banyak hal dan selama di sana saya melakukan
banyak aktivitas. Banyak kegiatan positif yang dapat saya ambil dari desa
tersebut dan banyak pula kegiatan yang masih negatif dan harus diperbaiki,
bukan untuk ditinggalkan. Kebanyakan warga di sana mempunyai jiwa
haus pengetahuan yang sangat tinggi, terlihat dari beberapa kegiatan
seminar dan penyuluhan yang kami lakukan. Mereka begitu antusias untuk
hadir dan mempelajari suatu hal baru.
Mayoritas warga di sana bermata pencaharian sebagai petani dan
buruh penambangan batu dan pasir. Sedangkan tidak sedikit juga yang
mengganggur. Harapan saya untuk Desa Bangunjaya ini adalah supaya lebih
terbuka untuk hal baru, jangan mudah menyerah untuk mempelajari suatu
hal yang baru, dan jangan hanya bertumpu pada masalah yang tidak dicari
solusinya. Sebagai contoh, mereka harus banyak mempelajari tentang
bagaimana produksi jamur tiram, bagaimana produksi madu dan hal baru
lainnya yang bisa dieksplorasi. Jangan pernah minder karena tidak
menempuh pendidikan yang memadai. Bukan berarti bahwa mereka bodoh
dan bukan berarti tidak punya harapan. Ini adalah suatu pukulan berarti
untuk kita berubah dan mengubah ke mana masa depan kita nantinya.
104|RAKERKAB
Mulailah kebiasaan baik seperti buang sampah pada tempatnya,
membersihkan lingkungan sampai dengan rutin untuk membaca.
Hal yang sudah saya berikan untuk warga di Bangunjaya ini
tidaklah banyak, hanyalah sebatas pemberian dua buah penampungan
sampah dan beberapa penyuluhan terhadap pertanian seperti proses
budidaya jamur dan lebah hingga pertanian organik. Semoga apa yang saya
berikan dapat bermanfaat dan berkelanjutan untuk kebangkitan Desa
Bangunjaya ini.
RAKERKAB|105
-C-
PENGALAMAN BERHARGA DI DUSUN GOSALI
Oleh : Alwi Alawiyah
Fakultas Adab dan Humaniora–Tarjamah
1. Pengenalan Sebelum KKN
Tak terasa waktu yang saya lalui begitu cepat. Baru saja rasanya
kemarin menyelesaikan daftar ulang Seleksi Prestasi Akademik Nasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN PTKIN), kini saya sudah
berada di penghujung semester akhir perkuliahan. Maret lalu, saya
mendapatkan info dari teman-teman mahasiswa lain untuk segera
mendaftarkan diri mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Lalu,
sayapun membuka akun Academic Information System (AIS) dan mengisi
formulir pendaftaran peserta KKN. Alhamdulillah, selang beberapa bulan,
sayapun mendapatkan kelompok KKN yang dibagikan oleh Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Saya menemukan nama saya
tertera di salah satu kelompok, yaitu Kelompok 112.
KKN merupakan salah satu program pendidikan tinggi di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang didasari
oleh pemikiran bahwa mahasiswa adalah calon sarjana sebagai penerus
pembangunan yang juga harus dapat bekerja untuk memecahkan masalah-
masalah pembangunan yang ada dalam lingkungan masyarakat. Dengan
adanya KKN ini, tentunya kami sebagai mahasiswa memiliki tujuan, baik
untuk diri kami. Saya sendiri ingin mengaplikasikan kemampuan,
pengetahuan dan pemahaman yang telah diperoleh di bangku perkuliahan
kepada masyarakat. Kedua, saya ingin memperdalam atau mendewasakan
cara berpikir dan meningkatkan daya penalaran dalam melakukan
penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah secara ilmiah.
KKN merupakan pengaplikasian dan pengabdian lintas ilmu dari
para mahasiswa kepada masyarakat. Sudah selayaknya mahasiswa
mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian dari anak
bangsa untuk bangsa. Pada dasarnya, ilmu yang didapatkan dari bangku
perkuliahan hanya secuil pembelajaran formal. Mahasiswa dituntut untuk
menjadi jiwa yang mandiri, dalam artian ia harus menggali ilmu tersebut
secara mandiri. Pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan di luar
106|RAKERKAB
kelas amat sangat berharga. Karena dosen yang berada di kelas hanya
sebatas menuntun.
Saya dan teman-teman mahasiswa lainnya mengalami kegalauan
karena akan melaksanakan KKN, namun pada akhirnya saya tetap harus
mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh pihak kampus ini. Tak lama
berselang, saya dan teman-teman lainnya mendapat info tanggal untuk
Acara Pembekalan KKN. Acara Pembekalan KKN sengaja dibagi ke
beberapa hari, karena memang kapasitas mahasiswa angkatan 2015 tidak
mencukupi Auditorium Harun Nasution. Acara Pembekalan KKN
terhitung dari tanggal 24-27 April. Sayapun mendapatkan sesi Acara
Pembekalan tanggal 26 April, tepatnya hari Kamis di Auditorium Harun
Nasution.
Dalam pelaksanaan KKN ini, saya merasa bersemangat dan mulai
memfokuskan diri. Dari awal Acara Acara Pembekalan KKN, kita dilatih
oleh Pak Syarif untuk berdisiplin. Disiplin dalam ketepatan waktu dan
disiplin dalam acara. Seluruh mahasiswa dilarang menggunakan telepon
seluler (ponsel) saat Acara Pembekalan sedang berlangsung. Sayapun
memperhatikan poin demi poin yang dipaparkan oleh narasumber.
Akhirnya, dari situlah saya mulai sedikit memahami bahwa saat ini saya
harus mengabdikan diri untuk masyarakat. Banyak masyarakat yang
membutuhkan kita, banyak masyarakat yang ingin mengikuti jejak kita.
Dari situlah peran mahasiswa mengabdikan dirinya kepada masyarakat
akan dimulai.
Rasa resah dan gelisahpun melanda, karena itulah awal pertama kali
kami mengadakan perkumpulan dengan teman-teman yang ada di
Kelompok 112. Saya tidak mengenal satu per satu teman-teman sekelompok
saya. Seketika pelataran-pelataran di sekitar Auditoriumpun penuh dengan
mahasiswa KKN yang ingin berkumpul. Namun, alhamdulillah kami
mendapatkan pelataran kosong untuk kami berkumpul. Setelah Acara
Pembekalan selesai, saya dan teman-teman melakukan rapat perdana
kelompok di samping Auditorium Harun Nasution. Satu-persatu kamipun
datang ke tempat tersebut. Sambil menunggu teman lainnya hadir di
perkumpulan, saya berbincang-bincang dan berkenalan dengan teman di
samping saya. Obrolan demi obrolanpun kami perbincangkan hingga
beberapa dari Kelompok 112 telah hadir berkumpul dan rapat perdanapun
dimulai. Salah satu anggota kelompok yang bernama Putri Utami memulai
pembahasan dan perkenalan di antara kami. Dari awal kami mendapatkan
RAKERKAB|107
info pembagian kelompok, dia yang paling cekatan membuat forum
komunikasi Kelompok 112 melalui grup WhatsApp. Kamipun
memperkenalkan diri satu persatu secara bergiliran. Saya dengan teman-
teman lainnya datang dari berbagai fakultas. Awalnya kelompok kami
terdiri dari 19 orang, namun ternyata, salah satu dari kami yang bernama
Latifah Rahmi lolos untuk mengikuti KKN Kebangsaan, sehingga iapun
harus berpisah dengan kami. Namun, seminggu setelah itu kami
mendapatkan teman baru dari jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang
bernama Astrid Haura.
Satu persatu saya beserta teman-teman memperkenalkan diri. Kami
memperkenalkan diri kepada teman-teman dari mulai nama, jurusan, dan
asal. Karena saat itu kami, terutama saya tidak mengenal satu sama lain.
Dipertemuan itulah kami saling memperkenalkan diri. Ternyata, teman-
teman saya berasal dari berbagai macam fakultas. Ada yang dari Fakultas
Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH),
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom), Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). Sebagian dari mereka ada yang indekos dan ada juga
yang tinggal di rumah mereka sendiri. Adapun saya, saya bermukim
disebuah pondok yang tidak jauh dari kampus.
Kami mengawali perkenalan perdana dengan membentuk struktur
keanggotaan di Kelompok 112. Saat itu, Kelompok 112 belum diberi nama.
Pemilihan ketuapun dilakukan. Tata cara pemilihan awalnya dibebaskan,
siapapun berhak mengajukan diri. Namun, tidak ada satupun dari kami
yang mengajukan. Akhirnya, diputuskan bahwa laki-laki yang harus
menjadi ketua kelompok. Kamipun melakukan sistem voting untuk
beberapa calon ketua. Maka, mahasiswa bernama Abdul Mufahir dari
jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FITK dinyatakan menjadi
Ketua Kelompok 112.
Beralih ke Badan Pengurus Harian (BPH), kami melakukan
pemilihan untuk mencari sekretaris dan bendahara. Ada beberapa orang
yang mengajukan diri untuk menjadi BPH, namun saat itu kami masih
kekurangan pesonil untuk Divisi Sekretaris.Awalnya saya ditunjuk menjadi
sekretaris, namun saya mengundurkan diri dari jabatan sekretaris karena
suatu hal yang bersifat pribadi.
108|RAKERKAB
Dalam sebuah struktur keanggotaan, tidak hanya ada ketua,
sekretaris dan bendahara. Tentu harus ada divisi-divisi di bawahnya untuk
menyempurnakannya. Ada beberapa divisi yang kami bentuk, yaitu Divisi
Hubungan Masyarakat (Humas), Divisi Acara, Divisi Perlengkapan, Divisi
Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi, Divisi Konsumsi, dan Divisi
Sponsorship. Kamipun mulai mengajukan diri untuk menempati bagian-
bagian yang diinginkan. Selebihnya dipilih sesuai dengan bidangnya
masing-masing.Pada rapat pertama ini, belum semua anggota kelompok
bisa hadir.Alhasil, rapat perdana ini hanya bermanfaat sebagai sarana untuk
lebih mendekatkan dan memperkenalkan diri antara satu sama lain.
Selanjutnya saya melakukan rapat kedua bersama Kelompok 112.
Dirapat itu kamipun mematenkan semua divisi dan mulai mengatur jadwal
survei. Adapun struktur yang dipatenkan ialah: Ketua: Abdul Mufahir
(FITK); Wakil: Muhammad Utsman Mubarok (FSH); Sekretaris: Balqis
Hanifah (FST) dan Astrid Haura (FISIP); Bendahara: Shahara Putri Gusevi
(FEB) dan Latipah (FSH); Divisi Humas: Putri Utami (FITK) dan Wildan
Aulia Rahman (Fidkom); Divisi Acara: Rifqoh Nur Afifah Zaen (FST),
Melia Septiyani Heryaman (FITK), dan Shandy Kartika (FSH); Divisi
Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi: Animatun Fatimah (FU) dan
Muhammad Syahrul Akbar (FU); Divisi Konsumsi: Alwi Alawiyah (FAH)
dan Putri Diyah Febriyanti (FITK); dan Divisi Sponsorship: Ahmad Pebian
(FST).
Kami mendapatkan lokasi KKN di Desa Bangunjaya, Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kami melakukan survei pertama tanggal 12 Mei
2018 ke Desa Bangunjaya. Untuk sampai di Desa Bangunjaya, kami
memerlukan waktu sekitar empat jam. Survei pertama kami tujukan untuk
bersilaturahmi dan bertemu dengan Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya
untuk meminta perizinan KKN. Survei pertama hanya diikuti oleh
beberapa orang saja, di antaranya adalah Abdul Mufahir, Wildan, Ani, Alwi,
Latipah, Putri, Meli, Syahrul, Piyu, dan Banu. Alhamdulillah survei berjalan
lancar dan disambut hangat oleh Bapak dan Ibu Lurah.
Setelah sebulan lamanya kami mempersiapkan diri untuk mengikuti
kegiatan KKN ini dari mulai mendaftar, acara pembekalan, hingga survei.
Akhirnya tepat pada tanggal 20 Juli 2018, saya beserta 18 orang lainnya
berangkat menuju Desa Bangunjaya. Desa Bangunjaya memiliki lima Dusun,
yaitu Dusun Cibungur, Nanggung, Gosali dan Sentuk, Cimapag Barat dan
Cimapag Hilir. Ketika survei kemarin, kami membandingkan beberapa
RAKERKAB|109
dusun untuk dijadikan pusat kegiatan kami. Beberapa dusun kami anggap
sudah maju, seperti Dusun Cibungur dan Nanggung. Oleh karena itu, kami
memilih Dusun Gosali dan Sentuk untuk menjadi pusat kegiatan kami.Di
sini kelompok KKN kami telah memiliki nama, yaitu Rakerkab (Rangkul
Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya).
2. Beradaptasi BersamaTeman-Teman
Pada 20 Juli 2018, kaki ini menapaki Dusun Gosali dengan penuh
harapan. KKN-pun dimulai, tentunya saya beserta teman-teman lainnya
berangkat dengan penuh niat. Diawali dengan bismillah, saya berangkat dari
rumah dengan diantar oleh kakak menuju Dusun Gosali, Desa Bangunjaya.
Teman-teman yang lain berangkat bersama-sama dari Kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menggunakan mobil pribadi. Karena jarak rumah saya
menuju Desa Bangunjaya terbilang dekat, sayapun memutuskan untuk
berangkat sendiri, tidak bersama dengan mereka.
Hidup bersama 18 orang lainnya penuh suka dan duka. Kami
menempati rumah kontrakan yang kami jadikan pos komando (posko)
KKN selama sebulan. Sungguh hati ini sangat resah dan gelisah. Bagaimana
saya bisa cepat beradaptasi di sana? Pertanyaan itu sering kali muncul
dalam pikiran. Sayapun datang ke Dusun Gosali melewati jalanan yang
terjal. Ini baru langkah awal, di dalamnya masih akan banyak terjal
kehidupan yang nyata. Alhamdulillah, hari pertama saya masih merasakan
kenyamanan. Suasana di posko yang ramai dan penuh dengan barang-
barang membuat saya tergegas untuk membereskannya. Alhamdulillah saya
ditempatkan di Kelompok 112 yang begitu ramah dan solidaritasnya tinggi.
Setelah maghrib tiba, saya, sebagai Divisi Konsumsi mulai mempersiapkan
makanan untuk teman-teman lainnya. Untungnya, ada beberapa sayuran
yang saya bawa untuk persiapan makan hari ini. Sayapun memasak dengan
bahan yang ada. Memasak untuk 19 orang tidaklah mudah, saya bertanya
kepada partner saya bagaimana porsi bumbu untuk memasak sebanyak itu.
Alhamdulillah semua teratasi dengan baik, karena kami saling melengkapi
satu sama lain. Kamipun makan bersama untuk pertama kalinya di Dusun
Gosali tempat kami tinggal selama KKN.
Malam semakin larut, kami menyewa dua rumah untuk ditempati.
Antara laki-laki dan perempuan dipisah. Di posko perempuan, hanya ada
kamar tidur satu yang di dalamnya ada pendingin udara. Karena kamar
110|RAKERKAB
tidur yang tidak mencukupi, saya, Balqis, Shandy, Piyu, Ani dan Latipah
tidur diruang tengah beralaskan tikar yang kami bawa dari rumah. Sayapun
menikmati keadaan ini walau dengan tempat seadanya.
Saya mulai menyesuaikan diri ditempat ini. Sungguh sangat sedih
ketika mendengar di posko kami airnya tidak ada. Saya menumpang kepada
masyarakat sekitar untuk mandi. Alhamdulillah, masyarakat Dusun Gosali
sangat ramah menyambut kami. Warga yang pertama saya kenal ialah Ibu
Sari. Beliau sangat baik kepada saya dan menawarkan mandi di rumahnya.
Tidak hanya saya, teman-teman lainnya pun mulai bersosialisasi kepada
masyarakat bahwa ada kegiatan KKN di Dusun Gosali.
Keesokan harinya, saya beserta Linda dan Sasa mendapat jadwal
piket. Jarak yang jauh ke pasar menjadi kendala untuk saya berbelanja
bahan masakan hari itu. Akhirnya, Ibu Heri memberitahu saya bahwa di
daerah Dusun Nanggung terdapat penjual sayur yang menjual bahan-bahan
memasak dengan lengkap. Saya dan teman saya akhirnya pergi ke sana.
Saya harusmelewati jalanan yang terjal selama sepuluh menit untuk sampai
ke sana. Setelah beberapa hari tinggal di Dusun Gosali, beberapa rumah
warga air sumurnya habis karena kami pakai. Kamipun merasa malu dan
tidak enak jika harus selalu menumpang ke warga sekitar. Alhamdulillah di
musim kemarau ini, lokasi KKN saya tidak jauh dari sungai. Sungai itulah
yang biasa dipakai warga untuk mencuci dan mandi. Saya bersama Latipah
dan Ani mulai menelusuri sungai untuk mandi. Ada salah satu warga yang
sangat peduli kepada kami dan membuatkan jamban untuk kami mandi,
yaitu Pak Hasan. Beliau sangat baik dan peduli kepada kami sehingga
membuatkan kami jamban. Saya sangat senang dan bersyukur, sehingga
tidak setiap hari saya harus menumpang kerumah warga untuk mandi. Di
sinilah saya mulai merenungi, sungguh sangat enak kehidupan dikota yang
serba ada dan serba dekat dengan apapun. Sedangkan di sini, mandi saja
harus pergi ke sungai dengan tempuhan waktu selama sepuluh menit dan
ke pasar sekitar satu jam.
Hidup bersama 18 orang pasti penuh suka dan duka. Setiap kepala
memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dari sanalah saya banyak belajar
untuk saling menghargai satu sama lain. Setiap malam kami mengadakan
rapat untuk melakukan evaluasi bersama teman kelompok yang lainnya.
Tanggal 20-23 Juli saya beserta teman-teman mulai memfokuskan diri
bersosialisasi kepada masyarakat Dusun Gosali. Saya menyampaikan ke
RAKERKAB|111
mereka bahwa beberapa kegiatan akan kami lakukan di Dusun Gosali ini.
Masyarakatpun sangat antusias dengan kedatangan kami karena baru
tahun ini ada mahasiswa KKN yang datang ke Dusun Gosali. Warga-warga
sekitarpun berbondong-bondong datang ke posko kami sambil membawa
buah tangan. Kamipun tidak mengenali satu persatu, namun kami merasa
bahagia karena begitu perhatian mereka kepada kami yang luar biasa.
3. Kenangan di Dusun Gosali
Pada Minggu, 22 Juli 2018,kami melakukan Acara Peresmian
Kegiatan KKN di Kantor Kelurahan Bangunjaya. Acara dihadiri oleh Lurah,
Kepala Dusun dan beberapa masyarakat Bangunjaya.Pada sore harinya, saya
dan teman-teman mempersiapkan kegiatan awal kami di Dusun Gosali,
yaitu mengadakan pembagian baju layak pakai dengan gratis. Ramai
masyarakat mulai terdengar karena mereka berdatangan ke tempat kami
menjajakan pakaian. Tidak lebih dari sepuluh menit, baju layak pakaipun
habis diburu oleh masyarakat. Ini bisa dikatakan sebagai bukti bahwa
masyarakat sudah mulai mengakrabkan diri dengan teman-teman KKN di
Dusun Gosali.
Satu, dua hari, saya masih meraba-raba tentang Desa Bangunjaya ini,
terutama Dusun Gosali. Desa Bangunjaya ini memiliki lima dusun. Namun,
tidak semua dusun tersebut dapat dikatakan maju. Dusun Gosali yang kami
tinggali merupakan salah satu dusun yang tertinggal. Kondisi jalanan ke
dusun tersebut tidak layak karena, banyaknya kendaraan besar, seperti
truk yang keluar-masuk dusun tersebut. Di Dusun Gosali terdapat banyak
PerseroanTerbatas (PT) milik orang Tiongkok. Masyarakat setempat sering
merasa tidak nyaman karena perusahaan tersebut dekat dengan dusun
mereka. Dinding-dinding di rumah-rumah mereka retak karena efek luas
pengeboman batu setiap harinya, dan juga limbah perusahaan yang dibuang
ke sungai. Padahal sungai itu menjadi sumber air utama warga di musim
kemarau seperti saat ini. Selain itu, pendidikan di Dusun Gosali sangat
kurang. Saya kaget ketika hanya ada tiga ruangan kelas untuk belajar
tingkat Sekolah Dasar (SD). Satu ruangan mereka jadikan dua kelas.
Sungguh, keadaan seperti ini sangat tidak efektif bagi siswa dan siswi.
Guru-guru di SD itu pun kurang peduli akan situasi ini.
Di Dusun Gosali, terdapat satu masjid untuk laki-laki dan satu
mushalla untuk perempuan. Di masjid tidak boleh memakai speaker. Jadi
setiap hari, saya harus memperkirakan waktu untuk melakukan shalat
112|RAKERKAB
fardhu. Alasannya, karena leluhur masyarakat sekitar tidak
memperbolehkan penggunaan speaker. Masjid hanya diperbolehkan untuk
kaum laki-laki dan tidak diperkenankan bagi kaum wanita.
Ada satu kisah inspiratif yang saya ambil dari salah seorang warga
desa, yaitu Ibu Heri. Berjalan dua minggu kegiatan KKN, saya dan teman-
teman mulai dekat sekali dengan Ibu Heri. Saya dan teman-teman selalu
main kerumah Ibu Heri. Setiap harinya, selalu ada yang menginap di rumah
beliau. Ibu Heri bagaikan peri bagi kami. Beliau adalah seorang janda dan
memiliki dua orang anak. Kami selalu menumpang di rumah beliau. Beliau
tak sungkan-sungkan memperhatikan kami. Suatu saat, satu persatu
anggota dari kelompok kami tumbang, termasuk saya. Ibu Heri hadir
sebagai penolong bagi kami dan merawat kami setiap harinya. Saya belajar
membuat keripik dari Ibu Heri. Kebetulan, banyak sekali warga yang
memberi kami singkong dan talas. Agar tidak mubazir, Ibu Heri
mengajarkan kepada saya membuat keripik. Alhamdulillah, sedikit demi
sedikit saya tahu dan bisa belajar berbagai macam kreativitas mengolah
makanan dari Ibu Heri. Ibu Heri banyak bercerita tentang masyarakat
Dusun Gosali. Namun, sayangnya masyarakat di sini sangat kurang dalam
hal meneruskan pendidikan, terlebih untuk para warga perempuan. Di
Dusun Gosali, hanya ada satu orang saja yang melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi.
Kami juga mempunyai program kerja fisik, yaitu pembuatan bak
sampah. Masyarakat mulai bergotong-royong membuat bak sampah
dengan para mahasiswa. Para laki-laki mencari bambu, pasir, dan membeli
bahan-bahan untuk pembuatan bak sampah. Sementara itu, perempuan
mempersiapkan kebutuhan makanan mereka ketika gotong-royong
berlangsung. Di samping itu, kami pun mempersiapkan Acara Perayaan
Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73 di Dusun Gosali
dengan meriah. Saya dan para pemudi Gosali membuat pajangan bendera
merah putih dan plastik berisi air berwarna-warni untuk dipasang pada
sekitar Dusun Gosali. Suasana Acara Perayaan HUT RI ke-73 kali ini sangat
indah dan penuh warna karena dipersiapkan dengan sebaik mungkin.
Tanggal 17 Agustus 2018, saya berangkat bersama Ani dan Banu ke
lapangan untuk mengikuti Upacara Memperingati HUT RI ke-73. Tidak
hanya kami, teman-teman lainnya juga ikut dalam upacara. Kami mengikuti
upacara dengan masyarakat Bangunjaya yang turut dihadiri oleh Pak Lurah.
RAKERKAB|113
Upacara selesai pukul 10.00. Setelah itu, kami sebagai panitia mulai
mempersiapkan berbagai perlombaan. Perlombaan yang diadakan di
antaranya adalah balap karung, tarik tambang, kelereng, memasukkan paku,
makan kerupuk, dan lain-lain. Perlombaan dimulai dari pukul 11.00 hingga
sore hari. Kegiatan kemudian dilanjutkan esok hari hingga acara selesai.
4. Harapan
Tidak terasa telah sebulan kami tinggal di Dusun Gosali. Awalnya,
saya putus asa dan merasa tidak betah di sini. Namun, ketika dijalani
dengan sabar dan ikhlas serta dikelilingi teman-teman yang menyemangati
satu sama lain, haripun berlalu begitu cepat. Kegiatan akhir yang saya dan
teman-teman adakan ialah Acara Penutupan Perayaan HUT RI ke-73 dan
pembagian hadiah. Kegiatan KKN yang padat di siang hari berdampak pada
persiapan acara puncak yang kurang maksimal. Namun, sore itu, saya
besertaMeli,Putri, Iqoh, dan Banu mempersiapkan dekorasi untuk malam
hari. Kami mendekorasi tempat seadanya.Panggungpun hanya sebatas di
teras depan sekolah berukuran 1,5 meter x 1 meter. Hingga tiba maghrib,
bahkan sound system belum dipersiapkan. Alhamdulillah, ada Kang Aleng yang
membantu kami mempersiapkan sound system22. Dengan segala kekurangan
dan keterlambatan waktu, acarapun dimulai pukul 19.00. Sungguh sangat
di luar dugaan. Masyarakat sangat antusias dan mulai berdatangan walau
hari semakin larut.Saya menjaga stan kupon undian. Kupon undian habis
diambil warga dalam sekejap. Saya sangat kaget saat itu. Rasanya
masyarakat di sini sudah seperti keluarga sendiri. Kampung ini juga terasa
seperti kampung sendiri. Perasaan senang dan sedih bercampur aduk
karena esok harinya saya dan teman-teman sudah akan meninggalkan
Dusun Gosali ini. Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa dimana ada
pertemuan, pasti ada perpisahan, sesungguhnya hal itu memang benar,
Sebulan tepat saya tinggal di Dusun Gosali. Mereka banyak
memberikan pelajaran untuk saya. Kehidupan yang saya jalani di kota dan
di desa sangat berbeda. Di sini saya belajar bagaimana menghargai sebuah
kehidupanketika saya sulit mendapatkan air. Betapa berharganya sebuah
air yang saya mudah dapatkan di kota. Tidak perlu pergi ke jalan jauh dan
pergi ke sungai. Di kota, saya bisa dengan mudah mendapatkan apa pun,
namun di desa harus selalu ada perjuangan yang dilakukan. Namun di
22 Pengeras suara
114|RAKERKAB
samping itu, saya merasa senang karena saya dan teman-teman disambut
baik oleh masyarakat setempat.
Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat Dusun Gosali,
terutama Ibu Heri yang telah menjadi orang tua kami dan membimbing
kami selama tinggal di Dusun Gosali. Pengalaman-pengalaman di sana
sangat berharga bagi saya. Saya yakin bahwa dusun ini ke depannya akan
maju. Semoga anak-anak di dusun ini akan selalu semangat sekolah setinggi
mungkin. Semoga mereka akan mengerti pentingnya belajar. Tentu tidak
hanya ilmu pendidikan umum,tapiilmu agamapun harus selalu dicari.
Semogaguru-guru di Dusun Gosali akan lebih semangat dalam mengajar.
Semoga masyarakat akanlebih berkembang dalam segala aspek, yaitu aspek
pendidikan, agama, perekonomian dan juga lingkungan. Semoga
kekompakkan dan kerukunan masyarakat akan terjalin. Semoga kelak
pemerintah desa lebih memperhatikan terkait permasalahan dusun, yaitu
penerangan jalan, perbaikan jalan, keberadaan mandi, cuci, kakus (MCK)
dan lahan untuk pembuangan sampah.
RAKERKAB|115
-D-
CERITA DAN CINTA TERUKIR DI DUSUN GOSALI
Oleh : Animatun Fatimah
Fakultas Ushuluddin – Studi Agama-Agama
1. Selamat Datang Di Realita
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ketika mendengar kata itu, rasanya saya
tidak percaya telah memasuki fase KKN. Rasanya baru kemarin saya
mendaftarkan diri di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta dan diterima ke dalam Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Studi
Agama-Agama. Perasaan antara senang dan sedihpun bercampur. Saya
senang karena dengan mengikuti KKN ini, berarti saya telah melewati satu
langkah lebih dekat menuju wisuda, namun di lain sisi sedih karena
kekhawatiran akan mendapatkan kelompok KKN yang tidak sesuai dengan
ekspektasi saya. Hanya putusan Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM)-lah
yang menjadi penentu kekhawatiran saya.
Di penghujung semester VI, KKN, menjadi trending topic23 di lini
masa di media sosial, perbincangan pribadi, maupun di grup aplikasi
WhatsApp. Keren sekali. Berbagai lelucon tentang pengistilahan KKN mulai
muncul, misalnya kepanjangan KKN sebagai Kuliah Kerja Nyantai, Kuliah
Kerja Ngelambe, Kuliah Kerja Nyuci, dan Kuliah Kerja Nyari jodoh. Pada masa
di mana pendaftaran KKN mulai dibuka, saya langsung menghubungi ibu di
kampung untuk meminta do‟a agar mendapatkan teman yang nyaman
untuk menjalani program kerja (proker). Jujur, saya tidak begitu semangat
mengikuti kegiatan KKN karena efek dari cerita senior yang ketika KKN
memiliki konflik berkepanjangan dan mengalami dinamika-dinamika
seperti adanya perasaan suka antarteman, dan pertengkaran karena merasa
teman terlalu egois. Dari situ saya selalu memandang negatif kegiatan KKN.
Tanpa henti saya selalu minta do‟a kepada ibu saya biar apapun yang saya
lakukan ketika KKN dimudahkan dan saya senantiasa diberi teman-teman
kelompok yang nyaman, karena salah satu kunci keberhasilan proker dan
kelancaran kegiatan KKN adalah teman yang nyaman, dan teman yang
menghargai satu sama lain.
23 Topik terkini
116|RAKERKAB
Segala kerumitan pra-KKN akhirnya saya rasakan, dimulai dari
pendaftaran, hingga cek kesehatan yang dengan antrean berjam-jam di
Rumah Sakit (RS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Entah mengapa para
mahasiswa UIN lebih suka melaksanakan cek kehatan di RS UIN, padahal
PPM memperbolehkan para mahasiswa calon peserta KKN untuk cek
kesehatan di manapun, tidak harus di RS UIN. Mungkin salah satu
pertimbangan mahasiswa adalah karena cek kesehatan di RS UIN gratis.
Apalagi tahun ini peserta kegiatan KKN bertambah banyak karena
keikutsertaan para mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FITK). Padahal, di tahun-tahun sebelumnya, FITK tidak pernah
mengikutsertakan para mahasiswanya dalam kegiatan KKN. Sampai-
sampai saat saya cek kesehatan, dokter di RS mengeluh dan berkata,
―Aduh, Dek… Saya pusing, cape, dari pagi ngecek kesehatan mahasiswa... Udah
tiga ratus lebih.‖ Terbayang betapa lelahnya dokter itu.
Akhirnya tiba jugalah pada waktu pengumuman pembagian
kelompok dan lokasi tempat saya akan menghabiskan waktu selama 30
hari. Perlahan notifikasi WhatsApp mulai ramai dari grup percakapan yang
baru dinamai ―KKN 112‖. Saya ternyata mendapatkan kelompok KKN
nomor 112 di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor
Bogor. Kelompok terdiri dari 19 orang dengan rincian enam laki-laki (Banu,
Utsman, Fahir, Apep, Wildan, dan Syahrul) dan tiga belas perempuan
(Shasha, Piyu, Latipah, Alwi, Shandy, Balqis, Astrid, Cherlinda, Iqoh, Putri,
April, Meli, dan saya).
Saya ingat sekali bagaimana pada suatu sore anggota Kelompok
KKN Rakerkab 112 bertemu untuk pertama kalinya. Pertemuan pertama
kami dilakukan dengan santai sambil minum teh. Tidak semua angota KKN
112 kumpul semua. Obrolan dibuka dengan canggung (efek pertama kali
bertemu, alhasil dan masih jaga image24) dan dimulai dengan perkenalan
yang diringi gelak tawa, kemudian dilanjutkan dengan pembutan struktur
keanggotaan. Pada saat itu, tidak ada satupun yang bersedia menjadi ketua.
Saya sendiri hanya berani mendaftar menjadi penanggung jawab Divisi
Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi (Pubdekdok).
Setelah melaksanakan rapat yang begitu panjang dan penuh debat,
survei dilakukan di hari Minggu. Survei tersebut adalah survei yang
pertama kali dan juga yang terakhir buat saya. Terdapat beberapa dusun
24 Citra
RAKERKAB|117
yang ada di Kelurahan Bangunjaya. Perjalanan dari Ciputat ke Bangunjaya
cukup berkesan sebab kami harus menempuh kemacetan, jalanan yang
terjal, aspal yang tidak rata, dan pemandangan kelapa sawit. Singkat cerita,
tiba juga kami di rumah milik Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya. Kami
disambut dengan begitu hangat dan disuguhkan penganan renggining dan air
mineral. Hari itu juga kami sekaligus menentukan di dusun mana kami
akan menjalankan kegiatan KKN. Atas saran Pak Lurah dan berdasarkan
kesepakatan bersama, kami memilih Dusun Gosali sebagai tempat
menjalankan kegiatan KKN.
Inilah kami, kelompok yang dibentuk dengan nama Rangkul
Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya (Rakerkab), kode 112. Di
kelompok KKN, saya menemukan ada tiga sifat dan karakter yang
membedakan para anggota. Yang pertama, ada yang benar-benar semangat
sekali mengikuti KKN dan sejak awal selalu bergerak cepat, mulai dari
mencari nomor telepon seluler (ponsel) teman kelompok, membuat grup
WhatsApp, selalu hadir setiap, dan tidak pernah ketinggalan ikut survei.
Yang kedua adalah yang suka mengatur, dan yang ketiga adalah tipe mager
(males gerak). Saya sendiri termasuk dalam tipe yang mager mengikuti
KKN. Seandainya KKN tidak masuk dalam syarat wisuda, mungkin saya
tidak akan mengikutinya. Tapi karena tuntutan dan kebutuhan diri, dengan
cara apapun saya akan terus memompa rasa semangat untuk KKN. Saya
akan selalu memotivasi diri bahwa KKN adalah kegiatan untuk
membangun desa, memberikan apa saja yang saya mampu untuk desa, dan
memberikan pengalaman baru buat diri sendiri.
Tujuh hari sebelum hari keberangkatan kami ke tempat KKN, kami
telah mempersiapkan segala kebutuhan dan melakukan survei terakhir
sekaligus mengangkut barang-barang. Pada rapat terakhir, dilakukan
pembagian tugas. Beberapa mahasiswa akan ikut survei ke desa, dan
beberapa lainnya akan membuka lapak penjualan baju layak pakai di
pinggir jalan dekat Gedung Pascasarjana UIN, Kampus II di hari Minggu.
Saya dipilih untuk menjadi tim penjualan baju layak pakai. Alhamdulilah
kami mendapatkan untung yang lumayan banyak dari hasil penjualan baju.
Uang tersebut kami kumpulkan dan akan disimpan sebagai dana tambahan
untuk kebutuhan kelompok.
118|RAKERKAB
2. Yang Baru Tidak Selalu Buruk
Tanggal 18 Juli 2018 tepat pukul 09.00 adalah hari di mana saya dan
teman-teman melakukan perjalanan menuju tempat KKN untuk kemudian
menetap di sana selama satu bulan. Keberangkatan dibagi menjadi dua
kloter. Beberapa mengendarai sepeda motor dengan kewajiban harus
membonceng teman, dan beberapa lagi menaiki mobil. Saya memilih moda
kendaraan sepeda motor dalam melakukan perjalanan menuju Dusun
Gosali, Kelurahan Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Rute
yang saya lalui dimulai dari Jalan Faza, Rumpin. Sepanjang perjalanan,
sepeda motor yang saya naiki diguncang jalanan yang luar biasa ekstrem
karena teksturnya yang terjal tanpa aspal, ditambah pula dengan batu-batu
yang tak tertata rapi, dan banyaknya kebolongan yang diakibatkan oleh
intensitas truk-truk yang lewat. Pemandangan selama menempuh
perjalanan adalah pohon sawit yang begitu subur namun tertutup oleh
debu pertambangan yang tebal. Mengendarai sepeda motor ke Dusun
Gosali adalah sebuah tantangan yang tidak akan saya lupakan, sebab saya
hampir terjatuh saat itu. Berdasarkan Google Maps, rute yang saya pilih
adalah rute yang jauh lebih efisien sehingga bisa lebih cepat sampai di
Dusun Gosali, ketimbang memilih rute dengan jalan yang lebih mulus
namun berkelok-kelok dan relatif lebih memakan waktu.
Sesampainya di Dusun Gosali, kami langsung ke rumah milik Bu
Kokom yang akan saya dan teman-teman perempuan anggota KKN tempati
selama satu bulan. Sementara kami di rumah Bu Kokom, anak laki-laki
akan tinggal di rumah Pak Sai yang baik hati karena tidak meminta bayaran
kontrak rumah dari kami. Beliau hanya bilang, ―Biar bapak ada temannya.‖
Pak Sai adalah laki-laki tegar yang penuh dengan pengalaman
menakjubkan. Beliau selalu tegar walau anak dan istrinya meninggalkan
beliau. Walau dikhianati oleh sang istri, beliau selalu sabar dan
beranggapan bahwa dunia ini tidak akan runtuh jika hanya karena
ditinggalkan seseorang. Ketegarannya bisa menjadi contoh dan pelajaran
bagi saya. Dari Pak Sai, saya belajar bahwa ternyata ada yang lebih
menyakitkan dari ditinggalkannya kita oleh sang pujaan hati. Hidup harus
terus berlanjut sebab semua kesedihan hanyalah bumbu kehidupan.
Begitu sampai di rumah kontrakan, saya segera menata barang-
barang dan mengatur tempat tidur, lalu bersantai bersama teman-teman
kelompok. Suasana mulai menjadi hangat dan cair dengan canda dan tawa
RAKERKAB|119
dari teman-teman baru saya ini. Pada saat itu pula saya ingat bahwa kami
masih bisa mengakses air bersih dari kamar mandi di rumah kontrakan.
Setelah beres-beres, kami semua langsung pergi ke rumah Pak Lurah untuk
laporan. Kami disambut dengan hangat seperti pada waktu pertama kali
survei. Jamuan rengginingg dan air air mineral disajikan kembali sebagai
makanan yang menemani obrolan antara beliau dan kami. Pada saat itu
pula, kami meminta izin untuk mengadakan pembukaan di Kantor
Kelurahan sebagai penanda formal atas keberadaan kami di Desa
Bangunjaya, dan khususnya di Dusun Gosali.
Kegiatan KKN terasa berjalan lancar-lancar saja sampai suatu
masalah terkait sanitasi timbul. Mendadak air di rumah kontrakan
perempuan tidak bisa keluar. Beberapa anggota merasa panik karena
bingung memikirkan akan mandi dan cuci baju di mana. Namun ada juga
yang memilih untuk santai saja dalam menghadapi masalah itu. Mulai dari
sinilah kelangkaan air mulai menjadi kendala bagi saya dan kelompok. Air
selalu dijadikan topik utama pembahasan ketika sedang rapat evaluasi tiap
malam. Ternyata, kelangkaan air tidak hanya dialami oleh anggota KKN
yang wanita saja. Di rumah Pak Sai tempat anak laki-laki tinggal, sumur
katrol yang menjadi sumber air mengalami kekeruhan karena efek musim
kemarau. Menumpang mandi di rumah warga menjadi rutinitas kami setiap
hari.
Menghabiskan waktu selama 30 hari bersama orang-orang baru
dengan sifat dan kebiasaan yang bermacam-macam, ditambah juga dengan
kondisi air dan sinyal yang begitu susah membuat saya pasrah saja dan
berserah diri. Pada titik itulah kekompakkan kami sebenarnya diuji. Para
penanggung jawab dari Divisi Acara mulai membuat jadwal piket dan
masak yang memicu kerbersaamaan kami. Dari sini saya mulai mengetahui
kebisaan-kebisaan teman kelompok. Ada yang enggan makan nasi dengan
alasan diet (suatu upaya untuk menurunkan berat badan), dan ada juga
yang vegetarian (hanya memakan tumbuh-tumbuhan). Wah, luar biasa.
Apabila saya yang melakukan itu, sudah dipastikan bahwa saya akan gagal.
Ketika proker mulai berjalan, saya dan kawan-kawan mulai
menjalankan kegiatan mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali.
Pertama-tama, kami datang untuk menemui kepala sekolah dan guru-guru
di sana. Namun ternyata kepala sekolahnya tidak hadir, alhasil saya hanya
bertemu dengan Pak Muhron, seorang staf bagian tata usaha. Pak Muhron
menceritakan bahwa SDN Gosali tidak memasukkan pelajaran agama
120|RAKERKAB
dalam kurikulum. Kepada para mahasiswa KKN yang ditugaskan mengajar
di SDN Gosali, beliau hanya meminta bantuan semampu yang kami bisa
berikan. Dari yang saya amati, SDN Gosali hanya memiliki empat rungan.
Yang pertama adalah ruang guru dan kepala sekolah. Yang kedua adalah
ruangan untuk kelas satu dan kelas tiga yang masuk sekolah dengan
jadwal pagi. Ruangan diisi oleh kelas dua yang kebagian jadwal siang, yaitu
setelah jam 10.00. Yang ketiga menjadi ruangan kelas untuk kelas empat
dan lima yang dibaurkan saja tanpa sekat penghalang. Yang terakhir adalah
ruangan untuk kelas enam yang hanya ditempati oleh satu kelas itu saja
agar murid-murid bisa fokus menghadapi Ujian Nasional (UN).
Saya kebagian jatah mengajar di kelas tiga yang memiliki jumlah 20
murid. Semuanya berjalan dengan mudah karena pada dasarnya saya suka
dengan anak kecil. Sebagian dari murid kelas tiga belum bisa baca, namun
sebagian sudah lancar membaca. Rasa haru saya tiba-tiba muncul dan
menimbulkan semangat untuk menuntut ilmu lebih tinggi. Proker
mengajarpun menjadi kegiatan yang sangat saya nikmati, saya mengajarkan
semampu yang saya bisa. Dalam satu minggu, saya mengajar di SDN Gosali
sebanyak tiga kali dengan jadwal di hari Senin-Rabu. Sedangkan pada hari
Selasa saya mengajar baca dan tulis mushaf al-Qur‘an di Taman Pendidikan
mushaf al-Qur‘an (TPQ). Karena TPQ tempat saya mengajar baca-tulis
mushaf al-Qur‘an tidak memiliki nama yang spesifik, warga desa sering
menyebutnya dengan nama TPQ Teh Illah.
Pada suatu kesempatan ketika saya pergi ke sungai, saya bertemu
dengan seorang warga bernama Bi Heri, sang pahlawan dengan senyum
manisnya yang begitu menyejukkan. Bi Heri menawarkan para mahasiswa
KKN untuk mandi dirumahnya. Seketika beliau menjadi ibu dari seluruh
anggota KKN. Kemurahan hati beliau terlihat dari sifat beliau yang tidak
pernah mengeluh walaupun air sumur beliau pada akhirnya surut dan
menjadi kering akibat terlalu sering digunakan oleh kita semua. Bi Heri
tidak pernah marah. Senyum beliau selalu menawan bagi kami, sebab
ketika kami mengetuk pintu hanya untuk menumpang wudhu dan shalat,
beliau selalu menyambut kami dengan senyuman, tawa, dan lelucon yang
khas dari beliau. Kebersamaan bersam Bi Heri makin terjalin begitu erat
seketika beberapa dari anggota kelompok KKN menginap di rumah beliau.
Kami juga mengadakan kegiatan ngeliwet bareng. Bi Heri juga mengajari saya
membuat kue akar kelapa.
RAKERKAB|121
Ketika angota kelompok KKN ada yang sakit, Bi Heri sigap untuk
mengobati dan ngerokin kita. Jika dihiitung selama satu bulan, Bi Heri sudah
ngerokin 16 angota kelompok KKN. Saya bersyukur bisa mengenal sosok Bi
Heri. Beliau sering saya sebut sebagai anggota ke-20 dari kelompok KKN
kami karena beliaulah yang selalu ada di setiap kesulitan kami. Beliau tak
pernah mengeluh dan selalu membantu kami dari berbagai aspek, misalnya
dalam hal komsumsi dan dekorasi serta dokumentasi. Kebaikan dan
ketulusan yang beliau berikan menjadi inspirasi saya selama di sana.
Menjalani 30 hari bersama teman-teman KKN membuat saya sadar
akan betapa serunya KKN. Semua pikiran negatif pra-KKN lama-lama
pudar setelah saya merasakan bahwa ternyata KKN tak seburuk yang
selama ini saya pikirkan. Memiliki teman-teman yang barupun ternyata
tidak semenakutkan pikiran awal saya.
Mengenal teman-teman baru di kelompok KKN saya adalah hal
yang begitu indah. Ada yang awalnya saling tak acuh namun sekarang
menjadi saling jaga. Selama 30 hari besama, terkadang saya bosan melihat
wajah dan mendengar suara dari teman saya yang itu-itu saja. Saya juga
sempat merasa bosan makan bersama dengan mereka menggunakan kertas
nasi. Namun hal tersebut adalah hal yang akan selalu saya ingat.
Belum genap sebulan dari kegiatan KKN, saya sudah rindu saja
mendengar suara ngorok dari Alwi ketika tidur dan kentutnya Latipah. Saya
rindu melihat muka datarnya Balqis, melempar canda dengan si baik hati
Piyu dan Shandy, memanggil si cucmey Cherlinda, mendengar suara dari si
lembut Meli, mendengar teriakan si cabe Putri yang selalu memanggil orang
dengan istilah ―cabe”, mendengar lagu legendaris Tali Merah yang
dinyanyikan oleh Fahir, mendengar cerewetan Rifqoh, menikmati traktiran
dari si om yang banyak duit, yaitu Utsman, menghabiskan waktu bersama
dengan si kocak yang selalu bikin ketawa dan tukang baper, yakni Banu,
mendengar suara merdunya April yang merupakan anggota dari Paduan
Suara Mahasiswa (PSM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, membuka
obrolan dengan idaman dan kembang desanya Gosali, yaitu Astrid,
mendebat opini si cupu Wildan, mendengar suara khas Apep yang selalu
menyanyikan lagu ―Ani‖ karangan Rhoma Irama di depan muka saya, dan
melihat si kuat gatot kaca, yaitu Syahrul.
Melewati 30 hari besama tinggah laku yang kocak dan selau
membuat saya selalu tertawa. Meskipun kebersamaan ini sungguh sangat
122|RAKERKAB
singkat, namun saya bahagia bisa mengenal dan hidup satu atap bersama
teman-teman KKN Rakerkab ini. Kegiatan-kegiatan seperti menggosip,
memainkan kartu UNO, mencuci di sungai, memasak nasi, melaksanakan
kegiatan jalan-jalan ke Gunung Leutik, Gua Gundawang, dan Rahong
selalu kami lakukan bersama-sama dan akan terpatri menjadi kenangan
yang indah di hati saya.
Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman Kelompok KKN
Rakerkab 112 atas setiap tawa, kebersamaan, dan kenangan yang indah.
Kalian membuat sejarah yang begitu berharga dalam hidup ini.
3. Tempat Hati Berpulang
Tidak heran jika jalanan menuju Dusun Gosali rusak dan tidak
tertata, betapa tidak, dusun ini dikelilingi oleh beberapa perusahaan
tambang. Debu-debu turut leluasa berterbangan karena banyaknya truk-
truk besar yang melewati jalanan. Pukul 12.00 adalah waktu yang genting
bagi warga desa sebab sirine pertanda akan diledakkannya bom dari
perusahaan tambang mulai berbunyi. Pada situasi tersebut, biasanya para
warga akan berdiam diri saja di rumah masing-masing. Dentuman dan
getaran kecil lantas akan terasa di rumah warga ketika bom diledakkan.
Selama 30 hari, saya harus merasakan keadaan itu di Dusun Gosali. Belum
lagi jika harus menceritakan pengalaman mandi dan cuci baju di sungai.
Semua pengalaman tersebut terasa baru sebab tidak pernah saya alami
selama tinggal di Ciputat. Ini juga yang membuat saya belajar untuk
mensyukuri hidup dan tidak cepat mengeluh.
Di Dusun Gosali, hanya terdapat satu masjid, satu TPQ dan satu
lembaga pendidikan, yakni SDN Gosali. Kegiatan pengajian ibu-ibu di
Dusun Gosali dilaksanakan setiap Selasa, Kamis, dan Minggu. Di Dusun
Gosali, penyiaran adzan tidak boleh menggunakan perangkat pengeras suara.
Pada awalnya saya kaget dengan kebiasaan itu. Namun demikian,
bukankah kebiasaan agama selalu mengikuti adat di suatu daerah? Saya
hanya perlu menghargai apa yang udah terjadi Dusun Gosali. Walaupun
banyak warga yang mulai mengeluhkan larangan adzan dengan pengeras
suara, tapi warga tidak berdaya untuk melakukan perlawanan sebab yang
mengeluarkan kebijakan itu adalah pemuka agama di Dusun Gosali yang
sudah sangat dihormati.
RAKERKAB|123
Kegiatan saya selama KKN salah satunya adalah mengajar anak-
anak mengaji di suatu TPQ di Dusun Gosali. Bangunan TPQ ini hanya
mengunakan bambu yang begitu sederhana dan berlokasi di samping
persawahan dengan udara alam yang sangat sejuk. Biasanya anak-anak desa
menyebut tempat itu sebagai saung. Kegiatan mengaji dilaksanakan setiap
sore dan sehabis maghrib. Kegiatan di sore hari dihadiri oleh anak laki-laki
dan perempuan, sedangkan sesi sehabis maghrib dikhususkan untuk anak
laki-laki. Tidak ada yang beda antara TPQ yang lain, cara mengajarnya
masih mengunakan buku Iqra‟, Buku Buku Juz ‗Amma dan mushaf al-Qur‘an.
Selama saya mengajar di TPQ ada kejadian yang unik, yaitu tentang
aktivitas shalawatan memakai bahasa Sunda. Sebagai orang Jawa, mendengar
lantunan shalawat dengan bahasa Sunda terdengar unik. Namun, di balik itu
semua, ada bagian yang membuat saya merasa sedih sebab minat anak-anak
untuk mengaji ternyata sangat rendah. Itu bisa dibuktikan dari
menurunnya kuantitas anak yang mengikuti kegiatan mengaji dari
pertemuan awal hingga akhir.
Tak adanya sinyal internet di Dusun Gosali membuat saya merasa
lebih nyaman, dan lebih bisa menikmati kegiatan demi kegiatan sebab
selama ini mata saya hanya tertuju pada ponsel dan internet yang sangat
bisa diakses dengan cepat di Ciputat. Selama satu bulan, saya tidak
mengakses berita di internet karena yang saya fokus menikmati waktu
bersama dengan teman baru. Walaupun demikian, saya masih
menggunakan ponsel hanya demi menelepon ibu saya di rumah untuk
menayakan kabar, memberitahu bahwa di sini saya baik-baik saja dan
melakukan komunikasi dengan teman-teman. Oleh karena itu, tidak jarang
saya harus pergi ke Dusun Nanggung terlebih dahulu untuk mendapatkan
akses sinyal yang lebih kencang daripada yang saya dapat di Dusun Gosali.
Selama satu bulan jarang mengunakan ponsel dan terlepas dari kontrol
dunia maya, saya merasakan ada perbedaan yang signifikan dalam diri saya.
Terima kasih Dusun Gosali atas segala kesulitan dan kenikmatan yang telah
disuguhkan.
4. Senja dan Harapan
Pada sore itu senja yang begitu indah menerangi Dusun Gosali
dengan warna jingga yang merona. Di balik senja, tersingkap harapan-
harapan agar Dusun Gosali lebih maju, mulai dari aspek perekonomian,
124|RAKERKAB
kesejahteraan, dan lingkungan. Terkait dengan aspek lingkungan,
Kelompok KKN Rakerkab 112 telah membuatkan bak sampah di Dusun
Gosali dan diharapkan semoga warga Gosali bisa membuang sampah pada
tempat yang sudah kami buatkan. Kebersihan adalah hal yang harus
diutamakan, saya berharap perusahaan-perusahaan tambang di Dusun
Gosali bisa dihentikan operasinya. Jalan yang rusak, debu dan bom telah
yang diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan tambang di sekitar Dusun
Gosali jelas-jelas telah merugikan warga. Buktinya terlihat dari efek retak-
retak yang di rumah warga akibat bom, dan hilangnya kesejukan dari
penebangan pohon di wilayah Rahong yang ada di Dusun Gosali. Saya juga
berharap agar sistem pendidikan di Dusun Gosali bisa lebih maju.
Diharapkan pihak pemerintah dapat peka terhadap kondisi dan fasilitas
sekolah di SDN Gosali.
Terima kasih juga saya ucapkan untuk warga Dusun Gosali yang
sudah menerima saya dengan baik. Maju terus untuk Dusun Gosali.
Teruslah semangat dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan
olahraga, dan pendidikan di lembaga TPQ, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), dan sekolah dasar. Khususnya untuk adik-adikku di Dusun Gosali,
jangan menyerah dalam menuntut ilmu, dan jangan takut bermimpi.
Bermimpilah setinggi mungkin dan jangan jadikan keterbatasaan apapun
menjadi halangan bagi kalian.
RAKERKAB|125
-E-
DESAMU DESAKU
Oleh : Apriliani Suryaningsih
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Bahasa Arab
1. Jangan Lihat Hanya Dari Kulitnya
Pertama kali saya mengetahui bahwa fakultas saya harus mengikuti
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tahun ini membuat saya cukup kaget
sekaligus kesal. Mengapa tidak? Rencana liburan di tanah kelahiran saya
yang harusnya bisa hingga dua bulan lebih lamanya harus terpotong
sebulan karena adanya KKN. Perlu diketahui, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) mulai bergabung kembali untuk mengikutsertakan
mahasiswanya untuk menjadi peserta KKN yang diselenggarakan Pusat
Pengabdian Masyarakat (PPM) setelah sekian tahun absen. Keikutsertaan
FITK itu terjadi di angkatan saya yaitu angkatan 2015. Alhasil, saya sangat
tidak bersemangat untuk mengikuti proses KKN. Dimulai dari pendaftaran
KKN yang sebenarnya cukup mudah tetapi saya selalu
menggampangkannya dan mengulur-ulurnya, sehingga saya ditegur oleh
teman-teman dekat saya untuk segera mendaftar di situs Academic
Information System (AIS) tetapi hanya meng-iya-kan saja. Ketika waktu
pendaftaran hampir selesai, sayapun baru mendaftarkan diri sebagai
peserta KKN. Hal lain juga terbukti dari keaktifan saya kumpul dengan
teman satu kelompok saya. Ada saja alasan yang saya gunakan agar saya
tidak ikut kumpul KKN. Mulai dari alasan urusan keluarga, sakit, latihan
menyanyi bersama Paduan Suara Mahasiswa (PSM) dan sebagainya.
Terhitung selama sebelum KKN dimulai, saya hanya mengikuti kumpul
KKN dengan kelompok saya hanya dua kali dan survei tempat satu kali.
Berbekal cerita pengalaman yang saya dengar dari kakak sepupu
saya dua minggu sebelum keberangkatan KKN, saya jadi dibuat tersadar
dan mulai bersemangat untuk mengikuti KKN. Satu minggu sebelum
keberangkatan, saya mulai aktif mengikuti rapat bersama kelompok saya,
yaitu Kelompok 112 yang kami beri nama Rakerkab (Rangkul Kebaikan
Bersama Masyarakat Bangunjaya). Saya mulai berpikir apa saja yang akan
saya lakukan untuk bisa berguna di desa yang akan saya tinggali selama
126|RAKERKAB
satu bulan tersebut. Gagasan dimulai dengan merencanakan kegiatan apa
yang bisa saya jalankan atau saya ajarkan di Desa Bangunjaya dengan
berbekal informasi yang saya dapatkan dari teman-teman Kelompok 112.
Saya sendiri pernah bergabung dalam lembaga Taman Pendidikan mushaf
mushaf al-Qur‘an (TPQ) Hidayatul Amiin di desa asal saya selama kurang
lebih empat tahun. Selama kuliah, saya juga aktif menjadi guru privat baik
mengaji atau ilmu umum. Selain itu, di kampus saya tergabung dalam Unit
Kegiatan PSM di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dari kompetensi-kompetensi yang ada dalam diri saya itulah saya
berusaha menyalurkannya kepada anak-anak Desa Bangunjaya dan
khususnya anak-anak Dusun Gosali (karena tempat tinggal kami berada di
Dusun Gosali).
Saya sangat cemas ketika hari keberangkatan saya ke tempat KKN
semakin dekat. Saya berpikir apakah teman-teman satu kelompok saya
orangnya baik-baik, asyik dan mudah untuk diajak bekerja sama atau
malah sebaliknya? Itu cukup membuat saya khawatir. Saya berpikir
nantinya saya akan banyak menganggur di rumah kontrakan pada saat
KKN dan tidak bisa bergaul dengan masyarakat. Ketika tiba di hari
keberangkatan ke lokasi KKN, banyak dari teman-teman sekelompok saya
yang belum saya kenal, begitu juga dengan mereka yang banyak yang belum
mengenal saya. Sayapun mulai mengenal satu persatu nama serta wajah dari
18 orang yang akan tinggal bersama saya selama satu bulan ini. Ternyata
apa yang saya pikirkan sebelumnya ternyata salah. Dalam waktu satu bulan,
saya bisa sangat dekat dengan teman-teman KKN saya. Saya juga sangat
akrab dengan anak-anak Dusun Gosali yang setiap hari selalu mengunjungi
rumah kontrakan saya serta juga para perangkat desa dan bapak-bapak
serta ibu-ibu yang tidak henti-hentinya memberi kami makanan ataupun
minuman apabila berkunjung ke kontrakan kami. Hal itulah, yang
membuat kami begitu dekat dengan masyarakat. Dengan adanya KKN, saya
jadi lebih terlatih untuk menjadi pribadi yang lebih peduli kepada sekitar,
lebih tanggap dan lebih bersyukur untuk semua yang telah Allah Subhanahu
wa Ta‟ala berikan kepada saya.
2. Tak Hafal Maka Ta’aruf
Pertama kali pembagian kelompok dari PPM diumumkan, saya
cukup khawatir dengan teman-teman satu kelompok saya karena dari 18
nama yang tercantum dalam daftar kelompok saya, tidak ada satu pun
RAKERKAB|127
nama yang saya kenal. Namun, setelah seminggu saya menjalani KKN
bersama-sama mereka, saya mulai akrab dan bahkan sudah seperti keluarga
baru bagi saya. Bagaimana tidak akrab? Kami bertatap muka setiap hari,
bercanda bersama, mencuci baju di Sungai Cimatuk bersama. Menumpang
mandi ke rumah wargapun bersama-sama. Suka dan duka kami lalui selama
satu bulan bersama teman-teman Kelompok KKN Rakerkab 112.
Saya dan teman-teman KKN 112 memang berasal dari jurusan yang
berbeda-beda, dan masing-masing dari kami memiliki potensi yang berbeda
pula. Tapi kami berusaha menyatukan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing anggota agar bisa berguna bagi masyarakat Desa
Bangunjaya umumnya, dan khususnya untuk Dusun Gosali. Terbukti
selama sebulan kami di sana, kami telah melakukan berbagai kegiatan
nonfisik, seperti pelatihan silat, program mengajar di dua sekolah yaitu
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali dan SDN Rengasjajar, mengajar di TPQ,
melakukan pelatihan paduan suara, bimbingan belajar, serta membuka
kelas seni. Semua kegiatan tersebut, berdasarkan penggalian potensi yang
saya dan teman-teman miliki sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat
sekitar.
Ada satu kisah yang terjadi ketika saya dan teman-teman Rakerkab
melakukan kegiatan KKN di sana. Pada hari kedua kami di Gosali, pompa
air di kontrakan saya dan teman-teman perempuan saya yang berjumlah 13
orang mengalami kerusakan sehingga keran kamar mandi kontrakan
perempuan tidak bisa mengeluarkan air sama sekali. Kami dan beberapa
warga setempat mencoba untuk memperbaiki ternyata tetap saja tidak bisa.
Kami pun mulai berdiskusi terkait solusi apa yang bisa kita lakukan.
Sehingga kita memutuskan untuk melakukan berbagai aktivitas seperti
mencuci baju, mencuci piring, dan mandi di sungai atau menumpang ke
rumah warga yang memiliki cukup banyak air (karena di Gosali terjadi
kemarau panjang, banyak sumur warga yang mulai kering karena sudah
lama hujan tidak turun). Bagi saya, melakukan berbagai aktivitas seperti
mencuci atau mandi di sungai sudah merupakan hal yang biasa karena dulu
di Magetan, yang merupakan tempat kelahiran saya, saya sudah sering
mencuci baju di sungai. Namun, bagi kebanyakan teman kelompok saya,
aktivitas itu merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga butuh
penyesuaian yang cukup lama. Dengan salah satu kesulitan yang kami
hadapi tersebut, kamipun semakin dekat dan semakin memahami satu
dengan yang lainnya.
128|RAKERKAB
Kisah yang lain yang menjadi pelajaran bagi saya adalah ketika saya
ditunjuk menjadi penanggung jawab kegiatan mengajar. Saya bersama
dengan kedua teman saya (Shandy dan Alwi) harus membagi 19 orang
untuk melaksanakan program mengajar di tingkat Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), TPQ dan juga pada program bimbingan
belajar. Saya, Shandy dan Alwi cukup mengalami kesulitan ketika harus
membagi tugas seadil-adilnya kepada teman-teman yang lain yang memang
tidak seluruhnya berasal dari jurusan bertema pendidikan. Namun, dengan
berbagai pertimbangan dan kesempatan pada masing-masing dari kami,
tugas mengajar menjadi program kerja wajib yang kami lakukan selama tiga
hari dalam seminggu. Saya cukup salut dengan teman-teman saya yang
bukan berasal dari jurusan bertema pendidikan. Mereka mau belajar dan
mau mencoba hal yang baru yang belum pernah mereka lakukan
sebelumnya. Saya juga selalu berusaha memberikan motivasi dan semangat
kepada teman-teman agar meniatkan diri membantu mengajar dengan
ikhlas tanpa mengharap apapun demi memberikan ilmu kepada anak-anak
Gosali dan Sentuk. Namun kenyataannya, niat ikhlas yang kita coba
lakukan selalu dibahas kebaikan oleh orangtua murid yang kami ajar.
Hampir setiap hari rumah kontrakan kami tidak sepi sebab kami selalu
disuguhkan makanan atau minuman pemberian dari warga. Mulai dari
singkong rebus, pisang rebus, lontong, rengginang, keripik pisang dan
sebagainya tidak henti-henti diberikan oleh warga kepada kita. Saya dan
teman-teman sungguh merasa bersyukur atas perhatian dan penerimaan
warga yang sangat baik kepada teman-teman KKN saya.
Ketika tiba saatnya hari kepulangan kita dari sana, saya mendapat
sebuah boneka Patrick berwarna pink dari salah satu anak yang saya ajar
yang bernama Desi, murid kelas VI SDN Gosali yang sempat saya berikan
ilmu terkait bagaimana menjadi dirigen paduan suara. Selain itu, secara
tidak terduga saya juga mendapat sebuah jam tangan berwarna hitam dari
anak-anak yang tergabung dalam Tim Paduan Suara SDN Gosali. Mereka
memberikannya sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada saya karena
sudah mengajarkan mereka bernyanyi dalam Tim Paduan Suara SDN Gosali.
Sayapun merasa terharu atas pemberian dari anak-anak SDN Gosali. Niat
ikhlas kami ternyata dibalas oleh kasih sayang dari anak-anak di sana.
Bukan hanya saya yang mendapat kado dari anak-anak, masing-masing
teman saya mendapat oleh-oleh dari anak-anak dan juga dari ibu-ibu ketika
kami akan pulang. Saya akhirnya merasakan secara langsung pepatah yang
RAKERKAB|129
mengatakan ―siapa yang menanam pasti akan menuai‖, pepatah itu benar-
benar terbukti dan saya alami sendiri selama mengikuti KKN.
3. Kekayaan Tambang di Deretan Pegunungan
Ketika saya pertama kali memasuki kawasan Dusun Gosali saya
sudah disambut jalan terjal berbatu dan berpasir yang harus saya dan
teman-teman lalui. Di samping kiri jalan, saya melihat sebuah plang
Perseroan Terbatas (PT) yang bertuliskan ―PT DIAN‖. Usaha tersebut
bergerak di bidang penambangan batu dan pasir. Tidak heran jika memang
sepanjang perjalanan banyak debu yang mengepul sehingga daun-daun dari
tumbuhan yang tumbuh di pinggir jalan menjadi berwarna cokelat.
Selain PT Dian, ada dua PT lainnya yang sama-sama bergerak dalam
bidang tambang. PT tersebut membeli lahan masyarakat yang berada di
pegunungan yang mengelilingi empat dusun yang dimiliki Bangunjaya,
salah satunya yaitu pegunungan yang ada di Dusun Gosali, yang mana
merupakan dusun yang kami tinggali selama KKN. Hampir seluruh gunung
yang ada sudah menjadi hak milik PT. Warga yang awalnya mayoritas
bermata pencaharian sebagai petani mulai memilih beralih menjadi pekerja
pabrik tambang dengan alasan bahwa gaji pabrik sifatnya pasti diterima
setiap bulan. Itu lebih menguntungkan bagi mereka disbanding harus
menjual hasil tani yang memang keuntungannya tidak menentu.
Setelah saya mengamati dan menggali informasi kepada beberapa
warga setempat, adanya PT tersebut memberikan banyak dampak negatif
bagi masyarakat. Selain polusi, penyempitan sungai juga terjadi akibat
aktivitas dari PT itu. Aliran air dari Sungai Cimatuk yang merupakan pusat
dari segala aktivitas warga mulai mengecil akibat terhambat batu-batu
hasil pengeboman oleh PT. Saya pun sempat melihatnya secara langsung.
Hal itu dirasakan cukup lama oleh warga bahkan hingga hari ini. Sayangnya,
tidak ada satupun dari mereka yang berani memprotes dan justru lebih
cenderung pasrah akan keadaan yang mereka alami.
Salah satu pengalaman saya di sana yang tidak pernah saya lupa
adalah terjadi pada hari Jum‘at, 17 Agustus 2018, tepat di Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-73. Saya dan anak-anak
SDN Gosali harus berjalan dari sekolah hingga Lapangan Nanggung yang
merupakan tempat berlangsungnya upacara HUT RI ke-73 Desa
Bangunjaya dengan jarak kira-kira hampir dua kilometer. Sayapun berjalan
bersama anak-anak melewati jalan yang berdebu dan mengepul. Sambil
130|RAKERKAB
terus menutup hidung dan menahan lelah, saya terus berjalan dengan
harapan akan segera sampai lapangan tempat kita melakukan upacara
bendera. Sayapun sempat berbincang dengan salah satu guru SDN Gosali,
Ibu Kholis, yang mengatakan bahwa anak-anak di sana sudah biasa berjalan
jauh seperti itu dan terbiasa berjalan menerjang debu yang mengepul dari
knalpot truk-truk pengangkut batu dan pasir di lingkungan PT. Saya
merasa agak miris mendengar pernyataan dari Ibu Kholis tersebut.
Selain keadaan lingkungan, aspek keagamaan juga menjadi hal
penting yang saya amati. Satu hal unik yang saya temui di Dusun Gosali dan
Sentuk adalah bahwa tidak ada pengeras suara di masing-masing masjid
ataupun mushalla. Menurut keterangan yang saya dapatkan dari warga, hal
itu merupakan kepercayaan yang turun-temurun dari nenek moyang
mereka. Pengeras suara dianggap sebagai suatu hal yang dilarang untuk
digunakan. Oleh karena itu penanda bahwa waktu shalat sudah tiba datang
dari suara beduk yang dipukul oleh penjaga masjid. Saya pun merasa cukup
kebingungan ketika akan melaksanakan shalat. Sering kali saya ragu apakah
sudah masuk waktu shalat ataukah belum karena tidak ada penanda waktu
shalat yaitu adzan.
Tradisi lain yang berbeda yang saya temui di sana adalah bahwa
perempuan dilarang untuk ke masjid. Hal itu juga berlaku ketika Hari Raya
Idul Fitri dan Idul Adha di mana laki-laki dan perempuan melaksanakan
shalat berjamaah di tempat yang berbeda. Laki-laki melakukan shalat di
masjid sedangkan perempuan melakukan shalat berjamaah sendiri di suatu
ruangan seperti mushalla kecil, dikhusus untuk kegiatan pengajian,
shalawatan, dan perkumpulan ibu-ibu dan remaja, yang dikenal dengan
istilah bangunan majelis Hal tersebut, menurut saya, memperlihatkan
adanya perbedaan gender yang terasa antara laki-laki dan perempuan. Hal
ini pula yang menurut saya membuat kurangnya kerukunan antar warga
Dusun Gosali.
Selain keadaan agama, pendidikan juga menjadi perhatian bagi saya.
Di Desa Bangunjaya, belum ada lembaga pendidikan tingkat Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Sedangkan beberapa
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) baik swasta maupun negeri
sudah ada. Itu artinya, anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah baik
SMP/MTs atau SMA/MA harus menempuh berjalanan yang sangat jauh
RAKERKAB|131
untuk bisa sekolah. Hal itulah, menurut saya yang memengaruhi tingkat
pendidikan di desa tersebut. Selain faktor jarak, kompetensi guru yang ada
di sekolah dasar masih kurang kompeten pada bidangnya.
Inkompetensi sumber daya manusia di sekolah dapat dicontohkan
melalui studi kasus di SDN Gosali. Karena saya membantu mengajar di
sekolah tersebut, maka saya mengetahui bagaimana keadaan sekolah
tersebut. SDN Gosali saat ini memiliki enam guru pengajar dan satu kepala
sekolah. Kepala Sekolahnya bernama Bapak Wawan. Selama saya tiga
minggu saya mengajar di sana, saya mengamati dari kedisplinan guru yang
sangat kurang sekali.
Peraturan sekolah mengatur bahwa murid masuk pukul 07.30,
namun selama saya di sana, sering sekali guru-guru datang terlambat secara
bergantian setiap harinya. Hal itu sangat disayangkan. Guru yang
seharusnya menjadi contoh yang baik bagi siswa-siswi justru
mencontohkan kebiasan yang kurang baik. Namun, menurut saya hal itu
bukan sepenuhnya salah dari para guru tersebut. Dilihat dari gaji guru, gaji
yang mereka dapatkan dari mengajar sangatlah sedikit.
Hanya Kepala SDN Gosali saja yang sudah diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil.Sedangkan enam guru lainnya masih menjadi guru
honorer. Tiga dari total enam guru tersebut berasal dari desa lain yang
artinya jarak rumah ke sekolah yang cukup jauh. Sedangkan mereka
mendapat gaji yang sangat kecil setiap bulannya.Hal inilah yang mungkin
menurut saya membuat para guru merasa tidak bersemangat untuk
mengajar.
Walaupun guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,
kesejahteraan guru sangat penting juga menurut saya. Karena seorang guru
juga mempunyai keluarga masing-masing yang memerlukan uang untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Sayapun belajar banyak atas dedikasi para
guru SDN Gosali yang terus berjuang untuk mengajar anak-anak Gosali
dan Sentuk yang akan menjadi pemimpin penerus bangsa Indonesia di
masa yang akan datang.
4. Gosali Semakin Solid dan Rukun
Selama satu bulan saya tinggal di Dusun Gosali, tidak terasa saya
benar-benar sudah seperti warga asli di sana. Itu membuat saya bisa
merasakan seperti apa yang warga Gosali rasakan. Di sana, banyak anak
132|RAKERKAB
yang putus sekolah. Penyebab dari putus sekolah itu beragam, ada yang
putus sekolah karena memang keterbatasan biaya, ada juga dikarenakan
kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya terutama
anak perempuan. Mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu
sekolah tinggi-tinggi karena nantinya ketika sudah berumah tangga akan
kembali lagi ke dapur. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah.
Saya juga tahu bahwa memang kewajiban wanita yang sudah
menikah adalah mengurus suami atau memasak di dapur, namun bukan itu
saja tugas seorang istri. Masih ada tugas yang tidak kalah pentingnya untuk
dilakukan yaitu mendidik anak. Ibu merupakan madrasatul ula atau
pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga ibu yang memiliki ilmu
sangat penting sebagai bekal untuk mendidik anak-anaknya kelak. Namun
pada realitasnya, banyak sekali perempuan seumuran saya yang sudah
menikah dan mempunyai anak. Fenomena tersebut ironisnya juga berlaku
pada perempuan dengan umur di bawah saya. Mereka menikah setelah
lulus SD atau SMP. Jika tidak dinikahkan oleh orang tuanya, mereka akan
memilih untuk bekerja merantau ke Jakarta. Saya pun berharap setelah saya
dan teman-teman KKN melakukan pendekatan, seminar dan penyuluhan
tentang pentingnya pendidikan dan risiko pernikahan dini, masyarakat
mulai sadar akan pentingnya pendidikan sehingga akan tercipta suatu
keadaran bagi anak-anak untuk bersekolah sampai tingkat perguruan
tinggi.
Saya juga berharap agar warga Dusun Gosali khusunya bisa semakin
rukun, semakin kompak baik antara pemuda dengan yang tua. Saya
berharap kegiatan rutin seperti shalawatan, pengajian, dan lain-lainnya bisa
terus terlaksana dan dengan rutin diikuti bukan hanya kaum tua saja
namun pemuda juga. Perkumpulan pemuda yang berkegiatan positif harus
sering dilakukan. Kegiatan pemuda bukan hanya berkumpul dengan
bermain gitar dan bernyanyi bersama sembari minum kopi bersama, namun
saya berharapk ada kegiatan positif seperti diskusi bersama dan
mengadakan kegiatan keagamaan rutin seperti shalawatan atau pengajian.
Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat baik dari kaum ibu-ibu,
bapak-bapak maupun pemuda bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, saya selama KKN saya cukup dekat dengan salah satu ibu
yang tinggal dekat dengan rumah kontrakan saya. Saya biasa memanggilnya
Bi Heri. Bi Heri memiliki tiga anak, namun anaknya ketiganya meninggal
ketika berumur satu tahun karena serangan kejang. Bi Heri pun harus
RAKERKAB|133
ditinggal oleh suaminya karena suaminya yang tidak pernah memberi
nafkah kepada Bi Heri maupun anak-anaknya. Dua anaklaki-lakinya saat
ini bekerja di Jakarta sehingga tinggallah ia sendiri di rumahnya yang
walaupun tidak besar dan bagus, tetapi sangat bersih dan rapi.
Saya sering menumpang wudhu atau buang air kecil di rumah Bi Heri.
Bukan hanya saya, tetapi teman-teman saya yang lainpun juga ikut
menumpang di rumah Bi Heri sehingga lama-lama sumur milik beliau
semakin surut. Bi Heri lebih memilih mencuci baju, mencuci piring hingga
mandi di sungai agar air sumurnya bisa kita pakai. Sunggguh saya sangat
terinspirasi oleh beliau. Bi Heri sudah seperti ibu saya sendiri selama saya
di sana. Beliau sangat perhatian dan cekatan sekali. Bi Heri juga secara
sukarela selalu membantu mengepel masjid dan menyapu makam yang ada
di sana.
Saya mendapat banyak pelajaran dari perkenalan saya dengan Bi
Heri. Dari Bi Heri, saya belajar bahwa memberi itu tidak hanya dengan uang
saja, namun memberikan apa yang kita punya sekecil apapun itu bisa
bernilai sangat besar bagi orang yang memang sangat membutuhkan.
Kesabaran, keikhlasan, kegigihan, keuletan dan kebaikan yang dimiliki oleh
Bi Heri begitu menginspirasi saya. Saya berharap saya bisa mencontoh
kebaikan Bi Heri. Selain itu, saya juga berharap agar silaturahmi antara saya
dan Bi Heri bisa terus terjalin walaupun KKN sudah berakhir. Terima kasih
Bi Heri atas segala kebaikannya selama ini. Saya tidak akan melupakan itu.
Sukses untuk Desa Bangunjaya. Semoga ke depannya, Bangunjaya bisa
menjadi lebih ―bangun‖ lagi dan semakin ―jaya‖ lagi seperti nama desanya,
Desa Bangunjaya.
134|RAKERKAB
-F-
KULIAH KERJA NYANTAI
Oleh: Astrid Haura
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Ilmu Hubungan Internasional
1. Buat Apa Susah?
Ungkapan ―Bogor adalah kota hujan‖ nampaknya perlu dievaluasi.
Pudar sudah persepsi tersebut sesampainya saya di Dusun Gosali dan
Sentuk, Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor pada 18
Juli 2018. Bukan tanpa alasan, dusun yang menjadi tempat saya dan 18
teman-teman lainnya menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama
sebulan ini adalah tempat yang sangat tandus, penuh debu, dan bukan
kepalang kumuh. KKN sendiri adalah kegiatan yang dikelola oleh Pusat
Pengabdian Masyarakat (PPM) di Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang mewajibkan mahasiswa untuk mengabdi sebagai
aktor solutif di lingkungan desa yang masih terbelakang dalam hal
pembangunan dan pendidikan. Sempat terbesit imajinasi liar untuk kabur
dari kewajiban KKN dan tidak kembali lagi. Ah, namun sepecundang
itukah saya sehingga begitu cepatnya menyerah ditaklukkan keadaan? Toh
KKN adalah syarat lulus kuliah dan hasrat saya untuk menggiring skripsi
ke ruang sidang jelas lebih mendesak ketimbang ―penderitaan‖ temporer
yang hanya satu bulan.
Coreng-morengnya impresi awal saya terhadap Dusun Gosali dan
Sentuk adalah suatu kewajaran. Kontras dengan kondisi kemasyarakatan
yang mayoritas Islam, warga desa justru memiliki kesadaran minim tentang
anjuran hidup bersih dan sehat sebagaimana tersirat dalam mushaf al-
Qur‘an. Meski demikian, kredo hanyalah omong kosong tanpa perbuatan
nyata untuk menaatinya. Kesempurnaan manusia yang berakal baru teruji
apabila ia bisa memberdayakan budi pikiran dan mentransformasikannya
menjadi manfaat bagi orang sekitar, diri sendiri, dan alam.
Seperti yang selalu terjadi kepada hampir siapapun, kontemplasi
spiritual selalu menyadarkan diri sekaligus menjadi titik balik yang
menggelorakan semangat sukarela untuk melakukan kegiatan-kegiatan
bersifat altruis. Atas dasar kesadaran diri, tentu menjadi abdi masyarakat
RAKERKAB|135
bukanlah suatu beban. Lagipula, tiada cara terbaik untuk menjalani
rangkaian peristiwa hidup kecuali dengan rasa ikhlas. Fisik boleh saja
seakan terkurung karena KKN di (kaki) gunung, namun batin harus tetap
santai seperti di pantai. Biar senang, harus begitu bukan?
Dengan latar belakang akademis Ilmu Hubungan Internasional, saya
selalu percaya bahwa kejadian-kejadian internasional yang bersifat politik
tingkat tinggi (high politics) selalu diawali perkara sederhana seperti keadaan
sosiologis masyarakat. Masalah sosiologis di masyarakat bisa dimisalkan
dengan kasus ketidakadilan perlakuan antara pria dan wanita dalam
struktur kemasyarakatan, dan represi terhadap aktivitas wanita yang
dikonstruksi sedemikian sempit sehingga hanya berputar-putar dalam
labirin tiga bilik, yaitu sumur, dapur, dan kasur. Respons yang kritis atas
permasalahan tersebut adalah emansipasi yang digerakkan oleh masyarakat
korban ketidakdilan, sebagaimana dikatakan oleh Andrew Linklater dalam
Teori Kritik dan turut dibenarkan oleh Jacqui True dalam Teori Feminisme.
Mustahil emansipasi dapat tercapai tanpa pemahaman akan pentingnya
anarki, kesetaraan, dan kesejahteraan di tingkat akar rumput. Agar suatu
kelompok yang marginal dapat memahami konsep-konsep tersebut,
diperlukan suatu transfer pengetahuan yang hanya bisa tercapai apabila
komunikasi yang efektif telah dilaksanakan.
Bagi saya, metode paling baik dalam melakukan komunikasi efektif
adalah diplomasi. Alasannya ialah karena diplomasi merupakan strategi
negosiasi dengan pendekatan secara halus. Implikasinya, pihak yang disasar
akan berkenan untuk mengikuti kehendak yang ingin negosiator jadikan
sebagai pemahaman bersama. Dalam sinkronisasinya dengan KKN, saya
yakin bahwa diplomasi yang saya pelajari dalam perkuliahan bisa
dimanfaatkan sebagai instrumen untuk mendekati masyarakat desa. Lebih
dari itu, saya memahami problematika mereka, memecahkan kendala yang
melanda, dan menjadi pemantik solusi melalui sosialisasi program-program
pemberdayaan desa yang diinisiasikan kelompok, baik yang berbentuk fisik
maupun nonfisik.
Prioritas program kerja (proker) fisik kami adalah pembuatan bak
sampah di Dusun Gosali dan Sentuk yang didasari atas kesadaran kami
akan sampah yang berserakan hampir tanpa celah di area pemukiman
warga. Menjadi masalah baru lagi ketika sampah-sampah tersebut
menguap menjadi asap yang dibakar tidak kenal tempat dan waktu.
136|RAKERKAB
Proker ini penting sebab kebersihan lingkungan saya persepsikan
sebagai perluasan makro dari konsep ―konmari” yang dikenalkan oleh
seorang filsuf Jepang bernama Marie Kondo. Kondo memperkenalkan
konmari sebagai metode beres-beres dalam ruang lingkup privat (rumah
pribadi). Konmari juga merupakan instrumen untuk melegakan pikiran
seseorang sehingga dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja.
Pada tingkat dusun, sampah-sampah yang tadinya berserakan bisa
dipahami sebagai penghambat dari produktivitas warga desa sebab
merupakan faktor yang memengaruhi kesehatan dan keadaan jiwa (mood).
Kedua faktor tersebut penting karena berkontribusi langsung terhadap
kreativitas, daya kerja otak, dan tingkat keprimaan jasmani manusia. Solusi
pembakaran sampah pun hanya memperkeruh keadaan. Asap pembakaran
sampah dapat mengganggu kesehatan pernapasan sekaligus menyumbang
emisi karbon yang berpengaruh terhadap fenomena perubahan iklim.
Untuk menangani isu sampah, diperlukan sebuah pemecahan
masalah yang tepat guna dan ramah lingkungan. Kami meresponsnya
melalui program pembuatan bak sampah. Bak sampah diharapkan
berfungsi sebagai penampungan sampah integral sekaligus wadah
pembakaran sampah warga sehingga polusi lingkungan di dusun dapat
terminimalisasi dan kehidupan sehat dapat tercapai.
Terlepas dari rencana kelompok, saya mempunyai misi tersendiri
dalam menjalankan proker nonfisik. Misi itu adalah pertanggungjawaban
atas Deklarasi Rencana Aksi yang telah saya dan 88 remaja dari Asia lainnya
ikrarkan pada Program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and
Youths (JENESYS) bulan Maret 2018 di Tokyo, Jepang. Kami berjanji untuk
memberdayakan masyarakat di tanah air masing-masing untuk mencapai
perdamaian dunia. Salah satu kunci pemberdayakan masyarakat ialah
melalui ekonomi. Ketimpangan ekonomi adalah masalah krusial suatu
negara. Urgensi dari ketimpangan ekonomi berdasar karena menimbang
dampak negatifnya terhadap kesenjangan sosial yang memengaruhi
perekonomian makro dan stabilitas politik suatu negara.
Saya percaya bahwa masyarakat desa bisa menjadi instrumen
pengembang ekonomi negara. Caranya ialah melalui kontribusi mereka
sebagai wirausaha dengan inovasi dan pemanfaatan sumber daya alam
(SDA) di desa. Dalam pelaksanaan KKN, saya merasa berkewajiban untuk
memberi insentif berinovasi kepada warga desa. Melalui pengarahan dan
RAKERKAB|137
pembekalan yang saya berikan, sekiranya ilmu tersebut berguna untuk
usaha niaga mereka ke depannya.
Semangat berwirausaha adalah nilai yang akan saya tekankan
kepada masyarakat desa. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah
berwirausaha tidak selalu membutuhkan modal besar dan bertempat di
kota besar. Peka terhadap celah bisnis adalah hal penting yang bisa
membuat usaha masyarakat berkembang. Saya ingin melatih logika
masyarakat desa untuk bisa mencari terobosan dengan mengolah SDA yang
mereka anggap nirmanfaat menjadi suatu produk tinggi nilai yang siap jual.
Sebagai ilustrasi, pemanfaatan itu dapat dimisalkan melalui inovasi sabut
kelapa menjadi sendal jepit berharga mahal seperti yang pernah saya lihat
di suatu pameran mode ibu kota. Selain itu, saya akan mengenalkan metode
pembukuan sebab itu adalah hal penting yang harus dipahami setiap para
wirausahawan di desa supaya alur perputaran uang jelas tercatat.
Diseminasi program nonfisik akan saya lakukan dengan metode personal
touch. Pendekatan yang santai tentu akan membuat warga desa merasa
nyaman dan pesan yang ingin saya sampaikan mengena.
Kepada anak-anak kecil di desa, saya ingin mendekonstruksi
pemahaman mereka tentang Islam. Tujuan tersebut adalah impian lama
yang saya pendam sejak pertama kali membaca buku Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspeknya karya Harun Nasution. Pada buku yang ditulis hampir 40
tahun silam tersebut, Harun Nasution menyadari bahwa Islam di Indonesia
tidak betul-betul dipelajari secara menyeluruh. Menurut Nasution, Islam di
Indonesia semata-mata dianggap sebagai institusi dengan simbol identitas
dengan kewajiban untuk beribadah belaka. Menyadari bahwa opini
tersebut masih sangat relevan hingga sekarang, saya tergerak untuk
mengoptimalkan kemampuan diplomasi saya terhadap isu ini. Caranya
dengan menanamkan pandangan Islam sebagai institusi yang mengikat,
bukan hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga pada akhlak dan ilmu
pengetahuan. Tinggi impian saya supaya anak-anak dusun dapat menjadi
kader-kader penerus Ibn Rusyd atau Ibn Khaldun yang merupakan
ilmuwan Muslim pada abad ke-12 dan 15.
Setelah hidup bersama masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk selama
32 hari, persepsi saya terhadap masyarakat desa berubah. Awalnya saya
menggeneralisasikan seluruh warga desa sebagai masyarakat minor nan
minim edukasi, tetapi nyatanya—dengan kerendahan hati—harus diakui
bahwa justru saya yang belajar dari warga desa. Karena KKN saya jadi
138|RAKERKAB
mengetahui bahwa kultur tradisional pertanian Indonesia ternyata adalah
purwarupa dari teknik pertanian di Jepang. Utamanya, berkat KKN saya
jadi mengetahui Cara Bertahan Hidup 101 di tengah krisis sanitasi dan polusi
lingkungan.
2. Bumbu Konflik yang Bikin Tambah Siip!
Bagaimana 19 orang tergabung dalam suatu kelompok bukanlah
pertanyaan penting, yang lebih krusial justrulah bagaimana menyatukan
pemikiran dari 19 kepala berbeda-beda. Kalau bukan mandat kampus,
Kelompok KKN Rakerkab 112 (Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat
Bangunjaya) mungkin takkan pernah mengenal satu sama lain, mencipta
dinamika yang mengundang perdebatan sengit atas nama ego pribadi, dan
pada akhirnya padam sendiri atas kesadaran kolektif akan tujuan awal
untuk mengabdi pada masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk.
Tidak hanya beda fakultas, 19 orang dari kami datang dari jurusan
yang pula tak sama. Kuat keyakinan bahwa setiap individu membawa
kepentingan yang dipengaruhi latar belakang akademis masing-masing.
Kelompok kami didominasi oleh para mahasiswa dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dengan kecondongan proker nonfisik, yaitu
mengajar. Sementara itu, beberapa mahasiswa lain justru memprioritaskan
proker fisik. Anggota lainnya memilih berada di posisi tengah dengan
mendukung kedua proker atau malah abstain. Terkait polemik itu, menurut
saya mengajar adalah kegiatan yang mulia, namun eksekusi proker fisik
jauh lebih penting karena berdampak langsung terhadap produtivitas desa.
Namun kendala selalu datang menghadang kesuksesan proker fisik. Salah
satu faktornya datang dari internal kelompok dengan sekelebat distingsi
opini anggota sehingga konsensus sulit dicapai.
Belum genap empat hari tinggal bersama sebuah sebuah tim, kami
sudah digempur dengan dinamika klasik ihwal perbedaan opini tentang
proker. Untuk melengkapi alur kisah, perlu diketahui bahwa drama ini
melibatkan diri saya. Perkaranya mengenai proker fisik bangunan mandi,
cuci, kakus (MCK) yang saya inisiasikan. Mayoritas anggota kelompok
kontra dengan ide tersebut. Mereka merasa bahwa MCK tidak lebih
penting ketimbang pengentasan masalah lingkungan di dusun. Apalagi, isu
lingkungan linear dengan proker utama kelompok, yaitu pembuatan bak
sampah.
RAKERKAB|139
Terlepas dari prioritas kelompok terhadap pembuatan bak sampah,
saya tetap berpendirian bahwa pembangunan MCK penting. Dasarnya
adalah norma agama, kesopanan, dan kesehatan. Islam telah mengatur
secara baku batasan aurat laki-laki dan perempuan. Pun tentang
kebersihan dan kesehatan tubuh. Kendati demikian, masyarakat Gosali
yang mayoritas Islam ternyata belum merefleksikan kewajiban-kewajiban
itu. Buktinya kelihatan dari kebiasaan wanita di desa yang terang-terangan
mandi dengan tubuh setengah telanjang di bantaran bawah Sungai
Cimatuk berair keruh nan penuh sampah yang letaknya berdampingan
dengan jembatan akses keluar-masuk dusun.
Negosiasi terus saya lancarkan sebagai pamungkas demi berjalannya
proker MCK dan mujurnya usaha itu berhasil. Satu minggu setelah
perdebatan sengit kelompok, konsensus mengenai pembangunan MCK
akhirnya tercapai. Data-data keprotokoleran sudah saya rampungkan dan
proposal sudah siap disebar ke perusahaan-perusahaan tambang sekitar.
Niatnya kami ingin meminta pertanggungjawaban sosial dari perusahaan-
perusahaan tersebut. Sayangnya, birokrasi yang lamban dan friksi internal
yang mengakar di desa menghambat jalannya proker MCK. Akibat
penyebaran proposal molor hingga beberapa hari, bahkan hingga sebelum
masa KKN kami selesai. Dampaknya, MCK masih dalam status quo—
setidaknya sampai hari terakhir kami di sana. Setelah diskusi intens dengan
teman-teman, keberlanjutan proker MCK kami percayakan kepada Kang
Heri, Kepala Pemuda Dusun Gosali, untuk kemudian beliau perjuangkan
kelanjutannya.
3. Begini Toh Rasanya Hidup Jadi Gadis Desa?
Berbicara tentang Dusun Gosali dan Sentuk berarti berbicara
tentang komedi dan kontradiksi. Setidaknya saya pernah menjadi saksi atas
ironi kiai masjid yang anti pengeras suara—sehingga tidak pernah
terdengar lantunan adzan di kedua dusun ini—namun cucu beliau dikenal
radikal sebagai komentator sepak bola antarkampung yang memiliki
teriakan menggelegar via pengeras suara. Itu belum seberapa pahit
ketimbang menyingkap fakta bahwa hajatan sunat wajib diisi hiburan
orkes dangdut dengan pengeras suara jumbo hingga larut malam dan turut
diramaikan oleh biduan kampung berpakaian seksi dengan goyangan syur.
Ambiguitas kembali menyeruak tatkala mengetahui bahwa ibu-ibu
140|RAKERKAB
penggiat di majelis pengajian adalah orang-orang sama yang mengumbar
aurat ketika mandi di sungai.
Dalam menyikapi keadaan sosial-budaya Dusun Gosali, kami
dihadapkan dengan situasi dilematis. Di satu sisi, kami tidak setuju dengan
kebijakan kiai yang dijuluki ―aspek‖ (anti-speaker) itu. Namun di sisi lain,
apalah daya kami mengintervensi seorang kiai yang dikultuskan pada
tingkat dusun?
Pada sejumlah perbincangan kasual, beberapa warga mengeluhkan
absennya amplifikasi adzan sebagai tradisi relik yang perlu diubah.
Nahasnya saya tidak bisa melakukan tindakan langsung apapun. Hanya
eksplanasi logis bahwa adzan adalah kebutuhan spiritual yang primer yang
bisa saya berikan. Pesan ibadah dan segala kalimat indahnya tentu wajib
untuk disiarkan. Dengan menghalangi penyiaran adzan, berarti sama saja
dengan melanggar konsep kebebasan beragama yang telah diatur negara.
Kepada anak-anak dan pemuda-pemudi dusun, hanya pemahaman logis
pula yang bisa saya lancarkan. Mudah-mudahan di masa depan mereka
bisa mengimplementasikan nalar Islam modern di tempat tinggal masing-
masing. Besar asa saya terhadap mereka, sebab sepengamatan saya mereka
adalah anak-anak alim yang submisif terhadap perubahan positif. Sedikit
banyak seperti si Doel yang gemar belajar dan mengaji namun tetap berjiwa
pendekar.
Pada awal KKN saya berhipotesis bahwa demografis warga desa
mayoritas berpencaharian sebagai pekerja tambang. Akan tetapi dugaan
tersebut buyar tatkala saya mengamati adanya aktivitas lain di bidang
agrikultur dan perniagaan.
Setiap pagi, seorang wanita tua selalu datang ke rumah kontrakan
kelompok KKN untuk menjajakan jajanan pasar yang menjadi sarapan
primadona saya. Sudah menjadi ritual antara saya dengan Nini Saeni—
begitu wanita tua` tersebut disapa—untuk bersenda gurau sembari
menyantap penganan beliau. Belakangan saya mengetahui bahwa bahan
baku dagangan beliau berasal dari sawah milik sendiri. Rasa takjub dan
ingin tahu yang kuat membuat saya berani menawarkan diri sebagai asisten
Nini Saeni dalam kegiatan bertani di sawah beliau. Nini dengan antusias
mengajak saya ke hamparan sawah milik beliau di Dusun Sentuk. Sawah
milik Nini sangat luas. Saya taksir lebih dari lima hektare. Pemandangan
sawah milik Nini masih terlihat indah karena dikelilingi oleh pegunungan
segar yang masih polos dari destruksi perusahaan tambang. Nini mengajari
RAKERKAB|141
saya menandur padi dan menjelaskan proses pengolahannya menjadi beras
hingga menjadi nasi. Tak lupa Nini mengajak saya ke hutan milik beliau
untuk memanen singkong. Hasil panen singkong kemudian beliau berikan
sebagai oleh-oleh titipan untuk teman-teman di kontrakan.
Adalah sebuah kepatutan untuk memuji Nini. Beliau adalah sosok
yang berhasil memanfaatkan hasil bumi sendiri menjadi modal berjualan.
Dagangannya pun bermutu tinggi, namun dihargai sangat murah.
Murahnya harga dipengaruhi faktor bahan baku dari sawah sendiri dan
penetapan harga yang berbeda-beda. Rupanya Nini Saeni telah mengenal
konsep diskriminasi harga. Kepada warga dusun, Nini menetapkan harga
seribu rupiah untuk setiap kudapan jualanannya, namun kepada sopir-
sopir perusahaan tambang yang lalu-lalang berkomuter Bogor-Jakarta,
harga menjadi dua ribu rupiah. Untuk setiap seratus jajanan pasar yang
dibawa Nini dalam baskom khasnya, sudah dipastikan dagangan beliau
habis sebelum dzuhur dan surplusnya tak usah diragukan lagi.
Lain dengan warga dusun senior seperti Nini yang etos kerjanya
tinggi, pemuda-pemudi dusun berusia 17-30 justru didera krisis eksistensial.
Generasi milenial dusun ini ternyata lebih memilih menganggur sebab tak
tahan dengan kesuntukan kerja yang monoton. Namun pengecualian bisa
disematkan kepada seorang pemuda yang memperkenalkan diri sebagai
Jambul. Menurut pengakuan Kang Jambul, gelora wirausaha tumbuh sejak
ia sadar akan dominasi perusahaan tambang atas kepemilikan gunung-
gunung sekitar. Jika terus berlangsung, Kang Jambul memproyeksikan
bahwa Dusun Gosali dan Sentuk akan habis terkubur pasir tambang.
Apabila benar terjadi, populasi desa akan berkurang drastis sebab warga
desa harus bermigrasi ke tempat tinggal yang lebih manusiawi. Ketimbang
meratapi nasib qadariah, Kang Jambul memilih jalan visioner dengan
berwirausaha. Caranya melalui budidaya jamur. Walaupun
pengetahuannya tentang agribisnis minim, ia pernah cukup sukses
mendapatkan laba tiga kali lipat lebih besar daripada modal awal.
Pada suatu kesempatan, Kang Jambul mengajak saya dan Apeb
(rekan KKN yang berjurusan Agribisnis) untuk menyambangi ternak
jamurnya di Kecamatan Tenjo. Sambil mengeluhkan tumbuhan jamurnya
yang kian infertil kepada Apeb, sesekali Kang Jambul menceritakan
buruknya mekanisme perputaraan modal yang ia kelola dan bagaimana
usahanya kini nyaris bangkrut. Ternyata, profit dari budidaya jamurnya
tidak pernah dibukukan. Pendapatannya pun habis dihamburkan begitu
142|RAKERKAB
saja tanpa disisakan untuk modal serta biaya perawatan tanaman. Sebagai
solusi, saya mengenalkan konsep debit/kredit. Saya juga menyarankan
Kang Jambul untuk segera memiliki buku khusus pencatatan supaya dapat
meminimalisasi miskalkulasi untung/rugi. Betul saja, respons Kang Jambul
antusias walaupun kegelisahannya tak dapat ditutupi. Rupanya ia sendiri
pesimistis usahanya akan beroperasi lagi.
Dengan sisa kurang lebih 10 tanaman jamur yang hampir layu, orang
awampun mengerti bahwa usaha budidaya jamur Kang Jambul sulit
diselamatkan. Pun vonis Apeb sudah mutlak bahwa hanya pembibitan
ulang dari nollah opsi paling realistis yang bisa dilakukan. Di tengah
kronisnya kekecewaan Kang Jambul, saya memperhatikan celah inovasi
kuliner yang bisa dimanfaatkan. Saya menganjurkan Kang Jambul
mengolah jamurnya menjadi keripik sehingga memiliki nilai tambah.
Konsekuensinya, produk akan dihargai lebih mahal ketimbang dijual
mentah-mentah. Untuk setiap satu kilogram jamur mentah yang diolah,
Kang Jambul bisa meraup laba lima kali lebih besar ketimbang dijual tanpa
proses pengolahan. Ide keripik jamur dipahami sebagai terobosan bisnis
yang masuk akal bagi Kang Jambul. Setelah sepakat merencanakan
pembibitan ulang dengan Apeb, apabila berhasil, produk keripik jamur
Kang Jambul mungkin akan segera menjamur di warung-warung sekitar
Dusun Gosali.
Dusun Gosali dan Sentuk memiliki sumber daya alam dan manusia
yang dapat bermanfaat bagi agama, orang sekitar, dan lingkungan apabila
diarahkan dengan universalisme prinsip kedisiplinan, semangat dan kerja
keras. Meskipun beberapa masyarakat dusun belum bisa menerima
modernisme positif seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
dan penggunaan pengeras suara untuk adzan. Saya percaya bahwa Dusun
Gosali dan Sentuk bisa mewujudkan swasembada selama semangat orang-
orang dengan karakter tidak cepat menyerah dan mau belajar seperti Nini
Saeni dan Kang Jambul selalu ada. Sudah menjadi tanggung jawab bagi saya
untuk menanamkan motivasi sarat moral dan semangat berdikari kepada
anak-anak kecil di dusun yang masih polos nan penuh harapan supaya bisa
memiliki jiwa kepemimpinan dan nurani merakyat.
4. Jika Aku Menjadi
Tidak ada manusia yang bisa memilih untuk dilahirkan dengan
status sosial khusus dan di kota tertentu. Pun bisa, saya akan tetap memilih
RAKERKAB|143
menjadi diri saya sendiri dengan segala pengalaman baik dan buruk yang
pernah saya alami, termasuk—dan khususnya—mengikuti KKN di Dusun
Gosali dan Sentuk. Namun jika bicara pengandaian, apa jadinya jika saya
ditakdirkan lahir sebagai putri daerah Gosali dan Sentuk? Mungkin belum
genap 20 tahun saya sudah menimang anak sebagaimana tradisi gadis desa
yang lekas dilamar lelaki dan berumah tangga. Mungkin juga saya tetap
melanjutkan kuliah dengan jurusan yang sama dan mimpi yang sama, yaitu
sebagai peneliti di organisasi internasional. Tanpa adanya absorbsi
pengetahuan yang baik, asumsi kondisional yang saya bangun dengan
intensi intelektual tadi sukar membentuk saya menjadi pribadi yang
bermimpi.
Dengan kondisi Dusun Gosali dan Sentuk yang kurang suportif
terhadap isu pendidikan, saya rasa sulit jika hanya mengandalkan institusi
sekolah sebagai instrumen menggapai impian-impian masa depan. Kalau
sekadar melakukan aktivitas pengajaran, jumlah guru di Dusun Gosali dan
Sentuk sudah lebih dari cukup. Alih-alih, yang dibutuhkan anak-anak
dusun ialah tenaga didik yang sukarela memberikan bimbingan dengan
kombinasi religiusitas, intelektualitas, dan motivasi.
Warga dusun yang kepalang dewasa dan belum sempat merasakan
pendidikan motivasi ketika kanak-kanak masih mempunyai harapan
apabila giat bekerja keras. Besar asa saya agar UMKM digalakkan dan
menjadi tren positif sebagai respons alternatif atas maraknya pengangguran
di kalangan pemuda-pemudi dusun. UMKM adalah solusi yang tepat untuk
mewadahi usaha perniagaan di Dusun Gosali dan Sentuk. Apalagi selama
satu bulan ini saya mengamati bahwa perniagaan desa berfokus pada
industri rumahan dan pertanian organik. Komoditas akhir dari kegiatan
produksi tersebut cocok dengan kultur UMKM. Tahap selanjutnya adalah
pemanfaatkan internet melalui situs jual-beli dalam jaringan (daring)
seperti Tokopedia dan Lazada. Pada era digital di mana perdagangan daring
merajalela, mempromosikan barang di internet adalah cara ampuh untuk
menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga mancanegara.
Kini KKN telah usai dan yang tersisa adalah kenangan dan pelajaran
hidup untuk pengembangan diri sendiri. Ada kutipan menarik dari novel
East of Eden karya John Steinback yang saya baca tiap malam pada hari-hari
awal menjalankan KKN, yakni, ―Sepanjang musim kemarau, orang-orang
akan melupakan kekayaan sumber daya di musim hujan. Sebaliknya pada
musim hujan, tiada masyarakat yang mengingat krisis di musim kemarau.‖
144|RAKERKAB
Sederhananya, kalimat itu bermakna bahwa manusia adalah makhluk
egosentris yang cepat lupa dan cenderung menyia-nyiakan suatu hal yang
bisa jadi penting dan akan dirindukan apabila hilang. Hubungannya dengan
KKN ini adalah latar novel Eden yang sama-sama terjadi pada musim
kemarau dengan singgungan isu kelangkaan air dan perihal sifat manusia
yang take everything for granted 25 . Pesan subliminal yang disampaikan
Steinback menyadarkan saya bahwa sebelum menjalani KKN di dusun yang
langka air, tidak jarang saya menyia-nyiakan air dengan misal membiarkan
katup keran terus terbuka padahal dalam hitungan sepersekian detik,
kubik air terus bertambah.
Pelesetan satir KKN sebagai singkatan dari ―Kuliah Kerja Nyantai‖
memang benar adanya karena selama menjalani KKN saya selalu riang
gembira sehingga 32 hari tidak terasa. Tidak ada air, tidak masalah. Tidak
ada internet, bukan jadi halangan, justru memang sengaja saya nonaktifkan
agar bisa serius mendalami kearifan lokal masyarakat Dusun Gosali.
Nyatanya memang sungguh nyantai, namun saya tidak berani berjudi
dengan ke-nyata-an KKN yang telah terlaksana. Masih terlalu prematur
untuk melihat aktualisasi dan dampak proker fisik maupun nonfisik yang
kami adakan. Hanya do‟a dan harap yang bisa saya panjatkan. Yang jelas,
program KKN tidak lagi saya persepsikan sebagai ajang belajar sebagai
mahasiswa demi tinta di atas skripsi, tetapi belajar menjadi manusia
dengan progresivitas yang hakiki.
25 Tidak menghargai suatu hal
RAKERKAB|145
-G-
RIBUAN KATA YANG TERSIRAT
Oleh: Balqis Hanifah
Fakultas Sains dan Teknologi - Kimia
1. Melakukan yang Harus Dilakukan
Dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang saya lalui, banyak sekali
kejadian tidak terduga yang saya dapat. Berawal dari sebelum dan sesudah
KKN, inilah perjalanan saya. Sebelum adanya KKN saya hanya ingin
mengikuti arus saja. Saya tidak ada senang atau sedih menjalankan KKN
karena saya mengikutinya atas dasar kewajiban kuliah. Saat saya
mendapatkan informasi bahwa kelompok KKN sudah dibagikan, saya
memang berharap semoga saya ditempatkan di Bogor dan ternyata harapan
saya terkabul. Tetapi saat pembagian kelompok KKN, saya merasa lelah
karena harus mengikuti KKN yang mengambil jatah libur saya, mengingat
jatah libur saya tidak banyak dikarenakan liburan semester sebelumnya
sudah diisi dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang termasuk mata
kuliah wajib. Saat berkumpulpun, saya tidak memiliki perasaan senang
maupun sedih, yang saya pikirkan hanyalah mengikuti apa yang harus
dikerjakan karena KKN adalah mata kuliah wajib yang harus saya ikuti
untuk mendapatkan nilai yang di tahap selanjutnya akan membawa saya ke
sidang akhir, lalu wisuda.
Posisi sebagai Sekretaris I dalam struktur keanggotaan dalam
kelompok KKN pun bukan keinginan saya, tetapi karena tidak ada anggota
yang ingin menjadi sekretaris, maka pikiran saya berkata bahwa saya harus
menjadi sekretaris. Benar saja, sekitar sebulan sebelum KKN,saya menjadi
sekretaris. Untuk surveipun awalnya saya ikut hanya karenasuruhan
teman-teman saja, sebab tidak ada yang bisa datang survei ke desa. Walau
sudah memakai alasan macam-macam, tetap saja saya harus ikut. Saya di
sini hanya mengikuti keinginan teman-teman tanpa penolakan dan tanpa
kesukaan. Itu cara pandang saya sebelum KKN karena pikiran saya yang
sudah lelah dengan kegiatan kuliah dimana laporan PKL harus diselesaikan
sesuai tenggat waktu yang diberikan oleh institusi program studi dan
mengejar materi kuliah yang hanya tiga bulan saja. Sebelum berangkatpun
146|RAKERKAB
saya selalu berpikir bahwa KKN hanya khayalan, dan tidak benar adanya.
Sehingga alasan saya mengikuti KKN hanya karena itu adalah mata kuliah
wajib, tidak lebih dari itu.
Saya sebenarnya tidak mempunyai motivasi mengikuti KKN
dikarenakan pikiran saya yang sudah penuh dengan jadwal kuliah yang
padat sehingga saya tidak mempunyai motivasi. Tujuan saya mengikuti
KKN hanya untuk mendapatkan nilai. Tidak terpikir untuk menambah
pengalaman dan lainnya. Kompetensi saya hanya mengajar pelajaran.
Rencana saya sebelum KKN hanya mengajar pelajaran. Tetapi cara pandang
saya menjadi berbeda setelah KKN. Ternyata KKN tidak seburuk yang
diperkirakan dan tidak ada pikiran lagi bahwa KKN ini hanyalah khayalan
belaka. Sekarang yang terpikir adalah rasa syukur bahwa kapan lagi saya
bisa KKN? Alhamdulillah saya mendapatkan teman-teman, dan mengenal
banyak warga desa dan dusun yang beragam tetapi tidak dalam arti buruk.
Banyak pengalaman yang saya dapat berikut dengan suka-dukanya. Bahkan
saat KKN saya menjadi termotivasi yaitu ingin anak-anak lebih pandai dan
rajin dalam belajar.
Anak-anakpun senang dengan kehadiran kami. Apalagi saat
bimbingan belajar (bimbel) tidak terpikir bahwa mereka ingin belajar,
bukan main. Anak-anak yang datangpun banyak sekali hingga tempat
untuk bimbel tidak muat. Anak-anak juga senang bila kami mengajar di
sekolah bahkan mereka datang lebih pagi untuk menjemput saya dan
teman-teman saya yang mengajar. Setelah KKN, saya menjadi berpikir
bahwa tidak masalah jika jatah libur saya jika bertemu dengan mereka yang
membuat perasaan saya menjadi senang. Tidak terpikir sebelumnya bahwa
KKN akan terasa semenyenangkan ini. Rencana yang sebelumnya saya pikir
hanya untuk mengajar pelajaran ternyata berubah hingga tidak lagi hanya
itu karena banyak hal tak terduga yang dilakukan seperti kekurangan air
yang mengharuskan kami mandi di sungai atau mandi di rumah warga
sehingga bisa lebih berbaur dan mengajarkan akhlak yang baik.
Kompetensi saya bertambah saat KKN yaitu mengajarkan tari
Saman yang ternyata anak-anak di sana tidak tahu sama sekali tarian dari
Aceh tersebut. Tidak hanya tari Saman, mereka mempunyai gaya tari
sendiri yang menurut saya menyenangkan walaupun memakai lagu
dangdut tetapi itu termasuk kreativitas dari mereka. KKN mengajarkan
saya lebih bekerja sama, merangkul, mengayomi, mengerti keadaan dan
RAKERKAB|147
perasaan lain, dan lain-lain. Akhirnya saya lebih berpikir positif tentang
KKN. Tetapi dari semua itu saya percaya semua rencana Allah Subhanahu wa
Ta‟ala adalah yang terbaik dan saya menikmati rencana yang Allah
Subhanahu wa Ta‟ala berikan dengan senang hati.
2. Kejutan yang Menyenangkan
Awalnya kelompok kami susah sekali untuk berkumpul. Apabila
kumpul pun, yang hadir paling banyak sekitar 10 orang sedangkan
kelompok kami beranggotakan 19 orang. Karena sebelum KKN keadaan
kelompok kami tidak menyatu, saya jadi berpikir bahwa kelompok kami
orang-oranngnya individualistis. Lantas bagaimana nanti saat tibanya
kegiatan KKN yang mengharuskan kami tinggal sebulan? Bagaimana cara
saya bisa menyatu dengan mereka? Membayangkan hal-hal yang buruk itu
sudah membuat saya malas dengan KKN, ditambah dengan grup di
WhatsApp yang sepi. Tetapi selama sebulan tinggal bersama mereka pikiran
buruk saya sebelum KKN ternyata tidak benar bahkan tidak terpikir
kembali. Kami selama KKN di sini tidak menunjukkan sifat yang palsu.
Malah, sifat asli saya dan teman-teman saya keluar semua. Semua teman-
teman KKN saya mengeluarkan sifat asli mereka, tidak ada perlawanan
yang begitu terlihat dan mereka semua orang yang mudah menerima sifat-
sifat asli kami.
Saya merasa bersyukur mendapatkan teman-teman KKN yang
seperti ini, mungkin sebelum KKN banyak kesibukan sendiri-sendiri dan
malas dengan adanya KKN sehingga membuat pikiran saya menjadi buruk
tentang mereka. Teman-teman KKN saya memiliki sifat-sifat yang beragam
seperti ada yang pintar memasak, bisa sabar menghadapi anak kecil yang
merepotkan, sabar mendengar keluh kesah selama KKN dengan baik, sabar
dengan keadaan di mana emosi semua meningkat, cekatan memberi solusi
di saat banyak masalah, pandai suasana yang sedang kritis, dan lain-lain.
Di awal KKN terdapat kejadian yang tidak menyenangkan karena
kurangnya komunikasi dengan antara para anggota kelompok sehingga
beberapa oknum menjalankan kegiatan sendirian tanpa melaporkan
kegiatan tersebut terlebih dahulu. Saya tidak bisa menyalahkan sifat
oknum-oknum tersebut, tetapi di saat itu, saya dan teman-teman saya
hanya ingin penjelasan lebih lanjut dari mereka sehingga tidak menjadi
konflik yang besar dan berkelanjutan. Mereka bercerita dan kami
148|RAKERKAB
mendengarkan dengan baik. Tidak lama perpecahan terjadi karena hal
tersebut. Banyak yang menganggap hal tersebut tidak disukai, dan di sisi
lain, sedikit yang menganggap hal tersebut baik. Dari sini perpecahan mulai
terasa, tetapi setelah rapat kami tetap melakukan komunikasi dengan baik
karena kami berpikir bahwa itu masalah program kelompok tidak perlu
dibawa ke masalah pribadi. Tidak lama, masalah tersebut mendapatkan
solusi sehingga perpecahan pun mulai pudar. Dengan mengetahui sifat asli
yang seperti itu, saya hanya menyikapinya dengan hal baik. Tidak
dimungkiri bahwa manusia punya sifat baik dan buruk, tetapi yang penting
adalah bagaimana kita menyikapi hal buruk tersebut dengan baik.
Mungkin awalnya susah beradaptasi untuk lingkungan yang baru seperti
ini, tetapi dengan adanya masalah, membuat orang mempunyai pengalaman
yang dapat dipelajari sendiri agar dijadikan pelajaran hidup untuk ke
depannya.
Yang saya nikmati dari kelompok KKN ini adalah bila ada konflik,
masalah itu tidak dibesar-besarkan dan tidak dibawa ke masalah pribadi,
sehingga kami bisa menerima keadaan. Tidak mungkin 19 orang ini tidak
punya masalah pribadi, tetapi mereka bisa menempatkan hal tersebut ke
hal yang lebih baik dan tidak melebih-lebihkannya. Kebersamaan
kelompok kami mulai terasa pada awal saat masalah di rumah perempuan
yang tidak ada air, lalu dibuatlah piket untuk mengambil air. Tugas para
anggota laki-laki membantu, padahal mereka tahu bahwa air itu hanya
dipakai untuk di rumah perempuan walaupun memang ada kalanya air itu
digunakan untuk masak. Belum lagi dengan keadaan di mana pengambilan
air mengharuskan mereka pergi ke sungai yang melewati jalan yang naik
dan turun.
Tidak hanya itu, sikap teman laki-laki maupun perempuan yang
sering bersenda gurau membuat saya mudah untuk cerita masalah pribadi.
Kami memikirkan solusi bersama, melakukan kerja sama, dan lain-lain.
Jujur saja, bila tidak nyaman dengan orang di sekeliling, saya tidak akan
mengeluarkan sifat asli saya. Itu dikarenakan saya orang yang pemilih
untuk bersikap. Bila sifat mereka ada yang membuat saya tidak suka, maka
sifat palsu saya akan saya keluarkan. Saya akan mengeluarkan sifat baik
semua, tidak ada sifat buruk. Sederhana sekali dengan adanya mereka yang
bisa menerima sifat-sifat yang disukai maupun tidak, menjalankan kegiatan
KKN ini terasa menyenangkan. Saya menikmati kegiatan KKN dengan hati
senang. Hidup itu penuh tantangan.Tantangan membuat kita berpikir lebih
RAKERKAB|149
maju dan manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa sendiri karena
pasti akan selalu bersama.
3. Variasi Warna dalam Hati
Desa yang saya tempatkan memiliki warga yang sering memberi.
Masyarakat di sana lumayan intens bersosialisasi, tetapi untuk bidang
keagamaan ada hal yang beda. Di desa ini, ada seorang kiai yang meyakini
bahwa adzan tidak boleh memakai pengeras suara dan jama'ah laki-laki dan
perempuan harus dipisah. Dalam bidang lingkungan, ada yang alamnya
masih belum tercampur oleh sekelompok manusia yang merusak
lingkungan dan ada yang sudah tercampur oleh sekelompok manusia yang
merusak lingkungan. Di Dusun Gosali, terdapat sekelompok manusia yang
merusak lingkungan, tidak peduli efeknya pada tempat tersebut dan tidak
memikirkan solusi lain untuk lingkungan sekitar sehingga menimbulkan
banyak kesan negatif yang. Yang paling membuat saya sedih adalah ketika
saya memerintahkan anak-anak di dusun yang saya tempati untuk
menggambar. Tidak terduga bahwa ada salah satu anak yang menggambar
lingkungan dusun tersebut dengan gambaran gunung yang bagian
puncaknya rata dan mesin besar.
Dalam bermasyarakat dengan warga sekitar, pastinya terdapat hal-
hal yang tidak terduga. Contohnya adalah ketika awal KKN, teman saya
dimanfaatkan untuk kepentingan seseorang. Kalau dipikir, memang baik
untuk mengikuti perintah orang tersebut, tetapi hal itu bisa menimbulkan
konflik yang melebar. Hal tersebut tidak mudah kami putuskan untuk
waktu yang cepat sehingga saya dan teman-teman saya harus memikirkan
cara yang tidak memberatkan pihak sebelah atau seimbang. Dari situ pun
saya dan teman-teman saya harus lebih berbaur dengan warga untuk
mengetahui kondisi dan masalah lebih dalam walaupun kami agak bingung
dengan bahasa yang mereka gunakan yaitu bahasa Sunda. Terlebih lagi,
saya adalah orang Jawa yang tiap hari mendengar percakapan memakai
bahasa Jawa atau bahasa Indonesia sehingga itu membuat saya bertanya
kembali maksud dari perkataan mereka.
Di Dusun Gosali, saya lebih banyak berkomunikasi dengan anak-
anak dan orang tua dibanding pemuda-pemudinya. Entah kenapa saya
tidak nyaman dengan mereka. Setiap malam, para pemuda sering nongkrong
dan mendendangkan lagu dengan gitar. Bila kami yang perempuan lewat di
depan mereka, kami sering kami dipanggil-panggil, bahkan teman saya
150|RAKERKAB
hampir disamper oleh pemuda karena dia jalan sendirian. Lalu saya
mendengar dari teman laki-laki bahwa pemudinya pun suka memanggil
mereka. Tetapi teman laki-laki di kelompok saya tetap menjalin
komunikasi dengan baik dengan pemuda-pemudi. Saya termasuk orang
yang tidak menyukai hal tersebut karena itu membuat perasaan saya tidak
senangdan akibatnya saya membayangkan hal-hal buruk. Tidak hanya saya
yang berpikir demikian, hampir keseluruhan teman perempuan di
kelompok saya berpikir sama.
Saya dan teman-teman perempuan lainnya mulai banyak
komunikasi dengan pemuda-pemudi ketika Acara Perayaan Hari Ulang
Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73. Dalam hal kebersamaan, saya
melihat solidaritas mereka kurang sebagaimana dapat dilihat dalam senam
pagi yang menjadi program mingguan kami. Saya dan teman-teman saya
sudah mengajak warga untuk datang, tetapi hasilnya tidak banyak dari
mereka yang hadir, bahkan kuantitasnya dapat dihitung dengan jari. Itu
adalah sisi negatifnya, tetapi tidak dimungkiri ada juga hal-hal positifnya.
Salah satunya adalah betapa beberapa warga menerima kami dengan sangat
lebar tangan. Kamipun akhirnya bisa menginap, menyantap makanan
bersama, menceritakan hal pribadi, membantu satu sama lain, dan
melakukan kerja sama. Warga sekitar juga sangat baik karena mereka
memberikan kami banyak hasil alam mereka, sehingga saya dan teman-
teman di sana makan makanan sehat.
Anak-anak desa sangat antusias bertemu saya dan teman-teman
saya. Terkadang kami bingung terkait bagaimana menjadwalkan mereka
datang ke rumah. Khususnya rumah perempuan, karena rumah perempuan
adalah tempat awal pertemuan kami dengan mereka. Saya mengira bahwa
mereka lebih asyik bermain dengan teman-temannya, ternyata perkiraan
saya meleset. Mereka senang sekali bertemu kami dan sering mengajak
kami untuk main bersama mereka. Apabila anak-anak sedang sekolah
sedangkan gurunya tidak ada, mereka pasti ke rumah perempuan, entah
karenaiseng atau ada intensi lain. Tidak sedikit murid-murid datang pagi
untuk melihat kami mengajar, padahal belum waktunya bagi mereka untuk
masuk. Tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa anak-anak akan sangat
senang bertemu kami.
Sewaktu saya masih anak-anak, saya tidak begitu antusias apabila
ada di situasi yang dikelilingi banyak orang yang lebih tua,namun saya
heran mengapa anak-anak di sini sangat antusias betemu kami. Karena
RAKERKAB|151
kami dekat dengan banyak warga, tidak sedikit bapak-bapak, ibu-ibu, dan
terutama anak-anak yang menangis saat kami meninggalkan mereka. Tidak
lupa mereka meminta kontak kami agar bisa selalu berhubungan dengan
kita.
Saya dan teman-teman saya jalan-jalan ke dusun sebelah karena
tidak begitu jauh jarak antara dusun yang kami tempatkan dan dusun
sebelah. Di dusun sebelah, pada dua tahun yang lalu ditempatkan pula
mahasiswa-mahasiswa KKN dari UIN. Awalnya kami ingin tinggal di sana,
tetapi karena kurangnya komunikasi kepada warga lain dan kewajiban
membuat keputusan cepat, alhasil kami tidak tinggal jadi di sana.
Kalau saya bandingkan, suasana di dusun sebelah memang terasa
lebih nyaman dan masyarakatnyapun lebih sopan dibanding dusun yang
saya tempatkan.Tetapi hal tersebut tidak mengurangi rasa syukur saya
dengan tinggal di dusun yang saya tempatkan.
Di desa saya dan teman-teman ditempatkan, sudah lama hujan deras
tidak menghampiri dan hal tersebut memantik rasa iri saya dengan keadaan
desa di kelompok lain. Tetapi, rencana Allah Subhanahu wa Ta‟ala memang
selalu yang terbaik. Bila ada hujan, belum tentu saya merasakan suka duka
seperti yang sudah dialami. Kemungkinan besar kejadian dan perasaan saya
tidak seperti yang saya rasakan sekarang.
4. Jejak yang Hilang dan Bertahan
Bila saya menjadi penduduk desa, terutama di dusun yang saya
tempatkan, saya akan memajukan sekolah di sana dikarenakan kurangnya
ketertiban, kedisiplinan, kerajinan, tata krama dan kebersihan di sekolah
tersebut. Saya sedih melihat sekolah yang seperti itu, apalagi sekolah
tersebut adalah sekolah dasar yang merupakan institusi pendidikan paling
lama dibanding jenjang lainnya. Sekolah dasar itu seperti kertas putih yang
mudah ditulis berbagai hal. Jenjang sekolah dasar itu penting sebab
merupakan awal dari semua pelajaran masuk. Sayang sekali apabila di sia-
siakan. Entah bagaimana masa depan anak-anak apabila demikian. Yang
terpenting adalah bagaimana setidaknya dasar dari semua pelajaran mereka
ketahui, walaupun mereka mungkin akan lupa, tetapi setidaknya mereka
pernah mempelajarinya. Pelajarannya tidak boleh terpaku pada teori saja,
tetapi praktiknya tetap harus diajarkan. Bagaimanapun anak-anak adalah
152|RAKERKAB
awal dari semuanya, bila salah mengajar maka anak akan melakukan hal
yang tidak terduga ke depannya.
Selama saya KKN, saya selalu mengingatkan tentang kesopanan
khususnya kepada anak-anak dibawah pengajaran sekolah yang saya
ajarkan. Saya mengajarkan mereka cara duduk yang baik, berkata dengan
baik dan tidak keras-keras. Bila ada pengajar izin keluar kelas, mereka
harus duduk rapi dan mendengar apa yang pengajar ajarkan. Saya merasa
sedih saat pertama kali mengajar kelas tersebut karena karena tingkah laku
mereka yang tidak tertib dan kurangnya sopan santun. Bila saya tetap
tinggal di sana, saya akan mengajarkan tentang perilaku yang baik dan
benar dengan berdasarpada akhlak Islam. Karena kita adalah orang Islam,
buruk bila kita tidak mengislamkan ajaran Islam dalam kehidupan. Islam
mengajarkan semua yang ada dikehidupan baik dari sisi tingkah laku,
politik, akhlak, aturan hidup, dan lain-lain. Kemudian dalam hal agama,
saya juga ingin sekali mengajarkan mereka untuk berpakaian lebih baik dan
beribadah lebih rajin karena 100 persen warga yang tinggal di dusun
tersebut beragama Islam.
Kebersamaan mereka juga bisa dikatakan kurang. Maka dari itu,
saya ingin lebih mengajak warga untuk saling bantu. Urusan desa adalah
urusan mereka semua, bukan hanya sama urusan sebagian orang saja.
Karena mereka tinggal di tempat tersebut, maka harus ada tanggung jawab
dari mereka sebab kalau bukan mereka, lantas yang melakukan siapa lagi?
Apalagi bila ada acara seperti perayaan HUT RI dan kerja bakti, sangat
dibutuhkan kerja sama dan gotong royong dari masyarakat. Untuk dusun
yang saya tempati, saya ingin sekali mengajarkan bahwa pentingnya hidup
bersih dari hal yang termudah dahulu yaitu buang sampah pada tempatnya
dan setidaknya minimal satu rumah ada tong sampah sehingga tamu desa
bisa buang sampah pada tempatnya dan tidak perlu mencari-cari terlebih
dahulu. Di dusun yang saya tempati, sampah sangat berserakan dan mereka
pun sepertinya sudah biasa dengan lingkungan tersebut tetapi, saya dan
teman-teman saya yang tinggal di sana merasa tidak nyaman dengan
pemandangan tersebut.
Jika orang luar ingin datang ke dusun tersebut tetapi disambut
dengan pemandangan yang tidak bersih, orang tersebut tidak akan nyaman.
Apabila sampah dibuang pada tempatnya, tidak mungkin ada sampah yang
berserakandi sekitar sungai. Apabila sampah dibuang dengan tertib, saya
yakin orang yang tinggal di desa dan tamu desaakan merasa nyaman dengan
RAKERKAB|153
lingkungan sekitar. Saya dan teman-teman saya sudah membuat bak
sampah, gapura dan menjadi panitia Acara Perayaan HUT RI ke-73.
Kegiatan itu merupakan awal harapan dari kami untuk melanjutkan
kebersamaan dan kebersihan di dusun.
Semoga dengan adanya kami, warga semakin lebih baik tidak
kembali seperti sebelum kami tinggal. Itu adalah keinginan besar saya jika
saya tinggal di dusun tersebut. Jika dilihat lagi, masih banyak dusun lain
yang memiliki kekurangan, hanya saja saya kurang memantau keadaan
dusun lain. Keinginan semua anggota kelompok KKN pasti ingin desa
menjadi lebih baik, walaupun mungkin cara yang dipikirkan masing-
masing orang yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah semua warga
harus menjalin komunikasi yang baik antara satu sama lain sehingga dapat
mencontoh atau mengikuti yang hal-hal yang baik.
154|RAKERKAB
-H-
TERULANG KEMBALI KISAH MASYARAKAT DI BANGUNJAYA
Oleh: Banu Ginanjar
Fakultas Adab dan Humaniora – Sejarah Peradaban Islam
1. Kuliah Kerja Nyata
Bumipun berputar dengan rotasinya, di mana terdapat kehidupan di
Ciputat yang mempunyai banyak cerita. Pada saat itu, telah terjadinya
fenomena kuliah yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata). Bagi mahasiswa, KKN
bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat yang ditetapkan oleh PPM
(Pusat Pengabdian Masyarakat). Pemberlakuan tersebut valid untuk semua
mahasiswa-mahasiswi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada akhirnya tiba juga hari itu, hari menegangkan
ketika saya harus mencari nama saya dalam daftar ratusan nama mahasiswa
lain yang akan turut mengikuti kegiatan KKN tahun ini. Bukan hanya
mahasiswa di angkatan saya yang mengikuti KKN, namun angkatan
sebelumnya ternyata masih ada juga yang menjadi peserta KKN tahun 2018
ini. Pikiran dan rasa ingin tahupun meledak saat itu, karena terulang
kembali memori yang tak persis sama dengan kejadian di masa lalu.
Terulang kembali ingatan-ingatan di mana saya harus mengenal
karakteristik seseorang namun tidak disambi dengan pekerjaan atau
mengabdi. Hal itu sama saja dengan KKN, yang membedakan ialah cara
bersosialisasi dengan masyarakat, memahami karakter rekan-rekan saya
dan masyarakat setempat. Begitu pikir saya.
Akhirnya surat dari PPM datang dan ternyata isinya adalah daftar
nama kelompok KKN 2018. Merasa jantung ini berdebar tidak, merasa
cemas juga tidak, merasakan khawatir pun juga tidak. Namun saya
merasakan kejanggalan, yaitu penasaran seperti apa teman-teman KKN
saya, terutama yang laki-laki. Apakah teman-teman baru saya ini berbadan
gemuk, tinggi, ataukah mungil? Pikiran itu yang selalu menghantui dan
timbul rasa minder karena saya terlalu mungil. Saya menanggapi hal
tersebut dengan solusi tidak ambil hati karena kepercayaan bahwa
sesungguhnya manusia itu tidak ada yang sempurna. Di tahun ini, UIN juga
menambah kuantitas peserta KKN dengan diikutsertakannya para
RAKERKAB|155
mahasiswa dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang
kembali mengadakan kegiatan KKN setelah lama ditiadakan. Saya merasa
kehadiran mahasiswa-mahasiswi FITK ini diperlukan untuk bisa
mengaplikasian tutorial pengajaran yang baik dengan cara-cara yang efektif
yang dapat menarik perhatian agar anak-anak senang belajar. Kaki ini terus
melangkah di atas aspal dengan semangatnya terus melaju walau peluh
keringat bercucuran. Tiada hentinya saya bermimpi. Hari itulah hari di
mana saya dan teman-teman dipersatukan walaupun hanya via media sosial
(medsos) dan kemudian dipertemukan dengan perasaan.
Pada pertemuan pertama, saya masih belum mengenal karakter
rekan-rekan saya, tetapi saya berusaha untuk mengenalkan diri saya,
berikut dengan karakter saya. Menjengkelkan semisalnya ada yang
menghakimi karakter saya tanpa mengenal diri saya terlebih dahulu.
Untungnya tidak ada teman kelompok saya yang seperti itu.
Berbicara mengenai kekhawatiran saya hingga beberapa hari
menjelang KKN, sebenarnya saya masih memikirkan satu hal, yaitu apakah
saya bisa mengakses sinyal telepon seluler di lokasi KKN? Akses sinyal
penting bagi saya sebab saya beranggapan bahwa sinyal adalah kehidupan
untuk mengakses bagian yang telah hilang dalam pikiran. Tetapi rasa ingin
pergi ke sana yang sangat membara mengalahkan kekhawatiran saya
tersebut. Lagipula buat apa khawatir, toh bayangan saya mengenai KKN
masih nihil.
Pada masa pra-KKN, saya masih belum mengetahui apa yang dapat
saya tawarkan dan terima dari program KKN ini. Sungguh KKN memang
syarat wajib yang harus ditempuh mahasiswa-mahasiswi untuk maju ke
tingkat akhir dalam jenjang perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
PPM telah membagi mahasiswa-mahasiswi dari berbagai fakultas ke dalam
200 kelompok dengan rincian: 100 kelompok di daerah Tangerang dan 100
kelompok di daerah Bogor. KKN ini juga terbagi menjadi dua yaitu KKN
Kebangsaan dan KKN Reguler. Satu kelompok beranggotakan 19 sampai 20
orang. Saya senang dengan pelaksanaan KKN ini, sebab mendapatkan
banyak teman baru di kelompok. Memiliki banyak teman adalah pertanda
akan banyaknya rezeki yang akan saya dapat.
Hal yang menghantui bayangan saya tentang KKN ialahketakutan
akan kecanggungan berkomunikasi dengan teman-teman kelompok. Ketika
daftar nama pembagian kelompok KKN disebar oleh PPM, saya pikir saya
akan berada dalam satu kelompok dengan teman yang pernah saya kenal,
156|RAKERKAB
namun nyatanya tidak. Nama saya tercantum dalam Kelompok 112 yang
beranggotakan 19 orang. Seiring dengan berjalannya waktu, teman satu
kelompok saya berhasil mendapatkan kesempatan mengikuti KKN
Kebangsaan sehingga jumlah anggota kelompok berubah menjadi 19 orang.
Beberapa hari setelah pembagian kelompok, saya merasa acuh tidak acuh,
mau tidak mau, dan merasa sangat enggan mengikuti rapat yang diadakan
oleh kelompok. Saya merasa minder dengan kekurangan bahasa dan
kemampuan merangkai kata saya. Namun, akhirnya saya tersadar bahwa
kemampuan berkomunikasi saya yang masih kurang ini justru bisa saya
latih dengan cara bersosialisasi dengan teman-teman di kelompok. Inilah
awal saya belajar mengatasi rasa minder dan ego.
Hari demi haripun berjalan, dan tidak terasa sampailah saya pada
acara kumpul pertama dengan teman kelompok. Tujuan kami adalah untuk
membuat struktur kelompok, jadwal rapat mingguan, sekaligus ajang
untuk mengakrabkan diri. Awalnya saya masih canggung untuk
berkomunikasi dengan mereka karena satu hari merupakan waktu yang
sebentar untuk bisa memahami karakter satu kelompok yang berisi 19 jiwa.
Setelah rapat, saya jadi berpikir bahwa kegiatan interaksi dengan kelompok
KKN saya ternyata tidak seburuk apa yang saya bayangkan. Rapat demi
rapat terus dilakukan hingga saya dan teman-teman tersadar akan makna
dari pengabdian.
Meskipun saya sudah merasa cukup intens berkecimpung dalam
kegiatan kemasyarakatan di kalangan remaja masjid dan mushalla, saya
merasa itu bukanlah tantangan yang cukup membangkitkan adrenalin
dalam kehidupan. Tiba-tiba timbul keinginan untuk tinggal di tengah
kehidupan baru yang berbeda suku, ras, agama, dan bangsa. Dengan
berbagai pengalaman yang saya dan teman-teman saya miliki, saya rasa
pengabdian saya saat KKN ini akan bermanfaat. Sejumlah keahlian yang
dimiliki teman-teman saya, misalnya adalah seni tari, bela diri, paduan
suara, pramuka dan keterampilan daur ulang barang-barang bekas.
Saya sendiri memiliki kompetensi dalam bidang keagamaan yang
terwujud dalam kegiatan mengaji dan melantunkan shalawat kepada Nabi
Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam. Saya ingin membagikan ilmu-ilmu
saya tersebut yang akan diimplementasikan dalam kegiatan mengajar
secara ikhlas kepada masyarakat. Saya juga ingin membangun kesadaran
masyarakat akan pendidikan dan perekonomian.
RAKERKAB|157
Setelah melaksanakan survei dan melakukan sosialisasi secara
intens dengan rekan-rekan sesama anggota kelompok KKN, saya mulai bisa
menemukan karakter rekan-rekan saya, walau hanya beberapa. Saya
berharap bisa menemukan teman-teman baru yang dapat mengubah
karakter saya.Tidak disangka-sangka ternyata KKN mampu mengubah
pola pikir saya tentang komunikasi yang efektif. Selain lewat kegiatan
membaca, bersosialisasi secara verbal juga dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi saya menjadi lebih baik.
Banyak hal, pengetahuan, dan pengalaman baru yang saya dapatkan. Walau
hanya sedikit, kemampuan membaca mushaf al-Qur‘an dan
memperdengungkan lantunan shalawat dari saya kiranya bisa berguna
untuk menjadi hiburan dan menambah wawasan masyarakat di lokasi KKN
tempat saya dan teman-teman ditempatkan.
Waktu yang sudah ditetapkan dan tempat yang dituju juga sudah
kami survei. Yang dinanti-nantikanpun tiba. Akhirnya kami berangkat ke
lokasi KKN di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor
pada tanggal 19 Juli 2018. Akomodasi yang kami gunakanadalah mobil dan
motor. Beberapa teman juga ada yang diantar oleh orang tua mereka
menggunakan mobil. Inilah awal perjalanan pengabdian kami selama satu
bulan. Inilah awal kebersamaan kami di desa ini. Ini jugalah awal pelajaran
mengabdi kami kepada masyarakat Bangunjaya. Kesan pertama saya
terhadap KKN adalah aktivitas mengabdi pada masyarakat, membangun
bangunan fisik, dan memanfaatkan swadaya kami dengan sinergi bersama
masyarakat yang ada. Namun hal itu musnah dalam pikiran saya karena
saya telah banyak belajar tentang cara hidup di sini. Misalnya terkait
penggunaan air. Air adalah suatu kebutuhan pokok saya yang pada masa
sebelum KKN seringkali saya buang-buang begitu saja. Selama KKN di desa,
saya belajar untuk menghemat air karena sulitnya sanitasi di sana. Tak
jarang kami harus ke sungai hanya untuk mandi. Saya juga belajar
bagaimana cara mengemban tanggung jawab besar ketika sudah dipercayai
masyarakat untuk membangun desa agar peka dalam bidang pendidikan
dan perekonomian.
2. Kelompok Kami di Bangunjaya
Saya dan teman-teman telah menyepakati kalimat Rangkul
Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya (Rakerkab) sebagai paduan
158|RAKERKAB
yang pas untuk dijadikan nama kelompok. Dari perspektif saya, Rakerkab
adalah sebuah perkumpulan yang isinya orang-orang terkompak, terpeka,
dan ter-baper. Namun dalam kelompok kami, kami berharap dapat memberi
setitik sinar dan harapan untuk membantu desa ini maju atau setidaknya
membuat desa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Berbagai program
kegiatanpun kami susun dan kami tawarkan. Banyak yang terealisasi,
beberapa tambahan gagasan dari masyarakat pun berdatangan dari para
warga. Tentunya hal-hal tersebut tidak dapat kami tolak. Saya sendiri
masuk dalam Divisi Perlengkapan dalam struktur keanggotaan kelompok.
Sebelumnya, saya tidak pernah mempunyai pengalaman apapun sebagai
penanggung jawab divisi perlengkapan. Namun, ini pengalaman yang harus
dijalankan walau masih banyak kekurangan. Untung saja banyak teman-
teman yang membantu sehingga perlahan saya mulai bisa mengerti apa
yang harus saya lakukan walaupun masih berproses pelan-pelan.
Anggota Kelompok Rakerkab berjumlah 19 orang. Enam orang laki-
laki, dan tiga belas sisanya perempuan.Sembilan belas orang dari kami
berasal dari beberapa fakultas dan beragam jurusan. Tentunya kami
memiliki kemampuan yang berbeda dan sikap serta sifat yang tak sama.
Berikut saya akan menjelaskan deskripsi dari teman-teman di Badan
Pengurus Harian (BPH) kelompok. Ada Fahir, ketua kelompok yang
mampu menengahi masalah di antara anggota kelompok, ada Utsman yang
kerjaannya hanya mem-bully26 orang namun kalau disuruh apapun pasti mau,
juga ada sekretaris-sekretaris kelompok yang bernama Balqis dan Astrid
yang tiada habisnya membuat proposal serta mengingatkan pengumpulan
laporan mingguan. Tidak hanya itu, Balqis memiliki kemampuan menari,
yaitu tari Saman. Selain itu, bendahara-bendahara kelompok juga
mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu Shasha dan Latipah. Shasha bisa
menari Saman, sedangkan Latipah hanya membantu yang sekiranya dia bisa
lakukan.
Selain teman-teman BPH, teman-teman di divisi-divisi lain dalam
struktur keanggotaan kelompok juga tak kalah unik. Wildan dan Piyu
sebagai penanggung jawab Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) diduga
menjalin cinta lokasi. Wildan yang memiliki kemampuan desain dan suara
nge-rock sangat cocok dengan Piyu yang mempunyai kemampuan menari
Saman dan pramuka. Tiga orang dalam Divisi Acara, yaitu Meli, Rifqoh, dan
26 Merundung
RAKERKAB|159
Shandy juga penting dalam kegiatan KKN ini. Tanpa mereka, kami tidak
akan tahu harus melakukan aktivitas apa. Terkait kompetensi pribadi
mereka, dapat terlihat bahwa Meli aktif mengajar anak-anak, Rifqoh gemar
menari Saman, dan Shandy gemar nimbrung di mana saja. Ada juga Syahrul
dan Ani yang menjadi penanggung jawab Divisi Publikasi, Dekorasi, dan
Dokumentasi (Pubdekdok). Mereka biasa bertindak sebagai paparazzi.
Syahrul rajin mendokumentasikan sebuah acara atau kegiatan yang kami
lakukan, sedangkan Ani hanya membantu yang ringan-ringan saja. Selain
itu, Putri dan Alwi sebagai penanggung jawab Divisi Konsumsi terkenal
sebagai koki-koki andal di kelompok. Alwi dan Putri selalu perhatian
dengan perut-perut kami, namun terkadang juga bisa galak. Ada pula Afeb
yang menjadi penanggungjawab Divisi Sponsorship. Afeb adalah seseorang
yang pintar ngomong namun tidak ada aksinya, mirip sekali dengan
peribahasa ―tong kosong bunyinya‖. Dari semua proposal yang Afeb kirim,
tidak ada perorangan, kelompok, ataupun perusahaan yang memberikan
kami bantuan atau dana. Afeb tidak bergerak sama sekali. Afeb juga tidak
memiliki keahlian, alhasil ia selalu dijadikan objek bully oleh kami, namun
itupun hanya bercandaan semata untuk menghilangkan stres.
Yang terakhir adalah Divisi Perlengkapan, yang pegang oleh April,
Linda, dan saya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengatakan bahwa
perlengkapan hanya sebagai pelengkap dari berbagai acara, kegiatan, dan
kekosongan dalam hati yang sedang galau. April adalah orang yang
memiliki suara emas, pandai menyanyi dan tidak sombong. Ia adalah anak
yang gampang tidur ketika sudah tergeletak di atas kasur atau sudah
menemukan bantal. Sedangkan Linda adalah anak yang manja namun
memiliki keahlian dalam menari Saman. Kemudian saya sendiri sebenarnya
hanya banyak diam dalam setiap rapat, namun saya aktif ketika kegiatan
KKN dilaksanakan di lapangan. Saya banyak melakukan banyak kegiatan
dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan memetik gitar yang saya
bawa dari rumah.
Perbedaan suku juga seringkali menjadi masalah. Tidak bisa
dipungkiri, hidup bersama selama satu bulan membutuhkan orang-orang
yang membuat kita selalu nyaman. Walau begitu, kami tetap kompak
setiap melaksanakan program kerja (proker) dan evaluasi.Kami juga sering
melakukan sharing dan tak pernah saling membenci antar anggota
kelompok satu dan yang lainnya. Justru perbedaan inilah yang kadang
bahkan menguntungkan kita dalam menyelesaikan masalah dan
160|RAKERKAB
melaksanakan proker. Yang mungkin tak bisa saya lupakan selama satu
bulan bersama mereka adalah bagaimana kami bisa mengisi kekosongan
hati satu sama lain ketika kami sedang galau dan butuh perhatian.
Dalam kegiatan KKN ini, banyak hal yang terjadi dan konflik yang
ditemui. Salah satunya adalah tentang program yang sudah dibuat namun
gagal untuk dijalankan.Selain itu juga tentang ketetapan pendirian untuk
mewujudkan sesuatu namun tidak terealisasi. Kendala yang kami hadapi
adalah konflik internal di desa. Pada suatu kesempatan, seorang Ketua
Pemuda di Dusun Gosali memberikan usulan untuk membuat fasilitas
umum mandi, cuci, kakus (MCK) yang kebetulan memang ada di proker
kami. Saya dan rekan-rekan KKN yang antusias akhirnya turut membantu
dengan ikut menyosialisasikan proker tersebut ke aparat-aparat desa dan
masyarakat desa. Namun demikian, terdapat beberapa masyarakat yang
kurang setuju, karena mereka beralasan sudah terbiasa untuk mandi di
sungai. Di antara rekan-rekan saya, dua orang mendukung proker MCK.
Namun saya dan rekan-rekan yang lain pro dengan apa yang disampaikan
masyarakat di sana. Pada akhirnya pembuatan MCK tidak berjalan dengan
rencana karena polemik-polemik di kalangan masyarakat dan pemuda.
Pengalaman tersebut membuat saya tersadar akan kewajiban untuk
bertanggung jawab atas apapun yang saya rencanakan.
3. Bangunjaya yang Jaya
Bangunjaya. Nama tersebut masih sangat asing di telinga saya. Siapa
sangka bahwa di tempat inilah saya akan belajar mengabdi dan
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Meskipun akses jalanan
ke Desa Bangunjaya mempunyai tekstur terjal dan meliuk-liuk, namun
pemandangan yang ditawarkan desa ini sangat indah walau hamparan debu
selalu semilir menghampiri. Indah,sejuk, dan berisik. Itulah kesan pertama
saat saya menginjakkan kaki di desa ini. Tidak seperti Ciputat yang riuh
dengan suara dan debu asap kendaraan, keberisikan yang ada di Desa
Bangunjaya berasal dari aktivitas perusahaan tambang yang ada di sekitar
desa. Desa Bangunjaya paling enak dinikmati suasananya kala pagi hari
ketika perusahaan tambang belum mulai beroperasi.
Berbicara tentang keadaan masyarakat di Desa Bangunjaya, kami
mengamati bahwa masyarakat di desa ini senang ketika mengetahui ada
mahasiswa-mahasiswi KKN dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
akan tinggal selama sebulan di desa mereka. Masyarakat desa menerima
RAKERKAB|161
kami dengan sangat terbuka. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan bantuan-
bantuan yang tidak henti-hentinya mereka berikan kepada kami, para
mahasiswa KKN.
Selama menjalankan kegiatan KKN, saya selalu melaksanakan
kegiatan yang bermanfaat. Hari pertama kami habis untuk merapikan
barang-barang bawaan. Baru pada hari kedualah kami berkeliling desa
untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Ketika berkeliling desa, kami
menyadari bahwa Dusun Gosali ini pemandangan alamnya sangat indah
namun lingkungannya kotor. Oleh karena itu, saya dan rekan-rekan
berencana membuat bak sampah untuk menaggulangi sampah-sampah
supaya dapat terintegrasi.
Selain menginisiasikan proker fisik, kami juga mempunyai program-
program nonfisik. Setiap Minggu, kami mengadakan senam aerobik yang
diiringi dengan musik dangdut kesukaan warga. Kami juga mengajak warga
untuk gotong royong guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya
kebersihan. Selain itu, kami turut bergaul dengan pemuda dan
melaksanakan sesi sharing pendapat mengenai jiwa kepemimpinan di
kalangan pemuda
4. Asa untuk Bangunjaya
Seandainya saya menjadi salah satu warga di sana, saya mungkin
akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Selain itu, saya
juga berusaha untuk mengurangi kebiasaan pernikahan dini. Di kota, saya
menyaksikan begitu banyaknya pelajar yang sangat semangat untuk
menempuh pendidikan tinggi. Mirisnya, pemandangan tersebut tidak saya
temukan di Desa Bangunjaya.
Harapan saya untuk Desa Bangunjaya adalah semoga desa ini
semakin jaya, maju, dan sejahtera. Besar harapan saya supaya air yang ada di
Sungai Cimatuk yang terletak di Dusun Gosali menjadi semakin jernih dan
tak pernah berhenti mengalir. Terlebih, untuk bidang pendidikan, semoga
tingkat pendidikan sumber daya manusia di sana bisa lebih ditingkatkan.
Saya berharap juga supaya anak-anak desa ini dapat terus melanjutkan
sekolah tanpa mengalami kesulitan, karena saya tahu bahwa anak-anak
hebat di desa ini memiliki minat yang luar biasa untuk belajar guna meraih
cita-cita. Semoga apa yang saya dan rekan-rekan beri selama satu bulan
kami mengabdi dalam rangka menjalankan program KKN ini dapat
162|RAKERKAB
bermanfaat bagi kita semua dan untuk Desa Bangunjaya. Semoga pula tali
silaturahmi saya, rekan-rekan KKN, dan masyarakat dapat terus terjalin
sampai seterusnya.
RAKERKAB|163
-I-
PENGALAMAN BERARTI DI DESA GOSALI
Oleh: Cherlinda Hestiane Cahyani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Ilmu Politik
1. Arti KKN Bagi Diri Saya
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan tantangan yang amat saya
takutkan. KKN ini merupakan program wajib yang diadakan oleh
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dilaksanakan pada akhir semester enam menjelang semester tujuh sebagai
syarat kelulusan. Bagi saya, KKN merupakan kegiatan yang sangat baik dari
segi manapun karena dari kegiatan ini, setiap kelompok memiliki program-
program yang sangat positif dan beragam. Program-program tersebut
jenisnya beragam, mulai dari menyelenggarkan seminar, melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar, dan membantu guru-guru di daerah tertentu
dalam beberapa mata pelajaran yang biasanya sulit diperoleh seperti bahasa
Inggris dan pendidikan agama. Selain itu, kami juga menyasar pada
pengajaran institusi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tidak hanya
fokus pada program-program nonfisik, kami turut merencanakan program
pengadaan fasilitas-fasilitas fisik di suatu desa.
Kompetensi yang saya miliki adalah dalam hal seni, yaitu menari
daerah. Dusun Gosali memiliki anak-anak kecil yang aktif dengan kuantitas
yang cukup banyak. Antusiasme anak-anak sangat tinggi saat diajarkan
salah satu tarian adat Indonesia. Tarian yang saya ajarkan yaitu adalah
tarian Ratoeh Jaroeasal Aceh. Target anak-anak yang diajarkan tarian
Ratoeh Jaroeatau Saman adalah murid yang duduk di bangku Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tarian ini memerlukan daya tangkap dan daya ingat yang tinggi. Karena itu,
saya merasa cukup kesulitan dalam hal mengajarkan Saman sebab waktu
yang kami miliki untuk mengajar tarian itu amat terbatas. Kesulitan dari
tarian Ratoeh Jaroe ada di temponya yang cepat dan gerakan rincinya yang
sulit. Menjadi tantangan tersendiri bagi saya dalam mengajari dan melatih
tarian ini kepada anak-anak di bawah umur. Adapun beberapa anak Gosali
164|RAKERKAB
yang sampai akhir mengikuti kelas menari yaitu Gina, Dyah, Dea, Talita,
Desi dan beberapa anak lainnya.
Bohong jika saya hanya melihat KKN dari segi positifnya saja. Sedari
awal saya sedikit takut karena mendengar isu-isu yang cukup membuat
saya berpikir bahwa KKN ini sangat menakutkan dan membuat pening
kepala. Bermula dari isu tentang warga desa yang sulit untuk menerima
orang asing, kesulitan dalam mencari barang kebutuhan sehari-hari, serta
desas-desus ilmu hitam yang masih kental dimiliki oleh warga. Ada saja
yang bercerita untuk berhati-hati jikalau selama masa tiga puluh hari
kegiatan KKN nanti saya akan mengalami hal-hal yang menakutkan. Saya
juga diperingatkan bahwa KKN akan berkesan lucu karena dikenal sebagai
masa di mana cinta diuji bagi siapa saja yang memiliki pacar. Dipercayai
pula bahwa KKN merupakan ajang pencarian jodoh. Selain isu-isu tersebut,
masih banyak lagi kabar-kabar tentang KKN yang pernah saya dengar.
Saya sendiri merasa tidak enak hati dengan rekan-rekan Kelompok
KKN Rakerkab 112 karena saya tidak bisa mengikuti rapat-rapat yang telah
dilakukan saat masa pra-KKN. Alasannya adalah karena saya masih dalam
kondisi penyembuhan akibat mengalami kecelakaan kendaraan bermotor
yang mengharuskan saya untuk bedrest 27 selama tiga bulan. Saya tidak
diperbolehkan untuk banyak bergerak, namun saya tetap harus melatih
anggota badan saya agar bisa beraktivitas seperti biasa, terutama pada
bagian tangan kanan. Tangan kanan saya mengalami patah tulang di bagian
atas, bawah, dan pergelangan. Maka dari itu, selama satu bulan
pelaksanaan KKN, saya tidak bisa bekerja terlalu berat karena rasa sakit
dan linu di tangan dan kaki masih terasa. Saya bersyukur teman-teman
kelompok KKN saya sangat memahami dan mengerti akan kondisi saya
yang belum pulih sepenuhnya. Saya pun merasa bersalah karena tidak
dapat membantu teman-teman yang lainnya secara maksimal dalam
kegiatan KKN.
Hal yang paling saya takutkan dari KKN ini adalah jauh dari orang
tua. Apalagi orang tua saya masih memiliki kekhawatiran yang besar pasca
musibah kecelakaan yang saya alami. Namun demikian, saya selalu
memberikan kepercayaan kepada orang tua saya bahwa saya akan baik-
baik saja selama satu bulan menjalankan kegiatan KKN. Saya juga akan
27 Istirahat di rumah
RAKERKAB|165
berhati-hati dalam melakukan segala kegiatan, dan tidak melakukan hal-
hal yang berat karena masih banyak pantangan yang harus saya jauhi.
Sebelum KKN dimulai, saya mengikuti survei lokasi ke Dusun
Gosali dan Sentuk di Desa Bangunjaya yang akan menjadi lokasi kegiatan
kami KKN. Kesan pertama saya saat masih dalam perjalanan menuju Desa
Bangunjaya adalah bahwa desa ini akan memiliki suasana yang sejuk dan
menyegarkan karena dusunnya dikelilingi bukit dan gunung-gunung yang
sangat asri dan hijau dilihat sejauh mata memandang. Tetapi semakin
masuk menuju dusun, mulai terlihat sisi kelam dari dusun yang akan saya
tinggali, yaitu terdapatnya Perseroan Terbatas (PT) yang melakukan
aktivitas penambangan pasir dan batu. Karena aktivitas pertambangan
dilakukan setiap hari, akibatnya daerah tersebut berhawa panas dan
berlalu-lalang dengan debu. Hal itu disebabkan karena banyaknya
pepohonan yang telah ditebang serta pengerukan tanah dan penghancuran
batu dengan menggunakan bom.
Cara pandang saya mengenai KKN ini sangat berbeda jauh dari
sebelum saya memulai kegiatan KKN. Saya menjadi sadar bahwa Indonesia
sangat membutuhkan generasi muda untuk bahu-membahu memperbaiki
kultur atau budaya yang masih belum benar dalam kehidupan
bermasyarakat di negeri ini, baik itu dalam hal pendidikan, agama, tata cara
kehidupan dan bidang lainnya. KKN mengubah pola hidup saya yang mana
terbiasa bergantung pada teknologi. Hidup di Dusun Gosali, saya belajar
bahwa komunikasi secara tatap muka atau komunikasi langsung tidak bisa
disandingkan dengan komunikasi menggunakan gadget. Hal sesederhana itu
membuktikan bahwa komunikasi tatap muka memiliki tingkat keintiman
yang berbeda sebab komunikasi langsung mampu membentuk kultur
masyarakat seperti gotong-royong dan kepedulian akan sekitar. Alasan
masyarakat Gosali dan Sentuk dekat dengan satu sama lain salah satunya
adalah karena mereka masih menggunakan komunikasi verbal secara
langsung. Hal tersebut berlangsung dikarenakan wilayah Dusun Gosali dan
Sentuk sulit mendapatkan pancaran sinyal provider28.
2. Teman-Teman KKN-Ku
28 Penyedia layanan komunikasi
166|RAKERKAB
Kekhawatiran saya yang lain adalah mengenai teman-teman dalam
kelompok KKN. Saya sangat takut mendapatkan teman-teman yang sulit
untuk didekati. Tetapi sekarang saya bersyukur dari KKN ini saya
memiliki sahabat baru. Saya menikmati masa-masa KKN ini karena teman-
teman KKN Rakerkab sangat baik dan asyik. Terlalu banyak kenangan
indah yang telah kami alami selama KKN ini. Setiap pagi bertemu dengan
orang yang sama dan beraktivitas bersama membuat kita mengenali
masing-masing individu dengan sangat baik beserta segala kebiasaannya
yang dilakukan setiap harinya.
Masalahpun terkadang muncul di kelompok kami. Pada dasarnya,
kami hanya kurang komunikasi, tetapi hal tersebut dengan mudah kami
selesaikan dengan kepala yang dingin. Saling toleransi dan mendengarkan
pendapat satu-sama lain menjadi kunci bagi kami dalam menyelesaikan
masalah.
Saya sangat senang menjalankan kegiatan KKN ini karena teman-
teman saya sangat baik dan pengertian. Suatu hari, karena kondisi air di
rumah kontrakan kami mengalami kekeringan, kami selalu menumpang di
rumah warga untuk sekadar mandi ataupun buang air. Pada saat itu, saya
sangat kelelahan dan sangat ingin mandi, akhirnya saya menumpang di
rumah Bi Heri untuk mandi. Awalnya saya belum tahu jikalau kamar mandi
yang disediakan harus ditimba dahulu. Sayapun terdiam berpikir sejenak
karena saya belum boleh mengangkat atau melakukan hal yang berat
menggunakan tangan kanan. Lantas saya mengurungkan niat untuk mandi.
Tetapi ada teman saya, Putri, yang sangat baik membantu saya
menimbakan air beberapa ember untuk saya mandi. Di situ saya sangat
merasa lega dan bahagia. Akhirnya saya bisa mandi dan merasakan
kesegaran yang saya idam-idamkan. Terima kasih Putri yang telah
membantu saya.
Setiap harinya ada saja pengalaman-pengalaman menarik yang
teman-teman Kelompok Rakerkab ceritakan kepada kami semua. Saya
sendiri memiliki pengalaman mengajar murid-murid kelas dua di Sekolah
Dasar Negeri (SDN) Gosali. Sebenarnya mengajar di SDN Gosali bukanlah
kewajiban saya, melainkan teman saya yang sayangnya harus absen
mengajar dikarenakan mesti menghadiri kegiatan di Kantor Kelurahan
Bangunjaya. Pada hari pertama mengajar, anak-anak sangat antusias dengan
kedatangan kami, mereka senang mengetahui bahwa kami membantu guru
mengajar di SDN tersebut. Ada satu anak yang sangat saya suka, namanya
RAKERKAB|167
adalah Kokoh. Saat pertama bertemu dengan saya, Kokoh memancarkan
tawa dan sapaan yang sangat hangat. Masih terngiang dalam ingatan
bagaimana kita pertama bertemu dan berkenalan. Kelas dua memiliki
jadwal masuk pukul 10.00. Murid-murid kelas dua sangat antusias belajar,
sehingga sedari pukul 08.00 mereka sudah berada di sekolah. SDN Gosali
hanya memiliki empat ruangan. Tiga ruangan digunakan sebagai kelas
untuk belajar dan mengajar, satu lagi untuk ruang guru. Memang jika
dibandingkan dengan SDN yang lain di wilayah Desa Bangunjaya, SDN
Gosali masih sangat kurang dalam hal fasilitas dan tenaga pengajar.
Saya sangat terkejut untuk kesekian kalinya ketika melihat kondisi
kelas yang digunakan untuk belajar dan mengajar. Satu ruangan diisi dua
kelas yang hanya dipisah dengan sekat. Akibatnya fokus murid-murid
seringkali buyar karena terusik oleh pembatas antar kelas yang hanya
menggunakan papan tripleks yang sudah tidak layak.
Kegiatan belajar dan mengajar di kelaspun dimulai. Saya dan Rifqoh
sepakat untuk menanyakan apa arti belajar dan sekolah bagi anak-anak di
dalam ruangan. Jawaban yang saya dapatkan dari anak-anak sangat
mengejutkan. Ada yang menjawab ―Gak tau, Kak... Aku disuruh orang tua...‖
Ada pula jawaban ―Main.‖ Berbagai jawaban lainnya yang kurang
memuaskan hati pun terucap dari mulut-mulut polos mereka. Berbeda dari
kebanyakan anak, jawaban Kokoh berbeda. Kokoh menjawab, ―Biar pinter,
Kak... Makanya belajar di sekolah, hehehe.‖ Sejauh ini jawaban dari Kokohlah
yang berbeda dari yang lain. Dari hal sekecil ini, saya dapat melihat bahwa
anak-anak SDN Gosali sendiri belum mengetahui apa manfaat dari
bersekolah. Di situ, saya sedikit merasa sedih. Akhirnya saya membulatkan
tekad untuk memberi pemahaman mengenai manfaat pendidikan bagi
mereka semua.
Saya berinisiatif untuk mencaritahu, apakah anak-anak SDN Gosali
mengetahui Pancasila. Kebanyakan dari mereka mengetahui Pancasila,
namun 80 persen dari seluruh siswa tidak hafal dan belum memahami
maksud dan isi dari Pancasila itu sendiri. Itu dikarenakan murid-murid
SDN Gosali jarang sekali melaksanakan upacara bendera. Akhirnya saya
nenuliskan isi Pancasila di papan tulis kapur yang telah usang.
Murid-murid kelas dua mulai menulis Pancasila di buku catatan
masing-masing. Akhirnya saya mengetahui bahwa di antara siswa kelas dua,
terdapat beberapa siswa yang masih belum bisa membaca dan menulis
dengan lancar. Akhirnya saya mendikte anak-anak tersebut dan membantu
168|RAKERKAB
mereka, karena tidak hanya satu yang kesulitan dalam membuat catatan
Pancasila. Akhirnya saya meminta tolong Kokoh untuk mengajarkan
temannya yang lain. Kokoh sangat cekatan dan akhirnya membantu
temannya. Tetapi kemudian ada hal yang lucu terjadi. Mungkin karena
sudah tidak sabar, Kokoh sedikit geram dengan temannya yang lupa akan
huruf dan akhirnya kokoh berkata, “Nggeus ah! Aing capek ngajarkeuna, masa
huruf R wae poho deui…” artinya ―Sudahlah! Saya lelah mengajarkannya, masa hanya
huruf R saja lupa lagi...‖ Dengan nada khas suara Kokoh, mendengar itu saya
tersenyum tertawa melihat tingkah lucu Kokoh yang tidak sabar
mengajarkan temannya, Desi. Setiap harinya Kokoh sangat gembira serta
selalu tersenyum. Setiap harinya pula Kokoh selalu datang kerumah yang
kami tinggali, dengan jadwal bimbingan belajar (bimbel) seminggu empat
kali. Tidak pernah seharipun Kokoh tidak hadir. Dia memiliki semangat
yang besar untuk mengikuti setiap hal yang saya dan teman-teman ajarkan.
Pengalaman yang indah juga tercipta saat saya dan Rifqoh
ditugaskan untuk membantu Bu Eha, istri dari Kang Aleng, untuk mengajar
di PAUD Pelangi. Awalnya saya khawatir mengajar di PAUD karena
mengajar anak-anak PAUD membutuhkan kesabaran yang tinggi dan
komunikasi yang intens dalam prosesnya. PAUD Pelangi sendiri sudah
berdiri sekitar lima tahun. Awalnya, hanya ada satu guru, yaitu Bu Euis.
Karena jumlah anak murid di PAUD meningkat setiap tahun, akhirnya Bu
Eha membantu Bu Euis mengajar di PAUD Pelangi.
PAUD Pelangi memiliki kurang lebih 25 murid. Sekitar 20 murid
merupakan anak-anak yang berusia enam tahun dan sisanya, yang dijuluki
―anak bawang‖, berusia di bawah enam tahun. PAUD Pelangi sendiri belum
mempunyai gedung, sehingga harus menumpang di ruang kelas SDN Gosali.
Kegiatan belajar dan mengajar dimulai dari pukul 14.00 sampai 16.00.
Pengalaman mengajar di PAUD Pelangi pada hari pertama sangat sulit
karena kondisi ruangan yang sangat penuh dengan ibu-ibu wali murid yang
mendampingi menemani anak-anaknya. Kemudian saya dan Rifqoh
meminta izin untuk memberitahukan bahwa ibu-ibu harus menunggu di
luar selama proses belajar dan mengajar. Kemudian terdengarlah suara
tangis dan teriakan beberapa anak yang tidak ingin ditinggal oleh ibu
mereka. Sayapun mebujuk anak-anak agar tidak menangis dan segera
memulai kelas.
Fokus pengajaran di PAUD Pelangi lebih pada aktivitas menyanyi
dan belajar menulis. Ini berbeda dengan PAUD atau Taman Kanak-Kanak
RAKERKAB|169
(TK) lain yang sering menggunakan metode menggambar dan mewarnai
yang biasa digunakan untuk membantu sensor motorik anak dalam
menggerakkan pensil. Sebenarnya Bu Euis dan Bu Eha juga ingin
mengajarkan membaca dan mewarnai, tetapi terhambat dengan sarana yang
dimiliki oleh para murid yang kondisinya sangat terbatas. Menurut Bu Euis,
alasan utamanya adalah kendala ekonomi. Bagaimana prasarana ingin
disediakan atau dipenuhi jikalau iuran sekolah saja hanya Rp25.000,00 per
bulan, pun tidak semua anak membayar iuran tersebut.
Berlanjut pada sesi mengajar, anak-anak PAUD sendiri memiliki
lagu kesukaan mereka yang paling sering dinyanyikan yaitu, Potong Bebek
Angsa, Pelangi, Helikopter, dan Cicak-Cicak di Dinding. Berbicara
mengenai nyanyian anak, murid PAUD Pelangi memiliki kebiasaan
menyanyikan lirik lagu Cicak-Cicak di Dinding menjadi “Cicak-cicak di
ding-ding!‖ Sangat menggemaskan sekali, bukan? Akhirnya saya
memberitahu anak-anak PAUD bahwa yang benar adalah ―Cicak-cicak di
dinding!‖ Kemudian kami mulai menyanyikannya lagi tetapi tetap saja
diulangi kesalahan tersebut. Sangat menggemaskan sekali tingkah anak-
anak PAUD Pelangi.
3. Memulai Keakraban
Berlanjut pada masa pendekatan kepada warga Dusun Gosali dan
Sentuk. Saya bersyukur terbantu oleh ayah dan ibu saya yang bisa
berbahasa Sunda, sehingga memudahkan saya berkomunikasi dengan
warga sekitar meskipun bahasa Sunda yang saya gunakan tidak fasih.
Masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk terlihat sangat menerima kami
dengan gembira. Terlihat dari tutur bicara dan senyuman yang diberikan
kepada kami. Masyarakat Gosali dan Sentuk jauh sekali dari gambaran
masyarakat yang saya takutkan.
Setiap hari, pasti ada saja hasil panen kebun mereka yang diberikan
kepada kami. Entah itu beragam olahan pisang, singkong, talas dan hasil
bumi lainnya. Mulai dari situ kami diajak untuk datang ke rumah warga
dan membangun komunikasi lebih dalam dengan warga Desa Bangunjaya.
Karena saya mengajar di PAUD, jadi saya sudah mengenali ibu-ibu
dari Dusun Gosali dan Sentuk. Sayapun berbincang-bincang dengan warga
sekitar dan menanyakan pekerjaan mayoritas warga, fasilitas apa yang
sangat dibutuhkan warga Gosali dan Sentuk dan sebagainya. Mayoritas
170|RAKERKAB
warga Gosali bekerja sebagai buruh tambang. Ada pula warga yang
membuka usaha sendiri seperti membuka warung, menjahit, serta usaha
rumahan lainnya. Aktivitas tersebut berbeda dengan warga Sentuk yang
lebih banyak bekerja di kebun dan berkreasi dengan olahan hasil bumi
hingga menjadi opak dan renggining. Dusun Sentuk masih memiliki lahan
sawah yang cukup luas, berbeda dengan masyarakat Gosali yang berkebun
di lahan sempit. Hasil kebun yang diperoleh masyarakat biasanya adalah
pisang, singkong, talas, dan lain-lain.
Dari segi keagamaan, Dusun Gosali dan Sentuk tidak menggunakan
pengeras suara di masjid. Dari apa yang warga sampaikan, hal tersebut
dikarenakan permintaan sesepuh agama yang ada di Dusun Gosali dan
Sentuk. Sebenarnya warga sendiri mengatakan bahwa mereka ingin
mengadakan pengeras suara di masjid, tetapi merasa segan dan takut.
Menurut warga, jika ada pengeras suara di masjid, warga dapat terbantu
sebab peringatan untuk shalat menjadi praktis dan lebih baik lagi. Selama
ini, adzan di Dusun Gosali dan Sentuk hanya ditandai dengan suara beduk
yang ada di mushalla, sedangkan bunyi yang dihasilkan tidak besar, dan
adzan yang dikumandangkan tidak terdengar sampai jauh.
4. Majulah Desa Bangunjaya
Harapan saya sebagai mahasiswi yang melaksanakan KKN di Dusun
Gosali dan Sentuk adalah kemajuan dari berbagai bidang, baik dalam
bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan keagamaan yang harus
ditingkatkan kembali. Sejujurnya, saya sangat prihatin dengan kondisi yang
mana warga masih harus menggunakan air dari sungai untuk mandi, cuci
baju, dan buang air. Sebenarnya kondisi air sungai di Dusun Gosali dan
Sentuk juga bisa dibilang tidak bagus, karena sudah tercemar oleh aktivitas
PT, serta dapat mengganggu kesehatan. Jarang warga yang mempunyai
sumur sendiri, biasanya mereka hanya memiliki mesin pompa air tetapi
tetap mengambil air dari sungai sebagai sumber air. Kesulitan air bersih di
musim kemarau seperti ini cukup menyiksa warga. Semoga di masa yang
akan datang, pemerintah dapat menyediakan sumber air bersih dengan
menggali sumur yang lebih dalam. Karena Dusun Gosali berada di dataran
yang tinggi, pembuatan sumur yang dangkal hanya menghasilkan sedikit
air.
RAKERKAB|171
Penyuluhan pengadaan tempat mandi, cuci, kakus (MCK) di rumah
masing-masing warga merupakan hal yang penting. Karena saya melihat
warga desa cenderung hanya memiliki kamar mandi tetapi tidak dengan
kloset untuk buang air, padahal kloset merupakan material yang penting
untuk mejaga kesehatan. Jika semua warga mempunyai MCK maka tidak
lagi yang buang air besar di sungai, sehingga dapat melestarikan sungai
yang terhindar dari kotoran dan limbah.
Dalam bidang pendidikan, sepertinya pemerintah harus
mengadakan pelatihan dan pengajaran bagi guru di Desa Bangunjaya
dengan berfokus kepada kedisiplinan. Saya kerap melihat guru-guru yang
mengajar di SDN Gosali seringkali terlambat dan datang sesuka hati
mereka. Yang mirisnya adalah kepala sekolah yang seharusnya selalu hadir
di sekolah dan menjadi pemimpin di sekolah, ternyata jarang hadir. Padahal
Kepala Sekolah SDN Gosali merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) satu-
satunya di SDN Gosali, yang mana seharusnya memiliki tanggung jawab
lebih dibandingkan guru-guru lain. Anak-anak penerus bangsa di Dusun
Gosali dan Sentuk memiliki potensi yang sangat bagus jika mereka
diajarkan dan diarahkan dengan baik. Seperti yang kita ketahui, pendidikan
merupakan hal terpenting untuk membentuk pola pikir dan kebiasaan.
Sehingga tenaga ahli yang tulus dan berkompeten menjadi hal yang mutlak
dan wajib.
172|RAKERKAB
-J-
MEMAKNAI 30 HARI YANG BERHARGA “RENUNGAN DIRI DARI
KEHIDUPAN DUSUN GOSALI”
Oleh: Latipah
Fakultas Syariah dan Hukum-Ilmu Hukum
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kesan yang terlintas dalam benak saya
terhadap KKN adalah suatu kegiatan yang membosankan di desa kecil yang
susah sinyal dan banyak pemikiran negatif yang terlintas. Namun,
alhamdulillah semua hal buruk yang terbayangkan jauh di luar ekspektasi.
KKN yang saya jalani berjalan dengan lancar dan menyenangkan, bahkan
tercipta banyak kisah dan pembelajaran kehidupan yang dapat saya ambil
dari kegiatan KKN.
1. Memaknai KKN: Asa Tak Disangka
Tepat pada akhir semester VI, teman-teman saya banyak
membicarakan perihal KKN. Tentu saja, karena KKN merupakan mata
kuliah wajib yang harus kami tempuh dan menjadi aspek penilaian di
semester VII. Banyak persepsi bermunculan terkait KKN, mulai dari hal-hal
yang negatif sampai yang menyenangkan.
Sebelum KKN berlangsung, saya membaca beberapa artikel tentang
pentingnya KKN. Jujur, kesan negatif tentang KKN selalu terngiang dalam
hati saya. Namun setelah saya mengerti makna KKN, saya mulai menerima
dan mengerti betapa pentingnya KKN itu harus dilaksanakan oleh
mahasiswa.
KKN merupakan suatu program pendidikan yang ditujukan agar
mahasiswa dapat belajar memahami, merasakan, dan menjadi bagian dalam
struktur masyarakat. Tidak hanya itu, KKN juga dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa itu sendiri, baik berupa ilmu pengetahun yang
didapat langsung dari masyarakat dan alam, maupun juga pengalaman dari
keseharian masyarakat itu sendiri.
Sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya menyadari bahwa KKN
adalah kegiatan yang penting. Merupakan kegiatan yang esensial karena
RAKERKAB|173
kegiatan KKN adalah perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
berfokus pada bidang pembelajaran, penelitian dan pengabdian.
KKN merupakan bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi sebab mahasiswa dapat mempelajari hal-hal baru seperti meneliti,
dan mengabdi dalam satu kegiatan. Pengabdian kepada masyarakat
merupakan hal penting karena mahasiswa, yang notabenenya adalah kaum
akademisi perlu menyalurkan pengetahuan dan ilmunya kepada
masyarakat umum.
Pengabdian dalam bentuk KKN bukan satu-satunya bentuk
pengabdian seseorang yang berilmu kepada masyarakat. Masih banyak cara
untuk menyalurkan ataupun mengabdi kepada masyarakat dalam bentuk
yang berbeda. Kegiatan KKN tentu memiliki tujuan yang sangat penting.
Pasalnya, hal yang paling berharga dari seorang mahasiswa adalah
idealismenya dan bara semangatnya.
Tepat pada hari pertama pembukaan pendaftaran KKN, saya dan
teman-teman saya sudah mulai merasa cemas dan riweuh. Kami takut
nantinya akan mendapatkan kelompok yang tidak membuat kami nyaman.
Selain itu, muncul pula beberapa ketakutan yang seharusnya tidak saya
takutkan. Setelah memaknai KKN, saya mulai menggoreskan niat dengan
semangat dalam jiwa karena sejatinya segala hal baik perlu diniatkan.
Dalam kegiatan KKN ini, saya dikelompokkan dalam Kelompok 112 dan
ditempatkan di Kabupaten Bogor, tepatnya di Kecamatan Cigudeg, Desa
Bangunjaya.
Sebelum KKN dilaksanakan, kami sering melakukan survei ke
lokasi yang akan kami tinggali. Perjalanan dari Ciputat menuju Desa
Bangunjaya ditempuh dengan waktu yang lama karena jarak antara
keduanya amat jauh. Kami melakukan perjalanan pada pukul 09.00 dan
sampai di lokasi kurang lebih pukul 12.00. Ketika sampai di lokasi KKN,
kami langsung menuju ke kediaman Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya.
Sesampainya kami dirumah Pak Lurah, kami dijamu dengan hidangan-
hidangan khas Bogor. Rasa lapar yang tak tertahankan karena belum
makan sedari pagi membuat saya dan teman-teman menikmati makanan-
makanan yang Pak Lurah sediakan dengan hati sangat gembira.Pada
kesempatan tersebut, perwakilan kelompok kamipun mengutarakan
maksud dan tujuan kami datang ke rumah Pak Lurah. Selain untuk
mengenalkan identitas kami sebagai calon mahasiswa KKN, kami juga
174|RAKERKAB
memohon izin dan meminta rekomendasi mengenai dusun mana yang akan
kami tinggali nantinya.
Dalam mengabdi, saya ingin menebar kebaikan sesuai kompetensi
yang saya miliki sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum. Bidang hukum
tentu penting bagi seluruh masyarakat. Ironisnya, masyarakat kota jauh
lebih mengerti hukum daripada masyarakat desa. Dan sebagaimana yang
tercermin dari masyarakatnya, desa ini adalah desa yang terbelakang karena
minimnya partisipasi masyarakat dalam sektor pendidikan. Terlebih,
banyak perempuan yang menikah di bawah umur padahal mereka belum
memenuhi standar ketentuan dalam undang-undang. Tak hanya itu, kasus
perceraian dan poligami satu kali kerapkali terjadi. Pun KDRT tak lepas
dari permasalahan yang ada di desa. Isu pertanahan pun menjadi masalah
yang pelik di desa ini.
Atas segala masalah yang ada di desa, saya harus mengucap segala
puji bagi Allah Subhanahu wa Ta‟alayang telah memudahkan saya dalam
menjalankan kegiatan Penyuluhan Hukum di tingkat dusun dan kelurahan.
Pengetahuan terkait beberapa permasalahan di atas tentu perlu untuk
diketahui oleh masyarakat dikarenakan negara kita adalah negara hukum
sebagaimana tercatat dalam konstitusi kita, yaitu pada Pasal 1 Ayat (3)
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjelaskan bahwa hukum harus
dijunjung tinggi demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Saya sangat bersyukur dapat mengikuti KKN, karena dengan
diadakannya KKN dapat memberikan saya banyak pelajaran tentang
kehidupan dan pengalaman yang tak terbayar, terimakasih kepada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Pusat Pengabdian
Masyarakat (PPM) yang telah memfasilitasi kami untuk dapat
melaksanakan kewajiban kami dengan bentuk pengabdian kepada
masyarakat. Bersyukur adalah ungkapan kebahagiaan atas nikmatyang
diperoleh dengan cara menggunakan nikmat itu sesuai ketentuan dari
pemberi nikmat.
2. Aset Kelompok: Teman Hidup untuk Satu Bulan
Hidup selama satu bulan dengan variasi pola hidup yang berbeda
tentu tak mudah untuk dijalankan. Wajar sebab hal ini sangat manusiawi.
Namun,alhamdulillah saya dan teman-teman Kelompok KKN Rakerkab 112
RAKERKAB|175
yang berjumlah 19 orang dapat bersatu dan bekerja sama antara yang satu
dengan yang lain.
Kelompok 112 terdiri dari beberapa orang dari fakultas dan jurusan
yang berbeda-beda. Beda jurusan artinya berbeda pula pola pikir dan cara
pandang masing-masing dalam merespons suatu masalah. Dari sinilah saya
mendapatkan pelajaran tentang bagaimana cara memahami setiap pola
pikir yang berbeda, namun dapat menggabungkannya dalam satu konsep
ide untuk menyelesaikan masalah yang muncul.
Di Kelompok 112, ada seorang teman saya yang bernama Apep.
Setiap kami mengadakan rapat atau briefing29, Apep selalu bergelora dalam
mengeluarkan pendapat yang tidak jarang bertentangan dengan pemikiran
mayoritas kelompok. Ketika mayoritas kelompok telah setuju pada suatu
gagasan, Apep selalu mencoba untuk merevisinya. Di balik semua itu,
alhamdulillah selalu ada penengah di antara kami semua. Penengah di konflik
internal kelompok adalah Fahir dan Piyu. Fahir, sebagai ketua kelompok
selalu sedia mendengarkan setiap usulan, pendapat, dan masukan teman-
teman di forum. Sedangkan Piyu selalu menjadi penengah dan pemberi
solusi disetiap perdebatan.
Perbedaan gagasan di internal kelompok KKN mengajarkan saya
tentang bagaimana cara menyikapi karakter seseorang ketika sedang
mengemukakan pendapat. Saya bangga dengan Kelompok 112 karena setiap
orang dari kami dapat merangkul kebersamaan tanpa adanya pertengkaran
yang hebat selama KKN berlangsung. Rasa saling baper mungkin terjadi di
antara beberapa orang, namun itupun tak sering sehingga itu bukanlah
suatu hambatan dalam menjalankan kegiatan KKN kami di Desa
Bangunjaya. Justru, Desa Bangunjaya telah menjadi wadah kami, Kelompok
112, dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Teriring dengan do‟a,
kami sepakat untuk menamai Kelompok 112 ini dengan istilah Rakerkab
yang kepanjangannya adalah Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Desa
Bangunjaya agar kebaikan terus hidup dalam setiap kegiatan yang kami
lakukan bersama masyarakat Desa Bangunjaya.
29 Pengarahan
176|RAKERKAB
3. Aset Desa: Karena Apa yang Disampaikan Dari Hati Akan Sampai ke
Hati
Kami berangkat menuju ke lokasi KKN di Desa Bangunjaya,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor tepat pada Kamis 19 Juli 2018. Kami
berangkat dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pukul 09.00 dan
sampai di lokasi kurang lebih pukul 12.00. Ketika sampai di Desa
Bangunjaya, belum ada kegiatan ataupun program kerja (proker) apapun
yang akan kami jalankan. Hanya kunjungan dan laporan kepada Lurah
Bangunjaya bahwa kami telah sampai di lokasi dan telah menempati rumah
kontrakan kami selama satu bulan ke depan. Pada tanggal 20 Juli, kami
menyambangi Aula Kelurahan Bangunjaya untuk menghadiri Acara
Peresmian Kuliah Kerja Nyata oleh Pak Lurah. Dengan simbolisasi
pemotongan pita yang dilakukan oleh Pak Lurah dalam acara tersebut,
kegiatan kami artinya telah resmi diakui.
Selepas Acara Peresmian Kuliah Kerja Nyata, kami melakukan
kegiatan pertama yaitu perkenalan dengan warga Dusun Gosali dan Sentuk.
Antusias warga sekitar membuat kami semangat melaksanakan berbagai
proker yang akan kami jalankan.
Tentu tidak semua kegiatan yang kami jalankan berjalan mulus.
Berbagai hambatan mulai bermunculan, misalnya seperti yang kami alami
pada hari pertama, yaitu kesulitan mendapatkan air untuk keperluan
mandi dikarenakan sumur di rumah kontrakan kami yang kering. Hal ini
membuat kami sempat mengeluh, betapa tidak, air merupakan sumber
utama kehidupan. Alhasil, kamipun terpaksa mendatangi rumah-rumah
warga sekitar untuk meminta air demi kepentingan wudhu dan buang air
kecil. Selain ke rumah warga, kami juga mengandalkan sungai yang ada di
Dusun Gosali meskipun airnya sudah tak lagi jernih karena pencemaran
dari perusahaan tambang.
Tidak hanya menjalankan proker besar, saya dan teman-teman juga
mengadakan kegiatan-kegiatan seru seperti jalan sehat bersama anak-anak
kecil dan orang dewasa.Kami menyusuri rute jalan sehat dari Dusun Gosali
ke Dusun Sentuk. Kami menganggap kegiatan itu sebagai cara yang baik
untuk mendekatkan diri dengan masyarakat desa. Perjalanan yang kami
tempuh cukup jauh, yaitu sekitar dua kilometer.
Disepanjang perjalanan, kami berbincang dengan anak anak kecil
yang bercerita tentang perubahan desanya dalam beberapa tahun terakhir.
RAKERKAB|177
Anak kecil tersebut memulai percakapan dengan berkata, “Ka, nyaho teh ?
Baheula mah iyeu teh curug, cai na mah loba, tapi ayeuna mah geus teh aya deui.”30
Dengan sedikit kaget, saya menyautinya dengan berkata, “Oh, kunaon bisa
kitu atuh nya?”31 Keresahan tak bisa disembunyikan dari raut muka anak kecil
itu sembari ia berkata, “Atuh pan geus dibeuli ku PT tanahna, jadinateh di ratakeun
kabehna, jadi wek kasumbat.”32 Responsnya membuat saya merasa miris dan
berujar, ―Kunaon atuh parada hayang dikitukeun?”33Anak itu kemudian berkata,
“Pan geus aya kompensasina ti PT.”34Rasa penasaran kembali menggiring saya
untuk bertanya, “Memang na baraha nu dibayar ku PT?”35 Kepolosan anak kecil
membuatnya berucap, “Heheh teh nyaho eta mah, palingan ge
duarebu(rupiah).”36Perbincangan antara saya dengan anak kecil itu membuat
semangat saya berkibar untuk semakin intensif menjalankan kegiatan KKN
atas nama perjuangan untuk kesejahteraan rakyat.
Ketika saya sudah mulai memahami keadaan sekitar, saya dan
teman saya berinisiatif untuk mengurangi kebiasaaan menumpang mandi
ke rumah warga. Alasannya, beberapa warga yang mempunyai kamar
mandipun bahkan memilih untuk mandi di sungai. Dari situlah saya mulai
menyadari bahwa saya tidak boleh menghambur-hamburkan air. Karena
segan untuk selalu menumpang mandi di kamar mandi warga, untuk
pertama kalinya saya dan teman saya pergi untuk mandi di sungai. Awalnya
saya sedikit ragu dan takut karena orang tua saya berpesan, ―Jangan maen ke
sungai-sungai atau tempat yang angker. Hati-hati juga kalo dingin, nanti
alerginya ‗kan suka kambuh.‖ Namun dalam situasi yang mendesak itu, saya
percayakan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan tidak
menghiraukan pesan orang tua. Setelah saya sampai di sungai, saya
merasadiberikan nikmat yang tak terkira. Saya dan teman-temanpun
akhirnya menyusun strategi mandi supaya aurat kami tetap terjaga
30― Kak, tahu tidak? Dulu di sini ada curug yang airnya banyak, tapi sekarang sudah
tidak ada lagi.‖ 31 ―Oh, kenapa bisa begitu sekarang?‖ 32 ―Karena wilayah tanah ini sudah dibeli sama Perseroan Terbatas (PT), jadi
semuanya diratakan dan air jadi tersumbat.‖ 33 ―Tapi kenapa warganya mau?‖ 34 ―Kan kita sudah dikasih kompensasi‖ 35 ―Memangnya berapa yang PT itu bayar? 36 ―Hahaha, aku juga kurang tahu, palingan dua ribu (rupiah)‖
178|RAKERKAB
walaupun harus mandi di sungai. Meskipun mandi di sungai adalah
kegiatan yang riskan karena kekhawatiran perihal aurat, namun terpaksa
kami harus melakukannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengampuni
perbuatan kami selama di sana. Aamiin…
Kegiatan KKN mengajari saya arti penting dari berbagi. Saya belajar
memaknai kembali rasa ikhlas, menghormati tamu, kerja keras dan tawakkal
dari seorang warga desa bernama Bi Heri. Beliaulah yang telah
menginspirasi saya karena beliau selalu tanpa pamrih dan senang hati
menerima kami di rumah beliau untuk jangka waktu yang tidak sebentar,
yaitu satu bulan. Jangka waktu satu bulan terhitung waktu yang lama,
karena pada umumnya bertamu hanya berjangka waktu tiga hari saja.
Meskipun begitu, Bi Heri selalu menerima kami sebagai tamunya dengan
baik setiap hari. Perlakuan Bi Heri tersebut sesuai dengan apa yang
dijelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari no. 6018; Muslim no. 47:
هي كاى ؤهي بالله والىم اخز فلكزم جار، وهي كاى ؤهي بالله والىم اخز فلكز ف( –م ض
روا البخار وهسلن
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu, „Sesungguhnya Nabi Muhammad
Shallallah „Alayhi wa Sallam telah bersabda, “Barang siapa yang beriman
kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan hari akhirat, maka hendaklah ia
memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah Subhanahu
wa Ta‟ala dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.”
Saya terkesan setiap Bi Heri berkata, ―Atuh, nggak apa-apa, nanti juga
rezeki mah ada lagi,‖ setiap saya meminta bantuan dari beliau. Dari
perkataaan Bi Heri, saya memahami bahwa beliau tidak penah mengeluh
dengan keadaannya.Bi Heri adalah seorang janda yang telah bercerai,
sedangkan kedua anaknya bekerja di Jakarta dan hanya pulang saat lebaran
dan libur panjang. Apa yang Bi Heri lakukan mengingatkan saya pada
sebuah ayat dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:
فقىى أهىالهن ف سبل الل ذي هثل ال بلن هاحن ةبن ل والل بسب سبن سابل ف كل س كوثل ةبن أ
واسن علن ضاعف لوي شاء ل والل
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta‟ala adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
RAKERKAB|179
seratus biji. Allah Subhanahu wa Ta‟ala melipat gandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Bi Heri merupakan bagian dari perjalanan KKN Rakerkab dalam
masa pengabdian kami. Itu disebabkan Bi Heri merupakan orang yang
paling sering kami mintai air sumurnya untuk wudhu, buang air kecil dan
masak. Karena air di rumah kontrakan kami sudah tidak mengalir, sumur
milik Bi Heri kami jadikan tempat mandi alternatif yang paling sering kami
datangi.
Selain merelakan air sumurnya untuk kami pakai, Bi Heri juga orang
yang dermawan dalam hal-hal lainnya, termasuk makanan. Pernah suatu
hari, tepatnya pada hari Senin, saya berniat untuk berpuasa dan bermalam
dirumah Bi Heri. Seharian penuh saya berada di rumah beliau untuk
melepas lelah sepulang betugas dari Kantor Kecamatan. Pada sore hari
menjelang maghrib, saya bertanya kepada Bibi, ―Bi, di sini ada yang jual
pisang goreng nggak?‖ Kala itu Bi Heri hendak pergi untuk menonton
pertandingan sepak bola dan berkata, ―Ya, sudah sore mah jarang, adanya
pisuke (pisang susu keju) di sebelah. Mau?‖ Tawaran Bi Heri tersebut
membuat saya semangat dan berkata, ―Oh boleh atuh, nanti tapi, kalo sudah
dikit lagi adzan.‖ Tak lama setelah menonton pertandingan sepak bola,tiba-
tiba Bi Heri datang membawakan saya pisang tanduk untuk segera
digoreng.Tindakan tersebut seakan dilakukan Bi Heri untuk mengabulkan
keinginan saya yang ingin berbuka puasa dengan pisang goreng. Sontak
saya bertanya, ―Lho, Bibi kok bawa pisang?‖ Sembari tersenyum, Bibi
berkata, ―Iya, ini dikasih Kang Aleng.‖ Sayapun berdecak dan bertanya
balik, ―Yang bener, Bi? Jangan repot-repot atuh, Bi... Kan jadi nggak enak
sayanya.‖ Kemudian dengan santainya Bibi berkata, ―Iya atuh, beneran.
Sudah atuh ih, biarin. Kan katanya ngebantu bikin bukaan buat orang puasa
mah dapat pahalanya banyak.‖
Ketulusan dan keikhlasan Bi Heri telah mengajarkan saya banyak hal.
Dari Bi Heri, saya mulai memahami pengamalan ayat-ayat dalam mushaf al-
Qur‘an yang sebenarnya. Apapun yang dilakukan oleh Bi Heri telah
membuat saya merenungkan betapa naifnya diri ini yang sudah belajar
hingga tingkat perguruan tinggi, tapi pengamalan dari ilmu yang saya
dapatkan masih sangat minim.
180|RAKERKAB
4. Harapan: Ketika Kita Menjaga,Kita Akan Dijaga
Pada umumnya pengetahuan yang minim dari masyarakat sekitar
membuat Desa Bangunjaya terbelakang, terlebih dengan keadaan alam yang
terus diekspolitasi. Dapat dilihat secara jelas bahwa eksploitasi yang
dilakukan oleh perusahaan tambang di sekitar desa ini telah membuat
keadaan alam sekitar menjadi rusak. Ini terlihat dari gersangnya keadaan
sekitar desa dan tersumbatnya beberapa aliran dan bendungan air.
Kurangnya kesadaran akan bahaya sampah membuat masyarakat
seenaknya saja membuang sampah di sungai. Mereka tidak berpikir
panjang akan akibat yang dirasakan di kemudian hari. Hal ini terlihat dari
banyaknya sampah di pinggiran sungai.
Saya sempat mewawancarai salah seorang warga terkait
problematika sampah di desa ini. Ia menceritakan bahwa sampah yang
dibuang di sungai akan mengalir seiring aliran arus sungai mengalir.
Katanya, ―Atuh, nanti juga sampahnya ‗kan ngikutin air yang ngalir, jadi buang
saja deh di situ. Nggak bakal kenapa-kenapa kok. Saya sudah lama buang di
situ (dan) nggak ada masalah.‖ Begitulah jawaban salah satu warga yang
saya rasa mewakili segenap masyarakat di Dusun Gosali.
Dari kondisi lingkungan yang saya lihat, banyaknya objek alam yang
diekspolitasi mengingatkan saya kembali pada firman Allah Subhanahu wa
Ta‟ala dalam Surah Ar-Rum ayat 41:
ه عولىا لعل ذ قهن بعض ال اس لذ ذي ال ن زجعىى ظهز الفساد ف البز والبحز بوا كسبب ا
―Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah Subhanahu wa Ta‟ala Subhanahu wa Ta‟ala
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Dengan banyaknya objek alam yang dieksploitasi secara berlebihan,
tentu dampaknya akan buruk terhadap lingkungan. Perusahaan-
perusahaan tambang yang berada di sekitar Dusun Gosali pun saya rasa
belum memenuhi standar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Hal ini terlihat dari pencemaran lingkungan dan perubahan
suhu udara di sekitar desa. Padahal pada ketentuan dalam AMDAL, telah
sepatutnya sebuah Perseroan Terbatas di desa mematuhi regulasi yang
telah ditetapkan sebagaimana juga berpedoman pada Undang-Undang
RAKERKAB|181
Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam suatu kalimat gamblang, fenomena di Desa Bangunjaya
adalah sebuah ―miopia masyarakat terhadap lingkungan‖. Mengapa saya
menggunakan istilah ―miopia‖? Alasannya sederhana, miopia adalah istilah
lain dari rabun jauh dan menurut saya warga desa telah rabun terhadap
kondisi lingkungan sekitar. Saya beranggapan bahwa warga desa tidak
berpikir jauh ke depan, yaitu tentang bagaimana pertanggungjawaban
lingkungan dari operasi perusahaan tambang di masa depan dan bagaimana
kerusakan alam yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari usaha
pertambangan tersebut.
Pelegalan atas segala bentuk kegiatan eksploitasi alam tentu sangat
berdampak buruk. Sebagai manusia, adakalanya kita harus memikirkan apa
yang akan kita tinggalkan untuk penerus kita, anak-anak kita yang akan
hidup dimasa depan. Jika kita terus mengabaikan keadaan ini, tentu
kerusakan dan bencanalah yang akan datang, hal ini sejalan dengan tafsiran
dari ayat-ayat mushaf al-Qur‘an yang telah saya sebutkan di paragraf-
paragraf sebelumnya sebab kerusakan di muka bumi ini sejatinya
disebabkan oleh ulah manusia.
Tentu pembangunan desa tidak hanya berkutat pada pembangunan
secara fisik atau oleh kuantitas perusahaan di sekitar. Yang paling utama
dalam pembangunan desa adalah membangun manusianya. Masyarakat
desa harus selalu diberdayakan, dilatih pola pikir dan mentalitasnya, serta
diberikan semangat untuk terus meningkatkan kompetensi diri mereka ke
arah yang lebih positif karena hal-hal itulah yang menjadi faktor penentu
dalam berkembangnya suatu desa. Semoga Desa Bangunjaya menjadi desa
yang terdepan di segala bidang. Di samping itu, saya juga berharap semoga
masyarakatnya menjadi masyarakat yang religius. Aamiin…
182|RAKERKAB
-K-
MUSIM KEMARAU BANYAK CERITA
Oleh: Melia Septiani Heriyaman
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah
1. Tak Kenal Maka Tak Bersatu
Akhir semester VI ditandai dengan adanya Ujian Akhir Semester. Di
tengah rumitnya persaingan antar teman sekelas, banyak berdatangan
informasi bahwa di tahun 2018, mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) akan melaksanakan program KKN (Kuliah Kerja Nyata)
untuk pertama kalinya. Tidak pernah terbayang oleh saya sebelumnya,
seperti apa KKN itu? Dan apa yang akan saya lakukan di sana? Saya tidak
bisa bertanya kepada kakak kelas ataupun senior yang ada di FITK ini
karena KKN adalah program baru untuk fakultas saya, terkecuali untuk
Jurusan Manajemen Pendidikan. Selain Manajemen Pendidikan, seluruh
jurusan termasuk Jurusan saya Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) baru pertama kali mengadakan Program KKN. Ketua Program
Studi PGMI telah mengumumkan dan menetapkan bahwa Jurusan PGMI
wajib mengikuti KKN 2018. Segera saya mendaftarkan diri menjadi anggota
KKN 2018.
Pada tanggal 10 April 2018 diumumkannya daftar nama kelompok
KKN, dari kelompok satu sampai dengan kelompok dua ratus. Nama saya
terdaftar dalam Kelompok 112. Itu tandanya saya telah menjadi bagian dari
Kelompok 112. Tidak lama dari pengumuman daftar nama kelompok, tiba-
tiba dari telepon seluler (ponsel) saya berbunyi. Ketika saya membuka
ponsel, ternyata bunyi tersebut berasal dari aplikasi WhatsApp. Saya melihat
ternyata saya sudah dimasukkan ke dalam grup bernama Kelompok KKN
Rakerkab 112. Sebelumnya sudah ada juga yang menanyakan nomor ponsel
saya, yaitu seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
bernama Shahara. Ternyata dia adalah salah satu anggota Kelompok KKN
Rakerkab 112 yang nantinya akan berkontribusi bersama-sama selama KKN.
Ada pepatah ―tak kenal, maka tak sayang‖, tetapi di KKN ini saya
menggantinya dengan ―tak kenal, maka tak bersatu‖. Kelompok KKN tidak
RAKERKAB|183
akan pernah ada jika saya dan teman-teman yang lain tidak bersatu dalam
ikatan perkenalan yang dimulai dari perkenalan lewat grup Kelompok
KKN Rakerkab 112 yang diawali dengan menyebutkan nama, jurusan dan
fakultas masing-masing. Ketika sudah mengetahui nama-nama dari seluruh
anggota Kelompok 112, minggu berikutnya kami mengadakan pertemuan
pertama. Tetapi saya tidak bisa ikut dalam pertemuan pertama karena
masih harus menghadiri suatu mata kuliah.
Pada malam harinya, saya membaca pesan dari grup WhatsApp
Kelompok KKN Rakerkab 112 dan ternyata sudah dibuat sebuah Struktur
Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 yang diketuai oleh Abdul
Mufahir dari Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial. Pada awalnya
Fahir tidak terima untuk menjadi ketua kelompok karena pemilihan
dilakukan dengan sistem undian. Tetapi berkat dukungan teman-teman
semua akhirnya Fahir mau menjadi Ketua Kelompok KKN Rakerkab 112.
Saya dipercayakan oleh teman-teman untuk menjadi bagian dari Divisi
Acara yang bertugas untuk merancang serangkaian kegiatan selama KKN
bersama rekan-rekan divisi acara lainnya. Struktur keanggotaan dibagi
menjadi sembilan bagian yang dimulai dari Ketua KKN 112 (Abdul
Mufahir), Wakil Ketua KKN 112 (Utsman), Sekretaris I (Balqis Hanifah),
Sekretaris II (Astrid Haura), Bendahara I (Shahara), Bendahara II (Latipah),
Divisi acara (Melia, Shandy dan Rifqoh), Divisi Perlengkapan (Banu, April,
dan Cherlinda), Divisi Sponsorship (Ahmad Pebian), Divisi Hubungan
Masyarakat (Putri Utami dan Wildan), Divisi Dekorasi dan Dokumentasi
(Syahrul dan Animatun), dan Divisi Konsumsi (Putri dan Alwi). Setelah
Struktur Keanggotaan terbentuk, saya dan teman-teman mengadakan rapat
pertama untuk membahas pembagian pekerjaan dari setiap divisi. Rapat
pertama diadakan setelah selesai Acara Pembekalan KKN 2018 yang
bertempat di Auditorium Harun Nasution. Rapat juga membahas tentang
pelaksanaan survei ke lokasi KKN. Sebelum acara pembekalan, saya
diberikan map yang berisikan Surat Perizinan Tempat KKN dan ternyata
Kelompok 112 mendapatkan tempat KKN di Desa Bangunjaya, Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Setelah tempat KKN ditetapkan, saya dan teman-teman
mengadakan survei. Saya mengikuti survei dua kali. Pada survei pertama,
kami pergi ke Desa Bangunjaya untuk mengetahui keadaan masyarakat di
setiap dusunnya. Saya dan teman-teman pergi survei menggunakan sepeda
motor.
184|RAKERKAB
Pertama-tama, saya dan teman-teman mengunjungi Dusun
Nanggung dan Dusun Cibungur, yang mana keduanya sudah terlihat
seperti di kota. Begitu juga dengan Dusun Cibungur karena letak dua dusun
itu bersebelahan. Dusun yang dikunjungi selanjutnya yaitu Dusun Gosali
dan Sentuk. Kondisi jalan menuju Dusun Gosali tidak baik karena
merupakan akses jalan truk menuju ke Perseroan Terbatas (PT). Kondisi
jalan yang berbatu dan berdebu menghambat perjalanan menuju Dusun
Gosali. Setelah sampai di Dusun Gosali, terlihat keadaan masyarakatnya
yang individualis dan seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan karena
sunyi. Dari Dusun Gosali, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan
menuju Dusun Sentuk yang kondisi jalannya hampir sama seperti Dusun
Gosali, tetapi masih terlihat pepohonan yang asri dan udaranya masih
bersih.
Pada survei kedua, saya dan teman-teman berdiskusi untuk
menetapkan tempat tinggal selama KKN.Kami sepakat memilih untuk
tinggal di Dusun Sentuk. Akan tetapi, ternyata dusun tersebut sudah
pernah didatangi oleh mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2016, jadi saya dan teman-teman memutuskan untuk tinggal di
Dusun Gosali, karena dusun tersebut belum pernah didatangi oleh
mahasiswa KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya dan teman-teman
akan mencoba membuat Dusun Gosali tampak hidup dengan program kerja
yang telah direncanakan. Rencananya saya dan teman-teman akan
mengadakan program kerja pengadaan bak sampah, pengadaan fasilitas
sekolah, mengajar di sekolah, membuat gapura, membuka bimbingan
belajar (bimbel), dan mengajarkan seni kepada masyarakat Dusun Gosali,
serta ikut berpartisipasi dalam Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia (HUT RI) Ke-73. Pada akhirnya, rencana tersebut terlaksana
dengan baik tanpa kendala yang rumit.
2. Perbedaan untuk Saling Melengkapi
Pada tanggal 18 Juli 2018, saya dan teman-teman KKN 112 berangkat
menuju Desa Bangunjaya, tepatnya di Dusun Gosali untuk memulai
pelaksanaan KKN. Saya dan sembilan orang teman saya berangkat menuju
tempat KKN menggunakan mobil pribadi, sedangkan sepuluh orang lagi
menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sana, saya langsung istirahat
di rumah kontrakan putri. Di rumah kontrakan putri terlihat sudah banyak
teman-teman yang sudah mendahului istirahat karena mereka berangkat
RAKERKAB|185
menggunakan sepeda motor yang tentu saja terhindar dari macetnya Pasar
Ciampea. Setelah beristirahat, saya dan teman-teman melanjutkan untuk
membereskan barang-barang yang sudah ada di kamar. Barang-barang
tersebut sebelumnya sudah diantarkan pada 15 Juli 2018, jadi saya dan
teman-teman tidak harus lagi membawa barang-barang yang berat dan
banyak. Saya cukup terkejut ketika satu kamar dari rumah kontrakan putri
dikunci oleh pemiliknya putri. Jumlah teman-teman saya yang putri ada
tiga belas orang, untuk yang tidur di kamar ada tujuh orang dan enam orang
lainnya tidur di ruang depan yang supaya tidak ditempati oleh saya dan
teman-teman KKN. Jadi dalam satu rumah hanya ada satu kamar yang
boleh digunakan. Kamar tersebut cukup nyaman dengan difasilitasi air
conditioner 37 (AC) di dalamnya. Setelah semua barang dirapikan, saya
mengatur pembagian tempat tidur teman-teman wanita supaya nantinya
anggota kelompok yang mendapatkan jatah tidur di ruang AC bisa
bergantian dengan anggota kelompok yang tidur di ruang non-AC dan
sebaliknya.
Pada keesokan harinya, tepatnya tanggal 19 Juli 2018, saya dan
teman-teman mengadakan Acara Peresmian Kegiatan KKN di Kantor
Kelurahan Bangunjaya yang mengharuskan semuanya bangun pagi dan
siap-siap untuk persiapan acaranya. Keunikan teman-teman sudah terlihat
ketika hari pertama KKN dimulai. Dari semua teman-teman perempuan,
saya bangun tidur paling awal, dilanjutkan oleh Putri Utami, atau yang
lebih dikenal dengan sebutan Piyu. Meskipun di sana tidak terdengar suara
adzan subuh, tetapi saya selalu bangun lebih awal untuk mematikan AC
karena hawanya yang dingin. Sebelum saya shalat subuh, saya dan Piyu
membangunkan seluruh teman-teman KKN untuk melaksanakan shalat dan
bersiap untuk acara pembukaan yang diadakan di Kantor Kelurahan. Saya
membangunkan teman-teman yang berada di kamar dengan cara
menyalakan lampu dan berkata, ―Ayo bangun, sudah pagi, ayo siap-siap
buat acara pembukaan. Putri, Rifqoh, Astrid, Shasa, Linda, April. Ayo
bangun!‖ Dengan ekspresi mereka yang masih mengantuk, akhirnya mereka
satu per satu bangun dengan sendirinya. Masing-masing orang memiliki
ciri khasnya ketika bangun tidur. Seperti Astrid, setelah bangun tidur, dia
tidak lupa untuk berkata, ―Dua puluh sembilan hari lagi‖ sampai pada H-1
kepulangan dari KKN. Ada pula Cherlinda yang ketika bangun
37 Pendingin ruangan
186|RAKERKAB
mengatakan kalau dia mules dan ada juga Rifqoh, ketika bangun
membunyikan suara kentut yang terdengar keras.
Selanjutnya, saya dan Piyu bergegas lari ke tempat tinggal laki-laki
yang bersebelahan dengan rumah kontrakan putri. Terlihat dari jauh rumah
kontrakan laki-laki masih tertutup rapat, menandakan mereka belum ada
yang bangun. Akhirnya saya dan Piyu memukul kecil kaca kamar di rumah
kontrakan laki-laki agar terbangun. Terdengar suara ―Iya... Iya…‖
menandakan mereka sudah ada yang bangun dari tidur. Keributan di rumah
kontrakan perempuan mulai terlihat ketika keran kamar mandi tidak
mengeluarkan air. Semua bingung dan panik karena air yang ada di bak
mandi tinggal sedikit sementara satupun belum ada yang mandi. Akhirnya
teman-teman yang putri secara bergantian pergi ke tempat tinggal laki-laki
untuk mengambil air dari sumur yang ada di rumah tersebut. Dari kejadian
hari pertama sampai terakhir KKN, pompa air yang berada di rumah
kontrakan perempuan tidak bisa digunakan karena mati total meskipun
sudah dibenarkan beberapa kali.
Satu demi satu kegiatan KKN dimulai. Selain Acara Peresmian KKN
di hari pertama, saya dan teman-teman juga bersosialisasi dengan
masyarakat Dusun Gosali. Belum sempat saya mengunjungi rumah-rumah
warga, masyarakat Dusun Gosali sudah lebih dahulu antusias dengan
kedatangan mahasiswa-mahasiswi KKN. Satu per satu dari mereka
mengunjungi rumah kontrakan perempuan untuk berkenalan dengan saya
dan teman-teman. Mereka membawa makanan dan menawarkan kamar
mandi di rumah mereka untuk saya dan teman-teman gunakan. Pada saat
itu saya dan teman-teman, terutama yang perempuan, bersyukur bisa
menumpang mandi di rumah warga.
Konflik mulai terjadi saat satu rumah warga kehabisan air dari
sumurnya dikarenakan oleh pemakaian kami yang terus-menerus. Cuaca
yang sedang kemarau juga menambah kesulitan bagi saya dan teman-teman
untuk mendapatkan air. Jika bukan karena warga, kami tidak mungkin bisa
mendapatkan akses ke air bersih. Antara perempuan dan laki-laki sempat
menyalahkan satu sama lain ketika sesi rapat harian dimulai. Seorang
mahasiswi KKN bernama Alwi sampai mencetuskan untuk membuat
penutup mandi di sungai, supaya semua teman-teman perempuan bisa
mandi di sungai tanpa harus membuka aurat di depan banyak orang,
meskipun sebenarnya sungai tersebut hanya boleh disinggahi oleh
perempuan. Tetapi dari pewakilan laki-laki ada yang mengusulkan untuk
RAKERKAB|187
setiap harinya laki-laki yang piket harus mengambil air di sumur ataupun
di pancuran air bersih yang terdapat di sisi sungai.
Saya dan teman-teman sepakat pada usulan bahwa laki-laki yang
piket harus mengambil air dari sungai untuk dipakai mandi, membersihkan
sayuran, membersihkan rumah dan sebagainya. Tetapi konflik masih saja
terjadi kala laki-laki yang piket malas untuk mengambil air banyak. Dengan
pertimbangan bahwa anggota kelompok laki-laki banyak yang mengeluh,
akhirnya diusulkan kembali jika air hanya dipakai untuk keadaan darurat
saja dengan syarat laki-laki yang piket harus mencuci semua piring yang
ada, baik alat masak maupun alat makan. Semenjak saat itu, kekompakkan
di dalam kelompok saya semakin erat. Antara teman-teman yang laki-laki
dan yang perempuan akhirnya dapat saling bantu satu sama lain tanpa
adanya keterpaksaan.
3. Ragam Desa Bangunjaya
Panasnya cuaca tidak mengahalangi saya dan teman-teman untuk
terus mengabdi di Desa Bangunjaya. Kekeringan tidak menyulitkan saya
dan teman-teman untuk beraktivitas dengan masyarakat di Desa
Bangunjaya. Selama satu bulan di Desa Bangunjaya, saya bertemu dan
berkenalan dengan banyak orang. Tidak hanya di Dusun Gosali saja, tetapi
saya juga menemui masyarakat di berbagai dusun yang ada di Desa
Bangunjaya. Saya tinggal di lingkungan Dusun Gosali dengan masyarakat
yang ramah dan baik hati. Pada hari pertama tinggal, masyarakat Gosali
menyambut saya dan teman-teman dengan baik. Salah satu tokoh
masyarakat yang pertama kali saya kenal adalah Bu Sari. Beliau yang
pertama kali mengunjungi dan menawarkan kamar mandinya untuk saya
dan teman-teman saya pakai karena mengetahui bahwa tidak ada air di
rumah kontrakan perempuan. Selain itu, beliau juga mengantarkan saya ke
tempat cuci yang berada di sungai seberang, dekat dengan mushalla
perempuan.
Di Dusun Gosali sendiri terdapat dua tempat ibadah untuk
memisahkan antara tempat ibadah laki-laki dan tempat ibadah perempuan.
Hal unik yang saya dapatkan adalah pernyataan bahwa perempuan dari
kalangan manapun tidak boleh pergi ke masjid dan apabila sudah masuk
waktu shalat, maka tidak boleh mengumandangkan adzan dengan pengeras
suara. Padahal, masyarakat sering mendengarkan musik menggunakan
188|RAKERKAB
pengeras suara dengan kencang. Ketika masuk waktu shalat, yang terdengar
oleh saya hanyalah pukulan beduk tetapi tidak diiringi dengan lantunan
suara adzan. Maka dari itu, saya selalu mengaktifkan suara adzan pada
aplikasi yang ada di ponsel, jadi jika sudah masuk waktu shalat, maka akan
terdengar suara adzan dari ponsel saya.
Musim kemarau panjang ini membuat saya dan teman-teman sangat
membutuhkan air untuk kelangsungan hidup, baik untuk mandi, wudhu,
mencuci sayuran, memasak, buang air kecil ataupun buang air besar. Saya
dan teman-teman melakukan kegiatan mencuci baju dan mencuci piring di
sungai. Pengalaman mencuci baju di sungai bersama Piyu dan Rifqoh untuk
pertama kalinya memberikan pengalaman yang luar biasa mengingat sungai
tersebut dipakai oleh masyarakat Dusun Gosali untuk mandi, mencuci
bahkan buang air besar. Ketika pagi hari, air di sungai sangat dingin dan
bersih, alhasil saya tidak sungkan untuk mencuci baju di sungai tersebut.
Saat mencuci, saya bercengkerama dengan ibu-ibu yang sedang mencuci
baju. Kesan pertama adalah sangat asyik mencuci di sungai karena bisa
sambil mengobrol dengan ibu-ibu. Selain itu aliran air yang mengalir
membuat saya lebih mudah dan cepat untuk membilas pakaian yang telah
dicuci. Akan tetapi, saya merasa miris dengan pemandangan di sekitar
sungai yang terdapat banyak sampah plastik. Setelah saya amati, ternyata
selesai mencuci ibu-ibu itu membuang sampah bekas sabun cuci ke
pinggiran sungai tersebut, ada pula yang membiarkannya hanyut dibawa
aliran air.
Kemarau panjang membuat sumur di rumah Bu Sari menjadi surut,
akhirnya beliau memperkenalkan saya dengan salah satu tokoh masyarakat
Dusun Gosali yaitu Bi Heri. Pada awalnya saya hanya ingin menumpang
mandi di rumah Bi Heri, tetapi kebiasaan itu membuat saya dan Bi Heri
akrab bagaikan ibu kandung saya sendiri. Terutama ketika saya sakit,
beliau yang merawat saya sampai sembuh. Rumah Bibi seperti rumah tetap
saya dan teman-teman KKN, karena segala kegiatan banyak yang dilakukan
di sana.
Rumah Bi Heri berada di bawah tanjakan sekolah dasar. Sekolah itu
bernama Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali yang merupakan tempat
anak-anak Dusun Gosali dan Dusun Sentuk mencari ilmu di tingkat dasar.
Keadaan sekolah di sana sangat tidak layak karena hanya terdapat empat
ruangan. Tiga ruang kelas dan satu kantor guru. Seharusnya setiap
tingkatan kelas memiliki ruangannya masing-masing, dari kelas satu
RAKERKAB|189
sampai kelas enam. Tetapi pada faktanya di SDN Gosali tidak seperti itu,
melainkan satu ruangan ditempati oleh dua kelas. Ruangan tersebut hanya
mengandalkan sekat yang terbuat dari kayu dan hampir rapuh. Selain dari
fasilitas, tenaga pendidik di sana tidak aktif dalam proses pengajaran.
Mereka tidak begitu peduli dengan murid-murid hingga anak-anak di
Dusun Gosali dan Sentuk haus akan pendidikan yang baik.
Meskipun saya tidak pernah merasakan mengajar di sana, tetapi
saya bisa merasakan semangat anak-anak untuk belajar, mengingat mereka
sangat semangat ketika saya dan teman-teman mengadakan program kerja
bimbel dan kelas kesenian yang dilakukan pada malam hari. Saya
mengajarkan lagu Open Banana kepada seluruh anak di Dusun Gosali dan
Sentuk dan mereka sangat suka dengan lagunya, sampai setiap bertemu
saya, mereka selalu mengasosiasikan saya dengan lagu Open Banana. Selain
mengajar bimbel dan kelas kesenian, saya juga mengajar di SDN Rengasjajar
yang terdapat di Dusun Nanggung. Di sana saya dapat langsung merasakan
bagaimana jadi guru sesungguhnya, dan bukan hanya teori. Ini adalah
pengalaman yang menarik, apalagi nantinya saya yang berprofesi sebagai
guru sekolah dasar. Sekolah yang ada di Dusun Gosali dengan di Dusun
Nanggung sangatlah berbeda. Jika bangunan di Dusun Gosali tidak baik,
sebaliknya sekolah di Dusun Nanggung jauh lebih baik dengan fasilitas
yang cukup memadai. Tidak hanya itu, tenaga pendidik di sana juga lebih
disiplin dan lebih baik dari SDN Gosali.
Satu per satu program kerja dilaksanakan, dari program fisik
maupun yang bukan program fisik. Salah satu program bukan fisik yaitu
mengadakan seminar. Seminar pertama dilaksanakan di Dusun Gosali dan
seminar kedua dilaksakan di Kantor Kelurahan. Karena seminar kedua
diadakan di Kantor Kelurahan, peserta yang diundang sampai ke seluruh
dusun, dari Dusun Gosali dan Sentuk, Dusun Nanggung, Dusun Cibungur,
dan Dusun Cimapag. Saya berkesempatan untuk menemani teman saya
mengantar undangan ke Dusun Cimapag Barat dan Cimapag Hilir,
sekaligus untuk mengetahui keadaan dusun tersebut. Perjalanan menuju
Dusun Cimapag disambut dengan pemandangan hutan kelapa sawit yang
membuat lingkungan sejuk, akan tetapi setelah sampai pertengahan,
kondisi jalannya sangat tidak bagus. Jalanannya berkelok-kelok sehingga
kami harus menaiki tanjakan yang terjal, dan melewati turunan yang tajam
dengan jalan yang berlubang besar nan dipenuhi bebatuan kecil dan besar.
Kondisi jalan seperti ini adalah yang terparah di dusun yang ada di Desa
190|RAKERKAB
Bangunjaya. Keadaan penduduknya sama seperti di Dusun Sentuk.
Padaminggu pertama dan terakhir melaksanakan kegiatan KKN, saya dan
teman-teman menyempatkan untuk bermain ke Dusun Sentuk.
Lingkungannya sangat padat akan penduduk tetapi masyarakatnya
sangatlah ramah. Di sana juga banyak kegiatannya, mulai dari membuat
keripik opak, keripik gadung, dan menandur. Aktivitas sehari-hari seperti
mencuci dilakukan di sungai. Dusun Sentuk terkenal karena airnya yang
banyak dan bendungannya yang menghubungkan antara Dusun Sentuk
dengan Dusun Cimapag. Beraneka ragam yang saya temui di Desa
Bangunjaya membuat saya tidak akan pernah melupakannya.
4. Harapan Nyata
Sudah satu bulan saya dan teman-teman menjalani kehidupan di
Desa Bangunjaya, terutama di Dusun Gosali. Banyak pengalaman manis dan
berharga yang tidak akan saya lupakan, mengingat kejadian dan lika-liku
kehidupan yang saya dan kami alami bersama. Saya dan teman-teman KKN
berharap dapat memberikan kesan positif yang selalu dikenang baik oleh
masyarakat Desa Bangunjaya. Pengalaman saya hidup di sana memberikan
pengajaran penting tentang arti dari sebuah rasa syukur karena
sesungguhnya masih banyak orang yang berstrata di bawah saya tetapi
mereka sangat bersemangat dalam menjalani kehidupan. Terutama dalam
bidang pendidikan, anak-anak di sana sangat haus akan pendidikan yang
layak, baik dari fasilitas sekolah maupun dari segi tenaga didik yang
profesional. Saya berharap pendidikan di sana menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya, terutama kepada tenaga pendidik karena saya dan teman-
teman KKN sudah berusaha keras memberikan contoh terbaik untuk
pendidikan yang ada di Desa Bangunjaya terutama di Dusun Gosali,
tepatnya di SDN Gosali.
Dengan adanya program kerja bimbel dan kelas kesenian yang saya
ajarkan, saya berharap anak-anak di Dusun Gosali menjadi terinspirasi
untuk lebih rajin belajar dan dapat mewujudkan cita-cita yang mereka
impikan. Saya dan teman-teman berharap supaya masyarakat tidak lagi
membuang sampah di sungai karena sudah disediakannya bak sampah di
pinggir sungai sebagai fasilitas pembuangan sampah yang nantinya dapat
dibakar supaya bisa menghindari terjadinya banjir karena luapan sampah
yang menumpuk di sungai. Kenanglah saya dan teman-teman KKN 112
RAKERKAB|191
Rakerkab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 dalam merangkul kebaikan
bersama masyarakat Bangunjaya.
192|RAKERKAB
-L-
SECERCAH ARTI YANG BERHARGA
Oleh: Muhammad Syahrul Akbar
Fakultas Ushuluddin - Aqidah Filsafat
1. Kenal Karena Usaha
Saat memasuki semester VI, banyak sekali teman saya yang
membicarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ceritanya beragam, mulai dari
sulitnya mendapatkan akses air bersih di beberapa daerah, sulitnya akses
masuk transportasi, sampai diusirnya kelompok KKN dari daerah tempat
mengabdinya. Membahas tentang mengabdi, inilah yang sesungguhnya
menjadi momok baru yang menakutkan karena ini berkaitan dengan hal
apa yang bisa saya abdikan kepada masyarakat dan apa yang bisa saya
berikan kepada masyarakat.
Pada 10 April 2018, kelompok KKN 2018 telah ditentukan oleh
Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) dan bersamaan dengan itu PPM juga
merilis daftar nama mahasiswa berikut dengan kelompok dan lokasi KKN
yang didapatkan. Manakala maghrib pada hari itu saya baru mau mengecek
nama saya dalam daftar yang dirilis PPM, tiba-tiba saja sudah ada direct
message38 via Instagram dari seorang perempuan yang bertanya, ―Ini Syahrul
dari Ushuluddin kan?‖ Lalu saya menjawab, ―Iya. Kenapa, dan ini siapa?‖
Sampai pada akhirnya kamipun kenal dan ternyata dia adalah teman satu
kelompok saya dalam kegiatan KKN. Semenjak itu jugalah saya
dimasukkan ke dalam grup WhatsApp berjudul ―Kelompok KKN Rakerkab
112‖. Yang pertama kali saya rasakan ketika masuk grup adalah senang, lalu
sontak berbicara di dalam hati, ―Pada gerak cepet juga ya.‖ Seketika itu juga
semangat KKN saya jadi membara.
Setelah berkenalan di grup, akhirnya kami mengadakan pertemuan
perdana. Saya diajak ke tempat makan Eat Now, namun ketika itu saya telat.
Seharusnya saya datang pukul 14.00, tetapi saya baru datang ke lokasi
pukul 16.00. Ketika saya datang, saya langsung disambut dengan kalimat
―Nah, ini nih ketum!‖ Maksud dari kata ―ketum‖ itu adalah ketua umum.
38 Pesan langsung
RAKERKAB|193
Spontan saya kaget mendengar kalimat itu dari orang-orang yang
menyambut. Yang baru datang saat itu semuanya perempuan, dan memang
pada waktu itu baru saya saja laki-laki yang datang. Alhamdulillah setelah
sekitar satu jam dari kedatangan saya, ada tiga laki-laki yang datang.
Tibalah saatnya berbincang-bincang dan berkenalan satu sama lain, dan
kegiatan tersebut pada akhirnya berujung langsung kepada pemilihan
ketua kelompok.
Pada awalnya, anggota kelompok yang perempuan melelang jabatan
ini kepada siapapun laki-laki yang bersedia untuk menjadi ketua kelompok.
Karena tidak ada satupun yang bersedia menjadi ketua kelompok, lalu salah
seorang perempuan mengajukan opsi lain, yaitu melalui cara voting dengan
kandidat yang semuanya laki-laki yang telah hadir pada hari itu. Opsi itu
kembali ditolak mentah oleh para laki-laki. Pada akhirnya sepakatlah kami
untuk menentukan ketua kelompok dengan cara undian. Nama yang keluar
dari undian tersebut adalah nama Abdul Mufahir dari Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Semua kerangka dan struktur organisasi telah terbentuk di hari itu
seperti, yakni Sekretaris I (Balqis Hanifah), Sekretaris II (Astrid Haura),
Bendahara I (Shahara), Bendahara II (Latipah), Divisi Acara (Melia, Shandy
dan Rifqoh), Divisi Perlengkapan (Banu, April, dan Cherlinda), Divisi
Sponsorship (Ahmad Pebian), Divisi Hubungan Masyarakat (Putri Utami dan
Wildan), Divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi (saya dan
Animatun), dan Divisi Konsumsi (Putri dan Alwi). Posisi Wakil Ketua
tidak kami tentukan saat itu beberapa teman menganggap posisi tersebut
tidak terlalu penting dalam struktur kepanitiaan kelompok KKN.
Pada 26 April 2018, akhirnya saya dan teman-teman Kelompok 112
dipertemukan untuk pertama kalinya secara utuh pada Acara Pembekalan
KKN di Auditorium Harun Nasution. Setelah acaranya berakhir, saya dan
teman-temanpun berkumpul rapat untuk membahas efektivitas struktur
keanggotaan yang yang telah dibentuk. Saya merasa Ketua Kelompok 112,
Abdul Mufahir belum terlalu menunjukkan kontribusinya yang efektif
kepada kegiatan pra-KKN karena jadwal pribadinya yang terlalu padat.
Oleh karena itu, Kelompok 112 sepakat untuk mengangkat satu orang yang
bisa mewakili ketua kelompok ketika tidak dapat hadir. Maka, dari hasil
undian kembali, diangkatlah Utsman, dari Fakultas Syariah dan Hukum,
Jurusan Ilmu Hukum.
194|RAKERKAB
Saya dan teman-teman Kelompok 112 akan di tempatkan di Desa
Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Namun yang menjadi
masalah adalah saya dan teman-teman kelompok belum pernah survei ke
desa itu, tidak seperti kelompok-kelompok yang lain yang sudah survei dan
memetakan segala yang akan dibutuhkan ketika KKN. Memang menurut
saya Kelompok 112 ini agak ketinggalan langkah dibandingkan dengan
beberapa kelompok lain yang lebih cepat geraknya. Oleh karena itu, saya
sendiri berinisiatif mengajak teman-teman Kelompok 112 untuk survei
perdana.
Survei perdana tidak sesuai dengan yang saya harapkan karena
hanya saya dan Putri Utami Arif yang siap untuk berangkat, padahal saya
ingin semua ikut dalam survei perdana ini. Survei perdana ini akhirnya bisa
terlaksana pada 28 April 2018, tepat dua hari setelah kegiatan pembekalan
dari PPM. Pada survei perdana ini, saya dan Piyu (nama panggilan dari
Putri Utami Arif) tidak hanya berdua saja. Kami ditemani oleh teman-
teman dari kelompok KKN lain yang sama-sama di tempatkan di
Kecamatan Cigudeg.
Pada survei pertama kali, saya dan Piyu berencana untuk bertemu
dengan Bapak Camat dan ingin memetakan jalan dari kampus ke sana.
Ketika sampai di Kecamatan Cigudeg, kami melihat pemandangan jalanan
yang penuh dengan pohon kelapa sawit yang rapi dan indah, namun sangat
disayangkan kesan baik itu harus lenyap seketika hanya karena saya dan
teman-teman tidak dapat bertemu dengan Pak Camat karena beliau sedang
ada touring desa dengan aparat kecamatan lainnya, padahal sebelumnya
teman saya sudah berkomunikasi dengan Pak Camat agar beliau bisa
menyempatkan waktu untuk bertemu kami.
Walaupun kecewa tidak bisa bertemu dengan Pak Camat, saya dan
Piyu harus tetap bergerak untuk memetakan jalan, dan beradaptasi singkat
dengan lingkungan di sana. Ketika tiba di Desa Bangunjaya, saya dan Piyu
langsung menjelajahi tiga kampung di sana, yakni Kampung Cibungur,
Kampung Nanggung dan terakhir Kampung Cimapag Hilir.
Kesan saya terhadap Kampung Cibungur ialah kesamaan kampung
ini dengan daerah perkotaan yang sudah ramai aktivitas dan bagus
jalanannya. Kesan yang sama berlanjut ketika sampai di Kampung
Nanggung. Walaupun Kampung Nanggung adalah wilayah padat
penduduk, jalan rayanya masih sepi dan lebih didominasi oleh truk-truk
besar pengangkut batu dan pasir.
RAKERKAB|195
Berbeda sekali dengan kesan pertama, ketika saya dan Piyu
mengarah ke Kampung Cimapag Hilir, jalan menuju ke sana bisa dibilang
terjal dan penuh dengan batu-batuan kerikil yang cukup licin, apalagi jika
harus melintasinya dengan menggunakan sepeda motor. Belum cukup
sampai di situ, perjalanan ke Kampung Cimapag Hilir sangatlah sepi,
hening bahkan tidak ada bangunan yang ada. Hanya kebun kelapa sawit
yang terbentang luas yang ada di sana. Satu hal yang membuat saya dan
Piyu merasa kurang cocok dengan situasi di sana adalah karena ketiadaan
sinyal telepon seluler secara total.
Jalanan yang menanjak, terjal, sepi, hening, dan tidak ada sinyal
menjadi pertimbangan saya dan Piyu untuk tidak menentukan Kampung
Cimapag Hilir sebagai lokasi kegiatan KKN nantinya. Sepeda motor saya
saja sampai tidak kuat untuk menanjak dan beberapa kali hampir terpeleset
di jalan yang menanjak itu. Memang, sebelum saya dan Piyu berkunjung ke
Kampung Cimapag Hilir, kami beristirahat dan berbincang terlebih dahulu
dengan pemuda yang ada di warung kopi tepi jalan di Kampung Nanggung.
Kami telah diberitahu oleh pemuda yang ada di warung kopi itu tentang
kondisi dan lingkungan di Kampung Cimapag Hilir, dan semua yang dia
katakan ternyata benar adanya.
Dari perbincangan dengan pemuda di warung kopi di tepi jalan itu,
saya dan Piyu banyak mendapat informasi dan cerita, di antaranya
berkenaan dengan mata pencaharian warga setempat, hasil alam,
pendidikan, pasar, potensi manusia di sana, sampai pada isu pernikahan.
Mata pencaharian mayoritas di sana adalah sebagai sopir dan pengambil
hasil kelapa sawit, namun ada juga yang membuat kerajinan tangan dari
daun kelapa sawit yang kering, seperti sapu lidi dan atap untuk saung.
Tingkat lembaga pendidikan paling tinggi di sana adalah Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan yang sederajat. Mayoritas penduduk di sana
hanya lulus Sekolah Dasar (SD) saja. Hanya sedikit dari penduduk di sana
yang melanjutkan pendidikannya sampai Sekolah Menengah Pertama
(SMP), terlebih lagi sampai SMA.
Pemuda tersebut juga membahas tentang fasilitas pasar di daerah
Kabupaten Bogor. Pasar yang terdekat di sana ada di dua tempat, yaitu
Jasinga dan Parung Panjang yang sangat sering dikunjungi oleh masyarakat
di sana. Terakhir tentang pernikahan, pemuda tadi menjelaskan bahwa di
daerah Bangunjaya ini banyak sekali terjadi pernikahan dini. Bahkan, di
sana anak perempuan yang berumur 12 tahun sudah dinikahkan. Hal ini
196|RAKERKAB
terjadi karena faktor ekonomi dan pendidikan yang kurang. Masyarakat di
sana masih mempunyai pola pikir bahwa lebih baik anaknya dinikahkan
saja dari pada harus sekolah, karena memakan banyak biaya. Seperti itulah
cerita singkat dari percakapan saya dan Piyu dengan pemuda yang ada di
tepi jalan itu.
Setelah melalui survei singkat perdana, saya masih ingin menjelajahi
Desa Bangunjaya lagi. Dengan penuh semangat saya mengajak teman-teman
Kelompok 112 untuk dapat ikut semuanya dalam survei yang kedua ini.
Namun apalah daya, ternyata masih banyak yang belum bisa ikut survei
kedua. Yang bisa ikut ajakan saya pada waktu itu hanya Balqis seorang.
Sama seperti kemarin, sayapun harus menerima keadaan bahwa hanya bisa
berdua lagi saja untuk survei, sedangkan saya waktu itu iri dengan
kelompok lain yang sudah bisa survei bersama semua teman kelompok,
bahkan sampai ada yang sudah dapat tempat tinggal. Tapi tak apa-apa,
yang penting ada yang menemani saya melakukan survei. Pada
keberangkatan kali ini, saya ingin sekali bertemu dengan Lurah Bangunjaya,
Enjek Nurjaya untuk berkenalan sekaligus meminta izin KKN di kelurahan
yang beliau pimpin.
Survei keduapun dimulai dengan keberangkatan saya dengan Balqis
dari Depok pukul 10.00 dan sampai di sana pukul 11.45. Kami langsung
mengarah ke Kantor Desa Bangunjaya. Ketika tiba di sana, kami disambut
oleh Sekretaris Desa (Sekdes) dan berbincang dengannya. Singkat cerita,
kami langsung diarahkan ke rumah Bapak Lurah karena menurut
pengakuan Sekdes tadi, Pak Lurah jarang sekali ada di kantor. Langsunglah
kami ke sana dengan alamat yang telah diberikan oleh Sekdes tadi.
Kami kesulitan menemukan rumah Pak Lurah. Sepanjang
perjalanan, kami melihat kanan dan kiri namun tetap tidak ketemu juga
dengan rumah yang dicirikan oleh Pak Sekdes. Kamipun bertanya ke
tukang ojek di warung makan, dan ternyata saya dan Balqis sudah melewati
rumah Pak Lurah tanpa sadar. Kami ternyata melaju terlalu jauh hingga ke
desa sebelah, yaitu Desa Lebakwangi.
Sesampainya saya dan Balqis di rumah Pak Lurah, kami disambut
langsung oleh beliau, berkenalan, lalu disambung dengan berbincang-
bincang bertiga. Bapak Enjek, begitulah panggilan akrab warga desa
kepada Lurah Bangunjaya ini. Sayapun terheran-heran dengan nama
panggilan beliau karena nama lengkap beliau adalah Bapak Nurjaya.
Namun tak apalah, karena memang itu sebuah keunikan di daerah sana.
RAKERKAB|197
Jarang sekali seseorang dipanggil dengan nama asli ataupun nama
lengkapnya. Hampir setiap masyarakat di sana memiliki nama julukannya
masing-masing atau biasa disebut sebagai ―nama keren‖.
Survei kedua telah saya dan Balqis laksanakan. Esoknya kami
langsung memutuskan untuk mengadakan rapat terkait dengan hasil yang
kami dapat ketika survei. Rapat berjalan dengan lancar dan saya pun dapat
menggambarkan apa yang telah saya lihat di sana. Tak lupa juga membahas
program kerja yang akan dilakukan di sana. Serta pada rapat ini saya dan
teman-teman menjabarkan keahliannya masing-masing. Banyak sekali
rencana dan gambaran program yang akan saya dan teman-teman
laksanakan yang sesuai dengan keahliannya dan apa yang dibutuhkan oleh
desa. Saya sendiri ingin membuat program pengenalan budaya asli
Indonesia khususnya kepada anak-anak di sana dengan cara memberikan
ilmu yang sedikit saya tahu tentang silat Perisai Diri.
Semua gambaran program telah direncanakan hingga saya dan
teman-teman Kelompok 112 menggelar rapat ketiga untuk menetapkan
nama kelompok. Saya dan teman-teman memberikan opsi nama-nama yang
akan dipilih menjadi nama Kelompok KKN Rakerkab 112. Akhirnya dari
banyak sekian opsi, yang dipilih menjadi nama kelompok adalah opsi dari
teman saya, Melia Septiani Heryaman, yaitu "Rakerkab" yang memiliki arti
Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya.
Hari demi hari, rapat demi rapat, pertemuan demi pertemuan telah
saya dan teman-teman Rakerkab jalani. Saya dan teman-teman telah
melaksanakan kewajiban survei. Berkenalan, berbincang, dan bercanda
dengan aparat desa telah menjadi hal biasa yang mengalir begitu saja seperti
aliran air Sungai Cimatuk yang lancar dan jernih. Alhamdulillah, rangkaian
KKN berjalan dengan baik dari awal hingga akhir. Dalam tulisan ini, saya
akan menceritakan segala yang saya alami dan berkesan buat saya dari
seluruh rangkaian kegiatan KKN.
Kesan sebelum KKN telah saya jabarkan di atas, sekarang saatnya
menjabarkan kesan saya setelah KKN di lapangan berakhir. Jujur saja, saya
sangat merasa menjadi diri saya sendiri ketika KKN.Saya dapat
mengekspresikan diri saya, dan mengembangkan diri saya dalam kehidupan
sosial khususnya berkomunikasi dengan anak-anak kecil berkat KKN. Saya
sangat merasa kehilangan diri saya sendiri setelah sampai ke rumah saya
sendiri, merasa asing di rumah sendiri hingga saat ini walaupun sudah dua
minggu saya meninggalkan tempat KKN.
198|RAKERKAB
2. Merangkul Perbedaan dalam Kesabaran.
Kelompok saya ini sangat-sangat tidak seimbang,‖ itulah kata yang
pertama kali keluar dari pikiran saya ketika bertemu dengan seluruh
teman-teman Rakerkab. Bagaiman tidak, perbandingan jumlah perempuan
dan laki-lakinya cukup jauh, yaitu 13:6.
Saya bersyukur masuk ke dalam kelompok yang beranggotakan
orang-orang yang memiliki keahlian hebat mereka masing-masing. Keahlian
tersebut meliputi memasak, mengajar, dan melawak. Walau begitu, ketika
saya bersama dengan mereka, banyak sekali perasaan yang saya rasakan
mulai dari canda dan tawa, kemarahan yang disimpan dan dikeluarkan, gila-
gilaan, sampai terjadinya konflik-konflik internal.
Salah satu momen yang paling saya ingat adalah ketika hendak
menjalankan kegiatan pemberian bibit gratis kepada masyarakat. Ada dua
orang yang pada awalnya bekerja sama untuk menjalankan kegiatan ini dan
akhirnya saling bertengkar karena sebuah kesalahan komunikasi yang
berawal dari kepentingan sepihak. Ceritanya ada dua sumber bibit
tanaman, satu orang dari kelompok saya mendapatkan bibit dari hasil
membeli, sedangkan satu orang lain dari kelompok saya mendapatkan bibit
tanaman sebab diberi secara gratis. Ternyata bibit yang akan teman saya
beli itu merupakan jenis bibit yang tidak boleh diperjualbelikan. Saya
mengetahui hal itu dari seorang teman dari kelompok KKN lain pada saat
saya mengambil bibit tanaman yang diberi secara cuma-cuma.
Masalah bibit akhirnya menjadi konflik internal kelompok.
Memang pada awalnya bibit yang akan kelompok saya beli itu adalah
proyek dari salah satu teman kelompok saya. Satu bibitnya diberi harga
Rp3.000,00. Karena kelompok saya akan membeli sebanyak 300 bibit, maka
total dana yang harus dikeluarkan adalah Rp900.000,00. Tidak sampai di
situ, kelompok kami masih harus mengeluarkan uang tambahan sebesar
Rp100.000,00 untuk transportasi. Saya kaget karena ternyata uang
sebanyak itu akan kelompok saya keluarkan untuk bibit yang bisa saya dan
teman saya dapatkan secara cuma-cuma. Apalagi ternyata kedua sumber
bibit tersebut ada di tempat yang sama, yaitu di Perkebunan Institut
Pertanian Bogor (IPB).
Ketika fakta tentang bibit gratis tersebut telah banyak diketahui
oleh teman-teman kelompok, anehnya teman saya yang menawarkan
pembelian bibit itu membatalkan transaksi pembelian bibit secara sepihak.
RAKERKAB|199
Itulah awal percekcokan yang terjadi antara saya dan teman saya yang
punya berkecimpung dalam proyek bibit. Namun alhamdulillah, kelompok
saya bersepakat untuk tidak memperpanjang konflik ini dengan tidak
pernah membahasnya ketika rapat agar tidak melanjutkan keributan.
Setiap konflik dan perdebatan yang ada di dalam kelompok saya
memang tidak pernah dipanjang-panjangkan, apalagi sampai menjadi
konflik yang besar. Terkadang setiap ada masalah, kelompok saya memilih
untuk menjadikan masalah itu sebagai bahan candaan.
3. Keindahan yang Tertinggal
Desa Bangunjaya adalah desa yang seharusnya sejuk, namun
manjadi gersang karena keadaan yang disengaja. Saya bisa membayangkan
betapa indahnya pemandangan di desa ini apabila perusahaan tambang
tidak terus-terusan menggali gunung hingga sampai pada kondisi hampir
rata dengan tanah. Betapa indah saya bayangkan dahulunya keadaan
Bangunjaya sebelum pertambangan masuk dan menjajah hasil alamnya.
Sejuknya tergantikan oleh debu dan pasir yang beterbangan di udara
hingga menjadi alas untuk berpijak. Kesejukan di Desa Bangunjaya
sebenarnya masih bisa saya rasakan, namun itu hanya terjadi setelah sisa
waktu malam hampir habis.
Kehidupan beragama di Bangunjaya masih sangat kuat dan kental
dengan adat istiadat leluhur masyarakat desa. Ada tiga dusun di sana yang
sama sekali tidak menggunakan pengeras suara di masjid. Taman
Pendidikan mushaf al-Qur'an (TPQ) di sana masih sangat ramai dan
kualitas pelajarannya sudah jauh lebih tinggi melebihi pengajaran di TPQ
saya dulu di Depok. Anak-anak di sana sudah belajar tentang aqidah dan
sejarah Islam, sedangkan saat saya sepantaran dengan mereka, saya baru
bisa membaca mushaf al-Qur'an dengan terbata-bata.
Masyarakat di Desa Bangunjaya jaya sangatlah baik dan ramah
kepada tamu. Di setiap kampung yang saya kunjungi, kami pasti disambut
baik dengan senyuman lebar yang ramah dan akrab. Di sana saya mudah
sekali akrab dengan masyarakat.
Ada salah satu orang yang saya kagumi di Desa Bangunjaya. Setiap
berada di dekat beliau, pasti selalu ada ilmu baru yang saya dapat. Saya
banyak belajar dari beliau tentang kehidupan di desa yang sesungguhnya
dan bagaimana saya harus kuat menjalani hidup di desa. Saya memanggil
200|RAKERKAB
beliau dengan panggilan Nenek Saini. Beliau berkediaman di Kampung
Sentuk yang mana merupakan dusun ketiga dari Desa Bangunjaya.
Beliau adalah orang yang kuat, rajin, ulet, dan pantang mengeluh.
Itulah kesan yang saya dapat dari beliau. Kekuatan beliau terbukti dari
tenaga beliau yang masih energik saat harus menaiki dan menuruni daratan
terjal ketika panen singkong dan sayuran di gunung milik. Pernah satu kali
saya ikut dengan beliau dan membawa beban panen hasil bumi yang biasa
beliau pikul ketika turun gunung. Saya yang masih muda saja merasa beban
itu lumayan berat dengan jarak tempuh perjalanan ke tempat tinggalnya
yang cukup jauh.
Kerajinan Nenek Saini terlihat dari semangat beliau dalam
melakukan pekerjaan berat yang tidak umum untuk dikerjakan nenek-
nenek. Bahkan anak beliau saya rasa tidak begitu mampu mengerjakan
pekerjaan Nenek Saini karena kondisi tubuhnya yang sering sakit-sakitan.
Tidak pernah saya melihat beliau beristirahat. Di sela kesibukan beliau,
beliau masih mau mengajarkan saya tentang bagaimana cara menanam padi
dan membuat opak. Keuletan beliau terlihat pada keikhlasan hati beliau
untuk melakukan apapun tanpa pamrih dan setengah hati. Beliau selalu
mengerjakan suatu hal dengan maksimal dan tuntas.
Karakteristik pantang mengeluh adalah hal yang paling saya kagumi
dari Nenek Saini. Jangankan orang tua, biasanya orang yang masih muda
bahkan lebih sering mengeluh tentang penyakitnya atau pekerjaannya yang
terlalu berat. Beda dengan Nenek Saini, beliau tidak seperti itu. Tidak
pernah saya mendengar beliau mengatakan ―capek‖ atau ―istirahat‖ dari lisan
beliau. Walaupun beliau baru saja menanam padi hingga beberapa petak
sawah, lanjut memanen singkong, sampai membawa hasil panen ke rumah,
beliau tidak pernah mengeluh lelah atau menghela nafas panjang sekalipun.
4. Jejak Pengabdian Penuh Harapan.
Jika saya menjadi masyarakat di Desa Bangunjaya, saya ingin
pemuda dan orang tua bersatu dan tidak ada lagi perpecahan di antara
kubu muda dan orang tua. Karena setiap kubu memiliki kepentingan
masing-masing sehingga melupakan kepentingan masyarakat yang lebih
luas.
RAKERKAB|201
Andai saya menjadi masyarakat Desa Bangunjaya, saya ingin sadar
akan kebersihan lingkungan yang ada di desa saya. Saya ingin desa saya
bersih dan rapi agar hidup semakin terasa hidup.
Saya bersama kelompok saya, Rakerkab, mengawali kegiatan KKN
dengan menyatukan pemuda dan orang tua untuk bekerja sama dalam
program yang telah kami persiapkan. Pada akhirnya permasalahan dan
kesalahpahaman antar mereka menemukan benang merahnya dan bersama-
sama kompak mencari jalan keluarnya.
Dengan membangun dua tempat sampah umum di Desa Bangunjaya,
dan memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan desa
agar tetap bersih dengan cara membuang sampah pada tempatnya, saya
harap masyarakat desa bisa terus sadar akan manfaat membuang sampah
pada tempatnya. Semoga hal ini terus berkelanjutan sampai desa benar-
benar bersih, nyaman dan terawat.
Andai saya tinggal di Desa Bangunjaya, saya akan terus memberikan
serangkaian keterampilan kepada masyarakat Bangunjaya seperti, membuat
kerajinan tangan, melatih pencak silat, senam dan kegiatan lainnya agar
masyarakat dapat mengembangkannya dan menjadikan desa mereka lebih
hidup.
202|RAKERKAB
-M-
BERAWAL DARI BUKAN SIAPA-SIAPA MENJADI SAUDARA
Oleh : Muhamad Utsman Mubarok
Fakultas Syariah dan Hukum-Jurusan Ilmu Hukum
1. Pra-KKN
Sebelum dilaksanakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN), saya telah
berkenalan dengan teman-teman sekelompok saya. Masing-masing
memiliki karakter dan datang dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Kami mencoba untuk membuka diri dengan mulai mengakrabkan diri satu
sama lain, dimulai dengan cara mengubungi melalui WhatsApp dan sampai
terjadinya pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama ini, kami
berkenalan satu sama lain dan sepakat untuk membentuk struktur
keanggotaan kelompok. Meskipun datang dari latar belakang yang berbeda
dan sebelumnya belum saling kenal, kami dapat membuka diri dengan
mudah. Meskipun awalnya merasa canggung, saya menganggap kegiatan
KKN selama satu bulan nantinya sebagai tantangan tersendiri buat saya
dan teman-teman sebab kegiatan KKN mengajarkan kami tentang
bagaimana cara kita untuk beradaptasi di lingkungan yang baru.
Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan, akhirnya saya dan
teman-teman yang lain sepakat untuk memberikan kelompok KKN kami
nama, yaitu Rakerkab yang merupakan akronim dari Rangkul Kebaikan
Bersama Masyarakat Bangunjaya. Setelah diberi nama kelompok, saya dan
teman-teman juga menjadwalkan kapan untuk bisa melakukan survei ke
Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Selain itu kami
juga membahas mengenai bentuk program apa yang kita berikan kepada
masyarakat Desa Bangunjaya sebelum kita melakukan survei ke sana dan
bertemu dengan masyarakat di Desa Bangunjaya ataupun aparatur dari
Desa Bangunjaya. Setelah kita membahas mengenai bentuk program,
akhirnya saya dan teman-teman sepakat untuk kita mengetahui dahulu
kondisi dari masyarakat di Desa Bangunjaya. Setelah mengetahui kondisi
dari masyarakat Desa Bangunjaya, kami mendiskusikan lagi apa program
kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa Bangunjaya.
RAKERKAB|203
Setelah survei, kami mengetahui bahwa di Desa Bangunjaya itu
ternyata tidak kecil. Ekspektasi awal kami dalam melihat Desa Bangunjaya
adalah desa yang kecil dan mudah dijangkau sehingga mudah pula untuk
memonitor warganya. Ternyata di Desa Bangunjaya ini sangat luas dengan
terdiri dari lima kampung, yaitu Dusun Gosali, Kampung Sentuk, Kampung
Cimapag, Kampung Cibungur, dan Kampung Nanggung.
Langkah pertama setelah mengetahui bahwa Desa Bangunjaya itu
tidak kecil adalah mencari tempat pos komando (posko) sebagai tempat
tinggal nanti kami selama berada di sana. Berkumpullah kami untuk
merundingkan lokasi posko via grup WhatsApp yang dibentuk. Kita
merundingkan kapan waktu yang pas untuk bisa berkumpul dan untuk
berdiskusi mengenai lokasi posko KKN. Akhirnya telah disepakati untuk
kumpul kembali supaya pembicaraan lebih jelas. Karena tidak semua
anggota bisa hadir, akhirnya ada inisiatif dari teman-teman yang lain untuk
mengadakan voting melalui grup WhatsApp.
Grup WhatsApp ini sangat membantu kita untuk menyampaikan
pendapat, masukan, dan informasi yang penting. Setelah melaksanakan
voting, Kampung Sentuk dan Dusun Gosali keluar sebagai pilihan favorit
para anggota kelompok KKN. Usai mendapatkan opsi tempat berdasar
hasil voting, kita berunding lagi untuk menentukan kira-kira kapan waktu
yang pas untuk kita melakukan survei lagi. Kali ini saya berharap akan
lebih banyak anggota kelompok kumpul.
Ketika kumpul lagi, kami juga sekaligus membentuk struktur
keanggotaan kelompok. Pemilihan ketua dilakukan melalui sistem undian
karena tidak ada yang berani mengajukan diri menjadi ketua kelompok.
Nama Abdul Mufahir dari Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan akhirnya keluar setelah kami melakukan sistem
undian. Sang ketua kelompok tersebut ternyata juga hadir di awal
pertemuan. Ia mengaku lebih suka dipanggil Fahir agar terkesan lebih
akrab.
Masalah baru timbul ketika Fahir memohon maaf karena mungkin
tidak bisa akan terlibat aktif dalam kegiatan pra-KKN karena sibuknya
jadwal yang ia punya. Fahir juga mengatakan bahwa ia siap untuk menjadi
ketua, akan tetapi ia meminta ada salah seorang dari anggota kelompok
yang menjadi wakil ketua supaya kepemimpinan dalam kelompok tidak
kosong apabila Fahir berhalangan hadir dalam kegiatan-kegiatan pra-KKN.
Akhirnya diusulkanlah lagi pemilihan wakil ketua sebagai pendamping
204|RAKERKAB
Fahir. Akhirnya diadakanlah pemilihan wakil ketua dengan sistem undian
seperti saat pemilihan ketua sebelumnya. Dari hasil undian itu, keluarlah
nama saya. Akhirnya saya terpilih menjadi Wakil Ketua Kelompok
Rakerkab.
Dengan terpilihnya saya sebagai wakil ketua, itu artinya saya harus
mundur dari peranan saya sebagai penanggung jawab Divisi Acara. Terus
terang saya sendiri sebenarnya tidak keberatan mengemban tanggung
jawab sebagai wakil ketua. Setelah pemilihan wakil ketua selesai, para
anggota kelompok KKN kemudian melanjutkan pemilihan Sekretaris II dan
Bendahara II. Setelah pemilihan Sekretaris II dan Bendahara II selesai, kita
melanjutkan lagi ke pembahasan terkait posko yang akan kita tempati
nanti.
Kita membahas lagi waktu yang tepat untuk melakukan survei ke
Desa Bangunjaya beserta teknisnya. Setelah disepakati tentang kapan
keberangkatan survei dan bagaimana teknis keberangkatannya, saya dan
teman-teman yang lain menuju ke Desa Bangunjaya untuk melakukan
survei. Meskipun tidak semua dari teman-teman KKN yang bisa mengikuti
survei tersebut, kami tetap bersemangat untuk menuju ke Desa Bangunjaya.
Saya dan teman-teman KKN berangkat dengan lima motor. Titik kumpul
kami di Masjid Fathullah, Ciputat. Setelah semuanya terkumpul, akhirnya
kita berangkat dengan tujuan pertama yaitu menemui Lurah Bangunjaya,
Enjek Nurjaya. Sebelumnya beberapa dari anggota kelompok sudah pernah
bertemu dengan Pak Lurah, sehingga komunikasi antara kami menjadi
lancar.
Sesampainya di Desa Bangunjaya, kita langsung ke Kantor
Kelurahan untuk bertemu Pak Lurah. Sayangnya kami tidak bisa bertemu
dengan beliau karena beliau sedang tidak berada di kantor. Akhirnya kita
menuju ke rumah Pak Lurah. Sesampainya di rumah Pak Lurah, ternyata
asisten rumah tangga beliau mengatakan bahwa beliau baru saja pergi
sekitar dua menit yang lalu dari Kantor Kelurahan. Akhirnya saya dan
teman-teman memutuskan untuk kembali lagi ke Kantor Kelurahan yang
jaraknya lumayan jauh, yakni sekitar tiga kilometer. Ketika sampai di
Kantor Kelurahan, ternyata Pak Lurah pun tidak ada. Akhirnya kita
memutuskan untuk istirahat sejenak di sana. Kami berinisiatif
menghubungi WhatsApp Pak Lurah yang akhirnya dijawab oleh beliau.
Ternyata beliau sudah kembali ke rumah dan telah menunggu kami di sana.
RAKERKAB|205
Tidak hanya Pak Lurah seorang, istri beliau pun menunggu kedatangan
kami.
Di rumah Pak Lurah, kita disambut dengan berbagai macam
makanan khas suguhan ala Desa Bangunjaya, seperti opak dan renggining.
Kami berbincang dengan Bu Lurah dan menyampaikan niat kita survei ke
Desa Bangunjaya. Kami juga menanyakan kepada Bu Lurah sekiranya beliau
mengetahui apa ada rumah yang tersedia untuk kami kontrak sebagai
posko kami di Kampung Sentuk. Setelah kami istirahat dan menyantap
suguhan yang telah disediakan, kami diantar oleh utusan Bu Lurah ke
Kampung Sentuk, Desa Bangunjaya untuk mencari tempat posko yang akan
kita tempati saat KKN nanti. Perjalanan menuju Kampung Sentuk
memberikan kesan yang tak terlupakan. Bagaimana tidak? Jalanan menuju
Kampung Sentuk sangat terjal dan bergelombang. Saya sebenarnya maklum
karena jalannya tidak diaspal, penuh batu, serta tanahnya curam. Apalagi
kami juga melewati pemukiman penduduk yang jalannya sangat sempit
untuk ukuran mobil seperti di pemukiman Jakarta yang padat. Akan tetapi,
suasana perkampungannya sangat terasa. Dengan jalan yang terjal dan
bergelombang perasaan saya seperti sedang ujian tes untuk mendapatkan
Suat Izin Mengemudi (SIM).
Tidak terasa akhirnya kita sampai di rumah orang yang dianggap
sebagai tokoh masyarakat Kampung Sentuk untuk menanyakan apakah ada
rumah yang kosong atau rumah yang bersedia untuk kita jadikan posko
Kelompok KKN Rakerkab 112 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta ini. Setelah kita sampai, alhamdulillah kita bertemu
dengan beliau dan akhirnya kita menyampaikan hajat kita, yaitu untuk
menanyakan apakah ada rumah yang bersedia untuk dijadikan posko KKN
bagi kita.
Tokoh masyarakat di Kampung Sentuk dengan sigap segera
mencarikan kami rumah kontrakan sebagai posko. Setelah melakukan
pencarian yang agak lama, tokoh masyarakat itu menyatakan bahwa
ternyata tidak tersedia rumah bisa dikontrak di Kampung Sentuk.
Terpaksa kita kembali lagi ke rumah Pak Lurah. Kami menanyakan kembali
kira-kira bagaimana masukan dari beliau. Setelah kembali ke rumah Pak
Lurah dan menceritakan hasil survei di Kampung Sentuk, Bu Lurahpun
memberikan solusi untuk menanyakan rumah kontrakan ke Kang Aleng,
seorang staf desa, yang tinggal di Dusun Gosali. Akan tetapi karena waktu
sudah sore, akhirnya kita hanya diberikan nomor telepon seluler (ponsel)
206|RAKERKAB
Kang Aleng. Setelah berkomunikasi dengan Kang Aleng, akhirnya
ditemukan rumah yang bisa kami kontrak selama satu bulan, yaitu rumah
Bapak Haris dan Ibu Kokom. Sesuai kesepakatan kelompok, rumah Pak
Haris ditempati para anggota putra, dan rumah Bu Kokom ditempati para
anggota putri.
Tiba-tiba, kami berkenalan dengan Pak Saih yang kebetulan
rumahnya berada di samping rumah Pak Haris. Pak Saih ternyata bersedia
rumahnya ditempati oleh para anggota kelompok KKN yang laki-laki.
Dengan keterbatasan fasilitas di dalam rumah Pak Saih, sudah terbayang
bagaimana nantinya saya akan hidup di sana selama sebulan. Rumah Pak
Saih tidak memiliki toilet sebagaimana rumah di kota. Yang ada hanyalah
sumur dengan ditutup tirai, dan jamban yang terpisah dari rumah yang
hanya ditutupi tripleks kayu. Tempat ini bisa dibilang cukup terbuka.
Bagaimana tidak? Tutup kayu tripleksnya hanya dapat menutupi ujung
kaki sampai leher apabila dalam keadaan jongkok. Bisa dibayangkan,
apabila berdiri tentu sangat tidak dapat dibilang nyaman. Melihat kondisi
rumah yang akan saya tempati dan lingkungan warga, saya merasa siap
dengan itu semuanya karena sebelumnya saya sudah pernah merasakan
keadaan seperti itu kala mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Justru dengan adanya KKN ini, saya terpacu untuk ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh masyarakat setempat dan saya sangat berharap dapat
memberikan manfaat kepada mereka. Sebenarnya saya sempat berpikir
mengapa saya sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum harus mengikuti
KKN? Saya pikir akan lebih relevan apabila mahasiswa Jurusan Ilmu
Hukum diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
ketimbang KKN. Tapi saya mengambil sisi positifnya saja. Lagipula tolak
ukur kesuksesan seorang penimba ilmu seperti saya adalah dapat
bermanfaat bagi orang lain.
2. Berawal dari Tidak Peduli Menjadi Saling Jaga
Berawal dari tidak peduli hingga menjadi saling jaga. Mungkin
kalimat itu yang pertama ada di benak saya ketika teringat dengan teman-
teman Kelompok Rakerkab. Bagaimana tidak? Masing-masing dari kami
datang latar belakang yang sama sekali berbeda. Kami tidak mengenal satu
sama lain. Akan tetapi karena kami membaur dan melakukan interaksi
secara terus-menerus, akhirnya tumbuhlah rasa simpati maupun empati
RAKERKAB|207
dalam kelompok kami. Bersama 18 orang yang awalnya tidak saling
mengenal, saya belajar untuk menyamakan visi dan misi untuk
melaksanakan semua kegiatan dan program kerja bersama-sama. Mungkin
dari situlah akhirnya timbul chemistry antara kami. Kami saling bercanda
bertukar pengalaman. Pada akhirnya kami saling kenal dan semakin dekat.
Minggu pertama adalah masa-masa di mana kami berusaha
mengenal satu sama lain. Kami tidak tinggal di bangunan yang sama
meskipun rumah kontrakan kami bersebelahan. Pada hari pertama kami
berada di Dusun Gosali, kami disambut anak-anak kecil yang ramai
berbondong-bondong untuk mengunjungi posko kami. Bukan hanya anak-
anaknya saja yang datang, akan tetapi para pemuda desa juga ikut
menyambut dan mendatangi posko KKN kami. Para pemuda terlihat
sangat antusias dengan kedatangan kami. Mereka telah merasakan
kehangatan dari adanya kami di dusun mereka, bahkan sejak dari hari
pertama kami tinggal di sana. Hal itu bisa diketahui lantaran para pemuda
nyaman melakukan curhat tentang apa saja kepada kami. Yang paling
menjadi perhatian saya dari banyaknya pemuda yang datang adalah Kang
Dado yang biasa dipanggil dengan sebutan Kang Jambul. Menurut saya,
Kang Jambul ini adalah orang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk
belajar, darimanapun asalnya ilmu atau pengetahuan itu didapatkan.
Kesan kali pertama saya bertemu Kang Jambul adalah impresi
bahwa ia adalah orang yang mempunyai karakteristik ―vokal‖. Kang
Jambul banyak mengeluhkan tentang masyarakat yang belum mempunyai
kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Masih banyak
masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Bukan hanya itu saja, Kang
Jambul juga mengeluhkan tentang perusahaan tambang yang berada di
Dusun Gosali.
Kang Jambul berpendapat bahwa pengoperasian perusahaan
tambang di lingkungan Dusun Gosali mempunyai dampak positif dan
negatif terhadap desa. Jika dilihat dari manfaatnya, perusahaan yang
berdiri di Dusun Gosali ini memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi
masyarakat desa. Pendapatan yang diterima oleh masyarakat dari
pekerjaan mereka sebagai kuli tambang adalah nafkah untuk kebutuhan
sehari-hari keluarga mereka. Yang membuat miris adalah fakta bahwa gaji
mereka tidak sesuai dengan upah minimum regional (UMR).
Perusahaan tambang di sekitar Dusun Gosali ini juga tidak
memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Akses
208|RAKERKAB
jalan menuju ke Dusun Gosali itu sangat berdebu. Itu disebabkan oleh
perusahaan tambang pasir yang jalanannya dilewati oleh banyak truk
setiap harinya. Memang benar apa yang dikeluhkan oleh Kang Jambul.
Ketika saya melewati jalan kampung ke arah Dusun Gosali, saya harus
memakai masker karena memang debunya bisa dibilang sangat parah.
Syukur alhamdulillah, saya dan teman-teman dapat menanggapi
berbagai keluhan dari masyarakat dengan sangat tenang dan sigap.
Menurut pandangan saya, para anggota kelompok KKN yang laki-laki bisa
dikatakan cukup kompak. Mungkin itu dikarenakan anggota putra hanya
beranggotakan enam orang, yaitu Fahir, Wildan, Syahrul, Banu, dan Pebian.
Kami hampir selalu bersama, kecuali dalam menjalankan kegiatan atau
melaksanakan program kerja yang sudah dibagi fokusnya masing-masing.
Kami mandi bersama di sungai dan kadang ada yang buang air besar (BAB)
bersama-sama di sungai karena memang air di desa sedang kekeringan,
sedangkan rumah kontrakan kami airnya terbatas. Tidak jarang pula kami
tidak mandi satu hari penuh. Apabila tidak mandi satu hari penuh, kami
hanya sebatas cuci muka dan gosok gigi. Itupun terkadang harus memakai
air galon.
Kebersamaan yang kami jalin dengan para pemuda Gosali dapat
dibuktikan dengan sering berkumpulnya kami di padepokan tempat
mereka biasa bercengkerama, bernyanyi, dan bermain gitar. Saking
akrabnya dengan mereka, kami sering diajak ngeliwet dan itu dilakukan
hampir setiap malam.
3. Gosali yang Terjajah Perusahaan Tambang
Letak Dusun Gosali berada di antara Kampung Nanggung dan
Kampung Sentuk. Untuk dapat sampai ke Dusun Gosali, kami harus
melewati jalan utamanya, yaitu Jalan Bunar, kemudian Parung Panjang,
lalu masuk ke arah selatan melewati Kampung Nanggung. Dari situ,
pemandangan sudah mulai berubah menjadi hamparan kelapa sawit yang
luas. Pegunungan pun menjadi semakin kelihatan. Semakin ke selatan, kita
akan menemukan Perseroan Terbatas (PT) Dian yang konon katanya
sudah sejak lama berdiri di Dusun Gosali dan menjadi PT pertama yang
berdiri di kampung itu. Semakin ke selatan, tidak jauh dari PT Dian,
terdapat PT WAU. Lain dengan PT yang saya ceritakan sebelumnya, PT
WAU ini tergolong baru karena pendiriannya di Dusun Gosali dimulai
RAKERKAB|209
sekitar tahun 2011. Setidaknya, begitulah informasi yang saya dapat ketika
saya bertanya ke Kang Jambul pada saat itu.
Ketika para pengusaha tambang pertama kali masuk ke Dusun
Gosali, gunung-gunung milik warga masih diberdayakan sebagai sumber
pertanian untuk kebutuhan pribadi. Namun, warga-warga yang tergiur
nominal uang yang ditawarkan pengusaha tambang atas gunung mereka
akhirnya memilih untuk menjual gunung-gunung tersebut ke para
pengusaha tadi. Padahal dengan tanahnya yang subur, Dusun Gosali dan
Kampung Sentuk ini dapat menjadi penghasil kelapa sawit dan durian
yang mumpuni. Akan tetapi, kehadiran PT mengubah segala corak mata
pencaharian para warga desa.
Kesadaran dari masyarakat akan hal lingkungan juga masih sangat
rendah. Masyarakat masih banyak yang belum sadar akan konsekuensi
buruk membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu, kami membuat
program kerja pembangunan bak sampah di tempat yang strategis menurut
warga. Alhamdulillah, kami telah berhasil membangun bak sampah di lokasi-
lokasi yang rawan menjadi tempat pembuangan sampah sembarangan,
yaitu di bantaran Sungai Cimatuk. Sempat saya bertanya-tanya, apa
rasionalisasi dari warga ketika mereka memilih untuk membuang sampah
sembarangan? Ketika saya meluapkan rasa penasaran saya itu kepada salah
seorang pemuda desa yang bernama Kang Bungsu, jawaban darinya cukup
membuat saya kaget. Kang Bungsu mengatakan bahwa logika masyarakat
desa adalah sampah akan selalu terbawa arus air ketika terjadinya banjir
pada musim hujan.
4. Ungkapan Hati
Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih, terutama
kepada Kelompok KKN Rakerkab 112 yang selama ini sudah berjuang
bersama dari awal sebelum KKN sampai sekarang. Semoga kita semua
akan terus berjuang untuk meneruskan perjalanan masing-masing. Semoga
untuk semua teman-teman Kelompok KKN Rakerkab 112 bisa mencapai
cita-cita yang mereka inginkan. Sukses terus untuk kalian semua. Terima
kasih telah memberikan kesan yang mendalam di hati saya.
Tidak lupa juga, terima kasih untuk Desa Bangunjaya, terutama
untuk Dusun Gosali dan Sentuk. Tidak lupa, terima kasih juga saya
ucapkan, khususnya untuk para pemuda Gosali dan para pemuda
210|RAKERKAB
Bangunjaya secara keseluruhan yang saya selalu memberi semangat kepada
kami, Kelompok KKN Rakerkab 112. Kami sangat berterima kasih atas
sambutan para pemuda. Jamuan kalian yang setiap hari selalu enak dan
bantuan kalian sangat berharga bagi kami. Pesan saya kepada para pemuda
Desa Bangunjaya adalah jangan pernah takut bermimpi dan jangan pernah
menyerah dengan keadaan, serta jangan pernah bosan untuk terus berbuat
baik.
RAKERKAB|211
-N-
KEHIDUPAN BARU
Oleh : Putri Diyah Febriyanti
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Bahasa Inggris
1. Perbedaan Menyatukan Kita
Awalnya, saya sama sekali tidak mengetahui bahwa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) akan mengadakan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Saat itu adalah awal masuk kuliah semester VI, dan pada
saat itu pula banyak perbincangan dari teman-teman saya bahwa kita akan
KKN. Ada juga yang bilang bahwa KKN tidak diadakan pada tahun ini,
tetapi tahun depan. Saat itu saya belum yakin tentang akan diadakannya
KKN di FITK, maka dari itu saya dan teman sefakultas saya mengulur
waktu untuk mendaftar KKN karena pada tahun lalu, para mahasiswa
FITK tidak mengikuti kegiatan KKN. Namun saya cukup terkejut karena
angkatan 2015 harus mengikuti kegiatan KKN tersebut. Saya sendiri masih
bingung dan yang ada di pikiran saya adalah di sana nantinya saya akan
melakukan apa, di sana saya tinggal di mana, bagaimana orang-orang di
sekitar lokasi KKN, dan apa saya akan sanggup untuk tinggal satu bulan di
kampung orang. Jujur, saya tidak pernah sama sekali jauh dari orang tua.
Pada akhirnya, saya meniatkan dan meyakinkan diri saya untuk
mendaftarkan diri menjadi peserta KKN karena ini adalah salah satu syarat
kelulusan. Saya pun berniat belajar hidup jauh dari orang tua dan belajar
bermasyarakat. Saya juga ingin mengetahui bagaimana kehidupan di sana.
Beberapa minggu setelah daftar, muncullah nama-nama anggota dan
desa yang akan kita tempati untuk kegiatan KKN ini. Di sini saya harus
mencari teman- teman yang belum sama sekali saya kenal karena di sini
kita mendapatkan teman yang berbeda-beda fakultas dan jurusan. Untung
saja zaman sekarang banyak yang mengunakan media sosial, jadi itu
memudahkan saya untuk mencari teman-teman hanya melalui nama
mereka, seperti yang saya lakukan di Instagram. Syukur alhamdulillah satu per
satu teman KKN saya terkumpul dalam grup WhatsApp, jadi kita lebih
mudah untuk berkomunikasi. Kami membicarakan kegiatan KKN lewat
pertemuan langsung guna mengakrabkan satu sama lain lebih dekat lagi
212|RAKERKAB
dan menyusun rencana. Terhitung dari sebelum KKN dimulai, saya hanya
mengikuti survei dua kali. Berbekal pengalaman yang saya dapat dari
banyak orang yang sudah merasakan bagaimana kegiatan KKN, ada yang
bilang kalau nanti saya akan kenal dengan individu-individu yang berbeda,
dan masalah lainnya akan pula timbul.
Sebelum seminggu keberangkatan ke desa lokasi KKN, saya dan
teman-teman Kelompok 112 yang kami beri nama Rakerkab (Rangkul
Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya) berkumpul bersama dengan
dosen pembimbing kami. Dosen kami menanyakan kepada kami satu per
satu mengenai hal apa yang akan kita bagikan kepada Desa Bangunjaya.
Saya pribadipun langsung memberitahukan apa kemampuan saya di sini.
Saya berencana untuk membagikan ilmu berbahasa Inggris dan sedikit
tentang kesenian kepada anak-anak Desa Bangunjaya, khususnya anak-
anak Dusun Gosali.
2. Tak Kenal Maka Tak Sayang
Satu bulan bersama dan menghabiskan banyak waktu bersama
cukup membuat kami menjadi bagian satu keluarga. Pada dasarnya setiap
individu memiliki karakter yang berbeda. Di sini kami harus menerima
semua perbedaan itu, mulai dari yang malas, cuek dengan kerjaannya
masing-masing, manja, merasa berkuasa dalam kerjaan, penyendiri, cerewet,
dan lain-lain. Tetapi dimulai dari awal kita masuk di Desa Bangunjaya,
khususnya Dusun Gosali tempat di mana kita tinggal selama satu bulan di
sana, saya masih berpikir apakah saya kuat untuk menerima kenyataan
yang pahit memiliki teman-teman seperti itu? Beberapa minggu kita lewati
bersama. Setiap hari kami bertatap muka dan bercanda bersama. Kami juga
selalu melakukan sesi curhat sebelum tidur dan mencuci baju bersama di
sungai. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat kebersamaan kami semakin
erat dan semakin kompak.
Ternyata saya salah, teman-teman di kelompok KKN saya tidaklah
seburuk yang saya pikirkan. Kami merasa sudah menyayangi dan menjaga
satu sama lain. Ketika ada anggota yang kesusahan, kami pasti akan
membantu. Selain itu, kami banyak didatangi warga yang memberikan
makanan setiap hari. Kami pun didatangi anak-anak kecil yang ingin
belajar bersama dan berkenalan dengan kakak-kakak KKN. Kita sangat
beruntung sekali tinggal di Dusun Gosali yang masyarakatnya ramah-
RAKERKAB|213
ramah. Yang pasti, kehangatan warga di Dusun Gosali membuat kami
menjadi lebih kompak dalam menjalani kehidupan bersama.
Kami yang berasal dari fakultas dan jurusan berbeda-beda memiliki
kemampuan yang berbeda pula. Tetapi tujuan kami harus sama, yaitu
memberikan yang terbaik untuk Desa Bangunjaya. Selama kami sebulan di
sana, kami sudah melakukan kegiatan nonfisik, seperti mengajar silat,
mengajar di dua sekolah yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali dan SDN
Rengasjajar, mengajar di Taman Pendidikan mushaf al-Qur‘an (TPQ),
membuka bimbingan belajar (bimbel), melatih paduan suara, dan mengasah
kreativitas anak-anak melalui kelas seni. Saya mendapatkan tugas untuk
mengajar di SDN Rengasjajar yang masih berada di satu Desa Bangunjaya.
Saya mengajar di SDN Rengasjajar bersama dengan kelima orang teman
saya, yaitu Astrid, Melia, Wildan, Sandy, dan Alwi. Kami mengajar mata
pelajaran yang berbeda-beda. Saya dan Astrid mengajar mata pelajaran
Bahasa Inggris, Meli dan Wildan mengajar Matematika, dan Sandy dan
Alwi mengajarkan Pendidikan Agama. Di sana, kami memberikan yang
terbaik buat anak-anak SDN Rengasjajar. Walaupun kami tidak mengajar
di SDN Gosali, kami pun mendapatkan kesempatan untuk mengajar kelas
bimbel dan kesenian kepada anak-anak di Dusun Gosali.
Kisah yang tidak terlupakan ketika saya di Desa Bangunjaya
bermula dari tempat tinggal yang pompa airnya mengalami kerusakan
sehingga kami tidak memiliki air dan tidak bisa mandi. Kami mempunyai
beberapa pilihan, salah satunya menumpang mandi ke rumah warga sekitar.
Sebelumnya kami berpikir apakah ada warga yang mau memberikan kita
air? Akhirnya salah satu warga yang bernama Ibu Sari datang ke rumah
kontrakan kami untuk bersilaturahmi. Beliau juga menawarkan kita air
untuk mandi di rumah beliau. Di situ kami sangat bersyukur menemukan
air untuk mandi dan wudhu. Beberapa warga yang membantu kami untuk
membenarkan pompa air di rumah kontrakan, tetapi hasilnya sama saja,
pompa air itu tetap tidak bisa digunakan. Kamipun mencari solusi
bagaimana cara kita untuk mencuci piring, mencuci baju, dan melakukan
mandi.
Lama-kelamaan air di rumah Bu Sari mulai kering karena para
perempuan di Kelompok KKN Rakerkab 112 terlalu banyak yang mandi di
sana. Akhirnya Bu Sari menawarkan kita untuk membagi beberapa orang
untuk mandi ke rumah warga yang lain. Kami diajak oleh Bu Sari ke
beberapa rumah warga seperti rumah Bi Heri, Bi Evi, dan Bi Ema. Mereka
214|RAKERKAB
bersedia sekali memberikan kami tumpangan untuk mandi. Lama-
kelamaan kami pun menjadi akrab dengan Bu Sari dan Bi Heri karena
rumah mereka tidak jauh dari rumah kontrakan kami. Mereka adalah ―ibu‖
kami selama kegiatan KKN ini. Mereka sangat membantu kami. Kami
sudah dianggap sebagai anak mereka sendiri. Selama beberapa minggu,
kami diizinkan untuk mandi, shalat, dan tidur di rumah Bi Heri. Kami
seperti tinggal di rumah sendiri. Kami pun memutusan untuk mencuci baju
dan mencuci piring ke sungai yang pernah diberitahukan oleh Ibu Sari
karena tidak mungkin kalau kami semua cuci baju dan mandi di rumah
warga setiap hari.
Beberapa minggu selanjutnya, teman-teman saya mulai berani
untuk mandi di sungai. Saya pun diajak oleh mereka, tetapi pada saat itu
saya belum mau untuk mandi di sungai karena saya merasa malu. Tak lama
kemudian saya mendapat kabar bahwa sungai yang biasa digunakan oleh
teman-teman saya sudah dibuatkan penutup oleh warga sekitar untuk
anak-anak KKN mandi. Sayapun merasa tidak enak karena teman-teman
saya sudah merasakan mandi di sungai semua, sedangkan saya belum
pernah. Sayapun berniat untuk mencoba mandi dan cuci baju di sungai.
Kesan pertama saya mandi di sungai sangat buruk, sehabis saya mandi di
sana badan saya merasa kesakitan mungkin karena saya belum terbiasa
mandi di sana, dan saya memutuskan tidak lagi mandi di sungai. Saya dan
teman-teman saya sepakat mandi di rumah warga hanya sehari sekali dan
itu benar saya lakukan. Lebih parahnya lagi, saya pernah tidak mandi
terlebih dahulu dan langsung mengajar di SD karena harus menghemat air.
Saya berpikir saya akan melakukan kegiatan seharian full, maka dari itu
saya memutusan mandi setelah kegiatan selesai.
Kisah bersama teman-teman KKN di kelompok kami banyak sekali
dan tidak bisa dilupakan, seperti halnya setiap hari kami selalu bersama.
Pengalaman saya tinggal dan tidur bersama dengan teman-teman sangat
menyenangkan. Teman-teman satu kamar tidur saya adalah Rifqoh, Sasa,
Melia, Astrid, Linda, dan April. Mereka mempunyai ciri khas yang berbeda-
beda saat terbangun di pagi hari atau tertidur di malam hari. Yang pertama
Melia. Dia sering kali bangun lebih dulu dari pada teman-teman yang lain
dan selalu membangunkan kita dengan perkataan, ―Hayo, bangun, bangun
sudah pagi. Ayo shalat subuh, Qoh, Put, Trid, Lin, Pril, Sa.‖ Kalimat tersebut
sampai saat ini masih terbayang. Kedua Linda, di saat bangun di pagi hari,
Linda selalu ingin ke kamar mandi dan bilang mau buang air besar. Ketiga
RAKERKAB|215
April, dia selalu tidur lebih dulu daripada teman-teman yang lain. Saat kita
sibuk curhat di malam hari, dia sudah terlelap tidur. Keempat Astrid. Dia
adalah orang yang selalu menghitung hari selama kita tinggal di sana.
Kalimat andalannya adalah, ―Satu minggu lagi! Semangat! Semangat!‖
Kelima Sasa,orangnya diem-diem aja tetapi kalau sudah bergosip tentang
seseorang, dia paling depan sama halnya seperti Rifqoh. Dengan adanya
perbedaan, kita menjadi lebih dekat dan sayang dengan satu sama lain
sampai saat ini. Bahkan setelah selesainya kegiatan KKN, kami masih terus
berjumpa.
Pengalaman saya mengajar di SDN Rengasjajar adalah pengalaman
yang luar biasa. Saya mendapatkan kesempatan mengajar sebelum terjun
langsung ke dunia keguruan di masa mendatang. Saya banyak mengenali
karakter anak yang berbeda-beda. Saat awal memasuki sekolah dan
mengajar anak-anak di sana, saya mengamati bahwa ada anak yang senang,
ada juga yang sedih, dan ada pula yang cari-cari perhatian. Tetapi saya
merasa senang bisa terjun langsung dan menghadapi anak-anak dengan
berbagai macam karakter dan mencari solusi bagaimana mengajar dengan
suasana menyenangkan agar anak-anak tidak terlalu tegang.
Saya cukup bangga dengan murid yang bernama Mela yang saya ajar
di kelas VI SDN Rengasjajar. Bisa dibilang Mela adalah anak paling jail di
kelasnya. Awal saya masuk ke kelas VI, saya cukup terkejut dengan
kelakuan Mela dan salah satu teman yang bernama Mesya sangat jail
terhadap teman-temannya. Terkadang Mela selalu membuat saya kesal
dengan tingkahnya yang suka membanting meja dan kursi, memukul meja,
melepaskan kerudung temannya, dan melakukan tindakan tidak sopan
terhadap guru yang sedang mengajar. Sayapun berniat menanyakan tentang
Mela kepada wali kelasnya. Kebetulan wali kelas Mela adalah istri dari
Lurah Bangunjaya, yaitu Ibu Julaeha alias Ibu Eha.
Saya menanyakan kepada Bu Eha kenapa anak yang bernama Mela
tingkahnya jail. Bu Eha memberitahu saya bahwa Mela memang seperti itu
karena ia kurang perhatian dari orang tuanya. Sayapun harus berpikir keras
bagaimana menghadapi anak seperti itu. Saya berniat terus mendekati anak
tersebut dan memberikan perhatian lebih kepadanya. Lama-kelamaan Mela
pun mulai menuruti apa perintah saya dan tidak melakukan kebiasaan
buruk nya lagi.
Di akhir pertemuan saya baru menyadari bahwa sebenarnya Mela
ini anak yang pintar. Saya cukup bangga karena walaupun Mela anak yang
216|RAKERKAB
jail, ternyata ia banyak memahami kosa kata dalam bahasa Inggris
dibandingkan teman-temannya. Perpisahanpun datang. Saya harus
mengikhlaskan bahwa saya tidak akan lagi mengajar di SDN Rengasjajar.
Semua menjadi kenangan yang membanggakan. Tak akan mudah bagi saya
untuk melupakannya. Saya bisa bertemu anak-anak dan guru-guru yang
luar biasa menyenangkan. Bagi saya, ini pengalaman yang sampai sekarang
dan akan selamanya masih teringat di kehidupan saya.
3. Keindahan Alamku
Pertama kali saya memasuki kawasan Dusun Gosali, akses menuju
ke sana terkesan panjang dan jauh. Kondisi jalanan menuju ke sana berdebu
dan banyak bebatuan. Kondisi tersebut cukup membuat kakak saya marah
ketika mengantar saya ke Dusun Gosali. Di sana juga terdapat Perseroan
Terbatas (PT) yang bergerak di bidang pertambangan batu dan pasir. Maka
dari itu, di sepanjang jalan terdapat debu yang bertebaran di mana-mana.
Salah satu PT yang paling aktif melakukan kegiatan penambangan di sana
adalah PT Dian. Selain PT Dian, ada juga PT lainnya yang sama bergerak di
bidang pertambangan. PT tersebut membeli lahan di sekitar Desa
Bangunjaya, salah satunya yaitu di Dusun Gosali dan Sentuk. Saya dan
teman-teman harus melewati PT tersebut sebelum sampai di Dusun Gosali
dan Sentuk. Dampak negatif dari aktivitas PT tersebut misalnya seperti
kerusakan alam, kontaminasi sungai menjadi keruh, dan polusi udara.
Tetapi operasional PT membuat masyarakat sekitar jadi mempunyai mata
pencaharian karena hasil berkerja di PT lebih menguntungkan dibanding
bertani. Beberapa PT di desa juga mengganggu warga dengan aktivitas
pengeboman untuk menghancurkan bebatuan yang membuat warga sekitar
resah.
Kondisi sosial masyarakat di sana sangat beragam dan sangat
partisipatif terhadap program kami. Saya dan teman-teman heran dengan
kondisi adzan yang tidak memakai pengeras suara. Hal itu membuat saya
dan teman-teman merasa kangen akan suara adzan karena selama satu bulan
suara adzan tidak terdengar. Kondisi tersebut disebabkan karena hal yang
berhubungan dengan keagamaan. Masyarakat di sana sangat mempercayai
kiai atau sesepuh desa. Kebudayaan tradisional yang dibawa oleh kiai atau
sesepuh desa tersebut belum bisa dihilangkan, salah satunya adalah
RAKERKAB|217
larangan menggunakan pengeras suara untuk adzan. Tetapi beberapa warga
sebenarnya lebih setuju kalau adzan disiarkan dengan pengeras suara.
Selain kondisi sosial keagamaan, kondisi pendidikan di sana sangat
menjadi perhatian bagi saya dan teman-teman. Hanya ada satu sekolah di
sana, yaitu SDN Gosali. Murid-murid SDN Gosali tidak hanya datang dari
Dusun Gosali, namun juga dari Kampung Sentuk. Jarak dari Kampung
Sentuk ke SDN Gosali ternyata cukup jauh. Anak-anak SDN Gosali sangat
antusias sekali bertemu dengan para mahasiswa KKN yang mengajar
mereka di kelas dan membuka kelas bimbel di rumah kontrakan. Hampir
setiap hari mereka datang menemui kami untuk belajar dan bermain.
Kamipun membuat jadwal untuk anak-anak agar mereka teratur saat
mengunjungi rumah kontrakan kami. Mereka sering membantu kami untuk
mengambilkan air karena mereka tahu kami kesusahan air. Ibu-ibu di sana
hampir setiap harinya memberikan kami makanan seperti gorengan, pisang
rebus, ubi rebus, kerupuk opak, kerupuk rengginang, dan lain sebagainya.
Warga di sana sangat menerima kita.
Setiap pagi ada yang berjualan ke rumah kontrakan kami, yaitu
Nenek Saini. Sosok Nenek Saini selalu muncul membawa kudapan seperti
lontong, ketan, gorengan, dan lain-lain yang beliau jual kepada kami.
Makanan dagangan beliau membuat kita kenyang setiap pagi. Beliau adalah
warga Kampung Sentuk.
Saya juga banyak belajar dari nenek Saini sewaktu saya dan teman-
teman berkunjung ke Kampung Sentuk. Saya dan teman-teman disambut
hangat oleh warga di sana, terutama Nenek Saini. Di sana saya banyak
belajar, seperti belajar bagaimana cara membuat opak. Penganan opak
adalah kerupuk yang terbuat dari singkong. Awalnya singkong yang
ditumbuk halus, dikukus, lalu dicetak pipih seperti bentuk kerupuk.
Mulanya saya sempat berpikir mudah sekali membuat opak kalau hanya
menumbuk, mengukus, dan mencetak. Tetapi saat saya merasakan
langsung bagaimana cara menumbuk singkong, saya menyerah karena alat
untuk menumbuk singkong berat sekali.
Saya kagum dengan Nini Saini yang sudah lanjut usia tetapi
tenaganya melebihi anak muda. Hal itu membuat saya malu. Saat saya
mencetak adonan singkong pun sulit, karena harus benar-benar
diperhatikan agar terbentuk dengan rapih dan setipis mungkin. Saya
mencoba beberapa kali dan itu gagal sampai Nenek Saini berkata, ―Coba
lagi, kamu pasti bisa!‖ Saya mencoba lagi, lagi, dan lagi dan akhirnya saya
218|RAKERKAB
bisa melakukannya. Adonan singkong yang saya cetak tidak hancur dan
tidak seburuk saat pertama kali saya buat. Saya merasa bangga. Walaupun
hanya membuat opak, tapi saya bisa merasakan kehangatan, kesenangan,
dan kebersamaan saat berada di Dusun Sentuk. Saya mendapatkan banyak
pengalaman berharga di Dusun Gosali dan Sentuk yang belum pernah saya
dapatkan sebelumnya.
4. Gosali Tidak Melihat Jarak dan Waktu
Selama satu bulan tinggal di sana, saya merasa memiliki kampung
sendiri. Saya belajar banyak dari masyarakat sekitar tentang kebersamaan,
kehangatan, dan kesederhanaan warga di sana. Sewaktu di sana, kami
mengadakan Seminar Hukum Keluarga yang membahas tentang
pernikahan dini dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi anak muda
dan orang tua di sana. Saya berharap anak-anak di sana bisa meneruskan
sekolah sampai tingkat tertinggi dan tidak menganggap bahwa mereka
harus menikah di usia dini dan hanya menjadi ibu rumah tangga.
Bila seandainya saya menjadi penduduk Dusun Gosali dan Sentuk,
saya akan meningkatkan kedisiplinan dalam hal pendidikan agar
masyarakat dan anak-anak mengetahui pentingnya pendidikan. Saya juga
ingin menyadarkan akan kebersihan lingkungan di Dusun Gosali dan
Sentuk, terutama kepada anak-anak. Itu agar mereka terbiasa akan
kebersihan karena kebersihan itu sebagian dari iman. Saya merasa warga di
sana masih kurang rasa tanggung jawab akan kebersihan karena mereka
masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Saya sedih sekali, karena
di mana-mana terdapat sampah berserakan. Saya juga ingin meningkatkan
kembali rasa bahu-membahu antara pemuda, bapak-bapak, dan ibu-ibu
supaya mereka dapat menjadi contoh kepada anak-anak untuk saling
tolong dan kerja sama.
Bila ada acara besar seperti Acara Perayaan Hari Ulang Tahun
Republik Indonesia (HUT RI), warga di sana harus kompak untuk
membuat acara tersebut menjadi meriah. Saya sangat berharap Dusun
Gosali dan Sentuk bisa menjadi contoh untuk dusun lainnya yang ada di
Desa Bangunjaya agar mereka sendiri bangga memiliki desa yang terdiri
dari dusun-dusun yang berkualitas.
RAKERKAB|219
-O-
RUANG MENGABDI
Oleh : Putri Utami
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan – Pendidikan Biologi
1. Benih Motivasi
Saya lahir di Lamongan, salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
masuk dalam jalur pesisir pantai utara Jawa atau lebih dikenal dengan
akronim ―Pantura‖. Meskipun saya lahir di desa, namun saya tidak benar-
benar merasakan kesulitan orang desa yang banyak digambarkan dalam
sinetron-sinetron di televisi. Saya yakin kemudahan akses teknologi,
pendidikan dan transportasi yang saya rasakan selama hidup di desa
didapatkan karena saya hidup di Jalur Pantura, jalur mobilitas utama di
bagian utara Jawa.
Melihat, mendengar dan membaca berita yang ada di media, saya
sangat miris dan iba apabila berita atau rubrik mengenai suatu daerah yang
masih tertinggal diulas. Di sana tergambarkan keadaan nyata saudara-
saudara sebangsa saya yang jarang merasakan sentuhan listrik, merasakan
susahnya akses transportasi, mengalami berbagai duka karena minimnya
ketersediaan sarana kesehatan, dan patahnya asa karena tidak mengenyam
pendidikan. Saya pun sering dibuat takjub dan iri dengan orang-orang yang
menyerahkan tenaga, waktu, dana dan pikirannya untuk terlibat langsung
di lapangan membenahi hal-hal di atas. Rasa takjub dan rasa iri saya kepada
para pahlawan itu menjadi motivasi terbesar saya agar suatu hari benar-
benar dapat merasakan apa yang mereka rela rasakan. Saya benar-benar
ingin terlibat langsung dalam suatu pengabdian. Banyak angan dan rencana
yang saya rangkai sebagai persiapan jika suatu hari saya mengikuti kegiatan
pengabdian atau menjadi relawan kemanusiaan.
Semenjak duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA), banyak
informasi mengenai lowongan sukarelawan kegiatan pengabdian
kebangsaan yang saya kumpulkan. Saya juga mendaftar dan mencoba
melengkapi berbagai persyaratan yang diajukan agar saya terpilih menjadi
delegasi untuk mengabdi. Namun sampai saat ini Tuhan masih belum
mengizinkan saya untuk terjun langsung ke lapangan yang berat. Kecewa
220|RAKERKAB
memang, namun saya meyakini pasti ada banyak jalan lain yang tentu
terbaik untuk saya.
Ketika saya mendengar desas-desus bahwa di tahun 2018 ini para
mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) harus mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), di sanalah rasa penasaran saya untuk
merasakan sebuah pengabdian di lapangan kembali menggebu. Saya
termotivasi untuk memberikan kontribusi meskipun dalam bentuk kecil
kepada anak-anak dan masyarakat tempat saya KKN kelak.
Setelah melakukan pendaftaran dan pembagian kelompok KKN
sudah diumumkan, saya dan teman-teman kelompokpun melakukan
serangkaian survei persiapan KKN. Berbagai aspek yang ada di panduan
Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) kami telisik. Aspek sosial, budaya,
agama, pemerintahan dan tentu juga pendidikan kami korek sedetail
mungkin agar nantinya tidak salah sasaran. Setelah melakukan survei,
motivasi saya untuk ikut KKN semakin tinggi karena melihat kondisi di
lapangan. Meskipun tidak separah lapangan yang sering ditayangkan di
media, namun tetap saja ada banyak hal di tempat KKN saya yang perlu
diberikan perhatian. Saya ingin kehadiran saya di kampung tempat saya
KKN tidak sia-sia.
Saya merupakan orang yang mudah bergaul, menyukai tantangan
dan memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi. Sedari kecil, saya aktif di
berbagai ekstrakurikuler seperti pramuka, pidato, keorganisasian dan lain-
lain. Karena pada dasarnya saya sangat suka hal-hal baru yang memiliki
tantangan dan memberikan banyak pengalaman. Saya juga aktif terlibat
dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar saya, baik di kampus maupun
di rumah. Saya sering ikut kegiatan pengajian, kegiatan pemuda dan
kegiatan sosial lainnya yang diadakan oleh masyarakat di rumah saya.
Pengalaman-pengalaman di atas memberikan saya keberanian untuk bicara
di depan umum. Karena saya lulusan pesantren dan kuliah di bidang
pendidikan, tentu saja saya dapat mengajar anak-anak mengenai pelajaran
umum dasar dan juga agama. Kompetensi lain yang saya miliki selain
mengajar adalah membuat prakarya dan menari tarian tradisional. Saya
suka menggambar, walaupun hasil gambar saya tidak sebagus orang-orang
profesional. Saya juga suka menari, walaupun wawasan saya mengenai tari
tidak luas. Berdasarkan kompetensi yang saya miliki, saya ingin
memberikan kontribusi selama KKN di bidang pendidikan, kesenian dan
sosial.
RAKERKAB|221
Beberapa aspek kegiatan yang ingin saya lakukan selama KKN nanti
sudah mulai terbayang. Aspek-aspek tersebut meliputi keagamaan, sosial,
kesehatan, pendidikan dan kesenian. Pada aspek keagamaan, saya ingin
terlibat dalam program belajar mengaji, baca-tulis mushaf mushaf al-Qur‘an,
dan kajian Islam. Dalam aspek sosial saya ingin melakukan kegiatan
gotong-royong atau sekadar membantu aktivitas masyarakat sekitar,
seperti membantu petani, memproduksi makanan lokal untuk dipasarkan
dan lain-lain. Kegiatan kesehatan yang akan saya lakukan adalah
penyuluhan kesehatan dengan mengkampanyekan pembuangan sampah
pada tempatnya, agar kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai
berkurang. Aspek pendidikan yang akan saya lakukan adalah membuat
kegiatan edukasi melalui mendongeng kepada anak-anak dan membantu
mengajar guru Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP)
setempat. Aspek terakhir yaitu kesenian. Saya akan mengajarkan tari
tradisional kepada anak-anak desa.
Sebelum KKN dilaksanakan, saya sangat bersemangat untuk
melakukan pengabdian. Hal itu dipengaruhi faktor ketika lulus dari bangku
Madrasah Ibtidaiyah (MI), orang tua saya dengan ikhlas mengirim saya
untuk belajar di pesantren. Setelah itu saya melanjutkan pendidikan
pesantren di luar provinsi, dan sekarang saya kuliah di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang jauh dari desa kelahiran
saya. Oleh karena itu, saya sudah terbiasa hidup merantau dan kegiatan
KKN seperti ini justru sangat saya tunggu. Saya ingin banyak merasakan
pengalaman baru.
Sesuai dengan apa yang sudah saya prediksikan, Kegiatan KKN
yang saya lakukan ini sangat memberikan banyak pengalaman baru bagi
saya. Rasa penasaran untuk tinggal di pedesaan sudah sedikit terpenuhi.
Kegiatan KKN ini justru membuat saya semakin termotivasi untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan sejenis di luar sana. Bukan hanya mengenai
pengabdian, saya juga termotivasi untuk banyak mengikuti kegiatan dan
perkumpulan perdamaian. Sehingga ketika saya diberikan kesempatan
untuk mengabdi, saya sekaligus dapat menyisipkan pesan perdamaian agar
Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya menjadi semboyan belaka.
222|RAKERKAB
2. Perpaduan Warna Pengabdian
Kelompok KKN Rakerkab 112 beranggotakan 19 orang yang terdiri
dari tiga belas srikandi dan enam jagoan. Komposisi kelompok hebat ini,
sempat mengalami pengurangan dan penambahan karena ada teman saya
yang lolos di KKN Kebangsaan. KKN 112 memiliki nama resmi Rakerkab
yang merupakan singkatan dari Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat
Bangunjaya. Nama tersebut menjadi motivasi utama sekaligus do‟a dari
Kelompok 112 agar kehadiran kami kelak di Bangunjaya bisa memberikan
manfaat kebaikan bagi masyarakat.
Ketika pengumuman dari PPM mengenai pembagian kelompok
KKN resmi keluar, saya dan beberapa teman kelompok berinisiatif untuk
membuat grup di aplikasi media sosial WhatsApp. Satu per satu anggota
yang sudah masuk ke dalam grup mencari nomor anggota lainnya yang
belum bergabung dengan kami. Setelah lengkap, kami merencanakan
pertemuan perdana kelompok. Saya sangat bersemangat. Karena sedari
awal saya sering mengompori teman-teman di grup, akhirnya saya ditunjuk
sebagai penanggung jawab dalam Divisi Hubungan Masyarakat (Humas).
Ekspektasi saya adalah bertemu dengan teman-teman kelompok lainnya
juga sangat bersemangat. Namun, realita memang tak pernah seindah
ekspektasi.
Hingga pelaksanaan KKN di depan mata, masih ada beberapa
anggota yang tidak acuh. Tidak mengikuti perkumpulan, tidak
berkontribusi dalam kegiatan survei, bahkan mengabaikan pesan baik di
grup maupun pribadi. Saya sadar bahwa 19 orang anggota Rakerkab
bukanlah pengangguran total yang sedia 24 jam untuk berpartisipasi dalam
KKN ini. Namun tetap saja saya sempat dibuat kecewa dengan rendahnya
antusias beberapa anggota tersebut. Saya sempat ragu dan tidak yakin
kelompok ini akan sukses. Persiapan kami sangat tidak matang,
komunikasi juga berjalan kurang baik. Ditambah lagi dengan kejadian
rusaknya telepon seluler (ponsel) saya beberapa minggu ketika sudah
mendekati hari dimulainya KKN sehingga saya tidak dapat mengikuti
perkembangan persiapan KKN dengan baik. Tugas saya sebagai humaspun
tersendat.
Sampailah saya dan teman-teman di hari pelepasan. Hari itu pula
saya merasakan berkumpul dengan formasi lengkap. Sekilas saya pandangi
mereka satu per satu, tentu saja tanpa sepengetahuan mereka. Wajah-
RAKERKAB|223
wajah ini akan menemani saya menjadi manusia yang tidak sia-sia selama
satu bulan. Saya berharap perkumpulan ini tidak menemukan kendala yang
berarti di kemudian hari.
Hari pelaksanaan KKN tiba. Saya mencoba membaur dengan 19
teman yang datang dari berbagai latar belakang jurusan dan kepribadian
yang berbeda pula. Saya hidup 24 jam penuh dengan manusia-manusia
pilihan Tuhan yang dulunya saya ragukan. Hari pertama kami sampai di
Dusun Gosali para srikandi terbagi menjadi dua grup, kami menyebutnya
AC-AC Club dan Non-AC Club. Dapat ditebak berdasarkan namanya,
pembagian grup ini berdasarkan ruangan yang digunakan untuk tidur.
Kebetulan sekali rumah yang jadi tempat kami menginap memiliki
satu ruangan yang difasilitasi air conditioner (AC), tetapi daya tampungnya
tidak mencukupi bila diisi 13 orang. Kebetulan juga ada beberapa orang
yang memang tidak tahan dengan dinginnya AC, termasuk saya salah
satunya. Jadilah dua grup tersebut terbentuk. Namun jangan salah,
walaupun kami terbagi menjadi dua grup, namun itu hanyalah urusan
malam saja. Ketika pagi dan aktivitas lain mulai berjalan, kami tetaplah
Rakerkab yang tidak berbeda. Meskipun memang pada akhirnya urusan
malam itu menjadikan takaran keakraban anggota berbeda, tetapi tidak
pernah sama sekali terjadi konflik antara keduanya.
Para srikandi yang saya kenal di KKN ini memiliki berbagai sifat
dan kebiasaan yang variatif. Memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Ada
yang suka rapi-rapi, tapi ada yang suka berantakan. Ada yang tak acuh
sekali, tapi ada pula yang sangat perhatian. Ada yang plinplan sekali, tapi
ada yang teguh pendirian. Pada intinya, kami saling melengkapi satu sama
lain. Begitupun terhadap para jagoan Rakerkab yang sering menjadi
hiburan bagi para srikandi kala dilanda penat. Namun tak jarang juga
menjadi beban karena beberapa kelakuannya. Saya menyebut KKN ini
seperti jargon salah satu iklan permen di televisi, ―manis asem asin, rame
rasanya‖.
Sejak pertama kali kami sampai di Dusun Gosali, ternyata kami
kurang beruntung. Gosali sedang dilanda kekeringan. Rumah yang kami
tinggali selama sebulan juga mengalami kekeringan. Air sumurnya hanya
keluar beberapa hari di minggu pertama kami tinggal di sana. Karena air
merupakan kebutuhan utama yang tidak bisa digantikan, saya dan teman-
teman pun menjadi water hunter, para pencari air.
224|RAKERKAB
Setiap hari kami terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang
berpencar mencari rumah warga yang persediaan airnya mencukupi dan
tentu memiliki water closet39. Selain itu ada beberapa kelompok kecil yang
berinisiatif untuk berbaur dengan warga Gosali, mandi ba‟da subuh di
Sungai Cimatuk. Saya pribadi pernah beberapa kali ikut merasakan mandi
di sungai. Pertama kali mandi di sungai, rasanya sangat amat canggung.
Melihat ada warga sekitar yang mandi dengan santai tanpa sehelai kain
penutup. pun ada juga yang tetap menggunakan kemben sarung atau batik
sebagai penutup.
Pertama kali mandi di sungai, saya dan teman-teman juga merasa
malu, tetapi akhirnya kami menikmati pengalaman baru tersebut dengan
santai. Bahkan sekarang ketika saya menuliskan pengalaman itu, saya rindu
merasakan dinginnya air sungai ba‟da subuh. Pengalaman baru yang cukup
seru.
Banyak kisah lucu yang terjadi karena masalah kekurangan air ini.
Urusan mandi mungkin dapat ditemukan solusinya dengan cara
menyingkatnya menjadi satu kali sehari sehingga kami tidak akan boros air.
Namun yang benar-benar menjadi masalah adalah apabila salah satu dari
kami ingin membuang hajat besar. Rasa mulas yang tidak bisa diprediksi
kapan datangnya sungguh sering menyiksa kami, apalagi jika mulas itu
datang pagi-pagi sebelum ayam sempat berkokok. Kami harus berjalan
dalam kegelapan dan kesunyian pagi menahan mulas mencari rumah yang
bersedia menampung kami membuang hajat. Karena kedatangannya yang
tiba-tiba dan sering tidak tertahankan, kami suka menyebut rasa mulas itu
dengan istilah ―kontraksi‖.
Apabila tidak menemukan rumah yang siap melepaskan beban
kontraksi, tak jarang teman-teman saya melepasnya di sungai. Saya secara
pribadi tidak berani membuang hajat di sungai dan memilih untuk
menahannya. Puji syukur ketika saya benar-benar sudah tidak tahan
dengan kontraksi itu, selalu ada pintu yang terbuka untuk saya. Sampai
akhir KKN saya belum pernah merasakan buang air besar di sungai. Benar-
benar hal yang harus saya syukuri.
Selain mandi dan buang air besar, urusan mencuci baju dan
peralatan masak saya dan teman-teman menuntaskan semuanya di sungai.
Setiap kali mencuci baju dan peralatan memasak, saya dan teman-teman
39 Kloset air
RAKERKAB|225
selalu menyempatkan untuk berinteraksi dengan warga yang kebetulan ada
di sungai juga. Interaksi itu terjadi dengan sekadar menyapa warga ataupun
memberikan informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh para
mahasiswa KKN atau kegiatan warga yang dianjurkan untuk diikuti oleh
anak KKN. Melalui interaksi di sungai pula, saya jadi tahu cara membuat
sumur sederhana karena kebetulan suatu hari ketika saya mencuci baju,
sedang ada ibu-ibu yang menggali bantaran sungai dan membuat sumur
penampungan air bersih.
Kekurangan air membuat ikatan pertemanan saya dan anggota yang
lain terjalin semakin erat dan merata. Karena ketika kami sudah benar-
benar membutuhkan air baik untuk mandi, buang air besar, atau sekadar
mencuci baju dan atau peralatan memasak, tentu kami tidak hanya
bergantung pada satu teman saja. Kami bergantung dengan satu sama lain
secara acak. Di situlah saya merasakan pertemanan yang merata mulai
timbul.
Terlepas dari keragaman sifat dan kepribadian saya dan kelompok
saya, saya sangat bangga menjadi bagian dari keluarga Rakerkab. Masing-
masing divisi menjalankan tugasnya dengan semaksimal mungkin.
Meskipun memang ada beberapa waktu dan kegiatan tertentu kami
menemukan kendala, namun selalu ada anggota lain yang sigap menutupi
kekurangan itu. Kami adalah perpaduan warna pengabdian yang
membentuk Pelangi indah. Keraguan saya yang dulu muncul, perlahan
mulai pudar. Saya sangat berterima kasih kepada PPM karena entah
bagaimana sistemnya, saya bisa disatukan dengan mereka di Kelompok 112.
3. Mendulang Pengalaman
Bangunjaya adalah desa yang cukup luas dengan berbagai potensi
sumber daya alam dan manusia yang dimilikinya. Terdiri dari lima dusun,
sumber daya alam yang ada di Bangunjaya adalah perkebunan pisang,
singkong dan buah-buahan lainnya, perkebunan sawit dan pertambangan.
Sebagian masyarakat Bangunjaya bekerja sebagai petani dan pekerja
tambang. Setelah melalui proses diskusi kelompok dan kordinasi dengan
aparat desa, akhirnya ditentukan bahwa Kelompok KKN Rakerkab 112
akan melaksanakan KKN di Dusun 03 Gosali dan Sentuk, tepatnya di
Dusun Gosali. Dusun 03 sendiri terdiri dari tiga kampung yaitu Gosali,
Sentuk, dan Sukagalih.
226|RAKERKAB
Dusun Gosali terletak di antara perbukitan. Terdapat dua akses
jalan yang dapat dilalui untuk menuju ke Gosali, yaitu jalan Kampung
Sukagalih dan jalan Kampung Nanggung. Apabila kita hendak masuk ke
dalam Gosali, lewat akses jalan manapun kita akan disambut oleh aktivitas
pertambangan dari dua perusahaan tambang yang berbeda. Hiruk-pikuk
aktivitas pertambangan memberikan kesan pertama sebagai penambang
sebagai perusak, karena barisan pepohonan rindang di perbukitan yang
adem menjadi kurang sedap dipandang. Memasuki Dusun Gosali kita akan
disambut dengan rutinitas warga seperti mencuci dan mandi di Sungai
Cimatuk, sungai utama penyokong kehidupan warga sekitar.
Selama proses survei, saya dan anggota KKN 112 lainnya selalu
mencoba mencari informasi sedetail mungkin mengenai seluk-beluk Dusun
Gosali. Kami mencoba mendapatkan informasi yang lengkap dari para
tokoh masyarakat Gosali. Hasilnya kami menjadi tahu hal-hal yang akan
kami hadapi dan harus kami lakukan selama proses KKN berlangsung di
Gosali. Hasil survei tersebut juga memberikan kami gambaran mengenai
program kerja yang sesuai untuk dicanangkan dan dilaksanakan.
Minggu pertama saya tinggal di Gosali, saya sering dibuat kaget
dengan suara sirine siang bolong yang disusul dengan suara ledakan dan
guncangan yang ternyata bersumber dari salah satu perusahaan tambang di
Gosali. Masyarakat sekitar sedari awal memang sudah memberikan
peringatan kepada saya dan anak KKN lainnya, bahwa tepat pukul 12.00
salah satu perusahaan tambang akan melakukan pengeboman gunung yang
memudahkan mereka untuk menambang batu-batunya. Namun tetap saja,
saya dan teman-teman perlu beradaptasi agar tidak kaget dan takut
mendengan sirine itu. Selain itu, debu dan kebisingan suara alat berat yang
beroperasi di lokasi pertambangan seolah menjadi hal yang lumrah bagi
masyarakat Gosali, namun cukup mengganggu bagi kami. Semakin lama
kami tinggal di Gosali, hal-hal di atas menjadi sesuatu yang lumrah dan
tidak lagi mengejutkan.
Dusun Gosali masih melestarikan budaya masjid tanpa pengeras
suara. Masyarakat sekitar memiliki istilah umum untuk budaya itu sebagai
anti-speaker atau lebih dikenal dengan akronim ―aspek‖. Tidak akan
terdengar suara adzan memenuhi ruas jalan Gosali, karena memang satu-
satunya suara penanda memasuki waktu shalat yang terdengar dari masjid
adalah pukulan beduk dan kentongan saja. Budaya tersebut sempat
membuat saya bingung, tidak tahu waktu masuk shalat yang tepat. Karena
RAKERKAB|227
tidak adanya pengeras suara di Dusun Gosali, beberapa aktivitas kesehatan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) menjadi sedikit terhambat.
Pengumuman-pengumuman penting yang harus diumumkan tidak dapat
tersampaikan secara merata kepada seluruh masyarakat Gosali karena
pengumuman posyandu hanya disampaikan oleh kader-kadernya dari
mulut ke mulut. Selain itu, masyarakat Gosali juga masih memegang teguh
budaya larangan perempuan beraktivitas di masjid. Karena aktivitas
keagamaan bagi perempuan sudah disediakan tempat terpisah dan tidak
boleh bercampur dengan laki-laki. Sehingga selama menjalankan KKN saya
tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki saya di Masjid Gosali.
Sungai Cimatuk merupakan harta paling berharga bagi masyarakat
Gosali, Masih banyak rumah yang tidak memiliki sumur, sehingga
masyarakat Gosali sangat bergantung terhadap air sungai. Apalagi ketika
musim kemarau tiba, sungai pasti ramai oleh aktivitas warga berupa mandi,
buang hajat dan cuci baju. Karena saya dan teman-teman datang ketika
musim kemarau, maka kami banyak menghabiskan waktu untuk cuci baju
dan mandi di Sungai Cimatuk. Selain itu, kami juga mencoba mencari
rumah-rumah warga yang persediaan airnya mencukupi untuk kami
gunakan sesekali. Kemarau ini pula yang mempertemukan kami dengan Bi
Heri, wanita luar biasa yang selalu rapi, rajin dan tentu baik hati. Berawal
dari menumpang mandi, berlanjut hingga merajut hubungan emosional
yang tinggi. Bi Heri selalu menjadi pahlawan terbaik kami.
Gosali memiliki satu sarana pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Gosali dan beberapa sarana pendidikan nonformal tempat
pembelajaran baca tulis mushaf al-Qur‘an. Peserta didik di SDN Gosali
bukan hanya berasal dari Dusun Gosali saja, namun anak-anak usia SD dari
Kampung Sentuk dan Sukagalih juga bersekolah di sana. Karena memang
satu-satunya sekolah dasar di Dusun 03 hanya terletak di Gosali. Padahal
jarak antara kampung satu dengan kampung lainnya cukup jauh. Hal
tersebut membuat anak-anak dari Sentuk dan Sukagalih harus berusaha
lebih keras menempuh perjalanan yang lumayan jauh menuju Gosali.
Saya sangat bersyukur karena selama tinggal di Gosali, masyarakat
sekitar menyambut kami dengan hangat. Setiap hari selalu ada warga yang
memberi saya dan teman-teman KKN lain jamuan berupa makanan dan
minuman. Singkong, pisang, talas, opak, renggining, enyek, dan makanan-
makanan lainnya selalu memenuhi ruang santai kami. Saya tidak pernah
228|RAKERKAB
kelaparan dan gizi saya tercukupi di sini. Mereka mencoba memberikan
jamuan yang terbaik bagi kami.
Ada satu kisah haru yang membuat saya semakin bersyukur dapat
merasakan KKN di Gosali. Suatu hari ada ibu dari salah satu anak Gosali
yang sering datang dan ikut belajar bersama kami datang membawa dua
bungkus es batu dan sekantong kecil keripik singkong. Beliau memberikan
jamuan itu dan berkata, ―Terima kasih banyak ya, Kak karena sudah
mengajari anak saya. Maaf Kak cuman bisa ngasih ini aja‖. Saya sangat terharu
dengan sambutan hangat warga Gosali.
Anak-anak Gosali sangat bersemangat dan antusias dengan
kedatangan kami. Sejak hari pertama kami datang sampai hari terakhir,
mereka selalu setia meramaikan hari-hari dan ikut menyukseskan program
kerja kami. Saya mengajarkan kesenian menggambar doodle, mendongeng
kisah para rasul dan mengajarkan tari yang saya bisa ke anak-anak itu.
Selain anak-anak Gosali, anak-anak Sentuk yang bersekolah di SDN Gosali
juga antusias dengan kedatangan kami. Setiap pagi sebelum masuk kelas,
mereka selalu mengunjungi kami. Menunggu kami bersiap-siap mengajar di
sekolah. Sepulang sekolah juga mereka menghabiskan waktu sejenak di
rumah kami sebelum mereka kembali pulang dan menempuh perjalanan
yang cukup melelahkan. Bahkan mereka sangat bersemangat ketika saya
dan Balqis yang sama-sama mengajar di kelas VI berencana menghabiskan
waktu untuk bermain bersama mereka di Sentuk. Kami benar-benar diajak
berpetualang melewati persawahan dan naik turun bukit hingga sampai di
Curug Tumpeng. Tidak lupa tentunya saya mengabadikan keseruan itu dan
menyimpannya erat-erat dalam memori hidup saya.
Masyarakat Kampung Sentuk juga sangat menyambut hangat saya
dan teman-teman. Walaupun kami tidak tinggal di Sentuk, tetapi saya dan
beberapa teman tetap menyempatkan diri untuk sesekali mengunjungi
warga dan bermain dengan anak-anak Sentuk. Ibu-ibu Kampung Sentuk
juga merupakan ibu-ibu yang ramah, pekerja keras dan baik hati. Suatu hari
ketika saya dan teman-teman hendak menjalankan program pembangunan
bak sampah di Sentuk, ibu-ibu sekitar turun tangan ikut membantu
mengangkat bata, mengangkut pasir dan memasak liwet untuk dikonsumsi
setelah pembangunan selesai. Benar-benar kompak dan rukun. Selain itu,
saya juga pernah membantu Nini Saeni, nenek tangguh Kampung Sentuk
untuk menanam padi, memanen singkong dan membuat opak. Banyak
sekali pengalaman baru yang saya dapatkan dari interaksi tersebut.
RAKERKAB|229
4. Rajutan Harapan
Satu bulan tinggal di Gosali dan Sentuk, benar-benar memberikan
saya banyak pengalaman dan pelajaran berharga. Keinginan saya untuk
mengabdi dan merasakan kehidupan pedesaan sudah terbayar. Damai
rasanya hidup di desa dengan warga yang ramah dan alam yang masih asri.
Luapan terima kasih sebanyak buih di lautan mungkin tidak akan cukup
saya lontarkan kepada seluruh orang yang terlibat dalam KKN ini. Saya
benar-benar berhasil mendulang banyak pengalaman. Sepulang KKN saya
semakin termotivasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pengabdian
lainnya.
Menjadi tugas utama saya seandainya saya menjadi penduduk desa
bahwa masih banyak aspek yang ingin saya coba perbaiki agar kedamaian
yang saya rasakan itu semakin sempurna. Pendidikan adalah agenda utama.
Saya sudah mencoba memotivasi anak-anak dan warga sekitar agar
memperhatikan pendidikan dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Karena pendidikan belum terlalu dianggap penting oleh
sebagian besar masyarakat sekitar, apalagi bagi perempuan. Alasan
ekonomi membuat sebagian besar masyarakat tidak mengutamakan
pendidikan dan hanya beberapa orang tua saja yang peduli terhadap
kualitas pendidikan anaknya. Melalui pendidikan, saya harap wawasan
masyarakat mengenai dampak pertambangan dapat bertambah sehingga
masyarakat lebih waspada dan bijak dalam menyikapi masalah
pertambangan. Selain itu, melalui pendidikan saya harap kesejahteraan
masyarakat menjadi lebih terjamin dengan adanya lapangan-lapangan kerja
baru dan kehidupan yang lebih dinamis.
230|RAKERKAB
-P-
SATU BULAN BERSAMA DENGAN PENGALAMAN YANG BARU
Oleh: Rifqoh Nur Afifah Zaen
Fakultas Sains dan Teknologi – Agribisnis
1. Pra-KKN
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini
masih melaksanakan kegiatan program rutin setiap tahunnya, yaitu KKN
(Kuliah Kerja Nyata). KKN merupakan salah satu wujud pengabdian
kepada masyarakat dengan pendekatan sosial, keilmuan, serta kebudayaan
yang ada di daerah tertentu. Tahun 2018, KKN yang diprogramkan oleh
PPM (Pusat Pengabdian Masyarakat) diikuti sampai dengan 200 kelompok
yang kisaran total pendaftarnya bisa mencapai lebih dari 3.000 mahasiswa-
mahasisiwi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lokasi KKN pada tahun ini
dibagi menjadi dua tempat, yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Tangerang.
Saya adalah salah satu anggota dari Kelompok KKN Rakerkab 112
yang dipilih secara langsung oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM).
Kelompok 112 terdiri dari 19 orang yang terbagi atas tiga belas orang wanita
dan enam orang laki-laki yang ditempatkan di Desa Bangunjaya, Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kami masing-masing masih belum saling kenal
karena kami datang dari jurusan yang berbeda-beda meski beberapa
anggota kelompok ternyata satu fakultas di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya adalah mahasiswi Jurusan Agribisnis yang tiba-tiba
mendapatkan teman baru dari Jurusan Kimia, Pendidikan Biologi,
Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Pendidikan Bahasa Arab, Studi Agama, Ilmu Hukum, Filsafat, Komunikasi
Penyiaran Islam, Ilmu Politik, Ilmu Hubungan Internasional, Tarjamah,
Manajemen, dan Sejarah dan Peradaban Islam.
Walau datang dari jurusan yang berbeda-beda, kami disatukan oleh
pemikiran dan ide yang disumbang masing-masing anggota kelompok
tanpa menonjolkan ego individualis kami masing-masing. Kami mulai
memikirkan dan memberikan ide mengenai hal-hal program kerja yang
akan kami lakukan di tempat KKN.
RAKERKAB|231
Pada masa pra-KKN, kami mengadakan rapat rutin yang dilakukan
sebanyak dua kali setiap minggunya untuk membicarakan mengenai
program kerja (proker) apa saja yang akan dilaksanakan di desa. Pada rapat
pertemuan pertama, kami memperkenalkan diri masing-masing untuk
menciptakan atmosfer akrab dalam Kelompok 112 ini, sekaligus membuat
struktur keanggotaan kelompok yang akan menentukan ketua, wakil, dan
divisi-divisi lainnya supaya dapat langsung menjalankan tugas-tugas di
bagiannya masing-masing. Pada pertemuan berikutnya, kami, Kelompok
112 membuat nama kelompok yang disepakati dengan pemberian nama
Rakerkab yang kepanjangannya adalah Rangkul Kebaikan Bersama
Masyarakat Bangunjaya.
Sebelum melaksanakan kegiatan KKN, beberapa anggota dari
Kelompok 112 melakukan survei lokasi untuk mengetahui kondisi
lingkungan di desa dan melihat permasalahan apa saja yang ada di desa
tersebut. Kemudian kelompok kami merancang proker apa saja yang
nantinya akan kami lakukan di Desa Bangunjaya, terutama di Dusun Gosali.
Dusun ini adalah salah satu pilihan tempat untuk melaksanakannya
kegiatan KKN selama satu bulan. Setelah kami memikirkan dan
mendiskusikan proker, kami mengonsultasikan usulan proker tersebut
kepada dosen pembimbing kami, Bu Masyrofah. Begitu proker beliau
setujui, kami langsung memrosesnya ke dalam bentuk proposal.
Pada 18 Juli 2018, PPM dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengadakan Acara Pelepasan Mahasiswa KKN. Acara ini dibuka oleh
Rektor Dede Rosyada beserta jajarannya, kemudian acara dilanjutkan
dengan pemberian pembekalan untuk mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta guna kelancaran pelaksanakan kegiatan KKN di desa
yang sudah ditentukan tempatnya. Acara ini juga dibuka dengan
pemukulan gong oleh Bapak Rektor. Setelah acara pelepasan KKN ini
selesai, saya dan teman-teman KKN 112 berkumpul di ruang bagian bawah
Auditorium Harun Nasution untuk melakukan rapat kelanjutan bersama
dan mendiskusikan proposal, waktu keberangkatan KKN, dan lain-lain.
2. Bersamamu KKN 112
Pada 19 Juli 2018, para anggota Kelompok 112 berkumpul di depan
gedung Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
berangkat bersama-sama ke tempat lokasi yang berada di Desa Bangunjaya,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kami berangkat pukul 09:00 dan
232|RAKERKAB
sampai di sana pukul 11:30. Sesampainya di sana, kami membereskan
barang-barang bawaan.
Keesokan harinya kami mengadakan Acara Peresmian Kuliah Kerja
Nyata di Kantor Kelurahan Bangunjaya yang dihadiri oleh Lurah
Bangunjaya, Enjek Nurjaya beserta jajarannya. Alhamdulillah beliau dapat
menerima Kelompok 112 untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa
Bangunjaya. Acara dimulai dengan pembacaan do‟a dan pemotongan pita.
Ini adalah salah satu bentuk simbolisasi bahwa kami dapat diterima dengan
senang hati. Acara diakhiri dengan pembacaan do‟a kembali, lalu
dilanjutkan dengan sesi foto bersama bersama Bapak Lurah dan jajarannya.
Selesai Acara Pembukaan di Kantor Kelurahan Bangunjaya, saya dan
teman-teman lainnya kembali ke rumah kontrakan yang akan kami tinggali
bersama setiap harinya selama sebulan. Pastinya tidak mudah untuk
langsung mengakrabkan diri dengan teman-teman yang memiliki karakter
dan sifat berbeda dalam jangka waktu satu bulan tinggal bersama. Butuh
proses untuk mengakrabkan diri dengan teman lainnya. Namun seiring
dengan berjalannya waktu, saya dapat mengenal karakter dan sifat teman-
teman di KKN. Ada yang memiliki egois, suka marah-marah, dan suka
bercanda. Dari sinilah saya belajar untuk menerima sifat dari masing-
masing teman di Kelompok 112. Selama satu bulan KKN, kami mengontrak
dua rumah. Enam lelaki menempati rumah milik Pak Saih, sementara tiga
belas wanita di rumah kontrakan Bu Kokom. Jadi kami tidak satu atap
dengan teman-teman lelaki di KKN, melainkan pisah tempat untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada malam pertama menempati rumah kontrakan milik Bu Kokom,
saya merasa belum terlalu betah karena masih harus adaptasi dengan
lingkungan yang baru yang tidak pernah saya tinggali. Namun dengan
berjalannya waktu, saya harus mencoba untuk betah di tempat yang
berbeda ini. Di rumah kontrakan inilah saya dan dua belas teman-teman
wanita lainnya tinggal. Kontrakan yang saya tinggali cukup nyaman karena
dari pemilik rumah kontrakan memfasilitasi kamar tidur dengan air
conditioner (AC), namun karena kamar yang nantinya kami tempati tidak
cukup untuk tiga belas orang wanita, maka teman-teman berinisiatif untuk
membagi tempat kami tidur menjadi dua.
Sesuai yang kami sepakati, tujuh orang akan tidur di kamar, dan
enam orang di ruang tamu. Awalnya saya sudah bilang kepada enam orang
RAKERKAB|233
teman lainnya untuk tidur berganti-gantian di kamar, namun keenam
teman saya ini menolak karena mereka tidak suka tidur dengan ruangan
yang ber-AC. Akhirnya tujuh orang yang tidur di kamar ini terus menetap
tidur di sana selama satu bulan penuh. Selama berjalannya waktu dan
masih belum sibuk dengan banyak kegiatan, kami membagi-bagi tugas
kelompok untuk memasak. Namun ada saja dari teman kami yang tidak
mau satu kelompok dengan teman lainnya dan hanya ingin satu kelompok
dengan teman yang sudah ia rasa dekat dengannya. Tetapi hal itu tidak
kami jadikan sebagai masalah karena kami juga masih baru merasakan
tinggal bersama.
Di pertengahan KKN, saya sudah dapat mengetahui masing-masing
karakter teman di KKN. Konflik-konflik kecil memang tak luput dari
dinamika kelompok, namun teman-teman KKN tidak pernah
memperpanjang masalah kecil menjadi besar. Selain itu, saya pernah
sempat merasa dongkol dengan salah satu teman KKN, salah satunya
dengan Putri karena dia selalu saja meletakkan barang tidak di tempatnya
sendiri melainkan seasalnya saja di tempat lain. Hal itulah yang membuat
saya tidak suka. Saya sempat menegur teman saya ini agar dapat
meletakkan barangnya di tempat sendiri. Saya juga tidak suka melihat
orang yang berantakan. Beberapa teman di kelompok saya sebenarnya
banyak juga yang suka berantakan tanpa mereka sadari. Terkadang saya
suka jengkel sendiri, tapi hati saya tetap diam karena saya tidak ingin
menyinggung perasaan teman KKN.
Dari kejadian-kejadian selama tinggal bersama dengan teman-teman
KKN, alhamdulillah kami diberi kekompakkan dan kesolidan walaupun ada
saja hal-hal kecil yang menyebalkan. Meski diterpa perasaan dongkol
antara satu sama lain, kami tidak pernah memperpanjang rasa saling baper.
Selain hal yang menyebalkan, pastinya ada juga hal yang menyenangkan di
kelompok ini. Salah satunya adalah dari teman-teman KKN bisa di ajak
kerja sama untuk saling tolong, dan lebih serunya lagi rasa kekeluargaan
yang benar-benar terasa setiap kami makan bersama, seperti ngeliwet dan
menjalankan shalat berjamaah. Saya sangat bersyukur berkat adanya
kegiatan KKN ini, saya dapat memiliki teman banyak dari berbagai jurusan
dan bisa dapat saling kenal satu sama lain dan diharap dapat selalu
memperpanjang tali silaturahmi.
234|RAKERKAB
3. Desaku yang Tercinta
Saat mendatangi Desa Bangunjaya, saya merasa super amazing 40
karena melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat di kota. Saya
melewati banyak sekali perkebunan kelapa sawit dan rute jalan yang
berliku. Akses jalan menuju Dusun Gosali yang menjadi tempat mengabdi
kami selama satu bulan ini sangat terjal karena dilewati banyak truk
sehingga jalanan menjadi rusak. Penyebab jalan rusak yang dilewati truk
untuk ke Dusun Gosali adalah karena rute ini dekat dengan lokasi
pertambangan. Sebelum sampai di Dusun Gosali, kami harus melewati
pemandangan kegiatan pernambangan batu pasir. Melihatnya membuat
saya merasa miris karena bukit-bukit di sana sudah habis dieksploitasi oleh
perusahaan tambang. Akibatnya lingkungan menjadi gersang dan kurang
enak dipandang di mata karena bukit-bukit di sana sudah gundul.
Sesampainya teman-teman KKN di Dusun Gosali, kami disambut baik
oleh warga dan adik-adik yang merasa ikut senang dengan kedatangan
kami dan teman-teman KKN. Lalu kamipun langsung membereskan
barang-barang bawaan untuk diletakkan di rumah kontrakan. Saat sore
hari, tiba-tiba air kamar mandi sudah mati total dan tidak ada sama sekali
air yang menggericik di keran. Kamipun merasa kebingungan harus
mencari air ke mana. Ditambah lagi beberapa teman kami ada yang belum
mandi sama sekali. Di tengah situasi itu, alhamdulillah ada warga yang
bertamu dan memberikan kami makanan. Kami berkenalan dengan warga-
warga selepas disambut dengan ramah. Kami berbincang-bincang,
bertanya-tanya tentang Dusun Gosali, dan bersosialisasi dengan anak-anak
kecil.
Alhamdulillah di awal-awal kedatangan kami, masih ada warga yang
baik memberikan makanan untuk teman-teman KKN dan menawarkan
mandi di rumahnya. Rasa syukur begitu saya dan teman-teman KKN
rasakan karena kami senantiasa dibantu oleh warga yang rela airnya
digunakan oleh teman-teman KKN untuk mandi. Salah satu warga yang
dengan sukarela membantu kami adalah Ibu Sari. Beliaulah yang menjadi
penolong pertama kami ketika kami membutuhkan air untuk mandi. Beliau
pulalah yang datang bertamu ke rumah kontrakan kami untuk
menawarkan kami mandi di rumah beliau. Ada pula Bi Heri yang selama
40
Sangat terkesima
RAKERKAB|235
satu bulan ini sudah kami seperti ibu sendiri. Beliau adalah penolong kami
ketika kesulitan air. Ada juga Teh Leha dan Teh Epi yang baik hati karena
rela direpotkan hampir setiap harinya oleh kami yang selalu datang untuk
sekadar mandi.
Masya Allah, saya sangat bersyukur dipertemukan dengan orang-orang
yang baik dan iba untuk membantu saya dan teman-teman KKN. Dari
sinilah saya dapat menghargai air dan merasa harus menghematnya karena
selama ini saya hidup di kota yang airnya selalu mengalir dengan deras.
Ketika saya ditempatkan di situasi yang begitu berbeda dengan kota, saya
baru menyadari bahwa kita harus bisa berhemat air.
Setelah tiga hari merasakan tinggal di desa, saya dan beberapa teman
KKN mengunjungi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali untuk melihat
keadaan sekolah. Tak pernah terbayangkan bahwa bangunan sekolah yang
biasanya saya lihat terawat di kota sangat berbeda dengan bangunan SDN
Gosali yang begitu tidak terawat. Saya prihatin dengan kondisi ruangan
kelas yang seadanya. Bangku, meja, serta papan tulispun kondisinya sudah
tidak baik lagi. Dari sini kami berpikir untuk melakukan proker pengadaan
fasilitas sekolah karena dari kunjungan yang kami lihat di SDN Gosali,
kami menyadari kurangnya fasilitas yang ada tersedia di sekolah.
Satu ruangan di SDN Gosali dipakai untuk dua kelas. Tak
terbayangkan apakah murid-murid di sana merasa nyaman belajar di
ruangan seperti itu. Ruangan kelaspun kotor karena banyaknya kotoran
ayam di mana-mana. Sedih rasanya ketika saya melihat keadaan SDN
Gosali seperti ini. Begitu minimnya pendidikan sehingga murid-murid yang
saya lihat kurang begitu peduli dengan kedisiplinan waktu, kebersihan, dan
kerapian. Kepala sekolah dan guru-guru-guru di sekolah inipun kurang
disiplin dalam hal waktu. Bahkan murid-murid yang seharusnya sudah
mulai belajar tepat pukul 07.00 tidak segera memasuki ruangan kelas.
Hingga pukul 07.30, mereka masih berada di luar ruangan kelas. Tidak
sampai di situ saja, kami juga bertemu dengan guru-guru secara langsung
untuk memperkenalkan diri atas maksud dari kedatangan kami di Dusun
Gosali, yaitu sebagai bentuk pengabdian melalui kegiatan pengajaran di
SDN Gosali.
Selepas kunjungan sekolah, kami melaksanakan aktivitas-aktivitas
ringan seperti memasak, mencuci, dan membantu teman-teman lainnya.
Saat sore hari, saya dan partner saya, Meli, mandi dan cuci baju di sungai.
Kami mandi dan cuci baju bersama dengan beberapa warga. Aktivitas cuci
236|RAKERKAB
baju dan mandi di sungai kami laksanakan karena memang kebetulan
sumur air sudah mulai kering. Saat itulah saya merasakan untuk pertama
kalinya cuci baju dan mandi di sungai, kegiatan yang selama ini belum
pernah saya rasakan dan sekarang dapat saya rasakan. Selain itu saya baru
mengetahui bahwa Penduduk di Dusun Gosali ini mayoritas memiliki mata
pencaharian sebagai pekerja tambang di perusahaan tambang yang dekat
dengan wilayah penduduk sekitar. Saya tidak menemukan mata
pencaharian lain seperti bertani. Usaha yang dimiliki warga pun terbatas
pada usaha warung saja. Aktivitas terkait kerajinan atau kewirausahaan
lainnya tidak terlalu kelihatan. Saya melihat beberapa warga di sini suka
membuat makanan tradisional, tetapi tidak dijual melainkan untuk
dimakan sendiri.
Semakin waktu berjalan, semakin kegiatan KKN di desa mulai terasa.
Dari kegiatan ini kami selalu melakukan evaluasi untuk mendiskusikan
kegiatan apa yang selanjutnya dikerjakan bersama-sama. Teman-teman
KKN mengusulkan untuk membantu mengajar di desa, tepatnya di institusi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Taman
Pendidikan mushaf al-Qur‘an (TPQ), dan Bimbingan Belajar (Bimbel). Dari
sinilah kamipun membagi jadwal untuk mengajar. Ada yang mengajar di
SDN Gosali, SDN Rengasjajar, dan PAUD Pelangi.
Kebetulan saya dan Cherlinda dapat bagian mengajar di PAUD Pelangi.
Namun karena di PAUD Pelangi tidak ada tempat khusus untuk mengajar,
maka PAUD Pelangi memanfaatkan suatu ruangan kelas di SDN Gosali
sebagai tempat belajar-mengajar. PAUD Pelangi ini masih belum
mendapatkan status resmi dari Dinas Pendidikan. Guru di PAUD Pelangi
ini jumlahnya hanya dua orang saja, yaitu Bu Elis dan Bu Leha. Mereka
mengajar di PAUD Pelangi dengan media belajar yang seadanya.
Kedatangan saya dan Cherlinda dimaksudkan untuk membantu Bu Elis dan
Bu Leha untuk memberikan variasi metode belajar agar murid-murid PAUD
Pelangi lebih banyak mendapatkan ilmunya. Alhamdulillah murid-murid di
PAUD Pelangi senang dengan kedatangan saya dan Cherlinda untuk
mengajar.
Selama saya dan teman KKN tinggal di desa, kami sudah mulai bisa
merasa nyaman, namun ada saja cerita mistis yang muncul, apalagi
lingkungan Dusun Gosali ini penuh dengan kebun. Wajar saja jika ada hal-
hal yang aneh. Misalnya adalah kejadian yang saya rasakan saat tinggal di
kontrakan. Ketika itu jam menunjukkan pukul 23.30 dan kami berencana
RAKERKAB|237
tidur. Namun, karena sebelum tidur saya dan teman-teman lain bercanda
hingga menimbulkan tawa yang berisik, kami mendengar suara tawa dari
teras kontrakan. Saat itulah saya dan teman lainnya seketika diam sejenak
dan tidak menghiraukan suara itu. Alhamdulillah teman saya tidak ada yang
takut dengan kejadian itu. Sebenarnya masih banyak hal-hal mistis aneh
lainnya, tapi tidak semuanya harus saya ceritakan. Bisa dimaklumi, sebab
tempat tinggal saya selama KKN dikelilingi oleh kebun-kebun yang terasa
seramnya setiap malam.
Setelah mengalami kejadian-kejadian mistis, saya dan teman-teman
KKN masih stay dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Dusun Gosali. Kami
melaksanakan kegiatan bimbel untuk memberikan semangat dan
membantu adik-adik supaya rajin belajar. Selama saya tinggal di Gosali,
saya melihat adik-adik masih kurang dalam hal belajar. Masih ada adik-
adik yang sudah sekolah, namun belum bisa membaca dan menghitung. Di
sinilah teman-teman KKN membantu adik-adik agar terus maju dalam
bidang pendidikan. Selain itu, saya juga banyak belajar dari adik-adik dan
warga di sana atas pengalaman hidup mereka yang benar-benar sederhana
dan apa adanya. Rasa syukur selalu saya panjatkan karena dari sinilah saya
benar-benar merasakan hidup yang teramat sederhana, kehidupan yang
sebelumnya tidak pernah saya rasakan dan sekarang dapat saya rasakan
dari pengalaman adik-adik dan warga di Gosali.
Di samping itu semua, saya merasa prihatin dengan keadaan
lingkungan Dusun Gosali yang banyak berserakan sampah. Kurangnya
kepedulian dan kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya
membuat warga Gosali sembarangan membuang sampah di sungai. Padahal,
sungai yang diberi nama Cimatuk itu sehari-harinya masih digunakan
untuk aktivitas cuci baju, mandi dan lainnya. Dari sinilah saya dan teman-
teman KKN menjalankan proker pembangunan bak sampah yang bisa
digunakan sehari-harinya oleh warga Gosali agar dapat membuang sampah
pada tempatnya.
4. Harapan Saya
Harapan saya untuk Desa Bangunjaya, terutama Dusun Gosali,
adalah semoga damai tenteram selalu, dan dapat meningkatkan gotong
royong bersama-sama untuk kesejahteraan yang abadi. Saya berharap
semoga guru-guru yang mengajar di SDN Gosali khususnya dapat lebih
238|RAKERKAB
tegas dalam kedisiplinan waktu agar murid-murid dapat mencontohnya
dengan baik. Semoga guru-guru di SDN Gosali dapat lebih memperhatikan
murid-murid mereka, tidak hanya perihal akademis mereka saja, namun
juga dalam hal kerajinan, kebersihan, dan kedisiplinan. Saya juga berharap
semoga warga di Dusun Gosali ini tidak lagi individualis dan tetap saling
bantu satu sama lain. Selain itu, semoga warga Dusun Gosali dilancarkan
dalam segala urusan dan rezeki. Saya pun berharap para orang tua di Dusun
Gosali agar lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka.
RAKERKAB|239
-Q-
SATU BULAN DI DESA ORANG
Oleh: Shahara Putri Gusevi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Manajemen
1. Ternyata, KKN Itu...
Alasan saya mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) tidak lain dan
tidak bukan karena merupakan kewajiban dari kampus. Sebagai mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen, sertifikat KKN adalah
dokumen yang wajib dimiliki supaya dapat mengikuti sidang atau ujian
komprehensif. Maka dari itu, saya harus mengikuti KKN.
Kompetensi yang saya miliki yaitu menari.Saya sangat suka menari,
apapun tariannya. Saat berolahragapun saya lebih memilih menari zumba
ketimbang mengikuti kelas kebugaran lainnya. Tarian yang saya kuasai
adalah tari Saman dari Aceh, karena sejak Sekolah Menengah Pertama
(SMP) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), saya mengikuti
ekstrakulikuler tari Saman. Sayangnya ketika kuliah, saya tidak bisa
mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tari Saman, dikarenakan
padatnya jadwal kuliah. Maka dari itu, ketika di KKN nanti, saya ingin
mengajarkan anak-anak, khususnya pelajar SMP dan SMA untuk menari
Saman agar mereka mengenal tari tradisional dari daerah lainnya yang ada
di Indonesia.
Sebelum KKN, jujur saja saya memiliki ratusan bahkan ribuan
pandangan buruk. Mengapa? Saya memiliki banyak kenalan senior yang
menceritakan keburukan atau hal-hal menakutkan yang mereka alami saat
melakukan KKN. Seperti kekurangan air, tidak adanya jaringan sinyal
telepon maupun internet, banyaknya penolakan dari masyarakat terhadap
kedatangan kami hingga penolakan mengenai program kerja, serta adanya
cerita-cerita horor atau seram, dsb. Saya membayangkan hal-hal abstrak
sebab saya belum pernah tahu Desa Bangunjaya itu seperti apa dan
warganya seperti apa. Di samping itu, saya juga bertanya-tanya seperti
apakah teman-teman KKN yang akan saya kenal dan menjadi tempat saya
berlindung selama satu bulan itu? Saya hanya memikirkan skenario-
skenario terburuknya saja. Hal buruk itu membuat saya dan juga keluarga
240|RAKERKAB
saya khawatir. Sampai hari keberangkatan, saya hanya berharap waktu
seketika loncat satu bulan kemudian, sehinggga saya tidak perlu merasakan
susah dan pahitnya KKN, serta jauh dari keluarga. Saya merupakan anak
yang selalu di rumah atau bahkan tidak pernah pergi jauh dari orang tua.
Ketika membayangkan satu bulan tinggal di desa orang tanpa keluarga dan
tinggal di satu rumah dengan orang-orang yang belum pernah dikenal, saya
merasa ada di suatu mimpi buruk. Mungkin terdengar berlebihan, tetapi
memang benar. KKN merupakan sebuah momok yang sangat saya hindari.
Tetapi ketika saya mengikuti KKN ke Desa Bangunjaya bersama
teman-teman yang entah bagaimana latar belakangnya, ternyata situasinya
tidak seburuk yang saya bayangkan dan ceritakan sebelumnya. Kedatangan
saya dan kawan-kawan mendapatkan respons yang sangat baik dari
masayarakat. Semua warga antusias ketika kami datang.
Mengenai sinyal, memang selama satu bulan itu saya kesusahan
sinyal sehingga harus mengalami kesusahan berkomunikasi dengan
keluarga di rumah dan teman-teman lainnya di Jakarta. Namun,
alhamdulillah anggota kelompok saya sangat menyenangkan. Walaupun
terdiri dari 19 kepala, 19 sifat, 19 kepribadian, dan walaupun kami juga
sering berselisih paham, pendapat atau bahkan pernah juga bertengkar,
kami memiliki pandangan yang sama, yaitu kami ingin program-program
yang kami rencanakan terlaksana dengan baik, maka setiap permasalahan
yang terjadi di internal kelompok langsung terselesaikan dalam waktu
paling lama dua hari. Saya juga memiliki teman-teman yang asyik karena
mereka bisa diajak serius atau bercanda. Jadi saya memiliki keseruan
tersendiri selama KKN, walaupun jauh dari keluarga.
Saya juga memiliki masalah air, sebab selama tinggal di sana, air di
rumah kontrakan yang saya dan teman-teman tempati tidak keluar.
Padahal sebelumnya saat kami melakukan survei mencari kontrakan, sang
pemilik mengatakan bahwa rumah tersebut memiliki air yang banyak, tapi
saat hari pertama kami tiba, air langsung mati. Sehari, dua hari, kami selalu
mengusahakan agar air di rumah tersebut menyala, namun hasilnya nihil.
Tidak ada air yang keluar. Semenjak itu kami menumpang di rumah warga
untuk urusan mandi dan bersih-bersih lainnya, bahkan di minggu terakhir
KKN kami mandi di sungai setempat. Walaupun ini merupakan
pengalaman yang cukup sedih, tapi saya sangat senang karena saya
mencoba pengalaman yang baru, yang mungkin tidak akan saya alami jika
tidak mengikuti KKN. Saya melihat pengalaman ini sebagai pengalaman
RAKERKAB|241
yang menyenangkan karena saya menjalaninya bersama teman-teman yang
sangat menyenangkan, yang menganggap bahwa mandi di kali bukanlah
masalah besar melainkan pengalaman yang lucu.
Ketika KKN, alhamdulillah saya tidak menemukan hal-hal horor atau
menyeramkan seperti yang sebelumnya sering diceritakan oleh senior.
Mungkin sekali-dua kali saya pernah mengalami hal mistis. Tapi tidak
hanya di desa, di kota pun saya pernah mengalami hal mistis, jadi hal
tersebut setidaknya masih bisa diatasi. Yang penting ialah sering-sering
mengaji sehabis shalat, maka insya Allah kami akan selalu dalam lindungan
Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
Intinya ketika saya selesai menjalani KKN, saya mempunyai jutaan
kenangan yang menyenangkan. Bahkan kalau boleh jujur, saya ingin sekali-
kali mengunjungi Desa Bangunjaya bersama keluarga saya karena saya ingin
memperlihatkan bagaimana indahnya desa tersebut. Ternyata KKN tidak
seburuk yang dibayangkan.
2. Keluarga Selama Satu Bulan
Awalnya saya sangat khawatir mendapatkan anggota kelompok
yang menyebalkan atau bahkan malah membuat keributan. Karena teman
saya bercerita bahwa teman kelompoknya sangat sering membuat masalah
atau bahkan membuat keributan internal. Saya takut anggota kelompok
saya tidak sepemikiran dan sejalan dengan saya, yang akan membuat
suasana KKN saya membosankan. Tetapi pada kenyataannya, semua
anggota kelompok saya menyenangkan. Walaupun kami memiliki sifat
yang berbeda-beda, kepribadian yang berbeda, latar belakang keluarga yang
berbeda, watak yang juga berbeda, namun kami dapat bersikap dewasa
dengan tidak membesarkan masalah yang kami memiliki, bahkan
cenderung menganggap sebuah masalah yang ada menjadi suatu tantangan
agar kami dapat lebih kompak dan akrab.
Selama satu bulan, saya merasa cukup dapat mengenal sisi baik atau
bahkan sisi buruk dari masing-masing anggota saya, begitu juga mereka,
saya rasa mereka juga dapat menilai sisi baik atau sisi buruknya saya. Tapi
saya senang karena saya dan anggota lainnya dapat bersikap dewasa dan
memaklumi serta bersikap santai terhadap sifat jelek dari masing-masing
anggota.
242|RAKERKAB
Anggota kelompok kami terdiri dari berbagai aset. Ada yang mampu
bersosialisasi dengan warga, ia dapat dengan mudah berkenalan dan akrab
dengan masyarakat serta aparat desa. Ada yang pandai memasak, ketika ia
mendapatkan jadwal memasak, kami menganggap hari itu adalah hari
berkah, karena kami akan mengalami apa yang kami istilahkan sebagai
perbaikan gizi. Saya sendiri merupakan anggota yang jika mendapatkan
jadwal memasak hanya bertugas memotong-motong serta mengaduk bahan
saja. Namun ada teman saya yang baik hati, ia mau mengajarkan saya
bagaimana memasak, hingga akhirnya selama KKN saya dapat memasak
satu menu yaitu semur kikil yang dianggap enak oleh teman-teman saya.
Ada teman saya yang pandai sekali membaca mushaf al-Qur‘an, sampai-
sampai saya dibuat sangat senang ketika ia memimpin pengajian bersama
sesudah shalat maghrib. Ada teman saya yang sangat baik terhadap anak-
anak desa setempat dan ia memiliki segudang ide-ide nyanyian yang dapat
memikat hati anak-anak ketika sedang bimbingan belajar (bimbel) atau
ketika belajar di dalam kelas.
Saya senang karena dipersatukan dengan orang-orang yang
memiliki berbagai keahlian dan kemampuan yang juga dapat dibagikan ke
saya dan teman-teman lainnya. Terlebih lagi, mereka memiliki kepribadian
yang saya suka, walaupun beragam, tetapi saya merasa mereka memiliki
sifat yang baik. Mereka sangat baik memperlakukan saya sebagai adik.
Apalagi selama menjalani KKN, saya selalu mengalami sakit, entah demam,
sakit kepala, diare hingga cedera otot. Tetapi teman-teman saya merawat
saya dengan baik. Mereka memberikan saya obat yang diperlukan, mereka
memasakkan saya makanan yang dapat saya makan ketika sakit, dan lain-
lain.
Selama satu bulan tinggal bersama, bohong jika saya mengatakan
bahwa kami tidak punya masalah, dan kami semua tidak mempunyai
kekurangan. Salah satu contoh permasalahan internal yang kami alami
yaitu miskomunikasi antaranggota. Konflik terjadi saat seminar sedang
berlangsung. Malam sebelumnya kami membicarakan tentang penanggung
jawab setiap teknis saat seminar nanti. Salah satunya adalah penanggung
jawab pembagian bibit tanaman. Ternyata pada hari seminar berlangsung,
sang penanggung jawab memiliki teknis pembagian sendiri yang belum
diketahui oleh beberapa anggota. Anggota yang belum mengetahui
bagaimana teknisnya sontak tidak menyetujuinya, dan masalah itu berakhir
dengan konflik dalam kelompok. Malamnya, ketika evaluasi seminar, kita
RAKERKAB|243
semua membicarakan hal itu dan anggota yang bersangkutan saling minta
maaf. Hal itu sangat sepele tapi memiliki pesan tersendiri untuk saya sebab
mengajarkan bahwa dalam berorganisasi hal terpenting adalah bagaimana
komunikasi berjalan dan apakah sang pengirim pesan dan penerima pesan
sudah memahami apa pesan yang disampaikan, karena hal itulah yang
dapat menimbulkan masalah di dalam kelompok.
Selama satu bulan hidup bersama, tidak hanya masalah yang pasti
dialami, namun kebersamaanpun selalu terjalin. Hampir setiap hari, 24 jam,
kami bertemu. Pasti ada cerita yang akan sangat sulit dilupakan, salah
satunya saat kami makan bersama. Hal ini merupakan kegiatan sederhana
dan rutin yang kami lakukan setiap hari. Namun secara pribadi, saya sangat
suka saat kami semua duduk bersama di teras dan makan bersama. Karena
pada saat itulah banyak hal lucu terjadi, saat seorang teman melontarkan
lelucon yang membuat beberapa orang tertawa hingga tersedak, saat
mereka bercerita mengenai keluarga serta teman-temannya, atau bahkan
sekadar saling memuji masakan teman yang bertugas memasak untuk
kelompok di hari tersebut. Hal sederhana itulah yang mungkin akan selalu
saya rindukan nantinya.
Tidak hanya kegiatan di rumah, kami juga pernah berlibur bersama
ke tempat wisata di daerah setempat yang bernama Gunung Leutik. Kami
naik motor bersama menuju ke sana, lalu dilanjutkan dengan kegiatan naik
gunung yang sudah difasilitasi tangga sehingga kami jadi tidak terlalu letih.
Kami foto-foto dan makan bersama yang membuat jalinan persahabatan
kami semakin erat.
Kebersamaan lainnya yang pasti akan selalu teringat yaitu malam
terakhir kami KKN yang sekaligus malam puncak penutupan Acara
Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73. Di malam
itu, selain dijadwalkan dengan pembagian hadiah kepada pemenang lomba
HUT RI, kami juga melakukan perpisahan dengan warga. Tim dokumentasi
kelompok membuat slide show41 kebersamaan kami dan diputarkan di malam
itu. Video yang diputarkan menampilkan kebersamaan kami selama satu
bulan yang telah lewat, yang mungkin tidak akan terulang kembali dan
akan selalu teringat di hati saya.
Pelajaran yang dapat saya ambil selama menjalani KKN, terutama
pelajaran dari berteman dengan kelompok saya, adalah berbesar hati.
41
Tampilan presentasi
244|RAKERKAB
Menurut saya kunci dari pertemanan kami adalah berbesar hati, saling
menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Karena jika kita tidak
dapat berbesar hati, maka yang akan didapat hanyalah kedengkian dan
kebencian semata, yang hanya akan menjadikan masa KKN kita terbuang
sia-sia.
3. Kampung Keduaku
Selama KKN, saya tinggal di Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg,
Kabupaten Bogor, tepatnya di Dusun Gosali. Sebelumnya saya dan teman-
teman memilih di Dusun Sentuk, namun karena terkendala tempat tinggal,
jadi kami memilih Dusun Gosali. Dusun Gosali cukup ramai penduduk,
mulai dari usia anak-anak hingga lanjut usia. Di Dusun Gosali, anggota
perempuan dan laki-laki tinggal di tempat terpisah. Anggota perempuan
mengontrak di suatu rumah yang terdiri atas dua kamar tidur, namun yang
bisa ditempati hanya satu kamar, serta satu kamar mandi yang tidak ada
airnya. Anggota pria tinggal di rumah seorang bapak yang hanya tinggal
seorang diri bernama Bapak Sai. Selama KKN, kami mendapat respons yang
sangat baik dari masyarakat setempat. Mereka menerima kedatangan kami
dengan tangan terbuka. Para aparat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama
serta pemuda dan pemudi sangat kooperatif dengan program yang kami
rencanakan. Lingkungan di sana juga sangat baik. Yang saya suka adalah
banyaknya pepohonan yang membuat suasana jadi rindang walaupun
ketika siang hari, sinar matahari sangat menyengat yang menyebabkan
perubahan warna kulit sebagaimana yang saya dan teman-teman alami. Hal
yang disayangkan yaitu adanya Perseroan Terbatas (PT) yang kegiatan
operasinya berlangsung hingga malam hari dan dapat mengganggu
kenyamanan warga. Apalagi ketika pukul 12.00, guncangan yang cukup
hebat yang berasal dari kuatnya ledakan bom di PT selalu terasa. Bahkan
beberapa rumah warga mengalami keretakan kecil sebagai dampaknya.
Tidak hanya guncangan yang dirasa, debu yang bertebaran akibat kegiatan
PT juga berakibat kurang baik bagi kesehatan khususnya untuk anak-anak.
Karena kami datang pada musim kemarau, maka keadaan yang
terjadi adalah tidak adanya air. Pada hari pertama, rumah kontrakan kami
masih mengeluarkan air. Namun malam harinya kami mulai mengalami
krisis air bersih. Saya selalu keliling ke rumah-rumah warga untuk sekadar
numpang wudhu atau buang air. Pada minggu pertama, saya masih
mempermasalahkan masalah air bersih di sana. Namun pada minggu kedua,
RAKERKAB|245
saya sudah mulai berbaur dan beradaptasi dengan keadaan desa. Akhirnya
saya dan teman-teman memutuskan untuk mandi di sungai. Saking
seringnya kami mandi di sungai, warga akhirnya membuat penutup dari
beberapa kain agar kami tetap bisa mandi dengan aman dan nyaman tanpa
khawatir dilihat oleh orang yang lewat. Tidak hanya mandi, saya dan
teman-teman mencuci pakaian serta alat masak di sungai. Walaupun
kadang-kadang harus tetap waspada karena takut ada hal yang tidak
diinginkan lewat. Namun pengalaman itu menjadi hal yang lucu jika
diingat-ingat kembali. Hal itu menjadi pengalaman tersendiri dan berkesan
untuk saya, yang sampai saat ini masih saya ceritakan ke seluruh anggota
keluarga saya.
Dari segi agamamya, Desa Bangunjaya khususnya Dusun Gosali
memiliki hal unik yang belum pernah saya dengar, yaitu istilah ―aspek‖.
Aspek merupakan singkatan dari anti-speaker. Jadi semua kegiatan yang
berbau keagamaan seperti adzan, pengajian, shalat berjamaah, dan
sebagainya dilarang menggunakan pengeras suara. Selama satu bulan saya
tinggal di sana, saya tidak pernah mendengar suara adzan selain dari televisi
yang ada di rumah. Pengajian mingguan yang ada pun tidak menggunakan
pengeras suara. Hal itu juga menimbulkan perbedaan pendapat dari
berbagai warga. Ada yang setuju, ada pula yang menentang. Namun karena
sudah menjadi kebisaaan yang turun menurun, maka semua warga menjadi
taat terhadap aturan yang dibuat. Warga perempuan juga dilarang ke
masjid. Masjid hanya diperuntukkan untuk warga laki-laki. Perempuan
memiliki mushalla tersendiri namun jarang didatangi. Saya sendiri pun tidak
pernah ke mushalla-nya. Kegiataan pengajian diadakan di salah satu rumah
warga.
Selama saya tinggal di Dusun Gosali, saya mempunyai ibu angkat
yang selalu merawat saya ketika sakit, beliau bernama Heri. Saya
memanggilnya Bibi Heri. Beliau memiliki dua orang anak laki-laki, namun
keduanya bekerja di Cengkareng, jadi beliau hanya tinggal seorang diri.
Beliau perempuan yang sangat rapi. Ia selalu membersihkan rumahnya
serapi mungkin sesuai dengan semestinya. Walaupun kami membantu,
beliau selalu membersihkannya kembali. Beliau selalu menjamu kami
dengan baik.
Pelajaran yang saya ambil setiap bertemu dengan beliau yaitu nilai
kemurahan hati. Mungkin beliau tidak memiliki kekayaan sebanyak yang
kita punya, mungkin juga beliau tidak mendapatkan pendidikan setinggi
246|RAKERKAB
saya, mungkin beliau belum mempunyai gelar apapun di namanya, tetapi
beliau memiliki ilmu agama yang diimplementasinya dengan cara menjamu
tamu dengan baik.
Persepsi yang saya ambil adalah tidak peduli setinggi apapun
jabatannya, pendidikannya, gelarnya, jika seseorang berbuat baik terhadap
sesama, maka beliau adalah orang yang mulia. Mungkin beliau tidak
memiliki kekayaan harta yang berlimpah, tapi beliau memiliki kekayaan
hati yang tidak semua orang punya, bahkan saya pun belum tentu bisa
seperti beliau. Harapan saya untuk Bibi Heri hanyalah semoga beliau selalu
dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta‟ala, semoga beliau selalu sehat,
dipanjangkan umurnya, dibukakan pintu rezeki selebar-lebarnya serta
apapun yang beliau do‟a-kan menjadi kenyataan. Amin.
4. Kebersihan Identitas Desa
Jika saya menjadi warga setempat atau orang yang tinggal di Desa
Bangunjaya, saya ingin menggalakkan kegiatan Minggu Sehat. Walaupun
saya dan teman-teman telah menjalankan program pembuatan bak sampah,
namun jika warganya belum membiasakan kebiasaan membuang sampah
pada tempatnya, bak sampah itu dirasa akan sia-sia saja. Selama ini warga
membuang sampah di pinggiran sungai, yang menurut mereka sampah itu
akan mengalir terbawa aliran sungai. Namun mereka belum berpikir jika
timbunan sampah mereka akan menyebabkan banjir pada suatu hari nanti,
atau sampah yang mereka hasilkan akan mencemari aliran sungai yang ada.
Padahal aliran sungai itu mereka gunakan untuk kegiatan sehari-hari
bahkan dipakai untuk memasak. Jika aliran sungai yang mereka gunakan
untuk memasak telah tercemar oleh sampah dan ditambah juga oleh limbah
PT di desa, maka hal tersebut akan berdampak buruk terhadap kesehatan
mereka.
Jadi saya ingin menjalankan kegiatan Minggu Sehat dengan
melakukan kerja bakti membersihkan sungai dari sampah yang ada. Selain
membersihkan sungai, saya juga akan mengajak warga membersihkan jalan
desa karena banyak daun kering yang gugur. Tidak hanya kerja bakti, saya
juga ingin mengadakan penyuluhan besar-besaran untuk warga, khususnya
pelajar, tentang bagaimana caranya membersihkan lingkungan kampung
dan juga sekolah. Jalanan desa yang berdebu menyebabkan lingkungan
sekolah jadi cepat kotor. Padahal saat saya dan teman-teman menjalankan
RAKERKAB|247
KKN, kami pernah mengajak murid membersihkan sekolah selama satu
hari penuh. Namun pada hari esoknya, sekolah sudah kotor dengan debu
ditambah dengan kotoran ayam di mana-mana.
Menurut saya, pendidikan kebersihan kepada pelajar sangatlah
penting, karena jika bukan pelajar yang menjaga kebersihan dan merawat
sekolah, lantas siapa lagi? Karena kebersihan sekolah harus dilakukan
setiap hari, bukan satu hari dalam seminggu saja. Saat saya menjalankan
KKN saya sudah melakukan penyuluhan terselubung kepada anak-anak
untuk menjaga kebersihan sekolahnya. Namun jika saya diberi waktu lebih
lama lagi, mungkin saya akan memberikan penyuluhan secara besar-
besaran dan secara langsung, tidak hanya kepada pelajarnya, namun kepada
gurunya juga. Karena kebersihan sebagian dari iman dan identitas suatu
desa.
248|RAKERKAB
-R-
32 HARI BERJUTA RASA
Oleh : Shandy Kartika Putri
Fakultas Syariah dan Hukum - Perbandingan Madzhab Hukum
1. Jangan Sampai Salah Niat
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang wajib
dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk wujud pengabdian kepada
masyarakat. Dalam KKN, mahasiswa dapat memberikan kontribusi yang
nyata bagi masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, seperti sosial, budaya,
keagamaan dan bidang-bidang lainnya sehingga program KKN dapat
menyentuh langsung dan merasakan manfaat yang didapat secara langsung
oleh masyarakat. Peserta KKN terdiri dari berbagai fakultas dan jurusan.
Nama saya tertera di Kelompok 112 yang ditempatkan di Desa Bangunjaya,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kelompok 112 ini diberi nama
Rakerkab yang merupakan akronim dari Rangkul Kebaikan Bersama
Masyarakat Bangunjaya. Awal mula pertemuan anggota KKN Rakerkab
membahas tentang struktur kepanitiaan. Kemudian rapat atau pertemuan
berikutnya membahas soal survei untuk mengetahui keadaan di sana.
Setelah survei untuk ke sekian kalinya, saya dan teman-teman membahas
program serta kegiatan yang akan dilaksanakan selama KKN.
Sebelum berangkat ke tempat tujuan, saya berharap saya betah
selama KKN dan saya juga berharap semoga dengan adanya KKN ini saya
dan teman-teman yang lain bisa meningkatkan kualitas diri untuk menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Saya berharap dapat membantu masyarakat
dalam bidang tertentu dan mengamalkan ilmu yang sudah saya dapatkan
ketika menuntut ilmu di pondok pesantren dan di kampus. Saya berharap
dalam kegiatan KKN ini saya tidak salah niat. Niat saya adalah untuk
membantu dan berbaur dengan masyarakat, bukan sekadar untuk
mendapatkan nilai semata. Karena dengan adanya KKN kita dapat belajar
hidup bermasyarakat.
RAKERKAB|249
2. Warna-Warni Kelompok
Pada 18 Juli 2018, saya dan teman-teman berangkat menuju tempat
KKN. Saya dan teman-teman berangkat pukul 09.00 dari kampus.
Kelompok Rakerkab terdiri dari 19 orang, yaitu enam orang laki-laki dan
tiga belas orang perempuan. Dalam perjalanan keberangkatan, saya dan
teman-teman menggunakan empat mobil dan lima sepeda motor. Kami
yang berangkat menggunakan sepeda motor hendak mencari jalan terdekat.
Setelah mengakses Google Maps, saya dan teman-teman menemukan jalan
yang lebih cepat dari biasanya. Kami sepakat untuk melewati jalan tersebut
dengan bantuan Google Maps. Betapa terkejutnya saya dengan medan yang
dilalui karena ternyata jalannya tidak beraspal, bahkan lebih tepat jika
dideskripsikan bahwa jalan itu penuh batu dan rusak. Saya yakin bahwa
truk besarlah yang menyebabkan jalan menjadi seperti itu, karena banyak
truk-truk besar yang melewati jalan tersebut. Bukan hanya itu saja, kami
juga harus melewati hutan sawit yang berpasir, seperti melewati gurun
pasir. Alhamdulillah setelah dua jam perjalanan, saya sampai di Dusun Gosali.
Sesampainya saya di Dusun Gosali, saya dan teman-teman langsung
membersihkan tempat tinggal dan membereskan barang-barang bawaan.
Dalam KKN, saya dipertemukan dengan teman-teman dari berbagai
fakultas yang tidak saya kenal sebelumnya. Saya dipertemukan dengan
berbagai macam karakter. Walaupun sering bertemu ketika rapat, namun
saya belum mengenal lebih jauh. Dari awal pertemuan hingga tiba waktu
KKN memang belum terlihat sifat atau karakter teman-teman saya.
Meskipun berbeda-beda, saya berharap KKN berjalan lancar dan teman
anggota KKN bisa saling membantu dan menguatkan satu sama lain.
Awalnya, saya sedikit khawatir untuk menjalani KKN satu bulan ke depan.
Namun bayangan dan kekhawatiran yang selama ini menghantui saya
hilang ketika saya dan teman-teman sudah tinggal bersama.
Perjalanan KKN yang saya alami tidak selalu indah, ada saja
rintangan dan cobaan yang saya harus lalui. Selalu ada hikmah dan
pembelajaran dari setiap rintangan. Begitu pula dengan kelompok saya.
Ada satu kejadian yang dapat dijadikan pelajaran, yaitu ketika salah satu
dari teman saya mengusulkan untuk membeli bibit dan setelah itu akan
dijual kepada masyarakat sekitar. Sebelum membeli, salah satu teman saya
mendapat kabar bahwa kelompok KKN mendapat bibit gratis dari Isitut
Pertanian Bogor (IPB) dan diambil langsung di IPB.Kemudian teman saya
250|RAKERKAB
yang lain mendapat kabar dari temannya yang berbeda kelompok bahwa
apabila ada yang mengusulkan untuk membeli bibit agar tidak
mempercayainya. Karena bibit didapatkan secara gratis dari IPB.Ada satu
konflik lagi yang dapat dijadikan pembelajaran, yaitu ketika pembagian
bibit setelah Acara Seminar Hukum Keluarga. Karena kurangnya
komunikasi membuat beberapa orang dari kelompok terjadi perdebatan
ketika pembagian bibit. Sebelum seminar, saya dan teman-teman juga tidak
mengadakan briefing sehingga kurangnya komunikasi antara kelompok
mengakibatkan perdebatan antara kami. Setelah kejadian tersebut, saya
dapat menyimpulkan dan mengambil pelajaran bahwa sebelum acara harus
diadakan rapat terlebih dahulu, dan apapun yang menjadi keputusan
kelompok ketika rapat harus diterima dan dilaksanakan.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan. Mulai dari memahami dan
menerima karakter seseorang yang berbeda-beda, menghargai pendapat
dan usulan seseorang hingga mengikhlaskan ketika usaha tidak dihargai.
Perbedaan karakter seharusnya bisa menjadi pembelajaran bahwa kita
harus menerima dan memahami karakter seseorang. Menerima apa adanya
tanpa harus menuntut lebih dan tetap menjadi diri sendiri. Setiap orang
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan itu, kami
dapat melengkapi satu sama lain untuk kemudian saling bantu dan tolong
dalam hal kebaikan
3. Kita Bisa
Di sepanjang perjalanan menuju desa, kami disuguhkan
pemandangan hutan sawit. Namun kurangnya penerangan di malam hari
membuat pengemudi lebih berhati-hati. Terlebih lagi jalan masuk menuju
dusun yang harus dilalui berbatu, berpasir, dan tidak berpenerangan ketika
malam hari. Keesokan harinya setelah saya dan teman-teman sampai di
Dusun Gosali, saya bersama teman-teman mengadakan Acara Peresmian
KKN di Kantor Kelurahan yang dihadiri oleh Lurah Bangunjaya, Para
Perangkat Desa, Ketua Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Dusun, dan
beberapa elemen masyarakat lainnya. Alhamdulillah acara berjalan lancar. Di
sore harinya, saya mulai melakukan pendekatan kepada warga sekitar agar
kedatangan kami dapat diterima, dan saya juga menanyakan kebiasaan
yang terjadi di lingkungan dan permasalahan apa saja yang muncul. Saya
RAKERKAB|251
juga melakukan pendekatan kepada beberapa guru yang mengajar di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gosali.
Pada hari kedua, air di rumah kontrakan kami tiba-tiba tidak
mengalir. Awalnya sang pemilik rumah sudah mengatakan bahwa jika air
habis, kita tinggal mengatakan saja pada kakak dari pemilik rumah tersebut
yang letak rumahnya di depan rumah kami tinggal. Saya dengan beberapa
teman saya mengatakan pada kakak pemilik rumah bahwa keran air
dirumah tidak menyala. Beliau bilang bahwa mesin pompa Sanyo yang ada
di rumah kontrakan harus dipancing dengan air. Setelah dipancing dengan
air, keran menyala dan keluarlah air sedikit demi sedikit. Namun, tidak ada
lima menit berjalan, tiba-tiba air berhenti mengalir. Sungguh saya sangat
bingung pada waktu itu. Jangankan untuk mandi, untuk wudhu dan buang
air saja tidak bisa. Dengan terpaksa kami menumpang wudhu di rumah
warga sekitar.
Malam pun tiba, angin malam mulai menusuk hingga ke tulang
rusuk. Suara anak-anak mulai terdengar. Setiap malam, anggota KKN
Rakerkab mengadakan bimbingan belajar (bimbel) untuk anak-anak.
Anak-anak ramai mendatangi rumah kontrakan kami, mulai dari anak-anak
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Setelah itu, saya mengikuti rapat harian untuk membahas evaluasi
hari ini dan kegiatan yang akan dilaksanakan esok hari. Hari demi hari
berlalu, sudah satu minggu saya masih menumpang kamar mandi di rumah
warga karena tidak ada air. Kami hanya menumpang di empat rumah warga
yaitu, Bibi Heri, Bu Sari, Teh Epi dan Teh Leha. Musim kemarau membuat
sumur warga dilanda kekeringan. Akhirnya saya mencoba untuk mandi di
sungai. Jujur saja ini pertama kalinya saya mencoba mandi di sungai. Saya
tak menyangka bahwa ada warga yang membuatkan sekat di pinggir sungai
untuk kami, bentuknya persegi. Tidak jauh beda seperti jamban pada
umumnya, hanya ukurannya saja yang lebih lebar. Keadaanlah yang
memaksa saya untuk mandi di sungai, karena terkadang air di rumah
warga yang saya tumpangi tidak menyala.
Di tempat saya tinggal keadaan agamanya baik. Kegiatan belajar
mengaji diadakan enam hari dalam seminggu. Mulai hari Senin hingga
Minggu, kecuali hari Kamis diliburkan. Untuk putri, pengajian diadakan
setelah ashar, dibimbing oleh Teh Ilah, sedangkan untuk putra setelah
maghrib yang dibimbing oleh suami Teh Ilah yang dikenal sebagai Pak
Ustadz oleh warga setempat. Di sore harinya, saya juga membantu
252|RAKERKAB
mengajar mengaji. Saya tidak sendirian, saya bersama tiga teman saya yaitu
Alwi, Ani, dan juga April membantu mengajar mengaji secara bergantian.
Ada hal yang cukup menarik di sini. Selama saya tinggal di sini, saya tidak
pernah mendengar suara adzan karena masjid di dusun ini tidak memakai
pengeras suara. Saya hanya berpatokan pada suara beduk masjid dan
melihat jam untuk mengetahui waktu shalat. Hal itu terjadi karena kiai
terdahulu tidak mengizinkan adanya pengeras suara di masjid. Sebenarnya
para pemuda sudah mengusulkan untuk dipasangnya pengeras suara di
masjid. Namun belum ada tanggapan dari Pak Kiai.
Masjid pada umumnya menjadi tempat ibadah untuk semua orang
yang beragama Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Namun tidak
halnya dengan di sini. Masjid hanya diperbolehkan untuk laki-laki,
sedangkan perempuan memiliki mushalla khusus perempuan. Mushalla
perempuan sering digunakan untuk kegiatan majelis taklim seperti
pengajian dan shalawatan. Saya sering mengikuti kegiatan majelis taklim.
Adapun pengajian di sini unik menurut saya, karena terdapat shalawatan
yang memakai bahasa Sunda. Padahal saya sendiri tidak bisa bahasa sunda.
Pengajian diadakan tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari Selasa, Kamis,
dan Minggu pagi. Ada salah satu warga yang mengatakan bahwa shalat Idul
Fitri dan Idul Adha dilaksanakan secara terpisah. Laki-laki di masjid,
sedangkan wanita di mushalla dan diimami oleh seorang Ibu Ustadzah
terdahulu atau senior desa.
Di sekitar dusun terdapat dua Perseroan Terbatas (PT). Mayoritas
mata pencaharian masyarakat sekitar yaitu bekerja sebagai buruh di PT
dan petani kebun. Banyak pemuda yang tidak melanjutkan sekolah mereka
dan memilih untuk bekerja sebagai buruh di PT. Masalah biayalah yang
membuat mereka untuk tidak melanjutkan sekolah. Kegiatan PT membuat
kebisingan di malam hari. Kegiatan PT juga menyebabkan sungai menjadi
sempit dan tertutupnya mata air karena tertimbun oleh batu-batu besar.
Padahal banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan sungai untuk
mandi, mencuci sayuran, pakaian, peralatan dapur, dan motor. Namun
kurangnya kesadaran masyarakat Dusun Gosali dan Sentuk akan
kebersihan sungai masih sangat memprihatinkan. Sampah berserakan di
pinggir sungai, sedangkan mereka menggunakan sungai untuk kebutuhan
sehari-hari. Masyarakat lebih memilih membuang sampah di pinggir sungai
atau membakarnya disamping rumah. Karena menurut mereka itu tidak
RAKERKAB|253
akan menyebabkan banjir, sampah akan hanyut terbawa air sungai. Namun
jika musim kemarau air tidak mengalir begitu deras sehingga sampah
tersebut tidak terbawa arus sungai dan masih tertinggal di pinggir sungai.
Maka dari itu saya bersama teman-teman berencana membuat bak sampah
setelah seminggu bersosialisasi dengan Pak Lurah dan masyarakat. Saya
bersama teman-teman dibantu oleh pemuda dan masyarakat untuk
bergotong-royong membuat bak sampah. Setelah itu kami membuat
gapura dekat jembatan Sungai Cimatuk dan menghiasnya.
Setiap hari Minggu, saya mengajak warga setempat untuk senam
bersama di depan lapangan SDN Gosali. Senam yang diadakan beragam,
mulai dari Senam Maumere, senam pinguin hingga senam dangdut. Peserta
senam yaitu anak-anak, pemuda dan ibu-ibu. Setiap malam Sabtu, salah
satu teman saya, Syahrul, mengajarkan silat kepada anak-anak.
Pada 5 Juli kami mengadakan Acara Seminar Hukum Keluarga yang
dinarasumberi oleh Dosen Pembimbing KKN Rakerkab, yaitu Ibu
Masyrofah, yang diadakan di kelas SDN Gosali. Alhamdulillah masyarakat
yang hadir cukup banyak. Di akhir acara seminar hukum keluarga,
masyarakat yang hadir pada acara tersebut mendapatkan bibit gratis. Pada
tanggal 11 Juli, KKN Rakerkab kembali mengadakan Acara Penyuluhan
Hukum Keluarga dan Agraria di Kantor Kelurahan yang dihadiri oleh
masyarakat desa Bangunjaya. Acara dinarasumberi oleh Athari Farhani dan
Muhammad Thoyyib.
Guru-guru di SDN Rengasjajar meminta saya dan teman-teman
untuk membantu mereka dalam proses belajar-mengajar khususnya untuk
Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Inggris. Dalam hal ini kami dibantu oleh
Ibu Julaeha. Beliau adalah istri dari Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya.
Beliau juga menjadi guru di SDN Rengasjajar. Saya diberi kesempatan
untuk membantu mengajar Pelajaran Agama Islam di SDN Rengasjajar
bersama teman saya Alwi dari Jurusan Tarjamah. Letak SDN Rengasjajar
tidak jauh dari dusun, hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit
untuk sampai di sekolah.Saya tidak sendiri, ada lima orang teman saya yang
mendapat kesempatan membantu mengajar di SDN Rengasjajar. Teman-
teman yang tidak mengajar di SDN Rengasjajar mendapat kesempatan
untuk membantu mengajar di SDN Gosali serta PAUD Pelangi. Kondisi
SDN Gosali sangat memprihatinkan. Dalam satu ruangan terdapat dua
kelas. Hanya ada sekat sebagai pemisahnya. Kelas-kelas di sana kotor dan
keadaan bangku dan meja sudah rapuh. Maka kami dari Kelompok KKN
254|RAKERKAB
Rakerkab 112 sepakat untuk mengadakan program kerja penambahan
fasilitas di SDN Gosali dengan memperbaiki sekat di ruangan, memperbaiki
papan tulis, dan memberikan alat-alat kebersihan. Sebelumnya saya
bersama teman-teman mengadakan program kerja penambahan fasilitas
sekolah. Kami mengajak para murid SDN Gosali untuk membersihkan
kelas dan sekitar sekolah. Kepala Sekolah terdahulu sering mengajak para
murid untuk gotong-royong membersihkan kelas dan sekitar sekolah.
Berbeda dengan guru-guru SDN Rengasjajar yang sudah menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru di SDN Gosali belum terdaftar sebagai
PNS. Hanya kepala sekolah saja yang sudah menjadi PNS. Kepala sekolah
hanya hadir satu kali dalam seminggu, sedangkan guru-guru di sana hadir
sesuai kehendak masing-masing. Mungkin karena mereka belum menjadi
PNS dan hanya digaji seadanya. Salah satu murid pernah bercerita bahwa
terkadang mereka tidak belajar sama sekali karena tidak ada guru yang
masuk kelas pada hari itu. Jam masuk dan keluar kelas mereka juga tidak
teratur. Selama saya mengajar tidak ada guru yang menegur apabila ada
murid yang terlambat. Waktu istirahat pun juga tidak teratur, terkadang
setengah jam sebelum waktunya sudah ada kelas yang istirahat.
Di minggu terakhir, saya mempersiapkan Acara Perayaan Hari
Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73 tanggal 17 Agustus. Saya
dan teman-teman bekerja sama dengan pemuda setempat. Segala persiapan
mulai dilakukan, mulai dari membentuk struktur kepanitiaan, membuat
daftar perlombaan, memasang bendera, menyusun acara malam puncak
hari kemerdekaan, membeli alat-alat, dan membeli hadiah perlombaan.
Ketika Hari Kemerdekaan, kami mengikuti upacara yang dihadiri oleh
Lurah Bangunjaya dan para stafnya. Murid-murid dari SDN Rengasjajar dan
Gosali ikut serta dalam upacara. Dalam hal ini SDN Gosali berkesempatan
menampilkan paduan suara yang dibimbing langsung oleh teman saya yang
menjadi anggota paduan suara di kampus dan sudah mengikuti berbagai
perlombaan internasional. Setelah itu kami kembali ke dusun untuk
mempersiapkan perlombaan. Perlombaanpun dimulai dengan perlombaan
tarik tambang, warga sangat antusias terutama anak-anak. Mereka sangat
bersemangat dalam mengikuti perlombaan.
Di setiap kegiatan pasti ada pembelajaran dan kesan positif, baik itu
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, secara pribadi saya
ingin menyampaikan beberapa kesan baik dan pembelajaran yang dapat
diambil selama saya berada di Desa Bangunjaya, terutama Dusun Gosali.
RAKERKAB|255
Kesan dari saya adalah saya senang bisa menyaksikan kegiatan saling
berbagi antarwarga. Hal ini saya alami secara langsung selama di sana.
Setiap harinya, selalu ada warga datang bermain ke rumah dengan
membawa buah tangan. Begitu pula ketika saya dan teman-teman mencari
air untuk wudhu atau mandi, sepanjang perjalanan pasti ada yang
menawarkan untuk wudhu atau mandi di rumahnya.
Ada hal yang membuat saya kagum dan bangga dari salah satu
masyarakat Desa Bangunjaya, yaitu ketika bertemu dengan Nini Saini.
Beliau adalah penjual kue basah yang setiap harinya berkeliling dusun
untuk menjajakan dagangan beliau. Rambut beliau yang putih dan tubuh
beliau yang lemah tidak mematahkan semangat beliau untuk berjualan
setiap hari. Nini Saini tinggal di Dusun Sentuk bersama suami, anak dan
cucu beliau. Terkadang, saya bersama teman-teman mengunjungi rumah
Nini Saini dan membantu beliau membuat opak.
Ada satu orang lagi yang membuat saya kagum, yaitu Bibi Heri.
Beliau orang yang baik dan ramah. Karena Bibi hanya tinggal sendiri di
rumah, kami diperbolehkan menginap di sana. Saya kagum Bibi yang selalu
menerapkan ilmu yang didapat dalam kesehariannya meskipun ilmu yang
beliau miliki tidak begitu luas. Contohnya saja dalam berbagi, Bibi bercerita
bahwa berbagi kepada sesama tidak akan mengurangi rezeki, akan tetapi
menambah rezeki kita.
Pada malam puncak Acara Perayaan HUT RI ke-73, saya bersama
teman-teman membagikan hadiah dan doorprize 42 perlombaan yang
diadakan siang harinya. Tidak hanya itu, beberapa anak dan anggota
kelompok KKN ikut unjuk menampilkan tarian. Acara dihadiri oleh Kepala
Desa Bangunjaya beserta elemen masyarakat. Walaupun tidak ada
panggung yang megah, tapi acara begitu meriah dan warga sangat antusias
untuk menghadiri acara tersebut. Di akhir acara, saya bersama teman-
teman KKN berpamitan dan meminta maaf kepada masyarakat. Tidak lupa
pula saya dan teman-teman berterima kasih karena diizinkan untuk tinggal
di Desa Bangunjaya. Pada malam itu, saya dibuat haru oleh seorang ibu yang
memanggil saya. Beliau memberikan satu kantung plastik yang berisikan
makanan ringan sambil menangis. Seketika saya ikut menangis. Ibu
tersebut sangat sedih karena keesokan harinya saya dan teman-teman akan
pulang. Beliau mengatakan bahwa beliau sangat senang dengan kedatangan
42 Undian
256|RAKERKAB
mahasiswa KKN karena setiap malam mahasiswa selalu membantu anak-
anak dalam belajar, termasuk putri beliau. Semenjak mahasiswa KKN
mengadakan bimbel setiap malam, putri beliau selalu semangat dalam
belajar. Tidak hanya kepada masyarakat, saya dan anggota Rakerkab
mengucapkan terima kasih dan meminta maaf. Tangispun pecah kembali.
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sampai pada hari di mana
saya dan teman-teman mengikuti penutupan KKN Rakerkab di Kantor
Kelurahan. Acara dihadiri oleh Kepala Dusun, Bu Lurah beserta jajaran
kelurahan, dan dihadiri pula oleh Dosen Pembimbing KKN Rakerkab.
Setelah penutupan, saya dan teman-teman berpamitan dan kembali ke
Ciputat.
4. Harapan Sepenuh Hati
Mayoritas Masyarakat Dusun Gosali menggunakan air sungai untuk
kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci pakaian, cuci peralatan masak,
dan juga cuci sepeda motor. Namun minimnya kesadaran warga akan
kebersihan sungai membuat sekitaran sungai menajadi kotor. Saya
berharap masyarakat sekitar peduli dengan kebersihan sungai dan tidak
membuang sampah di sungai. Minimnya kesadaran akan pendidikan
membuat anak-anak Desa Bangunjaya hanya menyelesaikan sekolah
mereka sampai jenjang sekolah dasar atau sekolah menengah pertama saja
akibat biaya dan jauhnya jarak antara desa dengan sekolah.
Tentunya saya berharap anak-anak Desa Bangunjaya tetap semangat
dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita. Adapun tumbuh-tumbuhan
hidup subur di sini seperti singkong, ubi, talas, dan pisang sangat potensial
untuk dimanfaatkan menjadi usaha kuliner. Saya berharap dapat mengajak
warga setempat, terutama pemuda dan ibu-ibu untuk membuat aneka
makanan dari bahan-bahan tersebut untuk dijadikan usaha, seperti kue
brownies pisang atau talas.
Tidak hanya itu, saya juga akan mengajak membuat kerajinan
tangan dari bahan kain flanel untuk dibuat bros, gantungan kunci, tempat
pensil, hingga buku diary43. Bahan yang digunakan bukan hanya kain flanel
saja, tapi bisa menggunakan ritsleting untuk membuat kerajinan tersebut.
Saya berharap Desa Bangunjaya menjadi lebih baik lagi serta masyarakatnya
bisa lebih sejahtera dengan sumber daya alam desa. Saya mengucapkan
43 Buku harian
RAKERKAB|257
terima kasih kepada Dosen Pembimbing KKN Rakerkab, yaitu Ibu
Masyrofah atas bimbingan beliau selama ini. Tidak lupa pula saya ucapkan
terima kasih kepada anggota KKN Rakerkab serta masyarakat Desa
Bangunjaya.
258|RAKERKAB
-S-
PENGABDIANKU UNTUK BANGUNJAYA
Oleh: Wildan Aulia Rahman
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi –Komunikasi dan Penyiaran Islam
1. Kuliah Kerja Nilai
Kuliah Kerja Nyata (KKN), entah apa maksudnya. Itulah pandangan
awal saya terhadap KKN. Saya mengetahui betul akan ada KKN di
penghujung masa perkuliahan, tetapi saya tidak punya sama sekali
pengetahuan tentang KKN karena saya tidak akrab dengan senior,
khususnya yang sudah pernah KKN. Yang ada di pikiran saya hanya ingin
cepat menyelesaikan KKN dan mendapatkan nilai di Academic Information
System (AIS).
Pada awal semester VI, saya didiagnosis mengidap penyakit
Tuberculosis. Kata dokter, saya bisa sembuh setelah enam bulan pengobatan.
Saat itu juga pertama kali diumumkan pendaftaran KKN 2018. Dengan kata
lain, mau tidak mau saya harus menjalani kuliah, melaksanakan KKN, dan
melawan penyakit di saat yang bersamaan. Pilihan ada di depan mata: tidak
daftar KKN karena sakit atau memaksa diri untuk daftar KKN. Saya
memilih mendaftarkan diri sebab saya tidak mau memperpanjang masa
kuliah saya dengan menunda KKN pada tahun depan hanya karena sakit.
Benar saja, itu adalah pilihan yang tepat. Saya tidak menyesali pilihan itu,
karena saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga di setiap
proses KKN. Saya bertemu teman-teman baru di kelompok sendiri maupun
kelompok lain. Saya belajar berorganisasi, mendapat keluarga baru di lokasi
KKN, dan masih banyak lagi. Menjalani KKN bagi saya bukan lagi soal
mendapatkan nilai di AIS, ternyata KKN lebih dari itu.
KKN merupakan salah satu syarat kelulusan semua mahasiswa di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semua peserta
KKN wajib mengikuti proses KKN dari masa pra, pelaksanaan, dan pasca
KKN.
Setelah menjalani proses KKN, cara pandang saya terhadap realitas
yang ada mengalami perubahan. Walaupun tidak signifikan, tetapi sangat
terasa. Saya yang awalnya enggan mempelajari hal baru, sekarang malah
RAKERKAB|259
tertarik untuk belajar hal apapun dengan orang-orang di sekitar saya.
Karena menurut saya, belajar tidak hanya sekadar di ruang kelas. Proses
belajar di luar kelas lebih luas ruang lingkupnya dibandingkan di dalam
kelas yang dibatasi tembok. Bisa jadi orang yang pendidikannya tidak
terlalu tinggi lebih mengetahui banyak hal dibandingkan orang yang
berpendidikan tinggi tetapi tidak mau mengeksplorasi lebih jauh tentang
dirinya dan realitas yang ada di sekitar.
KKN sangat membantu saya dalam mengenal diri saya sendiri
maupun belajar tentang kehidupan. Bahwa kehidupan yang saya jalani
selama ini sangat monoton. Masih banyak sekali yang harus saya pelajari.
Saat menjalani sebulan dengan kelompok saya, saya sangat merasakan
ketertinggalan saya dengan semua anggota kelompok dari berbagai aspek.
Hal itulah yang membuat saya sangat termotivasi untuk mengubah mindset
yang sempit.
2. Rakerkab, Sebuah Nama Sebuah Cerita
Dalam daftar pembagian kelompok dirilis pada tanggal 11 April 2018,
nama saya tercantum di Kelompok 112.Hasil pembagian kelompok dari
Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) menggunakan sistem acak. Ini
menjadi tantangan pertama saya sebagai peserta KKN. Di dalam daftar itu
juga sudah tercantum lokasi penempatan kelompok. Kami ditempatkan di
Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Lokasi yang
sangat asing bagi saya dan teman-teman. Kami memiliki waktu kurang
lebih tiga bulan sebelum pelaksanaan KKN di lokasi yang ditentukan.
Pada awalnya, saya merasa canggung di kelompok tersebut karena
hanya saya yang berasal dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Sedangkan perwakilan dari fakultas lain masing-masing dua orang bahkan
lima orang. Hal itu membuat saya berpikir bahwa pasti sulit berbaur
dengan anggota yang lain. Setelah daftar kelompok dirilis, terdengar kabar
tentang Acara Pembekalan KKN yang akan dilaksanakan pada 26 April
2018 di Auditorium Harun Nasution, semua peserta diwajibkan hadir dan
tidak boleh datang terlambat. Saat itu saya bangun lebih pagi dari biasanya.
Banyak yang saya dapat di situ, seperti gambaran apa yang harus dilakukan
pada saat sebelum, saat pelaksanaan, dan sesudah KKN. Semua itu
membuka pikiran saya untuk lebih serius menjalani setiap proses KKN.
Setelah acara pembekalan selesai, kelompok saya kembali
mengadakan pertemuan untuk perkenalan anggotadan merombak struktur
260|RAKERKAB
keanggotaan kelompok. Di situlah pertama kali saya bertatap muka dengan
hampir semua anggota kelompok. Saat itu saya berusaha akrab dengan
semua anggota laki-laki terlebih dahulu karena hanya ada enam orang saja.
Tidak seperti anggota perempuan yang berjumlah tiga belas orang dan
hanya sebelas yang hadir, dan saat itu saya masih lupa-lupa ingat antara
wajah dan nama mereka.
Pemilihan ketua kelompokpun dimulai. Hanya anggota laki-laki
yang dicalonkan sebagai ketua kelompok. Sistem pemilihan ketua
kelompok seperti sistem arisan. Alhasil, nama Fahir keluar sebagai ketua
kelompok. Fahir tetap menolak dengan alasan sibuk dengan urusan
organisasi intrakampus. Kami menolak alasan Fahir dan berunding kembali.
Akhirnya Fahir tetap menjadi Ketua Kelompok. Kami mengocok kembali
nama-nama anggota laki-laki untuk ditunjuk sebagai wakil ketua, dan
nama Utsman keluar sebagai Wakil Ketua Kelompok. Hasilnya Fahir
sebagai Ketua; Utsman sebagai Wakil Ketua; Balqis dan Alwi sebagai
Sekretaris; Sasha dan Latifa sebagai Bendahara; saya dan Piyu sebagai
penanggung jawab Divisi Hubungan Masyarakat (Humas); Rifqoh, Melia,
dan Shandy sebagai penanggung jawab Divisi Acara; Banu, April, dan Linda
sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan; Syahrul dan Ani sebagai
penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi; Putri sebagai
penanggung jawab Divisi Konsumsi; Apeb dan Latipah sebagai penanggung
jawab Divisi Sponsorship. Iuran kelompok juga ditentukan. Akhirnya
disepakati bahwa iuran yang harus dibayar adalah sebesar satu juta rupiah
dan setiap anggota kelompok bisa mencicilnya di setiap srapat.
Di masa pra-KKN, saya harus mengakuikurangnya partisipasi yang
saya berikan dalam persiapan kelompok karena penyakit yang saya derita.
Tetapi saya berusaha untuk hadir saat rapat dan membantu sebisa saya.
Beberapa rapat diadakan saat pra-KKN. Anggota kelompok yang hadir di
setiap rapat kira-kira hanya lima sampai delapan orang, sisanya beralasan
sibuk dengan kegiatan lain. Hal ini sempat membuat saya sedikit kecewa.
Pada awal Mei 2018, kelompok kami mengadakan rapat untuk
menentukan nama kelompok. Rapat tersebut hanya dihadiri lima orang
termasuk saya. Nama yang terpilih adalah Rakerkab (Rangkul Kebaikan
Bersama Masyarakat Bangunjaya), yang dicetuskan oleh Meli.
Survei ke lokasi KKN juga dilakukan beberapa kali meskipun
awalnya dilanda kendala yang sulit untuk menentukan tanggal
keberangkatan. Pada 12 Mei 2018, saya dan sembilan orang anggota
RAKERKAB|261
kelompok melakukan survei pertama. Saat sampai di sana, tepatnya di Balai
Desa Bangunjaya, semua aparat perangkat desa sangat antusias menyambut
kami, lalu kami diarahkan ke rumah Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya. Di
situ kami memperkenalkan diri dan memberitahukan tujuan kami. Pak
Enjek merekomendasikan Dusun Gosali dan Sentuk sebagai tempat kami
tinggal. Dari survei ini jugalah saya mulai mengetahuisifatmasing-masing
anggota kelompok. Survei selanjutnya diadakan dua kali setelah survei
pertama, yakni pada 2 Juli dan 12 Juli.
Pada 8 Mei 2018, tersiar kabar mengejutkan di grup WhatsApp
kelompok, yaitu Latifa Rahmi mengundurkan diri dari kelompok karena
lolos mengikuti KKN Kebangsaan di Lampung. Tak lama, PPM merilis
kembali daftar nama kelompok KKN pada 23 Mei 2018. Ada nama anggota
baru yang muncul di kelompok saya yaitu Astrid Haura, mahasiswi
program studi Ilmu Hubungan Internasional yang akan mengisi
kekosongan anggota kelompok. Rapat diadakan kembali untuk membahas
tentang struktur kepanitiaan kelompok karena Astrid baru bergabung.
Astrid dijadikan Sekretaris, Alwi dipindah ke Divisi Konsumsi, dan Latipah
naik menjadi Bendahara.
PPM merilis daftar nama dosen pembimbing pada 16 Mei 2018.
Nama Masyrofah, S.Ag., M.Si tertulis sebagai dosen pembimbing kelompok
saya. Beliau berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum. Beliau meminta
diadakan pertemuan dengan perwakilan kelompok untuk perkenalan. Saat
pertemuan berlangsung, beliau berpesan untuk menjaga akhlak di lokasi
KKN untuk menjaga nama baik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama bulan Juni 2018, kelompok saya menghasilkan kemajuan
yang signifikan, padahal pelaksanaan KKN tinggal sebulan lagi. Masih
banyak kewajiban-kewajiban yang belum dikerjakan. Hal tersebut sempat
membuat semangat sayamenurun. Tetapi di awal Juli 2018, persiapan KKN
mulai digencarkan. Dari pengumpulan dana, penentuan program kerja
(proker), jadwal keseharian saat KKN, perlengkapan yang dibutuhkan,
survei dengan dosen, dan masih banyak lagi kewajiban yang harus
dikerjakan. Bisa dibilang kelompok saya kurang persiapan, tetapi
untungnya semua itu sudah selesai saat menjelang keberangkatan ke lokasi
KKN.
Acara Pelepasan Peserta KKN 2018 dilaksanakan pada 17 Juli 2018 di
Auditorium Harun Nasution. Semua kelompok wajib mengirim perwakilan
10 orang untuk menghadiri acara tersebut. Pelepasan ini mengundang
262|RAKERKAB
Menteri Sosial Republik Indonesia, yaitu Bapak Idrus Marham. Beliau
menyampaikan bahwa KKN harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran
agar semua yang kita alami di lokasi KKN bisa diambil pembelajarannya
dan diingat sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di masyarakat kelak.
Sebuah wejangan yang membuat semangat saya kembali muncul untuk
menjalani KKN.
Pada 19 Juli 2018, kami berangkat ke lokasi KKN dan saat itu juga
dimulailah sebulan kehidupan saya bersama kelompok. Sifat masing-
masing anggota mulai terekspos. Sifat-sifat yang bertolak belakang satu
sama lain, tetapi saling melengkapi. Itulah yang membuat kelompok ini
unik.
Mulai dari Fahir, ketua kelompok terlalu santai dalam menjalankan
perannya, suka bercanda di situasi yang serius, seringkali malas, jarang
piket, namun tegas dan sangat suka membantu teman-teman kelompok
dalam bersosialisasi. Lalu partner in crime Fahir yaitu Utsman yang meskipun
memiliki peranan sebagai wakil ketua kelompok namun kotnribusinya
terhadap kelompok bisa dibilang sangat minim atau gaji buta alias gabut,
tetapi dia berusaha membantu semua bagian dalam kelompok, paling tua di
kelompok, sangat malas melaksanakan piket, dan celetukan-celetukannya
yang terkadang menyebalkan namun mengocok perut. Lalu ada juga
Syahrul yang sangat pandai menempatkan diri dalam situasi serius maupun
bercanda, sangat rajin dan menjalankan tugasnya dengan baik, selalu
bangun, sangat sabar tetapi jangan coba-coba membuat dia marah, karena
dia jago silat. Kemudian Banu,yang hampir tidak pernah serius, sering kali
menjadikan orang lain sebagai bahan candaannya, sangat rajin tetapi
mudah tersinggung. Selanjutnya Afeb, yang sangat narsis di depan kamera.
Sebagai laki-laki, Afeb sangat banyak bicara, sangat malas saat disuruh
piket, tetapi sangat suka membantu dalam kegiatan kelompok.
Lalu ada anggota-anggota perempuan yang tidak kalah unik.
Misalnya teman saya di DivisiHumas, yaitu Piyu yang sangat baik ke semua
orang, sangat rajin, dan pandai memasak.Benar-benar calon istri idaman.
Selanjutnya Meli, yang terkadang ramah, namun terkadang juga
menakutkan saat marah. Meli sangat pandai dalam kegiatan mengajar di
sekolah dasar (SD). Kemudian ada juga Putri, yang cerewet, tapi baik dan
blakblakan. Selanjutnya adalah Balqis, yang wajahnya sekilas mirip dengan
istri dari Pak Enjek, yaitu Bu Julaeha. Balqis adalahteman yang lucu dan
memiliki tertawaan yang khas. Lalu ada April, yangsangat ramah ke semua
RAKERKAB|263
orang, suaranya merdu, dan mudah tidur di mana-mana. Selanjutnya ada
Rifqoh, anggota kelompok paling narsis di depan kamera, mudah
tersinggung, dan sering menjadikan belanja ke pasar sebagai alasan untuk
jalan-jalan. Kemudian ada Ipeh, yang gaya bicaranya blakblakan, paling
jutek di antara anggota perempuan yang lain. Lalu ada Linda, yang paling
suka bergosip, cerewet, tapi baik. Selanjutnya adalah Ani, yang mudah
tertawa, sering bercanda dan jarang bersikap serius. Kemudian ada Alwi,
wanita yang sangat pandai memasak, rajin, tetapi boros saat menggunakan
air. Selanjutnya adalah Sasha, yang jarang makan karena sedang diet,
mudah tersinggung, tapi mudah diajak bercanda. Lalu ada Astrid, yang
sering keluar rumah untuk menyapa warga, ramah, dan suka sekali
bergosip. Terakhir Shandy, yang pendiam, ramah, dan telepon selulernya
sering dipinjam untuk berfoto.
Dari semua deskripsi sifat masing-masing tersebut, dapat dipahami
bahwa kelompok saya sangatlah heterogen. Kami terdiri dari berbagai
jurusan dengan berbagai kelebihan dankekurangan masing-masing,
berusaha bekerja sama menjalankan program kerja kelompok di Dusun
Gosali. Berbagai suka duka telah kami lewati, mulai dari konflik dalam
kelompok hingga canda tawa yang memecahkan suasana.
Aktivitas sehari-hari dilakukan bersama-sama di sana. Kebersamaan
terpatri dalam kegiatan seperti makan-makan, mandi di sungai secara
serempak,buang air bergantian di jamban saat pagi hari, bahkan
kentutserentak (bisa dibilang paduan suara kentut), dan masih banyak lagi.
Jika ada sesuatu yang mengganjal dalam kelompok, bisa disampaikan saat
evaluasi setiap malam untuk dibahas dan dicari solusinya. Saya sebagai
bagian dari kelompok ini sangat senang dan bersyukur karena saya banyak
belajar dari mereka. Saya yang kurang berpengalaman dalam berorganisasi
mendapatkan banyak pembelajaran tentang berorganisasi, bersosialisasi
dengan masyarakat, dan masih banyak lagi yang saya dapatkan dari mereka.
Banyak pengalaman yang saya dapat di setiap proses yang saya lalui
bersama kelompok. Walaupun pada masa pra-KKN kelompok saya kurang
persiapan, tetapi saat pelaksanaan KKN semua proker kelompok terlaksana
tanpa adanya hambatan.
264|RAKERKAB
3. Keluarga Baru di Desa Bangunjaya
Survei kelompok pertama pada tanggal 12 Mei 2018 merupakan kali
pertamasaya menginjakan kaki di Desa Bangunjaya. Anggapan hampir
semua orang terhadap Kabupaten Bogor adalah suasananyapasti sejuk,
banyak pohon, dan lain lain. Hal tersebut berbanding terbalik dengan apa
yang saya rasakan pada waktu itu. Kelurahan Bangunjaya terletak di daerah
penambangan pasir dan batu, dan sebagian wilayahnya adalah hutan kelapa
sawit. Yang saya rasakan di sana yaitu susahnya mendapatkan akses sinyal,
panas matahari yang begitu terik, jalanan yang penuh truk, dan banyaknya
debu dan asap. Saya sempat ragu akan betah selama tinggal sebulan di sana.
Bukan hanya saya yang merasakannya tetapi semua anggota kelompok pun
merasakan hal yang sama. Tetapi saya beranggapan bahwaapabila kegiatan
KKN dijalankan secara kompak, maka waktu satu bulan tidak akan terasa.
Desa Bangunjaya terdiri dari lima dusun yaitu Dusun Cibungur,
Dusun Nanggung, Dusun Cimapag Hilir, Dusun Cimapag Barat, dan Dusun
Gosali dan Sentuk. Saya dan kelompok direkomendasikan untuk tinggal di
Dusun Gosali dan Sentuk oleh Lurah Bangunjaya, Enjek Nurjaya, karena
dusun-dusun yang lain pernah dijadikan lokasi KKN pada tahun-tahun
sebelumnya. Saya dan teman-teman harus melewati beberapa
pertambangan batu dan pasir yang penuh debu. Cuaca yang sangat terik
menambah suram suasana sebab menempuh perjalanan seakan terasa lebih
jauh.
Saat mencari rumah kontrakan untuk tempat tinggal kelompok,
awalnya saya dan teman-teman menuju Kampung Sentuk. Kami harus
melewati Dusun Gosali terlebih dahulu sebelum menuju Kampung Sentuk.
Suasana Dusun Gosali dan Kampung Sentuk sangat berbeda. Kampung
Sentuk terasa lebih tenang, dan jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Aktivitas
sehari-hari warga seperti mandi, cuci baju, cuci piring, bahkan buang air
masih di sekitar Sungai Cimatuk dikarenakan tidak semua warga
mempunyai sumur sebagai sumber air. Budaya saling sapa masih melekat di
Dusun Sentuk. Menurut saya, budaya itu adalah kearifan lokal yang harus
dilestarikan. Sementara itu, mata pencaharian warga masih sederhana
seperti buruh tani dan buruh tambang.
Sesampainya di Kampung Sentuk, saya dan teman-teman menemui
Kepala Dusun (Kadus) Gosali dan Sentuk, yaitu Pak Umar. Beliau bercerita
bahwa dua tahun lalu Kampung Sentuk pernah menjadi lokasi KKN, jadi
beliau sangat senang didatangi oleh kelompok KKN lagi tahun ini. Tetapi
RAKERKAB|265
sayangnya saat itu tidak ada rumah yang tersedia untuk saya dan teman-
teman jadikan sebagai rumah kontrakan selama kegiatan KKN berlangsung.
Pak Umar menyarankan untuk mencari rumah kontrakan di Dusun
Gosali. Saya mengabarkan hal ini kepada Pak Lurah.Beliau kemudian
memberikan kontak bendahara desa yang tinggal di Dusun Gosali, yaitu
Iwan Setiawan alias Pak Aleng. Pak Aleng mengantar kami ke rumah
kontrakan kosong yang ada di Gosali. Rumah itu terletak di gang sempit
yang menanjak dan persediaan airnya terbatas. Kesan saya dan teman-
teman ketika itu adalah rumah kontrakan tersebut tidak terlalu kecil
namun tidak pula terlalu besar.Lebih lagi, kami menganggap rumah
kontrakan tersebutkurang luas untuk ditinggali 19 orang. Pun cukup,
mungkin hanya untuk ditinggali anggota kelompok putri yang berjumlah 13
orang. Jadi saya dan teman-teman memutuskan untuk mencari rumah lagi
untuk ditinggali anggota putra yang berjumlah enam orang.
Entah apakah kami diberi takdir baik, ternyata di sebelah rumah
kontrakan tersebut ada rumah yang hanya ditinggali satu orang, yaitu Pak
Saih. Beliau bersedia rumahnya dijadikan tempat tinggal anggota kelompok
yang laki-laki tanpa dipungut biaya. Rumah yang sederhana dan
mempunyai sumur sebagai sumber air, tetapi harus ditimba telebih dahulu
dan tidak ada kloset melainkan jamban yang terletak di belakang rumah.
Mulai terhitung dari 19 Juli, saya dan kelompok tinggal di Dusun
Gosali. Warga sangat senang dan antusias atas kedatangan saya dan teman-
teman. Warga yang saya maksudkan beragam, mulai dari orang dewasa
terlebih lagi anak-anak. Saya juga mulai menjalani aktivitas sehari-hari
seperti warga sekitar. Misalnya mandi dan cuci baju di sungai. Kebetulan
Dusun Gosali sedang dilanda kemarau yang panjang sehingga saya dan
teman-teman sempatkesulitan mendapatkan air. Di tempat tinggal kami,
yaitu di rumah Pak Saih, sumur memang ada, tetapi persediaan air tetap
terbatas. Jadi aktivitas bersih-bersih saya dan teman-teman tetap dilakukan
di sungai. Beberapa warga menawarkan saya dan teman-teman untuk
mandi di rumah warga, salah satunya yaitu Bu Sari. Tetapi dalam waktu
kurang dari dua hari, sumur Bu Sari sudah kering lantaran terus-terusan
dipakai mandi oleh saya dan teman-teman yang berjumlah 19 orang selama
dua hari berturut-turut. Kemudian tetangga Bu Sari, yaitu Bi Heri
menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat mandi alternatif bagi saya
dan teman-teman.
266|RAKERKAB
Menurut warga,anak-anak Dusun Gosali masih kurang aktivitas di
luar sekolah. Jadi kami mengadakan program bimbingan belajar (bimbel)
untuk anak SD sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak-anak di
sana sangat antusias dengan program bimbel yang kami adakan. Bahkan
mereka senantiasa datang ke tempat tinggal kami hampir setiap hari di luar
jadwal bimbel yang kami tentukan, hanya untuk bermain.
Para pemuda Dusun Gosali juga menyambut saya dan teman-teman
dengan ramah. Mereka menamakan perkumpulan mereka sendiri dengan
nama Padepokan. Sayangnya di Dusun Gosali belum terbentuk Karang
Taruna, jadi mereka tidak bisa aktif dalam berkegiatan di kampung sendiri
melainkan hanya bekerja untuk kehidupan sehari-hari. Namun demikian,
mereka sangat mendukung dan membantu berjalannya proker kelompok,
baik yang fisik maupun nonfisik. Mereka juga membantu kami dalam
menjalankan tugas kepanitiaan pada kegiatan lomba untuk memperingati
Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-73
tanggal 17 Agustus di Dusun Gosali. Bersama mereka, saya dan teman-
teman membangun sebuah gapura sebagai penanda kampung dan turut
memeriahkan lomba-lomba 17 Agustus yang unik.
Di antara semua anggota Padepokan, pemuda yang paling menonjol
adalah Dado alias Kang Jambul. Dibandingkan dengan pemuda yang lain,
Kang Jambul menjalankan hari-harinya dengan bekerja, walaupun masih
serabutan. Sedangkan pemuda-pemuda yang lain rata-rata bekerja sebagai
buruh tambang bahkan ada yang pengangguran. Dengan kesederhanaannya,
dia banyak bertanya kepada saya dan teman-teman. Menurutnya, belajar
itu penting untuk siapa saja. Kang Jambul juga percaya bahwa pelajaran
bisa didapatkan dari siapa saja. Saya setuju dengan pendapat itu karena
proses pembelajaran tidak harus di dalam kelas, melainkan di lingkungan
sekitar. Ruang kelas dibatasi oleh tembok, sedangkan lingkungan sekitar
itu luas.
4. Hadiah Kecil Untuk Gosali
Salah satu proker kami di Desa Bangunjaya adalah mengajar di
institusi pendidikan tingkat SD. Saya, Meli, Putri Astrid, Alwi, dan Shandy
mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rengasjajar yang terletak di
Dusun Nanggung. Sedangkan teman-teman yang lain mengajar di SDN
Gosali. Murid-murid di sana sangat antusias dengan kehadiran kami.
Murid-murid mempunyai watak yang bermacam-macam, ada yang
RAKERKAB|267
pendiam dan mengikuti proses belajar-mengajar, ada pula yang bandel dan
enggan mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut mengingatkan saya
saat masih di bangku sekolah dasar. Saya jadi tersadar akan betapa guru-
guru saya yang dahulu mengajarkan saya dengan sabar dan tekun. Ternyata
mengajar bukan hal yang mudah, karena saya tidak punya dasar ilmu
mengajar. Tetapi selama mengajar di sana, saya mendapatkan pengalaman
baru seperti cara mengajar yang benar, menghadapi anak yang menangis
karena diganggu temannya, anak yang selalu mondar-mandir saat
pembelajaran, melerai anak yang bertengkar dengan temannya, dan masih
banyak lagi.
Institusi pendidikan formal di Dusun Gosali hanya ada satu, yaitu
SDN Gosali. Sedih, adalah kesan pertama saat saya melihat sekolah tersebut.
Lantai sekolahnya kotor, sampah berserakan, papan tulisnya sudah usang
dan masih menggunakan kapur. Realitas tersebut membuat saya dan
teman-teman berinisiasi untuk bersih-bersih sekolah dan memperbaiki
fasilitas sekolah semampu kami. Pengurus dan guru-guru sekolah sangat
setuju dengan hal itu. Anak-anak sekolah dengan senang hati membantu
kami membersikan setiap sudut sekolah. Walaupun sedikit yang bisa kami
lakukan tetapi mudah-mudahan bisa membantu kegiatan belajar mengajar
di SDN Gosali.
Fasilitas kebersihan di sana bisa dibilang kurang memadai. Jarang
ada tempat sampah di setiap sisi rumah di kampung itu. Warga masih biasa
membuang sampah di lahan kosong untuk dibakar, di sekitar sungai,
bahkan ada yang masih buang sampah sembarangan. Menurut tokoh
masyarakat setempat, sampah adalah masalah utama di Dusun Gosali.
Untuk itu, saya dan teman-teman tergerak untuk membangun tempat
pembuangan sampah terpadu, dibantu oleh warga sekitar untuk
pembangunannya. Untuk letaknya, saya dan teman-teman berkonsultasi
dengan tokoh-tokoh masyarakat Dusun Gosali, yaitu di dekat jembatan.
Walaupun tidak besar tetapi setidaknya bisa menampung sampah-sampah
dan bisa dibakar tanpa mengganggu warga sekitar.
Saat menyambut HUT RI yang ke-73, kami bersama pemuda-
pemuda setempat berniat untuk membangun sebuah gapura sebagai
penanda Dusun Gosali. Meskipun sempat bermasalah soal perizinan, tetapi
akhirnya kami dibolehkan membangun gapura di dekat jembatan Dusun
Gosali. Saya dan teman-teman kelompok putra, beserta pemuda Dusun
268|RAKERKAB
Gosali, membangun gapura dengan gotong royong. Walaupun tidak megah,
gapura Dusun Gosali berhasil dibangun tanpa kendala yang rumit.
Kami juga mengadakan perlombaan-perlombaan unik untuk
memperingati HUT RI ke-73 pada 17 dan 18 Agustus 2018. Saya tak
menyangka perlombaan yang kami adakan sangat diminati warga yang
datang berbondong-bondong untuk mengikuti lomba atau sekadar
menonton. Perlombaan berjalan dengan lancar dan seru, saya juga merasa
senang dengan gelak tawa warga yang memeriahkan perlombaan. Kegiatan
yang menyemarakkan HUT RI ke-73 ditutup dengan panggung kecil di
malam tanggal 18 Agustus. Acara tersebut sekaligus merupakan acara
perpisahan kami dengan warga Dusun Gosali. Warga yang datang di acara
tersebut lebih ramai dibandingkan saat perlombaan, mungkin karena ada
pembagian doorprize yang akan dibacakan di panggung. Berbagai
penampilan dari kelompok saya maupun warga turut meramaikan acara
tersebut seperti bernyanyi, pemutaran video, tarian adat, tarian anak, dan
lain-lain. Di acara itu juga ada pembagian hadiah kepada pemenang
perlombaan 17 Agustus.
Malam itu adalah terakhir kalinya saya dan teman-teman bertatap
muka dengan warga dan aparat Dusun Gosali. Memang berat untuk
meninggalkan mereka, tapi saya dan teman-teman harus pergi. Anak-anak
kecil di Dusun Gosali menunjukkan kesedihan mereka saat kami
menyampaikan pesan dan kesan terakhir. Hal tersebut membawa saya ke
dalam suasana haru. Meskipun kebaikan yang saya beri kepada mereka
sedikit, tetapi pengalaman yang saya dapat begitu banyak. Saya sangat
berharap semoga Dusun Gosali dapat menjadi kampung yang sejahtera ke
depannya setelah saya dan teman-teman beranjak dari sana. Mungkin suatu
saat setelah lulus kuliah dan sukses, saya akan kembali ke Desa Bangunjaya,
khususnya Dusun Gosali, untuk berbagi kebahagiaan dan mengabdi lagi di
sana.
269
BAB VII
KESAN DAN PESAN WARGA DESA BANGUNJAYA
1. Bapak Umar (Kepala Dusun Gosali Sentuk Desa Bangunjaya)44
Dengan kedatangan para mahasiswa di Desa Bangunjaya khususnya
di Dusun Gosali Sentuk masyarakat merasa sangat senang. Para mahasiswa
hadir dengan tujuan yang baik sehingga masyarakat pun menyambut dan
menerimanya dengan baik. Hadirnya mereka memberi dukungan untuk
semua masyarakat baik anak-anak, orangtua, pemuda dan aparatur desa.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan atas dedikasi dan
pembelajaran yang telah disampaikan kepada masyarakat selama sebulan
tinggal di Desa ini. Mohon maaf bila dirasa kurang nyaman selama tinggal
di sini, namun itu merupakan salah satu pembelajaran yang dapat teman-
teman mahasiswa ambil untuk bekal di masa mendatang. Saya mendoakan
para mahasiswa agar selalu sukses dan berhasil di masa depan dan semoga
sebulan di sini dapat menjadi pengalaman dan pembelajaran yang
bermanfaat di kemudian hari.
2. Bapak Marki (Ketua RW 01 Dusun Gosali Sentuk)45
Saya RW Marki berterima kasih atas kedatangan mahasiswa KKN.
Kami sangat bersuyukur dengan adanya program yang mereka jalankan di
Desa ini, khususnya di Dusun Gosali Sentuk. Datangnya mereka bisa
memberikan pemberdayaan masyarakat untuk jadi lebih baik dan lebih
kompak lagi. Bantuan tenaga dan materi yang mereka berikan semoga bisa
jadi pahala dan semoga membawa manfaat bagi masyarakat dan bagi
mereka para mahasiswa. Terimakasih karena selama sebulan ini telah
memberikan banyak motivasi bagi anak-anak untuk lebih giat lagi dalam
menggapai mimpi dan cita-cita. Semoga desa ini banyak memberikan ilmu
dan pembelajaran dalam menjadi kehidupan bermasyarakat bagi rekan-
rekan mahasiswa semua. Ke depannya semoga dimudahkan oleh Allah
SWT dalam segala urusan dan selalu ingat dengan Dusun yang pernah
mereka tinggali selama sebulan ini.
44
Wawancara Pribadi dengan Kepala Dusun Gosali Sentuk Desa Bangunjaya, Bapak Umar, 19 Agustus 2018.
45Wawancara Pribadi dengan Ketua RW Dusun Gosali Sentuk, Bapak Marki, 19
Agustus 2018.
270|RAKERKAB
3. Ibu Heri (Warga Desa Bangunjaya)46
Saya dan masyarakat yang lainnya dengan senang hati menerima
kehadiran mahasiswa di sini. Kedatangan mereka memberikan suasana
baru yang dulunya tidak pernah dirasakan. Sebulan mereka tinggal di sini
sudah saya anggap sebagai anak sendiri, tidak terasa sebulan sudah mereka
ada di sini, tapi serasa baru kemarin mereka datang dan berkenalan dengan
saya. Kebaikan yang mereka berikan kepada masyarakat semoga dibalaskan
pahala oleh Allah SWT. Doakan masyarakat di sini agar terus maju dan
berkembang kehidupannya. Jangan pernah melupakan kami dan sering-
sering main ke sini. Pintu kami terbuka lebar untuk kalian karena
kenangan yang kalian berikan akan selalu ada di hati kami dan tak akan
pernah kami lupakan. Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan umur yang
panjang serta sukses selalu di masa depan.
4. Abdul Kamal (Pemuda Desa Bangunjaya)47
Mahasiswa KKN sangat memberikan kesan yang sulit dilupakan
untuk Desa Bangunjaya. Dari mereka, kami kaum muda belajar banyak hal,
dari segi etika berbahasa, berinteraksi dan beradaptasi. Mereka
memberikan banyak motivasi kepada kami untuk terus menimba ilmu di
mana pun dan kapan pun. Kehadiran mereka menjadi bahan percontohan
bagi banyak masyarakat, khususnya anak muda dari segi pendidikan dan
hidup bersosial di masyarakat. Semoga teman-teman mahasiswa selalu
sukses ke depan dan terus bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.
Semoga tali silaturahmi yang sudah terjalin ini dapat terus tersambung
sampai akhir hayat. Terima kasih atas apa yang sudah teman-teman
mahasiswa berikan selama sebulan di sini. Jangan lupa untuk datang lagi,
karena kami menunggu kalian kembal
5. Anak-Anak Desa Bangunjaya 48
Kami senang kakak-kakak datang ke sini, senang bisa berkenalan
dan bermain bersama, bisa belajar banyak hal baru yang sebelumnya tidak
46Wawancara Pribadi dengan Warga Desa Bangunjaya, Ibu Herry, 19 Agustus
2018. 47Wawancara Pribadi dengan Pemuda Desa Bangunjaya, Abdul Kamal, 19 Agustus
2018. 48Wawancara Pribadi dengan Anak Desa Bangunjaya, Gastian Ramadhan, 19
Agustus 2018.
RAKERKAB|271
kami ketahui. Kehadiran kakak-kakak memberikan semangat baru untuk
kami belajar. Kampung kami terasa ramai dengan adanya kalian. Tak terasa
sudah sebulan ada di sini, rasanya ingin terus bersama-sama kakak. Terima
kasih atas canda tawa yang kakak berikan kepada kami setiap hari. Terima
kasih banyak atas semangat dan motivasi yang kakak tularkan ke kami
semua. Doakan kami supaya kelak bisa menjadi orang yang bisa
membanggakan orangtua. Terima kasih banyak kakak, jangan lupakan
kami di sini. Kami semua sayang kakak-kakak UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
272|RAKERKAB
“Hidup berlangsung antara buritan
dan kemudi. Pembatasan Cuma
tambah menyatukan kenang. “
-Chairil Anwar-
273
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Gaspersz, Vincent. Team-Oriented Problem Solving. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2007.
Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017.
Ciputat: Pusat Pengabdian Masyarakat, 2017.
Profil Desa Bangunjaya tahun 2017, dokumen dalam bentuk soft file
Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Bangunjaya
pada tanggal 1 Agustus 2018.
Profil Desa Bangunjaya tahun 2018, Dokumen tidak dipublikasikan.
Suherman, Wawan S. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kuliah Kerja Nyata:
Kumpulan Makalah Pembekalan KKN UNY 2011. Yogyakarta: Pusat
Pengabdian Masyarakat UNY, 2011.
Internet
Peta “Bangunjaya, Cigudeg Bogor” diakses pada 29 September 2018 dari:
https://earth.app.goo.gl/?apn=com.
Yasin, Sanjaya. “Pengertian Problem Solving” Sarjanaku, diakses pada 1
September 2018 dari:
http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-problem-
solving.html.
Observasi Langsung
Catatan Observasi Lapangan tanggal 1 Agustus 2018
Wawancara pribadi dengan Anak Desa Bangunjaya, Gastian Ramadhan, 19
Agustus 2018.
Wawancara pribadi dengan Kepala Dusun Gosali Sentuk Desa Bangunjaya,
Bapak Umar, 19 Agustus 2018.
Wawancara pribadi dengan Ketua RW Dusun Gosali Sentuk, Bapak Marki,
19 Agustus 2018.
Wawancara pribadi dengan Pemuda Desa Bangunjaya, Abdul Kamal, 19
Agustus 2018.
274|RAKERKAB
Wawancara pribadi dengan Warga Desa Bangunjaya, Ibu Heri, 19 Agustus
2018.
275
BIOGRAFI SINGKAT
Ibu Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si. adalah Dosen
Pembimbing Kelompok KKN 112. Beliau lahir pada
30 Desember 1978 di Jakarta. Riwayat pendidikan
beliau adalah S-1 di Fakultas Syariah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta (1996-2000), S-2 Jurusan Politik dan
Hubungan Internasional Timur Tengah di
Universitas Indonesia (2002-2005) dan Kandidat Doktor Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2016-
sekarang). Saat ini beliau berprofesi sebagai dosen tetap Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Abdul Mufahir, biasa dipanggil Fahir, lahir pada 6
Oktober 1996. Fahir tinggal di Jalan Ciater Raya,
RW. 07 RT. 10, Pd. Sentul, Ciater, Serpong,
Tangerang Selatan, Banten. Ia adalah putra dari
Bapak Irsyad Mudar dan Ibu Titi Jamilah. Riwayat
pendidikannya dimulai dari SDN Ciater 1, MTS Al-
Amanah Al-Gontory, MA Al-Amanah Al-Gontory.
Saat ini Fahir sedang menempuh jenjang
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jabatan Fahir dalam Struktur Keanggotaan Kelompok
KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Ketua.
Muhamad Utsman Mubarok lahir di Lamongan, 5
Oktober 1995. Utsman tinggal di Jalan Sunan Giri
No. 48, Lamongan, Jawa Timur. Ia adalah putra dari
Bapak Abdul Rouf dan Ibu Ma'shumah. Riwayat
pendidikannya dimulai dari SDN Jetis 4 Lamongan,
SMPN 2 Lamongan, MAN 2 Garut. Saat ini Utsman
sedang menempuh jenjang perkuliahan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Ilmu Hukum. Jabatan
Utsman
276|RAKERKAB
Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Wakil
Ketua.
Banu Ginanjar lahir di Jakarta, 30 Maret 1996 di
Jakarta. Banu tinggal di Kampung Bendungan
Melayu 003/001, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara,
DKI Jakarta. Riwayat pendidikannya dimulai dari
SDN 10 Petang Rawa Badak Selatan. MTS Ar-
Rasidiyyah, SMAN Daar El Qolam 2. Saat ini, Banu
sedang menempuh jenjang perkuliahan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Peradaban Islam.
Jabatan Banu dalam Struktur Keanggotaan KKN KelompokRakerkab
adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.
Cherlinda Hestiane Cahyani lahir di Depok, 25
Agustus 1997. Cherlinda tinggal di Puri Kencana
Blok C No. 1 Pondok Rajeg, Bogor, Jawa Barat. Ia
adalah putri pertama dari Bapak Kabul Arman dan
Ibu Rumi. Riwayat pendidikannya dimulai dari
SDN Depok Baru 6, SMP Negeri 1 Depok, SMA
Negeri 5 Depok. Saat ini Cherlinda sedang
menempuh jenjang perkuliahan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas FISIP, Jurusan Ilmu
Politik. Jabatan Cherlinda dalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN
Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.
Apriliani Suryaningsih lahir di Magetan, 5 April
1997 di Magetan. April tinggal di Jalan Haji Usman
No. 17 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Banten. Ia adalah putri dari Bapak Adi Pramono
dan Ibu Mudji Sri. Riwayat pendidikannya dimulai
dari SDN Kentangan 1, SMPN 1 Magetan, SMAN 1
Magetan. Saat ini April sedang menempuh jenjang
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
pendidikan Bahasa Arab. Jabatan April dalam Struktur Keanggotaan KKN
Rakerkab adalah sebagai penanggung jawab Divisi Perlengkapan.
RAKERKAB|277
Melia Septiani Heryaman lahir di Majalengka, 17
September 1997. Melia tinggal di Jalan Sandong
Raya, Kampung Bulak Santri, RT 04/05, Karang
Tengah, Tangerang, Banten. Ia adalah putri
pertama dari Bapak Maman Heryaman dan Ibu
Titin Rosadi. Riwayat pendidikannya dimulai dari
SDN Karang Tengah 12, SMPN 24 Tangerang,
SMAN 13 Tangerang. Saat ini Melia sedang
menempuh jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Guru MI/SD. Jabatan Melia dalam Struktur Keanggotaan
Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung jawab Divisi
Acara.
Rifqoh Nur Afifah Zaen lahir di Jakarta, 19 April
1997 di Jakarta. Rifqoh tinggal di Jalan Plumpang
B No. 18 RT 07/05, Rawa Badak Selatan Ia adalah
putri kedua dari Bapak Yaenuri dan Ibu Endarsih.
Riwayat pendidikannya dimulai dari SD
Cokoroaminoto, SMPN 277 Jakarta, SMA
Yappenda Jakarta. Saat ini Rifqoh sedang
menempuh jenjang perkuliahan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi dan
Jurusan Agribisnis. Jabatan Rifqoh dalam Struktur Keanggotaan Kelompok
KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung jawab Divisi Acara.
Shandy Kartika Putri lahir di Bojonegoro, 7 April
1996. Shandy tinggal di Jalan Tidore RT 03/17 No.
30B Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Ia adalah putri dari Bapak Lukman dan Ibu
Harmini. Riwayat pendidikannya dimulai dari MI
Madinatunnajah, Pondok Modern Darussalam
Gontor Putri 1, Pondok Modern Darussalam
Gontor Putri 1. Saat ini Shandy sedang menempuh
jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum.
278|RAKERKAB
Jabatan Shandy dalamStruktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112
adalah sebagai penanggung jawab Divisi Acara.
Shahara Putri Gusevi lahir di Tangerang, 20
Febuari 1998. Shahara tinggal di Jalan Ir.H. Juanda
No. 87 RT 003/03 Ciputat Timur, Tangerang
Selatan, Banten. Ia adalah putri pertama dari Bapak
Agusdi Arya dan Ibu Noviwarmi Ganin. Riwayat
pendidikannya dimulai dari SDN Kampung Hutan
1, SMPN 212 Jakarta Selatan, SMKN 20 Jakarta
Selatan. Saat ini Shahara sedang menempuh
jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Jabatan Shahara dalam
Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai
Bendahara.
Latipah lahir pada 9 Oktober 1997. Latipah tinggal
di Klapanunggal Bogor. Ia adalah putri dari Bapak
Syawaluddin Nasution dan Ibu Anidah Lubis.
Riwayat pendidikannya dimulai dari MI Miftahul
Fallah, PPM Ummul Quro Al Islami, MAN 1 Bogor.
Saat ini Latipah sedang menempuh jenjang
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum,
Jurusan Ilmu Hukum. Jabatan Latipah dalam Struktur Keanggotaan
Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Bendahara.
Putri Diyah Febriyanti lahir di Bogor, 11 Febuari
1996. Putri tinggal di Jalan Pekapuran Kp.
Sindangkarsa Gg H. Rasam RT 04/05 Sukamaju
Baru Tapos, Depok, Jawa Barat.Ia putri dari Bapak
Darwyansyah dan Ibu Erita Suprihatin. Riwayat
pendidikannya dimulai dari SDN Sukamaju 4, MTS
Al-Asiyah Cibinong, MAN 2 Jakarta Timur.Saat ini
Putri sedang menempuh jenjang perkuliahan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Jabatan Putri
RAKERKAB|279
dalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Konsumsi.
Alwi Alawiyah lahir di Bogor, 20 Desember 1997 di
Bogor. Alwi tinggal di Kampung Sawah Baru RT
02/12 Desa Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia adalah putri
pertama dari Bapak Ahmad Iskandar dan Ibu Icun
Sutinah. Riwayat pendidikannya dimulai dari MIM
Leuwiliang, Pesantren Modern Al Islami, Pesantren
Modern Al Islami. Saat ini Alwi sedang menempuh
jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah. Jabatan Alwi dalam
Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Konsumsi.
Muhammad Syahrul Akbar lahir di Tangerang, 18
November 1997. Syahrul tinggal di Jalan Anggrek 2
Blok DK 2 No. 11, Villa Pamulang, Pondok Petir,
Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Ia adalah putra dari
Bapak Muttaqillah dan Ibu Yeni. Riwayat
pendidikan dimulai dari Madrasah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , MTs. Yapima,
Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saat ini Syahrul sedang menempuh jenjang perkuliahan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin,
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam. Jabatan Syahrul dalam Struktur
Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung
jawab Divisi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Animatun Fatimah lahir di Brebes, 25 Desember
1996. Ani tinggal di Sitanggal, Larangan, Brebes,
Jawa Tengah. Ia adalah putri ketiga dari Bapak
Suratmo dan Ibu Marsiti. Riwayat pendidikannya
dimulai dari SDN Sitanggal 02, MTS Assalafiyah
Sitanggal, SMAN 1 Larangan. Saat ini Ani sedang
menempuh jenjang perkuliahan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
280|RAKERKAB
Ushuluddin dan Filsafat, Jurusan Studi Agama-Agama. Jabatan Ani dalam
Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai
penanggung jawab Divisi Dekorasi dan Dokumentasi.
Ahmad Pebian, biasa dipanggil Apeb, lahir di
Sukabumi, 25 Januari 1998 di Sukabumi. Apeb
tinggal di Gang Buntu No. 11A RT 01/03 Kadaung
Sawangan, Depok, Jawa Barat. Ia adalah putra dari
Bapak Ilyas dan Ibu Suparmi. Riwayat
pendidikannya dimulai dari SDN Serua 02 Depok,
SMP Darussalam Interschool Tangerang Selatan,
SMAN 8 Tangerang Selatan. Saat ini Apeb sedang
menempuh jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Agribisnis.
Jabatan Apeb dalam Struktur KeanggotaanKelompok KKN Rakerkab 112
adalah sebagai penanggung jawab Divisi Sponsorship.
Putri Utami, biasa dipanggil Piyu, lahir di
Lamongan, 16 Juli 1997 di Lamongan. Piyu tinggal
di Jl. Raya Daendles RT/RW 004/02 Banjaranyar,
Banjarwati, Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Ia
adalah putri dari Bapak Zainul Ma'arif dan Ibu
Wiwik zuliyatin. Riwayat pendidikannya dimulai
dari MI Mu’Awanah, MTS Tarbiyatut Tholabah,
MA Al-Nahdlah. Saat ini Piyu sedang menempuh
jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Biologi. Jabatan
Piyu dalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah
sebagai penanggung jawab Divisi Hubungan Masyarakat.
Wildan Aulia Rahman lahir di Indramayu, 7 Maret
1998. Wildan tinggal di Jalan Raya Curug RT
02/09 No. 17, Curug, Bojongsari, Depok, Jawa
Barat. Ia adalah putra dari Bapak Syamsuri. dan
Ibu Siti Syuaebah. Riwayat pendidikannya
dimulai dari SDN 01 Curug, SMP Al-Hasra, SMA
Al-Hasra. Saat ini Wildan sedang menempuh
jenjang perkuliahan di Universitas Islam Negeri
RAKERKAB|281
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jabatan Wildan dalam Struktur
Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai penanggung
jawab Divisi Hubungan Masyarakat.
Balqis Hanifah lahir di Tangerang, 20 Mei 1997.
Balqis tinggal di Jalan Kemang Sari 2 No. 1 Kav. 17
Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.
Ia adalah putri dari Bapak Achmad Siddiq dan Ibu
Anita Sulystiana. Riwayat pendidikan Balqis
dimulai dari MI Yahya, SMP Islam Darussalam,
SMA Islam Darussalam. Saat ini Balqis sedang
menempuh jenjang perkuliahan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi,
Jurusan Kimia. Jabatan Balqisdalam Struktur Keanggotaan Kelompok KKN
Rakerkab 112 adalah sebagai Sekretaris
Astrid Haura lahir di Jakarta, 18 Juni 1997 di Jakarta.
Astrid tinggal di Bintaro Jaya, Sektor V, Tangerang
Selatan, Banten. Riwayat pendidikan Astrid
dimulai dari SDS Tadika Puri, SMP Negeri 19
Jakarta, SMA Negeri 70 Jakarta. Saat ini Astrid
sedang menempuh jenjang perkuliahan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Jabatan Astrid dalam Struktur
Keanggotaan Kelompok KKN Rakerkab 112 adalah sebagai Sekretaris.
282|RAKERKAB
“Untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan, jalani hidup dengan
santai selayaknya di pantai.”
-Astrid Haura-
283
LAMPIRAN-LAMPIRAN
284|RAKERKAB
Lampiran 1
Sertifikat
RAKERAB|285
Lampiran 2
Contoh Surat Keluar
286|RAKERKAB
RAKERAB|287
Lampiran 3
Laporan Mingguan Individu
Laporan minggu pertama
1. Abdul Mufahir
NIM 11150150000048
Posisi dalam Kelompok Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Pada Minggu pertama saya berencana memfokuskan semua kegiatan untuk bersosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat di Desa Bangunjaya sekaligus mensurvei semua aspek agar dapat sama-sama bersinergi dalam menjalankan program yang masyarakat dan kelompok KKN 112 sepakati. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Minggu pertama saya habiskan waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat di Desa Bangunjaya untuk menyesuaikan program yang akan kami laksanakan. Dalam prosesnya, saya dan teman-teman kelompok KKN 112 juga membantu kegiatan belajar siswa di SDN Rengasjajar, SDN Gosali & PAUD Gosali baik internalnya (kelas formal) maupun eksternalnya (bimbingan belajar & TPA).
2. Apriliani Suryaningsih
NIM 11150120000005
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Pada minggu pertama saya berencana melakukan pendekatan kepada warga sekitar. Saya juga melakukan pendekatan kepada tenaga pengajar pengajian, tenaga pengajar sekolah setempat serta kepada anak-anak sekitar tempat tinggal KKN saya.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya melakukan pendekatan kepada warga sekitar agar kedatangan kami KKN bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Saya melakukan pendekatan dengan menanyakan kebiasaan yang terjadi di lingkungan di sini serta menanyakan permasalahan apa saja yang muncul. Saya melakukan pendekatan kepada beberapa guru yang mengajar di SDN Gosali untuk mendapatkan informasi di sekolah.
3. Putri Diyah Febriyanti
288|RAKERKAB
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Saya berencana sosialisasi dengan warga, mencari tau kegiatan warga setiap hari, membagikan donasi baju, mengajas sekolah SDN Rengasjajar (Nanggung) dan mengajar bimbel untuk anak-anak sekitar PAUD sampai SMP. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya menemui warga sekitar umtuk memberitahukan bahwa kami meminta izin tempat tinggal di Desa Bangunjaya dan mencari informasi lebih lengkap tentang desa tersebut. Saya di sini membantu membeli sayur-mayur untuk kebutuhan makan sehari-hari dan menyiapkan jadwal masak setia hari, saya juga bersosialisasikan dengan warga (Suka Galih).
4. Putri Utami
NIM 11150161000083
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Agenda utama yang saya targetkan adalah sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat Dusun Gosali dan masyarakat setempat. Saya dan anggota KKN lainnya berbagi tugas untuk melakukan silaturrahim, melakukan pendekatan kepada masyarakat dan menyampaikan program kerja. Selain itu, saya menjadi perwakilan kelompok untuk bersilaturrahim sekaligus merencanakan pembukaan kegiatan KKN di kecamatan Cigudeg. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya melakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Saya mencoba membaur dengan cara mengikuti beberapa kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh warga, seperti mencuci dan mandi di sungai, menanam padi di sawah, melakukan jalan pagi dan bermain bersama anak-anak Gosali.
5. Melia Septiani Heriyaman
NIM 11150183000021
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
RAKERAB|289
Pada minggu pertama saya bersosialisasi ke Sekolah yang ada di Desa Bangunjaya. Saya berencana melakukan kegiatan ngajar mengajar bersama kelompok KKN 112. Sasaran sekolah yang akan didatangi yaitu Sekolah Negeri Rengasjajar. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Pada hari Sabtu, saya bersosialisasi ke salah satu sekolah yang ada di Desa Bangunjaya yaitu Sekolah Negeri Rengasjajar. Ketika di sekolah, saya berbincang dengan Kepala Sekolah dan guru-guru yang ada di sana. Bangunan sekolah yang ada di sana lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di Desa Bangunjaya.
6. Banu Ginanjar
NIM 11150220000067
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Minggu pertama, saya berencana sosialisasi ke warga-warga yang berada di Bangunjaya, kemudian dilanjut dengan survai seperti sekolahan, TPA, lingkungan, pertanian, serta tempat yang akan saya tinggal nanti. Bentuk yang mendasar ini akan mengumpulkan suatu bahan yang akan diperlukan saat kegiatan berlangsung, dan menindak lanjuti secara birokrasi. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Sosialisasi yang pertama melakukan pembukaan, agar bisa menyerap aspirasi mereka baik pejabat maupun warga. Kemudian saya melanjuti perkenalan kepada siswa/i di sekolah khususnya SD dan TPA beserta warga setempat untuk menjalin ke akraban (silaturahim). Dalam seminggu sudah menjalankan kegiatan seperti olahraga pada minggu pagi, mengajar di sekolah dan TPA.
7. Alwi Alawiyah
NIM 11150240000021
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Minggu pertama sosialisasi dilakukan di Desa Bangunjaya Dusun Gosali. Saya melakukan sosialisasi ke sekolah Rengasjajar Desa Bangunjaya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar bersama teman kelompok KKN 112. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
290|RAKERKAB
Saya bersama 6 orang teman saya melakukan survey ke Sekolah Dasar Negeri Rengasjajar. Saya bertemu dengan Kepala Sekolah dan izin melakukan kegiatan mengajar. Alhamdulillah tidak ada kendala. Kamipun mengikuti upacara dan diperkenankan untuk memperkenalkan diri kepada siswa-siswi Rengasjajar saat upacara. Dihari selanjutnya, kami memulai kegiatan mengajar di sekolah Rengasjajar.
8. Muhammad Syahrul Akbar
NIM 11150331000014
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Kegiatan yang akan dilakukan di minggu pertama ini adalah berbaur dan berkomunikasi dengan aparat desa, sesepuh atau orang yang dituakan, dan masyarakat yang ada di Kampung Gosali dan Sentuk. Serta menyelenggarakan acara pembukaan dan mendesain tempat acara pembukaan yang diadakan di kantor Desa Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Kegiatan yang pertama yang telah terlaksana adalah dekorasi dengan desain banner yang telah didesain. Acaranyapun telah alhamdulillah terlaksana dengan lancar. Sosialisasi yang belum terlaksana hanya kepada PKK dan salah satu sesepuh di Kampung Gosali.
9. Animatun Fatimah
NIM 11150321000011
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah kewajiban dalam melangsungkan jenjang perkuliahan. Di sini saya sebagai penanggungjawab divisi Pubdekdok yang mana dalam divisi ini saya memiliki kewajiban untuk sealalu meliputi setiap bentuk kegiatan yang berlangsung. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Hari pertama KKN saya melaksanakan kewajiban saya sebagai divisi pubdekdok dengan mengambil bebrapa gambar dalam kegiatan pertama yakni pembukaan KKN di kecamatan dan kelurahan. Divisi yang saya dapat merupakan divisi yang amat penting karena dokumentasi amat sangat dipenting karena akan dilampirkan dalam laporan akhir kegiatan KKN.
10. Shandy Kartika Putri
RAKERAB|291
NIM 11150430000096
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Pada Minggu pertama saya berencana melakukan pendekatan atau sosialisasi kepada masyarakat dan menanyakan tentang kegiatan belajar mengajar di sekolah sekitar desa. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Ketika sampai di tempat kkn, saya dan teman kelompok mengadakan acara pembukaan kkn di kantor kelurahan. Setelah itu saya melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar, dan menanyakan tentang kegiatan belajar mengajar kepada guru yang tinggal di sekitar sekolah. Setelah beberapa hari saya dan kawan-kawan tinggal, Alhamdulillah masyarakat sangat antusias dengan kehadiran saya dan kawan-kawan.
11. Muhamad Utsman Mubarok
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Minggu pertama saya di Desa Bangunjaya kecamatan Cigudeg kabupaten Bogor. Saya berencana melakukan sosialisasi ke warga Desa Bangunjaya dan juga sosialisasi untuk ikut menjadi tenaga pengajar di sekolah maupun di TPA.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Ketika saya sampai di Desa Bangunjaya tepatnya di Dusun Gosali. Saya melakukan pendekatan kepada para warga Desa Bangunjaya. Alhamdulillah saya dan teman-teman KKN diterima sangat baik oleh warga. Saya melakukan sosialisasi ke sekolah SD Gosali, SD Nanggung dan juga sosialisasi ke TPA untuk ikut membantu menjadi pengajar.
12. Latipah
NIM 11150480000108
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Minggu dalam KKN pertama saya dan kawan-kawan melakukan pembukaan KKN di desa dan keluarahan yang mana kegiaatan ini merupakan suatu kewajiban setiap anggota KKN, hal inipun menjadi sebuah bentuk awal penerimaan kami untuk diizinkan tinggal di desa ini.
292|RAKERKAB
Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya dan kawan kawan KKN melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk merekatkan antara masyarakt dengan mahasiswa, sosialisasi yang kami lakukan diharapkan dapat mendekatkan kami kepada masyarakat dan merangkul kebaikan degan masyarakat, hal ini sesuai dengan nama dari klompok KKN kami RAKERKAB (Rangkul Kebaikan Bersama Masyarakat Bangunjaya).
13. Wildan Aulia Rahman
NIM 11150510000226
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Pada Minggu pertama saya mewakili kelompok dalam pembukaan KKN sekecatamatan Cigdeg di aula kecamatan pada tanggal 23 juli. Saya ikut berpartisipasi dalam mensosialisasikan program kerja kelompok seperti ke SD, TPQ, dan PAUD yang berada d Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya mensosialisasikan program mengajar di SDN Gosali kepada guru-guru di sana mereka sangat antusias degan adanya bantuan tenaga pengajar dar kami. Selain itu, saya juga ikut berdisksi denan tokoh dan para pemuda setepat dan membahs masalah utama yang ada di Dusun Gosali yaitu masalah sampah dan MCK.
14. Astrid Haura
NIM 11151130000051
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Rencana KKN minggu pertama saya adalah mengajar anak-anak SD dan memberikan cerita motivasi setap malamnya keadaan warga sekitar. Saya juga berencana ntk membantu warga dalam menjalankan aktivitas agrikultur. Saya mepersiapkan satu proposal dadakan yang akan disebar ke tiga peusahaan terbuka (PT) di Desa Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya telah mengajar mata pelajaran bahas ingris di SDN Rengasjajar dengan jadwal setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis. Di watu luang, saya membantu menandur sawah Nini Saeni di Dusun Sentuk. Saya juga diajk mengunjungi tempatbudidaya jamur dan eternakan lebah oleh Kang Jambul.
15. Shahara Putri Gusevi
RAKERAB|293
NIM 11150810000053
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Saya berencana melakukan kegiatan sosialisasi dengan warga sekitar mengenai program kerja yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat seperti membagikan donasi baju, mengajar di Sekolah Dasar dan bimbel.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Dalam melakukan sosialisasi dengan warga, saya melakukan jalan pagi bersama anggota lainnya ke Dusun Sentuk. Dalam melakukan donasi, saya mengkategorikan pakaian berdasarkan gender yang akan memakainya. Saya menggantikan guru SD yang sedang pelatihan dengan mengajarkan siswa kelas 1,2 dan 5, serta mengajarkan bimbingan belajar kepada siswa SD kelas 4, 5, dan 6.
16. Ahmad Pebian
NIM 11150920000002
Posisi dalam Kelompok Sponsorsip
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Saya melakukan sosialisasi dan pendekatan terhadap pejabat daerah saya tinggal mulai dari pak lurah, pak RW, tokoh masyarakat serta warga yang lainnya. Saya juga sosialisasi ke sekolah SDN Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Awal saya sampai di Desa Bangunjaya saya langsung bertemu dan bersiaturahim dengan pejabat desa. Selain itu, saya juga bersilaturahim dengan warga Dusun Gosali baik pak Ustad, para pemuda, ibu/bapak serta anak-anak. Setelah itu, saya langsung ke sekolah bersilaturahim dan meminta jadwal untuk mengajar di SDN Gosali Desa Bangunjaya.
17. Rifqoh Nur Afifah Zaen
NIM 11150920000016
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Pada minggu pertama saya dan Cherlinda berencana untuk menjalankan kegiatan mengajar di salah satu sekolah yaitu SDN Gosali Desa Bangunjaya. Salah satu yang saya ajarkan adalah mengajar murid-murid Paud di Desa Bangun Jaya. Selain dari kegiatan mengajar saya juga berencana melakukan kegiatan untuk membuat opak dan bercoocok tanam. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
294|RAKERKAB
Pada minggu pertama di tgl 22 Agustus hari minggu saya bertamu kerumah guru bernama bu Euis yang salah satunya beliau adalah guru Paud di sana saya berbincang mengenai hal kegiatan mengajar nantinya. Selain itu pada tgl 25 agustus saya pergi ke Dusun Sentuk untuk membantu bu Yanti membuat opak dan bercocok tanam dengan menandur sawah.
18. Balqis Hanifah
NIM 11150960000060
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Saya berencana soialisasi dengan warga, membagikan baju donasi, mengajar sekolah SD dan bimbel dengan warga sekitar.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya menemui warga sekitar untuk menginformasikan bahwa kami tinggal di Dusun Gosali untuk kegiatan KKN dan mencari informasi lebih lengap tenan desa yang kami tinggal. Saya membantu mengkategorikan baju yang akan didonasikan. Saya mengajar di SD Gosali kelas 6 dan bimbingan beajar dari kelas 5 dan 6 SD.
19. Cherlinda Hestiane Cahyani
NIM 11151120000021
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-1
Kami mesosialisasikan kepada warga kegiatan KKN kami yaitu mengajar SD di pagi hari, memberikan donasi baju yang akan kami bagikan ke warga sekitar di sore hari dan bimbel yang dilaksanakan pada malam hari. Implementasi Kegiatan Minggu ke-1
Saya bertutursapa dengan warga sekeitar sekaligus kami meminta izin untuk menempati Dusun Gosali di Desa Bangunjaya. Saya menggali lebih dalam karakteristik warga sekitar serta menanyakan hal-hal apa yang sekeiranya dibutuhkan oleh siswa-siswa SD Gosali. Saya mengajar SD kelas 2 dan PAUD.
Laporan minggu kedua
1. Abdul Mufahir
RAKERAB|295
NIM 11150150000048
Posisi dalam Kelompok Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Minggu ini saya berencana membuat bak sampah besar untuk penampungan dan pembakaran agar mengatasi permasalahan sampah di Dusun Gosali. Saya juga berencana membentuk panitia pelaksana untuk memperingati hari kemerdekaan.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya mencari titik untuk penempatan bak sampah besar yang disetujui oleh masyarakat Dusun Gosali. Saya ikut bersama warga membentuk panitia untuk memperingati hari kemerdekaan dan saya memberikan sumbangsih pikiran untuk pembentukan struktur kepanitiaan.
2. Apriliani Suryaningsih
NIM 11150120000005
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Di Minggu ke-2 saya berencana untuk ikut serta dalam program mengajar yang sudah dibuat kelompok saya. Saya berencana untuk memulai aktivitas bimbingan belajar untuk anak-anak mulai umur 5 tahun hingga SMA di malam hari. Saya berencana untuk mulai aktif membantu mengajar di pengajian anak yang sudah ada di Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Di Minggu ini saya mulai membantu mengajar di SDN Gosali. Saya mengajar PAI dan Matematika di kelas V. Saya mengajar pada hari Senin sampai Rabu, pukul 07.30- 09.30 WIB. Selain mengajar SD, pada Senin sore saya juga membantu mengajar mengaji Iqro anak-anak di saung dekat rumah tinggal kami selama KKN.
3. Putri Diyah Febriyanti
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Saya berencana sosialisasi untuk memberikan beberapa fasilitas sekolah dan seminar hukum yang akan segera diadakan oleh dosen pembimbing KKN saya. Saya juga setiap senin, kamis dan jumat mengajar di SDN Rengasjajar Nanggung dan Saya mengajar bimbel di hari rabu.
296|RAKERKAB
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya menemui guru Gosali untuk memberitahukan bahwa kelompok KKN kami akan melaksanakan kegiatan memberikan beberapa fasilitas disekolah SDN Gosali dan seminar hukum pada tanggal 5 agustus yang diadakan oleh dosen pembimbing KKN saya. Kelompok KKN saya juga sudah bersosialisasi kepada warga untuk membicarakan tentang MCK dan bak sampah.
4. Putri Utami
NIM 11150161000083
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Kegiatan yang saya rencanakan di Minggu ini adalah mengikuti pengajian Mingguan ibu-ibu Kampung Gosali, melakukan senam pagi, mengajar mata pelajaran IPA di SDN Gosali, mempersiapkan kegiatan peringatan HUT RI ke-73 bersama pemuda dan aparat Kampung Gosali dan juga ikut serta dalam perencanaan peringatan HUT RI di kelurahan Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Minggu ini saya dan teman-teman mengikuti pengajian Mingguan ibu-ibu Kampung Gosali, dan saya mendapat pengalaman serta pelajaran baru darinya. Ahad pagi, saya dan teman-teman melakukan senam pagi bersama ibu-ibu dan anak-anak Gosali. Sebagai penanggungjawab kegiatan Agustusan, saya mengikuti rapat persiapan Agustusan bersama pemuda dan tokoh masyarakat Gosali dan Bangunjaya.
5. Melia Septiani Heriyaman
NIM 11150183000021
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Pada Minggu kedua saya dan kelompok berencana membuka kelas bimbel dan seni dengan sasaran anak-anak yang bertempatkan di salah satu Majelis yang ada di Dusun Gosali. Saya bersosialisasi dengan seluruh warga di Dusun Gosali untuk mengajak anak-anaknya belajar bersama. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
RAKERAB|297
Kegiatan bimbel dilaksanakan pada hari Minggu. Tempat kegiatan berlangsung di rumah tinggal perempuan karena kurangnya cahaya penerangan di Majelis yang sudah direncanakan. Ketika kegiatan kami membagi kelompok sesuai tingkatan satuan pendidikan. Saya mengajarkan Bahasa Inggris, matematika dan seni melipat origami.
6. Banu Ginanjar
NIM 11150220000067
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Pada Minggu kedua ini, saya menambah sosialisasi ke pemuda yang berada di Dusun Gosali. Mengembangkan bagaimana cara kerja dan pembuatannya itu seperti apa. Ditambah juga kegiatan 17 Augustusan, untuk mengikut sertakan rekan-rekan saya.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Dalam 2 Minggu ini, saya mengikuti kajian yaitu pengajian, acara haul yang di utus beberapa saja, termasuk saya. Kemudian kegiatan yang lain nya masih sama seperti Minggu pertama. Saya juga silaturahim ke pak lurah, bertujuan untuk agenda 17 san nanti.
7. Alwi Alawiyah
NIM 11150240000021
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
bersosialisasi ke warga untuk mengikuti kegiatan senam pada hari libur. Saya pun melakukan kegiatan bimbel, TPA dan mengikuti pengajian dengan warga sambil bersosialisasi untuk menampung aspirasi warga.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Alhamdulillah kegiatan Minggu kedua berjalan dengan lancar. Kegiatan bimbel dilakukan setiap malam hari pada hari senin, selasa, rabu dan jum’at. Kelas bimbel, diadakan pula kelas seni. Saya mengajarkan anak-anak tentang agama terutama tata cara berwudhu dan shalat. Karna di Dusun Gosali pengetahuan tentang agama sangat minim.
8. Muhammad Syahrul Akbar
NIM 11150331000014
298|RAKERKAB
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Minggu kedua ini saya memiliki program sendiri yang berbentuk pengembangan kemampuan, yaitu silat Perisai Diri. Selain itu saya dan kelompok juga merencanakan konsep acara perlombaan hari kemerdekaan.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Alhamdulillah, pada hari Sabtu, 28 Juli 2018 telah terlaksana program pribadi saya untuk memperkenalkan program silat ini di Kampung Gosali ini serta telah berjalan latihan pertama. Antusias masyarakat di sini sangat luar biasa, sampai ingin latihan setiap hari. Program acara perlombaan hari kemerdekaan telah berjalan sampai dengan dua kali pertemuan rapat.
9. Animatun Fatimah
NIM 11150321000011
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Di Minggu kedua saya melakukan gegiatan sosialisasi mengajak warga untuk senam sehat, dan dihari senin saya dan kawan-kawan berdiskusi bersama guru SDN Gosali apa yang bisa kami bantu.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Dipagi hari saya dan kawan kawan melalukan senam sehat bersama warga Gosali dan saya juga mengajar di SDN Gosali banyak manfaat yang saya ambil dari kesabaran dan kebersamaan di Desa Bangunjaya.
10. Shandy Kartika Putri
NIM 11150430000096
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Pada Minggu kedua kami berencana mengadakan senam bersama di hari Minggu dan sosialisasi untuk seminar hukum keluarga.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
RAKERAB|299
Pada Minggu ini saya dan kawan-kawan mulai membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar Dusun Gosali dan nanggung. Saya membantu mengajar pelajaran Agama, sedangkan teman saya lainnya mengajar matematika dan bahasa inggris. Pada hari Minggu kami mengadakan senam bersama masyarakat di lapangan depan Sekolah Dasar Dusn Gosali. Setelah itu kami bersosialisasi untuk seminar hukum keluarga.
11. Muhamad Utsman Mubarok
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Saya berencana membentuk panitia pelaksana untuk kegiatan memperingati hari kemerdekaan. Dan saya berencana melakukan sosialisasi di TPQ/ TPA.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya menemui warga dan membentuk panitia guna memperingati hari kemerdekaan dan saya menjadi penanggung jawab di kegiatan ini. Saya juga mengajar di TPQ/ TPA.
12. Latipah
NIM 11150480000108
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Dalam Minggu ini ada beberapa rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok KKN kami, salah satunya adalah senam sehat dan akan diadakan seminar hukum keluargan yang akn dilaksanakan di tanggal 5 agustus. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Tepat pada mingu kedua di Dusun Gosali kelompok KKN kami melaksanakan senam sehat dan seperti biasa kami melakukan sosialisasi kepada warga agar dapat hadir pada kegiatan kegiatn kami, tak hanya itu kami juga mensosialisasikan tentang program yang akan kami realisasikan di Desa Bangunjaya khususnya di Dusun Gosali.
13. Wildan Aulia Rahman
NIM 11150510000226
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
300|RAKERKAB
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Di Minggu kedua ini, saya berencana mensosialisasikan pembuatan tempat sampah kepada para tokoh dan beberapa warga Dusun Gosali. Saya mensosialisasikan semiar huum keluarga ang akan diisi oleh dosen pembimbing saya. Saya mengikuti rapat perdana persiapan 17am dengan para pemuda Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya berdiskusi dengan para tokoh dan bebeapa warga di Dusn Gosali tentang kesadaran akan kebersihan dan pembuanan tempat sampah agar warga tidak memuang sampah sembangan kembali. Saya mempersiapkan seminar hokum keluarga, saya juga mengajar di SDN Rengasjajar kelas 6 tidak hanya tentang materi pembelajaran tetapi tentang kedisiplinan
14. Astrid Haura
NIM 11151130000051
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Rencana KKN Minggu kedua saya adalah melanjutkan aktivitas mengajar Bahasa Inggis di SDN Rengasjajar. Selain itu, focus action plan mingu kedua saya adalah merampungan proposal pembuatan bangunan mandi kakus (MCK) yang merupakan program fisik untuk pembangunan berkelanjutan di Dusun Gosali. Kegiatan bersifat kemasyarakatan seperti sosialisasi juga direncanakan untuk dijalankan. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya telah mengajar murid di kelas III, IV V dan VI di SDN Rengasjajar dengan metode pembelajaran bermain sambil belajar supaya para siswa merasa bahwa belajar itu asyik. Proposalpembuatan MK sudah masu tahap final dengan sudah dicetakna proposal. Kegiatan kemasyarakatan telah berjaln dengan sosialisasi bersam warga.
15. Shahara Putri Gusevi
NIM 11150810000053
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Saya akan mensosialisasikan kegiatan pembuatan MCK dan seminar hukum. Saya mengajar matematika di SDN Gosali kelas 2 serta mengajar bimbel Matematika dan Bahasa Inggris kelas 4-6.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
RAKERAB|301
Saya berkunjung ke rumah warga membicarakan pembuatan MCK serta seminar yang akan dilakukan, selain itu meminta izin dengan para guru SDN Gosali untuk penggunaan kelas guna seminar. Saya mengajar perkalian serta hafalan Bahasa Inggris kepada siswa.
16. Ahmad Pebian
NIM 11150920000002
Posisi dalam Kelompok Sponsorsip
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Rencana kegiaan saya pada mingu ke 2 KKN ini ingin mengeksplorasi dan melakukan sosialisasi ataupun penyuluhan terhadap pertanian yang terdapat di Dusun Gosali khususnya pertanian sawah/padi baik dalam pengunaan pupuk, cara tanam, saluran irigasi, dan lain sebagainya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Warga di Dusun Gosali ini bermata pencaharian sebagian besar adalah petani selain berdagang atau pertambang pasir. Petani padi masih menggunakan system tradisional yang mengadalkan sisa panen, buah busuk maupun kotoran hewan untuk diolah sebagai pupuk organik. Dan luas lahan yang rata-rata <1Ha menjadikan diproduksianya untuk konsumsi sendiri bukan untuk dijual.
17. Rifqoh Nur Afifah Zaen
NIM 11150920000016
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Pada Minggu ke dua saya dan teman lain berencana akan melakukan senam pagi bersama warga di Dusun Gosali, selain senam saya dan beberapa teman lainnya juga ikut membantu ibu yanti pergi ke kebon, setelah dari kebon saya melanjutkan bersiap untuk melakukan kegiatan mengajar Paud. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya mengajak ramai-ramai warga di sana seperti ibu-ibu, anak-anak, dan bapak-bapak untuk senam pagi sehat bersama teman-teman KKN. Setelah selesai senam saya bersama beberapa teman dari KKN bersilaturahmi ke Dusun Sentuk bertemu dengan bu Yanti yang kebetulan beliau meminta bantuan dari kami untuk pergi ke kebon memetik tanaman, dll.
18. Balqis Hanifah
NIM 11150960000060
302|RAKERKAB
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Saya berencana soialisasi pembuatan MCK dan seminar hukum yan akan diadakan oleh dosen pembimbing KKN saya. Pada hari Minggu kami mengadakan senam pagi bersama warga sekitar. Saya mengajar di SDN Gosali kelas 6 pelajaran matematika dan Bahas Indonesia. Saya mengajar bimbel kelas 4-6. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Saya menemui warga untuk membertahukan bahwa kelmpok KN kami akan mengadakan emuatn MKdan seminar huku pada tanggal 5 agustus yang akan diadakan oleh dosen pembimbing KN saya. Saya mengajar di SDN Gosali tdiak hanyapelajaran materi teapi tentang peilak dan akhlak yang baik.
19. Cherlinda Hestiane Cahyani
NIM 11151120000021
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-2
Rencana Kegiatan kelompok kami pada Minggu ini adalah mengadakan senam pagi, di hari miggu dan dalam keseharian kami di Dusun Gosali kami memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk membantu keseharian warga dalam berbagai hal demi menjalin komunikasi yang baik dengan warga sekaligus membangun rasa kekeluargaan antara mahasiswa KKN dan warga Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-2
Antusiasme warga Dusun Gosali saat mengikuti senam pagi sangat tinggi sehingga kami sangat bersemangat melaksanakannya, senam diiringi dengan sorakan dan tawa dari warga. Dihari-hari lain saya membantu ibu yanti di Dusun Gosali untuk memanen cabai di Dusun Sentuk. Selama perjalanan menuju kebun saya berbagi cerita dengan warga sekitar.
Laporan minggu ketiga
1. Abdul Mufahir
NIM 11150150000048
Posisi dalam Kelompok Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
RAKERAB|303
Saya berencana melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas SDN Gosali, mengadakan seminar hukum keluarga dan pembagian bibit kepada masyarakat Bangunjaya. Mempersiapkan gapura semi permanen untuk Dusun Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Memperbaiki fasilitas sekolah yang sudah ada berupa sekat kelas dan menambahkan sarana dan prasarana berupa white board dan lain-lain. Menyelenggarakan seminar hukum keluarga dan pembagian bibit kepada masyarakat pada hari Minggu, 5 Agustus 2018. Saya melatih Paskibra untuk upacara 17an di Dusun Nanggung.
2. Apriliani Suryaningsih
NIM 11150120000005
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Saya berencana melakukan sosialisasi untuk seminar hukum yang akan kita lakukan di sekolah dengan tema "Hukum Keluarga ( Pernikahan Dini). Selain itu, saya berencana berkomunikasi dengan pihak sekolah SD Gosali terkait program kelompok kita tentang pengadaan fasilitas sekolah. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Hari Sabtu, 04 Agustus 2018 saya membantu bersih-bersih sekolah di SD Gosali bersama teman-teman KKN 112. Kami juga memberikan beberapa alat kebersihan, alat tulis dan templete-templete. Di hari Minggu, 5 Agustus saya dan teman-teman mengadakan Seminar Hukum Keluarga di SD Gosali sekaligus pembagian bibit gratis untuk para warga.
3. Putri Diyah Febriyanti
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Pada minggu ketiga saya dan kelompok berencana mengadakan seminar dengan tema “Hukum keluarga” yang akan dilaksanakan di Dusun Gosali-Sentuk pematerinya adalah Dosen pembimbing kelompok KKN 112, Bu Masyrofah. Dan dihari yang sama juga saya berencana mengadakan senam pagi bersama warga Gosali-Sentuk di depan lapangan SDN Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
304|RAKERKAB
Senam pagi dan seminar dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2018. Senam pagi dilaksanakan pukul 6.00 bertempat di depan lapangan SDN Gosali dengan peserta senam lebih dari 15 orang. Setelah itu saya menyiapkan makanan riangan untuk para tamu seminar yang akan diadakan pukul 9.00 bertempatkan di dalam SDN Gosali dengan peserta mencapai 70 orang lebih.
4. Putri Utami
NIM 11150161000083
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah pengadaan fasilitas sekolah, senam pagi bersama ibu-ibu, seminar hukum keluarga oleh dosen pembimbing, melatih pasukan gerak jalan perwakilan SDN Rengasjajar dari Kampung Nanggung, mengajar mata pelajaran IPA di kelas 6 SDN Gosali, sosialisasi kegiatan agustus dan pendirian gapura Kampung Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Minggu ini saya membeli bahan-bahan yang digunakan untuk pengadaan fasilitas sekolah di hari Sabtu. Bersamaan dengan itu, kami melakukan kegiatan bersih-bersih bersama siswa-siswi SDN Gosali. Kegiatan lainnya yang telah kami rencanakan berjalan dengan lancar, kecuali pendirian gapura. Pendirian gapura sempat mengalami kendala perizinan tempat, namun akhirnya dapat dijalankan dengan baik.
5. Melia Septiani Heriyaman
NIM 11150183000021
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Pada minggu ketiga saya dan kelompok berencana mengadakan seminar dengan tema hukum keluarga yang akan dilaksanakan di Dusun Gosali-Sentuk dengan pemateri dari dosen pembimbing kelompok KKN 112, Bu Masyrofah. Dihari yang sama juga berencana mengadakan senam pagi bersama warga Dusun Gosali-Sentuk di depan lapangan SDN Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
RAKERAB|305
Senam pagi dan seminar dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2018. Senam pagi dilaksanakan pukul 6.00 bertempat di depan lapangan SDN Gosali dengan peserta senam lebih dari 15 orang yang berasal dari Dusun Gosali-Sentuk. Pukul 9.00 dilaksanakan seminar Hukum Keluarga yang bertempatkan di dalam SDN Gosali dengan peserta mencapai 80 orang.
6. Banu Ginanjar
NIM 11150220000067
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Pada minggu ke tiga ini, saya mengkondisikan tempat, untuk terjun ke alokasi yang sudah di sosialisasikan. Seperti seolahan, seminar, dan pembagian bibt.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Dalam munggu ke tiga ini, saya mengecat kayu, membenarkan papan tulis dan merapihkan sekolah bersama anak-anak sekolah serta kelompok kkn. Kemudian di seminar saya mengisi acara sebagai pembaca ayat suci Al-Qur'an dan pembagian bibit secara bersama-sama.
7. Alwi Alawiyah
NIM 11150240000021
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Minggu ke 3, saya dan teman-teman saya berencana mengadakan kegiatan seminar Hukum Keluarga dan Pembagian Bibit. Kamipun mensosialisasi kegiatan ini kepada masyarakat Gosali-Sentuk.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Pada tanggal 5 Agustus, kami mengadakan seminar Hukum Keluarga yang dihadiri masyarakat Desa Bangunjaya. Acara dimulai dari jam 10 hingga jam 12, dengan pemateri Ibu Masyrofah. Acara diakhiri dengan pembagian bibit kepada peserta yang hadir. Acara ini sangat diasperisikan oleh masyarakat Bangunjaya. Mereka dapat belajar tentang hukum keluarga akan pentingnya pendidikan.
8. Muhammad Syahrul Akbar
NIM 11150331000014
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
306|RAKERKAB
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Mengadakan seminar hukum keluarga, membuat gapura, latihan silat di Kampung Nanggung yang bersebelahan dengan dusun 3 (Gosali, Sentuk, Pasir Kuda, Sukagali), pemberian bibit tanaman.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Telah terselenggaranya seminar hukum keluarga dengan Narasumber Ibu Masyrofah selaku dosen pembimbing kami yang diadakan bertempat di SDN Gosali pada Minggu 5 Agustus 2018 dan dimulai pada pukul 10.13 WIB, proses pembuatan gapura baru sampai kerangka, latihan silat di Kampung Nanggung telah berjalan sebanyak 2 kali.
9. Animatun Fatimah
NIM 11150321000011
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Minggu ke tiga kita mengadakan seminar ilmu hukum di Dusun Gosali dihadiri oleh dosen pembimbing yaitu Ibu Masyrofah, sebelum seminar kita melakukan kegiatan mingguan bersama warga yaitu senam pagi dengan diiringi lagu santik. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Dalam seminar berjalan dengan baik bahkan para tamu yang hadir sangat antusian, dalam penutupan kami membagikan bibit tanaman dan diakhiri dengan sesi foto-foto.
10. Shandy Kartika Putri
NIM 11150430000096
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Pada minggu ketiga kami berencana untuk pengadaan fasilitas sekolah dan mengadakan seminar hukum keluarga di Dusun Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Pada minggu ini saya dan kawan-kawan mengadakan fasilitas sekolah di SD Dusun Gosali. Pada hari sabtu kami membantu membersihkan kelas dan membantu memperbaiki sekat ruangan bersama anak-anak. Pada hari minggu kami mengadakan kegiatan seminar hukum keluarga yang pembicaranya adalah Dosen Pembimbing kami sendiri yaitu Ibu Masyrofah.
RAKERAB|307
11. Muhamad Utsman Mubarok
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Saya berencana membangun gapura, bak sampah dan melanjutkan pembangunan mck yang sudah ada.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Saya mulai mengurus perizinan untuk pembangunan gapura,bak sampah dan mck. Tapi hanya gapura dan bak sampah yang bisa dimulai pengerjaannya..
12. Latipah
NIM 11150480000108
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Dalam minggu 3 KKN 112 saya dan teman teman berencana untuk mengadakan senam, seminar hukum, dan pembagian bibit. Sebelum terlaksananya beberapa kegiatan yang kami rencanakan kami mensosialisasikan kegiatan kami kepada warga setempat. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Saya dan teman-teman KKN 112 melaksanakan kegiatan seminar hukum pada tanggal 5 agustus, serta membagikan bibit kepada warga. Terwujudnya kegiatan kami ini tentu merupakan sebuah kebanggan bagi kami, karena kami telah memberikan penyuluhan hukum kepada msyarakat serta membangun minat warga dalam reboisasi, penanaman pohon untuk melestarikan lingkungan sekitar.
13. Wildan Aulia Rahman
NIM 11150510000226
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Pada minggu ketiga saya membantu persiapan Seminar Hukum Keluarga yang bertempat di SDN Gosali. Saya juga membantu memperbaiki fasilitas sekolah seperti papan tulis dan fasilitas sekolah lainnya. Saya membantu pembangunan gapura dalam rangka perayaan hari kemerdekaan. Juga mensosialisasikan pembangunan tempat sampah terpadu di Dusun Gosali Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
308|RAKERKAB
Pada minggu ini saya berpartisipasi mempersiapkan Seminar Hukum Keluarga sebagai operator. Saya dan teman-teman juga bersih-bersih di SDN Gosali dan memperbaiki fasilitas sekolah. Saya juga turut bergotong royong membangun gapura dan membangun tempat pembuangan sampah terpadu.
14. Astrid Haura
NIM 11151130000051
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Rencana KKN minggu kedua saya adalah melanjutkan aktivitas mengajar bahasa Inggris di SDN Rengasjajar. Selain itu, fokus action plan minggu ketiga saya adalah menyosialisasikan pembuatan bangunan mandi cuci kakus (MCK) yang merupakan program fisik untuk pembangunan berkelanjutan Dusun Gosali ke ibu-ibu dan pemuda-pemudi di Kampung Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Pada implementasinya, saya telah mengajar murid-murid di kelas III, IV, V, dan VI di SDN Rengasjajar dengan metode pembelajaran bermain sambil belajar yang diekseskusi dengan pengajaran bilingual (Inggris-Indonesia). Sosialisasi MCK dilakukan via metode personal touch dengan menyambangi rumah ibu-ibu di Dusun Gosali yang akan menjadi target utama.
15. Shahara Putri Gusevi
NIM 11150810000053
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Saya mensosialisasikan kegiatan kelompok berupa Seminar Hukum Keluarga yang diselenggarakan di SDN Gosali. Selain itu, saya juga berdiskusi dengan pihak SDN Gosali mengenai program pengadaan fasilitas sekolah. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Pada hari Sabtu, 4 Agustus 2018 saya ikut membersihkan sekolah guna melakukan seminar hukum. Pada hari Minggu, 5 Agustus 2018, telah diselenggarakannya seminar Hukum Keluarga di SDN Gosali. Pada hari Senin, 6 Agustus 2018 telah dilakukan pemberian fasililtas sekolah yang secara simbolis diberikan kepada kepala sekolah SDN Gosali.
RAKERAB|309
16. Ahmad Pebian
NIM 11150920000002
Posisi dalam Kelompok Sponsorsip
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah pengadaan fasilitas sekolah, pengadaan fasilitas baik dari bersih-bersih, perbaikan papan tulis, penambahan papan tulis white board sampai dengan penambahan alat yang lainnya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Pelaksanaan program pengadaan fasilitas sekolah dimulai dari gotong-royong bersama murid-murid SDN Gosali, kemudian belanja bahan untuk penambahan papan tulis white board serta alat prasarana lainya. Setelah dibeli kemudian dipasangkan dan dihias pada beberapa kelas. Penambahan fasilitas ini dapat sambutan positif dari pihak sekolah dan murid-murid SDN Gosali.
17. Rifqoh Nur Afifah Zaen
NIM 11150920000016
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Rencana di minggu ke 3 membicarakan rapat mengenai 17 agustusan dan mengadakan seminar hukum keluarga bersama warga di Dusun Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Berdiskusi dengan pemuda di Dusun Gosali mengenai hal perlombaan dan membuat konsep 17 agustusan. Kami menjalankan kegiatan seminar hukum keluarga bersama warga Dusun Gosali-Sentuk dimana pembicara nya adalah dospem Ibu Masyrofah selaku narasumber. Dari kegiatan acara seminar hukum keluarga warga Dusun Gosali-Sentuk mendapatkan bibit tanaman dari mahasiswa KKN 112 UIN.
18. Balqis Hanifah
NIM 11150960000060
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Saya berencana soialisasi pengadaan fasilitas sekolah di SDN Gosali pada hari Sabtu, 4 Agustus tidak lupa saya sosialisasi seminar hokum pasda hati Minggu, 5 Agustus. Saya juga berencana membagikan bibit tanaman pada warga di Dusun Gosali-Sentuk.
310|RAKERKAB
Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Saya menemui warga untuk memberitahukan bahwa akan diadakan seminar hukum di SDN Gosali. Saya memberikan informasi kepada murid yang saya ajarkan bahwa aka nada kebersihan sekolah untuk mengawali program pengadaan fasilitas sekolah. Saya membantu membagikan bibit kepada warga setelah acara seminar hokum selesai, bibit yang telah dibagikan sekitar 30 buah.
19. Cherlinda Hestiane Cahyani
NIM 11151120000021
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-3
Kelompok kami pada Minggu ini adalah memeiliki jadwal yaitu mengadakan seminar untuk warga Gosali dan Sentuk yang akan dilaksanakan pada hari Minggu dan dosen pembimbing kami Ibu Masyrofah sebagai narasumber. Implementasi Kegiatan Minggu ke-3
Seminar pada minggu ini membahas tentang hukum keluarga yang dikerucutkan mengenai pernikahan dini. Puji syukur seminar disambut dengan antusias warga yang cukup tinggi, selesai seminar warga pun dibagian ibit tanaman.
Laporan minggu keempat
1. Abdul Mufahir
NIM 11150150000048
Posisi dalam Kelompok Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Minggu ini saya berencana untuk menghias Dusun Gosali untuk 17an dan membuat bak sampah di Kampung Sentuk.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Saya menghias Dusun Gosali dengan mencat jembatan dan tembok jalan. Lalu mulai melakukan pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk.
2. Apriliani Suryaningsih
NIM 11150120000005
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
RAKERAB|311
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Minggu ini saya berencana mempersiapkan perlengkapan untuk seminar hukum. Saya juga berencana untuk melatih anak-anak Gosali untuk tampilan seni penutupan KKN.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Di minggu ke-4 ini saya dan teman-teman KKN 112 melakukan seminar hukum keluarga dan hukum agraria sekaligus pemberian bibit gratis pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018 di Kantor Kelurahan Desa Bangunjaya. Selain seminar, saya juga membantu melatih paduan suara anak-anak SDN Gosali untuk Upacara 17 Agustus.
3. Putri Diyah Febriyanti
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Jadwal saya dan kelompok pada minggu ini adalah penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria yang akan di sampaikan kepada seluruh Desa Bangunjaya dan penanaman bibit, serta melanjutkan gapura di Dusun Gosali dan bak sampah. Diadakan juga penutupan pengajaran di SDN Rengasjajar. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Seminar pada minggu ini dihadiri oleh narasumber bernama Athari Farrhani sebagai pengisi penyuluhan hukum keluarga dan Muhammad Toyib sebagai pemateri hukum agraria. Seluruh peserta penyuluhan sangat antusias dengan topik pembicaraan warga, Serta penutupan kegiatan belajar mengajar di SDN Rengasjajar yang dihadiri oleh kepala sekolah dan diadakan sesi foto bersama.
4. Putri Utami
NIM 11150161000083
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Rencana kegiatan yang akan saya lakukan di minggu ini adalah mempersiapkan program kerja seminar hukum keluarga dan agraria, mengurus birokrasi pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk, mempersiapkan kegiatan akhir mengajar di SDN Gosali khususnya di kelas 6 dan persiapan kegiatan agustusan. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
312|RAKERKAB
Acara seminar berjalan lancar dengan saya sebagai pembawa acara. Birokrasi pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk berjalan lancar, Kepala Dusun, Bapak RT dan warga sekitar sangat menyambut baik program kami. Minggu terakhir mengajar saya menjadi petugas upacara bendera, saya juga menjelajah Kampung Sentuk bersama anak-anak asli Sentuk SD kelas 6.
5. Melia Septiani Heriyaman
NIM 11150183000021
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Pada minggu keempat saya dan kelompok berencana mengadakan seminar tentang Hukum Keluarga dan Hukum Agraria. Selain itu juga berencana membuat bak sampah, pembuatan gapura dan persiapan 17 Agustus. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Seminar Hukum Keluarga dan Hukum Agraria dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2018 bertempatkan di kantor Kelurahan. Peserta seminar berasal dari 5 Dusun yang ada di Desa Bangunjaya. Pelaksanaan pembuatan bak sampah, gapura dan persiapan 17 Agustus dilaksanakan secara bergantian dalam waktu 3-5 hari bertempatkan di bawah jembatan pertama Dusun Gosali,
6. Banu Ginanjar
NIM 11150220000067
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Pada minggu ke empat ini, saya mensosialisasi ke dusun, serta tempat pembuangan sampah. Mempersiapkan acara seminar ke dua yaitu hukum keluarga dan agraria.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Dalam munggu ke tiga ini, saya menyebarkan surat undangan ke dusun-dusun dan mempersiapkan perlengkapan yang nanti nya akan di pakai di acara seminar. Kemudian mengechat bak sampah dan pinggir jalan serta jembatan, gapura.
7. Alwi Alawiyah
NIM 11150240000021
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
RAKERAB|313
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Program ke empat kami dari kkn 112 yaitu mengadakan seminar hukum keluarga dan acara penutupan belajar mengajar di SDN Rengasajajar bersama guru-guru dan murid-murid.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Acara seminar hukum keluarga yang diadakan pada tanggal 11 agustus 2018 berjalan lancar. Acara dihadiri oleh masyarakat Bangunjaya. Dan bertepatan dikantor kelurahan. Kemudian, diminggu yang sama, setelah kami melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN Rengasajajar selama 3 minggu. Kamipun melakukan acara penutupan belajar mengajar di SDN tersebut.
8. Muhammad Syahrul Akbar
NIM 11150331000014
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Mengadakan penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria di kantor desa, mempersiapkan penampilan silat untuk acara 17san di kelurahan dan Kampung Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Telah terlaksana penyuluhan hukum keluarga dan agraria di kantor Desa Bangunjaya pada Minggu, 11 Agustus 2018. Latihan silat berjalan dengan lancar dan tahap seleksi peserta yang tampil.
9. Animatun Fatimah
NIM 11150321000011
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Di minggu keempat saya disibukan dengan berbagai kegiatan seminar, petugas upacara, menghias Kampung buat 17 agustus. Minggu ke empat kami mengadakan seminar ke 2 yaitu seminar penyuluhan hukum keluarga dan argaria. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Kami disibukan dengan rapat 17 agustus kegiatan lomba dan apa saja yang bakal kita lakuan. Seperti biasa setiap hari senin sampe rabu saya disibukan dengan mengajar di SDN Gosali bersama anak-anak kelas 3, belajar dan seru-seriuan bersama.
314|RAKERKAB
10. Shandy Kartika Putri
NIM 11150430000096
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Pada minggu ke empat saya dan kawan-kawan berencana mengadakan penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria, dan mengadakan penutupan belajar mengajar disekolah.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Pada minggu ke empat saya dan kawan-kawan mengadakan kegiatan penyuluhan hukum keluarga dan agraria di kantor kelurahan.kamipun membagikan bibit kepada masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Acara dinarasumberi oleh Athari Farhani dan Muhammad Thoyyib. Selanjutnya, di minggu ke empat kamipun melakukan acara penutupan belajar mengajar di SDN Rengasjajar.
11. Muhamad Utsman Mubarok
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Saya berencana untuk melakukan sosialisasi untuk melakukan pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk Desa Bangunjaya. Saya juga berencana menghias Kampung Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Saya mulai melakukan pembangunan bak sampah di Kampung Sentuk dan menghias Kampung Gosali.
12. Latipah
NIM 11150480000108
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Dalam minggu ke empat KKN 112 merencanakan beberapa agenda kegiatan. Adapun agenda yang di rancang secara intensif adalah penyuluhan hukum keluarga dan hukum agraria yang bertemakan "memperkuat peran masyarakat desa dalam pembangunan hukum nasional" sebelum berlangsungnya kegiatan tersebut ada kalanya kami tentu mensosialisasikan kegiatan kami kepada warga setempat. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
RAKERAB|315
Alhamdulillah pada tanggal 11 agustus kami melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum. Pembagian bibit, dan ikut serta membantu dalam realisasi pembangunan bak sampah. Dan dalam rangka memeriahkan 17 Agustus saya dan kawan kawan ikut serta merangkai bendera dan hiasan hiasan 17 agustusan.
13. Wildan Aulia Rahman
NIM 11150510000226
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Pada minggu keempat saya mensosialisasikan Seminar Hukum Keluarga & Hukum Agraria yang dilaksanakan di Kantor Kelurahan Bangunjaya. Saya juga konsultasi mengenai pengadaan tempat sampah terpadu di Dusun Sentuk dengan kepala Dusun Gosali-Sentuk. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Saya ikut menghias Kampung Gosali seperti mengecat gapura dan jembatan. Saya juga bekerja bakti membangun bak sampah di Dusun Sentuk.
14. Astrid Haura
NIM 11151130000051
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Rencana KKN minggu keempat saya adalah mensosialisasikan lomba-lomba 17 Agustus di mana saya ditugaskan menjadi penganggung jawab lomba memasukkan paku ke dalam botol. Saya juga berencana lebih mendekati masyarakat Kampung Sentuk dengan mengintenskan interaksi dengan beberapa ibu PKK. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Pada implementasinya, saya telah selesai mengajar di SDN Rengasjajar. Saya telah membantu ibu-ibu PKK Kampung Sentuk untuk mendata kesehatan warga. Membantu Nini Sani dan Bu Yanti ke gunung untuk panen singkong. Membantu panen cabai Bi Een di kebun.
15. Shahara Putri Gusevi
NIM 11150810000053
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
316|RAKERKAB
Saya mensosialisasikan kegiatan kelompok berupa Seminar Hukum Keluarga dan Hukum Agraria yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Desa Bangunjaya. Selain itu, saya juga mengajarkan siswa-siswi SDN Gosali bagaimana melakukan upacara pengibaran bendera. Saya juga mengajarkan anak-anak Kampung Gosali menari. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Pada hari Sabtu, 11 Agustus 2018 telah diselenggarakannya seminar Hukum Keluarga dan Hukum Agraria di Kelurahan Desa Bangunjaya. Hari Senin, 13 Agustus 2018 saya menjadi protokol pada upacara bendera guna mecontohkan kepada siswa-siswi bagaimana menjadi protokol yang baik. Setiap harinya saya mengajarkan tari saman serta tari lainnya kepada anak-anak Gosali.
16. Ahmad Pebian
NIM 11150920000002
Posisi dalam Kelompok Sponsorsip
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah pembangunan gapura selamat datang untuk memperingati hari 17an dan pembangunan penampungan bak sampah.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Pelaksanaan program gapura 17an dan bak sampah menemukan beberapa kendala dalam perizinan karena tempat untuk pendirian bak sampah harus tanah wakaf yang jauh dari pemukiman warga, setelah beberapa hari perizinan dan sosialisasi terhadap warga desa akhirnya disediakan tempat didekat bantaran kali untuk bak sampah dan gapura pada pintu desa didepan jembatan.
17. Rifqoh Nur Afifah Zaen
NIM 11150920000016
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Kkn 112 rakerkab mempersiapkan kegiatan seminar hukum keluarga dan hukum agraria yang dibicarakan narasumber dari mahasiswa lulusan UMJ serta mengundang warga dari semua dusun yang ada di Desa Bangunjaya.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
RAKERAB|317
Melaksanakan dan mengikuti kegiatan seminar hukum keluarga dan hukum agraria bersama warga dari semua dusun yang ada di Desa Bangunjaya, selesainya seminar warga mendapatkan bibit tanaman dari panitia kkn 112 yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan seminar.
18. Balqis Hanifah
NIM 11150960000060
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Saya berencana sosialisasi penyuluhan hukum yang diadakan pada hari Sabtu, 11 Agustus dan PPM datang ke beberapa desa termasuk desa kami untuk monitoring. Saya juga berencana melakukan penutupan mengajar di SDN Gosali pada hari Rabu, 15 Agustus. Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Saya membuat surat undangan kepada kepala dusun di Bangunjaya untuk menghadiri acara penyuluhan hukum di kelurahan. Di hari yang sama dengan acara penyuluhan hukum saya dan ketua saya mewakili monitoring dari PPM, yang mengikuti monitoring adalah dari Desa Bangunjaya, Batujajar, Rengasjajar dan Tegalega. Pada hari Rabu saya dan teman-teman yang mengajar di SDN Gosali melakukan penutupan mengajar.
19. Cherlinda Hestiane Cahyani
NIM 11151120000021
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-4
Jadwal kelompok 112 rakerkab pada minggu ini adalah penyuluhan hukum agraria dan hukum keluarga kepada masyarakat desa seluruh Bangunjaya, serta menyelesaikan pembuatan gapura Dusun Gosali dan bak sampah. Penutupan pengajaran paud pelangi di Dusun Gosali.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-4
Seminar pada minggu ini dihadiri oleh narasumber bernama Athari Farrhani sebagai pengisi penyuluhan hukum keluarga dan Muhammad Toyib selaku pemateri hukum agraria. Para peserta penyuluhan sangat antusias dengan topik pembicaraan khususnya hukum agraria warga menanyakan seputar tata kelola pertanahan yang baik dan benar.
318|RAKERKAB
Laporan minggu kelima
1. Abdul Mufahir
NIM 11150150000048
Posisi dalam Kelompok Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Di minggu terakhir saya berencana memeriahkan acara 17an di Desa Bangunjaya dengan rentetan perlombaan dan di akhiri dengan malam puncak sekaligus malam perpisahan di Dusun Gosali. Saya berencana untuk mengadakan penutupan KKN secara resmi di kantor b.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Saya memeriahkan acara 17an dengan apel kemerdekaan dan dengan banyak perlombaan, kemudian diakhiri dengan panggung gembira di malam penutupan bersama masyarakat. Saya melakukan penutupan di kantor desa bersama masyarakat dan jajaran pemerintah desa. Saya pamit kepada masyarakat dan pulang bersama teman-teman KKN 112 RAKERKAB.
2. Apriliani Suryaningsih
NIM 11150120000005
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Di minggu terakhir KKN, kami berencana fokus mempersiapkan lomba-lomba untuk perayaan HUT RI ke-73 di tingkat Desa Bangunjaya serta di Dusun Gosali. Setelah itu, kami berencana mempersiapkan acara penutupan KKN kami di dusun maupun di kelurahan.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Minggu terakhir kegiatan saya cukup padat. Mulai dari mempersiapkan perlombaan untuk 17'an, ikut membantu melatih adek-adek SDN Gosali untuk menjadi tim paduan suara di upacara 17'an Desa Bangunjaya hingga menyiapkan malam penutupan 17'an di Dusun Gosali serta acara Penutupan KKN di Kantor Kelurahan.
3. Putri Diyah Febriyanti
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Saya berencana memeriahkan kegiatan 17an, menambah pembuatan bak sampah di Sentuk, saya membantu warga membuat makanan dan mempersiapkan penutupan di Dusun dan Desa.
RAKERAB|319
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Saya membantu memeriahkan 17an dengan membuat bendera untuk menghias sekitar dusun. Saya menjadi panitia lomba kepruk air dan tarik tambang di Dusun, saya juga membantu seorang nenek yang berada di Sentuk untuk membuat makanan yang disebut opak. Kami juga mengadakan penutupan di Dusun Gosali dan di Desa, dosen pembimbing kami ikut serta dalam acara tersebut.
4. Putri Utami
NIM 11150161000083
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Minggu ini saya dan kawan-kawan berencana untuk membangun bak sampah di Kampung Sentuk. Selain itu, saya dan kawan-kawan juga berencana untuk mengikuti upacara peringatan HUT RI ke-73 dan mengadakan lomba-lomba agustusan di Kampung Gosali. Selain itu, kami juga mempersiapkan kegiatan pentas seni dan penutupan agustusan dan KKN. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Saya dan kawan-kawan bergotong royong bersama warga Kampung Sentuk. Tanggal 17 Agustus kami mengikuti upacara di lapangan Nanggung dan melakukan rangkain perlombaan Agustusan di Gosali. Sabtu malam, kami melakukan pentas pembagian hadiah sekaligus penutupan kegiatan yang berisi beberapa kesenian. Saya menarikan tari Saman bersama beberapa teman KKN.
5. Melia Septiani Heriyaman
NIM 11150183000021
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Pada minggu kelima saya dan teman-teman KKN 112 berencana mengadakan lomba 17 Agustus dengan melibatkan pemuda-pemudi Dusun Gosali. Setelah lomba selesai berencana mengadakan malam puncak sekaligus penutupan KKN 112. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
320|RAKERKAB
Pada tanggal 17 Agustus 2018 saya dan teman-teman KKN 112 menjadi peserta upacara pengibaran bendera merah putih yang diadakan di lapangan Dusun Nanggung. Upacara dihadiri oleh seluruh aparat Desa Bangunjaya. Dihari yang sama diadakan lomba 17 Agustus yang bertempatkan di lapangan jembatan 1 Dusun Gosali. Lomba diadakan selama 2 hari.
6. Banu Ginanjar
NIM 11150220000067
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Pada minggu ke lima ini, saya menyiapkan konsep yang nanti nya akan berlangsung, seperti hal nya bak sampah kumudian 17 agustusan, dan di lanjut pembagian hadiah serta penutupan KKN.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Dalam munggu ke lima ini, saya hanya memantau bak sampah, karena terhalang dengan adanya pencetakan foto, kemudian di 17 agustusan saya menjadi panitia di balap karung pakai helm. Hari penutupan saya menyiapkan dan meminjam alat-alat, untuk penutupan pada malam hari di Kampung Gosali, esok pagi nya penutupan di desa.
7. Alwi Alawiyah
NIM 11150240000021
Posisi dalam Kelompok Konsumsi
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Di minggu ke 5, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan agustusan lomba serta acara puncak malam agustusan.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Di minggu terakhir ini, kami mengikuti acara agustusan bersama masyarakat Bangunjaya. Lalu, siangnya kami mengadakan lomba agustusan dilapangan. Ada 10 lomba kami tawarkan kepada masyarakat. Lomba dibagi 3 kategori (anak-anak, dewasa, ibu-ibu dan bapak-bapak). Dan di malamnya, acara puncak berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh kepala Desa Bangunjaya.
8. Muhammad Syahrul Akbar
NIM 11150331000014
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
RAKERAB|321
Menyelesaikan pembuatan tempat sampah di Kampung Sentuk, Mengadakan penampilan pencak silat di acara penutupan, dan menutup segala rangkaian kegiatan KKN dengan warga Kampung Gosali dan Desa Bangunjaya.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Telah rampung tempat sampah di Kampung Sentuk, telah tampil dengan baik para pesilat Kampung Gosali, dan telah ditutupnya rangkaian kegiatan KKN di Kampung Gosali dengan ramai dan meriah, sedangkan di desa Bangunjaya diramaikan oleh perwakilan aparat pemerintah dari 5 dusun.
9. Animatun Fatimah
NIM 11150321000011
Posisi dalam Kelompok Publikasi dan Dokumentasi
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Di minggu ke lima saya disibukan dengan berbagai kegiatan maulai dari perpisahan SDN Gosali, perpisanhan TPA, PJ cetak foto, pembuatan dokumenter buat mini untuk ditampilkan diacara penutupan dan perpisahan di Kampung Gosali, dan juga sebagai PJ penutupan agustusan. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Dari mulai mengumpulkan foto dan membuat rencana kegiatan dengan benar-benar, walau sederhana, tapi warga alhamdulillah sangat antusias dengan acara penutupan agustusan dan paginya dilanjutkan dengan acara penutupan dikelurahan yang dihadiri oleh Ibu Masyrofah sebagai dosen pembimbing KKN, pak umar selaku kepala Dusun Sentuk Gosali dan dihadiri warga serta bu lurah.
10. Shandy Kartika Putri
NIM 11150430000096
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Pada minggu ini saya dan kawan-kawan berencana membuat bak sampah di Dusun Sentuk dan menyiapkan untuk acara perlombaan 17 agustus serta penutupan KKN. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
322|RAKERKAB
Pada minggu ke lima saya dan kawan-kawan membuat bak sampah di Dusun Sentuk. Kami dan warga saling membantu dalam proses pembuatannya. Di minggu kelima ini kami juga mempersiapkan untuk perlombaan dalam memperingati hari kemerdekaan, tidak hanya itu saja kami juga mengikuti upacara bendera. Dan terakhir kami mengadakan penutupan kkn dikantor kelurahan.
11. Muhamad Utsman Mubarok
NIM 11150480000193
Posisi dalam Kelompok Wakil Ketua
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Saya berencana mengadakan kegiatan lomba guna memperingati hari kemerdekaan dan juga mempersiapkan untuk acara perpisahan dan penutupan KKN.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Saya menjadi panitia diacara lomba kemerdekaan dan juga mempersiapkan untuk acara penutupan dan perpisahan yg mana ada perpisahan di Kampung Gosali dan ada juga yg ada di kantor desa
12. Latipah
NIM 11150480000108
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Pada minggu ke 5 pengabdian saya dan kawan kawan klompok KKN 112 banyak melakukan rapat untuk diadakannya beberapa kegiatan, seperti rapat 17 agustus, rapat pembuatan bak sampah di Dusun Sentuk, dan beberapa rapat internal lainnya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Adapun realisasi dari beberapa rapat kami yakni diadakannya berbagai lomba untuk memeriahkan 17 agustusan, dan kami ikut berkontribusi dalam membangun bak sampah di Dusun Sentuk. Pada tanggal 18 Agustus malam kami mengadakan pentutupan KKN kami bersama warga Dusun Gosali dan acara diisi dengan pembagian hadiah yang meriah dan lancar, alhamdulillah.
13. Wildan Aulia Rahman
NIM 11150510000226
Posisi dalam Kelompok Hubungan Masyarakat
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
RAKERAB|323
Di minggu ke lima saya dan teman-teman mempersiapkan lomba 17 Agustus, panggung penutupan, dan penutupan KKN di Kelurahan Bangunjaya. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Saya mengikuti upacara 17an di kelurahan dan menjadi panitia lomba 17an di Gosali yang pesertanya adalah warga Dusun Gosali. Saya juga mempersiapkan panggung pentas seni kecil-kecilan sebagai penutup program KKN kami. Dan akhirnya kegiatan KKN kami resmi di tutup oleh Bu Lurah di Aula Kelurahan Bangunjaya.
14. Astrid Haura
NIM 11151130000051
Posisi dalam Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Rencana KKN minggu kelima saya adalah membantu warga-warga yang membutuhkan bantuan saya dalam melaksanakan aktivitas mereka seperti menandur, dan berkebun. Selain itu, saya juga mempersiapkan diri untuk menjadi panitia lomba 17 Agustus dan MC dalam acara penutupan 17 Agustus sekaligus penutupan KKN. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Pada implementasinya, saya telah membantu Nini Saeni untuk mengambil singkong dan gadung, membantu Bi Een ke kebun untuk memanen singkong. Saya telah melaksanakan tugas saya menjadi penanggung jawab lomba memasukkan paku ke dalam botol dalam lomba 17 Agustus dan menjadi MC pada acara penutupan 17 Agustus sekaligus penutupan KKN.
15. Shahara Putri Gusevi
NIM 11150810000053
Posisi dalam Kelompok Bendahara
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Saya ikut meramaikan HUT RI ke 73 di Dusun Gosali serta mempersiapkan malam puncak HUT RI sekaligus malam perpisahan KKN 112 di Desa Bangunjaya, tepatnya Dusun Gosali dan di Kelurahan.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
324|RAKERKAB
Menjelang 17 Agustus, saya bersama warga ikut menghias kampung dengan memasang bendera. Pada 17 Agustus saya mengikuti upacara pengibaran bendera, dilanjut dengan perlombaan-perlombaan yang diadakan selama 2 hari. Pada malam puncak penutupan KKN dihadiri oleh Bapak Lurah. Pada 19 Agustus telah dilakukan penutupan KKN di Kelurahan.
16. Ahmad Pebian
NIM 11150920000002
Posisi dalam Kelompok Sponsorsip
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Rencana kegiatan yang saya lakukan di minggu ini adalah peringatan kegiatan perlombaan, upacara, malam puncak dan silahturahim kepada warga desa untuk pamitan pulang. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Pelaksanaan program peringatan 17an dapat antusias besar dari para warga mulai dari penghiasan kampung dengan bendera dan cat warna, pelaksanan perlombaan sampai dengan peringatan malam puncak. Pada malam puncak kelompok kami sekalian pamitan dengan warga desa, warga di sini sangat sedih dengan kepulangan kita dan sangat berterima kasih dengan kehadiran kita.
17. Rifqoh Nur Afifah Zaen
NIM 11150920000016
Posisi dalam Kelompok Acara
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
KKN 112 mempersiapkan dan mengikuti upacara 17 agustusan dan mempersiapkan perlombaan yang akan diadakan di Dusun Gosali. Serta teman teman KKN 112 mempersiapkan penutupan dan pelepasannya KKN 112 yang dihadiri oleh bapak lurah, bapak kepala dusun dan warga sekitar di lingkungan Dusun Gosali. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Melaksanakan kegiatan upacara 17 Agustus dan melaksanakan kegiatan perlombaan untuk meriahkan HUT RI ke 73 dengan berbagai banyak perlombaan. Selain itu KKN 112 menyiapkan penutupan dan pelepasan KKN 112. Acara penutupan dan pelepasan ini juga di sambut meriah oleh bapak lurah, pak kadus dan warga di Dusun Gosali.
RAKERAB|325
18. Balqis Hanifah
NIM 11150960000060
Posisi dalapm Kelompok Sekretaris
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Saya berencana memeriahkan kegiatan 17an, membuat bak sampah di Dusun Sentuk dan mempersiapkan penutupan di Dusun dan Desa.
Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Saya membantu memeriahkan 17an dengan membuat bendera untuk menghias Dusun. Saya menjadi panitia lomba sendok kelereng di Dusun, saya membuat soal untuk lomba cerdas cermat 17an di Desa. Kami membuat bak sampah lagi di Dusun Sentuk. Kami mengadakan penutupan di Dusun Gosali dan di Desa, dosen pembimbing kami ikut serta.
19. Cherlinda Hestiane Cahyani
NIM 11151120000021
Posisi dalam Kelompok Perlengkapan
Rencana Kegiatan Minggu ke-5
Minggu ini merupakan minggu terakhir KKN rakerkab di Dusun Gosali jadwal yang telah ditentukan ialah pembuatan bak sampah di Dusun Sentuk yang mana pembuatan bak sampah di duaun gosali sudah lebih dahulu diselesaikan. Pengadaan Perlombaan memperingati hari kemerdekaan serta penutupan sederhana yang dilaksanakan dengan sederhana. Implementasi Kegiatan Minggu ke-5
Pembuatan bak sampah dibantu dengan warga Sentuk. Acara selanjutanya perlombaan 17 agustus diikuti oleh warga Gosali warga sangat antusias dan perlombaan dihiasi dengan canda tawa dari para peserta lomba dan penonton. Pada penutupan KKN sekalikus penutupan perlombaan dan pengumuman pemenang lomba, kami sangat berterimakasih karena warga yang datang.
326|RAKERKAB
Lampiran 4
FORM VERIFIKASI MANDIRI
BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2018
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Kel.: 112__________________Nama Desa: Bangunjaya____________________
Nama Kel.: RAKERKAB______Nama_Dospem:_Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
Judul:_Rangkul Kebaikan di Desa Bangunjaya___________________________
CATATAN VERIFIKATOR
No Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan
1 Sampul Muka √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
2 Halaman Dalam √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
3 Tim Penyusun √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
4 LEMB. PENGESAHAN √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
5 KATA PENGANTAR √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
6 DAFTAR ISI √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
7 DAFTAR TABEL √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
8 TABEL IDENTITAS √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
9 TABEL GAMBAR √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
10 RING. EKSEKUTIF √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
11 CAT. EDITOR √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
12 LEMBAR BIDANG 1 √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
13 BAB I √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
14 BAB II √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
15 BAB III √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
16 BAB IV √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
17 BAB V √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
18 LEMBAR BIDANG 2 √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
19 BAB VI √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
20 BAB VII √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
21 DAFTAR PUSTAKA √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
22 BIOGRAFI SINGKAT √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
RAKERAB|327
23 LEMBAR PEMISAH √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
24 LAMPIRAN √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
25 Sampul Belakang √ ada □ tdk ada √ sesuai □ belum sesuai
Kesimpulan
DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA LAPORAN HASIL KEGIATAN KKN-PpMM 2018 KELOMPOK 112 TELAH DIVERIFIKASI DAN DIYATAKAN : SESUAI / TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK KESESUAIN ISI MAUPUN TEKNIS PENULISAN.
*( Coret yang dianggap perlu
Ciputat, 17 Desember 2018 Verifikator Kesesuaian Konten Nama ___Astrid Haura____________tanda tangan_______________________________ Nama ____Balqis Hanifah__________tanda tangan______________________________ Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan Nama _____ Astrid Haura _________tanda tangan_______________________________ Nama ____ Balqis Hanifah ________tanda tangan_______________________________
Mengetahui, Dosen Pembimbing Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si NIP. 19781230 200112 2 002
Catatan Dosen Pembiming/Editor:
328|RAKERKAB
Lampiran 5
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Kami yang bertanda tangan yang dibawah ini,
NAMA NIM TANDA TANGAN
1. Abdul Mufahir 11150150000048
2. Apriliani Suryaningsih
11150120000005
3. Putri Diyah Febriyanti
11150140000108
4. Putri Utami 11150161000083
5. Melia Septiani Heriyaman
11150183000021
6. Banu Ginanjar 11150220000067
7. Alwi Alawiyah 11150240000021
8. Muhammad Syahrul Akbar
11150331000014
9. Animatun Fatimah 11150321000011
10. Shandy Kartika Putri
11150430000096
11. Muhammad Utsman Mubarok
11150480000193
12. Latipah 11150480000108
13. Wildan Aulia Rahman
11150510000226
14. Astrid Haura 11151130000051
15. Shahara Putri Gusevi
11150810000053
16. Ahmad Pebian 11150920000002
17. Rifqoh Nur Afifah Zaen
11150920000016
18. Balqis Hanifah 11150960000060
19. Cherlinda Hestiane Cahyani
11151120000021
RAKERAB|329
Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku
Laoran Hasil Kegiatan PpMM 2018 kelompok 112 adalah benar telah bebas
dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila di kemudian hari pernyataan ini
terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Dengan pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Ciputat, 17 Desember 2018
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
NIP. 19781230 200112 2 002
330|RAKERKAB
RAKERAB|331
top related