bengkel listrik semester 3
Post on 07-Aug-2015
402 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dengan perkembangan zaman sekarang ini, kebutuhan hidup
manusia akan hal yang berhubungan dengan kelistrikan semakin
tak dapat dipungkiri, baik pada industri maupun pada konsumen
masyarakat umum,hampir semua peralatan yang digunakan sehari-
hari menggunakan listrik.
Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik
didalam berbagai hal, maka diperlukan suatu acuan standar, baik
untuk keamanan instalasi maupun perlengkapanya agar dapat
dipakai secara terus-menerus dan aman terutama dari bahaya –
bahaya yang mungkin terjadi.
Selain itu dalam penguasaan materi baik teori maupun prakteknya,
maupun dalam melaksanakan pemasangan instalasinya juga harus
memenuhi prinsip – prinsip dasar suatu instalasi yaitu :
1.Kehandalan (Accersibility)
2.Ketercapaian (Reability)
3.Ketersediaan (Aviability)
4.Keindahan
5.Keamanan (Safety)
6.Ekonomis (Economics)
7.Pengaruh Lingkungan (Impact On Environment)
Dengan berpedoman pada prinsip – prinsip dasar diatas, maka
sangat diperlukan informasi dan petunjuk – petunjuk yang sangat
bermanfaat, seperti halnya dalam pengerjaan Praktek Bengkel
Semester III ini.
1LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
1.2 Rumusan Permasalahan
Dalam praktek bengkel semester III ini diharapkan mahasiswa
dapat mengetahui maksud dan tujuan praktek. Sehingga dalam
melaksanakan praktek mahasiswa tidak mengalami kesulitan.
Untuk mencapai tujuan tersebut masalah yang harus diselesaikan
adalah cara membuat suatu instalasi dengan baik dan benar. Setiap
mahasiswa wajib mengetahui cara membuat suatu instalasi yang
sesuai dengan prinsip – prinsip dasar instalasi.
Adapun cara pemasangan intalasi harus mengikuti gambar yang
telah ditentukan.
1.3 TUJUAN
Dari pelaksanaan praktek bengkel “PROYEK INSTALASI RUMAH
TINGGAL A. B SUDOMO” terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai
antara lain:
1. Mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen yang
digunakan pada Praktek Bengkel III.
2. Mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan baik
dan benar.
3. Mampu merangkai rangkaian sesuai dengan gambar.
4. Mampu mengerjakan Instalasi Listrik dengan urutan kerja yang
sesuai.
5. Dapat membedakan bagaimana rangkaian otomatis dan
manual.
6. Agar mahasiswa mampu merencanakan suatu instalasi listrik
on plaster.
2LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
BAB II
TEORI DASAR
2.1 TUJUAN
Diharapkan dengan adanya praktek bengkel semester III ini para
mahasiswa/i dapat :
1. Mengetahui cara kerja peralatan listrik yang dipakai.
2. Terampil dalam mengecek kebenaran rangkaian.
3. Terampil dalam mengawati rangkaian.
4. Terampil dalam memasang komponen yang digunakan.
5. Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik.
6. Mengetahui dasar - dasar menginstalasi panel.
7. Dapat menentukan ukuran, jenis dan warna penghantar.
8. Dapat menentukan jenis rangkaian yang dipakai dalam
ruangan tertentu.
9. Dapat membedakan rangkaian Automatis dan Manual.
.
Dan pada bab ini saya akan menjelaskan cara kerja atau prinsip
kerja dari komponen – komponen yang dipakai dalam praktek
bengkel listrik semester III.
3LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.2 Komponen yang digunakan dalam praktek
2.2.1 Saklar Seri
Saklar seri biasanya digunakan dalam ruangan-ruangan
yang membutuhkan penerangan yang terpisah. Saklar seri
umumnya mempunyai empat terminal yaitu dua terminal in put
yang ditandai dengan warna merah dan dua terminal untuk out
putnya yang ditandai dengan warna putih. Untuk dua terminal in
putnya diseri, kerja saklar tidak saling mempengaruhi. Sedangkan
untuk dua terminal out putnya masing-masing ke beban.
4LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
N
L
PE
Cara kerja dari gambar diagram pengawatan diatas adalah
sebagai berikut :
Lampu C1 akan menyala jika saklar seri C1 ditekan, lampu C2
akan menyala jika saklar C2 ditekan. Jadi kesimpulannya lampu
dioperasikan sendiri-sendiri dan tidak saling mempengaruhi ON –
OFF kedua lampu tersebut.
2.2.2 SAKLAR SILANG
Saklar silang pada dasarnya adalah gabungan dari dua buah
saklar tukar, tetapi pada saklar silang terminal outputnya dikopel
masing-masing dua terminalnya. Sistem pengaturan penerangan
saklar silang digunakan untuk melayani keadaan ON dan OFF dari
tiga tempat atau lebih. Saklar silang untuk sistem penerangan
pada lorong-lorong besar dan pada gedung-gedung bertingkat.
5LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
N
L
A1 A2
A1A2
Gambar Diagram Pengawatan Untuk Saklar Seri
Saklar silang mempunyai dua posisi pengoperasian. Terminal-
terminal dari saklar tersebut terdiri dari dua terminal masukan
untuk penghantar aktif dan dua terminal lagi masing-masing ke
beban. Hubungan dari terminal tersebut adalah P1 dengan 1, P2
dengan 2. Sistem saklar silang dapat dilakukan lagi untuk
mendapatkan tempat pengoperasian dari banyak tempat dengan
cara memasang kombinasi antara saklar tukar dengan saklar
silang. Berikut sistem pengaturan kombinasi dari dua buah saklar
tukar dengan satu buah saklar silang. Dari gambar diatas dapat
dilihat jika salah satu saklar ditekan maka dapat merubah keadaan
lampu sebagai beban dalam keadaan ON atau OFF. Sistem
pengaturan ini dipakai untuk melayani beban dari tiga tempat atau
lebih.
6LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.2.3 SAKLAR TUKAR
Saklar tukar biasanya disebut saklar dua arah. Sistem
pengaturan dua arah untuk menghidupkan dan mematikan
rangkaian dari suatu pemakai, dimana pengoperasiannya dapat
dilakukan dari dua tempat terpisah. Pemakai bisa dioperasikan
secara bergantian. Saklar tukar mempunyai tiga kutub, sering juga
disebut saklar ganda kutub satu yang mempunyai satu input dan
output ke beban.
Cara kerja saklar ini tidak beda dengan saklar tunggal, hanya saja
saklar tukar mempunyai 2 Out put, tetapi sklar tukar hanya bias
menghidupkan salah satu lampu saja, dengan kata lain lampu
menyala
7LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
PEN
L
secara bergantian. Saklar tukar ini digunakan untuk
mengoperasikan dua beban secara bergantian dengan sumber
tegangan yang sama dalam kondisi ON atau OFF dari dua tempat.
Artinya saklar ini dipasang untuk menyalakan satu buah lampu
dengan menggunakan satu buah saklar tukar.
Cara kerja rangkaian pengawatan dua buah saklar tukar :
8LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
N
LPE
Diagram Pengawatan Untuk Dua Buah Saklar Tunggal
N
LPE
Dalam sistem pemasangannya, lampu penerangan dihubung seri
dengan kedua saklar dimana kawat penghubungnya disebut
penghantar penghubung. Terminal masukan dari salah satu saklar
tukar dihubungkan dengan penghantar aktif, dan terminal
masukan lainnya dihubungkan ke lampu penerangan oleh
penghantar saklar.
2.2.4 TOMBOL TEKAN
Tombol tekan merupakan jenis saklar tunggal tetapi prinsip
kerjanya hanya bekerja sesaat tidak mengunci seperti saklar
tanggal atau saklar lain.
9LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Cara kerja rangkaian diatas adalah apabila tombol ditekan lampu
akan menyala, kemudian dilepas kembali ke posisi semula maka
kondisi lampu akan padam. Dalam proyek AB Sudomo tombol
tekan digunakan untuk mengoperasikan saklar impuls.
2.2.5 TOMBOL TEKAN DENGAN LAMPU TANDA
Tombol tekan ini pada dasarnya sama dengan tombol tekan
biasa dalam hal prinsip kerjanya, hanya lampu tanda disini
fungsinya sebagai lampu indicator apakah saklar dalam posisi
operasi atau tidak
Pada saat lampu mati saklar pada posisi OFF maka lampu tanda
dalam posisi terseri dengan tegangan 220 Volt ini menyebabkan
tahanan pada lampu tanda menjadi lebih besar dibanding tahanan
pada lampu penerangan. Maka sebagian besar tegangan sumber
220 Volt didrop oleh lampu tanda, akibatnya lampu tanda menyala.
Dan pada saklar posisi ON maka lampu tanda akan mati,
dikarenakan hubungan paralel langsung dengan saklar terseri
dengan tegangan 220 Volt dengan menghubungkan ke beban
10LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
NPEL
lampu sehingga lampu tanda disini tidak berfungsi dikarenakan
tegangan mengalir melalui saklar ke beban (lampu tanda menjadi
terjembatani/terhubung singkat).
2.2.6 KOTAK KONTAK
Kotak kontak adalah suatu susunan gawai yang memberikan
tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak kontak disebut juga
komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada suatu bagian
instalasi.
Kotak Kontak mendapatkan sumber langsung dari instalasi, jadi
bias dibilang bahwa kotak kontaktidak terpengaruh oleh sklar
apapun.. Rangkaian penerangan terpisah dengan kotak kontak
dalam hubungan paralel. Besar tegangan pada kotak kontak
antara penghantar aktif dengan tahanan adalah 220 Volt.
2.2.7 SAKLAR IMPULS
11LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Lampu Tanda
NPEL
Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan
impuls yang diberikan secara sesaat dengan menggunakan
tombol tekan, pada dasarnya impuls mempunyai empat terminal,
dimana dua terminal dengan notasi A1 dan A2 menandakan untuk
terminal masukan sumber koil magnet dan dua notasi 1 dan 2
menandakan anak kontak impuls untuk mengoperasikan beban.
Dari symbol diagram diatas terlihat pada saklara impuls hanya
mempunyai satu anak kontak saja, sehingga dapat disimpulkan
bahwa fungsinya sama dengan saklar tunggal hanya prinsip
kerjanya saja yang berbeda.
Sistem pengaturan sebuah lampu dengan
mengunakan saklar impuls dengan dua buah
tombol tekan yang disusun secara paralel. Selain
itu kondisi lampu akan berubah ON atau
OFF bila tombol ditekan, jadi prinsip kerjanya
saklar akan berubah pada setiap impuls yang
diberikan. Disini saklar impuls mempunyai
12LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
dua posisi kontak yaitu kontak On pada impuls pertama dan
kontak OFF pada impuls kedua. Lamanya pengoperasian dari
kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Jadi
kesimpulannya lampu diatas dapat dioperasikan dari dua tempat
dengan bantuan dua buah tombol tekan.
2.2.8 STAIRCASE
Staircase adalah saklar pewaktu yang cara kerjanya sama
seperti timer, dimana ia bekerja berdasarkan waktu yang
ditentukan. Staircase salah satu saklar yang bekerja secara
magnetis yang akan memutuskan rangkaian secara otomatis
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Staircase tiga kawat tidak menambah waktu apabila dalam
operasinya tombol tekan ditekan sebanyak mungkin, sebelum
habis waktu operasi semula. Sedangkan untuk staircase 4 kawat
akan menambah waktu walaupun saklar masih dalam beroperasi
dengan cara menekan tombol tekan berulang
kali maka sisa waktu yang masih ada bertambah
dengan setting waktu yang telah ditentukan.
Pada rangkaian staircase diatas anak kontak
staircase ke beban diseri tombol tekan. Cara
kerjanya apabila tombol tekan ditekan arus akan
berhenti pada anak kontak yang masih membuka
13LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2
P
N
1
karena koil mendapat sumber langsung dari line maka koil akan
menjadi magnet dan menarik anak kontak dan lampu akan
menyala. Bila setting waktu telah habis maka anak kontak kembali
membuka, bila ingin menambah waktu kita hanya menekan tombol
tekan saja.
2.2.9 LDR (Light Depended Resistor)
LDR atau sensor cahaya adalah saklar yang bekerja
berdasarkan cahaya yang diterima, di dalam sensor cahaya telah
dipasang suatu alat yang berfungsi untuk mengontrol cahaya yang
14LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
NPEL
masuk jika mencapai cahaya yang telah ditentukan maka dalam
sensor cahaya akan terjadi reaksi elektronis yang dapat
menghubungkan suatu tegangan yang terlebih dahulu telah dirakit
sesuai dengan terminal-terminalnya. Di dalam LDR ada tiga
terminal yaitu dengan notasi Line sebagai terminal masukan
sumber tegangan dan notasi N sebagai terminal masukan netral
kemudian notasi Load menandakan tempat terminal keluaran ke
beban
Cara kerjanya adalah Jika LDR menerima cahaya maka LDR akan
berfungsi sebagai saklar, yaitu memutuskan arus yang mengalir
kebeban. Begitu juga sebaliknya apabila LDR tidak menerima
cahaya maka LDR akan mengalirkan arus kebeban.
2.2.10 TIMER (Saklar Waktu)
Saklar waktu adalah saklar yang ON dan OFF nya
tergantung waktu yang telah ditentukan dalam 24 jam sehari.
Saklar waktu ini akan terus bekerja selama masih ada tegangan
yang mengalir ke koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak
mempengaruhi komponen apapun.
15LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.2.11 KONTAKTOR (Relay Kontaktor)
Kontaktor adalah suatu saklar yang menggunakan sistem
elektromagnetik sama halnya dengan saklar impuls kontaktor
mempunyai anak kontak, tetapi Kontaktor memiliki lebih dari satu
anak kontak yang terdiri dari anak kontak NO (Normally Open) dan
NC (Normally Close).
Dari beberapa kontaktor kita dapat membuat beberapa rangkaian
kontrol yang dapat mengoperasikan dengan berbagai sistem
antara lain pengoperasian dengan pengunci. Cara kerja dari
kontaktor yaitu apabila mekanis (koil) dialiri arus listrik maka dalam
koil akan timbul medan magnet dan akan menarik anak kontak NO
dan NC sehingga berubah dari posisi semula. Jadi relay hanya
akan bekerja jika teraliri arus listrik.
2.3 Dasar Teori
Latihan bengkel semester III adalah merupakan pengembangan
dari praktek bengkel pada semester sebelumnya dan merupakan
16LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
langkah awal untuk menuju kedalam suatu pengisntalasian yang
lebih baik lagi.
Pada job ini penggunaan panel telah dilaksanakan yang mana
panel merupakan perlengkapan hubung bagi tempat kontrol suatu
sistem penerangan dengan demikian diharapkan nantinya apabila
mendapat suatu praktek system penginstalasian yang menggunakan
panel yang lebih baik, maka tidak akan mendapat banyak kesulitan,
sebab telah mampu menguasai dasarnya.
Dalam latihan kerja bengkel semester III ini ada dua macam
system pengoperasian dari rangkaian, yaitu sistem Manual dan Auto.
Sistem Auto
Yaitu system penerangan akan beroperasi sendiri bila keadaan
gelap. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan LDR, Staircase
dan Timer, yang mana LDR akan bekerja bila keadaan luar terang
tahanan LDR besar dan lama waktu kerja di setting oleh Timer.
Selain itu menggunakan Staircase untuk penerangan sementara
( tergantung setting waktu ).
Sistem Manual
Yaitu system penerangan dioperasikan dengan menekan tombol
Staircase saja. Untuk pembagian grup diatur dengan MCB sebanyak
4 buah yang mana masing-masing MCB 4 ampere.
Dalam suatu praktek biasanya tidak lepas dari teori mengenai
bahan dan peralatan yang akan digunakan. Hal ini karena teori dan
praktek saling berhubungan. Dimana teori akan terbukti
kebenarannya dengan melakukan praktek.
2.3.1 Instalasi On Plester & In Plaster
17LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalasi ON Plester
dan instalasi IN Plester. Instalasi ON Plester biasanya banyak
digunakan pada industri-industri besar yang memiliki jaringan
instalasi yang cukup banyak sehingga instalasi ON Plester ( pada
permukaan dinding) , dirasa cukup mudah dalam perawatan dan
renovasi apabila instalasi tersebut mengalami gangguan. Sedangkan
instalasi IN Plester banyak digunakan pada rumah yang umumnya
terbuat dari tembok atau merupakan kebalikan dari instalasi ON
Plester cara pemasangan instalasinya, instalasi semacam ini juga
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Dilihat dari keuntungan instalasi semacam ini jauh lebih rapi, indah
dan lebih tahan lama karena tempat pemasangan instalasi ini di
dalam tembok sehingga komponen di dalamnya terjaga, selain itu
instalasi ini mempunyai kekurangan yaitu apabila terjadi gangguan
pada salah satu komponennya maka kita harus membobok dinding
terlebih dahulu sehingga kurang efektif.
2.3.2 Panel Distribusi
Dalam suatu rangkaian instalasi listrik yang rumit dan kompleks
sangat sukar memeriksa suatu bagian yang mengalami kerusakan
disamping sebagai perangkat hubung bagi daya pada suatu instalasi
juga merupakan sebagai sarana kontrol dari kerja suatu rangkaian
kontrol dan kelistrikan.
Yang dimaksud panel kontrol adalah tempat kedudukan dari
peralatan kontrol sebagai tempat menghubungkan bagian daya dari
sumber tegangan menuju beban. Peralatan-peralatan dari panel
harus sedemikian rupa sehingga panel tersebut mudah dipelihara,
diperiksa dan pelayanan beban dapat dengan mudah untuk dicapai.
18LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.4Group Satu
Group satu merupakan group bagi penerangan yang dipasang
diruang tamu, ruang makan dan dapur. Ruang tamu dan ruang
makan diaktifkan oleh sebuah saklar seri. Selain itu pada ruang tamu
disediakan sebuah kotak, kotak ini berguna untuk keperluan yang
ada. Jalur instalasi dua ruangan ini langsung dilayani oleh keluaran
phase dari F1.
Sementara untuk ruangan dapur penerangan diaktifkan oleh dua
buah tombol plus sebuah stop kontak guna keperluan dapur yang
biasanya memerlukan energi listrik dan dua tombol tersebut dibuat
dengan maksud agar penerangan di ruang dapur dapat diaktifkan
19LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
dari dua tempat yang salah satu tombol tersebut tetap ditempatkan di
ruang dapur. Jika ingin menambah tombol lagi guna mengaktifkan
ruang dapur dari lebih dari dua tempat cukup dengan
menghubungkan paralel tambahan tombol dengan tombol yang
sudah ada. Hal ini dimungkinkan karena digunakannya saklar impuls
sebagai pengontrol penerangan dapur.
2.5Group Dua
Group dua tidaklah terlalu istimewa karena kedua ini fasa
langsung diberikan kebeban tanpa harus mengalami pengontrolan
oleh alat atau saklar-saklar yang dipasang pada group-group lain.
Group ini melayani penerangan kamar mandi, kamar tidur, selasar
dan ruangan panel. Dimana penerangan masing-masing ruangan
tersebut diaktifkan oleh sebuah saklar silang dan dua buah saklar
tukar yang dikombinasikan sehingga mampu menjadi saklar pengaktif
penerangan yang dapat mengaktifkan penerangan pada ruang-ruang
yang dimaksud dari tiga tempat yang berbeda.
20LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Pemasangan tiga saklar untuk satu penerangan di masing-masing
ruangan tersebut diatas, sebenarnya tidak menguntungkan secara
ekonomis. Tetapi perthitungan ekonomis akan sedikit diabaikan jika
ruangan yang tersedia memang cukup luas sehingga pengaktifan
penerangan dari satu tempat dianggap kurang efektif.
2.6Group Tiga
Group tiga inilah bebannya benar-benar tergantung pada kontrol
yang dipasang pada group empat. Group ini digunakan untuk
penerangan jalan, parkir luar dan dalam rumah. Group ini tidak
memiliki sebuah pengaktif, sedikitpun bahkan seperti yang diuraikan
diatas bahwa aktifnya group tiga ini sangat bergantung pada kontrol
di group empat. Oleh karena itu aktifnya group tiga ini dijelaskan
pada pengaktifan di group empat.
21LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
2.7Group Empat
Group empat ini berisi peralatan kontrol yang sumber energinya
langsung diberikan pada F4. Aktifnya penerangan di group tiga
berupa penerangan jalan dan parkir di kontrol sebuah saklar selector
dimana untuk mengaktifkannya dapat dipilih dua keadaan yaitu dapat
diaktifkan secara manual dengan menekan tombol yang tersedia di
dua tempat yang berbeda dimana penggunaannya secara manual ini
dimaksudkan untuk mengatasi keadaan-keadaan darurat apabila
22LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
kondisi auto tidak dapat berfungsi dengan baik. Keadaan kedua
adalah pengoperasian secara auto dimana operasi ini dilakukan oleh
sebuah timer yang dapat kita sesuaikan operasi waktunya sesuai
fungsi penerangan jalan dan parkir luar yaitu hanya akan beroperasi
pada siang hari.
Selain itu operasi auto ini dikontrol pula oleh sebuah saklar dimmer
atau saklar surya yang akan menjaga penerangan jalan dan parkir
tetap aktif bila malam telah tiba. Dengan dibatasi oleh saklar timer
dan dipergunakannya saklar surya, keaktifan kerja penerangan yaitu
penerangan luar dan parkir akan lebih baik. Satu yang hampir
23LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
terlupakan yaitu bahwa pengaktifan salah satu kondisi yaitu kondisi
manual lampu tanda akan aktif, yang memberitahukan bahwa posisi
yang ada adalah posisi manual.
Dari analisa ini dapat dilihat langkah-langkah dalam perakitan tiap-
tiap instalasi per group.
BAB III
DAFTAR MATERIAL DAN KOMPONEN
3.1 Material dan Komponen
No Nama Peralatan/bahan Jumlah Satuan Keterangan
A. Pipa dan Alat Bantu
1 Pipa (5/8”) PVC 6,75 Meter Lokal
2 Benda siku (elbo)5/8” PVC 9 Buah Lokal
3 Cabang T 1 Buah Lokal
4 Klem 16 Maluminium 40 Buah Lokal
5 Klem pipa 42 Buah Lokal
6 Klem NYM 9 mm dengan paku 12 Buah Lokal
B. Saklar dan peralatannya
7 Timer 1 Buah Tender
8 Saklar Tukar 2 Buah Tender
9 Saklar Silang 1 Buah Tender
10 Saklar Seri 1 Buah Tender
11 Saklar Selector 1 Buah Tender
12 Saklar tekan dengan lampu tanda 1 Buah Tender
13 Saklar tekan dengan Lampu IP 55 1 Buah Tender
14 Lampu tanda (merah) 1 Buah Tender
15 Jungtion Box 4 Buah Tender
24LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
16 Kotak kontak 1 fhase + PE 3 Buah Tender
17 Fiting Duduk 6 Buah Tender
18 Roset Kayu 2 Buah Tender
19 LDR( Light Depended Resistor) 1 Buah Tender
20 Saklar Tekan 2 Buah Tender
C. Panel
21 MCB 4 Buah Tender
22 Relay Kontraktor 220 V/10A 2 Buah Tender
23 Saklar Impuls 220 V 1 Buah Tender
24 Saklar Staircase 1 Buah Tender
25 Bus Bar Tembaga 3-5 x 15 mm 280 Mm Lokal
26 Profil untuk terminal 150 Mm Tender
27 Profil dudukan Relay 200 Mm Tender
28 Terminal 4 mm2 (line up terminal) 15 Buah Tender
29 Penaruh terminal 1 Buah Tender
30 Plat Penutup 1 Buah Tender
31 Terminal 6 mm 2 1 Buah Tender
32 Plat Penutup item 35 6mm2 1 Buah Tender
33 Plat pemisah 6mm2 1 Buah Tender
34 Wiring Channel 400 Mm Tender
35 Kabel NYM 3 x 1,5 mm2 pejal 3,4 Meter Lokal
36Kabel NYM 3 x 1,5 mm2 warna Ph
N, PE1 Meter Lokal
37NYA 1,5 mm 2 hitam, merah,
kuning37,5 Meter Lokal
38 NYA 1,5 mm2 Biru Tua 13 Meter Lokal
39 NYA 1,5 mm2 Hijau Kuning 13,5 Meter Lokal
40 Steker 10 – 16 PNPE 1 Buah Tender
41 NYAF 3 x 1,5 mm2 serabut 1 Meter Lokal
42 D. Mur, Baut dan Sekrup Panel
43 Sekrup Kayu, Kepala M2 bulat 170 Buah Lokal
44Sekrup Kayu, rata perseng 4 x 30
(20)18 Buah Lokal
25LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
45 Mur Baut M4 x 10 20 Buah Lokal
46 Mur Baut M4 x 50 8 Buah Lokal
Mur Baut M4 x 15 4 Buah Lokal
47 Rumah Kontrol Panel (Housing) 1 Buah Lokal
48 Bingkai Panel 1 Buah Lokal
49 Mur Geser M4 4 Buah Lokal
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1Analisa Hasil Praktek Instalasi ON Plaster
Deskripsi instalasi ON Plaster proyek sudomo ini adalah bahwa
penerangan proyek ini terbagi atas 4 group. Dimana masing-masing
group diamankan oleh sebuah MCB dan pemasangan instalasi
dilakukan di permukaan tembok yang tentunya tidak lepas dari
pemasangan pipa beserta penghantarnya. Sumber bagi 4 group
tersebut diambil langsung dari jaringan PLN yang ada pada
prakteknya langsung diambil dari KWH meter sehingga tidak perlu
memasang KWH terlebih dahulu.
A. Perakitan panel
Dalam merakit panel, bahan – bahan yang merupakan bahan
yang harus dipasang hendaknya sudah harus siap. Dikarenakan
pada praktek ini tidak melakukan pembuatan kotak panel maka
semua hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan panel tidak
mengalami pembahasan disini.
Pertama adalah mengambil panel dan memasang panel pada
papan kerja. Ukuran-ukuran pemasangan panel hendaknya sudah
26LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
diukur dan dilubangi atas panel/ langit langit panel guna
mempermudah pemasangan pipa pada panel
Kotak panel disekrupkan dengan sekrup menempel erat ,
dilanjutkan dengan pemasangan tutup kotak panel.
Pemasangan berikutnya adalah pemasangan profil-profil yang
diperlukan guna tempat melekatnya peralatan nantinya. Setelah
diperkuat dengan baut/mur, diyakinkan agar tidak bergerak lagi.
Berikutnya pemasangan wiring chanel yang dipasang disebelah
kiri dari penutup pintu panel dilihat dari depan. Wiring langsung
dilekatkan dengan roundhead mur.
Selanjutnya adalah pemasangan bus bar memiliki beberapa
baut guna perekatan kabel nantinya sehingga baut-baut perekat
tersebut harus sudah dipasangkan dan langsung diikatkan dengan
papan pertinax dan diikatkan dengan mur geser pada profil C.
Perlu diingat bahwa bus bar yang terpasang ada dua buah yaitu
bus bar untuk netral dan PE. Khusus yang PE, bus barnya mesti tidak
terhalang oleh isolator apapun termasuk pertinax sebab bus bar PE
mesti terhubung langsung dengan badan kotak panel.
Setelah itu adalah pemasangan rumah MCB yang dikaitkan
pada profil C dibagian bawah dalam papan panel tersebut.
Setelah semua peralatan yang perlu ditempel selesai
direkatkan, dilanjutkan dengan pemasangan peralatan seperti rumah
relay, K1, K4T, K6T, K7, K9A, line up terminal, terminal blok sumber.
Sampai disini perakitan panel sudah dapat dianggap selesai.
Langkah berikutnya adalah pemasangan pipa, saklar-saklar, Fitting,
Tombol, Jungtion Box, Swicth Selektor, Stop Kontak, LDR dan
Lampu tanda. Tentu setelah semua ukuran telah ditetapkan.
Guna mempermudah pemasangan dan pengawatan disarankan
agar pada pemasangan peralatan tersebut diatas dan pemasangan
27LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
pipa diikuti oleh pengawatan kabel sehingga tidak mengalami
kesulitan bila nantinya sudah dipasang pipa terlebih dahulu.
Pemasangan kawat kepada alat-alat tersebut diatas sesuai
dengan karakteristik alat seperti yang telah dijelaskan didepan.
4.2Pemasangan/Pengawatan Instalasi
Pengawatan ini memerlukan sedikit ketelitian karena ia tidak
akan pernah bekerja sesuai dengan fungsinya jika pengawatan yang
dipasangkan pada alat adalah salah.
Dalam pengawatan tersebut sebaiknya digunakan sedikit trik
yaitu mengerjakan pengawatan pergroup. Sehingga bila berhasil
mengerjakan group yang satu baru kemudian dilanjutkan dengan
group yang lain.
Baiknya kita mulai pengawatan pada group dua yang lebih
mudah dan ini salah satu trik yang lainnya yaitu mengerjakan
instalasi yang lebih mudah dahulu.
Pengawatan digroup ini dimulai dari pemasangan kabel netral
kotak kontak dan langsung dihubung seri dengan holder kawat di
fitting dan langsung dihubungkan dengan jungtion box. Untuk kabel
phasa sebaiknya langsung dihubungkan dari jungtion box ke phasa
kotak kontak baru dan dijumper ke saklar tukar. Keluaran saklar tukar
dihubungkan dengan saklar silang. Keluaran saklar silang sekali lagi
harus lebih diperhatikan. Agar tidak salah, jumperkan saja antara
kanan dengan kanan dari kedua keluaran saklar silang dan dari kiri
ke kiri dari keluaran yang lain dan tarik kedua kabel keluaran dari
kanan dan kiri saklar silang tersebut. (kalau lebih jelasnya baca
28LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
pengawatan saklar silang dibagian depan pemasangan saklar ini).
Dua kawat keluaran dihubungkan dengan dua holder saklar tukar dan
keluaran saklar tukar yang tinggal satu tersebut langsung
dihubungkan dengan holder kawat fitting lampu di group dua.
Sementara kawat PE cukup dihubungkan ke kotak kontak.
Idealnya setiap lampu diberi PE khususnya TI, karena lampu yang
dipasang berupa lampu bohlam dengan fitting dari plastic sehiingga
sudah cukup aman tanpa ada tambahan PE lagi.
Dari jungtion box diteruskan masuk ke pipa sampai ke panel
kontrol dan dihubungkan langsung kepada fuse dua melalui line up
terminal. Untuk PE dan netral langsung diikatkan pada bus bar
terminal masing-masing.
Berikutnya yang paling gampang lagi adalah group tiga dimana
penerangannya hanya berupa dua buah lampu yang dihubung secara
paralel.
Cara pemasangan adalah sama dengan memasang lampu
biasa dan dipasang tanpa PE. Bedanya fhasa lampu tersebut
dihubungkan langsung ke line up terminal dan ditandai dengan tanda
tertentu yaitu U3.
Untuk group dua pemasangan sebaiknya hubungan antar
terminal seperti keluaran saklar seri yang langsung menuju lampu A1
dan A2. Selain itu adalah pemasangan tombol yang dipasang secara
paralel lebih baik diselesaikan terlebih dahulu. Demikian pula untuk
kotak kontak langsung saja dihubungkan secara paralel di jungtion
box. Selesai pemasangan, phasa stop kontak dan saklar seri
dimasukan pipa menuju kotak panel dan dihubungkan langsung ke
line up terminal dengan tanda L1. Sementara untuk dua kabel tombol
setelah berada di panel langsung ke line up terminal dengan tanda
nomor 1 dan 2. Untuk lampu D tidak perlu disambung di jungtion box,
29LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
cukup disambung dari fitting langsung menuju kotak panel dengan
tanda U1.
Penting untuk diketahui bahwa penyambungan di jungtion box
harus memiliki kabel lebih sebagai spare agar bila terjadi kesalahan
atau kesulitan penyambungan instalasi disebabkan pendeknya kabel
dapat diatasi.
Untuk pemasangan di group empat, lebih mudah memasang
tombol staircase dengan hubungan paralel yang langsung
dihubungkan pada jungtion box dan dari jungtion box langsung
menuju kotak panel dan dihubungkan pada line up terminal dengan
diberi tanda nomor 8 dan 9.
Pemasangan berikutnya adalah pemasangan saklar surya.
Untuk pemasangan alat yang satu ini perlu diperhatikan.
Pemasangan yang benar adalah menghadap ke bawah masukan
kabelnya. Hal ini guna menghindari masuknya air bila kita melakukan
pemasangan di luar rumah/di lapangan.
Kabel yang dipergunakan adalah kabel NYM 3 x 1,5 mm2.
Pemasangannya adalah warna biru untuk netral, kuning pada beban
dan hitam untuk sumber bagi LDR. Pemasangan akan dapat
dilakukan setelah membuka tutup kotak saklar dinner tersebut,
karena pelekatan kabel berada didalam kotak saklar surya atau
dimmer tersebut.
Kabel keluaran dari kotak dilekatkan dengan klem NYM 9 mm2
langsung menuju kotak panel dan diberi tanda dengan nomor 10 dan
11.
Setelah itu adalah pemasangan yang terakhir yaitu saklar
selector. Setelah membuka kotak saklar selector tersebut,
pemasangan kabel dapat dilakukan. Karena pemasangan saklar
diikuti dengan pemasangan lampu indikator, maka sebaiknya
30LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
pemasangan saklar ini diikuti dengan pemasangan lampu indikator
terutama kawat-kawat penghantar.
Jangan lupa memasangan penghantar netral pada lampu tanda
ini sehingga dalam pipa instalasi untuk saklar selektor berisi 5
penghantar. Penghantar-penghantar tersebut langsung dihubungkan
ke line up terminal dengan penandaan nomor : 3 untuk fhasa sumber
4, untuk sumber kontrol secara manual dan 5 untuk sumber kontrol
outomatis.
Untuk penghantar lampu tanda dipanel pada line up terminal
diberi nomor 6 untuk phasa dan 7 untuk netral atau langsung
disambungkan ke busbar netral.
Satu hal yang harus diingat lagi yaitu banyak kabel atau
penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa instalasi yaitu tidak
lebih dari 6 penghantar. Jika lebih, diharuskan menggunakan pipa
yang lebih besar diameternya. Hal ini dimaksudnya guna menjaga
dan menghindari adanya gesekan mekanis yang dapat menyebabkan
rusaknya isolasi kabel sehingga dapat menyebabkan kebakaran
ataupun karena faktor lainnya.
Dianjurkan dalam mengikat kabel pada busbar, kotak kontak
dan untuk pemasangan yang sifatny tidak melakukan penjepitan oleh
mur seperti pada peralatan yang dipasang, agar menggunakan teknik
mata itik dalam merekatkan kabelnya agar pemasangan kabel lebih
kuat dan tidak mudah lepas. Tentunya pembuatan mata itik ini telah
dipelajari di semester sebelumnya.
Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada
bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :
Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masing-
masing rumah fuse. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse
yang lain dari rumah fuse pertama dengan pemasangan
31LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
yang seragam dalam arti jika dipasangan dibagian bawah
rumah fuse maka rumah fuse yang lain (tentunya pada
tempat pengikat penghantarnya) dilakukan jumper pada
bagian bawah semua, begitu pula sebaliknya kabel atau
penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa yaitu lebih
dari 6 penghantar. Jika lebih diharuskan menggunakan pipa
yang lebih bessar diameternya. Hal ini dimasudkan guna
menjaga dan menghindari adanaya gesekan mekanis,
medan magnet yang kuat antar kawat, hubung singkat bila
ada kabel yang luka dan lain sebagainya.
Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada
bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :
Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masing-
masing MCB. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse
yang lain dari MCB pertama : dengan pemasangan yang
seragam dalam arti jika dipasang dibagian bawah MCB,
maka MCB yang lain (tentunya pada tempat pengikat
penghantarnya) dilakukan jumper pada bagian bawah
semua begitu pula bila sebalikya.
Melakukan penyambungan yang paling mudah. Seperti
menyambung keluaran MCB dua menuju line up terminal
pada tempat yang telah ditandai untuk keluaran fuse 2
yaitu U2.
Melakukan penyambungan keluaran lain seperti
penyambungan keluaran MCB 1. Keluaran MCB 1 ada
dua yaitu ke line up terminal dengan nomor 1 dan input
dari saklar inpuls. Setelah itu anak kontak inpuls dijumper
ke line up terminal dengan nomor 2, dan keluaran dari
32LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
anak kontak tersebut dismbung ke line up terminal
dengan tanda U1 Sampai disini pengawatan untuk fuse 1
telah selesai.
Selanjutnya melakukan penyambungan pada MCB 3 yaitu
dengan menghubungkan keluaran MCB 3 langsung ke
anak kontak relay K7. Anak kontak yang digunakan
adalah NO dan relay jenis yang kita gunakan untuk
hubungan NO maupun NC ada beberapa buah. Sehingga
sebelum memasang ke rumah relay perlu diperhatikan
keterangan yang ada pada relay tersebut. Keluaran anak
kontak langsung dihubungkan ke line up terminal ke
simbol U3.
Bagian terakhir yang akan dikawati adalah MCB 4. Dari
MCB 4 keluarannya langsung dihubungkan pada saklar
timer dan dapat langsung di jumper menuju line terminal
nomor 3 karena langsung menuju saklar selektor.
Berikutnya dari line up terminal nomor 4 disambung ke
anak kontak NC K9A, Outputnya disambung Ke line up
terminal nomor 5 yang menuju ke lampu H5.
Berikut dari Input NC K9A dijumper ke Staircase.
Pemasangan staircase sangat khas. Untuk itu keterangan
yang diberikan pada alat harap dibaca dengan teliti sebab
bila tidak kesalahan akan terjadi dan rangkaian tidak
berjalan sesuai dengan fungsinya.
Berikutnya Penyambungan dari line up terminal nomor 6
ke Anak kontak NO dari staircase. Dan outputnya
disambung ke koil K7.
33LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Pemasangan berikutnya adalah memasang dari line up
nomor 7 menuju ke anak kontak NC K9A, dan outputnya
menuju ke input anak kontak NC K9A.
Berikutnya dari input anak kontak NO K9A dijumper ke
Anak kontakNO K4T, dan Outputnya disambung ke line
up terminal dengan nomor 9. Dari line up terminal nomor
10 disambung ke koil K7.
Semua pemasangan telah dilakukan tetapi tidak berarti
langsung dapat beroperasi sebab semua kabel netral
belum dipasang pada semua peralatan seperti impuls
switch, timer switch, relay K7 dan relay K9A. Untuk itu
semua peralatan ini dapat dipasang kabel netral dengan
hanya menjumperkan satu alat ke alat yang lain dan pada
akhir jumperan dihubungkan langsung menuju bus bar
netral.
Setelah selesai semua pengawatan maka peralatan dapat
dipasang di tempatnya masing-masing. Diusahakan agar sumber
sebelum benar-benar masuk untuk dicek secara manual dengan
menggunakan multi meter.
4.3Cara Kerja Diagram Kontrol
4.3.1Group I
Seperti yang telah dijelaskan pada deskripsi instalasi,
penerangan group 1 yaitu penerangan ruang tamu dan ruang makan
akan aktif bila saklar seri C1 dan C2 ditekan. Bila salah satu saklar
34LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
seri tersebut baik C1 dan C2 ditekan maka akan mengaktifkan salah
satu penerangan dikedua ruangan.
Untuk ruangan dapur, penerangan dapur akan aktif bila salah
satu tombol ditekan. Dengan tekanannya salah satu tombol tersebut
akan memberikan arus pada kumparan di impuls switch dan akan
mengaktifkan anak kontak dan anak kontak akan berubah dari posisi
normalnya karena terdapat pengunci (lihat penjelasan sebelumnya).
Hal ini berarti bahwa penerangan dapur akan terus aktif sampai salah
satu tombol ditekan kembali guna menormalkan kembali anak kontak
yang ada pada impuls switch atau saklar impuls.
4.3.2Group 2
Untuk group 2 aktifnya penerangan tidak perlu dijelaskan terlalu
terperinci karena aktifnya penerangan ini cukup dengan menekan
salah satu saklar yang ada. Meskipun masing – masing saklar
mempunyai karateristik yang berbeda namun kombinasi yang tepat,
fungsi seperti diatas akan dapat dibuat dengan mudah.
Penerangan yang dimaksud pada group ini dapat diaktifkan
ditiga tempat dan dapat dinonaktifkan dari tiga tempat.
4.3.3Group 3
Group 3 ini sangat erat kaitannya dengan group 4, karena
sebelum menuju beban, fasanya melewati relay K7. dimana Koil dari
relay tersebut berada di group 4.
Jadi aktif atau non aktifnya relay K7 akan sangat berkaitan erat
dengan aktif atau tidaknya kontrol pada group 4.
35LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
4.3.4 Group 4
Di group ini ada 2 pilihan pengoprasian, yaitu operasi secara
manual atau secara otomatis. Hal ini merupaka fungsi dari selector
switch. Berikut penjelasan dari 2 keadaan pengoprasian tersebut :
4.3.5 Pengoprasian Secara Manual
Operasi manual adalah salah satu cara pengaktifan relay K7
dimana bila cara pengoperasian ini dipili hmaka dengan serta merta
mengaktifkan lampu indicator(H5) yang akan memberitahukan
bahwa rangkaian diaktifkan dengan cara manual. Pada operasi
manual ini terdiri atas peralatan yang mendukung yaitu relay K9A,
staircase,dan kumparan K7.
Lampu indikator aktif dengan begitu selektor diarahkan untuk
operasi manual. Hal ini terjadi karena anak kontak relay K9A berada
dalam posisi normal yaitu NC., sehingga phasa langsung masuk
kelampu indikator. Anak kontak relay K9A ini tidak akan pernah
mengalami perubahan apapun disebabkan kumparan relay K9A tidak
memperoleh sumber arus.
Namun aktifnya lampu indikator bukan berarti relay K7 ikut aktif
karena relay K7 tidak mendapatkan sumber disebabkan terputusnya
sumberoleh anak kontak staircase . untuk mengaaktifkan maka anak
kontak staircase tersebut harus menutup dan akan menutup bila
staircase tersebut dalam keadaan aktif.
Dengan menekan tombol yang menghubungkan antara sumber
dengan kumparan staircase maka anak kontak K6T akan berubah
pada posisi dari membuka menjadi menutup sehingga K7 otomatis
36LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
mendapakan sumber sehingga anak kontak K7 pun ikut menutup dan
mengaktifkan beban yang terpasang.
Aktifnya anak kontak relay K7 bukanlah tanpa batas karena
sumber relay K7 sngat tergantung pada membuka atau menutupnya
anak kontak K6T. Dan disebabkan sifat staircase yang bergantung
pada waktu maka aktifnya K7 pun ikut terpengaruh dengan waktu
yang ada pada staircase.
Waktu tersebut sangat berpengaruh terhadap pemasangan
kawat .Pada praktek ini pemasangan adalah sistem 4 kawat sehingga
menekan tombol setelah penekanan yang pertama akan menambah
waktu aktifnya anak kontak K6T yang berarti menambah aktif waktu
bagi kontaktor relay K7 yang juga akan memperlama aktif
penerangan jalan dan parkir. Sekali lagi penggunaan proses manual
ini hanya dimaksudkan dalam keadaan darurat bila keadaan otomatis
tidak berfungsi. Sampai disini selesailah fungsi manual dari rangkaian
kontrol ini.
4.3.6 Pengoperasian Secara Otomatis
Untuk opersi automatis , lampu indikator akan langsung mati
begitu saklar selektor lansung dipindah keposisi otomatis. Hal ini
disebabkan kumparan relay posisi K9A memperoleh sumber
sehingga anak kontak relay K9A langsung berubah posisi. Sehingga
lampu indikator yang phasanya diperoleh dari NC- nya K9A. maka
anak kontak K9A penghubung lampu indikator tersebut langsung
memutus sumber terhadap lampu indikator.
Sementara untuk relay K7 masih dapat dioperasikan seacara
manual dikarenakan anak kontak K9A yang dalam normalnya berada
dalam posisi NO. Saat K9A aktif jumper tersebut akan menutup dan
37LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
mengalirkan sumber yang mana akan tetap dapat beeroperasi secara
manual menggantikan posisi selektor untuk operasi manual.Bedanya
lampu indikator tidak aktif.
Untuk operasi otomatis sumber K7 diperoleh dari anak kontak
K4T yang dalam normalnya berada dalam posisi NO. Seperti yang
telah dijelaskan , anak kontak K4T tersebut akan menutup setelah
waktu yang kita tentukan telah dipenuhi oleh timer sejak ia diberi
sumber.
Dengan menutupnya anak kontak K4T bukan berarti relay K7
akan aktif karena sumber ke relay tersebut diputuskan oleh anak
kontak LDR. Selama belum malam , maka anak kontak LDR tidak
akan pernah menutup.Sesaat LDR mendapat cahaya yang kurang
kuat disebabkan hari mulai menjelang malam,maka anak kontak LDR
pun menutup.maka lengkaplah K7 mendapat sumber sehingga
aktiflah K7.
Sesuai dengan set waktu yang telah kita tentukan maka relay
K7 akan bekerja selama magrib sampai menjelang terbit matahari
tepatya kurang lebih dari yang ditentukan disebabkan intensitas
cahaya yang diterima pada jam – jam yang telah ditentukan oleh
timer , tetapi ada satu yang dapat dipastikan yaitu relay K7 tidak
akan pernah aktif pada siang hari meskipun pada siang hari tersebut
intensitas cahaya yang diterima oleh LDR melemah disebabkan oleh
cuaca ataupun gerhana matahari ataub hal yang lainnya.
Inilah keuntungan penerapan K4T (Timer), sehingga
pemasangan K4T tersebut bukanlah sesuatu pemasangan yang
disiasiakan.
38LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
BAB V
TROUBLE SHOOTING
5.1 Tujuan
Setelah melakukan trouble shooting diharapkan dapat :
Memperbaiki segala jenis kerusakan pada instalasi listrik.
Menentukan tempat kerusakan
Mengetahui langkah – langkah yang harus dikerjakan
dalam menyelesaikan suatu perbaikan instalsi listrik.
Tujuan diadakan trouble shooting adalah :
Untuk melatih mahasiswa mengembangkan pemikiran
analisa terhadap suatu permasalahan yang mungkin
terjadi pada rangkaian yang berhubungan dengan
instalasi listrik
Untuk mengantisipasi atau sebagi bekal mahasiswa di
lapangan apabila menemui suatu permasalahan / trouble
shooting.
Trouble shooting biasanya terjadi pada peralatan ,penghantar,
pengaman dan lain – lainya. Tiap trouble shooting yang diterapkan
mahasiswa yaitu dihadapkan pada suatu permasalahan yang
menyebabkan suatu rangkaian tidak bekerja sesuai dengan deskripsi
kerja yang diharapkan.
5.2 PERALATAN
39LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Peralatan yang digunakan:
Test Pen
Multimeter
Obeng (+) dan Obeng (-)
Tang potong dan Tang kupas
5.3 TROUBLE SHOOTING
Adapun langkah penyelesaian trouble shooting sebagai berikut:
1. Mengecek fungsi rangkaian per group untuk mengetahui
latak trouble shotting pada rangkaian.
2. Menggunakan multimeter untuk mengecek setiap
sambungan pada rangkaian untuk mengetahui posisi
troble shotting.
3. Melakukan perbaikan dari hasil analisa yang telah
dilakukan.
Adapun trouble shooting yang terjadi adalah:
Grup 1 kabel netral pada lampu yang dinyalakan menggunakan tombol tekan dilepas
Grup 1kabel netral pada stop kontak dilepas Grup 2 kabel masukan ke saklar silang ditukar Kabel dari line up 11 yang menuju LDR dipotong
Cara mengatasi trouble shooting yang terjadi :
40LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Kabel netral pada lampu dipasang kembali
Kebel netral pada stop kontak dipasang kembali
Kabel masukan pada saklar silang yang ditukar dikembalikan
kekeadaan semula
Kabel dari line up 11 yg dipotong dipasang kembali.
Pada saat dilakukan tes fungsi setelah trouble shooting Lampu pada grup 1 yang dinyalakan dengan tombol tekan
tidak menyala Stop kontak grup 1tidak berfungsi Lampu pada grup 2 tidak dapat difunsikan sebagaimana
mestinya LDR tidak berfungsi dengan baik
5.4Berikut adalah gambar rangkaian residenc AB sudomo:
41LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
SINGLE LINE PANEL
42LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
SINGLE LINE PAPAN
43LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan praktek kerja bengkel semester III ini, ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya :
Penggunaan peraturan-peraturan misalkan pada PUIL 2000
tentang instalasi listrik sangatlah penting dikarenakan untuk
meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
Ketelitian dan kedisiplinan sangatlah penting dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Dalam memasang instalasi penerangan khususnya proyek
SUDOMO ini ,pemahaman pembacaan gambar rangkaian dan
deskripsi kerja suatu rangkaian yang sangatlah penting.Guna
mengetahui cara kerja dan fungsi dari suatu peralatan.
Instalasi proyek SUDOMO terbagi menjadi 4 group.Ini gunanya
apabila terjadi suatu gangguan arus lebih dapat lebih mudah
dideteksi,tanpa menggangu group lainnya.
Suatu rangkaian yang dibuat 2 fungsi atau lebih seperti manual
dan automatis bertujuan untuk kondisi normal dan kondisi
darurat juga mempermudah pengoperasian.
6.2 SARAN – SARAN
44LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
Sebelum laporan ini ditulis beberapa saran yang ingin penulis
sampaikan, baik untuk penulis sendiri maupun rekan – rekan
mahasiswa yang lain:
1. Menaati peraturan bengkel.
2. Ketelitian dan kedisiplinan harus diterapkan.
3. Hubungan komunikatif antar pembimbing dan mahasiswa
ditingkatkan.
4. Bertanggung jawab terhadap material dan peralatan yang
dipinjam.
Gambar rangkaian yang telah jadi :
45LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
46LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
top related