bentuk for merge
Post on 24-Jul-2015
130 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1. Bentuk-bentuk dan Keragaman Budaya
1.1 Rumah Adat
Setiap suku di Indonesia mempunyai ciri khas dalam bentuk bangunan
rumah adat sesuai dengan budaya dan lingkungan tempat tinggalnya. Rumah
adat adalah bangunan rumah asli masyarakat di suatu daerah tempat
dilaksanakannya upacara adat. Biasanya sebuah rumah dibangun berdasarkan
keadaan muka bumi dan iklim wilayah. Contohnya, rumah adat di Kalimantan
biasanya berbentuk rumah panggung karena penduduknya lebih banyak
tinggal di sekitar hutan. Rumah-rumah panggung mempunyai lantai yang
ditinggikan, terkadang mencapai ± 15 meter, agar terhindar dari banjir dan
gangguan binatang buas. Bagian bawah rumah panggung berfungsi untuk
memelihara hewan piaraan. Sementara itu, di Papua terutama wilayah pantai
dekat Australia, banyak rumah yang dibangun di atas air. Oleh karena kegiatan
penduduk Papua sehari-hari kebanyakan berpusat di sepanjang aliran sungai
atau di dataran rendah. Keuntungan rumah ini adalah lebih sejuk, namun
untuk pergi ke mana-mana mereka harus menggunakan perahu.
Adapun nama-nama rumah adat di Indonesia di antaranya sebagai berikut.
1Makalah IPS
1.2 Upacara Adat
Dalam masyarakat Indonesia dikenal beragam upacara adat, seperti
upacara adat kelahiran, kematian, pernikahan, dan masih banyak lagi upacara
adat yang lain. Biasanya upacara adat dipengaruhi oleh adat istiadat masing-
masing daerah. Di bawah ini contoh upacara adat beberapa daerah di
Indonesia.
1.3 Pakaian Adat
Pakaian adat merupakan pakaian yang digunakan oleh masyarakat di
daerah tertentu. Pakaian adat mempunyai corak dan model yang beragam
serta dilengkapi perhiasan. Pakaian adat sering digunakan dalam upacara
perkawinan atau upacara-upacara penting lainnya. Setiap daerah mempunyai
pakaian adat yang berciri khas dan model yang berbeda-beda, serta memiliki
nama masing-masing. Misalnya Ulos dari Batak, Surjan dari Jogjakarta, Baju
2Makalah IPS
Bodo dari Sulawesi Selatan, Beskap dari Jawa Tengah, Kebaya dari Jawa Barat,
dan sebagainya.
1.4 Makanan Khas
a. Gudeg, bajigur (DI Jogjakarta).
b. Oncom, dodol, pepes (Jawa Barat).
c. Ketoprak, kerak telor, karedok (Jakarta).
d. Rujak cingur, lontong balap (Jawa Timur).
e. Rumpu rampe (Flores).
f. Rendang (Sumatra Barat).
g. Bubur manado (Sulawesi Utara).
1.5 Tarian Adat
Tarian adalah pertunjukan seni gerak yang indah. Kembangkan terus
bakat menarimu itu. Belajarlah dari temanmu yang pandai menari. Kamu juga
bisa menyaksikan berbagai tarian di beberapa acara, baik langsung maupun
melalui siaran televisi. Tarian terbagi dalam dua macam, yaitu tari kreasi baru
dan tari daerah. Tarian daerah disebut juga tarian adat. Jenisnya
bermacammacam, tergantung maksud dan tujuan ditampilkannya tarian
tersebut. Satu daerah bahkan mempunyai bermacam-macam tarian adat.
Adapun maksud dan tujuan tarian dapat dikelompokkan sebagai berikut.
3Makalah IPS
a. Tarian menyambut tamu atau tarian selamat datang
Contoh: Tari Andeen (Bengkulu), Tari Baksa Kembang (Kalimantan
Selatan), Tari Baluba (Sulawesi Tenggara), Tari Kalanda (Sulawesi
Tengah), Tari Bosara (Sulawesi Selatan), dan Tari Gong (Kalimantan
Timur).
b. Tarian untuk kesembuhan dan keselamatan
Contoh: Tari Pamonte di Sulawesi Tengah (panen yang bagus), Tari
Pendet di Bali (persembahan kurban), Tari Piring di Sumatra Barat
(suasana gotong royong), dan Tari Sodoran di Bromo/Tengger setiap
pertengahan bulan purnama.
c. Tarian untuk perang
Contoh: Tari Beksan Lawung Agung (Jawa), Tari Cakalele (Maluku), Tari
Kuda Gepang (Kalimantan Selatan), dan Tari Mpaa Ampari (Nusa
Tenggara Barat).
1.6 Alat Musik Tradisional
Indonesia mempunyai berbagai jenis alat musik daerah. Masing-masing
alat tersebut memiliki ciri khas dalam hal nama, bentuk, bahan, dan cara
memainkannya. Di bawah ini beberapa contoh alat musik daerah di Indonesia.
4Makalah IPS
a. Gerdek berasal dari Kalimantan, berbentuk seruling tempurung dan
cara memainkannya dengan cara ditiup.
b. Angklung berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu dan cara
memainkannya dengan digoyang.
c. Sasando berasal dari Nusa Tenggara Timur, berbentuk alat musik petik.
d. Telempong Pacik berasal dari Sumatra Barat, berupa alat musik pukul
berbentuk gong-gong kecil.
e. Saluang dari Minangkabau berupa alat musik tiup berbentuk seruling
kecil.
f. Tifa berasal dari Maluku dan Papua, berbentuk alat musik pukul
berupa gendang.
g. Rebab berasal dari Jawa Barat, berbentuk alat musik gesek.
h. Aramba berasal dari daerah Nias, berbentuk bende.
i. Babun berbentuk kendang berasal dari Kalimantan Selatan.
j. Gamelan terdapat di Jawa dan Bali, berbentuk seperangkat alat musik.
k. Kolintang berupa alat musik pukul, terdapat di Sulawesi Utara.
1.7 Seni Pertunjukan
Setiap daerah di Indonesia juga mempunyai seni pertunjukan yang
merupakan cerminan budaya mereka, karena dalam seni pertunjukan terdapat
5Makalah IPS
dialog, tari, musik, pakaian yang mewakili tiap daerah. Berikut ini contoh seni
pertunjukan beberapa daerah di Indonesia.
a. Wayang orang terdapat di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur.
Wayang orang mengambil cerita Mahabharata, Ramayana, serta cerita
dalam kehidupan sehari-hari
b. Wayang kulit terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang ini
terbuat dari kulit yang dimainkan oleh dalang.
c. Wayang golek terdapat di Jawa Barat. Wayang ini berbentuk boneka
yang dimainkan oleh dalang.
d. Ketoprak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Cerita yang diambil
dari sejarah kerajaan-kerajaan masa lampau.
e. Ludruk di Jawa Timur, bercerita tentang kehidupan sehari-hari dengan
mengambil tokoh tertentu.
f. Tarling di Cirebon, mirip dengan ludruk.
g. Sintren di Jawa Tengah berbentuk permainan yang mengandung unsur
gaib.
h. Randai di Sumatra, berupa nyanyian yang disertai gerak tari dan silat.
i. Reog di Ponorogo, pemainnya memakai topeng kepala harimau sering
disertai dengan kuda kepang. Arak-arakan Reog Pono-rogo tersebut
sebagai peringatan perjalanan Raja Kelana Sewandana ke Daha untuk
melamar putri Raja Daha.
2. Pengaruh Kondisi Geografis Pada Penduduk
Kondisi geografis permukaan bumi yang dicitrakan pada peta
memengaruhi pola kehidupan dan keadaan sosial manusia yang hidup di
atasnya. Misalnya dalam hal mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan pola permukiman penduduknya. Nah, tahukah kamu, apa yang 6
Makalah IPS
dimaksud dengan penduduk? Penduduk adalah kumpulan manusia yang
tinggal dan menempati suatu kawasan tertentu. Mata pencaharian penduduk
biasanya disesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya. Penduduk yang tinggal
di dataran tinggi umumnya bermata pencaharian di bidang pertanian dan
perkebunan. Di dataran rendah yang subur dan banyak hujan atau yang
beririgasi, penduduk umumnya bermata pencaharian sebagai petani sawah.
Adapun penduduk yang tinggal di daerah pantai, umumnya bermata
pencaharian sebagai nelayan.
Namun, di antara penduduk yang bermata pencaharian pokok tersebut,
di masing-masing daerah dengan kondisi geografisnya yang khas dapat
ditemukan penduduk yang bermata pencaharian lain, seperti di sektor jasa,
pertambangan, industri, perdagangan, maupun aparat pemerintah. Para
pedagang, penjual jasa, dan pendirian suatu pabrik tentunya akan
mempertimbangkan keadaan sosial penduduk di sekitarnya. Misalnya untuk
pedagang, apakah ada pembelinya atau tidak. Pembelinya dari tingkat atau
kelas ekonomi tinggi ataukah rendah, dan sebagainya. Sedangkan untuk
pendirian pabrik akan mempertimbangkan ada tidaknya tenaga kerja di sekitar
pabrik dan sarana jalan untuk pengangkutan, baik bahan mentah maupun
barang jadi.
Kondisi geografis suatu wilayah juga memengaruhi pola kehidupan
penduduk yang lain, seperti pola permukiman, adat istiadat, dan pola
keruangan hasil budaya manusia yang lain. Dalam hal adat istiadat, kita tahu
bahwa negara kita adalah negara yang majemuk, misalnya dalam hal kesenian,
tata pakaian, bentuk rumah, bahkan bahasa. Kenyataan adanya
keanekaragaman itu tentu ada yang menyebabkannya, di mana salah satunya
adalah kondisi geografis negara kita
7Makalah IPS
Letak negara kita sebagai negara kepulauan menyebabkan keadaan di
masing-masing tempat berbeda-beda. Misalnya kelebatan hutan, kesuburan
tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan yang ada, curah hujan, dan temperatur
udara masing-masing tempat berbeda. Perbedaan keadaan seperti itu
menyebabkan kehidupan penduduk mempunyai ciri yang khas bagi daerahnya.
Hal ini disebabkan penduduk selalu berusaha menyesuaikan
kehidupannya dengan keadaan alam sekitarnya. Contohnya bentuk rumah. Di
daerah dataran rendah umumnya mempunyai bentuk rumah dengan lubang
angin yang lebar di atas jendela. Bagian depan rumah ini biasanya terbuka
dengan maksud agar peredaran udara dapat keluar masuk dengan lancar. Hal
ini perlu agar rumah terasa sejuk, sebab pada daerah dataran rendah pada
umumnya udaranya panas.
Bandingkan keadaan itu dengan daerah lereng gunung. Mereka
membuat rumah yang rapat tertutup, hanya sedikit lubang angin dengan
maksud agar udara panas di dalam ruangan tetap bertahan, sehingga rumah
terasa hangat. Bukankah di lereng gunung udaranya dingin? Demikian juga
rumah-rumah yang di sekitarnya banyak terdapat hutan lebat, karena masih
banyak terdapat binatang liar maka dibuatlah rumah berbentuk rumah
panggung.
Adapun pola keruangan permukiman penduduk adalah sebagai berikut.
1. Pola permukiman mengelompok atau memusat Pola
permukiman ini dibangun memusat pada suatu titik, biasanya
terdapat di sekitar gunung atau sumber-sumber air.
8Makalah IPS
2. Pola permukiman memanjangPola permukiman memanjang
biasanya terletak di sepanjang aliran sungai, jalan, atau sepanjang
garis pantai.
3. Pola permukiman tersebar Pola permukiman tersebar
umumnya terdapat di daerah yang kurang subur, sulit sumber
airnya, atau di daerah dengan kondisi geografis yang kurang
menguntungkan. Contohnya di daerah pegunungan karst atau di
daerah yang memiliki air tanah dalam.
Keadaan geografis yang memengaruhi pola permukiman penduduk juga
akan memengaruhi persebaran penduduknya. Pola persebaran penduduk
dapat dipetakan dalam tiga jenis bentang alam yang layak digunakan sebagai
tempat permukiman. Bentang alam tersebut adalah dataran rendah yang
landai, kawasan pantai, dan dataran tinggi.
9Makalah IPS
3. Mata Pencaharian
Berarti, pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan (sumbu atau
pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari.
Pada masa kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai pola
pemikiran sangat sederhana dimana kegiatannya sebatas berburu dan meramu
makanan, dalam berburu dan meramu inipun ada faktor-faktor yang sangat
mempengaruhinya yaitu: faktor iklim, kesuburan tanah, keadaan binatang
buruan dan lain sebagainya sebagai pendukung kegiatan mereka.
1. Mata Pencaharian di daerah Kalimantan
Mata pencaharian tingkat selanjutnya sebagai usaha pemajuan otak
manusia adalah bercocok tanam tingkat sederhana. Dimasa ini manusia telah
memasuki taraf kehidupan yang lebih baik, dimana pengenalan sistem
bercocok tanam tingkat sederhana ini akan sangat mempengaruhi budaya dan
peradaban tingkat lanjut karena manusia pada masa ini hidupnya sudah mulai
menetap, dengan menempati rumah-rumah yang sudah barang tentu sangat
sederhana untuk menunjang kehidupannya. Ada pengaruh lain yang sangat
dirasakan akan mengubah struktur dari mata pencaharian itu sendiri yaitu
disaat kebutuhan manusia semakin meningkat maka berkaitan dengan
penggunaan alat juga akan meningkat pula yang disesuaikan dengan
keperluannya. Selain itu pada masa bercocok tanam selanjutnya maka manusia
pada zaman itu juga sudah mengenal mata pencaharian sampingan seperti:
beternak dan berkebun. Sebagai contoh misalnya adalah daerah Kalimantan,
tepatnya di Kalimantan Selatan.
10Makalah IPS
Melihat segi geografis alam Kalimantan sangat subur dengan dialiri sungai-
sungai yang mengalir tetap sepanjang tahun, kecendrungan masyarakatnya
pun hidup didaerah-daerah dataran rendah dan dekat dengan sungai, corak
ekonominya pun sudah beragam yakni ada yang bergerak dibidang
peternakan, perikanan, perkebunan, perdagangan, membuat kerajinan-
kerajinan (bisa yang berupa kerajinan tangan skala rumahan atau meningkat
skala besar), pengangkutan, mencari barang tambang (berupa emas atau intan
istilahnya mendulang), pembuatan kain tradisional, dan lain sebagainya.
2. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi tradisional yang ada di Kalimantan Selatan memiliki
beberapa kriteria yaitu:
1. Usaha yang dilakukan baru pada tingkat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
2. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana sekali, bahkan tak
jarang ada yang dibuat sendiri.
3. Belum terlihat secara tegas atau sama sekali belum terlihat adanya
pengkhususan dalam bidang pekerjaan yang digeluti dalam usaha
pemenuhan kebutuhan.
4. Belum terlihatnya pemisahan antara hubungan yang bersifat ekonomis
dengan hubungan yang bersifat sosial atau kebudayaan dalam
menghasilkan barang-barang kebutuhan.
5. Masih besar semangat kegotong-royongan yang terbina dalam sebuah
kegiatan dalam menghasilkan barang-barang kebutuhan.
6. Pada umumnya belum terlihat peranan dan fungsi pasar sebagai tempat
penyaluran hasil barang tersebut.
11Makalah IPS
3. Corak Ekonomi Menurut Letaknya
Melihat corak ekonominya, maka dapat dibagi menjadi beberapa sub
bidang yaitu:
1. Pertanian
Kehidupan masyarakat Banjar tidak lepas dengan kehidupan agrarisnya,
mengingat kebanyakan penduduk Kal-Sel menyandarkan pendapatannya
dalam bidang ini, walaupun untuk usaha sampinganpun juga dilakukan apalagi
bagi penduduk yang bertempat tinggal didataran rendah, dataran tinggi, rawa
dan dekat sungai. Dalam hal istilah dalam bertani sendiri, masing-masing
mempunyai kata tersendiri untuk menyebutkannya seperti:
Khusus dataran tinggi, ada beberapa kriteria penyebutan seperti:
a) Ladang Tegalan atau Bahuma Gunung
Biasanya dilakukan oleh masyarakat yang bermukim didaerah
pegunungan seperti pengunungan meratus yang sistemnya masih
menggunakan sistem tebang-bakar atau swidden (berpindah) yang
menggunakan sistem siklus apabila lahan yang telah digunakan nantinya
dapat kembali ditanami apabila telah menjadi belukar. Ini mungkin
memerlukan waktu yang relative lama, tetapi karena telah menjadi
kebiasaan maka nantinya tanah tersebut akan tetap diolah.
b) Berkebun Kacang Tanah di Gunung atau Bakacang
Khusus daerah Kabupaten Tapin kecamatan Piani, membuka lahannya
khusus untuk berkebun kacang tanah. Sehingga urang Banjar sendiri 12
Makalah IPS
sangat mengenal istilah kacang rantau yang sering di supply untuk
daerah-daerah lain dan pasokan kacangpun secara khusus di datangkan
dari Rantau.
Khusus dataran rendah, menyebutnya dengan istilah:
a) Sawah untuk membedakan antara pertanian dataran tinggi dan
rendah dimana pada pertanian dataran rendah sendiri berada
dialiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan Selatan,
dibedakan menjadi:
1. Sawah Tahun Umur padinya sampai berumur 1 tahun,
biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tersebar
didaerah khusunya seluruh Kal-Sel.
2. Bahuma Surung Menanam bibit padi dilakukan pada
saat musim kemarau tiba, dengan panennya saat musim
hujan. Bahuma surung ini dilakukan Urang Banjar hanya
sebagai penyeling Sawah Tahun, hingganya lahan tidak
terlantar dan tidak akan menjadi lahan tidur.
3. Bahuma Rintak Kebalikan dari bahuma surung maka
pelaksanaannya dapat dilakukan pada saat musim
penghujan, sedangkan panennya dilakukan pada saat
kemarau.
4. Bahuma Gadabung Sama seperti pada sawah tahun,
hanya saja dalam hal perbedaan penanaman bibitnya
menyesuaikan dengan keadaan musim. Bahuma Gadabung
sudah tidak dilakukan lagi mengingat musim yangb tidak
menentu.
13Makalah IPS
5. Bahuma Penyambung Mengingat kemungkinan musim
hujan yang lama maka dilakukanlah bahuma penyambung
ini agar tidak terjadi kegagalan panen pada saat musim
yang tidak menentu.
b) Berkebun
Berkebun merupakan kegiatan masyarakat yang dilakukan di dataran
rendah dan di dataran tinggi sesuai dengan geografis wilayahnya, usaha
berkebun ini sebagai usaha jangka panjang yang dilakukan. Adapun berkebun
yang dilakukan urang banjar diklasifikasikan menjadi:
Khusus daerah dataran rendah dan dataran tinggi dapat mengusahakan
perkebunan bidang:
a) Kebun rumbia
Jenis perkebunan ini ditanam di dataran rendah yang dialiri sungai –
sungai besar seperti sungai Bahan, Negara, dan sungai tapin. Hasil
dari perkebunan ini adalah sagu, daunnya untuk atap, dan
pelepahnya untuk membuat lampit, hati atau paya digunakan untuk
makan ternak yaitu untuk pangan itik. Begitu bermanfaatnya rumbia
sebagai usaha bidang perkebunan maka usaha ini masih banyak
dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Tapin.
b) Kebun nyiur
Merupakan perkebunan kelapa yang berada didataran rendah yang
biasanya ditanam diatas tanggul atau galangan dan parit-parit
berupa jalur-jalur untuk membawa buah yang dipetik dengan cara
menghayutkan buah kelapa tersebut di parit-parit.
c) Kebun Pisang14
Makalah IPS
Pengusahaan Pohon pisang juga dilakukan didataran rendah, yang
ditanam digalangan sawah.
d) Kebun paring atau bambu
Kebun paring banyak terdapat didaerah-daerah dataran tinggi yang
kadang terlihat seperti hutan bamboo, karena jarak yang
berdekatan. Bisanya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat
kerajianan alat penangkapan ikan, dan anyaman bambu.
e) Kebun hanau atau enau
Jenis pekebunan ini ditanam didaerah pegunungan dengan hawa
sejuk, proses pengambilan sarinya disebut menyadap seperti pada
karet. Hanau atau enau ini merupakan salah satu bahan baku untuk
membuat gula merah atau gula habang.
Dalam proses penyadapan, orangnya harus naik keatas pohon untuk
mengambil sari atau nira dan diletakkan didalam bumbung atau
sejenis batang pohon bambu yang besar untuk menyimpannya,
setelah beberapa jam (saat nira telah habis menetes yang
terkandung) maka bumbung yang telah berisi cairan enau tadi
diambil dan disaring untuk memisahkan sari dari kotoran-kotoran
yang ada didalamnya, maka proses selanjutnya adalah perebusan
sari sampai cairan tersebut mengental, untuk menghasilkan warana
gula merah yang bagus (kekuning-kuningan) maka oleh sebagian
orang diberi parutan kemiri secukupnya. Maka proses terakhir
adalah penuangan sari kedalan cetakan khusus.
f) Kebun karet
Hampir diseluruh pelosok Kalimantan-Selatan terdapat perkebunan
karet, mengingat pengusahaan bidang ini dirasa sangat
menguntungkan bagi orang yang mengusahakannya, khususnya
15Makalah IPS
adalah di daerah dataran tinggi seperti: Kabupaten Tanjung,
Tabalong,HSU, HST, HSS dan Tapin yang mengusahakan lahannya
untuk perkebunan karet. Secara umum penjualan hasil karet ini
terdapat di daerah Tanjung.
Proses penyadapannya biasanya dilakukan pada saat pagi hari
dengan menggunakan alat sejenis pahat dengan cara sebagai
berikut:
Pahat tadi digunakan sebagai penoreh batang karet tetapi khususnya
dibagian kulit ari batang, dan jangan sampai mengenai kulit bagian
dalam batang mengingat apabila terkena maka hasil sadapan tidak
terlalu banyak dan batang tersebut menjadi rusak karena proses
pelukaan tadi.
Proses awalnya penorehan batang dengan melingkari batang,
dengan menggunakan alat tersebut dan ditorehkan dari atas
kebawah, sedangkan karet yang keluar di tadahkan dan mengalami
proses selanjutnya.
g) Kebun lurus
Diusahakan didataran tinggi, dan dimanfaatkan untuk usaha
perkayuan, sebagai bahan baku meubel.
h) Kebun buah-buahan bermusim
Untuk kebun buah-buahan bermusim seperti: rambutan, langsat
atau duku, tiwadak atau cempedak, dan jenis buah-buahan yang ada
pada bulan-bulan tertentu, jenis buah-buahan ini tersebar di seluruh
pelosok Kalimantan Selatan.
16Makalah IPS
top related