bulletin kammi ed 1
Post on 17-Mar-2016
224 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BULETIN NEGARAWANKAMMI Sholahuddin Al Ayyubi
Edisi I/09
Anda ilmuwan-ilmuwan sosial yang terhormat
dari Negara dunia ketiga, jauh jauh pergi ke
barat, mempelajari dan membela sampah-
sampah mereka dengan melupakan warisan
anda yang tak ternilai harganya (Ziauddin
Sardar)
embicarakan Keterkaitan KAMMI dan
hubungannya dengan makna gerakan Mintelektual profetik adalah suatu hal
yang menarik untuk dibahas. Mengapa menarik?
Sebab jelas dalam GBHO KAMMI bab IV pasal 7
ayat 2, yang disahkan pada Muktamar IV di
Samarinda, KAMMI menyatakan dengan jelas
tentang hal itu.Yakni makna intelektual profetik
adalah didefinisikan sebagai berikut :
a. Gerakan Intelektual profetik adalah gerakan
yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas
penjelajahan nalar akal b. Gerakan intelektual
Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan
secara tulus dialektika wacana pada prinsip
kemanusiaan yang universal c. Gerakan intelektual
profetik adalah gerakan yang mempertemukan
nalar akal dan nalar wahyu pada usaha
p e r j u a n g a n , p e r l a w a n a n , p e m b e l a a n ,
pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan
manusia secara organik.
Dengan adanya penjelasan yang ada terkait
makna dari gerakan intelektual profetik yang ada
dalam GBHO ,selesaikah interpretasi makna dari
intelektual profetik bagi kita kader KAMMI?
Bagi saya interpretasi akan gerakan intelektual
profetik belumlah selesai. Intelektual profetik saat
ini baru masuk ke dalam narasi yang masih terlalu
umum.
Dalam tataran yang lebih rigid, yakni tataran
aplikasinya, intelektual profetik masih berusaha
untuk menemukan metode terbaiknya dalam
proses penerapannya di tataran praksis. Khusus
nya dalam tubuh KAMMI sendiri.
Intelektual Profetik Dan Islamisasi Ilmu
Membahas gerakan intelektual profetik
berarti bahasan ini tak bisa dilepaskan begitu saja
hubungannya dengan ilmu sosial profetik yang
begitu populer. Profetik berasal dari kata bahasa
inggris yaitu 'prophet' yang artinya nabi. Ilmu sosial
profetik dibahasakan secara sederhana yakni
adalah suatu ilmu sosial yang diberi “nilai dan
warna keTuhanan” yang sifatnya transenden. Jika
ilmu sosial biasanya selama ini tak memiliki nilai
KeTuhanan, ilmu sosial profetik justru sebaliknya.
Pada dasarnya ilmu sosial profetik berangkat dari
suatu kegelisahan dimana melihat adanya suatu
bentuk nihilisme dan skeptisme bangunan
kelimuan peradaban barat, tanpa nilai ketauhidan
dan juga nilai Ketuhanan. Ilmu dalam peradaban
barat menjunjung tinggi Rasionalitas tapi begitu
mengeliminasi peran Tuhan dalam proses
menghasilkan ilmu.
Menggugat Gerakan Intelektual Profetik KAMMI
1
Sebut saja nama seperti Naquib al Attas yang
mencetuskan islamisasi pengetahuan pada tahun
1970, ziauddin Sardar, dan ismail Raji al faruqi serta
tak bisa dilupakan begitu saja yakni Kuntowijoyo
yakni dari Indonesia. Mereka semua adalah nama
nama pelopor ilmu profetik.
Berbicara tentang proses “pewarnaan ilmu”
dengan nilai dan warna ketuhanan, setidaknya
sampai saat ini masih ada hambatan yang
mengganjal terkait hal ini. Yakni tentang apakah
yang mesti dilakukan, apakah islamisasi
pengetahuan ataukah pengilmuan islam. Jika yang
diambil adalah islamisasi pengetahuan itu artinya
nilai keilmuan dari peradaban barat yang ada saat
ini tinggal diberikan nilai nilai keTuhanan. Bahasa
sederhananya kita tidak menolak ilmu yang berasal
dari barat, tetapi semua ilmu dari barat tidak kita ikuti
semuanya dan disaring terlebih dahulu dengan
Islam sebagai filter. Pemaknaan akan metode
seperti ini disepakati oleh tokoh Al Faruqi.
Jikalau langkah kedua yang diambil yaitu
dengan cara pengilmuan islam, maka yang
dilakukan adalah kita harus membongkar dan
mengkonstruks kembali bangunan keilmuan. Kita
kembali ke titik awal keilmuan yakni epistimologi.
Jadi bukan cabang cabang keilmuan yang harus
dibenahi, tapi yaitu titik awal keilmuanlah yang
harus dibenahi. Sifatnya filosofis dan menyeluruh.
Pendapat seperti inilah yang menjadi pemikiran dari
Tokoh Naquib al Attas dan juga Ziauddin Sardar.
Menyentuh Akar Filosofis
Mahasiswa dan intelektualitas adalah ibarat
dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan begitu
saja. Keduanya tak dapar dipisahkan karena
Intelektualitas dalam diri gerakan mahasiswa ibarat
kata menjadi nyawa dan ruh gerakan. Yakni
penentu dari arah perjuangan gerakan mahasiswa
adalah hasil dari kajian.
Berbicara tentang Intelektualitas mahasiswa yang
dibangun dengan dialektika dan kajian kajian yang
ada, pada tit ik inilah urgensinya. Yakni
bagaimanakah proses dialektika keilmuan yang
terjadi di KAMMI, sudahkah terjadi pewarnaan
ilmu dengan nilai nilai profetik. Jika sudah
pertanyaan berikutnya apakah proses tersebut
menyentuh akar epistimologi ataukah hanya
ilmu barat yang ada pada saat ini diberikan
warna profetik.
Jika melihat fenomena yakni melihat
KAMMI yang tersebar di hampir mayoritas PTN
dan PTS yang ada di Indonesia, karakteristik
utama kader KAMMI adalah berangkat dari
mahasiswa dengan background pendidikan
umum non agama dan terikat dengan manhaj
Ikhwanul muslimin. Inilah yang menjadi
tantangannya, trend sekarang yang ingin
menggalakkan kajian intelektual di dalam tubuh
KAMMI masih terpaku pada dialektika dengan
keilmuan dari peradaban barat.Yang saya lihat
belum ada suatu upaya yang lebih filosofis
dalam rangka menyentuh titik epistimologi.
Yakni menjadikan Islam sebagai titik
epistimologi dalam kajian keilmuan yang ada.
Padahal dengan menyandang statusnya
gerakan mahasiswa Islam,hal seperti menjadi
tantang sekaligus peluang bagi KAMMI Karena
selama ini yang terlihat, ketika gerakan lain
yang mengaku islam, justru malah terlihat lebih
mendewakan kaj ian kaj ian kei lmuan
baratnya.KAMMI tak boleh justru ikut terbawa
trend yang ada. Tetapi justru malah
sebaliknya,yakni melakukan kajian keilmuan
dengan menjadikan islam sebagai titik
epistimologi nya.
Bahwa KAMMI sudah melakukan ikhtiar
dan mencoba melakukan pewarnaan keilmuan
barat dengan nilai islam, adalah betul. Tetapi
dalam posisi saat ini KAMMI tak boleh cepat
berpuas diri. Jika KAMMI bisa menyediakan
dan membentuk intelektual baru yang
menghasilkan keilmuan yang benar benar
“orisinal islam”, bukankah itu suatu prestasi
tersendiri yang bisa membanggakan umat
Islam.
2
Epilog
Mimpi besar kita yakni dengan pengilmuan islam adalah mimpi
besar yang harus kita jaga dan kita ikhtiarkan bersama. Melihat
fenomena keilmuan yang diajarkan di kampus kampus yang ada saat
ini adalah produk keilmuan barat yang miskin nilai wahyu dan tauhid,
adalah alasan kita untuk terus memperjuangkan ini.
Seperti kata Gramsci, bahwa bahwa infrastruktur adalah
menentukan suprastruktur. Peradaban Barat dalam hal ini yang
menguasai insfrastruktur, telah menghegemoni kita umat islam
dengan suprastruktur yang ada, yakni bidang ilmu pengetahuan.
Menjadi aneh jika sebagai insane akademis justru menelan mentah
mentah segala keilmuan dari peradaban barat dan tanpa melakukan
proses berpikir kembali.
Pada akhirnya KAMMI sebagai gerakan mahasiswa Islam yang
ada, yakni yang mentasbihkan dirinya sebagai gerakan inetelektual
profetik haruslah mengambil peran juga dalam perjuangan di bidang
keilmuan ini. Karena bentuk dan isi kajian dalam tubuh gerakan akan
amat sangat menentukan perwajahan dari sebuah gerakan itu
sendiri.
Maka dari itu KAMMI ke depan harus bisa mencetak dan
membentuk intelektual baru yang menghasilkan keilmuan yang
benar benar “orisinal islam”. Karena kita sebagai umat islam tentu
tak bisa berharap sepenuhnya pada keilmuan barat yang dihasilkan
dari orang yang gay seperti Foucault, Sartre yang atheis, atau (maaf)
seorang Marx yang menghamili pembantunya. Bukankah begitu?
Ditulis Oleh : Arif Satriantoro, Mahasiswa Fakultas Hukum UNS
Angkt 2008.
Riwayat Organisasi : Staff Dept. Luar Negeri BEM UNS 2009, Staff
Bidang Liputan Jurnalis LPM Novum, Kadiv Kastrat BEM FH 2010,
Presiden BEM UNS 2011, Peneliti CIPPS (Centre of Indonesia Public
Policy Studies) 2012.
Riwayat Dauroh di KAMMI :
1. DM1 KAMMI Shoyyub UNS tahun 2010
2. DM 2 KAMMI Daerah Solo tahun 2011
3. Training for Instructur KAMMI Daerah Solo tahun 2012
3
nilah AMMIBergabunglahBersamaK
Kelahiran KAMMIKAMMI lahir di saat kondisi negara Indonesia sedang mengalami goncangan hebat. Krisis multidimensi yang bermula dari krisis ekonomi bukan saja berpengaruh terhadap rasa kebangsaan, akan tetapi juga menimbulkan efek domino berupa segala bentuk kerusuhan yang disebabkan ketidakpercayaan publik terhadap institusi pemerintah.
Meskipun demikian, kelahiran KAMMI di era reformasi tidak muncul secara tiba-tiba. KAMMI adalah bagian dari rencana gerakan yang dibangun oleh arus kebangkitan Dunia Islam, secara khusus di Indonesia. Dalam sejarah berdirinya, ketika tengah diselenggarakan konsolidasi dalam muktamar FSLDK (Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus) ke sepuluh di Malang, para aktivis dakwah kampus tersebut kemudian menyadari perlunya berperan dalam perbaikan negara dan masyarakat, sehingga setelah forum muktamar berakhir, sebagian besar dari mereka mendeklarasikan berdirinya suatu front aksi yang dinamakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada tanggal 29 Maret 1998. Selanjutnya, karena KAMMI lahir dari proses menyejarah gerakan dakwah kampus yang telah tersebar di berbagai kampus di Indonesia, segera saja ia mampu mengonsolidasikan diri dengan cepat, dari bentuk 'front aksi' menjadi ormas yang permanen.
Filosofi Gerakan KAMMIKompleksitas problematika yang terjadi tidak
dapat diselesaikan oleh satu pihak, ia harus ditanggung bersama oleh umat ini di seluruh lapisannya. KAMMI sebagai lapisan pemuda memiliki posisi dan peran strategis menghimpun para pemuda terpelajar guna menjadikan KAMMI sebagai wadah permanen yang menyemai bibit-bibit unggul lahirnya para pemimpin yang tangguh di masa depan. Landasan utama dan spirit perjuangan yang menjiwai gerakan KAMMI tertuang dalam Filosofi Gerakan KAMMI yang
mencakup : visi, misi, prinsip, karakter organisasi, paradigma gerakan, unsur-unsur perjuangan dan kredo gerakan KAMMI yang tertuang dalam kons t i tus i KAMMI . (se lan ju tnya buka www.kammiuns.org )
Visi KAMMI adalah sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan Negara Indonesia yang Islami. Ideologi KAMMI merupakan elaborasi dari nilai-nilai keislaman yang dimanifestasikan dalam 6 prinsip gerakan KAMMI (dalam Filosofi gerakan KAMMI) yang meliputi : Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI, Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI, Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI, Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI, Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI, dan Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI.
Karakter organisasi KAMMI sebagai organisasi kader (harokatu tajnid) dan organisasi pergerakan (harokatul 'amal) menuntut KAMMI menggunakan pendekatan sistematik dalam keseluruhan proses pengkaderannya. Semua bentuk aktivitas/kegiatan pengkaderan disusun dengan semanga t i n teg ra l i s t i k un tuk mengupayakan lahirnya kader-kader berkualitas yang mampu mewujudkan tujuan organisasi.
Muslim NegarawanKAMMI menyadari bahwa membentuk
Muslim Negarawan sebagai visi kaderisasinya bukanlah hal yang instan dan mudah. Muslim Negarawan hanya akan lahir dari rahim gerakan Islam yang tertata rapi, semangat keimanan yang kuat, dan kompetensi yang tajam.
Secara aplikatif sosok kader muslim negarawan harus memiliki kompetensi kritis yang harus dilatih sejak dini. Kompetensi kritis ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki kader yang dirancang sesuai kebutuhan masa
4
depan sebagaimana yang dirumuskan di dalam Visi Gerakan KAMMI. Terdapat lima kompetensi kritis yang harus dimiliki kader KAMMI, yakni : Pengetahuan Ke-Islam-an, Kredibilitas Moral, Wawasan ke-Indonesia-an, Kepakaran dan profesionalisme, Kepemimpinan, serta Diplomasi dan Jaringan.
Dauroh marhalah 1 (DM 1) yaitu dauroh yang diselenggarakan sebagai tahap awal menjadi anggota KAMMI yang juga merupakan sebagai tahap awal memasuki pengkaderan KAMMI dan berhak mendapatkan status sebagai Anggota Biasa1. Bisa juga kita artikan bawa DM1 adalah pintu gerbang untuk memasuki KAMMI. Setelah menjadi AB1, kader KAMMI berhak mendapatkan pembinaan dari tim kaderisasi KAMMI yang secara integratif dibantu oleh bidang-bidang lainnya serta berkewajiban untuk mentaati konstitusi KAMMI sebagaimana yang telah ditetapkan dalam AD/ART KAMMI.
Sebagai sarana ideologisasi kader, KAMMI membagi kegiatannya dalam dua fungsi, yaitu kegiatan peningkatan kualitas kader. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentu pelatihan (dauroh) dan madrasah. Dalam rangka penjagaan kader diselenggarakanlah Madrasah KAMMI yang terbagi dalam dua sesi, yakni klasikal dan kelompok kecil, sementara dalam upaya peningkatan kualitas kader dilakukan berbagai macam varian dauroh sesuai kebutuhan, baik itu meningkatkan kapasitas kader di bidang keislaman seperti Dauroh Qur'an, pelatihan yang bersifat teknis seperti manajemen aksi dan community development, serta penguatan wacana kader dalam pengenalan ideologi.
Salah satu program KAMMI UNS untuk meningkatkan kapasitas kader adalah ICES (Islamic Civilization and Engineering School), sebuah Sekolah Rekayasa Peradaban Islam. ICES diharapkan dapat mengakselerasi kematangan kualitas kader yang diproduk KAMMI, sehingga dalam jangka pendek mampu memiliki kualifikasi jati diri kader yang kompeten dan compatible dengan dinamika zaman, dalam jangka panjangnya akan menyiapkan kader untuk terjun langsung dalam membangun warga masyarakat (civil society). Tujuan khusus dari ICES antara lain:
1. Meningkatkan kualitas kader dengan menggali, membina, dan mengerahkan potensi dakwah,
intelektual, sosial, dan politik sehingga memenuhi kualifikasi indeks jati diri kader.
2. Membentuk sarana kaderisasi yang integratif intensif, profesional, dan efektif dari segi ku r i ku lum, konsep , dan mana jemen pelaksanaannya.
3. Membentuk metode kaderisasi melalui model pembelajaran yang memfasilitasi ruang ekspresi, aktualisasi, dan artikulasi kader.
4. Menguatkan kultur akademik berupa diskusi, membaca, dan menulis.
5. Memapankan eksistensi gerakan melalui satu bentuk trendsetter kaderisasi gerakan yang established.
Selain jalan-jalan struktural, KAMMI juga t i d a k m e m b a t a s i k a d e r n y a u n t u k mengembangkan potensinya masing-masing secara kultural. Tidak ada batasan bagi kader untuk mengupgrade dirinya sejauh yang ia mampu. Dalam hal kontribusi di lapangan di bidang sosial masyarakat, KAMMI UNS menyelenggarakan TPA dan pengajian rutin di Rusunawa Jurug, dalam hal penguatan wacana, ada diskusi integratif yang diselenggarakan oleh bidang Kebijakan Publik.
Sebagai gerakan mahasiswa, KAMMI tak akan lepas dari kampus sebagai basis masa dan basis operasionalnya, untuk itu, kader KAMMI berdiaspora ke lembaga-lembaga internal kampus seperti : BEM, Dewan Mahasiswa, LDK maupun LDF, Lembaga Keilmiahan, Pers, dan lain-lain. Sehingga, sejak dini kader KAMMI dilatih untuk menjalani tiga proses pembelajaran, yakni : proses penyadaran jati diri seorang Muslim sekaligus sebagai mahasiswa, proses pemahaman akan fungsi dan tugasnya sebagai agent of change serta partisipasi sebagai langkah kontributif bagi masyarakat, sekaligus proses pembelajaran yang akan datang. Hal ini tidak berarti bahwa KAMMI haus akan jabatan dan popularitas, akan tetapi merupakan bentuk tanggungjawab moral dari setiap kader KAMMI untuk memberikan segala daya dan upayanya untuk perbaikan yang berkelanjutan.
5
Inilah KAMMI, bergabunglah bersama KAMMI. Salam Negarawan!
ditulis oleh : Alikta Hasnah Safitri, Staff Bidang Kebijakan Publik KAMMI UNS tahun 2012.
Sumber Referensi : Buku SAKTI Indeks Jati Diri Kader KAMMI. 2011. KAMMI KOMSAT SHOYYUB UNS.Manhaj Kaderisasi KAMMINef Saluz, Claudia. 2009. Dynamis of Islamic Students Movements. Jogjakarta : Resist book
6
7
Gallery
Adik-adik TPA KAMMI Aksi KAMMI
KAMMI naik gunung
Futsal KAMMI
Pelantikan
Lomba TPA
Solo cerdas memilih
MENGAPA AKU MENCINTAI ?AMMI telah dan masih menjadi inisiator, inspirator, mediatorku untuk selalu belajar, berkembang, dan memberi.
Khalid-FMIPA 2011
ku ber-KAMMI dengan menakar pilihan sikap itu melalui berbagai pertimbangan,
sehingga pengikutan atas dasar kecintaan itu pun dapat sepenuhnya
kupertanggungjawabkan. Yang membuatku tidak mencintai secara membabi-buta,
akan tetapi berusaha tetap kritis dengan pertimbangan akal sehat.
Alikta Hasnah S-FKIP 2012
encintai KAMMI berarti mencintai perjuangan pahlawan nasional, dengan turut serta aktif dalam perbaikan bangsa.
Firdaus Zulfikar-FKIP 2012
encintai KAMMI dengan apa yang ada dalam dirinya berarti juga mengajarkan untuk mencintainya. Tidak hanya lewat ucapan, tetapi juga lewat tindakan nyata dan teladan dari semua.
Zulfikar Ali Ahmad-FE 2008
nilah KAMMI yang kucinta. Cinta itu berlandaskan pada dua alasan yaitu rasional dan irrasional. Alasan rasional saya mencintai kammi adl karena kammi membuat saya semakin cinta pada Islam, pada ukhuwah (cinta dengan saudara), dan KAMMI yang
punya ideologi yang kuat. Karena alasan irrasional tidak dapat dijabarkan secara rasional, makanya ikut DM1 untuk mendapatkan jawabannya#AyoMeluDM1. Chaerunisa-FKIP 2011
KAMMI
K
A
M
M
I
Bulletin Negarawan KAMMI Shoyyub UNS. Penanggung Jawab : Syahid Musthofa.
Pimpinan Redaksi : Alikta H.S. Redaktur Pelaksana : Hafidz, Yogo, Yulaikha, Afifah,
Mahmud, Andi. Editor : Anggel D. Satria. Design dan Layout : Mahmud, Alikta
facebook : Kammi Uns
twitter : @kammiuns
website : kammiuns.org 8
top related