bupati kotabaru provinsi kalimantan...
Post on 29-Jan-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BUPATI KOTABARUPROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARUNOMOR 11 TAHUN 2014
TENTANG
IZIN LINGKUNGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KOTABARU,
Menimbang : a. bahwa pembangunan berkelanjutan yangberwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadardan terencana, yang memadukan lingkunganhidup termasuk sumber daya ke dalam prosespembangunan untuk menjamin kemampuan,kesejahteraan dan mutu hidup generasi ke masakini dan generasi masa depan;
b. bahwa untuk menunjang pembangunanberwawasan lingkungan yang berkelanjutan,terhadap dampak negatif kegiatan industri/usahayang berupa pencemaran atau perusakanlingkungan harus dikendalikan;
c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 36 ayat (4)Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupBupati menerbitkan Izin Lingkungan sesuaidengan kewenangannya;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf cperlu menetapkan Peraturan Daerah tentang IzinLingkungan;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah TingkatII di Kalimantan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 72, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1820);
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor3209);
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tengtangSumber Daya Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 32, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4377)
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4844);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725);
7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentangMajelis Permusyawaratan Rakyat, DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah danDewan Perwakilan Rakyat Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor123, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5043);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5059);
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 144, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5063);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);
- 3 -
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991tentang Rawa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1991 Nomor 35, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor3411);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005tentang Pedoman Pembinaan dan PengawasanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007tentang Organisasi Perangkat Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4741);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011tentang Sungai (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 74, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5230);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012tentang Izin Lingkungan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5285);
18. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15Tahun 2010 tentang Persyaratan dan Tata CaraLisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 233);
19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usahadan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor408);
- 4 -
20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16Tahun 2012 tentang Pedoman PenyusunanDokumen Lingkungan Hidup (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 990);
21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17Tahun 2012 tentang Pedoman KeterlibatanMasyarakat Dalam Proses Analisis DampakLingkungan Hidup Dan Izin Lingkungan (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor991);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun2014 tentang Pembentukan Produk HukumDaerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2014 Nomor 32);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 19Tahun 2007 Urusan Pemerintahan yang MenjadiKewenangan Pemerintahan Daerah KabupatenKotabaru (Lembaran Daerah Kabupaten KotabaruTahun 2007 Nomor 19);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTABARU
dan
BUPATI KOTABARU
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN LINGKUNGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kotabaru.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkatdaerah sebagai nsure penyelenggaraPemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Kotabaru.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yangselanjutnya disingkat dengan DPRD adalah DPRDKabupaten Kotabaru.
5. Badan Lingkungan Hidup Daerah yangselanjutnya disingkat BLHD adalah BLHDKabupaten Kotabaru.
- 5 -
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnyadisingkat SKPD adalah SKPD di LingkunganPemerintah Kabupaten Kotabaru.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBD adalah APBDKabupaten Kotabaru.
8. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikankepada setiap orang yang melakukan Usahadan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyaratmemperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.
9. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajianmengenai dampak penting suatu Usaha dan/atauKegiatan yang direncanakan pada lingkunganhidup yang diperlukan bagi prosespengambilan keputusan tentang penyelenggaraanUsaha dan/ atau Kegiatan.
10. Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yangselanjutnya disebut Andal, adalah telaahansecara cermat dan mendalam tentang dampakpenting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
11. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidupdan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup,yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalahpengelolaan dan pemantauan terhadap Usahadan/atau Kegiatan yang tidak berdampakpenting terhadap lingkungan hidup yangdiperlukan bagi proses pengambilan keputusantentang penyelenggaraan Usaha dan/atauKegiatan.
12. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentukaktivitas yang dapat menimbulkan perubahanterhadap rona lingkungan hidup sertamenyebabkan dampak terhadap lingkunganhidup.
13. Dampak Penting adalah perubahanlingkungan hidup yang sangat mendasar yangdiakibatkan oleh suatu Usaha dan/atauKegiatan.
14. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, yangselanjutnya disebut RKL, adalah upayapenanganan dampak terhadap lingkungan hidupyang ditimbulkan akibat dari rencana Usahadan/atau Kegiatan.
- 6 -
15. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup, yangselanjutnya disebut RPL, adalah upayapemantauan komponen lingkungan hidup yangterkena dampak akibat dari rencana Usahadan/atau Kegiatan.
16. Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup adalahkeputusan yang menyatakan kelayakanlingkungan hidup dari suatu rencana Usahadan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi denganAmdal.
17. Rekomendasi UKL-UPL adalah surat persetujuanterhadap suatu Usaha dan/atau Kegiatan yangwajib UKL-UPL.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud penyelenggaraan izin lingkungan adalahuntuk terpeliharanya fungsi lingkungan hidup didaerah dan terwujudnya pembangunan yangberkelanjutan yang berwawasan lingkungan di daerah
Pasal 3
Tujuan penyelenggaraan izin lingkungan adalahmemberikan perlindungan terhadap pelestarianlingkungan hidup yang berkelanjutan, meningkatkanupaya pengendalian Usaha dan/atau Kegiatan yangberdampak negatif pada lingkungan hidup,memberikan kejelasan prosedur, mekanisme dankoordinasi antar instansi dalam penyelenggaraanperizinan, dan memberikan kepastian hukum dalamUsaha dan/atau Kegiatan yang memerlukan izinlingkungan.
BAB III
PERSYARATAN ADMINISTRASI LINGKUNGAN
Bagian Kesatu
Izin Lingkungan
Pasal 4
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajibmemiliki Amdal atau UKP-UPL wajib memiliki IzinLingkungan.
(2) Izin Lingkungan diberikan oleh Bupati sesuaidengan kewenangan.
- 7 -
Pasal 5
(1) Izin Lingkungan dapat diajukan setelah melaluitahapan kegiatan:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL; dan
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL.
(2) Ketentuan tentang penyusunan Amdal besertapenilaiannya dan UKL-UPL beserta pemeriksaannyamengacu pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Bagian KeduaPermohonan Izin Lingkungan
Pasal 6
(1) Permohonan diajukan oleh Penanggungjawabusaha dan/atau kegiatan selaku pemrakarsasecara tertulis kepada Bupati melalui BLHD.
(2) BLHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibsegera memberitahukan kepada Bupati atas setiappermohonan yang diajukan.
Bagian KetigaPersyaratan Untuk Dapat Mengajukan
Izin Lingkungan
Pasal 7
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (1) merupakan syarat untuk mendapatkan izinlingkungan harus disertai dengan lampiran, meliputi:
a. Dokumen Amdal (berikut SKKL) atau FormulirUKL-UPL (berikut surat persetujuan);
b. Rincian Rencana Kegiatan;
c. Matriks RKL-RPL atau matriks UKL-UPL;
d. Daftar Jenis Pengelolaan Lingkungan yang sudahdimiliki atau yang akan diurus (hanya untuk usahadan/atau kegiatan yang direncanakanpemprakarsa wajib memiliki izin perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup);
e. Dokumen Pendirian Usaha; dan
f. Profil Usaha.
Bagian KeempatPengumuman Permohonan Izin Lingkungan
Pasal 8
(1) Bupati mengumumkan adanya permohonan IzinLingkungan melalui Badan Lingkungan Hidup.
- 8 -
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan, melalui :
a. media online, media cetak; dan
b. papan pengumuman yang diletakkan dilokasiusaha dan/atau kegiatan.
Pasal 9
Jumlah waktu untuk pengumuman ditentukan olehBupati dengan batas waktu sesuai dengan keperluan,meliputi :
a. bagi usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdalpaling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejakdokumen Andal dan RKL-RPL yang diajukandinyatakan lengkap secara administrasi; dan
b. bagi usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPLpaling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejakformulir UKL-UPL yang diajukan dinyatakanlengkap secara administrasi.
Bagian KelimaSaran, Pendapat dan Tanggapan Masyarakat
Pasal 10
Masyarakat dapat memberikan saran, pendapat dantanggapan terhadap pengumuman permohonan izinlingkungan.
Pasal 11
(1) Jangka waktu untuk memberikan saran, pendapatdan tanggapan untuk usaha dan/atau kegiatanyang wajib Amdal paling lama 10 (sepuluh) harikerja sejak diumumkan.
(2) Saran, pendapat dan tanggapan dapat disampaikanmelalui wakil masyarakat yang terkena dampakdan/atau organisasi masyarakat yang menjadianggota Komisi Penilai Amdal.
Pasal 12
(1) Jangka waktu untuk memberikan saran, pendapatdan tanggapan untuk usaha dan/atau kegiatanyang wajib UKL-UPL paling lama 3 (tiga) hari kerjasejak diumumkan.
(2) Saran, pendapat dan tanggapan dapat disampaikankepada Bupati melalui Badan Lingkungan Hidup.
- 9 -
Bagian KeenamPenolakan Permohonan Izin Lingkungan
Pasal 13
(3) Bupati berkewajiban menolak setiappermohonan dalam hal:
a. pemohon tidak melengkapi persyaratan yangdiwajibkan;
b. objek yang dimohonkan tidak sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
c. pemohon usahanya sudah pernah ditetapkanmelanggar Peraturan Perundang-undangan.
(2) Bentuk penolakan dibuat tertulis ditujukan kepadapemohonan dengan batas waktu 14 (empat belas)hari kerja.
(3) Bagi pemohon yang tidak melengkapi persyaratanyang diwajibkan dapat mengajukan izin kembalisetelah memenuhi kelengkapan persyaratan.
Bagian KetujuhPenerbitan Izin
Pasal 14
(1) Izin Lingkungan diterbitkan oleh Bupati atas dasaruntuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidupatau Rekomendasi UKL-UPL setelah dilakukanpengumuman permohonan Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan diterbitkan bersamaan denganditerbitkannya Keputusan Kelayakan LingkunganHidup atau Rekomendasi UKL-UPL paling lama 75(tujuh puluh lima) hari sejak persyaratandinyatakan lengkap.
(3) Penerbitan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) akan diatur dalam StandarOperasional Prosedur (SOP).
Bagian KedelapanPengumuman Penerbitan Izin Lingkungan
Pasal 15
(1) Setiap Izin Lingkungan yang telah diterbitkanoleh Bupati wajib diumumkan melalui mediamassa dan/atau multimedia.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) harikerja sejak diterbitkan.
- 10 -
Bagian KesembilanMasa Berlaku Izin Lingkungan
Pasal 16
Izin Lingkungan berakhir bersamaan denganberakhirnya izin Usaha dan/atau Kegiatan.
BAB IVPERUBAHAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BAGI
PEMEGANG IZIN LINGKUNGAN
Pasal 17
Izin lingkungan dinyatakan tidak berlaku apabilapemegang Izin Lingkungan melakukan perubahanusaha dan/atau kegiatan diluar ketentuan perizinanyang telah diberikan.
Pasal 18
(1) Dalam hal pemegang Izin Lingkungan melakukanperubahan usaha dan/atau kegiatan maka padasaat direncanakan sudah harus mengajukanperubahan Izin Lingkungan.
(2) Perubahan Usaha dan/atau Kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. perubahan kepemilikan Usaha dan/atauKegiatan;
b. perubahan pengelolaan dan pemantauanlingkungan hidup;
c. perubahan yang berpengaruh terhadaplingkungan hidup yang memenuhi riteria:
1. perubahan dalam penggunaan alat-alatproduksi yang berpengaruh terhadaplingkungan hidup;
2. penambahan kapasitas produksi;
3. perubahan spesifikasi teknik yangmempengaruhi lingkungan;
4. perubahan sarana Usaha dan/atau Kegiatan;
5. perluasan lahan dan bangunan Usahadan/atau Kegiatan;
6. perubahan waktu atau durasi operasiUsaha dan/atau Kegiatan;
7. usaha dan/atau Kegiatan di dalam kawasanyang belum tercakup di dalam IzinLingkungan;
8. terjadinya perubahan kebijakan pemerintahyang ditujukan dalam rangka peningkatanperlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup; dan/atau
- 11 -
9. terjadi perubahan lingkungan hidup yangsangat mendasar akibat peristiwa alamatau karena akibat lain, sebelum danpada waktu Usaha dan/atau Kegiatanyang bersangkutan dilaksanakan.
d. terdapat perubahan dampak dan/ataurisiko terhadap lingkungan hidup berdasarkanhasil kajian analisis risiko lingkunganhidup dan/atau audit lingkungan hidup yangdiwajibkan; dan/atau
e. tidak dilaksanakannya rencana Usahadan/atau Kegiatan dalam jangka waktu 3 (tiga)tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan.
Pasal 19
(1) Bupati sesuai dengan kewenangannya dapatmenerbitkan Perubahan Izin Lingkunganberdasarkan permohonan.
(2) Sebelum mengajukan permohonan perubahan IzinLingkungan penanggung jawab Usaha dan/atauKegiatan wajib menyampaikan laporan perubahandan mengajukan permohonan perubahanKeputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atauRekomendasi UKL-UPL.
Pasal 20
(1) Penerbitan perubahan Keputusan KelayakanLingkungan Hidup dilakukan melalui:
a. penyusunan dan penilaian dokumen Amdalbaru; atau
b. penyampaian dan penilaian terhadap adendumAndal dan RKL-RPL.
(2) Penerbitan perubahan Rekomendasi UKL-UPLdilakukan melalui penyusunan dan pemeriksaanUKL-UPL baru dalam hal perubahan Usahadan/atau Kegiatan tidak termasuk dalam kriteriawajib Amdal.
Pasal 21
Penerbitan perubahan Izin Lingkungandilakukan bersamaan dengan penerbitan perubahanKeputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atauRekomendasi UKL-UPL.
Pasal 22
Bentuk dan tata cara perubahan KeputusanKelayakan Lingkungan Hidup, perubahanRekomendasi UKL-UPL, dan penerbitan perubahanIzin Lingkungan mengacu pada ketentuan PeraturanPerundang-undangan.
- 12 -
BAB VKEWAJIBAN PEMEGANG IZIN LINGKUNGAN
Pasal 23
Pemegang Izin Lingkungan berkewajiban:
a. mentaati persyaratan dan kewajiban yangdimuat dalam Izin Lingkungan dan izinperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
b. membuat dan menyampaikan laporanpelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajibandalam Izin Lingkungan kepada Bupati secaraberkala setiap 6 (enam) bulan; dan
c. menyediakan dana penjaminan untukpemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai denganPeraturan Perundang-undangan.
BAB VIKOMISI PENILAI AMDAL
Bagian KesatuPembentukan
Pasal 24
Bupati membentuk Komisi Penilai Amdal.
Bagian KeduaStruktur Komisi
Pasal 25
(1) Susunan Komisi Penilai Amdal terdiri atas :
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
(2) Ketua dan Sekretaris berasal dari BLHD.
(3) Anggota Komisi Penilai Amdal terdiri atas nsure:
a. SKPD yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dibidang penataan ruang;
b. SKPD yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dibidang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup;
c. SKPD yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dibidang penanaman modal;
d. SKPD yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dibidang pertanahan;
e. SKPD yang menyelenggarakan urusanpemerintahan dibidang kesehatan;
- 13 -
f. Wakil instansi Pusat, instansi provinsi,dan/atau kabupaten yang urusanpemerintahannya terkait dengan dampakusaha dan/atau kegiatan;
g. ahli di bidang yang berkaitan denganrencana usaha dan/atau kegiatan;
h. ahli di bidang yang berkaitan dengandampak dari rencana usaha dan/atau Kegiatan;
i. wakil dari organisasi lingkungan yang terkaitdengan usaha dan/atau kegiatan yangbersangkutan;
j. masyarakat terkena dampak atauperwakilannya; dan
k. efini lain sesuai kebutuhan.
(4) Penetapan Bupati untuk Anggota Komisi PenilaiAmdal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) angka1 sampai dengan angka 5 bersifat efinitive untuk1 (satu) tahun anggaran.
(5) Penetapan Bupati untuk Anggota Komisi PenilaiAmdal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) angka6 sampai dengan angka 11 bersifat persatuan objekAmdal yang dinilai.
(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dinyatakan sebagai satu kesatuan dari penetapanBupati sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
Bagian KetigaLisensi
Pasal 26
(1) Komisi Penilai Amdal diberikan lisensi oleh Bupatisesuai dengan kewenangan.
(2) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata caralisensi mengacu pada Peraturan Perundang-undangan.
Bagian KeempatTugas
Pasal 27
(1) Tugas Komisi Amdal adalah melakukan penilaidokumen Amdal untuk jenis Usaha dan/atauKegiatan yang :
a. bersifat strategis dan tidak strategis daerah; dan
b. diwilayah laut paling jauh 1/3 (satupertiga) dariwilayah laut kewenangan Provinsi.
- 14 -
(2) Jenis usaha dan/atau kegiatan strategis serta tidakstrategis daerah mengacu pada PeraturanPerundang-undangan.
Bagian KelimaTim Teknis dan Sekretariat Penilai Amdal
Pasal 28
Dalam melakukan penilaian Amdal Komisi PenilaiAmdal dibantu oleh Tim Teknis Penilai Amdal danSekretariat Komisi Penilai Amdal.
Pasal 29
(1) Tim Teknis Penilai Amdal terdiri atas :
a. ahli dari instansi teknis yang membidangiusaha dan/atau kegiatan yang bersangkutandan instansi lingkungan hidup; dan
b. ahli lain dan bidang ilmu yang terkait.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunankeanggotaan tim teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati sesuai dengankewenangannya.
Pasal 30
(1) Sekretariat Komisi Penilai Amdal dipimpin olehKepala Sekretariat yang dijabat oleh Pejabatsetingkat esselon IV ex officio pada BLHD.
(2) Sekretariat Komisi Penilai Amdal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas di bidangkesekretariatan, perlengkapan, penyediaaninformasi pendukung, dan tugas lain yangdiberikan oleh Komisi Penilai Amdal.
Bagian KeenamLarangan
Pasal 31
(1) Dalam hal Pemerintah Daerah melalui BLHDbertindak sebagai Pemrakarsa dan kewenanganpenilaian Amdalnya berada di daerah, penilaianAmdal terhadap Usaha dan/atau Kegiatantersebut dilakukan oleh Komisi Penilai Amdalprovinsi.
(2) Anggota Komisi Penilai Amdal dan anggota timteknis dilarang melakukan penilaian terhadapdokumen Amdal yang disusunnya.
- 15 -
Bagian KetujuhPeningkatan Kemampuan Penilai Amdal Daerah
Pasal 32
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga penilai Amdaldan UKL-UPL di daerah Bupati melalui SKPD terkaitmenugaskan kepada pejabatnya untuk mengikuti :
a. pendidikan dan pelatihan Amdal tingkat Provinsidan atau pada Pemerintah Pusat; dan
b. bimbingan teknis UKL-UPL.
Pasal 33
(1) Pemerintah Daerah wajib membuat acuan standar,prosedur dan/atau kriteria untuk penilaian AmdalDaerah.
(2) Acuan standar, prosedur dan/atau kriteria untukpenilaian Amdal ditetapkan dengan PeraturanBupati.
BAB VIIPENYUSUNAN AMDAL ATAU UKL-UPLBAGI MASYARAKAT EKONOMI LEMAH
Pasal 34
(1) Pemerintah Daerah membantu penyusunanAmdal atau UKL-UPL bagi usaha dan/ataukegiatan masyarakat golongan ekonomi lemahyang berdampak penting terhadap lingkunganhidup.
(2) Penyusunan Amdal atau UKL-UPL bagi usahadan/atau kegiatan golongan ekonomi lemahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu olehSKPD yang membidangi Usaha dan/atau Kegiatan.
(3) Dalam hal Usaha dan/atau Kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dibawah pembinaan atau pengawasan lebih dari 1(satu) SKPD yang membidangi Usaha dan/atauKegiatan, penyusunan Amdal atau UKL- UPL bagiUsaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan,dilakukan oleh SKPD yang membidangi Usahadan/atau Kegiatan yang bersifat dominan.
BAB VIIIPENDANAAN
Pasal 35
Penyusunan dokumen Amdal atau UKL-UPL didanaioleh Pemrakarsa, kecuali untuk Usaha dan/atauKegiatan bagi golongan ekonomi lemah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 34.
- 16 -
Pasal 36
Dana Kegiatan untuk Penilaian Amdal yang dilakukanoleh Komisi Penilai Amdal, Tim Teknik dan SekretariatKomisi Penilai Amdal atau Pemeriksaan UKL-UPL yangdilakukan oleh BLHD dialokasikan dari APBD sesuaidengan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 37
Jasa Penilaian dokumen Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL yang dilakukan Komisi Penilai Amdal, Tim Teknisdibebankan kepada Pemrakarsa sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 38
Biaya pengumuman permohonan Izin Lingkungan danPenerbitan Izin Lingkungan ditanggung sepenuhnyaoleh Pemohon Izin.
Pasal 39
Dana peningkatan Penilai Amdal Daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 dialokasikan dalamanggaran BLHD.
BAB IXPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI KINERJA
Bagian Kesatu
Pembinaan Terhadap Penatalaksanaan Amdal danUKL-UPL
Pasal 40(1) Pembinaan terhadap Komisi Penilai Amdal
dilaksanakan oleh instansi lingkungan hidupprovinsi.
(2) Koordinasi dalam rangka pembinaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi olehBLHD.
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling sedikit melalui :
a. pendidikan dan pelatihan Amdal;b. bimbingan teknis UKL-UPL;c. penetapan norma, standar, prosedur, dan/atau
kriteria.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 41
Untuk melaksanakan pengawasan terhadappelaksanaan Peraturan Daerah ini ditugaskan kepadaBLHD.
- 17 -
Pasal 42
(1) Di samping Pemerintah Daerah, pengawasan jugadilakukan oleh masyarakat dalam bentuk peranserta masyarakat dalam Perizinan Lingkungan:
a. memantau dan menjaga ketertibanpenyelenggaraan;
b. menyampaikan saran, pendapat dan tanggapan;dan
c. melaksanakan gugatan perwakilan terhadapusaha dan/atau kegiatan yang mengganggu,merugikan, dan/atau membahayakankepentingan umum.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai peran masyarakatdalam penyelenggaraan perizinan lingkunganmengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Evaluasi Kinerja
Pasal 43
(1) Evaluasi kinerja terhadap penatalaksanaan:a. Amdal yang dilakukan oleh Komisi Penilai
Amdal; danb. UKL-UPL yang dilakukan oleh BLHD,dilakukan oleh Instansi lingkungan hidup provinsi.
(2) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat(1) paling sedikit dilakukan terhadap:a. pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan/
atau dminist di bidang Amdal dan UKL-UPL;b. kinerja Komisi Penilai Amdal; danc. kinerja pemeriksa UKL-UPL di BLHD.
BAB XSANKSI TERHADAP PELANGGARAN
Pasal 44
Setiap orang atau badan yang tidak memenuhikewajiban sebagaimana dimaksud dalam PeraturanDaerah ini dikenai sanksi dministrative dan/atausanksi pidana.
Pasal 45
(1) Pemegang Izin Lingkungan yang melanggarketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal23 dikenakan sanksi dministrative berupa:
- 18 -
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan Izin Lingkungan; atau
d. pencabutan Izin Lingkungan.
(2) Tolak ukur berat ringannya pemberian sanksiadministratif bagi suatu pelanggaran, meliputi:
a. efektivitas dan efisiensi terhadappelestarian fungsi lingkungan hidup;
b. tingkat atau berat ringannya jenispelanggaran yang dilakukan oleh pemegangIzin Lingkungan;
c. tingkat ketaatan pemegang Izin Lingkunganterhadap pemenuhan perintah atau kewajibanyang ditentukan dalam izin lingkungan;
d. riwayat ketaatan pemegang Izin Lingkungan;dan/atau
e. tingkat pengaruh atau implikasi pelanggaranyang dilakukan oleh pemegang Izin Lingkunganpada lingkungan hidup.
(3) Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a dan huruf b dilaksanakan olehBLHD.
(4) Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c dan huruf d ditetapkan olehBupati.
BAB XIPENYIDIKAN
Pasal 46
(1) Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, Penyidikanatas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Daerah ini dilakukan oleh PenyidikPegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkunganPemerintah Daerah yang pengangkatannya sesuaidengan Peraturan Perundang-Undangan.
(2) Dalam melakukan Tugas Penyidikan, PenyidikPegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat(1) pasal ini berwenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dariseseorang adanya tindak pidana;
b. melakukan Tindakan Pertama pada kejadiandan melakukan Pemeriksaan saat itu ditempat;
- 19 -
c. menyuruh berhenti seseorang tersangka danmemeriksa Tanda Pengenal diri tersangka;
d. melakukan Penyitaan Benda dan/atau Surat;
e. memanggil seseorang untuk didengar dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi;
f. mendatangkan orang ahli yang dipergunakandalam hubungannya dengan pemeriksaanperkara;
g. mengadakan penghentian Penyidikan setelahmendapat Petunjuk dari Penyidik bahwa tidakterdapat Bukti atau Peristiwa tersebut bukanmerupakan tindak Pidana dan selanjutnyamelalui Penyidik memberitahukan hal tersebutkepada Penuntut Umum, tersangka dankeluarganya.
BAB XIIKETENTUAN PIDANA
Pasal 47
Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuanPasal 4 ayat (1) dipidana sebagaimana ketentuan Pasal109 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
BAB XIIIKETENTUAN KHUSUS
Pasal 48
Dalam hal dikemudian hari ditemukan secarasebagian atau seluruh persyaratan yang diajukanguna memperoleh Izin Lingkungan mengandungunsur penipuan (Bedrog) terhadap Izin Lingkunganyang telah diterbitkan dinyatakan tidak berlaku ataudilakukan pencabutan Izin dengan dasar pelanggaranhukum yang diketahui dikemudian hari olehPemerintah Daerah.
BAB XIVKETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Dokumen lingkungan yang telah mendapatpersetujuan sebelum berlakunya Peraturan Daerahini, dinyatakan tetap berlaku dan dapat dipergunakanuntuk pemenuhan persyaratan pengajuan IzinLingkungan, kecuali habis masa berlakunyasebagaimana ditentukan atasnya.
- 20 -
Pasal 50
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah KabupatenKotabaru.
Ditetapkan di Kotabarupada tanggal 14 Juli 2014
BUPATI KOTABARU,
ttd
H. IRHAMI RIDJANI
Diundangan di Kotabarupada tanggal 14 Juli 2014
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTABARU,
ttd
H. SURIANSYAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARUTAHUN 2014 NOMOR 11
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU, PROVINSIKALIMANTAN SELATAN : (63/2014)
- 1 -
PENJELASANATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARUNOMOR 11 TAHUN 2014
TENTANG
IZIN LINGKUNGAN
I. UMUM
Proses pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia harusdiselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutandan berwawasan lingkungan sesuai dengan amanah Pasal 33 ayat (4)Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Pemanfaatan sumber daya alam masih menjadi modal dasarpembangunan di Indonesia saat ini dan masih diandalkan di masayang akan nstru. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya alamtersebut harus dilakukan secara bijak. Pemanfaatan sumber dayaalam tersebut hendaknya dilandasi oleh tiga pilar pembangunanberkelanjutan, yaitu menguntungkan secara ekonomi (economicallyviable), diterima secara sosial (socially acceptable), dan ramahlingkungan (environmentally sound). Proses pembangunan yangdiselenggarakan dengan cara tersebut diharapkan dapatmeningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan generasi masakini dan yang akan nstru.
Aktivitas pembangunan yang dilakukan dalam berbagai bentukUsaha dan/atau Kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan dampakterhadap lingkungan. Dengan diterapkannya prinsip berkelanjutandan berwawasan lingkungan dalam proses pelaksanaanpembangunan, dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan olehberbagai aktivitas pembangunan tersebut dianalisis sejak awalperencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak nstrumedan pengembangan dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin.Perangkat atau nstrument yang dapat digunakan untuk melakukanhal tersebut adalah Amdal dan UKL-UPL. Pasal 22 Undang- UndangNomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup menetapkan bahwa setiap Usaha dan/atauKegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajibmemiliki Amdal. Amdal tidak hanya mencakup kajian terhadap aspekbiogeofisik dan kimia saja, tetapi juga aspek sosial ekonomi, sosialbudaya, dan kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk setiap Usahadan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting, sesuai denganketentuan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diwajibkan untukmemiliki UKL-UPL. Pelaksanaan Amdal dan UKL- UPL harus lebihsederhana dan bermutu, serta menuntut profesionalisme,akuntabilitas, dan integritas semua pihak terkait, agar nstrumentini dapat digunakan sebagai perangkat pengambilan keputusan yangefektif.
- 2 -
Amdal dan UKL-UPL juga merupakan salah satu syarat untukmendapatkan Izin Lingkungan. Pada dasarnya proses penilaianAmdal atau pemeriksaan UKL-UPL merupakan satu kesatuan denganproses permohonan dan penerbitkan Izin Lingkungan. Dengandimasukkannya Amdal dan UKL-UPL dalam proses perencanaanUsaha dan/atau Kegiatan, Menteri, gubernur, atau bupati/walikotasesuai dengan kewenangannya mendapatkan informasi yang luasdan mendalam terkait dengan dampak lingkungan yang mungkinterjadi dari suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut danlangkah-langkah pengendaliannya, baik dari aspek teknologi, sosial,dan kelembagaan. Berdasarkan informasi tersebut, pengambilkeputusan dapat mempertimbangkan dan menetapkan apakah suaturencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut layak, tidak layak,disetujui, atau ditolak, dan Izin Lingkungannya dapat diterbitkan.Masyarakat juga dilibatkan dalam proses pengambilan keputusandan penerbitan Izin Lingkungan.
Tujuan diterbitkannya Izin Lingkungan antara lain untukmemberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup yang lestaridan berkelanjutan, meningkatkan upaya pengendalian Usahadan/atau Kegiatan yang berdampak egative pada lingkungan hidup,memberikan kejelasan prosedur, mekanisme dan koordinasiantarinstansi dalam penyelenggaraan perizinan untuk Usahadan/atau Kegiatan, dan memberikan kepastian hukum dalam Usahadan/atau Kegiatan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1Cukup jelas
Pasal 2Cukup jelas
Pasal 3Cukup jelas
Pasal 4Cukup jelas
Pasal 5Cukup jelas
Pasal 6Cukup jelas
Pasal 7Huruf a
Cukup jelasHuruf b
Cukup jelasHuruf c
Cukup jelas
- 3 -
Huruf d
Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidupantara lain izin pembuangan limbah cair, izinpemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah, izinpenyimpanan sementara limbah bahan berbahaya danberacun, izin pengumpulan limbah bahan berbahayadan beracun, izin pengangkutan limbah bahanberbahaya dan beracun, izin pemanfaatan limbahbahan berbahaya dan beracun, izin pengolahan limbahbahan berbahaya dan beracun, izin penimbunan limbahbahan berbahaya dan beracun, izin pembuangan airlimbah ke laut, izin dumping, izin reinjeksi ke dalamformasi, dan/atau izin venting.
Huruf e
Dokumen pendirian Usaha dan/atau Kegiatan dapatberupa akta pendirian perusahaan untuk Usaha dan/ataukegiatan yang sifatnya swasta, sedangkan untukpemerintah antara lain berupa dasar hukum pembentukanlembaga pemerintah.
Huruf d
Profil usaha dan/atau kegiatan antara lain memuat:
a. nama penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan;
b. nama Usaha dan/atau Kegiatan;
c. alamat Usaha dan/atau Kegiatan;d. bidang Usaha dan/atau Kegiatan; dane. lokasi Usaha dan/atau Kegiatan.
Pasal 8Cukup jelas
Pasal 9Cukup jelas
Pasal 10Cukup jelas
Pasal 11Cukup jelas
Pasal 12Cukup jelas
Pasal 13Cukup jelas
Pasal 14Cukup jelas
Pasal 15Cukup jelas
- 4 -
Pasal 16Cukup jelas
Pasal 17Cukup jelas
Pasal 18Cukup jelas
Pasal 19Cukup jelas
Pasal 20Cukup jelas
Pasal 21Cukup jelas
Pasal 22Cukup jelas
Pasal 23Cukup jelas
Pasal 24Cukup jelas
Pasal 25Cukup jelas
Pasal 26Cukup jelas
Pasal 27Ayat (1)
Cukup jelasAyat (2)
Usaha dan/atau Kegiatan bersifat strategis antara lainpembangkit listrik tenaga nuklir, pembangkit listrik tenagaair, pembangkit listrik tenaga uap atau panas bumi,eksploitasi minyak dan gas, kilang minyak, pertambanganuranium, andar y petrokimia, andar y pesawat terbang,
andar y kapal, andar y senjata, andar y bahanpeledak, andar y baja, andar y alat-alat berat, andar ytelekomunikasi, pembangunan bendungan, andar udara,pelabuhan, dan Usaha dan/atau Kegiatan lainnya yangmenurut instansi yang membidangi Usaha dan/atauKegiatan dianggap strategis.
Pasal 28Cukup jelas
Pasal 29Cukup jelas
- 5 -
Pasal 30Cukup jelas
Pasal 31Cukup jelas
Pasal 32Cukup jelas
Pasal 33Cukup jelas
Pasal 34Cukup jelas
Pasal 35Cukup jelas
Pasal 36Cukup jelas
Pasal 37Cukup jelas
Pasal 38Cukup jelas
Pasal 39Cukup jelas
Pasal 40Cukup jelas
Pasal 41Cukup jelas
Pasal 42Cukup jelas
Pasal 43Cukup jelas
Pasal 44Cukup jelas
Pasal 45Cukup jelas
Pasal 46Cukup jelas
Pasal 47Cukup jelas
Pasal 48Cukup jelas
top related