case cf radius ulna
Post on 06-Aug-2015
165 Views
Preview:
TRANSCRIPT
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 14 tahun
Alamat : Slahung
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal masuk RS : 2 Juli 2012
Tanggal pemeriksaan : 3 Juli 2012
Tanggal Operasi : 4 Juli 2012
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama :
Nyeri pada tangan kanan
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Ponorogo dengan keluhan nyeri pada
tangan kanan, nyeri dirasakan sangat mengganggu, tidak menjalar,
semakin memberat saat digerakkan dan berkurang bila diistirahatkan.
Nyeri dirasakan setelah pasien jatuh dari kursi, sebelum jatuh pasien
tidak ada gangguan dalam menggunakan tangannya untuk beraktivitas.
Setelah terjatuh pasien masih bisa menggerakkan tangan kanannya
namun bentuk tangannya bekok, serta nyeri saat digerakkan. Pada
lokasi nyeri terdapat adanya luka kecil serta bengkak.
Pasien mengaku dirinya terjatuh dari kursi, pada hari Selasa pukul
10 malam. Pasien terjatuh dengan posisi tangan kanan menahan berat
tubuh. Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Ponorogo. Pasien
mendapat pertolongan pertama, luka pada tangannya dijahit kemudian
dibidai.
1
Pasien tidak mengeluh adanya nyeri dibagian tubuh lain, pingsan (-),
pusing (-), sakit kepala (-), demam (-), mual (-), muntah (-), sesak nafas
(-), nyeri dada (-), nyeri perut (-), .
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung/Paru : disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Sakit Ginjal/Liver : disangkal
Riwayat Operasi sebelumnya : disangkal
Riwayat Trauma` : ada, pasien jatuh dari motor
1 bulan yang lalu dan terdapat luka lecet pada lengan kanan dan
tungkai kanan
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Alergi dalam keluarga : disangkal
Riwayat Asma dalam keluarga : disangkal
Riwayat Hipertensi dalam keluarga : disangkal
Riwayat DM dalam keluarga : disangkal
E. Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : Pusing (-), Demam (-)
Sistem Respirasi : Batuk (-), Pilek (-), sulit bernafas (-)
Sistem Kardiovaskuler : Nyeri dada (-), Pucat (-)
Sistem Digestivus : Mual (-), Muntah (-), BAB lancar
Sistem Urogenital : BAK lancar, jernih kekuningan, nyeri (-)
Sistem Muskuloskeletal : Ada hambatan dalam bergerak di regio
antebrachii dan manus
Sistem Integumentum : Suhu teraba hangat
2
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Gizi : Cukup
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
Vital Sign
Tek. Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit isi cukup dan reguler
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,1 oC per axilla
B. Pemeriksaan fisik
a) Kepala/Leher
Jejas (-), ekskoriasi (-), nyeri tekan (-), hematom (-), rhinorea
(-), otorhea (-), peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar
getah Bening (-), Brill hematome (-)
b) Mata
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterus (-/-)
Pupil : Ukuran 4 mm reguler, Reflek cahaya (+/+),
isokor (+/+)
Palpebra : Edema (-/-)
c) Thoraks
Dinding thoraks : Jejas (-)
Paru
- Inspeksi : Gerakan Pernafasan Simetris kanan dan kiri
- Palpasi : Ketinggalan gerak (-)
3
Fremitus
depan belakang
N N N N
N N N N
N N N N
- Perkusi depan belakang
- Auskultasi
depan belakang
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Vesikule
r
Suara tambahan Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
4
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
- Perkusi : Batas jantung tidak membesar
- Auskultasi : Suara Jantung I-II regular, Bising jantung
(-)
d) Abdomen
Inspeksi : Jejas (-), distensi (-), darm steifung (-), darm
contour (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) bising usus normal
Perkusi : Timpani, hepar pekak, hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
e) Ekstremitas
Atas : ekskoriasi (-/-), luka terbuka (+/-) pada regio
antebrachii ventral 1/3 distal ukuran 1x 0,25x 0,25 cm
Bawah : ekskoriasi (-/-), luka terbuka (-/-)
C. Status Lokalis
a) Lokasi trauma : Regio Antebrachii Dextra
b) Look
Deformitas : (+) angulasi ke dorsal
Edema : (+)
Luka : (+) 1 x 0,25 x 0,25 cm pada ventral
1/3 distal antebrachii dextra
c) Feel
False movement : (+)
Nyeri tekan : (+)
Krepitasi : (-)
5
Akral Hangat : (+)
Capilarry refill time : (+)
Pulsasi a. radialis : (+) pulsasi a. radialis
kanan teraba, irama reguler
Fungsi sensorik : n. Radialis (+)
n. Ulnaris (+)
n. Medianus (+)
d) Move
Nyeri gerak : (+)
Fungsi Motorik : n. Radialis (sde karena edema)
n. Medianus (sde karena edema)
n. Ulnaris (sde karena edema)
ROM : terbatas karena nyeri
IV. DIAGNOSIS BANDING
Soft Tissue Injury
Suspect Closed Fracture Radius 1/3 Distal
Suspect Closed Fracture Ulna 1/3 Distal
V. PLANNING DIAGNOSA
Foto Rontgen Antebrachii Dextra AP dan Lateral
VI. TERAPI
Pemasangan IV line
Analgetik (Inj. Ketorolac 2 x 30mg)
Bidai atau spalk
VII. EDUKASI
Istirahatkan lengan kanan
6
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Radiologi
Foto Rontgen Antebrachii Dextra AP dan Lateral seorang laki-laki berusia
14 tahun :
Tampak soft tissue swelling
Susunan tulang baik
Sela sendi tak menyempit
7
Permukaan sendi reguler
Tampak dikontinuitas jaringan tulang Radius dan Ulna 1/3 distal
Tak tampak lesi litik dan sklerotik
Kesan : gambar fraktur pada Radius dan Ulna 1/3 distal Kanan
IX. DIAGNOSA
Closed Fracture 1/3 Distal Radius Ulna Dextra Komplit Displaced
X. PLANNING TERAPI
Terapi Konservatif :
Reposisi tertutup manual dan Immobilisasi dengan above-elbow plaster cast
pada posisi netral dipertahankan selama 6 minggu
Terapi Operatif :
Open Reduction Internal Fixation Plating
XI. TINDAKAN OPERASI
Macam : Open Reduction Internal Fixation Plating
Posisi : Terlentang
Jenis Anastesi : General Anaesthesy
A. Pre-operatif
Informed consent pemasangan intravena line dan pemberian
profilaksis antibiotik (Seftriakson 1gr).
B. Intra-operatif
Pasien masuk ke ruang OK, diposisikan terlentang di atas meja
operasi, dan dianastesi dengan general anestesi.
Daerah operasi didesinfeksi dengan savlon dan betadine.
Persempit daerah operasi dengan duk steril.
Insisi sisi distal Radius dextra, mulai dari kulit, fascia, perdalam
insisi lapis demi lapis sambil rawat pendarahan.
Insisi fascia, diperdalam lapis demi lapis dan ditemukan Fraktur
Radius 1/3 distal.
8
Dilakukan reposisi fraktur.
Dilakukan fiksasi dengan plate dan screw 1 buah.
Cek stabilitas.
Setelah stabil, cuci lapang operasi dan tutup lapis demi lapis.
Insisi sisi distal Ulna dextra, mulai dari kulit, fascia, perdalam
insisi lapis demi lapis sambil rawat pendarahan.
Insisi fascia, diperdalam lapis demi lapis dan ditemukan Fraktur
Ulna 1/3 distal.
Dilakukan reposisi fraktur.
Dilakukan fiksasi dengan plate dan screw 1 buah.
Cek stabilitas.
Setelah stabil, cuci lapang operasi dan tutup lapis demi lapis.
XII. PLANNING
A. Terapi
Infus RL 16 tpm
Antibiotik (Inj. Ceftriaxone 2 x 1g)
Analgetik (Inj. Ketorolac 2x 30 mg)
B. Edukasi
Segera melatih sendi-sendi proximal dan distal dari fragmen
fraktur.
Lengan tetap dielevasi hingga pembengkakan mereda
C. Rehabilitasi
Active dan passive ROM exercise
9
REFLEKSI KASUS
Pasien laki-laki berusia 14 tahun, datang ke RSUD Dr. Harjono Ponorogo
dengan keluhan nyeri pada tangan kanan setelah terjatuh dari kursi, nyeri
dirasakan sangat mengganggu, tidak menjalar dan terasa semakin memberat saat
digerakkan serta berkurang bila diistirahatkan. Dari pemeriksaan fisik regio
antebrachii dextra didapatkan pada look: deformitas (+) angulasi ke dorsal, edema
(+), luka (+) feel: false movement (+), nyeri tekan (+),krepitasi (-), move: Nyeri
gerak (+), ROM terbatas karena nyeri.
Dari hasil foto rontgen didapatkan dikontinuitas jaringan tulang Radius
dan Ulna 1/3 distal. Kemudian dilakukan open reduction plating 2 plate pada
Radius dan Ulna dextra pada 4 Juli 2012. Pada pasien ini mengalami fraktur
Radius dan Ulna 1/3 distal.
Fraktur pada regio wrist dan lengan bawah sangat sering terjadi pada anak-
anak karena sering jatuh di mana gaya diteruskan dari lengan ke Radius dan Ulna.
Fraktur 1/3 distal Radius dan Ulna komplit displaced umumnya terjadi pada masa
anak-anak. Saat hanya Radius saja yang fraktur, fraktur menjadi supinasi; reduksi
yang paling stabil adalah pronasi. Namun saat Radius dan Ulna fraktur, reduksi
yang paling stabil dengan posisi lengan bawah netral dengan above-elbow cast
selama 6 minggu.1
Fraktur lengan bawah pada dewasa sulit untuk ditangani dibandingkan
dengan fraktur pada anak-anak. Trauma langsung biasanya mengakibatkan fraktur
transversal pada tingkat yang sama (paling banyak pada 1/3 tengah) sedangkan
pada trauma tak langsung hampir selalu mengakibatkan rotasi yaitu fraktur
oblique atau spiral pada tingkat yang berbeda. Deformitas rotasi tambahan dapat
ditimbulkan oleh tarikan otot-otot yang melekat pada Radius: otot itu adalah
biseps dan otot supinator pada 1/3 bagian atas, pronator teres pada sepertiga
pertengahan, pronator quadratus pada sepertiga bagian bawah. 2
10
Gambaran klinik fraktur ini biasanya sangat jelas, tetapi nadi harus diraba
dan tangan diperiksa untuk mencari ada tidaknya defisit peredaran darah atau
saraf.2
Pada pasien ini didapatkan hasil foto rontgen tampak fraktur 1/3 distal
Radius dan Ulna secara melintang pada tingkat yang sama. Gambaran sinar-X
fraktur Radius dan Ulna yaitu kedua tulang fraktur, baik secara melintang pada
tingkat yang sama atau secara oblik dengan fraktur Radius biasanya pada tingkat
yang lebih tinggi. Pada anak-anak fraktur sering tidak lengkap (greenstick) dan
hanya berangulasi. Pada orang dewasa pergeseran dapat terjadi pada setiap arah,
tumpang tindih miring atau memuntir.2
Reduksi tertutup pada kedua fraktur memungkinkan untuk menggunakan
traksi dan berbagai macam derajat pronasi dan supinasi bergantung pada
deformitas. Reduksi terbuka biasanya diperlukan fraktur Radius dan Ulna pada
dewasa sebagai penanganan primer atau sekunder setelah gagal dengan reduksi
tertutup. Internal fiksasi yang paling efektif pada fraktur ini adalah plate and
screws. Radius biasanya menyembuh lebih cepat dari Ulna.1
Pada anak-anak reduksi tertutup biasanya berhasil dan fragmen
dipertahankan dalam gips panjang lengkap, dari aksila sampai ke metakarpal; alat
ini diterapkan dengan posisi siku 90 derajat dengan lengan bawah pada posisi
netral. Posisi itu diperiksa dengan sinar-x setelah 2 minggu dan kalau memuaskan,
pembebatan dipertahankan hingga fraktur menyatu (biasanya 6-8 minggu).
Selama periode ini dianjurkan melakukan latihan tangan dan bahu. Anak harus
tidak boleh berolahraga untuk mencegah terjadi fraktur ulang.Adakalanya operasi
diperlukan jika fraktur tidak bisa direduksi atau fragmen sangat tidak stabil.
Fiksasi dapat menggunakan small plate, Kirschner Wires (K-Wires) atau flexible
intramedullary nails.2
Pada orang dewasa, reduksi sukar dilakukan dan pergeseran kembali
dalam gips hampir selalu terjadi, kecuali kalau fragmen dalam aposisi dekat.
Hasilnya sangat sulit diprediksi, sehingga para ahli memilih reduksi terbuka dan
fiksasi internal. Fragmen dipertahankan dengan menggunakan plat dan sekrup.
Fasia yang dalam dibiarkan terbuka untuk mencegah terjadinya tekanan dalam
11
kompartemen otot, dan hanya kulit dan jaringan sub kutan lah yang dijahit.
Setelah operasi lengan tetap dielevasi hingga pembengkakan mereda, dan selama
periode ini latihan aktif dianjurkan. Tulang menyatu dalam 8-12 minggu.2
Komplikasi fraktur Radius dan Ulna yaitu:
1. Early
a. Cedera saraf
b. Cedera pembuluh darah
c. Sindrom kompartemen
2. Late
a. Delayed union dan non union
b. Malunion
c. Komplikasi pelepasan plat
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Salter, Robert Bruce. 1999. Specific Fractures and Joint Injuries in Children
In : Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskletal System 3rd
Edition. USA : Lippincott Williams & Wilkins . pp: 513-516
2. Solomon L, Warwick DJ, Nayagama S. 2001. Injury of the Forearm and
Wrist in Apley’s System of Orthopaedics and Fractures Eigth Edition.
London: Arnold International Student Edition. pp: 611-613
13
top related