cc221115 peb
Post on 30-Jan-2016
258 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN JAGA COASS OBSGYN
Minggu, 22 November 2015
DAFTAR PASIEN MASUK
No Identitas Diagnosis Terapi
1 Ny. YS29 tahunG1P0A0UK 40 minggu
Kala II fetal distress, PEB pada primigravida hamil aterm.
Lanjut persalinan pervaginam kala II diperingan dengan Vakum ekstraksiProtap PEB
Outcome: 19.30Lahir bayi perempuan 3200g, AS 5-6-8
2 Ny. SH27 tahunG2P1A0UK 40 minggu
PEB sekundigravida hamil aterm dp kala I fase laten, anemia (9,6)
Lanjut persalinan pervaginam kala II diperingan dengan Vakum ekstraksiPEBCek labInform consent, KIEOutcome: 05.00Lahir bayi laki-laki 3600g,AS 7-8-9
3 Ny. LR29 tahunG2P1A0UK 35+2 mgg
PEB gemelli (lintang-lintang) sekundigravida hamil preterm dp kala I fase aktif
SCTPem + IUDProtap PEBInform consent, konsul anestesiInj. Cefazolin 1g, skin test
Outcome: 23.45I bayi laki-laki 1200g, AS 4-6-7II bayi laki-laki1900g, AS 5-6-7
LAPORAN KASUS
A. Identitas pasienNama : Ny. YSUmur : 29 tahunAlamat : Tangerang, BantenPekerjaan : Ibu Rumah TanggaTanggal Masuk : 22 November 2015Tanggal Pemeriksaan : 22 November 2015No. RM : 01321083
I. ANAMNESIS
B. Keluhan utama Ibu ingin mengejan
C. Riwayat penyakit sekarang
Seorang G1P0A0 29 tahun, UK 40 minggu datang rujukan dari RSUD Surakarta dengan PEB, fetal distress dp kala I fase aktif. Pasien merasa hamil 9 bulan, gerak janin masih dirasakan, kenceng-kenceng teratur sudah dirasakan, air ketuban sudah dirasakan keluar 6 jam SMRS, lendir darah (+).
D. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat sakit asma : disangkal Riwayat sakit jantung : disangkal Riwayat alergi : disangkal
E. Riwayat haid• Menarche : 12 tahun
• Lama haid : 7-8 hari
• Siklus haid : 28 hari
F. Riwayat perkawinan
Menikah 1 kaliLama : 5 tahun
F. Riwayat KB KB : (-)
Status generalisKeadaan Umum : tampak sakit
sedang, gizi kesan cukupTanda vital
Tek. Darah : 160/100 mmHgFrek. Napas : 20x/menitNadi : 82 x/menitSuhu : 36,50 C
II. PEMERIKSAAN FISIK
Konjungtiva pucat (-/-) Sklera Ikterik (-/-)Konjungtiva pucat (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Abdomen :Supel, NT (-), teraba janin tunggal intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala masuk panggul, >2/3 bagian, HIS (+) 4x/10’/40”, DJJ(+) 90/84/86 reg, TFU 32cm
Abdomen :Supel, NT (-), teraba janin tunggal intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala masuk panggul, >2/3 bagian, HIS (+) 4x/10’/40”, DJJ(+) 90/84/86 reg, TFU 32cm
Cor/pulmo dbnCor/pulmo dbn
genital: VT v/u tenang, dinding vagina dbn, portio tidak teraba, Ꝋlengkap, eff 100%, AK (+) keruh hijau, KK (-) dan penunjuk UKK di jam 12, STLD (+)
genital: VT v/u tenang, dinding vagina dbn, portio tidak teraba, Ꝋlengkap, eff 100%, AK (+) keruh hijau, KK (-) dan penunjuk UKK di jam 12, STLD (+) UPD
Promontorium tidak teraba, linea terminalis teraba <1/3 bagian, spina ischiadica tidak teraba, arcus pubis >900
Kesan panggul gynecoid normal
UPDPromontorium tidak teraba, linea terminalis teraba <1/3 bagian, spina ischiadica tidak teraba, arcus pubis >900
Kesan panggul gynecoid normal
III. LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Darah (22 November 2015)• Hb : 12,4 g/dL• Hct : 38 %• AE : 4,27.106/UL• AL : 20,9.103/UL ↑• AT : 215103/UL• Gol. Darah : A• SGOT : 25 u/L• SGPT : 20 u/L• LDH : 360• HBsAg : non reaktif
• Proteinuria : +2
Kesimpulan Seorang G1P0A0 29 tahun, UK 40 minggu. Pasien
datang rujukan dengan PEB dan fetal distress primigravida kala 1 fase aktif
Dari pemeriksaan fisik didapatkan teraba janin tunggal intra uterin, memanjang, puki, preskep, kepala masuk panggul, >2/3 bagian, HIS (+) 4x/10’/40”, DJJ(+) 90/84/86 reg, TFU 32cm
VT v/u tenang, v/u tenang, dinding vagina dbn, portio tidak teraba, lengkap, eff 100%, Ꝋ AK (+) keruh hijau, KK (-) dan penunjuk UKK di jam 12, STLD (+)
Pemeriksaan lab Protein urin positif 2 +; LDH 360 U/L
Diagnosis
Kala II fetal distress, PEB pada primigravida hamil aterm.
Mondok VK → Rencana persalinan pervaginam, peringan kala II dengan vakum ekstraksi
Protap PEB : O2 3lpm• Inf RL 12 tpm • MgSO4 20% 4 gr dilarutkan dalam RL 50 cc IV s/p selama 15
menit & lanjut 1gr/jam selama 24 jam• Nifedipin 10 mg jika TD >180/110• KUVS BC
Informed consent
TERAPI
Outcome
Lahir bayi perempuan, 3200 g, AS 5-6-8
Anus (+), kelainan kongenital (-)Plasenta lahir spontan lengkap,
ukuran 20x20x15 cmRepair Perineum
TINJAUAN PUSTAKA
Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan
Penegakkan DiagnosisKenaikan tekanan darah sistolik
harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih.
Proteinuria didefinisikan sebagai peningkatan ekskresi protein dalam urine sebanyak 0,3 gram protein dalam 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada tes dipstick) dalam pengambilan urin sewaktu dan tidak adanya bukti infeksi saluran kemih.
Pembagian PreeklamsiPreeklamsi RinganPreeklamsi Berat
Pre Eklamsia Ringan
Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
Diagnosis :Diagnosis pre eklamsi ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu.• Hipertensi : sistolik / diastolik ≥ 140/90 mmHg.• Proteinuria : ≥ 300 mg / 24 jam• Edema : edema lokal tidak dimasukan dalam kriteria pre eklamsi, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata.
Pre Eklamsia Berat
Adalah pre eklamsia dengan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 gram / 24 jam.
DIAGNOSIS PEBSistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic ≥ 110
mmHgProteinuria lebih 5 gram / 24 jamOliguriaKenaikan kadar kreatinin plasmaGangguan fisus dan serebral• Nyeri epigastrium
Edema paru-paru dan sianosisHemolisis mikroangiopatikTrombositopenia beratGangguan fungsi heparPertumbuhan janin intra uterin yang
terhambatSindrom HELLP
Faktor Risiko PreeklampsiaRiwayat preeklampsiaPrimigravidaKegemukanKehamilan gandaRiwayat penyakit tertentu
PEB pada PrimigravidaPada primigravida pembentukan
antibodi penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia
Perkembangan preeklampsia semakin meningkat pada umur kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua.
Penatalaksanaan Preeklampsia BeratJika tekanan diastolik > 110 mmHg,
berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik diantara 90-100 mmHg.
Pasang infus RL ( Ringer Laktat )Ukur keseimbangan cairan, jangan
sampai terjadi overloadKateterisasi urin untuk pengeluaran
volume dan proteinuriaJika jumlah urin < 30 ml perjam: infus
cairan dipertahankan 1 1/8 jamPantau kemungkinan edema paru
Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam.
Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika terjadi edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya furosemide 40 mg intravena.
Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulapati
Pemberian antikonvulsanMagnesium sulfat yang diberikan
secara parenteral adalah obat anti kejang yang efektif tanpa menimbulkan depresi susunan syaraf pusat baik bagi ibu maupun janinnya
Obat ini dapat diberikan secara intravena melalui infus kontinu atau intramuskular dengan injeksi intermiten
Infus intravena kontinu
• Berikan dosis bolus 4 – 6 gram MgSO4 yang diencerkan dalam 100 ml cairan dan diberikan dalam 15-20 menit.
• Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml cairan intravena.
• Ukur kadar MgSO4 pada 4-6 jam setelah pemberian dan disesuaikan kecepatan infuse untuk mempertahankan kadar antara 4 dan 7 mEg/l (4,8-8,4 mg/l).
• MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.
Injeksi intramuskular intermitenBerikan 4 gram MgSO4 sebagai larutan 20%
secara intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1 g/menit.
Lanjutkan segera dengan 10 gram MgSO4 50%, sebahagian (5%) disuntikan dalam di kuadran lateral atas bokong (penambahan 1 ml lidokain 2 % dapat mengurangi nyeri). Apabila kejang menetap setelah 15 menit, berikan MgSO4 sampai 2 gram dalam bentuk larutan 20% secara intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1g/menit. Apabila wanita tersebut bertubuh besar, MgSo4 dapat diberikan sampai 4 gram perlahan.
Setiap 4 jam sesudahnya, berikan 5 gram larutan MgSO4 50% yang disuntikan dalam ke kuadran lateral atas bokong bergantian kiri-kanan, tetapi setelah dipastikan bahwa:
o Refleks patela (+)o Tidak terdapat depresi pernapasano Pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya
melebihi 100 ml• MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.• Siapkan antidotumJika terjadi henti napas, berikan bantuan
dengan ventilator atau berikan kalsium glukonat 2 g (20 ml dalam larutan 10%) secara intravena perlahan-lahan sampai pernapasan mulai lagi.
Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah turun.
• Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 intramuskular setiap 2 jam.
Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:
o Nifedipine dosis oral 10 mg yang diulang tiap 30 menit.
o Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan darah tidak membaik dalam 10 menit, maka dosis dapat ditingkatkan sampai 20 mg intravena
Fetal Distress
Fetal distress adalah adanya suatu kelainan pada fetus akibat gangguan oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut (prolaps tali pusat), sub akut (kontraksi uterus yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta insufisiensi)
Etiologi Insufisiensi uteroplasental akut
◦ aktivitas uterus berlebihan◦ hipotensi ibu◦ solutio plasenta◦ plasenta previa dengan pendarahan
Insufisiensi uteroplasental kronik◦ penyakit hipertensi◦ diabetes mellitus◦ isoimunisasi Rh◦ postmaturitas atau dismaturitas
Kompresi tali pusatAnestesi blok paraservikalFetus : infeksi, malformasi dan lain-lain
Perubahan dalam pola denyut jantung janin (bradikardia,takikardia, tidak adanya variabilitas, atau deselerasi lanjut).
Hipotensi pada ibu, suhu tubuh yang meningkat atau kontraksi uterus yang hipertonik atau ketiganya secara keseluruhan dapat menyebabkan asfiksia janin
Indikasi-indikasi kemungkinan gawat janin adalahbradikardi : denyut
jantung janin kurang dari 120 kali permenit takikardi : akselerasi denyut jantung janin
yang memanjang(> 160)variabilitas: denyut jantung dasar yang men
urun, akibat medikasi ibu (misal anestesi)pola deselerasi: deselerasi lanjut menunjuka
n hipoksia janin yang disebabkan oleh insufisiensi uteroplasental
Prinsip-prinsip umum penatalaksanaanbebaskan setiap kompresi tali
pusatperbaiki aliran darah
uteroplasentalmenilai apakah persalinan dapat
berlangsung normal atau terminasi kehamilan merupakan indikasi
Rencana kelahiran didasarkan pada faktor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetri pasien, dan jalannya persalinan
Prinsip Khususposisi ibu diubah dari
posisi terlentang menjadi miringOksigen diberikan 6 liter/menitOksitosin dihentikan karena kontraksi ut
erus akan mengganggu sirkulasi darah keruang intervilli
hipotensi dikoreksipemeriksaan pervaginan menyingkirkan
prolaps tali pusat pengisapan mekoneum dari jalan nafasi
bayi baru lahir
Terima Kasih
top related