cemburu, agresi dan penanggulangannya: study kasus
Post on 13-Jan-2017
261 Views
Preview:
TRANSCRIPT
CEMBURU, AGRESI DAN PENANGGULANGANNYA: Study Kasus Pada 3 Pasangan Suami lstri
O/eh:
HALIMATUSSADIYAH NIM. 9919016112
FAKULTAS PSIKOLOG! UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2004
CEMBURU, AGRESI DAN PENANGGULANGANNYA: STUDI KASUS PADA 3 PASANGAN SUAMI ISTRI
Skripsi
Oiajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Ora. Afidah Mas'ud
Oleh : Halimatussadiyah NIM :9919016112
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing II
I -~jiJ~ Ors. Asep Haerul G ni. Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1424 H/2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Cemburu, Agresi dan Penanggulangannya: Study Kasus Pada 3 Pasangan Suami lstri" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari
2004 Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Sidang Munaqasah
Ketua merangkap anggota
Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si. NIP. 150.021.5938
-=-~ Prof. Dr. AmirJtrddin Rasyad. NIP. 150.011.333
Pembimbing I
Ora. Afidah Mas'ud. NIP. 150.288. 775
Sekretaris merangkap anggota
Ora. H". Zahr NIP. 150. 238.
penguji II
Dta. Afidah Mas'ud. NIP. 150.228. 775
Pembimbing II
/
Ors. Asep Haer I Ga i , Psi.
ABSTRAK
Halimatussadiyah, Cemburu, Agresi dan Penanggulangannya: Studi Kasv,s / pada Tiga Pasangan Suami lstri. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulla~. Jakarta, Februari 2004.
Cemburu lahir karena cinta. Saat seseorang merasakannya tentunya tiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan apa yang ia rasakan terutama antara laki-laki dan perempuan serta bagaimana mereka menanggulangi perasaan yang tidak mengenakkan tersebut. Selama ini kita ketahui bahwa laki-lai adalah makhluk yang kuat dan selalu menggunakan kekerasan untuk menunjukkan perasaanya terutama yang tidak mengenakkan. Berlandaskan hal tersebut diatas maka peneliti ingin meneliti cemburu, agresi dan penanggulangan yang terjadi pada pasangan suami dan lstri. Untuk mencari jawabannya maka pertanyaaan penelitiannya berupa:
1. Apa saja proses cemburu yang dialami suami dan lstri? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya cemburu pada
mereka? 3. Apa saja pemicu kecemburuan yang mereka rasakan? 4. Adakah perilaku agresi yang mucul? Dalam bentuk apa? 5. Coping yang bagaimana yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut?
Dalam penelitian ini digunakan penelitian kualitatif yang digambarkan melalui penelitian deskriptif yang menekankan pentingnya konteks, pengalaman serta kerangka pemikiran subjek.metode yang digunakan adalah meiode kasus dengan kasus ganda dengan menggunakan instrumen wawancara sebagai alat pengumpul data, dan subjek yang diwawancarai sebanyak enam orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan yang merupakan pasangan suami istri. Dengan uji validitas dan reliabilitas penelitian dengan 2 subjek.
Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan proporsi teoritis, jadi analisis terhadap data sesuai dengan teori yang telah ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa dalam mengalami cemburu antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Jika laki-laki lebih banyak mengalami kecemburuan pada saat berpacaran sedangkan perempuan lebih banyak mengalaminya setelah mereka menikah. Sedangkan pada saat lamaran sama-sama tidak mengalami cemburu kecuali subjek yang ke 5. dimana ia merasakan kecemburuan pada setiap masa dalam hubungan. Pada penilaian kedua, sebagian besar dari subjek menggunakan catastrophic thinking. Hanya satu subjek yang menggunakan rasional thinking.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya cemburu pada tiap individu adalah dependency terhadap hubungan, seif-esteem yang rendah, serta perasaan tidak aman terhadap hubungan yang dijalin.
Adapun pemicu kecemburuan sangat beragam tetapi sebagian besar merasakan kecemburuan terhadap mantan pacar pasangan yang ada atau hadirnya wanita atau pria lain yang berusaha menarik perhatian pasangan.
Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mengekspresikan kecemburuannya dengan perilaku agresi hanya saja bentuk agresi dari perempuan lebih beragam yang ditujukan kepada diri sendiri ataupun pasangan . sedangkan agresi pria \ebih sedikit bentuknya dan ditujukan kepada ancaman atau orang ketiga.
Saat mengalami kecemburuan, mereka melakukan coping untuk meredakan perasaannya. Diantara coping yang dilakukannya adalah dengan menggunakan strategi kepercayaan diri (self-reliance) dengan menganggap ini adalah cobaan dan pengabaian selective (selective ignoring).
Bahan bacaan 41 ( 1961-2002)
KA TA PEN GANT AR
Bismiflahirrahmanirrahim
Di setiap masa dalam kehidupan manusia selalu ada tugas yang harus
dilaksanakan dan diselesaikan dengan penuh tanggung jawab, dan tugas
untuk masa ini Alhamdulilllah telah penulis selesaikan dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa tugas menyusun skripsi ini tidak dapat selesai
tanpa bantuan orang lain yang men-support untuk tetap bertanggung jawab
akan tugas ini. lni adalah kado terindah dalam kehidupan penu!is. Ucapan
terima kasih yang tulus dari hati ini, Pertama, kepada dekan Fakultas
Psikologi, ibu Ora. Hj. Netty Hartati, M, Si beserta seluruh civitas akademika
fakultas psikologi.Kedua, kepada pudek I Fakultas Psikologi !bu Ora. Hj.
Zal1rotun Nihayah, M, Si. Ketiga, kepada pembimbing seminar dan skripsi,
bapak Ors. Asep Haerul Gani, Psi. Atas bimbingan, waktu yang disediakan
dan ilmunya hingga skripsi ini dapat terwujud. Keempat, kepada ibu Ora.
Afidah Mas'ud yang telah memberikan bimbingan dan ilmu serta
kesempatannya untuk terwujudnya skripsi ini.
Kelima, kepada Ayahanda H. Hasbulloh dan lbunda Hj. Asmanih tercinta
yang selalu mendorong dan memberiklan cinta dan perhatiannya kepada
ananda. Serta kepada bang Zaki, kak ljah, kak Bedah, kak Zahra, Sahla,
Robiah, Hamidah, Muhammad dan Fadhi!lah, terima kasih atas pengertian
dan dukungannya hingga semangat juang penulis yang tak pernah padam.
Dan keponakan-keponakan tersayang Nida , !fan, Haekal. Keenam, kepada
teman-teman sejati; Anis, Eva, Ari, Ema, Nisa, Aidan Suryani, Terima kasih
alas persahabatan yang indah ini serta perhatian, cinta dan semangat dari
kalian semua. Rahma, Lili, Saidah terima kasih atas dorongan dan perhatian
serta persahabatan ini.Hudan, Dian, Deden, Omah, Lilis, Ria dan seluruh
angkatan 1999. Shane TL yang selalu mendampingi dan menemanL
Ramadani, Adrian, Rudi, dan Muhammad yang selalu memberikan dorongan
bagi penulis.
Para responden yang bersedia menceritakan pengalaman serta perasaannya
kepada penuiis. Seluruh komunitas Gang Bacang. Tetap semangat dan
berusaha. Dan kepada semua pihak yang secara langsung atau tak langsung
membantu selesainya skripsi inL Allah lah yang membalas kebaikan kalian
semua.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
IV
Jakarta, Februari 2004 M
Dzulhijjah 1424 H
Penulis
Halimatussadiyah
DAFTAR ISi
Hal.
Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . I
Kata Pengantar ............................................ . . ..................................... Ill
Daftar lsi ............................................................................... v
Daftar Tabel .............................................................................................. vii
SABI PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A Latar 8elakang Masalah.................................................. .... .. . 1
8. ldentifikasi dan Perumusan Masalah ..................................... 8
1. ldentifikasi Masalah .. .. .. . .. . . .. . .. ...................................... 8
2. Perumusan Masai ah .. .... ... .. ..................................... 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian . . . . . . . .. .. .. .. .. . . .............................. 9
E. Kaidah Penulisan .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . . . . . . . . .. . . ... .. .. .. .. .. .. . . .. . . . .. .. .. 1 O
F. Sistematika Penulisan .. ...... . . . .......................................... 1 O
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 12
A Cemburu . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . . . . . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . . . . . . .. .. .. .. .. .. .. . . . 12
1. Definisi Cemburu ............................................................ 12
2. Perbedaan Cemburu dengan lri ....................................... 15
3. Jenis-jenis Cemburu ...................................................... 17
4. Proses Cemburu .............. . ·············· .......... ··········· 19
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cemburu ................... 22
6. Faktor-faktor yang Dapat Memicu Cemburu ..................... 27
7. Gender dan Cemburu ...................................................... 28
8. Coping (Penanggulangan) Terhadap Cemburu ..................... 32
C. Perilaku Agresi ..................................................................... 37
1. Definisi Agresi ................................................................... 37
2. Penggolongan Perilaku Agresi .......................................... 40
3. Faktor Penyebab Agresi ................................................... 44
4. Cara Mengurangi Agresi ................................................... 49
5. Gender dan Agresi.... .. .. . ....... 50
D. Hubungan Cemburu dan .Agresi . ························· ·········· 51
E. Perkawinan ...................................... . . ..... ········ 54
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 57
A Desain Penelitian .................................................................. 57
B. Karakteristik Subjek .............................................................. 59
C. Subjek ................................................................................... 59
D. Teknik dan lnstrumen Pengumpulan Data ............................. 60
E. Teknik Pengolahan Data ...................................................... 62
F. Prosedur Penelitian .............................................................. 63
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA .................................................... 65
A Gamba ran Um um Subjek .................................................. 65
B. Kasus Cemburu dan Analisis Data ....................................... 66
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 132
A Kesimpulan ....................................................................... 132
B. Diskusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........................ 134
C. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...................................... 136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel contoh jenis perilaku coping terhadap cemburu ....................... 35
2. Tabel variasi agresi pada manusia ................................................... 42
3. Tabel gambaran umum subjek ....................................................... 66
4. Tabel cemburu Ira ........................................................................... 76
5. Tabel cemburu Alex ......................................................................... 84
6. Tabel cemburu pasangan 1 ................................................................ 87
7. Tabel cemburu Rosi ......................... ············································· 97
8. Tabel cemburu Dani ........................................................................ 103
9. Tabel cemburu pasangan 2 .............................................................. 105
10. Tabel cemburu Wita ··························· ·············································· 117
11. Tabel cemburu Rian ··········································· 125
12. Tabel cemburu pasangan 3 ............... . . ........................................ 127
13. Tabel cemburu antar pasangan .............................................. 131
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan, laki-laki dan
perempuan, sangat dianjurkan untuk menikah dan menghasilkan keturunan
serta membentuk keluarga yang sakinah. Salah satu landasan untuk
membina sebuah rumah tangga adalah cinta. Dalam menjalin hubungan
percintaan tersebut manusia tidak hanya merasakan perasaan yang positif
seperti bahagia dan senang, ia juga merasakan perasaan negatif seperti
cemburu, kesepian depresi dan marah (Sternberg, 1988).
Penulis Prancis La Roschefoucauld mengatakan bahwa cemburu selalu lahir
bersamaan dengan cinta (Deaux, Dane,& Wrightsman, 1993), sedangkan
Buss (2000) mengatakan bahwa cemburu itu serupa dengan cinta, dengan
kata lain jika tidak ada cemburu maka tidak ada cinta.
Perasaan cemburu yang ada dalam hubungan cinta dikenal sebagai bukti
cinta seseorang kepada pasangannya, dapat menjadi bumbu penyedap
dalam sebuah hubungan dan dapat menjadi perekat kembali hubungan yang
renggang, biasanya pasangan yang sebelumnya mengalami cemburu
hubungan antara keduanya semakin mesra, dengan kata lain cemburu dapat
memelihara dan meningkatkan cinta, karena ini adalah teknik untuk
mendapatkan perhatian dari pasangan. Dan ada juga cemburu yang
membuatnya menjadi hancur.
Ada dua pandangan besar yang berbeda dalam melihat cemburu, yaitu
pandangan evolusioner dan pandangan cultural psikologis. Evolusioner
(evolutionary}, disebut juga sebagai pandangan biologis. David M. Buss,
salah seorang tokoh evolusioner melihat cemburu dari sisi evolusi.
Menurutnya cemburu dihasilkan dari adaptasi, sehingga pada dasarnya
setiap manusia sejak lahir (innate) telah memiliki sifat cemburu ( Buss,
2000).
Pandangan cultural psychologist, seperti Ralph Hupka melihat cemburu dari
sisi yang berbeda. Menurut pandangan ini cemburu adalah sesuatu yang
dipelajari dalam masyarakat bukan sesuatu yang sifatnya bawaan, cemburu
merupakan sesuatu yang dipelajari maka budaya sangat berpengaruh bagi
timbulnya rasa cemburu sehingga manusia yang memiliki budaya yang
berbeda maka ia akan berbeda pula dalam cemburu. Contoh konkritnya
adalah bila pacar memeluk orang lain yang berlawanan jenis, hal ini dapat
menimbulkan kecemburuan yang lebih besar pada masyarakat di Hungaria
2
0 J
dari pada di Amerika (Buunk &Hupka, seperti yang dikutip oleh Baron &
Bryne, 1994).
Walaupun berbeda dalam titik tolak pandangannya terhadap cemburu,
keduanya setuju mengenai satu hal yaitu cemburu dalam batas- batas
tertentu dapat bermanfaat bagi hubungan. Atau dengan kata lain, cemburu
tidak selalu berakibat negatif. Hal ini terjadi pada tingkat cemburu yang
rendah. Dalam bentuk ini cemburu dapat menimbulkan komunikasi yang
konstruktif diantara pasangan sehingga meningkatkan komitmen keduanya
(Knox, 1988). karena perkembangan lain yang dicapai sesuai dengan
perkembangan komitmen adalah cemburu (Deaux, Dane & Wrightsman,
1993). Akan tetapi tidak menafikan pula bahwa cemburu dapat mengancam
sebuah hubungan juga (Baron & Bryne, 1997).
Beberapa hal positif yang mungkin ditimbulkan oleh cemburu antara lain
adalah: menjaga agar pasangan tetap bersama ( Buss,2000),
mempertahankan hubungan dekat (Sharpsteen & Kirk Patrick, 1997),
membuat individu merasakan cinta yang lebih besar terhadap pasangan yang
memutuskan untuk tetap melanjutkan hubungan yang ada (Oktarina, 1994).
Selain itu cemburu juga merasakan perasaan yang positif seperti gembira,
cinta, dan merasa hidup ( Pines & Aronson, seperti yang dikutip oleh Brehm.
1992).
4
Selain hal positif, hal negatif juga dihasilkan dari cemburu seperti reaksi
emosional yang berupa takut, kehilangan, cemas, sakit, kemarahan terhadap
penghianatan. mudah terluka, kecurigaan dan putus asa {Brehm, 1992).
Selain itu seseorang yang merasa cemburu pikirannya akan selalu dipenuhi
rasa curiga tidak menutup kemungkinan pula ia menjadi paranoid terhadap
setiap orang yang dekat dengan pasangannya, depresi dan sulit untuk
mengontol kemarahannya sehingga ia menjadi tersiksa secara emosional
dan bahkan mungkin juga ia akan mengajak ke dalam prilaku self-destructive
atau merusak diri sendiri (Gregory,2003).
Perasaan cemburu dapat dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Dalam
penelitian di Indonesia pada subjek yang telah menikah, ditemukan bahwa
menelepon pasangan dengan tiba-tiba untuk mengetahui ia ada di tempat
merupakan perilaku cemburu yang sering dilakukan (Oktarina, 1994).
Perasaan ini adalah sebuah produk sosial yang datang bila seseorang
merasa tidak aman dan takut statusnya dalam suatu hubungan percintaan
atau terhadap pasangannya terancam pihak lain.
Jika menilik relitas yang terjadi, ada perilaku menyakiti bahkan membunuh
pasangan yang dilakukan oleh seseorang karena cemburu, dan ini adalah ha!
terekstrim yang diakibatkan oleh cemburu. Peristiwa Subandiro yang telah
menganiaya istrinya dengan menyiramkan air keras ke tubuh dan muka
istrinya karena rasa cemburu, adalah contoh negatif dari cemburu (Pikiran
Rakyat, 2002).
Peristiwa yang lebih kejam Jagi juga menimpa seorang istri yang dibunuh
suami karena cemburu, melihat istrinya berhubungan dengan laki-lak1 lain.
Sang istri meninggal setelah dipukul dengan penggilingan cabe, di dapur
rumahnya (www.indosiar.com).
Dalam suatu Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim (seperti dikutip
Dr. Utsman Nadjati (2000)), Saad bin Ubadah berkata: "kalau aku melihat
seorang laki-laki bersama istriku akan aku pukul ia dengan pedangku tanpa
aku memaafkan". Selain hadis di atas Al-Qur'an juga pernah menyebutkan
suatu peristiwa yang berkaitan dengan kecemburuan dalam meraih cinta
yang diberikan oleh sang ayah. Dalam surah Yusuf diceritakan bahwa Yusuf
As adalah anak yang paling disayang oleh ayahnya karena kepribadiannya
yang baik, karena hal inilah maka saudara-saudara Yusuf yang lain merasa
cemburu dan mereka bersatu untuk menentang Yusuf dan berencana untuk
menyingkirkannya dengan melemparnya kedalam sumur (Nadjati, 2000)
Hasil penelitian di Amerika Serikat (Buss,2000), menemukan 31 % dari
respondennya mengatakan bahwa cemburunya seringkali sulit untuk
dikontrol. Di antara responden yang pernah mengalami cemburu, 38 %
5
mengatakan cemburu telah membuat mereka berkeinginan untuk melukai
seseorang. la juga mengatakan bahwa cemburu merupakan motif bagi
kekerasan dan penyebab distress perkawinan. (Brown & Moore, 2002). dan
merupakan alasan dalam pembunuhan pasangan maupun pesaing, bahkan
1a juga menjadi alasan dari perilaku bunuh diri (Buss, 2000).
Dengan melihat penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai
cemburu, penelitian mereka berkisar pada perbedaan situasi pemicu
cemburu laki-laki dan perempuan yang dilakukan oleh Harris (2000), atau
mengenai emosi yang menyertai cemburu oleh Salovey & Rodin (1986),
Parrot & Smith ( 1988) dan Zammuner & Fischer ( 1995), ada juga yang
meneliti tentang cemburu dan self-esteem oleh Bringle (1991 ), cemburu dan
gaya kasih sayang /attachment style (Radecki-Bush,et.al.1993). perbedaan
jenis kelamin dalam cemburu (Aune & Comstock, 1991; Guerrero.et.al.1993)
serta cemburu dengan kekerasan (Mullen, 1996).
Sedangkan penelitian yang ada di Indonesia sendiri adalah mengenai
hubungan antara komitmen perkawinan dengan kecemburuan
(Oktarina, 1994), faktor-faktor yang menyebabkan cemburu (Nugraha, 1998)
dan proses cemburu dan strategi coping pada individu dewasa muda yang
berpacaran ( Yulianto,2002).
6
7
Dan kebanyakan pelaku dari kekerasan ini adalah laki-laki karena mereka
merasa bahwa mereka adalah jenis kelamin yang berkuasa dan selalu
berusaha untuk mengontrol pasangannya dengan perlakuan yang kejam
sebagai bentuk dominasi atau kepuasan dalam hubungan jika mereka
merasakan adanya ancaman, bahkan mereka mampu untuk melakukan
pembunuhan terhadap pasangannya (Harris, 2003; Buss, 2000; Mo!m, 1997),
sedangkan wanita akan lebih memilih reaksi untuk meninggalkan laki-laki
Selain itu mengenai perbedaan gender dan cemburu, tokoh evolusioner
memiliki pandangan bahwa laki-laki cemburu pada ketidaksetiaan seksual
(sexual infidelity) pasangan, dan perempuan cemburu terhadap ketidak
setiaan emosional (emotional infidelity) pasangan, jadi laki-laki hanya akan
cemburu bila ia melihat pasangannya tidur dengan laki-laki lain akan tetapi
wanita akan cemburu hanya jika pasangannya memikirkan wanita lain
(Harris, 2000; Buss,2000). Karena perbedaan pandangan dalam hal inilah
maka Davies mengatakan bahwa laki-laki berasal dari Mars dan Perempuan
berasal dari Venus.
Dengan fakta- fakta yang telah ada dan penelitian- penelitian sebelumnya
maka jelas bahwa ada hubungan antara cemburu dengan kekerasan,serta
adanya perbedaan gender dalam cemburu dan agresi, karena ini maka
penulis tertarik sekali untuk meneliti hal ini.
Atas pertimbangan diataslah maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai "Cemburu, Agresi dan Penanggulangannya: Studi
Kasus pada 3 Pasangan Suami lstrr.
B. ldentifikasi dan Perumusan Masalah
1. ldentifikasi masalah
8
Dalam penulisan skripsi ini masalah yang diteliti adalah rasa cemburu yang
merupakan emosi ganda yang dirasakan oleh seseorang karena adanya
ancaman baik secara nyata maupun hanya khayalan dalam hubungan antara
suami dan istri.
Sedangkan untuk prilaku agresi yaitu perilaku yang bertujuan untuk menyakiti
pasangannya maupun orang lain ataupun dirinya sendiri baik secara fisik
maupun mental, langsung atau tak langsung, aktif maupun pasif, secara
verbal ataupun perilaku, yang diakibatkan oleh cemburu.
Berdasarkan uraian diatas maka masaklah yang diteliti adalah:
1. Apa saja proses cemburu yang dialami suami dan lstri?
9
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya cemburu pada
mereka?
3. Apa saja pemicu kecemburuan yang mereka rasakan?
4. Adakah perilaku agresi yang mucul? Dalam bentuk apa?
5. Coping yang bagaimana yang dilakukan oleh suami dan istri tersebut?
2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka, perumusan dari
masalah yang dirumuskan sebagai berikut: " Cemburu, Agresi dan
Penanggulangannya: Studi Kasus pada 3 Pasangan Suami lstri"
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengungkapkan apakah ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam cemburu dengan perilaku
agresi serta penaggulangannya
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan kontribusi yang positif terhadap khazanah ke
Psikologi-an.
2. Untuk merangsang penelitian lain yang ada kaitannya dengan
cemburu atau agresi.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pasangan agar lebih bijak
dalam mengekspresikan kecemburuannya.
10
4. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai dampak
negatif dari perasaan cemburu.
E. Kaidah Penulisan
Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kaidah penulisan American
Psychological Association (APA Style).
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab
1. Bab pertama atau pendahu!uan akan dibahas mengenai latar
belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kaidah penulisan serta sistematika
penulisan.
2. Bab kedua berisi kajian teori dengan beberapa sub bab yang
meliputi: definisi cemburu,perbedaan cemburu dengan iri, faktor
faktor penyebab cemburu, perbedaan jenis kelamin terhadap
kecemburuan, proses kecemburuan, coping terhadap cemburu,
kemudian definisi agresi, penyebab agresi, cara mengurangi
agresi, hubungan cemburu dengan agresi, perkawinan dan
hipotesis.
3. Bab ketiga adalah metode penelitian, yang berisi tentang: desain
penelitian, karakteristik subjek, subjek, teknik dan instrumen
pengumpulan data, teknik pengolahan data dan prosedur
penelitian.
11
4. Bab keempat merupakanhasil penelitian dan pengolahan data serta
analisis data.
5. Bab kelima berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran
6. Lampiran- lampiran yang berkaitan dengan penelitian.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Cemburu
1. Definisi cemburu
Ketika individu melihat pasangannya tidak setia, maka reaksinya ada dua
kemungkinan yaitu, (a) individu akan menyangkal hal tersebut dengan
menganggap bahwa pasangannya bukan tidak setia terhadapnya melainkan
hanya sekedar berteman dengan lawan jenisnya itu, atau (b) ia akan
menganggap bahwa pasangannya tidak setia dan akan bereaksi dengan
cemburu (Buss, 2000)
Cemburu didefinisikan sebagai reaksi emosi yang tidak menyenangkan
terhadap suatu hubungan karena adanya orang ketiga yang terlihat sebagai
penyeludup diantara mereka (Parker.et al., 1999)
"is an aversive emotional reaction to a partner's contact or relation ship with a third party, seen at interloper''.
13
Sedangkan Ellis dan Weinstein, 1986 mendefinisikan cemburu sebagai reaksi
emosional seseorang yang timbul bila hubungan percintaannya ini mendapat
ancaman dari pihak ketiga ( Brehm, 1992)
" . .. emotion that people experience when control over valued resources that flow through an attachment to another person is perceived to be in jeopardy because this partner might want or might actually give and/ or receive third party"
Ketakutan atau kewaspadaan akan digantikan; ketakutan akan kehilangan
posisi atau kasih sayang adalah definisi cemburu yang di kemukakan oleh
Morris (\/Vilson& Daiy, 1995). Selain itu, cemburu merupakan karakteristik
terbaik bagi sebuah daerah psikologis yang kompleks yang menjadi aktif
karena adanya perasaan terancam dari pihak ketiga yang mungkin akan
merebut tempatnya dalam sebuah hubungan, dan kemungkinan individu
tersebut akan bereaksi dengan kewaspadaan bahkan sampai melakukan
kekerasan untuk menghalangi sebuah ancaman (Wilson & Daly, 1992a)
Dalam Gale Encyclopedia Of Psychology, cemburu merupakan kombinasi
dari reaksi emosional yang didalamnya terdapat rasa takut (fear), marah
(anger), dan kecemasan (anxiety) (White, 1989).pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Nadjati (2000) dengan mengatakan bahwa ketika ia
merasakan orang yang dicintainya mengarahkan cintanya kepada orang lain,
maka ia akan merasakan emosi ganda yaitu marah, benci, sedih serta ada
keinginan untuk menyakiti.
14
Apabila seseorang merasa takut kehilangan pasangannya, karena
pasangannya tertarik pada orang lain, maka ia akan cemburu, posesif, atau
menjadi sangat tergantung (Davis &Todd, 1982). Kecemburuan itu bersumber
dari rasa tidak aman (insecurity) pada individu, bila seseorang merasa
cemburu hal itu disebabkan karena ia memandang dirinya sebagai orang
yang tidak pantas memiliki orang yang dicintainya, jadi self-esteem yang
dimiliki individu tersebut sangat rendah (Matthesen, 1997).
Menurut Deaux, Dane & Wrightsman, kebanyakan definisi dari cemburu itu
lebih kepada wilayah emosi hal ini dialami ketika pasangan merasa bahwa
ada orang lain yang secara nyata atau khayalan, merupakan ancaman
terhadap hubungan yang ada karena saat cemburu yang patologi dirasakan
oleh seseorang maka ia akan terhantui oleh ketakutan mereka dan selalu
melihat bahwa kecurigaan mereka itu benar. lntinya ketika ia merasa
cemburu maka ia akan sulit berfungsi dengan normal ( Gregory,2003).
Cemburu lahir dari perasaan bahwa individu terlalu sedikit memberi
dibandingkan dengan orang lain, kita takut kehilangan orang yang istimewa
bagi kita serta merupakan ancaman jika hal itu ingin diambil dari kita
(Rubin, 1998; Sarwono, 1999). Perasaan cemburu dapat terjadi ketika kita
sudah mempersepsikan bahwa pasangan kita akan beralih pada pihak lain.
Persepsi ini bisa nyata, dibayangkan ataupun potensial dan cemburu tidak
hanya dalam bentuk reaksi emosional saja tapi juga dalam bentuk kognisi,
maupun prilaku seperti definisi yang dikemukakan oleh Hupka dkk (1985).
Jadi cemburu adalah reaksi emosional berupa perasaan takut, cemas, dan
15
marah karena adanya ancaman dari pihak ketiga yang mungkin akan 1.--
merusak hubungannya dengan pasangannya (insecure), dan ancaman
tersebut bisa bersifat nyata, potensial maupun hayalan. Hal ini juga terjadi
karena ia merasa kurang yakin pada dirinya sendiri (self-esteem yang
rendah)
2. Perbedaan Cemburu dengan lri
Jika kita melihat arti kata cemburu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) disana akan kita temukan bahwa arti dari cemburu adalah merasa
tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung (sirik) serta kurang
percaya; curiga (karena iri hati), jadi antara cemburu dengan iri itu memiliki
definisi yang sama dengan kata lain tidak ada perbedaan.
Menurut Rubin (1998) cemburu dan iri itu sama-sama merupakan dari fungsi
ketidakamanan (insecurity) dan rendahnya self-esteem. Bedanya, iri (envy)
itu datang dari rasa kehilangan bahwa orang lain memiliki lebih dari yang ia
punya dan ia ingin memilikinya, sedangkan cemburu Uealousy) dilahirkan dari
perasaan bahwa ia terlalu sedikit memberi dibandingkan dengan orang lain
serta takut untuk di tinggal sendiri oleh orang yang dicintai.
Sedangkan Bryson berpendapat bahwa cemburu dan iri itu berbeda.
Menurutnya cemburu terjadi bi/a individu mempersepsikan bahwa ada pihak
lain yang ingin membentuk hubungan dengan pasangannya, sedangkan iri
terjadi bila individu berkeinginan untuk memiliki sesuatu yang telah dimiliki
oleh orang lain (Brehm, 1992).
16
Sa/ovey dan Rodin menambahkan bahwa perbedaan utama dalam kondisi
psikologis antara cemburu dan iri adalah kemungkinan kehilangan dan
keinginan untuk memiliki. Jadi jika cemburu terjadi individu merasakan bahwa
ia akan kehilangan pasangannya, dan jika iri maka ia akan merasa ingin
untuk memiliki sesuatu yang merupakan milik orang lain. Walaupun mereka
dalam wilayah emosi yang sama tapi intensitas cemburu lebih besar bila
dibandingkan dengan iri. Dan iri disebut juga sebagai kasus spesial dari
cemburu yaitu "social comparison jealousy", sedang istilah untuk cemburu
adalah "social relation jealousy'' (Brehm, 1992).
3. Jenis-Jenis Cemburu
White (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) mengkategorikan cemburu
kedalam dua jenis, yaitu chronic jealousy dan relationship jealousy. Chronic
jealousy ditemukan pada seseorang yang yang mengidentifikasikan dirinya
cemburu dalam hubungan tertentu yang sedang dilakukan, cemburu jenis ini
berkaitan dengan karakteristik kepribadian sehingga pada beberapa orang
cemburu jenis ini lebih kuat dibandingkan dengan orang lain.
17
Relationship jealousy lebih menggunakan pendekatan situasional
dibandingkan dengan pendekatan kepribadian. Jenis cemburu ini
menekankan faktor-faktor dalam hubungan yang meningkatkan atau
menghambat perasaan cemburu. Dari pendekatan ini cemburu dilihat sebagai
reaksi individu terhadap kondisi hubungan.
Buunk membagi cemburu kepada actual jealousy dan anticipate jealousy.
Actual jealousy adalah cemburu yang sedang dialami atau pernah dialami
oleh seseorang, sedangkan anticipate jealousy merupakan cemburu yang
diduga dapat dialami individu apabila kejadian yang dapat memicu
kecemburuan ada di dalam hubungan. Pada jenis ini individu hanya berfikir
mengenai hal yang mungkin membuatnya cemburu, dan bila hal tersebut
tidak muncul maka ia tidak cemburu, sebaliknya jika ha! tersebut muncul
maka individu akan mengalami cemburu (Brehm, 1992).
18
Brehm ( 1992) sendiri membagi cemburu menjadi naturally occurring jealousy
dan induced jealousy. Naturally occurring jealousy merupakan cemburu yang
terjadi begitu saja tanpa adanya niat maupun sengaja untuk melakukannya,
sedangkan cemburu yang dibuat secara sengaja maka disebut dengan
induced jealousy. Pada jenis ini individu tersebut melakukan sesuatu yang
disengaja untuk membuat pasangannya cemburu. Hal ini mungkin saja
dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui sejauh mana dan sedalam
apakah cinta pasangannya kepada dirinya atau untuk meningkatkan
kemesraan dalam hubungan.
Harris berpendapat bahwa jenis sexual jealousy terjadi bila seseorang
mempersepsikan adanya ketidaksetiaan seksual pada pasangannya seperti
pasangan memeluk orang lain dan sebagainya. Seseorang dapat
mempersepsikan ketidaksetiaan emosional kepada pasangannya saat
pasangannya memberi perhatian yang berlebihan terhadap orang lain, maka
ia akan mengalami yang disebut dengan romantic jealousy atau emotional
jealousy (Davies, 2003).
19
4. Proses Cemburu
Cemburu itu terjadi karena adanya sebab dan melibatkan proses-proses yang
menjadikan suatu kecemburuan itu melekatkan suatu hubungan ataupun
menghancurkannya. White dan Mullen mengemukakan 5 proses utama yang
menyebabkan seseorang menjadi cemburu kepada pasangannya (Brehm,
1992).
Adapun proses yang diajukannya adalah sebagai berikut:
a. Primary appraisal (Penilaian awal) . Pada tahap ini individu
mempersepsikan adanya ancaman terhadap hubungan yang sedang
ia jalani.proses ini merupakan permulaan dan ambang terjadinya
kecemburuan individu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
primary appraisal pada cemburu ada 2 yaitu: 1 ). faktor hubungan yang
meliputi a) kualitas hubungan, b) tipe hubungan, 2). faktor karakteristik
ancaman yang meliputi a) beratnya ancaman (Severity of the
threat),dan b) tipe ancaman, yang akan di jelaskan pada sub bab
berikutnya.
b. Secondary appraisal (penilaian kedua). lndividu mencoba untuk
memahami dengan lebih baik situasi yang terjadi dan mulai
memikirkan cara untuk mengatasinya. lndividu mulai melihat bukti
bukti yang sudah ada bukan merupakan ancaman (misalnya ia mulai
20
pulang sering terlambat mungkin karena ia bekerja lembur di kantor),
dan melihat kembali kedekatan pasangan dengan dirinya. Jika melihat
penjelasan ini, sepertinya secondary appraisal merupakan proses
yang rasional dan konstruktif. Tetapi sebenarnya proses ini juga
melibatkan catastrophic thinking, yaitu apabila individu terburu-buru
mengambil kesimpulan yang jauh dari bukti-bukti yang ada sehingga
kesimpulan yang ia dapat akan menjadi tidak rasional, seperti individu
berkata bahwa ia tidak akan pernah bahagia lagi karena kekasihnya
meninggalkannya. Akan tetapi individu yang mengalami cemburu tidak
menyadari bahwa pikirannya tidak rasional. Sehingga ia menganggap
pikiran merupakan bagian dari realitas yang menyebabkan reaksi
emosional yang ekstrim.
c. Emotional Reaction (Reaksi emosional). Keadaan emosional dan
intensitas respon emosional saat cemburu sangat beragam dan
bermacam-macam. Sebagian besar orang menganggap cemburu
hanya mengalami emosi yang negatif, seperti kemarahan pada
pasangan atau pihak ketiga, kecemasan akan kehilangan hubungan
dengan pasangan, distress emosional, distress fisik, depresi dan
sedih. Namun perasaan yang positif akibat dari cemburu juga dapat
muncul yaitu perasaan gembira, cinta dan lebih hidup (Pines &
Aronson).
d. Coping (Penanggulangan).lndividu yang sedang cemburu akan
mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang berbeda-beda,
21
adapun tujuan dari perilaku coping ini menurut Bryson ada 2 orientasi
utama yaitu: 1) Usaha untuk mempertahankan hubungan yang akan
menghasilkan perilaku yang konstruktif yaitu komunikasi dan solusi,
maupun perilaku yang destruktif yaitu pura-pura tidak tahu dan
menghindari konflik. Dan 2) adalah usaha untuk mempertahankan self
esteem dengan cara memutuskan hubungan atau dengan menyerang
pasangan maupun orang ketiga secara verbal maupun fisik. Coping ini
dipengaruhi oleh komponen-komponen sebelumnya, yang akan
diterangkan pada bagian berikutnya.
e. Coping Result (Hasil Penanggulangan). Komponen terakhir·
merupakan hasil dari respon coping yang dilakukan oleh individu. Hasil
coping ini harus mempertimbangkan tiga tingkat yang berbeda.
Pertama, apa dampak coping terhadap ancaman yang dipersepsikan?
Apakah ancaman dapat dikurangi atau dihilangkan? Kedua apa
dampak coping tersebut terhadap pihak-pihak yang terlibat, yaitu
individu, pasangan dan pihak ketiga. Dan terakhir, apa dampak coping
terhadap hubungan. Apakah hubungan tersebut akan bertahan,
berubah atau berakhir?
22
Jika kita melihat proses yang telah dikemukakan diatas jelas sekali bahwa
komponen-komponen cemburu serta reaksinya, melibatkan faktor-faktor
kognitif yang terlihat pada proses pertama dan kedua, kemudian emosional
yang ada pada proses ketiga dan perilaku yang terlihat pada proses keempat
dan kelima.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cemburu
Cemburu dapat timbul karena individu mencintai pasangannya. Menurut
James Park (2003) munculnya cemburu dalam hubungan cinta dikarenakan
tiga hal, yaitu perbandingan, persaingan, dan ketakutan akan kehilangan
karena ketergantungan seseorang terhadap pasangannya. Ketika ketiga
faktor ini tidak signifikan dalam suatu hubungan maka kecemburuan individu
terhadap pasangannya akan semakin berkurang. Dan para peneliti percaya
bahwa ada 2 faktor yang biasa mendasari kebanyakan reaksi cemburu, yaitu
keinginan akan hubungan yang eksklusif serta perasaan inadequacy
(White, 1981; White &Mullen, 1989, seperti yang dikutip oleh Deaux, Dane &
Wrightsman, 1993).
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya cemburu yang
jika kita lihat dalam prosesnya terjadi pada tahap primary appraisal, mengapa
individu dapat mempersepsikan adanya ancaman pada hubungan yang
sedang ia jalin, adalah sebagai berikut:
a. Faktor Hubungan yang meliputi:
23
1. Kualitas hubungan.Kualitas hubungan tertentu dapat membuat
individu mempersepsikan adanya ancaman sehingga ia menjadi
cemburu terhadap pasangannya. Kualitas hubungan ini dipengaruhi o/eh
perasaan tergantung (depedency) individu pada hubungannya karena ia
menganggap hubungannya sangat berarti, dengan arti jika seseorang
semakin tergantung pada hubungan untuk membuat bahagia, maka
semakin mudah untuk mengalami cemburu (Berscheid, 1983),
ketergantungan juga erat kaitannya dengan possessiveness (Pinto
&Hollandsworth). lndividu yang tergantung cenderung menjadi posesif,
begitu juga sebaliknya individu yang posesif dapat menjadi sangat
tergantung (Brehm, 1992). Menurut Park (2003) jika individu
menemukan bahwa dirinya itu dapat digantikan serta dapat ditukar
dengan orang yang lebih baik, maka ia akan mudah merasakan
cemburu
Selain depedency, kualitas hubungan juga dipengaruhi oleh perasaan
tidak aman (insecure) yang akan terjadi jika individu merasa
hubungannya terancam,mungkin sekali bagi seseorang yang memiliki
perasaan tidak aman dapat mempersepsikan adanya ancaman terhadap
24
hubungannya, walaupun sebenarnya ancaman tersebut tidak ada.
Selain itu Cemburu sering kali terjadi pada individu yang merasa ia lebih
berusaha dibandingkan dengan pasangannya di dalam hubungan intim
(White, seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992), karena individu akan
menjadi ragu terhadap kesungguhan pasangannya sehingga
kecemburuan akan mudah menghinggapinya.
2. Tipe hubungan. Cemburu seringkali terjadi pada hubungan
percintaan dibandingkan dengan hubungan pertemanan. Karena dalam
hubungan pertemanan kita lebih membebaskannya untuk berhubungan
dengan orang lain dibandingkan dengan pasangan, sehingga kita lebih
sensitif untuk mempersepsikan orang lain sebagai ancaman dalam
hubungan percintaan dibandingkan dengan hubungan pertemanan
(Brehm, 1992)
b. faktor ancaman yang meliputi:
1. Beratnya ancaman. Segala sesuatu mengenai orang lain yang lebih
menarik dan melebihinya di segala bidang dan juga mantan pacar
pasangan akan dianggap sebagai ancaman yang cukup berarti bagi
hubungan yang sedang ia jalin. Jadi ketika pasangan dekat dengan
mantan pacar atau orang lain yang lebih dari dirinya, individu akan
mudah mempersepsikan ancaman dalam hubungannya walaupun
terkadang hal itu memang tidak ada.
25
2. Jenis ancaman. Ancaman yang dipersepsikan dapat berupa ancaman
seksual yang terjadi ketika individu merasakan bahwa pasangannya
berminat untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Jenis
ancaman lain yaitu ancaman emosional yang terjadi ketika pasangan
lebih perhatian atau lebih perduli terhadap orang lain dibandingkan
dirinya, ada juga ancaman yang berupa ancaman non sosial yaitu
kecemburuan karena aktivitas pasangan terlalu padat dan sibuk pada
pekerjaannya atau hobinya sehingga ia tidak diperdulikan akan turut
mempengaruhi reaksi individu terhadap cemburu.
Sedangkan Brehm ( 1992) mengatakan bahwa penyebab dari timbulnya
perasaan cemburu itu sangat kompleks yang meliputi faktor personal,
hubungan, dan budaya. Penyebab personal itu berhubungan dengan
rendahnya self- esteem yang dimiliki oleh individu. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa makin rendah self-esteem seseorang, maka rasa
cemburu yang akan timbul juga semakin besar (Bringle,Evenbeck, seperti
yang dikutip oleh Brehm, 1992; Salovey &Rodin, 1991, seperti yang dikutip
oleh Baron &Bryne, 1993). Beberapa studi menemukan bahwa hubungan
cemburu dengan self- esteem itu hanya berlaku untuk laki-laki (White, 1981)
atau hanya untuk perempuan (Buunk, 1982, seperti yang dikutip oleh Brehm,
26
1992). lri dan cemburu merupakan fungsi dari ketidakamanan dan rendahnya
harga diri seseorang, jadi cemburu itu lahir dari perasaan bahwa individu
terlalu sedikit memberi dibandingkan dengan yang lainnya (Rubin, 1998),
selain itu cemburu selalu timbul bersamaan dengan berkurangnya self
esteem (Mathes, Adams, & Davies, 1985, seperti yang dikutip oleh Baron
&Bryne, 1993).
Dan faktor terakhir yang dapat membuat individu cemburu menurut Brehm
adalah faktor keyakinan dan budaya. Diantaranya adalah bagaimana
keyakinan individu akan monogami, yaitu keyakinan untuk menjalin hubungan
hanya dengan satu orang. lndividu yang memiliki keyakinan seperti ini maka
ia akan mencari pasangan dengan keyakinan yang sama, oleh karena itu
individu yang percaya pada monogami akan jarang mengalami kecemburuan
(Pines &Aronson, seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992).
Selain itu budaya yang ia a nut juga mempengaruhi kecemburuan
individu,contohnya adalah orang Amerika dan Asia, laki-laki Amerika akan
cenderung cemburu kepada pasangannya jika ia melakukan ketidaksetiaan
seksual dari pada ketidaksetiaan emosional sedangkan laki-laki Asia hanya
25 % yang menganggap bahwa ketidaksetiaan seksual dapat menjadi
distress sedangkan 75% selebihnya menganggap bahwa ketidaksetiaan
emosional lah yang dapat menyebabkan mereka cemburu kepada
pasangannya (Harris, seperti yang dikutip oleh Davies,2003). Selain yang
telah disebutkan menurut Buss (2000), pengalaman sebelumnya dapat
membuat orang lebih mudah cemburu terhadap pasangannya, ia
mengatakan bahwa sebuah pengalaman kanak-kanak mengenai
ketidaksetiaan orang tua seperti memergoki ketidaksetiaan yang mereka
lakukan akan dapat menandakan sebuah kepekaan yang sangat aktif
terhadap pasangan mereka sendiri yang mungkin tidak setia.
6. Faktor yang Dapat Memicu Cemburu
27
Sebuah penelitian yang bertujuan untuk mencari faktor pemicu cemburu
dilakukan oleh Fitness &Fletcher pada 100 mahasiswa (54 pria dan 46
wanita) Universitas Canterbury, Selandia Baru. Dari penelitian tersebut
ditemukan bahwa faktor-faktoryang dapat menimbulkan cemburu adalah: (1)
pasangan yang memberikan perhatian kepada lawan jenis lain, (2) pasangan
tidak berbagi keuntungan yang didapat, (3) pasangan tidak setia, (4)
pasangan lebih peduli terhadap orang lain, dan (5) dibohongi oleh pasangan.
Faktor-faktor ini disusun secara hierarki dari faktor yang paling menimbulkan
kecemburuan hingga faktor yang kurang menimbulkan kecemburuan
(Yulianto,2002)
Dan ditambahkan juga oleh Hensen bahwa bukan hanya lawan jenis saja
yang menjadi pemicu kecemburuan, hobi dan keluarga pun dapat juga
menjadi pemicu hal tersebut (Brehm, 1992).
28
Dan di Indonesia sendiri, Natasha Nugraha (1998) menemukan adanya 7
faktor yang menyebabkan kecemburuan mahasiswa terhadap pasangannya
yaitu: (1) pacar berteman dekat dengan lawan jenis lain, (2) pacar akrab
dengan lawan jenis lain, (3) pacar terlalu sibuk dengan kegiatan pribadinya,
(4) pacar mengagumi lawan jenis lain, (5) pacar lebih mengutamakan lawan
jenis lain, (6) pacar memberikan perhatian dengan lawan jenis lain, dan (7)
pacar mengalami kontak fisik dengan lawan jenis lain. Dan menurut
pengalaman, jika ancaman itu adalah mantan pacar atau orang yang pernah
menyukai pasangan, maka ancaman itu akan dianggap lebih serius.
7. Gender dan Cemburu
Jika ada yang mengatakan bahwa laki-laki itu berasal dari Mars dan
perempuan berasal dari Venus hal ini boleh jadi benar karena laki-laki secara
psikologis memiliki hubungan yang lama, yang membuatnya cemburu akan
ketidaksetiaan seksual, sedangkan perempuan lebih bereaksi jika ada
ketiadaksetiaan emosi. Pandangan ini didukung oleh pandangan psikologi
evolusioner yang mensifati perbedaan gender sebagai reaksi yang natural
(Davies, 2003)
29
Hasil study juga menunjukkan bahwa antara laki-laki dan perempuan
cenderung merasakan cemburu dengan alasan yang berbeda; sebagai
contoh ketertarikan fisik yang dimiliki oleh saingan akan lebih mudah memicu
kecemburuan bagi wanita dibandingkan laki-laki. Dalam penelitian yang
dilakukan di Indonesia sendiri oleh Natasha Nugraha (1998) menghasilkan
adanya perbedaan gender dalam faktor- faktor penyebab cemburu, pada
mahasiswi faktor 1, 2 dan 4 lebih menyebabkan kecemburuan terhadap
pasangan dibandingkan dengan mahasiswa.
Laki-laki cenderung mengalami sexual jealousy, sedangkan wanita
cenderung mengalami emosional jealousy (Buss, Larsen, Westen,
&Semmelroth, seperti yang dikutip oleh Daly & Wilson 1995). Namun
beberapa penelitian tidak mendukung hasil tersebut, Harris mengatakan
bahwa dalam beberapa study terdapat perubahan yang besar dalam respon
laki-laki terhadap kecemburuan, karena dalam beberapa kasus hanya sedikit
yang mengatakan bahwa ketidaksetiaan seksual lebih buruk dari
ketidaksetiaan emosional. Sedangkan Christine Harris mengungkapkan
bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pemicu
cemburu tersebut (Davies, 2003).
30
Buss (2002) menunjukkan mengapa laki-laki dapat menjadi cemburu karena
ketidaksetiaan seksual sedangkan perempuan akan cemburu karena
ketidaksetiaaan emosional, hal ini disebabkan laki-laki peduli dan harus yakin
bahwa anak yang dikandung oleh pasangannya adalah benar-benar anaknya
dan bukan anak dari laki-laki lain, hal ini disebut juga dengan cuckoldry.
Cuckoldry adalah ketakutan reproduksi terbesar bagi seorang laki-laki karena
ia tidak bisa yakin bahwa anak tersebut benar-benar keturunannya.
Sedangkan wanita ya kin 100% bahwa anak yang dikandungnya pastilah
anaknya, tetapi dilema yang akan ia hadapi ialah jika pasangannya
memberikan perhatian yang penuh kepada saingannya, dan perempuan
cemburu karena adanya bahaya akan kehilangan pasangan yang akan
menyediakan kebutuhan materi bagi dirinya dan anaknya.
Hasil yang bertolak belakang juga ditemukan bahwa kedua jenis kelamin
cenderung mengalami sexual jealousy, dan untuk menjawab apakah
cemburu lebih dipicu oleh ketidaksetiaan emosional atau seksual dan juga
perbedaan jenis kelamin, sebenarnya lebih dipengaruhi pada bagaimana
individu menilai hal yang paling penting bagi dirinya (Harris, 2000).
Sedangkan dalam kasus individu yang menyukai sesama jenis menunjukkan
bahwa laki-laki akan lebih distress karena cemburu ketika pasangannya
melakukan ketidaksetiaan emosional, sedangkan perempuan akan menjadi
lebih cemburu jika pasangan mereka melakukan ketidaksetiaan seksual
(Buss,2002).
31
Menurut Buunk, laki-laki dan perempuan sama-sama cemburu apabila terlalu
bergantung pada hubungan, walaupun hal ini adalah faktor utama dalam
kecemburuan tetapi perhatian dari keduanya berbeda (Brehm, 1992).
Penyebab wanita cemburu adalah adanya keyakinan bahwa ia akan sulit
mendapatkan hubungan yang baru. Wanita menekankan perhatiannya
terhadap sulitnya memiliki hubungan yang baru, sedangkan laki-laki lebih
mementingkan harga dirinya (Brehm, 1992).
Observasi klinis yang dilakukan oleh para terapis di Amerika terhadap klien
klien yang mengalami kecemburuan, menemukan adanya perbedaan
kecemburuan antara pria dan wanita, hasil studi menunjukkan bahwa laki-laki
dan perempuan merasakan cemburu dengan alasan yang berbeda; sebagai
contoh ketertarikan fisik yang dimiliki saingan itu lebih mendorong
kecemburuan bagi perempuan dibanding laki-laki (Gregory, 2003). Selain itu
laki-laki lebih menyukai untuk mengatakan bahwa ia marah dan berkelakuan
dapat membahayakan hubungan mereka, sedangkan wanita lebih memilih
untuk memendamnya sehingga ia dapat menjadi depresi dan melakukan
sesuatu untuk mempertahankan hubungan mereka (Deaux, Dane
&Wrigtsman, 1993).
32
Claton dan Smith mengemukakan 5 area perbedaan pria dan wanita saat
mengalami cemburu. Laki-laki cenderung untuk menyangkal, sedangkan
perempuan cenderung mengakui apabila sedang mengalami cemburu. Laki
laki cenderung untuk marah dan menyakiti, sedangkan wanita cenderung
untuk depresi misalnya dengan menangis. Laki-laki cemburu karena aktivitas
seksual pasangannya dengan lawan jenis lain, perempuan cemburu karena
keterlibatan emosional pasangannya dengan orang lain. Berbeda dengan
laki-laki yang cenderung untuk menyalahkan pasangan atau saingan,
perempuan akan cenderung menyalahkan diri sendiri (Brehm, 1992).
B. Coping (Penanggulangan) Terhadap Cemburu
Cemburu diasosiasikan sebagai sebagai kesulitan untuk merasakan suatu
hubungan dan selalu memandang negatif terhadap dirinya dan orang lain
(Low, 1999; Warren, 1999, seperti yang dikutip oleh Walker& Parker,2001).
Konsep dari coping itu sendiri mewujudkan pengertian terbesar akan
kemampuan proaktif seseorang dalam membuat keputusan secara sadar
dalam situasi yang penuh tekanan berbeda dengan konsep pertahanan yang
ebagian besar pendorongnya adalah ketidak sadaran. coping adalah proses
aktif yang melibatkan pilihan yang sulit dalam waktu dan kesulitan
oo .).)
(Pargament, 1997). Singkatnya coping itu melibatkan kesadaran dan
berhadapan dengan tekanan.
Setiap orang yang memiliki hubungan cinta pasti akan merasakan cemburu;
ketika perhatian orang yang disayanginya memberikan perhatian kepada
orang lain atau sesuatu, maka ia akan merasakan ketidaknyamanan dan
cemas akan kemungkinan kehilangan orang yang disayangnya tersebut. Dan
jika hal ini terjadi dalam derajat yang tidak sehat atau tidak wajar maka ia
akan cenderung cemas, depresi dan sulit untuk mengontrol kemarahan, dan
akibat dari cemburu yang paling ekstrim adalah ia akan termotivasi untuk
membunuh pasangannya atau dirinya sendiri. Meskipun demikian, banyak
dari individu yang walaupun mengalami cemburu yang sangat hebat, akan
tetapi ia tidak sampai melakukan perbuatan yang ekstrim tersebut.
Untuk mengatasi kecemburuannya agar tidak sampai terjadi perbuatan yang
akan disesali dikemudian hari, maka individu menggunakan coping dengan
cara dan tujuan yang berbeda-beda, individu yang mengalami emosi yang
negatif saat cemburu berusaha untuk mengontrol dirinya karena mereka
percaya bahwa cemburu dapat menjadi destruktif (Salovey &Rodin, 1991,
seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shettel-Neuber, Bryson, dan Young di
Amerika, ditemukan perbedaan jenis kelamin dalam coping terhadap
perasaan cemburu. Responden pria mengatakan mereka akan lebih marah
dengan diri sendiri, mabuk-mabukan, mengancam orang lain secara verbal,
merasa tersanjung oleh ketertarikan orang lain kepada pasangannya, dan
merasa dipalingkan oleh pasangannya. Sedangkan responden wanita pada
saat cemburu mengatakan akan menangis sendirian, mencoba dirinya lebih
menarik bagi pasangannya, dan mencoba membuat pasangannya merasa
bahwa ia tidak peduli (Brehm, 1992).
Selain itu daya tarik lawan juga mempengaruhi reaksi cemburu seseorang.
Apabila lawan atau ancaman dianggap menarik, pria cenderung akan pergi
dengan wanita lain dan menjadi lebih agresif secara seksual dengan wanita
tersebut. Adapun wanita cenderung tidak akan terlibat dengan pria lain.
Apabila ancaman dianggap tidak menarik maka tidak ada perbedaan antara
pria dan wanita dalam hal bagaimana mereka bereaksi dan berfikir.
34
Secara umum, dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pria dan
wanita berbeda dalam cara mengatasi cemburu. Pria lebih "property
oriented'', yaitu menjadi marah karena seseorang merebut "miliknya" yang
berharga, tapi juga merasa tersanjung karena orang lain tertarik dengan
"miliknya". Ketika ancamannya besar ia akan berfikir untuk meninggalkan
hubungan sebagai upaya untuk memperbaiki harga dirinya yang telah hancur
35
dengan membuat dirinya lebih menarik lagi bagi orang lain_ Sedangkan
wanita lebih berfokus pada usaha untuk mempertahankan hubungan yang
telah ada dan membuat mereka menarik diri dan menutup dirinya terhadap
sebuah hubungan yang baru (Brehm, 1992). Bryson (seperti yang dikutip oleh
Brehm, 1992) mengemukakan adanya dua tujuan utama dari berbagai respon
coping terhadap cemburu, yaitu: (1) untuk mempertahankan hubungan, dan
(2) untuk mempertahankan harga diri. Seperti yang akan dijelaskan melalui
tabel
Tabel Contoh jenis perilaku coping terhadap cemburu
Mempertahankan Harga Diri
Mempertahankan Hubungan
YA
TIDAK
YA Menegosiasikan solusi yang secara Dapat diterima kedua pihak Memegang teguh hubungan
Sumber: Brehm, 1992
TIDAK Menyerang pasangan
Verbal atau Fisik Perilaku self-destruktive
Sedangkan menurut pendapat Buss (2000), cara atau strategi terhadap
ketidaksetiaan atau cemburu adalah dengan penyangkalan, suppression (
memendam) dan menganggap bahwa kecemburuan merupakan teknik
manipulasi dari pasangannya.
36
Salovey dan Rodin (seperti yang dikutip oleh Brehm, 1992) meneliti berbagai
macam strategi coping yang digunakan pada saat mengalami cemburu.
Penelitian dilakukan dengan menanyakan pada mahasiswa di Amerika
mengenai tiga jenis strategi coping umum dengan menggunakan kuesioner.
Ketiga strategi tersebut adalah:
1. Seff- refiance (kepercayaan diri). Pada strategi ini individu
melakukan segala usaha serta menyangkal ketidak wajaran yang
terjadi dengan mengatakan bahwa ha! ini sebagai bagian dari
kehidupan yang harus ia jalani dan tidak seharusnya mengganggu
rutinitasnya.
2. Sefective ignoring (pengabaian selektif). Pada strategi ini individu
akan menganggap bahwa ha! ini bukanlah sesuatu yang penting dan
patut untuk diabaikan.
3. Self- bolstering (dukungan diri). lndividu mengembangkan pemikiran
yang positif mengenai dirinya sendiri dengan memikirkan kebaikan
kebaikannya serta kelebihan yang dimilikinya, dan melakukan sesuatu
yang menyenangkan untuk diri sendiri.
Dan jika coping yang dilakukan tidak berhasil atau efektif maka keadaan
individu akan kembali kepada proses awal dari kecemburuan yaitu primary
appraisaf (Yulianto,2002)
37
C. Perilaku Agresi
1. Definisi agresi
Setiap hari kita melihat tindakan kekerasan baik melalui televisi, Koran
maupun kejadian sehari-hari. Tindak kekerasan ini terjadi di seluruh belahan
dunia, disetiap lapisan masyarakat dan terjadi setiap hari, kita melihat dari
berita di televisi atau membaca di surat kabar bahwa ada seorang anak,
orang tua atau orang dewasa, laki-laki maupun perempuan yang menjadi
korban dari tindak kekerasan maupun pelaku dari tindak kekerasan itu
sendiri.
Pendapat para ahli psikologi itu berbeda-beda mengenai pengertian agresi,
jika dilihat dari teori psikoanalisa, perilaku agresi itu adalah dorongan
ketidaksadaran (unconscious urge). Energi yang dihasilkan oleh agresi
secara konstan dibangkitkan oleh jasmani dan harus dilepaskan baik secara
langsung atau tidak langsung, dan dorongan ini merupakan bagian dari
insting mati atau thanatos yang dimiliki oleh semua manusia. Beberapa
Freudian yang orthodox menganggap agresi sebagai permainan untuk
meningkatkan ego seseorang, akan tetapi psikoanalisis yang lain
menganggap bahwa agresi hanyalah pengekspresian dari sebuah dorongan
dasar. Selain itu agresi juga dapat mendatangkan masalah karena ia akan
menyebabkan kehancuran bagi individu itu sendiri maupun orang lain
(Wrightsman).
38
Sedangkan agresi menurut teori sosial belajar serta psikologi sosial
eksperimental, yang salah satu tokohnya adalah Berkowitz berpendapat
bahwa agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti seseorang atau objek yang lain baik secara fisik maupun mental
(Berkowitz, 1995), dan agresi ini dapat ditunjukkan dengan perilaku yang overt
(mengekspresikannya secara visik maupun verbal) atau dengan cara yang
covert (tidak terlihat).
Sedangkan menurut pendapat Herbert (1978, seperti yang dikutip oleh
Berkowitz, 1995), agresi adalah tingkah laku yang tidak dapat diterima secara
sosial yang mungkin menyebabkan Iuka fisik maupun mental..
Adapun rumusan Dollard, Doob, Miller, Mowrer &Sears mengenai adalah
agresi sebagai serangkaian tingkah laku yang secara langsung bertujuan
untuk melukai orang lain (Bandura 1973). Dan definisi agresi yang
merupakan tingkah laku yang berusaha untuk menyakiti dan melukai orang
lain yang akan berusaha untuk melarikan diri karena tidak menyukai atas apa
yang dilakukan kepada dirinya, diungkapkan oleh Baron &Bryne (1994).
39
Dan kebanyakan orang awam begitu juga para psikolog mengatakan bahwa
seseorang yang berprilaku agresi maka tindakannya akan berlawanan
dengan aturan perilaku umum (Berkowitz, 1995). Berpegang pada hal ini
maka Bandura yang merupakan psikolog sosial dan kepribadian menyatakan
bahwa kebanyakan dari kita menganggap suatu perilaku sebagai "agresi"
apabila tidak dilakukan sebagai bagian dari peran yang secara umum
diterima. Seseorang yang memegang pistol untuk merampok bank jelas
melanggap aturan sosial dan sebagai aggressor, sedangkan polisi yang
menggunakannya untuk menangkap penjahat maka tidak dianggap
aggressor karena itu sudah merupakan pekerjaannya (Berkowitz, 1995). Jadi
sebuah perilaku dikatakan agresi dengan melihat kepada tingkah laku
menyakiti dan social adjusment.
Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah diungkapkan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa agresi adalah:
a. Perilaku yang merusak
b. Bertujuan untuk menyakiti secara fisik maupun mental dan ada unsur
kesengajaan
c. Sasarannya adalah makhluk hidup maupun benda mati dan objek
lainnya
d. Melanggar aturan sosial.
40
Agresi selalu memicu tindak kekerasan karena berakibat menyakiti orang lain
maupun merusak barang milik orang tersebut, dan mengenai asal muasal
agresi itu para ahli memiliki dua pendapat yang berbeda, ada yang
mengatakan bahwa agresi tersebut merupakan pembawaan individu seperti
yang dikatakan Freud dengan teori instink-nya dan ada juga yang
mengatakan bahwa hal itu dipelajari dan berasal dari lingkungan, seperti
yang dikemukakan oleh Bandura dengan teori social learning-nya. Seseorang
akan mempunyai watak agresi karena produk dari kerasnya dan tidak
konsistennya pengalaman keluarga dan frekuensi pemberian hadiah setiap
agresi tersebut dilakukan (Berkowitz, 1992)
2. Penggolongan Perilaku Agresi
Menurut Baron &Bryne (1994), perilaku agresi dapat dibagi menjadi dua yaitu
perilaku agresi yang bersifat instrumental dan perilaku agresi yang bersifat
hostil. Perilaku yang bersifat instrumental adalah perilaku agresi yang
mempunyai tujuan lain selain menyakiti atau melukai orang lain, jadi
walaupun perilaku itu menyakiti korban itu bukanlah tujuan yang utama
(Berkowitz,1993; Baron &Bryne, 1994) seperti agresi yang dilakukan oleh
seseorang karena status sosial, atau untuk mendominasi orang lain
contohnya laki-laki yang melakukan agresi karena ingin mendominasi
pasangannya, dan lain-lain
41
Sedangkan perilaku agresi yang bersifat hostil merupakan agresi yang
dilakukan untuk menyakiti atau melukai orang lain (Baron& Bryne, 1994)
seperti yang dilakukan penjahat terhadap korbannya. Sedangkan untuk ha! ini
Berkowitz (1995) memiliki istilah lain yaitu emotional aggression, ha! ini
menurut Feschbach adalah agresi jahat karena terjadinya hal ini ketika
individu tersinggung dan berusaha untuk menyakiti korban. Akan tetapi
keduanya merujuk pada satu ha! yaitu bertujuan untuk menyakiti sasarannya,
yang bentuknya bisa fisik, verbal, langsung maupun tak langsung.
Sedangkan Buss (1961) mengklasifikasikan perilal}~~gresJ~~~rijai;H.~\ -~""'>- "'"' \
kelompok, yaitu: """""'""
1. Berdasarkan alat
a. Fisik, jadi individu melakukan perilaku tersebut dengan anggota
tubuh tertentu atau menggunakan alat seperti tangan atau kayu
untuk melukai korbannya secara fisik, dan sebagainya.
b. Verbal adalah respon suara yang memberikan suatu stimulus yang
menyakitkan kepada orang lain sperti memaki atau mengancam.
2. Berdasarkan hubungan langsung tak langsung.
a. Langsung seperti menyerang atau mengancam.
b. Tak langsung seperti menyebar gosip, teror atau merusak barang
orang lain
3. Berdasarkan aktifitas yang terlibat
a. Aktif, seperti yang diterangkan sebelumnya.
42
b. Pasif, seperti menghalangi orang untuk dapat mencapai tujuannya.
Tabel Variasi Agresi pada Manusia
A kt if Pas if Langsung Tak Langsung Tak
Langsung langsung Memukul Tipu muslihat Menghalangi Menolak
Fisik korban jalan untuk me!akukan mencapai tugas penting tujuan
Menghina Menyebarkan Menolak Menolak korban gossip untuk bicara persetujuan
Verbal secara lisan maupun tulisan
Sumber Buss (1961)
Dan ketiga kelompok diatas dapat dilakukan dengan mengkombinasikannya,
sehingga klasifikasinya sebagai berikut (Buss, 1961; Baron, 1977;
Morgan, 1986): (1 )fisik-aktif-langsung,(2) fisik-aktif-tak langsung,(3) fisik-pasif-
langsung, (4) fisik-pasif-tak langsung,(5) verbal-aktif-langsung,(6) verbal-aktif-
tak langsung, (7) verbal-pasif-langsung, (8) verbal-pasif-tak langsung. dan
individu biasanya melakukannya secara kombinasi.
Dari penyebab dan tujuannya Buss (1978) dan Myers (1988) membagi agresi
menjadi dua yaitu agresi marah (angry aggression) dan agresi instrumental
(instrumental aggression). Angry aggression biasanya dihasud oleh serangan
43
yang berupa penghinaan atau karena kejengkelan dan bermaksud untuk
menyakiti objek. Emosi yang biasa terjadi adalah marah yang seringkali
diikuti oleh agresi yang dapat menyebabkan korbannya menderita, dan hal ini
disebut juga dengan agresi yang bersifat hostil seperti yang disebut
sebelumnya. Sedangkan instrumental aggression disebabkan oleh segala
rangsangan yang biasa memotivasi tingkah laku seperti perasaan untuk
menjadi dominan, makanan, dan sebagainya, mungkin ada juga reaksi
emosional tapi tidak terlalu penting dalam rangkaian perilaku ini, dan
menyakiti objek bukanlah tujuan utama.
Sedangkan Renfew (1997), mengklasifikasikan agresi juga berdasarkan
penyebabnya, yaitu:
a. Predatory aggression, yaitu perilaku menyerang secara langsung untuk
melawan sasaran dan ia digolongkan sebagai predator. Rangsangan ini
mendatangkan perilaku agresi terhadap objek sasaran
b. lntermale aggression, tipe ini terjadi karena adanya hirarki kekuasaan
diantara laki-laki dalam suatu kelompok yang telah memenuhi kebutuhan
kelompok. Moyer mengindikasikan bahwa secara relatif jika ada sedikit
perjuangan maka wanita juga mampu berbuat yang sama.
c. Fear-induced aggression. Agresi tipe ini kadang diberi label dengan
kemarahan atau agresi perasaan (affective aggression). Moyer
berpendapat hal ini terjadi karena bermacam-macam stressor, seperti
44
frustasi, kesakitan, lelah dan kurang tidur, dapat memudahkan terjadinya
perilaku ini.
d. Maternal aggression yaitu perilaku agresi seorang ibu untuk melindungi
anaknya.
e. Sex- related aggression, hal ini terjadi karena stimulus yang sama yang
menyebabkan respon seksual, seperti dalam intermale aggression hal ini
bisa juga terjadi pada wanita.
Jika kita melihat klasifikasi agresi menurut Baron& Bryne, Buss, Myers serta
Berkowitz maka kemungkinan timbulnya agresi yang ada pada cemburu
tidak bertujuan untuk menyakiti, jadi bersifat instrumental, dan dalam
pengkspresian agresinya bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik pasif,
aktif, verbal, fisik, langsung maupun tak langsung. Dan jika kita lihat
klasifikasi berdasarkan penyebab maka agresi yang ditimbulkan cemburu itu
masuk pada klasifikasi sex-related aggression atau maternal aggression yaitu
ketika seorang ibu berusaha melindungi anaknya dari hilangnya kasih sayang
seorang ayah.
2. Faktor Penyebab Agresi
a. lnstink
Menurut Frued, Mc Dougall, dan Lorenz berpendapat bahwa manusia
memiliki dorongan dari dalam dirinya atau instink untuk bertarung yang
dikenal dengan thanatos.
b. Frustasi
45
Teori agresi yang paling popular dalam ilmu sosial menganggap bahwa orang
terdorong untuk menyerang orang lain jika mereka mengalami frustasi, gaga!
dan terhalang untuk mencapai suatu tujuan atau tidak memperoleh imbalan
dari sesuatu. Menurut Dollard dkk (Berkowitz, 1995) mendefinisikan frustasi
sebagai kondisi eksternal yang membuat seseorang tidak dapat memperoleh
kesenangan yang diharapkannya, dan ia berkeyakinan bahwa setiap tindakan
agresi bisa dilacak bahwa penyebabnya adalah frustasi, akan tetapi tidak
semua kondisi frustasi dapat menyebabkan perilaku agresi karena ada
respon lain dari frustasi yaitu putus asa, depresi, menarik diri serta mengubah
tujuan, seperti yang kondisi frustasi yang dihadapi oleh pemain Rugby yang
nota benenya tidak memunculkan perilaku agresi (Berkowitz, 1995).
Kebanyakan kondisi frustasi yang dapat memicu terjadinya agresi adalah
frustasi arbiter atau ilegal, yaitu terhalangnya seseorang dalam pencapaian
tujuan yang bersifat tidak adil atau ilegal, seperti ketika seseorang yang
menanti bis di halte kemudian bis tersebut tidak berhenti padahal ia sudah
lama menantinya.
c. Attack I serangan dan provokasi
46
Selain frustasi arbiter, serangan (attack) yang merupakan penghinaan atau
agresi secara fisik adalah antecedent yang kuat bagi perilaku agresi
dibandingkan dengan frustasi (Buss, 1973; Berkowitz, 1967). Selain itu
eksperimen yang dilakukan oleh Taylor, Dengerink, Ohbuci serta Toshihiro,
menunjukkan bahwa serangan akan membuat individu membalas perbuatan
tersebut khususnya ketika ia merasa bahwa perilaku tersebut disengaja. Dan
hal-hal yang mampu menyebabkan individu berperilaku agresi adalah
provokasi yang merupakan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan;
pancingan; tantangan, kemudian atribusi yang dianggap sebagai sumber
rintangan tercapainya tujuan, serta persaingan.
d. Afek negatif
Afek negatif merupakan keadaan yang tidak meyenangkan dalam diri
seseorang yang cenderung untuk dihindari (Berkowitz, 1993). la menamakan
hal ini sebagai aversively stimulated aggression yaitu agresi yang muncul
karena keadaan yang tidak menyenangkan.
Hal- hal yang tidak menyenangkan ini timbul dan merupakan pencetus
ekternal dari terjadinya cemburu, diantaranya adalah:
47
1 ). Pain, rasa sakit yang dialami oleh hewan ataupun manusia, baik rasa
sakit fisik maupun psikis dapat membuat ia menjadi agresi (Myers, 1988).
2). Kondisi aversive seperti panas,polusi udara, dan kepadatan serta
keadaan yang sangat bising juga kemacetan. Griffit (1970) menemukan
bahwa murid-murid Kansas university yang ditempatkan diruangan yang
panas melaporkan bahwa mereka lebih lelah dan agresif serta lebih
mengekspresikan permusuhan dengan orang lain dibandingkan dengan
murid-murid yang ditempatkan diruangan yang cukup nyaman (seperti
yang dikutip oleh Myers, 1988).
3). Stimulus yang diasosiasikan dengan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Peristiwa yang lampau yang tidak meyenangkan melalui asosiasi akan
menjadikannya sebagai afek negatif yang dapat memicu agresi. Faktor ini
menentukan siapa yang akan menjadi sasaran (Berkowitz, 1993)
Ketika sasaran itu tidak mampu untuk diserang karena status sosial yang
tinggi atau lebih kuat secara fisik, maka individu akan cenderung untuk
mengalihkan sasaran kepada orang lain atau objek lain yang biasa disebut
dengan kambing hitam (scape goat). Fenomena ini timbul ketika sasaran
tersebut hadir dan aman untuk diserang ketika dorongan agresi tersebut
muncul dan menguat.
48
e. Efek senjata/ weapon effects
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hadirnya senjata akan membuat
individu lebih agresif. Menurut Berkowitz (1974)bahwa bukan handirnya
senjata yang membuat seseorang berperilaku agresi, tapi lebih kepada
bagaimana individu tersebut menginterpretasikan senjata tersebut, banyak
kenyataan yang kita lihat sekarang ini bahwa orang akan lebih merasa gagah
dan cenderung berperilaku agresi ketika ia membawa senjata.
f. Televisi
Tayangan-tayangan mengenai kekerasan yang ditampilkan di televisi dapat
juga membuat individu berperilaku agresi, contohnya adalah eksperimen
yang dilakukan dengan boneka Bobo adalah hasil dari sebuah tayangan
kekerasan.
g. Alkohol dan drugs
Banyak hasil eksperimen yang menunjukkan bahwa alkohol dan drugs juga
dapat memicu terjadinya perilaku agresi.
49
h. Ancaman dan penghinaan pribadi.
Menurut Maslow (9141), Rosenw eigz (1944) dan yang terbaru Buss (1961 ),
mengatakan bahwa penghinaan secara pribadi dan adanya ancaman akan
lebih menimbulkan seseorang berperilaku agresi. Dari faktor ini maka jelas
sekali bahwa timbulnya ancaman yang merupakan penyebab dari cemburu
dapat menyebabkan agresi.
4. Cara Mengurangi Agresi
Cara yang digunakan untuk mengurangi perilaku agresi diantaranya adalah:
a. Katarsis,dorongan untuk berperilaku agresi dapat dikurangi dengan
menyalurkan energi yang ada dengan cara yang dapat diterima seperti
olah raga, atau menonton acara kekerasan ( Sarwono, Myers & Sears)
b. Dengan pendekatan sosial belajar. Perilaku agresi dapat dilakukan
dengan hukuman (punishment) serta pengabaian terhadap tingkah laku
tersebut.
c. Mengurangi sarana dan prasarana yang dapat memicu perilaku agresi
seperti larangan untuk membawa senjata api ( Diener & Crandall, seperti
yang dikutip oleh Sarwono, 1997) dan lain-lain.
50
5. Gender dan Agresi
Jika kita sering melihat televisi atau membaca berita kekerasan di Koran,
maka yang sering kita lihat pelaku kejahatan tersebut adalah lelaki meskipun
ada juga beberapa diantaranya adalah perempuan. Perbedaan gender dalam
agresi kriminal di Amerika serikat jelas sekali menunjukkan bahwa pelaku dari
pembunuhan adalah 5: 1 antara laki-laki dan perempuan, begitu jug a
perampokan dilakukan oleh laki-laki dengan rata-rata 20: 1 dengan
perempuan (FBI 1990, dalam Renfrew, 1997)
Ketika kita perhatikan dorongan yang membuat laki-laki berperilaku agresi itu
lebih disebabkan karena dorongan frustasi dari pada dorongan dari dalam
meskipun hormon yang ada pada laki-laki serta ukuran fisik mereka yang
lebih besar dan kuat juga membuat mereka lebih agresif dibandingkan
dengan perempuan (Dollard dkk 1979, seperti yang dikutip oleh Bandura
1973).
Sebenarnya perempuan juga dapat berperilaku agresi seperti laki-laki, yaitu
ketika adanya rangsangan yang berupa ancaman, apalagi ketika hal tersebut
mengancam anaknya maka wanita bisa menjadi berperilaku agresi. Dan
agresi dapat menjadi karakteristik seorang perempuan ketika ia adalah
pribadi yang tidak bergantung pada laki-laki, dan dapat juga dikatakan bahwa
ha! ini merupakan usaha pertahanan sebagai tujuan dari perlawanan akan
kekuasaan Jaki-laki dan merupakan tuntutan bagi dirinya untuk menjaga diri
(Storr, 1968)
51
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam perilaku agresi itu lebih
disebabkan pada bagaimana mereka menunjukkan perilaku tersebut, pada
laki-laki mereka lebih suka menggunakan bentuk langsung dari agresi seperti
memukul dan sebagainya sedangkan perempuan lebih memilih untuk
menggunakan bentuk tak langsung dari agresi tersebut. Dan pada
kenyataannya keduanya akan berperilaku agresi jika menghadapi faktor
pemicu perilaku tersebut, dan untuk penelitian ini penulis ingin mencoba
melihat perilaku agresi yang muncul dalam bentuk apapun pada laki-laki
maupun perempuan karena cemburu, baik itu pasif, aktif, verbal, fisik,
langsung maupun tak langsung.
C. Hubungan Cemburu dan Agresi
Dalam seluruh rentang kehidupan manusia, individu akan selalu menghadapi
masalah dan mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
bijaksana. Akan tetapi banyak pula dari mereka yang ingin segera
menyelesaikannya dengan cara cepat sehingga mereka memilih jalan
kekerasan untuk menyelesaikannya dan tanpa mereka sadari atau terkadang
mereka sadar betul bahwa jalan yang mereka pilih bukan menyelesaikan
akan tetapi malah membuka pintu permasalahan yang lainnya.
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh individu yang sedang menjalin
hubungan percintaan dengan pasangannya adalah cemburu, yang terjadi
ketika hadirnya ancaman diantara hubungan mereka yang bahkan mungkin
sekali dapat menghancurkan hubungan mereka. Beberapa fakta yang ada
menunjukkan bahwa seringkali individu melakukan kekerasan terhadap
pasangannya ketika mereka cemburu.
52
Hubungan antara cemburu dan kekerasan itu sendiri telah diteliti oleh para
ahli psikologi termasuk Mullen (1996), dan laporan yang dibuat oleh korban
dan menurut data ethnographic membuktikan bahwa kekerasan dalam suatu
hubungan intim secara sistematik naik dan dihasud oleh laki-laki untuk
mengontrol dan mendominasi perempuan, dan kenyataan yang ditunjukkan
oleh WABA artikel tahun 2001 juga menunjukkan bahwa 40% kekerasan
yang terjadi dalam sebuah rumah tangga merupakan akibat dari cemburu.
Jika kita membaca Koran atau melihat berita di televisi, kita akan melihat
bahwa ketika individu diliputi oleh perasan cemburu maka mereka mampu
untuk menyakiti pasangannya ataupun pihak ketiga secara fisik maupun
mental bahkan tanpa berfikir lebih jauh lagi mereka dapat melakukan tindak
kriminal dengan cara membunuh pasangannya atau rivalnya dan tak jarang
pula mereka membuat pasangannya cacat seumur hidup.
Terkadang istilah cemburu merupakan tanda cinta dapat dibenarkan juga,
tetapi bila kecemburuan itu telah menjadi suatu emosi yang tidak sehat dan
tidak wajar (patologi cemburu atau disebut juga morbid jealousy) maka
individu akan cenderung menjadi cemas, depresi, sulit untuk mengontrol
kemarahan dan akan cenderung merusak dirinya atau orang lain bahkan ia
juga mampu untuk membunuh dirinya sendiri.
53
Ada sebuah fakta yang dikemukakan oleh Buss (2000) bahwa laki-laki
cenderung melakukan agresi dan merupakan jenis kelamin yang berkuasa,
mereka terkadang berusaha untuk mengontrol dan mendominasi
pasangannya dengan perlakuan yang kejam, walaupun begitu bukannya
tidak mungkin seorang perempuan akan dapat melakukan agresi juga ketika
mereka merasakan kecemburuan walaupun mungkin dengan cara yang
berbeda atau dengan cara yang sama karena saya pernah melihat di sebuah
berita di te!evisi tentang seorang perempuan yang membunuh pacar gelap
suaminya.
Adapun pendapat dari psikologi evolusioner dan aliran sosial konstruksionis
mengenai hubungan antara sexual jealousy dengan kekerasan, keduanya
setuju bahwa sexual jealousy adalah salah satu dari motivasi yang sering
muncul dari kekerasan pasangan (Cano &O'leary, 1997; Delgado, Prieto
&Bond, 1997, seperti yang dikutip oleh Buss,2000). Akan tetapi psikologi
54
evolusioner mengambil posisi yang kuat dengan melihat bahwa sexual
jealousy adalah akar penyebab dari banyaknya kekerasan ( Daly, Wilson,
Weghorst, 1982; Dobash, Dobash, Wilson & Daly, 1992; Wilson & Daly1995,
seperti yang dikutip oleh Buss, 2000), sedangkan aliran sosial konstruksionis
menganggap bahwa kekerasan pasangan intim adalah tipe spesifik budaya
dari sebuah manajemen ekspresi emosional (Hochschild, 1980,
Stearns, 1989, seperti yang dikutip oleh Buss,2000).apapun cara pandang
mereka melihat sebuah kekerasan yang terjadi dalam suatu hubungan, yang
jelas cemburu telah menjadi kandidat dalam pembunuhan pasangan maupun
rival (Buss, 2000) dan telah melahirkan sebuah perilaku agresi individu
terhadap pasangannya baik itu laki-laki maupun perempuan.
D. Perkawinan
Dua orang yang telah menjalin hubungan percintaan dan telah diresmikan
oleh agama dan peraturan perundangan yang berlaku maka mereka disebut
suami istri. Dalam Undang-Undang perkawinan dan hukum perkawinan Islam
terdapat ketentuan dan peraturan tentang dasar, tujuan, rukun dan syarat
perkawinan.
55
Dasar dan tujuan perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 tahun 197 4
tentang perkawinan tersebut dalam pasal 1 bahwa perkawinan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan dalam Islam dasar dan
tujuan perkawinan diantaranya adalah sebagai sunnatullah dan untuk
mendapatkan keturunan-keturunan yang baik dan sah (BP-4 OKI Jakarta).
Adanya dua pribadi yang berbeda yang bersatu dalam sebuah rumah
membutuhkan banyak penyesuaian dari segi fisik, kebiasaan maupun
psikologis. Didalamnya juga terdapat banyak masalah yang timbul dari
bersatunya dua pribadi ini. Salah satu dan sebagian dari masalah ini adalah
kecemburuan yang dirasakan terhadap pasangannya. Menilik realitas serta
hasil penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa jika dalam penyelesaian
suatu masalah terdapat kekerasan yang dilakukan oleh pria terhadap wanita
tidak terkecuali masalah cemburu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
WABA, menunjukkan bahwa 41% kekerasan yang terjadi dalam rumah
tangga disebabkan karena cemburu, karena banyaknya korban dari kekrasan
rumah tangga adalah wanita maka lembaga- lembaga yang perhatian dengan
masalah wanita serta pemerintah berusaha untuk membuat Undang- undang
yang mampu melindungi mereka.
56
Kecemburuan akan dirasakan saat individu merasakan adanya ancaman
yang mungkin akan menghancurkan hubungan yang telah mereka jalin. Dan
menurut peneliti hubungan cinta yang lebih kuat adalah perkawinan dan
hubungan ini tak lepas pula oleh rasa cemburu, maka peneliti sangat tertarik
untuk meneliti fenomena tersebut serta reaksinya pada pasangan yang telah
menikah.
BAB Ill
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sebuah penelitian yang akan menghasilkan suatu data yang ilmiah dan dapat
dipertanggung jawabkan memerlukan suatu metode serta disain penelitian
yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Dan pada bab ini akan diuraikan
bagaimana desain dan metode penelitian yang akan peneliti gunakan.
Melihat tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana reaksi
pasangan suami dan istri dalam mengekspresikan perasaan cemburu mereka
terhadap pasangannya dalam bentuk agresi serta adakah perbedaan
diantara keduanya ?, maka peneliti memilih untuk menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus ganda untuk
menjawab permasalahan tersebut.
Alasan dari pemilihan metode ini adalah karena penelitian kualitatif ini
mengacu pada perspektif fenomenologis dimana peneliti berusaha
memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa
dalam situasi tertentu yaitu cemburu. Fenomenologi ini sering digolongkan
sebagai salah satu metode penelitian kualitatif yang diterapkan pada studi
kasus untuk mendapatkan ungkapan pengalaman individu dengan tujuan
memahami makna dari berbagai gejala dan peristiwa yang dialami oleh
individu pada situasi tertentu (Bogdan, 1982, seperti yang dikutip oleh
Djumhana, 1996). Hal inilah nanti yang akan diungkap oleh peneliti, yaitu
pengalaman subjek saat mengalami cemburu terhadap pasangannya serta
bagaimana cara mereka mengekspresikan perasaan tersebut ketika
mengalaminya.
Adapun alasan digunakannya studi kasus pada penelitian ini karena strategi
ini akan membawa kepada penyelidikan yang lebih mendalam dan
pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku individu.
Pengumpulan data yang dilakukan akan meliputi pengalaman-pengalaman
masa lampau, sekarang dan keadaan lingkungan subjek (Yin, 2002).
sedangkan desainnya adalah studi kasus ganda (multi case) holistik karena
yang diteliti adalah keumuman dari reaksi mereka terhadap cemburu.
58
59
B. Karakteristik Subjek
Untuk mendapatkan pengalaman mengenai penelitian yang diperlukan, maka
individu yang dapat menjadi subjek penelitian harus memiliki karakteristik
yang dimaksud. Adapun karakteristik subjek yang diinginkan adalah:
a. Subjek telah menikah
b. Usia pernikahan dibawah 3 tahun karena masa ini adalah awal mengenal
pasangan dan reaksi apapun dapat muncul pada saat itu
c. Subjek pernah mengalami cemburu terhadap pasangannya
d. Ketika subjek memiliki lebih dari satu pengalaman cemburu, maka subjek
diminta untuk menceritakan pengalamannya secara keseluruhan
C. Subjek
Subjek yang diwawancarai oleh peneliti itu bersifat purposif dimana hanya
subjek yang memenuhi kriteria- kriteria yang peneliti sebutkan yang dapat
menjadi responden penelitian ini.
Karena menggunakan penelitian kasus ganda maka untuk penelitian ini
ditetapkan jumlah subjek sebanyak 6 orang. Tiga perempuan dan tiga laki
laki dimana status mereka adalah suami istri, jadi secara keseluruhan subjek
adalah tiga pasangan. Dimana subjek yang diambil adalah pasangan suami
istri yang tinggal di daerah Kemang dan telah peneliti kenal untuk
memudahkan terjadinya wawancara dan perolehan data yang dimaksud
dalam penelitian.
D. Teknik dan lnstrumen Pengumpulan Data
60
Dalam sebuah penelitian yang menggunakan strategi studi kasus, maka
wawancara instrumen yang esensial untuk terkumpulnya data yang
diinginkan, karena studi kasus umumnya berkenaan dengan urusan
kemanusiaan yang harus dilaporkan dan diinterpretasikan melalui
penglihatan pihak yang diwawancarai, dan para responden yang mempunyai
informasi dapat memberikan keterangan- keterangan pentingpenting yang
berkaitan dengan situasi yang dimaksud. (Yin, 2002).
Dengan logika diatas maka pada penelitian ini penulis menggunakan metode
wawancara mendalam untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Ketika peneliti menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan
datanya, maka untuk mewawancarai subjek peneliti memerlukan alat bantu
berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara inilah yang disebut
dengan instrumen pengumpulan data (Arikunto, 1998)
Untuk pelaksanaan wawancara peneliti menggunakan interviu bebas
terpimpin yang merupakan kombinasi dari interview bebas dan interview
bebas terpimpin karena pedoman yang dibawa pewawancara hanya berupa
garis besar tentang hal-ha! yang akan ditanyakan.
61
Dan dalam penerapannya wawancara pada penelitian ini sebagai metode
primer karena dipakai sebagai metode utama dalam serangkaian metode
metode pengumpul data lainnya, yang dalam ha! ini adalah metode observasi
yang merupakan pelengkap untuk mengumpulkan data yang dimaksud.
Adapun bentuk dari wawancara yang akan digunakan adalah tipe
wawancara terfokus, dimana subjek diwawancarai dalam waktu yang pendek
wawancara ini masih dapat open- ended - dan mengasumsikan cara
percakapan namun pewawancara tak perlu mengikuti serangkaian
pertanyaan tertentu yang harus diturunkan dari protokol studi kasusnya. Hal
inilah yang dilakukan oleh peneliti saat wawancara dengan subjek.
62
E. Teknik Pengolahan Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Patton (1980) adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam sebuah pola, kategori
dan uraian dasar. Hal ini lah yang akan peneliti lakukan selanjutnya yaitu
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara
dan observasi, kemudian data tersebut direduksi dengan membuat abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha untuk membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan -pernyataan yang perlu dijaga. Kemudian langkah selanjutnya
adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian
dikategorisasikan dan dilanjutkan dengan penafsiran data dalam mengolah
hasil, dan seterusnya.
Adapun strategi untuk menganalisa data yang akan digunakan adalah
analisis data yang didasarkan pada proporsi teoritis karena tujuan dan desain
asal dari studi kasus ini berdasarkan proporsi teoritis yang berkaitan yang
telah mencerminkan serangkaian pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka,
dan pemahaman- pemahaman baru. Proporsi- proporsi teoritis ini akan
membantu pemfokusan perhatian pada data tertentu dan mengabaikan data
yang lain, dan proporsi ini juga membantu pengorganisasian keseluruhan
studi kasus dan menetapkan alternatif penjelasan yang harus diuji. (Yin,
2002).
63
Dan melihat dari bentuk analisis dominan yang diuraikan oleh Yin (2002)
maka bentuk yang sesuai menurut peneliti adalah pembuatan penjelasan.
karena tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis data studi kasus dengan
membuat suatu penjelasan mengenai kasus yang bersangkutan yang akan
dikaitkan dengan teori yang telah ada sebelumnya.
F. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh peneliti
diantaranya yaitu:
1. Penyusunan alat pengumpul data yang berupa pedoman wawancara.
2. uji coba pedoman wawancara kepada beberapa responden.
3. Mencari subjek yang bersedia untuk diwawancarai yang memiliki
karakteristik yang sesuai.
4. membuat janji pertemuan dan meminta kesediannya untuk
diwawancarai.
5. Mempersiapkan alat-alat untuk wawancara, seperti pedoman
wawancara dan tape recorder, serta kaset kosong.
64
6. Pelaksanaan wawancara yang dilaksanakan di rumah para responden
yang dilakukan secara terpisah antara istri dan suami sehingga
responden merasa lebih terbuka dalam mengungkapkan pengalaman
dan perasaannya di hadapan peneliti.
7. Menganalisis dan Menginterpretasi data yang dilakukan secara
deskriptif dan sesuai dengan proporsisi teoritis yang telah ditulis pada
bab 2.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Subjek
Subjek yang diwawancari sejumlah 6 orang atau 3 pasangan, tiga laki-laki
dan tiga perempuan. Adapun latar belakang pendidikan kesemuanya adalah
SMU dan yang perempuan selain merupakan ibu rumah tangga, mereka juga
bekerja. Sedangkan subjek yang berjenis kelamin laki-laki keseluruhannya
memiliki pekerjaan, yang dua bekerja tetap sebagai pegawai sebuah
perusahaan dan yang satu bekerja tidak tetap.
Untuk mengetahui adakah perbedaan antara laki-laki dan perempuan
mengenai masa mereka mengalami kecemburuan serta bagaimana
perbedaan reaksi cemburu antara laki-laki dan perempuan, maka latar
belakang pekerjaan, usia dari seluruh subjek dan juga lamanya usia
pernikahan tidak disamakan hanya saja subjek yang diteliti adalah pasangan
yang usia pernikahan mereka tergolong baru yaitu kurang dari 3 tahun karena
pada masa-masa ini terjadi banyak penyesuaian antar pribadi.
66
Nama subjek yang diwawancarai serta tempat tinggal mereka akan
disamarkan dengan menggunakan nama-nama umum sesuai dengan jenis
kelamin subjek untuk menjaga kerahasiaan subjek dan pihak-pihak terkait
serta sesuai dengan kode etik penelitian.
Tabel Gambaran Umum Subjek
No Nam a Gender Usia Usia Pendidik- Pekerjaan i:;iernikahan an
1. Ira Pr 23 3th SMA lbu Rumah tangga, Guru TPA
2. Alex Lk 29 3th SMA Pegawai Swasta 3. Rosi Pr 25 8 bin SMA lbu Rumah
Tangga, Guru Ngaji -·---------4. Dani Lk 28 8 bin SMA Pegawai Swasta 5. Wita Pr 20 10 bin SMA lbu Rumah
Tangga, Penyanyi 6. Rian Lk 24 10 bin SMA Wiraswasta ----------
B. Kasus Cemburu dan Analisis Data
Kasus 1 (Ira)
Wawancara dilakukan di rumah subjek tanggal 15 dan 16 desember 2003. Ira
adalah gadis betawi yang memiliki 2 kakak dan satu adik. Pendidikan terakhir
yang ia lalui adalah SMEA yang saat ini menjadi SMK 6. Dengan wajahnya
yang manis dengan alis yang tebal, mata yang kecil dan indah serta tahi lalat
di hidung kanan, kulitnya yang sawo matang dan rambutnya yang panjang
sebahu bergelombang dan tinggi sekitar 150 cm dan berat 43 kg memang
cukup gemuk bagi wanita yang memiliki satu putri saai ini. Jika mengingat
bagaimana pertama kali Ira bertemu dengan laki-laki yang saat ini menjadi
suaminya Ira sedikit menerawang mengingat masa tersebut.
67
Saat terjadinya pertemuan itu pada tahun 1999. karena saat itu masyarakat
sedang ramai-ramai mengikuti salah satu pesta demokrasi salah satu
organisasi politik. Ira bersama sepupunya bertemu dengan laki-laki tersebut
yang kemudian diketahui kalau nama pemuda itu adalah Alex. Pada saat itu
yang kenal dengan Alex adalah sepupunya dan setelah Alex bertandang ke
rumah sepupunya itu barulah mereka berdua saling berkenalan dan
semenjak itu setiap Alex main ke rumah sepupunya Ira selalu Ira di suruh
datang ke rumah tersebut.
Alex adalah pemuda memiliki mata yang indah dengan bulu mata yang lentik,
hidung yang sedikit mancung serta badan yang tegap dan kulit sawo matang,
rambut cepak sekilas akan terlihat seperti tentara.
Selama tiga bulan ke depan Ira dan Alex tidak saling bertemu karena saat itu
Ira telah bekerja di salah satu super market terkenal di Jakarta. Saat
mengenal Alex, Ira masih memiliki pacar dan hubungan mereka saat itu
sedang tidak baik. Hal ini diceritakan Ira kepada Alex karena Alex
68
menanyakannya. Setelah tiga bulan itu mereka bertemu kembali di rumah
sepupu Ira dan saat itu Alex meminta nomor telepon rumah Ira dan setelah
itu ia terus menelepon Ira setiap malam hingga beberapa jam biasanya
menelepon dari jam 1 O malam sampai jam 1 atau 2 pagi hingga ibu Ira
mengatakan bahwa sebaiknya Alex main ke rumah dari pada hanya ngobrol
melalui telepon hingga akhirnya Alex memutuskan untuk menjemput Ira dari
tempat kerjanya dan berkunjung hingga jam 12 malam.
Suatu kali pacar Ira menawarkan untuk menjemput Ira pulang tapi Ira
menolaknya dengan mengatakan bahwa Ira akan pulang bersama temannya.
Tapi ternyata pacar Ira menunggu kepulangan Ira di rumah, dan setelah tahu
kalau Ira di jemput sama Alex, pacar Ira menjadi marah besar dan Alexpun
juga menjadi marah hingga terjadilah pertengkaran diantara keduanya
sampai hampir terjadi adu fisik yang akhirnya dipisahkan oleh ayah dan
kakak Ira. Sedangkan Ira sendiri langsung masuk kamar dan menagis.
Setelah Alex pulang ke rumahnya lalu ia menelepon dan menyuruhnya
memilih antara Alex dan pacarnya, dan saat itu yang Ira pilih adalah Alex
karena perhatiannya yang mau mengantar dan menjemput Ira setiap hari.
Akhirnya mereka resmi pacaran sekitar bulan Desember tahun 1999.
kebiasaan Alex untuk selalu mengantar dan menjemput Ira tidak berubah dan
jika Alex tidak dapat menjemput Ira ia akan selalu menelepon rumah Ira
69
sekedar untuk memastikan apakah Ira sudah pulang bekerja atau belum, jika
belum maka Alex akan selalu menelepon setiap setengah jam sekali sampai
Alex mendapat kepastian bahwa Ira sudah pulang.
Pernah suatu kali saat Alex sakit, Ira mengira Alex t1dak akan datang
menjemput karena itu Ira memutuskan untuk pulang bersama kepala toko
tempat Ira bekerja dan setelah melewati halte bus, Ira melihat sosok Alex
sedang menunggunya dan saat itu juga Ira turun dari mobil menghampiri
Alex. Di perjalanan keduanya saling diam. Esoknya Ira dipecat oleh kepala
toko tersebut dan katanya ini merupakan akibat dari ulah Alex, Ira sendiri
tidak tahu apa yang diperbuat Alex saat itu. Ira bilang pada Alex kalau ia baru
saja dipecat dan respon Alex biasa saja justru lebih ke arah senang.
Setelah tiga minggu Ira mendapat tawaran untuk mengajar di sebuah TPA.
Antar jemput pun selalu dilakukan Alex apalagi daerah tempat Ira mengajar
ada sebuah bengkel yang merupakan tempat mantan Ira bekerja. Saal Alex
tidak dapat mengantar atau menjemput Ira mengatakan kalau ia akan
berangkat atau pulang dengan Bajaj, tapi sebelumnya biasanya Alex
mengingatkan Ira agar tidak mampir ke mana-mana dan langsung pulang
biasanya Ira berusaha untuk meyakinkannya kalau ia tidak akan melakukan
hal tersebut baru Alex percaya.
70
Pada suatu malam, tepatnya Ira sendiri lupa, Alex bersama orang tuanya
datang ke rumah Ira dan melamar Ira. Sebulan kemudian mereka menikah.
Persiapan untuk pernikahan itu sendiri di persiapkan oleh Alex karena pada
sat itu Ira pun masih menjadi guru. Ira hanya ditanyain mengenai ukuran
sepatu, merk make up dan diajak hanya ketika memilihi parcel atau bungkus
kado. Selebihnya ditangani oleh Alex mulai dari pelaminan hingga tata rias
pengantin. Setelah mendekati hari pernikahan barulah Ira berhenti bekerja.
Hari pernikahan tiba, tidak lama setelah itu Ira mengandung. Setelah
pernikahan selama sebulan mereka tinggal di rumah keluarga Ira perasaan
Ira saat itu sangat tenang dan senang karena suami bangunnya selalu pagi
dan mereka berdua selalu jalan-jalan keluar layaknya pengantin baru.
Setelah itu Ira dan suaminya tinggal bersama orang tua Alex. Letak kamar
mereka di belakang dekat dapur dengan 2 pintu yaitu pintu yang menghadap
ke dalam rumah, serta pintu yang menghadap ke luar rumah. Selain
mertuanya, dirumah itu tinggal juga 1 saudari ipar serta 2 saudara ipar yang
satu lebih besar dan baru menikah tetapi telah juga bercerai dan yang satu
lagi adalah adik ipar yang telah bekerja dan kadang-kadang tinggal juga di
sana saudari iparnya yang telah menikah.
71
Ketika usia kehamilan Ira menginjak 6 bulan, suatu hari Ira mencari-cari
suaminya untuk membeli sesuatu ketika itu Ira melihat kalau suaminya keluar
dari rumah mantan pacarnya yang juga tinggal di lingkungan yang sama.
Perasaan Ira saat itu marah sekali sehingga saat di rumah yang Ira lakukan
adalah marah-marah dan menanyakan alasan suaminya kanapa ada di
rumah tersebut dengan nada tinggi. Mendengar ucapan kontan suaminya
juga naik pitam menjawab juga dengan penuh kemarahan serta membanting
segala perabotan rumah tangga mereka
"yah ... reaksi Alex saat itu sih juga ma rah denger Ira ngomong gitu trus dia pecahin deh semua barang di rumah karena nggak tahan akhirnya Ira mukulmukul perut ampe Ira juga gencetin perut ke kasur. dalam hati biarin deh anak ini mati dari pada harus lahir tapi bapaknya kayak gitu"
Melihat apa yang Ira lakukan terhadap kandungannya, Alex akhirnya
mengikat tangan Ira sambil berkata "awas foe ka/o berani matiin anak gua".
Saal itu Ira juga sempat meminta suaminya untuk menceraikan dirinya dan
ditolak oleh Alex sampai Ira berusaha mencari surat-surat yang diperlukan
untuk mengurus perceraian tapi tidak menemukannya karena Alex terlebih
dahulu menyimpannya. Setelah Ira menangis akhirnya Alex meminta maaf
atas perilakunya tersebut.
" Perasaan Ira sat itu sih ma rah, takut kehilangan dan khawatir jug a kalau seandainya bang Alex bener-bener ada apa-apa sama mantannya abis mantannya cantik sih, sedangkan Ira sendiri saat ini udah gendut, gak menarik dan }a rang dandan lagi, ta pi itu sih kejadiannya Cu ma sehari doang abis gitu dia minta maaf ama Ira, ya .. udah asal janji gak ngulangin /agi dan emang bener mah ... dia kalo ada mantan pacarnya gak berani macemmacem lagi''.
72
Setelah putrinya lahir Ira disibukkan dengan mengasuh anak, walau begitu
terkadang Ira diliputi perasaan cemburu saat suaminya pulang ke rumah telat
dan biasanya yang Ira lakukan adalah mengunci seluruh pintu dan jendela
rumahnya dan akan membukakan jika Alex telah mengetuk berkali-kali. Hal
lain adalah jika Alex pergi ke luar rumah dengan menggunakan pakaian yang
rapi dan wangi "jangan-jangan mau ketemu cewek lain nih" dan juga kalau
Alex memuji kecantikan wanita lain, Ira pasti akan diliputi perasaan cemburu
dan biasanya Alex sudah mengerti kalau Ira cemburu, ia akan diam atau
menangis sendiri di kamar. Yang alex lakukan biasanya mengajak Ira dan
putri mereka untuk jalan-jalan, dan jika suami tidak melakukan itu serta tidak
mengerti akan apa yang Ira rasakan maka Ira akan berusaha meredam
perasaannya dengan menonton televisi, bermain bersama putrinya atau jalan
dan setelah melakukan ini biasanya Ira merasa lebih baik.
"Dan kejadian kayak gitu biasanya sih gak terlalu mempengaruhi hubungan rumah tangga Ira, soalnya keutuhan rumah tangga memang sulit dijaga tapi Ira sih biasanya kadang ngalah soalnya kalo' nafsu diikutin dan ngerasa gak tahan, bisa- bisa kita pisah kayak kejadian yang dialami abangnya bang Alex yang baru nikah trus cerai itu kan karena istrinya nggak tahan sama kelakuan suaminya dan curhat istrinya tuh ama Ira makanya aku berusaha agar ha/ ini gak terjadi ama rumah tanggaku, abis kafo' udah nikah gini sih lranya yang cinta banget ama bang Alex padahal waktu pacaran dulu Ira cuma punya perasaan suka aja ma/ah bang Alexnya justru yang cinta banget ama Ira eh .. sekarang ma/ah terbalik".
Sekarang Ira telah memiliki pekerjaan sebagai guru di sebuah TPA di dekat
rumahnya. Dan perasaan serta kekhawatiran dan kegelisahan semakin
berkurang karena adanya kegiatan.
73
Analisis Kasus Ira
Pada masa pacaran Ira tidak merasakan kecemburuan terhadap
pasangannya karena rasa cinta tidak mendalam terhadap pasangannya,
selain itu dependency-nya terhadap hubungan juga kurang. Rasa keamanan
terhadap hubungannya dengan pasangan karena rasa cinta yang sangat ,
yang didapatkan dari pasangan juga mempengaruhi tidak timbulnya
kecemburuan dalam dirinya.
Dan pada masa lamaran kecemburuan Ira juga tidak muncul walaupun
dependency terhadap hubungan sudah bertambah tapi dikarenakan
kesibukan dalam mempersiapkan pernikahan dan juga karena ia masih
merasakan security terhadap hubungan.
Setelah menikah Ira langsung hamil, la merasakan cinta pada pasangan
bertambah dan menganggap bahwa hubungan ini sangat berarti bagi dirinya
(dependency), self- esteem yang rendah karena menganggap dirinya gemuk
dan kurang cantik sedangkan mantan pacar pasangan lebih menarik yang
tinggal di lingkungan yang sama, membuat Ira merasakan cemburu terhadap
pasangannya saat itu.
Pada tahap awal (primary appraisal) Ira mempersepsikan adanya ancaman
saat ia melihat suaminya Alex keluar dari rumah mantan pacar Alex dan
ancaman ini di anggap berat dan berarti oleh Ira karena si mantan tersebut
lebih menarik dan cantik dibanding Ira, selain ini hal yang membuat Ira
mempersepsikan adanya ancaman adalah ketika Alex pulang terlambat,
keluar rumah dengan pakaian yang rapi dan wangi dan saat Alex memuji
wanita lain dan ancaman yang ini menurut Ira tidak terlalu berat. Tipe
ancaman yang dirasakan oleh Ira adalah ancaman seksual karena secara
emosional Alex adalah suami yang sangat perhatian pada dirinya dan juga
pada anaknya (setelah lahir) .
Pada tahap kedua (secondary appraisal) Ira selalu melakukan catstrophic
thinking, ia menyimpulkan dengan cepat bahwa suaminya akan atau telah
berpaling dari dirinya. Adapun reaksi emosional yang ia rasakan saat ia
cemburu adalah marah, khawatir, curiga dan takut kehilangan.
74
Perilaku yang Ira tampilkan pada saat mengalami cemburu adalah: pada saat
ancamannya adalah mantan pacar yang dianggap ancaman yang berat bagi
dirinya, Ira langsung menanyakan perilaku suaminya yang ia lihat dengan
penuh kemarahan (agresi aktif- verbal- langsung), dan direspon oleh
suaminya dengan melempar barang-barang yang ada ke lantai , selain itu Ira
juga berusaha untuk menggugurkan kandungannya dengan memukul dan
menggencetnya (agresi- aktif- fisik- langsung) dan terucap pula kata cerai .
Melihat perilaku yang timbul untuk meredakan kemarahannya maka jelas
sekali bahwa hal ini dilakukan untuk mempertahankan harga dirinya (self
esteem).
75
Dan untuk penyebab kecemburuan yang kurang berarti., yang Ira lakukan
adalah menutup pintu rumahnya (agresi- pasif- fisik- langsung) saat suaminya
pulang terlambat. lni dilakukan agar Alex tidak dapat langsung masuk ke
rumah dan harus mengetok untuk waktu yang lama. Selain itu perilaku yang
ditunjukkan adalah diam (agresi -pasif- verbal-langsung) dan jika Alex
meminta sesuatu tidak dilayani (agresi-pasif-fisik-tak langsung) atau
menangis, dan untuk meredakannya perasaan cemburu yang ia rasakan saat
itu biasanya yang Ira lakukan ada!ah menonton TV, bermain dengan anak
serta jalan-jalan keluar rumah. lni dilakukan untuk mempertahankan
hubungan dan strategi coping yang dilakukannya adalah selective ignoring
yaitu menganggap hal ini bukan suatu yang penting dan melupakannya.
Melihat perilaku Ira yang seperti itu, suami sudah memahami dan berusaha
untuk meredakannya dengan jalan-jalan keluar bersama anak mereka.
Kejadian ini hanya berlangsung satu hari dan hubungan mereka setelah ini
pun juga baik. Untuk lebih jelasnya lihat label 4.2
76
Keterangan Tabel : A= Masa Pacaran, B= Masa lamaran, C= Masa
pernikahan dan setelahnya
TABEL4.2 ITEM CEMBURU IRA
A B c I 1. I Primary Appraisal: x
x x x
x x '
i X I f2:j . exua, ' ' i
\ Secondary Appraisal: a.Rasional I I I , , b.Catastroohic I x l ' 13 I Reaksi emosional: a.Marah i x I ! I b. Benci ' !
c.Takut kehilangan x d. Saki! hati e. Khawatir x f. Kesal
g. Kecewa h. Sedih
!~ ·---------·------·f----i---•.-----1 i Curiga : X '
14 I I i
Cor ina:a.memoertahankan Hubunnan I x I ~
b. memoertahankan Self- esteem l i x I
Strateci coping: a. Self Reliance ' I I ' 4.1 I I b. Selective Ignore I
I x ' [--- ' i
i c. Self-Bosterina i ' I ' ' ' ' ' I 5.
1
. Penlaku agresi: a. Aktif-Verbal-Langsung I . b.Aktif-Verbal-Tak langsung, ____ __, __ +---+--
1 c. Pasif-Verbal-Langsun X
I
i i d.Pasif-Verbal-tak langsung, ____ __, __ +---""--
. e. Aktif-Fisik-Lang:."'su:cn3'.g ___ ·-----i---,---\1---'-x'--' 'I ~ f. Aktif-Fisik-tak langsun.~---- i I ! , . L__._ g. Pasif~Fisik-Langsun.fL - ! • IX: i I h. Pasif-Fisik-tak langsun -!1--1-Yi 1 6. I Hasil coping thd hubungan: a. Baik j X j 'I b. Tidak baik ' 1 f---+----------~~~~=~-- ~--+--+--------1 r 7. I Jenis cemburu:- White:a. Chronic . .......;'c__---1
I I b.Relationship X
I
I I -Buunk a. Actual x
~----~~-=b.~A~nu=·c~ip=m~ed=-------+--l--+-cx"--i - Brehm: a. Natural occur X
x
b. Induced
77
Kasus 2 (Alex)
Wawancara dilakukan di rumah subjek tanggal 17 desember 2003. Alex
adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara, ia adalah lulusan SMU dan langsung
bekerja setelah sempat nganggur beberapa tahun. Saat pertama kali
melihatnya mungkin orang akan mengira bahwa ia pernah masuk AKABRl
dengan potongan rambut yang cepak, badan yang tegap tapi tidak terlalu
tinggi, kulit sawo matang dengan mata yang tidak terlalu besar, hidung
sedang dan sepasang alis yang cukup tebal. Usianya yang saat ini menginjak
ke 29 tahun ia telah memiliki pekerjaan sebagai pegawai sebuah perusahaan
dengan jam kerja yang tidak menentu kadang pulang sore jika berangkat pagi
dan kadang pulang malam jika berangkat sore. Sifatnya yang emosional
tetapi sangat perhatian terutama dengan putrinya yang saat ini menginjak
usia 1 tahun 8 bulan. Hal-hal yang kecil pun sering ia lakukan bersama isteri
dan putrinya
Awai mula perternuan antara Alex dan Ira sekitar tahun 1999 saat pesta
dernokrasi sebuah partai saat itu memang yang Alex kenal terlebih dahulu
adalah sepupu Ira walau begitu ia telah sering melihat Ira tanpa mengenalnya
baru setelah Alex berkunjung ke rumah sang sepupu dan Ira juga ada di
rumah tersebut barulah mereka berkenalan. Setelah itu Alex sering
berkunjung ke rumah tersebut sekedar untuk menemui Ira. Dan selang
beberapa lama mereka tidak bertemu akhirnya bertemu kembali dan Alex
tidak melepaskan kesempatan itu untuk meminta nomor telepon rumah Ira
secara langsung.
78
Setelah mengetahui nomor telepon rumah Ira maka Alex melakukan
pendekatan dengan sering menelepon di atas jam 1 O malam karena baru
pada saat itulah Ira pulang kerja dan mereka dapat berkomunikasi, bahkan
akhirnya Alex dapat menjemput Ira sekaligus bertandang ke rumahnya.
Melihat Ira dengan kekasihnya sedang bermasalah dan segala tawaran yang
Alex ajukan selalu direspon dengan baik maka ia merasa bahwa ia dan Ira
telah berpacaran karena baginya untuk menyatakan cinta tak perlu ada kata
kata.
Suatu malam saat Alex sedang mengantar Ira pulang dari kantor, Alex
merasa terkejut sekali melihat adanya laki-laki yang ternyata adalah pacar Ira
telah ada di rumah Ira dan sedang menunggunya pulang. Kejadian tersebut
membuat Alex marah, kesal dan sakit hati. Mengapa laki-laki tersebut ada di
rumah ini karena tidak dapat menahan perasannya maka terjadilah adu fisik
antara dia dengan pria tersebut hingga dipisahkan oleh keluarga Ira sendiri.
Setelah pamitan Alex pulang dan dengan pikiran yang kalut, malam itu juga
akhirnya Alex menelepon Ira dan meminta kepastian akan hubungan mereka
79
"Ira sekarang foe pilih dia atau gue? Ka/au toe pilih dia gue akan pergi ke Jawa dan gak akan balik-balik, gue dah beli tiketnya nih Ra tinggal berangkat. Loe pilih siapa?"
Dan ternyata Ira lebih memilih Alex sehingga perasaannya menjadi tenang
dan senang kembali.
Sejak resminya hubungan mereka Alex selalu menyempatkan untuk
mengantar dan menjemput Ira dari tempat kerjanya dan jika ia tidak dapat
menjemput Ira karena ia harus kerja di malam hari maka ia akan
menyempatkan diri untuk menelepon rumah Ira apakah Ira sudah pulang atau
belum dan hal ini akan terus ia lakukan sampai ia ketahui Ira sudah pulang ke
rumah sebab Alex merasa khawatir jika Ira masih ada di luar sedang apa dia
dan bersama siapa? "abis nanti kalau nggak di telepon dianya maen
kemana-mana lagi takutnya kan nanti dijemput ama orang lain /agi". Saat
Alex sakit ia tetap berusaha untuk menjemput Ira pulang dari kantornya, saat
menunggu kepulangan Ira ia melihat Ira sedang pulang dengan laki-laki naik
mobil walaupun saat itu Ira turun dan menghampiri Alexia merasa marah dan
kesal dan selama perjalanan pulanng Alex dan Ira sama-sama diam setelah
itu Alex menelepon laki-laki yang ternyata bos tempat Ira bekerja dan
menanyakan perbuatan pria itu sambil melampiaskan kekesalannya,
"ngapain /uh semalem nganterin pacar gue pulang?" hingga setahu Alex Ira
menjadi berhenti bekerja dan ini membuatnya kecemasannya hilang.
80
Setelah itu Alex kunjungan dan telepon-teleponan tetap berlanjut layaknya
seorang kekasih hingga suatu saat Ira mendapatkan pekerjaan lagi sebagai
guru di sebuah TPA yang dekat dengan tempat kerja mantan pacar Ira. Hal
ini membuat kecemasan dan kecemburuan Alex tumbuh kembali, karena ini
Alex selalu menyempatkan untuk mengantar dan menjemput bahkan pernah
juga ia menunggui Ira mengajar hingga selesai. Dan jika ia tidak dapat
mengantar maka Alex akan menelepon dan berusaha mengingatkan Ira agar
tidak mampir kemana-mana " kalau nggak dijemput mampir ke bengkel
sebe/ah?" (dengan nada menyindir) dan langsung pulang.
Setelah pacaran selama 3 tahun menu rut Alex ia akhirnya melamar Ira untuk
menjadi istrinya dan membina rumah tangga bersama. Selama masa ini
hingga tibanya hari pernikahan, Alex disibukkan dengan persiapan
pernikahan hingga pikirannya hanya terfokus kepada acara ini.
Setelah akad nikah diucapkan semua tamu memberikan selamat berbahagia
kepada pengantin. Diantara tamu yang datang Alex merasa sangat terkejut
akan kehadiran mantan pacar Ira yang dirasakannya adalah marah dan kesal
sehingga Alex memutuskan pergi kebelakang rumah, menyendiri dan tidak
meladeni tamu-tamu yang hadir saat itu dan kemudian ia merokok untuk
menenangkan gemuruh perasaannya, kemudian Ira datang menghampiri,
membujuk serta merayu Alex agar mau kembali kedalam rumah dan
81
meladeni tamu kembali. Esok harinya hubungan mereka kembali seperti
semula, seperti tidak ada yang terjadi. Setelah kejadian ini Alex merasa tidak
pernah lagi merasa curiga terhadap istrinya karena prinsip yang ia pegang
adalah seorang istri itu setia dan tidak ada alasan apa pun yang dapat
membuat Alex cemburu terhadap istrinya karena kemanapun Ira pergi ia
selalu mengetahuinya.
Analisis Kasus Alex
Jika pada masa lamaran ia tidak mengalami kecemburuan karena sibuk
mempersiapkan pernikahan, maka pada masa pacaran banyak hal yang
dianggap ancaman oleh Alex terhadap hubungannya karena rasa cinta yang
mendalam terhadap Ira pacarnya serta dependency dengan menganggap
bahwa hubungan ini sangat berati bagi dirinya. Dan dependency Alex ini
berkaitan dengan possesivenes karena ia mengaku jika ia melihat Ira dengan
laki-laki lain maka ia menjadi cemburu padahal setelah diketahui laki-laki itu
adalah pamannya Ira. Insecure juga membuatnya cemburu karena mantan
pacar Ira berada di daerah yang sama dengan tempat kerja Ira
Pada tahap awal (primary appraisal) Alex merasakan adanya ancaman saat
ia melihat pacar Ira datang ke rumah Ira dan juga saat ia melihat Ira
'dibonceng' oleh laki-laki lain serta saat Alex tidak dapat menjemput Ira
82
pulang kerja. Ancaman yang dirasakan ada yang bersifat real dengan melihat
bahwa Ira pulang bersama laki-laki lain dan ada juga yang bersifat
imaginative karena saat ia tidak dapat menjemput Ira pulang kerja ia
membayangkan Ira mampir ke tempat mantan atau bersama laki-laki lain
begitu pula ket1ka Ira pulang terlambat ke rumahnya. Semua ancaman saat
itu dianggap berat dan dapat merusak hubungannya dengan Ira. Melihat hal
ini jelas sekali bahwa tipe ancaman yang dialami Alex adalah ancaman
seksual.
Pada tahap kedua (secondary appraisan ia selalu langsung mengambil
kesimpulan bahwa Ira memiliki hubungan dengan laki-laki lain (catastrophic
thinking) dan yang dirasakan Alex saat ia cemburu adalah memukul laki-laki
yang menjadi ancamannya (agresi aktif- fisik- langsung) atau menelepon
sambil marah kepada laki-laki tersebut (agresi aktif-verbal- langsung) hingga
Ira diberhentikan bekerja sedangkan kepada Ira, ia akan diam dan tidak
berbicara (agresi pasif-verbal-langsung). Saal ia tahu Ira belum pulang maka
ia akan terus menerus menelepon sampai ia mengetahui bahwa Ira telah
sampai di rumah. Dan saat ia tidak dapat menjemput untuk menunjukkan
kecemburuannya ia akan menyindir (agresi aktif- verbal-iangsung) tentang si
mantan dan jika dapat maka ia akan terus menunggu Ira bekerja sampai
selesai. Reaksi emosional yang ia rasakan saat itu adalah khawatir, kesal,
marah dan sakit hati. Melihat perilaku yang ditampakkan maka jelas sekali
83
perilakunya itu bertujuan untuk mempertahankan harga dirinya (self-esteem).
Dan untuk menanggulangi perasaanya biasanya setelah ia
mengekspresikannya ia menjadi lega dan hubungan mereka pun tidak
berpengaruh dengan kejadian ini.
Setelah menikah ia juga meraskan cinta Ira bertambah pada dirinya seiring
dengan berjalannya waktu, meki begitu ada juga satu penyebab yang
membuat ia cemburu yaitu saat mantan pacar Ira datang pada resepsi
pernikahan mereka, yang dirasakan saat itu juga marah, sakit hati dan kesal.
Kecemburuannya ditunjukkan dengan diam (agresi pasif-verbal- langsung)
dan tidak meladeni tamu dengan pergi ke belakang rumah (agresi-pasif- fisik
tak langsung) dan ia merokok untuk menghilangkan rasa cemburunya dan
berusaha untuk menenangkan perasaan serta pikirannya (selective ignoring)
sedangkan yang Ira lakukan ketika melihat Alex bersikap seperti itu adalah
merayu dan membujuknya agar kembali meladeni tamu. Kejadian ini juga
tidak mempengaruhi hubungan yang ada diantara mereka.
Setelah ini Alex tidak lagi merasa cemburu terhadap istrinya karena ia telah
merasakan cinta yang sangat besar bagi dirinya sehingga yang ia rasakan
saat ini adalah secure dan kemana pun Ira pergi ia selalu mengetahuinya
hingga ia tidak lagi khawatir akan timbulnya ancaman. Untuk lebih jelasnya
lihat table 4.3
84
TABEL43 No ITEM CEMBURU : ALEX
I A B I c I I
1. Primarv Aooraisal: I x x I
1.1 I Kualitas hubungan:a. Depedency i x i x I b. Insecure i x
! x
1.2 Tine hubun~an: a. Cinta I x x
I u I b. Teman I Ancaman: a. Berat x x
I I b. Ringan ! 14 ; Tipe ancaman: a. Emosional
I
b. Sexual x x__, l2
i I Secondary Appraisal: a.Rasional ----I b.Catastro hie x x
3. Reaksi emosional: a.Marah x x b. Benci
c.Takut kehilangan d. Sakit hati I x x e. Khawatir x x f. Kesa! x x g. Kecewa h. Sedih
I I i. Curiga 14 I Coping:a.mempertahankan Hubungan x I I b. mempertahankan Self- esteem x I ! 4.1 I Strategi coping: a. Self Reliance
I I b. Selective Ignore x I c. Self-Bostering I I rs--1 Perilaku agresi: a. Aktif-Verbal-Lan sun x x I . 1. I b.Aktif-Verbal-Tak langsung
i c. Pasif-Verbal-Langsung x d.Pasif-Verbal-tak langsung e. Aktif-Fiik-Langsung x f. Aktif-Fisik-tak langsung g. Pasif-Fisik-Langsung
I
h. Pasif-Fisik-tak langsung x I 6. Hasil coping thd hubungan: a. Baik x x
17 b. Tidak baik
Jenis cemburu:- White:a. Chronic i b.Relationship x I x I - Buunk a. Actual x x ! I 1-----.--.--.-----"--l b. Anticipated x "----
- Brehm: a. Natural occur x I x ~ b. Induced
85
Analisis Pasangan 1
Jelas sekali bahwa saat terjadinya kecemburuan antara Ira dan Alex sangat
berbeda. Jika Alex sering sekali mengalami kecemburuan pada pasangannya
pada masa pacaran , dan sekali pada saat menikah. Sedangkan Ira
mengalami kecemburuan pada pasangan setelah menikah karena sebab
kecintaan yang sangat, dependency serta self-esteem yang rendah. Akan
tetapi keduannya sama-sama tidak pernah mengalami kecemburuan pada
masa lamaran karena kesibukan mempersiapkan pernikahan hingga tidak
terlintas sedikitpun merasakan hadirnya ancaman dalam hubungan mereka.
Adapun reaksi dalam menunjukkan kecemburuan keduanya hampir sama
hanya saja Alex lebih menyukai agresi fisik langsung terhadap laki-laki yang
menjadi saingannya (orang ketiga) sedangkan reaksinya terhadap pasangan
hanya agresi pasif verbal atau pasif fisik tak langsung. sedangkan bentuk
agresi yang ditampakkan Ira adalah agresi pasif fisik !angsung dan tak
langsung, agresi aktif fisik langsung (pasangan atau dirinya), agresi verbal tak
langsung baik aktif maupun pasif.
Dalam tahap kedua Ira dan Alex sama-sama mengambil kesimpulan yang
cepat atas apa yang mereka lihat dan duga (catastrophic thinking), dan emosi
86
yang mereka rasakan umumnya sama yaitu emosi ganda berupa kemarahan
dan kekhawatiran. Dan bagi Ira apa yang ia lakukan terkadang untuk
mempertahankan hubungan hingga perlu menggunakan strategi selective
ignoring untuk menanggulangi perasaannya, sedangkan Alex ia lebih kepada
mempertahankan harga dirinya, tetapi pada saat ia mengalami kecemburuan
ketika menikah ia juga melakukan strategi untuk menanggulanginya yaitu
dengan strategi selective ignore juga. Akan tetapi yang berbeda dengan Ira
yang melakukannya dengan menonton TV, jalan keluar rumah atau bermain
dengan anak mereka, Alex melakukan strategi coping dengan cara merokok.
Dalam hal pemicu kecemburuan, baik Alex maupun Ira sama-sama cemburu
terhadap mantan pacar pasangan masing-masing begitu juga dengan wanita
lain atau pria lain yang berusaha mendekati pasangan mereka. Ada juga hal
lain yang membuat Ira cemburu terhadap Alex seperti yang telah disebutkan
pada analisis kasus Ira. Dan untuk masa terjadinya cemburu yang berbeda
diantara keduanya.
Baik Alex maupun Ira saat melihat pasangan mengalami cemburu keduanya
bereaksi dengan menenangkan pasangannya. Jika Ira dengan cara merayu
pasangan sedangkan Alex dengan cara mengajak Ira dengan anak mereka
keluar rumah hingga perasaan cemburu yang membuat hubungan mereka
sedikit renggang menjadi reda dan hubungan keduanya pun baik kembali.
87
Untuk lebih jelas lihat tabel 4.4
TABEL 4.4 (PASANGAN ! No ITEM CEMBURU i
IRA ALEX A , B C A I B I c
! 1. x x x ; 1.1 X X I x
b. Insecure X X x '1.2 ! Tipehubungan:a.Cmta -----------+-_____ X_J_X
' b. Teman ! x !
i Ancaman: a. Berat x x x : b. Ringan x
x ! x x ~pe ancaman: a. t:mosional , ___ b. Sexual ____________ --+--c----~--~---+---+---+-
3.
Seconda A raisal: a.Rasional b Catastrophic
Reaksi emosional: a.Marah b.Benci c.Takut kehilanoan d. Sakit hati
.
I e. Khawatir ,-------+~~~'----------+-----
! f. Kesal g. Kecewa h. Sedih
i i. Curiga 4. 1 Coping: a.mempertahankan Hubungan
x x x x
! .
x ' x
x x x ' I
i I
x x !
x x L. ' b. mem ertahankan Self- esteem ·.,-+-occ-c-~""7~'-'-='~--t-~~~~-----t--i--~;-'-'--i----i-
1 4.1 Strate i cQPirlg: a. Self Reliance
x x
x l x i x
I~ '
i x
-H x x
x x x
i b. Selective Ignore
1-·-c--+~~---c--c~·~Se~lf~-B~o~st~er~in~g--------+----;---~~+-'C'C'-+----t-: 5. Perilaku agresi: a. Aktif-Verbal-Langsung
b.Aktif-Verbal-Tak langsung x x
--~·~---
G. Pasif-Verbal-Langsung ~----
d.Pasif-Verbal-tak langsung e. Aktif-Fisik-Langsung x x f. Aktif-Fisik-tak langsung
L______ g. Pasif-Fisik-Langsung x i i h. Pasif-Fisik-tak Ian sun i x x I 6. L. Hasil coping thd hubungan: a. Baik L I b. Tidak baik ! 7.·--r---J~e~ni~s-ce-m~b-u-ru-:-~W~h~it-e-:a-.C~h~r-on~ic~~~----+----+---+----t-----i--+--___,
x x x --+----+----i
b.Relationship X X x - Buunk a. Actual X X
--~~b~.A~n~ti~ci-pa~te-dc------+--___, _ ___,-'x-'--·1 X ·--+---+--+--+-------;
- Brehm: a. Natural occur 1 X , X
x
' x b. Induced
88
Kasus 3 (Rosi)
Wawancara dilakukan di rumah subjek pada tanggal 20 Desember 2003.
Gadis betawi tamatan salah satu SMU swasta di Jakarta ini akan berusia 25
tahun bulan mei ini. ia mem1i1k1 mata sipit dengan warna kulit agak gelap dan
tinggi badan sekitar 152 cm serta berat sekitar 43 kg, walau begitu jika kita
melihatnya pasti akan tahu dari caranya berbicara dia adalah gadis yang
polos, lugu dan manis. Rosi sering merasa kurang percaya diri dan merasa
dirinya kurang begitu menarik karena itu ia sering menutupinya dengan
menggunakan make up untuk menutupinya karena laki-laki yang saat ini
menjadi suaminya lebih suka kalau melihatnya dengan make up.
Sejak kecil ia tinggal dengan neneknya. Mereka tinggal di sebuah rumah
yang tidak terlalu besar, memiliki 2 tempat tidur, satu ruang tamu dan dapur
serta kamar mandi. Sedangkan rumah orang tuanya agak jauh dari mereka
tinggal sekitar 1 O menit perjalanan naik bis kota sampai ke rumah orang
tuanya. la adalah anak pertama dari 6 bersaudara oleh karena itu selepas
SMU ia ingin sekali bekerja untuk membantu nenek serta orang tuanya.
Selepas SMU Rosi bekerja sebagai guru ngaji di rumah bibinya untuk mengisi
kegiatannya, setelah itu karena salah seorang sepupunya membuka sebuah
toko minuman mineral maka Rosi diminta untuk menjadi penjaga dan
89
pencatat pemesanan. Tapi karena Rosi ingin mencari pekerjaan yang lebih
menjanjikan maka sambil bekerja di toko tersebut ia mengajukan lamaran ke
berbagai perusahaan dan restoran yang baru buka di sekitar rumahnya dan
setelah di terima di salah satu restoran maka Rosi keluar dari toko tersebut
dan bekerja sebagai penjaga toilet di tempatnya saat itu.
Pada tahun 2001 sewaktu di rumah orang tua Rosi mengadakan acara buka
puasa datanglah pamannya bersama seorang pemuda, yang dilakukan Rosi
saat itu hanya bisa menatapnya tanpa bisa mengenalnya. Setelah acara
arisan selesai barulah Rosi memberanikan diri untuk menanyakan tentang
pemuda itu kepada pamannya. Esoknya pamannya tersebut mengajak
pemuda itu ke rumah nenek Rosi dan mereka berkenalan. Dan ternyata
nama pemuda itu adalah Dani. Sosok pemuda itu memiliki tinggi 156 cm
dengan berat badan yang seimbang, kulit sawo matang dan selalu terlihat
rapi memi!iki wajah tipe Indonesia dengan mata yang tidak terlalu besar dan
hidung tidak mancung juga asli betawi. la adalah anak ke 9 dari 9
bersaudara. Orang tuanya saat ini telah meninggal dunia.
Setelah perkenalan itu Dani selalu main ke rumah Rosi setiap sabtu, saat itu
Dani baru putus dari pacarnya, sedangkan Rosi sebenarnya masih memiliki
pacar tapi hubungan mereka berdua berjalan kurang baik karena pacar Rosi
saat itu kurang perhatian dan jarang datang ke rumah Rosi.
90
Akhirnya pada tanggal 22 Januari 2002 barulah Dani menyatakan perasaan
cintanya kepada Rosi dan saat itu Rosi telah putus dengan pacarnya
sehingga perasaan cinta Dani diterima dengan baik oleh Rosi dan akhirnya
mereka resmi berpacaran. Pada masa-masa tersebut setiap sabtu Dani
selalu menjemput Rosi dari tempat kerja dan mampir ke rumah Rosi (ngape0
sedangkan hari minggunya mereka selalu jalan- jalan naik motor ke mana
saja, kadang mereka ke taman raya Bogor dan ke tempat yang lainnya.Pada
masa pacaran Rosi merasakan cinta dan perhatian Dani yang begitu besar
kepada dirinya sehingga jika di bandingkan antara keduanya, perasaan cinta
Dani lebih kuat dari pada Rosi, setiap hari menelpon bahkan terkadang sehari
tiga kali.
Setiap jalan-jalan berdua dan Rosi kebetulan melihat wanita sedang
memandang ke arah Dani maka Rosi tak tahan untuk menggoda
"eh ... ada cewe' cakep noh ngeliatin kamu? "Emangnya kenapa?" kata Dani 'benertuh cewenya cakep kamu ama dia aja!" ." Nggak ah ... aku maunya sama kamu, abang-abangku aja gak pemah macam-macam masa' aku mau macam-macam sih" ucap Dani lagi.
Dan setelah mendengar jawaban Dani Rosi pun menjadi senang karena yang
ada di hati Dani hanya ada dirinya dan membuktikan bahwa Dani adalah pria
yang setia, sebab tujuan ia menggoda seperti itu hanya ingin tahu apakah
Dani "nakal" di kantor atau tidak. Dan jika setiap mereka jalan- jalan
91
kebetulan ada wanita cantik lewat atau melihat ke arah Dani, Rosi selalu
menggoda dengan perkataan seperti itu.
Pernah suatu malam Dani terlambat menjemput Rosi pulang kerja dan di
sekitar parkiran terdapat banyak pemuda yang bekerja di restoran tersebut
juga sedang menunggu bus anteran juga ada satpam restoran tersebut yang
menggoda Rosi dan ketika Dani datang terjadilah dialog seperti ini:
"siapa tuh? Cuma temen.Bohong kamu? Benercuma temen dia mo nganter aku karena kamu gak juga datang tapi aku jawab makasih. Dia gak macemmacem kan?gak di coel-coel? Nggak"
Pada bulan Maret tanggal 8 tahun 2003, Dani dan Abangnya datang ke
rumah Rosi untuk melamar. Setelah lamaran Rosi memutuskan untuk
berhenti kerja dan selama itu setiap sabtu dan minggu Dani dan Rosi selalu
jalan untuk membeli persiapan pernikahan mereka. Setelah lamaran
frekuensi menelepon sudah agak jarang tapi selalu datang setiap sabtu dan
jalan pada hari minggunya.pada masa ini cinta pada diri Rosi sudah
menyamai cinta yang Dani miliki.
Di pagi yang indah pada tanggal 9 Mei 2003 mereka melakukan pernikahan
di kantor KUA setempat sedangkan resepsinya digelar keesokan harinya
selama dua hari yaitu tanggal 1 O dan 11 di kediaman orang tua Rosi. Pesta
pernikahan dilangsungkan selama dua hari dengan meriah. Setelah menikah
92
mereka tinggal di rumah neneknya Rosi dan setelah foto-foto pernikahan di
cetak Dani menunjuk Foto dua orang wanita dan mengatakan pada Rosi
kalau itu adalah mantan pacarnya. Setelah mendengar perkataan Dani, rosi
bertanya alasan mantan pacar Dani diundang dan Dani menjawab hanya
untuk menyambung silaturrahmi, mendengar jawaban itu Rosi jadi lega
padahal sebelumnya terselip pula perasaan kecewa dan kesal karena baru
mengetahuinya saat ini. Mengingat bagaimana sikap Dani maka Rosi menjadi
tenang.
Sebulan kemudian Allah memberikan Rosi keturunan, ia hamil dan hamilnya
itu lemas, tidak bertenaga, payah serta tidak ada keinginan untuk makan
nasi. Mendengar kehamilan Rosi Dani pun gembira, mengingat kondisi Rosi
yang payah dalam mengandung maka Dani selalu menelepon Rosi setiap
jam 5 sore atau setelah maghrib untuk menayakan kondisi serta
mengingatkan Rosi untuk minum obat, Rosi merasa bahwa Dani lebih
perhatian dari sebelumnya. Saat kondisi kehamilan Rosi sedang payah kira-
kira 2 bulan usia kandungannya ada sebuah undangan pernikahan dari
teman mantan pacar Dani, karena kondisi tersebut akhirnya Dani datang ke
resepsi sendirian. Setelah pulang Dani bercerita bahwa tadi di resepsi ia
bertemu dengan mantannya itu.dengan menyindirnya
"ngobrol dong, cerita-cerita? Nggak kok dia ngobrolnya sama temen saya kok. Bohong kali? Bener If aku gak bohong, kamu cemburu ya? Orang ngeliat itu bukan berarti mencintai.ya .. udah kalo aku salah. aku minta maaf!
93
Lalu Dani berusaha untuk membuat Rosi tertawa dengan merayu, mencubit
pipi Rosi hingga tidak jadi marah. Dan segala perasaan kesel, dan takut
kehilangan lenyap dalam diri Rosi saat itu juga.
Pada tanggal 28 Desember 2003 Dani mengadakan arisan bersama teman-
temannya di Rumahnya. Saal itu ada temannya yang wanita selalu melihat ke
arah Dani. Rosi melihat perilaku wanita tersebut kemudian ia balik
memandang suaminya Dani tapi saat itu Dani sedang tidak memandang
wanita tersebut tapi setelah beberapa lama Rosi melihat bahwa Dani juga
melihat ke arah wanita tersebut. Perilaku wanita tersebut membuat Rosi
marah karena ia selalu berusaha mendekati Dani entah dengan mengobrol,
bahkan saat ada foto bersama wanita itu terus menempel pada Dani, karena
sudah tidak tahan Rosi akhirnya masuk kamar dan Dani menyusul lalu Dani
berkata:
"cewe itu centil amat sih? /ya .. kamunya aja yang centil (nada tinggi sedikit marah) tadi foto-foto berdua di depan. Oianya aja yang ngedeketin aku, aku udah berusaha ngindar kok! Kamunya juga centil sih.. (nada tinggi sedikit marah) ya .. udah aku minta maaf kan ka/o' orang ngeliat kan bukan berarti mencintai".
sambil nyubit pipi Rosi kecil-kecil dengan penuh perasaan sayang . dan
dilanjutkan dengan merayu Rosi hingga kemarahan, perasaan takut akan
kehilangan, khawatir serta perasaan kesalnya Rosi mereda. Hanya perasaan
benci dirasakannya terhadap wanita tersebut masih ada sehingga bungkusan
94
yang harus dibawa pulang oleh wanita tersebut Rosi tidak mau
memberikannya akhirnya suaminyalah yang memberikannya_ Begitu juga jika
Rosi melihat suaminya sedang melihat kepada wanita yang lebih cantik
biasanya ia akan mencubit pipi sang suami, dan suami akan mengatakan hal
yang menghibur "melihat bukan berarti mencintai"_ Setiap saat ketika Rosi
melihat hal-hal yang mampu membuainya cemburu kepada Dani, maka kata
kata tersebutlah yang akan Dani keluarkan dan kata-kata tersebut
membuatnya tenang_ Bahkan jika ada wanita yang cantik lewat dan Dani
melihat kepada wanita tersebut maka Rosi akan mencubit pipi Dani untuk
menunjukkan kecemburuannya dan jawaban yang sama pun didapat Rosi
dari Dani. Akan tetapi kejadian ini tidak berdampak terhadap hubungan
mereka dan Rosi mengakui kalau cintanya terhadap Dani bertambah dan
mereka sama-sama saling mencintai.
Analisis Kasus Rosi
Rosi tidak mengalami cemburu saat pacaran dan lamaran, karena pada saat
pacaran, meskipun hubungan ini berarti bagi Rosi (dependency) akan tetapi
ia merasa aman (secure) dalam hubungannya karena Dani telah lulus dalam
serangkaian uji coba tes kesetiaan yang dilakukan oleh Rosi terhadapnya,
sedangkan pada masa lamaran walaupun rasa cintanya sudah bertambah ia
tetap merasa aman (secure) terhadap hubungannya serta kesibukan dalam
mempersiapkan pernikahan membuatnya tidak merasakan cemburu pada
masa ini.
95
Setelah menikah dan merasakan cintanya yang semakin mendalam pada
pasangan serta hubungan yang berarti (dependency) barulah ia
mempersepsikan adanya ancaman dalam hubungannya dengan suaminya
(primary appraisal). Adapun hal-hal yang dipersepsikan sebagai ancaman
adalah mantan pacar suami, ini terjadi saat Rosi diberi tahu oleh suaminya
bahwa pada hari pernikahannya dihadiri oleh wanita tersebut dan ini terbukti
lewat foto yang ditunjukkan padanya, ancaman ini berarti bagi Rosi. Kejadian
lain adalah saat suami menghadiri pesta pernikahan temannya yang juga
dihadiri oleh mantan tersebut. Selain mantan pacar, wanita lain yang terlihat
berusaha mendekati Dani (suaminya) pun merupakan ancaman yang berarti
bagi Rosi, apalagi jika wanita tersebut sangat menarik begitu juga saat ia
mengetahui Dani melirik wanita lain dihadapannya (ancaman seksual)
Pada tahap kedua (secondary appraisal) ia juga melakukan catastrophic
thinking dengan menganggap bahwa suaminya akan berpaling dari dirinya,
tanpa melihat keintiman yang telah ada diantara mereka. Saal itu yang ia
rasakan adalah marah, kesal, khawatir dan takut kehilangan yang
diekspresikan dengan perkataan yang bersifat menyindir atau marah (agresi
aktif- verbal-langsung). Ketika Rosi merasakan kecemburuan saat rumah
96
mereka sedang kedatangan tamu dan ternyata tamu wanita tersebut lah yang
membuat Rosi mencemburui suaminya, maka Rosi akan bersikap tidak
meladeni tamu yang datang (agresi pasif- fisik- tak langsung) karena ia akan
langsung masuk ke kamarnya dan tidak keluar kamar hingga Dani datang
kepadanya dan menenangkan perasaannya, atau mencubit pipi suami saat
terlihat me!irik wanita lain (agresi aktif-fisik- langsung) dan biasanya suaminya
akan menanggapinya dengan penjelasan atau merayunya sambil
mengatakan kata-kata kunci (the magic word) "melihat bukan berarti
mencintai". Dengan mendengar kata-kata ini maka perasaan cemburu yang
meliputi perasaannya menjadi hilang dan hubungan mereka pun menjadi
baik.
Melihat perilaku yang ditampakkan oleh Rosi maka dapat dikatakan bahwa
orientasinya dalam mengatasi kecemburuan yang ia alami adalah untuk
mempertahankan hubungannya dengan suaminya dan ia tidak perlu
menggunakan salah satu dari tiga strategi yang tersebut pada teori karena
perasaan cemburu tersebut tidak hinggap terlalu lama dalam hatinya karena
Dani yang merupakan suaminya dapat menenangkan kecemburuan yang
Rosi rasakan dengan cepat dan hubungan akan kembali seperti semula.
Lihat label 4.5
TABEL4 5 No ITEM CEMBURU I ROSI
I
i A B c 1. 1 Primary Anoraisal: ' x
. 1.1 ' Kualitas hubu~99n:a .. Depedency I ' x .
b. Insecure I I x -1.2 Tire hubunoan: a. Cinta i i x I
b. Teman I i I
1.3 I Ancaman: a. Bera! I ! x b. Rm an
i 1.4 i_Tipe~n.caman: a. Emosional b. Sexual x
: 2. : Secondary Appraisal: a.Rasional , b.Catastrophic x
i 3. \ Reaksi emosional: a.Marah x b. Benci
c.Takut kehilangan x d. Sakit hati e. Khawatir x f. Kesa! x g. Kecewa h. Sedih
i i i. Curiaa I I I I
' 14 I Coping:a.memoertahankan Hubunoan I
I x ! 1 b. mempertahankan Self- esteem
--··---i I ' i I
' 4.1 I Strategi cooina: a. Self Reliance ! I !
' ' I I b. Selective Ignore
h·-41-----c~·~S~el~~B=o~s~IB~rin~g,___ ________ +----+---+----' 1
5. > Perilaku agresi:a. Aktif-Verbal-Lan sun X i b.Aktif-Verbal-Tak Ian sun
I c. Pasif-Verbal-Langsung d. Pasif-Verbal-tak langsung
t e. Aktif-Fisik-Langsung I f. Aktf-Fisik-tak langsung
, r-- g. Pasif-Fisik-Langsung i j h. Pasif-Fisik-tak Ian sun j-6-. - '-·- Hasil coping thd hubungan: a. Baik L _ _i b. Tidak baik I. i. Jenis cembu.~ru~:-~W~h~ite~:a"=.~C"-hr~o~ni~c ~-----+---1 b.Relationship
x :
x i x : -:
______ - Buunk a. Actual
.. lj I -Brehm ~. ~~~~~~~~cdcur X i ~---~~==------~f-----L--~
b. Induced
x x
97
98
Kasus 4 (Dani)
Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Desember 2003.Anak ke 9 dari 9
bersaudara ini menginjak usia 28 di tahun 2004. Setelah lulus SMA, Dani
tidak langsung bekerja tapi nganggur dulu selama 1,5 tahun dan telah 3 kali
pindah kerjaan hingga saat ini ia menjadi saiah satu pegawai di perusahaan
swasta. Untuk ukuran laki-laki tinggi badan Dani termasuk pendek sekitar 156
cm dengan berat badan sesuai. Secara fisik ia seperti laki-laki Indonesia
dengan kulit yang coklat dan mata yang tidak terlalu besar dan wajah yang
biasa-biasa saja Kriteria ini juga sesuai dengan anggapan Dani mengenai
dirinya sendiri selain itu ia adalah orang yang sederhana, tidak suka ikut
ikutan dan apa adanya.
Di tahun 2001, la dan Rosi bertemu di rumah Rosi, tepatnya di dapur saat ia
dan paman Rosi -yang juga merupakan sahabat dan temannya- akan makan
saat itu adalah pertama kalinya ia dan Rosi bertemu padahal ini bukan
pertama kalinya ia ke rumah tersebut dan Dani telah mengenal semua adik
Rosi tapi tidak sama halnya dengan Rosi. Pertama kali pertemuan dalam hati
Dani ingin kenal tapi tidak sempat juga ada perasaan sungkan dengan
paman Rosi. Tapi selang beberapa minggu kemudian Dani mendapat berita
dari temannya itu bahwa Dani dapat salam dan disuruh main ke rumah Rosi
dan Dani memutuskan untuk bertandang ke rumah Rosi bersama dengan
99
temannya itu. Pada saat itu status Dani adalah memiliki pacar dan baru
berlangsung selama 2 bulan, saat mengenal Rosi Dani merasakan perasaan
lain yang belum didapatnya dari teman-teman wanitanya yang lain, Dani
merasa 'klop' dan cocok walau pun setiap pacaran ia selalu serius dan tidak
pernah main-main.
Setelah 3 bulan pendekatan melalui telepon atau main ke rumah Rosi barulah
Dani menyatakan perasaan cintanya kepada Rosi dan diterima, setelah di
terima baru lah Dani memutuskan hubungan dengan pacar lamanya. Saat
pacaran terkadang Dani menelepon Rosi di rumah tetangganya karena saat
itu rumah rosi belum memasang telepon. Jemputan pun sering dilakukannya
karena saat itu Rosi bekerja di restoran dan pulangnya selalu malam hari.
Jika Dani ketiduran dan lupa menjemput dan setelah dengar dari Rosi kalau
ia diantar oleh laki-laki lain, Dani merasa cemburu yang ada dalam
perasannya adalah marah, curiga, dan was-was karena rasa cintanya yang
melebihi rasa cinta Rosi padanya, lalu Dani bertanya dengan menyelidik
"siapa tuh?" lalu Rosi menjelaskan kalau mereka hanya teman dijawab
seperti itu perasaan Dani masih belum tenang sampai ia melakukan
penyelidikan sendiri dan mencek kebenaran perkataan Rosi barulah ia
merasa tenang.
JOO
Begitu juga kalau Rosi menceritakan tentang mantan pacarnya. Jika sudah
begini Dani akan mengatakan baik-baik "cerita yang lalu jangan dibangkitkan
!agi" sambil menahan perasaan marah, kesal dan emosinya yang meluap dan
jika Rosi tidak membicarakannya lagi maka emosi tersebut mereda. Namun
j1ka ia melihat Rosi melirik kepada laki-laki lain yang lebih tampan Dani
merasakan ha! itu wajar dan tidak dianggapnya sebagai ha! yang patut
dicemburui.
8 Maret 2003 bertepatan dengan ulang tahun Dani, ia melamar Rosi di
tempat kediaman Rosi saat itu dani merasa bahwa rasa cinta antara
keduanya sama-sam bertambah dan saling berimbang sehingga apapun
yang dilakukan Rosi ia percaya penuh padanya, lagi pula hari-hari yang
dilalui diisi dengan jalan-jalan berdua dan berbelanja untuk keperluan
pernikahan mereka.
Mei tanggal 9 tahun 2003 Dani dan Rosi melangsungkan pernikahan di
rumah orang tua Rosi. sampai hari ini tidak ada satu alasan pun dan satu
perilakupun dari Rosi yang dapat membuat Dani cemburu kepada istrinya
karena ia percaya sekali kepada Rosi dan menganggap bahwa Rosi adalah
tipe wanita rumahan, setia dan tidak nakal karena itu perasaan Dani saat
bekerja pun tenang walau terkadang ada juga pikiran-pikiran yang terlintas
bahwa Rosi melakukan perselingkuhan atau ada main dengan !aki-!aki lain
!OJ
tapi Dani segera sadar bahwa pikiran ini merupakan pengaruh dari menonton
televisi. Namun terkadang Dani juga suka memancing kecemburuan istri
dengan melihat setiap wanita cantik yang lewat dan jika hal ini terjadi
biasanya istri akan mencubit pipinya menunjukkan kecemburuannya dan
setelah ini biasanya Dani akan menjelaskan dengan perkataan "kalau melihat
be/um tentu mencintai". Dalam menghadapi kecemburuan istrinya biasanya ia
akan memberi pengertian, meyakinkan istrinya bahwa tidak ada yang perlu
dicemburui kemudian merayu hingga amarah istrinya mereda "karena
perempuan suka dirayu karenanya kalau Rosi ma rah ya ... saya rayu".
Hubungan antara suami istri pun tidak terganggu begitu pula rasa cinta
keduanya.
Analisis Kasus Dani
Pada masa pacaran ada berberapa hal yang dipersepsikan sebagai ancaman
(primary appraisal) oleh Dani terhadap hubungan mereka yaitu saat ia
mendengar kalau Rosi diantar oleh laki-laki lain dan saat Rosi menceritakan
mantan pacarnya. Hal ini terjadi karena ia merasakan kecintaan yang sangat
kepada Rosi dan dependency dengan menganggap bahwa hubungan
mereka berarti serta perasaan tidak aman atau insecure.
102
Pandangannya terhadap ancaman pun sebenarnya bagi Dani tidak terlalu
berarti kecuali saat ia mendengar Rosi diantar pulang dengan laki-laki lain
(ancaman seksual). Tahapan kedua yang berupa secondary appraisal dilalui
dengan cara pikir rasional dan mengahadapinya dengan mempertanyakan
hal tersebut kepada Rosi dengan perasaan ingin tahu dan menyelidik tapi
masih dengan cara yang baik dan ini menunjukkan bahwa saat ia merasakan
cemburu ia mengatasinya dengan cara yang memiliki tujuan untuk
mempertahankan harga diri dan hubungan yang ada, setelah menanyakan
hal ini maka Rosi akan menjelaskan yang sebenarnya dan Dani akan
membuktikan kebenaran penjelasan Rosi baru perasannya menjadi tenang,
atau meminta secara baik agar menghentikan cerita tentang mantan dan Rosi
berhenti, setelah itu perasaannya akan menjadi tenang.
Reaksi emosional yang dirasakan oleh Dani adalah marah, curiga, was-was,
dan kesal. Melihat cara Dani menanggulangi kecemburuannya jelas sekali
Dani bertujuan untuk mempertahankan hubungan dan harga dirinya dan tidak
menunjukkan perilaku agresi saat ia mengalami kecemburuan.
Saat lamaran dan menikah ia tidak mengalami kecemburuan karena pada
saat lamaran ia disibukkan dengan persiapan pernikahan dan meskipun
dependency-nya ada tapi karena ia merasakan cinta Rosi telah mendalam
pada dirinya maka perasaan aman (secure) pun membuat kecemburuan tidak
terjadi. Dan saat menikah perasaan aman (secure) terhadap hubungan yang
103
mereka jalin bertambah karena ia yakin Rosi adalah wanita yang baik hingga
tidak ada lagi hal yang dipersepsikan sebagai ancaman. Lihat tabel 4.6
I 1.1
! 1.3
! 1.4 !
12 I
I
i 4. '
TABEL4.6 ITEM CEMBURU
b. Teman Ancaman: a. Berat
I b. Ringan
1
b. Sexual Secondary Appraisal: a.Rasional
1 b.Catastrophic I Reaksi emosional: a.Marah ! b. Benci I c.Takut kehilangan · d. Sakit hati
e. Khawatir f. Kesal
g. Kecewa h. Sedih
I i. Curiga I Coping:a.mempertahantan Hubung9ocnc.._ __ _ 1 b. mem ertahankan Self- esteem
4.1 I Strat~gi coping: a. Self Reliance
DANI A I B I c x x x x
x
x x
x
x x
x I ~-+--+---!
i x
1 , b. Selective I nore I I c. Self-Boste--r~in~g-"'--------+---+---+---1
: 5. i Perilaku agresi:a. Aktif-Verbal-Langsung ! r-- ' ' 1 I b.Aktif-Verbal-Tak langsung i i
.!-----c=.~P~as=ir"'-v=e"'rb~a1"'-L~a"'ng"'s""un'"'g=-------'---!--i--:
>------=d.=P=as=if=-V~e=rb=al~4a=k=la~n~g=su=n~g------!--'---~l _ _J e. Aktif-Fisik-Langsun f. Aktif-Fisik-tak langsung j I ~
! 6. Hasil copingthd illJbUJl.!19.n.:a Baik 1 X
~i---------~b._T_id_ak_b=a_ik ____ ~·--+---+__JI. I 7. I Jenis cemburu:- W_hi=te_:a_. C_h_ro=n.~icc.._ _____ -+---+----+---"
I! ~i------~~b=·=Re=la=ti~on~s=hiip _____ +~X'--f---+---1 \ - Buunk a. Actual X
1 Ir-- b. Anticipated . - Brehm: a. Natural occur x ! b. Induced
104
Analisis Kasus Pasangan 2
Pada pasangan yang kedua ini juga terjadi perbedan dalam waktu dialaminya
kecemburuan. Rosi mengalami kecemburuan dan mempersepsikan adanya
ancaman setelah ia menikah, sedangkan Dani mepersepsikan adanya
ancaman saat mereka berpacaran karena ketidakamanan akan hubungan
yang mereka jalani serta 1ndepedency yang mereka rasakan terhadap
hubungan ini . Perilaku yang keduanya tampakkan saat mengalami
kecemburuan adalah untuk mempertahankan hubungan.
Ancaman yang dirasakan keduanya adalah sama yaitu ancaman seksual
dimana Rosi atau Dani mempersepsikan bahwa pasangannya akan
melakukan kontak fisik dengan ancaman tersebut dan akan meninggalkannya
Adapun dalam pengekspresian kecemburuan keduanya sangat berbeda, jika
Rosi mengandung perilaku agresi baik verbal maupun fisik, langsung maupun
tak langsung, lain halnya dengan Dani yang lebih memilih untuk
mengekspreikannya melalui kata-kata yang ditujukan bahwa ia tidak
menyukai apa yang ia dengar atau apa yang Rosi perbuat secara baik dan
selalu melewati tahapan kedua dengan rasional, sedangkan Rosi
menggunakan catastrophic thinking yaitu dengan menganggap bahwa Dani
akan menjadi tidak setia terhadapnya dan mengakhiri hubungan yang ada.
Untuk melihat perbedaan pasangan ini secara lebih jelas,lihat label 4.7
TABEL 4.7 IPASANGAN 2'
No I ITEM CEMBURU
1. 1.1
!
i 1.2 I I 1 3 ' '
[ Primarv Annraisal: : K ualitas hubunoan:a. Depedency i b. Insecure I Tipe hubungan: a. Cinta j b. Teman
Ancaman· a Bera! ' b. Rinoan I
/ 1.4 I Tipe ancaman: a. Emosional ' I b. Sexual
12 I Secondarv Annraisal: a.Rasional I b.Catastrophic
3. I Reaksi emosional: a.Marah I b. Benci I c. T akut kehilanqan I d. Saki! hati
I e. Khawatir f. Kesa!
I g. Kecewa h. Sedih Ii i.Curiga
4. Co ~:a.mempertahankan Hubungan 1 b. memoertahankan Self- esteem
.
.
ROSI DANI A B c 1 A i B
x x I ! x x I
i ! I x x i x X I
x I I
I x ' I I
I I x I x I ' x
x !
x x I ' '
x I '
I I x
I x
I I I x x I i
I I I I I ! I x ' ! x x
!05
: ' l c I
I i ! '
I I I
I I I i
I I I
I ! I
'i
I i I I
'
I ' I
I I
! ! ' i
4.1 I Strateqi cooinq: a. Self Reliance _J ' b. Selective Ignore I I ' i I I j I c. Self-Bostering ' I I I i I ' i
' 5. i Perilaku aoresi: a. Aktif-Verbal-Lannsunn ! i ' I ' I x ' b. Aktif-Verbal-tak Ian sun
I-- c. Pasif-Verbal-Langsung, ______ '--
1
1 ·-t--1--1--i---+--' d. Pasif-Verbal-tak langsung . i e. Aktif-Fisik-Langsung ·----il---+--+-'-'X--+--+-~--
1 ~- f. Aktif-Fisik-tak langsung [ i !_ g. PasiJ:Fisik-Langsung ____ J_·--+--+-c-c-l---+--+--LJ. h. Pasif-Fisik-tak Ian sun X I 6. [_ Hasil coping thd hubunga~n~: ~a~. ~Ba=ikcc.,.._.___ X
(___ b. Tidak baik 1·
1
,., I, ~ [ 7. Jenis cemburu:- White:a. Chronic . . . I
1
1 C b.Relationship --------+--+--+--+-X.....+ I . , - Buunk a. Actual X .
I ~l.=========~===~b-~A:n:tic:ip~a:re~d===============~l====i:', ===~L=x==========-1+',,__J __ ' , - Brehm: a. Natural occur . . X . b. Induced · ' I
x
106
Kasus 5 (Wita)
Wawancara di rumah subjek tanggal 20 desember 2003. Wanita muda
berusia 20 tahun ini adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara, ia memiliki kulit yang
putih, bermata besar, berhidung mancung, berbibir tebal, berbadan agak
kurus dan memiliki tinggi badan kira-kira 160 cm untuk wanita yang bekerja di
dunia nyanyi walau sebagai penyanyi latar ia adalah wanita yang cantik. Dan
dengan keadaan fisiknya yang sekarang sedang hamil 7 bulan ia merasa
dirinya tidak menarik, sebelum ia hamil dan saat ia merasa badannya kurus
kepercayaan dirinyapun menjadi berkurang padahal dahulu sebelum ia
berpacaran dengan laki-laki yang saat ini menjadi suaminya, ia adalah wanita
yang penuh percaya diri karena tubuhnya yang proporsional.
Sejak SMP wanita yang bernama Wita ini telah menggeluti dunia nyanyi, ia
selalu mengikuti lomba-lomba yang diadakan di radio. Dan sampai saat ini ia
pun masih menyanyi setiap minggu di salah satu televisi. Awai mula ia
bertemu dengan Rian (suaminya saat ini) terjadi pada tahun 2000, saat itu
Rian adalah kekasih sahabatnya yang bernama lta. lta sering 'curhat' dengan
Wita mengenai kelakuan Rian yang buruk sehingga Wita pun penasaran
dengan siapa Rian hingga ia berucap "mana sih orangnya sini gua gampar".
107
Setelah beberapa bulan, Wita diundang oleh lta untuk bermain ke rumahnya
dan disanalah ia bertemu Rian. Entah Rian mendapat nomor telepon Wita
dari mana tiba-tiba Rian menelpon rumahnya. Awalnya Rian menggunakan
nama samaran, tapi akhirnya Rian mengaku juga. Setelah itu setiap malam
jum'at Rian menelpon Wita terus. Pada suatu percakapan di telepon, Rian
'curhaf kepada Wita untuk putus dari pacarnya (lta) dan sebagai sahabat
Wita melarang mereka untuk putus padahal sebenarnya Wita tahu
bagaimana perilaku lta yang sebenarnya yaitu suka mainin cowok dan
menurut wita sendiri, lta adalah wanita yang cantik tapi "gampangan" dan
rada centil dan genit pada laki-laki. Walaupun begitu sebagai sahabat wita
berusaha untuk menutupinya dari Rian.
Ketika hari ulang tahun Rian tiba, lta menelpon Rian untuk merayakan ulang
tahun di rumahnya, dengan gembira Rian datang dengan membawa ayam
untuk dibakar sedagai perayaan ulang tahunnya. Sampainya di rumah lta ,
Rian terkejut karena di sana telah banyak laki-laki yang tidak Rian kenal
hadir di sana. Karena Rian tidak dapat terima dengan tamu-tamu yang
diundang Ila akhirnya saat itu lta mengucapkan kata putus pada Rian.
Esoknya Rian menelpon Wita untuk datang ke sebuah warung cepat saji
untuk merayakan ulang tahunnya. Setelah itu telepon dari Rian terus
berlanjut bahkan saat Wita nyanyipun selalu diantar dan dijemput oleh Rian.
108
Setelah peristiwa putusnya Rian dengan !ta, beberapa bulan kemudian Rian
menyatakan perasaannya kepada Wita dan diterima walaupun Wita tahu
bagaimana kejelekan perilaku Rian yang didapatnya dari cerita sahabatnya
yang juga mantan pacar Rian. Dari 1 sampai 3 bulan Wita merasa bahwa
perasaannya terhadap Rian hanya simpati, pada saat itu pun Wita mengaku
kalau ia memiliki 2 pria yang juga dekat dengannya. Suatu hari Rian
menelpon HP Wita untuk menjemput tapi tidak diperbolehkan karena pada
saat itu disamping Wita ada pria yang lain lagi. Selain itu lbu wita sendiri
melarang untuk memiliki hubungan khusus dengan Rian karena Rian anak
betawi dan imej anak betawi adalah orang yang malas, hanya mengandalkan
warisan serta jika punya kelebihan harta akan menikah lagi walaupun secara
fisik Rian adalah laki-laki yang cukup tampan dengan mata besar, alis tebal,
badan kurus serta hidung mancung dan tinggi badan kurang lebih 169 cm.
Sehingga hubungan mereka berduapun dirahasiakan dari orang tua Wita
bahkan saat Rian menelpon pun lbu Wita akan selalu mengatakan kalau Wita
tidak ada di rumah dengan kata-kata yang ketus.
Melihat sikap Wita yang acuh tak acuh, Rian memutuskan untuk 'vakum' saat
mendengar hal ini, Wita baru menyadari akan hilangnya seseorang yang
ternyata dia cintai dan tidak ingin 'vakum' dalam hubungan mereka, sehingga
Wita memutuskan untuk melanjutkan hubungannya dengan Rian sambil
meminta restu dari orang tuanya akan hubungan mereka. Karena tidak
109
direstui , wita sampai sakit dan kalau sekolah sering tidak masuk hanya untuk
menemui Rian. Melihat kesungguhan putrinya akhirnya orang tua Wita
merestui sampai dipasang telepon pararel di kamar Wita karena Rian selalu
menelpon Wita dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi dan ini dilakukan setiap
hari.
Saat mereka sedang makan di warung bakso Rian menelepon seseorang
dan mengucapkan kata sayang, perasaan wita saat itu 'gondok' , nangis
sampai nggak nafsu makan bakso, setelah sampai di mobil Rian
menanyakan mengapa Wita tidak memakan baksonya sama sekali setelah
Wita jelaskan barulah Rian mengerti dan mengatakan bahwa yang ia telepon
tadi adalah temannya dan ia melakukan ha! ini hanya untuk menguji Wita.
Pernah saat Wita manggung, ada temen Wita yang juga penyanyi suka
berpakaian seksi dan mata Rian selalu menatap ke teman Wita tersebut
langsung saja Wita berkomentar " udah deh mulai gate/ deh kamu yang ... "
!alu jawab Rian " kalau aku mau yang kayak gitu sih yang .. di Mall juga
banyak, lagi pula aku kan sudah berubah". Setiap hal yang mampu membuat
\Nita cemburu biasanya Wita langsung melontarkan perkataan sekenanya
seperti yang telah terjadi . Begitu juga jika \Nita melihat kalau mata Rian
sudah melihat wanita lain maka cap 'gatel' seperti barusan akan terucap oleh
Wita sedangkan reaksi Rian sendiri kalau saat ha! ini terjadi "mood"nya
110
sedang enak maka kata-kata rayuan lah yang akan keluar seperti diatas
sedangkan jika suasana hatinya sedang jelek biasanya Rian juga akan marah
dengan mengatakan bahwa Wita adalah wanita pencemburu sehingga
mereka berdua jadi ribut. Jika hal ini terjadi biasanya keadaan ini akan
berlangsung selama 3 hari sampai seminggu. " biasanya perasaanku tuh
kalau lagi cemburu ya .. marah, kecewa, sedih dan nyesel, kenapa aku mau
pacaran sama dia padahal aku tahu sifatnya kayak gitu"
Setelah berpacaran selama 2 tahun, pada tahun 2003 Rian melamar Wita.
Pada saat itu Rian telah bekerja di sebuah caf8 di Kemang dan ada salah
seorang teman wanitanya yang bersikap manja jadi kalau bercanda selalu
pegang-pegang, hal ini tentu saja membuat Wita menjadi cemburu dan
setelah melihat perilaku teman kerjanya tersebut yang dilakukan Wita
biasanya memelototi Rian sambil mengatakan" oh ... begitu. Ya ... udah nggak
deh" jawab Rian setelah itu Wita pun menjadi diam, apapun yang ditanyakan
Rian tidak dijawab atau dijawab dengan jawaban yang 'pedas' melihat
perilaku Wita yang seperti ini Rian menyimpulkan bahwa mereka sedang ada
masalah. Walaupun begitu biasanya Wita lah yang menegor Rian terlebih
dahulu karena untuk menahan tidak berbicara, Rian lebih kuat dari pada
Wita.
111
Pernah juga di masa-masa persiapan pernikahan perilaku Rian berubah.
Saal itu Wita menjadi bimbang apakah pernikahan mereka tetap berlangsung
atau batal sebab pada saat itu Rian dicari kemana-mana tidak ketemu, di
telepon ke rumahnya, ke rumah teman-temannya semuanya tidak tahu
dimana keberadaan Rian. Sempat kepikiran bahwa Rian balik dengan
mantan pacarnya tersebut dan datang ke rumah juga dengan tampang yang
tidak ramah. lbu Wita sendiri melihat perilaku Rian yang seperti itu menjadi
marah dan berniat membatalkan pernikahan mereka berdua. Melihat
perubahan yang sangat drastis ini Wita akhirnya datang ke saudaranya yang
orang 'pintar' dan kata saudaranya tersebut, Rian sedang teringat dengan
mantannya mendengar hal tersebut Wita menjadi sedih dan kecewa bahkan
Wita sering kali menangis "kok temen gue tega banget ama gue, mungkin
dianya mo bales dendam kali sekarang" kemudian saudaranya itu
mengatakan kalau saat ini Rian sedang bimbang tapi Rian dan Wita adalah
jodoh, mendengar kata bahwa mereka jodoh sudah merupakan penenang
bagi hati Wita saat itu dan berusaha untuk pasrah mengenai hal ini.
Maret tanggal 2 tahun 2003 Wita dan Rian menikah. Pada saat resepsi hadir
juga mantan pacar Rian yang lain dan mereka berdua sempat cium pipi
kanan dan cium pipi kiri dihadapannya. Kejadian ini membuat Wita marah,
dan kesal dengan apa yang dilakukan Rian ditambah lagi sebagai pengantin
pria ia jarang sekali duduk di samping Wita dan lebih sering duduk bersama
teman-temannya di kursi tamu apalagi pada saat itu mantan-mantan
pacarnya juga datang.
112
Setelah menikah mereka tinggal di sebuah rumah yang terpisah dari orangtua
mereka dengan 3 ruangan yang pertama ruang tamu, yang kedua kamar tidur
dan yang ketiga dapur bangunan ini seperti rumah kos-kosan karena pada
awalnya memang dipergunakan untuk itu.
Pada saaat ulang tahun adiknya Wita, ia pergi ke rumah orang tuanya
sedangkan Rian berjanji akan menjemput di malam harinya ' pokoknya
sebelum Rian datang ia tidak bisa tidur' di telepon ke HP-nya dimatikan
sehingga tidak bisa dihubungi dan di telepon di rumah orang tuanya ternyata
Rian tidak ada di sana kemudian Wita menelepon teman-teman Rian dan ada
salah satu dari mereka mengatakan kalau Rian pergi ke Parung untuk
menghadiri ulang tahun temannya yang Wita ingat saat itu juga bertepatan
dengan ulang tahun mantannya Rian, mengingat ha! tersebut Wita menjadi
marah, kesal dan benci. Saat Rian pulang Wita langsung menanyakan
keterlambatan Rian untuk menjemput Wita dan Rian menjelaskan kalau ia
baru saja bertengkar dengan pemilik cafe tempatnya bekerja "bohong
bangetkan barusan aku telepon ke temannya, temannya bilang dia ke
parung" ucap Wita dengan nada kesal. Karena menunggu pulangnya Rian
Wita sampai tidak tidur hingga pagi datang.
I J 3
Adapun cara Wita untuk meredakan kecemburuan yang ia rasakan, Wita
hanya bisa pasrah dan menganggap hal ini sebagai cobaan hidup berumah
tangga. Sedangkan Rian tidak berusaha apapun untuk meredakan perasaan
Wita yang ia lakukan biasanya balik marah-marah yang akhirnya
menyebabkan mereka berdua bertengkar dan hubungan yang ada pun
menjadi renggang karena komunikasi antar keduanya berkurang hingga
akhirnya yang membuat mereka pulih adalah waktu dan biasanya Wita yang
memulai untuk mengajak Rian berbicara karena untuk masalah cuek-cuekan
Rian bisa bertahan dalam waktu yang lama sedangkan Wita sebaliknya.
Saat Wita keluar kola untuk nyanyi Wita merasa Rian berubah bahkan saat di
telepon Rian mengaku tidak kangen sama sekali bahkan Rian sempat
mengucapkan bahawa ia benci melihat Wita dan berharap Wita pergi lagi
setelah Wita selidiki ternyata teman kerja wanitanya memberi informasi kalau
Rian berhubungan lagi dengan mantannya bahkan sempat jalan berdua.
Yang bisa Wita lakukan saat itu hanya menangis sebab kalau Wita
menanyakan hal ini pada Rian ia-nya akan marah besar dan Wita tidak ingin
bertengkar saat itu. Akhirnya Wita minta tolong kepada kakak iparnya untuk
menelepon mantannya dan mantan tersebut mengiyakan kalau mereka
masih komunikasi karena Rian mendekatinya lagi dan bercerita tentang
rumah tangga mereka, mendengar hal tersebut Wita menjadi kesal karena
menurutnya permasalahan rumah tangga hanya patut diketahui oleh mereka
I 14
berdua apalagi Rian cerita pada mantan yang menurut Wita sangat
membencinya merupakan hal yang sangat tidak pantas. Cara lain yang Wita
lakukan untuk meyakinkan dirinya mengenai perubahan Rian adalah dengan
pergi ke kiai dan di iyakan kalau ada gangguan dari mantan tersebut dan
disarankan untuk Wita agar shalat tahajud dan menganggap bahwa ini
adalah ujian dari A!!ah, setelah me!akukan shalat tahajud dan menganggap
bahwa ini adalah ujian dari Allah hati wita menjadi tenang kembali.
Teman-teman Rian sering sekali main ke rumah mereka bahkan Wita merasa
Rian lebih peduli dengan mereka ketimbang dirinyadan jika ada hal yang Wita
tidak sukai dari temannya Rian yang selalu Rian bela adalah temannya jika
sudah begini ujung-ujungnya Wita dan Rian bertengkar tapi yang biasanya
mengalah adalah Wita selain itu Wita merasa teman-teman Rian selalu
menutupi kelakuan Rian yang menyebabkan Wita sedikit tidak suka terhadap
mereka, tapi saat ini Wita berusaha untuk berdamai dengan teman
temannya Rian hingga tidak perlu ada pertengkaran lagi.
Analisis Kasus Wita
Pada masa pacaran banyak hal yang dipersepsikan sebagai ancaman bagi
Wita karena cinta yang dirasakan adalah cinta yang mendalam pada
pasangan, dependency, serta memiliki self-esteem yang rendah dan insecure
karena ia tahu bagaimana sifat asli pasangannya. Pada masa ini yang Wita
115
anggap sebagai ancaman adalah saat Rian berbicara mesra kepada wanita
lain di telepon serta menatap dan melirik wanita lain. Ancaman yang datang
dianggap cukup berarti bagi Wita serta merupakan ancaman yang bersifat
seksual.
Pada tahap kedua, Wita langsung mengambil kesimpulan bahwa Rian tertarik
dengan wanita lain (catastrophic thinking) dan reaksi emosional yang
dirasakan adalah marah, kecewa dan sedih dan untuk menunjukkan apa
yang ia rasakan saat itu Wita akan berkata sambil marah-marah melihat sikap
Rian yang seperti itu (agresi aktif- verbal-langsung) atau diam dan menangis
(agresi pasif-verbal-langsung) perilaku ini menunjukkan bahwa tujuan wita
adalah untuk mempertahankan harga dirinya. Mendengar perkataan Wita
yang marah, Rian pun terkadang menjadi marah juga hingga terjadi
pertengkaran yang berlangsung selama 3-7 hari (hubungan menjadi
renggang) atau jika perasaan Rian sedang baik maka reaksi Rian adalah
merayu Wita agar tidak marah.
Pada masa lamaran pun Wita tetap merasa tidak aman (insecure) karena itu
banyak hal juga yang membuat Wita mempersepsikan ancaman yaitu teman
kerja Rian yang wanita dan bersikap manja, perubahan tingkah laku yang
diduga karena mantan pacar. Melihat hal tersebut Wita pun langsung juga
mengambil kesimpulan bahwa Rian akan berpaling. Perasaannya saat itu
116
adalah sedih, kecewa, dan marah. Adapun perilaku yang ditampakkan adalah
diam (agresi pasif-verbal-langsung), marah-marah (agresi aktif-verbal
langsung) dan sempat pula berniat untuk membatalkan pernikahan. Melihat
perilaku yang ditampakkan jelas sekali bahwa perilaku tersebut bertujuan
untuk mempertahankan harga diri tapi sikap pasrah Wita dan menganggap
bahwa ini adalah cobaan merupakan strstegi coping berupa self- reliance.
Perasaan ketidakamanan (insecure) \Nita berlanjut hingga setelah menikah.
Hal-hal yang dipersepsikan sebagai ancaman adalah: teman-teman Rian
yang lebih diperhatikan dibanding dirinya (ancaman emosional), mantan
pacar yang datang pada saat resepsi, juga saat Rian sulit untuk dihubungi,
telat menjemput dan perubahan tingkah laku karena mantan pacar (ancaman
sexual). Tahapan kedua dilaluinya dengan langsung mengambil kesimpulan
(catastrophic thinking). Dan reaksi emosional Wita adalah marah, kesal dan
benci jika hal ini ia rasakan maka ia akan bertanya dan berkata sambil
marah-marah dan direspon dengan kemarahan pula oleh Rian hingga
hubungan mereka pun menjadi renggang. Sedangkan untuk menenangkan
perasaannya Wita melakukan self- reliance dengan shalat tahajud serta
menganggap bahwa perilaku suaminya dan kecemburuan yang ia rasakan
serta godaan yang datang dari wanita lain atau sahabatnya merupakan
cobaan bagi dirinya, setelah itu barulah ketenangan pun meliputi hatinya.
Lihat label 4.8
117
TABEL4.8 No
i ITEM CEMBURU I WITA
! I A B c 1. I Primarv Annraisal: I x x x < < ' Kualitas hubungan:a. D~edency i x x x ,_,
I I b. Insecure I x x x I 12 I Tipe hubungan: a. Cinta I x x x i I b.Teman I 1 u I Ancaman: a. Berat I x x x
' i i b. Rinaan I I
i 1.4 I Tip~ __ ancaman: a. Emasianal I I x b Sexual I x x x
: 2. l Secondary Appraisal: a.Rasional I I ' I b.Catastrophic x I x x 3. Reaksi emosional: a.Marah x x x
I b. Benci x
I c.Takut kehilanaan I d. Sakit hati I ! e. Khawatir
I f. Kesa! I x i a. Kecewa x x i h. Sedih x x r I
: i. Curiaa I I ! 4. !. C.2Jlina:a.mempertahankan Hubunaan ! I b. memoertahankan Self- esteem I x x x : 4.1 ~ategi coping: a. Self Reliance I x x i
b. Selective Ignore i c. Self-Bosterina I
5. 1 Perilaku agresi:a. Aktif-Verbal-Langsung i x : x ' x '
I b.Aktif-Verbal-tak langsung I I c. Pasif-Verbal-Lanasuna ! x I x
' ' ' d.Pasif-Verbal-tak lanasuna I
I e. Aktif-Fisik-Lanasuna I I I ' I i. Aktif-Fisik-tak langsung I . Pasif-Fisik-Lan sun
h. Pasif-Fisik-tak langsung I
6. Hasil co ing thd hubungan: a. Baik I b. Tidak baik x x~ 7. Jenis Cemburu: - \'lhite:a. Chronic
b.Relationshi x x x - Buunk a. Actual x x x ----·----
b. Antici ated - Brehm: a. Natural occur x x x
b. Induced -,
118
Kasus 6 (Rian)
Wawancara di rumah subjek tanggal 21 desember 2003. Rian pemuda belawi
yang saat ini menginjak usia 25 tahun dalah laki-laki yang dibilang cukup
tampan karena memiliki hidung yang mancung, a!is agak lebal dan mata
yang sedikit lebar serta kulit sawo matang tetapi memiliki badan yang kurus.
Dengan janggut yang sedikit layaknya pemuda jaman sekarang yang senang
memelihara janggut. Anak ke 1 O dari 14 bersaudara ini termasuk laki-laki
yang sangal berani mengambil keputusan untuk menikah diusianya yang
masih sangat belia dan pegangan hidup yang pas-pasan karena tamatan
SMIP ini termasuk orang yang bosan dan lidak lahan di satu tempat untuk
bekerja begitu pula dengan wanita karenanya ia suka sekali bergonta-ganti
pacar jika dihitung sudah 30 lebih ia berpacaran dan yang paling lama adalah
3 tahun.
Awai perkenalan Rian dengan Wila itu melalui pacar Rian yang bernama Ila
yang juga sahabat dari Wila. Masa pacaran Rian dengan Ila terbilang cukup
lama yaitu 3 lahun adapun penyebab putusnya hubungan mereka adalah
saat Rian mengetahui kalau lta ternyata telah menduakannya, yang Rian
rasakan saat itu adalah cemburu, ia marah dan kecewa atas perlakuan Ila
tapi ia menganggap bahwa ini adalah karma yang Allah beri, dan juga karena
lta adalah siswi SMU yang masih suka melihat kepada laki-laki lain.
119
Rian mengaku bahwa ia baru mengadakan komunikasi dengan Wita setelah
ia dan lta putus dan komunikasi yang Rian lakukan itu untuk mengorek
keterangan tentang lta dari wanita yang sekarang menjadi istrinya tapi
ternyata hati Rian perasaan suka telah meliputi hati Rian seiring dengan
kebersamaan antara keduanya. Se!ama 3 bulan Rian melakukan
pendekatan, dan merasa lebih dekat dengan Wita saat manggung dan Rian
sempat nganter dan 'nyawer' pada saat itu. Pada bulan Maret tahun 2002
Rian menyatakan perasaan cintanya kepada Wita dan langsung diterima
karena sebelumnya sudah melakukan pendekatan.
Pertimbangan Rian pada awalnya untuk berpacaran dengan Wita karena
Rian suka sekali dengan kehidupan malam dan saat melihat Wita sebagai
seorang penyanyi dan hidup dalam dunia hiburan yang selalu pulang malam
begitu juga dengan dirinya, maka Rian merasa cocok dan serius untuk
berhubungan sampai ke masa depan. Saat ditanya apakah ia pernah
merasakan kecemburuan pada Wita ia menjawab tidak pernah karena ia
mengerti sekali bagaimana kehidupan malam dan ini bukan pertama kalinya
ia berpacaran dengan penyanyi atau wanita yang bergelut di dunia hiburan
dan ia merasa terbiasa akan hal ini lagi pula ia juga merasakan tidak enaknya
dicemburuin oleh pacar sendiri selain itu ia percaya sekali dengan Wita
karena menurut pendapatnya untuk apa berpacaran kalau tidak ada
kepercayaan. Pernah juga ada suatu pengalaman mengenai cemburu yang ia
120
rasakan terhadap pacarnya yang lain (bukan Wita), suatu malam Rian datang
ke rumah pacarnya dan ia menemukan pacarnya sedang bersama laki-laki
lain yang dikenal teman dekatnya karena saat itu Rian dibakar oleh api
kecemburuan yang menyebabkan perasan marah, kesal, kecewa serta benci
meliputi hatinya terhadap laki-laki tersebut dan pacarnya, tidak dapat ia tahan
akhirnya ia memukul laki-laki tersebut dan terjadilah adu fisik antara
keduanyan hingga orang tua dari si wanita keluar untuk melerai keduanya,
setelah adu fisik tersebut Rian merasa lega dan puas dan segala hal yang ia
rasakan tadi menghilang dan setelah itu hubungan Rian dengan wanita itu
menjadi putus tapi sebelum itu Rian juga sempat menyerang pacarnya
tersebut dengan kata-kata yang tidak mengenakkan. Selain itu pernah juga
saat ia berpacaran dengan seorang penyanyi yang dijalaninya selama 4
bulan dan saat ia melihat pacarnya bersama laki-laki lain di alas panggung
membuatnya tidak dapat menahan kecemburuannya hingga tanpa sadar ia
telah memukul laki-laki tersebut hingga jatuh.
Hingga saat ini Rian berusaha untuk tidak menampakkan rasa cemburunya
karena ia tahu perasaan cemburunya akan merusak dan berakibat fatal. Dan
prinsipnya saat ini adalah untuk apa menjalani suatu hubungan tanpa adanya
landasan kepercayaan. Tapi Rian juga merasakan bahwa Wita kurang
percaya terhadapnya apalagi jika hal itu berhubungan dengan Ila (mantan
pacar) dan jika Rian melihat Wita dengan laki-laki lain meskipun saat ini ia
12 l
telah menikah dan akan memiliki anak Rian akan berperilaku sama yaitu
akan langsung memutuskan hubungan setelah ia melakukan hal yang dapat
melegakan perasaannya dan hal ini hanya akan terjadi jika ia melihatnya
secara langsung bukan dari kata orang.
Pada bulan Februari 2003, Rian melamar Wita di Rumahnya, ia datang
dengan dengan ayahnya untuk meminta Wita kepada orang tuanya untuk
dijadikan istri selama itu tidak ada hal yang membuat Rian cemburu
kondisinya saat itu Rian dan Wita memang memilliki keinginan yang sama
yaitu menikah dini.
Setelah menikah pun Rian merasa bahwa ia tidak pernah cemburu pada Wita
sedangkan Wita seringkali merasakan cemburu padanya karena Rian sering
sekali main dan menginap di rumah temannya yang dekat dengan rumah
mantan pacarnya (lta). Selain masalah cemburu Wita terhadap Rian, mereka
seringkali bertengkar karena ketidakcocokan sifat, kedua-duanya keras
kepala dan sulit untuk mengalah, Rian menganggap bahwa istrinya terlalu
menuntut untuk selalu bersama dan keromantisan seperti berpegangan
tangan, merangkul dan sebagainya sedangkan Rian menganggap hal itu
biasa saja ada tempat, batas dan waktunya. Rian menginginkan dalam rumah
tangganya adalah keakraban seperti sahabat bukan keromantisan karenanya
teman sangat memiliki arti dalam diri Rian dan karena temannya juga lah
122
Rian terkadang bertengkar dengan istrinya, Menurut Rian Wita adalah wanita
yang keras kepala dan maunya keinginannya terpenuhi sedangkan Rian
adalah orang yang tidak suka diatur, ia menganggap bahwa ia adalah kepala
rumah tangga yang harus di hormati oleh istri dan orang yang bertanggung
jawab akan roda keluarga, Rian merasa saat pacaran maupun menikah
lstrinya lah yang sangat mencintainya.
Wita menginginkan Rian untuk pergi kemana harus izin dan jika Rian pulang
terlambat teman-temannya langsung di telepon, jalan keluar kemana pun
harus berduaan. lni lah yang membuat Rian benci terhadap Wita karena jika
diperlakukan seperti itu terus-menerus Rian akan merasa bosan apalagi ia
tipe laki-laki yang bosanan dan selama ini ia menahan perasaan ini tapi
bukan berarti ia tidak sayang dan cinta kepada Wita ia hanya merasa benci
dengan sikap Wita yang seperti itu.sehingga seringka!i ia merokok dan keluar
jalan bersama temannya untuk menghilangkan perasaan negatif tersebut
Cemburu Wita dianggapnya sudah sangat sering dan karena satu wanita
yaitu lta dan Rian merasa kalau ia tidak melakukan seperti apa yang
disangkakan Wita terhadapnya, Karena sudah jenuh dan bosan dengan
tuduhan yang itu-itu terus akhirnya Rian menelepon lta dan menceritakan
masalah rumah tangganya terhadap lta menurutnya "daripada dituduh
nge!akuin apa yang tidak gue lakuin ya._ udah mending gue berhubungan /agi
J ')" _.)
aja sama !ta dan ini hanya omongan aja, gue cuma sempet curhat aja sama
!ta lewat telepon" dan Rian merasa lelah untuk menghadapi pertanyaan-
pertanyaan Wita sehingga biasanya berujung juga dengan pertengkaran
antara keduanya.
"selain gue tahu ka/o kecemburuan gue akan merugikan orang dan gue sendiri gue ngerasain nggak enaknya dicemburui, makanya gue nggak gampang cemburu".
Dan saat ini Rian dan Wita tengah menunggu anak pertama mereka lahir
kemungkinan bulan Maret nanti bayi mereka akan lahir meskipun begitu
dengan usia yng sangat muda dan didukung dengan penampilan yang masih
seperti ianak muda, Rian merasa bahwa masih banyak wanita yang tertarik
pada dirinya.
Analisis Kasus Rian
Selama berpacaran dengan Wita, Rian mengaku bahwa ia tidak pernah
merasakan cemburu terhadap Wita karena ia merasakan besarnya cinta Wita
terhadap dirinya. Meskipun hubungan ini berarti (dependency) tapi ia merasa
aman (secure) hingga tidak ada satu hal pun yang dipersepsikan sebagai
ancaman dalam hubungan romantisnya dengan Wita, selain itu
pertimbangannya yang lain adalah karena jika ia merasakan kecemburuan
maka perilaku yang akan ia timbulkan itu bersifat merusak dan merugikan
124
baik bagi dirinya maupun orang lain dan ia juga mengerti bahwa dicemburui
itu sangat tidak menyenangkan. Karena ini ia memutuskan untuk tidak mudah
cemburu.
Akan tetapi saat ia berpacaran dengan wanita lain dari banyaknya wanita
yang pernah ia pacari selain Wita, ia pernah cemburu karena ia melihat
kekasihnya dengan laki-laki lain di hadapannya (ancaman seksual ). Saat
melihat tersebut ia langsung mengambil kesimpulan bahwa pacarnya
selingkuh dengan laki-laki tersebut. Yang dirasakannya saat itu adalah
marah, kesal, kecewa dan benci. Dan perilaku yang ditunjukkannya adalah
dengan memukul laki-laki tersebut (agresi aktif-fisik-langsung) dan terhadap
wanita, ia hanya menyerang melalui kata-kata yang tidak menyenangkan
(agresi aktif-verbal- langsung). setelah ini ia akan merasa lega. Melihat
perilaku ini pastinya coping yang dilakukan hanya untuk mempertahankan
harga dirinya (self-esteem) karena setelah kejadian ini ia pasti akan
memutuskan hubungannya.
Pada masa lamaran dan pernikahan Rian pun tidak merasakan kecemburuan
pada Wita karena rasa cinta wita yang dirasakan sangat besar terhadapnya
hingga ia merasakan hubungannya aman (secure) dan dengan pertimbangan
kontrol emosi yang sangat jelek saat ia cemburu akan berprilaku yang
merugikan. Lihat tabel 4.9
TABEL4.9
No ITEM CEMBURU . RIAN ~·-B--C-
1. x I u i x I b. Insecure x j 12 I Tipe hubungan: a. Cinta , , b. Teman -r:l' Ancaman: a. Bera!
x
x b. Ringan
: 1.4 i Tipe ancaman: a. Emosional x
2
: 0 v:
I 4.1
I
[5 ! I
· b. Sexual --"·-~··-···~·--
: Secondary Appraisal: a.Rasional b .Catastrophic x
i Reaksi emosional: a.Marah ' x b. Benci x c.T akut kehilangan d. Saki! hati
_, -----·-~e'c. K~h~a~w=ati=·r ____ _ f. Kesal i x g. Kecewa x h. Sedih i. Curi a
t-C_o~i_ng.~:a~.m_em~p~e_rt_ah_a_n_ka_n_H_u_b_u~ng~a_n _________ +---+----+--__,
b. mem ertahankan Self· esteem x
b. Selective I nore c. Self·Bostering
\ r~P~er~ila=k~u_a~gr_e~si_:~a_.A7k~ti7~~Ve=r~ba=l·~L7an~gcs=un~g,__ __ ·----~'-X~~-+---ri _____ =b.~A~kti~·~~Ve~r=ba=l·~ta~k~la~ng~s~u~ng,__ ____ 1[ ____ _c_--1--! c. Pasif·Verbal-Langsun
e. Aktif·Fisik·Langsung x f. Aktif·Fisik·tak langsung
L__ ____ -,~g~.P~a~s~i~~F1='si~~~L=an~g~s=un~g,__ _____ -+------+--h. Pasif·Fisik·tak langsung~-----+-----t--
'i 6. \ Hasil coping thd hubungan: a. Baik 1· \ \'
I i b. Tidak balk x I : 11-. --+.l-J"C"e~ni-s -ce-m"""b-ur-u:..,· w"'"'hccit-e:-a.~c"'"h~ro~ni=c ~=------+
1 ~ 1· _t_•
b.Relationship ; X . I -Buun--k-a.-A~ct~ua~I ~~------
1,__x~---+I (
b. Induced
125
126
Analisis Kasus Pasangan 3
Pada pasangan ini Wita mengalami kecemburuan serta mempersepsikan
adanya ancaman mulai dari masa pacaran, lamaran hingga setelah menikah.
Adapun penyebabnya karena ia sangat mencintai pasangannya,
dependency, memiliki self-esteem yang rendah serta latar belakang
pasangan yang membuatnya merasa tidak aman akan hubungannya.
Sedangkan Rian karena ia tahu bahwa kecemburuannya berdampak buruk
dan merugikan ia tidak mengalami cemburu selama berpacaran dengan Wita,
tetapi ia mengalaminya sebelum berpacaran dengan Wita dan saat itu ia
sedang berpacaran dengan wanita lain.
Pada tahap kedua, baik Rian maupun Wita saat ia mengalami cemburu,
keduanya melakukan catastrophic thinking. Pengekspresian dalam
kecemburuan sedikit berbeda karena Rian lebih memilih untuk
mengekspresikan dengan bentrokan fisik dengan laki-laki yang dianggap
ancaman. Dan jelas sekali perilakunya ini adalah untuk mempertahankan
harga dirinya. Sedangkan pengekspresian Wita saat cemburu juga dengan
bentuk agresi yang bersifat verbal baik aktif maupun pasif yang bersifat
langsung.dan ini dilakukan juga untuk mempertahankan harga dirinya dan
untuk menanggulangi perasaan cemburu ia melakukan self- reliance dengan
menganggap bahwa ini adalah cobaan bagi dirinya.
127
Jika ancaman dari kecemburuan Rian bersifat seksual, maka Wita adalah
keduanya yaitu ancaman seksual dan emosinal. Lihatlah tabel 4.10
TABEL 4.10 lPASANGAN 31
I No ' ITEM CEMBURU WITA RIAN i
I A B I c A I B I c 11 I Primary Appraisal: x x I x x I I i 11 ! Kualitas hubunqan:a. Depedency x x ! x x I I
' i I
' I b. Insecure x X I x i x ! ! ' i 1.2 ! Tipe hubungan: a. Cinta x x I x ' x . ' L I b. Teman i 1.3 I Ancaman: a. Ber?.L .. -----------+-'-'X-+-'-'x.-+--"X'--"--'X'-'----
b. Rin an 1.4
I I
I 13 I .
I '
Ti e ancaman: a. Emosional · b. Sexual I Secondary Appraisal: a.Rasional I bC ' atastroohic I Reaksi emosional: a.Marah
' b. Benci ' i c.Takut kehilangan ' d. Sakit hati
e. Khawa1ir f. Kesal g. Kecewa h. Sedih
~ i.Curiaa
II 4. L Coping:a.memoertahankan Hubunaan
: b. memoertahankan Self- esteem I 4.1 I Strategi copina: a. Self Reliance i L b. Selective lqnore : I c. Self-Bostering ' i 5. I Penlaku a resi: a. Aktif-Verbal-Lan sun I
I b.Aktif-Verbal-tak langsung
I
i -----1
!
I ···-- ______ c. Pasif-Verbal-Langsung, __ _ i d.Pasif-Verbal-tak langsung
x x '
x ' x I x i x x I x I x I x i
' l x x ' I l i I I
i
x x x x x x x
i x ! i i x I
x x x x ' I x x I
I : ' ! !
x x x x I
x x
' ' ' : x i
! ~ I e. Aktif-Fisik-Laccn_o"'s'"'u""'no,__ ____ -+--+---'-·--
1 I f. Aktif-Fisik-tak lanasuna ! . a. Pasif-Fisik-Langsuna
l __ j____.. h. Pasif-Fisik-tak langsung , 6. ! Hasil coping thd hubungan: a. Baik I ! b. Tidak baik
f7. I I I I
I
Jenis cemburu:- V\fhite:a. Chronic b.Relationshio
- Buunk a. Actual b. Anticioated
- Brehm: a. Natural occur b. Induced
I I
!
' --i----~-- --- !
I
' ' x i x I x x i I -~ '
-·- ! x I x X I x i x x x x I
! I
x x x x I I I
i i I I '
I I
I
! i
' ' i i ., . . I I
I ' '
I I
l:Z8
Analisa Antar Pasangan
Setelah satu persatu dari setiap kasus dianalisa maka peneliti telah
menemukan persamaan yang umum yang dirasakan oleh laki-laki dan wanita
dalam merasakan, mengekspresikan serta alasan kecemburuan yang mereka
rasakan dalam 3 kurun waktu yaitu masa pacaran, lamaran dan menikah.
Dari 3 orang wanita 2 diantara mereka tidak merasakan kecemburuan saat
berpacaran , setelah dianalisa hal ini dikarenakan saat berpacaran wanita
wanita tersebut tidak telalu mencintai pasangan mereka, dan kurang
mengaggap bahwa hubungannya berarti (dependency) serta menganggap
bahwa llubungan mereka aman (secure) karena cinta pasangan terhadap
mereka sangatlah besar juga menjadi alasan lain untuk tidak cemburu.
sedangkan tidak adanya kecemburuan pada masa lamaran dikarenakan
kesibukan untuk mempersiapkan pernikahan serta kepercayaan mereka akan
kesetiaan pasangannya.
Setelah menikah justru perasaan cinta mereka bertambah sampai menyamai
bahkan melebihi yang suami mereka rasakan, self-esteem menjadi rendah
serta menganggap bahwa hubungan mereka sangat berarti (dependency)
hingga kecemburuan pun terjadi pada masa ini yang disebabkan oleh hal-hal
yang berbeda dan diekspresikan pula dengan bentuk yang berbeda pula
129
namun bentuk pengekspresian kecemburuan mereka juga berbentuk agresi
baik secara fisik, verbal, langsung, tak langsung, aktif rnaupun pasif untuk
lebih jelasnya lihat di tabel kecemburuan antar pasangan 4.11.
Sedangkan untuk subjek ke 5 setiap masa ia merasakan kecemburuan
karena rasa cintanya yang berlebih pada pasangan, dependency, self
esteem yang rendah dan juga karena ia mengetahui sisi buruk dari pasangan
yang suka bosan dan sering bergonta-ganti pasangan membuatnya khawatir,
merasa tidak aman (insecure) hingga kecemburuan pun sering di alaminya.
Pengekspresian cemburunya juga berbentuk agresi aktif verbal dan langsung
yang membuat ia dan pasangannya bertengkar dan kadang juga pasif verbal
(lihat label).
Saat mengalami kecemburuan semuanya melakukan coping hanya saja yang
menggunakan strategi coping yang sesuai dengan teori hanya subjek 1 (Ira)
dengan selective ignore dan subjek 5 (Wita) dengan self- reliance.
Sedangkan untuk subjek ke 3 (Rosi) rasa cemburunya telah dipadamkan oleh
kata-kata yang diucapkan Dani.
Sedangkan untuk 3 subjek yang laki-laki kebanyakan dari mereka mengalami
kecemburuan pada masa pacaran karena pada masa ini rasa cinta mereka
pada pasangan me!ebihi rasa cinta pasangan mereka dan dependency,
130
selain itu ketidak amanan (insecure) akan hubungan yang mengakibatkan
mereka cemburu. Alasan yang berbeda dan pengekspresian yang berbeda
pun terjadi pada laki-laki ini dan bentuk agresi fisik dan verbal aktif dan
langsung pun tampak pada pengekspresiannya, tetapi salah satu dari mereka
ada juga yang mengekspresikannya tidak dalam bentuk agresi tapi asertif
Coping dilakukan dengan berbagai cara dan tujuan. Kebanyakan laki-laki
bertujuan untuk mempertahankan harga diri sedangkan yang perempuan jika
ancaman dianggap besar, bertujuan mempertahankan harga diri sedangkan
jika ancaman bersifat ringan untuk mempertahankan hubungan hanya pada
Dani yang melakukannya untuk mempertahankan harga diri dan hubungan.
Untuk masa lamaran mereka disibukkan dengan persiapan pernikahan
hingga tidak ada kecemburuan pun yang dirasakan akan tetapi setelah
menikah kecemburuan yang mereka rasakan justru sebaliknya yaitu
berkurang hanya sedikit kejadian bahkan tidak ada sama sekali kecemburuan
yang mereka rasakan karena mereka yakin akan rasa cinta pasangan
mereka yang berlebih dan juga rasa kepercayaan mereka terhadap istri
mereka hingga tidak lagi merasakan ketidakamanan yang membuat cemburu
tapi justru keamananlah yang saat ini dirasakan bahwa istrinya tidak akan
berselingkuh atau pergi dengan laki-laki lain. Untuk lebih jelasnya lihat tabel
berikut.
'~
TAB EL 4.11 ANTAR. PASANGAN -- - ----- - ----- --
PASANGAN 1 PASANGAN2 I PASANGAN 3 No ITEM CEMBURU
-------- -----A B c A 8 c A B G - ------ --
-~-°- w R I A I A I A R D R D R w w R L. i-'r1ma.ry Appra1sa1 --------- x x x -- - -, x ---,-- -- x A
J_,J_ r,ua11i:as nuo1Jngan:a.. uepeaency x x -- -x- --- x ------,----r - x x---- x x o. insecure x x x - ~- x x x x x x
11pe nuoungan: a. L in-i.:a - x·- --if x ---- -x----- x x x x "" x u. 1 eman ----- f-· >----
J_.' Ancaman: a. ciera1.. x x x --- '---:<" x x x x r--o. K1ngan x x
J_ •• 11pe ancaman: a. <;.111os1ona1 - ----- x x o • .:.exua1 x x x x x x x x -
" .:.econoary Appra1sa1: a.Kas1ona1 x u.1..a:La:; 1..ropr11 c x x x z x z x -X
'. r<.ea .... s1 emos1ona1: a,1.,Ma11 A x x x x x x x x u. cienc1 x x c., q,.,u.._ Ken1 1angan A x a. Sa.Kl"C nal.:1 x -x e. R:Fiawat1 r x z x x x 1. l\esa1 x x x x x x g. r..ecewa x x x n, ~ea1n x x -1, 1._ur1ga x x x .. 1..op1ng: a.memperi::anan1<.an nuouni;ian x Y. x x x
o. memper .. anan1<.an .:.e 11- est:eem x x x x x x '·" ~~rai.eg1 coping: a. ;;ie;11 ,..e11ance k x
o. ::.e1eci..1ve .i.gneore x x --c. ::.e 11 -tlo$ter1ng
'. i-'er 1 , ""'u agres i: a. ,..,..,._, T-veroa 1-Langsung x x x x x x x z o. '"'"'-' ,-veroar-t:aK rangsung - . - -~-
c. t>asi f:"V'~angsung x x----- --~- x x a. Pas1f-l;'er6al:::cak1anqsung - -- -- -· e. AK'Ei r-Fi s-l 1<.-Langsung x - x ··---- ---- x ·- -f-x - f_ AR'E1f-t=1sfk- 1 angsung --f------ -- -g. Pas1 f-FlS'"11i-Langsung - x -- --- - ---r-- -----h
-- n. P.:i.si f-F1 s1k-tak I angsung -- - x x J(--~~ ,--I o, nas11 coping t:f!Cf"li"u6ungan: a~K x x __ x x x I o. !1aak 6a1k - - ' x :f-= hx x '. Jeni s cem1:1un . .:: 11.;-e:a • ._. r<)ri1c ---
b. Re J ,ffions hip x A A Y. f----- -- r. x x x - x - - 8uunK a. Ac:ro:iar---- x x - c-- x x x x x x A
--0:-At'ifie'iPaWO-- x x - f-----
- D"renn: a:-!il.itur·al occur - x x x --x·- --,_ __ x x x " " - o . -1:·~ du~d -------
-~ - -'--------- ·--- --
BABV
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah hasil wawancara dianalisis persubjek, kemudian perpasangan, dan
antar pasangan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mengalami
kecemburuan yang dibagi menjadi 3 masa yaitu masa pacaran, lamaran dan
pernikahan juga setelahnya. Terlihat sekali bahwa antara laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan masa dalam mengalaminya dan ha! ini terjadi
dengan faktor pemicu yang berbeda-beda. Jika laki-laki lebih banyak
mengalaminya saat hubungan mereka pada masa pacaran sedangkan
perempuan lebih banyak mengalaminya pada saat hubungan mereka telah
diresmikan dalam lembaga pernikahan, kecuali pada subjek 5 yang
merasakan kecemburuan pada semua masa karena ketidakamanan yang
dilatar belakangi dengan sifat dan masa lalu pasangan, kemudian
dependency serta rasa cinta yang dalam dan self-esteem yang rendah telah
membuatnya menduga dan merasakan adanya ancaman terhadap
hubungannya dengan pasangannya.
133
Adapun faktor yang mempengaruhi munculnya kecemburuan pada setiap
orang adalah rasa cinta yang dalam terhadap pasangan, dependency,
insecurity serta self-esteem yang rendah. Sedangkan pemicu kecemburuan
sangat beragam pada tiap orang. Pada sebagian besar pasangan mantan
pacar serta pria lain atau wanita lain yang berada disekitar pasangan dapat
memicu kecemburuan.
Dan dalam mengekspresikannya baik laki-laki maupun perempuan akan
menunjukkan perilaku agresi dengan bentuk yang tidak jauh berbeda. Jika
laki-laki bentuk agresinya lebih kepada agresi aktif- fisik-langsung yang
ditujukan kepada orang ketiga , tapi tidak menafikan pula ia menampakkan
bentuk agresi yang lain yaitu agresi pasif- verbal langsung dan agresi pasif
fisik- tak langsung.
Sedangkan bentuk agresi pada wanita terdapat berbagai macam bentuk yaitu
agresi aktif, maupun pasif, fisik maupun verbal, langsung maupun tak
langsung. hanya saja bentuk agresi aktif-fisik langsung yang dilakukan oleh
wanita tidak kepada orang ketiga hanya kepada dirinya atau pasangannya.
Pada tahapan kedua (secondary appraisal) baik laki-laki maupun perempuan
melakukan catastrophic thinking kecuali Dani yang melakukan rasional
thinking . dan coping dilakukan dengan setiap subjek dengan cara dan
strategi yang berbeda- beda.
B. Diskusi
Buss (2002) mengatakan bahwa laki-laki cenderung mengalami
kecemburuan sexual sedangkan perempuan kepada kecemburuan
emosional. Sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan jelas sekali
bahwa perempuan juga mengalami kecemburuan seksual tidak berbeda
dengan laki-laki. Hasil penelitian ini didukung oleh Christine Harris (seperti
yang dikutip oleh Davies, 2003) yang mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pemicu cemburu
tersebut.
Hal yang diungkapkan oleh Claton dan Smith (seperti yang dikutip oleh
Brehm, 1992) yang menyatakan bahwa saat mengalami cemburu, laki-laki
cenderung menyangkal sedangkan perempuan cenderung mengakui juga
dialami oleh peneliti karena itu agak sulit untuk mengungkap kecemburuan
yang dialami laki-laki.
134
135
Dari hasil penelitian yang ada juga telah jelas bahwa antara lak-laki dan
perempuan berbeda dalam mengatasi cemburu. Yaitu jika laki-laki cenderung
kepada mempertahankan harga dirinya, sedangkan perempuan kepada
mempertahankan hubungan. Seperti yang diungkapkan oleh Brehm (1992).
Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bryson (seperti yang dikutip oleh
Brehm, 1992) juga bahwa dalam melakukan coping manusia memiliki 2
tujuan utama yaitu mempertahankan harga diri atau mempertahankan
hubungan bahkan untuk mempertahankan keduanya. Dan hal ini juga !ah
yang terjadi pada tiga pasangan tersebut dengan salah satu strategi yang
disebutkan.
Jika dalam penelitian disebutkan bahwa laki-laki lebih banyak melakukan
agresi disbanding perempuan. Akan tetapi dalam kasus ini ketiga perempuan
yang diwawancarai memperlihatkan perilaku agresi yang lebih banyak
dibandingkan laki-laki karena menurut Storr (1968) perempuan dapat
berprilaku agresi seperti laki-laki ketika ada ancaman terutama ancaman
ditujukan kepada anaknya. Dan wanita yang tidak bergantung pada laki-laki
(seperti subjek ke- 5) juga dapat berperilaku agresi. Selain itu karena
perempuan sulit untuk membina hubungan baru bahkan cenderung menolak
dapat menjadi alasan mengapa wanita mampu berperilaku agresi untuk
mempertahankan miliknya
C. Saran
1. Saran Metodologis.
Penelitian ini mengambil subjek yang keduanya bekerja, disarankan bagi
yang ingin meneliti ha! ini untuk memilih subjek yang memiliki karakteristik
yang berbeda seperti subjek yang istrinya adalah TKI sedangkan suaminya
tinggal di rumah atau subjek yang istrinya bekerja sedangkan suaminya di
rumah dan sebagainya. Bagaimanakah kecemburuan yang terjadi pada
pasangan tersebut .
2. Saran Praktis
136
Perasaan cemburu adalah perasaan yang tidak mengenakkan baik bagi yang
mengalami maupun bagi pasangan yang dicemburui karena dengan adanya
kecemburuan hubungan yang ada dapat menjadi sedikit renggang bahkan
menjauh walaupun setelah itu baik kembali.
Saran peneliti bagi para pasangan yang sedang menjalin hubungan
hendaknya tidak memancing kecemburuan pasangan terhadap dirinya hanya
untuk menguji cinta karena akibat dari cemburu bisa sangat dahsyat dan
137
merusak. Selain itu hendaknya sebelum memutuskan untuk menjalin
hubungan romantisme para pasangan memupuk kepercayaan terhadap
pasangannya agar tidak mudah mengalami kecemburuan serta membangun
komunikasi yang konstruktif hingga apapun yang dirasakan dapat
diungkapkan dengan baik dan dapat diterima dengan baik pula oleh masing
masing pasangan.
Muda yang Berpacaran. Depok : Fakultas Psikologi UI
Yin, K. Robert (2002). Studi Kasus, Desain, dan Metode. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada
Internet
Asweed, M. Umar (2002). Janganlah Mendekati Zina. Tasabeeh. com
Buss, David M (2000). Reviewed by Downes Michael J. The Dangerous
Pasion : Why Jealousy is a Necessary as Love or Sex. London :
Bloomsbury Publishing . http : II human - nature. Com I nibs I 02 I
downes. Html. 2002
Davies, Dolores. (2003). When It Comes Jealousy.
http :II www.newswise.com/articlesl2003/5/JEALOUS>UCD.html. 23
Juni2003
Dugosh, Jeremy W. (2000). On Predicting Relationship Satisfaction From
Jealousy: The Moderating Effect Love.
http: II www.uioa.edu/-grppoclcriso/crisp.5.17. html. 24 Juni 2003
Park, James. (2002). Best Books On Jealousy.
http ://www.tc.umn.edu/-parkx032/B-JEAL.html. 23 Juni 2003
/J8
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Bandura. Albert. (1973). Agression a Social Leaming Analysis. New Jersey:
Prentice - Hall Inc
Baron, Robert A & Donn Bryne (1997). Social Psychology .Massachusetts:
Ally & Bacon
Baron, Robert A & Donn Bryne (2000). Social Psychology. 9th Edition.
Massachusetts: Bacon Company
Bastaman, Hanna Djumhana, M. Psi (1196) Meraih Kehiduan Bermakna.
Jakarta : Penerbit Paramadina
Berkowitz, Leonard (1995). Agresi 1 Sebab dan Akibatnya. Jakarta : PT
Pustaka Binaman Pressindo
Berkowitz, Leonard (1993). Agression Its Causes, Consequences. and
Control. New York : Mc Graw - Hill. Inc
BP - 4. (2001) Membina Keluarga Sakinah. DK! Jakarta
Brehm, S.S. (1992). Intimate Relationships 2nd. USA: Mc Graw Hill Inc
Buss, Arnold A. (1973). Psychology Man Perspective. Canada : John Wiley
& Sons. Inc
Buss, Arnold A. (1978). Psychology Behavior In Perspective. Canada : John
/~
Thouchstone Book
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002). Penganta£.Dmu1J7.Psikglogi. Jakarta:
Bulan Bintang
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1997). Psikolog!SosTai·: lndividu dan Teori -
Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka
Storr, Anthony. (1972). Human Destructiveness. London : Sussex University
Press
Storr, Anthony.(1968). Human Agression. New York : The Murray Printing
Company
Wallis, JH. (1969). Thinking About Love. London: Routledge & Kegan Paul
Limited
Walker, Alisha R & Jeffry G Parker, (2001 ). Does Jealousy Matter?
Interpersonal and lntrapersonal Correlates of Self and Peer Reported
Friendship Jealousy. Minneapolis: Pensylvinia State.University
White, Gregory (1989). Gale Encyclopedia of Psychology. New York:
Guilford Press
Wilson, Margo & Daly Martin. (1995). Perspective on Male Sexual
Proprietariness and Violence Against Wives. New York: Springer
Publisher
Wrightsman, Lawrence S. Social Psychology. California : Brooks I Cole
Publishing Company
Yu!ianto, Aries (2002). Proses Cemburu dan Strategi Coping Pada lndividu
Wiley & Sons Inc
Deaux. Kay & Francis C. Dane & Lawrence S Wringtsman,. (1993). Social
Psychology in The90's. California : Brooks I Cole Publishing Company
Farber, Leslie H. (1978). Lying, Despair, Jealousy, Envy, Sex, Suicide,
Drugs, and The Good Life. New York: Harper Colophon Books.
lndragiri, reza A. Proposal S.l<ripsi: Study Ekspioratif Agresi. Yogyakarta :
UGM
Marwensdy. Brian. (2001) /ntensi Pemain Sepak Bola Untuk Melakukan
Perilaku Agresif Terhadap Wasit Sepak Bola. Depok : Universitas
Indonesia Moloeng, J. Lexy (1997). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT Remaja Rosda karya
Myers. David G. (1998). Social Psychology. Singapore: Mc Graw Hill Book
Company.
Nadjati, Usman (2000). Al Quran dan I/mu Jiwa. Bandung : Penerbit Pustaka
Nugraha. Natasha (1994). Faktor-Faktor Yang Menimbu/kan Cemburu Pada
Mahasiswa Mahasiswi di Jakarta : Depok : Universitas Indonesia
Potegal, Michael & John F Knutson. (1994 ). The Dynamic of Agression
Biological & Social Process in Dyads & Groups. New Jersey :
Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Renfrew, John W. PH. D (1997). Agression and Its Causes A Biopsycho
Social Approach. New York : Oxford University Press
Rubin, M. D. Theodore I. (1998). Compassion and Self Hate. New York : A
(<'.(;
PERNYAT AAN KESEDIAAN
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmat-Nya dan kita selalu dalam lindungan-Nya. Teriring pula shalawat yang
kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW agar syafaat beliau selalu
menyertai kita umatnya.
Dalam kehidupan manusia selalu terdapat berbagai macam perasaan. baik
itu perasaan yang menyenangkan ataupun yang menyakitkandan perasaan
ini !ah yang mewarnai hidup manusia. Setiap manusia memiliki cinta yang
ditujukan kepada orang terkasih, dalam cinta ada perasaan positif maupun
negatif seperti kegembiraan, kesedihan dan cemburu. Untuk perasaan yang
terakhir inilah peneliti merasa tertarik dengan bagaimana manusia
mengekspresikan kecemburuan mereka terhadap pasangannya.
Untuk itu perkenankanlah, saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif
hidayatullah meminta kesediaan saudara/ saudari untuk diwawancarai dan
memberikan keterangan yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu:
"Cemburu, Agresi, dan Penanggufangannya: Studi Kasus Pada 3 Pasangan
Suami fstri".
Demikianlah permohonan saya ini, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah
SWT membalas kebaikan anda.
Jakarta, September 2003
Peneliti
Halimatus sadiyah
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya:
Nam a
TTL
Ala mat
Suku
Pekerjaan
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya
untuk keperluan pembuatan skripsi dengan judul: "Cemburu, Agresi, dan
Penanggulangannya: Studi Kasus Pada 3 Pasangan Suami lstri" yang
disusun oleh Halimatus Sadiyah (mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
Adapun data pribadi saya dan hasil wawancara merupakan rahasia dan
semata-mata untuk keperluan skripsi, apabila ditemukan data yang masih
kurang lengkap, saya bersedia untuk diwawancarai kembali.
Wassalam.
Jakarta, 2003
Interviewee Interviewer
(Nama Lengkap) (Halimatus Sadiyah)
PEDOMAN WAWANCARA
1. Masa Pacaran
a. Kapan anda dan pasangan anda bertemu pertama kali? Ceritakan!
b. Kapan tepatnya anda resmi berpacaran dengannya? Ceritakan, dan
bagaimana status anda saat itu?
c. Apakah anda pernah cemburu terhadap pasangan anda? Mengapa?,
ceritakan?
d. Apa perilaku yang anda tunjukkan sewaktu anda cemburu?
Bagaimana respon pasangan anda?
e. Adakah hal lain yang membuat anda cemburu terhadap pasangan
anda? Sebutkan,Ceritakan!
2. Masa Lamaran.
a. Kapan anda melamar I dilamar pasangan anda? Ceritakan!
b. Pada masa ini apakah anda pernah cemburu terhadap pasangan
anda? Mengapa? Ceritakan!
3. Masa Pernikahan
a. Kapan tepatnya anda menikah?
b. Adakah perasaan cemburu yang anda alami terhadap pasangan anda
saat itu?, mengapa, Ceritakan!
c. Perilaku apa yang anda tunjukkan? Dan bagaimana respon dari
pasangan anda?
d. Hal apa saJa yang membuat anda cemburu pada pasangan anda?
Sebutkan dan ceritakan!
top related