cluster headache.docx
Post on 25-Jan-2016
34 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINJAUAN PUSTAKA
CLUSTER HEADACHE
DEFINISI
Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan
yang jelas dan berulang dari suatu sakit periorbital unilateral yang mendadak dan
parah.1 Cluster headache juga dikenal sebagai sakit kepala histamine, yaitu suatu
bentuk sakit kepala neurovascular. Serangan biasanya parah, unilateral dan terletak di
daerah periorbital. Rasa sakit ini terkait dengan lakrimasi ipsilateal, hidung tersumbat,
injeksi konjungtiva, miosis, ptosis dan edema kelopak mata. Sakit kepala berlangsung
singkat dan berlangsung beberapa saat sampai 2 jam. Cluster mengacu pada
pengelompokan sakit kepala, biasanya selama beberapa minggu. Untuk memenuhi
kriteria diagnosis, pasien harus memiliki minimal 5 serangan yang terjadi dari 1 setiap
hari untuk 8 per hari dan tidak ada penyebab lain untuk sakit kepala.2
EPIDEMIOLOGI
Pada sebuah penelitian, ditemukan untuk prevalensi cluster headache masih
kontroversial tetapi salah satu survei menghitung prevalensi sekitar 0,24% pada
populasi umum. Tingkat intensitas nyeri pasien dengan cluster headache pada
umumnya, sebagai salah satu cluster headache terburuk dan mungkin yang paling
parah dari gangguan sakit kepala primer. Paling sering, cluster headache terjadi sekali
setiap 24 jam selama 6 sampai 12 minggu pada suatu waktu dengan periode remisi
biasanya berlangsung 12 bulan. Khas usia onset untuk pria dan wanita adalah 27
hingga 31 tahun. Namun sakit kepala cluster merupakan salah satu sindrom sakit
kepala yang lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Penelitian
menunjukkan rasio laki-laki dan wanita berkisar dari 5.0:1 sampai 6.7:1, tetapi ada
bukti lain bahwa kesenjangan mungkin telah berkurang pada tahun 1990an. Dua studi
terbaru menemukan rasio jenis kelamin yang masih menunjukkan frekuensi lebih
besar pada pria, tetapi hanya 3.5:1 dan 2:1.3
1
ETIOLOGI
Beberapa pemicu terjadinya cluster headache meliputi:
1. Injeksi subkutan histamine memprovokasi serangan pada 69% pasien.
2. Serangan yang dipicu pada beberapa pasien karena stres, alergi, perubahan
musiman, atau nitrogliserin.
3. Perokok berat.
4. Gangguan dalam pola tidur normal.
5. Keabnormalan kadar hormon tertentu.
6. Alkohol menginduksi serangan selama cluster tetapi tidak selama remisi.
Pasien dengan cluster headache, 80% adalah perokok berat dan 50%
memiliki riwayat penggunaan etanol berat.
7. Faktor resiko
Laki-laki.
Usia lebih dari 30 tahun
Vasodilator dengan jumlah kecil (misalnya, alcohol).
Trauma kepala sebelumnya atau operasi (kadang-kadang).2
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi cluster headache masih belum diketahui dengan jelas,
akan tetapi teori yang masih banyak dianut sampai saat ini antara lain:
Cluster headache timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri
karotis eksterna yang diperantarai oleh histamine intrinsic (Teori Horton).
Serangan cluster headache merupakan suatu gangguan kondisi fisiologis otak
dan struktur yang berkaitan dengannya, yang ditandai oleh disfungsi
hipotalamus yang menyebabkan kelainan kronobiologis dan fungsi otonom.
Hal ini menimbulkan defisiensi autoregulasi dari vasomotor dan gangguan
respon kemoreseptor pada korpus karotikus terhadap kadar oksigen yang
turun. Pada kondisi ini, serangan dapat dipicu oleh kadar oksigen yang terus
menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi pons dan medulla
oblongata serta nervus V, VII, IX, dan X. Perubahan pembuluh darah
diperantarai oleh beberapa macam neuropeptida (substansi P, dll) terutama
pada sinus kavernosus (teori Lee Kudrow).4
2
KLASIFIKASI
Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode remisi, International
Headache Society telah mengklasifikasikan cluster headache menjadi dua tipe :
1. Episodik
Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama satu minggu sampai
satu tahun diikuti oleh remisi tanpa nyeri yang berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa tahun sebelum berkembangnya periode cluster selanjutnya.
2. Kronik
Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama lebih dari satu tahun
dengan tidak ada remisi atau dengan periode tanpa nyeri berlangsung kurang
dari dua minggu.
Sekitar 10 sampai 20 % orang dengan cluster headache mempunyai tipe
kronik. Cluster headache kronik dapat berkembang setelah suatu periode serangan
episodik atau dapat berkembang secara spontan tanpa di dahului oleh riwayat sakit
kepala sebelumnya. Beberapa orang mengalami fase episodik dan kronik secara
bergantian.3
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri kepala yang dirasakan sesisi biasanya hebat seperti ditusuk-tusuk pada
separuh kepala, yaitu di sekitar, di belakang atau di dalam bola mata, pipi, lubang
hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke frontal, temporal sampai ke oksipital.
Nyeri kepala ini disertai gejala yang khas yaitu mata sesisi menjadi merah dan berair,
konjugtiva bengkak dan merah, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi merah-panas
dan nyeri tekan. Serangan biasanya mengenai satu sisi kepala, tapi kadang-kadang
berganti-ganti kanan dan kiri atau bilateral. Nyeri kepala bersifat tajam, menjemukan
dan menusuk serta diikuti mual atau muntah. Nyeri kepala sering terjadi pada larut
malam atau pagi dini hari sehingga membangunkan pasien dari tidurnya.4
Serangan berlangsung sekitar 15 menit sampai 5 jam (rata – rata 2 jam) yang
terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Sedangkan sebagai faktor pencetus adalah
makanan atau minuman yang mengandung alkohol. Serangan kemudian menghilang
selama beberapa bulan sampai 1-2 tahun untuk kemudian timbul lagi secara cluster
(berkelompok).5
3
Gambar 1. Ciri khas Cluster Headache
Gambar 2. Gejala Klinis Cluster headache
DIAGNOSIS
Diagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh International
Headache Society (IHS) adalah sebagai berikut:6,7
a. Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria seperti di bawah
b. Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan atau nyeri temporal
selama 15 – 180 menit bila tidak di tatalaksana.
c. Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :
1. Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi
4
2. Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea
3. Edema kelopak mata ipsilateral
4. Berkeringat pada bagian dahi dan wajah ipsilateral
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6. Kesadaran gelisah atau agitasi
d. Serangan mempunyai frekuensi 1 kali hingga 8 kali perhari
e. Tidak berhubungan dengan kelainan yang lain.
Pada tahun 2004 American Headache Society menerbitkan kriteria baru untuk
mendiagnosa cluster headache. Untuk memenuhi kriteria diagnosis tersebut, pasien
setidaknya harus mengalami sekurang-kurangnya lima serangan nyeri kepala yang
terjadi setiap hari selama delapan hari, yang bukan disebabkan oleh gangguan lainnya.
Selain itu, nyeri kepala yang terjadi parah atau sangat parah pada orbita unilateral,
supraorbital atau temporal, dan nyeri berlansung antara 18 sampai 150 menit jika
tidak diobati, dan disertai satu atau lebih gejala-gejala berikut ini: injeksi konjungtiva
atau lakrimasi ipsilateral, hidung tersumbat atau rinore ipsilateral, edema kelopak
mata ipsilateral, wajah dan dahi berkeringat ipsilateral, ptosis atau miosis ipsilateral,
atau kesadaran gelisah atau agitasi.8
Gambar 3. Lokasi nyeri pada Cluster headache
5
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis terhadap cluster headache dapat dibagi ke dalam
pengobatan terhadap serangan akut, dan pengobatan preventif, yang bertujuan untuk
menekan serangan. Pengobatan akut dan preventif dimulai secara bersamaan saat
periode awal cluster. Pilihan pengobatan pembedahan yang terbaru dan
neurostimulasi telah menggantikan pendekatan pengobatan yang bersifat merugikan.
Pengobatan Serangan Akut
Serangan cluster headache biasanya singkat, dari 30 sampai 180 menit, sering
memberat secara cepat, sehingga membutuhkan pengobatan awal yang cepat.
Penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan sering didapatkan pada pasien-pasien
cluster headache, biasanya bila mereka pernah memiliki riwayat menderita migren
atau mempunyai riwayat keluarga yang menderita migren, dan saat pengobatan yang
diberikan sangat tidak efektif pada serangan akut, seperti triptan oral, acetaminofen
dan analgetik agonis reseptor opiate.
Oksigen: inhalasi oksigen, kadar 100% sebanyak 10-12 liter/menit selama 15
menit sangat efektif, dan merupakan pengobatan yang aman untuk cluster
headache akut.
Triptan: Sumatriptan 6 mg subkutan, sumatriptan 20 mg intranasal, dan
zolmitriptan 5 mg intranasal efektif pada pengobatan akut cluster headache.
Tiga dosis zolmitriptan dalam dua puluh empat jam bisa diterima. Tidak
terdapat bukti yang mendukung penggunaan triptan oral pada cluster
headache.
Dihidroergotamin 1 mg intramuskular efektif dalam menghilangkan serangan
akut cluster headache. Cara intranasal terlihat kurang efektif, walaupun
beberapa pasien bermanfaat menggunakan cara tersebut.
Lidokain: tetes hidung topikal lidokain dapat digunakan untuk mengobati
serangan akut cluster headache. Pasien tidur telentang dengan kepala
dimiringkan ke belakang ke arah lantai 30° dan beralih ke sisi sakit kepala.
Tetes nasal dapat digunakan dan dosisnya 1 ml lidokain 4% yang dapat
diulang setekah 15 menit.
Pengobatan Pencegahan
6
Pilihan pengobatan pencegahan pada cluster headache ditentukan oleh
lamanya serangan, bukan oleh jenis episodik atau kronis. Preventif dianggap jangka
pendek, atau jangka panjang, berdasarkan pada seberapa cepat efeknya dan berapa
lama dapat digunakan dengan aman. Bnayak ahli sekarang ini mengajukan verapamil
sebagai pilihan pengobatan lini pertama, walaupun pada beberapa pasien dengan
serangan yang singkat hanya perlu kortikosteroid oral atau injeksi nervus oksipital
mungkin lebih tepat.
Verapamil lebih efektif dibandingkan dengan placebo dan lebih baik
dibandingkan dengan lithium. Praktek klinis jelas mendukung penggunaan
dosis verapamil yang relatif lebih tinggi pada cluster headache, tentu lebih
tinggi dari pada dosis yang digunakan untuk indikasi kardiologi. Setelah
dilakukan pemeriksaan EKG, pasien memulai dosis 80 mg tiga kali sehari,
dosis harian akan ditingkatkan secara bertahap dari 80 mg setiap 10-14 hari.
Pemeriksaan EKG dilakukan setiap kenaikan dosis dan paling kurang sepuluh
hari setelah dosis berubah. Dosis ditingkatkan sampai serangan cluster
menghilang, efek samping atau dosis maksimum sebesar 960 mg perhari. Efek
samping termasuk konstipasi dan pembengkakan kaki dan hiperplasia
ginggiva (pasien harus terus memantau kebersihan giginya).
Kortikosteroid dalam bentuk prednison 1 mg/kg sampai 60 mg selama empat
hari yang diturunkan bertahap selama tiga minggu diterima sebagai
pendekatan pengobatan perventif jangka pendek. Pengobatan ini sering
menghentikan periode cluster, dan dapat digunakan tidak lebih dari sekali
setahun untuk menghindari nekrosis aseptik.
Lithium karbonat terutama digunakan untuk cluster headache kronik karena
efek sampingnya, walaupun kadang digunakan dalam berbagai episode.
Biasanya dosis lithium sebesar 600 mg sampai 900 per-hari dalam dosis
terbagi. Kadar lithium harus diperiksa dalam minggu pertama dan secara
periodik setelahnya dengan target kadar serum sebesar 0,4 sampai 0,8 mEq/L.
Efek neurotoksik termasuk tremor, letargis, bicara cadel, penglihatan kabur,
bingung, nystagmus, ataksia, tanda-tanda ekstrapiramidal, dan kejang.
Penggunaan bersama dengan diuretik yang mengurangi natrium harus
dihindari, karena dapat mengakibatkan kadar lithium meningkat dan
neurotoksik. Efek jangka panjang seperti hipotiroidisme dan komplikasi renal
harus dipantau pada pasien yang menggunakan lithium untuk jangka waktu
7
yang lama. Peningkatan leukosit polimorfonuklear adalah reaksi yang timbul
karena penggunaan lithium dan sering salah arti akan adanya infeksi yang
tersembunyi. Penggunaan bersama dengan indometasin dapat meningkatkan
kadar lithium.
Topiramat digunakan untuk mencegah serangan cluster headache. Dosis
biasanya adalah 100-200 mg perhari, dengan efek samping yang sama seperti
penggunaannya pada migraine.
Melatonin dapat membantu cluster headache sebagai preventif dan salah satu
penelitian terkontrol menunjukan lebih baik dibandingkan placebo. Dosis
biasa yang digunakan adalah 9 mg perhari.
Obat-obat pencegahan lainnya termasuk gabapentin (sampai 3600 perhari) dan
methysergide (3 sampai 12 mg perhari). Methysergide tidak tersedia dengan
mudah, dan tidak boleh dipakai secara terus-menerus dalam pengobatan untuk
menghindari komplikasi fibrosis. Divalproex tidak efektif untuk pengobatan
cluster headache.
Injeksi pada saraf oksipital: Injeksi metilprednisolon (80 mg) dengan lidokain
ke dalam area sekitar nervus oksipital terbesar ipsilateral sampai ke lokasi
serangan mengakibatkan perbaikan selama 5 sampai 73 hari. Pendekatan ini
sangat membantu pada serangan yang singkat dan untuk mengurangi nyeri
keseluruhan pada serangan yang memanjang dan pada cluster headache kronis.
Pendekatan Bedah: Pendekatan bedah modern pada cluster headache
didominasi oleh stimulasi otak dalam pada area hipotalamus posterior grey
matter dan stimulasi nervus oksipital. Tidak terdapat tempat yang jelas untuk
tindakan destruktif, seperti termoregulasi ganglion trigeminal atau pangkal
sensorik nervus trigeminus.9
PROGNOSIS
1. 80% pasien dengan cluster headache berulang cenderung untuk mengalami
serangan berulang.
2. Cluster headache tipe episodik dapat berubah menjadi tipe kronik pada 4
sampai13 % penderita.
3. Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12 % penderita, terutama
pada cluster headache tipe episodik.
8
4. Umumnya cluster headache menetap seumur hidup.
5. Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria dengan riwayat cluster
headache tipe episodik mempunyai prognosa lebih buruk.2
DAFTAR PUSTAKA
9
1. Mayo Clinic Staff. Cluster Headaches. Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/cluster-headache/ DS00487. Accessed April
27, 2015.
2. Blanda M. Cluster Headache. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1142459-overview. Accessed April 27,
2015.
3. Finocchi C, Sette MD, Angeli S, Rizzi D, Gandolfo C. Cluster headache and
right-to-left shunt on contrast transcranial Doppler. Available from :
http://www.neurology.org/content/63/7/1309.full. Accessed April 27, 2015.
4. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran. 3rd ed. Jakarta: Media Aeusclapius; 2000.
5. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press;
2005.
6. ICSI.2011. Health Care Guideline : Diagnosis and Treatment of Headache.
7. Dennison, Brian. Headache. In: Clinical Applications of Pathophysiology: An
Evidence-Based Approach. United States of America: Mosby Elsevier; 2006. p.
253-260.
8. Beck E, Sieber WJ, Trejo R. Management of Cluster Headache. Available from:
http://www.aafp.org/afp/2005/0215/p717.html. Accessed April 27, 2015.
9. Goadsby PJ. Treatment of Cluster Headache. Available from:
http://www.americanheadachesociety.org/assets/1/7/Peter_Goadsby_-
_Treatment_of_Cluster_headache.pdf. Accessed April 27, 2015.
10
top related