corporate social responsibility ( tanggung jawab sosial korporasi)
Post on 07-Feb-2016
29 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
JENIS-JENIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Posted by you_sita at 3:23 AM
JENIS-JENIS PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Kotler dan Lee (2005) menyebutkan enam kategori aktivitas CSR yaitu:
1. PROMOSI KEGIATAN SOSIAL (CAUSE PROMOTIONS)
Pada aktivitas CSR ini perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki
perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sosial atau untuk
mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela
untuk suatu kegiatan tertentu
Fokus utama dari kategori aktivitas CSR ini adalah komunikasi persuasif, dengan tujuan
menciptakan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial
Menurut Kotler dan Lee (2005:51) beberapa tujuan komunikasi persuasif yang ingin dicapai oleh
perusahaan melalui pelaksanaan cause promotion antara lain adalah:
a. Menciptakan kesadaran dan perhatian dari masyarakat terhadap suatu masalah dengan
menyajikan angka-angka statistik serta fakta-fakta yang menggugah.
b. Membujuk masyarakat untuk memperoleh informasi lebih banyak mengenai suatu isu
sosial dengan mengunjungi website tertentu.
c. Membujuk orang untuk menyumbangkan waktunya untuk membantu mereka yang
membutuhkan.
d. Membujuk orang untuk menyumbangkan uangnya untuk kemanfaatan masyarakat
melalui pelaksanaan program sosial perusahaan.
e. Membujuk orang untuk menyumbangkan sesuatu yang mereka miliki selain uang.
Benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan cause promotions menurut
Kotler dan Lee (2005) adalah sebagai berikut:
a. Memperkuat positioning merk perusahaan.
b. Menciptakan jalan bagi ekspresi loyalitas konsumen terhadap suatu masalah, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan penyelenggara
promosi.
c. Memberikan peluang kepada para karyawan perusahaan untuk terlibat dalam suatu
kegiatan sosial yang menjadi kepedulian mereka.
d. Menciptakan kerjasama antara perusahaan dengan pihak-pihak lain (misalnya media),
sehingga memperbesar dampak pelaksanaan promosi.
e. Meningkatkan citra perusahaan (corporate image), dimana citra perusahaan yang baik
akan dapat memberikan berbagai pengaruh positif lainnya, misalnya meningkatkan
kepuasan dan loyalitas karyawan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi
peningkatan kinerja finansial perusahaan.
2. PEMASARAN TERKAIT KEGIATAN SOSIAL (CAUSE RELATED MARKETING)
Ketika sebuah perusahaan menyatakan bahwa sebagian dari keuntungan atau penjualan produknya
akan disumbangkan untuk kegiatan social tertentu, maka perusahaan tersebut sedang melakukan
apa yang disebut sebagai cause related marketing (CRM).
Pada aktivitas CSR ini perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu
dari penghasilannnya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.
Kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu
serta untuk aktivitas derma tertentu.
Untuk konteks Indonesia, pelaksanaan cause related marketing terutama ditujukan untuk kegiatan
beasiswa, penyediaan air bersih, pemberian layanan kesehatan, pengembangan usaha kecil dan
menengah.
Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau
menggunakan produknya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang
didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah
tertentu.
Beberapa aktivitas cause related marketing yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
adalah sebagai berikut :
a. Menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk setiap produk yang terjual.
b. Menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk setiap aplikasi terhadap produk jasa
tertentu.
c. Menyumbangkan persentase tertentu dari setiap produk yang terjual atau transaksi
untuk kegiatan amal (charity).
d. Menyumbangkan persentase tertentu dari laba bersih perusahaan untuk kegiatan social
atau tujuan amal.
Benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan cause related marketing
menurut Kotler dan Lee (2005) adalah sebagai berikut:
a. Menarik pelanggan baru.
b. Menjangkau relung pasar (market niche) / menjangkau konsumen dari segmen dengan
karakteristik demografi, geografi atau pasar sasaran tertentu.
c. Meningkatkan penjualan produk perusahaan.
d. Membangun identitas merk yang positif di mata pelanggan. Identitas merk yang positif
dapat terjadi akibat merk perusahaan disandingkan dengan program CSR yang
disponsori oleh merk perusahaan.
Contoh penerapan CRM di Indonesia lumayan banyak diantaranya Sabun Lifebuoy pernah
meluncurkan kampanye ”Berbagi Sehat” yang mendonasikan sebagian hasil penjualan untuk
membangun fasilitas MCK di seluruh Indonesia. Aqua membuat program ”1 untuk 10”, yang
berjanji akan menyediakan air bersih untuk desa-desa yang mengalami masalah ketersediaan air
bersih di Nusa Tenggara. Setiap satu liter Aqua produk tertentu yang terjual, Aqua berjanji akan
menyediakan sepuluh liter air bersih untuk masyarakat target. Dalam waktu sekitar tiga bulan
saja, jumlah air bersih yang akan disediakan Aqua mencapai lebih dari satu milyar liter. Es krim
Viennetta dari Wall’s meluncurkan ”Berbagi 1000 Kebaikan” yang menyumbangkan Rp. 1000
setiap penjualan es krimnya untuk anak-anak korban gempa Sumatera dan dukungan pendidikan
untuk anak-anak berprestasi dari kalangan yang tidak mampu.
Agar CRM berhasil, Kotler dan Lee menyarankan agar perusahaan memilih isu social yang
memang menjadi perhatian perusahaan maupun konsumen yang menjadi target produknya;
memilih mitra yang memang telah memiliki jaringan luas dan terkenal berkinerja baik; memilih
produk yang asosiasinya dengan isu yang akan ditangani sudah atau berpotensi menjadi kuat;
melakukan riset dengan hati-hati terhadap konsumen yang menjadi target, untuk kemudian
menyusun strategi pemasaran yang sesuai; memastikan bahwa aktivitas ini ”terlihat” melalui
pencantuman yang jelas di produk, iklan yang memadai, dsb.; memastikan bahwa tawaran
CRMnya sederhana dan mudah dimengerti, untuk mencegah kecurigaan calon konsumen; dan
yang terakhir adalah bersedia untuk mengakui kesalahan bila memang terjadi dan melakukan
perbaikan atas kesalahan itu.
3. PEMASARAN KEMASYARAKATAN KORPORAT (CORPORATE SOCIETAL
MARKETING)
Pada aktivitas CSR ini perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah
perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga
kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Corporate social marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat (behavioral changes) dalam suatu issue tertentu.
Fokus dari kategori aktivitas CSR ini adalah untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan
dengan:
a. Isu-isu Kesehatan (health issues), Kampanye corporate societal marketing yang
dilakukan perusahaan bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang memiliki
dampak bagi kesehatan mereka. Misalnya : mengurangi kebiasaan merokok,
HIV/AIDS, kanker, eating disorders, dll.
b. Isu-isu Perlindungan Terhadap Kecelakaan/Kerugian (injury prevention issues),
Isu-isu tersebut mencakup keselamatan lalu lintas, pencegahan dari kejahatan,
pencegahan dari pembajakan. Misalnya : keselamatan berkendara, pengurangan
peredaran senjata api, dll.
c. Isu-isu Lingkungan (environmental issues), Kampanye corporate societal marketing
yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar
meninggalkan berbagai perilaku yang merusak lingkungan. Misalnya : konservasi air,
polusi, pengurangan penggunaan pestisida.
d. Isu-isu Keterlibatan Masyarakat (community involvement issues), Kampanye
corporate societal marketing yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk mengubah
perilaku orang agar mereka lebih terlibat dalam kegiatan sosial masyarakat. Misalnya:
memberikan suara dalam pemilu, menyumbangkan darah, perlindungan hak-hak
binatang, dll.
Benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan corporate societal
marketing adalah sebagai berikut:
a. Menunjang positioning merk perusahaan.
b. Menciptakan preferensi merk.
c. Mendorong peningkatan penjualan.
d. Menarik mitra yang bisa diandalkan serta memiliki kepedulian besar untuk merubah
perilaku masyarakat.
e. Memberikan dampak yang nyata terhadap perubahan sosial.
4. KEGIATAN FILATROPI PERUSAHAAN (CORPORATE PHILANTHROPY)
Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk Corporate Social Responsibility yang paling
tua.
Pada aktivitas CSR ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk
kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara
tunai, bingkisan/paket bantuan atau pelayanan secara cuma-cuma.
Kegiatan filantropi biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang menjadi prioritas
perhatian perusahaan.
Berbagai program corporate philanthropy yang dilaksanakan perusahaan antara lain:
a. Program corporate philanthropy dalam bentuk sumbangan uang tunai.
b. Program corporate philanthropy dalam bentuk bantuan hibah.
c. Program corporate philanthropy dalam bentuk penyediaan beasiswa.
d. Program corporate philanthropy dalam bentuk pemberian produk.
e. Program corporate philanthropy dalam bentuk pemberian layanan cuma-cuma.
f. Program corporate philanthropy dalam bentuk penyediaan keahlian teknis oleh
karyawan perusahaan secara cuma-cuma.
g. Program corporate philanthropy dengan mengijinkan penggunaan fasilitas dan saluran
distribusi yang dimiliki perusahaan untuk digunakan bagi kegiatan sosial.
h. Program corporate philanthropy yang dilakukan perusahaan dengan cara menawarkan
penggunaan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.
Benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan corporate philanthropy
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan reputasi perusahaan.
b. Memperkuat bisnis perusahaan di masa depan.
c. Memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas local.
5. PEKERJA SOSIAL KEMASYARAKATAN SECARA SUKARELA (COMMUNITY
VOLUNTEERING)
Pada aktivitas CSR ini perusahaan mendukung dan mendorong para karyawan, rekan pedagang
eceran atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna
membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran
program.
Bentuk dukungan perusahaan kepada karyawannya untuk melaksanakan program community
volunteering antara lain:
a. Memasyarakatkan etika perusahaan melalui komunikasi korporat yang akan
mendorong karyawan untuk menjadi sukarelawan bagi komunitas.
b. Menyarankan kegiatan social atau aktivitas amal tertentu yang bisa diikuti oleh para
karyawan.
c. Mengorganisir tim sukarelawan untuk suatu kegiatan sosial.
d. Membantu para karyawan menemukan kegiatan sosial yang akan dilaksanakan melalui
survey ke wilayah yang diperkirakan membutuhkan bantuan sukarelawan, mencari
informasi melalui website atau dalam beberapa kasus dengan menggunakan software
khusus yang akan melacak aktivitas sosial yang cocok dengan minat karyawan yang
akan menjadi tenaga sukarelawan.
e. Menyediakan waktu cuti dengan tanggungan perusahaan bagi karyawan yang bersedia
menjadi tenaga relawan.
f. Memberikan penghargaan dalam bentuk uang untuk jumlah jam yang digunakan
karyawan tersebut sebagai sukarelawan.
g. Memberikan penghormatan kepada para karyawan yang terlibat dalam kegiatan
sukarela, seperti memberikan penghargaan berupa penyematan pin maupun
pemberian plakat.
h. Memperbaiki proses produksi, misalnya : melakukan penyaringan terhadap limbah
sebelum dibuang ke alam bebas, untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi
lingkungan, menggunakan pembungkus yang dapat didaur ulang (ramah lingkungan).
i. Menghentikan produk-produk yang dianggap berbahaya tapi tidak illegal.
j. Hanya menggunakan distributor yang memenuhi persyaratan dalam menjaga
lingkungan hidup.
k. Membuat batasan umur dalam melakukan penjualan, misalnya barang-barang tertentu
tidak akan dijual kepada anak yang belum berumur 18 tahun.
Benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan community volunteering
adalah sebagai berikut:
a. Membangun hubungan yang tulus antara perusahaan dengan komunitas.b. Kegiatan
community volunteering dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
c. Meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.
6. PRAKTIK BISNIS YANG MEMILIKI TANGGUNG JAWAB SOSIAL (SOCIALLY
RESPONSIBLE BUSINESS PRACTICE)
Pada aktivitas CSR ini perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang
diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup.
Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi-
organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.
Kesejahteraan dalam hal ini mencakup di dalamnya aspek-aspek kesehatan, keselamatan,
kebutuhan pemenuhan kebutuhan psikologis dan emosional.
Beberapa aktivitas yang termasuk ke dalam socially responsible business practice antara lain:
a. Membuat fasilitas yang memenuhi bahkan melebihi tingkat keamanan lingkungan dan
keselamatan yang ditetapkan.
b. Mengembangkan perbaikan proses produksi barang dan jasa seperti berbagai kegiatan
untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan yang berbahaya, megurangi penggunaan
bahan kimia dalam proses peningkatan pertumbuhan tanaman pangan.
c. Menghentikan penawaran produk yang ditenggarai membahayakan kesehatan manusia
meskipun produk itu legal.
d. Memilih pemasok berdasarkan kriteria kesediaan mereka menerapkan dan memelihara
aktivitas substainable development.
e. Memilih perusahaan manufaktur dan bahan kemasan yang paling ramah lingkungan
dengan berbagai kriteria seperti: perusahaan tersebut memiliki tujuan mengurangi
penggunaan sumber daya secara sia-sia, menggunakan sumber daya yang bisa di daur
ulang serta mengurangi terjadinya pembuangan racun ke lingkungan.
f. Melakukan pelaporan secara terbuka mengenai material produk yang digunakan berikut
asal-usulnya, potensi bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan produk serta
berbagai informasi lain yang berguna bagi konsumen.
g. Mengembangkan berbagai program untuk menunjang terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
Benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan socially responsible
business practice adalah sebagai berikut:
a. Menghemat uang perusahaan, memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan
lingkungan hidup serta meningkatkan kesadaran energi di antara para karyawan
perusahaan.
b. Meningkatkan kesan baik komunitas terhadap perusahaan.
c. Menciptakan preferensi konsumen terhadap merk produk perusahaan.
d. Menimbulkan image yang positif. Pelaksanaan socially responsible business practice
misalnya dalam bentuk penyediaan sarana untuk kepentingan umum seperti sarana
MCK, pembangkit listrik mikro, penyediaan sarana air bersih dapat menimbulkan
image yang positif dari pemerintah selaku pembuat peraturan sehingga memberikan
situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
e. Meningkatkan kepuasan karyawan, dimana muncul rasa bangga menjadi bagian dari
perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN / PKBL
(JENIS PROGRAM CSR BADAN USAHA MILIK NEGARA – BUMN INDONESIA)
PKBL adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, dimana PKBL adalah istilah CSR
untuk BUMN di seluruh Indonesia.
Dasar hukum PKBL adalah Peraturan Menteri BUMN Nomor 4 Tahun 2007, bahwa setiap
BUMN wajib membentuk unit kerja khusus yang menangani langsung masalah pembinaan
dan pemberdayaan masyarakat dimana besaran alokasi PKBL tersebut bernilai 2% dari laba
bersih.
Isu-isu PKBL meliputi:
a. Program Kemitraan yang mayoritas dengan UMKM.
b. Program Bina Lingkungan, terbagi:
Bantuan Bencana Alam
Kesehatan Masyarakat
Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat
Keagamaan
Pengembangan Sarana Umum
Pelestarian Alam
KEUNTUNGAN MELAKUKAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
Dalam buku, “Membedah Konsep dan Aplikasi CSR”, Yusuf Wibisono (2007) menguraikan 10
keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social
Responsibility, yaitu:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan.
Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan, sebaliknya kontribusi
positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi positif perusahaan. Image / citra yang
positif ini penting untuk menunjang keberhasilan perusahaan.
2. Layak Mendapatkan sosial licence to operate
Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan
keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki
perusahaan. Sehingga imbalan yang diberika kepada perusahaan adalah keleluasaan untuk
menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.
3. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang
esensial untuk suksesnya usaha. Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu
kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya untuk recovery
akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program
Corporate Social Responsibility.
Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social Responsibility sebagai langkah preventif
untuk mencegah memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat perhatian.
4. Melebarkan Akses Sumber Daya
Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility merupakan
keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju
sumber daya yang diperlukan perusahaan.
5. Membentangkan Akses Menuju Market
Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility ini dapat menjadi
tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk
loyalitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
6. Mereduksi Biaya
Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan melakukan Corporate
Social Responsibility. Misalnya: dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses
produksi. Selain dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini
menjadi lebih aman bagi lingkungan.
7. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder
Implementasi Corporate Social Responsibility akan membantu menambah frekuensi
komunikasi dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan semakin menambah trust
stakeholders kepada perusahaan.
8. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility umumnya akan
meringankan beban pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan
perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan kebanggan tersendiri
bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi
kerja mereka.
10. Peluang Mendapatkan Penghargaan
Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada pelaku Corporate Social
Responsibility sekarang, akan menambah kans bagi perusahaan untuk mendapatkan award.
http://yusita-annisa.blogspot.com/2010/07/jenis-jenis-program-corporate-social.html
Tujuan CSR
21:03 Cartica Beberapa tahun belakangan, di negara kita ini seperti sedang keranjingan CSR, yaitu singkatan dari Corporate Social Responsibility. CSR awalnya berangkat dari konsep usaha pengelolaan stakeholder oleh si perusahaan yang menjadi bagian pula dalam GCG (Good Corporate Governance) mereka. Awalnya pula bahwa CSR dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan sekitar agar kembali berdampak positif terhadap sustainability
perusahaan. Namun kesini-kesini bisa jadi yang namanya CSR dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan yang berbeda. Apabila kita perhatikan berbagai kegiatan CSR perusahaan-perusahaan sekarang ini dibedakan menjadi 3 tujuan yang berbeda, seperti dijelaskan secara singkat berikut :
CSR untuk Murni Sosial
Ada perusahaan yang memprogramkan kegiatan CSR mereka dengan tujuan murni sosial, dalam hal ini “menyumbang” mereka yang kekurangan. Kegiatan CSR dengan tujuan ini biasanya cukup tersembunyi, karena pada dasarnya tujuannya saja sudah sosial buat apa digembar-gemborkan. Proyek atau kelompok yang dibantu pun cenderung tidak selalu ada hubungannya dengan perusahaan, seperti ke panti-panti atau daerah-daerah bencana. CSR dalam koridor tujuan ini murni sebagai kegiatan sosial perusahaan untuk membantu sesama.
CSR untuk Internal
Ada juga kegiatan CSR yang ditujukan untuk membangun rasa solidaritas di dalam internal perusahaan. Suatu organisasi memang membutuhkan media/kegiatan bersama agar rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki tumbuh lebih dalam. Berbagai perusahaan ada yang menggunakan aktivitas sosial sebagai kegiatan bersama yang dilakukan oleh para anggota organisasi. Dalam hal ini seperti kunjungan bersama ke panti atau daerah bencana. CSR dalam koridor tujuan ini mementingkan dampak yang dirasakan oleh pelaku, dalam hal ini para karyawan yang ikut terjun langsung membantu sesama atas nama perusahaan. Melalui kegiatan ini para karyawanpun dapat melihat niat baik dan solidaritas perusahaan kepada sesama, dan tentu meningkatkan cinta akan perusahaan tempat mereka bekerja.
CSR untuk Building A Good Brand Image
Yang tidak kalah banyaknya adalah CSR dengan tujuan untuk meningkatkan citra positif merk di mata masyarakat. Contohnya saja apabila kita melihat berbagai liputan bencana alam, tiba-tiba di tendanya ada nama brand tertentu terpampang besar, karena tendanya sumbangan dari mereka. Bahkan gw pernah lihat yang lebih heboh, yaitu truk penggali tanahnya dipasangkan spanduk besar terpampang logo merk tertentu, karena truk tersebut sumbangan dari mereka. Hal ini memang sah-sah saja, dan tetap memberi dampak positif terhadap orang-orang yang dibantu. Pada koridor tujuan ini, perusahaan mengorientasikan pada publisitas yang mereka dapatkan pada saat melakukan kegiatan CSR. Dalam hal ini tidak selalu berupa bantuan bencana, yang sering kita lihat misalnya adalah bantuan dana pendidikan atau kesehatan untuk kelompok masyarakat tertentu. Pada umumnya CSR dengan tujuan pembangunan citra merk ini mengandalkan publisitas media yang besar, sehingga berita kegiatan ini diharapkan menyebar semakin luas di masyarakat.
CSR untuk Promosi
Nah kalo yang ini juga ga jarang terjadi lho! Bahkan akhir-akhir ini pun kian menjamur. Tentu sering Anda mengamati, apabila Anda membeli produk kami, itu berarti Anda telah menyumbang sekian rupiah untuk anak jalanan atau fakir miskin. Nah itu dia CSR untuk promosi. Pada dasarnya sih menurut gw ini udah agak diluar batas.. dalam hal ini seperti
mengkomersilkan niat orang untuk membantu. Ya tapi sekali lagi ini sah-sah saja. Pada intinya kemurnian unsur sosial dari suatu kegiatan CSR didasari pada niatannya. Kalau memang niat awalnya untuk mendongkrak penjualan maka itu bukan CSR, bisa jadi CSeMR corporate social.. eh! Marketing Responsibility! Dan sosialnya dijadikan “alat” atau hanya sebagai atribut konsep promosi semata. Yah selama konsumen juga masih mau berperan serta dan kegiatan sosial yang dijanjikan disalurkan dengan benar, why not? Karena tetap bisa membantu orang yang membutuhkan.
CSR untuk Sustainability Perusahaan Jangka Panjang
Nah menurut gw, yang paling ideal adalah tujuan yang ini.. yaitu untuk sustainability perusahaan jangka panjang. Apa maksudnya? Konsep bisnis sekarang itu sudah berubah, jadi pastikan mindset Anda juga sudah berubah. Kalau dulu orientasi bisnis pada profit jangka pendek, selama dapet chuan gede sekarang, lakukan! Tapi besok-besok masyarakatnya jatuh miskin ga bisa beli produk kita lagi. Nah konsep bisnis sekarang yang sudah dijalankan para pebisnis global seperti Unilever dan HP bahwa perusahaan harus memandang bisnis dengan jangka panjang. Bahwa kewajiban perusahaan untuk memastikan masyarakat terutama konsumen mereka juga berkembang bersama. Mengapa? Karena apabila mereka musnah maka perusahaanpun akan musnah. Kegiatan CSR menjadi salah satu media untuk menjaga sustainability masyarakat itu sendiri. Seperti pada case study yang saya presentasikan dalam sebuah theatrical di Case Study Competition MM Unpar beberapa bulan lalu mengenai CSR Indosat dengan basis tujuan utama sustainability society tersebut. Dalam strategi CSR-nya Indosat memiliki berbagai rangkaian garapan isu, antara lain IndonesiaBelajar, IndonesiaSehat, IndonesiaHijau, IndosatPeduli dan Berbagi bersama Indosat. Berbagai kegiatan riil yang Indosat lakukan melalui berbagai program tersebut dengan tujuan untuk menjaga agar masyarakat Indonesia selalu bertumbuh, karena apabila masyarakat Indonesia terutama pada area garapan produk mereka sustain, memiliki kemampuan ekonomi yang signifikan maka sustainability produk dan company Indosatpun akan terjamin. Setiap tahunnya Indosat mengangkat tema sebagai tema tahunan kegiatan CSR mereka, seperti tema ‘Indosat Cinta Indonesia’ di tahun 2008 dan ‘Satukan Cinta Negeri’ di tahun 2010 ini. Ada baiknya strategi CSR yang Anda lakukan terintegrasi dengan Business Plan perusahaan secara jangka panjang. Hal ini memberi manfaat agar dana yang Anda keluarkan pun memiliki manfaat yang selaras dengan strategi bisnis secara keseluruhan.
Banyak praktisi maupun akademisi yang kian berargumen mengenai tujuan dan penerapan CSR yang kian dinilai melenceng. Tapi apapun bentuk kegiatannya, apapun caranya, CSR hanya bisa dinilai sebagai tujuan sosial dilihat dari niat awalnya. Apabila niat awalnya sosial, tetapi diliput berbagai media ya tidak masalah. Dan selama perusahaan memiliki kepedulian untuk berbagi, alangkah perlunya kita bersyukur, dan jangan lupa suatu peribahasa, bahwa semakin banyak kita memberi semakin banyak semoga sharingkita menerima! Jadi jangan pernah takut untuk memberi ini bermanfaat dan memberi Anda inspirasi dalam mengembangkan kegiatan CSR menjadi bagian dari strategi bisnis jangka panjang Anda!
http://kajian-csr.blogspot.com/2011/01/tujuan-csr.html
International public company
Jl. Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, 12750, Indonesia
()62 021 799-2008, 62 021 799-5679 fax, http://www.bata.com
Sabtu, 22 Mei 2010
Profil Perusahaan PT. Sepatu Bata Tbk
Bata atau T.&A. Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Czechoslovakia oleh dua bersaudara Tomáš, Anna dan Antonín Bata (1894). Perusahaan sepatu raksasa keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional: Bata Eropa, Bata Asia Pasifika-Afrikka, Bata Amerika Latin dan Bata Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 milyar pasang sepatu.
Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT. Sepatu Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu di Kalibata itu dan di Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun, dan terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal dan sandal, dari kulit, karet dan plastik. Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah PMA, sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur
tersebut diubah dan pada 1 Januari 1978, yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT. Sepatu Bata, Tbk menjadi perusahaan PMDM.
PT Sepatu Bata Tbk adalah produsen sepatu Indonesia berbasis. Perusahaan bergerak dalam pembuatan, impor, ekspor dan distribusi sepatu kulit, kanvas built-up, kasual dan sepatu olahraga, sandal injeksi-dicetak dan sandal, dan sepatu khusus untuk industri. Merek berlisensi Perusahaan, selain merek Bata utama, termasuk North Star, Power, Bubblegummers, Marie-Claire dan Weinbrenner. Perusahaan ini juga tetap sebagai anggota dari Organisasi Sepatu Bata internasional. Lokasi nya Taman Makam Pahlawan Kalibata St Jakarta Selatan, 12750 Yang didirikan di Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1931 dengan akte notaris Adrian Hendrick Van Ophuisjen No. 64, dengan nama Nederlandsch-Indische Schoenhandel Maatschappij Bata, kemudian tanggal 29 Desembar 1931 berubah namanya menjadi PT Sepatu Bata. Perusahaan ini berkantor pusat dulunya di Jalan TMP Kalibata, tetapi sekarang berpindah di daerah jalan T.B Simatupang karena proyek kalibata city. Pada tahun 1995 pabrik baru di buka di Purwakarta Jawa Barat. Sampai saat ini perusahaan ini adalah pelopor perusahaan alas kaki di Indonesia. Agar tetap dapat bersaing di pasar global, maka semua upaya dilakukan seperti perbaikan teknologi dan efisiensi produksi agar tetap dapat bersaing. Salah satu yang tetap harus dipertahankan adalah kinerja keuangan perusahaan. Kondisi keuangan harus selalu berada dalam standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan PT Sepatu Bata adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri alas kaki dan juga mengacu kepada standar industri sejenis.
Corporate initiatives
Menjadikan Bata sebagai lembaga internasional yang memiliki gagasan dan kreativitas yang tinggi serta menciptakan kondisi yang merangsang untuk berfikir secara internasional.
Bata Culture menciptakan kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk mendapatkan promosi atau pelatihan dan pendidikan. Dengan mendapatkan training tersebut, diharapkan karyawan memperoleh keahlian yang pada akhirnya bisa mendapatkan promosi untuk level internasional.
Culture
Perusahaan Bata Memiliki tradisi untuk menjadi perusahaan yang berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat disekitar kegiatan usaha perusahaan. Bata Bekerja keras untuk membangun hubungan jangka panjang dengan suplier dan distributornya. kegiatan Usaha Bata di seluruh dunia, dipastikan dilaksanakan secara etis.
Sejarah perkembangan perusahaan ini di Indonesia adalah sebagai berikut :
1931 memulai usahanya sebagai pengimpor sepatu
1940 mendirikan pabrik di kalibata jakarta selatan
1982 didaftarkan di Bursa Efek Jakarta
1994 mendirikan pabrik di purwakarta
2004 memperoleh lisensi sebagai distributor dan General Importing.
Bata tidak hanya menjual produksi sepatu bata di Toko Bata, ada juga produk yang lain.
Brand (merek) yang di jual di toko bata:
1. Adalah merek terkemuka di amerika latin dan telahBubblegummer berekspansi ke seluruh asia dan eropa. Merek ini ditujukan bagi anak sampai umur 10 tahun dengan karakter lucu dan warna yang menarik
2. merek ini ditujukan untuk olah raga antara lain bolaPower basket, sepakbola ataupun olah raga lainnya.
3. merupakan merek dagang yang ditujukan bagi wanitaMarie Claire yang mementingkan fashion sebagai gaya hidupnya.
4. dikhususkan untuk produk sepatu canvas yang casualNorth Start untuk penggunaan diwaktu santai.
5. khusus produk sepatu kulit ataupun sendal gunung,Weinbrenner dan sepatu boot yang ditujukan untuk pria
6. dengan motto “ Get Comfertable today” produk iniComfit ditujukan untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.
7. Ditujukan bagi anak-anak sekolah, yang menjadikanB First “collection of School Shoes” sebagai motto penjualannya.
Status: Listed
Legal Form: Other non-liability limited
Operational Status: Operational
ISIN CODE : ID1000074404
Financial Auditors: Hanadi Sarwoko & Sandjaja (Member Ernst & Young International),Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja (2007)
Incorporation Date: October 15, 1931
Total Employees: 1,052
Tel: (62 21) 7505353
Sejarah Sepatu Bata
Sepatu Bata sudah ada di Indonesia sejak 1931, dan saya yakin teman-teman pasti tau merek sepatu yang satu ini. Bahkan kalau dulu mau beli sepatu, pasti minta antar ortu ke “Bata”. Bertahun-tahun ada di Indonesia, pasti kita semua berpikir bahwa Bata itu adalah produk dalam negeri, tapi ternyata saya dan anda salah. Pabrik pertama sepatu ini berlokasi di Kalibata, Jakarta Selatan. Jadi, banyak orang yang mengira nama Bata diambil dari nama kawasan itu.
Menurut informasi yang didapat dari Tempo. Merk Bata sebenarnya diambil dari nama pendirinya, Tomas Bata, pengusaha asal Cekoslovakia. Nama Kalibata sendiri punya sejarah lain. Konon nama itu muncul karena sungai di kawasan itu kerap dilalui rakit pembawa batu bata dari Bogor menuju Jakarta.
Sepatu Bata masuk ke Tanah Air sejak 1931 lewat jalur impor, didatangkan dari Singapura (dulu Malaya). Pengimpornya adalah perusahaan penyalur sepatu NV Nederlandsch-Indische di kawasan pergudangan Tanjung Priok. 6 tahun kemudian, Tomas Bata, sang pemilik, membangun pabrik raksasa di tengah-tengah perkebunan karet di Kalibata. Banyak warga sekitar (Rawajati, Kalibata) yang turuntemurun bekerja di Bata.
Dari sinilah bisnis sepatu Bata menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air. Waktu itu sepatu kulit dan karet jadi andalan. Hampir 90% bahan baku dipasok dari dalam negeri. Bata menikmati masa jaya hingga era 1980. Hampir semua orang yang besar di era itu pernah menjajal sepatu ini.
Pada 24 Maret 1984, perusahaan associate dari Bata Shoe Organization yang berpusat di Lusanne, Swiss, itu tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai PT. Sepatu Bata Tbk.
Di tengah serbuan merek sepatu yang membanjiri Tanah Air, Bata yang kini dipegang oleh generasi ketiga, Thomas G. Bata, berusaha bertahan dengan mengedepankan kualitas yang sudah digaungkan secara turun-temurun dan harga terjangkau. Dua strategi ini membuat perusahaan modal asing itu tak jatuh diguncang badai krisis ekonomi yang menghajar Indonesia pada 1997-1998.
Pada 2008 mereka memindahkan pabrik dan pusat distribusi dari Kalibata ke Purwakarta. Bata kini mengeluarkan merek alternatif seperti North Star, Power, Bubblegummers, dan Marie-Claire. Distribusi pemasaran terus digenjot, dari mal besar sampai toko-toko Bata di pinggir jalan.
Sumber: http://gugling.com/ternyata-sepatu-bata-bukan-asli-buatan-indonesia.html
http://www.docstoc.com/docs/35912754/PT-Sepatu-Bata-Company-Profile---Aug-27-2011
v
top related