correlation of adolescent learning knowledge on sadari … · perilaku sadari sebagai deteksi dini...
Post on 11-Aug-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
CORRELATION OF ADOLESCENT LEARNING KNOWLEDGE ON
SADARI BEHAVIOR AS AN EARLY DETECTION OF BREAST CANCER
ON STUDENTS OF SMA NEGERI 8 TAKALAR SOUTH SULAWESI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP
PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA SISWI SMA NEGERI 8 TAKALAR SULAWESI SELATAN
NURUL AMALIYAH
NIM 10542057114
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
ii
iii
iv
v
vi
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama Lengkap : Nurul Amaliyah
Tanggal Lahir : 14 Maret 1996
Tahun Masuk : 2014
Peminatan : Kedokteran Komunitas
Nama Pembimbing Akademik : dr. Irwan Ashari, M. Med. Ed
Nama Pembimbing Skripsi : Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.D
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan skripsi saya yang berjudul:
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP
PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA SISWI SMA NEGERI 8 TAKALAR SULAWESI SELATAN
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 28 Februari 2018
Nurul Amaliyah
NIM 10542057114
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurul Amaliyah
Tempat, Tanggal Lahir : Luwuk, 14 Maret 1996
Agama : Islam
Alamat : Jln. Sultan Alauddin, Residen Alauddin Mas
Riwayat Pendidikan :
1. TK Nurul Ittihad Luwuk Banggai
2. SDN Impres Simpong Luwuk Banggai
3. SMPN 3 Luwuk Banggai
4. SMAN 1 Luwuk Banggai
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pimpinan Komisariat Fakultas
Kedokteran Unismuh Makassar 2016-2017
2. Medical Art Club Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar2016-2017
3. Anggota Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar 2017-
sekarang
i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Nurul Amaliyah 10542 0571 14
Juliani Ibrahim
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP
PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA SISWI SMA NEGERI 8 TAKALAR SULAWESI SELATAN
xi+73 hal+3 tabel +10 gambar+5 lampiran
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, bahwa
penyakit kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi
kedua di Indonesia yaitu sebesar 0,5 ‰ setelah kanker serviks. Oleh karena itu,
kanker menjadi penting karena untuk menurunkan kasus baru kanker diperlukan
upaya pencegahan dan deteksi dini yang akan lebih mudah dilakukan ketika faktor
risiko dan gejala kanker sudah dikenali.
METODE PENELITIAN : Penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional (potong lintang) pada 70 responden siswi SMA Negeri 8 Takalar dengan
menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random
sampling). Data diambil dengan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis
dengan menggunakan uji analisis chi square pada program SPSS versi 16.
HASIL : Didapatkan hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang SADARI baik
sejumlah 22 orang (31,4%), tingkat pengetahuan tentang SADARI kurang
sejumlah 48 orang (68,6%) Sedangkan responden dengan perilaku SADARI yang
baik sejumlah 16 orang (22.9%) dan perilaku SADARI yang buruk sejumlah 54
orang (77.1%). Dari hasil uji statistic didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,002
(p< 0,05)
KESIMPULAN : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI pada siswi SMA Negeri
8 Takalar.
Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, SADARI
ii
PROGRAM OF EDUCATION STUDY
DOCTOR FACULTY OF MEDICAL UNIVERSITY MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
Nurul Amaliyah 10542 0571 14
Juliani Ibrahim
CORRELATION OF ADOLESCENT LEARNING KNOWLEDGE ON
SADARI BEHAVIOR AS AN EARLY DETECTION OF BREAST
CANCER ON STUDENTS OF SMA NEGERI 8 TAKALAR SOUTH
SULAWESI
xi + 73 pages + 3 tables + 10 images + 5 attachments
ABSTRACT
BACKGROUND: Based on the Basic Health Research Data of 2013, breast
cancer disease is cancer with second highest prevalence in Indonesia that is equal
to 0,5 ‰ after cervical cancer. Therefore, the introduction of cancer is important
because to reduce new cases of cancer is needed prevention and early detection
that will be easier to do when risk factors and symptoms of cancer have been
recognized.
RESEARCH METHOD: Observational analytic Research with cross sectional
design on 70 respondents of SMA Negeri 8 Takalar students using simple random
sampling technique. Data were taken by using questioner then analyzed by using
chi square analysis test on SPSS program version 16.
RESULTS: The results of research on the level of knowledge about BSE for both
the number of 22 people (31.4%), the level of knowledge about BSE less number
of 48 people (68.6%) While the respondents with good behavior BSE 16 people
(22.9%) and behavior BSE is poor number of 54 people (77.1%). From the
statistical test results obtained significance value of 0.002 (p <0.05)
CONCLUSION: There is a positive and significant relationship between the
level of knowledge about BSE and the behavior of BSE in female students of
SMA Negeri 8 Takalar.
Keywords: Knowledge, Behavior, BSE
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
TERHADAP PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA PADA SISWI SMA NEGERI 8 TAKALAR SULAWESI
SELATAN”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi menempuh jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan
dan keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
materil maupun moril penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik.
Untaian rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan terkhusus
kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. H. Muh. Amin, N. M. pd dan
Ibunda Dra. Hj. Rahmatiah, M. Pd yang senantiasa memberikan doa, semangat,
motivasi, dorongan dan kasih sayang yang tiada terhingga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga telah mendapat banyak
bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
iv
1. dr. H. Mahmud Ghaznawie Ph. D, Sp. PA (K), selaku dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr Dwi Andina, Sp. OG selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
3. dr. Andi Weri Sompa, Sp.S, M. kes selaku dosen penguji yang memberikan
banyak masukan dan kritikan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.D selaku koordinator skripsi yang telah
membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Takalar beserta staf yang telah mengizinkan
penulis untuk meneliti di SMA tersebut.
6. Adik-adik siswi SMA Negeri Takalar yang telah bersedia menjadi responden
pada penelitian ini.
7. Teman bimbingan Rizky Suci Aulia Sari yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dan selalu bersama dalam suka dan duka
8. dr. Ghulam Ahmad Mubaraq yang telah memberikan dukungan dan semangat
serta setia menemani selama penelitian.
9. Sahabat-sahabat tersayang Nana, Dewi, Yuyu, Asty, Ifa, Muti, Riri, Kiki,
Rizal, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, nasehat, hiburan serta
berrtukar pendapat untuk menyusun skripsi ini.
10. Teman-teman angkatan 2014 (Epinefrin) yang senantiasa saling
menyemangati, menghibur dan membantu ketika berjuang dalam perkuliahan
dan penyelesaian skripsi ini.
v
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam penelitian masih terdapat kekurangan. Serta kritik dan
saran diperlukan demi kesempurnaa tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi penulis Amin Yaa Rabbal Alamiin.
Makassar, 28 Februari 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI
PERNYATAAN PENGESAHAN
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
vii
A. Pengetahuan .............................................................................................. 8
1. Pengertian ............................................................................................ 8
2. Tingkat Pengetahuan ........................................................................... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuann .............................. 10
4. Alat untuk Memperoleh Pengetahuan ................................................. 11
B. Perilaku ..................................................................................................... 13
1. Pengertian ............................................................................................ 13
2. Faktor Perilaku .................................................................................... 13
3. Perilaku Kesehatan .............................................................................. 14
4. Klasifikasi Perilaku ............................................................................. 14
C. Remaja ..................................................................................................... 16
D. Kanker Payudara ...................................................................................... 16
1. Pengertian ............................................................................................ 16
2. Anatomi Payudara ............................................................................... 16
3. Etiologi ................................................................................................ 18
4. Jenis-Jenis Kanker Payudara ............................................................... 19
5. Manifestasi Klinis ............................................................................... 23
6. Klasifikasi Stadium Kanker Payudara ................................................. 26
7. Pengobatan Kanker Payudara .............................................................. 30
8. Pencegahan kanker payudara .............................................................. 39
E. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) .............................................. 41
1. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin ………………………...........43
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara dengan Berbaring …….............45
viii
3. Program dari American Cancer Society ..............................................48
4. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) .........................................48
F. Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Islam .......................................... 49
1. Ilmu Menurut Islam .......................................................................... 49
2. Perbedaan Antara Orang yang Memiliki Ilmu dengan Orang yang
Tidak Memiliki Ilmu ......................................................................... 51
G. Kerangka Teori ........................................................................................ 53
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Konsep Pemikiran ..................................................................................... 54
B. Variabel Penelitian .................................................................................... 55
C. Hipotesis .................................................................................................... 56
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian ....................................................................................... 57
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 58
C. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 58
D. Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 59
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 60
F. Etika Penelitian ......................................................................................... 61
G. Prosedur/Alur Penelitian ........................................................................... 62
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel .......................................................... 63
ix
B. Analisis ...................................................................................................... 64
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pengetahuan SADARI ............................................................................. 67
B. Perilaku SADARI .................................................................................... 68
C. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku SADARI sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara ................................................................. 69
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 72
B. Saran .......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang SADARI .......................... 68
Tabel 5.2 Distribusi Perilaku SADARI ............................................................ 69
Tabel 5.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang SADARI terhadap Perilaku
SADARI ........................................................................................................... 68
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kuadran Letak Kanker Payudara ................................................ 17
Gambar 2.2 Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin ............................. 43
Gambar 2.3 Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat Kedua Tangan ....... 43
Gambar 2.4 Tahap 3 berdiri di depan cermin tangan disamping .................... 44
Gambar 2.5 Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak ............... 44
Gambar 2.6 Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI .................................... 45
Gambar 2.7 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip ............... 46
Gambar 2.8 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar .............. 46
Gambar 2.9 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Putting Payudara ...................... 47
Gambar 2.10 Tahap 5 Memeriksa Ketiak ....................................................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh
sel tunggal yang tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat
menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau
jaringan sehat. Merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat serta tidak terkendali. Kanker bisa
terjadi dimana saja , dari berbagai jaringan, dalam berbagai organ.1
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama
di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan
oleh kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara
adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. 2
Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency for Research
on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894
kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia.
Kanker paru ditemukan pada penduduk laki-laki, yaitu sebesar 34,2%,
sedangkan kematian akibat kanker paru pada penduduk laki-laki sebesar
30,0%. Pada penduduk perempuan, kanker payudara masih menempati
urutan pertama kasus baru dan kematian akibat kanker, yaitu sebesar
43,3% dan 12,9%.2
2
Data di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita baru per
100.000 penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta
penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya.
Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa prevalensi
kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sekitar 2,2%
kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. 3
Pada kuesioner Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang
dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementrian Kesehatan RI tahun 2013, prevalensi kanker tertinggi terdapat
di DI Yogyakarta (4,‰), diikuti Jawa Tengah (2,1‰), Bali (2‰),
Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.4
Kanker yang menyerang pada organ payudara disebut dengan
carcinoma mammae atau yang lazim disebut kanker payudara. Kanker
payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari
parenchyma yang terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel sehingga sel tumbuh dan
berkembang biak tanpa bisa dikendalikan. 5
Faktor resiko kanker payudara adalah jenis kelamin, dengan
perbandingan laki-laki perempuan kira-kira 1 : 100. 6
Faktor resiko yang
utama berhubungan dengan kejadian kanker payudara adalah keadaan
hormonal dan genetik (riwayat keluarga).7 Selain itu, juga terdapat faktor
3
risiko lain yang diduga berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara
yaitu menopause terlambat, riwayat pemberian ASI, dan obesitas.6
Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di
dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan
menyerang wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan
pada usia 18 tahun. 8
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin
Kementrian Kesehatan Kesehatan RI diperoleh hasil bahwa penyakit
kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan
prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks
sebesar 0,8 ‰ dan kanker payudara sebesar 0,5 ‰, dan Untuk kanker
payudara di Indonesia khususnya Provinsi Sulawesi selatan menempati
urutan ke delapan yaitu 0,7 ‰ dengan 2.975 estimasi kasus kanker
payudara setelah DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Barat,
Aceh, DKI Jakarta, Bengkulu dan Jawa Tengah.2
Data medical record RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
jumlah pasien kanker payudara sepanjang tahun 2009 ditemukan 376
kasus, tahun 2010 ditemukan 388 kasus, tahun 2011 ditemukan 208 kasus,
tahun 2012 ditemukan 249 kasus dan tahun 2013 ditemukan 211 kasus
kanker payudara.9
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial
yang cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang
4
juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Gaya
Hidup dan perkembangan zaman adalah faktor penting yang sangat
memengaruhi remaja dalam terkena resiko kanker payudara. 10
Pengenalan penyakit kanker menjadi penting karena untuk
menurunkan kasus baru kanker diperlukan upaya pencegahan dan deteksi
dini yang akan lebih mudah dilakukan ketika faktor risiko dan gejala
kanker sudah dikenali. Kesembuhan akan semakin tinggi jika Ca Mammae
ditemukan dalam stadium dini, yang biasanya masih berukuran kecil.
Usaha yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).11
Pemerintah telah mencanangkan SADARI sebagai program
nasional pada tanggal 21 April 2008. Program SADARI adalah salah satu
upaya penanganan terhadap penyakit kanker payudara secara dini. Dengan
melakukan SADARI angka kematian akibat kanker payudara dapat
diturunkan hingga 20%.10
Cara ini perlu dikuasai dan dilakukan oleh
remaja putri agar dapat melakukan deteksi dini kanker payudara.
Pelaksanaan dilakukan secara rutin setiap bulan pada hari 5-10 setelah hari
pertama haid terakhir, karena pada saat itu kondisi payudara dalam
keadaan mengendur dan teraba lunak. Wanita yang secara cermat
melakukan pemeriksaan sendiri payudaranya setiap bulan (12-13 kali
dalam setahun) akan mampu mendeteksi dini perubahan payudaranya dari
pada hanya mengandalkan pemeriksaan dokter sekali setahun. 13
Namun
dibalik keberhasilan program tersebut, nyatanya masih banyak
5
perempuan yang belum memahami apa sebenarnya SADARI dan
bagaimana prakteknya untuk dapat mendeteksi kelainan pada payudara.
Hanya sekitar 25-30% perempuan yang melakukan SADARI, hal tersebut
menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kesakitan
dan kematian akibat kanker payudara bukan hanya di Indonesia
tetapi juga dunia.10
Sehubungan dengan hal topik diatas, dalam Al-qur‟an telah
dibahas bahwa hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan
dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji
dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa
pula pada suatu hal yang tidak menyenangkan. Sebagaimana Allah
berfirman pada Surah Al-Anbiyaa‟ ayat 35 yang berbunyi ;
Terjemahnya :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Dari ayat ini dapat diketahui bahwa berbagai macam penyakit juga
merupakan bagian cobaan dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya.
Namun dibalik cobaan tersebut akan terdapat berbagai hikmah yang tidak
dapat di nalar oleh manusia.13
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul
penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap
6
Perilaku SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri
8 Takalar, Sulawesi Selatan”. Sehingga diharapkan dengan pengetahuan
yang baik, terutama pada remaja putri di SMA Negeri 8 Takalar mampu
melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dengan
menerapkan perilaku SADARI dalam kehidupan sehari-hari
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut “Apakah ada hubungan pengetahuan remaja terhadap
perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan remaja terhadap perilaku SADARI
sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 8 Takalar,
Sulawesi Selatan
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja Siswi SMA Negeri 8
Takalar terhadap perilaku SADARI
b. Mengetahui hubungan pengetahuan remaja Siswi SMA Negeri 8
Takalar terhadap perilaku SADARI
7
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
petugas kesehatan untuk lebih aktif dalam melakukan penyuluhan dan
edukasi kepada masyarakat dan terkhusus remaja putri untuk
menerapkan perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker
payudara.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi sekolah-sekolah khususnya di SMA
Negeri 8 Takalar dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
siswinya terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker
payudara.
3. Bagi responden
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya perilaku
SADARI untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bagi peneliti
Memperluas wawasan dalam hal penelitian dan menambah
pengetahuan, keterampilan serta membentuk kepedulian peneliti untuk
berperan aktif dalam melakukan upaya untuk menurunkan kejadian
kanker payudara dengan mengaplikasikan perilaku SADARI dalam
kehidupan sehari-hari
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. 14
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan di cakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap situasi yang sangat
spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
9
telah di terima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.14
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.14
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus,
metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. 14
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. 14
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian - bagian didalam suatu
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
10
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada.14
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian
ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria
yang telah ada.14
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Internal
(1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.14
(2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan.14
11
(3) Umur
Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja.14
b. Faktor Eksternal
(1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku
orang atau sekelompok. 14
(2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.14
4. Alat untuk Memperoleh Pengetahuan
Sejalan dengan sumber pengetahuan itu, Surajiyo dengan
merujuk pendapat John Hospers dalam bukunya berjudul "An
Introduction to Philosophical Analysis", mengemukakan ada enam hal
sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
a. Pengalaman inderawi (sence of experience), merupakan alat yang
paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan yang berupa alat untuk menangkap obyek dari luar
diri manusia melalui kekuatan indera. Kesalahan atau kekhilafan
12
akan terjadi apabila ada ketidaknormalan pada alat-alat inderawi
itu.15
b. Nalar (Reason), salah satu corak berpikir dengan menggabungkan
dua pemikiran yakni cara berpikir deduksi dan induksi yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru.15
c. Otoritas (Authority), merupakan kekuasaan yang sah dimiliki
seseorang dan diakui oleh anggota kelompok-nya. Otoritas
merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi kelompoknya
karena disampaikan oleh orang yang berwibawa.15
d. Intuisi (Intuition) merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
dan melalui proses kejiwaan mampu mem-buat pernyataan berupa
pengetahuan. Dengan demikian intuisi merupakan sumber
pengetahuan, karena kemampuan pribadi seseorang yang memiliki
semacam "insting" yang kuat. 15
e. Wahyu (Revelation), pengetahuan yang dianugerahkan Tuhan
melalui kitab-kitab suci. Seseorang yang mempunyai pengetahuan
melalui Wahyu secara dogmatik akan dilaksanakan secara baik.
Wahyu dapat dikatakan sebagai sumber pengetahuan, karena kita
mengenal sesuatu melalui kepercayaan. 15
f. Keyakinan (Faith), suatu kemampuan yang ada pada diri manusia
melalui kepercayaan. Oleh karena itu memang sulit untuk
membedakan antara pengetahuan yang bersumber dari Wahyu dan
pengetahuan yang bersumber pada keyakinan. Perbedaannya
13
mungkin bahwa pengetahuan bersumber dari Wahyu diikuti
secara dogmatik melalui norma-norma agama. Di balik itu
pengetahuan yang bersumber pada keyakinan merupakan
pematangan (maturation) dari kepercayaan.15
B. Perilaku
1. Pengertian
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai arti yang sangat luas antara lain: berjalan, menangis,
bekerja, kuliah tertawa, berbicara, menulis, memasak, mencuci, dan
sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
orang lain.
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati maupun tidak. Perilaku merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. 16
2. Faktor Perilaku dibagi menjadi :
a. Faktor dari luar diri seseorang (faktor external) merupakan
respon yang berasal dari lingkungan, baik lingkungan fisik dan
faktor dalam bentuk social budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya. 16
14
b. Faktor dari dalam diri seseorang (faktor internal) merupakan
seseorang itu merespon stimulus dari luar seperti pengamatan,
persepsi, motivasi fantasi, sugesti, dan sebagainya. 16
3. Perilaku Kesehatan
Sejalan dengan batasan perilaku menurut skinner maka perilaku
kesehatan (health behavior) adalah respons seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan
faktor - faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti
lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan
perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang baik yang diamati (observable) maupun yang tidak dapat
diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan.16
4. Klasifikasi Perilaku
Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan dan
membedakannya menjadi tiga, yakni :
a. Perilaku sehat (Healthy Behavior)
Perilaku sehat adalah perilaku – perilaku atau kegiatan –
kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan. 16
15
b. Perilaku sakit (Illness Behavior)
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang yang sakit atau terkena masalah kesehatan atau
keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau teratasi
masalah kesehatan yang lain.16
c. Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran
yang mencakup hak-haknya (right), dan kewajiban sebagai
orang sakit (obligation). Menurut Becker hak dan kewajiban
orang yang sedang sakit adalah merupakan perilaku peran
orang sakit (the sick role behavior). Perilaku peran orang sakit
ini antara lain :
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
(2) Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas
kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan.
(3) Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain
mematuhi nasihat-nasihat dokter atau perawat untuk
mempercepat kesembuhannya.
(4) Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses
penyembuhannya.
(5) Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya
dan sebagainya. 16
16
C. Remaja
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin
“adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Baik kematangan fisik,
sosial maupun psikologis.17
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah,
jika telah menikah maka tergolong ke dalam dewasa. Menurut BKKBN usia
seseorang dikatakan remaja adalah usia antara 10-19 tahun.17
D. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga
terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali
yang terjadi pada jaringan payudara.1
2. Anatomi Payudara
Payudara (mamma) yang dimiliki pria dan wanita adalah sama
sampai masa pubertas (11 -13 tahun) karena hormon estrogen dan
hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara. Pada
wanita perkembangan payudara sangat aktif sedangkan pada pria
kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus
berkembang tidak sempuma. Payudara yang sensitif terhadap
17
pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung
mengalami pertumbuhan neoplastik yang bersifat jinak maupun
ganas. Yang bersifat ganas dapat berupa kanker. Kanker payudara
dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan
payudara terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara,
payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kuadran lateral
(pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median
bawah.1
Gambar 2.1 Kuadran Letak Kanker Payudara
Sumber : Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan (2013)
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi
yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi
menyusui karena payudara memiliki kelenjar susu yang
memberikan nutrisi berbentuk air susu. Payudara itu sendiri terdiri
dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus, dan
jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus, Jaringan
payudara85 % terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara
18
dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen
dikelilingi oleh areola. Puting serta areola biasanya mempunyai
warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di sekelilingnya,
warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai
hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui dan puting
susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara.1
3. Etiologi
Etiologi kanker mammae masih belum jelas, tetapi data
menunjukan terdapat kaitan erat dengan faktor berikut:
a. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae: penelitian
menemukan pada wanita dengan saudara primer menderita
karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma mammae lebih
tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat keluarga. Penelitian
menunjukan gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma
mammae adalah BRCA-1 DAN BRCA-2. 18
b. Reproduksi: usia menarke kecil, henti haid lanjut dan siklus haid
pendek merupakan faktor resiko tinggi karsinoma mammae. Selain
itu, yang seumur hidup tidak menikah atau belum menikah, partus
pertama berusia dari 30 tahun dan setelah partus belum menyusui,
berinsiden relatif tinggi. 18
c. Kelainan kelenjar mammae: penderita kistadenoma mammae
hiperplastik berat berinsiden lebih tinggi. Jika satu mammae sudah
terkena kanker, mammae kontralateral resikonya meningkat.18
19
d. Penggunaan obat di masa lalu: penggunaan jangka panjang hormon
insidennya lebih tinggi. Terdapat laporan penggunaan jangka
panjang reserpin, metildopa, analgesic trisiklik dll. dapat
menyebabkan kadar prolaktin meninggi, beresiko karsinogenik
bagi mammae.18
e. Radiasi peng-ion: kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi
pengion, paparan berlebih menyebabkan peluang kanker lebih
tinggi. 18
f. Diet dan gizi: berbagai studi kasus kelola menunjukan diet tinggi
lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma
mammae. Terdapat data menunjukan orang yang gemuk sesudah
usia 50 tahun berpeluang lebih besar terkena kanker mammae.
Terdapat laporan, bahwa minuman beralkohol dapat meningkatkan
kadar estrogen dalam tubuh, wanita yang setiap hari minum
alkohol 3 kali ke atas beresiko karsinoma mammae meningkat 50-
70%. Penelitian lain menunjukan diet tinggi selulosa, vitamin A
dan protein kedele dapat menurunkan insiden karsinoma
mammae.18
4. Jenis-Jenis Kanker Payudara
Kanker payudara berdasarkan tingkat prevelansinya dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Jenis Kanker Payudara Yang Umum Terjadi
(1) Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
20
Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada
dalam kelenjar susu (lobules). Pasien dengan LCIS
dimonitor dengan ketat setiap empat bulan sekali oleh
dokter dengan melakukan uji klinis payudara, ditambah
mammografi setiap tahunnya. Adapun pencegahan lain
yang juga mungkin dilakukan dengan memberikan terapi
obat seperti tamoxifen atau prophylactic mastectomy,
pengangkatan payudara yang dilakukan sebagai usaha
preventif. 1
(2) Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
DCIS merupakan tipe kanker payudara non-invasif yang
paling sering terjadi. Dengan deteksi dini rerata tingkat
bertahan hidup penderita DCIS mencapai 100% dengan
catatan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran susu ke
jaringan lemak payudara serta bagian lain dari tubuh. DCIS
mempunyai beberapa tipe antara lain, ductal
comedocarcinoma yang merujuk pada DCIS dengan
necrosis/area sel kanker yang mati atau mengalami
degenerasi. DCIS ini seringkali terdeteksi pada
mammogram sebagai microcalcifications (tumpukan
kalsium dalam jumlah kecil). 1
21
(3) Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)
Dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. ILC terjadi
sekitar 10% sampai 15% dari seluruh kejadian kanker
payudara. ILC ini mulai terjadi dalam kelenjar susu
(lobules) payudara, tetapi sering menyebar ke bagian tubuh
lain. 1
(4) Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
Dikenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC merupakan
tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, sekitar
80% kasus IDC dari seluruh diagnosis kanker payudara.
IDC terjadi dalam saluran susu payudara serta menjebol
dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara
hingga kemungkinan terjadi pada bagian tubuh yang lain. 1
b. Jenis Kanker Payudara yang Jarang Terjadi
(1) Mucinous carcinoma
Mucinous carcinoma atau juga disebut colloid carcinoma
merupakan satu jenis kanker payudara yang jarang terjadi,
terbentuk oleh sel kanker yang memproduksi lendir
(mucus). Wanita yang menderita kanker jenis ini memiliki
tingkat bertahan hidup yang cukup baik dibandingkan
dengan wanita yang menderita jenis kanker invasif yang
lebih umum terjadi.
22
(2) Medullary carcinoma
Jenis kanker Ini terjadi sekitar 5% dari seluruh kejadian
kanker payudara dan merupakan satu jenis kanker payudara
invansif yang membentuk satu batas yang tidak lazim
antara jaringan tumor dan jaringan normal.1
(3) Tubular carcinoma
Jenis kanker ini terjadi sekitar 2% dari keseluruhan
diagnosis kanker payudara. Tubular carcinoma ini
merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invansive
dan wanita yang menderita kanker payudara jenis ini,
biasanya memiliki harapan kesembuhan yang cukup baik
dibandingkan jenis kanker payudara yang lain.1
(4) Inflammatory breast cancer
Jenis kanker payudara ini jarang terjadi, sekitar 1 % tetapi
jika terjadi perkembangannya akan cepat. Inflammatory
breast cancer, kondisi dimana payudara terlihat meradang
(merah dan hangat) dengan adanya cekungan dan atau
pinggiran yang tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang
menyumbat pembuluh limfe kulit pembungkus payudara.1
(5) Phylloides tumor
Tumor phylloides ini berkembang di dalam jaringan
konektif payudara serta dapat ditangani dengan operasi
pengangkatan. Tumor phylloides merupakan kanker
23
payudara yang bersifat jinak maupun ganas dan sangat
jarang terjadi.1
(6) Paget's disease of the nipple
Jenis kanker payudara ini terjadi hanya sekitar 1% dan
wanita dengan kanker payudara jenis ini mempunyai
tingkat kesembuhan yang lebih baik. Jenis kanker payudara
ini berawal dari saluran susu kemudian menyebar ke kulit
aerola dan puting. Pada kanker payudara ini, kulit payudara
akan pecah-pecah, memerah, mengkoreng, dan
mengeluarkan cairan.1
5. Manifestasi Klinis
a. Massa Tumor
Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai massa mammae yang
tidak nyeri, sering kali ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi
massa kebanyakan dikuadran lateral atas, umumnya lesi soliter,
konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin,
mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat terfiksasi ke dinding
toraks). Massa cenderung membesar bertahap dalam beberapa
bulan bertambah besar secara jelas. 18
24
b. Perubahan Kulit
(1) Tanda lesung
Ketika tumor mengenai ligamen glandula mammae, ligamen
itu memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut
“tanda lesung”. 18
(2) Perubahan kulit jeruk (peau d‟orange)
Ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel kanker , hambatan
drainase limfe menyebabkan udem kulit, folikel rambut
tenggelam ke bawah tampak sebagai “tanda kulit jeruk”. 18
(3) Nodul satelit kulit
Ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis masing-
masing membentuk nodul metastasis, disekitar lesi primer
dapat muncul banyak nodul tersebar, secara klinis disebut
“tanda satelit”. 18
(4) Invasi, ulserasi kulit
Ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan barwarna
merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar,
lokasi itu dapat menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga
terbalik, ini disebut “tanda kembang kol”.18
(5) Perubahan inflamatorik: secara klinis disebut “karsinoma
mammae inflamatorik”, tampil sebagai keseluruhan kulit
mammae berwarna merah bengkak, mirip peradangan, dapat
25
disebut “tanda peradangan”. Tipe ini sering ditemukan pada
kanker mammae waktu hamil atau laktasi. 18
c. Perubahan Papila Mammae
(1) Retraksi, distorsi papila mammae: umumnya akibat tumor
menginvasi jaringan subpapilar. 18
(2) Sekret pailar (umumnya sanguineus): sering karena karsinoma
papilar dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.
18
(3) Perubahan eksematoid: merupakan manifestasi spesifik dari
kanker eksematiod (penyakit Paget). Klinis tampak areola,
papila mammae tererosi, berkrusta, sekret, deskuamasi, sangat
mirip eskrim.18
d. Pembesaran Kelenjar Limfe Regional
Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral dapat soliter
ataupun multipel. Pada awalnya mobile, kemudian dapat saling
berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan
perkembangna penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat
menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada
sebagian kesil pasien kanker mammae hanya tampil dengan
limfadenopati aksilar tapi tak teraba massa mammae disebut
sebgai karsinoma mammae tipe tersembunyi.18
26
6. Klasifikasi Stadium Kanker Payudara
Dewasa ini memakai cara penggolongan TNM menurut
Perhimpunan Anti Kanker Internasional (edisi tahun 2012)
T : Kanker Primer
TX : Tumor primer tak dapat dinilai (misal telah direseki)
T0 : Tak ada bukti lesi primer
Ti : Karsinoma in situ. Mencakup karsinoma in situ
duktal atau karsinoma in situ lobular, penyakit
paget papila mammae tanpa nodul (penyakit paget
dengan nodul diklasifikasikan menurut ukuran
nodul )
T1 : Diameter tumor sebesar <= 2cm
Tmic : Infiltrasi mikro <= 0,1 cm
T1a : Diameter terbesar > 0,1 cm, tapi <= 5cm
T1c : Diameter terbesar > 1 cm, tapi < 2c
T2 : Diameter tumor terbesar > 2cm, tapi <= 5cm
T3 : Diameter tumor terbesar > 5 cm
T4 : Berapapun ukuran tumor, menyebar langsung
ke dinding toraks atau kulit (dinding toraks
termasuk tulang iga, m. interkostales dan m. seratus
anterior, tak termasuk m. pektoralis)
T4a : Menyebar ke dinding toraks
27
T4b : Udem kulit mammae (termasuk peau d‟orange) atau
ulserasi atau nodul satelit di mammae ipsilateral
T4c : Terdapat 4a dan 4b sekaligus
T4d : Karsinoma mammae inflamatorik
Catatan :
1. Lesi mikroinvasif multiple, diklasifikasi berdasarkan massa
terbesar, tidak atas dasar total massa lesi multiple tersebut
2. Terhadap karsinoma mammae inflamatorik (T4d), jika biopsy
kulit negatif dan tak ada tumor primer yang dapat diukur,
klasifikasi patologik adalah pTx
N : Kelenjar limfe regional
NX : Kelenjar limfe regional tak dapat dinilai (misal
sudah diangkat sebelumnya)
N0 : Tak ada metastasis kelenjar limfe regional
N1 : Di fosa aksilar ipsilateral terdapat metastasis
kelenjar limfe limfe mobil
N2 : Kelenjar limfe metastatic fosa aksilar ipsilateral
saling konfluen dan terfiksasi dengan jaringan lain
atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mamaria interna namun tanpa
metastasis kelenjar limfe aksilar N2a Kelenjar limfe
28
aksilar ipsilateral saling konfluen dan terfiksasi
dengan jaringan lain
N2b : Bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mamaria interna namun tanpa
metastasis kelenjar limfe aksilar
N3 : Metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral atau buktiklinis menunjukkan terdapat
metastasis kelenjar limfe mamaria interna dan
metastasis kelenjar limfe aksilar atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipslilateral
N3a : Metastasis kelenjar limfe infraklavikular
N3b : Bukti klinis menunjukan terdapat metastasis
kelenjar limfe mamaria interna dan metastasis
kelenjar limfe aksilar
N3c : Metastasis kelenjar limfe supraklavikular
Catatan :
1. Kelenjar limfe regional adalah kelenjar limfe aksilar dan kelenjar
limfe mamaria interna. Kelenjar limfe mamaria interna secara
klinis dibagi menjadi kelompok infra-aksilar atau level I, kelompok
intra-aksilar atau level II dan kelompok supra-aksilar atau level III.
Kelompok infra-aksilar adalah kelenjar limfe lateral dari margo
lateral otot pektoralis minor, kelompok infra-aksilar adalah kelenjar
limfe di antara margo medial dan lateral otot pectoralis minor
29
(termasuk kelenjar limfe di antara otot pektoralis mayor dan minor),
kelompok supra-aksilar adalah kelenjar limfe di medial dari margo
medial otot pektoralis minor.
2. Bukti klinis : menunjukkan bukti yang ditemukan dari
pemeriksaan klinis, pemeriksaan pencitraan ( tak termasuk
pencitraan sintigrafi kelenjar limfe), atau bukti dari pemeriksaan
makroskopik patologik
M : Metastasis jauh
MX : Metastasis jauh tak dapat dinilai
M0 : Tak ada metastasis jauh
M1 : Ada metastasis jauh
KLASIFIKASI STADIUM KLINIS :
Stadium 0 : TisN0M0
Stadium I : T1N0M0
Stadium II : T0N1M0 , T1N1M0, T2N0M0
Stadium IIB : T2N1M0 , T3N0M0
Stadium IIIA : T0N2M0 , T1N2M0 , T3N1-2M0
Stadium IIIB : T4, N apapun, M0
Stadium IIIC : T apapun, N3M0
Stadium IV : T apapun, N apapun, M1 .15
30
7. Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang
dialami penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita
penyakit kanker payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut
dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan
deteksi dini. Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang
terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini bertujuan
untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit
serta menghilangkan gejala-gejalanya. Macam-macam pengobatan
kanker payudara, yaitu : 1
a. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara
tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi
kesehatan pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat
mengangkat tumor serta area kecil sekitarnya yang lalu
menggantinya dengan jaringan otot lain (lumpectomy) sedangkan
mastektomi merupakan operasi pengangkatan payudara. Ada 3
jenis mastektomi, yaitu: 1
(1) Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan
sebagian dari payudara (lumpectomy) dan operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian radioterapi. Lumpectomy ini
31
biasanya direkomandasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
(2) Total Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan seluruh
payudara saja bukan kelenjar di ketiak / axilla.
(3) Modified Radical Mastectomy merupakan operasi
pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang
dada, tulang selangka, dan tulag iga serta benjolan di sekitar
ketiak. Setelah dilakukan masektomi pasien akan merasakan
dinding dada nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga
bisa dirasakan di bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak. Keluhan
umum lainnya yang dirasakan termasuk nyeri tertusuk/tajam,
rasa gatal tak tertahankan atau mati rasa.1
Tujuan dari pembedahan adalah untuk meningkatkan harapan
hidup dan pembedahan biasanya di ikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormon atau kemoterapi. Setiap pasien memiliki
pilihan untuk rawat jalan atau dirawat di rumah sakit. Anestesi
umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan
kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga
untuk operasi konservasi payudara. Sebelum dilakukan
pembedahan pasien hams di infus untuk memberikan obat-obatan
yang mungkin diperlukan selama pembedahan serta pasien akan
terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin
memiliki tekanan darah pada manset lengan sehingga irama
32
jantung dan tekanan darah dapat diperiksa selama tindakan.
Lamanya operasi akan tergantung pada jenis operasi yang
dilakukan. Setelah selesai operasi, pasien akan di bawa ke ruang
pemulihan untuk dipantau tanda-tanda vital, seperti (tekanan darah,
denyut nadi, dan pemapasan) serta keseluruhan keadaan pasca
operasi hingga stabil. Contohnya, wanita yang menjalani
mastektomi biasanya tinggal di rumah sakit selama 1 atau 2 malam
dan kemudian pulang. Banyak wanita yang menjalani lumpektomi
atau mastektomi terkejut dengan minimnya rasa sakit yang mereka
rasakan di daerah payudara. tetapi mereka kurang senang dengan
rasa aneh seperti mati rasa, tertarik/tercubit di daerah ketiak.
Setelah pembedahan hal yang perlu diperhatikan oleh pasien
adalah cara merawat dan menutup luka, mengetahui tanda-tanda
infeksi, dan kapan boleh mulai menggerakkan lengan untuk
mencegah kekauan serta untuk beraktivitas. 1
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas
tinggi untukmembunuh sel kanker yang tidak terangkat saat
pembedahan. Terapi radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan
atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada beberapa kanker
yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus kanker lain dapat
digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau sesudah
operasi yang tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh
33
lagi. Dapat juga, terapi ini digunakan bersamaan dengan
kemoterapi. 1
Terapi radiasi juga bertujuan untuk mencegah agar kanker tidak
muncul di area lain. Bila suatu jenis kanker diketahui menyebar ke
area tertentu, dokter sering beranggapan bahwa kemungkinan
beberapa sel kanker telah menyebar kesana, meskipun imaging
scan (CT atau MRI) tidak menunjukkan adanya tumor. Sehingga
pada area itu kemungkinan akan dilakukan treatment untuk
mencegah agar sel tersebut tidak berubah menjadi tumor. Selain itu
terapi radiasi juga dapat mengobati gejala-gejala pada kanker
stadium lanjut. Ada beberapa kanker yang mungkin telah menyebar
jauh dari perkiraan pengobatan akan tetapi bukan berarti kanker itu
tidak bisa diobati agar pasien merasa lebih baik. Terapi radiasi ini
bisa untuk membebaskan dari rasa sakit, masalah pada pemasukkan
makanan, bernafas atau pada usus besar, yang semua itu
disebabkan oleh kanker yang sudah pada stadium lanjut. Cara
tersebut biasa dinamakan palliative radiation. Tetapi terapi radiasi
ini memberikan efek yang kurang baik bagi tubuh seperti badan
terasa lemas, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar
payudara menjadi gelap serta Hb dan leukosit cenderung menurun.1
Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation.
Karena ketika elektron-elektron keluar dari atom dan menembus
jaringan maka akan membentuk ion-ion (atom yang telah
34
memperoleh aliran listrik melalui tambahan atau ketika kehilangan
elektron) di dalam sel dari jaringan. Hal ini dapat membunuh sel
atau merubah gen. Bentuk lain dari radiasi, diantaranya adalah
gelombang radio, gelombang micro atau gelombang cahaya yang
disebut non-ionizing. Sedangkan jenis ini tidak mempunyai energi
yang besar dan tidak bisa meng-ionize sel.1
Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam
seminggu, selama 6-7 minggu berturut-turut tergantung ukuran,
lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan
pengobatan lain yang diberikan. Tetapi terapi radiasi untuk
keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker
yang bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu, setiap
kali hanya berlangsung 1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan
apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto
Rontgen (X-ray), Namun selama menjalani terapi penderita harus
diam, tidak bergerak sama sekali agar pancaran radiasinya tepat
mengenai sasaran.1
c. Terapi Hormon
Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang
peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir. Hal ini biasa dikenal sebagai'
Therapy anti-estrogen' yang sistem kerjanya untuk memblok
kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
35
perkembangan kanker payudara. Estrogen merupakan salah satu
penyebab terjadinya kanker payudara. Hormon estrogen
merupakan hormon kelamin sekunder yang berfungsi membentuk
dan mematangkan organ kelamin wanita, salah satunya payudara
selama masa pubertas serta memicu pertumbuhan dan pematangan
sel di organ wanita yang disebut sel duct, kemudian sel duct ini
akan membelah secara normal. Dimana saat terjadi pematangan sel
duct merupakan saat yang paling rentan terkena mutasi. Jika ada
satu sel yang mengalami mutasi akibat faktor keturunan, radiasi,
radikal bebas, dll. Maka sel tersebut dapat membelah secara
berlebihan yang seterusnya akan berkembang menjadi kanker.
Sehingga tujuan dari terapi hormon ini untuk mencegah estrogen
dalam mempengaruhi atau memperparah sel kanker yang bersarang
dalam tubuh.1
d. Kemoterapi
Yaitu proses pemberian obat-obatan anti kanker dapat secara oral
(diminum) dan intravenous (diinfuskan). Untuk oral biasanya
diberikan selama 2 minggu, istirahat 1 minggu dan kalau lewat
infus 6 kali kemo jaraknya 3 minggu untuk yang full dosse.
Biasanya tidak perlu menginap di rumah sakit apabila satu jam
setelah kemo tidak mengalami efek apapun. Apabila di rumah
mengalami mual-mual sedikit biasanya akan hilang setelah
istirahat.1
36
Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk
jenis kanker payudara yang belum menyebar dengan tujuan untuk
mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara. Bahkan
pada tahap awal penyakit ini, sel-sel kanker dapat melepaskan diri
dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran darah. Sel-
sel ini tidak menyebabkan gejala, mereka tidak muncul pada Sinar-
X, dan mereka tidak dapat dirasakan pada saat pemeriksaan fisik.
Tetapi jika mereka memiliki peluang untuk tumbuh, mereka bisa
membentuk tumor baru di tempat lain dalam tubuh. Kemoterapi
adjuvant ini dapat diberikan untuk mencari dan membunuh sel-sel
ini.1
Neoadjuvant kemoterapi merupakan kemoterapi yang diberikan
sebelum operasi. Manfaat utamanya adalah untuk mengecilkan
kanker yang berukuran besar sehingga mereka cukup kecil untuk
operasi pengangkatan (lumpektomi). Adapula keuntungan lain yang
mungkin adalah bahwa dokter dapat melihat bagaimana kanker
merespon kemoterapi. Jika tumor tidak menyusut, maka obat yang
berbeda mungkin diperlukan.1
Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut, kemo juga
dapat digunakan sebagai pengobatan utama untuk wanita dengan
kanker yang telah menyebar di luar payudara dan daerah ketiak
pada waktu ditemukan, atau jika kankernya menyebar setelah
pengobatan pertama. Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap
37
awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan
pembedahan). Obat kemoterapi ini bisa digunakan secara tunggal
ataupun dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah
Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh
enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel
kanker saja. Efek dari kemoterapi ini pasien akan mengalami rasa
mual dan muntah, rambut menjadi rontok karena pengaruh obat-
obatan yang diberikan ketika kemoterapi, hilangnya nafsu makan,
perubahan dalam siklus menstruasi, menjadi mudah lelah karena
rendahnya jumlah sel darah merah, terasa ngilu pada tulang-tulang
serta kuku dan kulit menghitam, kadang kulit kering.1
Perubahan dalam siklus menstruasi merupakan salah satu efek
samping kemoterapi. Efek samping permanen dapat mencakup
perubahan menopause lebih awal dan tidak dapat hamil
(infertilitas) serta neuropati, ada beberapa obat yang dipakai untuk
mengobati kanker payudara dapat merusak saraf. Hal ini terkadang
dapat menyebabkan gejala (terutama di tangan dan kaki) seperti
nyeri, terbakar atau kesemutan, sensitive terhadap dingin atau
panas. Hal ini akan hilang setelah pengobatan berhenti ataupun
dapat bertahan lama pada beberapa wanita.1
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari obat-obat tertentu
akan lebih efektif daripada obat individual. Obat-obat kemoterapi
yang biasanya digunakan untuk kanker payudara yaitu:
38
Cyclophosphamide (Cytoxan, neosar), Methotrexate (banyak
merk), Fluorouracil (5-Fu, Adrucil), Doxorubicin (Adriamycin,
Rubex), Paclitaxel (Taxol), Docetaxel (Taxotere), Vinorelbine
(Navelbine), Capecitabine (Xeloda), Protein bound paclitaxel
(Abraxane), Gemcitabine (Gemzar), DLL. Adapun contoh
kombinasi obat: CMF {cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-
FU), FAC (5-FU, doxorubicin, cyclophosmide) TAC (docetaxel,
doxorubicin, cyclophosphamide), GT (gemcitabine dan paclitaxef),
DLL.1
Dari beberapa obat tersebut dapat juga dikombinasikan dengan
trastuzumab (herceptine) suatu obat yang tergolong dalam targeted
therapy (termasuk obat baru yang bekerja untuk mengerem aksi
dari protein yang abnormal yang menyebabkan sel kanker tumbuh
dan membelah tidak terkontrol). 1
e. Terapi Imunologik
Ada sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein
pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk
pasien seperti ini, trastuzumab antibodi yang secara khusus
dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan
tumor dapat menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga
menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan
trastuzumab. 1
39
Terapi kanker ini berlandaskan pada fungsi sistem imun yang
tujuannya untuk mengenali dan menghancurkan sel yang berubah
sifat sebelum sel tumbuh menjadi tumor serta membunuh sel tumor
yang telah terbentuk. Prinsipnya adalah memperkuat sistem
kekebalan tubuh pasien. Terapi imunologik ini dikembangkan
dengan mempertimbangkan aspek psikis pasien kanker. Adapun
beberapa jurnal menyatakan bahwa pasien kanker yang depresi
lebih sulit bertahan hidup dibandingkan yang tidak depresi. Tubuh
kita memproduksi sitokinin yang menghasilkan antibodi. Tetapi
sitokinin ini juga bisa merusak fungsi tubuh dengan cara
mengeluarkan senyawa yang memicu mutasi sel kanker. 1
Secara garis besar pengobatan kanker payudara yang disepakati
oleh ahli kanker di dunia adalah sebagai berikut:
Stadium I : Operasi + kemoterapi
Stadium II : Operasi + kemoterapi
Stadium III : Operasi + kemoterapi + radiasi
Stadium IV : Kemoterapi + radiasi.1
8. Pencegahan kanker payudara
Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan
insidensi kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan
angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri. Seperti pepatah
yang mengatakan "sedia payung sebelum hujan" lebih baik mencegah
daripada mengobati. Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian
40
penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini,
begitu pula pada kanker payudara. Pencegahan yang dilakukan antara
lain berupa : 5
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat
melalui upaya untuk menghindarkan diri dari paparan berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. 5
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode
seperti mammografi atau SADARI (periksa payudara sendiri). 5
c. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier yaitu pencegahan yang lebih diarahkan kepada
individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan
yang tepat pada kanker payudara sesuai stadiumnya akan dapat
mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier penting untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan.
a. Obat penghalang esterogen, tamoksifen yang telah digunakan
41
untuk mengobati pasien kanker diberikan pada orang yang
memiliki sejarah kanker payudara dalam keluarganya. Namun
ini menimbulkan kontroversi karena menyangkut masalah etika
dalam memberikan obat pada seseorang.
b. Memberikan asi selama diyakini dapat menolong untuk
mencegah kanker.
c. Diet yang seimbang dan baik serta rendah lemak dan gula, dan
sebaiknya dilakukan pada masa kanak-kanak
d. Sebagian ahli percaya bahwa vitamin A, terutama beta carotene
dapat mencegah kanker. 5
E. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Dengan melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri,
kanker payudara dapat ditemukan secara dini serta dengan dilakukannya
pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi, Deteksi dini dapat menekan
angka kematian sebesar 25-30%. Alangkah baiknya jika semua wanita
sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan dan segera memeriksakan diri ke
dokter bila ditemukan benjolan pada payudara. SADARI sangat penting
dianjurkan kepada masyarakat untuk menerapkannya. Sekitar 90% kanker
payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan sekitar 5% ditemukan selama
pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Penemuan awal, pada sebagian besar
kanker payudara (66%), berupa massa keras atau kokoh, tidak lunak, batas
tidak tegas. Pada 11% kasus tanda yang timbul berupa massa di payudara
42
yang nyeri. Tanda klinis lain yang biasa terjadi adalah discharge puting
(90%), edema lokal (4%), retraksi puting (3%). Gejala awal berupa gatal,
nyeri, pembesaran, kemerahan. 1
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan
payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas
kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. American Cancer Society
dalam proyek skrening kanker payudara menganjurkan pemeriksaan
SADARI walaupun tidak dijumpai keluhan apapun. Dengan melakukan
deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Dalam
melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukannya minat dan kesadaran
akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta menjaga
kualitas hidup untuk lebih baik. 1
SADARI optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal
siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara
dalam keadaan lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada
pembengkakan akan lebih mudah ditemukan.1 Karena organ payudara
dipengatuhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesterone. 16
Manfaat dari SADARI yaitu, dapat mendeteksi ketidaknormalan atau
perubahan yang terjadi pada payudara. serta untuk mengetahui benjolan yang
memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah
kunci untuk menyelamatkan hidup. Wanita yang dianjurkan untuk melakukan
SADARI adalah pada saat wanita sejak pertama mengalami haid. 1
43
5. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara
(simetris atau tidak). Cara melakukan :
Gambar 2.2 Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu,
serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin,
posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan. 5
Gambar 2.3 Tahap 2 Periksa Payudara dengan
Diangkat Kedua Tangan
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot
44
atau fascia dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali
amati perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan
warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau
permukaan kulit menjadi kasar. 5
Gambar 2.4 Tahap 3 berdiri di depan cermin tangan disamping
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.5
Gambar 2.5 Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian
dengan Berkacak Pinggang
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang /
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah axilla. Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas.
45
Masih dengan posisi demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah
ada perubahan yang mencurigakan perubahan atau kelainan atau
puting. 5
6. Melihat Perubahan Bentuk Payudara dengan Berbaring
Gambar 2.6 Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk
mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk
menaikkan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan
kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk
memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari Anda untuk
memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara
Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk
sudut 90 derajat.5
46
Gambar 2.7 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara
dengan Vertical Strip
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda.
Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian
putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan
Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan
tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang
lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka
dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah
mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk. 5
Gambar 2.8 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara
dengan Cara Memutar
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
47
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke
puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan
ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian
bawah areola mammae. 5
Gambar 2.9 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda
untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.5
Gambar 2.10 Tahap 5 Memeriksa Ketiak
Sumber : Kanker Payudara dan Sadari (2013)
48
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak
Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba
benjolan abnormal atau tidak.5
7. Adapun program dari American Cancer Society, yang dalam
programnya menganjurkan sebagai berikut: 1
(1) Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.
(2) Wanita > 35-40 tahun melakukan mammografi.
(3) Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
(4) Wanita > 50 tahun check up rutin / mammografi setiap tahun.
(5) Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya ada yang
menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih
sering. 1
8. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dapat dilakukan:
a. Ketika mandi
Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih
mudah bergerak pada kulit yang basah. Mulailah dengan
melakukan pemijatan dibawah ketiak & berputar (kearah dalam)
dengan menggerakkan ujung jari-jari anda. Lakukan pemijatan ini
pada kedua payudara. 1
49
b. Berbaring
Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil dibawah pundak
kanan (Untuk memeriksa payudara kiri). Letakkan tangan kanan
anda dibawah kepala. Cara pemeriksaan sama dengan pada saat
mandi. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksaan payudara
kanan.1
F. Ilmu Pengetahuan Menurut Pandangan Islam
1. Pandangan Islam tentang Pengetahuan
Allah Yang Maha Mengetahui dan Rasulullah Saw, banyak
menyebutkan keutamaan ilmu dan ahlul ilmi dalam Al-Qur‟an dan as-
Sunnah. Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali
dalam Al-Qur‟an. Ilmu berasal dari ‘ilm, kata jadian dari ‘alima,
ya’lamu menjadi ‘ilmun ma’luumun, „aalimun. Dalam bahasa Arab,
„alima sebagai kata kerja yang berarti tahu atau mengetahui.
Sedangkan kata ulama’ merupakan jama‟ dari kata „aalimun yang
berarti orang mempunyai ilmu.19
Kata ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian
pengetahuan dan objek pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa berarti
kejelasan karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai cirri kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tetang
sesuatu. Dalam pandangan Al- Quran, ilmu adalah keistimewaan yang
50
menjadikan manusia unggul terhadap makhluk – makhluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahan.
Menuntut ilmu merupakan ibadah yang mulia. Dengan ilmu
seseorang akan mengetahui Tuhannya dan mampu menunaikan
kewajiban serta haknya, baik kepada dirinya maupun kepada makhluk
sekitarnya. Allah SWT telah memuji orang-orang yang memiliki
ilmu.20
Al – Quran Surah Al –Mujadilah ayat 11 menegaskan derajat
orang –orang yang beriman dan berilmu.
بما تعملون خبيز (١١) الهذيه آمىوا مىكم والهذيه أوتوا العلم درجات وللاه يزفع للاه
Terjemahnya: Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (Al-
Mujadilah [58]:11).21
Menuntut ilmu sangatlah penting sebab dengan orang yang
memiliki pengetahuan yang dahulunya tidak tahu menjadi tahu. Dan
telah dijelaskan pada ayat diatas bahwa ditinggikannyalah derajat
orang – orang yang berimaman serta berilmu. Berdasarkan ayat diatas
dapat kita petik hikmahya sebagai hamba Allah swt senantiasalah kita
agar menuntut ilmu demi kebaikan dunia dan akhirat.
51
Hadits keutamaan menuntun ilmu
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan
kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang
mengajar kamu.” (HR. Thabrani)
“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga.”(HR. Ad-Dailami) 19
2. Perbedaan Antara Orang yang Memiliki Ilmu dengan Orang yang
Tidak Memiliki Ilmu Menurut Ajaran Islam
Orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu tentu berbeda.
Dalam segala hal orang berilmu semestinya lebih baik dari orang yang
tidak berilmu. Misalnya, dalam hal berakhlak, orang yang berilmu
harus lebih baik, terpuji, dan mulia akhlaknya dari pada orang yang
tidak berilmu.
Dalam Al-Qur‟an Surah Az-Zumar ayat 9 telah menegaskan
perbedaan antara orang-orang yang berilmu dan yang tidak berilmu.
(١) ز أولو اللبابقل هل يست وي الهذيه يعلمون والهذيه ل يعلمون إوهما يتذكه
Terjemahnya: Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya
hanya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.21
Seorang yang berilmu hendaknya dapat berinteraksi dengan
dirinya sendiri maupun dengan orang lain dengan baik. Hendaknya ia
melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri baik dalam
52
urusan dunia maupun akhirat. Rasulullah bersabda, Bersemangatlah
kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah
pertolongan pada Allah dan jangan merasa lemah (HR Muslim dari
sahabat Abu Hurairah). Jangan sampai ia menyerupai orang-orang
yang tidak memiliki ilmu yang suka melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat atau bahkan melakukan hal-hal yang merugiakan dirinya
sendiri.22
Seorang yang berilmu hendaknya ia semakin dekat dengan
Tuhannya. Kedekatan seseorang dengan Tuhannya tercermin pada
amalannya. Seorang yang berilmu hendaknya dia giat melakukan
ibadah dan amalan lainnya baik yang sunnah maupun yang wajib.
Sikap dan perbuatan adalah cerminan dari ilmu yang dimiliki
seseorang. Jika sikap dan perbuatan tidak sejalan dengan ilmu dan
pengetahuannya, itu berarti ilmunya tidak berfaedah bagi dirinya
sendiri.
Dengan adanya pengetahuan menjadikan wawasan seseorang
semakin luas sehingga yang diharapkan pada penelitian ini dengan
adanya pengetahuan tentang SADARI yang baik dan benar diharapkan
ada perubahan perilaku SADARI yang baik pula. Sehingga kanker
payudara dapat dicegah dan dapat dideteksi secara dini.
53
G. Kerangka Teori
Sumber : Olfah Y, Mendiri K, Badiah A. Kanker Payudara dan Sadari.
Yogyakarta : numed. 2013.5 Wan, D. Buku Ajar Onkologi Klinis edisi 2. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013.18
ETIOLOGI
- Riwayat keluarga dan gen
- Reproduksi
- Kelainan kelenjar mammae
- Penggunaan obat di masa
lalu
- Radiasi peng-ion
- Diet dan gizi
Manifestasi klinis
Stadium kanker
Diagnosis
KANKER
PAYUDARA
PENCEGAHAN
PRIMER
SEKUNDER
PERILAKU
SADARI TERSIER
PENGETAHUAN
54
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsep Pemikiran
Pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) yaitu
pengetahuan tentang SADARI dan variabel terikat (dependent) yaitu perilaku
sadari sebagai deteksi dini kanker payudara. Kerangka konsep dalam
penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Pengetahuan
tentang SADARI Perilaku SADARI
Deteksi dini
Kanker Payudara
55
B. Variabel Penelitian
No Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur
Dan Alat
Ukur
Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan Segala sesuatu
yang diketahui
responden
mengenai
kanker
payudara yang
terkhusus
pada
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI).
Mengisi
kuesioner,
dalam
kuesioner
akan
diberikan 11
pertanyaan
untuk
mencakup
pengetahuan
SADARI
dengan
memberikan
skoring 1
pada setiap
jawaban yang
benar, dan
skoring 0
untuk
jawaban yang
salah
1. Baik jika
jawaban
yang benar
> 76%
2. Cukup jika
jawaban
yang benar
56-75 %
3. Kurang jika
jawaban
yang benar
<55%
Ordinal
2. Perilaku Hal – hal yang
telah dilakukan
responden
(pemeriksaan
payudara
sendiri)
berkenaan
dengan
pengetahuan
yang telah
didapat.
Mengisi
kuesioner,
dalam
kuesioner
akan
diberikan 6
pertanyaan
untuk
mencakup
perilaku
SADARI
dengan
memberikan
skoring 1
sampai
dengan 4
(skala likert)
1. Baik jika
skor
>51 %
2. Buruk jika
skor
kurang dari
50 %
Ordinal
56
C. Hipotesis
1. H0 (Hipotesis Null)
Tidak ada hubungan pengetahuan terhadap perilaku SADARI
sebagai deteksi dini kanker payudara pada siswi SMA Negeri 8 Takalar,
Sulawesi Selatan.
2. Ha (Hipotesis Alternatif)
Ada hubungan pengetahuan terhadap perilaku SADARI sebagai
deteksi dini kanker payudara pada siswi SMA Negeri 8 Takalar, Sulawesi
Selatan.
57
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh remaja siswi SMA
Negeri 8 Takalar, Sulawesi Selatan.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja siswi SMA Negeri 8
Takalar, Sulawesi Selatan yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi
(1) Kriteria Inklusi
(a) Remaja siswi di SMA Negeri 8 Takalar yang bersedia
menjadi responden.
(b) Hadir pada saat penelitian dilakukan
(2) Kriteria Eksklusi
(a) Remaja siswi di SMA Negeri 8 Takalar yang belum
menstruasi
(b) Remaja siswi di SMA Negeri 8 Takalar yang tidak lengkap
mengisi kuisioner
(c) Remaja siswi di SMA Negeri 8 Takalar yang tidak
mengembalikan kuisioner
58
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Takalar Sulawesi Selatan
pada bulan September 2017.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan menggunakan
rancangan penelitian analitik observasional dan desain cross sectional
(potong lintang). Desain penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu
kejadian pada waktu yang bersamaan (sekali waktu).
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Besar Sampel
Menggunakan rumus:
√ √
Jadi: , maka besar sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu minimal 35 orang.
2. Metode Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah probability sampling dengan metode simple random sampling.
simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.
59
D. Teknik Pengambilan Data
1. Jenis dan Sumber data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer
berupa kuisioner.
2. Manajemen Pengolahan data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan secara manual. Tujuan pengolahan data adalah
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikannya dalam
susunan yang lebih baik dan rapi. Pengolahan data manual ini melalui 4
tahapan :
a. Editing
Editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban yang kurang
lengkap menjadi lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian
sehingga bila terjadi kekurangan atau ketidaksengajaan kesalahan
pengisian dapat segera dilengkapi atau disempurnakan. Editing
dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan data, memperjelas
serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan.
b. Coding
Pada tahapan ini dilakukan kode pada jawaban pertanyaan
dalam kuisioner. Kegunaan koding adalah untuk mempermudah pada
saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
60
c. Skoring
Memberikan nilai terhadap variabel-variabel dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Cleaning
Cleaning yaitu melakukan pengecekan dan pembersihan
terhadap isian data yang tidak lengkap untuk mengindari kesalahan
sebelum data di analisa.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu univariat dan
analisis bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam
kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan
antara variabel independen dan dependen. Untuk melihat apakah ada
hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku SADARI sebagai deteksi
dini kanker payudara digunakan uji chi square. Dasar pengambilan
hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu :
a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak
b. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima
61
F. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek antara lain
menjamin kerahasiaan identitas responden, hak privasi dan martabat dan hak
untuk bebas dari resiko cedera intrinsik (fisik, sosial, dan emosional).
Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari
pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi tempat
penelitian dalam hal ini Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Takalar, Sulawesi
Selatan. Setelah mendapat persetujuan, barulah penulis menekankan masalah
etika yang melalui :
1. Informed Consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian, bila responden
menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-
hak responden.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi lembaran yang diberikan kode.
3. Confidentialy (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
62
G. Prosedur/Alur Penelitian
Penentuan populasi di
SMA Negeri 8 Takalar
Penentuan sampel siswi SMA Negeri 8
Takalar sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
Pengisian kuesioner oleh responden
Hasil pembahasan, dan Kesimpulan
Pengumpulan dan Pengolahan data
Analisa data
63
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel
Penelitian hubungan tingkat pengetahuan remaja putri terhadap
perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara ini dilakukan pada
siswi SMA Negeri 8 Takalar Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 14 Oktober 2017. Lokasi SMA ini terletak di Jl.
Basullu Dg. Lawa Desa Moncongkomba Kecamatan Polombangkeng
Selatan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan 92251, Indonesia.
Subyek penelitian atau sampel yang dibutuhkan yakni remaja putri
yang telah mentruasi bersekolah di SMA Negeri 8 Takalar dan bersedia
menjadi responden. Sampel penelitian ini sebanyak 70 orang yang
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Data yang dikumpulkan dengan pengisian kuisioner oleh responden
yang berisi tentang pengetahuan dan perilaku SADARI. Setelah data
terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun dalam tabel induk (master
tabel) dengan menggunakan program komputerisasi yaitu Microsoft Excel.
Dari tabel induk tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah
menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences)
for windows version 16.
64
B. Analisis
1. Analisis Univariat
a. Tingkat Pengetahuan Tentang Sadari
Dari data kuesioner tingkat pengetahuan tentang SADARI,
data tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi 2 kategori tingkat
pengetahuan dengan distribusi sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan tentang SADARI
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 48 68,6
Baik 22 31,4
Total 70 100,0
Sumber : Data Primer (2017)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang
SADARI. Responden dengan tingkat pengetahuan tentang
SADARI yang kurang sebanyak 48 responden (68,6%) dan tingkat
pengetahuan yang baik tentang SADARI sejumlah 22 responden
(31,4%).
b. Perilaku SADARI
Dari data kuesioner perilaku SADARI, data tersebut
kemudian diklarifikasikan menjadi 2 kategori perilaku
SADARI,dengan distribusi sebagai berikut :
65
Tabel 5.2 Distribusi Perilaku SADARI
Perilaku SADARI Frekuensi Persentase (%)
Buruk 54 77,1
Baik 16 22,9
Total 70 100,0
Sumber : Data Primer (2017)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki perilaku SADARI yang buruk. Responden
dengan perilaku SADARI buruk sebanyak 54 responden (77.1%)
dan perilaku SADARI baik sebanyak 16 responden (22.9%).
2. Analisis Bivariat
Berikut analisis hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap
perilaku SADARI :
Tabel 5.3 Hubungan tingkat pengetahuan tentang SADARI
terhadap perilaku SADARI
Perilaku
p Pengetahuan Buruk Baik
N % N %
Kurang 42 60 6 8,6
0,002 Baik 12 17,1 10 14,3
Total 54 77,1 16 22,9
Sumber : Data Primer (2017)
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat 42 responden (60%)
memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan perilaku buruk, 12
responden (17.1%) memiliki tingkat pengetahuan baik dengan perilaku
buruk.
66
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat 6 responden (8.6%)
memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan perilaku baik, 10 responden
(14.3%) memiliki tingkat pengetahuan baik dengan perilaku SADARI
yang baik.
Setelah data penelitian tersebut diolah, selanjutnya dilakukan
pengujian data untuk menguji hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang SADARI terhadap perilaku SADARI menggunakan Uji Chi-
Square. Dari hasil pengujian tersebut diketahui nilai signifikansi sebesar
0,002 (p< 0,05) maka Ha diterima, artinya ada hubungan antara tingkat
pengetahuan terhadap perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara pada siswi SMA Negeri 8 Takalar.
67
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan SADARI
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri
8 Takalar Sulawesi Selatan, didapatkan sampel sebanyak 70 responden.
Responden dengan tingkat pengetahuan tentang SADARI yang kurang
lebih besar dari responden dengan tingkat pengetahuan tentang SADARI
baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang SADARI
pada siswi SMA Negeri 8 Takalar masih terbilang rendah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pengetahuan diantaranya pendidikan, pekerjaan, usia
dan sosial budaya.14
Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap
suatu objek atau informasi.14
Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai
pentingnya pemeriksaan SADARI disebabkan oleh kurangnya informasi
serta tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap kanker payudara.3
Informasi yang didapatkan dari sekolah hanya berupa mata pelajaran
umum pada SMA. Menurut pihak sekolah, penyuluhan terkait dengan
kesehatan reproduksi khususnya kesehatan tentang organ payudara dan
cara mendeteksi dini kanker payudara belum pernah dilakukan disekolah
68
ini baik dari Dinas Kesehatan Takalar maupun dari pihak luar. Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan informasi
tersebut secara benar. Dalam penelitian ini meskipun ada responden
pernah mendapat informasi tentang kanker payudara dan SADARI tetapi
responden tersebut tidak melakukan penginderaan dengan baik, hal ini
mengakibatkan pemahaman responden yang kurang baik. 14
B. Perilaku SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan
payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 70 responden sebagian besar
responden memiliki perilaku SADARI yang kurang. Seseorang akan
berperilaku baru bila telah melewati proses-proses yang terjadi secara
berurutan yaitu kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), penilaian
(evaluation), percobaan (trial), dan penyesuaian (adaptation). 24 Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi responden tidak melakukan SADARI
seperti pengetahuan responden yang buruk dan sumber informasi yang
tidak mendukung.10
Bebrapa faktor yang menyebabkan wanita tidak rutin
melakukan SADARI atau bahkan menghindarinya adalah rasa malas,
takut, beranggapan bahwa dirinya tidak beresiko, malu, tidak tahu
cara/tekniknya, merasa tidak perlu lagi setelah menopause, lupa dan tabuh.
69
Ini adalah bentuk suatu sikap negatif yang kemudian berdampak pada
perilaku yang kurang.
Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukannya
minat dan kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan
kualitas hidup serta menjaga kualitas hidup untuk lebih baik. 1
Dari hasil
penelitian ini menunjukkan perilaku SADARI yang buruk dari responden.
Dalam tinjauan teori disebutkan bahwa tingginya angka kematian karena
kanker payudara disebabkan sebagian besar penderita datang setelah
stadium lanjut. Dimana manfaat dari SADARI yaitu, dapat mendeteksi
ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara. serta untuk
mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara karena
penemuan secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan hidup.1 Pada
hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa ada beberapa responden yang
pernah atau kadang – kadang melakukan SADARI.
C. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku SADARI sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara
Setelah dilakukan uji statistik didapatkan p-value 0,002 (P < 0,05).
Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup
signifikan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku
SADARI. Pengetahuan seseorang terhadap suatu hal akan mempengaruhi
sikapnya. Sikap tersebut dapat positif (menerima) atau negatif (menolak)
tergantung dari pemahaman individu tentang sesuatu hal sehingga sikap ini
70
akan mempengaruhi perilaku. Apabila adopsi perilaku melalui proses yang
didasari pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku
itu tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan justru diikuti dengan
sikap negatif maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama. 23
Dari hasil
diatas ada kemungkinan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
tentang SADARI maka semakin baik pula perilaku SADARI dan semakin
rendah tingkat pengetahuan tentang SADARI maka semakin kurang baik
pula perilaku SADARI. Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian
sebelumnya karya Atnesia Ajeng dan Ega Amelinda Gauri dengan judul
Hubungan Pengetahuan dan Informasi dengan Perilaku SADARI di MTS
Mathla‟ul Anwar Kota Tanggerang Tahun 2015 dengan tingkat
signifikansi 0,002 (P < 0,05) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan
positif antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku
SADARI.
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dengan
penelitian sebelumnya karya Arini dengan judul Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap tentang SADARI terhadap Perilaku di MA KMI
Diniyah Padang Panjangtahun 2011. Hasil analisis pada penelitian tersebut
diperoleh nilai p sebesar 0,100 (p > 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI
dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
71
Ditinjau dari aspek keislaman, Dalam Al-Qur‟an Surah Az-Zumar
ayat 9 telah menegaskan perbedaan antara orang-orang yang berilmu dan
yang tidak berilmu.
ز أولو اللباب(١) قل هل يستوي الهذيه يعلمون والهذيه ل يعلمون إوهما يتذكه
Terjemahnya: Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.21
Dalam surah ini jelas terdapat perbedaan orang berilmu dan orang
tidak berilmu. Baik dilihat dari akhlaknya, sifat, maupun perilakunya.
Orang yang berilmu jelas mempunyai perilaku yang baik, begitu juga
sebaliknya orang yang tidak berilmu mempunyai perilaku yang kurang
baik. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa banyak siswi yang tidak
melakukan SADARI. Ini disebabkan karena pengetahuan siswi yang
rendah terhadap SADARI dan masih banyak faktor lain. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara penelitian dengan apa yang
sudah dituliskan dalam Al-qur‟an.
\
72
BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap
perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Siswi SMA
Negeri 8 Takalar Sulawesi Selatan, di dapatkan sebagian besar Siswi SMA
Negeri 8 Takalar mempunyai pengetahuan SADARI yang masih kurang
dan perilaku SADARI yang buruk. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif dan singnifikan antara tingkat pengetahuan tentang
SADARI terhadap perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
B. Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi institusi
Perlu dilakukan penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya
kesehatan tentang organ payudara dan cara mendeteksi dini kanker
payudara
73
2. Bagi siswi
Meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI
serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari bagi
masyarakat.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama agar
dapat menambah jumlah sampel penelitian saat melakukan penelitian.
74
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyani NS, Nuryani. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta : numed. 2013. 1, 27-36, 48-55, 63-64, 71-75, 81-92 p.
2. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Sumber:
http://www.depkes.go.id/resourceskanker.pdf (di akses tanggal 8 Juli
2017)
3. Angrainy R. Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Sadari Dalam
Mendeteksi Dini Kanker Payudara Pada Remaja. 2017. 233, 236 p.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013. 85-86 p.
5. Olfah Y, Mendiri K, Badiah A. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta
: numed. 2013. 7-8, 76-90 p.
6. Anggorowati L. Faktor Risiko Payudara K. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2013;8(2): 122 p.
7. Priyatin C, Ulfiana E, Sumarni S. Faktor Risiko yang Berpengaruh
terhadap Kejadian Kanker Payudara di RSUP DR. Kariadi Semarang. J
Kebidanan. 2015;2(5): 10 p.
8. American Cancer Society. Breast Cancer Facts and Figures 2011-2012.
9. Oetami F, Thaha I, Wahiduddin. Analisis Dampak Psikologis Pengobatan
Kanker Payudara di RS. DR. Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar. 2 p.
75
10. Harnianti, Sakka A, Saptaputra SK. Studi Perilakun Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Halu Oleo Tahun 2016. 2- 3, 7 p.
11. Bott R. Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker. Igarss
2014. 2014;(1): 1 p.
12. Wahyuni D, Edison, Harahap WA. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di
Kelurahan Jati. J Kesehat Andalas. 2015;4(1): 2 p.
13. Rahasia dibalik sakit. https://muslim.or.id/547-rahasia-sakit.html (Diakses
tanggal 2 Agustus 2017)
14. M Dewi, Wawan A. Teori Pengukuran , Pengetauan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : numed. 2011. 11-18 p.
15. Wiyono S, Sudarsono, Atmadja DG. Filsafat Ilmu. Malang : Madani.
2014. 2223p.
16. Notoatmodjo, S.Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010.
21-26 p.
17. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purmaningrum YE. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta. 2009
18. Wan, D. Buku Ajar Onkologi Klinis edisi 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013. 372-73, 375-78 p.
76
19. Tim Baitul Kilmah. Ensiklopedia Pengetahuan Al – Quran dan Hadits Jilid
4. Jogjakarta : Kamil Pustaka. 2013. 129 – 133p.
20. Abdul A. Ensiklopedia Etika Islam : Begini Semestinya Muslim
Berperilaku. Jakarta : Magfira Pustaka. 2005.
21. http://tafsir.web.id/ (di akses tanggal 25 Februari 2018)
22. http://yuvid.com/ (di akses tanggal 25 Februari 2018)
23. Baswedan Rizki, Listiowati Ekorini. Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (sadari) dengan Perilaku Sadari
pada Mahasiswi Non Kesehatan di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. 4 p
24. Puspita Ningrum Diah. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
SADARI pada Mahasiswa Fakultas Non Kesehatan di Universitas
Hasanudin. 28 p
77
LAMPIRAN
78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Data Penelitian Kuesiner Pengetahuan
Lampiran 3. Data Penelitian Kuesiner Perilaku SADARI
Lampiran 4. Analisis Univariat
Lampiran 5. Analisis Bivariat
79
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Siswi SMA Negeri 8 Takalar Sulawesi Selatan
Di Takalar
Dengan hormat,
Saya Nurul Amaliyah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar bermaksud
mengadakan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang “HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP PERILAKU
SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA SISWI
SMA NEGERI 8 TAKALAR SULAWESI SELATAN” Penelitian ini dilakukan
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan adik-adik
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam bentuk
kuesioner, Keikutsertaan adik – adik dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela
dan tidak berpengaruh pada nilai apapun. Jawaban yang telah adik-adik berikan
akan dijamin kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitiian
saja.
Semoga amal ibadah adik-adik sekalian mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Makassar, 14 Oktober 2017
Pemohon
Nurul Amaliyah
80
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiya Makassar
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Setelah mendapatkan keteragan secukupnya serta menyadari manfaat dari
penelitian tersebut dibawah ini yang berjudul :
“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
TERHADAP PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA PADA SISWI SMA NEGERI 8 TAKALAR SULAWESI
SELATAN”
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan
catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak
membatalkan persetujuan ini serta bentuk untuk mengundurkan diri.
Makassar, 14 Oktober 2017
Yang menyetujui
( )
81
KOESIONER
Kuesioner Pengetahuan SADARI
Petunjuk Pengisian :
- Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini
- Pilihlah salah satu jawaban a, b atau c pada jawaban yang anda anggap
paling tepat dengan melingkarinya (O)
1. Apakah pemeriksaan payudara dengan SADARI untuk mendeteksi
benjolan dipayudara dapat dilakukan sendiri oleh setiap wanita ?
a. Tidak dapat dilakukan sendiri
b. Ya, dapat dilakukan sendiri
c. Tidak tahu
2. Mengapa SADARI perlu dilakukan ?
a. SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
b. SADARI sebagai pemeriksaan lanjutan kanker payudara
c. SADARI sebagai pengobatan kanker payudara
3. SADARI dianjurkan dilakukan sejak usia ?
a. 30 tahun
b. 20 tahun
c. 40 tahun
4. Kapan sebaiknya SADARI secara rutin dilakukan ?
a. Satu minggu setelah haid
b. Satu hari setelah haid
c. Pada saat haid
82
5. SADARI dilakukan dengan menggunakan ?
a. Alat pendeteksi khusus
b. Dengan alat USG
c. Secara manual dengan menggunakan tangan
6. Apakah benar SADARI dapat dilakukan dengan posisi berdiri, berbaring
dan pada saat mandi ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Apakah pemeriksaan SADARI pada saat inspeksi (melihat) payudara
harus dilakukan dihadapan cermin ?
a. Tidak dihadapan cermin
b. Harus dihadapan cermin
c. Dapat didepan cermin dan dapat tidak dihadapan cermin
8. Untuk meraba payudara kanan tangan yang digunakan adalah
a. Tangan kanan
b. Tangan kiri
c. Kedua tangan kanan dan kiri
9. Untuk meraba payudara kiri tangan yang digunakan adalah
a. Tangan kanan
b. Tangan kiri
c. Kedua tangan kanan dan kiri
10. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari
a. Melihat payudara – meraba payudara – meraba ketiak
b. Meraba payudara - melihat payudara – meraba ketiak
c. Meraba ketiak – melihat payudara – meraba payudara
83
11. Jika didapatkan benjolan atau kelainan pada payudara , sebaiknya tindakan
kita selanjutnya adalah
a. Dibiarkan saja
b. Diperiksakan ke dokter
c. Tidak tahu
Kuesioner perilaku SADARI
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
3. Keterangan :
SL = SELALU
SR = SERING
KD = KADANG – KADANG
TP = TIDAK PERNAH
NO PERTANYAAN SL SR KD TP
SKOR
(diisi
peneliti)
1. Saya melakukan pemeriksaan
SADARI setiap bulan sesudah
haid
2. Saya mengamati bentuk
payudara saya didepan cermin
. sambil saya mengangkat
tangan keatas
84
3. Saya meraba payudara dengan
menggunakan permukaan jari –
jari tangan dengan pola searah
jarum jam
4. Saya meraba seluruh
permukaan payudara dengan
cara payudara kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya
payudara kanan dengan tangan
kiri
5. Saya memencet putting susu
untuk melihat apakan ada
cairan yang keluar atau tidak
6. Saya juga meraba ketiak kiri
dan kanan
TOTAL (diisi peneliti)
85
Lampiran 2. Data Penelitian Kuesiner Pengetahuan
No S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 Total
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 8
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 8
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9
5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 8
7 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 6
8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9
9 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9
11 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6
12 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
13 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3
14 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8
15 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 7
16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
17 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
18 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 7
19 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
20 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 6
21 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9
23 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6
24 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
25 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5
26 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4
27 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4
28 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9
29 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8
30 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 7
31 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 7
32 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9
34 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9
35 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
36 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4
37 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5
38 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7
39 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4
40 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 7
41 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 6
42 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6
43 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9
86
44 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 6
45 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5
46 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8
47 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
48 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
49 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 8
50 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6
51 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8
52 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8
53 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7
54 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 7
55 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 8
56 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4
57 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
58 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8
59 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6
60 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 8
61 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6
62 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 6
63 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
64 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5
65 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 8
66 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9
67 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
68 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
69 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
70 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
87
Lampiran 3. Data Penelitian Kuesiner Perilaku SADARI
No Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Total
1 2 1 1 1 1 2 8
2 2 1 2 2 2 1 10
3 1 2 2 2 1 1 9
4 1 1 1 1 1 1 6
5 1 1 1 1 1 2 7
6 4 3 3 3 3 3 19
7 3 4 4 3 3 3 20
8 3 4 3 3 3 3 19
9 3 3 2 2 2 2 14
10 3 3 3 4 3 3 19
11 2 1 1 1 1 1 7
12 2 1 2 1 1 1 8
13 1 1 1 1 1 1 6
14 3 3 3 3 4 3 19
15 3 2 2 2 1 2 12
16 1 3 1 1 1 2 9
17 1 1 1 1 1 1 6
18 1 1 1 1 1 1 6
19 1 1 1 2 1 2 8
20 3 3 3 4 4 3 20
21 1 1 1 1 1 1 6
22 3 2 2 2 2 2 13
23 3 4 3 3 3 3 19
24 1 1 1 1 1 1 6
25 1 1 1 1 1 2 6
26 3 2 2 2 2 2 13
27 3 3 4 3 3 3 19
28 3 3 4 3 3 3 19
29 3 3 2 2 2 2 14
30 1 1 1 1 1 1 6
31 3 2 2 2 2 3 14
32 1 1 1 1 1 1 6
33 4 3 3 3 3 3 19
34 4 4 3 3 3 3 20
35 1 1 1 1 1 1 6
36 1 1 1 1 1 1 6
37 1 1 1 1 1 1 6
38 1 1 1 1 1 1 6
39 1 1 1 1 1 1 6
40 1 1 1 1 1 1 6
41 1 1 1 1 1 1 6
42 1 1 1 1 1 1 6
43 1 1 1 1 1 1 6
88
44 1 1 1 1 1 1 6
45 1 1 1 1 1 1 6
46 2 2 1 1 1 1 8
47 4 3 3 3 3 3 19
48 1 1 1 1 1 1 6
49 2 3 2 2 2 2 6
50 1 1 1 1 1 1 6
51 3 2 1 1 2 1 10
52 1 1 1 1 1 1 6
53 2 1 2 1 1 1 8
54 2 1 1 1 1 1 7
55 2 2 2 1 1 2 10
56 1 1 1 1 1 1 6
57 2 2 2 2 2 2 12
58 2 1 1 1 1 1 7
59 1 1 1 1 1 1 6
60 1 2 1 1 1 1 7
61 2 2 2 1 1 1 9
62 2 2 2 2 2 2 12
63 1 1 1 1 1 1 6
64 1 1 1 1 1 1 6
65 1 1 1 1 1 1 6
66 1 1 1 1 1 1 6
67 3 3 3 4 3 4 20
68 3 3 4 3 3 3 19
69 3 3 3 4 3 3 19
70 3 3 3 3 4 3 19
89
Lampiran 4. Analisis Univariat
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 48 68.6 68.6 68.6
baik 22 31.4 31.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
perilaku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid buruk 54 77.1 77.1 77.1
baik 16 22.9 22.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
90
Lampiran 5. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
pengetahuan * perilaku Crosstabulation
perilaku
Total buruk baik
pengetahuan kurang Count 42 6 48
Expected Count 37.0 11.0 48.0
% within pengetahuan 87.5% 12.5% 100.0%
% within perilaku 77.8% 37.5% 68.6%
% of Total 60.0% 8.6% 68.6%
baik Count 12 10 22
Expected Count 17.0 5.0 22.0
% within pengetahuan 54.5% 45.5% 100.0%
% within perilaku 22.2% 62.5% 31.4%
% of Total 17.1% 14.3% 31.4%
Total Count 54 16 70
Expected Count 54.0 16.0 70.0
% within pengetahuan 77.1% 22.9% 100.0%
% within perilaku 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 77.1% 22.9% 100.0%
91
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 9.291a 1 .002
Continuity Correctionb 7.516 1 .006
Likelihood Ratio 8.770 1 .003
Fisher's Exact Test .005 .004
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan (kurang /
baik) 5.833 1.760 19.335
For cohort perilaku = buruk 1.604 1.079 2.384
For cohort perilaku = baik .275 .114 .661
N of Valid Cases 70
top related