daftar isi - bappeda.bantulkab.go.id · ini dapat diselesaikan. buku lp2kd kabupaten bantul ini...
Post on 10-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan .....................................................................................1
1.1 Latar belakang .......................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ...............................................................................7
1.3 Landasan Hukum ...................................................................................8
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................9
Bab II Kondisi Kemiskinan Daerah ......................................................... 12
2.1. Perkembangan Kondisi Kemiskinan .................................................. 12
2.2. Perkembangan Dimensi Kemiskinan .................................................. 20
2.2.1. Ketenagakerjaaan ............................................................................ 20
2.2.2. Bidang Kesehatan ............................................................................ 29
2.2.3 Bidang Pendidikan ............................................................................ 43
2.2.4 Bidang Infrastruktur Dasar ................................................................ 53
2.2.5 Bidang Ketahanan Pangan ............................................................... 68
Bab III Tinjauan Anggaran Belanja untuk Penanggulangan
Kemiskinan di Daerah ................................................................ 76
3.1 Komposisi Anggaran Belanja Sektoral ................................................. 76
3.2 Anggaran Belanja Sektoral Menurut Jenis
Program yang Dibiayai ........................................................................ 78
3.2.1 Bidang Ketenagakerjaan ................................................................... 79
3.2.2 Bidang Kesehatan ............................................................................. 83
3.2.3 Bidang Pendidikan ............................................................................ 88
3.2.4 Bidang Infrastruktur Dasar ................................................................ 90
3.2.5 Bidang Ketahanan Pangan ............................................................... 92
3.2.6 Bidang Kemiskinan ........................................................................... 97
iii
3.3 Relevansi dan Efektifitas Anggaran Penanggulangan
Kemiskinan ........................................................................................ 109
Bab IV Kebijakan dan Program Penanggulangan
Kemiskinan Derah .................................................................... 111
4.1 Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan ............................................ 111
4.2 Strategi Penanggulangan Kemiskinan .............................................. 112
4.3 Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan ........................ 116
4.3.1 Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu
Berbasis Rumah Tangga............................................................... 116
4.3.2 Program Penanggulangan Kemiskinan
Berbasis Komunitas ...................................................................... 126
4.3.3 Program Penanggulangan Kemiskinan
Berbasis Usaha Mikro dan Kecil ................................................... 140
4.3.4 Program Penanggulangan Kemiskinan Inisiatif Daerah .................. 141
4.4 Penanganan Pengaduan Masyarakat ................................................ 155
Bab V Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan
Program Penanggulangan Kemiskinan .................................. 159
5.1 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan .......................................... 159
5.1.1 Koordinasi Tingkat Daerah.............................................................. 159
5.1.2 Koordinasi dengan Kelembagaan di Tingkat Pusat ........................ 160
5.2 Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan
Kemsikinan ...................................................................................... 160
5.3 Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2012 ................................................... 161
5.4 Pengendalian Pelaksanaan Program Penanggulangan
Kemiskinan ........................................................................................ 165
5.5 Permasalahan dalam Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan ........................................................................................ 166
iv
Bab VI Kesimpulan dan Ringkasan Rekomendasi .............................. 167
6.1 Eksisting Kemiskinan Kabupaten Bantul ............................................ 167
6.2 Penyesuaian Program dan Anggaran Belanja ................................... 168
6.3 Rencana Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan Program ........ 168
6.4 Data Kemiskinan ................................................................................ 169
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia-Nya
penyusunan buku Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)
ini dapat diselesaikan. Buku LP2KD Kabupaten Bantul ini menggambarkan kondisi
pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan tahun
2012, dan merupakan salah satu produk dan perwujudan dari tugas dan fungsi Bidang
Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat Bappeda Kabupaten Bantul. Buku
laporan ini berisikan berbagai informasi berkenaan dengan kebijakan Kabupaten Bantul
berdasarkan kearifan lokal yang berpengaruh terhadap profil dan kebijakan
penanggulangan kemiskinan, serta program penanggulangan kemiskinan yang telah
dilaksanakan, berikut program penanggulangn kemiskinan bantuan dari Pemerintah
Pusat juga program penanggulangan kemiskinan lainnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku laporan ini tak
lupa kami ucapkan banyak terima kasih. Harapan kami buku Laporan Pelaksanaan
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Bantul ini dapat menjadi
media informasi dalam pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bantul dan dapat
memberikan manfaat bagi semua kalangan yang berkepentingan. Kami mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan LP2KD dimasa yang akan datang disampaikan
kepada Bappeda Bantul, Cq. Bidang Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat
Bappeda Bantul, telepon (0274) 367509 pesawat 462.
Bantul, Desember 2012
Kepala Bappeda
TTD
Drs. Trisaktiyana, M.Si. Pembina Tk.I/IVb
NIP. 19660219.199303.1.005
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul
dalam pembangunan bersama-sama dengan masalah pengangguran dan
kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait, kemiskinan menjadi
masalah nasional. Pengentasan kemiskinan tetap merupakan salah satu
masalah yang paling mendesak di Indonesia. Pemerintah telah
melakukan berbagai usaha untuk menurunkan angka kemiskinan yang
tinggi di tanah air, Penanggulangan kemiskinan secara sinergis dan
sistematis harus dilakukan agar seluruh warga negara mampu menikmati
kehidupan yang bermartabat. Oleh karena itu, sinergi seluruh pemangku
kepentingan sangat diperlukan.
Sejak tahun 2002, sebuah tim yang terdiri dari para analis
Indonesia dan manca negara, dibawah naungan Program Analisa
Kemiskinan di Indonesia telah mempelajari karakteristik kemiskinan di
Indonesia, telah berusaha untuk mengidentifikasikan apa yang
bermanfaat, dan tidak bermanfaat dalam upaya pengentasan kemiskinan,
juga memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang tersedia untuk Pemerintah
dan lembaga - lembaga non-pemerintah dalam upaya mereka untuk
memperbaiki standar dan kualitas kehidupan masyarakat miskin.
Kemiskinan memiliki banyak dimensi, disamping ekonomis juga mencakup
masalah pendidikan dan kesehatan. Upaya mengatasi kemiskinan akan
menjadi sia-sia jika dilakukan secara parsial, mengingat perbaikan
ekonomi harus paralel dengan perbaikan mutu pendidikan, kesehatan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
2
serta pranata sosial. Kekurangan dan keterbatasan menyebabkan
penduduk miskin menjadi kelompok yang rentan dalam segala hal.
Penduduk miskin menjadi tidak berdaya, karena mereka tidak memiliki
asset sebagai sumber pendapatan juga karena struktur sosial ekonomi
tidak membuka peluang orang miskin keluar dari lingkungan kemiskinan
yang tidak berujung pangkal.
Penanggulangan kemiskinan merupakan permasalahan yang
kompleks dan multidimensional mengingat komposisi penduduk yang
beragam status sosial dan ekonomi serta kondisi geografisnya. Selama ini
berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui
penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan,
perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana
bergulir, pembangunan sarana dan prasarana, dan pendampingan.
Namun demikian, hingga saat ini masalah kemiskinan belum dapat
teratasi secara tuntas.
Penanggulangan kemiskinan adalah kewajiban pemerintah yang
harus dilakukan sebagai wujud dari amanat konstitusi bagi pencapaian
tujuan nasional seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 45 yang
menyebutkan bahwa Negara Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan ikut mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Penanggulangan kemiskinan telah secara jelas diamanatkan oleh
Konstitusi Indonesia. Amanat konstitusi yang paling utama adalah tujuan
nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
3
Tujuan demikian hanya mungkin dicapai jika kemiskinan bisa dientaskan
dari kehidupan rakyat Indonesia. Substansi pasal-pasal Konstitusi terkait
perekonomian pun mengandung amanat serupa. Ada banyak pasal
Undang-undang Dasar 1945 yang secara eksplisit menyatakan hak-hak
yang dimiliki warga negara, yang sesungguhnya jika dipenuhi maka
mereka akan terbebas dari kemiskinan. Diantaranya adalah: pasal 27 ayat
(2) " tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan ", pasal 28 H ayat (1) Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan
kesehatan. Ayat (2) setiap orang mendapatkan kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan. Ayat (3) Setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat. Ayat (4) setiap orang berhak
mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang – wenang oleh siapapun. Pasal 34 menyebutkan " fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara" di pertegas dengan
pasal 34 menjadi empat ayat. Ayat (2) berbunyi " negara mengembangkan
sistem jaminan bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".
Secara umum, angka kemiskinan Indonesia sampai tahun 2012
terus menurun. Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya keras
pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program
pro-rakyat. Kendati belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi tren
penurunan menunjukan bahwa program-program penanggulangan
kemiskinan yang diluncurkan pemerintah telah memberikan efek positif
bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan hak-
hak dasar mereka.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
4
Sebaran penduduk miskin berdasarkan pulau tahun 2012 (%)
Sumber TNP2K, 2012
Data terbaru tahun 2012 dari Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia penduduk miskin Indonesia mencapai 11,66 %, pada tahun
2011 penduduk miskin 12.36 % dari total seluruh penduduk Indonesia.
Berarti mengalami penurunan 0.69% dibandingkan penduduk miskin pada
tahun sebelumnya. Di Daerah Istimewa Yogyakarta penduduk miskin
tahun 2012 mencapai 15,88% sedangkan pada tahun 2011 penduduk
miskin sebanyak 16,1%, terjadi penurunan 0,22%. Sedangkan
berdasarkan pendataan Pemerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2012
penduduk miskin 14,27% , pada tahun 2011 mencapai 15,02 %, terjadi
penurunan sebanyak 0,75 %.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
5
Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dengan
menetapkan penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas
pembangunan. Dalam meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan,
Presiden mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. Agenda besar pembangunan Indonesia
termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014 yang kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahunan. Tema RKP 2010 adalah ”Pemulihan
Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat,
sedangkan tema RKP 2011 adalah ”Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantapan Tata Kelola dan Sinergi
Pusat Daerah”. RPJMN 2010-2014 juga telah menetapkan sasaran
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, antara
lain: (1) Pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi 7,0 – 7,7% pada tahun
2014; (2) Penurunan tingkat pengangguran, dengan target 5 – 6% pada
akhir 2014; dan (3) Penurunan angka kemiskinan, dengan target 8-10 % di
akhir 2014.
Dalam Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) 2011-
2015 Kabupaten Bantul, Pengentasan Kemiskinan merupakan prioritas
pembangunan ke dua. Prioritas pertama adalah Tata Kelola Pemerintahan
Yang Empatik Dan Bertanggung Jawab, adalah merupakan tata kelola
pemerintahan yang berpihak pada masyarakat. Prioritas pembangunan
ketiga dan keempat, masih merupakan upaya mengentaskan kemiskinan
yaitu Pendidikan dan Kesehatan. Adapun Arah Kebijakan Pengentasan
Kemiskinan seperti tertuang dalam RPJMD 2011-2015 adalah :
1) Koordinasi antar pihak pemerintah daerah, masyarakat/ pelaku
dan pihak swasta terkait dengan penanggulangan kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
6
2) Peningkatan kesejahteraan dan produktifitas keluarga miskin
melalui pemberdayaan dan partisipasi masyarakat .
Sedangkan Strategi Pengentasan Kemiskinan menggunakan 3 pilar
adalah :
1) Validasi data Kepala Keluarga (KK) miskin dan penguatan sistem
monitoring dan evaluasi (Monev) penanggulangan kemiskinan
2) Program pengurangan Beban Hidup KK miskin
3) Pemberdayaan KK miskin
Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pemerintah
Kabupaten Bantul membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Bantul melalui Keputusan Bupati Bantul
Nomor 01 Tahun 2012.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun
2010 tanggal 8 Juli 2010 tentang fungsi dan tugas pokok TKPK maka
untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas TKPK Kabupaten Bantul
dibentuk Sekretariat TKPK Kabupaten yang mempunyai tugas memberi
dukungan administrasi teknis dan dukungan bahan kebijakan kepada
TKPK Kabupaten yang bertanggung jawab kepada Ketua TKPK
Kabupaten dan berkedudukan di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bantul.
Dalam melaksanakan tugasnya, TKPK dibantu Kelompok Program
Penanggulangan Kemiskinan yang bertanggung jawab kepada Ketua
TKPK Kabupaten, yang terdiri atas kelompok program bantuan sosial
terpadu berbasis keluarga, kelompok program penanggulangan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
7
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, kelompok program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi
mikro dan kecil dan kelompok program lainnya yang disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud :
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan
Daerah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi
kemiskinan di Kabupaten Bantul dan upaya-upaya yang telah dilakukan
sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam akselerasi
penanggulangan kemiskinan.
Tujuan :
Tujuan dari penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan
Kemiskinan Daerah ini adalah :
a. Mengetahui profil program-program penanggulangan
kemiskinan yang ada di kabupaten Bantul baik dana dari APBD
maupun APBN
b. Memperoleh masukan dan bahan pertimbangan rumusan
kebijakan penanggulangan kemiskinan pada tahun selanjutnya
c. Menjadi bahan evaluasi kinerja TKPK Kabupaten Bantul Tahun
2012
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
8
1.3 Landasan Hukum
– Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
– Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
– Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
– Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2015;
– Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
– Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
– Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014.
– Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
– Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Propinsi
Kabupaten/Kota.
– Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2011
tentang RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015
– Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2011 tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bantul
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
9
– Keputusan Bupati Bantul Nomor 01 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Kabupaten Bantul.
– Regulasi nasional dan daerah lainnya yang terkait
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kinerja TKPK Kabupaten Bantul
Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
BAB 1 - PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Landasan Hukum
1.4. Sistematika Penulisan
BAB 2 - KONDISI KEMISKINAN DI DAERAH
2.1. Perkembangan Kondisi Kemiskinan
2.2. Perkembangan Dimensi Kemiskinan
2.2.1. Bidang Ketenagakerjaan
2.2.2. Bidang Kesehatan
2.2.3. Bidang Pendidikan
2.2.4. Bidang Infrastruktur Dasar
2.2.5. Bidang Ketahanan
BAB 3 – TINJAUAN ANGGARAN BELANJA UNTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH
3.1. Komposisi Anggaran Belanja Sektoral 3.2. Anggaran Belanja Sektoral Menurut Jenis Program yang
dibiayai 3.2.1. Bidang Ketenagakerjaan
3.2.2. Bidang Kesehatan
3.2.3. Bidang Pendidikan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
10
3.2.4. Bidang Infrastruktur Dasar
3.2.5. Bidang Ketahanan Pangan
3.3. Relevansi dan Efektivitas Anggaran Penanggulangan Kemiskinan
BAB 4 – KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DI DAERAH
4.1. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
4.2. Strategi Penanggulangan Kemiskinan
4.3. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
4.3.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu
Berbasis Rumah Tangga
4.3.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Komunitas
4.3.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Usaha Mikro dan Kecil
4.3.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Inisiatif
Daerah
4.4. Penanganan Pengaduan Masyarakat
BAB 5 - KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
5.1. Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
5.1.1. Koordinasi di Tingkat Daerah
5.1.2. Koordinasi dengan Kelembagaan Di Tingkat Pusat
5.2. Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan
5.3. Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2012
5.4. Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan
5.5. Permasalahan dalam Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
11
BAB 6 – KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Eksisting Kemiskinan Kabupaten Bantul
6.2. Penyesuaian Program dan Anggaran Belanja
6.3. Rencana Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan
Program Penanggulangan Kemiskinan
6.4. Data kemiskinan.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
12
BAB II
KONDISI KEMISKINAN DI DAERAH
2.1. Perkembangan Kondisi Kemiskinan
Berdasarkan data BPS tahun 2012, Estimasi penduduk dengan laju
pertumbuhan SP2000 - SP2010 menunjukan jumlah penduduk
Kabupaten Bantul tercatat 921,263 jiwa. Dengan penduduk laki-laki
sebanyak 459,459 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 461,804
jiwa. Kecamatan yang mempunyai penduduk terbesar adalah
Kecamatan Banguntapan sebesar 122.510 jiwa dan kecamatan yang
mempunyai penduduk terendah adalah Kecamatan Srandakan dengan
jumlah 28,668 jiwa.
Secara administratif, Kabupaten Bantul dibagi dalam 17
kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan. Desa-desa di Kabupaten
Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural
area) dan desa perkotaan (urban area). Secara umum jumlah desa yang
termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa
yang termasuk dalam wilayah perdesaan sebanyak 34 desa.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Dlingo
mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 km2, sedangkan jumlah
desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri
dengan 8 desa dan 72 pedukuhan.
Secara demografi penduduk Kabupaten Bantul mempunyai
mata pencaharian yang beragam, namun demikian mayoritas penduduk
bermata pencaharian petani, selain itu penduduk Kabupaten Bantul juga
bermatapencaharian sebagai pedagang, nelayan, pegawai swasta
maupun pegawai pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
13
Tabel II.1
Data Kepala Keluarga Miskin Kabupaten Bantul
Berdasarkan JENIS KELAMIN
NO Kecamatan
Jumlah Jenis Kelamin Persentase
Kepala Keluarga Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 KRETEK 1542 963 579 62.45 37.55
2 SANDEN 1322 1008 314 76.25 23.75
3 SRANDAKAN 1267 798 469 62.98 37.02
4 PANDAK 2641 1874 767 70.96 29.04
5 B. LIPURO 1604 981 623 61.16 38.84
6 PUNDONG 1968 1298 670 65.96 34.04
7 IMOGIRI 3278 2207 1071 67.33 32.67
8 DLINGO 2405 1920 485 79.83 20.17
9 JETIS 3100 1930 1170 62.26 37.74
10 BANTUL 2010 1330 680 66.17 33.83
11 PAJANGAN 1528 1040 488 68.06 31.94
12 SEDAYU 2497 1849 648 74.05 25.95
13 KASIHAN 3777 2815 962 74.53 25.47
14 SEWON 3744 2792 952 74.57 25.43
15 PIYUNGAN 2248 1531 717 68.10 31.90
16 PLERET 1837 1273 564 69.30 30.70
17 B. TAPAN 3783 2696 1087 71.27 28.73
TOTAL 40551 28305 12246 69.80 30.20
Sumber : Bappeda diolah, 2013
Tabel II.2
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per kecamatan Kabupaten Bantul Tahun 2011
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio jumlah laki-
laki dan perempuan
1 Srandakan 14.214 14.454 28.668 98,34 2 Sanden 14.616 15.128 29.744 96,62 3 Kretek 14.131 15.192 29.323 93,02
4 Pundong 15.543 16.236 31.779 95,73
5 Bambanglipuro 18.524 18.956 37.480 97,72 6 Pandak 23.926 23.982 47.908 99,77
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
14
7 Bantul 29.681 30.073 59.754 98,70 8 Jetis 25.887 26.426 52.313 97,96
9 Imogiri 28.008 28.528 56.536 98,18
10 Dlingo 17.609 18.058 35.667 97,51 11 Pleret 21.926 21.805 43.731 100,55 12 Piyungan 24.604 24.823 49.427 99,12
13 Banguntapan 62.127 60.383 122.510 102,89
14 Sewon 53.486 52.215 105.701 102,43 15 Kasihan 56.487 56.221 112.708 100,47 16 Pajangan 16.493 16.723 33.216 98,62
17 Sedayu 22.197 22.601 44.798 98,21
Jumlah 459.459 461.804 921.263 99,49
Persentase 49,87 50,13 100 Sumber: BPS, 2012 (Estimasi penduduk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
Salah satu faktor penting dalam aspek kependudukan yang menjadi
dasar pertimbangan dalam perencanaan pembangunan adalah angka
pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bantul
dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat diketahui mengalami penurunan
yaitu dari 1,52% (tahun 2007) menjadi 1,07% (tahun 2011).
Angka laju pertumbuhan penduduk menurun dari tahun ke tahun sehingga
kondisi ini menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan
penduduk.
Tabel II.3 Angka Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan (%)
1 2007 872.866 1,52 2 2008 886.061 1,51 3 2009 899.312 1,50 4 2010 911.503 1,36 5 2011 921.263 1,07
Sumber: BPS (Estimasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil SP2010)
Berdasarkan data estimasi penduduk dengan laju pertumbuhan
SP2000-SP2010 dapat diketahui bahwa komposisi penduduk di Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
15
Bantul memiliki kecenderungan bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten
Bantul berusia di atas 40 tahun. Hal tersebut mencerminkan bahwa usia
harapan hidup penduduk di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan.
Tabel II.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan Kelompok Umur
Jumlah 0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40+
1 Srandakan 4.160 2.066 2.177 1.834 6.237 12.194 28.668
2 Sanden 4.184 2.248 2.288 1.638 6.170 13.216 29.744
3 Kretek 3.928 2.133 2.188 1.699 6.084 13.291 29.323
4 Pundong 4.546 2.355 2.418 2.039 6.880 13.541 31.779
5 Bambanglipuro 5.598 2.675 2.699 2.268 8.212 16.028 37.480
6 Pandak 7.016 3.562 3.628 3.190 10.824 19.688 47.908
7 Bantul 9.034 4.299 4.532 4.372 13.872 23.645 59.754
8 Jetis 8.155 3.749 3.917 3.619 12.506 20.367 52.313
9 Imogiri 8.613 4.034 4.163 3.908 13.395 22.423 56.536
10 Dlingo 5.257 2.920 2.782 2.294 7.898 14.516 35.667
11 Pleret 7.621 3.452 3.626 3.308 11.279 14.445 43.731
12 Piyungan 8.153 4.324 4.155 3.459 11.960 17.376 49.427
13 Banguntapan 20.062 8.844 9.626 12.724 32.430 38.824 122.510
14 Sewon 16.341 7.768 8.510 10.009 27.150 35.923 105.701
15 Kasihan 17.573 8.318 9.108 11.476 28.809 37.424 112.708
16 Pajangan 5.268 2.511 2.511 2.447 8.105 12.244 33.216
17 Sedayu 7.151 3.400 3.400 3.078 10.554 17.254 44.798
Jumlah 142.660 68.749 71.728 73.362 222.365 342.399 921.263
Persentase 15,48 7,46 7,78 7,96 24,13 37,16 100,00 Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)
Tabel II. 5
Rekapitulasi Data Kepala Keluarga Miskin Dalam Wilayah Kabupaten Bantul Berdasarkan JENIS KELAMIN
NO Kecamatan
Jumlah Jenis Kelamin Persentase Kepala Keluarga Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1 KRETEK 1542 963 579 62.45 37.55 2 SANDEN 1322 1008 314 76.25 23.75
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
16
3 SRANDAKAN 1267 798 469 62.98 37.02 4 PANDAK 2641 1874 767 70.96 29.04 5 B. LIPURO 1604 981 623 61.16 38.84 6 PUNDONG 1968 1298 670 65.96 34.04 7 IMOGIRI 3278 2207 1071 67.33 32.67 8 DLINGO 2405 1920 485 79.83 20.17 9 JETIS 3100 1930 1170 62.26 37.74 10 BANTUL 2010 1330 680 66.17 33.83 11 PAJANGAN 1528 1040 488 68.06 31.94 12 SEDAYU 2497 1849 648 74.05 25.95 13 KASIHAN 3777 2815 962 74.53 25.47 14 SEWON 3744 2792 952 74.57 25.43 15 PIYUNGAN 2248 1531 717 68.10 31.90 16 PLERET 1837 1273 564 69.30 30.70 17 B. TAPAN 3783 2696 1087 71.27 28.73 TOTAL 40551 28305 12246 69.80 30.20 Sumber : Bappeda diolah, 2013
Menurut data Pemerintah Kabupaten Bantul, jumlah penduduk miskin
tahun 2012 sebesar 40.551 KK. Dengan jumlah laki-laki sebesar 28.305 dan
perempuan sebesar 12.246 KK.
Tabel II.6
Jumlah Keluarga Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No, Kecamatan Σ KKM
2007 2008 2009 2010 2011 Jiwa Miskin 2011 1 Kretek 1.940 1.842 1.600 1.482 1.479 4.065 2 Sanden 1.474 1.454 1.337 1.238 1.296 3.991 3 Srandakan 2.326 2.025 1.790 1.305 1.312 4.262 4 Pandak 4.810 3.376 3.224 2.791 2.646 8.320 5 Bambanglipuro 3.269 2.685 2.158 1.611 1.551 4.835 6 Pundong 3.778 2.834 1.725 2.199 1.972 6.062 7 Imogiri 6.521 4.734 3.408 3.302 3.117 9.543 8 Dlingo 3.418 3.411 2.595 2.560 2.477 7.367 9 Jetis 4.599 3.654 2.982 2.929 2.951 8.811
10 Bantul 3.920 3.747 3.132 2.019 1.949 5.630 11 Pajangan 2.312 2.183 1.886 1.672 1.537 4.713 12 Sedayu 3.780 2.984 2.604 2.596 2.545 9.573
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
17
No, Kecamatan Σ KKM
2007 2008 2009 2010 2011 Jiwa Miskin 2011 13 Kasihan 5.333 4.845 4.427 3.948 3.842 12.738 14 Sewon 6.531 6.061 4.548 3.980 3.771 12.291 15 Piyungan 3.634 3.593 2.366 2.217 2.257 6.921 16 Pleret 4.449 2.838 2.270 1.817 1.817 5.392 17 Banguntapan 5.495 5.273 4.963 3.814 3.802 12.965
Jumlah 67.589 57.539 47.015 41.480 40.321 127.479 Sumber: BKK PP dan KB Bantul 2012
Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan
untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan
non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Penduduk miskin
dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Data persentase KK miskin tahun 2011
sebesar 40.321 KK dengan prosentase 15,61 % dengan jumlah miskin 127.479
orang. Tahun 2012 menjadi 40.551 KK dengan prosentase 14,82 % dengan
jumlah jiwa miskin 126.980 orang.
Tabel II.7
Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 – 2011 Kabupaten Bantul
Tahun Jumlah KK Total
Jumlah KK Miskin
% Jumlah Jiwa Total Jumlah Jiwa Miskin %
2011 258294 40321 15,61 848.608 127.479 15,02
2012 273563 40551 14,82 889.647 126.980 14,27
Sumber : BKK PP dan KB Kabupaten Bantul, 2012
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
18
Gambar II.1
Perkembangan Jumlah KK dan KK Miskin Kab. Bantul Tahun 2006-2012
232212 240427 248753 254149 256463 258294273563
8139867589 57539 47015 41480 40321 40551
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
KK Total
Sumber: BPS, 2012
Gambar II.2
Persentase KK Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2004-2010
13.3
22
35.1
28.1
23.1
18.516.17
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Persentase kemiskinan
Sumber : Pendataan Gakin BKK,PP,KB, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
19
Adapun persebaran KK miskin tahun 2012, di 17 Kecamatan adalah
seperti tergambar dalam diagram berikut. Rata-rata prosentase KK miskin di
Kecamatan sebesar 16,17 %. Jumlah KK miskin terkecil di Kecamatan Bantul
sebesar 12, 61%, sedang jumlah terbesar di Kecamatan Dlingo sebesar
22,50%.
Gambar II.3
Persentase KK Miskin Per Kecamatan Tahun 2012
Sumber : Pendataan Gakin BKK,PP,KB, 2012
Prosentase penduduk miskin di Kabupaten Bantul lebih rendah
dibandingkan dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progro.
Namun berada sedikit diatas rata-rata provinsi DIY yaitu 17,64 % sedangkan
rata-rata Provinsi sebesar 17,23 %.
Gambar II.4
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009
Sumber : Bappeda, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
20
2.2 Perkembangan Dimensi Kemiskinan
2.2.1 Bidang Ketenagakerjaan
Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang merupakan bagian
pembangunan daerah yang bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja
dan lapangan usaha untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan dengan harapan jumlah penganggur dan
setengah penganggur dapat ditekan atau diperkecil. Sehubungan dengan
hal tersebut kondisi permasalahan ketenagakerjaan ternyata sangat terkait
erat dengan keadaan ekonomi yang berkembang setiap saat.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja pada suatu
wilayah tertentu. Jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang
bekerja dengan perbandingan penduduk yang belum mendapatkan
kesempatan bekerja. Untuk mengatasi permasalahan angkatan kerja ini
diantaranya melalui program untuk persediaan tenaga kerja (menambah
jenis pelatihan sesuai kondisi pasar, meningkatkan bantuan pendidikan
bagi tenaga kerja, meningkatkan program keluarga berencana untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja), program untuk
kebutuhan tenaga kerja (meningkatkan kapasitas dan peralatan serta
kemampuan pengajar di sekolah sekolah kejuruan, melaksanakan
pelatihan wirausaha bantuan permodalan dan fasilitas, memberikan insentif
dan kemudahan dalam bidang investasi) dan program untuk
pengangguran (pembangunan informasi pasar kerja yang mudah diakses,
peningkatan penempatan tenaga kerja luar negeri melalui pemasaran,
pelatihan, bantuan permodalan). Pada Tahun 2011 angkatan kerja di
Bantul sebanyak 505.786 orang menjadi 530.068 orang pada Tahun 2012.
Jumlah angkatan kerja laki-laki dan perempuan di Kabupaten Bantul pada
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
21
Tahun 2011 ini hampir sama, yaitu laki-laki sebesar 262.020 jiwa dan
perempuan sejumlah 243.766 jiwa. Jumlah penduduk angkatan kerja
menurut kelompok umur dan tingkat pendidikan Tahun 2011 dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar II.5
Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2011 Kabupaten Bantul
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
22
Gambar II. 6
Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
Sumber: DInas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011
Masalah pelik ketenagakerjaan di Bantul adalah bahwa para pencari
kerja ini sebagian besar justru mereka yang berpendidikan (lihat Tabel 3).
Lulusan terbanyak pencari kerja adalah lulusan perguruan tinggi (sarjana S1),
diikuti oleh lulusan sekolah menengah kejuruan dan Diploma 3/ 4 baru SMA.
Sementara itu meraka yang lulusan SD dan SMP cenderung tidak mencari
pekerjaan. Persoalan ini menjadi indikasi serius lemahnya jiwa
kewirausahaan yang ada dalam masyarakat, bahkan lulusan perguruan tinggi
mencari pekerjaan bukan menciptakan lapangan kerja. Sementara lulusan
SD dan SMP karena tidak memiliki daya tawar mereka cenderung untuk
menerima pekerjaan apapun.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
23
Tabel II.8 . Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2012
No
Kecamatan Angkatan Kerja
Tahun 2011 Tahun 2012
Bekerja Penganggur Bekerja Penganggur
1 Srandakan 17.666 267 19.931 1.853
2 Sanden 16.192 2.497 18.805 2.415
3 Kretek 18.680 615 17.210 1.844
4 Pundong 15.748 386 15.772 362
5 Bambanglipuro 24.685 2.361 22.249 1.674
6 Pandak 29.471 1.984 32.500 870
7 Bantul 32.396 4.286 36.841 3.804
8 Jetis 25.064 2.007 25.090 1.793
9 Imogiri 36.198 1.466 34.444 1.335
10 Dlingo 22.948 1.176 28.759 865
11 Pleret 25.410 2.886 29.540 2.072
12 Piyungan 20.514 588 27.371 3.051
13 Banguntapan 51.992 1.432 55.192 958
14 Sewon 43.828 2.645 43.456 1.309
15 Kasihan 47.709 2.801 46.237 2.463
16 Pajangan 20.809 701 21.091 309
17 Sedayu 27.257 1.121 27.505 1.098
Jumlah 476.567 29.219 501.993 28.075
Persentase 5,8% 5,3%
Jumlah 476.567 29.219 501.993 28.075
Presentase 5,8% 5,3%
Sumber : Disnakertrans
Tabel II.9
Rasio Penduduk yang Bekerja dengan Angkatan Kerja Tahun 2007 – 2011 Kabupaten Bantul
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah penduduk yang bekerja 427.431 430.771 440.259 451.281 476.467
Jumlah angkatan kerja 461.593 466.136 471.112 481.420 505.786
Rasio Penduduk yang bekerja 0,93 0,92 0,93 0,94 0,94
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
24
Tabel II.10
Penduduk Yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011-2012
No. Pendidikan 2011 2012
1 Tidak tamat SD 6.273 4.651
2 SD 6.486 6.316
3 SLTP 6.499 6.734
4 SLTA 6.485 6.670
5 Akademi 1.987 2.117
6 S1/S2 1.489 1.587
J u m l a h 29.219 28.075
Sumber : Disnakertrans
a. Relevansi dan Efektivitas Program
Analisis relevansi dipergunakan untuk mengetahui relevansi
perkembangan capaian pembangunan daerah terhadap perkembangan
tersebut secara nasional, menurut indikator yang ditentukan. Sedangkan
analisis efektivitas dipergunakan untuk mengetahui efektivitas intervensi
terhadap Indikator kemiskinan serta keterkaitan antara indikator utama
dan indikator pendukung dari capaian pembangunan daerah.
Kinerja program penanggulangan kemiskinan, dapat dilihat dari
penurunan maupun prosentase jiwa miskin di suatu wilayah. Dari data
prosentase jiwa miskin Kabupaten Bantul tahun 2006 – 2012 dibandikan
dengan provinsi DIY maupun secara nasional, secara umum prosentase
jiwa miskin Kabupaten Bantul lebih besar dari kedua wilayah diatasnya.
Namun demikian, grafik 3 dibawah, menunjukkan percepatan penurunan
kemiskinan yang cukup signifikan terjadi di Kabupaten Bantul. Bahkan di
tahun 2010, prosentase jiwa miskin menurun melampaui provinsi DIY.
Hal tersebut disebabkan semakin beragamnya program penanggulangan
kemiskinan dan semakin besarnya alokasi anggaran untuk program
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
25
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul. (selengkapnya akan
diuraikan di Bab III dan Bab IV). Selain itu juga disebabkan semakin
terkoordinasinya kinerja TKPK di Kabupaten Bantul.
Gambar II.8
Presentase Jiwa Miskin Kabupaten Bantul, Propinsi DIY dan Nasional
Tahun 2006-2010
19.08 18.99 18.32
17.23
16.83
17.7516.58
15.42 14.15 13.33
36.23
27.3922.58
18.05
15.38
10
20
30
40
2006 2007 2008 2009 2010Propinsi Nasional Bantul
Sumber : Bappeda, 2011, diolah
Selama periode Maret 2009 hingga 2010, angka kemiskinan
nasional hanya turun tipis dari 0,8 persen dari 14,15 persen menjadi 13,3
persen. Angka kemiskinan pada Maret 2010 turun ke angka 31,02 juta
jiwa atau sekitar 13,33 persen dari total penduduk Indonesia. Sementara
itu sampai akhir tahun 2010 angka kemiskinan turun sebesar 11,25%.
Angka kemiskinan di Provinsi DIY tahun 2007 sebesar 18.99 %,
terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2010 sebesar 16,83%.
Gambar II.9
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Kab. Bantul 2005-2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
26
Sedangkan di Kabupaten Bantul, sampai dengan tahun 2010 masih
memiliki 16,17 % KK miskin. Hal ini disebabkan karena masih belum
optimalnya akses pelayanan kesehatan, pendidikan, permodalan/kredit
dan informasi bagi keluarga miskin. Permasalahan lain adalah masih
belum optimalnya kemitraan pemerintah, dunia usaha, LSM, dan
masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan.
Seperti diketahui, rendahnya kesempatan kerja merupakan faktor
penyebab pengangguran. Pengangguran/ tidak bekerja merupakan salah
satu indikator penyebab seseorang menjadi miskin. Berikut adalah
gambaran penduduk yang bekerja dan data penduduk menganggur.
Gambar II.10
Angkatan Kerja, Bekerja dan Menganggur Kabupaten Bantul
Tahun 2006 – 2010
Sumber : Disnakertrans, 2010, diolah
Data Pengangguran di Kabupaten Bantul, cenderung menurun dari
tahun 2006 – 2010. Hal tersebut disebabkan makin dimudahkannya
peluang berusaha serta banyaknya pelatihan ketrampilan bagi angkatan
kerja baru. Analisis perbandingan pada data penduduk bekerja dan
menganggur dengan Provinsi DIY menunjukkan bahwa meskipun kecil
angkanya, dari tahun 2006 – 2010, angka pengangguran cenderung
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
27
menurun sedangkan angka Provinsi DIY sedikit meningkat. Gambaran
secara rinci dapat diamati pada grafik dibawah ini :
Gambar II.11
Penduduk Bekerja Provinsi DIY dan Kabupaten Bantul Tahun 2006 – 2010
Sumber : Bappeda Provinsi DIY dan Disnakertrans Kab. Bantul, 2010
Gambar II.12
Penduduk Menganggur Provinsi DIY dan Kabupaten Bantul
Tahun 2006 – 2010
Sumber : Bappeda Provinsi DIY dan Disnakertrans Kab. Bantul, 2010
Program pemberdayaan merupakan salah satu upaya yang telah
dilaksanakan pemerintah kabupaten Bantul dalam rangka
penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. Kebijakan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
28
tersebut diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat,
membangunan perilaku, serta pengorganisasian masyarakat. Program
kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang
cukup baik, hal ini tercermin dari semakin kecilnya jumlah prosentase
Kepala Keluarga (KK) miskin dari tahun ke tahun. Pada tahun pertama
yaitu pada tahap awal program ini dilakukan memang belum menunjukan
keberhasilan, sehingga pada tahun 2005 tercatat jumlah prosentase KK
miskin justru mengalami peningkatan dari 13,29% (tahun 2004) menjadi
21,99% (tahun 2005), dan 35,05% pada tahun 2006, hal ini dikarenakan
kejadian gempa 27 Mei 2006. Namun untuk tahun-tahun berikutnya
prosentase KK miskin mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu
dari 35,05% pada tahun 2006 menjadi 28,11% (tahun 2007), 23,13%
(tahun 2008) dan 18,05% (tahun 2009) serta turun lagi menjadi 16,17%
(tahun 2010).
b. Prioritas Intervensi dan Wilayah
Kecamatan yang mempunyai penduduk miskin terbanyak adalak
kecamatan Kasihan, kecamatan Banguntapan dan Kecamatan Sewon.
Kecamatan penerima program/kegiatan kemiskinan terbanyak
(sampai dengan tahun 2009) adalah Kecamatan Imogiri (283
program/kegiatan) dan Kecamatan Banguntapan (257 program/kegiatan).
Dari hasil evaluasi program penanggulangan kemiskinan yang
dilakukan pada tahun 2009, terdapat beberapa catatan yang akan
diperbaiki pada pelaksanaan kinerja program penanggulangan
kemiskinan di tahun-tahun selanjutnya. Catatan tersebut adalah :
1) Implementasi program penanggulangan kemiskinan
(pronangkis) yang diselenggarakan Pemda Kabupaten Bantul
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
29
pada tahun 2009 pada umumnya mampu menurunkan angka
kemiskinan, yakni pada rentang penurunan 1,58-10,91%.
2) Sejumlah 52 unit kegiatan (program) pronangkis yang
dilaksakanan oleh 10 SKPD Pemda Kabupaten Bantul, dan
didukung pendanaan serta kelengkapan peraturan yang
memadai. Pada umumnya kegiatan (program) yang diluncurkan
sesuai dengan persoalan kemiskinan yang menjadi beban
masyarakat yakni didominansi oleh permasalahan ekonomi,
papan dan kesehatan, serta sebagian kecil pangan.
3) Perencanaan program (kegiatan) prespektif dapat ditingkatkan
melalui pelibatan TKPK Kabupaten Bantul secara intensif. Di
sejumlah kecil wilayah dijumpai jumlah kegiatan yang berlebih
tidak sepadan dengan persoalan kemiskinan yang menjadi
beban masyarakat. Sejauh ini implementasi masing-masing
kegiatan (program) belum dilengkapi SOP yang jelas,
sementara pelaporan hasil dalam format LAKIP tidak cukup
menggambarkan informasi pelaksanaan kegiatan (program)
secara komprehensif.
2.2.2 Bidang Kesehatan
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan
nondiskriminatif, serta norma-norma agama. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
30
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Salah satu sarana untuk promosi kesehatan melalui Bantul Expo
yang diisi dengan pemeriksaan kesehatan paru dan jantung pada
pengunjung serta konsultasi kesehatan. Selain itu dalam memperingati
Hari Kesehatan Nasional, diadakan serangkaian kegiatan berupa senam
sehat, Festival Bantul Sehat dan jambore kader. Sosialisasi program-
program kesehatan juga dilakukan lewat media elektronik yaitu radio,
televisi dan website serta media cetak berupa leaflet, poster dan majalah
Infokes.
Hasil kegiatan promosi kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) mengalami peningkatan yang cukup baik. Dilihat dari
PHBS tatanan rumah tangga pada tahun 2012, sebanyak 67,27% rumah
tangga telah ber-PHBS.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan dilakukan dengan kegiatan inovatif berupa Desa Bebas 4
Masalah Kesehatan (DB4MK) yang dimulai sejak tahun 2007. Tujuan
kegiatan adalah untuk merubah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
seluruh stakeholder, termasuk juga para pejabat dan masyarakat dalam
ikut menangani permasalahan kesehatan; menurunkan kematian ibu
maternal, kematian bayi, menurunkan jumlah kesakitan DBD, jumlah
penderita gizi buruk, dan meningkatkan penemuan kasus TBC.
Unit analisis DB4MK telah diubah dari Desa Bebas 4 Masalah
Kesehatan menjadi Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan. Hal ini
berdasarkan aspirasi dari kepala desa dan masyarakat karena peluang
masyarakat untuk mendapatkan reward lebih besar dengan unit analisis
yang lebih kecil yaitu dusun dan masyarakat mempunyai harapan yang
lebih besar untuk mengupayakan daerahnya bebas empat masalah
kesehatan. Reward diberikan bagi dusun dengan kriteria :
a) Bebas kematian ibu, kematian bayi, gizi buruk, dan DBD;
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
31
b) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 100%;
c) Kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan (K7) minimal 90%;
d) Partisipasi masyarakat di Posyandu (D/S) minimal 90% dalam 12
bulan;
e) Kunjungan neonatal lengkap minimal 90%; dan
f) Angka Bebas Jentik (ABJ) minimal 95%.
Pada tahun 2012, reward diberikan pada 40 dusun dari 567 dusun
yang masyarakatnya secara aktif melakukan upaya pemberdayaan dan
hasilnya diketahui melalui indikator proses yang telah ditetapkan, dan
disahkan berdasarkan SK Bupati Nomor 363 Tahun 2012 tentang
Pemenang Reward DB4MK Plus.
a. Perkembangan Antar –Waktu dan Antar-Wilayah
Di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
diamanatkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan
nondiskriminatif, serta norma-norma agama. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting
dalam komitmen dunia internasional yang dituangkan dalam Millenium
Development Goals (MDG’s). Target MDG’s yang terkait langsung
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
32
dengan bidang kesehatan yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan
(target 1), menurunkan angka kematian anak (target 4), meningkatkan
kesehatan ibu (target 5), dan memerangi HIV dan AIDS, malaria serta
penyakit lainnya (target 6), serta memastikan pelestarian lingkungan
hidup (target 7). Sampai dengan tahun 2005 indikator-indikator
kesehatan yang barkaitan dengan pencapaian MDG’s masih belum
optimal seperti angka gizi buruk masih 1,02%, Angka kematian bayi
(AKB) masih 12,24 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI)
masih 109,65 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kesakitan Demam
Berdarah Dengue (DBD) 26 per 100.000 penduduk. Dalam rangka
akselerasi perbaikan indikator kesehatan diatas Pemerintah Kabupaten
Bantul merumuskan program Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan
(DB4MK). Masalah kesehatan yang diakselerasi tersebut adalah : AKI,
AKB, Gizi buruk, BDB dan Tubercolosis (TB).
Upaya pembangunan bidang kesehatan, selain dilaksanakan
dengan program, juga didukung dengan ketersediaan dan kecukupan
sarana dan prasarana kesehatan. Berikut adalah sebaran sarana
kesehatan di wilayah Kabupaten Bantul, meliputi 27 Puskesmas, yang
terdiri dari 16 Puskesmas dengan Tempat Tidur dan 11 Puskesmas Non
Tempat Tidur, Puskesmas Pembantu ada 67 buah, dan Puskesmas
Keliling 27 unit. Rumah Sakit Pemerintah ada dua, yaitu Rumah Sakit
Umum Panembahan Senopati Bantul dan RS Hardjo Lukito, serta BP4
sebanyak satu buah dan Gudang Farmasi satu buah.
Pelayanan kesehatan swasta dilaporkan Rumah Sakit Swasta ada 9
Rumah Sakit, Praktek Dokter Perorangan 491 buah, Bidan Praktek
Swasta 261 buah, Balai Pengobatan/Klinik 78 buah, Rumah Bersalin 32
buah, Praktek Pengobatan Tradisional 83 buah, Toko Obat 4 buah,
Apotek 100 buah, Laboratorium swasta 4 buah, Industri kecil Obat
Tradisional 20 buah dan optikal 5 buah. Untuk Upaya Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
33
Berbasis Masyarakat (UKBM), di Kabupaten Bantul sudah terbentuk 75
Desa Siaga dengan 75 Poskokesdes, dan 1123 Posyandu.
Tabel II.11
JUMLAH TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS PUSKESMAS TAHUN 2011 No Puskesmas Dokter
Umum Dokter
Gigi Apoteker & Tenaga Farmasi
Bidan Perawat Gizi Kesmas Sanitasi Teknis Medis
1 Srandakan 4 2 2 10 8 2 1 1 1
2 Sanden 4 2 1 11 9 2 1 2 2
3 Kretek 4 2 1 12 8 1 1 2 2
4 Pundong 3 3 1 9 8 1 0 1 1
5 Bambanglipuro 4 1 2 11 9 2 0 3 2
6 Pandak I 5 2 1 8 8 2 0 2 2
7 Pandak II 3 1 1 3 5 1 0 1 1
8 Bantul I 2 3 1 4 5 1 1 2 1
9 Bantul II 3 2 1 4 6 2 0 2 1
10 Jetis I 3 1 2 8 7 3 0 1 1
11 Jetis II 2 1 1 5 5 1 0 1 1
12 Imogiri I 5 2 0 8 9 2 1 1 2
13 Imogiri II 2 2 1 5 7 2 0 1 1
14 Dlingo I 4 1 2 10 8 1 2 1 1
15 Dlingo II 3 3 1 7 8 1 2 1 1
16 Pleret 3 1 1 11 10 2 1 2 2
17 Piyungan 5 2 1 8 9 2 2 1 3
18 Banguntapan I 2 1 1 4 6 1 1 2 2
No Puskesmas Dokter Umum
Dokter Gigi
Apoteker & Tenaga Farmasi
Bidan Perawat Gizi Kesmas Sanitasi Teknis Medis
19 Banguntapan II 4 1 1 11 9 2 0 2 1
20 Banguntapan III 2 1 1 5 6 1 0 3 1
21 Sewon I 4 2 2 8 10 2 0 1 4
22 Sewon II 2 1 1 6 4 2 0 2 2
23 Kasihan I 6 2 1 10 9 1 1 2 2
24 Kasihan II 3 1 1 4 6 2 2 1 1
25 Pajangan 2 2 1 9 9 2 0 1 2
26 Sedayu I 5 2 1 5 11 1 1 1 1
27 Sedayu II 2 1 1 4 5 1 1 2 1
Jumlah 91 45 31 203 204 44 20 42 42
Sumber : Dinkes, 2012
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
34
Berikut disajikan gambar peta penyebaran Puskesmas dan Rumah
Sakit di Kabupaten Bantul Tahun 2012 :
Gambar II.13
Sebaran Sarana Kesehatan di 17 kecamatan
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bantul 2010
Gambar II.14
UMUR HARAPAN HIDUP
70,9 70,9 70,95
71,1171,21
71,31
70,6
70,8
71
71,2
71,4
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahu
n
Tahun
Angka Harapan Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2005 - 2010
BantulSumber: BPS Kab. Bantul, 2011
Data Susenas tahun 2002 dilaporkan bahwa Umur Harapan Hidup
Waktu Lahir di Kabupaten Bantul untuk Laki-laki adalah 71 tahun dan Wanita
adalah 72 tahun. Menurut SDKI tahun 2002-2003 data terendah di Indonesia
bahwa UHH (Eo) di Propinsi DIY adalah 72,4 tahun.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
35
b. Relevansi dan Efektivitas Program
1. Angka Kematian Bayi
Peningkatan kesehatan bayi di Kabupaten Bantul mengalami
tren meningkat yang ditandai dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Bantul sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 secara
umum cenderung mengalami penurunan yang disebabkan karena
kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan cukup baik. Upaya yang
dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan lebih meningkatkan
peran serta masyarakat melalui Program Desa bebas 4 masalah
Kesehatan (DB4K) sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya
bisa menurunkan angka kematian bayi.
Capaian indikator angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2012
sebesar 8,6 per 1000 kelahiran hidup, telah berhasil mencapai target
yang telah ditentukan dalam RPJMD yaitu sebesar 9 per 1000 kelahiran
hidup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan bayi sudah
cukup baik dengan capaian AKB yang dibawah target.
Dalam rangka mempercepat penurunan kematian bayi,
memerlukan keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program
Pencegahan Penyakit melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan
Gizi Masyarakat, yaitu peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif bagi bayi sampai umur 6 bulan, dan pemberian makanan
pendamping ASI dari keluarga miskin (Gakin). Perkembangan Angka
Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH sebagaimana disajikan pada
Gambar II.15.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
36
Gambar II.15
Perkembangan Angka Kematian Bayi per 1.000 KH
Di Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010
12.2413.76
9.19
13.2311.75
9.8
19 18 17 17 17 17
32
28 27 27 26 26
0
5
10
15
20
25
30
35
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Bantul Propinsi Nasional
Sumber : Dinas Kesehatan, 2011
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa upaya penurunan
AKB di Kabupaten Bantul sudah mengalami keberhasilan. AKB pada
tahun 2005 12,24 per 1000 KH menurun menjadi 8,6 per 1000 KH pada
tahun 2012. Keberhasilan ini juga tampak bila dibandingkan AKB
Propinsi DIY dan nasional seperti pada grafik di atas.
2. Angka Kematian Balita
Kesehatan bayi mengalami kecenderungan meningkat yang
ditandai dengan rendahnya Angka (AKB). Upaya yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Bantul dengan lebih meningkatkan peran serta
masyarakat melalui Program Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan
(DB4MK) sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya bisa
menurunkan angka kematian bayi.
Upaya mempercepat penurunan kematian bayi memerlukan
keterpaduan lintas program antara lain program pencegahan penyakit
melalui imunisasi pada bayi dan program perbaikan gizi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
37
Adapun keterpaduan program perbaikan gizi meliputi peningkatan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi bayi sampai umur enam
bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) bagi
keluarga miskin (Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP
Ibu). KP Ibu bertujuan untuk memotivasi ibu hamil dalam melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan sehingga
mendorong peningkatan pemberian ASI eksklusif.
Imunisasi sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit
menular yang dapat mengakibatkan kematian bayi, dilaksanakan
melalui pemberian Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) pada bayi.
Keterpaduan Program Penurunan Kematian Bayi dan Balita dengan
Program imunisasi memperlihatkan cakupan pemberian imunisasi
dasar yang mengalami peningkatan dan dibarengi dengan
menurunnya angka kematian bayi. Peningkatan cakupan imunisasi
dapat dilihat pada Gambar II.16 dan II.17.
Pada tahun 2010 seluruh desa di Kabupaten Bantul (75 desa),
sudah mencapai UCI (Universal Child Immunization). Desa dikatakan
UCI jika cakupan bayi mendapatkan imunisasi dasar di wilayah
tersebut minimal 80%.
Unit pelayanan imunisasi di Kabupaten Bantul melibatkan juga
peran swasta. BPS (bidan praktek swasta), rumah bersalin, rumah
sakit swasta dilibatkan dalam memberikan pelayanan imunisasi dasar.
Dalam rangka memantau kualitas vaksin, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul melakukan kegiatan supervisi rutin ke unit
pelayanan imunisasi baik pemerintah maupun swasta. Kegiatan ini
meliputi pemantauan cold chain, pencatatan pelaporan, penyimpanan
vaksin, serta pengelolaan limbah.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
38
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
DPT+HB1 101.89 96.29 90.81 88.2 96.35 95.7 99.49
DPT+HB3 89.36 91.79 87.73 83.24 93.99 94.7 98.94
0
20
40
60
80
100
120
%
Tahun
Gambar II.16Cakupan Imunisasi DPT+HB
Tahun 2005-2011
DPT+HB1 DPT+HB3
Gambar II.17
Pencapaian Imunisasi di Kabupaten Bantul
Tahun 2005 – 2009
IH: ibu hamil Sumber: Dinas Kesehatan, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
39
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan
Program peningkatan dan Keselamatan Ibu bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu di Kabupaten Bantul
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun namun demikian karena tingkat
partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kader kesehatan untuk
pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan kualitas sarana
prasarana kesehatan serta sumber daya manusia maka pada tahun
2010 Angka kematian ibu melahirkan dapat ditekan. Kecenderungan
angka kematian ibu (AKI) sebagaimana disajikan pada Gambar II.18.
Gambar II.18.
Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010
109.6584.26
47.14
140.3158.29
82.07110 107 105 104 104
267247
228 228
0
50
100
150
200
250
300
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Bantul Propinsi Nasional
Sumber : Dinas Kesehatan, 2012
Angka kematian Ibu di Kabupaten Bantul pada tahun 2010
dilaporkan terjadi penurunan yang cukup tinggi (82,1 per 100.000 KH).
Dari grafik diatas terlihat bahwa upaya penurunan AKI di kabupaten
Bantul sudah cukup berhasil. AKI pada tahun 2005 sebesar 109,65
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
40
per/100.000 KH turun menjadi 82,07 per 100.00 KH pada tahun 2010.
Keberhasilan ini juga bisa dilihat bila dibandingkan AKI Propinsi DIY
dan AKI nasional. AKI nasional tahun 2008 sebesar 228 per 100.000
KH.
Keberhasilan tersebut didukung pula oleh Program Desa
Bebas 4 Masalah Kesehatan (DBM4K) yang digulirkan oleh
pemerintah daerah yang bertujuan untuk memberikan dorongan
kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya dalam
pembangunan kesehatan melalui pemberian dana penghargaan
kepada desa-desa yang berhasil dalam penanganan masalah
kesehatan utama yaitu bebas kematian ibu, kematian bayi, gizi buruk,
kasus DBD dan penyakit TBC.
Dalam mempercepat penurunan kematian ibu ini, diperlukan
keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program Perbaikan gizi
Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui pemberian PMT
Pemulihan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Program
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui penyiapan
masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.
4. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi
Pada tahun 2012, terjadi penurunan status gizi buruk pada
balita, yaitu angka balita gizi buruk sebesar 0,26% dari seluruh balita
(target DIY <1%). Dengan demikian, terlihat adanya peningkatan status
gizi dibanding tahun 2011 yaitu angka gizi buruk sebesar 0,29%.
Beberapa upaya terus dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten, salah satunya melalui program PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) Balita Gizi Buruk berupa bantuan makanan tambahan
selama 180 hari makan anak bagi 225 Balita serta kunjungan dan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
41
pemeriksaan oleh dokter ahli anak di Puskesmas. Selain itu, upaya
perbaikan gizi juga dilakukan dengan PMT bagi 210 ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK) untuk 90 hari makan.
Berikut disajikan kecenderungan angka kasus gizi buruk dari
tahun 2005-2010 :
Gambar II.19
Grafik Angka Gizi Buruk Balita
Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010
1.020.92 0.87
0.510.35
0.58
0
1
2
3
4
5
6
2005 2006 2007 2008 2009 2010
An
gka
Giz
i Bu
ruk
(%)
Standar Bantul Strandar DIY Standar Nas Gizi Buruk
Sumber : Dinkes 2010, diolah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
42
c. Prioritas Intervensi dan Wilayah
Sebaran kejadian kematian bayi di Kabupaten Bantul tahun tahun 2011
disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar II.20.
Peta penyebaran Angka Kematian Bayi Tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2011
Kasus kematian bayi terjadi hampir di semua wilayah kerja Puskesmas
di Kabupaten Bantul kecuali wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1. Angka
Kematian Bayi yang tinggi yaitu lebih dari 22,5 per 1000 KH terdapat di 2
wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas Banguntapan 2 dan Jetis 2.
Adapun jumlah kematian balita pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak
11 balita (0,19 permil), di mana tersebar di 8 kecamatan yaitu Banguntapan,
Bantul, Jetis, Pandak, Imogiri, Sewon, Sedayu dan Piyungan. Selengkapnya
penyebaran kasus kematian balita di Kabupaten Bantul tahun 2010 dapat
dilihat pada gambar II.20.
Pada tahun 2012 dilaporkan bahwa jumlah kematian balita sebanyak
11,6 permil, terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan 2. Dengan
demikian prioritas intervensi penanganan kematian balita dilakukan di wilayah
kecamatan yang telah dipetakan tersebut.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
43
Adapun prioritas intervensi untuk kasus kematian ibu di Kabupaten
Bantul Tahun 2012, terjadi pada beberapa wilayah kerja Puskesmas, dengan
jumlh kasus terbanyak dilaporkan terjadi di wilayah kerja Puskesmas Dlingo 1.
Gambar II.21.
Penyebaran AKI Tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2010
2.2.3 Bidang Pendidikan
a. Perkembangan Antar –Waktu
Pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu program
prioritas yang ada di Kabupaten Bantul. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Bantul telah
menunjukkan keberhasilan. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan
tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain angka partisipasi
kasar (APK), angka partisipasi murni (APM), angka partisipasi sekolah (APS),
angka putus sekolah, dan angka melek huruf.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
44
1. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Untuk mengetahui keberhasilan program wajib belajar 9 tahun,
dapat dilihat dari indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM). APK menunjukkan perbandingan antara jumlah
siswa dengan jumlah penduduk pada usia sekolah, sedangkan APM
adalah perbandingan jumlah siswa SD/MI usia 7-12 tahun dengan jumlah
seluruh penduduk usia 7-12 tahun. Realisasi APK SD/MI tahun 2012
sebesar 92,91 %, hal ini menunjukan adanya kenaikan sebesar 0.52 %
dari capaian tahun 2011 92,39%. APK SMP/MTs tahun 2011/2012 sebesar
87,53%.
Realisasi APM SD/MI pada tahun 2012 adalah 80,87%, Adapun
APM SMP/MTs tahun 2012 adalah 67,02%. Capaian APM seperti diatas
bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan anak usia 13 - 15 tahun
tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari kelompok umur tersebut
bersekolah di luar Kabupaten Bantul dan sudah masuk di jenjang yang
lebih tinggi.
Tingkat kelulusan jenjang SD/MI tahun 2012 mencapai 100%
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 99,99%, sedangkan kelulusan
SMP dari peserta UN sebanyak 11.243 siswa lulus 11.205 siswa (99,66%)
bisa melampaui capaian tahun 2011 sebesar 99,16%.
Segala upaya telah dilakukan untuk meniadakan anak putus
sekolah, namun dikarenakan banyaknya variabel yang mempengaruhi
sehingga sampai dengan tahun 2012 belum bisa dituntaskan. Capaian
angka putus sekolah pada tahun 2012 jenjang SD/MI sebesar 0,05% naik
dari capaian tahun 2011 sebesar 0.04 % dan jenjang SMP/MTs tahun 2012
sebesar 0,11% turun dari capaian tahun 2011 sebesar 0.12%.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
45
APK merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran
umum mengenai banyaknya anak yang sedang menerima pendidikan pada
jenjang tertentu. APK di Kabupaten Bantul pada setiap jenjang pendidikan
pada tahun 2005 – 2009 disajikan pada Gambar berikut :
Gambar II.22 APK di Kabupaten Bantul Pada Setiap Jenjang Pendidikan
Tahun 2005 – 2009
Sumber : Dinas Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan Menengah Non Formal, 2010
Dari Gambar tersebut dapat diketahui bahwa APK di Kabupaten
Bantul pada setiap jenjang pendidikan pada tahun 2005–2009
cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan APK tersebut
menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang
berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan
bagi seluruh penduduk.
Tahun 2010 berbarengan dengan Sensus Penduduk yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) didapatkan angka APK
yang memiliki perbedaan dibandingkan dengan penghitungan APK
yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul selama ini.
APK SD dan MI adalah 91,48 (dengan perhitungan 74010+300/81231),
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
46
sedangkan untuk APK SMP dan MTs adalah 91.66 (dengan
perhitungan 34661+3200/41306). Untuk SMA dan SMK adalah 65.00
(belum termasuk paket C).
Tahun 2011, APK SD dan MI adalah 105,12, sedangkan untuk
SMP dan MTs adalah 98,26. Untuk SMA/SMK adalah 67,90 yang
dipengaruhi oleh faktor masih cukup tingginya minat masyarakat atau
penduduk Kabupaten Bantul untuk bersekolah di wilayah Kota
Yogyakarta. Hal ini diatasi dengan cara memperbaiki image pendidikan
di Bantul melalui peningkatan sarpras, kompetensi guru, sistem
pembelajaran, dan biaya pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Angka Partisipasi Murni (APM)
APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan
tingkat partisipasi murni sekolah penduduk usia sekolah. APM di
Kabupaten Bantul pada setiap jenjang pendidikan pada tahun 2005 –
2009 disajikan pada Gambar 22.
Gambar II.23.
APM di Kabupaten Bantul pada Setiap Jenjang Pendidikan
Tahun 2005 – 2009
Sumber : Dinas Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan Menengah Non
Formal, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
47
Dari Gambar II.23 dapat dilihat bahwa APM di Kabupaten
Bantul pada tahun 2005–2009 cenderung mengalami peningkatan. Hal
ini menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama
yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan
pendidikan bagi seluruh penduduk.
Tahun 2012 berbarengan dengan Sensus Penduduk yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh data lonjakan
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, sehingga didapatkan
angka APM yang memiliki perbedaan dibandingkan dengan
penghitungan APM yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Bantul selama ini. APM SD dan MI adalah 89,03 (dihitung dari
72323/81231), sedang untuk SMP dan MTs adalah 74,63 (dihitung dari
25867/34661). Untuk SMA dan SMK adalah 43,80 (belum termasuk
paket C).
Pada Tahun 2011 ini, angka APM SD/MI adalah 96,37,
sedangkan SMP/MTs adalah 77,98. Sementara APM SMA/SMK 50,27
dengan catatan perlu untuk dicermati bahwa data hasil sensus
penduduk dari BPS Tahun 2010 didapat data yang melonjak sangat
tinggi sehingga diperoleh APM yang kecil.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
48
3. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
APS merupakan indikator yang digunakan untuk melihat
banyaknya penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan
fasilitas pendidikan yang ada. APS di Kabupaten Bantul pada tahun
2005–2007 disajikan pada berikut :
Tabel II.12 APS di Kabupaten Bantul pada Setiap
Kelompok Usia Tahun 2005 - 2007
Kelompok usia 2005 2006 2007
6 - 12 tahun (%) 102,36 100,54 102,6
13 - 15 tahun (%) 92,4 89,63 92,48
16 - 18 tahun (%) 53,98 62,05 63,44
Sumber : Dinas Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan Menengah Non Formal, 2010
Dari Tabel 4 tampak bahwa APS di Kabupaten Bantul pada
kurun waktu 2005-2007 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan adanya keberhasilan pembangunan di bidang
pendidikan, terutama berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan
pelayanan pendidikan bagi seluruh penduduk.
4. Angka Putus Sekolah
Angka putus sekolah merupakan indikator yang mencerminkan
anak usia sekolah yang tidak bersekolah lagi atau yang tidak
menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Angka putus sekolah
di Kabupaten Bantul dalam kurun waktu lima tahun terakhir disajikan
pada Tabel 5.
Tabel II.13.
Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Bantul
Tahun 2006/2007 – 2008/2009
Indikator 2006/2007 2007/2008 2008/2009
SD 0,09 0,08 0,07
MI 0,09 0,14 0,08
SMP 0,33 0,40 0,20
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
49
MTs 0,92 1,2 0,44
SMA 0,41 0,25 0,09
MA 0,75 3,23 0,05
SMK 1,72 3,00 0,49
Sumber: Dinas Dikdas dan Dinas Dikmen dan Non Formal Kab Bantul, 2010
Gambar II.24.
Angka putus sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK tahun 2009 - 2011
0.050.07 0.050.010.18 0.1
11.01
0.83
0
0.5
1
1.5
2009 2010 2011
SMA/MA/SMK
SMP/MTs
SD/MI
Sumber: Dinas Dikdas dan Dinas Dikmen dan Non Formal Kab Bantul, 2010
Dengan jumlah siswa sebesar 73.032 pada Tahun 2009, Angka
Putus Sekolah SD/MI adalah 0,05 dengan tingkat kelulusan 99,98.
Untuk SMP/MTs dengan jumlah siswa sebesar 34.778 dengan angka
putus sekolah 0,01, dan tingkat kelulusan 93,14. Untuk SMA/SMK/MA
dengan jumlah siswa 26.849, angka putus sekolah adalah 1 dengan
tingkat kelulusan 97,18.
Tahun 2010 Angka putus sekolah SD/MI adalah 0.07 dengan
tingkat kelulusan 99,98, untuk SMP/Mts adalah 0,18 dengan tingkat
kelulusan 94,37, dan untuk jenjang SMA/SMK/MA adalah 1,01 dengan
tingkat kelulusan 98,7.
Tahun 2011 Angka Putus Sekolah SMA/SMK sebesar 0,83
dengan tingkat kelulusan 99,70 yang menunjukkan kecilnya hambatan
atau gangguan bagi siswa selama sekolah sampai dengan tamat
sekolah.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
50
5. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf diperoleh dengan membagi banyaknya usia
10 tahun ke atas yg bisa membaca dan menulis dengan seluruh
penduduk berumur 10 tahun ke atas. Indikator ini menggambarkan
mutu sumber daya manusia yang diukur dalam aspek pendidikan.
Angka melek huruf di Kabupaten Bantul tahun 2006 – 2009 disajikan
pada Tabel berikut :
Tabel II.14.
Angka Melek Huruf di Kabupaten Bantul Tahun 2006 – 2009
Uraian 2006 2007 2008 2009
Jumlah Melek Huruf (orang) 789.575 815.913 902.166 709.499
Persentase Melek Huruf (%) 98,34 98,71 99,15 99,60
Jumlah Penduduk seluruhnya (orang)
802.894 826.546 909.812 712.351
Sumber : Dinas Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan Menengah Non Formal, 2010
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di
Kabupaten Bantul pada tahun 2006–2009 mengalami peningkatan. Hal
ini menunjukkan peningkatan mutu sumber daya manusia di
Kabupaten Bantul. Tahun 2011 Angka melek huruf 91,03 yang
menunjukkan sangat tingginya minat masyarakat untuk belajar.
b. Relevansi dan Efektivitas Program
Analisis perbandingan dan relevansi APK, APM dan Angka Putus
Sekolah Kabupaten Bantul dan Provinsi DIY menunjukkan hasil bahwa dari
ke-3 indikator tersebut pencapaian Kabupaten Bantul relatif sama
pencapaian Provinsi DIY. Angka APK dan APM pada tiap jenjang pendidikan
dari tahun ke tahun cenderung meningkat, sedang angka putus sekolah
menurun sangat tajam. Tahun 2010 Angka Putus Sekolah tingkat SD di
Kabupaten Bantul sebesar 0.07 sama dengan Angka Putus di tingkat provinsi
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
51
sebesar 0.07. Hal tersebut menunjukkan keberhasilan program pendidikan
dan sudah sinkronnya program pendidikan antara kabupaten dan provinsi.
Gambar II.25.
Perbandingan APK dan APM pada jenjang SD dan MI
di Kabupaten Bantul dan Propinsi DIY Tahun 2008 - 2010
91.48
111.44 111.45
96.65 97.15
104.99104.64108.82
92.1289.0391.27
94.73
0
20
40
60
80
100
120
2008 2009 2010
APK SD/MI Kab Bantul
APK SD/MI Prop DIY
APM SD/MI Kab Bantul
APM SD/MI Prop DIY
Sumber: Dinas Dikdas dan Dinas Dikmen dan Non Formal Kab Bantul, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
52
Gambar II.26.
Perbandingan APK dan APM pada jenjang SMP dan MTs
di Kabupaten Bantul dan Propinsi DIY Tahun 2008 - 2010
96.22
114.98
74.55
84.64
96.41
115.47
73.94
84.7891.66
114.32
74.63
81.05
0
20
40
60
80
100
120
2008 2009 2010
APK SMP/MTs KabBantul
APK SMP/MTs PropDIY
APM SMP/MTsKabBantul
APM SMP/MTs PropDIY
Sumber: Dinas Dikdas dan Dinas Dikmen dan Non Formal Kab Bantul, 201
Gambar II.27.
Perbandingan APK dan APM pada jenjang SMP dan MTs
di Kabupaten Bantul dan Propinsi DIY Tahun 2008 – 2010.
78.13
81.51
58.3
59.12
80.53
87.06
59.9860.87
65
88.33
43.8
60.47
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2008 2009 2010
APK SMA/MA/SMK
Kab Bantul
APK SMA/MA Prop
DIY
APM SMA/MA/SMK
Kab Bantul
APM SMA/MA Prop
DIY
Sumber: Dinas Dikdas dan Dinas Dikmen dan Non Formal Kab Bantul, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
53
Perlu diperhatikan bahwa penghitungan angka APK dan APM pada
tabel diatas, pada tingkat Propinsi DIY pada jenjang SMA dan MA sedangkan
di Kabupaten Bantul melibatkan jenjang SMA, MA, dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
2.2.4 Bidang Infrastruktur Dasar
a. Air Limbah/Sanitasi
Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Bantul pada kegiatan
domestik/rumah tangga maupun home industry saat ini masih dikelola secara
individual/sendiri-sendiri (on site sanitation) yang dialirkan ke saluran
pembuangan umum ke dalam tanah. Kenyataan tersebut dapat menimbulkan
terjadinya pencemaran terhadap tanah dan air yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Adapun jumlah air
limbah yang dihasilkan adalah sekitar 80 – 90% dari jumlah penggunaan air
domestik.
Sumber-sumber air limbah di Kabupaten Bantul berasal juga dari
fasilitas umum dan industri. Pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten
Bantul di beberapa usaha industri sudah dilakukan untuk meminimalisir
dampak terhadap pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran ini tentu
saja perlu penanganan lebih lanjut termasuk juga pada limbah domestik dan
home industry. Penetapan baku mutu dan pengelolaan, serta pengolahan air
limbah sebelum dibuang merupakan alternatif terbaik yang menjamin
kelangsungan dan kelestarian lingkungan di masa mendatang.
Di Kabupaten Bantul terdapat pula industri-industri skala kecil,
menengah dan skala besar yang dipertahankan sebagai salah satu sektor
penunjang kegiatan ekonomi wilayah. Untuk itu selain pengolahan limbah
sebelum dibuang, penyiapan jaringan limbah yang terencana perlu dilakukan
terutama pada daerah-daerah yang dialokasikan sebagai wilayah industri.
Beberapa upaya pengelolaan limbah dan jenis usaha tersebut sebagai
berikut:
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
54
Volume Volume
Air Limbah Limbah Padat
Rata-rata/ Rata-rata/ Bak Penanganan Tanpa
Unit Usaha
(lt/hr)
Unit Usaha
(kg/hr)Individual Komunal Pengendap Lainnya Penanganan
Jagalan, Banguntapan,
Singosaren, 12 50 pcs/hari 25 0.5 ons/bulan (10 unit) (2 unit)
Banguntapan, Pringgolayan 10 30 pcs/hari 30 0.3 ons/bulan (6 unit) (4 unit)
14 20 pcs/hari 20 0.2 ons/bulan (10 unit) (10 unit) (4 unit)
2 Teksti l (ATBM) Kurnia (ATBM)Krapyak Wetan, Panggungharjo,
Sewon1 20 lb/hari 1 m3/hari
1 40 lb/hari 2 m3/hari
11 10 lb/hari 0,5 m3/hari (5 unit) (6 unit)
3 Batik Wi ji rejo, Pandak, Bantul 4 12 lb/hari 1 m3/hari
4 Tapioka Nangsri , Srihardono, Pundong 22 1 kwt/hari 150 30 Pakan ternak (5 unit) (7 unit)
Sayegan, Srihardono, Pundong 14 2 kwt/hari 300 60 Pakan ternak (10 unit) (4 unit)
5 Tahu Bu Hari Greso, Trimurti , Srandakan 1 6 kwt/hari 400 120 Pakan ternak
KSM Sumber Rejeki Greso, Trimurti , Srandakan 13 1 kwt/hari 1000 20 Pakan ternak
KSM Ngudi Lestari Gunungsaren, Trimurti , Srandakan 54 1 kwt/hari 1000 20 Pakan ternak (5 unit) (54 unit)
Poncosari , Srandakan 20 1 kwt/hari 1000 15 Pakan ternak (14 unit) (6 unit)
Ngoto, Bangunharjo, Sewon 17 75 kg/hari 750 15 Pakan ternak (komunal)
Bogoran, Tri renggo, Bantul 15 75 kg/hari 750 15 Pakan ternak
Baturetno, Banguntapan 10 75 kg/hari 750 15 Pakan ternak (7 unit) (3 unit)
Panggungharjo, Sewon 3 1,5 kwt/hari 1500 30 Pakan ternak (1 unit) (2 unit)
6 Tempe Pendowoharjo, Sewon 25 50 kg/hari 750 5 Pakan ternak (10 unit) (15 unit)
Panggungharjo, Sewon 16 50 kg/hari 750 5 Pakan ternak (6 unit) (10 unit)
Poncosari , Srandakan 34 60 kg/hari 900 6 Pakan ternak (16 unit) (18 unit)
Canden, Jetis 19 50 kg/hari 750 5 Pakan ternak (10 unit) (9 unit)
7 Krecek Segoroyoso, Pleret 35 40 kg/hari 1000 0.4 (20 unit) (15 unit)
Jln. Wates , Km 13,5 Sedayu,
Argosari , Sedayu
1 Elektroploting -
Padi Subur
Upaya PenangananUpaya Penanganan Air Limbah
No Jenis Usaha Nama Usaha Alamat Sentra Non SentraLimbah Padat
Dimanfaatkan
Kapasitas Rata-
rata per Hari Dibuang
Langsung
IPAL
Tabel II.15.
Jenis usaha industri dan penanganan limbah di Kabupaten Bantul Tahun 2008
Sumber: BLH Kabupaten Bantul, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
55
Tabel II.16.
Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kabupaten Bantul Tahun 2008
No Kegiatan Jenis Usaha Kapasitas Produksi Volume Limbah Keterangan
1 TPA - Piyungan Pembuangan akhir sampah 150 m3/hari Saluran irigasi S. Opak
2 IPAL - Sewon Instalasi pengolahan limbah RT 15.500 m3/hari 9.000 m3/hari S. Bedog
3 PT. Komitrando Pelapisan logam/electroplating 10.000 pcs/hari 2 m3/hari Saluran irigasi
4 PT. Samitex Industri tekstil 27.811.800 m/tahun 160 - 180 m3/hari S. Winongo
5 PG. Madukismo Industri gula tebu 500.000 - 600.000 ton/tahun 2 - 5 m3/jam S. Winongo Kecil
6 PS. Madukismo Industri alkohol/spiritus 24.000 l/hari 5 - 7 m3/jam S. Bedog
7 PT. Bintang Alam Semesta Penyamaan kulit 1.000 - 2.000 lmb/hari 200 - 260 m3/bulan S. Opak
8 PT. Adi Satria Abadi Penyamaan kulit 500.000 feet/bulan 250 m3/hari S. Opak
9 PT. Fajar Makmur Penyamaan kulit Saluran irigasi
10 PT. Digitone Industri tinta Saluran irigasi
11 PT. Pertamina UP IV Depot BBM
12 KRT. Daud Wiryo Hadinagoro Batik 20 lmb/bulan Disedot
13 Batik Indah Roro Jonggrang Batik
14 PT. Indo Hanzel Perkasa Gas Asitelin 576.000 kg/tahun 282,6 m3/bulan S. Semampir
15 Balai Besar Kulit Karet dan Plastik Laboratorium dan Pelayanan Jasa Penyamaan Kulit
S. Opak
16 PS. Panembahan Senopati Rumah Sakit 160 tempat tidur 40 m3/hari Saluran drainase
17 RS. PKU Muhamadiyah Rumah Sakit 108 tempat tidur 580 m3/bulan S. Winongo Kecil
18 PT. Indokor Daya Mina Cold Storage S. Gadjahwong
19 PT. Indokor Bangun Desa Tambak udang 7,2 ton/tahun Pantai Pandansimo
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
56
No Kegiatan Jenis Usaha Kapasitas Produksi Volume Limbah Keterangan
20 RS. Rajawali Citra Rumah Sakit 50 tempat tidur Saluran irigasi
21 RS. Permata Husada Rumah Sakit 30 tempat tidur Saluran irigasi
22 RSKIA. Ummi Khasanah Rumah Sakit 2 orang/hari Saluran irigasi
Sumber: BLH Kabupaten Bantul, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
57
Jenis dan jumlah usaha industri sebagimana yang disajikan pada
Tabel II.15, pada saat sekarang dimungkinkan banyak mengalami perubahan
dalam hal jumlah maupun variasi jenis produksinya, namun hal ini terbatas
pada pendataannya karena sebagian besar industri yang baru tumbuh
bersifat home industry dan belum terkontrol oleh pemerintah daerah. Selain
itu juga aspek regularitas masih belum mampu menunjukkan posisi dan
kemapanan jenis usaha yang berkelanjutan.
Ketersediaan sarana sanitasi rumah tangga berhubungan erat dengan
kondisi kesehatan penduduk di wilayah Kabupaten Bantul serta menunjukkan
tingkat kesadaran penduduk akan arti pentingnya kesehatan, dan kelestarian
lingkungan. Ketersediaan kebutuhan sanitasi penduduk di Kabupaten Bantul
dapat dilihat pada jumlah/kuantitas dari sarana jamban keluarga/rumah
tangga yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel II.17.
Ketersediaan Sarana Jamban di Kabupaten Bantul
No Kecamatan
Ketesediaan Jamban Jumlah
M K H
Jumlah % Jumlah % Jumlah % KK
1 Srandakan 847 9,59 1.859 21,05 4.242 48,02 8.833
2 Sanden 509 4,92 1.384 13,38 6.260 60,51 10.345
3 Kretek 1.126 13,86 1.856 22,84 4.514 55,54 8.127
4 Pundong 1.606 21,75 2.301 31,16 2.888 39,11 7.385
5 Bambanglipuro 887 7,85 1.447 12,81 8.548 75,68 11.295
6 Pandak 1.269 9,98 4.624 36,35 5.821 45,76 12.721
7 Bantul 2.071 13,25 1.547 9,90 10.157 65,00 15.627
8 Jetis 3.710 23,24 4.433 27,77 5.270 33,01 15.965
9 Imogiri 3.693 22,54 2.054 12,54 7.486 45,69 16.384
10 Dlingo 805 8,10 5.417 54,51 3.353 33,74 9.937
11 Pleret 3.795 29,41 1.233 9,56 4.878 37,81 12.902
12 Piyungan 4.198 34,92 625 5,20 8.263 68,73 12.022
13 Banguntapan 2.481 10,88 3.945 17,30 15.302 67,12 22.798
14 Sewon 1.848 6,94 604 2,27 19.355 72,69 26.626
15 Kasihan 1.948 7,97 1.085 4,44 14.173 57,96 24.454
16 Pajangan 1.377 17,58 1.791 22,86 4.171 53,25 7.833
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
58
No Kecamatan
Ketesediaan Jamban Jumlah
M K H
Jumlah % Jumlah % Jumlah % KK
17 Sedayu 2.412 24,04 1.456 14,51 6.726 67,05 10.032
Jumlah/Rata-rata 34.582 15,70 37.661 18,73 131.407 54,51 233.286
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2008
Berdasarkan data tersebut, secara umum dapat dikemukakan bahwa
kondisi sanitasi penduduk di wilayah Kabupaten Bantul berdasarkan
perbandingan jumlah dan kualitas kelayakan sarana sanitasi jamban
keluarga, dalam ‘kategori cukup’ memenuhi standar dan persyaratan
kesehatan. Hal ini didasarkan bahwa prosentase rata-rata sarana jamban
keluarga yang tidak memenuhi standard persyaratan kesehatan sebesar
15,70% dari keseluruhan jumlah KK pada tiap kecamatan; prosentase jumlah
yang kurang memenuhi standar persyaratan kesehatan sebesar 18,73% dan
yang memenuhi standar persyaratan kesehatan sebesar 54,51%. Selebihnya
dari perhitungan dan pendataan tersebut diasumsikan belum memiliki jamban
keluarga sendiri ataupun satu jenis sarana jamban digunakan untuk
kebutuhan bersama-sama.
Kecamatan Piyungan merupakan wilayah kecamatan di Kabupaten
Bantul yang mempunyai kondisi sarana jamban tidak layak (tidak memenuhi
standar kesehatan) paling banyak, yaitu sejumlah 4.198 buah; sedangkan
jumlah yang paling sedikit dimiliki oleh keluarga di wilayah Kecamatan
Sanden dengan 509 buah. Demikian juga halnya dengan perhitungan
prosentasenya terhadap jumlah KK pada wilayah kecamatan yang
bersangkutan, tampak kecenderungan dan posisi yang sama, yaitu
Kecamatan Piyungan mempunyai prosentase jumlah jamban yang tidak
memenuhi standard persyaratan kesehatan sebesar terbesar (34,92%) dan
Kecamatan Sanden 4,92% (terkecil).
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
59
b. Air Minum/Air Bersih
Penyediaan pengelolaan air bersih di Kabupaten Bantul dilaksanakan
oleh Dinas PU bekerjasama dengan PDAM Kabupaten Bantul.
Perkembangan jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Bantul tahun 2005 –
2009 serta kapasitas terpasang dan kapasitas produksi PDAM Kabupaten
Bantul tahun 2005 – 2009 disajikan masing – masing pada Gambar II.28 dan
Gambar II.29.
Gambar II.28
Perkembangan Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2009
Sumber: PDAM Kabupaten Bantul, 2010
Gambar II.29.
Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Produksi PDAM Kab. Bantul Tahun 2005 – 2009
Sumber: PDAM Kabupaten Bantul, 2010 (diolah)
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
60
Perbedaan kapasitas terpasang dan kapasitas produksi (Gambar 28)
menunjukkanbahwa ketersediaan air bersih belum dimanfaatkan seluruhnya
oleh masyarakat. Ketersedian air bersih pada tahun 2009 sebesar 267
liter/detik, sedangkan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebesar 178
liter/detik. Data tersebut menunjukan bahwa ketersediaan air sebesar 87
liter/detik (33,33% dari jumlah yang tersedia) belum dimanfaatkan oleh
masyarakat . Kapasitas terpasang dan kapasitas produksi PDAM pada tahun
2009 untuk setiap kecamatan disajikan pada Tabel 9.
Dari tersebut dapat diketahui bahwa masing terdapat beberapa
kecamatan yang belum terjangakau oleh layanan PDAM, yaitu Kecamatan
Sanden, Kretek, Pundong, Bambanglipuro, dan Pleret. Namun, Untuk
penanganan di lokasi yang belum terjangkau jaringan PDAM dan
daerahrawan kekeringan, selama 5 tahun terakhir telah dibangun Hidran
Umum (HU), pembangunan Sistem Instalasi Perpipaan Air Sederhana
(SIPAS). Selain itu, untuk mendukung kawasan siap bangun/lingkungan siap
bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota Mandiri dibangun sistem pengolahan air
minum (SPAM) di IKK Pajangan.
Tabel II.18.
Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Produksi PDAM
Kab. Bantul Tahun 2009
No Kecamatan Jenis Sumber Kapasitas Terpasang (liter/detik)
Kapasitas Produksi
(liter/detik)
1 Srandakan Sumur dangkal 10 7
2 Sanden - 0 0
3 Kretek - 0 0
4 Pundong - 0 0
5 Bambanglipuro - 0 0
6 Pandak Sumur Dalam 10 5
7 Bantul Sumur Dangkal 30 20
8 Jetis Sumur Dangkal 10 7
9 Imogiri Sumur Dalam 20 7
10 Dlingo
Mata Air& Air Permukaan Sungai 30 19
11 Pleret Sumur Dalam 0 0
12 Piyungan Sumur Dangkal 10 3
13 Banguntapan Sumur Dalam 10 7
14 Sewon Sumur Dalam 10 10
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
61
No Kecamatan Jenis Sumber Kapasitas Terpasang (liter/detik)
Kapasitas Produksi
(liter/detik)
15 Kasihan Sumur Dangkal 62 47
16 Pajangan Sumur Dalam 35 26
17 Sedayu Air Permukaan Sungai 30 20
JUMLAH 267 178
Sumber: PDAM Kabupaten Bantul, 2010
c. Elektrifikasi
Cakupan pelayanan listrik di Kabupaten Bantul telah mencapai 100%.
Namun demikian berdasarkan jumlah kepala keluarga (KK) belum mencapai
100%. khususnya di dusun yang terletak di lokasi terpencil. Upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul adalah dengan
mengembangkan jaringan listrik dan inovasi sumber energi yang lain yaitu
energiangin, energi surya, energi ombak, dan mikro hidro. Pada tahun 2009
jumlah sambungan listrik terpasang di seluruh Kabupaten Bantul sebanyak
137.215 sambungan.
Sebagian besar keluarga miskin di Kabupaten Bantul sudah
menggunakan listrik sebagai sumber penerangan rumah tangga. Namun
banyak keluarga miskin yang belum memasang meteran sendiri dan
menyalur listrik dari rumah tangga lain (tetangga, orang tua, atau saudara),
meskipun ada juga beberapa keluarga miskin yang sudah mempunyai
meteran sendiri. Keluarga miskin yang menyalur listrik dari rumah tangga
yang berlangganan resmi memang tidak membayar per bulan. Akan tetapi,
secara relatif mereka mengeluarkan biaya yang lebih banyak daripada si
pemilik meteran yang berlangganan listrik secara langsung kepada PLN.
Barangkali ini merupakan dilema yang dihadapi oleh mereka karena di satu
pihak tidak mampu membayar biaya pasang instalasi listrik, tetapi di sisi lain
merasa bahwa listrik merupakan kebutuhan vital, khususnya bagi penerangan
rumah tangga.
Sedangkan perkiraan kebutuhan beban tenaga listrik menurut analisis
PLN Bantul secara global untuk kebutuhan rumah tangga menunjukkan tren
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
62
fluktuatif, yang dapat dicermati pada tabel di bawah ini.
Tabel II. 19. Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kabupaten Bantul
NO URAIAN SATUAN 2009 2010 2011*)
1 Kebutuhan GWH 164.73 177.8 92.06
rumah tangga GWH 12.7 130.45 67.27
Komersial GWH 16.19 17.54 9.39
Publik GWH 13 14.97 7.91
Industri GWH 14.84 14.84 7.5
*) Data sampai dengan bulan Juni 2011
Sumber : PLN Bantul
Penggunaan listrik untuk rumahtangga didominasi oleh pengguna daya
rendah, yaitu 450 Watt. Hal ini sejalan dengan kebijakan PLN yang
mengalokasikan slot daya 450 watt untuk Rumah Tangga Miskin.
Penggunaan daya mulai 450 sampai dengan >2.200 Watt dari tahun ke
tahun meningkat. Hal ini seperti tergambarkan pada tabel berikut:
Tabel II.20. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
Kabupaten Bantul
NO URAIAN 2009 2010 2011*)
1 RT dengan daya 450 watt 92,686 92,331 92,405
2 RT dengan daya 900 watt 30,422 33,493 34,878
3 RT dengan daya 1.300 watt 5,265 5,656 6,100
4 RT dengan daya 2.200 watt 1,305 1,497 1,673
5 RT dengan daya > 2.200 watt 276 365 399
6 Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik 129,954 133,342 135,455
*) Data sampai dengan Juni 2011
Sumber : PLN Bantul
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
63
Tabel II.21.
Banyaknya Pelanggan Listrik, Daya Terpasang dan Energi Terjual
Menurut Kecamatan di Kabupaten Bantul tahun 2010
No Kecamatan Banyaknya Pelanggan Daya Terpasang Energi Terjual
1 Srandakan 6,627 4,287,550 549,233
2 Sanden 7,389 4,489,050 567,015
3 Kretek 7,972 5,199,800 698,291
4 Pundong 7,773 4,709,200 264,321
5 Bambanglipuro 9,545 5,853,780 759,264
6 Pandak 10,661 6,362,050 863,218
7 Bantul 15,557 15,367,600 2,272,910
8 Jetis 12,987 8,563,500 1,133,462
9 Imogiri 12,536 8,069,420 1,040,395
10 Dlingo 7,050 4,777,325 554,433
11 Pleret 9,909 6,804,100 986,429
12 Piyungan 11,607 9,591,295 1,380,818
13 Banguntapan 28,096 31,530,459 4,790,217
14 Sewon 25,333 29,958,941 4,618,844
15 Kasihan Digabung dengan Sedayu
Digabung dengan Sedayu
Digabung dengan Sedayu
16 Pajangan 7,121 5,066,500 592,623
17 Sedayu 37,743 42,029,731 6,392,890
Jumlah/Total 217,906 192,660,301 27,464,363
2009 212,842 181,963,152 25,651,048
2008 206,353 171,774,734 23,462,960
2007 198,763 158,363,072 21,307,164 Sumber : Bantul dalam Angka, BPS (2011)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kecamatan dengan warna
khusus adalah kecamatan yang terletak di lahan marjinal dan juga menjadi
kantong kemiskinan di Kabupaten Bantul. Terlihat bahwa di wilayah tersebut
banyaknya pelanggan, daya terpasang serta energi terjual rata-rata lebih
rendah dibandingkan dengan wilayah lain.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
64
Dari tabel berikut dapat diketahui persentase kemampuan Keluarga
Miskin per kecamatan dalam memenuhi kebutuhan listrik.
Tabel II.22
Kemampuan Keluarga Miskin dalam Memenuhi Kebutuhan Kesehatan,
Pendidikan, Air Bersih, dan Listrik
Kesehatan Pendidikan Air bersih Listrik Jumlah KK
Kretek 56,13 18,0 17,2 13,2 1600
Sanden 3,44 0,97 15,11 19,22 1337
Srandakan 19,72 8,72 11,23 19,61 1790
Pandak 61,48 6,36 8,41 11,48 3224
Bambanglipuro 0,00 0,00 29,89 19,28 2158
Pundong 24,00 16,52 7,59 12,93 1725
Imogiri 14,17 7,92 41,17 15,90 3408
Dlingo 14,18 12,56 17,53 13,06 2595
Jetis 49,63 5,20 22,50 12,94 2982
Bantul 29,41 12,90 23,44 9,80 3132
Pajangan 34,78 2,39 13,04 6,95 1866
Sedayu 0,00 1,38 4,65 4,61 2604
Kasihan 37,68 1,04 4,18 2,35 4427
Sewon 43,01 1,17 12,20 6,00 4548
Piyungan 93,79 1,48 3,72 3,47 2366
Pleret 45,33 5,77 11,72 6,48 2270
Banguntapan 82,73 5,28 33,41 1,75 4963
Total 39,52 5,76 17,24 9,24 47015
Sumber: TKPK Kabupaten Bantul, 2009 (Hasil Pendataan Keluarga Miskin Kecamatan per Desember 2009 Kabupaten
Bantul, 2009)
Sebenarnya rendahnya persentase kemampuan Keluarga Miskin
dalam memenuhi kebutuhan listrik semata-mata bukan karena mereka sama
sekali tidak menikmati layanan listrik. Mereka sebagian besar telah dapat
menikmati layanan listrik dengan cara menyalur dari rumah terdekatnya, baik
dari saudara maupun tetangga dekat. Sehingga data yang tersaji ini
merupakan data resmi yang tergali dari pemasangan instalasi resmi yang
dilakukan oleh PLN. Dari data tersebut, wilayah dengan penduduk padat
kemampuan memenuhi kebutuhan listriknya di bawah 10%, hal ini tentu saja
bukan karena faktor teknis, tetapi seperti diuraikan di atas karena kemudahan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
65
menyalur dari rumah terdekat, sehingga data resmi menunjukkan rendahnya
pemasangan instalasi. Data ini paling tidak menujukkan fenomena yang
mungkin terjadi di tempat lain sehingga menjadi catatan pemerintah Pusat
sehingga dalam Program Penanggulangan Kemiskinan klaster IV dengan
meluncurkan program listrik murah dan hemat.
d. Sanitasi
Seiring berkembangnya Kabupaten Bantul menjadi kawasan
penyangga dalam RTRW Provinsi DIY dan pertumbuhan jumlah penduduk
yang semakin pesat yang mengakibatkan peningkatan volume pencemar
khususnya yang berasal dari buangan domestik, baik air limbah cucian dan
kamar mandi (grey water) dan limbah WC (black water). Sehingga baik dalam
jangka pendek atau menengah maupun jangka panjang diperlukan suatu
pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan
sanitasi di Kabupaten Bantul.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah melakukan penentuan wilayah
prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site
maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam
penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah
(perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/Center of Business
Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta risiko kesehatan
lingkungan. Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang
menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk
perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa
zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kabupaten
dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah
Kabupaten Bantul.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
66
Gambar II. 30
Peta Kebutuhan Sistem Pengelolaan Air Limbah untuk
Perencanaan Pengembangan Sistem
Sumber : Bappeda, 2011
e. Air Minum
Selanjutnya pengembangan pengelolaan air bersih di Kabupaten Bantul
lebih banyak diarahkan untuk tujuan sebagai berikut :
Meningkatnya pelayanan air bersih PDAM pada tahun 2015.
Terbangunnya sarana air bersih bagi masyarakat yang tidak
terlayani PDAM.
Pengembangan infrastruktur air bersih di Kabupaten Bantul dilakukan
oleh PDAM Kabupaten Bantul, yang dituntut meningkatkan pelayanan air
bersih untuk masyarakat. Cakupan layanan PDAM hingga saat ini baru
mencapai 18%. Dalam jangka panjang direncanakan seluruh masyarakat
perkotaan akan mendapatkan pelayanan PDAM baik dari aspek kualitas,
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
67
kuantitas, dan kontinuitas air yang lebih baik. Sumber air bersih yang
dominan lainnya di Kabupaten Bantul adalah dengan memanfaatkan sumur
dalam (ABT). Untuk mencapai sasaran tersebut PDAM Kabupaten Bantul
tengah berupaya menambah sumber air baku.
Berikut ini tabel tentang jumlah pelanggan air bersih dan nilainya per
Kecamatan.
Tabel II.23.
Banyaknya Pelanggan Air Bersih yang Disalurkan dan Nilainya menurut
Kecamatan di Kabupaten Bantul, Akhir Tahun 2010
No Kecamatan Jumlah Pelanggan Akhir Tahun
Air Bersih yang Disalurkan
Nilai (Rp)
1 Srandakan 307 48,091 122,995,500
2 Sanden 46 5,477 14,266,100
3 Kretek 27 3,088 8,286,800
4 Pundong 12 216 986,000
5 Bambanglipuro 103 16,030 42,177,300
6 Pandak 122 23,674 63,418,400
7 Bantul 995 273,152 798,273,700
8 Jetis Digabung dengan Imogiri Digabung dengan Imogiri Digabung dengan Imogiri
9 Imogiri 1,463 160,254 557,756,200
10 Dlingo 2,393 349,801 1,023,646,000
11 Pleret 12 Piyungan 482 68,567 224,579,300
13 Banguntapan 250 38,556 132,600,900
14 Sewon 1,287 237,295 835,707,900
15 Kasihan 3,371 618,406 1,899,871,100
16 Pajangan 2,239 349,777 1,116,209,700
17 Sedayu 2,276 318,317 991,075,900
Jumlah/Total 15,373 2,510,701 7,831,850,800
Sumber : PDAM Bantul
Jumlah Pelanggan
Air Bersih yang Disalurkan
2009 12,540 2,164,345 6,445,963,200
2008 11,690 2,020,705 5,890,086,000
2007 11,471 2,043,684 3,849,155,625
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
68
Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya agar kebutuhan masyarakat
terhadap akses sanitasi yang layak, air minum dan listrik dapat tercukupi
untuk seluruh lapisan masyarakat. Namun demikian, tidak semua golongan
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur ini karena keterbatasan
ekonomi mereka. Oleh karena itu telah ditempuh kebijakan afirmatif untuk
mengatasi kesenjangan ini. Diantaranya dengan diluncurkannya beberapa
program dari Pusat maupun inisiatif daerah. Program-program tersebut
antara lain; Program Percepatan Sanitasi Permukiman (dari 8 Kementerian),
Pokja Sanitasi yang Sekretariatnya ada dibawah Bappeda, Metropolitan
Sanitation Management & Health Project, Local Project Management Unit dan
Project Implementation Unit, Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
(SLBM) dan yang terakhir Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI for
PNPM). Di level lokal beberapa program yang berkaitan dengan infrastruktur
ini antara lain; didirikannya kerjasama antar kabupaten/kota dalam hal
penanganan masalah limbah dan sampah yaitu Kartamantul (Yogyakarta,
Sleman dan Bantul), Hidran Umum (HU), pembangunan Sistem Instalasi
Perpipaan Air Sederhana (SIPAS). Selain itu, untuk mendukung kawasan
siap bangun/lingkungan siap bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota Mandiri
dibangun sistem pengolahan air minum (SPAM) di IKK Pajangan.
2.2.5 Bidang Ketahanan Pangan
Kebijakan ketahanan pangan diarahkan guna mewujudkan kemandirian
pangan meliputi tiga aspek, yakni menjamin ketersediaan, konsumsi, dan
distribusi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang pada
tingkat rumah tangga, daerah, dan nasional sepanjang waktu dan merata
melalui pemanfaatan sumberdaya lokal.
Ketahanan pangan sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 7
Tahun 1996 tentang Pangan, didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
69
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Sehingga penyediaan pangan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi pangan rumah tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Ketersediaan pangan di Kabupaten Bantul dapat diketahui dari indikator
ketersediaan energi dan protein serta cadangan pangan yang ada di
masyarakat. Ketersediaan pangan dalam bentuk energi dan protein selama
priode 2005-2009 seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel II.24.
Ketersediaan Energi dan Protein (KEP) untuk Dikonsumsi di
Kabupaten Bantul Tahun 2005-2009
No Tahun Energi (Kal/Kap/Hr) Protein (Gram/Kap/hr)
Nabati Hewani Total
1 2005 6.633 171,97 15,21 187,19
2 2006 6.299 158,63 17,79 176,42
3 2007 7.050 179,35 19,65 199
4 2008 7.065 186,71 20,38 207,09
5 2009 7.435 198,76 17,22 215,98
Sumber: Dinas Pertahut dan BKPPP, 2010
Penurunan KEP terjadi pada tahun 2006 yang disebabkan oleh
terjadinya gempa bumi yang berdampak pada penurunan produksi pangan.
Adapun perkembangan cadangan pangan masyarakat (beras) yang terdiri
dari stok beras yang ada di petani, penggilingan padi, pedagang, dan
konsumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel II.25.
Perkembangan Cadangan Pangan Masyarakat di
Kabupaten Bantul Tahun 2005-2009
No Jenis Stok Keadaan Stok Beras (ton)
2005 2006 2007 2008 2009
1 Masyarakat 93.314,42 92.487,68 101.048,27 105.663,17 115.949,00
Sumber: Dinas Pertahut dan BKPPP, 2010
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
70
Jika ditinjau dari aspek distribusi pangan, di Kabupaten Bantul distribusi
pangan berjalan lancar karena didukung sarana jalan dan transportasi yang
memadai. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kesenjangan harga yang
mencolok antara sentra produksi dengan wilayah lainnya.
Sedangkan dari aspek konsumsi pangan, di Kabupaten Bantul dapat
ditunjukkan dengan parameter Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat.
Adapun perkembangan pencapaian Skor Pola Pangan Harapan di Kabupaten
Bantul selama periode 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.26.
Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) di
Kabupaten BantulTahun 2005–2009
No Kelompok Pangan
Skor Pola Pangan Harapan
2005 2006 2007 2008 2009
1 Padi-padian 25 25 25 25 25
2 Umbi-umbian 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
3 Pangan Hewani 14,6 17,8 18,7 20,5 19,4
4 Minyak dan Lemak 0,8 4,8 4,4 4,2 4,2
5 Buah/Biji Berlemak 1 1 1 1 1
6 Kacang-Kacangan 10 10 10 10 10
7 Gula - - - - -
8 Sayur dan Buah 30 30 30 30 30
9 Lain-lain - - - - -
Total 83,9 91,1 91,6 93,2 92,1
Sumber: Dinas Pertahut dan BKPPP, 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat belum
beragam, karena masih ada dominasi kelompok pangan tertentu yaitu padi-
padian, umbi-umbian, buah/biji berlemak, kacang-kacangan, sayuran, dan
buah.
Permasalahan yang ada terkait dengan ketahanan pangan di
Kabupaten Bantul antara lain adalah masih terdapatnya daerah rawan
pangan. Kondisi ini mengharuskan pemerintah untuk melakukan intervensi
melalui program/kegiatan pemberdayaan masyarakat yang langsung
menyentuh masyarakat miskin. Salah satu bentuk intervensi tersebut antara
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
71
lain adalah Program Aksi Desa Mandiri Pangan. Program Aksi Desa Mandiri
Pangan dilaksanakan sejak tahun 2006 dan telah dialokasikan pada enam
desa rawan pangan di tiga kecamatan, yaitu Desa Muntuk dan Jatimulyo
(Kecamatan Dlingo), Desa Selopamioro dan Wukirsari (Kecamatan Imogiri),
serta Desa Srihardono dan Seloharjo (Kecamatan Pundong).
Selama satu dasa warsa terakhir pemerintah sudah mengembangkan
berbagai program berkaitan dengan pangan guna mengurangi kerentanan
bagi keluarga miskin. program tersebut diimplementasikan melalui berbagai
proyek dari APBN maupun APBD. Efektifitas dipengaruhi oleh aksesibilitas
masyarakat terhadap layanan program tersebut. Sementara aksesibilitas
masyarakat terhadap layanan ditentukan oleh persyaratan yang ditetapkan
untuk mendapatkan layanan tersebut. Faktor kedua yakni relevansi yang
berhubungan dengan kesesuain layanan dengan kebutuhan dan konteks
penerima manfaat. Tingkat relevansi dipengaruhi oleh tingkat partisipasi
masyarakat
Data yang disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) DKP 11 Agustus
2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2043 DIY akan mengalami titik impas,
di mana kebutuhan konsumsi pangan dan luas lahan pangan sebanding.
Namun di tahun berikutnya DIY akan mengalami defisit karena lahan produksi
pangan sudah beralih fungsi seiring roda pembangunan. Prediksi tersebut
mengacu pada kecenderungan konsumsi beras masyarakat DIY pada 2010
sekitar 93,48 kg/kapita/tahun. Selain itu, jumlah penduduk di DIY terus
meningkat terutama karena urbanisasi.
Terkait dengan lahan pertanian, menunjukkan terjadinya alih fungsi
lahan dari pertanian ke non pertanian dengan rata-rata 200-250 hektar per
tahun. Dengan semakin menyempitnya lahan pertanian maka produksi
pangan juga akan menurun. Artinya ketersediaan pangan masyarakat DIY
dari hari ke hari semakin terancam.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
72
Gambar II.31.
Luas Sawah Provinsi DI Yogyakarta dan Bantul 2005 - 2009
Sumber: Presentasi Kepala Bappeda DI Yogyakarta dalam Raker DKP 11 Agustus 2011
Dinas Pertanian Provinsi juga menunjukkan bahwa dari total luas lahan
pertanian sebesar 318.580 hektar lebih dari 60% adalah lahan kering dan
marjinal1. Tentu saja data ini kian meneguhkan kerentanan pangan di DIY.
Selain aspek alih guna fungsi lahan pertanian ke non pertanian, persoalan
ketahanan pangan DIY juga diperuncing oleh terbatasnya akses pangan
untuk masyarakat. Kedua, konsumsi gizi terutama protein hewani masih
rendah. Ketiga keragaman pangan pun masih jauh dari syarat gizi. Ironisnya,
kompleksitas tersebut justru terangkum dalam kelompok masyarakat
penghasil pangan yakni petani.
Kerentanan petani terhadap ketersediaan pangan tampak dari data
yang disajikan oleh Dinas Pertanian pada Renstra Dinas Pertanian DIY
Periode 2009-2013. Data tersebut menunjukkan dari prosentase rumah
tangga petani sebesar 47,17% (472.082 rumah tangga), 80,29% diantaranya
adalah rumah tangga petani gurem dengan kepemilikan tanah kurang dari 0,5
hektar. Tentu saja kepemilikan lahan yang terbatas ini akan menghambat
pemenuhan konsumsi petani selama satu tahun ke depan. Luas Lahan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
73
Sawah Kabupaten Bantul pada tahun 2009 menurut Dinas Pertanian dan
Kehutanan tercatat 15.569 Ha, Lahan Bukan Sawah tercatat 13.414 Ha dan
Lahan Bukan Pertanian tercatat seluas 21.702 Ha. Lahan Bukan Sawah
meliputi tegal/kebun, lahan ditanami pohon/hutan rakyat, tambak,
kolam/tebat/empang, dan lainnya. Sedangkan Lahan Bukan Pertanian
meliputi tanah untuk bangunan dan pekarangan, hutan Negara, lahan tidak
ditanami/rawa, dan tanah lainnya. Pada tahun 2009 produksi tanaman padi
sawah tercatat 182.843 ton dengan rata-rata produksi sebesar 64,70 kw/ha,
produksi tanaman padi lading 1.206 ton dengan rata-rata produksi 28,44
kw/ha, produksi jagung 28.775 ton dengan rata rata produksi 45,75 kw/ha,
produksi ubi kayu 31.196 ton dengan rata-rata produksi 126,20 kw/ha,
produksi ubi jalar 512 ton dengan rata-rata produksi 108,94 kw/ha, produksi
kacang tanah 4.043 ton dengan ratarata produksi 11,00 kw/ha dan produksi
kedelai 7.309 ton dengan rata-rata produksi 16,69 kw/ha. Untuk tanaman
sayuran, produksi terbanyak pada tahun 2009 adalah bawang merah, dengan
jumlah produksi sebesar 166.559 Kw, dengan ratarata produksi sebesar
135,74 Kw/Ha. Untuk tanaman buah-buahan produksi terbanyak pada tahun
2009 adalah tanaman buah pisang sebesar 130.327 Kw. Sedangkan untuk
tanaman biofarmaka produksi tertinggi pada tahun 2009 adalah tanaman
kunyit sebesar 1.733.317 Kg.
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kemandirian pangan
adalah aspek produksinya. Di bawah ini data Produksi komoditi tanaman
pangan yang dominan meliputi: tanaman padi, jagung, kacang tanah, kedelai.
Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas dapat dilihat pada
tabel II.27 berikut:
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
74
Tabel II.27
Perkembangan Luas Panen, Produksi Dan Produktivitas Padi Sawah,
Padi Ladang, Jagung, Kacang Tanah, Kedelai di Kabupaten Bantul
Tahun 2005 – 2009
NO Komoditi Tahun
ket 2005 2006 2007 2008 2009
Padi Sawah
1 Luas Panen 25.081 24.655 25.681 25.089 28.258 ha
2 Produktivitas rata-rata (GKG) 58.67 59.08 62.22 66.46 65.27 ku/ha
3 Produksi (GKG ) 147.139 145.654 159.787.2 166.737 184.439.97 ton
4 Produksi beras 92.911,85 92.053,33 100.687,28 105.377,78 116.566,06 ton
Padi Ladang
1 Luas Panen 211 189 201 164 424 ha
2 Produktivitas rata-rata (GKG)
30.28 28.84 28.51 27.62 28.44 ton
3 Produksi (GKG ) 639 545 573 453 1206 ton/ha
4 Produksi beras 402.57 434.35 360.99 285.39 759
Jagung
1 Luas Panen 5155 4976 5526 5739 6290 ha
2 Produksi (pipilan kering) 23057 17867 26865 30117 37620.49 ton
3 Produktivitas 4.47 3.59 4.86 5.25 5.981 Ku/ha
Kacang tanah
1 Luas Panen 5709 5194 4680 3701 3677 ha
2 Produksi (wose kering) 5605 4903 4912 4568 4043 ton
3 Produktivitas 0.98 0.94 1.05 1.23 1.1 ton/ha
Kedelai
1 Luas Panen 4177 3874 4197 5290 4380 ha
2 Produksi (wose kering) 5444 5127 5801 6150 7309 ton
3 Produktivitas 1.3 1.32 1.38 1.16 1.67 ton/ha
Sumber: Dipertahut, 2010
Produksi pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi iklim. Oleh
karena itu produksi pertanian selama lima tahun sangat fluktuatif. Pada tahun
2006 terjadi bencana alam gempa bumi mengakibatkan saluran irigasi
banyak yang rusak sehingga air irigasi kurang, selain itu gempa bumi juga
menyebabkan sebagian besar tenaga kerja di sektor pertanian berpindah ke
sektor pembangunan.
Peningkatan produksi tidak lepas dari tersedianya sarana dan
prasarana pertanian, antara lain penggunaan benih berlabel, pemupukan
berimbang, pengelolaan hama terpadu serta tersedianya sarana irigasi yang
memadai. Sejak tahun 2005 telah dirintis produksi benih oleh Pemerintah
Kabupaten Bantul sebagai embrio terbentuknya Bantul Seed Center.
Produksi benih padi secara lengkap dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
75
Tabel II.28 Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Seed Center
di Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2009
NO Uraian
Tahun
ket 2005 2006 2007 2008 2009
Benih Berlabel
1 a. FS
17,50 462,92 1.720,50 720,00 12.498 kg
2 b. SS
28,92 20,66 406,19 12.233,99 241.723 Kg
3 c. ES
- - 2,96 - Kg
Jumlah 46,42 483,58 2.126,69 12.956,95 254.221 kg
Sumber: Dinas Pertahut, 2010
Produksi benih padi berlabel di Bantul Seed Center
menunjukkan peningkatan selama kurun waktu lima tahun terakhir.
Benih yang diproduksi terdiri dari benih dasar (FS), benih stok (SS)
dan benih sebar (ES). Kebutuhan calon benih selain dicukupi oleh
Balai Benih Pertanian juga dari kelompok-kelompok penangkar benih.
Di Kabupaten Bantul terdapat 20 kelompok penangkar benih padi,
seperti pada tabel berikut:
Cadangan pangan masyarakat (beras) terdiri dari stok beras
yang ada di petani, penggilingan padi, pedagang dan konsumen.
Perkembangan cadangan pangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel II.29
Perkembangan Cadangan Pangan Masyarakat di Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2009
No Jenis Stok
Keadaan Stok Beras (ton)
2005 2006 2007 2008 2009
1
Masyarakat
93.314,42
92.487,68
101.048,27
105.663,17
115.949,00
Sumber: Dinas Pertahut dan BKPPP, 2012
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
76
BAB III
TINJAUAN ANGGARAN BELANJA UNTUK
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH
3.1 Komposisi Anggaran Belanja Sektoral
Pemerintah Kabupaten Bantul terus berkomitmen dalam
melaksanakan prioritas penanggulangan kemiskinan. Kebijakan ini
diimplementasikan dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan beserta
alokasi anggaran, baik itu anggaran yang bersumber dari Pemerintah Pusat
maupun Daerah. Secara global anggaran tersebut meningkat dari tahun ke
tahun. Penjabaran anggaran pendapatan & belanja, komposisi serta
proporsinya akan diulas untuk menjelaskan kontribusinya terhadap
penanggulangan kemiskinan.
Sumber-sumber pendapatan Daerah kabupaten Bantul Tahun 2012
terjabarkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Anggaran Pendapatan Kabupaten Bantul 2012
NO URAIAN JUMLAH
A PENDAPATAN 1,302,131,101,144.47
I
PENDAPATAN ASLI DAERAH 141,624,239,103.47
- Pajak Daerah 39,922,684,800.00
- Retribusi Daerah 19,821,987,200.00
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 8,183,669,625.92
- Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 73,695,897,477.55
II.
DANA PERIMBANGAN 878,391,333,111.00
- Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 47,075,299,111.00
- Dana Alokasi Umum 768,034,584,000.00
- Dana Alokasi Khusus 63,281,450,000.00
III
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SYAH 282,115,528,930.00
- Pendapatan Hibah 5,000,000,000.00
- Dana Darurat -
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
77
- Dana Bagi Hasil Pajak dr Propinsi & 57,631,810,000.00
Pemda Lainnya -
- Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda lainnya 13,764,027,930.00
- Dana Penyesuaian Infrastruktur dan Lainnya 205,719,691,000.00 Sumber : DPKAD, 2012
Sedangkan anggaran Belanja APBD Kabupaten Bantul Tahun 2012
sebagaimana tergambar dalam tabel berikut.
Tabel 3.2
Anggaran Belanja Kabupaten Bantul 2012
NO URAIAN JUMLAH
BELANJA 1,345,680,130,604.54
I BELANJA TIDAK LANGSUNG 921,663,602,128.54 - Belanja Pegawai 842,912,215,299.00
- Belanja Bunga 120,145,200.00
- Belanja Subsidi -
- Belanja Hibah 15,348,373,200.00
- Belanja Bantuan Sosial 10,525,137,912.00
- Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota/Desa 1,949,182,600.00
- Belanja Bantuan Keuangan kepada Propinsi/Kab./Kota/Desa dan Partai Politik 43,970,671,500.00
- Belanja Tidak Terduga 6,837,876,417.54
II Belanja Langsung 424,016,528,476.00
- Belanja Pegawai 80,793,157,457.00
- Belanja Barang dan Jasa 193,258,493,536.00
- Belanja Modal 149,964,877,483.00
Sumber : DPKAD, 2012
Dari tabel belanja tahun 2012 di atas, dapat diketahui bahwa belanja
langsung maupun tidak langsung pegawai mendominasi anggaran belanja.
Walaupun hal ini lazim berlaku dimana-mana, namun demikian hal ini
mengurangi belanja publik. Walaupun demikian, untuk pos belanja langsung
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
78
pada belanja pegawai, proporsinya masih dibawah belanja barang dan jasa
serta belanja modal.
Gambar 3.1
Anggaran Belanja Langsung APBD Bantul Tahun 2012
35%
46%
19%belanja pegawai
belanja modal
belanja barang danjasa
Sumber : DPKAD, 2012, diolah
3.2. Anggaran Belanja Sektoral Menurut Jenis Program yang Dibiayai
Program-program sektoral yang dipaparkan dibawah ini adalah
program-program pada tiap bidang atau urusan yang diampu oleh masing-
masing SKPD di Kabupaten Bantul yang bersumber pada anggaran belanja
langsung APBD. Bidang yang menjadi acuan untuk melihat besaran
anggaran penanggulangan kemiskinan adalah; ketenagakerjaan, pendidikan,
kesehatan, infrastruktur dasar serta ketahanan pangan.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
79
3.2.1. Bidang Ketenagakerjaan
Program–program dan kegiatan di bidang ketenagakerjaan mencakup
kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya tenaga
kerja, penempatan tenaga kerja, transmigrasi, fasilitasi dan kerja sama
dengan dunia usaha, fasilitasi, pendampingan, dan bantuan pinjaman modal
usaha mikro dan menengah, pelatihan teknis diversifikasi usaha masyarakat,
dan peningkatan sarana prasarana atau pun usaha yang dapat menciptakan
lapangan kerja baru bagi masyarakat, serta perlindungan tenaga kerja seperti
diuraikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Program kegiatan bidang ketenagakerjaan Kabupaten Bantul 2012
URAIAN JUMLAH
BAGIAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH
Fasilitasi kerjasama dengan dunia usah/lembaga
63,640,000.00
BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PP & KB
Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
18,309,450.00
Promosi hasil usaha keluarga miskin
12,500,000.00
Pendampingan program layanan bagi keluarga miskin dan PMKS
42,582,460.00
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja
1,008,210,000.00
Terapan teknologi tepat guna
26,500,000.00
Kegiatan Pembinaan LPK
80,774,300.00
Pemberdayaan Wira Usaha Bagi Lulusan Pelatihan
41,320,000.00
Pemagangan Peserta Pelatihan di Perusahaan / On The Job Training
22,580,000.00
Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
34,258,500.00
Penyiapan tenaga kerja siap pakai
42,426,500.00
Penempatan Pencarian Kerja Melalui Antar Lokal/AKL & AKAD
28,720,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
80
Penanggulanagan Permasalahan Penempatan Kerja
11,000,000.00
Padat karya produktif/infrastruktur
40,500,000.00
Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja
29,572,000.00
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Ketenagekerjaan
14,120,000.00
Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
15,250,000.00
Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakkan hukum tehadap keselamatan dan kesehatan kerja
12,037,000.00
Pendampingan Dewan Pengupahan Kabupaten Bantul
26,167,000.00
Kegiatan Pemanduan dan Pembinaan Usaha Tenaga Kerja Terdidik
27,414,000.00
Kegiatan Pembentukan dan Pemberdayaan Fungsi Kelembagaan P2K3
13,834,000.00
Kegiatan Pencegah Kebakaran dan K3
23,200,000.00
Fasilitasi Bimbingan Teknis Sertifikasi K3 Pekerja Perusahaan Rokok
159,086,000.00
BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PP & KB
Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
16,000,000.00
DINAS PERINDAGKOP
Perencanaan, koordinasi dan pengembangan Usaha Kecil Menengah 4,479,000.00
Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah 5,000,000.00
Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 32,657,500.00
Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah 10,000,000.00
Penyelenggaraan Pembinaan Industri Rumah Tangga, Industri Kecil & Menengah 17,500,000.00
Penyelenggaraan Gelar Potensi Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 12,155,000.00
Pengembangan UKM melalui Program OVOP 10,000,000.00
Pendampingan dan MONEV Dana Hibah 18,000,000.00
Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi 7,000,000.00
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian 20,100,000.00
Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi 12,515,000.00
Penyebaran Model-model Pola Pengembangan Koperasi 14,000,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
81
Pelatihan Manajemen Koperasi dan Bantuan Modal 42,570,000.00
Kecamatan Penggerak Koperasi 30,000,000.00
BAGIAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAEARH
Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah
16,197,500.00
Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
70,957,500.00
Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil Menengah
8,390,000.00
DINAS PERINDAGKOP
Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMDN/ PMA 11,500,000.00
Penyelenggaraan Pameran Investasi 235,732,000.00
Workshop Potensi Investasi 12,000,000.00
Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) pengembangan penanaman modal 88,510,000.00
Sosialisasi Penyamaan Persepsi pengembangan Investasi 15,000,000.00
BAGIAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAEARH
Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi
245,065,000.00
Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi
3,545,000.00
Kajian Kebijakan penanaman modal
17,840,000.00
Kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan investasi
18,000,000.00
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN
Promosi Usaha Agribisnis
47,176,000.00
Penyuluhan dan Pendampingan P2BN
84,000,000.00
Pendampingan FEATI
220,620,000.00
Peningkatan pendataan dan statistik
10,000,000.00
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah 15,000,000.00
Pembuatan Pemurnian Benih Tembakau Rakyat 80,000,000.00
Pengembangan Agribisnis Tembakau 460,000,000.00
Fasilitasi UPT 78,273,000.00
Bimbingan dan Pemberdayaan Kelompok 75,300,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
82
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Pembinaan Keterampilan Masyarakat di lingkungan daerah penghasil tembakau 160,000,000.00
DINAS PEKERJAAN UMUM
Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata
871,000,000.00
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
422,910,000.00
Pengembangan objek pariwisata unggulan
587,235,000.00
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi pemasaran pariwisata
109,450,000.00
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana obyek wisata
250,147,500.00
Peningkatan Pelayanan Kepariwisataan
114,700,000.00
Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
68,350,000.00
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir 50,000,000.00
Fasilitasi Lembaga P3MP Mitra Pesisir 30,000,000.00
Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan 30,000,000.00
Pelatihan Teknis dan Manajemen Kader Nelayan 20,000,000.00
Pelatihan Teknis Operasional Kapal Ikan 246,000,000.00
Pelatihan Teknis dan Manajemen KUB 35,000,000.00
Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Perikanan 35,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP P2HP 20,000,000.00
Pelatihan dan Operasional Pabrik Es 90,000,000.00
DINAS PERINDAGKOP
Fasilitasi terhadap industri mikro, kecil dan menengah 18,750,000.00
Pembinaan IKM melalui Dekranas 105,000,000.00
Fasilitasi dan Pemberdayaan Industri Kecil 850,000,000.00
Penyelengaraan Yogya TII Ekspo 30,000,000.00
Pemutakhiran Data Industri 35,000,000.00
Pengembangan sentra dan IKM melalui Program OVOP 10,000,000.00
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Pengarahan dan penempatan transmigrasi
707,444,200.00
JUMLAH
8,755,070,410.00
Sumber : Bappeda 2012, diolah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
83
Untuk urusan ketenagakerjaan ini, Kabupaten Bantul mendapatkan
Tugas Pembantuan (TP) lewat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar
Rp. 1.220.000.000,00 pada Tahun 2012 dengan rincian kegiatan sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Dana TP Bidang Ketenagakerjaan Tahun 2012
SKPD PROGRAM Kegiatan Dana
Disnaker trans
Program penempatan dan perluasan kesempatan kerja Padat karya
945,000.000
Tenaga kerja mandiri yang ditempatkan pada usaha ekonomi produktif
133,000.000
Terapan teknologi tepat guna
142,000 .000
1,220,000.000
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
3.2.2. Bidang Kesehatan
Program-program yang termasuk dalam bidang kesehatan ini tidak
hanya terbatas pada upaya pengobatan penyakit yang diderita oleh
masyarakat tetapi juga termasuk di dalamnya program-program yang
bertujuan sebagai upaya peningkatan kesehatan masyarakat maupun
pencegahan penyakit dengan peningkatan dan perbaikan sarana kesehatan,
pengembangan lingkungan sehat masyarakat termasuk pengelolaan
persampahan, perbaikan gizi masyarakat dan pengawasan obat dan
makanan, serta peningkatan kualitas hidup sehat keluarga. Termasuk dalam
upaya peningkatan kualitas hidup sehat keluarga adalah dengan program
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
84
keluarga berencana yang mencakup peningkatan kualitas hidup ibu dan
anak, ASI ekslusif, reproduksi remaja, sadar gizi dan pelayanan kontrasepsi.
Tabel 3.5
Program Bidang Kesehatan Kabupaten Bantul 2012
URAIAN JUMLAH
DINAS PENDIDIKAN DASAR
Pemberian Tambahan Makanan da Vitamin (Susu untuk anak SD) 1,231,498,750.00
DINAS KESEHATAN
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
229,029,560.00
Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
23,558,000.00
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
2,500,000.00
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
7,850,000.00
Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
9,900,000.00
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
33,850,000.00
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana
12,740,000.00
Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
4,581,010,000.00
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
49,140,000.00
Perijinan dan pengawasan praktek tenaga dan sarana kesehatan
68,625,000.00
Pendampingan RAPERDA Kawasan Dilarang Merokok (KDM) pada SKPD dan Masyarakat (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau)
66,850,000.00
Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat di bidang obat dan makanan
166,875,000.00
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
40,694,200.00
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat (Desa Siaga dan Sosialisasi Program Poskestren)
48,350,000.00
Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan
13,425,000.00
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan (Lomba PHBS/Posyandu/HKG PKK-KB-KES dan Rakor UKBM/Promkes)
114,320,000.00
Promosi Kesehatan (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau)
367,830,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
85
Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
8,750,000.00
Pemberian tambahan makanan dan vitamin (Pemberian makanan tambahan pemulihan Balita)
415,800,000.00
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
9,987,500.00
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan (Pembahasan Situasi Gizi Tk. Kab.)
13,795,000.00
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
13,650,000.00
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau)
111,250,000.00
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
292,300,000.00
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
25,857,000.00
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
108,352,000.00
Peningkatan imunisasi
56,520,000.00
Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah
68,920,000.00
Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah (Pengamatan Penyakit dalam rangka penanggulangan KLB/Screening penyakit paru obstruktif kronis pada penderita dampak asap rokok)
50,550,679.00
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
67,978,000.00
Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
95,057,500.00
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
10,725,649,500.00
Pelayanan Jamkesmas di Puskesmas
2,668,439,130.00
Pelayanan Jamkesos di Puskesmas
937,541,073.00
Pelayanan Jampersal di Puskesmas
446,309,270.00
Pelayanan Jamkesda di Puskesmas
690,619,425.00
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas
414,998,000.00
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Keliling
1,903,463,000.00
Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bagi Penderita akibat Dampak Asap Rokok
324,850,000.00
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
86
1,718,830,287.00
kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
55,540,000.00
Fasilitasi pelayanan kesehatan di sekolah
19,405,000.00
Pendampingan Jamkesda
239,317,500.00
Kemitraan dengan Institusi Pendidikan
4,460,000.00
Peningkatan Pelayanan Perawatan dan Pengobatan Masyarakat Kurang Mampu
71,875,500.00
Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
17,275,000.00
Peningkatan SDM Masyarakat
27,850,000.00
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
54,875,000.00
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (Penanggulangan Penyakit Tidak Menular akibat Dampak Asap Rokok)
194,795,000.00
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
Pengelolaam PPK BLUD RUD
72,101,832,370.00
BAPPEDA
Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
102,022,000.00
Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Bidang Pendidikan Kebudayaan dan Kesehatan
20,000,000.00
Penyusunan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI)
96,904,000.00
Studi Kasus Kesehatan dan Promosi ASI Eksklusif bagi Generasi Muda
60,000,000.00
KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin ( PMT-AS )
2,735,690,920.00
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan ( Pokjanal Posyandu )
10,000,000.00
DINAS PEKERJAAN UMUM
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
266,250,000.00
Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
461,750,000.00
Kerjasama pengelolaan sampah antar daerah
2,886,084,941.00
BAPPEDA
Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah (3R)
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
87
60,000,000.00
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Bimbingan Teknis Persampahan 8,000,000.00
Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan (DAK) 209,350,000.00
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Persampahan 306,356,650.00
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan 11,012,500.00
Pemantauan Kualitas Lingkungan (Penerapan Manajemen Limbah Industri Hasil Tembakau dan Kawasan Tanpa Asap Rokok) 71,350,000.00
Pengembangan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup 95,989,500.00
Pemantauan Kualitas Lingkungan (akibat Limbah Industri Kulit) 14,475,000.00
Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan 11,745,000.00
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemantauan Kualitas Udara (DAK) 98,184,590.00
Pembuatan Taman Hijau (DAK) 187,495,000.00
DINAS SOSIAL
Penyuluhan Pencegahan Peredaran/penggunaan Miras & Narkoba
37,000,000.00
JUMLAH 108,774,398,345.00
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
Kemudian dari dana APBN berupa Tugas Pembantuan (TP),
Kabupaten Bantul mendapatkan program-program dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.6
Dana TP Bidang Kesehatan Tahun 2012
Anggaran yang dialokasikan Kabupaten Bantul dalam pembangunan
kesehatan cukup tinggi sebagai wujud pelaksanaan prioritas pembangunan.
Dinkes
Program Bina Gizi & Kesehatan Ibu dan Anak
Bantuan operasional kesehatan bagi 26 Puskesmas
2,138,140.000
Pelaporan dan pencatatan, perenc BOK, Dokumen monev BOK, lap/sosialisasi/pembinaan) 139,160 .000
2,277,300.000
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
88
3.2.3. Bidang Pendidikan
Termasuk dalam anggaran bidang pendidikan dalam tabel dibawah ini
adalah program-program dengan sasaran peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan dan peserta didik pada jenjang sekolah setingkat SD, SMP, SMA,
dan juga pendidikan anak pada usia dini (PAUD) serta peningkatan kualitas
tenaga pendidik. Program-program yang didanai oleh APBD Kabupaten
Bantul tersebut dirinci dalam tabel berikut
Tabel 3.7
Program bidang pendidikan Kabupaten Bantul 2012
URAIAN JUMLAH
DINAS PENDIDIKAN
Penilaian angka kredit pejabat fungsional 30,000,000.00
Pendidikan dan Pelatihan Teknis 306,063,500.00
Verifikasi data sertifikasi guru dalam jabatan 22,360,000.00
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 35,500,000.00
Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan non-Islam setara SD dan SMP
123,702,000.00
Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa (SD/MI) 122,635,600.00
Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar 20,000,000.00
Penyelenggaraan pendidikan dasar SD/MI 7,290,852,200.00
Penyelenggaraan Pendidikan Dasar SMP 3,244,277,750.00
Penyelenggaraan UNAS/UASBN pendidikan dasar 553,261,000.00
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan BOS 101,340,000.00
Songsong UNAS SD 100,000,000.00
Sukses UNAS SMP/MTs 100,000,000.00
Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan SD (Dana DAK) 33,669,253,500.00
Pengembangan Pendidikan Dasar Berbasis Hak-hak Anak dan Kearifan Lokal (Block Grant dan SDM Produk) 235,479,500.00
Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan SMP (Dana DAK) 13,449,912,760.00
Pelatihan bagi Pendidik untuk memenuhi standar kompetensi (Lesson Study) 50,480,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
89
Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa (SMP) 117,950,000.00
Lesson Study SD 25,000,000.00
Workshop budaya dan Karakter 50,000,000.00
Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis ICT untuk Siswa SMP 360,000,000.00
Lomba UKS 73,800,000.00
Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan 46,800,000.00
Seleksi Guru, Kepsek dan Pengawas Berprestasi 36,000,000.00
Kinerja Kepala Sekolah 27,300,000.00
Penerapan Sistem dan Informasi Manajemen Pendidikan 10,000,000.00
Pengelolaan data dan sistem informasi SKPD 20,000,000.00
Penyusunan Kalender Pendidikan dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 28,000,000.00
Penyusunan Kalender Pendidikan dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 43,590,000.00
Pengembangan Jardiknas dan Pemeliharaan ICT 30,000,000.00
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
Pengadaan alat praktik dan peraga siswa
306,000,000.00
Pelatihan kompetensi tenaga pendidik (PAUD Formal)
22,500,000.00
Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model pembelajaran pendidikan anak usia dini (Penyusunan Kurikulum dan Rencana Kinerja TK di 17 Kecamatan)
499,500,000.00
Peningkatan Minat, Bakat dan Kreatifitas Anak Usia Dini
55,467,500.00
Sosialisasi Kabupaten Layak Anak
8,500,000.00
Penyelenggaraan Lomba UKS bagi TK
12,000,000.00
Penyusunan Direktori PAUD
8,500,000.00
Penyelenggaraan paket C setara SMA
36,500,000.00
Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah
6,675,000.00
Pengembangan Kelas Wira Usaha
40,000,000.00
Penyelenggaraan pendidikan SMA negeri dan Swasta (BOP SMA)
2,428,552,000.00
Penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan swasta (BOP SMK)
2,639,868,500.00
Peningkatan minat, bakat dan kreativitas siswa SMA Olimpiade Sains, Debat Bahasa Inggris, UUD 1945, OOSN, FLSSN, OPSI
125,500,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
90
Lomba Kompetensi Siswa (LKS)
56,052,000.00
Uji Kompetensi Siswa SMK
197,847,500.00
Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis ICT bagi siswa SMA/SMK
290,000,000.00
Pengelolaan Dana Bantuan Pendidikan bagi Keluarga Tidak Mampu
12,500,000.00
Peningkatan minat, bakat, dan kreativitas guru
16,800,000.00
Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal
4,140,340,000.00
Pelaksanaan sertifikasi pendidik
4,811,050.00
Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan
27,445,000.00
Seleksi Guru, Kepsek dan Pengawas Berprestasi
14,787,500.00
Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan
614,511,000.00
Sukses Ujian Nasional
112,333,000.00
Penyusunan Kalender Pendidikan dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
21,050,000.00
Workshop Penyusunan Buku Gerakan Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Pendidik dan Tenaga Pendidik
150,000,000.00
BAPPEDA
Penyusunan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI)
96,904,000.00
JUMLAH
72,268,501,860.00
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
3.2.4. Bidang Infrastruktur Dasar
Pembahasan dalam bidang infrastruktur ini terbatas dalam program-
program Pemerintah Kabupaten Bantul yang terkait dengan pencapaian
indikator-indikator dalam pemenuhan infrastruktur dasar yaitu akses sanitasi
layak dan akses air minum layak bagi masyarakat termasuk usaha
peningkatan peran masyarakat. Sedangkan program yang menyasar sarana
dan prasarana yang lain seperti sarana gedung dan bangunan, pengairan,
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
91
peningkatan jalan dan jembatan, pengolahan sampah, dan lain-lain tidak
termasuk dalam tabel program yang disajikan di bawah ini.
Tabel 3.8
Program Bidang Infrastruktur Dasar Kabupaten Bantul 2012
NAMA PROGRAM KEGIATAN DAN SKPD JUMLAH
DINAS PEKERJAAN UMUM
Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
3,765,576,805.00
Pembangunan turap/talud/bronjong
184,500,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
4,199,728,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
130,000,000.00
Pengadaan Aspal dan Semen
4,138,150,000.00
Rehabilitasi/Peningkatan Jalan
25,792,776,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
45,000,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum
2,986,946,600.00
Pengadaan dan Pemasangan Listrik Pedesaan
131,000,000.00
Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
20,727,840,000.00
Rehabililtasi/Pemeliharaan Pasar Pedesaan
2,640,000,000.00
Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat
1,619,299,950.00
DINAS SUMBER DAYA AIR
Pembangunan turap/talud/bronjong
350,000,000.00
Pengendalian pemanfaatan sumber daya air
52,450,000.00
Koordinasi pengembangan ketenaga listrikan
15,042,500.00
Studi Potensi Energi alternatif
73,900,000.00
DINAS KESEHATAN
Pengawasan kualitas air bersih dan air minum
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
92
61,052,000.00
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Peningkatan Peran Serta Masy dalam Perlindungan dan Konservasi SDA 16,000,000.00
Penyusunan rencana tata ruang wilayah
701,000,000.00
Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
105,460,000.00
BAPPEDA
Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
66,700,000.00
Studi Rencana Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
70,600,000.00
Studi Kawasan Kumuh
60,000,000.00
Koordinasi Perencanaan PAIR Minum, Drainase dan Sanitasi Perkotaan
40,000,000.00
Koordinasi Perencanaan Sarana dan Prasarana Wilayah
95,975,000.00
Koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota
45,025,000.00
Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP)
70,000,000.00
Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
102,022,000.00
BAGIAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH
Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang
18,500,000.00
JUMLAH
68,304,543,855.00
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
3.2.5. Bidang Ketahanan Pangan
Bidang ketahanan pangan memegang peranan penting dalam
penanggulangan kemiskinan karena menyangkut ketersediaan pangan bagi
penduduk yang jumlahnya kian bertambah, yang tentu saja berimplikasi pada
menyusutnya lahan pertanian untuk perumahan. Oleh karena itu, program-
program yang masuk dalam bidang ini mencakup kegiatan peningkatan hasil
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
93
pertanian, diversifikasi hasil pertanian, penerapan teknologi pada bidang
pertanian, pemasaran hasil produksi pertanian, pembangunan jaringan irigasi,
dan pembangunan di bidang perikanan.
Tabel 3.9
Program bidang ketahanan pangan Kabupaten Bantul Tahun 2012
URAIAN JUMLAH
DINAS PEKERJAAN UMUM
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
45,000,000.00
DINAS SUMBER DAYA AIR
Perencanaan pembangunan jaringan irigasi
270,000,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
2,068,962,060.00
Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun
2,317,000,000.00
Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP)
618,000,000.00
Rehabilitasi dan peningkatan Jaringan Irigasi
7,000,000,000.00
Pengendalian pemanfaatan sumber daya air
52,450,000.00
BAPPEDA
Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP)
70,000,000.00
Pemetaan Kesuburan Lahan
56,595,000.00
Studi Potensi Pembuatan Garam di Pantai Selatan
65,000,000.00
BAGIAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH
Kajian rantai pasokan dan pemasaran pangan
7,630,000.00
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
10,000,000.00
Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah
6,000,000.00
Pengembangan Desa Mandiri Pangan (MAPAN)
60,000,000.00
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
94
35,000,000.00
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
10,000,000.00
Peningkatan Sarana dan Prasarana Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
868,822,200.00
Penyusunan Pola Pangan Harapan
10,000,000.00
Pelayanan Standard Minimal Bidang Ketahanan Pangan
30,000,000.00
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
13,000,000.00
Pemantauan Distribusi Pangan Masyarakat
11,500,000.00
Hari Pangan Sedunia (HPS)
47,999,000.00
Penguatan Cadangan Pangan
90,000,000.00
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Penyusunan data base potensi produk pangan 40,000,000.00
Pengembangan perbenihan/perbibitan 53,450,000.00
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian 381,150,000.00
Percepatan Pembangunan Pertanian dan Perkebunan 912,325,000.00
DAK Bidang Pertanian 3,442,265,200.00
Pengadaan Alat dan Mesin Pertanian (Sisa DAK Pertanian) 52,500,000.00
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN
Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian
53,200,000.00
Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Petani dan Penyuluh
53,800,000.00
Penyuluhan dan Pendampingan P2BN
84,000,000.00
Pendampingan FEATI
220,620,000.00
Peningkatan pendataan dan statistik
10,000,000.00
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna 406,600,000.00
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna 16,500,000.00
Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Perkebunan Tepat Guna 85,000,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
95
(Pendampingan WISMP)
Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan (Pendampingan Peningkatan Produksi tanaman pangan) 118,795,250.00
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 30,000,000.00
Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan 141,319,350.00
Peningkatan kapasitas perencanaan pembangunan pertanian 20,000,000.00
Pengelolaan Aset Dinas Penghasil PAD 1,498,515,000.00
Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 506,000,000.00
Pengadaan Benih Padi Unggul 500,000,000.00
Pendataan Masalah Peternakan 16,000,000.00
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak 16,800,000.00
Fasilitasi UPT 78,273,000.00
Pembibitan dan Perawatan Ternak 74,340,000.00
Penelitian dan Pengolahan Gizi Pakan Ternak 8,000,000.00
Peningkatan Mutu Genetik (Sapi) 12,000,000.00
Pendampingan Operasional Dana Revolving Bantuan Ternak Sapi 71,472,000.00
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Restocking di Perairan Umum 19,730,000.00
Pengembangan Bibit Ikan Unggul 93,000,000.00
Pembinaan dan Pengembangan Perikanan 213,000,000.00
Pengawasan Penyakit Ikan 10,000,000.00
Pelatihan Teknis dan Manajemen Budidaya Ikan 30,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP Budidaya 20,000,000.00
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya 98,000,000.00
Fishing Ground PMT (Pemetaan) 12,000,000.00
Operasional Kapal Ikan 50,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP Perikanan Tangkap 20,000,000.00
Optimalisasi Pemanfaatan Kapal BIB 6,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP P2HP 20,000,000.00
Peningkatan Produksi Kelautan dan Perikanan 4,077,716,660.00
JUMLAH
27,335,329,720.00
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
96
Dilihat dari jumlahnya, program dan kegiatan yang dilakukan pada
Tahun 2012 cukup banyak, dengan anggaran yang tercakup cukup besar.
Masih ditambah dengan dana tugas pembantuan anggaran APBN, yang
sangat membantu Kabupaten Bantul untuk peningkatan ketahanan pangan.
Tabel 3.10
Dana TP bidang ketahanan pangan Tahun 2012
SKPD PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
Dipertahut
Program peningkatan produksi, produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai Swasembada dan Berkelanjutan
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (SL PTT komoditas aneka kacang & umbi) 469,280.000
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (SL PTT komoditas serealia) 1,984,000.000
Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan (Pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan) 314,500.000
Penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI (Gerakan pengendalian OPT tanpang & sarana penanggulangan OPT/DPI) 100,000.000
Penangangan pasca panen tanpang (bantuan sarana pasca panen ke kelompok tani) 355,000 .000
Dipertahut
Dukungan manajemen dan teknis Ditjen Tanpang 100,000 .000
3,322,780 .000
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
97
Kondisi Ketahanan Pangan di Kabupaten Bantul relatif lebih baik
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya se Provinsi DIY. Bahkan
Kabupaten Bantul telah berkali-kali menjuarai dan berprestasi dalam bidang
pertanian dan ketahanan pangan. Hal ini didukung oleh adanya 2 SKPD yang
menangani masalah krusial ini yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan serta
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan.
3.2.6. Bidang Kemiskinan
Dalam kaitannya dengan bidang kemiskinan sebenarnya mayoritas
program baik secara langsung maupun tidak langsung sangat berpengaruh
dalam usaha pengentasan kemiskinan. Dalam batasan program bidang
kemiskinan yang diuraikan dibawah ini adalah yang secara khusus menyasar
pada keluarga miskin maupun individu miskin yang ada di Kabupaten Bantul
serta program – program dalam rangka pemberdayaan antara lain
pengembangan potensi pasar tradisional, pinjaman modal usaha mikro, kecil,
dan menengah, pelatihan dan pengembangan kemampuan sumber daya
manusia masyarakat, pengembangan investasi, dan peningkatan sarana
prasarana yang menunjang pengembangan ekonomi masyarakat. Termasuk
juga perbaikan pelayanan dan jaminan kesehatan terutama bagi masyarakat
yang kurang mampu.
Dalam pembahasan ini, anggaran yang menyasar pada program-
program pengentasan kemiskinan dibedakan dalam anggaran yang
dialokasikan dalam :
1. Anggaran Belanja Langsung
Anggaran belanja langsung untuk pengentasan kemiskinan Tahun
2012 diuraikan dalam tabel 3.11. berikut :
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
98
Tabel 3.11
Program bidang pengentasan kemiskinan Kabupaten Bantul 2012
URAIAN JUMLAH
DINAS PENDIDIKAN
Pengelolaan Dana Bantuan Pendidikan bagi Keluarga Tidak Mampu
12,500,000.00
DINAS KESEHATAN
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
33,850,000.00
Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan
13,425,000.00
Promosi Kesehatan (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau)
367,830,000.00
Pemberian tambahan makanan dan vitamin (Pemberian makanan tambahan pemulihan Balita)
415,800,000.00
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan (Pembahasan Situasi Gizi Tk. Kab.)
13,795,000.00
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
108,352,000.00
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
10,725,649,500.00
Pelayanan Jamkesmas di Puskesmas
2,668,439,130.00
Pelayanan Jamkesos di Puskesmas
937,541,073.00
Pelayanan Jampersal di Puskesmas
446,309,270.00
Pelayanan Jamkesda di Puskesmas
690,619,425.00
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas
414,998,000.00
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Keliling
1,903,463,000.00
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
1,718,830,287.00
kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
55,540,000.00
Pendampingan Jamkesda
239,317,500.00
Peningkatan Pelayanan Perawatan dan Pengobatan Masyarakat Kurang Mampu
71,875,500.00
Peningkatan SDM Masyarakat
27,850,000.00
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
54,875,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
99
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (Penanggulangan Penyakit Tidak Menular akibat Dampak Asap Rokok)
194,795,000.00
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
Pengelolaam PPK BLUD RUD
72,101,832,370.00
DINAS PEKERJAAN UMUM
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
45,000,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum
2,986,946,600.00
Pengadaan dan Pemasangan Listrik Pedesaan
131,000,000.00
Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan
20,727,840,000.00
Rehabililtasi/Pemeliharaan Pasar Pedesaan
2,640,000,000.00
Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat
1,619,299,950.00
Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata
871,000,000.00
Penunjang program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)
167,600,000.00
DINAS SUMBER DAYA AIR
Perencanaan pembangunan jaringan irigasi
270,000,000.00
Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
2,068,962,060.00
Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun
2,317,000,000.00
Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP)
618,000,000.00
Rehabilitasi dan peningkatan Jaringan Irigasi
7,000,000,000.00
BAPPEDA
Fasilitasi dan Koordinasi Pengabdian Masyarakat
50,650,000.00
Pengembangan Kawasan Pantai Selatan
41,000,000.00
Penyusunan Masterplan Penanggulangan Kemiskinan (Dokumen SPKD)
50,000,000.00
Implementasi pengembangan ekonomi daerah
92,810,000.00
Koordinasi dan Operasional TKPKD
106,300,000.00
Penyusunan dan Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI)
96,904,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
100
Koordinasi Program-Program Pemberdayaan Masyarakat
31,000,000.00
Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP)
70,000,000.00
Pemetaan Kesuburan Lahan
56,595,000.00
Studi Potensi Pembuatan Garam di Pantai Selatan
65,000,000.00
Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
66,700,000.00
Studi Rencana Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
70,600,000.00
Studi Kawasan Kumuh
60,000,000.00
BELANJA LANGSUNG BAGIAN TAPEM
Pensertifikatan Proda
450,000,000.00
BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PP & KB
Pembinaan Keluarga Berencana
247,848,000.00
Fasilitasi Kegiatan Pengembangan Program POSDAYA
71,345,000.00
Fasilitasi kegiatan keterpaduan BKB-Posyandu-PADU
394,425,000.00
Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
18,309,450.00
Promosi hasil usaha keluarga miskin
12,500,000.00
Pendampingan program layanan bagi keluarga miskin dan PMKS
42,582,460.00
DINAS SOSIAL
Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitasi
50,000,000.00
Penyuluhan bagi PMKS
17,800,000.00
Fasilitasi Anak Yatim Piatu
276,046,000.00
Pemberdayaan Lanjut Usia Potensial
31,000,000.00
Pembinaan Mental Sosial bagi PMKS
33,500,000.00
Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma
81,500,000.00
Pendamp. Prog. Nas. Jaminan Sosial bagi Penca Berat & JSLU
40,000,000.00
Penjaringan Kerja Penang. Anjal, Gepeng & Penyakit Sosial Lainnya
49,221,500.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
101
Peningkatan Kualitas SDM Lembaga Sosial
59,570,000.00
Penanganan Jenazah terlantar
12,000,000.00
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja
1,008,210,000.00
Terapan teknologi tepat guna
26,500,000.00
Kegiatan Pembinaan LPK
80,774,300.00
Pemberdayaan Wira Usaha Bagi Lulusan Pelatihan
41,320,000.00
Pemagangan Peserta Pelatihan di Perusahaan / On The Job Training
22,580,000.00
Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
34,258,500.00
Penyiapan tenaga kerja siap pakai
42,426,500.00
Penempatan Pencarian Kerja Melalui Antar Lokal/AKL & AKAD
28,720,000.00
Penanggulanagan Permasalahan Penempatan Kerja
11,000,000.00
Padat karya produktif/infrastruktur
40,500,000.00
Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja
29,572,000.00
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Industrial
-
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum dan
-
Jaminan Sosial Ketenagekerjaan
14,120,000.00
Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
15,250,000.00
Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakkan hukum tehadap keselamatan dan kesehatan kerja
12,037,000.00
Kegiatan Pemanduan dan Pembinaan Usaha Tenaga Kerja Terdidik
27,414,000.00
Kegiatan Bimtek Peraturan Peraturan UU Ketenagakerjaan di Perusahaan
-
Kegiatan Pembentukan dan Pemberdayaan Fungsi Kelembagaan P2K3
13,834,000.00
Fasilitasi Bimbingan Teknis Sertifikasi K3 Pekerja Perusahaan Rokok
159,086,000.00
Pengarahan dan penempatan transmigrasi
707,444,200.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
102
Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah
15,000,000.00
DINAS PERINDAGKOP
Perencanaan, koordinasi dan pengembangan Usaha Kecil Menengah 4,479,000.00
Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah 5,000,000.00
Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 32,657,500.00
Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah 10,000,000.00
Penyelenggaraan Pembinaan Industri Rumah Tangga, Industri Kecil & Menengah 17,500,000.00
Penyelenggaraan Gelar Potensi Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 12,155,000.00
Pengembangan UKM melalui Program OVOP 10,000,000.00
Pendampingan dan MONEV Dana Hibah 18,000,000.00
Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi 7,000,000.00
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian 20,100,000.00
Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi 12,515,000.00
Penyebaran Model-model Pola Pengembangan Koperasi 14,000,000.00
Pelatihan Manajemen Koperasi dan Bantuan Modal 42,570,000.00
Kecamatan Penggerak Koperasi 30,000,000.00
Pembangunan pasar perdesaan
1,143,321,300.00
Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMDN/ PMA 11,500,000.00
Penyelenggaraan Pameran Investasi 235,732,000.00
Workshop Potensi Investasi 12,000,000.00
Penyusunan Cetak Biru (Master Plan) pengembangan penanaman modal 88,510,000.00
Sosialisasi Penyamaan Persepsi pengembangan Investasi 15,000,000.00
BAGIAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN POTENSI DAEARH
Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah
16,197,500.00
Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
70,957,500.00
Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil Menengah
8,390,000.00
Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi
245,065,000.00
Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
103
3,545,000.00
Kajian Kebijakan penanaman modal
17,840,000.00
Kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan investasi
18,000,000.00
Fasilitasi kerjasama dengan dunia usah/lembaga
63,640,000.00
DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Peningkatan Manajemen Investasi Daerah
72,600,000.00
Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah
374,440,000.00
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN
Pengembangan Desa Mandiri Pangan (MAPAN)
60,000,000.00
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
35,000,000.00
Peningkatan Sarana dan Prasarana Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
868,822,200.00
Penguatan Cadangan Pangan
90,000,000.00
Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian
53,200,000.00
Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Petani dan Penyuluh
53,800,000.00
Promosi Usaha Agribisnis
47,176,000.00
Penyuluhan dan Pendampingan P2BN
84,000,000.00
Pendampingan FEATI
220,620,000.00
BAGIAN PEMDES
Pendampingan dan Fasilitsi Pemberian Reward bagi Desa yang berhasil mengurangi kemiskinan
25,000,000.00
Pendampingan CD Mengentaskan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat
718,255,000.00
KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masy. Pedesaan (PAB & PLP )
18,000,000.00
Pelatihan Keterampilan Manajemen Badan Usaha Milik Desa ( & UED )
44,000,000.00
Pelatihan Keterampilan Usaha Pertanian dan Peternakan
46,500,000.00
Penunjang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM )
155,000,000.00
Penunjang Kegiatan TMMD
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
104
46,000,000.00
Peningkatan Peranan Wanita Menuju Kel. Sehat Sejahtera (P2WKSS )
38,710,500.00
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin ( PMT-AS )
2,735,690,920.00
BADAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PP & KB
Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah
383,750,000.00
Pengolahan, updating dan analisis data dan statistik daerah
10,000,000.00
Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
16,000,000.00
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah 15,000,000.00
Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna 406,600,000.00
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna 16,500,000.00
Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian Perkebunan Tepat Guna (Pendampingan WISMP) 85,000,000.00
Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan (Pendampingan Peningkatan Produksi tanaman pangan) 118,795,250.00
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 30,000,000.00
Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan 141,319,350.00
Peningkatan kapasitas perencanaan pembangunan pertanian 20,000,000.00
Pengelolaan Aset Dinas Penghasil PAD 1,498,515,000.00
Pembuatan Pemurnian Benih Tembakau Rakyat 80,000,000.00
Pengembangan Agribisnis Tembakau 460,000,000.00
Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 506,000,000.00
Pengadaan Benih Padi Unggul 500,000,000.00
Pendataan Masalah Peternakan 16,000,000.00
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak 16,800,000.00
Fasilitasi UPT 78,273,000.00
Pengawasan Kesmavet dan Pemeriksaan Hewan Qurban 17,000,000.00
Pembibitan dan Perawatan Ternak 74,340,000.00
Penelitian dan Pengolahan Gizi Pakan Ternak 8,000,000.00
Bimbingan dan Pemberdayaan Kelompok 75,300,000.00
Peningkatan Mutu Genetik (Sapi) 12,000,000.00
Pendampingan Operasional Dana Revolving Bantuan Ternak Sapi 71,472,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
105
Pembinaan Keterampilan Masyarakat di lingkungan daerah penghasil tembakau 160,000,000.00
Penyusunan data base potensi produk pangan 40,000,000.00
Pengembangan perbenihan/perbibitan 53,450,000.00
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian 381,150,000.00
Percepatan Pembangunan Pertanian dan Perkebunan 912,325,000.00
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
422,910,000.00
Pengembangan objek pariwisata unggulan
587,235,000.00
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi pemasaran pariwisata
109,450,000.00
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana obyek wisata
250,147,500.00
Peningkatan Pelayanan Kepariwisataan
114,700,000.00
Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
68,350,000.00
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir 50,000,000.00
Pengembangan Bibit Ikan Unggul 93,000,000.00
Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan 30,000,000.00
Pembinaan dan Pengembangan Perikanan 213,000,000.00
Pelatihan Teknis dan Manajemen Budidaya Ikan 30,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP Budidaya 20,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Dana Bergulir 5,000,000.00
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya 98,000,000.00
Pelatihan Teknis dan Manajemen Kader Nelayan 20,000,000.00
Operasional Tempat Pelelangan Ikan 35,000,000.00
Operasional Kapal Ikan 50,000,000.00
Pelatihan Teknis Operasional Kapal Ikan 246,000,000.00
Pelatihan Teknis dan Manajemen KUB 35,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP Perikanan Tangkap 20,000,000.00
Optimalisasi Pemanfaatan Kapal BIB 6,000,000.00
Promosi atas Hasil produksi kelautan dan perikanan unggulan daerah 28,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Poklahsar 16,000,000.00
Pelatihan Teknis Pengolahan Hasil Perikanan 35,000,000.00
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan PUMP P2HP 20,000,000.00
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
106
Pelatihan dan Operasional Pabrik Es 90,000,000.00
Peningkatan Produksi Kelautan dan Perikanan 4,077,716,660.00
DINAS PERINDAGKOP
Pengembangan data base informasi potensi unggulan 5,000,000.00
Fasilitasi kemudahan perijinan pengembangan usaha 6,125,000.00
Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan 564,975,000.00
Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan 679,362,500.00
Fasilitasi terhadap industri mikro, kecil dan menengah 18,750,000.00
Pembinaan IKM melalui Dekranas 105,000,000.00
Fasilitasi dan Pemberdayaan Industri Kecil 850,000,000.00
Pemutakhiran Data Industri 35,000,000.00
Pengembangan sentra dan IKM melalui Program OVOP 10,000,000.00
KANTOR PENGELOLAAN PASAR
Promosi Pasar Tradisional
13,400,000.00
Pengendalian dan pelaporan pelaksanaan dana bergulir
16,720,000.00
Revitalisasi Pasar Tradisional
28,129,000.00
Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah
69,449,000.00
JUMLAH
163,103,887,255
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari anggaran belanja langsung
untuk program dan kegiatan yang bertujuan untuk pengentasan kemiskinan
sebesar Rp. 163.103.887.255,00
2. Anggaran Belanja Tidak Langsung
Anggaran belanja tidak langsung adalah anggaran belanja hibah
dan bantuan sosial kemasyarakatan sejumlah Rp. 25,873,511,112.00
yang antara lain terdiri dari :
- Bantuan Permakanan Anak Cacat Luar Panti,
- Bantuan permakanan anak cacat dalam panti dan luar panti,
- Bantuan Modal WTS eks PSKW & PSBK
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
107
- Bantuan Biaya Perawatan/Pemakaman Jenazah Terlantar
- Bantuan Rujukan pada PMKS
- Bantuan kepada Janda Pahlawan
- Bantuan Modal UEP bagi Penca
- Bantuan Modal UEP bagi LU Potensial
- Bantuan Modal Binjut KUBE & UEP
- Bantuan Pelayanan Rehabilitasi Tuna Sosial
- Bantuan sarana belajar kepada anak yatim piatu
- Bantuan sarana kepada anak yatim piatu
- Bantuan Cacat Korban Gempa
- Bantuan Sosial Kemasyarakatan
- Bantuan Subsidi Pelayanan Kesehatan
- Bantuan penyelesaian sengketa kepada keluarga miskin
- Dll
Anggaran belanja langsung APBD Kabupaten Bantul Tahun 2012
untuk program penanggulangan kemiskinan sebesar Rp.163,103,887,255,-.
Anggaran belanja tidak langsung APBD Kabupaten bantul Tahun 2012 untuk
belanja hibah dan bantuan sosial kemasyarakatan sejumlah
Rp.25,873,511,112,-.
Jadi anggaran penanggulangan kemiskinan Tahun 2012 sebesar Rp.
188.977.398.367,00 dibandingkan dengan total belanja langsung APBD
Kabupaten Bantul Tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 424,016,528,476.00, maka
prosentasenya sebesar 44,56 %.
Dalam sektor pengentasan kemiskinan ini, Kabupaten Bantul
mendapatkan Bantuan Dana Tugas Pembantuan dari APBN Tahun 2012
seperti dijabarkan dalam tabel 3.12.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
108
Tabel 3.12
Dana TP Tahun 2012 Bidang Kemiskinan
SKPD PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
BKP3
Program Pengemb SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian (penyuluhan yang dikelola petani FMA-FEATI)
1,210,752.000
Dinas KP
Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Hasil Perikanan (Sarpras pemasaran dalam negeri hasil perikanan)
50,000.000
Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan (Sarpras pengolahan hasil perikanan)
2,400,000.000
Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan non Konsumsi (Sarpras pengemb produk nonkonsumsi)
200,000.000
Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaks Tugas Teknis Ditjen P2HP
100,000 .000
Kantor PMD
Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan (Bangunan kantor desa)
210,000.000
Pengembangan usaha ekonomi masyarakat (sarpras pasar desa)
215,000 .000
Kantor PMD
Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Peningkatan kemandirian masyarakat perdesaan (PNPM) Cakupan PNPM mandiri Perdesaan
3,704,290.000
8,090,042.000
Sumber : Bappeda, 2012, diolah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
109
Dari tabel Anggaran Tugas Pembantuan Tahun 2012 diketahui bahwa
jumlah total anggaran Rp. 8.090.042.000,-. Program dan kegiatan yang
dilakukan adalah pemberdayaan dan penguatan kapasitas masyarakat baik di
bidang ekonomi, peningkatan sumber daya manusia, maupun bantuan
sarana dan prasarana serta bantuan sosial.
3.3. Relevansi dan Efektivitas Anggaran Penanggulangan Kemiskinan
Dari bahasan sub bab sebelumnya dapat ditarik garis besar
penanggulangan kemiskinan ditinjau dari segi anggaran sebagai berikut:
A. Anggaran sektor pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
infrastruktur dasar, dan ketahanan pangan adalah sebesar 67% dari
total anggaran belanja langsung APBD Kabupaten bantul pada tahun
2012. Sektor–sektor ini juga secara langsung maupun tidak langsung
sangat berpengaruh dalam usaha pengentasan kemiskinan. Gambar
dibawah ini dapat menjelaskan tentang kontribusi dari sektor tersebut.
Perbandingan Anggaran per Sektor dari Anggaran Belanja Langsung
pendidikan17%
kesehatan26%
infrastruktur dasar16%
ketahanan pangan6%
ketenagakerjaan2%
sektor lainnya33%
Perbandingan Anggaran per Sektor dari Anggaran Belanja Langsung APBD 2012
pendidikan
kesehatan
infrastruktur dasar
ketahanan pangan
ketenagakerjaan
sektor lainnya
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
110
B. Program – program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Bantul sebenarnya didukung pendanaan
serta kelengkapan peraturan yang memadai. Namun demikian, demi
efektivitas tujuan penanggulangan kemiskinan, maka perlu
ditingkatkan lagi. Pada umumnya kegiatan (program) yang
diluncurkan sesuai dengan persoalan kemiskinan yang menjadi beban
masyarakat yakni didominasi oleh permasalahan ekonomi, papan dan
kesehatan, serta sebagian kecil pangan. Jadi program-program yang
sekarang berjalan sudah cukup relevan dan dibutuhkan masyarakat.
C. Data persentase KK miskin tahun 2011 sebesar 40.321 KK dengan
prosentase 15,61 % dengan jumlah miskin 127.479 orang. Tahun
2012 menjadi 40.551 KK dengan prosentase 14,82 % dengan jumlah
jiwa miskin 126.980 orang. Jumlah KK miskin tahun 2011 mengalami
kenaikan pada tahun 2012 sejumlah 230 KK yang disebabkan oleh
penerapan E-KTP yang mendorong masyarakat untuk membuat KK
baru (keluar baru yang pisah dari KK orang tua) termasuk dari KK
Keluarga Miskin sementara jumlah jiwa miskinnya mengalami
penurunan sejumlah 499 jiwa. Walaupun penurunan angka
kemiskinan masih belum mencapai target dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bantul, tetapi hal ini
sudah menunjukkan kinerja program penanggulangan kemiskinan
cukup baik. hanya saja efektivitas program tidak hanya diukur dari
Laporan Akuntabilitas Kinaerja Pemerintahan (LAKIP) saja, tetapi juga
perlu alat tambahan untuk mengukur efektivitas program tersebut
seperti Standard Operational Procedure (SOP), Standar Pelayanan
Minimal bahkan Indikator Mellienium Development Goals (MDGs).
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
111
BAB IV
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH
4.1. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Kebijakan Pemerintah Pusat mengenai Penanggulangan
Kemiskinan, meliputi:
a. Bantuan dan perlindungan sosial yang bertujuan untuk
melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup,
serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;
b. Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan mengembangkan potensi dan
memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk
terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip
pemberdayaan masyarakat;
c. Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
mikro dan kecil yang bertujuan memberikan akses dan
penguatan ekonomi bagi pelaku usaha/koperasi berskala mikro.
Dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan 4 prinsip utama
penanggulangan kemiskinan yaitu:
a. Memperbaiki Program Perlindungan Sosial, yaitu dengan
Bantuan Sosial Berbasis Keluarga (Raskin), Bantuan Kesehatan
bagi Keluarga Miskin (Jamkesmas) serta Bantuan Pendidikan
bagi Masyarakat Miskin (Program Keluarga Harapan)
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
112
b. Meningkatkan Akses Pelayanan Dasar dalam Pendidikan,
kesehatan dan pelayanan dasar sanitasi dan air bersih
c. Memberdayakan Kelompok Masyarakat Miskin yaitu dengan
menyempurnakan pelaksanaan PNPM Mandiri
d. Pembangunan yang inklusif yaitu dengan membangun yang
dapat diakses semua lapisan, golongan masyarakat terutama
masyarakat miskin dengan membantu UMKM (KUR dan
Bantuan kepada Usaha Mikro), Industri Manufaktur Padat
Pekerja, Konektivitas Ekonomi (Infrastruktur), menciptakan
Iklim Usaha (Pasar Kerja yang Luwes dan Infrastruktur),
Pembangunan Perdesaan serta Pembangunan Pertanian.
4.2. Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Dalam dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(SPKD) Kabupaten Bantul Tahun 2013-2015, dinyatakan bahwa di dalam
penanggulangan kemiskinan diterapkan strategi dan pendekatan yang
akan dilakukan, kemudian dirancang dan dikaji kebijakan serta program
yang tepat dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Adapun strategi
yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Strategi Umum :
a) Perlindungan sosial, dengan strategi yang dilakukan untuk
memberi jaminan rasa aman bagi kelompok rentan
(perempuan kepala keluarga, fakir miskin, orang jompo,
anak terlantar, berpenghasilan rendah maupun penyandang
cacat) dan masyarakat miskin baru, baik laki-laki dan
perempuan yang disebabkan oleh bencana alam, dampak
negatif krisis ekonomi dan konflik sosial;
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
113
b) Penciptaan peluang berusaha dengan strategi melalui
perluasan kerja dan penempatan tenaga kerja untuk
mengurangi beban biaya masyarakat miskin serta
meningkatkan penghasilan, menciptakan kondisi lingkungan
ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan penduduk
miskin memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya dalam
pemenuhan hak-hak dan peningkatan taraf hidupnya secara
berkelanjutan, sambil memberikan stimulasi dan regulasi
yang berpihak kepada msyarakat miskin agar beban biaya
ekonomi maupun sosial yang dihadapi oleh mereka dapat
berkurang, serta memberikan layanan yang optimal terhadap
upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat miskin;
c) Peningkatan sumber daya manusia, strategi yang
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dasar dan
kemampuan berusaha masyarakat miskin, baik laki-laki
maupun perempuan agar dapat memanfaatkan
perkembangan lingkungan, melalui upaya-upaya pendidikan
formal maupun non formal;
d) pemberdayaan kelembagaan masyarakat, strategi yang
dilakukan untuk memperkuat kelembagaan sosial, politik,
ekonomi dan budaya masyarakat, dan memperluas
partisipasi masyarakat miskin, baik laki-laki maupun
perempuan dalam pengambilan keputusan, kebijakan publik
yang menjamin penghormatan, perlindungan, dan
pemenuhan hak-hak dasar;dan
e) Penataan kemitraan global, strategi yang dilakukan untuk
menata ulang hubungan dan kerjasama dengan lembaga
internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat
strategi diatas. Hal ini dapat dimulai dengan kemitraan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
114
bersama lembaga local, regional dan nasional, seperti
swasta dunia usaha, PT dan LSM.
2. Strategi Khusus :
a) Revitalisasi dan replikasi Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) sebagai forum lintas pelaku dalam
perumusan kebijakan, pemantauan dan evaluasi kebijakan
penanggulangan kemiskinan dari mulai tingkat dusun, desa
dan kecamatan.
b) Penguatan pendidikan mental Keluarga Miskin dengan
meminimalisir penyebab kemiskinan karena faktor individu
(malas, tidak punya ketrampilan, boros, minder, dan
ketergantungan)
c) Memperkuat jejaring dengan berbagai pihak (termasuk
peningkatan peran ulama dan tokoh agama/Ormas) untuk
percepatan penaggulangan kemiskinan
d) Supervisi, monitoring dan evaluasi kinerja Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) secara intensif dalam
pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan.
e) Mendorong dan mendukung pengembangan pelembagaan
partisipasi publik melalui Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah. Dalam struktur TKPK ada Pokja
Pengaduan Masyarakat, diharapkan dengan adanya Pokja
ini mendorong transparansi dan akuntabilitas program-
program penanggulangan kemiskinan.
f) Melindungi masyarakat dengan menyediakan pelayanan hak
dasar yang memadai seperti; kecukupan pangan, pelayanan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
115
pendidikan, kesehatan, ketersediaan lapangan usaha,
fasilitasi penyediaan papan/perumahan yang layak, air
bersih dan sanitasi dan jaminan perlindungan social yang
berperspektif gender (dalam rangka pemenuhan Millenium
Development Goals (MDGs).
g) Memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan pemerintah
untuk menghasilkan anggaran yang pro poor, berimbang dan
efisien serta mendorong pelayanan publik yang prima.
h) Meningkatkan kesetiakawanan sosial dengan menggali
potensi dana masyarakat seperti GERBU, zakat dan lain-lain
untuk penanggulangan kemiskinan.
3. Strategi Program
Kedua strategi umum dan khusus tersebut berlaku untuk
pelaksanaan pengentasan kemiskinan. Strategi tersebut masih
bersifat makro. Oleh karena itu juga diperlukan strategi mikro
yang diharapkan menjadi strategi program dan berdampak pada
percepatan penanggulangan kemiskinan. Strategi tersebut
adalah;
1) Validasi data Kepala Keluarga (KK) miskin dan penguatan
sistem monitoring dan evaluasi (Monev) penanggulangan
kemiskinan
2) Program pengurangan Beban Hidup KK miskin
3) Pemberdayaan KK miskin
4) Sosialisasi peraturan tentang penanggulangan kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
116
4.3. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan ini terbagi 2
berdasarkan sumber pembiayaannya; yaitu program-program inisiatif
daerah dan program-program yang diluncurkan Pemerintah Pusat.
Berdasarkan penggolongan klaster dalam Penanggulangan Kemiskinan,
maka terbagi atas 3 klaster yaitu:
1. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu Berbasis Rumah
Tangga
2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Komunitas
3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha Mikro dan
Kecil
4.3.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu Berbasis
Rumah Tangga
Dalam skema program Penanggulangan kemiskinan berdasarkan
klaster, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis
rumahtangga merupakan skema klaster 1, dimana program ini ditujukan
kepada golongan masyarakat rentan; seperti Kepala Keluarga yang
lanjut usia, perempuan serta keluarga yang sangat miskin ataupun sulit
untuk diberdayakan. Dalam skema ini terdapat Program Raskin (Beras
Untuk Keluarga Miskin) dan Program Keluarga Harapan (PKH),
Jamkesmas, Beasiswa bagi si Miskin dan BLT bila dalam masa krisis.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
117
4.3.1.1. Program Keluarga Harapan (PKH)
Program Keluarga Harapan adalah program yang
memberikan bantuan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM). Sebagai imbalannya, RTSM diwajibkan memenuhi
persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia yaitu pendidikan dan kesehatan. PKH di
Indonesia dirancang untuk membantu penduduk miskin kluster
pertama yaitu Bantuan dan Perlindungan Sosial Kelompok
Sasaran, yaitu berupa bantuan tunai bersyarat. Program ini
diharapkan berkesinambungan setidaknya sampai tahun 2015
dan mampu berkontribusi untuk mempercepat pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau
MDGs). Setidaknya ada 5 komponen MDGs yang didukung
melalui PKH, yaitu pengurangan penduduk miskin ekstrim dan
kelaparan, pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender,
pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan pengurangan
kematian ibu melahirkan.
Lokasi PKH Kabupaten Bantul pada Tahun 2008 ada 5
Kecamatan, yaitu Kecamatan Dlingo, Imogiri, Kasihan, Sanden,
dan Sewon.
Pada Tahun 2009, lokasi PKH ditambah 2 kecamatan,
yaitu Kecamatan Banguntapan dan Kecamatan Pandak.
Kemudian mulai tahun 2010 lokasi PKH ditambah lagi sebanyak
10 kecamatan, sehingga 17 kecamatan di Kabupaten Bantul telah
mendapatkan program PKH sampai dengan tahun 2012 ini.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
118
Berikut adalah gambaran pelaksanaan Program Keluarga
Harapan di Kabupaten Bantul
Pertemuan Awal dan Validasi
Pertemuan awal dan validasi dilakukan oleh pendamping dan
Dinas Instansi terkait yang bertujuan untuk mensosialisasikan
PKH kepada RTSM calon peserta PKH.
Pertemuan Kelompok
Pertemuan kelompok dibentuk oleh pendamping pada saat
pertemuan awal yang beranggotakan maksimal 25 RTSM dan
dilaksanakan rutin setiap bulan oleh kelompok PKH tersebut
dan dipandu oleh pendamping PKH.
Pemutakhiran Data
Pemutakhiran data dilakukan oleh pendamping setiap ada
perubahan data dari RTSM.
Verifikasi Kesehatan dan Pendidikan
Verifikasi Kesehatan dan Pendidikan dicetak 3 bulan sekali
oleh kantor pos Jakarta kemudian dikirim ke kantor pos
kabupaten untuk didistribusikan dan diambil oleh pendamping
dari penyedia layanan kesehatan (puskesmas dan posyandu)
dan pendidikan (Sekolah)
Pembayaran atau pencairan bantuan PKH
Pembayaran atau pencairan bantuan PKH dilaksanakan di
kantor pos kecamatan yang proses pencairannya dimonitoring
oleh pendamping PKH Dinas Instansi terkait.
Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi PKH meliputi Rakor tingkat Kecamatan,
Rakor tingkat Kabupaten untuk menciptakan kesamaan
pemahaman dan kesepakatan tentang tanggung jawab
masing-masing instansi serta menciptakan koordinasi
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
119
komitmen dari instansi terkait. Serta Rakor rutin pendamping
dan operator setiap seminggu sekali.
Berikut ini data realisasi pembayaran bantuan tunai
bersyarat PKH dimulai sejak 2008-2011 dengan peserta tahun
2010 sebanyak 1628 RTSM dan pada tahun 2011 1969 RTSM.
Sampai dengan Tahun 2012 tercatat dalam perkembangannya
program ini sudah menyasar pada 3.327 RTSM.
Tabel 4.1
Realisasi Bantuan Tunai PKH
Tahun Jumlah Pembayaran
2008 Rp. 1.053.399.000,- (5 kecamatan)
2009 Rp. 2.167.931.000,- (7 kecamatan)
2010 Rp. 2.036.400.000,- (7 kecamatan)
2011 Rp. 4.140.950.000,- (17 kecamatan)
2012 Rp. 3.977.910.000,- (17 kecamatan)
Jumlah Rp. 13.376.590.000,-
Sumber : Dinas Sosial, 2012
4.3.1.2. KUBE PKH
KUBE (Kelompok Usaha Bersama) PKH di Kabupaten
Bantul ada 39 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari 10 RTSM peserta PKH dengan bantuan masing-masing
kelompok sebesar Rp. 30 juta rupiah. Pada tahun 2011 ini APBD
menganggarkan KUBE Pengembangan sebesar Rp. Rp. 10 juta.
4.3.1.3. Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)
Program ini berupa pemberian subsidi beras untuk
keluarga miskin. Alokasi untuk tahun 2010 dan 2011 adalah
46.658 rumah tangga sasaran (RTS). Sampai dengan Bulan Mei
Tahun 2012 RTS penerima Raskin masih 46.658 RTS, kemudian
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
120
lewat Surat Menko Kesra No. B.910/KMK/DEP.II/IV/2012 tanggal
24 April 2012 perihal Pagu Raskin Provinsi Bulan Juni – Des
2012 mulai Bulan Juni sampai dengan Desember 2012, jumlah
RTS Raskin menjadi 105,778 RTS. Tujuan dari Subsidi raskin
adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran
melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam
bentuk beras. Sedangkan sasaran program adalah berkurangnya
beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran, melalui
pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 15 kg/RTS/bulan
dengan harga tebus Rp. 1.600,- per kilo netto. Dari hasil
monitoring tim teknis penanggulangan kemiskinan kabupaten,
program ini sudah cukup baik. Sudah ada bantuan sewa alat
angkut dari APBD Kabupaten, kualitas beras sudah sesuai
standart. Permasalahan yang terkadang muncul adalah adanya
orang yang tidak mendapat jatah raskin tetapi ingin mendapatkan
Raskin sehingga terkadang diperlukan kearifan lokal untuk
memecahkan masalah tersebut. Sumber dana program ini dari
APBN dan APBD. Alokasi dana tahun 2010 sebesar 32,9 milyar
sedang tahun 2011 alokasinya sama dengan tahun 2010.
Adapun dukungan APBD tahun 2011, yang dipergunakan untuk
bantuan alat angkut dari titik distribusi ke penerima manfaat,
rakor serta monev sebesar Rp. 323.035.000,-. SKPD pengelola
program adalah Dinas Sosial.
4.3.1.4. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas)
Program ini berupa jaminan kesehatan bagi orang miskin.
Alokasi Jamkesmas tahun 2009 , 2010 dan 2011 dan 2012 sama
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
121
yaitu 222.987 orang. Untuk pelaksanaan Tahun 2013 penerima
Jamkesmas yang diberi kartu adalah peserta sesuai database
yang bersumber dari TNP2K Sekretaris Kantor Wakil Presiden
sebanyak 397.867 jiwa. Program ini sangat bermanfaat untuk
orang miskin yang akan berobat ke Puskesmas. Permasalahan
yang sering dijumpai adalah keterlambatan juklak juknis
penggunaan Jamkesmas. Biasa juklak-juknis turun pada tengah
tahun padahal Puskemas harus melayani sejak awal tahun. SKPD
pengelola yaitu Dinas Kesehatan.
Selain Jamkesmas, di Provinsi DIY terdapat Jamkesos
yaitu jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin kabupaten/
kota yang belum tercover jamkesmas. Tahun 2009 mendapat
alokasi 92.000 orang plus kader Posyandu, tahun 2009 jumlah
alokasi peserta sama dengan tahun 2010. Pada Tahun 2012
jumlah peserta Jamkesos sebanyak 98.086 dengan perincian :
1) Keluarga tidak mampu/rawan miskin yang tidak dijamin
Jamkesmas atau asuransi lain sebanyak 92.000 jiwa.
2) Kader Posyandu balita sebanyak 6.086 jiwa
3) Peserta Jamkesta Mandiri : 638 jiwa
4.3.1.5. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Bentuk program ini berupa pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, dan pelayanan gawat
darurat. Sasaran dari program ini adalah keluarga miskin dan
rawan miskin Kabupaten Bantul yang belum mendapatkan dana
Jamkesmas maupun Jamkesos. Dengan ketentuan Penduduk
Bantul (KTP dan atau Kartu Keluarga (KK) Bantul, belum memiliki
jaminan kesehatan, dan emenuhi kriteria pendataan TKPK
Kabupaten Bantul. Program ini sangat bermanfaat bagi warga
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
122
miskin yang rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat
jaminan kesehatan. Sumber dana yang digunakan dari APBD
Kabupaten Bantul. Alokasi dana untuk tahun 2009 dan 2010
sama masing-masing 3 milyar. Pada tahun 2011 jumlah anggaran
meningkat menjadi Rp. 3.650.000.000,-. Pada Tahun 2012 ini
peserta jamkesda sebanyak 149.235 orang, dengan perincian:
a. Peserta PBI : 88.420 jiwa
b. Peserta COB : 60.815 jiwa
SKPD pengelola program adalah Dinas Sosial.
4.3.1.6. Bantuan Pendidikan
Untuk perluasan program pro rakyat guna meningkatkan
akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan, di Kabupaten
Bantul terdapat Bantuan Pendidikan yang diperuntukkan bagi
masyarakat miskin yang mengalami kesulitan melanjutkan
pendidikan. Bantuan Pendidikan dapat diakses masyarakat
miskin dengan mengajukan proposal kebutuhan dan peruntukan
dana, dilampiri copy kepersertaan jamkesmas atau surat
keterangan miskin dari dukuh, lurah dan camat.
Proposal yang dikirim kepada Bupati c.q Kepala Dinas
Sosial Kabupaten Bantul, akan diseleksi berdasarkan mendesak
atau tidaknya kebutuhan pemohon.
4.3.1.7. Program Beasiswa Miskin dan Bantuan
OperasionalSekolah (BOS)
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan
beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam
rangka wajib belajar 9 tahun. Secara khusus program BOS
bertujuan untuk:
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
123
Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan
dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik
disekolah negeri maupun sekolah swasta.
Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri
terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada rintisan
sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf
internasional (SBI).
Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa
di sekolah swasta.
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan
SMP termasuk sekolah menengah terbuka (SMPT) dan Tempat
Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh
masyarakat baik negeri maupun swasta. Besar biaya satuan BOS
Tahun 2012 yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS,
dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan untuk
SD/SDLB/MI masing-masing siswa sebesar Rp. 580.000,- selama
satu tahun. Untuk siswa SMP/SMPT masing-masing menerima
Rp. 710.000,- selama satu tahun.
Tahun 2012 dana BOS Kabupaten Bantul untuk
SD/SDLB/MI sebesar Rp.43.330.060.000,00 untuk 74.707 siswa,
dana BOS SMP/SMPT/ MTs Rp.24.918.160.000,00 untuk 35.096
siswa.
Program BOS untuk SD/SDLB dan SMP/SMPT ini di
tangani oleh Dinas Pendidikan Dasar. Sedangkan BOS untuk MI
dan MTs di tangani oleh Kantor Kementrian Agama dengan
sumber dana dari APBN. Disamping BOS, masih ada BOP
(Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) atau Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dengan penjelasan sbb:
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
124
4.3.1.8. Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) atau Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA)
Maksud dan tujuan diberikannya BOP adalah untuk
memenuhi kekurangan BOS yang dialokasikan oleh Pemerintah
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BOP ini
diberikan kepada satuan pendidikan SD/SDLB/MI Kabupaten dan
SMP/SMPT/ MTs Kabupaten.
BOP dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional
belajar mengajar di sekolah, jenis belanja pegawai, dan belanja
barang dan jasa. Tetapi BOP/BOSDA tidak diperbolehkan untuk
membiayai pengeluaran jenis belanja modal.
Sasaran BOP tingkat SD/SDLB/MI tahun 2012 sebanyak
74.707 siswa dengan besaran bantuan Rp. 28.800 ,-/siswa/tahun.
Sehingga dana yang dialokasikan untuk tahun 2012 sebesar Rp.
2.151.561.600,00. Sedangkan tingkat SMP tahun 2012 sebanyak
28.880 siswa dengan besaran bantuan Rp. 33.500,-
persiswa/tahun. Sehingga dana yang dialokasikan untuk tahun
2012 sebesar Rp.967.480.000,00. SKPD yang menangani
program ini adalah Dinas Pendidikan Dasar.
Selain Bantuan Operasional, Kabupaten Bantul juga
memberikan beasiswa bagi siswa miskin dan siswa berprestasi,
antara lain :
Beasiswa Miskin
Program Bea siswa miskin dimaksudkan untuk
meringankan bea sekolah tingkat SD dan SMP bagi anak
dari keluaga miskin. Syarat untuk memperoleh bea siswa
miskin ini adalah: anak dari keluarga miskin, belum
memperoleh bea siswa dari program lain dan surat
pengajuan dari sekolah. Pada tahun 2011 sasaran program
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
125
ini untuk anak SD sebanyak 5.350 anak sedangkan untuk
anak SMP sebanyak 1.232 anak. Sumber dana berasal
dari APBD Propinsi DIY sebesar Rp. 1.926.000.000,- untuk
SD dan Rp. 677.600.000,- untuk SMP. SKPD yang
menangani program ini adalah Dinas Pendidikan Dasar.
Beasiswa Bakat dan Prestasi
Program ini dimaksudkan untuk meringankan biaya
pendidikan anak se tingkat SLTP yang mempunyai bakat
dan prestasi tertentu. Syarat untuk memperoleh bea siswa
bakat dan prestasi ini adalah: anak dari siswa mempunyai
bakat dan prestasi yang menonjol dibidang akademik
maupun non akademik, belum memperoleh bea siswa dari
program lain dan surat pengajuan dari sekolah. Penerima
manfaat program ini pada tahun 2011 sebanyak 167 anak
diberikan @ Rp.720.000,-. Alokasi dana untuk tahun 2011
sebanyak Rp. 120.240.000,-. Sumberdana dari APBD
Kabupaten. SKPD yang menangani program ini adalah
Dinas Pendidikan Dasar.
Beasiswa Retrievel
Program ini dimaksudkan untuk meringankan biaya
pendidikan tingkat SD dan SLTP . Syarat untuk
memperoleh bea siswa retrievel ini adalah: anak sudah
berhenti tidak sekolah lagi karena masalah biaya kemudian
ditarik ke sekolah lagi dengan biaya dari bea siswa
retrievel. Penerima manfaat program ini pada tahun 2009
untuk anak SD sebanyak 120 anak dan SMP 35 anak.
Sumberdana dari APBD Propinsi. SKPD yang menangani
program ini adalah Dinas Pendidikan Dasar. Tahun 2011
sudah tidak ada lagi beasiswa ini,
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
126
Beasiswa SMP Terbuka
Program ini diperuntukkan untuk anak miskin di SMP
terbuka. Sasaran untuk tahun 2011 sebanyak 203 @ Rp
550.000,- per anak. Total alokasi dana sebanyak Rp.
111.650.000 ,-. Sumber dana dari APBD Propinsi. SKPD
yang menangani program ini adalah Dinas Pendidikan
Dasar.
4.3.2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Komunitas
PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan
kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri adalah :
a. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka
kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-
program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan
pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,
penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara
individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai
persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian
dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan
keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
127
berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
Di Kabupaten Bantul terdapat 6 jenis program PNPM Mandiri,
yaitu PNPM Mandiri Inti (2 macam) PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM
Mandiri Perdesaan dan PNPM Penunjang/Sektoral yaitu PNPM
Pariwisata, PNPM Pertanian, PNPM Kelautan & Perikanan, PNPM
Mandiri PAKET (Pengurangan Kemiskinan Terpadu) dan reward PNPM
P2KP yang berupa PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas). Dari tabel berikut dapat diketahui persebaran PNPM Inti di
Kabupaten Bantul.
Tabel 4.2 Persebaran PNPM Inti
No Kecamatan Jumlah
Desa Jumlah
Pedukuhan Luas (km2)
Keterangan
1 Srandakan 2 43 18,32 PNPM
Perkotaan
2 Sanden 4 62 23,16 PNPM
Perkotaan
3 Pandak 4 49 24,30 PNPM
Perkotaan
4 Bambanglipuro 3 45 22,70 PNPM
Perkotaan
5 Bantul 5 50 21,95 PNPM
Perkotaan
6 Pundong 3 49 23,68 PNPM
Perkotaan
7 Pleret 5 47 22,97 PNPM
Perkotaan
8 Banguntapan 8 57 24,48 PNPM
Perkotaan
9 Kasihan 4 53 32,38 PNPM
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
128
Perkotaan
10 Sedayu 4 54 34,36 PNPM
Perkotaan
11 Sewon 4 63 27,16 PNPM
Perkotaan
12 Jetis 4 64 24,47 PNPM
Perkotaan
Jumlah (1-12) 50 636 303,93
13 Imogiri 8 72 54,49 PNPM
Pedesaan
14 Piyungan 3 60 32,54 PNPM
Pedesaan
15 Dlingo 6 58 55,87 PNPM
Pedesaan
16 Kretek 5 52 26,77 PNPM
Pedesaan
17 Pajangan 3 55 33,25 PNPM
Pedesaan
Jumlah Total 75 933 506,85
Sumber : Data Base Profil Daerah Kab. Bantul Tahun 2004
4.3.2.1. PNPM Mandiri Perdesaan
Program PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd)
merupakan kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan
(PPK). Program PNPM Mandiri Perdesaan pertama kali
didapatkan oleh Kabupaten Bantul pada tahun 2006, dengan
nama Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Rehabilitasi
Paska Bencana. Program ini sebagai respon pemerintah pusat
setelah terjadi bencana gempa bumi yang melanda Daerah
Istimewa Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul. Tahun
2006 dan tahun 2007 dari keseluruhan 17 kecamatan di
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
129
Kabupaten Bantul semua mendapatkan program PNPM Mandiri
Perdesaan, kemudian baru pada tahun 2008 sampai sekarang
hanya tinggal 5 kecamatan yaitu Kecamatan Pajangan, Kretek,
Imogiri, Dlingo, dan Piyungan yang yang mendapat program ini.
Sampai dengan tahun 2012, total dana BLM Kegiatan
PNPM Mandiri Perdesaan yang sudah diterima Kab. Bantul dari
Pemerintah Pusat (APBN) sebesar Rp. 76.015.000.000,-
dengan cost sharing (dana pendamping) dari APBD Kabupaten
sebesar Rp. 4.735.000.000,- Total anggaran di Kabupaten
Bantul sebesar Rp 80.750.000.000,-.
Rincian dana alokasi PNPM Mandiri Perdesaan di
Kabupaten Bantul dari tahun 2006 s/d 2012 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Lokasi dan Alokasi Dana BLM PNPM MPd Kegiatan TA. 2006-2012
Thn Nama
Program
Jml
Kec
Dana APBN
(Rp.)
Dana APBD
(Rp.) Jumlah (Rp.)
2006
PPK Rehab
Paska
Bencana
17 40.750.000.000 0 40.750.000.000
2007 PNPM –
PPK 17 14.000.000.000 0 14.000.000.000
2008
PNPM
Mandiri
Perdesaan
5 4.400.000.000 1.100.000.000 5.500.000.000
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
130
2009
PNPM
Mandiri
Perdesaan
5 7.920.000.000 1.980.000.000 9.900.000.000
2010
PNPM
Mandiri
Perdesaan
5 4.200.000.000 1.050.000.000 5.250.000.000
2011
PNPM
Mandiri
Perdesaan
5 1.800.000.000 450.000.000 2.250.000.000
2012
PNPM
Mandiri
Perdesaan
5 2.945.000.000 155.000.000 3.100.000.000
TOTAL 76.015.000.000 4.735.000.000 80.750.000.000
Sesuai DIPA Nomor : 7313/010-05.5.01/14/2012;
tanggal 9 Desember 2011 alokasi dana untuk Kab. Bantul dari
APBN Murni TA. 2012 sebesar Rp. 3.704.290.000,- dengan
rincian sebagai berikut :
1) Peningkatan Kemandirian Masyarakat Perdesaan (PNPM-
MPd) : Rp. 244.990.000,-
2) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) ke Kecamatan
Rp. 3.459.300.000,-
Jumlah anggaran :
Rp 3.704.290.000,-
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
131
Tabel 4.4
Lokasi dan Alokasi BLM APBN PNPM-MPd 2012
No Kecamatan BLM Kegiatan DOK
Jumlah PNPM-MP RBM
1 Pajangan 570.000.000 60.238.000 630.238.000
2 Kretek 570.000.000 66.860.000 636.860.000
3 Imogiri 665.000.000 76.793.000 741.793.000
4 Dlingo 570.000.000 70.171.000 640.171.000
5 Piyungan 570.000.000 60.238.000 180.000.000 630.238.000
Kabupaten 2.945.000.000 334.300.000 180.000.000 3.459.300.000
Sumber : Laporan Faskab PNPM MPd, bulan Oktober 2012
Kegiatan dari Program PNPM Mandiri Perdesaan adalah
di bidang lingkungan berupa pembangunan sarana dan prasarana
lingkungan, pemberdayaan ekonomi berupa pinjaman bergulir
yaitu Simpan Pinjam Perempuan (SPP), bidang kesehatan,
pendidikan, dan pelatihan – pelatihan usaha kecil.
4.3.2.2. PNPM Mandiri Perkotaan
Program ini dilaksanakan di 12 kecamatan. Bentuk
kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah simpan pinjam,
kegiatan sosial dan pembangunan lingkungan. Sumber dana
sharing antara dana APBN dan APBD Kabupaten. Pada awalnya
daerah disyaratkan untuk sharing DDUB (Dana Daerah untuk
Urusan Bersama) 20% dari BLM. Tetapi karena keterbatasan
kemampuan keuangan daerah, maka baik PNPM Mandiri
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
132
Perdesaan maupun Perkotaan, sharing daerah hanya berkisar
10-5%. Pada tahun 2011 ini karena Kabupaten Bantul tergolong
dalam daerah yang IFKD -nya (Index Finansial Kemampuan
Daerah) rendah, maka secara resmi Bantul hanya diwajibkan
sharing 5%. SKPD yang menangani program ini Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bantul. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan,
pendanaan disusun melalui skema sharing antara anggaran
Pusat dan Daerah. Gabungan pendanaan disebut BLM (Bantuan
Langsung Masyarakat) yang kemudian disalurkan kepada agent
pengentasan kemiskinan di level masyarakat yaitu BKM (Badan
Keswadayaan Masyarakat). BLM sebagai stimulan bagi
masyarakat untuk mengaktualisasikan apa yang sudah
masyarakat rencanakan dan sepakati dalam perencanaan
partisipatif, sehingga masyarakat belajar melalui praktek
membangun yang dikelola sendiri. Dari sinilah diharapkan tujuan
pemberdayaan tercapai. kategori BLM th. 2011 di kabupaten
Bantul terbagi menjadi 2 kategori lokasi yaitu lokasi lama dan
lokasi lanjutan 2011, yang mana di tahun 2011 ini telah
mencairkan dana BLM untuk tahap 2 lokasi lanjutan dan Tahap 1
untuk lokasi lama dengan total cair ke BKM (41 BKM) sebesar
Rp. 4,905,000,000,-
BLM PNPM MP Tahun 2012 ini, Alokasi DIPA untuk BLM
senilai 9.120 M dan alokasi dari DDUB senilai 480 juta rupiah
yang akan dimanfaatkan untuk 50 Desa. Capaian BLM tahun
2012 sampai dengan saat ini telah masuk termin II ke seluruh
rekening BKM/LKM senilai 80% dari masing-masing pagu BLM
tiap lokasi. Pagu BLM untuk Kabupaten Bantul pada tahun ini
adalah lokasi besar dengan KK miskin lebih dari 10% senilai 250
juta rupiah, lokasi sedang senilai 150 juta rupiah dan lokasi besar
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
133
dengan KK miskin kurang dari 10% mendapatkan pagu BLM 100
juta rupiah.
Selanjutnya, kegiatan BKM ini tersusun dalam siklus-
siklus, dimana pentahapan siklus ini dibantu oleh Konsultan
Perkotaan yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat. Mulai dari
pencairan dana BLM sampai dengan pelaksanaan kegiatannya
seperti; Penyusunan PJM Pronangkis, Rembug Warga Tahunan,
Review Keuangan, Pemilu BKM, Channeling (kemitraan) BKM
dengan pihak lain serta Sinergisme PJM dengan Musrenbang,
dikawal oleh Konsultan.
Dari 50 Desa di Kabupaten Bantul, sampai dengan Bulan
Juli 2011 ini sebagian besar BKM (35 BKM) telah berpengalaman
melakukan channeling dan kemitraan dengan pihak lain, baik
Pemerintah, Swasta, Badan Usaha, Perguruan Tinggi, LSM,
Perbankan maupun kelompok peduli lain. Dengan Pemerintah
Daerah, BKM-BKM melakukan kemitraan dalam Program PAKET
baik tahun 2007 (realisasi 2008) maupun PAKET Tahap 2 Tahun
2008 (Realisasi 2009), sedangkan untuk Program PAKET Tahap
3 saat ini sedang melaksanakan kegiatan yang dibiayai dari
sumber dana swadaya dan APBD. Dinas-dinas yang melakukan
kemitraan dalam program PAKET ini antara lain Bagian
Administrasi Pembangunan Setda, BKK, Kantor PMD, Dinas
Peternakan, Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Perindagkop
dan Dinas Pertanian. Pihak lain yang telah melakukan channeling
dengan BKM diantaranya UNDP, IOM, LSM PALUMA, YGM,
Perguruan Tinggi (STTNAS, IKIP PGRI, STIE API), Sedangkan
Badan usaha yang pernah melakukan kemitraan antara lain SGM
(pabrik susu), Bank Mandiri, BLK, PT Arindo, PT Peksi dan lain-
lain.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
134
4.3.2.3. PNPM Mandiri Kelautan Perikanan
Program ini berupa bantuan langsung kepada kelompok
untuk pembudidayaan perikanan dan kelautan. Bantuan ini
diberikan kepada 11 kelompok di wilayah Kecamatan Srandakan.
Sumber dana dari APBN. Untuk tahun 2009 BLM yang dikucurkan
Rp. 514.046.000,- dengan dukungan dana untuk operasional
sebesar Rp. 412.254.000,- sehingga jumlah total Rp.
926.300.000,-. Pada tahun 2010 dana yang dikucurkan sebesar
Rp. 475.890.000 ,-, dengan jumlah anggaran operasional sebesar
Rp. 274.110.000,- sehingga total anggarannya Rp. 750.000.000,-.
Tahun 2011 Program ini terpetakan menjadi 2, yaitu untuk
Kelompok Perikanan Tangkap @Rp 100.000.000,- untuk 8
Kelompok dan Perikanan Budidaya.
Pada Tahun 2012 ini nama program berubah menjadi
Pengembangan Uasaha Mina Pedesaan (PUMP). Ada 3 jenis
kegiatan program PUMP yaitu PUMP Tangkap, PUMP Budidaya,
dan PUMP P2HP.
PUMP Tangkap menyasar pada Nelayan dan
pembudidaya di lahan pesisir dengan dana BLM APBN sebesar
Rp. 1.300.000.000,00 untuk 13 Kelompok Usaha Bersama (KUB)
di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kretek, Sanden,
dan Srandakan. Program PUMP Tangkap juga disertai dengan
dana pendampingan dari APBD II sebesar Rp. 55.000.000,00
untuk pelatihan kelompok penerima BLM dan peningkatan
kapasitas PUMP.
PUMP Budidaya diperuntukkan bagi kelompok budi daya
ikan (pokdakan) sejumlah 15 kelompok di : kecamatan Piyungan
3 kelompok, Kecamatan Jetis 2 kelompok, Kecamatan
Banguntapan 2 kelompok, Kecamatan Pundong 2 kelompok, dan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
135
Kecamatan Pandak, Kretek, Kasihan, Sewon, Srandakan, dan
Dlingo masing – masing 1 kelompok. BLM program ini dari APBN
sebesar Rp. 975.000.000,00 dan dana pendampingan dari APBD
II sebesar Rp. 65.000.000,00 untuk pelatihan kelompok penerima
BLM dan peningkatan kapasitas PUMP.
PUMP P2HP diperuntukkan bagi kelompok pengolah dan
pemasar (poklahsar) hasil perikanan sejumlah 20 kelompok di
Kecamatan Srandakan, Pandak, Banguntapan, Sewon, Kasihan,
Sanden dan Kretek. Dana APBN sebesar 1.000.000.000,00 dan
pendampingan dari APBD II sebesar Rp. 55.000.000,00 untuk
pelatihan kelompok penerima BLM dan peningkatan kapasitas
PUMP.
SKPD yang menangani program ini adalah Dinas Kelautan
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bantul. SKPD yang
menangani program ini adalah Dinas Kelautan Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Bantul.
4.3.2.4. PNPM Mandiri Bidang Pertanian (PUAP)
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
merupakan program terobosan Departemen Pertanian untuk
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di
perdesaan, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan
antar wilayah pusat dan daerah serta antar subsektor. PUAP
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dikordinasikan
oleh kantor Menko KESRA.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
136
Tujuan dari PUAP:
Menumbuhkembangkan usaha agribisnis untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan.
Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis
perdesaan utamanya pengurus Gapoktan, penyuluh dan
penyelia mitra tani.
Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi
perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha
agribisnis
Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani
menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam
rangka akses ke permodalan.
Sasaran dari PUAP :
Desa miskin/tertinggal yang mempunyai potensi pertanian.
Gapoktan/ Poktan yang dimiliki dan dikelola petani.
Rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan
atau penggarap) skala kecil dan buruh tani.
Pelaku usaha agribisnis yang mempunyai transaksi hasil
usaha harian, mingguan maupun musiman.
Pada awalnya PUAP berada di SKPD Dinas Pertanian
dan Kehutanan, kemudian mulai tahun 2010 di bawah SKPD
Badan Ketahanan Pangan. Selengkapnya data perkembangan
jumlah PUAP dalam tabel 4.5.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
137
Tabel 4.5
Perkembangan Alokasi Anggaran PUAP
No. Tahun Volume/Desa Jml Anggaran
(Rp)
1. 2008 25 2.500.000.000,-
2. 2009 23 2.300.000.000,-
3. 2010 17 1.700.000.000,-
4. 2011 10 1.000.000.000,-
Jumlah 7.500.000.000,-
Sumber: BKP3 Kab. Bantul, 2011
Sampai dengan akhir Tahun 2011 seluruh desa di
Kabupaten Bantul yang berjumlah 75 desa telah mendapatkan
bantuan Program PUAP ini dengan pagu anggaran untuk masing
- masing gapoktan di tiap desa sebesar Rp. 100.000.000,00 yang
diperuntukkan untuk pinjaman bergulir yang menunjang kegiatan
usaha pengembangan kegiatan usaha agribisnis
4.3.2.4. PNPM Mandiri Pariwisata
Pariwisata merupakan alat yang efektif dalam rangka
program pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.
Sasaran dari program ini adalah kelompok warga di
kelurahan/desa yang mempunyai PNPM Mandiri inti.
Desa/kelurahan penerima manfaat program ini adalah:
Desa yang memiliki potensi pariwisata dan sudah
dikunjungi wisatawan
Terdapat masyarakat miskin yang tinggal di desa tersebut
Sudah memiliki aktivitas kepariwisataan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
138
Diprioritaskan desa yang sudah memiliki RPJM desa
Diprioritaskan desa yang sudah melaksanakan PNPM inti.
Di Kabupaten Bantul untuk tahun 2009 mendapatkan
alokasi PNPM Pariwisata sebanyak 10 desa yaitu desa
Kebonagung, Karangtengah, Imogiri, Wukirsari, Seloharjo,
Panjangrejo, Parangtritis, Tirtosari, Guwosari, dan Sedangsari.
Alokasi dana tahun 2009 dari APBN sebesar Rp. 531.177.000,-.
Tahun 2010 dana yang disalurkan sebesar @ Rp60 juta per
desa untuk 11 desa wisata dan di tahun 2011 sebesar @ Rp.
65-100 juta untuk 6 desa.
Pada tahun 2012 ini Program PNPM Pariwisata yang
berlanjut pada 6 lokasi desa wisata yaitu di desa wisata Goa
Cemara Gadingsari, desa wisata Kwaru, Poncosari, desa wisata
Manding Sabdodadi, desa wisata Tembi Timbulharjo, desa
wisataKasongan Bangunjiwo, desa wisata Mangunan. Alokasi
dana bantuan yang diberikan adalah sebesar Rp. 75.000.000
pada desa mangunan, sedangkan 5 desa wisata yang lain
mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 100.000.000,-. SKPD
yang menangani adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul.
4.3.2.5. PNPM Mandiri PAKET
PNPM Mandiri PAKET (Penanggulangan Kemiskinan
Terpadu) adalah program percepatan pengentasan kemiskinan.
Program ini mulai diluncurkan tahun 2007, dengan realisasi dari
tahun 2008 hingga 2011 Rp. 7.500.000.000,-. Dengan rincian
pada tahun 2008 dana yang diluncurkan Rp. 2.500.000.000,-,
tahun 2009 Rp. 3.000.000.000,-, tahun 2010 sebesar Rp.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
139
1.000.000.000,- (seharusnya Rp 2.000.000.000,-) Lokasi
program sama dengan lokasi PNPM mandiri Perkotaan. Lokasi
kecamatan yang menjadi sasaran yaitu kecamatan:
Bambanglipuro, Pandak, Bantul, Piyungan, Pleret, Sewon,
Imogiri, Sanden, Srandakan, Sedayu, Banguntapan, Kasihan.
Sumber dana dari sharing dana APBN dan APBD Kabupaten
serta swadaya masyarakat. SKPD yang menangani BKK PP dan
KB.
4.3.2.6. PNPM Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas (PLPBK)
Kegiatan PLPBK merupakan intervensi lanjut dari P2KP
terutama untuk lokasi-lokasi yang masih mempunyai persoalan
lingkungan permukiman yang sangat kompleks serta merupakan
stimulan bagi keberhasilan masyarakat di desa-desa sasaran
program P2KP yang mampu membangun lembaga masyarakat
(BKM) di wilayahnya mencapai kualifikasi BKM berdaya.
Tahun 2010, Kabupaten Bantul mendapat PNPM
Neighbourhood Development/PLPBK di Desa Tirtonirmolo
Kecamatan Kasihan dan Desa Pleret kecamatan Pleret masing-
masing desa mendapat alokasi dana sebesar Rp 1 (satu) milyar
yang pencairannya dilaksanakan dalam 3 tahap. Penggunaan
dana tersebut untuk rencana penataan lingkungan permukiman
(RPLP), pengelolaan permukiman, kelembagaan pembangunan
serta pembangunan fisik kawasan prioritas.
Tahun 2011, dari 51 desa lokasi P2KP yang lolos seleksi
PLPBK sebanyak 11 desa, yaitu; desa Potorono, Banguntapan;
Desa Bangunjiwo, Kasihan; Desa Wijirejo, Pandak; Desa
Srigading Sanden; Desa Argomulyo Sedayu dan Desa Trimurti,
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
140
Srandakan, desa Wonokromo, Pleret, Desa Sumbermulyo,
Bambanglipuro, desa Panjangrejo, Pundong, desa Pendowoharjo,
Sewon, dan desa Sabdodadi, Bantul. Hasil seleksi Tim Penilai
Kabupaten ini kemudian masih diverifikasi oleh Tim Penilai
Provinsi yang kemudian diusulkan ke Pusat.
4.3.3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha Mikro
dan Kecil
Program ini terurai dengan skema pemberian modal usaha bagi
Industri Kecil Menegah (IKM), UMKM dan Koperasi. Saat ini Dinas
Perindustrian & Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul
mempunyai beberapa Program Penanggulangan Kemiskinan. Program-
program tersebut antara lain :
a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah(IKM)
Program ini merupakan kegiatan pemberdayaan Gakin yang
bertempat tinggal di sekitar perusahaan rokok. Gakin yang
mempunyai usaha, diberikan bantuan berupa modal dan
peralatan. Total dana hibah yang disalurkan Rp. 190.000.000,-.
b. Program Kemitraan Bina Lingkungan
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Bantul bekerjasama dengan beberapa BUMN memberikan
bantuan modal dengan bunga kompetitif bagi UMKM.
Disperindagkop hanya berfungsi memberikan rekomendasi bagi
calon kreditur. Proses pengajuan kredit, realisasi maupun
penagihan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BUMN yang
menyalurkan yaitu Bank Mandiri, BRI, Perum Peruri, PT. ASEI.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
141
Berikut ini adalah tabel pencairan Program Kemitraan Bina
Lingkungan yang merupakan rekomendasi Dinas Perindagkop
Kabupaten Bantul.
Tabel 4.6
Pencairan Program Kemitraan Bina Lingkungan
NO NAMA TAHUN
TAHUN 2008
TAHUN 2009
TAHUN 2010
TAHUN 2011
BUMN
JML UKM
RP. (Jt)
Jml. UKM
Rp.(Jt)
Jml. UKM
Rp (Jt)
Jml. UKM
Rp (Jt)
Jml. UKM
Rp (Jt)
1 PT. ASEI 11 250 16 495 16 495 13 315
2 PERUM PERURI 4 60 5 80 2 65 5 150 6
1465
3 BANK MANDIRI 0 37 517 72
1002 139
232.5 168
2101
Sumber : Disperindagkop, 2011
c. Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM
Kabupaten Bantul melalui Disperindagkop memperoleh dana
hibah dari Kementrian Koperasi dan UKM sebesar 1 Milyar.
Bagi koperasi yang akan menggunakan dana tersebut harus
membuat proposal yang ditujukan kepada Disperindagkop
Kabupaten Bantul, kemudian proposal akan di verifikasi untuk
menetukan kelayakannya.
4.3.4. Program Penanggulangan Kemiskinan Inisiatif Daerah
4.3.4.1. Bantuan Sosial Kemasyarakatan
Sasaran program ini adalah KK miskin. Sumber dana APBD
kabupaten Bantul tahun 2009 sebesar Rp. 4,8 Milyar. Masyarakat
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
142
miskin yang membutuhkan dana ini mengajukan proposal
bantuan kepada Bupati lewat Dinas Sosial. Pada tahun 2010
meningkat menjadi Rp. 4.000.000.000,- sedangkan 2011
mengalami penurunan menjadi Rp. 3.150.000.000,-. Anggaran ini
bertujuan untuk penguatan modal usaha bagi keluarga miskin.
4.3.4.2. Bantuan Pengembangan Usaha bagi Keluarga
Miskin Melalui Stimulan Modal Usaha
Program ini berupa pemberian bantuan untuk
pengembangan usaha bagi Gakin melalui stimulan modal untuk
usaha produktif. Untuk tahun 2009 sasaran program ini adalah
1.500 Gakin, masing-masing Gakin diberikan bantuan bergulir Rp.
1.000.000,- .Program ini merupakan pengembangan program
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin (PEKM) yang sudah
diluncurkan pada tahun 2006 dan telah dinilai sukses. Sumber
dana APBD Kabupaten sebesar Rp.1.500.000.000 ,- pada tahun
2009. Sampai dengan 2011 perkembangan PEKM dapat
diuraikan sebagai berikut:
Modal awal : Rp. 23.500.000.000,-
Tambahan dari revolving : Rp. 22.831.000.000,-
+
Dana Keluar : Rp. 46.331.000.000,-
Angsuran Masuk : Rp. 41.432.415.263,-
Keluar revolving : Rp. 22.831.000.000,-
Keluar reward : Rp. 17.523.007.000,-
Keluar utk kandang : Rp. 836.250.000,-
Utk Bansos/peningkt SDM/adm : Rp. 181.607.500,-
_
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
143
Dana angsuran sisa : Rp. 60.550.730,-
Dana PEKM beredar : Rp. 4.898. 584.737,-
+
Total Dana PEKM : Rp. 4.959.135.500,-
(Dana yang masih beredar & total saldo dana di
Tabungan)
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini
antara lain :
Jenis usaha masih terbatas usaha rumah tangga
Belum ada administrasi kelompok yang bisa optimal
Usaha kelompok masih bersifat perorangan
Pemasaran masih terbatas lingkup wilayah
Kurangnya pembinaan secara rutin
Perkembangan PEKM di Kabupaten Bantul sampai dengan
tahun 2011:
Sudah ada beberapa pengguna PEKM yang telah
beralih ke sumber modal yang lain (KESGA, KUPK dan
KOPAKU) yanbg berjumlah 155 kelompok
Kelompok PEKM telah berpartisipasi di Bantul Expo.
Anggota kelompok PEKM yang usahanya baik, diikutkan
pelatihan sertifikasi penyuluhan industri rumah tangga
(SP IRT)
Pada prinsipnya anggaran sangat bermanfaat untuk
usaha kelompok, meskipun ada beberapa tunggakan
angsuran.
Pada Tahun 2012 jumlah besaran anggaran untuk PEKM
adalah Rp. 1.000.000.000,-
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
144
4.3.4.3. Bantuan Modal bagi Pedagang Pasar Tradisional
Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bantul dalam
mengentaskan kemiskinan adalah dengan memberi bantuan
pemberdayaan pedagang pasar. Sebagai bahan informasi, di
Kabupaten Bantul terdapat 29 Pasar Kabupaten dan 21 Pasar
Desa. Kedua jenis pasar ini tergolong Pasar Tradisional, dimana
ciri-ciri fisik dan sosialnya sama yaitu bangunan dan cara
transaksinya masih tradisional. Sejalan dengan perkembangan
jaman, eksistensi pasar tradisional mulai terancam dengan
adanya pasar modern. Maka Pemerintah Kabupaten Bantul telah
menerbitkan Perda tentang Perlindungan Pasar Tradisional dan
Pembatasan Pasar Modern. Disamping itu terbit pula Peraturan
Bupati Bantul Nomor 08 Tahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Pedagang Pasar di
Kabupaten Bantul. Di dalam Perbup tersebut mengatur tentang
ketugasan Kantor Pengelolaan Pasar berkaitan dengan
penyaluran kredit lunak bagi pedagang pasar serta
mekanismenya. Sebagai tahap awal maka maksimal pengajuan
pinjaman hanya sebesar Rp 1 juta. Tahap awal peluncuran
kredit tersebut adalah Juni 2008. Tahap awal diujicobakan di
Pasar-pasar yang relatif besar luasan dan banyak jumlah
pedagangnya yaitu Pasar Bantul, Imogiri dan Pasar Piyungan.
Kemudian pada bulan November 2008 ditambah pasar Niten.
Selanjutnya pada tahun 2010 dikucurkan di 3 pasar lagi yaitu
Pasar Barongan, Semampir dan Sungapan. Sampai dengan
bulan September 2011 telah dikucurkan dana pinjaman untuk 8
pasar yaitu; Pasar Piyungan, Bantul, Imogiri, Niten, Semampir,
Sungapan, Panasan dan Barongan. Besarnya kredit yang
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
145
dikucurkan sebesar Rp. 1.194.272.000,- (per 30 September
2011).
4.3.4.4. Bantuan Cacat Korban Gempa
Bantuan ini diberikan kepada penyandang cacat korban
gempa usia produktif dengan kriteria antara umur 20 tahun s/d 50
tahun. Diharapkan bantuan ini bertujuan untuk memberdayakan
penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan
mempunyai usaha kecil untuk dapat meningkatkan pendapatan
keluarga serta dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga
pada umumnya sehingga tidak menggantungkan diri kepada
orang lain. Sasaran untuk tahun 2009 sebanyak 422 orang
sedang tahun 2010 sebanyak 75 orang. Sumber dana dari APBD
Kabupaten. Alokasi tahun 2009 sebesar Rp. 295.400.000,-
sedang tahun 2010 sebesar Rp. 50.000.000,-. Pada tahun 2011
anggaran sebesar Rp. 20.000.000,-. SKPD pengelola program
adalah Dinas Sosial.
4.3.4.5. Bantuan Modal Bagi Lansia Potensial
Bantuan ini diberikan kepada kelompok lanjut usia yang
masih potensial di tiga kecamatan yaitu Srandakan, Sanden,
Sewon. Sasaran 60 orang. Sumber dana dari APBD Kabupaten.
Alokasi tahun 2010 sebesar 50 juta rupiah. Pada tahun 2011
anggaran menurun drastis sebesar Rp. 5.juta. SKPD pengelola
program adalah Dinas Sosial.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
146
4.3.4.6. Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE
Penumbuhan)
Program ini berupa bantuan kelompok usaha bersama
(KUBE) untuk fakir miskin terutama untuk pendampingan
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan
Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS). Sumber dana dari
APBN dan dari APBD Provinsi. Alokasi untuk tahun 2009 dan
2010 sama, masing-masing 1,8 milyar. Sedangkan tahun 2011
diserahkan untuk 90 kelompok @ Rp. 17,5 juta. SKPD pengelola
program adalah Dinas Sosial.
4.3.4.7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE BLPS)
Program ini berupa bantuan penguatan modal pada KUBE.
Sasaran untuk tahun 2009 sebanyak 40 kelompok sedang tahun
2010 sebanyak 30 kelompok. Diharapkan dengan program ini
masyarakat miskin bisa berdaya dengan usaha mandiri. Sumber
dana dari APBN. Alokasi dana 2009 sebanyak 120 juta rupiah
sedang tahun 2010 sebanyak 900 juta rupiah. Pada tahun 2011
diserahkan kepada 30 kelompok @ Rp 30 juta. SKPD pengelola
program adalah Dinas Sosial.
4.3.4.8. Bantuan Permodalan Bagi Gakin
Program ini berupa pemberian bantuan modal usaha bagi
keluarga miskin. Sasaran program ini pada tahun 2010 sebanyak
2.385 keluarga miskin yang tersebar di 17 kecamatan. Alokasi
dana yang dikucurkan sebanyak 358 juta. SKPD pengelola
program adalah Dinas Sosial.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
147
4.3.4.9. Fasilitasi Anak Yatim
Program ini berupa pemberian uang saku kepada anak
yatim se Kabupaten Bantul dan pengajian serta makan bersama.
Sasaran sebanyak 1.700 anak yatim. Alokasi dana tahun 2009
sebesar Rp. 116.250.000,- sedang 2010 sebesar Rp.
125.000.000,- untuk bantuan alat tulis ditambah Rp. 90.000.000,-
untuk acara penyantunan tersebut sebanyak 17 kali. Pada tahun
2011 bantuan meningkat menjadi Rp. 259.264.000,- kemudian
meningkat lagi pada Tahun 2012 menjadi Rp.276,046,000,- untuk
santunan alat tulis dan fasilitasi acara penyantunan selama 17 kali
dalam satu tahun. Sumber dana dari APBD Kabupaten. SKPD
pengelola program adalah Dinas Sosial.
4.3.4.10. Bantuan Operasional Posyandu
Bentuk program berupa pemberian bantuan operasional
untuk Posyandu balita se Kabupaten Bantul. Sasaran tahun 2009
sebanyak 1.099 posyandu Balita sedang tahun 2010 sebanyak
1.123 Posyandu Balita. Tujuan dari program ini adalah untuk
meningkatkan status gizi Balita. Sumber dana APBD Kabupaten
sebesar Rp. 2.307.900.000,- tahun 2009. Sedang tahun 2010
sebesar Rp. 1.153.950.000,-. Tahun 2012 jumlah anggaran masih
sama besarannya. SKPD pengelolan Dinas Kesehatan.
4.3.4.11. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMTAS)
SKPD pengampu Program ini adalah Kantor
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Program ini mulai dilaksanakan
sejak tahun 2003. Sasaran program adalah anak-anak TK se
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
148
Kabupaten Bantul, dengan persyaratan TK mengajukan proposal
kepada Bupati Bantul. Penetapan sasaran (TK dan siswa)
ditetapkan dengan SK Bupati. Tujuan program ini adalah untuk
memperbaiki gizi dan ketahanan fisik anak, menambah semangat
belajar serta mengurangi absensi siswa. Pada tahun 2011
anggaran sebesar Rp. 2.331.636.000,-. Kemudian pada Tahun
2012 ini meningkat menjadi Rp. 2,735,690,920,-.
4.3.4.12. Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif/KUPK
(Kredit Usaha untuk Peningkatan Kesejahteraan)
Program ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat dan mempercepat penurunan angka kemiskinan.
Ternyata cukup diminati oleh masyarakat terbukti dengan
banyaknya proposal yang masuk. Total dana yang sudah
dikucurkan tahun 2009 sebesar Rp. 689.000.000,- sedang tahun
2010 Rp. 517.000.000,-. Hingga tahun 2011 meningkat menjadi
Rp. 655.178.725,- dengan dana pendukung sebesar Rp.
13.872.000,-. Sumber dana APBD kabupaten. Bantuan usaha ini
digulirkan sejak tahun 2003. Pernah berhenti beberapa lama,
kemudian dari tahun 2009 hingga 2011 ini berjalan lagi. Bantuan
ini diberikan kepada individu dengan kriteria berpenghasilan
rendah (dibawah Rp 1 juta), yang mempunyai usaha kecil yang
bersedia disurvey oleh Tim dari Kabupaten. Bantuan ini diberikan
secara berkelompok (10 Orang) @ Rp 1.000.000,-/Orang dengan
suku bunga 10% pertahun. Jumlah KUPK penerima manfaat saat
ini (2011) sebanyak 317 kelompok dengan jumlah anggota 3807
Orang anggota. Besarnya penyerapan dana tahun 2010 sebesar
Rp. 3. 160.500.000,-. Pada tahun 2011 ini meningkat menjadi Rp.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
149
3.759.500.000,-. Untuk pengangsuran dan administrasinya
Bagian Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah selaku
pengampu program bekerjasama dengan Bank Bantul. Apabila
yang bersangkutan sudah tertib mengangsur, tetapi masih
memerlukan modal untuk mengembangkan usahanya maka akan
disarankan untuk mengikuti tahap lanjutan yaitu dengan
meminjam dana dari program PEKM (Pemberdayaan Ekonomi
Keluarga Miskin) yang diampu oleh Badan Kesejahteraan
Keluarga, Keluarga Berencana & Pembedayaan Perempuan.
4.3.4.13. Kegiatan Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di
Pedesaan
Bentuk program berupa bantuan bergulir Usaha Ekonomi
Produktif bagi kelompok Dasa Wisma. Setiap Dasa Wisma
memperoleh bantuan @ satu juta. Total dana yang sudah
dikucurkan tahun 2009 sebesar Rp. 75.000.000,- sedang tahun
2010 Rp. 24.000.000,-. Sumber dana APBD kabupaten.
Pengelola program Bagian KPPD Set Kab. Bantul.
4.3.4.14. Program Pemberdayaan Mansyarakat Bantuan
Keuangan Pemerintah Propinsi kepada Desa
Bentuk program berupa bantuan keuangan untuk
masyarakat desa. Masyarakat harus membentuk kelompok untuk
membuat usaha bersama. Pada tahun 2009 program diterima
oleh 740 kelompok di 17 Kecamatan 75 desa se Kabupaten
Bantul. Alokasi dana tahun 2009 dan 2010 masing–masing
sebesar 3,75 milyar. Tahun 2012 terdiri dari Program
Pemberdayaan dan CDMK dengan jumlah anggaran 6,7 milyar.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
150
Sumber dana dari APBD Propinsi DIY. Pengelola program Bagian
Pemdes Kab. Bantul.
4.3.4.15. Pendampingan Program Layanan bagi Keluarga
Miskin
Bentuk program adalah membantu dan menfasilitasi
kegiatan bagi keluarga miskin. Sasaran program adalah Keluarga
miskin. Alokas i dana tahun 2011 sebesar 81,5 juta berasal dari
dana APBD Kabupaten. SKPD pengelola BKK PPKB Kabupaten
Bantul.
4.3.4.16. Program Promosi Hasil Usaha Gakin
Bentuk program adalah membantu dan menfasilitasi
promosi hasil usaha yang dilakukan keluarga miskin. Sasaran
program adalah Keluarga miskin yang sudah mempunyai usaha.
Alokasi dana tahun 2011 sebesar 10 juta berasal dari dana
APBD Kabupaten. SKPD pengelola BKK PPKB Kabupaten
Bantul.
4.3.4.17. Subsidi PBB untuk Keluarga Miskin
Bentuk kegiatan berupa pemberian keringanan untuk
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). bagi KK miskin di
seluruh Kabupaten Bantul. Program ini diharapkan dapat
meringankan beban KK miskin dalam pembayaran pajak PBB.
Total dana yang dikucurkan untuk program ini pada tahun 2009
Rp. 998.082.485,- sedang tahun 2010 sebesar Rp. 562.423.848,-.
Sumber dana dari APBD Kabupaten. Pada tahun 2011 anggaran
meningkat menjadi Rp. 1,3 Milyar. SKPD pengelola program ini
adalah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD).
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
151
4.3.4.18. Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga
Kerja (PKPTK)
Bentuk program berupa peningkatan pendidikan dan
pelatihan bagi pencari kerja. Dengan program ini diharapkan
calon pencari kerja mempunyai ketrampilan yang cukup untuk
memasuki dunia kerja atau membuka lapangan usaha sendiri.
Selain itu program ini juga untuk peningkatan fungsi dan
revitalisasi Balai Latihan Kerja menjadi lembaga pelatihan
berbasis masyarakat. Diharapkan dengan program ini dapat
mengurangi pengangguran di Kabupaten Bantul. Sumber dana
dari APBN. SKPD pengelola program ini adalah Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kab. Bantul.
4.3.4.19. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
Program ini berupa padat karya produktif, pembinaan LPK,
teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi.
Sasaran dari program ini adalah para penganggur dan setengah
penganggur. Diharapkan dengan program ini dapat mengurangi
pengangguran di Kabupaten Bantul. Sumber dana dari APBN,
APBD Propinsi dan dari APBD Kabupaten. SKPD pengelola
program ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Bantul.
4.3.4.20. Transmigrasi Umum
Program ini berupa pengerahan dan penempatan
transmigrasi, pemberdayaan transmigrasi masyarakat miskin,
pemberdayaan masyarakat miskin, pembinaaan kepada calon
transmigran, pendidikan dan pelatihan kepada calon transmigran,
monitoring ke lokasi transmigran. Sasaran dari program ini adalah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
152
pencari kerja terutama keluarga miskin. Sumber dana dari APBD
kabupaten. Alokasi untuk tahun 2009 sebesar Rp. 359.911.300,-
sedang tahun 2010 sebesar Rp. 524.747.100,-. SKPD pengelola
program ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Bantul. Pada tahun 2011 Program Peningkatan Ketrampilan
Produktivitas Tenaga Kerja (PKPTK), Perluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Umum
anggaran total Rp. 2.023.641.000,-. Tahun 2012 jumlah
anggarannya adalah Rp.1,715,654,200,-.
4.3.4.21. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
Sasaran dari kegiatan ini adalah keluarga miskin dan calon
transmigran se Kabupaten Bantul. Sumber dana dari APBD
kabupaten. Alokasi untuk tahun 2009 sebesar Rp. 198.875.000,-
sedang tahun 2010 sebesar Rp. 107.900.000,-. SKPD pengelola
program ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Bantul.
4.3.4.22. Pengembangan Sumberdaya Perikanan
Program ini berupa penguatan modal kepada kelompok
budidaya perikanan. Sasaran program 11 kelompok di Kecamatan
Srandakan. Dengan program ini diharapkan dapat menjadi sarana
alih profesi dari penambang pasir ke budidaya perikanan disekitar
sungai Progo. Sumber dana dari APBN. SKPD pengelola program
ini adalah Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan. Pada tahun
2011 Pemerintah Provinsi DIY mengalokasikan anggaran sebesar
Rp. 1.474.600.000,- ditambah dengan anggaran pendampingan
dari APBD Kabupaten Bantul sebesar Rp. 60.000.000,- untuk
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
153
kegiatan pemberdayaan keluarga miskin melalui wirausaha budi
daya ikan lele. Sasarannya adalah KK Miskin di 4 desa yaitu
Gilangharjo, Pandak (42 KK), Seloharjo, Pundong (100 KK),
Gadingsari, Sanden (56 KK) dan Guwosari, Pajangan (30 KK).
Jenis bantuan berupa uang senilai Rp. 1.474.600.000,- untuk 228
KK di 4 desa tersebut untuk pembelian terpal, benih ikan, pakan,
perlengkapan budi daya dan pompa air, serta ada pemdampingan
teknis budidaya.
4.3.4.23. Dana Revolving Penguatan Modal (DPM) Perikanan
Budidaya
Program ini berupa penguatan modal bergulir yang
diberikan kepada kelompok perikanan budidaya. Sasaran
penerima program ini untuk tahun 2010 sebanyak 20 kelompok.
Total dana yang dialokasikan tahun 2010 sebesar Rp.
528.000.000,-. Sumber dana dari APBN. SKPD pengelola
program ini adalah Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan.
4.3.4.24. Program Peningkatan Kesejahteraan Peternak
Program ini berupa penguatan modal kepada kelompok
peternak se Kabupaten Bantul. Sasaran penerima program ini
untuk tahun 2009 sebanyak 16 kelompok peternak. Total dana
yang dialokasikan tahun 2009 sebesar Rp. 900 juta rupiah. Untuk
2010 dan 2011 jumlah dananya Rp. 1 Milyar yang digunakan
untuk usaha budi daya ternak kambing dan ternak ayam buras.
Mekanismenya adalah dana ditransfer kepada kelompok
penerima dan dikelola langsung oleh KK Miskin untuk dijadikan
sebagai modal usaha. Sumber dana APBD Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
154
Kabupaten Bantul. SKPD pengelola program adalah Dinas
Pertanian dan Kehutanan.
4.3.4.25. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program ini berupa penguatan modal bergulir
yang diberikan kepada kelompok petani. Sasaran penerima
program ini untuk tahun 2010 sebanyak 11 kelompok petani. Total
dana yang dialokasikan tahun 2010 sebesar Rp. 481.000.000
berasal dari APBD Propinsi DIY. SKPD pengelola program adalah
Dinas Pertanian dan Kehutanan.
4.3.4.26. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Bentuk program berupa pemberdayaan keluarga miskin
disekitar pabrik rokok. Sasaran penerima manfaat tahun 2009
sebesar 76 keluarga miskin sedang tahun 2010 sebanyak 84
keluarga miskin. Total dana yang dialokasikan tahun 2009
sebesar Rp. 150.000.000,- sedang tahun 2010 sebanyak Rp.
202.050.500,-. Sumber dana dari APBD Kabupaten. SKPD
pengelola program adalah Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kabupaten Bantul.
4.3.4.27. Program Desa Mandiri Pangan
Bentuk program berupa penguatan modal usaha
kelompok. Program ini ada sejak tahun 2006, dengan rincian
sebagai berikut:
- 2006 : desa Muntuk dan Jatimulyo (Dlingo)
- 2007 : desa Selopamioro dan Wukirsari (Imogiri)
- 2008 : desa Seloharjo (Pundong)
- 2009 : Srihardono (Pundong)
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
155
- 2010 : desa replikasi ada 3 (Karangtengah, Sriharjo dan
Girirejo)
- 2011 : desa replikasi 3 (Dlingo, Temuwuh dan
Mangunan) + Argodadi.
Total jumlah Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Bantul ada 13
desa. Sumber dana merupakan dana APBN. SKPD pengelola
program adalah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh
Pertanian.
4.4. Penanganan Pengaduan Masyarakat
Penanganan Pengaduan Masyarakat telah terwadahi dalam Pokja
Pengaduan Masyarakat pada Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Bantul. Namun demikian, selama ini
masyarakat apabila menemui kesulitan dalam mengakses program atau
kekurangpuasan dalam pelayanan, mereka akan bertanya langsung ke
SKPD pengampu program penanggulangan kemiskinan, SKPD terkait
atau aparat desa yang kemudian meneruskan ke SKPD.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam tiap klaster program
penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:
A. Klaster I (Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu Berbasis
Rumah Tangga)
Pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat seperti dalam
skema klaster 1; yaitu Raskin, Jamkesmas dan PKH ditangani oleh
Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat dalam wadah
koordinasi. Upaya tersebut telah berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan terhitung dapat diselasaikan dengan cepat.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
156
Pada prinsipnya tidak ada permasalahan berarti dalam
pendistribusian raskin di Kabupaten Bantul. Pending pembayaran
juga dapat di minimalisir. Laporan tentang kondisi beras yang
kurang baik juga langsung ditanggapi oleh BULOG dan segera
diganti dengan beras yang kondisinya baik (selama dilaporkan
saat itu juga dan belum berganti hari). Hanya saja terkait terjadinya
gagal panen di beberapa tempat yang mengakibatkan
ketersediaan beras yang terbatas di gudang Bulog, rencananya
beras Raskin yang akan didistribusikan merupakan beras import
dengan kualitas yang lebih baik. Tetapi beras tersebut dikemas
masing-masing 50 kg. Hal ini menyulitkan RTS karena masih
harus membagi menjadi @ 15 kg. Artinya 3 kemasan beras untuk
10 RTS. Hal ini cukup menyulitkan RTS terutama di daerah yang
lokasinya cukup sulit dijangkau seperti daerah Piyungan, Pundong
dan Dlingo. Selain lokasi yang sulit dijangkau juga jarak antar
rumah yang cukup jauh membuat RTS tetap menginginkan beras
dengan kemasan @ 15kg. Tetapi hal itu tidak dapat dipenuhi
karena stok beras yang ada adalah kemasan 50kg. Untuk itu Tim
Raskin Kecamatan dan Satker di Desa wajib memberikan
sosialisasi dan pemahaman kepada RTS terkait hal tersebut
sehingga soal kemasan beras tidak lagi menjadi masalah. Untuk
PKH permasalahannya terkait juga dengan Jamkesmas karena
seluruh peserta PKH harus menjadi peserta
Jamkesmas/Jamkesos sesuai Surat Edaran Menteri Sosial RI
Nomor B/B.22/BJS/V.09/MS. Tetapi karena perbedaan basis data
yang digunakan serta adanya pembatasan/kuota maka banyak
peserta PKH yang tidak memiliki kartu Jamkesmas. Bagi peserta
PKH yang memiliki kartu Jamkesmas, maka yang bersangkutan
tidak menemui kemdala dimana pun, tapi bagi yang tidak memiliki
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
157
kartu Jamkesmas, maka bila berobat di Puskesmas/RS di wilayah
Bantul, kartu PKH berlaku sebagai pengganti kartu Jamkesmas.
Akan tetapi apabila RTSM berobat ke wilayah kota Yogyakarta
karena pertimbangan wilayah yang lebih dekat, maka akan
mengalami kesulitan, karena kota Yogyakarta bukan merupakan
lokasi PKH atau kota tidak mendapatkan program PKH. Sebagai
solusi, maka Dinas Sosial Kabupaten Bantul selaku Sekretariat
TKPKH Kabupaten Bantul menerbitkan surat
pengantar/rekomendasi penggunaan kartu PKH sebagai kartu
Jamkesmas ke Rumah Sakit yang bersangkutan dengan tembusan
ke PT ASKES Cabang Bantul.
B. Klaster II (Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Komunitas)
Untuk pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan telah tercatat
Penanganan Pengaduan Masyarakat (PPM) sebanyak 311 kali
sampai dengan akhir Agustus 2011, dengan rincian berdasarkan
sifatnya meliputi : 40 berupa kritik, 33 saran, 236 berupa
pertanyaan, 0 mekanisme & prosedure, 0 penyimpangan dana, 0
force majure, 0 kode etik dan 2 lainnya. Sedangkan untuk
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan relatif tidak menemui
hambatan, pada umumnya apabila ada pertanyaan, konfirmasi dan
sebagainya, selalu diselesaikan oleh fasilitator, PJOK dan aparat
terkait secara berjenjang. Sedangkan PNPM penunjang lainnya
seperti PNPM Pertanian, Pariwisata dan Perikanan/Kelautan,
karena segmentasinya jelas maka penanganan pengaduan
masalah relatif terbatas di samping karena sasarannya terbatas,
juga karena Petunjuk Teknis Operasional/PTO-nya sudah sangat
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
158
rigid. Sampai dengan saat ini belum menemui kendala
permasalahan yang berarti.
C. Klaster III (Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha
Mikro dan Kecil)
Data mengenai pengaduan masalah tidak dapat digali dari SKPD
terkait karena skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) disalurkan
langsung ke lembaga bank yang ditunjuk pemerintah. Menurut Dr.
Mudrajat Koentjoro, masyarakat miskin pelaku usaha mikro kurang
tertarik dengan skema KUR, karena beberapa alasan seperti;
lemahnya jiwa entrepreuneurship mereka (usaha asal bisa untuk
menutup kebutuhan sehari-hari), tidak mempunyai jaminan untuk
mengajukan kredit, serta pemahaman yang kurang terhadap
prosedur pengajuan kredit.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
159
BAB V
KOORDINASI DAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
5.1 Koordinasi Penanggulangan kemiskinan
5.1.1. Koordinasi Tingkat Daerah
Program dan kegiatan pembangunan dalam rangka
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bantul dilaksanakan oleh
lintas SKPD dalam bidangnya masing – masing yang mencakup
pembangunan infrastruktur dasar, pembangunan pendidikan, ketenaga
kerjaan, peningkatan dan pelayanan kesehatan, pertanian, perikanan,
sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 15 tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan serta Permendagri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi, Kabupaten dan Kota,
koordinasi program – program yang terkait dengan penanggulangan
kemiskinan ini merupakan tugas dari Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Bantul. Dikukuhkan dengan SK Bupati
Nomor 01 Tahun 2012, tim ini terdiri dari unsur aparat SKPD terkait
Program Penanggulangan Kemiskinan, Masyarakat dan unsur organisasi
sosial kemasyarakatan serta Perguruan Tinggi. (SK Bupati Nomor 01
tahun 2012 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Bantul dapat dilihat pada lampiran). TKPK Sepanjang tahun
2012 ini telah beberapa kali mengkoordinasikan permasalahan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
160
Penanggulangan Kemiskinan terutama berkaitan dengan validasi data
kemiskinan, program Penanggulangan Kemiskinan di klaster I (Raskin,
PKH, jamkesmas, Jamkesos, jamkesda dan program lainnya) serta
Program klaster II yaitu Program Pemberdayaan seperti PNPM Mandiri
Inti dan PNPM Mandiri Penunjang/sektoral.
5.1.2. Koordinasi dengan Kelembagaan di Tingkat Pusat
Selain koordinasi di tingkat lokal, koordinasi juga dilaksanakan
dengan kelembagaan pusat seperti TNP2K, Kementerian Koordinasi
Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas dan
Kementerian Dalam Negeri. Koordinasi ini berkaitan dengan kebijakan
Program Penanggulangan Kemiskinan dan petunjuk pelaksanaannya,
sinkronisasi program serta jaring aspirasi yang dilaksanakan Pusat ke
daerah-daerah sebagai bahan perumusan kebijakan, aturan main serta
instrumen monitoring dan evaluasi Program Penanggulangan
Kemiskinan.
5.2. Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan
Beberapa permasalahan terkait Program Penanggulangan
Kemiskinan di tingkat daerah diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Masih adanya egoisme sektoral dan pemahaman yang belum sama
terhadap urgensi Program Penanggulangan Kemiskinan;
B. Unifikasi data masih sulit dilaksanakan karena basis data BPS tidak
berdasar Nomor Induk Kependudukan (NIK), sementara data
Kabupaten Bantul (BKK PP dan KB) berbasis NIK;
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
161
C. Belum adanya alat pengukur efektivitas Program Penanggulangan
Kemiskinan yang baku yang ditetapkan Pemerintah;
D. Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan belum disertai
dengan SOP yang jelas.
E. TKPK sebagai lembaga yang mengkoordinasi program
penanggulangan kemiskinan, seringkali tidak mengetahui adanya
program-program kemiskinan baru (dengan label PNPM atau
lainnya) yang diluncurkan oleh Departemen/ sektor. TKPK
seringkali tidak mengetahui jalan/ aturan main program
(juklak/juknis) sehingga dalam melaksanakan monitoring dan
evaluasi kurang sesuai.
F. Belum ada format monitoring evaluasi baku untuk program PNPM
(sangat diharapkan TNP2K dapat segera mendisainnya serta
mengkoordinasikannya) (agar dicoret krn sudah ada)
G. Integrasi perencanaan yang dilakukan oleh PNPM baik Perdesaan
maupun Perkotaan dengan perencanaan reguler (MUSRENBANG)
belum optimal dilaksanakan. Perbedaan berlakunya tahun
perencaan masih menjadi kendala.
5.3. Pelaksanaan Kegiatan tahun 2012
Selama kurun waktu 2012 pelaksanaan koordinasi Program
Penanggulangan Kemiskinan baik yang teragendakan di lingkup TKPK
Kabupaten Bantul maupun SKPD terkait (Dinas Sosial, BKK, PP dan KB,
PMD, DPU, Disperindagkop, Dinkes, Disbudpar, Dislautkan, Dispertahut,
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Bappeda dan
Disnakertrans) pada umumnya berjalan dengan baik. Selengkapnya
adalah sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
162
A. Di Tingkat TKPK Kabupaten Bantul:
Agar dapat berjalan terarah sesuai dengan Peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka program penanggulangan
kemiskinan harus dapat terkoordinasikan dengan baik. Oleh karena
itu langkah pertama adalah dengan membentuk Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) sesuai Permendagri Nomor
42 Tahun 2010. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas
TKPK Kabupaten Bantul dibentuk Sekretariat TKPK Kabupaten
yang mempunyai tugas memberi dukungan administrasi teknis dan
dukungan bahan kebijakan kepada TKPK Kabupaten yang
bertanggung jawab kepada Ketua TKPK Kabupaten dan
berkedudukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bantul. Kegiatan rapat-rapat koordinasi dilaksanakan
baik di tingkat Pimpinan TKPK mau di Kelompok Kerja (Pokja) dan
Kelompok Program (Pokgram). Kegiatan yang terangkum selama
kurun waktu 2012 adalah sebagai berikut:
1. Rakor Penyusunan Personil TKPK Kabupaten Bantul
2. Rapat Koordinasi TKPK dan sosialisasi tugas Pokja-Pokja di
TKPK
3. Rakor Pokja Pengaduan Masyarakat di TKPK dalam rangka
menyusun verifikasi data penerima Jamkesmas
4. Rakor Pokja Pendataan & Informasi tentang Penyusunan
Data Miskin yang dilaksanakan oleh SKPD BKK, PP dan KB
5. Raoor Pokja Penguatan Pendidikan & Kesehatan dalam
rangka memahas Surat Edaran Menteri Kesehatan tentang
distribusi kartu Jamkesmas 2012.
6. Rakor pembahasan DDUB PNPM Mandiri Perkotaan
7. Rakor pembahasan DDUB PNPM Mandiri Perdesaan
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
163
8. Ekspos Progress PNPM Inti dan Sektoral yang Ada di
Kabupaten Bantul
9. Rakor Pengisian Kuisioner Kabupaten/Kota Layak Anak
10. Pelatihan Anggaran Responsif Gender
11. Penyusunan Surat Edaran Pembentukan Focal Point di
SKPD
12. Penyusunan RAD Pengarusutamaan Gender di Kabupaten
Bantul 2012
13. Penyusunan RAD Kota Layak Anak di Kabupaten Bantul
2012
14. Magang di Sekretariat TNP2K
15. Study banding TKPK ke Kota Surabaya tentang Program
Pemberdayaan Masyarakat
16. Study banding TKPK Kab. Bantul ke Kabupaten Sleman
tentang pembentukan Tim Penanggulangan Kemiskinan
Desa dan Pedukuhan;
17. Pencermatan Data KK Miskin
18. Rakor Unifikasi Data Miskin dengan BPS dan BKK, PP dan
KB.
19. Rakor Membahas Data KK Miskin untuk Kepesertaan
Jamkesda.
20. Rakor Penyusunan RAD Percepatan Pencapaian MDGs
Kabupaten Bantul
21. Rakor Integrasi Perencanaan Reguler Musrenbang dengan
Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan.
22. Rakor Kajian Monev Program Penanggulangan Kemiskinan
23. Pembuatan draft Petunjuk Teknis Operasional TKPK
24. Monitoring TKPK Kecamatan se Kabupaten Bantul di
wilayah masing-masing.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
164
25. Monitor paparan kemajuan TKPK Kecamatan se Kabupaten
Bantul
26. Monitoring Rembug Warga Tahunan BKM se Kabupaten
Bantul.
27. Pelatihan analisis anggaran kemiskinan dengan TNP2K
28. Pembuatan laporan-laporan (LP2KD) dan Laporan
Pemberdayaan.
B. Di Tingkat SKPD
Beberapa SKPD mengampu Program Penanggulangan
Kemiskinan secara langsung, seperti BKK, PP dan KB, Dinas
Pertanian & kehutanan, Dinas Kelautan & Perikanan, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Dinas Kesehatan,
Dinas Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Menengah dan Non
Formal, Dinas Sosial, Kantor Pengelolaan Pasar, dan Bagian
Kerjasama, Pengembangan Potensi Daerah. SKPD ini mengampu
Program dan kegiatan seperti; pendataan KK miskin, validasi data
KK Miskin, Peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
pendidikan, Pemberdayaan Petani & nelayan, pengrajin, pedagang
pasar tradisional dan usaha kecil lainnya.
Di samping melaksanakan program daerah untuk Penanggulangan
Kemiskinan, beberapa SKPD juga melaksanakan program
Pemerintah Pusat dalam kerangka tugas pembantuan. Dinas
Pekerjaan Umum misalnya; selain melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya juga mengampu PNPM Mandiri Perkotaan, Kantor
Pemberdayaan Masyarakat Desa mengampu PNPM Mandiri
Perdesaan, Dinas Kelautan & Perikanan mengampu PNPM
Kelautan & Perikanan, Dinas Pariwisata mengampu PNPM
Pariwisata, Dinas Pertanian & Kehutanan mengampu PNPM
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
165
Pertanian/ Peningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP) yang
kemudian diampu oleh Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana
Penyuluhan. Selain itu, ada program yang ditujukan untuk
mendukung PNPM yakni Program Pembangunan Lingkungan
Berbasis Komunitas dan Program Sanitasi mendukung PNPM
(USRI Program), serta PNPM Pertanahan.
5.4. Pengendalian Pelaksanaan Program Penanggulangan
Kemiskinan
Pemerintah kabupaten Bantul dalam rangka pengendalian
program pembangunan telah memberikan tugas pokok dan fungsi
pengendalian pada Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat
Daerah Kabupaten Bantul. Di samping itu secara manajerial sesuai
dengan siklus perencanaan, maka seluruh program pembangunan
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
maka pengendalian suatu program juga menjadi tugas pokok dan
fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melalui Bidang
Pengendalian Program. Demikian pula program yang berkaitan
dengan pengentasan kemiskinan sesuai dengan Inpres Nomor 15
Tahun 2010, maka percepatannya memerlukan media yang dapat
menjadi katalisator upaya tersebut, yaitu dengan membentuk Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPK)
Kabupaten Bantul sesuai amanat Inpres tersebut. Secara in officio
tugas pengendalian ini dibebankan pada Sekretariat TKPK yang
berfungsi untuk menggerakkan Kelompok Kerja dan Kelompok
Program dalam wadah TKPK agar lebih berdaya untuk
merencanakan, melaksanakan serta memonitor dan mengevaluasi
program-program penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
166
5.5. Permasalahan dalam Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Secara umum pelaksanaan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Kabupaten Bantul telah berjalan bertahun-tahun
dengan baik dan lancar. Pada umumnya, permasalahan yang
dihadapi masih klasik, seperti; koordinasi yang kurang intensif &
padu, lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan, serta kurangnya
evaluasi yang menyeluruh, target sasaran yang kurang
mengena/tepat, angka kemiskinan dan realita yang berbeda serta
belum mencukupinya ketersediaan anggaran yang menopang
program penanggulangan kemiskinan di daerah.
Secara khusus mengenai permasalahan dalam koordinasi,
tidak menemui hambatan berarti. Apabila suatu Program
Penanggulangan Kemiskinan kurang dikoordinasikan secara
intensif, hal ini umumnya karena informasi mengenai petunjuk
teknis pelaksanaan program tersebut belum turun atau terlambat,
sehingga dalam pelaksanaannya menemui kendala. Koordinasi
juga memerlukan upaya lanjutan yaitu check dan recheck kondisi
di lapangan, sehingga apa yang digambarkan di belakang meja
apakah sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
167
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Eksisting Kemiskinan Kabupaten Bantul
Kemiskinan di Kabupaten Bantul disebabkan oleh beberapa aspek,
yaitu aspek penentu, aspek penyebab dan aspek pendukung. Aspek penentu
meliputi pangan, sandang, dan papan. Aspek Penyebab meliputi
penghasilan, yaitu , Jumlah Penghasilan Yang Diterima Seluruh Anggota
Keluarga Yang Berusia 16 Tahun keatas (termasuk KK) rata-rata per bulan
Rp.800.000. Sedangkan aspek pendukung meliputi kesehatan, pendidikan,
kekayaan, air bersih, listrik dan jumlah jiwa dalam keluarga.
Dari pendataan yang dilakukan pada tahun 2012 diketahui, kecamatan
dengan jumlah kemiskinan terbesar adalah kecamatan Kasihan yaitu
sebanyak 12.454 jiwa dengan persentase kemiskinan sebesar 12.66%.
Sementara yang terkecil adalah kecamatan Srandakan yaitu sebesar 4.109
jiwa dengan persentase kemiskinan sebesar 13,69%. Sementara kecamatan
dengan persentase kemiskinan terbesar yaitu kecamatan Dlingo sebesar
19,47% dan yang terkecil adalah Kecamatan Bantul yaitu sebesar 9,85%.
Banyak program dan kegiatan yang telah dilakukan dengan beaya
yang sangat besar melalui beberapa SKPD di Kabupaten Bantul. Dari
beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan, maka pada tahun 2012
berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi sebesar 14,27% (126.980
jiwa). Sementara target tahun 2012 Kabupaten Bantul adalah 13 %. Menurun
dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 0,75 % (499 jiwa). Penurunan
terbesar adalah di Kecamatan Sedayu yaitu sebesar 3,37%, sementara di
Kecamatan Pleret justru terjadi peningkatan sebesar 2,87% (1.266 jiwa).
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
168
6.2. Penyesuaian Program dan Anggaran Belanja
Pemerintah Kabupaten Bantul tetap berkomitmen penuh untuk
program penangulangan kemiskinan dengan menyediakan sharing dana
untuk program penangulangan kemiskinan dari Pusat. Hal ini karena selain
program penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas nasional, di
Kabupaten Bantul merupakan prioritas ke 2 dari 11 prioritas. Adanya DDUB
dalam program PNPM Mandiri, dana pendampingan program
penanggulangan kemiskinan dari pusat, dan dana pendampingan lainnya,
merupakan bukti komitmen yang tinggi dari Pemerintah Kabupaten Bantul
dalam percepatan penanggulangan kemiskinan.
6.3. Rencana Koordinasi dan Pengendalian Pelaksanaan Program
Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan sebenarnya tidak hanya menjadi
tanggungjawab pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat semata.
Sangat banyak faktor eksternal dan internal yang tidak dapat dikontrol
(uncontrollable), justru sangat berpengaruh terhadap berbagai upaya
pengentasan kemiskinan. Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini
diperlukan suatu gerakan penanggulangan yang bersifat komprehensif dan
terus mnenerus, yang didukung secara penuh dari berbagai unsur, baik
Pemerintah (Daerah maupun Pusat), Pengusaha, LSM, dan masyarakat luas.
Koordinasi merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan secara
terus menerus. Peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Bantul, yang dibentuk berdasarkan SK Bupati Bantul nomor 1
tahun 2012 merupakan faktor kunci bagi terselenggaranya koordinasi intern
TKPK, juga koordinasi dengan seluruh stakeholderr yang ada, baik SKPD
maupun swasta dan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
169
Harus diakui koordinasi belum terlaksana sesuai yang diharapkan.
Masih banyak kendala-kendala yang ada. Diperlukan kelembagaan yang kuat
sampai tingkat pedusunan di seluruh Kabupaten Bantul demi terpadunya
program penanggulangan kemiskinan. Dengan demikian penanggulangan
kemiskinan bisa dilaksanakan secara menyeluruh sampai ke tingkat
pedusunan.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah monitoring dan evaluasi
program penanggulangan kemiskinan.Meski belum maksimal, kegiatan
monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan melalui TKPK tingkat Kecamatan
se Kabupaten Bantul. Monitor dilakukan tidak hanya sekedar mencari
gambaran pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di tingkat kecamatan,
tapi sekaligus sebagai metode bagi kecamatan untuk mengetahui kondisi
kemiskinan di kecamatan masing-masing. Dengan demikian masing-masing
TKPK Tingkak Kecamatan dapat membuat analisa terhadap kondisi yang
ada, serta mencari terobosan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Monitoring selanjutnya perlu dikembangkan kepada setiap SKPD pengampu
pronangkis serta kepada setiap program penanggulangan kemiskinan.
6.4. Data kemiskinan.
Unifikasi data keluarga miskin merupakan hal yang diinginkan semua
pihak. Sebagaimana diketahui, program-program dari Pusat selalu
berdasarkan data dari hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS)
2011. Sementara di Kabupaten Bantul mempunyai data lokal dengan
indikator tersendiri yang berbeda dengan indikator dari BPS.
Sepertinya unifikasi data merupakan hal yang sulit dilakukan
mengingat basis data yang dipakai sangat berbeda. Sebetulnya hal itu bisa
diatasi apabila data Pendataan BPS berbasis Nomor Induk Kependudukan
(NIK) seperti data lokal Kabupaten Bantul. Kalau sama-sama berbasis NIK,
maka masalah data akan dapat relatif teratasi, karena akan mempermudah
Pemerintah Kabupaten Bantul
Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah 2012
170
proses pemilahan data program, baik yang berasal dari Pusat,DIY maupun
dari inisiatif daerah.
Kalau pendataan tidak bisa dilakukan dengan basis yang sama, maka
proses pemilahan program penanggulangan kemiskinan akan berlangsung
lama dan kurang tepat sasaran.
top related