daftar pustaka - kkn.unnes.ac.id · web view39. subanji, berpikir pseudo penalaran kovariasi dalam...
Post on 28-Mar-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP POLA PEMBELAJARAN ANAK DI RT 04/RW 05, SEKARAN, GUNUNG PATI
Yana Prilia Br Tarigan1 ,Yuliana2, Eva Waty Tampubolon3,
Santa Anderina Bangun4, Jernih Pitaria Manalu5
11024170181, 22114170502, 46114170073, 71014170324, 71014171335
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Abstrak : Pandemi Covid-19 berdampak pada penutupan sementara lembaga pendidikan sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus corona yang meningkat. Perubahan metode pembelajaran dari tradisional dan konvensional menjadi digital diterapkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui implementasi pembelajaran daring pada pelajar di Kelurahan Sekaran RT 04/ RW 05 setelah ditetapkannya pembelajaran di rumah dengan mode daring. Beragam dampak bermunculan karena kurang efektifnya pelaksanaan pembelajaran dan tidak semua materi bisa tersampaikan dengan baik melalui metode daring tersebut. Tantangan dalam proses pembelajaran jarak jauh merupakan tanggung jawab semua elemen pendidikan terutama pemerintah, tenaga pendidik, dan para orang tua. Dengan adanya pandemi Covid-19 yang memaksa adaptasi dengan iklim digital bisa menjadi titik point sejauh mana efektifitas sektor pendidikan menjalankan fungsinya.
Kata Kunci : Covid-19, Pandemi, Dampak Covid-19, Sekolah, Pembelajaran Daring
Abstract: Covid-19 pandemic has an impact on the temporary closure of educational institutions as an effort to prevent the increasing spread of the coronavirus. Changes in learning methods from traditional and conventional to digital are applied starting from elementary school to university level. This research is a qualitative descriptive study to determine the implementation of online learning for students in Kelurahan Sekaran RT 04 / RW 05 after the stipulation of learning from home in online mode. Various impacts have emerged due to the ineffective implementation of learning and not all material can be conveyed properly through this online method. Challenges in the distance learning process are the responsibility of all elements of education, especially the government, educators, and parents. With the Covid-19 pandemic, which forces adaptation to the digital climate, it could be a point to what extent the effectiveness of the education sector carries out its function.
Keywords : Covid-19, Pandemic, Impact of Covid-19, School, Online Learning
PENDAHULUAN
Virus corona (coronavirus, disingkat CoV) adalah keluarga besar virus yang terdiri dari banyak jenis virus. Berbagai jenis virus corona itu dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari batuk pilek biasa hingga yang lebih berbahaya seperti sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). 1Diketahui per tanggal 20 Agustus 2020, penambahan kasus baru COVID-19 meningkat sebanyak 2.266 kasus. 1Dari penambahan kasus tersebut, menyebabkan saat ini ada 147.211 kasus COVID-19 di Indonesia secara keseluruhan, 100.674 pasien sembuh dan 6.418 total yang meninggal dunia (Covid19.go.id, 2020).
Pada 31 Desember 2019, kantor WHO di China diberitahu tentang kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kemudian pada 7 Januari 2020 pihak berwenang China mengidentifikasikan bahwa penyebabnya adalah virus corona baru (novel coronavirus).
Sehingga selama masa Pandemi COVID-19 telah membuat sistem pendidikan ke wilayah yang tidak diketahui. Ini telah menantang dan mengganggu pekerjaan pendidik, kegiatan belajar sehari-hari siswa, dan bahkan sistem sekolah. 2Pada puncaknya, penutupan sekolah berdampak pada sekitar 1.184.126.508 7.6% dari total pelajar terdaftar 143 penutupan seluruh negara. Penutupan
nasional ini berdampak pada lebih dari 60% populasi siswa dunia. (UNESCO,2020). Di
Kanada, dimana pendidikan diatur secara teritorial dan provinsi, semua sekolah ditutup pada akhir Maret, dan sebagian besar siswa belajar di rumah. 3Pergeseran cepat ke sekolah krisis ini memiliki implikasi besar-besaran terhadap pedagogi dan profesionalisme selama pandemi dan seterusnya. (Hollweck & Doucet, 2020).
Sebagian besar pemerintah di seluruh dunia untuk sementara waktu menutup lembaga pendidikan upaya untuk menahan penyebaran pandemi Covid-19. Penutupan nasional ini berdampak pada lebih dari 91% populasi siswa dunia (UNESCO 2020). Di China, sekolah dan universitas menerapkan pendekatan campuran inovatif dan baru untuk memastikan hak atas pendidikan.
4Pemerintah China telah memberlakukan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran Covid-19 pandemi. Sebagian besar kegiatan tatap muka, termasuk mengajar, telah dilarang. Cina universitas dan perguruan tinggi telah melaporkan awal semester musim semi. Mahasiswa tidak diperbolehkan kembali ke kampus tanpa persetujuan. Untuk memberikan pembelajaran online yang fleksibel kepada lebih dari 270 juta siswa, Kementerian Pendidikan telah memulai inisiatif bertajuk. (Zhu & Liu, 2020).
1 Covid19.go.id. (2020, Agustus 20). https://covid19.go.id/.2 UNESCO. (2020, Mei 25). https://en.unesco.org/covid19/educationresponse.3 Hollweck, T., & Doucet, A. (2020, Juli 21). Pracademics in the Pandemic: Pedagogies and Profesionalism. Journal Of Professional Capital and Comunity, 5(2).4 Zhu, X., & Liu, J. (2020). Education in and After Covid-19: Immediate Responses and Long-Term Visions. Postdigiy Sci Educ.
Sedangkan Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pembelajaran daring sebagai upaya pencegahan adanya transmisi persebaran COVID-19 di sekolah terutama di ruang kelas. Maka dari itu, kebijakan ini membuat adanya pembatasan sosial dan pengenyampingan sistem pembelajaran tatap muka dan sementara akan digantikan dengan pembelajaran daring lewat beberapa platform digital yang telah dipilih oleh pihak guru dan masing-masing sekolah. 5Dalam menjalankan kebijakan yang tentunya membawa wajah baru bagi pendidikan Indonesia ini tentunya masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya, karena tidak semua sekolah yang pernah melakukan sistem pembelajaran daring ini, maka wajar baik pihak guru, peserta didik maupun orang tua/wali peserta didik mendapatkan kendala menghadapi sistem baru ini. (Nugraheny, 2020).
Berdasarkan Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut, dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. 6Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19 (Fatma Dewi, 2020).
Ganjar meliburkan seluruh jenjang pendidikan dari TK sampai SMA, tetapi sebagai gantinya proses belajar mengajar dilakukan secara online. Berbeda dengan DKI Jakarta, Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA tetap akan dilakukan sesuai jadwal (ABC, 2020). Setiap daerah di Kota Semarang wajib menjalankan kebijakan yang sudah dikeluarkan terkecuali daerah tersebut masuk kedalam zona aman. Sama hal yang terdapat di desa Banaran yang juga menjalankan pembelajaran daring. Proses pembelajaran daring yang terjadi di Desa Banaran RT 04 / RW 05 menggunakan teknologi digital seperti WAG, Via Telepon, Youtube dan lainnya. Berdasarkan hal-hal di atas, penulisan artikel ini menjadi sangat penting agar kita dapat mengetahui bagaimana sebenarnya peran teknologi, guru dan orang tua serta kesiapan para peserta didik dalam menjalani sistem pembelajaran daring.
METODE PENELITIAN
Kajian penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. 7Menurut (Moleong, 2007, p.6) menjelaskan bahwa: “metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
5 Nugraheny, A. R. (2020). Peran Teknologi, Guru dan Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi (Suatu Kajian Tentang Efektifitas Pembelajaran Daring di Era New Normal Kasus Pandemi COVID-19).
6 Fatma Dewi, W. A. (2020, April 1). Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif:Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dam dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada warga yang memiliki anak sekolah di RT 04/RW 05 Sekaran, Gunungpati.
Berikut merupakan tanggapan bagaimana pola pembelajaran yang ada di RT 04 / RW 05 Desa Banaran :
No
Nama Jenjang Pendidika
n
Media Pembelajar
an
Tanggapan Orang Tua
1. Muhammad Ali Nizam
2 SD WhatsApp, Youtube
Orang tua mengalami kesulitan dalam mengajak mengerjakan tugas sekolah, karena lebih fokus bermain di luar rumah. Anak lebih mengerti jika guru yang memberikan materi secara langsung, daripada orang tuanya sendiri. Diperlukan perhatian lebih dari pihak sekolah dalam memberikan materi kepada anak.
2. Adelia 3 SD WhatsApp
Kesulitan membagi waktu saat membimbing anak dalam belajar, karena memiliki adik kecil. Guru tidak bisa mengajarkan etika dan moral kepada siswa karena tidak tatap muka secara langsung.
3. Hasna 2 SD WhatsApp
Tidak bisa menjelaskan secara detail materi yang disampaikan oleh guru yang dimana materinya dikirim melalui WAG, dan dari anak didik tersebut merasa tidak nyaman karena tidak tatap muka tidak bisa bertemu dengan teman teman merasa jenuh karena belajar sendiri di rumah.
4. Nadhif 6 SD WhatsApp, Google Meet, Google
Masih ada perhatian langsung dari guru karena 2 minggu sekali guru datang ke rumah-rumah siswa. Namun kendala yang dihadapi adalah link google form yang diberi oleh guru kadangkala tidak dapat diakses. Rencananya akan dilakukan klinik belajar, dimana siswa dan orang tua
7 Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Form akan datang langsung ke sekolah untuk konsultasi tentang kendala yang dihadapi selama belajar daring, dimana jumlah pengunjungnya dibatasi.
5. Almira Febrina Aurella
3 SD WhatsApp
Kendala yang dihadapi oleh orang tua adalah untuk mengajak si anak belajar susah karena si anak lebih memilih untuk bermain daripada belajar. Namun karena hal ini membuat orang tua tidak susah-susah saat pagi hari untuk menyiapkan bekal dan seragam si anak.
6. Azka Shafira
4 SD WhatsApp
Kendala yang dihadapi kadangkala hari pengumpulan tugas yang diberikan terlalu cepat dan setiap hari itu memiliki tugas per pelajaran. Penyampaian bahan ajar yang diberikan oleh guru kadang agak susah sehingga orang tua harus memahaminya terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada si anak.
Dari hasil wawancara dengan orangtua siswa yang sudah kami wawancara secara langsung guru memakai sarana WhatsApp, Google Classroom dan juga membuat video saat mengajar ataupun dalam menyampaikan materi. Adapun kesulitan yang dialami oleh orangtua pada saat melakukan sekolah daring ini yakni tidak bisa menjelaskan secara detail materi yang disampaikan oleh guru yang dimana materinya dikirim melalui WAG, dan dari anak didik tersebut merasa tidak nyaman karena tidak tatap muka tidak bisa bertemu dengan teman teman merasa jenuh karena belajar sendiri di rumah. Serta menurut peneliti guru tidak bisa mengajarkan etika dan moral kepada siswa karena tidak tatap muka secara langsung. Dari hasil wawancara kami bersama dengan salah satu siswa SD yaitu mengenai Strategi yang dilakukan guru adalah membuat video mengajar dan mengerjakan soal soal yang diberikan oleh guru .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, sistem pembelajaran daring memang sempat digalakan pemerintah dan beberapa sekolah terutama sekolah-sekolah di Ibu Kota telah melaksanakan sistem pembelajaran berbasis online. Namun, ketika pandemi masuk ke Indonesia ini, pemerintah terpaksa mengambil kebijakan bahwa semua sekolah wajib melakukan kegiatan belajar mengajar
Tabel 1. Hasil Wawancara
secara daring dan non tatap muka. 8Kebijakan ini diambil pemerintah sebagai upaya pencegahan semakin bertambahnya distribusi kasus positif COVID-19 secara massif yang tentunya meresahkan masyarakat Indonesia (Wahyuningsih, Abbas, &Mutiani, 2020)
9Menteri Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) maka kegiatan belajar dilakukan secara daring (online) dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease (COVID-19). (MenteriPendidikan, 2020)
Dengan munculnya pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di rumah melalui daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-masing sekolah. Belajar daring (online) dapat menggunakan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video conference, telepon atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan oleh guru melalui whatsapp grup sehingga anak betul-betul belajar. Kemudian guru-guru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi dengan orang tua, bisa melalui video call maupun foto kegiatan belajar anak dirumah untuk
memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua.
Mengapa orang tua sulit dalam mengganti peran guru yaitu karena profesi guru itu memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang basic-nya tidak dari bidang pendidikan keguruan Kendala lain yang juga bisa dirasakan menurutnya yaitu, beliau juga tidak terlalu mahir mengoperasikan aplikasi belajar pembelajaran daring. Namun, di balik hal itu, positifnya beliau dapat lebih banyak menghabiskan waktu untuk membimbing tumbuh kembang anak sambil belajar di rumah dan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan anak, karena pada masa sebelum pandemic tersebut anak-anak bersekolah hingga enam jam sehari.
Pentingnya pendampingan khusus kepada anak tersebut tidak hanya dari sisi orang tua tetapi juga seharusnya dari pihak sekolah yang dimana seharusnya ada system tatap muka beberapa kali agar guru juga bisa memberikan bimbingan kepada siswanya. Menurut kami jika permasalahannya seperti ini alangkah baiknya guru mencari tahu bagaimana caranya agar bias berkomunikasi dengan siswa tersebut dan sama sama mencari solusi untuk siswa yang memiliki kendala tersebut. Sehingga orang tua pun tidak kesalahan dalam membimbing anak dalam sekolah daring ini.Dan alangkah lebih baiknya pihak sekolah memberikan subsidi berupa kuota karena tidak semua ekonomi orangtua ada di atas rata rata.
8 Wahyuningsih, S., Abbas, E. W., & Mutiani, M. (2020, Mei 24). Implementation of Leadership Value of Rudy Resnawan as a Learning Resources on Social Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 1(2), 169-177.
9 Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19).
Pola Pembelajaran Anak di RT 04 / RW 05
Kebijakan pembelajaran daring tersebut diterapkan di kota Semarang, termasuk pada sekolah-sekolah yang ada di Kelurahan Sekaran. Sehingga siswa/i pun melakukan proses pembelajaran secara daring. Di RT 04 RW 05 murid SD hingga SMA/SMK melakukan pembelajaran secara daring. Namun banyak sekali anak anak yang mengeluh mengenai pembelajaran daring ini tidak hanya mengeluh dari segi perubahan metode pembelajaran tetapi juga tidak semua anak memiliki handphone untuk mengikuti sekolah daring ini.
Tidak hanya siswa yang mengalami kesulitan ,baik dari sisi Guru pun mengalami kegelisahan. Adapun kegelisahan yang dirasakan oleh guru pada saat melakukan sekolah daring ini yakni tidak biasa mengetahui siswanya sudah mengerti secara pasti tentang materi yang disampaikan, merasa tidak nyaman karena tidak tatap muka serta tidak biasa mengajarkan etika dan moral kepada siswa karena tidak tatap muka secara langsung.
Strategi yang dilakukan guru pun bermacam macam ada yang membuat video mengajar ,melakukan system tanya jawab setelah itu ada diskusi secara online, mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dan menanyakan siswa materi mana yang belum dipahami dan mengingatkan siswa agar siswa tidak lupa dengan materi yang disampaikan. Dengan berbagai macam strategi yang dilakukan oleh guru menurut saya semuanya sudah baik, yang pastinya
dimana seorang guru menginginkan siswanya paham dengan materi yang disampaikan walaupun dengan kondisi yang terbatas pada saat ini. Adapun respon siswa terhadap pembelajaran saat ini bermacam macam dari keempat guru yang saya wawancara,ada anak yang merasa bosan dengan pembelajaran daring saat ini dan lebih nyaman sekolah seperti biasa, ada juga yang cukup antusias meskipun hanya lewat media social tetapi memang ada beberapa yang abal dengan berbagai alasan salah satunya karena kemalasan siswa.
10Menurut (Purwanto, et al.,2020, p. 3)dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar” dampak COVID-19 terhadap proses pembelajaran online di sekolah dasar berdampak terhadap siswa, orang tua dan guru itu sendiri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Fatma Dewi,2020, p. 59)beberapa dampak yang dirasakan murid yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan temantemannya, bermain dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Dampak terhadap orang tua yaitu kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota
10 Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., et al. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online diSekolah Dasar. Journal of Education Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.
internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar.
KESIMPULAN
Pembelajaran daring yang sedang terjadi saat masa pandemi COVID-19 menyebabkan banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat termasuk para orang tua. Orang tua harus multitasking dalam melakukan segala hal termasuk peran sebagai pembimbing anak dalam pembelajaran daring. Dan dapat dilihat dari beberapa respon siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap siswa merespon dengan baik walaupun ada beberapa yang kurang aktif tapi sejauh ini semua masih bisa terkendali dengan baik. Seperti yang diketahui dimana sekarang sekolah dilakukan secara daring dan pastinya ada kendala yang dialami guru dan siswa dengan model pembelajaran saat ini,dari hasil wawancara yang saya lakukan ada beberapa kendala yang dialami oleh guru dan siswa , yaitu : 1) Ada beberapa siswa yang mengeluh karena
tidak semua siswa memakai android; 2) Siswa tidak merespon karena berbagai alasan; 3)Tidak bisa tatap muka,paket data dari siswa maupun dari guru dan siswa tidak mengumpulkan tugas sama sekali dikarenakan tidak pernah muncul selama sekolah daring; 4) Fasilitas yang minim seperti susah sinyal, kehabisan kuota.
Dari beberapa kendala tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang dimiliki siswa untuk sekolah daring masih minim sehingga siswa kesulitan dalam mengikuti model pembelajaran saat ini, dan dampak kendala tersebut mungkin saja siswa yang tidak pernah muncul dan kesulitan dalam mengumpulkan tugas karena tidak mempunyai android. Seperti yang kita ketahui untuk berjalannya suatu proses belajar secara daring hal yang paling dibutuhkan adalah handphone (HP), jika siswa tidak mempunyai alat tersebut maka siswa tidak bisa mengikuti sekolah secara daring ini.
SARAN
Masih terdapat orang tua anak sekolah dasar di RT 04 RW 05 yang belum dapat mengoperasikan media sosial yang digunakan, maka dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan guru. Orang tua mengharapkan adanya kebijakan dari sekolah terkait pembelajaran daring, dengan memberikan jadwal-jadwal belajar khusus agar bisa belajar dengan efektif. Maka dari itu baik teknologi, guru, dan orangtua sangat berperan dalam proses pembelajaran daring dimasa pandemi ini.
DAFTAR PUSTAKA
ABC. (2020, Maret 16). Tempo.Co. Retrieved Agustus 21, 2020, from ABC Australia: https://www.tempo.co/abc/5394/alasan-mengapa-menutup-sekolah-sebenarnya-bisa-berbahaya-saat-wabah-corona
Covid19.go.id. (2020, Agustus 20). https://covid19.go.id/. Retrieved Agustus 21, 2020, from https://covid19.go.id/: https://covid19.go.id/
Fatma Dewi, W. A. (2020, April 1). Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Edukatif:Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Hollweck, T., & Doucet, A. (2020, Juli 21). Pracademics in the Pandemic: Pedagogies and Profesionalism. Journal Of Professional Capital and Comunity, 5(2). https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JPCC-06-2020-0038/full/html
Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19).
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugraheny, A. R. (2020). Peran Teknologi, Guru dan Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi (Suatu Kajian Tentang Efektifitas Pembelajaran Daring di Era New Normal Kasus Pandemi COVID-19). https://osf.io/preprints/lissa/hz57r/
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., et al. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online diSekolah Dasar. Journal of Education Psychology and Counseling, 2(1), 1-12.
UNESCO. (2020, Mei 25). https://en.unesco.org/covid19/educationresponse. Retrieved Agustus 21, 2020, from https://en.unesco.org/covid19/educationresponse: https://en.unesco.org/covid19/educationresponse
Wahyuningsih, S., Abbas, E. W., & Mutiani, M. (2020, Mei 24). Implementation of Leadership Value of Rudy Resnawan as a Learning Resources on Social Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 1(2), 169-177.
Zhu, X., & Liu, J. (2020). Education in and After Covid-19: Immediate Responses and Long-Term Visions. Postdigiy Sci Educ. https://doi.org/10.1007/s42438-020-00126-3
PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM MENGHIDUPKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI PENDAMPINGAN SFH PADA MASA PANDEMI
Yu`ti A`yunina (2101417004), Faiqotul Himmah (2111417016), Abdul Malik
(2201417142), Wilda Muzayanah Khaerunisa(7311417001), Asni Furaida(6511417062)
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar anak di RT 08 pada masa pandemi Covid-19. Bencana wabah COVID-19 memaksa dunia masuk pada tatanan sosial baru, termasuk dunia pendidikan. kebijakan pemerintah untuk melakukan physical distancing “melarang peserta didik belajar di sekolah” merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh semua guru. Kondisi pandemi COVID-19 mengakibatkan rendahnya minat belajar anak. Bentuk upaya yang dilakukan agar motivasi belajar anak tetap hidup selama belajar di rumah dengan mendampingi anak-anak belajar secara langsung. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 17 Juli – 07 Agustus bertempat di setiap dawis RT 08/ RW 05. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemberian motivasi dan semangat belajar anak mampu merangsang untuk meningkatkan belajarnya dan mampu meningkatkan hasil belajar anak.Kata Kunci: COVID-19, Motivasi Belajar, Peningkatan Hasil Belajar.
ABSTRACTThis study aims to increase children's learning motivation in RT 08 during the Covid-19 pandemic. The COVID-19 outbreak has forced the world into a new social order, including of education. Government policy to carry out physical distancing "Prohibits students to studying in the school" It is a big challenge that must be faced by all of the teachers. The COVID-19 pandemic condition results in low interest in children's learning. Efforts are made to keep children's learning motivation alive while studying at home by assisting children in learning directly. This activity was carried out from July 17 until August 7 in every dawis RT 08 / RW 05. This research method uses qualitative approach with descriptive research type. Give some motivation and enthusiasm for children's learning can stimulate to improve their learning and be able to improve children's learning outcomes.Keywords: COVID-19, Motivation, Increased learning outcome.
PENDAHULUANMasyarakat sedang
digemparkan oleh adanya virus yang
muncul pada akhir tahun 2019, yaitu
Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19). Wabah penyakit tersebut sangat
meresahkan masyarakat, sebab belum
ditemukan vaksinnya. Pada
pertengahan Maret 2020, COVID-19 di
Indonesia terus tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia, bukan hanya di
perkotaan saja, namun juga di pelosok
desa. Hal ini memberikan dampak di
berbagai sektor, mulai dari pertanian,
kesehatan, ekonomi, hingga
pendidikan. Pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah menghasilkan
kebijakan dalam dunia pendidikan,
yaitu mengganti sementara
pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran online baik tingkat
sekolah maupun tingkat perguruan
tinggi. Adanya perubahan proses
pembelajaran di tengah pandemi ini
tentu menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi seluruh lembaga
pendidikan.
Bencana non alam ini memaksa
dunia masuk pada tatanan sosial baru,
termasuk dunia pendidikan kebijakan
physical distancing “melarang peserta
didik belajar di sekolah” merupakan
tantangan besar yang harus dihadapi
oleh semua guru. Bagaimanapun
kondisinya, pembelajaran harus tetap
berlangsung untuk mencapai target
pencapaian kompetensi yang telah
ditentukan, salah satunya melalui
pembelajaran di rumah dengan pola
pembelajaran Study From Home
(SFH). Berdasarkan pengamatan
langsung pada masa ini, karena kondisi
pandemi Covid-19 yang melanda dunia
khususnya dunia pendidikan terdapat
beberapa masalah yaitu: (1) rendahnya
motivasi siswa untuk Study From
Home (SFH), (2) rendahnya hasil
belajar siswa.
Jika permasalahan tidak segera
ditindaklanjitu, maka kedepannya bisa
menimbulkan dampak yang kurang
baik bagi siswa, akan menyebabkan
prestasi belajar semakin menurun dan
rendahnya kualitas hasil belajar. Ada
dua faktor yang mempengaruhi kondisi
belajar siswa yaitu faktor yang datang
dari diri siswa (faktor intern) dan faktor
yang datang dari luar siswa (faktor
ekstern). Faktor intern terdiri dari
kecerdasan atau intelegensi, perhatian,
bakat, minat, motivasi, kematangan,
kesiapan, dan kelelahan (bosan).
Sedangkan faktor ekstern (faktor yang
berasal dari luar manusia) diantaranya:
(1) Lingkungan keluarga yang meliputi:
perhatian orang tua, keadaan ekonomi
orang tua, hubungan antara anggota
keluarga, suasana rumah, pengertian
orang tua dan latar belakang
kebudayaan. (2) Lingkungan sekolah
meliputi: faktor guru, faktor alat (media
pembelajaran), kondisi gedung, dan
penggunaan metode pembelajaran,
kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran dan tugas
rumah. (3) Lingkungan masyarakat
yang meliputi: faktor media (tv, radio,
internet, dll), lingkungan sosial (teman
bergaul, lingkungan tetangga, aktifitas
dalam masyarakat), kegiatan siswa
dalam maslyarakat dan, bentuk
kehidupan masyarakat. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motivasi belajar anak
pada masa pandemi covid-19.
METODE PENELITIANPendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Peneliti menggunakan jenis
pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif dikarenakan peneliti
bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan baru serta gambarannya
terkait dengan strategi apa yang
digunakan mahasiswa untuk
menghidupkan motivasi belajar para
peserta didik yang harus menghadapi
kebijakan Study From Home (SFH)
akibat bencana wabah COVID-19 yang
menyerang Indonesia. Penelitian ini
dilaksanakan terhadap anak-anak di
RT 08/RW05 Banaran Sekaran
Gunungpati Semarang. Peneliti
melaksanakan penelitian ini mulai dari
tanggal 14 Juli 2020 dimana kebijakan
SFH hingga tanggal 14 Agustus 2020.
Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah mahasiswa KKN
serta anak-anak PAUD sampai SD
sederajat RT 08/RW05 Banaran
Sekaran Gunungpati Semarang.
Sedangkan penulis bertindak sebagai
penganalisa dan pengamat data yang
kemudian juga sekaligus melaporkan
hasil dari penelitian yang telah
dilakukan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode
terjun langsung serta dokumentasi.
Dengan kondisi di tengah wabah
COVID-19 ini, penulis terjun langsung
untuk mengetahui situasi kondisi
secara real. Metode dokumentasi yang
dipakai oleh penulis yaitu mengamati
proses pendampingan belajar dengan
mahasiswa KKN.
PEMBAHASANAdanya kebijakan Study From
Home (SFH) akibat bencana wabah
COVID-19 yang menyerang Indonesia
menyebabkan berubahnya sistem
pembelajaran yang diterapkan pada
setiap lembaga pendidikan. Sistem
pembelajaran yang biasanya
dilaksanakan dengan tatap muka
secara langsung di sekolah, namun
sekarang harus dilaksanakan dengan
sistem jarak jauh. Dari segi metode
hingga sarana pembelajaran tentu
mengalami perubahan demi
menyesuaikan kondisi SFH dengan
segala keterbatasan yang ada, yang
berjalan tidak seperti proses
pembelajaran biasanya. Perubahan
tersebut terjadi mulai dari jenjang
pendidikan anak usia dini, dasar,
menengah, hingga tinggi.
Setelah adanya kebijakan Study
From Home (SFH), sistem
pembelajaran diubah menjadi
pemberian tugas yang tetap
disesuaikan dengan jadwal belajar
seperti biasanya. Bentuk penugasan
yang diberikan oleh guru diolah dengan
variasi yang beragam dalam setiap
minggunya agar anak tidak merasa
jenuh. Tugas dapat berupa pengerjaan
buku (LKS) lembar kerja siswa,
membuat video yang menampilkan
kreatifitas anak, atau bentuk tugas
lainnya.
Pemaparan tersebut di atas
sebagai sampel cukup
menggambarkan bagaimana
perubahan sistem pembelajaran yang
ada di lembaga PAUD, TK dan SD/MI.
Adanya perubahan tersebut tentu
mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Padahal, motivasi belajar
sangatlah penting bagi siswa dalam
suatu proses pembelajaran. Melihat
betapa pentingnya motivasi belajar
siswa dengan dihadapkan perubahan
sistem pembelajaran dalam kebijakan
Study From Home (SFH) di tengah
wabah COVID-19 ini, maka dengan
adanya mahasiswa kkn menerapkan
beberapa strategi sebagai upaya untuk
menghidupkan motivasi belajar peserta
didik. Upaya tersebut tentunya harus
efektif dan sesuai bila diterapkan pada
jenjang PAUD, TK dan SD/MI.
Sehingga adanya hambatan perihal
motivasi belajar tersebut dapat teratasi
dengan solusi yang tepat.
Bentuk Strategi Mahasiswa dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Penerapan Kebijakan Study From Home (SFH).
Motivasi adalah sesuatu yang
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
Motivasi secara umum yaitu sebagai
dorongan yang muncul pada diri
seseorang atau tidak sadar, untuk
melakukan tindakan dengan tujuan
tertentu. Sedangkan secara psikologis,
berarti usaha yang dapat menghasilkan
seseorang atau kelompok orang
tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya.
Berdasarkan hasil study kasus
yang telah dilakukan penulis dengan
terjun langsung ke lapangan, bentuk
upaya yang dilakukan agar motivasi
belajar para peserta tetap hidup
selama belajar di rumah dengan
mendampingi anak-anak belajar secara
langsung. Sebagaimana yang telah
dipaparkan di atas, bahwa dalam
pelaksanaan Study From Home (SFH)
sebagai dampak adanya wabah covid-
19 ini, sistem pembelajaran di PAUD,
TK, SD sederajat yang biasanya
dilaksanakan di sekolah, kini berubah
dengan pemberian tugas yang
dikerjakan di rumah. Oleh karena itu,
Mahasiswa yang melakukan
pengabdian di masyarakat berinisiatif
menghidupkan motivasai belajar anak
melalui pendampingan belajar secara
langsung terjun ke lapangan dengan
mengelompokan menjadi 4 kelompok
sesuai dengan pengelompokan dasa
wisma (dawis) di desa tempat
pengabdian. Sebagaimana gambar di
bawah ini
Gambar di atas menunjukkan
bahwa bimbingan dimulai dengan doa
bersama sebagai wujud pembelajaran
yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Disela-sela kegiatan
pendampingan belajar pembimbing
memberikan pujian pujian dan
semangat yang mengandung motivasi,
sehingga menjadikan anak lebih
merasa terapresiasi dan lebih
bersemangat untuk belajar. Kemudian
pembimbing juga memberikan ucapan
terima kasih kepada orangtua yang
telah meluangkan waktunya untuk
mendampingi belajar dalam
menyelesaikan tugasnya. Sehingga,
orang tua juga merasa termotivasi
untuk bersemangat dalam
mendampingi anaknya belajar di
rumah. Dari gambaran diatas
menjelaskan bahwa penerapan cara
tersebut menunjukkan dampak positif
dimana anak semakin bersemangat
dan berlomba-lomba untuk
menyelesaikan tugasnya lebih cepat.
Walaupun terkadang kondisi orangtua
yang sibuk dengan pekerjaannya
sehingga lupa tidak mengajak anak
untuk mengerjakan tugas, sehingga
anak belum mengerjakan tugas.
Pemberian motivasi dan
semangat belajar anak mampu
merangsang untuk meningkatkan
belajarnya. Upaya di atas dilakukan,
sebab memotivasi belajar anak
merupakan hal yang sangat penting
dalam proses pembelajaran seseorang,
sebab hal tersebut sangat berdampak
dengan hasil akhir dari suatu
pembelajaran. Hasil belajar peserta
didik dapat ditingkatkan dengan salah
satu cara yaitu meningkatkan motivasi
serta minat siswa yang dapat dicapai
dengan meningkatkan kualitas guru
dalam hal karakter pribadi maupun
cara mengajarnya (Ricardo & Meilani,
2017:188–201). Selain itu, hasil belajar
yang diperolah siswa akan tercapai
secara optimal bila ada motivasi belajar
yang sangat menentukan intensitas
dari usaha belajar siswa, dapat
mendorong siswa untuk melakukan
sesuatu, menentukan kemana arah
yang siswa lakukan, menyeleksi apa
yang siswa lakukan, serta mendorong
siswa dalam berusaha mencapai
prestasi, dimana disinilah guru
berperan sebagai motivator siswa
(Manizar, 2015:204–222). Pemaparan
tersebut menunjukkan betapa
berpengaruhnya pembimbing dalam
meningkatkan motivas belajar siswa.
Sehingga, menjadi suatu keharusan
bagi para pembimbing untuk mencari
cara sebagai upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa,
agar hasil belajar yang diperoleh dapat
maksimal, terutama dalam kondisi di
tengah wabah COVID-19 seperti ini.
Upaya Meningkatkan Rendahnya Hasil Belajar Anak-Anak Pada Masa Pandemi Covid-19
Di dalam proses pembelajaran pastinya antara satu dengan yang lain memiliki ketergantungan, jika ada satu saja anak yang membuat gaduh pastinya akan berdampak pada kurangnya pemahaman mahasiswa lainnya. Begitu pula berdasarkan dengan observasi penulis di lapangan ditemukan beberapa anak-anak yang belum memahami materi atau pelajaran disebabkan oleh anak yang lainnya. Sehingga ketika anak diberikan tugas oleh guru hasilnya kurang maksimal. Kondisi ini mengidentifikasikan rendahnya hasil belajar anak, terlebih pada masa pandemi covid-19.
Menurut Irmayanti (2020:15) ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan motivasi belajar anak, berikut ini.
1. Tidak pelit akan pujian 2. Ciptakan pesaingan atau kompetisi 3. Menulis nama siswa di papan tulis 4. Gunakan media belajar yang baik
dan sesuai 5. Menjelaskan tujuan belajar 6. Memberikan poin kelompok 7. Memberikan ulangan atau ujian
secara berkala 8. Menumbuhkan kesadaran siswa 9. Memberikan dorongan kepada
siswa untuk belajar
Dengan demikian, diharapkan pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru atau pembimbing, namun siswa juga harus aktif dan terlibat langsung dalam membangun pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Anak-anak tidak hanya menerima apa yang diberikan oleh guru atau pembimbing, tetapi harus berfikir dalam memecahkan permasalahan pembelajaran.KESIMPULAN
.Bentuk upaya yang dilakukan
agar motivasi belajar para peserta
tetap hidup selama belajar di
rumah dengan mendampingi anak-
anak belajar secara langsung.
Pemberian motivasi dan semangat
belajar anak mampu merangsang
untuk meningkatkan belajarnya.
Hasil belajar peserta didik dapat
ditingkatkan dengan salah satu
cara yaitu meningkatkan motivasi
serta minat siswa yang dapat
dicapai dengan meningkatkan
kualitas guru dalam hal karakter
pribadi maupun cara mengajarnya.
Oleh karena itu kegiatan ini
dilaksanakan, dimana bertujuan
memberi motivasi dan semangat
belajar anak mampu merangsang
untuk meningkatkan belajarnya
mampu meningkatkan hasil belajar
anak.
SaranKegiatan ini tentu memilki
kekurangan, yaitu terbatasnya
waktu dan pilihan permainan
tradisional yang diberikan. Melihat
antusias dari anak - anak yang
tinggi maka kegiatan ini ada
baiknya diagendakan secara rutin,
serta dapat mempertimbangkan
permainan tradisional yang akan
dimainkan. Sehingga kegiatan ini
bukan lagi sebagai pengenalan
kembali namun sudah tahap
pembiasaan.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada, (1) Universitas Negeri
Semarang selaku pihak kampus
yang telah menyelenggarakan
kegiatan pengabdian KKN BMC di
Kelurahan Sekaran (2) Koordinator
KKN beserta jajarannya (3)
Masyarakat Desa Banaran
khususnya RT 08/ RW 05 yang
telah memberikan dukungan pada
seluruh rangkaian kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN)
DAFTAR PUSTAKAFadlilah, Azizah Nurul. 2020. Strategi
Menghidupkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini Selama Pandemi COVID-19 melalui Publikasi. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 5 Issue 1 (2021) hal. 373-384.
Pujilestari, Yulita. 2020 Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal ‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4, No. 1 (2020). Hal. 49-56
Susmiati. Eri. 2020 Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Model Discovery Learning dan Media Video Dalam Kondisi Pandemi Covid-19 bagi Siswa SMPN 2 Gangga. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Juli 2020. Vol. 7 No. 3 p-ISSN: 2355-7761 e-ISSN: 2722-4627 pp. 210-215
Irmayanti. 2020. Hasil Evaluasi Bimbingan Belajar Dan Bimbingan Belajar Di Masa Pandemi Covid 19. Universitas Megarezky.
Jusmawati, Satriawati dan Irman R. 2018. Strategi Belajar Mengajar. Jalan Kesatuan 3: Rizky Artha Mulia
Dampak pengaruh kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning) terhadap pencapaian pemahaman materi pembelajaran siswa sekolah dasar
pada era pandemi covid-19
Rahmatul Husni1 Ghories Asmoro Febriansyah2 Rifka Himawan3 Bacharudin Yusuf
Mujiyanto4 Irkham Maulana5
( 23034170131 5214170062 5214170213 5214170354 5214170545)
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Tujuan penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan mengenai dampak pengaruh
kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning) terhadap pencapaian
pemahaman materi pembelajaran siswa sekolah dasar pada era pandemi covid-
19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian
deskriptif. Proses analisis data dimulai dengan mengumpulkan seluruh data
wawancara yang diambil dari seluruh populasi yang ada, observasi secara
langsung dan catatan lapangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh
sampel yakni 20 siswa terdampak secara negatif dari adanya kegiatan
pembelajaran distance learning yakni kemalasan dalam belajar, waktu belajar
yang kurang efektif, serta penguasaan materi pelajaran yang kurang baik. Hal
tersebut disebabkan karena minimnya fasilitas belajar yang meliputi koneksi
internet yang kurang memadai, orang tua siswa yang sibuk bekerja sehingga
kurang memperhatikan hasil belajar anak, serta kurangnya fasilitas pendukung
belajar seperti smartphone yang digunakan untuk mendukung keberlangsungan
sistem belajar distance learning selain itu dalam diri siswa terjadi culture shock
dalam proses pembelajaran yang semula pembelajaran dilakukan secara
konvensional beralih ke pembelajaran secara online yang berdampak pada
pencapaian materi pembelajaran yang kurang serta kurangnya keefektifan dalam
belajar siswa.
Kata kunci : Covid-19, Distance learning, Pencapaian pemahaman materi
Pendahuluan
Covid-19 merupakan suatu
penyait menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus
2. Virus ini merupakan keluarga besar
coronavirus yang pada umumnya
menyerang beberapa jenis hewan.
Selain hewan virus ini juga dapat
menyerang manusia yang mana
penderitanya memiliki gejala seperti flu,
sesak nafas, demam, batuk kering
serta kelelahan. Dilansir dari
kompas.com (09-06-2020) virus corona
pertama kali muncul di china pada
bulan November 2019 yang kemudian
pihak terkait melaporkan kasus-kasus
pneumonia yang penyebabnya tidak
diketahui ke organisasi kesehatan
dunia pada akhir desember 2019 lalu.
Sejak pertama kali ditemukan virus ini
sudah menyebar secara luas di seluruh
dunia sehingga menyebabkan pandemi
secara global yang mana sampai
tanggal 17 Agustus 2020 kasus covid-
19 di seluruh dunia mencapai 21,8 juta
jiwa ( kompas.com 17-08-2020).
Pandemi virus corona yang
terjadi di indonesia membuat berbagai
pihak turut ikut serta dalam upaya
penanganan dan pencegahan diantara
pihak tersebut antara lain dokter yang
mana berperan memberikan imbauan
kepada masyarakat supaya menjaga
kebersihan diri dan lingkungan
sekaligus tidak banyak keluar rumah
(Irene, 2020). Selain dokter peranan
satgas covid-19 di berbagai daerah
juga memberikan peranan penting
dalam penanganan pertama,
sosialisasi serta pencegahan
penyebaran covid-19.
Salah satu dampak pandemi
covid-19 yakni bidang pendidikan di
seluruh dunia adalah penutupan secara
luas sekolah, madrasah, universitas
dan pondok pesantren. Di Indonesia
sendiri penutupan lembaga pendidikan
diberlakukan sejak awal Maret 2020.
Sejak tanggal 4 maret 2020 UNESCO
menyarankan penggunaan
pembelajaran jarak jauh dan membuka
platform pendidikan yang dapat
digunakan oleh sekolah dan guru agar
dapat menjangkau peserta didik dari
jarak jauh dan dapat meminimalisir
kekacauan pendidikan ( UNESCO,
2020). Sehubungan dengan hal
tersebut kemendikbud turut serta
mengambil kebijakan sebagai panduan
dalam menghadapi pandemi covid-19
dalam tingkat satuan pendidikan
( Kemendikbud, 2020). Secara global
UNESCO menyebutkan bahwa sampai
13 april 2020 sebanyak 191 negara
telah menerapkan penutupan nasional
yang berdampak kepada
1.575.270.054 siswa ( 91,3% dari
populasi siswa dunia)
( UNESCO,2020).
Berdasarkan pernyataan
tersebut maka dalam hal ini kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan
menerapkan distance learning.
Penerapan distance learning ini
mempengaruhi hasil pencapaian materi
pembelajaran khususnya jenjang
sekolah dasar. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sobron
A.N (2019) pada mata pelajaran IPA
tingkat sekolah dasar menunjukkan
bahwa penggunaan metode daring
learning pada materi IPA
menggunakan aplikasi Edmodo
membawa dampak yang positif bagi
siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari
presentase penggunaan daring
learning yang menunjukkan angka
89,62 sedangkan dengan metode
konvensional menunjukkan angka
80,77. Sehingga berdasarkan
pernyataan tersebut penggunaan
metode distance learning dapat
memberikan manfaat yang baik bagi
pencapaian pemahaman siswa dalam
menangkap materi pembelajaran
namun berbeda halnya dengan survei
yang dilakukan oleh bacharudin dkk
(2020) pada pembelajaran dengan
menerapkan distance learning di era
pandemi covid-19 jenjang sekolah
dasar di Banaran RT 05/05, Sekaran,
Gunung pati, kota Semarang yang
mana dengan adanya distance learning
membuat peserta didik menjadi malas
belajar, penguasaan materi berkurang,
waktu belajar yang kurang efektif yang
disebabkan karena berbagai hal
diantaranya kurangnya motivasi belajar
dan terkendala fasilitas belajar.
Dalam penelitian ini maka
peneliti akan membahas dampak
pengaruh kegiatan pembelajaran jarak
jauh (distance learning) terhadap
pencapaian pemahaman materi
pembelajaran siswa sekolah dasar
pada era pandemi covid-19.
Metode
Penelitian dilaksanakan pada
siswa tingkat sekolah dasar yang
mengikuti pendampingan belajar di
Banaran RT 05/05, Sekaran, Gunung
pati, kota Semarang semarang yang
mana merupakan siswa yang
terdampak dalam hal pembelajaran
akibat pandemi covid-19. Jumlah siswa
yang mengikuti bimbingan belajar
sebanyak 25 siswa yang terdiri dari
kelas 2 sampai 6, pengambilan data
dilakukan pada bulan juli hingga
agustus 2020. Ruang lingkup penelitian
yakni penerapan distance learning
terhadap pencapaian pemahaman
materi pembelajaran siswa sekolah
dasar di era pandemi covid-19.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Metode kualitatif dapat memudahkan
peneliti dalam mendeskripsikan
pengaruh distance learning terhadap
pencapaian pemahaman materi
pembelajaran siswa sekolah dasar di
era pandemi covid-19.
Populasi target penelitian adalah
seluruh siswa yang mengikuti
pendampingan belajar. Populasi
terjangkau dalam penelitian ini yaitu
siswa yang pencapaian pemahaman
materi belajarnya menurun akibat
penerapan distance learning di era
pandemi covid-19. Subjek penelitian
dipilih dengan metode cluster random
sampling yakni teknik pengambilan
sampel berdasarkan area tertentu
secara acak.
Proses analisis data dimulai
dengan mengumpulkan seluruh data
wawancara yang diambil dari seluruh
populasi yang ada, observasi secara
langsung dan catatan lapangan.
Selanjutnya dilakukan penilaian dari
hasil wawancara untuk mengetahui
dampak pengaruh kegiatan
pembelajaran jarak jauh (distance
learning) terhadap pencapaian
pemahaman materi pembelajaran
siswa sekolah dasar pada era pandemi
covid-19.
Hasil
Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti
terhadap peserta didik bumbingan
belajar di Banaran RT 05/05, Sekaran,
Gunung pati, kota Semarang yang
dilakukan pada bulan juli sampai
agustus 2020 terdapat seluruh sampel
yakni 20 siswa terdampak secara
negatif dari adanya kegiatan
pembelajaran distance learning yakni
kemalasan dalam belajar, waktu belajar
yang kurang efektif, serta penguasaan
materi pelajaran yang kurang baik. Hal
tersebut disebabkan karena minimnya
fasilitas belajar yang meliputi koneksi
internet yang kurang memadai, orang
tua siswa yang sibuk bekerja sehingga
kurang memperhatikan hasil belajar
anak, serta kurangnya fasilitas
pendukung belajar seperti smartphone
yang digunakan untuk mendukung
keberlangsungan sistem belajar
distance learning selain itu dalam diri
siswa terjadi culture shock dalam
proses pembelajaran yang semula
pembelajaran dilakukan secara
konvensional beralih ke pembelajaran
secara online yang berdampak pada
pencapaian materi pembelajaran yang
kurang serta kurangnya keefektifan
dalam belajar siswa.
Pembahasan
Menurut undang-undang nomor
20 tahun 2003 pasal 1 sampai 15
tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa distance learning
adalah salah satu bentuk pendidikan
yang siswanya terpisah dari guru dan
sistem pembelajarannya menggunakan
berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan
media lain. Pelaksanaan distance
learning dilakukan oleh guru maupun
siswa secara mandiri pada suatu mata
pelajaran. Tahap pelaksanaan
pembelajaran distance learning yakni
dengan mengakses berbagai program
online, mempelajari materi yang ada
berupa deskriptif maupun video,
mengerjakan soal, mengerjakan LKS,
mengerjakan berbagai macam tugas
serta mengikuti berbagai ujian yang
telah dijadwalkan oleh sekolah
( Ni’mah,2016). Sehingga dengan
demikian kegiatan pembelajaran
distance learning harus memanfaatkan
internet untuk mengakses sebuah
aplikasi program pembelajaran online
yang telah disediakan oleh sekolah.
Dalam pelaksanaan distance
learning kegiatan komunikasi
pembelajaran dilakukan melalui jejaring
sosial, oleh karena itu pihak sekolah
dan orangtua siswa perlu menyediakan
beberapa perangkat elektronik,
jaringan paket data/wifi, dan sumber
belajar yang digunakan untuk akses
belajar. Beberapa kebutuhan yang
perlu disiapkan sebelum melaksanakan
distance learning adalah sumber
belajar, perangkat elektronik, dan
perangkat jaringan yang mendukung
kelancaran pembelajaran distance
learning.
Menurut Hapudin (2020)
Permasalahan dan tantangan adanya
sistem pembelajaran secara online ini
diantaranya lemahnya jaringan internet
juga dirasa menjadi kendala yang
sering dialami oleh para guru. Hal
tersebut terutama bagi guru dan siswa
yang tinggal di daerah pedesaan atau
pedalaman maka akan sangat sulit
untuk mendapatkan akses internet.
Padahal hal ini merupakan salah satu
faktor penting terlaksananya
pembelajaran daring. Selain itu
minimnya pengetahuan guru akan
teknologi atau gaptek (gagap teknologi)
terutama guru-guru generasi baby
boomer (lahir rentang tahun < 1960)
mengakibatkan
ketidakterselenggaranya proses belajar
mengajar, selanjutnya keterbatasan
akses teknologi seperti jaringan, alat,
bahkan kouta yang tidak terpenuhi,
akses informasi yang terkendala oleh
sinyal yang menyebabkan lambatnya
dalam mengakses informasi
mengakibatkan peserta didik terkadang
tertinggal dengan informasi akibat dari
sinyal yang kurang memadai yang
berdampak pada mereka seperti
terlambat dalam mengumpulkan suatu
tugas yang diberikan oleh guru. Selain
itu tidak semua guru dan peserta didik
siap mengoperasikan sistem
pembelajaran daring dengan cepat,
termasuk juga mempersiapkan bahan
pembelajaran.
Dari hasil survei yang ada di
lapangan dampak yang dapat
ditimbulkan dari pembelajaran distance
learning yakni menjadikan siswa
menjadi malas untuk belajar karena
terjadinya culture shock dalam proses
pembelajaran yang semula
pembelajaran dilakukan secara
konvensional beralih ke pembelajaran
secara online yang berdampak pada
pencapaian materi pembelajaran yang
kurang serta kurangnya keefektifan
dalam belajar.
Untuk mengatasi hal ini
diantaranya menurut Ni’mah (2016)
adalah dengan mengkoordinasi secara
terus menerus antara sekolah dengan
orang tua sehingga orang tua dan
siswa dapat menjalani pembelajaran
sesuai dengan kompetensi yang ada.
Selain itu siswa yang malas untuk
belajar dapat diatasi dengan cara pihak
sekolah maupun orang tua
memberikan penegasan ataupun
konsesuensi yang harus dilakukan oleh
siswa yang malas belajar. Upaya
tersebut dilakukan untuk mengontrol
kegiatan pembelajaran agar tetap
berjalan sesuai rencana yang sudah
dibuat dan tetap mencapai tujuan
pendidikan yang sudah ditetapkan
sekolah. Selanjutnya permasalahan
yang juga dihadapi oleh pembelajaran
distance learning adalah dengan siswa
yang lambat belajar, siswa yang lambat
belajar atau kesulitan dalam
pencapaian materi secara mandiri
sekolah harus mengatasinya dengan
memberikan guru pendamping untuk
membantu siswa dalam kegiatan
belajarnya di rumah. Selain itu menurut
Hapudin (2020) menyatakan bahwa
solusi yang dapat ditawarkan untuk
mengatasi permasalahan diatas yakni
pertama regulasi yang berupa
penguatan kebijakan pemerintah
melalui kementerian pendidikan dan
kebudayaan mengenai keterlibatan
internet service provider dalam
pembelajaran daring. Kedua yakni
kesiapan yang mana pengelola
lembaga pendidikan harus menyiapkan
perangkat teknologi informasi dan
komunikasi khususnya internet untuk
mendukung pembelajaran berbasis
online ( distance learning). Ketiga
perubahan pola pikir digital, dalam hal
ini guru harus memperkaya, melakukan
dan mengupgrade keilmuan
pengembangan kompetensi untuk
mendukung kenerjanya dalam kancah
pendidikan, baik itu kompetensi
pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, kompetensi
profesional dan kompetensi literasi
digital. Keempat yakni keterlibatan
perusahaan pengelola jasa internet
service provider kepada pelajar dalam
bentuk pemberian tarif kuota murah
untuk kuota akses internet bagi peserta
didik.
Sehingga dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran distance learning agar
dapat berjalan dengan optimal harus
memperhatikan berbagai hal
diantaranya koordinasi antara orang
tua dengan siswa, pemberian
konsekuensi bagi siswa yang malas
belajar, memberikan guru pendamping
bagi siswa yang lambat belajar,
kebijakan regulasi, kesiapan peserta
didik dan pendidik dalam menjalankan
distance learning, perubahan pola pikir
digital, serta keterlibatan perusahaan
pengelola jasa internet service provider
dalam menyediakan kuota murah untuk
pelajar.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dampak pengaruh kegiatan
pembelajaran jarak jauh (distance
learning) terhadap pencapaian
pemahaman materi pembelajaran
siswa sekolah dasar pada era pandemi
covid-19 adalah kemalasan dalam
belajar, waktu belajar yang kurang
efektif, serta penguasaan materi
pelajaran yang kurang baik hal itu
disebabkan karena minimnya fasilitas
belajar yang meliputi koneksi internet
yang kurang memadai, orang tua siswa
yang sibuk bekerja sehingga kurang
memperhatikan hasil belajar anak,
serta kurangnya fasilitas pendukung
belajar seperti smartphone yang
digunakan untuk mendukung
keberlangsungan sistem belajar
distance learning selain itu dalam diri
siswa terjadi culture shock dalam
proses pembelajaran yang semula
pembelajaran dilakukan secara
konvensional beralih ke pembelajaran
secara online yang berdampak pada
pencapaian materi pembelajaran yang
kurang serta kurangnya keefektifan
dalam belajar siswa. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka pihak
sekolah hendaknya memperhatikan
berbagai aspe yang harus terpenuhi
dalam pelaksanaan program distance
learning di era pandemi covid-19
diantaranya koordinasi antara orang
tua dengan siswa, pemberian
konsekuensi bagi siswa yang malas
belajar, memberikan guru pendamping
bagi siswa yang lambat belajar,
kebijakan regulasi, kesiapan peserta
didik dan pendidik dalam menjalankan
distance learning, perubahan pola pikir
digital, serta keterlibatan perusahaan
pengelola jasa internet service provider
dalam menyediakan kuota murah untuk
pelajar.
Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah
di dapat maka dalam hal ini peneliti
memberikan saran kepada sekolah
khususnya sekolah dasar agar
pelaksanaan program distance
learning dapat berjalan dengan optimal
maka harus memperhatikan berbagai
aspek diantaranya koordinasi antara
orang tua dengan siswa, pemberian
konsekuensi bagi siswa yang malas
belajar, memberikan guru pendamping
bagi siswa yang lambat belajar,
kebijakan regulasi, kesiapan peserta
didik dan pendidik dalam menjalankan
distance learning, perubahan pola pikir
digital, serta keterlibatan perusahaan
pengelola jasa internet service provider
dalam menyediakan kuota murah untuk
pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Hapudin. 2020. “ Dampak
pandemik covid-19
terhadap dunia pendidikan”.
https://www.satelitnews.id/8690/dampa
k-pandemik-covid-19-terhadap-dunia-
pendidikan/
Irene, Saleh. 2020. “Pesan para
dokter terkait covid-19”.
Youtube alobatnic:
https://youtu.be/SPdc4WT8BCg
Kemendikbud. 2020. “ Surat edaran
nomor 3 tahun 2020 tentang
pencegahan covid-19 pada satuan
pendidikan”. LLDIKTI
Wilayah 1 sumatera
utara.
https://lldikti1.ristekdikti.go.id/berkas/se
mendikbud032020pencegahancorona.
pdf.
Ni’mah Faiqotul I. 2016. “ Manajemen
pembelajaran jarak jauh (Distance
Learning) pada homeschooling
“Sekolah dolan” ”. Jurnal manajemen
pendidikan, 25(1): 112-119.
Sarwono J. 2006. “Metode Penelitian
Kualitatif & Kualitatif ”. Edisi ke-1.
Bandung: Graha Ilmu.
Sobron A.N. 2019. “ Pengaruh daring
learning terhadap hasil belajar IPA
siswa sekolah dasar”. Prosiding
seminar nasional sains dan
entrepreneurship VI tahun 2019, Hal 1-
5.
UNESCO. 2020. “ 290 million students
out of school due to covid-19:
UNESCO releases first global numbers
and mobilizes response”.
https://en.unesco.org/news/290-million-
student-out- school-due-covid-19-
unesco-releases-first-global-numbers-
and-mobilizes
UNESCO. 2020. “ Covid-19
educational disruption and
response”.
https://en.unesco.org/themes/educaion-
emergencies/coronavirus-school-
closures
https://www.kompas.com/tren/read/
2020/08/17/095000665/update-virus-
corona-dunia-17- agustus--21-8-juta-
orang-terinfeksi-40.000?page=all
https://www.kompas.com/global/read/
2020/06/09/201844870/virus-corona-
diperkirakan- muncul-di-wuhan-sejak-
agustus-2019?page=all
Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic Covid-19
Amas Zahrah Atkhil Jannah / 2311417020Erva Sertina Milyarti / 2311417009Kurnia Khairunnisa / 1511417046
Muhammad Ali Fatchudin / 3211417064Anggi Dwi Pratama / 8111417274
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAKPandemi virus corona tidak menghalangi bagi kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di kampus Universitas Negeri Semarang. Bila kegiatan pendidikan dan pengajaran dilakukan secara daring atau virtual, begitu pun dengan kegiatan kuliah kerja nyata. Selama ini, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengharuskan mahasiswa berbaur dengan warga, namun di masa pandemik ini, mereka diharuskan melaksanakan kegiatan secara online. Adanya wabah covid-19 mengubah paradigma belajar peserta didik di sekolah menjadi belajar dari rumah yang dilakukan secara daring atau virtual. Pembelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan membuat anak kesulitan beradaptasi dan harus menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kegiatan belajar mereka. Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa melakukan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata UNNES Bersama Melawan COVID 2020 (KKN UNNES BMC 2020). Kegiatan yang dilakukan dengan metode Pendampingan Belajar dari Rumah kepada anak-anak di RT 05 RT 04 Kecamatan Gunungpati, Kelurahan Sekaran guna membantu anak-anak yang masih belum paham akan materi maupun tugas yang diberikan guru kepada mereka.Kata Kunci : COVID-19, KKN, Pendidikan, Pendampingan Belajar.
PENDAHULUANPendidikan merupakan hal yang
sangat penting pada saat ini, dari
pendidikan usia dini samapai
pendidikan tinggi. Namun pada saat ini
dunia di hebohkan dengan munculnya
wabah penyakit yang disebebkan oleh
virus corona atau lebih dikenal dengan
julukan atau istilah COVID-19
(Coronavirus Diseases-19). Virus ini
merupakan penyakit jenis baru yang
belum pernah di identifikasi
sebelumnya. Dengan kemuculan virus
ini membawa perubahan yang sangat
benyak dari berbagai sector. Sejak
merebaknya pandemi yang disebabkan
oleh virus Corona di Indonesia, banyak
cara yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mencegah penyebarannya.
Salah satunya adalah melalui surat
edaran Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat
Pendidikan Tinggi No 1 tahun 2020
tentang pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19) di
perguruan tinggi. Melalui surat edaran
teresebut pihak Kemendikbud
memberikan instruksi kepada
perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan pembelajaran jarak
jauh dan menyarankan mahasiswa
untuk belajar dari rumah masing-
masing.11
Sebagai upaya pencegajan
wabah Covid-19 WHO memberikan
rekomendasi untuk menghentikan
sementara kegiatan yang menimbulkan
kerumunan yang sanagat banyak untuk
itu pembelajaran yang dilakukan
dengan cara konvensional yang
mengumpulkan banyak orang harus
ditinjau kegiatan tersebut, namun jika
terpaksa mengadakan kegiatan
konvensional harus memperhatikan
protokol standar kesehatan. Salah satu
pembelajaran alternatif yang dapat
dilakukan dengan menggunakan
teknologi digital yang memungkinakan
guru dan siswa berada ditempat yang
berbeda selama proses pembelajaran
atau pembelajaran secara online.
pembelajaran online atau daring
adalah sistem belajar yang terbuka
dan tersebar dengan menggunakan 11 Firman1, Sari Rahayu Rahman1,
Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Indonesian Journal of Educational Science (IJES), Volume 02, No 02 Maret 2020, Hlm 81.
perangkat pedagogi (alat bantu
pendidikan), yang dimungkinkan
melalui internet dan teknologi
berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses
belajar dan pengetahuan melalui
aksi dan interaksi yang berarti. E-
learning adalah teknologi informasi
dan komunikasi untuk mengaktifkan
siswa untuk belajar kapan pun dan di
mana pun. E-learning memiliki dua tipe
yaitu : pertama Synchronous.
Synchronous berarti pada waktu yang
sama. Proses pembelajaran terjadi
pada saat yang sama antara pendidik
dan peserta didik. Hal ini
memungkinkan interaksi langsung
antara pendidik dan peserta didik
secara online. Dalam pelaksanaan,
synchronoustraining mengharuskan
pendidik dan peserta didik mengakses
internet secara bersamaan. Pendidik
memberikan materi pembelajaran
dalam bentuk makalah atau slide
prestasi dan peserta didik dapat
mendengarkan prestasi secara
langsung melalui internet. Peserta didik
juga dapat mengajukan pertanyaan
atau komentar secara langsung
ataupun shat windows. Synchronous
training merupakan gambaran dari
kelas nyata, namun bersifat maya
(virtual) dan semua peserta didik
terhubung melalui internet.
Synchronous training sering juga
disebut sebagai virtual classroom.
Kedua, Asynchronous berarti tidak
pada waktu bersamaan. Peserta didik
dapat mengambil waktu pembelajaran
berbeda dengan pendidik memberikan
materi. Asynchronoustraining popular
dalam elearning karena peserta didik
dapat mengakses materi pembelajaran
dimanapuun dan kapanpun. Peserta
didik dapat pemaksanakan
pembelajaran dan menyelesaikannnya
setiap saat sesuai rentang jadwal yang
sudah ditentukan. Pembelajaran dapat
berbentuk bacaan, animsi, simulasi,
permainan edukatif, tes, quis dan
pengumpulan tugas.
METODE Metode yang digunakan adalah
pembelajaran Matematika, Bahasa
Inggris dan Komputer. materi yang
digunakan selama proses
pembelajaran adalah matematika
dasar, perkenalan dalam bahasa
inggris, belajar menulis di komputer
dan menggambar di komputer.
Bimbingan belajar akan dilaksanakan 3
kali dalam seminggu selama 1.5 jam.
Anak - anak diberikan materi sesuai
dengan jenjang pendidikan yang
sedang di tempuh, para pembimbing
mencari metode belajar yang mudah
dan dapat dipahami oleh pembelajar,
pada awal pembelajaran pembimbing
akan bertanya kesulitan yang dialami
oleh pembelajar pada materi yang akan
pembimbing sampaikan pada hari itu,
setelah itu para pembimbing
menjelaskan dengan metode belajar
yang dapat dipahami oleh pembelajar
dan para pembimbing akan
memberikan soal - soal untuk menguji
seberapa paham pembelajar dalam
mempelajari materi tersebut.
PEMBAHASANDengan merebaknya
penyebaran virus corona sangat
berdampak di berbagai sektor
kehidupan yang awalnya sektor
ekonomi sangat berdampak namum
semakin kesini sektor pendidikan juga
berdampak. Kebijakan yang diambil
oleh banyak negara termasuk
Indonesia dengan meliburkan seluruh
aktivitas pendidikan, membuat
pemerintah dan lembaga terkait harus
menghadirkan alternatif proses
pendidikan bagi peserta didik maupun
mahasiswa yang tidak bisa
melaksanakan proses pendidikan pada
lembaga pendidikan.
Aktivitas yang melibatkan
kumpulan orang-orang kini mulai
dibatasi seperti bersekolah, bekerja,
beribadah dan lain sebagainya.
Pemerintah sudah mengimbau untuk
bekerja, belajar, dan beribadah dari
rumah untuk menekan angka pasien
yang terpapar COVID-19.
HASIL1. Selama bimbingan belajar masih
banyak anak - anak yang kurang
paham dan masih banyak yang
kurang bisa dalam berhitung
terutama hitungan perkalian dan
perkalian pangkat, ada anak yang
cepat memahami materi yang
disampaikan ada juga yang masih
kesulitan dalam menerima materi
yang di berikan. Masing - masing
anak memiliki kemampuan yang
berbeda beda, ada yang pintar dan
cepat paham dalam menangkap
materi pembelajaran seperti
matematika.bahasa Inggris dan
komputer, anak - anak juga
diajarkan cara menanam sayuran.
Tapi kebanyakan masih sangat
kurang dalam hal menghitung
perkalian, ada yang unggul dalam
menghafal bacaan dalam bahasa
Inggris, ada yang sangat mahir
menggambar lewat komputer. Anak
- anak memiliki karakter yang
berbeda - beda, seperti setiap
pembelajaran berlangsung pasti
ada yang usil, berisik, jahil, ada
yang sangat penurut dan pendiam.
Selama pembelajaran mereka
dapat menerima materi dengan
baik dan diterapkan ketika pulang
dari bimbingan belajar.
2. Dalam pembelajaran dirumah
karena dampak penyebaran covid
membuat anak-anak kesusahan
dalam memahami materi yang
diberikan oleh guru. Pembelajaran
online seperti ini dapat
memanfaatkan teknologi yang ada.
Kemajuan teknologi informasi yang
sudah sangat maju saat ini, internet
bisa menghubungkan siswa
dengan guru melalui laman e-
learning, whatsapp group, google
class, google doc atau google form,
zoom. Kemendikbud juga
menyediakan platform belajar
daring gratis bernama “Rumah
Belajar” dan sebuah platform untuk
berbagi antar guru yang bernama
“Program Guru Berbagi”. Untuk
daerah di mana koneksi
internetnya tidak terlalu baik,
pemerintah bekerja sama dengan
TVRI, stasiun televisi negara, untuk
menyampaikan materi belajar yang
ada di dalam program Belajar di
Rumah. Pada tingkat sekolah
dasar kelas atas aplikasi yang yang
efektif digunakan dalam proses
pembelajaran online adalah
aplikasi google classroom dan
aplikasi zoom sedangkan untuk
kelas bawah aplikasi yang dapat
sangat efektif digunakan adalah
aplikasi whatshapp group. Namun
Dalam proses pembelajaran daring
yang dilakukan siswa tidak lepas
dari pengawasan orang tua dan
guru. Untuk mendapatkan proses
pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan diperlukan
kerjasama guru dan orang tua
dengan proses pembelajaran yang
berpariatif. Namun walau sudah
adanya teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk mempermudah
mengerti pelakaran tapi orang tua
masih harus turun tangan untuk
mengajari anak. Maka dari itu
dengan adanya KKN BMC 2020
melalui program kerja bimbingan
belajar dapat membantu orang tua
untuk mengajaru anak, karena ada
juga orang tua yang berkerja
hingga larut malam.
3. Pendamping belajar anak - anak
yang kurang paham dan yang
kurang bisa dalam ngehitung
terutama hitungan perkalian,
pengurangaan, dan pembagian
yang ada anak yang cepat
memahami materi yang
disampaikan oleh pendamping
belajar. Ada yang juga masih
kesulitan dalam menerima materi
yang di berikan oleh pendamping
belajar. Masing - masing anak
memiliki kemampuan yang
tersendiri berbeda-beda, ada yang
lancar cepat memahami materi
yang di kasih sama pendamping
belajar. Cepat dan paham dalam
menangkap materi belajar seperti
matematika, menggambar, dan
mewarnai, anak juga diajarkan cara
membuat hand sanitizer.
Kebanyakan kurang dalam hal
menghitung perkalian, pembagian
dan perkurangan. Anak yang
karakter dan berbeda-beda, seperti
pembelajaran berlangsung pasti
yang usil, lari-lari, sangat
memperhatikan dan penurut.
Mereka dapat menerima materi
dengan baik.
4. Minat belajar dalam mengikuti
suatu pembelajaran merupakan
sesuatu yang penting dalam
kelancaran proses belajar
mengajar. Seorang anak yang
memiliki minat belajar tinggi akan
menunjang proses dan hasil
belajar. Sebaliknya, jika seorang
anak memiliki minat belajar yang
rendah, maka akan mempengaruhi
hasil belajar. Minat belajar yang
rendah disebabkan oleh kegiatan
belajar mengajar yang
membosankan dan tegang.
Terlebih lagi, dengan kondisi yang
sedang dilanda oleh seluruh dunia,
yaitu Covid-19. Dimana anak-anak
sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas,
mahasiswa, karyawan, dan
sebagainya harus membatasi
kegiatan mereka di luar guna
mencegah penyebaran Covid-19
yang kian bertambah. Oleh karena
itu, mahasiswa yang sedang
melakukan pengabdian pada
masyarakat melalui kegiatan Kuliah
Kerja Nyata UNNES Bersama
Melawan Covid 2020 mengadakan
Pendampingan Belajar dari Rumah
untuk anak-anak, salah satunya di
wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan
Sekaran, guna membantu mereka
yang tingkat kesadaran akan
pendidikannya masih tergolong
rendah. Pelaksanaan ini
dilaksanakan mulai dari tanggal 16
Juli 2020 hingga 18 Agustus 2020,
dilakukan setiap 3x seminggu yaitu
Selasa, Kamis dan Sabtu, yang
bertempat di Kos Arunika, Gang Ki
Ageng Gribik, Kelurahan Sekaran.
Sebelum anak-anak memasuki
tempat bimbingan belajar, mereka
diwajibkan untuk mencuci tangan
mereka terlebih dahulu. Pada hari
pertama bimbingan belajar, anak-
anak masih terlihat sangat
canggung kepada kami (mahasiswi
yang sedang berKKN), dan kami
memakluminya, karena masih
belum kenal lebih dekat. Dan pada
awal pertemuan, anak-anak bebas
mengekspresikan imajinasi mereka
dengan menggambar. Pada hari-
hari berikutnya, anak-anak diberi
materi untuk belajar membaca
dengan lancar, karena masih ada
beberapa anak didik yang belum
bisa mengeja dengan baik dan
benar. Mereka juga mempelajari
bagaimana cara menulis huruf latin
(huruf tegak bersambung) dengan
benar, dan setelah berlatih selama
beberapa hari, respon mereka
sangat baik, mereka jauh lebih
bagus dibanding saat pertama kali
mereka menulis huruf latin (huruf
tegak bersambung). Keesokan
harinya, mereka belajar bagaimana
cara berhitung penjumlahan dan
pengurangan matematika dengan
cepat. Namun, ada beberapa anak
yang masih belum bisa berhitung
dengan cepat dan bahkan pada
saat diadakannya quiz di akhir
pembelajaran, ada salah satu anak
didik yang menangis karena tidak
bisa menjawab dengan cepat.
Pada awalnya, anak tersebut
susah untuk ditenangkan, pada
akhirnya pendamping
menenangkan anak tersebut dan ia
dapat berhenti menangis dan
langsung bermain bersama
temannya lagi. Ada juga anak yang
susah belajar perkalian, namun
setelah belajar lebih dalam lagi,
akhirnya anak tersebut dapat
mengerjakan soal perkalian
dengan baik dan benar. Hingga
tiba di akhir pertemuan, ada raut
kesedihan di wajah mereka, yang
tidak bisa lagi belajar bersama
dengan teman-teman yang lainnya.
5. Dengan adanya sekolah daring ini
dimana anak – anak diberikan
materi kemudian tugas sebagai
bukti kepemahaman siswa atas
materi yang telah diberikan setiap
minggunya akan tetapi banyak
siswa yang tidak dapat memahami
video materi contoh perhitungan
perkalian apalagi pembagian.
Ditambah lagi beberapa video
tersebut berupa animasi yaitu
bukan video contoh cara
menghitung langsung pada kertas
melainkan editan pada layar
sehingga siswa tidak begitu
mengerti urutan perhitangannya
dan bagaimana cara dari hasil
yang diperoleh tersebut sehingga
dengan adanya KKN BMC 2020
melalui program kerja bimbingan
belajar dapat membantu para
siswa dalam memahami,
menyelesaikan, dan menjelaskan
ulang cara perhitungan tersebut
sehingga siswa tidak
menyelesaikan tugas – tugas
perhitungan tersebut dengan
kalkulator. Kemudian walaupun
sebagian besar siswa sudah
memiliki gadget akan tetapi masih
banyak yang belum mengerti
penggunaannya untuk
pembelajaran seperti google
classroom, zoom, google meet dan
lain – lain sehingga ini juga dapat
menghambat siswa dalam
melaksanakan tugas dari sekolah
sehingga dengan program kerja
bimbingan belajar ini juga dapat
membantu siswa dalam
penggunaan gadget seperti
membuat word untuk tugasnya,
membuka web yang diberikan
untuk ulangan harian dan lain
sebagainya. Kemudian dengan
adanya kelompok belajar ini pula
anak – anak tidak merasa kesepian
karna masih bias bertemu
temannya tentunya tetap dengan
memperhatikan protokol kesehatan
yang telah dianjurkan pemerintah
seperti jaga jarak, mencuci tangan
serta menggunakan masker.
TUJUAN1. Membantu pembelajar dalam
memahami materi, membimbing
pembelajar dalam menangani soal
matematika,bahasa Inggris dan
pembelajaran komputer. Mengajak
pembelajar untuk lebih percaya diri
dan tidak malas Kalasan ketika
sedang belajar. Memberikan solusi
terbaik dalam mengerjakan soal
atau pekerjaan rumah yang di
berikan oleh sekolah.
2. Dengan adanya KKN BMC 2020
melalui program kerja bimbingan
belajar dengan tujuan dapat
membantu anak yang sulit untuk
memahami materi sekolah yang
diberikan oleh gurunya dan juga
membantu orang tua yang kurang
paham materi mata pelajaran
sekolah anaknya, juga orang tua
yang kerja sampai larut malam
sehingga tidak bisa mengajari
anak.
KESIMPULANDengan merebaknya
penyebaran virus corona sangat
berdampak di berbagai sektor
kehidupan salah satunya ialah
Pendidikan dimana untuk saat ini
kegiatan belajar mengajar di sekolah
ditiadakan sehinga para siswa harus
belajar mandiri di rumah masing –
masing atau sekolah daring yang
tentunya menimbulkan dampak
negative mulai dari kejenuhan karna
tidak bertemu teman – teman hingga
tidak mengerti pembelajaran yang
diberikan secara daring ini,
pembelajaran yang sulit dimengerti
diantaranya ialah matematika, bahasa
inggris dan komputer sehingga dengan
adanya program kerja KKN UNNES
BMC yaitu bimbingan belajar ini
dimana mahasiswa mendampingi
proses belajar siswa dari rumah
dengan kelompok kecil yakni dengan
bimbingan belajar 3 kali dalam
seminggu selama 1.5 jam. Anak - anak
diberikan materi sesuai dengan jenjang
pendidikan yang sedang di tempuh,
para pembimbing mencari metode
belajar yang mudah dan dapat
dipahami oleh pembelajar, pada awal
pembelajaran pembimbing akan
bertanya kesulitan yang dialami oleh
pembelajar pada materi yang akan
pembimbing sampaikan pada hari itu,
setelah itu para pembimbing
menjelaskan dengan metode belajar
yang dapat dipahami oleh pembelajar
dan para pembimbing akan
memberikan soal - soal untuk menguji
seberapa paham pembelajar dalam
mempelajari materi tersebut.dengan
demikian siswa yang sering mengalami
kesulitan dalam sekolah daring ini
merasa terbantu dengan adanya
pendampingan proses belajar mereka
dalam mengerjakan tugas dari sekolah
dan dengan tetap mematuhi anjuran
pemerintah untuk tidak berkerumun
dan memperhatikan protokol kesehatan
Pembentukan Kesadaran Tentang Penerapan Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Pandemi Covid-19 di lingkungan Masyarakat Sekaran
Oleh :Oleh: Muhammad Ramadhan J, Muhammad Alvan, Achmad Syaechoni, Helmi
Ulinuha, Rizki Riyan Mashabi.Universitas Negeri Semarang
AbstrakPandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 yang disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati menjadi salah satu wilayah yang terdampak pandemi COVID-19, dengan luas wilayah 490.718 ha. dan terbagi 26 RT 7 RW, serta lingkungan yang cukup padat penduduk baik penduduk asli atau luar daerah, wilayah ini rentan terhadap pemularan COVID-19. Sehingga melalui penelitian ini dibahas tentang bagaimana menekan penularan COVID-19 melalui pola hidup bersih dan sehat. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengurangi dan mencegah penularan COVID-19 salah satunya adalah kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat.Kata Kunci: Covid-19, Lingkungan, Masyarakat, Kesadaran.
PENDAHUALUAN Pada Desember 2019 tepatnya
di Wuhan, Cina, ditemukan jenis virus corona baru yang disebut Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan lebih berbahaya dibanding SARS atau MERS. COVID-19 menimbulkan berbagai komplikasi penyakit terutama gangguan pada saluran pernapasan seperti gagal pernapasan akut, pneumonia, acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan juga komplikasi dan masalah pada organ lain hingga menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Setelah ditelusuri, ternyata beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang sama yaitu mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan. Untuk menekan laju penularan COVID-19,
pemerintah Indonesia mengimbau menjaga jarak fisik (physical distancing), kerja dari rumah, belajar di rumah, hingga beribadah di rumah. Berdasarkan imbauan tersebut sejumlah pemerintah daerah mengambil kebijakan dengan memberlakukan aturan belajar dirumah bagi siswa sekolah.
Menurut Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kementerian Busroni, physical distancing dan karantina mandiri berperan besar dalam pencegahan dan penanganan guna memperlambat laju penularan COVID-19 namun tidak ada maknanya jika menggunakan masa dirumah saja untuk berlibur ke luar, hal tersebut sama saja dengan memindahkan kontak dengan orang lain. physical distancing harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan tertib dengan menahan diri untuk di rumah dan
mengurangi kegiatan diluar, serta tidak melakukan kontak dengan orang lain.
Dalam tindak pencegahan penularan virus corona, dr. Reisa Broto Asmoro seorang dokter umum menyampaikan bahwa semua orang harus tetap menjaga gaya hidup bersih dan sehat, pola makanan yang seimbang, istrahat yang cukup, rutin olahraga, jangan panik dan stres agar daya tahan tubuh tidak menurun dan melakukan banyak kegiatan positif di dalam rumah. Dokter Tirta Mandira Hudi seorang dokter relawan menyampaikan bahwa ketika bepergian dan kemudian pulang ke rumah yang harus dilakukan pertama kali bukan berjabat tangan atau melakukan hal lain tetapi mencuci tangan, muka, dan yang lainnya terlebih dahulu. Dokter Tirta juga menyampaikan bahwa seluruh masyarakat menjaga pola hidup sehat, tetap dirumah saja (kabar petang tvone 28 maret 2020).
Dengan kondisi yang demikian adanya keterbatasan dalam segala aktivitas harus di patuhi, seperti menjaga jarak interaksi fisik antar individu dan pembatasan sosial berskala besar yang telah dilaksanakan pada beberapa wilayah yang memiliki kasus penyakit dan penularan yang tergolong tinggi. Beberapa aktivitas yang dibatasi seperti aktivitas belajar mengajar di sekolah mulai dari jenjang dasar sampai dengan jenjang tinggi, aktivitas di kantor dan lingkungan kerja, aktivitas keagamaan, serta aktivitas sosial budaya yang dilakukan oleh masyarakat. (Perdanakusuma, 2020).
Melihat pentingnya hal tersebut peran masyarakat sangatlah penting dalam menekan laju perkembangan
covid-19, dalam tulisan ini kami selaku penulis akan menguraikan bagaimana masyarakat menyiapkan diri untuk melaksanakn pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran covid-19.METODE PELAKSANAAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian yaitu Desa Sekaran. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif atau dalam bentuk deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Serta data dari dokumen atau literatur dan jurnal ilmiah. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi atau mengamati secara langsung aktivitas warga desa sekaran dalam menjalani kegiatan sehari-hari pada masa pandemi covid19, pengumpulan data juga dilakukan dengan metode wawancara dengan beberapa warga sebagai sempel terutama warga yang tinggal dekat dengan tempat penulis. Selanjutnya data dianalisis untuk kemudian didapatkan kesimpulan.HASIL DAN PEMBAHASAN Berbagai hal menjadi hambatan bagi masyarakat dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi Covid -19
Tatanan sosial dan budaya pada masyarakat di Indonesia terkenal dengan keramahtamahan, bertemu bersalaman, dan saling berkomunikasi antar warganya, bagian penting dari aspek sosial masyarakat yang telah dibangun bersama dalam sistem sosial budayanya yaitu gagasan, nilai, dan norma. Hal pertama, adalah gagasan yang merupakan suatu konstruksi dari
pemikiran yang dibangun secara sosial di masyarakat sebagai pengemban kebudayaan dalam menyikapi lingkungan dan keadaan, hal yang dapat diambil contoh dari konsep gagasan ialah gagasan kuat di dalam masyarakat. Jika tidak bekerja maka tidak makan, oleh karena itulah masih banyak warga yang tidak mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap berdiam diri dirumah, tetapi tetap pergi bekerja, apalagi mengingat angka kemiskinan di Indonesia yang masih terbilang tinggi dan hal tersebut tidak dibarengi dengan kebijakan pemerintah untuk menyokong kehidupan warga yang masih berada dibawah garis kemiskinan, sehingga membuat sebagian warganya tetap nekat untuk pergi keluar rumah untuk mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang kedua yaitu nilai, merupakan gagasan dari suatu pengalaman atau tindakan dapat disebut pantas atau tidak pantas di lingkungan masyarakat. Seperti halnya nilai kepercayaan, masayarakat yang biasanya melakukan kegiatan keagamaan seperti sembahyang ke tempat ibadah maupun menghadiri acara-acara keagamaan lainnya diharuskan untuk melakukannya dirumah. Yang berikutnya yaitu ketiga adalah norma, dipahami sebagai aturan tidak tertulis yang telah hidup dan berlaku dalam kehidupan sehari-hari warganya, contoh kecil yang dapat dilihat bagaimana norma mengalami perubahan dan penyesuaian akibat adanya pandemi ini adalah seperti ketika bertemu orang lain hal yang dilakukan yaitu berjabat tangan dan saling menyapa kini diharuskan untuk tidak dilakukan. Dengan kondisi
sekarang ini dimana kasus penyebaran virus covid-19 yang setiap harinya terus meningkat, setiap harinya masyarakat juga harus mampu memahami keadaan dan mulai beradaptasi dengan suatu sistem sosial budaya yang sedikit berubah menyesuaikan dengan kondisi pandemi.Kesadaran setiap individu menjadi faktor penting dalam mengahadapi pandemi Covid-19
Peningkatan kasus pasien terpapar Covid-19 menunjukkan kurangnya kesadaran dan ketaatan masyarakat (setiap warga). Antisipasi dan kesiapan menghadapi pandemi yang sangat terbatas dan ketidaksiapan masyarakat terhadap aturan, menjadi salah satu pemicu. Ketaatan masyarakat dalam masa pademi Covid-19 terhadap protokol yang telah ditetapkan pemerintah selama awal masa pandemi, dapat luntur oleh beberapa hal seperti faktor ekonomi, kebiasaan, adat, dan tradisi. Antisipasi dan kesiapan menghadapi pandemi yang sangat terbatas dan ketidaksiapan masyarakat dalam masa pandemi Covid-19 terhadap protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah selama awal masa pandemi hingga kini memasuki masa kenormalan baru atau AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadapa warga, terlihat dari kurangnya pengetahuan warga serta kurangnya kesadaran individu untuk melaksanakan upaya pencegahan Covid-19, kesadaran setiap individu dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuannya oleh karena itulah akses informasi pada tingkat RT haruslah menjadi fokus utama
sehingga menguatkan jaring sosial yang meraka miliki untuk fokus pada persoalan yang muncul. Kedua kesadaran masyarakat yang didasari adanya kewajiban moral yang harus meraka patuhi, rasa tidak enak antar individu jika tidak mematuhi protokol pencegahan Covid-19 dilingkungan terdekat dan dengan adanya sanksi sosial, reaksi lingkungan terdekat bisa memberi pelajaran tentang pentingnya nilai moral. Walaupun sifatnya terkesan memaksa namun kewajiban moral ini penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Dalam praktiknya hal ini dapat efektif apabila protokol pencegahan Covid-19 ditaati oleh sebagian besar masyarakat sehingga akan berdampak untuk sebagian kecil anggota masyarakat untuk berperilaku disiplin dan taat pada protokol pencegahan Covid-19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pentingnya implementasi pola hidup bersih dan sehat masyarakat pada masa pandemi
Pandemi covid-19 yang sedang menerpa berbagai belahan dunia memang telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Banyak aktivitas yang harus dikurangi maupun ditiadakan agar dapat menekan laju penyebaran virus covid-19. Sejumlah rencana yang sudah dibuat banyak yang akhirnya dibatalkan, hingga perubahan pola dan gaya hidup yang lebih memprioritaskan kesehatan. Tentu, gaya hidup seperti ini harus dipertahankan, apalagi sudah
memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Dengan diterapkannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), masyarakat bisa kembali beraktivitas termasuk bekerja seperti sedia kala namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Berikut adalah pola hidup bersih dan sehat seperti apa yang perlu dipertahankan selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) agar tak mudah terserang penyakit.
1. Perbanyak asupan makanan bergizi
Dengan melakukan penerapan pola makan sehat dan penuh nutrisi, kualitas kesehatan dan daya tahan tubuh sudah pasti ikut meningkat. Salah satu makanan yang baik bagi daya tahan tubuh adalah makanan kaya akan vitamin C dan vitamin B kompleks.
2. Cukupi kebutuhan air putih
Paling tidak kebutuhan minum 8 gelas sehari dapat membantu tubuh jadi tak mudah dehidrasi dan dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
3. Olahraga rutin
Selain menjaga asupan makanan, perhatikan juga kebutuhan olahraga sebelum melakukan aktivitas harian.
4. Istirahat cukup
Tidur dapat membantu memaksimalkan metabolisme dan menjaga daya tahan tubuh. Usahakan untuk tidur minimal 7-8 jam setiap harinya,
5. Bantu dengan multivitamin
Memenuhi kebutuhan vitamin harian dengan mengonsumsi multivitamin secara rutin. Dapat dengan mongonsumsi multivitamin mengandung vitamin C untuk meningkatkan system imunitas dan jaga daya tahan tubuh.
6. Gunakan masker ketika pergi keluar rumah
Gunakan masker kain ketika pergi ke tempat publik. Masker dapat mencegah penyebaran virus dengan melindungi bagian wajah dari droplets seseorang yang mengandung covid-19.
7. Terapkan jaga jarak
Pastikan tetap jaga jarak atau physical distancing dan tidak melakukan kontak terlalu dekat dengan orang lain, kecuali memang diperlukan. Dan juga untuk selalu menghindari kerumunan di tempat ramai.
8. Cuci tangan rutin
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah menyentuh benda yang digunakan secara bersamaan dan terdapat diruang publik. Jika tidak ada toilet atau wastafel untuk mencuci tangan dapat menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan.
9. Bersihkan permukaan benda dengan disinfektan
Barang-barang yang sering digunakan dan dibawa keluar
rumah dapat dibersihkan secara rutin dengan disinfektan. Seperti: handphone, dompet, dan tas belanjaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan teknik pengumpulan data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku kesehatan dengan kesadaran pribadi, sehingga mampu menolong orang di sekitar maupun diri sendiri pada bidang kesehatan serta berperan aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan salah satu bentuk upaya menekan penularan COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA
D. Buana. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19). SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/2654-9050.
Febriyandi YS, Febby. (2020). Penanganan Wabah Covid-19 Dengan Pendekatan Budaya. Indonesiana Platform Kebudayaan.
D. Darmawan, D. Miharja, R. Waluyajati et al. (2020). Sikap Keberagamaan Masyarakat Menghadapi Wabah COVID-19. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Religious/article/view/8596.
R. Nurwati. (2020). Dampak
pandemi covid-19 terhadap peningkatan
angka pengangguran di indonesia. Jurnal :
Kesejahteraan Sosial.
Menjaga “KAMI BISA” (Kesehatan Mental Ibu Berasal dari Semua) Untuk Menciptakan
Kesejahteraan Ibu Selama Masa Pandemi COVID-
19
Nur An’nisa1, Kamilda Konambunop2, Melinda Nur Aisyah3 Ria Ronatama Marpaung4, Natalia Sihotang5
1Jurusan Psikologi FIP, 2Jurusan PG Paud FIP, 3Jurusan Seni Rupa FBS, 4Jurusan Akuntansi FE, 5Jurusan Hukum FH, Universitas Negeri
SemarangEmail. nurannisa2017@students.unnes.ac.id
Abstrak. Fenomena Pandemi COVID-19 tengah berlangsung diseluruh dunia
pandemi COVID-19 ini membuat seluruh warga masyarakat banyak yang mengalami
dampak dari COVID-19,dan terutama untuk para ibu-ibu yang pastinya akan memiliki
waktu lebih dari biasanya untuk mengajari para anaknya untuk belajar dirumah, dan
membuat kesehatan mental ibu menurun pada masa pademi COVID-19. Oleh karena
itu kami mahasiswa universitas negari semarang melalui KKN UNNES BMC-19 dapat
memringankan beban para ibu-ibu terutama dalam pembelajaran,dan dapat membuat
ibu mengatasi kesehatan mentalnya melalui kegiatan budidaya tanaman ,pelatihan
pembuatan hand sanitizer,dan dapat membantu perekonomian warga banaran,agar
perekonomiannya tetap stabil dalam kandisi pademi ini.
Kata kunci: COVID-19, ibu, KKN UNNES BMC-19.
PENDAHULUAN
Fenomena Pandemi Covid-19 tengah berlangsung diseluruh dunia, virus Covid-19 berasal dari daerah Wuhan yang terletak di Provinsi Hubei, China. Dikutip dari alodokter.com menyatakan bahwa coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Seperti dikutip dari Detik.com, Indonesia pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 pada tanggal 2 Maret, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi lebih waspada akan virus yang tengah menyerang dunia. Sehingga
pemerintah Indonesia mengupayakan berbagai macam cara agar warga Indonesia aman terlindungi dari Covid-19.
Fenomena ini juga membuat aktivitas menjadi lebih di minimalisir dengan cara pemerintah menerapkan social distancing. Pemerintah juga telah menghimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar dengan bekerja, belajar, dan beribadah dirumah (Kompas.com, 2020). Salah satu hal yang paling dianjurkan pemerintah adalah penerapan belajar dari rumah selama pandemi covid-19 ini. Dimana para murid dan mahasiswa menerapkan baik sekolah dan kuliah secara daring. Hal ini tentu saja bukanlah suatu hal yang mudah, dimana semua harus dilakukan dengan online. Selain itu menyangkut bekerja dari rumah dan lain-lain.
Pada bidang pendidikan,
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menyarankan untuk menggunakan pembelajaran jarak jauh. Membuka platform pendidikan yang dapat digunakan sekolah agar menjangkau peserta didik dan membatasi gangguang pendidikan (Setiawan, 2020 dalam Sari, dkk., 2020). Selain itu juga penerapan belajar dirumah juga dikeluarkan Kemendikbud dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 36969/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19). Kebijakan ini memaksa guru dan murid untuk tetap bekerja dan belajar dari rumah dari jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi (kemdikbud.go.id, 2020 dalam Kurniati, dkk, 2020).
Dalam pelaksanaan belajar dari rumah dIbutuhkan komponen-komponen yang mendukung dalam melakukan aktivitas dirumah khususnya dalam hal belajar anak. Dimana anak membutuhkan pendampingan belajar secara optimal, peran yang sangat dIbutuhkan adalah peran dari orangtua khususnya Ibu. Seorang Ibu telah memiliki peran yang lebih sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Terutama Ibu yang memiliki peran paling besar dalam hal mengurus keluarga.
Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk belajar di rumah, bekerja dari rumah dan beribadah dari rumah maka peran yang biasanya dilakasanakan oleh satuan pendidikan, sekarang telah berganti fungsi di satuan keluarga (Anhusadar, 2020 dalam Sari, dkk., 2020). Lestari (2012 dalam Kurniati, dkk., 2020) menyatakan bahwa keluarga dilihat dari fungsinya yakni memiliki tugas dan
fungsi perawatan, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peranan tertentu.
Melihat tugas sebagai seorang Ibu yang sudah lebih, tentunya Ibu merupakan garda terdepan dalam hal keluarga. Ditambah lagi dengan terjadinya Pandemi Covid-19 dimana Ibu memiliki peran yang lebih yaitu membantu anak dalam belajar lewat daring dari rumah, Ibu juga menjadi guru tambahan selama proses anak belajar. Selain itu juga harus dapat mengoptimalisasi peran lainnya, terutama dimasa pandemi dimana penghasilan keluarga menjadi menurun.
Menurut pakar Psikolog dan keluarga, Alissa Wahid mengungkapkan ada 4 (empat) tantangan kehidupan keluarga di masa pandemi Covid-19. Tantangan itu diantaranya yaitu tekanan psikososial ekonomi pribadi dan keluarga, ketidakpastian masa depan, keterbatasan ruang psikologis pribadi akibat berbagi ruang selama masa dirumah aja (Suara.com, 2020). Sebelum terjadinya pandemi, seorang Ibu juga tetap mengajarkan anak, biasanya anak bersekolah dan diberikan pembelajaran oleh guru. Akan tetapi dengan adanya situasi pandemi Covid-19 ini menyebabkan beberapa macam kegiatan menjadi berbeda.
Selain peran Ibu sebagai pengajar ditengah pandemi covid-19, peran lainnya yang diemban oleh seorang Ibu adalah mengatur keuangan keluarga, terutama keuangan keluarga yang mulai menurun selama pandemi Covid-19 sehingga Ibu harus mencari solusi atas hal tersebut. Apalagi peran Ibu tidak hanya berperan dalam keluarga, ada juga beberapa Ibu-Ibu yang memiliki
peran ganda, sehingga seorang Ibu harus bisa melaksanakannya.
Permasalahan yang dihadapi Ibu-Ibu sangat beragam, baik permasalahan dalam diri serta permasalahan dari lingkungan luar yang dapat menimbulkan stres. Ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah yang ada pada Ibu, baik Ibu yang bekerja dan tidak bekerja akan menjadi suatu beban yang dirasakan, serta keadaan yang menekan pada diri Ibu. Ibu yang tidak dapat mengontrol dan mengelola tekanan-tekanan masalah yang dihadapinya akan menjadi beban yang dirasa Ibu sehingga Ibu menjadi stres (Apreviadizy & Puspitacandri, 2014).
Keadaan pandemi Covid-19 membuat Ibu berperan lebih banyak baik dalam dirinya dan untuk keluarganya. Seperti halnya waktu istirahat Ibu yang berkurang selama pandemi terutama bertambahnya tugas yang dijalaninya. Hal ini seperti kutipan wawancara dari salah satu narasumber yang mengungkapkan kesulitan sebagai Ibu ditengah pandemi Covid-19 sebagai berikut.
“Kesulitan aja itu soalnya repot urus anak kecil, mendidik anak kelas satu, ada yang SMK. Takut anak kecilkan dipegang sana sini. Kadang anak rewel disuruh belajar nggak mau”. (N/Perempuan/15-8-2020)
Berdasarkan wawancara dengan narasumber N, kesulitan yang dihadapi ditengah pandemi Covid-19 ini adalah membagi waktu dengan anak ditambah lagi usia anak yang terpaut cukup jauh sehingga membuat narasumber N kesulitan dalam mendidik anak ditengah pandemi.
Selain dalam hal mendidik anak ditengah pandemi, narasumber juga
mengungkapkan terutama dalam perekonomian. Hal ini seperti dikutip dalam wawancara sebagai berikut.
“Harus dicukup-cukupi ya, biasa jualan terus nggak bisa jualan kan perekonomian kan kurang.” (N/Perempuan/15-8-2020)
Berdasarkan wawancara dari narasumber N sebagai seorang Ibu yang semasa pandemi juga mempengaruhi bagaimana seorang Ibu dalam mengelola perekonomian keluarga untuk menjaga keseimbangan. Hal tersebut yang menjadi suatu tantangan yang sering dihadapi oleh kebanyakan Ibu. Menurut Psikolog Irma mengungkapkan pentingnya seorang Ibu bekerja sama dengan pasangan dalam menyiasati kerepotan selama di rumah. Seperti ketika bekerja di rumah adalah membuat jadwal keluarga yang teratur. Ini akan sangat membantu orangtua, khususnya Ibu, untuk menyusun prioritas dan pembagian waktu yang tepat. Dengan begitu, Ibu pun jadi punya waktu untuk me time di sela-sela waktu (Ayobandung.com, 2020).
Selain itu juga seorang Ibu dapat meluangkan waktu untuk menekuni hobi yang bisa dilakukan sembari mengerjakan tugas, hal ini berguna agar Ibu dapat melakukan pengelolaan emosi dan keadaan dalam diri. Maka dari itu perlunya menjaga kesehatan mental Ibu selama dirumah dengan kegiatan-kegiatan yang menarik agar Ibu tidak mudah mengalami kesulitan dalam melakukan pengelolaan diri, sehingga membuat Ibu menjadi lebih semangat ketika menjalani hari.
METODE PENELITIANMetode yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini ialah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Nawawi, 2002:63). Bentuk penelitian ini adalah Penelitian peran ibu-ibu rumah tangga desa sekaran RT 07/RW 05 ditengan Pandemi Covid-19. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif.
Bahwa Bogdan dan Taylor Moleong (2014:4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif seperti kata-kata tertulis dan lisan dari orang yang diamati. Penelitian ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal yang telah dikemukakan di atas, yaitu untuk memperoleh data secara lengkap. Data yang telah didapat dari proses wawancara dan observasi adakan disajikan dengan bentuk deskripsi dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.
Lokasi penelitian di desa RT 07/RW 05 terletak di Jalan Taman Siswa, sekaran, gunung pati, kota semarang, jawa tengah Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 15 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020. Subjek pada penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga desa sekaran RT 07/RW 05. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah peran ibu-ibu rumah tangga desa sekaran RT 07/RW 05. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) Perencanaan, 2) wawancara, 3) Penarikan kesimpulan (conclusion)
Tahap Perencanaan Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam perencanaan ini, yaitu: 1) Menetapkan tujuan penelitian, 2)Membuat dan menyiapkan pertanyaan sebagai instrumen penelitian, 3) Menyusun instrumen, baik instrumen proses maupun instrumen hasil.
Tahap WawancaraWawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam wawancara sudah disiapkan berbagai macam pertanyaanpertanyaan tetapi muncul berbagai pertanyaan lain saat meneliti.
Sehingga melalui wawancara inilah peneliti menggali data, informasi, dan kerangka keterangan dari subyek penelitian. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin, artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Wawancara dilakukan kepada Ibu-Ibu rumah tangga di Desa Sekaran RT 07/RW 05 gunung pati, kota semarang, jawa tengah. Adapun Yaitu pertanyaan yang diajukan yaitu:
1. Apa yang dirasakan pada saat ini?
2. Apa kesulitan yang dihadapi oleh ibu selama masa pandemi?
3. Perbedaan apa yang dirasakan oleh ibu sebelum dan saat keadaan pandemi covid-19?
4. Apa kesulitan yang dihadapi oleh ibu dalam membina anak?
5. Bagaimana cara ibu dalam memenuhi kebutuhan perekonomian?
6. Apa respon ibu setelah kita melaksanakan program kerja KKN MBC UNNES Tahun 2020?
7. Apakah selama pandemi ini tetap menerapkan pola hidup sehat?
Penarikan kesimpulan (conclusion) Penarikan kesimpulan adalah
usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proporsi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih
tepat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas
Adapun conclusion dari proses penelitian ini yaitu diantaranya: 1) ibu mengalami kesulitan selama pandemi, 2) salah satu faktor yang mempengaruhi mental ibu yaitu faktor ekonomi 3) Adanya perubahan yang terlihat dari kemampuan ibu dalam menghadapi berbagai permasalahan ditengah pandemi, 4) Adanya perubahan mental ibu dalam keterampilan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi ataupun mengadapi anak, 5) Adanya penurunan mental ibu yang bergantung pada situasi dan kondisi khususnya ditengah Pandemi Covid-19 ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk membantu para Ibu menghadapi permasalahan yang beragam di masa pandemi covid-19, maka para pengabdi KKN BMC UNNES 2020 di wilayah Banaran melaksanakan berbagai program kerja yang bertujuan untuk membantu para Ibu. Program kerja tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Guru Semua Mata Pelajaran
Pembelajaran secara daring, yang sudah dianjurkan pemerintah tentu sangat baik untuk mencegah penyebaran COVID-19 selain itu juga lebih fleksibel, hemat, jangkauan wilayah yang luas, tamabahan informasi dapat dicari di internet dan siswa jadi lebih mandiri (Pardede, 2011: 6), namun dibalik itu, pelbagai efek samping dari pembelajaran secara daring pun bermunculan, seperti sarana yang tidak memadai, permasalahan koneksi dan keterbatasan kuota, juga yang utama peran guru yang harus digantikan. Tak
semua anak bisa dengan mudah menjadi mandiri dan fokus terhadap pelajaran sebab kegiatan bermain tidak dapat dipisahkan dari anak-anak (Christianti, 2007: 7), peran keluarga diperlukan untuk mengarahkan fokus mereka yang dalam hal ini Ibu lebih diandalkan sebab Ayah yang tetap fokus dengan pekerjaannya di luar rumah. Dengan demikian, peran Ibu pun kian bertambah, apalagi tak hanya 1 pelajaran namun lebih. Oleh karenanya, adanya pendampingan belajar yang merupakan program kerja wajib KKN BMC UNNES 2020 sangat membantu meringankan peran Ibu sebagai guru. Tak hanya mengajar-belajar agar anak-anak tetap mendapat pendidikan yang dibutuhkan, dalam kegiatan ini anak-anak juga dibantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang mereka dapat dari pembelajaran secara daring yang mereka lakukan bersama guru sekolahnya
Tanam Menanam Sebagai Hobi dan Penghematan
Banyaknya hal yang harus dilakukan selama pandemi tentunya membuat Ibu jenuh, apalagi diharuskan unttuk mengurangi aktivitas di luar sehingga tidak bisa berkumpul bersama para Ibu lainnya. Hobi bisa menjadi jalan untuk menghilangkan kejenuhan tersebut, namun di saat krisis seperti ini hobi tentu bisa jadi menambah pengeluaran, oleh karenanya para Ibu memerlukan hobi yang juga dapat dimanfaatkan untuk membantu di keadaan saat ini. Pelatihan budidaya tanaman ada sebagai solusi bagi para Ibu untuk mengajak melakukan tanam-menanam terutama sayur mayur sebagai hobi yang juga bisa menjadi bantuan dalam masa pandemi sebagai penyedia makanan. Dalam pelatihan juga para Ibu dilatih pada pelbagai teknik dan
media tanam seperti dengan tanah ataupun hidroponik, sehingga mereka dapat memilih mana yang bagi mereka lebih efektif dan mudah. Tak hanya sekadar pelatihan, para Ibu juga dipersilahkan untuk membawa bibit yang disediakan untuk dipraktikan dan dirawat sendiri.
Psikoedukasi untuk Menjaga Maternal Mental Health dari Rumah
Kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stress kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya (WHO, 2001). Bertambahnya peran yang diemban oleh seorang Ibu selama masa pandemi menjadi tantangan tersendiri dan masalah bagi kesehatan mental Ibu. Ketidakmampuan untuk mengelola tekanan-tekanan yang dihadapi akan menimbulkan stress. Oleh karena itu, seorang Ibu perlu mengetahui cara untuk mengelola stress tersebut. Program kerja KKN BMC UNNES 2020 salah satunya adalah sosialisasi psikoedukasi untuk menjaga maternal mental health dari rumah selama covid-19. Sosialisasi tersebut memberikan pengetahuan kepada para Ibu terkait tips untuk menghindari panik menurut Sarwendah Indrarani, M.Psi., Psikolog, yaitu dengan mengobrol bersama orang terdekat, menenangkan diri, mengurangi intensitas melihat media online, selalu cek fakta dan hanya percaya informasi dari pihak terpercaya, menerapkan gaya hidup sehat, dan menyibukkan diri. Menjaga kesehatan mental Ibu bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan seperti rajin berolahraga, meminimalisir stress dengan cara mendengarkan musik dan
relaksasi, dan tetap menjalin komunikasi dengan kerabat. Program kerja sosialiasi psikoedukasi ini tentunya memberikan informasi yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental Ibu selama masa pandemi covid-19.
Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer untuk Menghemat Biaya dan Mengisi Waktu Luang
Hand Sanitizer menjadi salah satu kebutuhan pokok di masa pandemi covid-19. Ketika beraktivitas di luar rumah, dianjurkan untuk selalu menggunakan hand sanitizer. Tetapi harga hand sanitizer di pasaran terbilang cukup mahal, terlebih dikarenakan kelangkaan yang terjadi. Karena dilatarbelakangi oleh perekonomian yang juga sulit, maka seoarang Ibu perlu untuk menyiasati keadaan tersebut agar keluarga juga tetap bisa menggunakan hand sanitizer. Oleh karena itu, KKN BMC UNNES 2020 menghadirkan salah satu program kerja yang bermanfaat di tengah pandemi saat ini, yaitu pelatihan pembuatan hand sanitizer kepada para Ibu. Selain untuk mengisi waktu luang, membuat hand sanitizer secara mandiri juga dapat menghemat biaya sehingga dapat membantu menyeimbangkan perekonomian keluarga. Kegiatan pelatihan pembuatan hand sanitizer ini juga memberikan hand sanitizer yang telah dihasilkan dari hasil pelatihan untuk dibawa pulang dan digunakan oleh keluarga Ibu tersebut.
E-Commerce Untuk Membantu Menstabilkan Perekonomian
Mayoritas masyarakat di daerah pengabdian KKN BMC UNNES 2020 adalah para pengusaha kos-kosan. Tetapi karena masa pandemi sekarang ini, banyak para penghuni kos-kosan yang meninggalkan kos-kosan dan kembali ke rumah masing-masing. Hal ini meyebabkan kos-kosan menjadi sepi dan
ada beberapa yang tidak dihuni. Ini berakibat pada penghasilan keluarga yang mengalami penurunan. Dilatarbelakangi oleh kesulitan perekonomian yang tidak stabil selama masa pandemi, mahasiswa KKN BMC UNNES 2020 membantu keluarga di daerah pengabdian dengan membuat sebuah akun media sosial instagram untuk mempromosikan kos-kosan. Akun tersebut menyediakan informasi mengenai kos-kosan dan juga kontrakan di daerah Banaran (salah satu wilayah pengabdian KKN BMC UNNES 2020). Informasi di akun instgram tersebut sudah lengkap yang meliputi nama kos, alamat kos, harga kos, dan juga fasilitas yang disediakan. Dengan adanya program kerja ini, maka dapat membantu untuk mempromosikan usaha para keluarga di daerah pengabdian.
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanFenomena pandemi COVID-19
tengah berlangsung diseluruh dunia, Pandemi COVID-19 ini membuat seluruh warga masyarakat banyak yang
mengalami dampak dari COVID-19,dan terutama untuk para ibu-ibu yang pastinya akan memiliki waktu lebih dari biasanya untuk mengajari para anaknya untuk belajar dirumah, dan membuat kesehatan mental ibu menurun pada masa pademi COVID-19. Oleh karena itu kami mahasiswa universitas negari semarang melalui KKN BMC UNNES dapat memringankan beban para ibu-ibu terutama dalam pembelajaran,dan dapat membuat ibu mengatasi kesehatan mentalnya melalui kegiatan budidaya tanaman ,pelatihan pembuatan hand sanitizer,dan dapat membantu perekonomian warga banaran,agar perekonomiannya tetap stabil dalam kandisi pademi ini.
SaranSemoga pemerintah khususnya
para lurah, RW dan RT tetap menjaga kesehatan mental para ibu-ibu di desanya masing-masing
DAFTAR PUSTAKA
Apreviadizy, P., & Puspitacandri, A. (2014). Perbedaan Stres Ditinjau Dari Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja. Jurnal Psikologi Tabularasa, 58-65.
Ayobandung.com, T. (2020, April 30). Me Time bagi Ibu Saat Pandemi Corona. Retrieved from Ayobandung.com: https://ayobandung.com/read/2020/04/30/87655/me-time-bagi-ibu-saat-pandemi-corona
Detik.com, T. (2020, April 26). Kapan Sebenarnya Corona Pertama Kali Masuk RI? Retrieved from Detik.com: https://news.detik.com/berita/d-4991485/kapan-sebenarnya-corona-pertama-kali-masuk-ri
Fundrika, B. A., & Efendi, D. A. (2020, Juni 11). 4 Masalah Ini Sering Dialami Keluarga Indonesia Selama Pandemi Covid-19. Retrieved from Suara.com: https://www.suara.com/health/2020/06/11/171116/4-masalah-ini-sering-dialami-keluarga-indonesia-selama-pandemi-covid-19
Kurniati, E., Alfaeni, D. K., & Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 241-256.
Sari, A. D., Mutmainah, N. R., Yulianingsih, I., Tarihoran, T. A., & Bahfen, M. (2020). Kesiapan Ibu Bermain Bersama Anak Selama Pandemi Covid-10, "Dirumah Saja". Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 476-489.
Christianti, M. (2007). Anak dan Bermain. Jurnal Club Prodi PGTK UNY, 7.
Pardede, T. (2011). Pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran pada pendidikan tinggi jarak jauh. Seminar Nasional FMIPA UT 2011, 1, 55–60.
WHO. (2001). The world health report 2001 - Mental Health: New Understanding, New Hope. Retrieved August 21, 2020, from www.who.int website: https://www.who.int/whr/2001/en/
PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROMOSI USAHA KOS DAN KONTRAKAN DI DUSUN BANARAN KELURAHAN SEKARAN
Annisa Okta Rachmawati1, Danang Wijoyo2, Laras Puji Multazami3, Ulil Khafabi4, Yuniar Farid E5
Universitas Negeri Semarang, Indonesia
AbstrakPromosi adalah suatu hal yang harus dilakukan setiap orang yang mempunyai usaha
makanan, minuman, dan kost/kontrakan. Hal utama dalam promosi adalah membuat pesan yang persuasif dan efektif untuk menarik perhatian konsumen. Berdasarkan fakta tersebut, saat ini sosial media tidak hanya digunakan sebagai sarana pemuas kebutuhan hiburan saja, tetapi sosial media juga dapat mempunyai peluang besar untuk melakukan kegiatan bisnis. Warga Dusun Banaran baru-baru ini mempromosikan kost dan kontrakan memakai sosial media, tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai peran sosial media sebagai salah satu media untuk promosi, dan mengetahui faktor-faktor apa yang membuat sosial media dipilih sebagai media promosi yang aktif. Peneliti menarik kesimpulan bahwa masyarakat yang menjadi sasaran dapat mempraktikkan apa yang sudah dilatih atau diajarkan dengan baik dan berharap, semoga kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada khususnya sosial media dapat meningkat dan usaha mereka memiliki nilai jual yang tinggi.
Kata Kunci: sosial media, ekonomi, promosi, kos, kontrakan.
Pendahuluan
Indonesia dihadapkan dengan
banyak persoalan dalam aspek
ekonomi akibat dari pandemi Covid-19.
Kondisi ekonomi di Indonesia nampak
memprihatinkan, ekonomi secara
global 2020 diperkirakan bisa menurun
seperti pada tahun 1998. Kondisi ini
juga memicu penurunan perdagangan
nasional. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik
(BPS) tahun 2020, pertumbuhan
ekonomi Indonesia kuartal II (Q2) 2020
mengalami kontraksi sebesar 5,32
persen year on year (yoy). Angka ini
memburuk dari Q1 2020 yang
mencapai 2,97 persen dan Q2 2019
yang mencapai 5,05 persen.
Pertumbuhan ekonomi Q2 2020 ini
juga yang terburuk sejak krisis 1998
yaitu sebesar minus 16,5 persen.
Munculnya Pandemi Covid-19 juga
berdampak pada ekonomi pemilik
usaha kecil. Salah satu yang
terdampak adalah masyarakat yang
memiliki usaha kos-kosan maupun
kontrakan di Wilayah Dusun Banaran.
Mengingat lokasi Dusun ini yang
sangat dekat dengan perguruan tinggi
negeri yaitu Universitas Negeri
Semarang (UNNES).
Munculnya sosial media menjadi
salah satu cara bagi Usaha kecil untuk
meningkatkan bisnis dan pasarnya
dengan biaya yang lebih murah. Hasil
riset Stelzner (2009) mengidentifikasi
manfaat utama dari Sosial Media
Marketing yakni 81% perusahaan yang
disurvei dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa aktivitas sosial
media meningkatkan jangkauan pasar,
61% meningkatkan jumlah pelanggan,
56%, menghasilkan kemitraan bisnis
baru dan 45% perusahaan melaporkan
pengurangan biaya pemasaran.
E-commerce merupakan salah
satu sektor bisnis yang dapat menjadi
pilihan bagi masyarakat di era Pandemi
untuk meningkatkan penjualan dan
menjangkau konsumen yang lebih luas.
Akan tetapi pengetahuan masyarakat
untuk memanfaatkan e-commerce
sebagai strategi pemasaran masih
kurang. Dalam melakukan pemasaran,
masyarakat biasannya hanya
menunggu calon konsumen
mendatangi mereka atau
mengandalkan jasa makelar. Oleh
sebab itu perlunya pelatihan mengenai
pemanfaatan e-commerce khususnya
melalui sosial media sebagai salah
satu strategi promosi usaha kos-kosan
atau kontrakan bagi masyarakat Dusun
Banaran.
Metode Penelitian1. Tahap persiapan
a. Melakukan kerja sama
dengan masyarakat di Dusun
Banaran yang memiliki
usaha kos-kosan maupun
kontrakan.
b. Mempersiapkan materi
pelatihan tentang
pemanfaatan e-commerce
sebagai salah satu strategi
pemasaran di Dusun
Banaran.
c. Pembentukan tim yang
bertugas untuk mengelola
akun instagram.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah awal yang
dilakukan yaitu pendataan
kepada masyarakat yang
memiliki usaha kos-kosan
maupun kontrakan di Dusun
Banaran. Pendataan ini
dilakukan untuk mengetahui
jumlah kos-kosan maupun
kontrakan, yang nantinya akan
diinputkan ke pemasaran online
yaitu Instagram.
Langkah selanjutnya
dilakukan pelatihan kepada
masyarakat di Dusun Banaran
mengenai cara mempromosikan
usaha melalui berbagai media,
khusunya sosial media.
Langkah terakhir yaitu
pembentukan anggota tim untuk
mengelola akun instagram.
3. Tahap akhir
Pada tahap ini kami akan
menindaklanjuti terkait dengan
perkembangan pemasaran kos-
kosan maupun kontrakan
melalui Instagram. Tim
pengabdian melakukan
pemantauan secara berkala
untuk mengetahui
perkembangan dan hambatan
yang terjadi saat mengelola
akun instagram. Hal tersebut
dilakukan untuk memonitoring
dan mengevaluasi kegiatan.
Hasil dan PembahasanTahap pelaksanaan pengabdian
dibagi menjadi tiga tahapan program,
pertama pendataan kos/kontrakan di
wilayah Banaran, kedua melakukan
pelatihan menganai tata cara
pengelolahan instagram, dan ketiga
adalah pembentukan tim untuk
pengelolaan akun instagram.
Program pertama dilakukan
dengan membagikan angket berbentuk
google form untuk diisi oleh
masyarakat. Isi dari google form
tersebut meliputi nama kos, nama
pemilik, alamat kos, harga kos,
fasilitas, no handphone, dan foto kos.
Foto yang digunakan harus ada foto
kos bagian depan, kamar tidur dan
dipilih yang terbaik dan menarik.
Informasi yang diberikan harus dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berdasarkan pendataan yang telah
dilakukan didapatkan hasil 52 kos dan
12 kontrakan yang tersebar di tiga
Rukun Warga, RW 04, RW 05 dan RW
08, data yang didapatkan belum
lengkap dan harus di lakukan
pendataan lebih lanjut.
Menggunakan media sosial
sebagai alat komunikasi pemasaran
tidak hanya seperti menggunakan
internet dan tekhnologi, akan tetapi
harus menggunakan taktik dan strategi
komunikasi (Wigstrom dan Wigmo.
2010). Taktik dan strategi disusun
berdasarkan kapabilitas yang dimiliki
dan target yang ingin diraih. Dengan
menggunakan kapabilitas media sosial
dengan optimal, dapat diraih hasil yang
ditargetkan dengan maksimal. Sangat
penting mengetahui dengan mendalam
kapabilitas media sosial sebagai alat
komunikasi pemasaran, kemampuan
apa saja yang media sosial miliki
sehingga dapat digunakan sebagai alat
pemasaran, serta hasil apa yang dapat
dicapai jika menggunakan media sosial
sebagai alat pemasaran. Oleh karena
itu pelatihan kepada masyarakat di
Dusun Banaran mengenai cara
mempromosikan usaha melalui
berbagai media, khusunya sosial
media ini dilakukan. Pada pelatihan ini
masyarakat diajarkan bagaimana cara
meningkatkan daya jual
kos-kosan/kontrakan mereka dengan
menentukan sasaran/target yang tepat.
Sosial media menjadi salah satu
tempat terbaik untuk promosi, karena
pengguna media sosial berkembang
dengan pesat. Bagi individu, motivasi
menggunakan media sosial adalah
mencari informasi, berbagi informasi,
hiburan, relaksasi, dan interaksi sosial
(Whiting dan Williams. 2013).
Dalam penelitian ini, sosial
media yang dipilih yaitu Instagram,
selain penggunaannya yang mudah,
gratis, dan aman, Instagram masuk ke
dalam 10 aplikasi media sosial yang
terpopuler digunakan di Indonesia
menurut wearesosial.com. Dalam
pelatihan ini masyarakat diajarkan
untuk menggunakan sosial media, cara
mengelola Instagram, dan bagaimana
menggunggah foto/materi agar dapat
menarik konsumen. Kegiatan dimulai
dengan presentasi mengenai cara
membuat akun intagram, cara
memposting foto/video, dan cara
mempromosikan akun. Untuk
mempromosikan akun, cara yang
paling efektif dengan paid promote atau
dengan mempromosikan akun
kos/kontrakan ke akun yang memiliki
followers lebih banyak. Paid promote
biasanya dipungut biaya Rp. 10.000-
50.000 hal ini bergantung pada lama
postingan dan tempat untuk
memposting (instastory atau feed
Instagram). Setelah presentasi selesai,
masyarakat diminta untuk
mempraktikkan membuat akun baik itu
akun pribadi atau akun untuk usaha
mereka.
Program terakhir yaitu
pembentukan tim untuk mengelola
akun instagram. Tim yang dipilih yaitu
berasal dari anggota remaja yang ada
di Banaran. pemilihan remaja sebagai
anggota tim dikarenakan remaja lebih
paham dan mengetahui tata cara
Ketua
Sie Humas Sie Dekdok
BendaharaSekertaris
Gambar 1. Struktur Organisasi Tim Pengelola
penggunaan sosial media khusunya
instagram. Metode pemilihan anggota
tim yaitu dengan mengajukan
perwakilan.
Ketua bertugas untuk memantau
dan memegang akun instagram,
sekertaris bertugas untuk mencatat
data kos yang diposting ke Instagram,
membuat caption, dan memegang
Instagram. Bendahara bertugas untuk
mengelola keuangan yang masuk dan
keluar baik untuk paid promote atau
keperluan lain, dan nantinya uang
tersebut dapat digunakan untuk
mengelola akun agar lebih baik. Sie
humas bertugas sebagai penghubung
antara pemilik kos dan calon
konsumen, apabila ada hal yang
ditanyakan konsumen yang bertugas
untuk menjawab dan menjadi pusat
informasi mengenai kos/kontrakan
adalah Sie humas. Sedangkan Sie
dekdok berfungsi untuk mengedit
foto/materi yang akan diposting ke
Instagram agar lebih menarik, dan hal
ini harus mendapatkan persetujuan
oleh ketua terlebih dahulu.
Kesimpulan dan SaranKesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang
telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Dusun
Banaran masih belum mengoptimalkan
tekhnologi yang ada khususnya untuk
mempromosikan usaha mereka.
Namun setelah diberikan pelatihan
mendapatkan hasil bahwa masyarakat
yang telah diajarkan mampu
mengoprasikan sosial media dengan
baik walau beberapa masih
membutuhkan bantuan. Pembentukan
tim pengelola untuk Instagram
bertujuan untuk mengelola dan
menghadapi Instagram sebagai salah
satu wadah untuk berpromosi, yang
nantinya juga dapat menjadi tempat
untuk menghasilkan uang.
SaranBerdasarkan hasil implementasi
kegiatan pengabdian masyarakat yang
telah dilakukan, maka saran untuk
perbaikan kegiatan adalah masyarakat
diharapkan mampu mengoptimalkan
sumber daya yang ada khusunya sosial
media sebagai salah satu bentuk
promosi usaha mereka ditengah
pandemi Covid-19 ini. Saran untuk tim
pegelola yaitu diharapkan dapat
mengelola dan meningkatkan nilai jual
usaha masyarakat Dusun Banaran dan
memberikan saran mengenai usaha
mereka agar lebih menarik dan
memiliki nilai jual yang tinggi.
Daftar PustakaBadan Pusat Statistik Jakarta Pusat ,
2010. Ekonomi Indonesia
Triwulan II 2020 Turun 5,32
Persen. Jakarta Pusat : Badan
Pusat Statistik.
Stelzner, MA (2012). Sosial Media
Marketing Industry Report. How
Marketers Are Using Sosial Media
to Grow Their Business.
Whiting, A., & Williams, D. 2013. Why
People Use Sosial Media: a uses
and gratification approach.
Qualitative Market Research: An
International Journal, Vol. 16
No.4.
Wikstrom, E., & Wigmo, J. 2010. Sosial
Media Marketing – What Role
Can Sosial Media Play as
Marketing Tool?. Bachelor Thesis,
Shcool of Computer Science,
Physics, and Mathematics
Linnæus Universitas.
Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sebagai Budaya Baru Guna Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19
Jane Baiduri Simanjuntak1,Tiurmaida Simanullang2,Rismiyanti Ayuningrat3, Ahmad
Thoyib4, Diky Syahrul Maulana5.
1,2,3Ilmu Hukum, Universitas Negeri Semarang4Tehnik Mesin S1, Universitas Negeri Semarang
5Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang
1 janebaiduri15@students.unnes.ac.id ; 2 tiursimanullang42@students.unnes.ac.id ; 3 rismiyanti@students.unnes.ac.id ; 4 ahmadthoyib@students.unnes.ac.id ;
5 Maulanasd@students.unnes.ac.id ;
Abstrak
New normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru dikatakan sebagai cara hidup baru di tengah pandemi virus Covid-19 yang tengah melanda sebagian besar penduduk dunia saat ini. Implementasi New Normal di Indoneisa diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini ialah untuk mengedukasi masyarakat yang belum memahami pentingnya penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Tengah Pandemi Covid-19. Dimana sejauh ini penyampaian Informasi AKB masih hanya sebatas melalui televisi, surat kabar dan media sosial yang dikhwatirkan tidak dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hasil akhir dari Pengabdian ini berupa Respon positif masyarakat akan pentingnya Pemahaman dan Penerapan AKB dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu respon positif masyarakat berupa pemasangan Handsanitizer dan alat cuci tangan di depan Pintu masuk dan Penyediaan stok obat dan vitamin di Rumah.
Kata Kunci : Adaptasi Kebiasaan Baru; Edukasi; Masyarakat
PendahuluanSaat ini Indonesia tengah berusaha
menjalankan New Normal atau sekarang lebih sering disebut sebagai Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) pada Kondisi Pandemi Virus Corona (COVID-19). Implementasi new normal diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Namun, tidak hanya di perkantoran AKB juga diterapkan di tempat-
tempat umum seperti Mall, Tempat Ibadah dan transportasi kendaraan umum. New normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru dikatakan sebagai cara hidup baru di tengah pandemi virus corona yang angka terpaparnya terhadap virus ini kepada masyarakat semakin meningkat. Pada prinsipnya, AKB adalah fase dimana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan dan publik diperbolehkan untuk kembali beraktivitas dengan sejumlah protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah sebelum ditemukannya vaksin. Sosialisasi dan literasi terkait “New Normal Life” kepada masyarakat luas harus
dilakukan. Mengingat sangat rentan apabila terjadi kesalahpahaman tentang penerapan new normal life. Sekaligus mengingatkan kembali tentang pentingnya menjaga kesehatan tanpa dasar khusus. Sejauh ini masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan merupakan upaya ampuh mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Sebagian besar penyampaian informasi mengenai AKB dilakukan melalui Televisi, surat kabar ataupun Media sosial. Namun melihat saat ini masyarakat masih banyak yang belum memahami dan menjalankan protokol AKB secara baik, sehingga perlu dipertanyakan apakah informasi mengenai Adaptasi Kebiasaan baru sudah sampai ke semua lapisan masyarakat dan dapat diterima serta diimplementasikan di masyarakat maupun lingkungan sekitar. Jika terjadi kesalahan informasi tentu dapat berakitbat fatal. Berangkat dari hal tersebut maka Tim Pengabdian Masyarakat melakukan survey dengan Membagikan kuisioner dengan tujuan melihat sejauh mana masyarakat RT.01 / RW.04 Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah menerima dan mengimplementasikan Adaptasi Kebiasaan Baru. Dan diperoleh data bahwa sebagian besar Masyarakat belum memahami apa Itu Adaptasi Kebiasaan Baru. Bahkan beberapa masyarakat belum pernah mendengar sama sekali terkait Adaptasi Kebiasaan Baru.
Diagram 1. Tingkat Pemahaman Masyarakat mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru di RT.01 / RW.04 Kelurahan Sekaran,
Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang ( 20 Responden).
Dari diagram dapat dilihat bahwa
informasi mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru Masih Sangat Minim di Masyarakat, hanya 25 % yang benar-benar memahami terkait adaptasi Kebiasaan Baru, 45 % hanya mendengar sekilas dan sebanyak 30% tidak mengetahui sama sekali terkait Adaptasi Kebiasaan Baru. Untuk Itu Tim Pengabdiam Masyarakat RT.01 / RW.04 berencana melakukan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sebagai Budaya Baru Guna Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19 di RT.01 / RW. 04 Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah.METODE
Pengabdian ini dimaksudkan untuk melakukan edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru terhadap Masyarakat Secara langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Adapun tahapan awal yaitu menganalisis situasi dan kebutuhan kemudian menentukan waktu pelaksanaan dan menyiapkan materi edukasi. Pelaksanaan Edukasi dilakukan setelah tahap persiapan telah selesai. Kemudian sebagai hasil akhir dilakukan peninjauan kembali ke rumah warga apakah sudah menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru dan sudah memahami fungsi dan manfaat Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru.
Tabel 1. Metode Pengabdian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luaran dari pelaksanaan
pengabdian masyarakat ini mengacu
pada peningkatan pemahaman
masyarakat mengenai Adaptasi
Kebiasaan Baru dan Penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tahap
Pertama dari kegiatan Pengabdian
Masyarakat di RT.01 / RW.04
Kelurahan Sekaran, Kecamatan
Gunung Pati, Kota Semarang ialah
Tahap Persiapan. Tahap persiapan
berupa tahap perencanaan dan
pembuatan Kuisioner yang kemudian
dibagikan di Grup WhatsApp (WA)
warga untuk melihat sejauh mana
warga memahami mengenai informasi
dan penerapan Adaptasi Kebiasaan
Baru. Bagi warga yang tidak
Menggunakan WAG grup akan
dilakukan survey secara langsung ke
rumah warga satu persatu bersamaan
dengan pelaksanaan Program Kerja
Pengisian Data InaRISK yang
merupakan salah satu program kerja
wajib selama melakukan pengabdian
Masyarakat.
Gambar. 1 Pengisian Kuisioner Secara
Online melalui WAG PKK RT. 01 /
RW. 04 Kelurahan Sekaran,
Kecamatan Gunung Pati, Kota
Semarang.
Melalui pengisian data secara onlie
diperoleh respon positif dari para ibu-
ibu PKK dan dalam Rentang waktu 2
hari pengisian diperoleh Responden
sebanyak 9 Orang.
Gambar. 2 Pengisian Kuisioner secara
langsung bagi warga yang tidak
menggunakan WAG.
Hasil pengisian Kuisioner secara
langsung diperoleh Responden
sebanyak 11 orang. Dan keseluruhan
jumlah Responden dalam survey ini
ialah sebanyak 20 Responden.
Kemudian dilakukan analisis sejauh
mana pemahaman warga Mengenai
AKB hasil dari survey. Dan diperoleh
data bahwa masih banyak warga yang
belum memahami mengenai AKB.
Kemudian Tim Pengabdian mulai
menyusun Materi Edukasi Adaptasi
Kebiasaan Baru, Menentukan waktu
pelaksanaan serta menyiapkan Alat
kesehatan yang juga akan dibagikan
pada saat pelaksanaan Edukasi.
Gambar 3. Penyampaian Edukasi
Adaptasi Kebiasaan Baru sekaligus
pembagian Alat Kesehatan.
Tahapan berikutnya
pengabdian Masyarakat di RT.01 /
RW. 04 Kelurahan Sekaran,
Kecamatan Gunung Pati, Kota
Semarang ini ialah tahap pelaksanaan
Edukasi. Edukasi dilakukan secara
langsung ke rumah-rumah warga.
Sekaligus dengan membagikan
Masker dan Handsanitizer. Kegiatan
Edukasi ini diharapkan dapat
menambah pemahaman warga
mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru.
Gambar 4. Pemasangan alat cuci
tangan di depan Rumah salah satu
Warga
Tahap terakhir ialah peninjauan
hasil dan respon masyarakat atas
kegiatan edukasi AKB yang telah
dilaksanakan. Berdasarkan hasil
peninjauan akhir beberapa warga
sudah mulai melengkapi alat
Kebersihan dan Kesehatan di Rumah
masing-masing seperti memasang
Handsanitizer dan sabun cuci tangan
di depan pintu masuk, penyemprotan
disinfektan Secara Berkala dan
penyediaan stok obat-obatan dan
Vitamin.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat
yang berjudul Edukasi Adaptasi
Kebiasaan Baru Sebagai Budaya Baru
Guna Memutus Mata Rantai
Penularan Covid-19 di RT.01 / RW.04
Kelurahan Sekaran, Kecamatan
Gunung Pati, Kota Semarang Tahun
2020 telah dilaksanakan. Pelaksanaan
Edukasi dilaksanakan dalam rentang
waktu selama 2 Minggu. Mulai dari
proses Analisis situasi, Tahap edukasi
dan sampai dengan hasil akhir berupa
Respon Masyarakat.
Berdasarkan hasil Edukasi tersebut
tingkat kepedulian warga akan
Kebersihan dan penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru semakin besar.
Ditandai dengan beberapa warga
mulai memasang Handsanitizer dan
tempat cuci tangan di depan pintu
masuk rumah warga masing-masing.
Selain itu Warga juga tidak melakukan
kontak fisik dengan orang lain di
tempat umum dan selalu
menggunakan masker.
Saran
Pemahaman dan kepedulian
Masyarakat RT. 01 / RW. 04
Kelurahan Sekaran, Kecamatan
Gunung Pati, Kota Semarang
hendaknya harus ditingkatkan dimana
pada saat ini penyebaran virus Covid-
19 masih terus meningkat dan belum
ditemukannya vaksin. Sejauh ini
penyampaian informasi mengenai AKB
masih hanya sebatas melalui media
sosial atau Televisi. Tentu
penyampaian informasi dengan cara
tersebut kurang efektif mengingat
masih banyak masyarakat yang tidak
menggunakan media sosial dan
bahkan pada saat dilakukan survey
secara langsung masih ada
masyarakat yang tidak mempunyai
maupun menggunakan Televisi sama
sekali. Untuk itu peran dari setiap
lapisan masyarakat sangat
dibutuhkan. Dan
sebaiknya Pemerintah atau Perangkat
desa Melakukan Sosialisasi secara
langsung ke rumah-rumah warga
namun dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan yang ada supaya
informasi mengenai virus Covid-19
dapat diterima oleh setiap lapisan
masyarakat secara meluas tanpa
Terkecuali.
DAFTAR PUSTAKA
aulia, K. n. (2020, July 31). Meningkatkan Kesadaran
Masyarakatuntuk
Memperhatikan Prokes (Protokol Kesehatan) dalam Beraktivitas di Era NeNo (New Normal) dengan Media PEPC (Poster Edukasi Pencegahan Covid-19) Melalui Media Wafagram (WA, Facebook, dan Instagram) di Kampung Padang Laban, Nagari Pasia Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan.
Almuttaqi, A. Ibrahim (2020,March 23). Kekacauan Respons terhadap COVID-19 di Indonesia. Thc Insigjts.
Gumantan, Aditya dkk. 2020.Tingkat Kecemasan Seseorang Terhadap Pemberlakuan New Normal Dan Pengetahuan Terhadap Imunitas Tubuh. Sport Science and Eduation Journal. vol 1(2).
Holmberg, B. (2005). The Evolution, Principles and Practices of Distance Education. Oldenburg : Bibliotheks - und Informationssystem der. Carl von Ossietzky Universität Oldenburg
Hui, D. S., E., I. A., Madani, T. A., Ntoumi, F., Kock, R., Dar, O., et al. (2020, Februari). The continuing 2019-nCoV epidemic threat of novel coronaviruses to global health— The latest 2019 novel coronavirus outbreak in Wuhan, China. International Journal of Infectious Diseases.
Pemanfaatan Botol Plastik Bekas Menjadi Media Tanam Bernilai Estetik
Naufal Lutfi Rahardian1, Diky Setiawan2, Helda Oktaviani3, Muhammad Sufirli4, Indra Setiawan5
1Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang2Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
3Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang4Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
5Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
e-mail: oktavianihelda@students.unnes.ac.id
AbstractThe use of plastic as a non-organic material is sometime becomes the main material in
various types of human products, especially in big cities, which it is not a new things for
some, if it is not treated properly, plastic waste has the biggest risk potential to pollute the
environment, However, by using plastic bottle wast pots for hydroponic vegetable plants can
make effectiveness for the use of narrow yards. Utilization of Plastic Waste, which was
carried out during the KKN BMC UNNES 2020, had a significant positive impact in increasing
community interest in self-reliance in farming in Desa Banaran. As a product which has a
value on creativity, plastic waste creations have a promising and conservative commercial
value.
Keywords: waste treatment, conservative, hydroponic.
AbstrakPenggunaan plastik sebagai material non-organik merupakan material utama pada
berbagai jenis produk kebutuhan manusia terutama di kota-kota besar sudah bukan menjadi
hal baru lagi, jika tidak diolah dengan baik maka sampah plastik sangat potensial mencemari
lingkungan dengan menggunakan limbah sampah botol plastik yang dibuat menjadi pot
untuk tanaman sayuran hidroponik dapat membuat efektif pemanfaatan lahan pekarangan
yang sempit. Pemanfaatan Limbah Plastik, yang telah dilaksanakan selama masa KKN BMC
UNNES 2020 berlangsung secara signifikan berdampak positif dalam meningkatkan minat
masyarakat akan kemandirian dalam bercocok tanam di desa Banaran. Sebagai produk
kreatif, karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersial yang menjanjikan dan
konservatif.
Kata kunci: pengolahan limbah, konservatif, hidroponik.
Subanji, Berpikir Pseudo Penalaran Kovariasi dalam Mengkonstruksi Grafik Fungsi Kejadian Dinamik
Pendahuluan
Saat ini,penggunaan plastik sebagai material utama pada berbagai jenis produk kebutuhan manusia terutama di kota-kota besar sudah bukan menjadi hal baru lagi. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari. Hal ini terjadi karena perkembangan teknologi yang sangat pesat telah banyak mendorong munculnya penemuan-penemuan baru terutama pada jenis plastik dan produk-produk yang berasal dari plastik. Bahkan dalam keseharian, plastik dapat ditemui pada hampir semua barang yang digunakan oleh manusia misalnya: botol minuman, pembungkus makanan, alat-alat rumah tangga dan sebagainya. Dominasi penggunaan plastik dalam berbagai jenis produk tersebut tentu tidak terlepas dari sampah atau limbah yang ditimbulkannya. Sebagai material non-organik, jika tidak diolah dengan baik maka sampah plastik sangat potensial mencemari lingkungan karena merupakan bahan yang sulit terdegradasi.
Penanganan sampah plastik yang populer selama ini adalah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah memakai berulang kali barang-barang yang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai. Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik. Di satu sisi penemuan plastik ini mempunyai dampak positif yang luar biasa, karena plastik memiliki keunggulan- keunggulan dibanding material
lain. Menurut Putra (2010) keunggulan plastik dibanding material lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik. Oleh sebab itu, limbah plastik memiliki banyak keunggulan jika dapat dimanfaatkan menjadi produk daur ulang.
Dalam upaya mengurangi limbah plastik inilah, maka tim KKN BMC UNNES 2020 berinisiatif memberikan pelatihan pemanfaatan limbah plastik menjadi produk fungsional bernilai estetik kepada warga di lingkungan Sekaran, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. Hampir di setiap rumah atau hunian di lingkungan ini tidak memiliki pekarangan atau ruang terbuka. Kondisi pemukiman yang padat tentunya berpengaruh pada terbatasnya ruang gerak mereka dalam beraktifitas, salah satunya dalam melakukan penghijauan di wilayahnya.
Penghijauan adalah kegiatan penting yang dilakukan untuk menangani krisis lingkungan (Sudibyo, dkk, 2013). Penghijauan tidak hanya terbatas pada penanaman pohon saja, tetapi juga termasuk menjaga kebersihan, pengaturan air, perlindungan lingkungan dari kerusakan, dan sebagainya. Untuk dapat melakukan penghijauan di pemukiman padat dengan lahan yang terbatas perlu dilakukan upaya untuk menyiasatinya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat media tanam vertikultur sebagai penerapan konsep optimalisasi lahan sempit dengan memanfaatkan bahan bekas yaitu botol plastik bekas kemasan air mineral.
Di wilayah Sekaran, banyak dijumpai sampah botol plastik air mineral yang tidak dimanfaatkan. Botol plastik bekas ini hanya menumpuk di penampungan sampah, padahal botol plastik bekas ini merupakan
39
Subanji, Berpikir Pseudo Penalaran Kovariasi dalam Mengkonstruksi Grafik Fungsi Kejadian Dinamik
jenis sampah anorganik yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat terurai secara alami (Wargadinata, 2002). Limbah botol plastik masih dianggap sebagai sampah yang kurang bermanfaat. Padahal limbah botol plastik dapat dimanfaatkan menjadi beraneka ragam bentuk barang yang berguna yang dapat mempercantik ruang atau si pemakainya. Pemanfaatan limbah botol air mineral bukanlah sekedar mencari keuntungan material saja melainkan sebagai bagian menjaga kelestarian lingkungan.
Botol plastik bekas ini bila diolah dengan menerapkan bidang keilmuan desain produk dapat dimanfaatkan menjadi pot-pot media tanam vertikultur yang tidak memerlukan banyak tempat. Jika diatur dan ditata dengan baik, pot-pot yang dibuat dari botol plastik bekas ini bisa menjadi menarik dan menambah keindahan taman, jalan kampung, atau halaman rumah dengan lahan terbatas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kegiatan yang bersifat edukatif tentang penanganan sampah, sekaligus sebagai upaya untuk merangsang kreativitas dan pemberdayaan masyarakat dalam mengolah sampah plastik menjadi produk yang bernilai fungsional. Target luaran dari kegiatan ini adalah terbangunnya kesadaran masyarakat untuk mengolah kembali sampah botol plastik ini sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. Dari aspek ekonomi, diharapkan dengan adanya pembibitan dan penanaman produktif, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
METODE
Dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan limbah sampah botol plastik yang dibuat menjadi pot untuk tanaman sayuran hidroponik dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan taman sayuran hidroponik ini yaitu:
1. Sampah botol plastik2. Rockwool/ tanah3. Kain fanel
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan taman sayuran hidroponik dengan menggunakan sampah botol plastik adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan sampah botol plastik yang berada di sekitar kelurahan Sekaran Rw 04 dan 05.
2. Membersihkan sampah botol plastik yang sudah dikumpulkan.
3. Melakukan pembuatan pot dengan memotong botol plastik menjadi dua bagian, bagian bawah potongan untuk penampung air dan satu bagian atas untuk tempat tanaman.
4. Beri lubang kecil-kecil sebagai tempat menyerap air dari bawah.
5. Untuk tutup botol beri lubang untuk pemasangan kain fanel.
6. Setelah terpasang kain fanel selanjutnya botol dirangkai dengan bentuk hexagonal.
7. Memasukan media tanam di botol bagian atas berpa Rockwoll/ tanah.
8. Menanam tanaman.
Kegiatan pembuatan taman sayuran hidroponik ini dipusatkan pada warga kelurahan Sekaran khususnya Rw 04 dan 05, dimana dalam kegiatan ini hasilnya nanti dapat menjadi kebutuhan lauk untuk keluarga tanpa harus membeli ke penjual. Peran masyarakat dalam menjaga lingkungan perlu dilakukan dengan kesadaran dan kebutuhan masing-masing, karena kegiatan ini dapat mengurangi limbah sampah yang ada dilingkungan Kelurahan Sekaran Rw 04 dan 05. Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan beberapa unsur atau mitra yaitu:
1. Ketua RT2. Warga masyarakat kelurahan
Sekaran Rw 04 dan 053. Mahasiswa
40
Subanji, Berpikir Pseudo Penalaran Kovariasi dalam Mengkonstruksi Grafik Fungsi Kejadian Dinamik
HASIL
Pada tanggal 2 Agustus 2020 pelaksanaan program kerja Pemanfaatan Limbah Plastik didesa Sekaran mendapatkan respon positif dari masyarakat. Ada 20 anggota ibu-ibu PKK di desa Sekaran yang antusias mengikuti program ini dengan berkontribusi mengumpulkan limbah botol plastik. Dari hasil pengumpulan limbah dilakukan di RW 04 dan RW 05. Dari berbagai limbah tersebut diolah menjadi pot untuk budidaya tanaman/sayuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai kebutuhan sekaligus membangun peran masyarakat akan pentingnya menjaga ligkungan sekitar.
Kegiatan program kerja Pemanfaatan Limbah Plastik, yang telah dilaksanakan selama masa KKN BMC UNNES 2020 berlangsung secara signifikan berdampak positif dalam meningkatkan minat masyarakat akan kemandirian dalam bercocok tanam di desa Banaran. Dalam kegiatan ini memberikan solusi untuk untuk meningkatkan sumber daya manusia dan menstabilkan ekonomi masyarakat di tengah menghadapi pandemi Covid-19. Selain ilmu dan keahlian yang didapatkan, para warga juga dapat membawa pulang hasil produk yang mereka buat selama pelaksanaan pembuatan pot dari limbah tersebut.
Sebagai produk kreatif, karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersial yang menjanjikan. Produk ini memiliki daya jual yang dapat menghasilkan keuntungan. Secara umum, bisnis ini terbagi dalam dua jenis, yaitu produk dan jasa. Dalam konteks bisnis kreasi sampah plastik, kedua jenis bisnis tadi dapat dilakukan. Dari sisi produk, bisnis ini menghasilkan produk-produk yang menjanjikan secara finansial. Dari sisi jasa, ide usaha dan produk yang dihasilkan ini dapat dikemas menjadi jasa workshop/pelatihan/seminar yang
menguntungkan. Gambar 1. Hasil pengolahan limbah plastik dari program Pemanfaatan Botol Plastik Bernilai Estetik
.
Gambar 2. Penempatan produk dari limbah botol plastik
PEMBAHASANSeluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan mendapat respon positif dari para warga. Program kerja pemanfataan limbah plastik masyarakat seperti Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Bernilai Estetik dinilai sukses dan berlangsung lancar.
41
Subanji, Berpikir Pseudo Penalaran Kovariasi dalam Mengkonstruksi Grafik Fungsi Kejadian Dinamik
Pada kegiatan “Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Bernilai Estetik” yang dilakukan sebagai bentuk respon tanggap lingkungan dalam masa pandemi Covid-19 ini mampu meningkatkan rasa solidaritas warga Sekaran dengan cara membantu warga agar mandiri dalam bercocok tanam, terutama bagi warga yang terdampak Covid-19.
Pada kegiatan pengolahan limbah botol plastik dianggap efektif dan efisien dilaksanakan dalam meningkatkan produktivitas kegiatan ibu-ibu rumah tangga selama pandemi Covid-19
SIMPULAN DAN SARANSimpulan Kegiatan Pengolahan Limbah Plastik
melalui masyarakat Desa Sekaran di tengah pandemi Covid-19 berhasil dilakukan dan mendapat respon positif dari warga. KKN BMC Unnes yang dilakukan oleh mahasiswa melalui program Penolahan Limbah Plastik sebagai wujud untuk membuat produk ramah lingkungan dan bernilai, secara beriringan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Kegiatan Pengolahan Limbah Masyarakat Pengunaan Limbah Plastik sebagai media tanam tanaman hidroponik yang dilakukan kepada warga desa Sekaran sangatlah efektif, dari pengolahan tanaman yang tidak terlalu rumit,efektivitas penggunaan lahan yang sangat minim membuat pengolahan ini lebih bersifat konservatif, seperti kita ketahui bahwa plastik adalah material Non-Organik yang sangat sulit di-recycle, akan tetapi permasalahan tersebut akan berakhir apabila kita tahu cara mengolah limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan baik untuk sekitar.
SaranSaran penulis terhadap artikel ini
sepertinya pengunaan plastik sangat membantu kehidupan manusia, tetapi saking banyaknya limbah yang tidak ter-olah oleh tanah itu sendiri dapat berakibat fatal pada lingkungan, alangkah baiknya sesuatu bisa didaur kembali menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan baik sekiranya untuk lingkungan dan kehidupan selanjutnya
DAFTAR RUJUKAN
Agustin, Nurul Lailiyana, dkk. 2017.Pengelolaan Sampah Botol Minuman oleh Ibu PKK Desa Bantrung. Jurnal ABDIMAS. Vol. 21. No. 2. Hal. 133-138.
Alpiana, dkk. 2020.Pembentukkan Tanaman Hijau dengan Menggunakan Sampah Plastik. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan. Vol. 3. No. 2.
Putra, H. P dan Yebi, Y. 2010. Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Vol. 2 No. 1.
Sudibyo, G. A., Adib, A., Suhartono, A. W. 2013. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Program Green Jihad untuk Remaja di Kota Solo. Jurnal DKV Adiwarna. Vol. 1. No. 2. Hal. 1-8.
Wargadinata, A. 2002. Pengetahuan Bahan. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
Putra, Hijrah Purnama. Yuriandala, Yebi. 2010. Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Vol. 2. No. 1. Hal. 21-31.
42
PEMANFAATAN LIMBAH SAMPAH RUMAH TANGGA UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN DI DAERAH SEKARAN, GUNUNG PATI
Utilization Of Household Waste To Reduce Pollution in Sekaran, Gunung Pati
Holyvia V F Purba (2311417025), Abdurrozzaq Hassan Khoeirulloh (2501417141) , Gusti Salsa Sakina Ramadhani (2501417134), Jofan Satrio W (6301417086),
Mutasariful Mucharom (6101417150).
Universitas Negeri SemarangSekaran, Gunung Pati, Semarang, Indonesia
ABSTRACTThis research is entitled Utilization of Household Waste to reduce pollution in
Sekaran, Gunungpati. Garbage or household waste is waste that comes from daily activities
in the household. The impact of household waste can affect environmental pollution. The
regulations governing the environment, especially waste management / household waste
already exist, which are regulated by government regulation Number 81 of 2012 concerning
Management of Household Waste and Household-like Waste. In the management of waste
or household waste, there are obstacles that occur such as a lack of awareness of the
household environment itself. Several ways of managing waste / household waste that can
be done are by doing a good planning of the waste / waste management such as recycling,
burning, separation, composting, and decay.
Key words: household waste, pollution, environment.
ABSTRAKPenelitian ini berjudul Pemanfaatan Limbah Sampah Rumah Tangga untuk
mengurangi pencemaran di Area Sekaran, Gunungpati. Sampah atau limbah rumah tangga
adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga. Dampak limbah
rumah tangga dapat mempengaruhi terhadap pencemaran lingkungan. Adapun peraturan
yang mengatur tentang lingkungan hidup terutama pengelolaan sampah/limbah rumah
tangga sudah ada yaitu diatur dengan peraturan pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Dalam
pengelolaan limbah atau sampah rumah tangga adanya hambatan yang terjadi seperti
kurangnya tingkat kepedulian dari lingkungan rumah tangga itu sendiri. Beberapa cara
pengelolaan sampah/limbah rumah tangga yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
perencanaan yang baik terhadap pengelolaan sampah/limbah tersebut seperti daur ulang,
pembakaran, pemisahan, pengomposan, dan pembusukan.
Kata kunci: Limbah rumah tangga, pencemaran, Lingkungan Hidup.
Latar Belakang Desa Sekaran merupakan salah
satu Desa yang terletak di Kecamatan
Gunung Pati Kota Semarang, Jawa
Tengah. Secara geografis wilayah ini
masuk dalam kategori pedesaan. Hal ini
ditandai dengan kepadatan penduduk
yang rendah serta kegiatan dari
masyarakatnya yang didominasi oleh
kegiatan pertanian, perkebunan dan
peternakan. Berdasarkan data survei
pada tahun 2017, jumlah penduduk Desa
Sekaran berkisar antara 6.617 dengan
perincian laki-laki sejumlah 3.358 dan
perempuan sejumlah 3.259 (Hasil
proyeksi Penduduk Tahun 2018 di
Badan Pusat Statistik Semarang).
Kelurahan Sekaran terbagi menjadi dua
wilayah Desa. Yaitu Desa Sekaran dan
Desa Banaran dimana kedua wilayah
desa ini dipisahkan oleh wilayah
Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Mengurangi dan menangani
sampah dengan cara berwawasan
lingkungan Berdasarkan Undang-
Undang No. 18 Tahun 2008, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Pengelolaan sampah
dimaksudkan adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya
sampah dapat digolongkan menjadi: 1)
sampah ada yang mudah membusuk
terdiri atas sampah organik seperti sisa
sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain;
2) sampah yang tidak mudah membusuk
seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa
bahan bangunan dan lain-lain; 3)
sampah yang berupa debu/abu; dan 4)
sampah yang berbahaya (B3) bagi
kesehatan, seperti sampah berasal dari
industri dan rumah sakit yang
mengandung zat-zat kimia dan agen
penyakit yang berbahaya. Pertambahan
jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi, dan gaya hidup masyarakat
telah meningkatkan jumlah timbulan
sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya
daya beli masyarakat terhadap berbagai
jenis bahan pokok dan hasil teknologi
serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu
daerah juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap kuantitas dan kualitas
sampah yang dihasilkan. Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan
pengelolaan. Pengelolaan sampah
yang tidak mempergunakan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan selain akan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan juga akan sangat
mengganggu kelestarian fungsi
lingkungan baik lingkungam pemukiman,
hutan, persawahan, sungai dan lautan.
LIMBAH RUMAH TANGGA
Adapun sumber limbah rumah
tangga sebagai berikut: a) Limbah
Organik, berdasarkan pengertian secara
kimiawi limbah organik merupakan
segala limbah yang mengandung unsur
Karbon (C), sehingga meliputi limbah
dari mahluk hidup (misalnya kotoran
hewan dan manusia seperti tinja (feaces)
bepungsi mengandung mikroba potogen,
air seni (urine) umumnya mengandung
Nitrogen dan Posfor) sisa makanan
(sisa-sisa sayuran, wortel, kol, bayam,
salada dan lain-lain) kertas, kardus,
karton, air cucian, minyak goreng bekas
dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang
mempunyai daya racun yang tinggi,
misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan
air aki. Limbah tersebut tergolong (B3)
yaitu bahan berbahaya dan beracun,
sedangkan limbah air cucian, limbah
kamar mandi, dapat mengandung
bibitbibit penyakit atau pencemar biologis
seperti bakteri, jamur, virus, dan
sebagainya. Namun secara teknis
sebagian orang mendefinisakan limbah
organik sebagai limbah yang hanya
berasal dari mahluk hidup (alami) dan
sifatnya mudah busuk. Artinya bahan-
bahan organik alami namun sulit
membusuk/atau terurai, seperti kertas,
dan bahan organik sintetik (buatan) yang
sulit membusuk atau terurai. b) Limbah
Anorganik, berdasarkan pengertian
secara kimawi, limbah yang tidak
mengandung unsur karbon, seperti
logam (misalnya besi dari mobil bekas
atau perkakas dan almunium dari kaleng
bekas atau peralatan rumah tangga),
kaca dan pupuk anorganik (misalnya
yang mengandung unsure nitrogen dan
fospor). Limbah-limbah ini tidak memiliki
unsur karbon sehingga tiak dapat di urai
oleh mikro organism. Seperti halnya
limbah organik, pengertian limbah
organik yang umum adalah limbah
padat.
Klasifikasi limbah padat (sampah)
menurut istilah teknis ada 6 kelompok,
yaitu:
1. Sampah Organik mudah busuk
(garbage), yaitu limbah padat semi
basah berupa bahanbahan organic yang
mudah busuk.
2. Sampah Anorganikdan organic
tak membusuk (rubbish) yaitu limbah
padat anorganik atau organic cukup
kering yang sulit terurai oleh mikro
organisme, sehingga sulit membusuk,
misalnya kertas, plastik kaca dan logam.
3. Sampah abu (ashes), yaitu
limbah padat yang berupa abu, biasanya
hasil pembakaran.
4. Sampah bangkai binatang
(bead animal), yaitu semua limbah yang
berupa bangkai binatang.
Dampak negatif dari sampah
anorganik yakni 1. Pengelolaan sampah
yang kurang baik akan membentuk
lingkungan yang kurang menyenangkan
bagi masyarakat: bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap
estetika lingkungan. 2. Pengelolaan
sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di
sini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas). 3. Pembuangan sampah
padat ke badan air dapat menyebabkan
banjir dan akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
4. Infrastruktur lain dapat juga
dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya
biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampah
kurang atau tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Hasil dan Pembahasan Ketika masyarakat sudah mampu
dan memahami perbedaan sampah
anorganik dan organik maka masyarakat
akan mampu memanfaatkan limbah
menjadi layak guna kembali dengan
beberapa cara yang dapat diterapkan.
Cara penanggulangan
pencemaran limbah rumah tangga yang
efektif supaya tidak merusak pada
lingkungan dan menjadikan lingkungan
tetap bersih dan terhindar dari bibit
penyakit yakni dengan cara:
a) Dengan cara di daur ulang
Di jual ke pasar loak atau tukang
rongsokan yang bisa lewat di depan
rumah-rumah. Cara ini bisa menjadikan
limbah atau sampah yang semula bukan
apa-apa sehingga bisa menjadi barang
yang ekonomis dan bisa menghasilkan
uang. Dapat juga di jual kepada tetangga
kita yang menjadi tukang loak atau
pemulung. Barang-barang yang dapat di
jual antara lain kertas-kertas bekas,
Koran bekas, majalah bekas, ban bekas,
radio tua, TV tua dan sepeda yang using.
b) Dengan cara pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah
untuk di lakukan karena tidak
membutuhkan usaha yang keras. Cara
ini bisa di lakukan dengan cara
membakar limbah-limbah padat misalnya
kertas-kertas dengan menggunakan
minyak tanah lalu di nyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah:
mudah dan tidak membutuhkan usaha
keras, membutuhkan tempat atau lokasi
yang cukup kecil, dapat di gunakan
sebagai sumber energy baik untuk
pembangkit uap air panas, listrik dan
pencairan logam.
c) Dengan cara pengomposan
Merupakan proses biokimia, yaitu zat
organik dalam limbah di pecah,
menghasilkan humas yang bermanfaat
untuk memperbaiki strutur tanah.
d) Pemisahan
Yaitu dengan cara pengambilan bahan
tertentu kemudian diperoses lagi
sehingga mempunyai nilai ekonomis.
e) Pembusukan Limbah
Untuk mendapatkan kompos, pada
proses ini, aka nada energi organik yang
terbuang dalam bentuk panas dan gas
polusi yang terjadi mencakup udara,
tanah, dan air yang terjadi dari proses
pembusuksn bahan organik, karena
aktivitas dari mikroorganisme potogen
yang berbahaya bagi hewan dan
manusia. Pencemaran secara kimia
terjadi karena pelapisan ion negatif dari
pembusukan yang membuat gasgas dan
senyawa beracun.
Sampah organik juga dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos
untuk tanaman
Kesimpulan 1. Hambatan dalam pengelolaan limbah
rumah tangga karena adanya
ketidakpedulian dari linkungan rumah
tangga itu sendiri, kurangnya peran dari
masyarakat itu sendiri, kurangnya
ketersediaan tempat sampah dari
pemerintah, tidak adanya perencanaan
dari perusahaan tentang kemasan yang
dapat didaur ulang;
2. Cara penanganan limbah rumah
tangga dapat dilakukan dengan cara
daur ulang, pembakaran, pengomposan,
pemisahan, dan pembusukan.
Daftar PustakaAzwar Azrul. 1986. Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
Sutoyo, Bagong. 2013. Fenomena gerakan mengolah sampah. Jakarta: Pusat Komunikasi publik kementrian pekerjaan umum. Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran
Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Optimalisasi Lahan Pekarangan Masyarakat Desa Banaran RT 05 RW 05 Sebagai Wujud Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
Ana Fitri Mahfiroh1, Maria Berliana Naibaho2, R. Dimas Mulya Raharja3, F. Ayuningtyas Wahyu Paramita4
11024170391, 15114170662, 24114170333, 44114170604
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAKPenyelamatan ketahanan pangan dan jaminan berkelanjutan lingkungan (ekologis) merupakan dua hal yang saling berkesinambungan, terutama dalam kondisi pandemi covid-19. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis pangan adalah kegiatan optimalisasi pekarangan. Masyarakat di Desa Banaran RT 05 RW 05 memiliki kepedulian terhadap lingkungan, potensi tersebut bisa digunakan untuk mengoptimalisasikan penamaman tamanan sayur dan buah di pekarangan masyarakat sekitar. Metode yang digunakan adalah eksplorasi lapangan, yaitu terkait dengan jenis tanaman dan wawancara yang ditujukan kepada warga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis tanaman yang terdapat di lahan pekarangan Desa Banaran RT 5 RW 5 diperoleh sebanyak 24 jenis tanaman sayur dan buah yang dapat dimanfaatkan untuk ketahanan pangan selama pandemi Covid19.
Kata Kunci : Covid-19; Optimalisasi Pekarangan; Desa Banaran; Jenis Tanaman.PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal Maret lalu memberikan dampak dalam berbagai bidang. Terutama di Indonesia, sektor ekonomi dan ketahanan pangan terkena dampaknya. Pangan adalah kebutuhan utama yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan stabilitas sosial (Suhardjo, 1996 dalam Ashari dkk, 2016). Oleh karena itu pangan berhubungan dengan lingkungan yang merupakan penjamin keberlanjutan pembangunan.
Penyelamatan ketahanan pangan dan jaminan berkelanjutan lingkungan (ekologis) merupakan dua hal yang saling berkesinambungan. Terutama dalam kondisi pandemi Covid-19, tantangan semakin berat pada kedua sektor tersebut. Kondisi ini merupakan peringatan untuk melakukan langkah-langkah kongkrit agar menguatkan daya dukung dalam aspek pangan. Ketahanan pangan dapat dilakukan sejak dini dengan ruang lingkup terkecil, contohnya pada masyarakat tingkat RT.
Terkhusu dalam keluarga dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan kosong yang ada di sekitar rumah. Penelitian yang dilakukan oleh Sabtana & Purwantini (2012) menjabarkan bahwa pekarangan rumah berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan. Oleh karena itu, fokus pada penelitian ini adalah masyarakat Desa Banaran yang memiliki lahan pekarangan.
RT 05 RW 05 terletak di Desa Banaran dan terbagi oleh dua wilayah gang Nakula dan gang Sadewa, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunung Pati dengan ketinggian 201 sampai 301 mdpl. Desa Banaran merupakan daerah pemukiman asli masyarakat Sekaran, dimana sebagian besar jumlah penduduk di Kelurahan Sekaran mendiami kawasan karena lingkungan yang cukup baik dan masih terdapat banyak lahan kosong hingga saat ini. Lokasi RT 05 RW 05 yang stategis membuat kondisi pemenuhan kebutuhan air yang baik dan yang tidak perlu bergantung
pada PDAM. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri karena warga mampu memiliki sumber air bersih secara mandiri maupun berkelompok yang tersentral dalam satu wilayah untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam sehari-hari.
Kondisi lingkungan di desa Banaran memiliki lokasi yang strategis dengan wilayah yang belum terlalu padat penduduk sehingga memberikan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan di pekarangan rumah mereka, hal ini memberikan kesempatan warga untuk bercocok tanam di pekarangan rumah mereka. Selain itu jenis tanah yang terdapat di keluarahan Sekaran merupakan jenis tanah latosol yang cocok digunakan untuk bercocok tanam secara sederhana. Tanah latosol merupakan tanah yang mengalami pelapukan intensif sehingga terjadi pelindian kation-kation hara dan bahan organik dengan meninggalkan besi oksida (Fe2O3) dan aluminium oksida (Al2O3). Tingkat keasaman tanah latosol sekitar 4,5-6,0 dan kandungan hara yang rendah (Saptiningsih, 2015). Selain dari faktor internal (kondisi lingkungan), faktor eksternal mendukung perkembangan tumbuhan buah di Kelurahan Sekaran.
Masyarakat RT 05 RW 05 memiliki kepedulian terhadap lingkungan serta memiliki semangat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan sehat. Salah satunya kegiatan yang dilakukan adalah dengan pemanfaatan berbagai jenis sumber bahan organik sebagai pupuk organik untuk mendukung daya dukung keberadaan tumbuhan. Dengan pemanfaatan pupuk organik demikian dapat meningkatkan kesuburan dan produktivitas lahan marginal khususnya pada tanah latosol, sehingga kekayaan jenis tetap optimal.
Potensi tersebut mendukung untuk mengoptimalisasikan penamaman tamanan sayur dan buah di pekarangan masyarakat sekitar. Terutama ibu-ibu dan bapak-bapak yang menyukai dalam pengelolaan tanaman disekitar pekarangan rumah. Kegiatan
tersebut bisa menjadi sebuah kegemaran bagi masyarakat di RT 05 RW 05. Selain mengisi waktu luang kegiatan ini berfungsi memenuhi gizi dan ketahanan pangan untuk keluarga semasa pandemi. Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan lahan pekarangan disekitar rumah sebagai sumber ketahanan pangan selama masa pandemi dan menambah kesadaran masyarakat sekitar untuk lebih mempedulikan lingkungan sekitar rumah.
METODE PENELITIANMetode penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode studi Eksplorasi dan Wawancara. Pengambilan data primer menggunakan alat tulis untuk mencatat keanekaragaman jenis tumbuahan di setiap area pekarangan rumah warga dan kamera untuk mendokumentasikan setiap tumbuahan yang diamati.Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan Agustus 2020 di Desa Banaran RT 5 RW 5 yang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Gang Nakula dan Gang Sadewa.Terdapat dua jenis data yang diambil yaitu data primer yang diambil meliputi jenis-jenis tumbuhan. Data sekunder diambil melalui penelusuran kajian pustaka terhadap berbagai literatur, baik jurnal, buku, makalah maupun informasi dari internet yang berkaitan (Nugroho, dkk., 2015). Analisis data dilakukan secara kualitatif. analisis kualitatif dilakukan dengan cara mengkaji dan mendeskripsikan yang terkait dengan tumbuhan sayur dan kondisi lingkungan yang mendukung.
HASIL DAN PEMBAHASANPekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas tertentu di suatu bangunan seperti tempat tinggal atau rumah. Pekarangan juga mempunyai hubungan fungsional, baik ekonomi, biofisik, maupun sosial budaya dengan pemiliknya (Soemarwoto, 1981 dalam Swardana,
2020). Berdasarkan fungsi ini pekarangan dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, karena itu dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Fungsi lain dari lahan pekarangan yaitu meningkatkan ekonomi rumah tangga yang berasal dari penjualan hasil dari pekarangan. Pada saat ini kondisi pekarangan masyarakat belum dimanfaatkan dengan maksimal. Masyarakat belum sadar akan potensi pekarangan yang begitu besar.
Pemanfaatan pekarangan biasanya hanya sebagai sambilan atau mengisi waktu luang saja.Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan masyarakat Desa Banaran RT 05 RW 05 mengetahui tanaman sayuran dapat menunjang ketahanan pangan selama pandemi Covid19. Tumbuhan sayuran yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari diperoleh jenis sebanyak 24 spesies yang ditanam di pekarangan maupun di kebun.
Tabel 1. Daftar Jenis Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Ketahanan Pangan Selama Pandemi Covid19
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Bagian yang bermanfaat
Kandungan Lama Waktu Panen
Bayam hijau
Amarathus palmeri
Daun dan batang
Bayam hijau naik yang petik dan cabut banyak mengandung vitamin danmineral
Untuk bayam cabut, 3 sampai 4 minggu setelah tanam Sedangkan untuk bayam 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggusekali.
Bayam merah
Amarathus cruenthus
Daun dan batang
Bayam merah mengandung antosianin berperan sebagai antioksidan (Lingga, 2010).
Untuk bayam cabut, 3 sampai 4 minggu setelah tanam Sedangkan untuk bayam 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan intervalpemetikan seminggu sekali.
Binahong
Anredera cordifolia
Daun Dalam binahong terdapat kandungan metabolit sekunder daun binahong, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, steroid, triterpenoid, saponin, dan minyak atsiri, Rachmawati,(2008).
Setelah berusia sekitar 6 bulan setelah penanaman.
Buah Bit Beta vulgaris
Daun dan umbi
Mengandung serat yang tinggi, dan kaya akan kandungan zatbesi
Bit dapat dipanen pada umur 2 sampai 3 bulan setelah disebarkan
Buncis Phaseolusvulgaris
Polong buncis kaya akanvitamin A, C,dan K, sertaasam folat danserat
Tanaman buncis tipesemak tegak dapatdipanen pada umur 40sampai 45 hari, sedangkantipe merambatmemerlukan 10 sampai 20hari untuk dapat dipanen.(Diny Djuariah,Kementrian Pertanian)
CabaiMerah
Capsicumannum
Buah Mengandungkandungan gizidan vitamin.DiantaranyaKalori, Protein,Lemak,Karbohidrat,Kalsium,Vitamin A, B1dan Vitamin C.
Dapat dipanen setelahumur 3 sampai 4 bulansetelah tanam.Selanjutnya pemetikanbuahdilakukan selangwaktu 6 - 10 hari sekali.Panen cabe dipilih padatingkat kemasakan85-90% saat warna buahmerah kehitaman.
CabaiRawit
Capsicumfrutescens
Buah kandungan gizidan vitamin.DiantaranyaKalori, Protein,Lemak,Karbohidrat,Kalsium,Vitamin A, B1dan Vitamin C.
tanaman cabe mulaidipanen pada umur 75-80hari setelah tanam, panenberikutnya dilakukanselang waktu 2-3 harisekali
Caisim Brassicachinensisvar.parachinensis
Daun danbatang
Terdapatkandunganprotein, lemak,karbohidrat, Ca,P, Fe, VitaminA, Vitamin B,dan Vitamin C.
Panen pada umur 40-50hari, mulai dilakukan padaminggu ke 7 setelah tanam
DaunBawang
Prei
Alliumfistulosum
Daun danbatang
Daun danakar Alliumfistulosum mengandung saponindan tanin, disamping itudaunnyamengandungminyak atsiri
Umur panen 2 sampai 3bulan setelah tanam
Jagung Zea mays
Buah JagungmengandungberbagaiVitamin danMineral, danbeberapasenyawa tanaman seperti Ferulic acid, Anthocyanins, Zeaxanthin,Lutein dan Phytic acid.
Pemanenan jagungdilakukan pada saatjagung telah berumursekitar 100 hari.
Jeruk Purut
Citrus hystrix
Daun dan buah
Mengandung vitamin C
Memiliki masa tanam paling lama, yaitu selama1 sampai 2 tahun
Kacang Panjang
Vigna unguicu lata
Daun, biji, dan polong
alah satu sumber protein nabati yangbanyak dikonsumsi sebagian besar pendudukIndonesia.
Umur tanaman siap panen 3 sampai 4 bulan.
Kangkun g Darat
Ipomea reptans
Daun sumber vitamin provitamin A.
anen dilakukan setelahberumur kurang lebih 25 hari setelah tanam
Kemangi Ocimum sanctum
daun, bunga, dan batang
Dalam kemangi terdapat kandungan air, p rotein , serat, fosf or, kalium, β-kar oten, karotentotal, niasin, vita min C.
Sejak umur 50 hari sesudah tanam, daun kemangi sudah bisa dipanen.
Pepaya Carica papaya
daun, bunga, dan buah
Memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Pepaya dapat dipanen setelah masa tanam mencapai 10-12 bulan, dan setelah masa panen pertama ini pepaya akan terus menghasilkan buah hingga tanaman pepaya berusia kurang lebih 4tahun
Pisang Musa paradisiac a
buah dan bunga
Pisang mengandung Serat, Vitamin B6, Vitamin C, Potassium(Kalium)
Pohon pisang biasanya memasuki masa panen setelah berusia 1 stahun
Sawi Pagoda
Brassica narinosa
daun dan batang
Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi
Umur panen sawi kurang lebih 40 harisetelahtanam, sebaiknya terlebih dahulu dilihat fisik tanaman seperti warna, bentuk danukuran daun.
Sawi Sendok (Pakcoy)
Brassica rapa subsp. chinensis
daun dan batang
Mengandung vitamin pro A dan asamAskorbat yang tinggi
Dapat dipanen setelah umur kurang lebih 45 hari setelah tanam
Selada Lactuca sativa
daun dan batang
Dalam selada terdapat karbohidrat, protein, dan serat. Kandunga n vitamin di dalamnya juga lengkap, mulai dari vitamin A,B, C, D, E, dan K
Dapat dipanen setelah berumur 2 bulan,dengan cara mencabut batang tanaman atau memotong pangkal batang.
Selada merah
Lactuca sativa var. acephala
daun dan batang
Pada selada merah terdapat kandungan vita min di dalamnya juga lengkap, mulai dari vitamin A, B, C,D, E, dan K
Tanaman selada dapat dipanen pada umur 2 sampai dengan 3 bulan dari waktu menabur benih.
Seledri Apium graveolens
daun dan batang
Biji seledri digunakan sebagai bumbu dan penyedap. Ekstrak minyak bijinya berkasiatsebagai obat
Dapat dipanen setelah berumur 40 sampai dengan 150 hari setelah tanam. Saledri daun dipanen 4 sampai 8 hari sekali.
Terung Solanum melongena
Buah Terung mengandung zat antikanker,kandungan tripsin(protease)
Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3 sampai dengan 4 bulan.
Tomat Solanum lycoperciu m
Buah Mengandung vitamin A, Vitamin C, dan sedikit vitamin B.
Panen dan petik buah pertama setelah umur 2 sampai dengan 3 bulan. Panen dapat dilakukan antara 10 sampai 15 kali pemetikan buah denganintervalwaktu 2-3 hari.
Umbi Jalar
Ipomoea batatas
daun dan umbi
Umbi jalar merupakan sumber antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan,antimutagenik,dan anti
Panen ubi jalar dapat dilakukan pada umur 3 sampai dengan 5 bulanpada dataran rendah dan menengah.Sedangkan di dataran tinggi umur panen
karsinogenik. menjadi lebih panjang,yaitu 6 sampai dengan 8 bulan.
Berdasarkan tabel diatas didapat
kesimpulan bahwa pemanfaatan
pekarangan secara sederhana dapat
dilakukan masyarakat. Menurut Badan
Litbang Pertanian (2011), langkah-
langkah dalam pemanfaatan pekarangan
diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan media tanam
Tahapan awal yang dilakukan
adalah persiapan media tanam. Hal ini
dilakukan pada sebidang lahan dengan
cara membersihkan lahan dari gulma.
Pengendalian gulma secara
konvensional dilakukan dengan
mencabut menggunakan tangan. Tanah
yang telah dibersihkan dari gulma
selanjutnya dilakukan pencampuran
tanah dengan kompos ataupun kontoran
ternak untuk menambah unsur hara.
Kemudian bahan-bahan tersebut
dimasukkan ke dalam pot/polibag.
2. Pemilihan jenis tanaman
Pemilihan jenis tanaman dilakukan
berdasarkan keperluan dan kepentingan
dari rumah tangga. Tanaman yang akan
ditanam sebaiknya bervariasi dan
bertujuan memenuhi keperluan rumah
tangga terlebih dahulu. Jika terdapat
kelebihan hasil, dapat dilakukan
penjualan yang dapat menambah
pendapatan keluarga. Jenis tanaman
yang bisa ditanam adalah tanaman
untuk keperluan dapur seperti cabai,
tomat, sereh serta tanaman sayur
seperti kangkung, kacang panjang.
3. Pengaturan tata letak tanaman
Tata letak tanaman ini
berhubungan dengan kondisi paparan
matahari. Tata letak tanaman yang
dapat dilakukan adalah dengan
menanam tanaman yang berukuran
kecil di sebelah timur, sedangkan
tanaman tinggi di sebelah barat.
Selain itu, pengaturan juga dapat
dilakukan dengan sistem strata
bercampur dimana tanaman
berukuran kecil dan berukuran tinggi
ditanam berdekatan dengan syarat
tanaman kecil besar tidak
menghambat tanaman kecil untuk
mendapatkan sinar matahari yang
cukup.
4. Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dapat
dilakukan adalah penyiraman,
pemupukan, penyulaman,
pengendalian hama dan penyakit
serta gulma. Penyiraman dilakukan
dengan cara menggunakan air.
Pemupukan dapat dilakukan dengan
menggunakan pupuk anorganik
maupun pupuk organik. Penyulaman
dilakukan hanya jika tanaman di
petak tanaman atau di dalam pot
yang terserang penyakit dan hama.
Pengendalian gulma dapat dilakukan
secara manual dengan mencabut,
sedangkan pengendalian hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan
sistem pengendalian hama dan
penyakit secara terpadu.
Melalui sosialisasi dan study
eksplorasi, penamananan tanaman
sayur yang telah dilakukan. Masyarakat
memberikan reaksi yang antusias
terhadap kepedulian pada lahan
pekarangan sekitar rumah. Pola
pemanfataan tanaman pekarangan di
desa Banaran RT 5 RW 5 diperoleh 24
jenis tanaman sayur. Pola pemanfaatan
jenis tanaman yang terdapat di desa
Banaran RT 5 RW 5 yang dilakukan oleh
peneliti dengan cara melakukan
wawancara kepada warga mengenai
kegunaan dari tanaman pangan seperti:
tanaman pepaya, selain buah yang
dimanfaatkan, bunga dan daun pepaya
dapat diolah menjadi sayur untuk
dikonsumsi. Selain pepaya masyarakat
juga menaman umbi jalar yang
dimanfaatkan sebagai makanan
pengganti nasi. Contoh jenis tanaman
lain yang dimanfaatkan adalah binahong
yang dapat diolah sebagai sayuran,
karena menurut masyarakat setempat
dengan mengkonsumsi daun Binahong
dapat berkhasiat untuk mempercepat
penyembuhan luka, menurunkan kadar
asam urat, dan maag.
Berbagai tanaman mulai dilakukan
penamanan dan pemeliharaaan,
terutama tamanan dengan jangka
panen menengah yaitu cabai, tomat.
Selain itu juga masyarakat yang
memiliki lahan pekarangan yang lebih
luas memilih tanaman-tanaman
dengan umur menengah keatas
seperti papaya dan pisang. Bagi
masyarakat dengan pekarangan yang
dominan kecil lebih memilih menanam
tanaman sayur dengan jangka waktu
pendek, seperti bayam merah,
kangkung, caism, dan sayuran
lainnya.
Masa pandemi membuat warga
memanfaatkan pekarangan rumah
sebagai lahan berkebun secara kecil.
Menurut warga menanaman
dipekarangan rumah bisa menjadi
solusi untuk ketahanan pangan dan
mengisi waktu luang karena banyak
waktu yang dihabiskan dirumah,
dengan menanam sayur sendiri
walaupun dengan cara yang
sederhana warga merasa aman untuk
mengkonsumsinya. Warga di setiap
rumah berusaha menanam sayuran
sederhana seperti kangkung, sawi,
cabai, terong dan bayam. Ketahanan
pangan dapat tercapai jika dimulai
dari kesadaran diri sendiri, mulai dari
hal kecil, dan mejaga pola hidup
bersih dan serta memanfaatkan lahan
kosong karena di desa banaran
terkhusus RT 05 RW 05 setiap rumah
memiliki pekarangan yang cukup luas.
Hasil dan Manfaat Kegiatan
Kegiatan penanaman yang telah
dilakukan masyarakat sekitar,
menunjukkan bahwa warga masih
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
keasrian dan lingkungan rumah. Selain
itu penamanan tersebut membantu
masyarakat sekitar di sektor pangan
dalam masa Covid-19 ini. Lingkungan
pekarangan rumah terlihat lebih tertata
dan rapi, serta membuat masyarakat
lebih produktif saat berada di lingkungan
rumah.
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanKesimpulan yang bisa didapat
dari kegiatan penelitian ini adalah
warga RT 05 RW 05 terlihat sudah
mengoptimalisasikan lahan
pekarangan yang ada dengan
maksimal, terbukti dari adanya jenis–
jenis tanaman sayur dan buah yang
teramati di lahan pekarangan rumah–
rumah warga. Selain itu, warga RT 05
RW 05 terlihat memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap lingkungan dan
terlihat telah membantu masyarakat
sekitar di sektor pangan, terlebih pada
masa pandemi Covid-19 ini.
SaranDiharapkan, warga RT 05 RW
05 tetap memiliki kepedulian yang
tinggi dalam menjaga lingkungan
tetap asri dan tetap terus produktif
memanfaatkan lahan yang ada
terlebih sektor pangan walaupun
pandemi Covid-19 nantinya sudah
berakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, N., Saptana, N., & Purwantini, T. B. (2016). Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(1), 13. https://doi.org/10.21082/fae.v30n1.2012.13-30.
Badan Litbang Pertanian. (2011). Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Husna, N. El, Novita, M., & Rohaya, S. (2013). Anthocyanins Content and Antioxidant Activity of Fresh Purple Fleshed Sweet Potato and
Selected Products. Agritech, 33(3), 296–302.
Feriatin, Dirvamena Boer, dan Jamili. (2017). Keanekaragaman Tanaman Pekarangan Dan Pemanfaatannya Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Di Kecamatan Wakorumba Selatan. Berkala Penelitian Agronomi, 5 (2), 10 – 19
NAD, B. K. P. dan P. P. A. B. sama dengan B. P. T. P. (2009). Budidaya Tanaman Jagung. In Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.423 hal (p. 21).http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/27-Brosur Jagung1.pdf
Nugroho, Ary Susatyo., Tria Anis., Maria Ulfah. (2015). Analisis Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Berbuah Di Hutan Lindung Sukoronto, Kendal, Jawa Tengah dan Potensinya Sebagai Kawasan Konservasi Burung.Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(3): 472-476.
Sahid, O. T., Murti, R. H., & Trisnowati, S. (2014). Hasil dan Mutu Enam Galur Terung (Solanum
melongena L.). Vegetalika Vol.3 No.2, 9860(2), 127–131.
Sayar, F. (2019). Budidaya Tanaman Sayuran. Journal of Chemical Information and Modeling,53(9),1689–1699.https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Setiawati, W., Murtiningsih, R., Sopha, G. A., & Handayani, T. (2007). Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Sayuran, 1–143.
Susila, A. D. (2006). Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. In Bagian Produksi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Tnaman Departemen IPB.
Swardana, A. (2020). Optimalisasi Lahan Pekarangan Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Krisis Pangan di Masa Pandemi Covid-19. JAGROS Vol. 4 No. 2.
Widodo, Y. (2014). Teknologi Budidaya Praktis Ubi Jalar Mendukung Ketahanan Pangan Dan Usaha Agroindustri. Buletin Palawija, 0(17), 21–32. https://doi.org/10.21082/bulpalawija.v0n17.2009.p21-32
PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DAN BARANG BEKAS UNTUK BUDIDAYA TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DAN SAYURAN PADA MASA PANDEMI DI DESA BANARAN, KELURAHAN SEKARAN, KECAMATAN GUNUNGPATI,
KOTA SEMARANGIhsan Nurjamil1, Adzillina Maghfira Pradanti2, Putri Kusumaning Tyas3, Diyah Ayu Sapitri4, Nur
Fathoni5
11102417046, 22101416046 , 32311417037 , 42404417008 , 56301417154
1Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang2Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang
3Sastra Perancis, Universitas Negeri Semarang4Pendidikan Bahasa Mandarin, Universitas Negeri Semarang
5Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Semarang
1 Ihsannurjamil7@students.unnes.ac.id , 2 maghfiraadzillina@gmail.com , 3putriktys@students.unnes.ac.id, 4 dyysav@gmail.com ,, 5 ntony.dwe@yahoo.co
AbstrakPermasalahan yang timbul di Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran,
Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang yaitu pengalihfungsian lahan menjadi lahan usaha kos-kosan, menjadikannya lahan terbuka hijau atau lahan tanam menjadi berkurang. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pemanfaatan pekarangan sebagai lahan tanam sayur dan tanaman obat keluarga (TOGA). Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah (1) Memanfaatkan lahan pekarangan sebagai tempat tanam sayur dan tanaman obat keluarga; (2) Mengimplementasikan beberapa teknik sederhana penanaman lahan pekarangan dan pemeliharaannya yang dapat diimplementasikan dengan mudah oleh masyarakat; (3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, kesadaran serta memotivasi masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan kosong/ pekarangan sebagai sumber pangan/ketahanan pangan dan pendapatan keluarga. Metode kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian materi (penyuluhan), demonstrasi dan pendampingan. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa : (1) Teroptimalkannya dua lahan kosong yang ada di Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, untuk lahan tanam sayur dan tanaman obat keluarga (TOGA); (2) Anggota PKK terampil dalam memanfaatkan barang bekas rumah tangga untuk pembuatan pot/wadah tanaman. (3) Menambah pengetahuan warga dan anggota PKK tentang pentingnya pemanfaatan lahan pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga
Kata kunci : Pengoptimalan lahan, Pemanfaatan barang bekas, tanaman sayur dan tanaman obat keluarga, ketahanan pangan keluarga.
AbstractThe problem that arises in Banaran Hamlet, Sekaran Village, Gunungpati
District, Semarang City is that the conversion of land into boarding house business land, green open land or planting land is reduced. One way to overcome this is by using the yard as a planting area for vegetables and family medicinal plants (TOGA). The objectives of this community service program are (1) To utilize yard land as a place to grow vegetables and family medicinal plants; (2) Implementing some simple techniques of planting yard land and maintaining it which can be carried out easily by the community; (3) Increase knowledge and skills, awareness and motivate the community, especially the group of housewives in using empty
land / yards as a source of food and family income. The method of activities carried out is by presenting material (counseling), and assistance. From the results of the activities that have been carried out, it can be concluded that: (1) Optimization of two vacant land in Banaran Hamlet, Sekaran Village, Gunungpati District, Semarang City, for planting land for vegetables and family medicinal plants (TOGA); (2) PKK members make use of used household items for making plant pots / containers; (3) Increase the knowledge of the community and PKK members about the importance of utilizing homestead land to support family food security.
Keywords :Optimizing land, Utilization of used goods, vegetable crops and family medicinal plants, family food security
PENDAHULUANPekarangan adalah lahan terbuka
yang terdapat disekitar rumah tinggal. Lahan ini apabila dioptimalkan dengan baik akan bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan manusia itu sendiri. Namun pada saat ini penggunaan lahan sebagai lahan kos-kosan marak terjadi. Salah satunya di Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Salah satu penyebabnya adalah karena bertambahnya jumlah penduduk, seiring dengan banyaknya mahasiswa yang menempuh pendidikan di salah universitas yang ada di desa tersebut yaitu, Universitas Negeri Semarang.
Pertumbuhan penduduk dan kegiatan pembangunan yang cukup tinggi tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan, seperti berkurangnya lahan resapan air terutama pada saat musuh hujan, polusi udara dan sampah rumah tangga. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah permasalahan lingkungan tersebut adalah memanfaatkan lahan sempit yang tersisa untuk kegiatan bertanam sayur dan Toga (Tanaman Obat Keluarga) dengan memanfaatkan sampah rumah tangga seperti botol atau
ember bekas sebagai media tanam. Terlebih dalam masa pandemi seperti ini, kebutuhan akan konsumsi sayuran dan obat herbal menjadi sangat tinggi. oleh karena itu pengoptimalan lahan dan pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan agar lingkungan bisa menjadi produktif dan kebutuhan sayuran dan obat herbal bisa tercukupi secara mandiri, sehingga ketahanan pangan keluarga pada masa pandemi Covid-19 ini bisa tercapai.
METODE PELAKSANAANPengoptimalan lahan sempit dan
pemanfaatan barang bekas untuk budidaya tanaman obat keluarga dan sayuran pada masa pandemi di dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dilakukan di beberapa lokasi, dengan persebaran RT 04/04, RT 05/05, dan RT 07/05, target pemberdayaan adalah ibu-ibu PKK.Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan Juli sampai Agustus melalui pelatihan langsung kepada ibu-ibu PKK setempat dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Bentuk kegiatannya berupa pemberian materi (penyuluhan), demonstrasi dan pendampingan. Metode
ceramah dan diskusi dipilih untuk menyampaikan konsep-konsep yang menjadi urgensi dan inti agar mudah dimengerti oleh peserta pelatihan, yang dikombinasikan dengan materi pendukung yang cukup menarik
Metode demonstrasi juga digunakan untuk proses pelatihan yaitu tahap penyemaian, pemindahan bibit tanaman, serta cara pengelolaan tanaman secara langsung. serta proses pendampingan pembuatan budidaya tanaman sayur dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dengan mengoptimalkan lahan yang sempit dan memanfaatkan barang bekas yang tidak terpakai lagi. Tahap yang terakhir adalah monitoring/ pemantauan atau monitoring perkembangan budidaya tersebut...
Gambar 1. Diagram alir penelitianHASIL DAN PEMBAHASAN
Secara geografis Dusun Banaran merupakan bagian dari salah satu dusun yang ada di kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Dusun Banaran berbatasan langsung dengan daerah-daerah sekitarnya, di sebelah utara berbatasan dengan Dusun Trangkil, di sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Sekaran, di Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Bangkong dan di Sebelah barat berbatasan langsung dengan Dusun Persen. Dimana dusun Banaran terbagi menjadi 2 RW yakni RW 4 dan RW 5.
Observasi dilakukan sejak tanggal 9 Juli 2020, Daerah Dusun Banaran sebagian masyarakatnya memiliki mata pencaharian wirausaha, pedagang, petani. serta hampir semua masyarakat Dusun Banaran memiliki usaha kosan. Sehingga lahan Dusun Banaran sebagian besan beralih fungsi jadi kos-kosan, lahan terbuka atau pekarangan tidak tersedia luas.
Proses kegiatan budidaya tanaman sayur dengan mengoptimalkan lahan sempit dan barang bekas ini dilakukan pelatihan secara langsung kepada warga setempat dengan memperhatikan protokol kesehatan. kegiatan langsung ini dimaksudkan agar penyampaian informasi bisa secara efektif disampaikan kepada peserta pelatihan dan bisa terciptanya pelatihan yang lebih kompleks dan interaktif seperti diskusi, dikarenakan peserta pelatihan budidaya ini didominasi oleh orang tua yang mana tidak terlalu melek teknologi. Beberapa dokumentasi kegiatan pelatihan yang dilakukan di Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, sebagai berikut :a. Pelatihan budidaya tanaman sayur
dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
gambar 2. Tim sedang menyampaikan materi pelatihan.b. Pendampingan budidaya tanaman
sayur dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
gambar 3. Tim melakukan pendampingan budidaya TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di pekarangan umum.c. Pekarangan yang sudah
dimanfaatkan untuk program budidaya
gambar 4 dan 5. Pekarangan umum yang jadi salah satu objek program budidaya.
Pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman ini dilakukan dengan beberapa tahap yang pertama adalah pelatihan secara langsung yang menghadirkan perwakilan ibu-ibu PKK setempat. Materi yang disampaikan dalam pelatihan itu
meliputi urgensi kenapa harus melakukan budidaya tanaman sayur khususnya pada masa pandemik dilihat dari berbagai sudut pandang mulai kesehatan sampai ekonomi. kemudian bagaimana cara mengoptimalkan lahan sempit dan cara memanfaatkan barang bekas rumah tangga untuk budidaya tanaman sayur yang dikonsep dalam acara diskusi atau dialog interaktif.
Selanjutnya setelah dilakukan paparan materi dan diskusi, diadakan sesi demonstrasi yang dilakukan oleh tim, di sesi demonstrasi yang dilakukan adalah mengenai pembenihan, penyemaian, pemindahan bibit tanaman dan bagaimana cara membuat media tanam yang baik. Pada akhir pelatihan atau sosialisasi peserta dibekali juga bibit tanaman sayur yang telah disiapkan oleh tim dan dilanjutkan dengan pendampingan dalam pelaksanaan budidaya tanaman toga dan sayur.
Setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan budidaya sayur dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga), terkelola lah dua pekarangan umum yang kosong dengan menanam sayur dan tanaman obat keluarga serta pekarangan rumah sendiri untuk menanam sayur menggunakan media barang bekas perabot rumah tangga. Semua warga sekitar dapat memanfaatkan lahan budidaya itu ketika masa panen tiba. KESIMPULAN DAN SARANSimpulan
pengalihfungsian lahan menjadi lahan sebagai usaha kos-kosan di Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, merupakan salah satu masalah yang timbul akibat pertumbuhan penduduk karena adanya
para mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang. Sehingga lahan terbuka hijau dan lahan tanam semakin berkurang. usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pemanfaatan pekarangan sebagai lahan tanam sayur dan tanaman obat keluarga (TOGA).Saran
Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pelatihan budidaya tanaman, sosialisasi pengoptimalan lahan sempit dan pemanfaatan barang bekas sebagai pot/wadah atau media menanam, dilanjutkan dengan pendampingan dan diakhiri dengan monitoring. Kegiatan ini berjalan baik dengan terkelolanya dua lahan sempit menjadi lahan tanam sayur dan tanaman obat keluarga (TOGA) serta pemanfaatan barang bekas rumah tangga untuk pot/wadah media tanam. untuk menanam di pekarangan rumah yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.
DAFTAR PUSTAKAAshari, N., Saptana, N., & Purwantini, T.
B. (2016). Potensi dan Prospek
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
untuk Mendukung Ketahanan
Pangan. Forum Penelitian Agro
Ekonomi, 30(1), 13.
doi:10.21082/fae.v30n1.2012.13-
30
N.P., S. D., Widyasanti, A., & Rahmah,
D. M. (n.d.). PEMANFAATAN
LAHAN PEKARANGAN DENGAN
MENERAPKAN KONSEP
KAWASAN RUMAH PANGAN
LESTARI. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/nju/index
.php/abdimas/article/view/10984
PEMANFAATAN PEKARANGAN
RUMAH. (n.d.). Retrieved from
https://bulelengkab.go.id/detail/artik
el/pemanfaatan-pekarangan-
rumah-89#:~:text=Fungsi
pekarangan secara umum:,Sumber
bumbu, rempah masakan.
Subagyo. (2020, June 26). Pertanian
pekarangan jaga ketahanan
pangan keluarga di era pandemi.
Retrieved from
https://www.antaranews.com/berita
/1574796/pertanian-pekarangan-
jaga-ketahanan-pangan-keluarga-
di-era-pandemi
PENANAMAN CABAI MENGGUNAKAN HIDROPONIK
Nur Atiqoh
2404417001
Pendidikan Bahasa Mandarin, Universitas Negeri Semarangatiqohnur21@gmail.com
ABSTRAK
Kota Semarang disebut-sebut sebagai kota metropolitan yang memiliki luas 373,70
km atau 37.366.836 Ha terdiri dari 16 kecamatan dan 117 kelurahan. Salah satunya adalah
kelurahan Sekaran. Sekaran berada di kecamatan Gunung Pati, kota Semarang, Jawa Tengah.
Kelurahan Sekaran di kenal sebagai kelurahan yang ramah lingkungan meskipun di kelurahan
Sekaran padat dengan penduduknya tetapi lahan dimanfaatkan dengan sangat baik salah
satunya adalah penanaman yang menggunakan media hydroponik. Penanaman menggunakan
media hydroponik memang belum banyak di lakukan di kelurahan Sekaran tetapi akhir- akhir
ini penanaman media hidroponik menjadi tren terutama selama new normal. Oleh itu tim
KKN melalui program kerja budidaya tanaman membuat penanaman cabai melalui media
hidroponik di RT 04 RW 04 Sekaran. Cabai merupakan tanaman buah dan sayuran pelengkap
atau bumbu yang memiliki rasa pedas sebagai penguat makanan yang digunakan untuk
keperluan memasak . Bagi orang yang menyukai masakan pedas tidaklah lengkap rasanya
jika tidak ada sambal atau cabe. Harga cabe di pasaran sering tak menentu terkadang murah
dan terkadang mahal, untuk menyiasati harga cabe yang tinggi alangkah baiknya jika Anda
menanam tanaman hidroponik cabe di pekarangan sekitar rumah. Penanaman media
hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari
tanah. Secara harfiah, hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran
hara. Tujuan dari program ini adalah untuk memanfaatkan lahan yang sempit.
Kata kunci : Sekaran,Cabai,Hidroponik
PENDAHULUAN
Kota Semarang secara geografis terletak
antara 6 50’ – 710’ Lintang Selatan dan garis
109 35’ – 11050’ Bujur Timur, dengan
batas-batas sebelah utara dengan Laut Jawa,
sebelah Timur dengan Kabupaten Demak,
sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal,
dan sebelah Selatan dengan Kabupaten
Semarang. Suhu udara kota Semarang
berkisar antara 20-30 Celcius dan suhu rata-
rata 27 Celcius. Kota Semarang memiliki
luas 373,70 km atau 37.366.836 Ha terdiri
dari 16 Kecamatan dan 117 Kelurahan.
Di kota Semarang pada tahun 2016
sudah diterapkan berbagai tematik di
beberapa kelurahan. Kampung tematik di
Semarang ada kampung batik, kampung
lunpia dan kampung hidroponik. Kampung
Hidroponik Semarang terletak di kawasan
kecamatan Semarang Utara. Kampung
Hidroponik terbentuk pada tahun 2017 atas
dorongan dari Dinas Pertanian Kota
Semarang yang memberikan pipa sebagai
media tanaman hidroponik. Penanaman
hidroponik ini akan diterapkan pula di RT.04
/ RW. 04 kelurahan Sekaran.
Penetapan Kawasan Sekaran sebagai
Kawasan Pendidikan merupakan kebijakan
Pemerintah Kota Semarang Jawa Tengah,
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan
lahan pendidikan tinggi yang ada di Kota
Semarang disamping Kawasan Tembalang
dan Kawasan Banyumanik. Keterbatasan
lahan dipusat Kota Semarang dan adanya
dukungan kebijaksanaan pengembangan
wilayah telah mendorong penggunaan
Kawasan Sekaran untuk pembangunan
kampus perguruan tinggi. Kelurahan
Sekaran dilihat dari keadaan geografisnya,
sebagian besar wilayahnya berupa dataran
tinggi, berbukit, dan bergunung yang terdiri
dari daerah pertanian, tegalan, dan kebun
dengan sebagian besar dimanfaatkan untuk
perumahan penduduk (pemukiman. Batas-
batas wilayah Sekaran : Bagian Barat :
Berbatasan dengan Kelurahan Kalisegoro,
Bagian Utara : Berbatasan dengan Kelurahan
Sukorejo, Bagian Timur : Berbatasan
dengan Kelurahan Srondol, Kulon Bagian
Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan
Patemon. Luas wilayah pada Kelurahan
Sekarang 490,718 Ha, yang terdiri dari 5
dusun, 7 RW dan 25 RT. Mata pencaharian
penduduk 5 (lima) tahun terakhir terlihat
adanya pengurangan yang cukup drastis
pada jumlah penduduk yang bermata
pencaharian petani. Hal ini dimungkinkan,
karena banyaknya lahan sawah/ladang dan
perkebunan/pertanian yang berubah fungsi
menjadi lahan untuk aktivitas produksi dan
konsumsi.
Persoalan yang ada di masyarakat
Kelurahan Sekaran menjadi hal yang harus
diperhatikan karena, belum banyaknya
penanaman sayuran dengan media
hidroponik dan situasi yang tidak
memungkinkan untuk berkegiatan sering di
luar rumah. Namun, sekarang kita sudah
memasuki era New Normal yang mana
semua kegiatan dapat berjalan seperti biasa
tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan
yang berlaku. Dengan adanya pelatihan
budidaya tanaman menggunakan media
hidroponik dapat mengisi waktu luang saat
berada dirumah. Selain itu juga hasil
tanaman sayuran yang sudah ditanam akan
dikonsumsi sendiri oleh warga sekitar.
Hidroponik berasal dari kata Yunani
yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang
artinya daya. Hidroponik adalah suatu
budidaya menanam dengan menggunakan
air tanpa menggunakan tanah dan
menekankan penumbuhan kebutuhan nutrisi
untuk tanaman. Media tanam hidroponik
memakai air jadi lebih efisien, jadi sangat
cocok diterapkan pada daerah yang
mempunyai pasokan air yang terbatas dan
lahan yang sempit. Contoh jenis tanaman
yang dapat ditanam dengan media
hidroponik adalah paprika, tomat, timun
jepang, melon, cabai, kangkung, bayam, dan
sawi.
METODE
Menanam cabe hidroponik
merupakan salah satu alternatif yang bisa
dilakukan jika tidak memiliki pekarangan
luas. Langkah-langkahnya pun terbilang
sederhana, mulai dari pemilihan bibit,
penyemaian, pembuatan media tanam,
pemindahan ke media tanam, pembesaran,
dan panen. Sebelum proses penanaman,
umumnya diharuskan untuk melakukan
pemilihan dan penyemaian bibit. Hal ini,
bertujuan supaya mendapatkan benih cabe
yang benar-benar siap untuk dibudidayakan
atau benih unggul. Setelah proses ini
dilakukan, bisa mulai memindahkan benih
cabe ke media tanam yang telah disiapkan.
Misalnya, rockwool. Pada tahap berikutya,
tinggal melakukan perawatan khususnya
memenuhi unsur hara (pemberian nutrisi)
yang diperlukan oleh tumbuhan cabe ini.
Pada langkah di bawah ada beberapa
yang perlu disiapkan, di antaranya bibit,
rockwool, nutrisi, pipa paralon, ember, dan
pompa. Namun, bila hanya menggunakan
sistem wick tak membutuhkan pompa.
Masing-masing item ini bisa ditemukan di
toko pertanian terdekat atau online. Namun,
juga bisa memnggunakan set hidroponik.
Metode pengabdian kepada
masyarakat ini adalah berupa penyuluhan
dalam bentuk ceramah dan diskusi/tanya
jawab serta dilanjutkan dengan praktik
demonstrasi hidroponik berupa cara
penyemaian bibit cabai dengan
menggunakan rockwool (media tanam
pengganti tanah). Pelaksanaan penyuluhan
dan praktik dengan menggunakan metode
pendidikan kepada masyarakat melalui
penyuluhan dan praktik yang melibatkan
beberapa ibu ibu di Desa Sekaran sebagai
peserta. Penyuluhan dan praktik
dilaksanakan di salah satu rumah warga.
Penyuluhan dilakukan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang
hidroponik di kalangan ibu-ibu desa
Sekaran. Ibu-ibu ini hanya mengetahui
sistem hidroponik dengan biaya yang mahal,
padahal hal tersebut dapat diminimalisir
dengan biaya yang murah. Dengan hal
tersebut, maka dilaksanakan penyuluhan
agar pola pikir masyarakat terhadap
hidroponik dapat berubah. Praktik atau
demonstrasi dilaksanakan setelah
mendapatkan penyuluhan. Praktik yang
dapat dilakukan hanya sampai penyemaian
bibit, dikarenakan membutuhkan waktu dua
hari untuk menjadikan bibit tersebut menjadi
embrio. Selain itu, disediakan botol-botol
bekas air mineral yang digunakan sebagai
pengganti instalasi air serta diberikan nutrisi
sebagai pengganti pupuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya tanaman
Penanaman menggunakan media
hidroponik tidak hanya tanaman cabai ada
beberapa tanaman sayuran yang dapat
menggunakan media contohnya kangkung,
sawi, daun bawang dan lain-lain. Tim KKN
lebih berfokus kepada penanaman cabai
karena Cabai merupakan tanaman buah dan
sayuran pelengkap atau bumbu yang
memiliki rasa pedas sebagai penguat
makanan yang digunakan untuk keperluan
memasak. Bagi orang yang menyukai
masakan pedas tidaklah lengkap rasanya jika
tidak ada sambal atau cabe. Harga cabe di
pasaran sering tak menentu terkadang murah
dan terkadang mahal, untuk menyiasati
harga cabe yang tinggi alangkah baiknya
jika Anda menanam tanaman hidroponik
cabe di pekarangan sekitar rumah.
Penanaman menggunakan media
hidroponik pada program budidaya tanaman
merupakan salah satu yang dilakasanakan
oleh tim KKN dan bertujuan untuk
penghijauan di kelurahan sendangmulyo
dengan memanfaatkan lahan ada. Selain itu,
program budidaya tanaman juga mengajak
beberapa warga RT 04 RW 04 untuk
melakukan pelatihan budidaya tanaman yang
menggunakan media hidroponik dengan
memperhatikan protokol kesehatan karena
pandemi Covid-19 meskipun new normal
sudah diberlakukan bukan berarti protokol
kesahatan tidak dihiraukan . Penanaman
media hidroponik yang tim KKN pilih
adalah Cabai merupakan tanaman buah dan
sayuran pelengkap atau bumbu yang
memiliki rasa pedas sebagai penguat
makanan yang digunakan untuk keperluan
memasak. Bagi orang yang menyukai
masakan pedas tidaklah lengkap rasanya jika
tidak ada sambal atau cabe. Harga cabe di
pasaran sering tak menentu terkadang murah
dan terkadang mahal, untuk menyiasati
harga cabe yang tinggi alangkah baiknya
jika Anda menanam tanaman hidroponik
cabe di pekarangan sekitar rumah.
Penanaman menggunakan
hidroponik meminilimasir lahan karena
sekaran termasuk kelurahan yang memiliki
banyak perumahan sehingga tidak banyak
lahan yang kosong. Oleh karena itu program
penanaman hidrponik dilakukan agar warga
memanfaatkan lahan yang ada. Ada
beberapa kendala dari program tim KKN
yaitu pandemi Covid-19. Dengan adanya
pandemi tersebut media yang digunakan
untuk penanaman hidrponik dan bibit susah
untuk dicari tetapi kendala tersebut dapat tim
KKN tangani dengan baik sehingga program
budidaya tanaman dapat berjalan dengan
lancar.
Cara penanaman
Pastikan tanaman cabe yang akan digunakan
untuk bibit memiliki keseragaman
pertumbuhan, meliputi keseragaman tinggi
tanaman, bentuk daun, bentuk batang, warna
bunga dan bentuk buah cabe. Cabe yang
dihasilkan dari tanaman yang tidak memiliki
keseragaman jangan digunakan untuk
membuat benih karena nantinya kualitas
buah yang dihasilkan menjadi kurang baik.
Pertama-tama siapkan tempat media
tanam, wadah dapat memanfaatkan botol
bekas minuman, kaleng bekas, ember bekas,
atau pot bunga. Tempat digunakan untuk
menampung media tanam secara hidroponik.
Siapkan sabut kelapa yang telah dikeringkan
terlebih dahulu, lalu hancurkan sabut kelapa
tersebut hingga ukurannya menjadi kecil
(kurang lebih 1/2 cm). Sabut kelapa
berfungsi untuk menyimpan air dan unsur
hara agar tanaman cabe hidroponik bisa
tumbuh. Sediakan serbuk gergaji atau
sekam, kegunaannya hampir sama saja
dengan sabut kelapa, namun perlu
menambahkannya untuk mendiferfikasi
media tanam saja. Siapkan kerikil yang
berfungsi sebagai tempat merekatnya akar
atau memperkokoh tanaman cabe
hidroponik.
Persiapkan bibit cabe yang telah disemai
sebelumnya di tempat penyemaian telah
tumbuh kecambah. Pertama isi dulu dasar
dari wadah dengan sabut kelapa. Kemudian
isi wadah tanaman cabe hidroponik dengan
campuran serbuk gergaji + sabut kelapa +
kerikil (dicampur secara merata).
Perbandingannya 1:1:1. Lalu isi lagi wadah
dengan sabut kelapa saja. Pada lapisan
terakhir di lapisan paling atas isi wadah
dengan kerikil saja, ini untuk mengurangi
penguapan pada tanam hidroponik cabe.
Biarkan dan simpan wadah tersebut di
tempat yang teduh selama sehari semalam.
Setelah disimpan siram media hidroponik
dengan air yang telah dicampur dengan
pupuk dasar. Untuk pupuk dasar biasanya
menggunakan air pupuk kompos yang telah
difermentasikan. Siram hingga tingkat
kebasahan 60 %, cara mengetahui tingkat
kebasahan 60 % cucukan jari kedalam media
hidroponik tanaman cabe lalu angkat jari
tersebut. Jika jari basah namun tidak
meneteskan air maka itu sudah mendekati
kebasahan 60%. Biarkan pot tersebut selama
3 jam, setelah itu tanam bibit cabe di dalam
pot tersebut. Sampai langkah ini kegiatan
menanam cabe secara hidroponik telah
selesai. Hari-hari berikutnya kegiatan hanya
mengontrol kadar air dan pemupukan.
Pemeliharaan Tanaman Cabe Hidroponik
Selain memenuhi ketersediaan nutrisi,
tanaman hidroponik cabe juga perlu
dikontrol agar terhindar dari hama dan
penyakit. Hama dan penyakit yang biasanya
ditemukan pada tanaman cabe hidroponik
antara lain, kutu daun, tungau, thrips,
antraknosa, ulat, busuk buah, bercak daun
dan sebagainya. Jika belum begitu parah,
pengendalian hama dan penyakit bisa
dilakukan secara mekanis, yaitu membuang
dan memusnahkan bagian tanaman yang
terinfeksi.
Budidaya tanaman cabai secara
hidroponik hasilnya sudah dipastikan akan
lebih maksimal bila dibandingkan dengan
menanam cabe secara tradisional melalui
media tanah. Menanam hidroponik secara
langsung melengkapi nutrisi tanaman
tersebut secara instan bagi tanaman sehingga
semua unsur hara untuk pertumbuhan dapat
diserap dengan sempurna, serta dapat
mengontrol hama penyakit yang menyerang.
Tanaman cabe hidroponik dapat dipanen
pada usia 80 – 90 HST (Hari Setelah
Tanam).
Hasil
Penanaman yang dilakukan praktis dan tidak
banyak memakan tempat atau lahan,
penamaman ini bisa di lakukan dimanapun.
Hasil panen cabai dari media tanaman
hidroponik tim KKN bagikan ke warga.
Selain itu,tim KKN juga mengedukasi 5
orang warga sekitar dengan tatap muka atau
secara langsung dengan memperhatikan
protokol kesehatan meskipun new normal
sudah diberlakukan agar dapat melanjutkan
program budidaya tanaman
KESIMPULAN
Kesimpulan dari budidaya tanaman
cabai secara hidroponik adalah bahwa
penanaman budidaya sayuran cabai hanya
membutuhkan perawatan yang minim.
Selain itu, pertumbuhan cabai secara
hidroponik ketersediaan nutrisi harus selalu
diperhatikan. Diusahaan untuk selalu
engecek dan mengisi kembali setiap 2-3 hari
sekali terutama disaat cuaca dimusim
kemarau yang sangat panas dan terik-
teriknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/
pengertian-hidroponik/
https://tirto.id/tips-cara-jenis-bercocok-
tanam-hidroponik-untuk-pemula-fLMo
http://semarangkota.go.id/p/33/profil_kota
https://www.ayosemarang.com/read/
2018/11/02/37248/kampung-hidroponik-
semarang-berdayakan-ibu-rumah-tangga
Tiyorini. N, Hariyono, Khalimah. 2018.
PKM Bagi Ibu-Ibu PKK Rt.01 dan Rt.03
Rw.15 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungam Semarang dengan
Penanaman Cabai Menggunakan Teknik
Hidroponik.
Resh, H.M. 1998. Hydroponic Food
Production. Santa Barbara.
Woodbridge.
Suryana, Achmad. 2014. Menuju Ketahanan
Pangan Indonesia.
https://bibitonline.com/artikel/cara-
budidaya-tanaman-cabe-hidroponik-di-
rumah
Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan
Sistem Hidroponik ( Ida Syamsu R ) | 43
top related