dampa positif dan negatif majunya ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kesehatan gigi

Post on 19-Jan-2016

123 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

tugas media komunikasi

TRANSCRIPT

1

DAMPAK MAJUNYA

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

TERHADAP KESEHATAN GIGI

1. Dampak Positif

a. Ditemukannya Obat-obatan dan Cara Penanganannya Bagi Kesehatan Gigi

Penyakit berupa kuman secara ekologi harus ada di bumi. Kalau tidak ada, maka dunia akan penuh dengan makhluk hidup yang pada akhirnya bumi tidak mampu lagi mendukung kehidupan manusia. Cara-cara lama pengobatan penyakit dilakuakn oleh dukun yang umumnya mistis, sedangkan obat-obatan untuk penyembuhan diwujudkan dalam bentuk jamu. Kedua cara penyembuhan tersebut sampai sekarang masih banyak dipergunakan. Pengobatan fisik modern dilakukan oleh dokter dan resepnya berupa obat yang pembuatannya secara kimiawi oleh pabrik. Masyarakat yang makin modern lebih meyakini keampuhan pengobatan modern, sehingga peran dukun dan jamu kian terdesak. Keberhasilan mengatasi penyakit seputar gigi, terutama penyakit menular, menyebabkan angka kematian (mortalitas) menurun, sehingga populasi penduduk terus meningkat. Akibatnya manusialanjut usia, yaitu yang usianya lebih dari 60 tahun dan disebut lansia, makin hari makin banyak juga.

b. Ditemukannya Radioaktif yang Berguna dalam Kedokteran GigiPenggunaan perunut radioaktif untuk mendeteksi tempat-tempat

yang sakit sudah diketahui secara umum. Secara umum dampak terhadap peningkatan kesehatan adalah:1. Meningkatkan Ilmu dan Fasilitas di Bidang Kedokteran2. Meningkatkan Teknologi Obat-obatan3. Memberantas Penyakit Menular4. Membantu Timbulnya Penyakit tertentu

2

c. Ditemukannya Mikroskop, Sinar-X di Bidang Kedokteran GigiMikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi

vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat telah maju dengan pesat. Penemuan dalam bidang-bidang tersebut telah membebaskan manusia dari bahaya maut, akibat penyebaran wabah penyakit yang mengerikan seputar gigi seperti karies, hipermi pulpa, bahkan pulpitis yang berhubungan dengan diabetes. Serta penyakit berbahaya lainnya seperti cacar, pes, malaria, TBC, tumor, kanker, dan lain-lain.

d. Ditemukannya Gigi TiruanGigi tiruan adalah alat yang dibuat untuk menggantikan gigi yang

hilang dan jaringan lunak di sekitarnya. Seiring majunya teknologi, bahan dan alat dalam bidang kedokteran gigi, jenis gigi tiruan kini semakin bervariasi. Secara garis besar, gigi tiruan terbagi dalam kelompok:

• Gigi Tiruan Lepas

Gigi yang pemakaiannya dapat dilepas dan dapat digunakan untuk menggantikan kehilangan beberapa gigi (gigi tiruan sebagian) atau semua gigi di rahang atas dan rahang bawah (gigi tiruan penuh).

• Gigi Tiruan Cekat

Gigi tiruan yang direkatkan secara permanen dengan bantuan semen ke gigi asli atau akar gigi asli. Mahkota dan jembatan (crown dan bridge) merupakan jenis gigi tiruan cekat. Mahkota tiruan (crown) adalah restorasi yang menutupi permukaan luar mahkota gigi. Fungsi crown adalah mengembalikan fungsi dan melindungi jaringan gigi. Pembuatan crown dilakukan bila gigi sudah tidak mungkin direstorasi menggunakan bahan tambal biasa akibat kerusakannya. Atau, akibat gigi tidak lagi didukung oleh struktur gigi sehat yang kuat untuk menahan beban kunyah. Jembatan (bridge) adalah gigi tiruan cekat yang menggantikan satu atau lebih gigi yang didukung beberapa gigi penyangga di sebelah gigi yang hilang.

• Gigi Tiruan Implan

Akar gigi buatan yang ditanamkan di rahang dan berfungsi menyangga gigi tiruan. Implan memberikan fondasi yang stabil bagi gigi tiruan. Pada pembuatan gigi tiruan lepas, selain akrilik dan bahan metal, ada pula nilon termoplastik resin. Kelebihannya adalah dari segi estetika. Sebab, tidak menggunakan pegangan (cengkram) logam

3

pada gigi penyangga. Bahan bridge juga beragam. Ada yang seluruhnya terbuat dari porselen, ada logam berlapis porselen, ada pula porselen dengan kekuatan tinggi.

• Gigi Tiruan Immediate

Biasanya digunakan bagi pasien yang tidak ingin terlihat ompong setelah pencabutan gigi (dibuat sebelum gigi dicabut). Gigi tiruan ini mencegah pembengkakan serta perdarahan setelah pencabutan gigi. Namun, perlu diperbaiki setelah 3 bulan pemakaian sebab daerah bekas pencabutan akan berubah akibat penyusutan tulang rahang.

• Overdenture

Biasanya untuk kasus dengan penyusutan tulang rahang yang hanya tersisa sedikit gigi asli—perbandingan mahkota dan akar yang tertanam kurang memadai. pertama, saluran akar gigi (root canal treatment) asli dirawat. Kemudian, dipotong pendek dan diberi selubung. Setelah itu, di atas gigi dibuatkan gigi tiruan lepas. Tujuan dipertahankannya akar gigi asli adalah untuk mencegah penyusutan tulang rahang lebih lanjut. Bila diperlukan, selubung gigi dipasangkan magnet agar tetap stabil saat digunakan.

e. Ditemukannya Kawat GigiKawat gigi merupakan salah satu kemajuan teknologi yang

digunakan untuk kesehatan gigi. Jika perawatan berhasil, gigi menjadi rapi. Pemasangan kawat behel biasanya menyebabkan rasa pegal pada gigi yang sedang ditarik, diputar atau didorong. Namun, tentu saja dalam batas yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh kita. Kalau terlalu besar gayanya, gigi bisa rusak / mati syarafnya, sebaliknya bila kurang tentu tidak akan efektif. Dokter gigi yang melakukan perawatan / pemasangan kawat ini sudah memperhitungkan besar gaya tersebut dengan seksama. Jangka waktu pemakaian behel tergantung dari berat ringannya kelainan susunan gigi yang dirawat. Ketaatan dan kerjasama pasien dalam menjalani perawatan juga berperan.

f. Ditemukannya Tata Menu Makan Setiap Hari Untuk Kesehatan GigiDengan diketemukannya cara ini, sebagian besar masyarakat telah

mengatur menu makan dengan zat vitamin sehingga dapat memperlambat keausan setiap organ tubuh manusia dengan begitu akan memberi kesempatan untuk lebih lama.

4

g. Sebagai Media Komunikasi antar Pasien dengan Dokter GigiManusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri,

dan untuk dapat bertahan hidup manusia pun membutuhkan manusia lain untuk saling berkomunikasi, misalnya mengkonsultasikan penyakit yang diderita oleh pasien kepada dokter gigi atau pelayanan kesehatan gigi secara online dengan saling berkirim komentar pada forum tertentu. Dengan kemajuan IPTEK dalam bidang internet dan telepon memudahkan manusia untuk bisa tetap berkomunikasi meskipun di batasi jarak. Dengan demikian kebutuhan social dalam hidup manusia bisa terpenuhi.

h. Sebagai Lahan Informasi Kesehatan GigiSelain membutuhkan komunikasi, manusia juga membutuhkan

informasi, salah satunya informasi yang berkaitan dengan kesehatan gigi. Yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan juga menambah wawasan dengan dunia luar, yang mungkin tidak dapat di dapatkan jika tanpa bantuan IPTEK.Karena informasi adalah sesuatu yang sifatnya tidak terbatas, sama halnya dengan ilmu pengetahuan. Jika kita mencari hanya dengan cara yang manual mungkin hasil informasi yang kita dapatkan tidak semaksimal yang kita dapatkan melalui bantuan internet. Teknologi kedokteran adalah cara atau metode serta proses atau produk dalam bidang kedokteran gigi yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat, dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai sarana teknologi untuk mengupdate perkembangan terbaru, sebut saja kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran di publikasikan tiap tahun, teknologi informasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Diharapkan dengan berkembangnya teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan serta semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi, akses untuk masyarakat umum mendapatkan informasi menjadi sangat terbuka luas. Masyarakat juga harus mendapatkan informasi secara benar, sehingga masyarakat umum akan terlindungi dari informasi – informasi yang tidak benar dan kurang akurat terutama informasi di bidang kesehatan dan kedokteran.Teknolgi informasi di bidang kesehatan atau kedokteran, komputer juga telah memperlihatkan peran yang sangat signifikan

5

untuk menolong jiwa manusia, dan riset di bidang kedokteran, komputer di gunakan untuk mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat serta menganalisi organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit di lihat.

i. Meningkatnya Kerjasama dalam Bidang KesehatanKompetisi di antara praktisi kesehatan akan semakin ketat karena

keragaman pesaing yang ada di dalamnya. Semua hal ini tentu akan melatih dan membangun para dokter di seluruh negara. Semua ini adalah tantangan bagi kita. Kita harus siap untuk mengembangkan keahlian kita bekerja bersama para dokter gigi luar negeri yang datang ke Indonesia. Hawa kompetisi pasti akan sangat tajam. Kita harus mampu bersaing dengan mereka para ahli dari luar negeri. Selain berkompetisi, kita bisa memanfaatkan kerjasama ini untuk sharing ilmu dan bekerja sama mengembangkan ilmu kedokteran gigi di Indonesia. Sehingga tentu sangat berdampak positif dalam bidang kesehatan. kompetisi dalam industri kesehatan adalah kemampuan memberikan konsumen barang atau jasa untuk pemeliharaan kesehatan yang bermutu lebih baik, berharga lebih rendah, pelayanan yang lebih sempurna, lebih mudah terjangkau, memenuhi kebutuhan, tuntutan, harapan, dan kepuasan konsumen.

j. Meningkatnya Mutu Pelayanan Kesehatan GigiDampak kemajuan IPTEK terhadap jasa pelayanan kesehatan kini

telah terasa, terutama pada sektor kesehatan gigi. Bagi dokter gigi Indonesia bila tiba gilirannya diliberalisasi akan mendatangkan dampak positif, yaitu bertambahnya jumlah sarana dan tenaga kesehatan gigi, makin terbukanya kesempatan kerja bagi dokter gigi berkualifikasi internasional, serta meningkatnya mutu pelayanan kesehatan gigi.

6

2. Dampak Negatif

a. Efek Radiasi Rongent Gigi yang Berpotensi Menghasilkan Penyakit Baru

Alat rongent gigi yang dapat memicu penyakit baru salah satu contoh adalah penyakit kanker yang kita ketahui bersama bahwa hingga saat ini penyakit tersebut belum memiliki obat yang bisa mendeteksi hingga tercapainya suatu kesembuhan yang sempurna bagi para penderitanya. Selain itu unsur zat radioaktiv yang digunakan untuk mengobati penderita dapat menimbulkan radiasi yang berbahaya, dan tentunya hal tersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit baru yang berbahaya. Begitu halnya dengan alat komunikasi yang sering kita gunakan. Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah. Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia merespon hasil-hasil penelitian tersebut. Boleh saja para ahli mengingatkan bahayanya gelombang elektromagnetik, namun hampir selalu ditanggapi produsen dengan statement, “Aman-aman saja.” Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan proyek penelitian Franz Adlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan menganjurkan penggunaan telepon genggam hanya dalam keadaan darurat saja. Artinya, kalau di sekitar Anda tersedia telepon biasa sebaiknya Anda menghindari memakai telepon seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-free kapan saja memungkinkan.

b. Terganggunya Syaraf GigiSemakin majunya teknologi dalam hal perawatan gigi, yaitu seperti adanya alat bor gigi yang kemungkinan bisa menggangu kesehatan gigi. Misalnya, mekanisme yang dapat menyebabkan peradangan pada pulpa gigi selain disebabkan infeksi karena bakteri juga dapat disebabkan oleh pengeboran atau bahan kimia gigi lain yang menghasilkan zat panas pada gigi. Sehingga infeksi semakin lama kian berkembang, jika kondisi ini dibiarkan maka pulpa yang didalamnya terdiri dari saraf dan pembuluh darah akan meradang hingga akhirnya berakibat fatal dan berakibat kematian pada pulpa gigi.

7

c. Efek KetergantunganTeknologi yang kian berkembang juga dapat menimbulkan timabl

balik yang bersifat begatif seperti sifat ketergantungan. Para pengkonsumsi obat antibiotik yang banyak beredar di masyarakat ternyata tidak semata-mata hanya mengurangi keluhan yang ada tetapi juga menimbulkan ketergantungan dengan intensitas yang berbeda-beda dari masing-masing jenis antibiotik. Tidak hanya sampai pada hal tersebut, akan tetapi timbul suatu kemungkian yang menyebabkan penyakit tersebut memiliki tingkat kekebalan terhadap antibiotik tertentu.Pengaruh negatif lain bagi anak, adalah kecendrungan munculnya ‘kecanduan’ anak pada komputer. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial.Begitu halnya dengan kecenduan computer yang didominasi oleh usia dini. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik demi mengurangi dampak teknologi ini.

d. Kesalahan Persepsi diyakini Oleh MasyarakatEfek negatif yang juga dapat timbul karena kesalahan dari

persepsi masyarakat dalam mengkaji suatu pengetahuan yang ia dapatkan. Salah satu contoh yang terjadi di kalangan masyarakat adalah maraknya bila seseorang sakit gigi lebih baik dicabut daripada ditambal, karena setelah ditambal pun masih bisa sakit lagi. Ini merupakan suatu persepsi yang kurang benar di mata peneliti dan pakar gigi, bahwa yang dimaksud sebagai solusi untuk sakit gigi adalah pencabutan gigi adalah alternatif terakhir, bila perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Gigi sebisa mungkin dipertahankan dalam mulut, karena kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas dalam pengunyahan. Gigi yang hilang sebaiknya diganti dengan gigi tiruan, namun sebaik apapun gigi tiruan masih lebih baik gigi aslinya. Saat ini ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi

8

telah berkembang pesat. Material kedokteran gigi terus menerus diperbaiki, sehingga hasil tambalan yang baik dan tahan lama dapat dicapai.

e. Kerahasiaan Seseorang Tidak TerjaminMajunya peradaban teknologi juga tidak menjamin bahwa

penggunanya merasa aman atau terlindungi terhadap sesuatu yang berhubungan dengan privasi. Sekarang telah diciptakan pula perangkat lunak yang bisa mengukur risiko karang gigi dan lain-lain yang berkaitan dengan gigi. Pasien bisa mengirim email untuk meminta rekaman medik ke dokter . Namun hal ini masih dinilai memiliki permaslahan yang kaitannya dengan privasi pasien dan keamanan data tersebut.

f. Maraknya Malpraktek yang dilakukan Oleh Tenaga Kesehatan GigiAkhir-akhir ini, karena maraknya kasus dugaan malpraktek medik

atau kelalaian medik di Indonesia, ditambah “keberanian” pasien yang menjadi korban untuk menuntut hak-haknya, para dokter seakan baru mulai 'sibuk' berbenah diri. Terutama dalam menghadapi kasus malpraktek. 'Kesibukan' ini terjadi sejalan dengan makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

Praktek yang diatur dalam pasal 39-43. Pada bagian ketiga menegaskan tentang pemberian pelayanan, dimana paragraf 1 membahas tentang standar pelayanan yang diatur dengan Peraturan Menteri. Standar Pelayanan adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran. (6,10) Standar Profesi Kedokteran adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang dokter atau dokter gigi untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi. Standar profesi yang dimaksud adalah yang tercantum dalam KODEKI Pasal 2 dimana Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi, dimana tolak ukuran tertinggi adalah yang sesuai dengan perkembangan IPTEK Kedokteran, etika umum, etika kedokteran, hukum dan agama, sesuai tingkat/ jenjang pelayanan kesehatan dan situasi setempat.(9) Sesuai dengan Undang-Undang Praktek Kedokteran Pasal 45 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Sebelum memberikan persetujuan pasien harus diberi penjelasan yang

9

lengkap akan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter. Di mana penjelasan itu mencakup sekurang-kurangnya:a. diagnosis dan tata cara tindakan medis;b. tujuan tindakan medis yang dilakukan;c. alternatif tindakan lain dan risikonya;d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dane. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

g. Penyalahgunaan Teknologi Kedokteran GigiKarena ketergantungan pada teknologi, bisa saja terjadi

penggunaanya menjadi tidak tepat guna. Selain itu, persaingan yang ketat pun bisa menimbulkan persaingan tidak sehat. Selain persaingan yang tidak sehat, tujuan pelayanan kesehatan pun bisa melenceng dari tujuan awalnya. Pihak-pihak tertentu yang melihat peluang komersil pada kemajuan pelayanan kesehataan. Karean komersilnya itu, berakibat menjadi sentralisasi pelayanan kesehatan. Yang menjadi korbannya tentu daerah-daerah terpelosok, seperti saat ini, pelayanan kesehatan yang memadai hanya bisa dirasakan oleh orang-orang kota.

h. Meningkatnya Kesenjangan Sosial dalam KesehatanDampak majunya ilmu pengetahua dan teknologi terhadap jasa

pelayanan kesehatan kini telah terasa, terutama pada sektor kesehatan gigi. Bagi dokter gigi Indonesia bila tiba gilirannya diliberalisasi akan mendatangkan dampak positif sekaligus negative. Adapun dampak negatifnya adalah berubahnya filosofi pelayanan dari sosial menjadi komersial, makin sulitnya mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan, serta makin meningkatnya biaya pelayanan.

top related