desain instruksional - universitas hasanuddin · web viewdesain instruksional dapat dilakukan...
Post on 20-Mar-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DESAIN INSTRUKSIONAL(INSTRUCTIONAL DESIGN) Modul 1.08
DRS FRANS A.RUMATE *
BAB 1 PENDAHULUAN
A Isi Singkat - Tujuan Instruksional Khusus - Penjelasan beberapa hal khususB. Kegiatan Instruksional sebagai Suatu Sistem - Definisi sistem - Pendekatan Sistem :
Mengidentifikasi Mengembangkan Mengevaluasi (1) (2) (3)
Merevisi
- Model Pengembangan Instruksional (MPI) hal.13 TRANSP.Tahap mengidentifikasi - mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis TIU
- melakukan analisis instruksional- mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik awal mahasiswa
Tahap mengembangkan - menulis tujuan instruksional khusus- menulis tes acuan patokan- menyusun strategi instruksional- mengembangkan bahan instruksional
Tahap mengevaluasi dan Merevisi - evaluasi instruksional
C. Prinsip-Prinsip Instruksional : (berdasarkan Teori Belajar / Psikologi dan hasil penelitian)1. pengulangan respon yang menyenangkan (pengulangan)2. tujuan tujuan instruksional yang jelas (penciptaan kondisi perilaku belajar, metode dan
media))3. pemberian penguatan (umpan balik nilai, pujian, penghargaan)4. pemberian contoh dari alam nyata5. pemberian contoh dan non-contoh6. perhatian dan ketekunan7. pemcahan materi menjadi lebih kecil8. penggunaan model9. pemecahan keterampilan umum menjadi keterampilan khusus10. pemberian informasi kemajuan belajar11. perbedaan kecepatan belajar (prasyarat / entry behavior)12. mengatur sendiri waktu, cara dan sumber
1
BAB II MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL
A. Pengertian Pengembangan Instruksional
Pengembangan Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Instruksional Instruksional Instruksional
B. Berbagai Model Pengembangan Instruksional
Mengidentifikasi (Definisi masalah dan Organisasi)a. Identifikasi Masalahb. Analisis Latarc. Organisasi Pengelolaan
Mengembangkan (Analisis dan Pengembangan Sistem)a. Identifikasi Tujuanb. Penentuan Metodec. Pembuatan Prototipe
Mengevaluasi a. Uji Coba Prototip Instruksionalb. Analisis Hasilc. Implementasi /Uji Coba Ulang
C. Model yang Terbaik ?
Model MPI TRANSP.
Desain Instruksional dilakukan menggunakan Model MPI
Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan : 1. pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented); peserta harus dapat menjelaskan prinsip-
prinsip desain instruksional2. pendekatan-produk (product-oriented), peserta diharuskan menerapkan prinsip-prinsip ini
dalam mendesain sesuatu, menghasilkan produk desain.
Pada pelatihan ini peserta akan menghasilkan produk instruksional yang dinamakan Garis-Garis Besar Program Pelatihan (GBPP). Seorang staf pengajar di perguruan tinggi diwajibkan menyusun rancangan (desain) mata ajaran yang diasuhnya dalam format Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Sama halnya seorang instruktur atau trainer perlu menyusun keseluruhan rancangan (desain) pelatihan (training program) dalam suatu format Garis Besar Program Pelatihan (GBPP). Buku pedoman yang digunakan dalam pelatihan ini ialah modul 1.08 (Desain
2
Instruksional) dan 1.09 (GBPP dan SAP) dari Penataran Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) untuk staf pengajar di perguruan tinggi. Program pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengetahuan/keterampilan dasar mengajar bagi staf pengajar di perguruan tinggi, namun prinsip-prinsip dasar ini dapat pula digunakan untuk program pelatihan yang lain.
Perbandingan GBPPeng. dan GBPPel.
GBPP dirancang menggunakan pendekatan sistem, terdiri atas komponen-komponen :
GBPPengajaran GBPPelatihan
1. Nama mata kuliah : (Nama topik pelatihan)2. Kode/SKS : (Bobot materi pelatihan yang dapat diukur dengan jam)3. Deskripsi Singkat : (Lingkup topik pelatihan dan manfaatnya)4. Tujuan Instruksional
Umum (TIU) : (Kompetensi umum yang diharapkan dicapai pada akhir pelatihan)
5. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : (Kompetensi antara yang dijabarkan dari kompetensi umum) 6. Pokok Bahasan dan SubPokok Bahasan : (Materi pelatihan) 7. Estimasi waktu : (Waktu yang diperlukan untuk penyajian materi) 8. Pustaka : (Sumber materi pelajaran)
Contoh :
1. PANDUAN PELAKSANAAN PELATIHAN KEINSTRUKTURAN (TOT) BIDANG JASA KONSTRUKSI2. 10 hari3. (A) Latar Belakang dan (B) Tujuan4. Mentransfer pengetahuan (keterampilan) dan pengalaman kepada peserta pelatihan,
murid atau bawahan.5. Lihat (E) - menerapkan prinsip- prinsip pelatihan
- menerapkan metode ceramah- menerapkan cara bertanya- memilih pelatihan- menyusun rencana pelajaran- menerapkan latihan- menerapkan metode studi kasus dan curah pendapat- menilai hasil belajar
6. Lihat F No. 1-147. Lihat F kolom 3 (jumlah jam pelajaran)8. Nara sumber dan widyaiswara
GBPP ini selanjutnya diuraikan menjadi satuan-satuan acara pelatihan (Satuan Acara Pengajaran - SAP)
3
BAB III MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN INSTRUKSIONAL DAN MENULIS TIU
A. Pengertian Kebutuhan Instruksional1. Pengertian Kebutuhan Instruksional2. Kebutuhan Siapa3. Langkah-Langkah Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional
Mengidentifikasi Kebutuhan instruksional adalah suatu proses untuk :a. Menentukan kesenjangan penampilan mahasiswa yang disebabkan kekurangan
mendapatkan pendidikan dan pelatihanb. Mengidentifikasi bentuk kegiatan instruksional yang paling tepatc. Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan instruksional
tersebut.
Langkah 1. Mengidentifikasi kesenjangan hasil produk atau prestasi seseorang (what is) dengan hasil yang seharusnya (what should). Data perlu diperoleh dari laporan, melalui observasi, interviu, kuesioner, dll. Data tersebut hendaknya menyangkut hasil produk atau prestasi, bukan proses kerja . Langkah 2. Menilai kesenjangan tersebut dari segi :
- tingkat signifikansi pengaruhnya,- luas ruang lingkupnya- pentingnya kesenjangan tersebut terhadap masa depan lembaga atau program
Untuk itu perlu disajikan nilai kerugian yang dapat ditimbulkan dari kesenjangan tersebut dalam bentuk uang, waktu, pemborosan bahan, penyusutan kualitas kerja, bahaya yang ditimbulkan, dan faktor lain yang tidak dapat dihitung dalam bentuk biaya, misalnya menurunnya rasa aman, berkurangnya kerjasama, dan merosotnya motivasi kerja.(Contoh : Rendahnya mutu kerja 12 tukang ketik, sehingga 25% waktu diperlukan untuk mereka perbaiki kesalahan pengetikan. Jika dihitung waktu itu dalam bentuk uang (upah $12 /jam, 2 jam sehari (25% dari waktu kerja), selama 5 hari/minggu, 48 minggu/tahun, maka dalam setahun diperlukan biaya tambahan 12 x 2 x 5 x 48 x $ 12.- = $ 69.200
Langkah 3 - menganalisis kemungkinan penyebab kesenjangan melalui pelaksanaan observasi, interviu, dan analisis logis
- memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal dari kekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk diserahkan penyelesaiannya kepada pihak lain (Contoh tukang ketik, berdasarkan obeservasi kesalahan pengetikan diakibatkan oleh rendahnya mutu mesin tik, lingkungan kerja).
- mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal dari kekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.
Langkah 4- memisahkan mereka yang sudah pernah mengikuti pelatihan (lanjut langkah 5)
dengan yang belum pernah mengikuti pendidikan / pelatihan dalam bidangnya (lanjut ke langkah 8).
4
Langkah 5- memisahkan lagi yang sudah mengikuti pelatihan dalam kelompok yang sering
mengikuti pelatihan (lanjut ke langkah 6) dan yang jarang (lanjut ke langkah 7) Langkah 6
- kelompok yang sering mengikuti pendidikan atau latihan diberi umpan balik atas kekurangannya, dan diminta mempraktekkannya kembali sampai dapat melakukan tugas sesuai yang diharapkan
Langkah 7- kelompok yang masih jarang memperoleh pendidikan dan pelatihan diberi
kesempatan yang lebih banyak untuk mempraktekkannya dengansupervisi yang lebih ketat
Langkah 8- Untuk kelompok yang belum pernah memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap tersebut diadakan program pendidikan / pelatihan, lebih dulu dirumuskan TIU pelatihan.
-B. Merumuskan Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan (Umum) Pelatihan
Dari hasil analisis kebutuhan, dan judul pelatihan rumuskan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang diharapkan akan dicapai peserta pada akhir pelatihan.Kompetensi atau kemampuan ini disebut juga Perilaku (behavior). Benjamin Bloom membagi perilaku ini dalam 3 kawasan :Perilaku Kawasan Kognitif (Cognitive Domain), ialah perilaku yang merupakan hasil proses berpikir (hasil kerja otak); kawasan kognitif dibagi atas 6 tingkatan yang merupakan hirarki, mulai dari yang paling randah atau sederhana sampai ke jenjang paling tinggi atau kompleks. Perilaku Kawasan Psikomotor (Psychomotor Domain) , adalah perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia.Perilaku Kawasan Afektif (Affective Domain), adalah perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di lingkungan tertentu (sikap).
Taksonomi Bloom Taksonomi Gagne (TRANSP) (TRANSP)Kawasan Kognitif Kawasan Kognitif- Pengetahuan (mendefinisikan manajemen) - Informasi verbal- Pemahaman (membedakan fungsi meja dan kursi) - Keterampilan Intelektual- Penerapan (membuat gambar kegiatan proyek) - Konsep- Analisis (menjabarkan PLU menjadi PLK) - Diskriminasi- Sintesis (menyusun Desain Instr.untuk pelatihan tertentu) - Aturan tingkat tinggi- Evaluasi (memecahkan masalah instr.secara sistematis) - Prosedur
- Strategi KognitifKawasan Afektif (Bloom & Masia)
- penerimaan (Receiving), menerima nilai- pemberian respon (responding), membuat respon terhadap nilai- penilaian (valuing), menghargai nilai-nilai yang ada- pengorganisasian (organizing), mengorganisasi nilai-nilai- karakteristik (characterization), mengamalkan nilai secara konsisten
5
Kawasan Psikomotor (Anita Harrow) Kawasan Psikomotor (Dave)- persepsi - menirukan gerak- kesiapan - memanipulasi kata menjadi gerak - gerakan terbimbing - melakukan gerak dengan tepat- gerakan terbiasa - merangkaikan berbagai gerak- gerakan kompleks - melakukan gerak dengan wajar- penyesuaian pola gerak dan efisien- kreativitas
Menulis TIU
TIU terdiri atas : Kata kerja + Objek (= Perilaku = Behavior)- menggunakan kata kerja operasional (kegiatan yang dapat diamati), bukan kata
mengerti, memahami atau mengetahui- bukan berorientasi pada pengajar atau proses, melainkan suatu kemampuan akhir
mahasiswa yang diperlihtakan dalam bentuk Perilaku = Behavior)- menggunakan istilah akan dapat ….-
Rumusan TIU : Setelah menyelesaikan pelatihan ini, peserta pelatihan .. …… akan dapat (katakerja + objek) = perilaku atau behavior
Periksa kembali TIU Anda dengan kriteria berikut:1. Berisi perilaku (behavior) yang akan ditampilkan mahasiswa (trainee), bukan dosen atau
trainer. Perilaku tersebut adalah pengetahuan, keterampilan atau sikap yang harus dapat ditampilkan pada akhir pelajaran / pelatihan.
2. Berisi perilaku lengkap sebagai indikator keberhasilan peserta dalam pelajaran tersebut3. Berisi perilaku yang dapat diamati4. Berorientasi pada hasil belajar, bukan proses belajar5. Perilaku berjenjang (bila TIU lebih dari satu) dari yang lebih sederhana atau mudah sampai
pada yang lebih kompleks atau sulit.6. Dapat dicapai dengan kegiatan instruksional
BAB IV Melakukan Analisis Insruksional
TIU perlu dijabarkan / diuraikan dalam perilaku yang lebih spesifik (TIK), tetapi harus melalui jalan panjang, yaitu menganalisis Perilaku (kata kerja + objek) Umum (PLU) dalam TIU menjadi Perilaku Khusus (PLK) lalu menyempurnakan PLK menjadi TIK.
TIU TIK
PLU PLK
Perlunya melakukan analisis instruksional, agar supaya :- Daftar TIK yang disusun konsisten dengan TIU- Materi Tes terperinci
6
- Urutan isi pelajaran sistematis- Awal pembelajaran sesuai dengan kemampuan awal mahasiswa- Penyajian dapat disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa
Struktur Perilaku :- Hirarkikal, jika salah satu perilaku tidak dapat dilakukan sebelum menguasai
perilaku sebelumnya - Prosedural, menunjukan suatu urutan perilaku, tetapi tidak ada yang merupakan
prasyarat yang lain. Meskipun perilaku dilakukan beuruta, tetapi dapat dipelajari secara terpisah
- Pengelompokan, perilaku yang tidak mempunyai ketergantungan satu dengan yang lain, walaupun saling berhubungan.
- Kombinasi, kombinasi antara yang di atas
Langkah-Langkah melakukan Analisis Instruksional:1. menuliskan Perilaku Umum (behavior = PLU) yang ada dalam TIU2. menulis setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari PLU tersebut (5-10 buah, tetapi
dapat lebih)3. menyusun PLK tersebut dalam daftar urutan logis, dimulai dari PLU, PLK yang paling
dekat hubungannya dengan PLU, sampai yang paling jauh4. menambah atau mengurangi PLK jika perlu. Usahakan untuk melengkapi PLK tersebut.5. menulis setiap PLK dalam selembar kertas berukuran 3x5 cm6. menyusun kartu-kartu dalam struktur hirarkikal (urutan vertikal), prosedural (sejajar atau
horizontal) dan pengelompokan menurut kedudukan yang satu dengan yang lain. 7. bila perlu, tambahkan lagi PLK lain, atau kurangi bila berlebihan.8. gambarkan PLK-PLK tersebut dalam kotak-kotak di atas kertas lebar. Hubungkan kotak-
kotak dengan garis vertikal (dengan tanda panah ke atas) untuk struktur hirarkikal atau horizontal (dengan tanda panah ke kanan) untuk struktur prosedural atau pengelompokan (garis hubung tanpa tanda panah)..
9. meneliti kemungkinan menghubungkan dengan PLU lain (bila ada), dan PLK di bawahnya.
10. memberi nomor urut pada setiap PLK, sampai PLK yang terdekat PLU.11. mengkonsultasikan dengan teman atau tutor.
BAB V Mengidentifikasi Perilaku Awal dan Karakterisrik Awal
Mengidentifikasi Perilaku Awal mahasiswa / peserta pelatihan
(Penentuan populasi peserta pelatihan)
Peserta mata kuliah / pelatihan dapat sangat bervariasi. Untuk suatu pelatihan tertentu perlu ditetapkan prasyarat peserta sebelum mengikuti pelatihan (perilaku awal = PLA). Mahasiswa tahun I biasanya mengikuti kelas matrikulasi untuk menyamakan tingkat pengetahuan awal mereka. Apabila pengajar langsung mulai mengajar dari bagian yang sulit mahasiswa lain tidak dapat menangkap pelajaran yang diberikan; sebaliknya apabila dosen mulai dari materi yang mudah, maka mahasiswa yang sudah menguasai materi itu akan bosan mengikuti perkuliahan. Untuk mengatasi heterogennya peserta, terdapat 3 pendekatan :
7
Pendekatan I : mahasiswa / peserta menyesuaikan dengan materi , melalui proses seleksi (tes), pengelompokan (kursus Bahasa Inggris), lulus mata kuliah parsyarat.Pendekatan II , materi pelajaran disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa. Ini dapat dilakukan dengan sistem modul, seperti Universitas Terbuka, dimana mahasiswa belajar mandiri, tidak dapat dilakukan dalam sistem kelas.Pendekatan III, (kombinasi ke-2 pendekatan tersebut), dengan ciri sebagai berikut :
- menyeleksi penerimaan mahasiswa atas latar belakang pendidikan atau ijazah (administratif)
- melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan awal (bukan untuk seleksi, tetapi sebagai dasar penyusunan materi
- menyusun materi sesuai kemampuan awal tersebut- menggunakansisteminstruksional yang memungkinkan mah. Maju sesuai dengan
kecepatan dan kemampuan masing-masing- memberikan supervisi secara individual.
Karakteristik Awal mahasiswa / peserta
Minat mahasiswa/peserta pelatihan mungkin pada olahraga. Pemberian contoh disesuaikan dengan minat tersebut, kemampuan peserta berbahasa Inggris (jangan menggunakan terlalu banyakj istilah asing), kesenangan peserta akan lelucon, kemampuan komputer.Perlunya mengidentifikasi karakteristik awal ini untuk menyesuaikan pengembangan instruksioanl dan teknik penyajian di kelas. BAB VI Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
PLK yang telah dianalisis dari PLU selanjutnya disempurnakan menjadi TIK (specific instructional objective, enabling objective). Pernah pula digunakan istilah Sasaran belajar (SasBel).
TIK harus dirumuskan dengan jelas dan pasti (tertulis), agar tidak disalahtafsirkan, dan diinformasikan kepada mahasiswa. Jadi dosen dan mahasiswa mempunyai pengertian yang sama tentang apa yang tercantum dalam TIK.
TIK dirumuskan dalam katakerja yang dapat diamati (observable) Rumusan TIK hendaknya dapat diukur dengan tes atau alat ukur lain. TIK merupakan dasar dari pengembangan instruksional, yaitu :
o menyusun kisi-kisi tes,o menguji validitas isi tes, o mengembangkan materi pelajaran, o memilih metode instruksional o merupakan ukuran keberhasilan mahasiswa
Menyusun TIK lengkap dengan ABCD
A = audience (siapa yang belajar, misalnya calon instruktur pelatihan Jasa Konstruksi)B = behavior (perilaku yang spesifik yang diminculkan setelah selesai belajar, terdiri atas Kata kerja + objek C = condition (batasan yang diberikan, cara atau alat yang digunakan pada waktu memperagakan
8
perilaku atau B )D = degree (tingkat keberhasilan pada pencapaian perilaku, yang dapat menggunakan kriteria tertentu, misalnya dengan sempurna, tanpa salah 80 % benar, ukuran waktu, ukuran kertas folio, dan ukuran-ukuran lain).Seringkali digunakan urutan CABD (Condition di depan)
BAB VII Menyusun Tes Acuan Patokan
Mengukur keberhasilan pencapaian TIK dilakukan dengan tes. Penyusunan tes sebaiknya dilakukan setalah TIK dirumuskan. Apabila dilakukan setelah uraian pengajar, maka kemungkinan isi tes akan lebih tertuju pada uraian dosen, bukan pada pada pencapaian TIK.
Tes Acuan Patokan (Penilaian Acuan Patokan = PAP)
Butir tes yang mengacu pada TIK disebut tes acuan patokan (criterion-referenced test) atau objective-referenced. Skor yang diperoleh mahasiswa dapat ditafsirkan sebagai tingkat penguasaan terhadap perilaku yang diukur. Skor yang dicapai setiap mahasiswa dibandingkan terhadap skor maksimum yang mungkin dapat dicapai untuk perilaku dalam TIK. Cara penafsiran hasil tes seperti ini disebut penafsiran acuan patokan atau criterion-referenced interpretation., atau Penilaian Acuan Patokan (PAP)Contoh TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa Program Studi X akan dapat menyelesaikan pekerjaan sekurang-kurangnya 80 % benarPatokan batas lulus ialah 80%, jadi di bawah skor 80 tidak lulus (E) Skor 80-85 mendapat nilai D Skor 85,1 – 90 , nilai C Skor 90,1 – 95 , nilai B Di atas 95 nilai A
Tes Acuan Norma (Penilaian Acuan Norma = PAN) atau norm-referenced test. Tes ini digunakan untuk mengukur posisi atau kedudukan seseorang peserta tes di antara kelompoknya., bukan untuk mengukur tingkat penguasaan seseorang terhadap TIK. Karena maksud tes ini untuk menentukan kedudukan seseorang di antara kelompoknya, maka tes yang disusun harus dapat membedakan peserta yang satu dengan yang lain, peserta pandai dengan yang kurang pandai. Butir tes yang dipilih ialah:
1. yang mempunyai daya pembeda. Butir tes hendaknya dapat dijawab benar oleh mereka yang lebih pandai, dan tidak ada atau sedikit dijawab benar oleh yang kurang pandai. Pada uji-coba, jika semua peserta dapat menjawab suatu butir tes dengan benar , butir itu dibuang atau direvisi. Demikian pula jika butir tes tersebut djawab benar oleh sama banyak kelompok pandai dan kelompok kurang pandai.
2. mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Bila butir tes dapat dijawab oleh 90 % peserta, maka butir tes tersebut terlalu mudah. Sebaliknya butir tes terlalu sukar apabila hanya dapat dijawab oleh 10 % peserta. Tingkat kesulitan butir tes yang baik apabila yang menjawab benar berada sekitar 20-80% peserta.. Dari segi tingkat kesulitan, yangideal ialah apabila dapat dijawab oleh 50% peserta tes. Tetap apabila lebih besar yang menjawab benar itu dari kelompok kurang pandai dibanding kelompok pandai, maka butir tes itu tidak mempunyai daya beda yang baik.
9
Penentuan kelompok peserta pandai dan kurang pandai dilakukan dengan cara menghitung dan membandingkannya dengan rata-rata kelas. (Mean) Setelah itu dihitung simpangan baku atau SD
(standar deviasi) Bila jumlah peserta banyak maka akan berebntuk kurva normal. Penentuan Skor Akhir masing-masing peserta : Nilai A, jika skor akhir > (M + 2 SD ) B , jika skor berada di antara (M+1SD ) dan (M+2SD ) C, jika berada di antara (M-1SD ) dan (M+1SD ) D, jika berada di antara (M-2SD ) dan (M-1SD ) E, jika skor < (M-2SD )
BAB VIII Mengembangkan Strategi Instruksionaal
Persiapan sebelum masuk mengajar di kelas sangat penting agar kegiatan instruksionalnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, menarik dan bervariasi. Persiapan ini meliputi penyiapan materi, metode dan media serta fasilitas yang diperlukan.Sembilan urutan kegiatan instruksional (Briggs) :
BAB IX Mengembangkan Bahan Instruksional
BAB X Mengembangkan dan Malaksanakan Evaluasi Instruksonal
10
Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan dapat…
C1 (Cognitive - Pengetahuan)- menyebutkan nama-nama tulang manusia (Anatomi /Kedokteran)- menulis rumus regresi ganda (Statistik I)C2 ( Cognitive – Pemahaman)- menjelaskan prinsip dasar setiap ayat dalam
Hukum Perbankan Internasional (Hukum)- menjelaskan reaksi pencampuran senyawa kimia
dari nama-nama komersial (Pertanian)- menjelaskan secara deskriptif masalah penyakit
tidak menular (FKM)- menjelaskan anatomi- fisiologi pinggul wanita
(FKM)- menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang wanita (FKM)C3 (Cognitive- Penerapan)- menerapkan asuhan kebidanan pada kesehatan
(FKM)- menerapkan proses perawatan dalam memenuhi
kebutuhan gizi (FKM)
11
- menerapkan aspek-aspek hukum dan perundang- undangan Kesehatan dan Keperawatan
C4 (Cognitive – Analisis)- menjabarkan tujuan instruksional umum
menjadi tujuan-tujuan instruksional khusus (mk Desain Instruksional)- menentukan berbagai variabel penelitian
(Metode Penelitian I)- menganalisis masalah kependudukan yang
berkaitan dengan aspek kesehatan (FKM ?)C5 (Cognitive- Sintesis)- menyusun rancangan penelitian dalam bidang
yang diminati ( Penelitian I)- membuat “blue print” bangunan perkantoran
modern (Teknik Arsitektur)C6 (Cognitive - Evaluasi)- merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan
kinerja perusahaan yang dipilihnya sendiri (Pengembangan Usaha / Ekonomi)- memperbaiki program-program komputer yang
secara fisik tampak kurang baik dan kurang efisien (Algoritma dan Pemrograman)
12
DISKUSI KELOMPOK
Komponen-Komponen (sub- sistem) apa yang terdapat dalam Rancangan (Desain) Instruksional (Sistem)
Bagaimana kaitan antara
komponen yang satu dengan yang lain
13
RANCANGAN INSTRUKSIONAL (DESAIN INSTRUKSIONAL)
Komponen-Komponen Rancangan Instruksional : Tujuan Instruksional
Umum Tujuan Instruksional
Khusus Tes Materi Strategi Instruksional
Urutan Kegiatan Metode Media Waktu
Evaluasi Instruksional
14
GBPP DAN SAP (Hasil / Produk Rancangan Instruksional)
BEHAVIOR (PERILAKU)terdiri atas :
VERB (Kata Kerja), misalnya : Menyebutkan, Menjelaskan, Menerapkan, Menggunakan, Menjelaskan Hubungan, Memilih, Memecah, Menyebarkan, Menguraikan, Menyusun, dan Menilai
OBJECT (Objek atau Kata Benda), misalnya :
15
Rumus Korelasi, Kesehatan Anak, Anatomi Manusia, Kependudukan,
TULISKAN TIU ANDA
Isinya : Kompetensi umum yang akan dikuasai oleh mahasiswa pada akhir semester Sebagai pengajar apakah Anda
merasa puas atau merasa cukup bila pada akhir semester
16
mahasiswa Anda menguasai kompetensi umum itu ?
Apakah kompetensi umum itu relevan dengan kompetensi lulusan program studi yang diambil mahasiswa Anda ?
Apakah kompetrensi umum itu berupa : Hasil belajar, bukan proses belajar ?
: Kompetensi mahasiswa ?
17
JADWAL PELATIHAN KEINSTRUKTURAN (TOT)Di MAKASSAR 10 Juni s/d 20 Juni 2002
Waktu Jumat, 14 Juni Sabtu, 15 Juni Senin, 17 Juni Selasa, 18 Juni Rabu, 19 Juni Kamis, 20 Juni08.00-08.45 Analisis
InstruksionalGBPP Dasar
KomunikasiPraktek Mengajar Praktek Mengajar
08.45-09.30 Analisis Instruksional
GBPP Keterampilan Dasar Mengajar
Praktek Mengajar Sda
Praktek Mengajar Sda
09.30-10.15 Analisis Instruksional
GBPP Keterampilan Dasar Mengajar
Praktek Mengajar Sda
Praktek Mengajar Sda
Istirahat 110.30-11.15 Menulis TIK GBPP Media OHP/OHT Praktek Mengajar
SdaHER
11.15-12.00 Latihan Menulis TIK
GBPP Praktek Mengajar Sda
HER
Lunch13.00-13.45 Pendahuluan/
Pendekatan Sistem
Menulis Tes Acuan Patokan
SAP Praktek Mengajar Praktek Mengajar Sda
Evaluasi
13.45-14.30 Mengidentifikasi Kebutuhan
Non Tes/ Alternative Ass
SAP Praktek Mengajar Sda
Praktek Mengajar Sda
Sda
14.30-15.15 Taksonomi Tujuan
Pembelajaran
Mengembangjkan Strategi Instr
SAP Praktek Mengajar Sda
Praktek Mengajar Sda
Istirahat 216.00-16.45 Menulis TIU Mengembangkan
BahanSAP Praktek Mengajar
SdaPraktek Mengajar
Sda16.45-17.30 Latihan Menulis
TIUEvaluasi
InstruksionalSAP Praktek Mengajar
SdaPraktek Mengajar
Sda
18
JADWAL PELATIHAN KEINSTRUKTURAN (TOT)Di MAKASSAR 10 Juni s/d 20 Juni 2002
Waktu Jumat, 14 Juni Sabtu, 15 Juni Senin, 17 Juni Selasa, 18 Juni Rabu, 19 Juni Kamis, 20 Juni08.00-08.45 Desain
InstruksionalGBPP Panduan Praktek
MengajarPraktek Mengajar Praktek Mengajar
08.45-09.30 Desain Instruksional
GBPP Panduan Praktek Mengajar
Praktek Mengajar Praktek Mengajar
09.30-10.15 Desain Instruksional
GBPP Panduan Praktek Mengajar
Praktek Mengajar Praktek Mengajar
Istirahat 110.30-11.15 Desain
InstruksionalSAP Panduan Praktek
MengajarPraktek Mengajar HER
11.15-12.00 SAP Praktek Mengajar HERLunch
13.00-13.45 TEST SAP Praktek Mengajar Praktek Mengajar Evaluasi13.45-14.30 Desain
InstruksionalTEST SAP Praktek Mengajar Praktek Mengajar Evaluasi
14.30-15.15 Desain Instruksional
TEST SAP Praktek Mengajar Praktek Mengajar
Istirahat 216.00-16.45 Desain
InstruksionalGBPP SAP Praktek Mengajar Praktek Mengajar
16.45-17.30 Desain Instruksional
GBPP SAP Praktek Mengajar Praktek Mengajar
19
top related