diare
Post on 07-Aug-2015
25 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Diare
Diare adalah penyakit epidemik pada sistem pencernaan terutama pada
gastrointestinal berupa peningkatan frekuensi gerakan-gerakan usus atau pengurangan
dalam bentuk tinja (kelonggaran yang lebih besar dari tinja) atau juga dapat
didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak berbentuk atau dalam konsistensi
cair dengan frekuensi yang meningkat, umumnya frekuensi buang air besar > 3 kali
per hari, atau dengan perkiraan volume tinja > 200-250 gr per hari yang mengandung
air 70% sampai 95%. Diare sering disertai oleh nyeri, keinginan buang air besar
terus-menerus, adanya dorongan yang tiba-tiba untuk buang air besar di rektum dan
rasa tidak nyaman di perianus, dan ketidakmampuan untuk mengontrol atau
mengendalikan buang air besar (inkontinensia).4,5
Gambar 2.1. Sistem Gastrointestinal Manusia dalam Keadaan Normal.11
3
4
Diare dapat menyebabkan dehidrasi, yang berarti tubuh kekurangan cairan
yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Dehidrasi sangat berbahaya pada anak-
anak dan orang lanjut usia, dan harus segera diobati untuk menghindari masalah
kesehatan yang serius. Sejumlah besar Na+, K+, dan air keluar dari kolon dan usus
halus dalam tinja diare sehingga terjadi dehidrasi, hipovolemia (kekurangan
volume cairan pada tubuh), dan akhirnya syok dan kolaps kardiovaskular.6,7
2.2. Etiologi Umum Diare
Penyakit diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu infeksi bakteri,
terdapat beberapa bakteri yang tanpa sadar kita konsumsi pada makanan atau
minuman yang terkontaminasi, seperti bakteri Campylobacter, Salmonella, Shigella, and
Escherichia coli (E. coli). Kedua, infeksi virus, banyak virus yang dapat
menyebabkan diare, contohnya rotavirus, Norwalk virus, cytomegalovirus, herpes
simplex virus, and viral hepatitis. Ketiga, mengkonsumsi makanan yang sulit
dicerna oleh tubuh, seperti pemanis buatan atau gula laktosa pada susu.6,7
Keempat adalah parasit, parasit dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan
atau minuman yang dikonsumsi dan menempati sistem pencernaan tubuh. Contoh
parasit yang dapat menyebabkan diare adalah Giardia lamblia, Entamoeba
histolytica, and Cryptosporidium. Kelima, reaksi terhadap obat-obatan, seperti
antibiotik, obat tekanan darah, obat kanker, dan antasida yang mengandung
magnesium dapat menyebabkan diare. Keenam, penyakit pada usus, seperti
peradangan pada usus, colitis, sindrom Crohn, dan penyakit celiac sering
mengakibatkan terjadinya diare. Selanjutnya adalah gangguan fungsi usus, diare
dapat menjadi gejala sindrom iritasi usus besar.7
2.3. Mekanisme Diare
Mekanisme diare dapat dikategorikan menjadi lima, yaitu diare osmotik, diare
sekretori, diare eksudatif (permeabilitas), gangguan motilitas, dan malabsorpsi. Diare
osmotik ditandai dengan osmolalitas cairan feses secara signifikan lebih besar yang
5
disebabkan oleh zat-zat yang tidak sulit diabsorpsi. Contohnya adalah laktosa pada
pasien dengan defisiensi laktase dan beberapa obat pencahar osmotik.5,8
Diare sekretori biasanya disebabkan abnormalitas baik absorbsi maupun
sekresi elektrolit. Diare Sekretori secara normal berhubungan dengan meningkatnya
camp inttraselular. Diare eksudatif terjadi ketika permeabilitas usus meningkat yang
memungkinkan untuk kehilangan elektrolit, dan / atau protein plasma, darah ke
dalam lumen usus. Gangguan motilitas disebabkan oleh peningkatan atau penurunan
kontraksi peristaltik ritmis segmental sehingga menyebabkan variasi dalam
pengeluaran tinja, volume, dan konsistensinya. Kemudian malabsorpsi yang ditandai
dengan keluarnya tinja dalam jumlah besar disertai peningkatan osmolaritas akibat
nutrien dan kelebihan lemak (steatorea) yang tidak diserap.1,5
Gambar 2.2. Perbandingan jumlah air di intestinal pada kondisi normal dan diare.12
2.4. Klasifikasi Diare Secara Umum
Berdasarkan lamanya waktu terjadi diare, diare dibagi menjadi dua, yaitu
diare kronis dan diare akut. Diare akut adalah diare yang gejalanya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronis yaitu diare yang berlangsung
lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari
6
penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat
disebabkan virus, bakteri, dan parasit.9
2.4.1. Diare Kronis
Dikenal dengan nama diare kronis karena diare ini berlangsung cukup
lama, sekitar lebih dari 2 sampai 4 minggu. Diare kronis bukan suatu
kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang memiliki penyebab,
patogenesis, diagnosis, dan treatment yang multikompleks jika dibandingkan
dengan diare akut. Pada kejadian diare secara umum, sejumlah besar Na, K, dan
air keluar dari kolon dan usus halus dalam tinja atau feses diare sehingga dapat
terjadi dehidrasi, hipovolemia, dan akhirnya, syok dan kolaps kardiovaskular.
Dikarenakan diare kronis yang berlangsung lebih lama, akan terjadi hal-hal
tersebut di atas secara perlahan dan terus menerus sehingga pada akhirnya dapat
menimbulkan hipokalemia berat (kadar kalium yang rendah dalam darah) atau
suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L
darah. 4,6
Gambar 2.3. Gambar Usus pada Kondisi Diare Kronis.13
2.4.1.1. Patofisiologi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, diare kronis bukan suatu
kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan
patogenesisnya multikompleks. Beberapa hal yang dapat menyebabkan diare
7
adalah menurunnya absorbsi normal larutan dalam air, meningkatnya sekresi
elektrolit ke dalam lumen intestinal, adanya absorbsi yang buruk secara
osmosis larutan aktif di lumen usus, meningkatnya motilitas intestinal, serta
penyakit inflamasi yang menghasilkan darah, pus dan mucus.1
Selain itu, diare kronis tidak selalu disebabkan oleh kelainan pada
usus. Di negara maju, sindrom usus iritatif dan penyakit radang usus non
spesifik merupakan penyebab utama diare kronis. Sebaliknya, di negara
berkembang, infeksi dan parasit masih menjadi penyebab yang tersering.
Diare kronis dapat terjadi pada kelainan endokrin, kelainan pankreas, kelainan
hati, infeksi, keganasan, dan sebagainya.4
Diare sekretorik disebabkan oleh abnomalitas pada absorpsi maupun
sekresi cairan elektrolit melewati mukosa enterokolik. Ditandai dengan diare
cair dan volume fesesnya besar tanpa ada rasa nyeri. Dapat dikatakan, hal ini
disebabkan tidak memadainya permukaan absortif dari sekresi kripta normal.
Diare osmotik terjadi bila ada asupan makanan, lalu terjadi akumulasi larutan
yang sulit diserap dalam lumen intestinal. dan solut osmotik aktif dalam
lumen yang melampaui kapasitas resorpsi kolon. Kandungan air pada feses
meningkat sesuai dengan jumlah solut.1,4
Selain itu, diare osmotik juga disebabkan oleh tiga mekanisme utama
yaitu mengkonsumsi larutan yang sulit diabsorbsi seperti laktulosa, (SO4)2-,
(PO4)3- atau Mg2+, malabsorbsi secara menyeluruh, kegagalan mengabsorbsi
komponen diet yang spesifik seperti laktosa. Pada kasus intake makanan yang
sulit diabsorbsi, anion seperti (SO4)2- dan (PO4)3-, diare osmotik mungkin akan
memiliki gap larutan normal sebab perhitungan dengan kation lebih baik
daripada anion. Malabsorbsi karbohidrat menyebabkan diare osmotik karena
fermentasi bakteri terhadap karbohidrat sehingga menghasilkan feses yang
bersifat asam. Diare osmotik dapat dicegah melalui puasa dengan
mengeliminasi intake larutan yang menyebabkan diare.1,4
Diare inflamasi umumnya disertai dengan nyeri, demam, perdarahan,
atau tanda yang lainnya. Mekanismenya tidak hanya melalui eksudasi saja,
8
tetapi juga dapat melalui malabsorpsi lemak, gangguan absorpsi air atau
elektrolit dan hipersekresi atau hipermotilitas karena pelepasan sitokinin dan
mediator inflamasi yang lain.4
2.4.1.2. Etiologi
Berdasarkan patofisiologi yang mendasari terjadinya diare kronis,
maka penyebab utama diare kronis adalah yang pertama pada diare yang cair,
terjadi karena diare osmotik (salah satunya sebabnya adalah malabsorpsi
karbohidrat), diare sekretorik (dapat terjadi karena toksin bakterial,
malabsorpsi asam empedu ileum, penyakit inflamasi pada usus seperti
sindrom Chron, vaskulitis (keracunan dan obat), penyalahgunaan laxative,
gangguan pada motilitas atau regulasi, dan sebagainya), penyakit endokrin
(seperti Hipertiroidism, gastrinoma, somatostatinoma, sindrom carsinoinoid,
mastositosis) serta tumor lain (seperti karsinoma kolon, limfoma, villous
adenoma).4
Kedua adalah pada diare inflamasi dapat disebabkan oleh penyakit
inflamasi usus, penyakit infeksi (seperti infeksi bakteri invasive (TBC),
infeksi virus (herpes), serta infeksi parasit (karsinoma kolon, limfoma, kolitis
iskemik, kolitis radiasi). Ketiga adalah diare berlemak (fatty diarrhea)
disebabkan oleh sindrom malabsorpsi (contohnya malabsorpsi lemak),
pertumbuhan bakteri berlebih diusus halus (SIBO), insufisiensi (keadaan di
mana tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik) pada eksokrin pankreas,
konsentrasi asam empedu liminal inadequat (tidak memadai).4
2.4.1.3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, diare kronis dapat diklasifikasikan menjadi
diare inflamasi, diare osmotik (malabsorbsi), diare sekretori, dismotilitas
intestinal, dan diare factitia. Diare inflamasi ditandai dengan adanya demam,
nyeri perut, fases yang berdarah. Pada beberapa kasus terdapat
hipoalbuminemia, hipoglobulinemia, protein losing enterophaty. Mekanisme
9
inflamasi ini dapat bersamaan dengan malabsorbsi dan meningkatnya sekresi
intestinal. Terjadinya diare kronis yang berdarah dapat disebabkan oleh
Collitis Ulcerativa atau Chron’s Disease. Diare inflamasi dapat dilihat pada
pasien dengan enterokolitis radiasi kronis akibat iradasi malignansi terhadap
tractus urogenital wanita atau prostat pria. Diare juga terjadi sebagai hasil
malabsorbsi asam empedu yang disebabkan oleh inflamasi ileal atau
pertumbuhan bakteri dari striktur instestinal atau stasis.1
Diare osmotik terjadi jika cairan yang dicerna tidak seluruhnya
aiabsorbsi oleh usus halus akibat tekanan osmotik yang mendesak cairan ke
dalam lumen intestinal. Peningkatan volume cairan lumen tersebut meliputi
kapasitas kolon untuk reabsorbsi, nutrien dan obat sebagai cairan yang gagal
dicerna dan diabsorbsi. Pada umumnya penyebab diare osmotic adalah
malabsorbsi lemak atau karbohidrat. Diare osmotik dapat terjadi akibat
gangguan pencernaan kronis terhadap makanan tertentu (seperti buah,
gula/manisan, permen karet, makanan diet dan pemanis buatan), steatore
akibat tidak adekuatnya absorbsi, menurunnya transit time, dan menurunnya
garam empedu. Faktor lain yang mungkin mendukung diare adalah efek
osmotic cairan non absorbsi, hipersekresi gaster dan beberapa penyebab dari
pertumbuhan bakteri.1
Diare sekretori ditandai oleh volume feses yang besar oleh karena
abnormalitas cairan dan transport elektrolit. Diare sekretori terjadi pada
Carcinoid tumor traktus gastrointestinal sebagai suatu : sindrom Carcinoid.
Sindrom ini terjadi akibat substans vasoaktif sebagai secretagogue poten
intestinal, misalnya seratonin, histamin, katekolamin, prostaglandin dan kinin.
Diare terjadi karena sekresi dengan volume tinggi asam hidroklorik,
maldigesti lemak akibat inaktivasi lipase pankreas dan rendahnya pH asam
empedu. Diare Sekretori berat dapat terjadi pada reseksi dari ileum distal
sedikitnya 100 cm. Diare terjadi akibat stimulasi sekresi kolon oleh garam
empedu dihidroksi yang absorbsinya pada illeum terminal (diare kolerik).
10
Terjadinya diare sekretorik ini dapat diterangkan. Transit usus halus yang
cepat meningkatkan asam empedu kolon.1
Dismotilitas intestinal disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan
perubahan motilitas intestinal. Kasus paling sering adalah Irritable Bowel
Syndrome. Diare ini ditandai dengan adanya konstipasi, nyeri abdomen,
passase mucus dan rasa tidak sempurna dalam defaksi. Diare terjadi akibat
pengaruh fekal atau obstruksi tumor dengan melimpahnya cairan kolon
diantara feses atau obstruksi. Penyakit neurologi sering dihubungkan dengan
diare, disebabkan perubahan kontrol otonom dari fungsi defekasi. Faktor
tambahan termasuk pertumbuhan sekunder bakteri terhadap dismotilitas
intestinal dan insufisiensi eksokrin pankreas.1
Diare factitia terjadi pada pasien yang diduga memiliki riwayat
penyakit psikiatrik atau tanpa riwayat penyakit diare sebelumnya.
Penyebabnya dapat berupa infeksi intestinal, penggunaan yang salah terhadap
laktsantia. Kejadian ini terjadi pada sekitar 15 % pasien diare kronis.1
2.4.2. Diare Akut
Perbedaan mendasar antara diare akut dengan diare kronis adalah pada
durasi atau lamanya diare terjadi. Jika pada diare kronis durasinya mencapai
hingga 2 sampai 4 minggu, diare akut justru memiliki durasi yang lebih cepat
yaitu sekitar kurang dari 2 minggu serta memiliki gejala yang tiba-tiba.
Penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksius. Diare infeksius dapat
disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Diare infeksius yang akut dapat
menjadi penyebab utama malnutrisi kalori protein dan dehidrasi. Penyakit diare
infeksius dapat menular melalui melalui makanan atau air yang tercemar.9,10
Diare akut dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Diare
infeksius adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak-anak
di negara-negara berkembang. Diare akut atau infeksius pada orang dewasa
merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila tidak terjadi
komplikasi, maka dapat diobati sendiri oleh penderita. Namun, bila terjadi
11
komplikasi (seperti demam, gagal ginjal akut dan gangguan keseimbangan
elektrolit) akibat dehidrasi atau toksik juga dapat menyebabkan morbiditas dan
mortalitas. Sampai dewasa ini, diare akut masih merupakan masalah kesehatan,
tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju walaupun sudah
terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat.3,9,10
2.4.2.1. Epidemiologi
Diare akut merupakan masalah umum yang dapat ditemukan di
seluruh dunia. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2
kejadian/orang per tahun, sedangkan di negara berkembang lebih dari itu.
WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun
dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Di Amerika Serikat keluhan diare
menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek
dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan
kejadian diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama sampai dengan
keempat.9
Beberapa faktor epidemiologis yang dapat menyebabkan terjadinya
diare akut karena infeksi adalah bepergian (travelling baik domestik atau
internasional), penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, kontak
personal, adanya sangkaan food-borne transmisi dengan masa inkubasi yang
pendek. Jika tidak ada demam, menunjukkan adanya proses mekanisme
enterotoksisn. Sebaliknya, bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih
panjang.9,10
2.4.2.2. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya diare yang akut sama dengan diare kronis yaitu
diare osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi
bila ada bahan yang tidak dapat diserap sehingga dapat meningkatkan
12
osmolaritas dalam lumen sehingga terjadi diare, misalnya malabsorbsi
karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.9
Diare sekretorik terjadi bila ada gangguan transport elektrolit baik
absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi
akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh
garam empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik, serta
beberapa hormon intestinal (seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide
(VIP).9
Diare eksudatif dan inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa
baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat
infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,
inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi. Diare dapat terjadi akibat
lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua mekanisme
yang bekerja pada peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus.
Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang
menyebabkan terjadinya diare.9
2.4.2.3. Etiologi
Secara etiologi, diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, intoksikasi
(poisoning), alergi, reaksi obat-obatan, dan juga faktor psikis. Namun lebih dari
90% kasus diare akut disebabkan oleh infeksi. Sering disertai gejala muntah,
demam, dan nyeri perut. Sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh pengaruh
obat-obatan, toksin tertelan, alergi, iskemia, dan beberapa keadaan lain. Diare
akut akibat infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan
helminths (cacing).2,10
Virus merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak dengan
presentase hingga 70 – 80% dari seluruh kejadian diare akut pada anak. Ada
beberapa jenis virus sebagai penyebab terjadinya diare, di antaranya adalah
Rotavirus (serotype 1, 2, 3, 4, 8, dan 9 yang terdapat pada manusia), Norwalk
virus (terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne atau water borne
13
transmisi), Astrovirus (didapati pada anak dan dewasa), Adenovirus (type 40,
41), Small bowel structured virus, dan Cytomegalovirus.10
Kedua, ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare akut,
yaitu Enterotoxigenic E.coli (ETEC) dan ETEC tidak menyebabkan
kerusakan brush border atau menginvasi mukosa, Enterophatogenic E.coli
(EPEC) yang belum memiliki mekanisme terjadinya diare yang jelas,
Enteroaggregative E.coli (EAggEC) adalah bakteri yang melekat kuat pada
mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas,
Enteroinvasive E.coli (EIEC) yang memiliki peran seperti Shigella, EIEC
melakukan penetrasi dan multiplikasi di dalam sel epitel kolon sehingga
menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. Selanjutnya
Enterohemorrhagic E.coli (EHEC), Shigella spp yang jarang masuk ke dalam
aliran darah, Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) mungkin
menyebabkan diare melalui invasi ke dalam usus halus dan usus besar, Vibrio
cholerae 01 dan V.choleare 0139 yang dapat menyebabkan kontaminasi pada
air dan makanan sehingga akan menularkan kolera. V.cholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin
yang menyebabkan diare, serta bakteri Salmonella (non thypoid) yang dapat
menghasilkan enterotoksin sehingga menyebabkan diare. Bila terjadi
kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody diarrhea.10
Beberapa jenis protozoa juga dapat dimasukkan sebagai penyebab
diare akut, misalnya Giardia lamblia yang dapat menginfeksi usus dan
mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu, Entamoeba
histolytica, Cryptosporidium (di beberapa negara berkembang,
cryptosporidiosis 5 – 15% dari kasus diare pada anak), Microsporidium spp,
Isospora belli, dan Cyclospora cayatanensis.10
14
Gambar 2.4. Vibrio Cholera.14
Selain virus, bakteri dan protozoa, helminths atau cacing ternyata juga
dapat diklasifikasikan sebagai salah satu penyebab diare akut. Beberapa jenis
helminths yang dimaksud adalah Strongyloides stercoralis (cacing dewasa
dan larvanya dapat mengakibatkan kelainan pada mucosa usus sehingga
menimbulkan diare), Schistosoma spp (cacing darah ini menimbulkan
kelainan pada berbagai organ termasuk gastrointestinal dengan berbagai
manifestasi, termasuk diare dan perdarahan usus), Capilaria philippinensis
(cacing yang dapat menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis
watery diarrhea dan nyeri abdomen), Trichuris trichuria (infeksi berat dari
jenis cacing ini dapat menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen).10
2.4.2.4. Klasifikasi
Diare akut infeksi dapat diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis,
yaitu diare akut atas mekanisme Inflamatory, Non inflammatory, dan
Penetrating. Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di
kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir
dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Gejala klinis yang menyertai adalah
keluhan rasa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam,
tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Mikroorganisme penyebab seperti,
E.histolytica, Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),V.parahaemolitycus,
C.difficile, dan C.jejuni.9,10
15
Non Inflamatory diarrhea, diare disebabkan oleh adanya enterotoksin
yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan
darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya
minimal atau bahkan tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi
cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan
pengganti. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic
E.coli (ETEC), Salmonella. Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal
usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia,
dengan gejala klinis demam disertai diare. Mikrooragnisme penyebabnya
adalah S.thypi, S.parathypi A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis, Y.enterocolitidea,
dan C.fetus.9,10
Tabel 2.1. Karakteristik Pada 3 Tipe Diare Akut.10
Karakteristik Non Inflamatory Inflamatory Penetrating Gambaran Tinja : Watery
Volume >> Leukosit (-)
Bloody, mukus Volume sedang Leukosit PMN
Mukus Volume sedikit Leukosit MN
Demam (-) (+) (+) Nyeri Perut (-) (+) (+)/(-) Dehidrasi (+++) (+) (+)/(-) Tenesmus (-) (+) (-) Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis
top related