perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis rasio .../analisis...analisis rasio keuangan...
Post on 12-Aug-2019
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
SKRIPSI
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012i
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
SKRIPSI
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012i
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
SKRIPSI
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
Oleh:
NURVIYANTI
K7408244
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKART
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRAK
Nurviyanti. ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PER-UBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010. Skripsi, Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh analisis rasio keuanganterhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia dan apakah ukuran perusahaan dapat menjadi moderator kemampuan analisisrasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur atau tidak.
Populasi dalam penelitian ini adalah 148 perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Pengambilan sampel dilakukan denganmetode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 68 perusahaan manufaktur yangkemudian dikelompokkan menjadi 15 perusahaan berukuran besar dan 53 perusahaanberukuran kecil dengan menggunakan dummy. Pengujian analisis dilakukan dengananalisis regresi linier berganda. Analisis regresi model pertama untuk menjawabhipotesis pertama yaitu apakah analisis rasio keuangan mampu memprediksi perubahanlaba perusahaan manufaktur, sedangkan pada model regresi kedua menggunakan ukuranperusahaan sebagai variabel moderator yang diklasifikasikan dengan menggunakandummy.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) analisis rasio keuangan secara simultanberpengaruh signifikan terhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur dengannilai signifikan F (0.000) < 0.05, sedangkan secara persial terdapat dua rasio keuanganyang mampu memprediksi perubahan laba yaitu Debt Ratio dan Leverage Ratio dengannilai signifikan t < 0.05, yaitu pada model regresi pertama nilai signifikan t pada DebtRatio sebesar 0.011 dan nilai signifikan t pada Leverage Ratio sebesar 0.000, sedangkanpada model regresi kedua nilai signifikan t pada Debt Ratio sebesar 0.021 dan nilaisignifikan t pada Leverage Ratio sebesar 0.000. 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwaukuran perusahaan berpengaruh signifikan yang artinya ukuran perusahaan dapatmenjadi moderator kemampuan analisis rasio keuangan terhadap prediksi perubahanlaba perusahaan manufaktur yang ditunjukkan dengan nilai signifikan F (0,000) < 0,05.
Simpulan dari penelitian ini adalah analisis rasio keuangan mampu memprediksiperubahan laba perusahaan manufaktur dan ukuran perusahaan dapat menjadi moderatorkemampuan analisis rasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba perusahaanmanufaktur.
Kata kunci: analisis rasio keuangan,ukuran perusahaan, perubahan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
ABSTRACT
Nurviyanti. A FINANCIAL RATIO ANALYSIS ON THE PROFIT CHANGEPREDICTION IN THE MANUFACTURING COMPANIES ENLISTED ININDONESIAN STOCK EXCHANGE IN 2008-2010. Thesis, Teacher Training andEducation Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.
The objective of research is to find out the effect of financial ratio analysis on theprofit change prediction in the manufacturing companies enlisted in Indonesian StockExchange and whether or not the firm size can be a moderating variable for thecapability of ratio analysis in predicting the profit change in manufacturing companies.
The population of research was 148 manufacturing companies enlisted inIndonesia Stock Exchange in 2008-2010. The sampling method used was purposivesampling, obtaining 68 manufacturing companies divided into 15 large-scale companiesand 53 small-scale companies using dummy variable. The analysis was done using amultiple linear. The first model of regression analysis answered the first hypothesis thatwhether or not the financial ratio analysis can predict the profit change of manufacturingcompanies, while the second model used firm size as moderating variable that wasclassified using dummy.
The result of research showed that 1) the financial ratio analysis simultaneouslyaffected significantly the prediction of profit change in manufacturing companies withsignificance value F (0.000) < 0.05, while partially there were two financial ratios thatcould predict the profit change: Debt Ratio and Leverage Ratio with significance value t< 0.05, in which in the first regression model, the significance value t in Debt Ratio was0.011 and that in Leverage Ratio was 0.000. Meanwhile in second regression, thesignificance value t in Debt Ratio was 0.021 and that in Leverage Ratio was 0.000. 2)The result of research showed that the firm size affected significantly meaning that itcould become a moderating variable for the capability of financial ratio analysis inpredicting the manufacturing companies’ profit change as indicated by the significancevalue F (0.000) < 0.05).
The conclusion of research was that the financial ratio analysis could predict theprofit change in manufacturing companies and firm size could become a moderatingvariable for the capability of financial ratio analysis in predicting the manufacturingcompanies’ profit change.
Keywords: financial ratio analysis, firm size, profit change.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
MOTTO
“Jangan banyak bersikap ragu, tetapi diam berfikir dan berusahalah”
(Penulis)
“Berbuatlah terbaik bagi diri Anda sendiri, karena disitulah
terletak segala sesuatu yang mengangkat diri Anda”
(Ralph Wald Emerson)
Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin, anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin anda capai.
(Mario Teguh)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap.
(Q.S Al-Insyirah : 6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, rasa cinta penulis
dan terima kasih penulis kepada:
Ibu Samiatun dan Bapak Parwoto yang saya sayangi, cintai dan hormati yang selalu
memberikan motivasi, dukungan, pengorbanan dan doa yang luar biasa dan tiada
hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Saudara-saudaraku, mas Supri, mas Agus, mbak Tin, tole Zaky, mbak Umi, mbak Ning,
dan mas Tanto, yang selalu memberikan bantuan, semangat, motivasi dan doa.
Anto yang selalu setia memberikan dukungan, semangat, cinta dan doa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN
TERHADAP PREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapat-
kan gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bombingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan akuntansi.
4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stat, selaku pembimbing Akademik.
5. Dra. Sri Witurachmi, MM, selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi,
bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Sohidin, SE, M.Si, Akt, selaku pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan,
bimbingan, saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd selaku ketua penguji skripsi atas bantuan dan penilaian
yang diberikan kepada penulis.
8. Drs. Sukrman, MM selaku terima kasih atas bantuan dan penilaian yang diberikan
kepada penulis.
9. Bapak, Ibu dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, dukungan, pengorbanan,
doa yang luar biasa dan tiada hentinya.
10. Teman-teman Wisma Ratna, Dana, mba Ayu, Okta, Watin, Nita dan Yuyun, terima
kasih atas semua bantuan, kebersamaan dan semangat yang pernah tercipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
11. Sahabat-sahabatku, Eny, Abram, Unink, dan Dandy, terima kasih atas semangat
yang diberikan kepada penulis.
12. Temen-teman seperjuanganku, mbak Niken, Iis, Iin, Isti, Siti, Tri S, mbak Lis, Dije,
terima kasih atas semangatnya dan sukses untuk kita semua.
13. Teman-teman PAK 2008.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keter-
batasan dari penulis. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN REVISI...................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... viii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... xi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... x
KATA PENGANTAR.................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ......................................................................................... 10
1. Laporan Keuangan......................................................................... 10
2. Laba ............................................................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
3. Analisis Rasio Keuangan ............................................................... 15
4. Ukuran perusahaan ........................................................................ 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 29
C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 35
D. Hipotesis .............................................................................................. 38
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 50
B. Rancangan Penelitian........................................................................... 51
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 60
D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 61
E. Pengumpulan Data ............................................................................... 62
F. Validitas Instrumen Penelitian............................................................. 63
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 63
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data...................................................................................... 68
B. Pengujian Persyaratan Analisis............................................................ 71
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 76
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ......................................................... 84
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 95
B. Implikasi .............................................................................................. 95
C. Saran .................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................................... 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................................ 29
2. Jadwal waktu Penelitian............................................................................. 51
3. Seleksi Sampel ........................................................................................... 62
4. Hasil Statistik Deskriptif............................................................................ 68
5. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 72
6. Hasil Uji Moltikolinearitas ........................................................................ 73
7. Hasil Uji Moltikolinearitas ........................................................................ 73
8. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 74
9. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 74
10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 75
11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 76
12. Hasil Perhitungan Pengujian Individual atau Persial................................. 77
13. Hasil Perhitungan Pengujian Menyeluruh atau Simultan .......................... 78
14. Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Determinasi................................. 79
15. Hasil Klasifikasi Perusahaan Besar dan Kecil ........................................... 80
16. Hasil Regresi Kedua .................................................................................. 82
17. Hasil Perhitungan Pengujian Individual atau Persial................................. 83
18. Hasil Perhitungan Pengujian Menyeluruh atau Simultan .......................... 84
19. Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Determinasi................................. 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................................ 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Sampel Perusahaan ........................................................................... 99
2. Rasio Tahun 2008 ...................................................................................... 101
3. Rasio Tahun 2009 ..................................................................................... 103
4. Laba dan Aktiva Tahun 2009-2010 .......................................................... 105
5. Data Penelitian .......................................................................................... 107
6. Hasil Output Satatistik SPSS ..................................................................... 109
7. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ................................................. 117
8. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi ................ 118
9. Surat Permohonan Ijin Penelitian .............................................................. 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan hal akhir dari proses akuntansi yang bertujuan
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, hasil usaha per-
usahaan dalam suatu periode dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Statement of financial Accounting Concepts No. 1 Objective of Financial Reporting
by Business Enterprises (FASB 1978) menyatakan bahwa tujuan pertama laporan ke-
uangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat kepada investor, kreditur,
dan pemakai lainnya, baik yang sekarang maupun pemakai informasi akuntansi
potensial dalam pembuatan keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis lainnya
secara rasional (Meythi, 2005).
FASB melalui Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2
mengemukakan bahwa kualitas laporan keuangan harus mempunyai informasi yang
berguna bagi proses pengambilan keputusan dan harus dapat digunakan untuk tujuan
prediksi (Harahap, 2011: 147). Salah satu karakteristik kualitatif menurut Hanafi dan
Halim (2007) yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi agar tujuan pelaporan ke-
uangan tercapai adalah kemampuan prediksi. Laporan keuangan akan menjadi lebih
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan
keuangan tersebut para pengguna laporan keuangan baik pihak intern maupun ekstern
dapat melakukan prediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang untuk
menghindari ketikpastian.
Disinilah arti penting suatu analisis laporan keuangan yang berfungsi untuk
mengonversikan data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi
informasi yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam, dengan teknik ter-
tentu (Harahap, 2011: 190). Salah satu parameter kinerja dari suatu perusahaan adalah
laba. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang meng-
akibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal
(Juliana & Sulardi, 2003). Laba perusahaan menjadi fokus utama yang diperlukan
untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan. Ketikmampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba maka akan berakibat tersingkirnya perusahaan dari per-
ekonomian (Rahardianto, 2009).
Informasi laba selain berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, juga mem-
bantu mengestimasi kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba per-
usahaan untuk tahun yang akan datang dan menaksir resiko dalam meminjam atau
dalam melakukan investasi (Demawan & Amir, 2011). Jadi informasi laporan ke-
uangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba di masa depan.
Demawan dan Amir (2011) menjelaskan dengan memprediksi laba, dapat diketahui
prospek perusahaan tersebut dan mampu untuk memprediksi deviden yang akan di-
terima di masa mendatang, serta memprediksi laba berkaitan dengan kemampuan per-
usahaan untuk tetap exsist menjalankan usahanya dengan berbagai kewajiban yang
menjadi beban dalam perusahaan tersebut.
Meythi (2005) menyatakan bahwa salah satu cara untuk memprediksi laba
perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Suwarno (2004) juga mengungkap-
kan bahwa alat analisis laporan keuangan yang paling popular diaplikasikan dalam
praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan. Sartono (2001) mendefinisikan rasio
keuangan adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau ke-
lemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan yang berguna bagi kepenting-
an intern perusahaan, melainkan juga bagi pihak ekstern dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.
Juliana dan Sulardi (2003) juga lebih menegaskan dengan pernyataannya
bahwa analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak
pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang
dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang. Secara umum, rasio keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio
profitabilitas (Sartono: 2001).
Prediksi laba, selain menggunakan analisis rasio juga perlu untuk memper-
timbangkan faktor lain selain rasio keuangan yang terdapat dalam informasi laporan
keuangan, yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan alat untuk
mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan dari rasio keuangan masing-masing perusahaan dalam memprediksi laba.
Elton dan Gruber dalam Juliana dan Sulardi (2003) mengatakan bahwa semakin besar
perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di
masa yang akan datang, hal ini disebabkan semakin mudahnya perusahaan dengan
ukuran perusahaan mengakses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang
berukuran kecil. Kedua, saham perusahaan kecil tingkat frekuensi perdagangannya
tidak secepat dan semudah saham perusahaan besar (Juliana & Sulardi, 2003). Hart
dan Oulton (1996) menjelaskan bahwa karyawan, aktiva, penjualan, market value dan
value added adalah beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya per-
usahaan (Juliana & Sulardi, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sudarmadji dan Sularto (2007) dari beberapa variabel, nilai aktiva dianggap paling
stabil dalam mengukur ukuran perusahaan.
Penelitian-penelitian yang menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena-
fenomena akuntansi tertentu, dengan harapan akan dapat ditemukan berbagai keguna-
an obyektif rasio keuangan telah banyak dilakukan, beberapa penelitian yang telah
dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan Juliana dan Sulardi (2003) yang
menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur dengan periode penelitian tahun 1998-2000. Selain penggunaan 10 rasio
keuangan sebagai variabel independen, penelitian ini juga menggunakan ukuran per-
usahaan sebagai variabel moderating. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003)
menunjukkan bahwa hanya GPM dan OPM yang mampu memprediksi perubahan
laba perusahaan manufaktur dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kemampu-
an prediksi rasio keuangan terhadap perubahan laba perusahaan manufaktur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Meythi (2005) menganalisis rasio keuangan yang paling baik untuk mem-
prediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor basic and chemical
periode 2000-2003. Hasil factor analysis menunjukkan bahwa ROA yang paling baik
dalam memprediksi laba perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pendapatan per-
usahaan yang stabil dan pengelolaan aset secara efektif dan efisien akan mem-
pengaruhi perusahaan untuk tumbuh dengan keadaan yang seperti itu maka perusaha-
an akan dapat terus tumbuh dengan baik dan laba dapat terus ditingkatkan.
Wibowo dan Pujiati (2011) menguji manfaat rasio keuangan dalam mem-
prediksi perubahan laba perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan Singapura (SGX). Hasil penelitian Wibowo dan Pujiati (2011) menunjuk-
kan bahwa (1) dari enam rasio yang digunakan hanya CR dan PM yang berpengaruh
signifikan dalam memprediksi laba perusahaan real estate dan property di BEI dan
hanya TAT dan PM yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi laba perusaha-
an real estate dan property di SGX, (2) ada perbedaan analisis rasio keuangna yang
berpengaruh dalam memprediksi laba dari BEI dan SGX yang disebabkan adanya
perbedaan karakteristik yaitu aktivitas operasional dua negara tersebut sehingga
mempunyai opportunity dan threat yang berbeda pula seperti pengaruh faktor
eksternal (kebijakan pemerintah, inflasi, tarif pajak, kurs, & tingkat suku bunga).
Demawan dan Amir (2011) mengambil penelitian dengan judul “Analisis
Rasio Keuangan untuk Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI)”. Hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Demawan dan Amir (2011) ini menunjukkan bahwa dari delapan rasio keuangan
yang digunakan hanya CR, OPM, NIS, dan SCL yang mampu memprediksi perubah-
an laba perusahaan manufaktur.
Harsari (2008) yang juga menguji lima rasio keuangan terhadap prediksi ter-
hadap prediksi laba pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEJ periode tahun
2001 sampai 2004. Hasil penelitian Harsari (2008) ini menunjukkan hanya ROI yang
mampu memprediksi perubahan laba perusahaan asuransi di BEJ.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Suwarno (2004) menguji rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
dari tahun 2000 sampai tahun 2002 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEJ. Hasil dari penelitian ini adalah rasio LTLSE, OPBBT, dan NIS yang dapat di-
gunakan dalam memprediksi perubahan laba tahun 2000. Rasio yang dapat digunakan
untuk memprediksi perubahan laba tahun 2001 adalah rasio OPBBT, IWC dan
NINW. Sedangkan perubahan laba tahun 2002 tidak dapat diprediksi dengan meng-
gunakan rasio keuangan tahun 2001.
Dengan adanya kebutuhan prediksi laba dan adanya ketidakkonsistenan hasil
penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh beberapa rasio keuangan terhadap
perubahan laba, mendorong untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan
empiris mengenai rasio keuangan dengan mereplikasikan penelitian yang dilakukan
oleh Juliana dan Sulardi (2003). Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu
adalah sebagai berikut:
1. Periode penelitian
Penelitian Juliana dan Sulardi (2003) menggunakan periode penelitian
tahun 1998-2000, Meythi menggunakan periode tahun 2000-2003, Wibowo dan
Pujiati (2011) menggunakan periode tahun 2004-2009. Harsari (2008) mengguna-
kan periode tahun 2001-2004. Suwarno (2004) periode tahun 1999-2002. Peneliti-
an yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan periode penelitian tahun 2008
hingga tahun 2010. Periode penelitian ini dipilih karena dalam kurun waktu ter-
sebut perekonomian Indonesia dalam keadaan stabil tidak terjadi krisis ekonomi
dan nilai rupiah terhadap nilai dolar Amerika relatif stabil.
2. Objek Penelitian
Juliana dan Sulardi (2003), Suwarno (2004), dan Demawan dan Amir
(2011) dalam penelitiaannya menggunakan perusahaan manufaktur. Meythi
(2005) dalam penelitiannya hanya menggunakan perusahaan manufaktur sektor
basic dan chemical. Wibowo dan Pujiati (2011) menggunakan objek penelitian
real estate dan property. Harsari (2008) menggunakan perusahaan asuransi se-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
bagai objek penelitian. Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini
menggunakan perusahaan manufaktur.
3. Variabel Penelitian
Penelitian Juliana dan Sulardi (2003) menggunakan variabel dependen
berupa laba dan variabel independennya terdiri dari 10 rasio keuangan yaitu
Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin
(OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity (DE), Inventory Turnover
(ITO), Total Assets Turnover (TAT), Return On Investment (ROI), Return On
Equity (ROE) dan Leverage Ratio (LR) serta menggunakan ukuran perusahaan
sebagai variabel moderating.
Meythi (2005) menggunakan variabel dependen berupa laba dan variabel
independennya terdiri dari 15 rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR),Quick
Ratio(QR) ,Debt Ratio (DR), Equity to Total Taxes (ETA), Equity to Total
Liabilities (ETL), Equity to Fixed Asset (EFA), Net Profit Margin (NPM), Gross
Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
Inventory Turnover (ITO), Average Collection Period (ACP), Fixed Assets
Turnover (FAT), Total Asset Turnover (TAT) dan pertumbuhan Laba (PL).
Wibowo dan Pujiati (2011) menggunakan variabel dependen berupa laba
dan variabel independennya terdiri dari 6 rasio keuangan yaitu Current Ratio
(CR), Total Assets Turnover (TAT), Debt Ratio (DR), Profit margin (PM), Return
On Assets (ROA), Return On Equity (ROE). Wibowo dan Pujiati (2011) meng-
gunakan variabel dependen berupa laba dan variabel independennya terdiri dari 6
rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Operating
Profit Margin (OPM), Net Incime to Sales (NIS), Return On Equity (ROE),
Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover (TAT), Sales to Currents
Liabilities (SCL).
Demawan dan Amir (2011) menggunakan variabel dependen berupa laba
dan variabel independennya terdiri dari 8 rasio keuangan yaitu Current Ratio
(CR), Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Incime
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets
Turnover (TAT), Sales to Currents Liabilities (SCL).
Harsari (2008) menggunakan lima rasio keuangan yaitu Total Debt to
Equity ratio (TDER), Net Profit margin (NPM), Return On Investment (ROI),
Return On Equity (ROE), dan Debt to Assets (DA).
Suwarno (2004) menggunakan sembilan rasio yang dipilih dengan
stepwise regression yaitu Long Term Liabilities to Shareholders Equity (LTLSE),
Operating Profit to Profit Before Texas (OPBBT), Net Income to Sales (NIS),
Inventory to Working Capital (IWC), Operating Income to Total liabilities
(OITL), Net Worth to Total Liabilities (NWTL), Sales to Current Liabilities
(SCL), Total Liabilities to Current Liabilities (TLTA), dan Profit After Taxes to
Fixed Assets (PATFA).
Penelitian ini menggunakan 12 rasio yaitu Current Ratio (CR), Inventory
Turnover (IT), Total Assets Turnover (TAT), Debt Ratio (DR), Debt to Equity
Ratio (DER), Leverage Ratio (LR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Return On Investment (ROI),
Return On Equity (ROE) dan Sales to Current Liabitities (SCL). Variable
moderating sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Juliana & Sulardi (2003),
namun bedanya dalam penelitiannya Juliana & Sulardi (2003) menggunakan pen-
jualan sebagai alat ukur pengukuran ukuran perusahaan, sedangkan penelitian ini
menggunakan nilai aktiva karena dianggap paling stabil.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melalukan pengujian kembali
dengan judul “Analisis Rasio Keuangan terhadap Prediksi Perubahan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Apakah rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur?
2. Apakah ukuran perusahaan mampu menjadi moderator kemampuan rasio keuang-
an dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapat tujuan penelitian sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan
laba perusahaan manufaktur.
2. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan mampu menjadi moderator ke-
mampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni khususnya di bidang akuntansi.
b. Sebagai bahan referensi dan pengembangan teori bagi peneliti lain di masa
yang akan datang di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat membantu memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan
dalam memprediksi laba, evaluasi dan pengambilan keputusan yang ber-
hubungan dengan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Bagi Pemakai Informasi Laporan Keuangan
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan
ekonomi.
c. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh gambaran secara langsung mengenai manfaat rasio ke-
uangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Mengenai pengertian dari laporan keuangan Munawir berpendapat
bahwa “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut” (2004: 2). Harahap dalam
penjelasannya mengenai laporan keuangan memaparkan bahwa laporan ke-
uangan dapat memberikan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha dari
perusahaan sebagai media komunikasi dan pertanggungjawaban antara per-
usahaan dan para pemiliknya atau pihak lainnya pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu (2011).
Menurut Juliana dan Sulardi (2003) laporan keuangan didefinisikan
sebagai berikut “Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi ke-
uangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat besar bagi
pemakai dalam pengambilan keputusan”. Menurut Harahap (2011) menyata-
kan bahwa “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan jangka waktu tertentu”
(hlm.105).
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
berupa data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan se-
bagai media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pemiliknya atau pemakai dalam pengambilan keputusan serta untuk memberi
gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, dan kinerja perusahaan
pada periode tertentu.
b. Jenis laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi per-
ekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Me-
nurut Hanafi dan Halim (2007: 49-59) ada tiga pokok laporan keuangan yang
pokok, yaitu:
1) Neraca
Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (aset), kewajiban
ekonomis (hutang), modal saham, dan huibungan antaritem tersebut.
Neraca tidak memberikan informasi nilai perusahaan secara langsung, te-
tapi informasi tersebut bias dilihat dengan mempelajari neraca digabung
dengan laporan keuangan yang lain. Secara lebih spesifik, neraca di-
maksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis: (1) likuiditas
perusahaan, (2) fleksibelitas keuangan, (3) kemampuan operasional, dan
(4) kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
2) Laporan Rugi Laba
Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi me-
ngenai tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan, dan ke-mampu-
an operasional perusahaan pada periode waktu tertentu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan: kas yang mempengaruhi operasi se-
lama suatu periode tertentu, transaksi investasi, transaksi pembiayaan, ke-
naikan atau penurunan kas bersih kas selama satu periode tertentu.
c. Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu
perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuang-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
an merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan
dari kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang ber-
kepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu per-
usahaan adalah (Munawir, 2004: 2-5):
1) Pemilik perusahaan
Pemilik perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada manajer,
memerlukan laporan keuangan untuk menilai kinerja manajer dalam me-
mimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer diukur/dinilai
dari laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis laporan
keuangan, jika hasil yang dicapai oleh manajemen perusahaan tidak me-
muaskan, maka pemilik perusahaan dapat mengambil suatu tindakan se-
perti mengganti manajemennya atau bahkan menjual saham-saham yang
dimilikinya.
2) Manager
Bagi seorang manajer, laporan keuangan merupakan alat per-
tanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang di-
berikan kepadanya. Selain itu, laporan keuangan digunakan untuk meng-
ukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, menilai hasil kerja
tiap-tiap divisi yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab terhadap
tugasnya dan menentukan kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
3) Kreditur
Para kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau
menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui ter-
lebih dulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
membayar hutang, beban bunga, juga untuk mengetahui apakah kredit
yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan tersebut.
4) Investor
Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu per-
usahaan sebagai penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah
perusahaan mempunyai prospek yang baik dan akan memperoleh ke-
untungan yang baik. Prospek keuntungan dimasa mendatang dan per-
kembangan perusahaan selanjutnya dipakai untuk mengetahui jaminan
investasinya.
5) Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu per-
usahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung per-
usahaan tersebut.
6) Karyawan
Karyawan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui ke-
mampuan perusahaan dalam memberi upah/gaji dan jaminan sosial dan
menilai apakah pemberian bonus cukup layak dibandingkan dengan
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pada periode tertentu.
2. Laba
Soemarso (2004) berpendapat bahwa pengertian laba bruto adalah “Selisih
antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba bruto (gross
profit) atau margin kotor (gross margin) Disebut bruto karena jumlah ini masih
harus dikurangi dengan beban-beban usaha” (hlm. 226). Pengertian dari laba
bruto dengan laba usaha juga berbeda berikut pendapat dari Soemarso (2004)
“Laba usaha adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha
(income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha adalah
laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan” (hlm. 227).
Menurut Juliana dan Sulardi (2003), laba didefinisikan sebagai berikut “Laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan dan penambahan aktiva atau penurunan ke-
wajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal”.
Dari beberapa pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan
pengertian laba adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha yang menunjuk-
kan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal yang diperoleh
sematamata dari kegiatan utama perusahaan. Laba dapat dijadikan sebagai alat
ukur keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemen-
nya. Informasi mengenai kinerja masa lalu yang terdapat pada informasi laba
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan, walaupun
kesuksesan masa lalu tidak menjamin kesuksesan masa yang akan datang akan te-
tapi prediksi mengenai laba yang akan datang dapat dilakukan jika ada hubungan
yang cukup kuat antara kinerja masa lalu dengan kinerja masa depan.
Bagi para investor informasi laba dapat digunakan sebagai faktor utama
dalam meramalkan distribusi deviden di masa yang akan datang yang merupakan
faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas sebagian saham atau atas ke-
seluruhan perusahaan, sedangkan bagi pemegang obligasi dan kreditur informasi
laba dapat digunakan untuk menilai tingkat pengembalian tahunan dan menerima
pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut telah jatuh tempo.
Prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang
akan datang. Penilaian terhadap kemampuan manajemen dan tersedianya
informasi yang memadai merupakan faktor penting dalam membuat prediksi laba
untuk masa yang akan datang. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laba akuntansi dengan indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pajak sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak dimaksudkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
untuk menghindari pengaruh tarif pajak yang berbeda antar periode yang di-
analisis.
3. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan
laporan keuangan. Kata analisis berarti memecahkan atau menguraikan se-
suatu unit menjadi unit terkecil, sedangkan laporan keuangan terdiri dari tiga
hal pokok yaitu neraca, rugi-laba dan arus kas (dana). Dari pengertian tersebut
maka Harahap (2011) menjelaskan pengertian analisis laporan keuangan
yaitu:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yanglebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atauyang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara datakuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk menge-tahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam prosesmenghasilkan keputusan yang tepat (hlm. 190).
Hal tersebut sesuai dengan simpulan Bernstein (1983) bahwa analisis
laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas lapor-
an keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran
dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan ke-
putusan (Harahap, 2011: 190). Foster (1986) mengemukakan pengertian yang
sama mengenai pengertian analisis laporan keuangan yaitu untuk mempelajari
hubungan-hubungan dalam satu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu
dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu
(Harahap, 2011: 193). Helfert (1982) memberikan pengertian mengenai
analisis laporan keuangan sebagai alat yang digunakan dalam memahami
masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan keuangan (Harahap, 2011:
193).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
analisis laporan keuangan adalah penerapan metode dan teknik analitis atas
laporan keuangan dan data lainnya untuk menguraikan pos-pos laporan ke-
uangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan dan digunakan dalam memahami masalah dan pluang
yang terdapat dalam laporan keuangan yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan keuangan.
Agar lebih jelas alasan mengapa laporan keuangan harus dianalisis
maka Atmaja (2008) menyatakan bahwa :
Perusahaan publik memiliki stakeholders yang bervariasi seperti: pe-megang saham, pemegang obligasi, banker, kreditur, supplier,karyawan dan manajemen. Para stakeholders perlu mengetahui bagai-mana bagaimana kinerja perusahaan. Untuk itu mereka bergantungpada laporan keuangan perusahaan yang diumumkan secara periodikuntuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan per-usahaan. Laporan keuangan yang dianalisis adalah (1) laporan labarugi (income statement), dan (2) neraca (balance sheet) (hlm. 411).
b. Pengertian Rasio Keuangan
Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan financial akan sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen di masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.
Dengan analisis keuangan, dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang di-
miliki oleh seorang business enterprises. Rasio ini dapat memberikan indikasi
apakah perusahaan masih memiliki kas yang cukup untuk memenuhi ke-
wajiban financialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manaje-
men persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur
modal yang sehat sehingga tujuan maksimumkan kemakmuran pemegang
saham dapat dicapai.
Harahap (2011: 297) menjelaskan bahwa “Rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari dasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(berarti)”. Menurut Atmaja (2008: 415) “Rasio keuangan didesain untuk
memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca
dan laporan rugi laba)”. Berdasarkan beberapa devinisi tersebut maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai
hubungan relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan ke-
uangan dengan membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau
beberapa periode yang mampu memperlihatkan hubungan antara item-item
pada laporan keuangan.
Penelitian ini menggunakan analisis rasio sesuai dengan tujuan dari
penelitian yang ingin mengetahui apakah rasio keuangan dapat digunakan
untuk memprediksi laba perusahaan. Harahap (2011: 298) memaparkah
bahwa salah satu keuanggulan dari analisis rasio yaitu dapat melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
c. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Demawan dan Amir (2011) mengatakan bahwa “Rasio keuangan
adalah alat yang digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang”.
Ada lima jenis rasio keuangan menurut Hanafi (2007: 36-37):
a. Rasio likuiditas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhikewajiban jangka pendek.
b. Rasio aktivitas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mengguna-kan asetnya dengan efisien.
c. Rasio utang/leverage: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan me-menuhi total kewajibannya.
d. Rasio keuntungan/profitabilitas: rasio yang mengukur kemampuan per-usahaan menghasilkan profitabilitas.
e. Rasio pasar: rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilaibuku, pendapatan, dan dividen.
Sedangkan pembagian rasio keuangan menurut Sartono (2001) dibagi
menjadi empat yaitu:
a. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk me-menuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalammenggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
c. Financial leverage ratio, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk me-menuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupu jangka panjang.
d. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan per-usahaan memperoleh laba baik dalam hubungan dengan penjualan, assetsmaupun laba bagi modal sendiri (hlm.114)
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk me-
ngetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk me-
ngetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau
tidak. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan analisis rasio ke-
uangan. Empat macam kategori analisis rasio keuangan menurut Sartono
(2001), yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya,
dimana likuiditas perusahaan tersebut ditunjukkan dengan besar kecilnya
aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diuangkan atau menjadi kas
seperti kas, piutang, surat berharga dan persediaan (Sartono, 2001: 116).
Hanafi (2008: 37) menjelaskan bahwa “Rasio likuiditas mengukur ke-
mampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya
aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal ini
merupakan kewajiban perusahaan”.
Sama seperti apa yang dinyatakan oleh Subramanyam dan Wild
“Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi ke-
wajiban keuangan jangka pendek” (2010: 45). Subramanyam dam Wild
juga memberikan batasan bahwa rasio likuiditas akan lebih bermanfaat
apabila dibandingkan dari masa ke masa. Dengan demikian maka peneliti
dapat mengartikan bahwa rasio likuiditas mengukur kemampuan per-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
usahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dengan me-
lihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio
likuiditas dalam peneliotian ini diproyeksikan dengan rasio lancar.
1) Rasio Lancar
Rasio lancar ini dapat menunjukkan sejauh manakah aktiva
lancar yang dimiliki oleh perusahaan dapat menutupi kewajiban lancar
yang harus dibayar oleh perusahaan (Harahap, 2011). Sartono (2001)
menjelaskan lebih lanjut bahwa “Semakin tinggi Current Ratio maka
semakin besar kemampuan perusahaan untuk me-menuhi kewajiban
financial jangka pendek” (hlm. 116). Rumus dari rasio lancar (Current
Ratio) menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Rasio lancar =
Dari pengukuran rasio ini, Demawan dan Amir (2011) me-
ngatakan apabila rasio lancar tinggi, dapat menunjukkan bahwa per-
usahaan dapat membayar semua utang lancarnya dengan persediaan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Namun apabila rasio ini terlalu
tinggi, perusahaan juga belum dikatakan baik, Wibowo dan Pujiati
(2011) dan Hanafi (2008) menjelaskan lebih lebih lanjut bahwa ke-
lebihan aktiva lancar akan mempunyai pengaruh yang tidak baik ter-
hadap perubahan laba, karena aktiva lancar pada umumnya menghasil-
kan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.
b. Rasio Aktivitas
Agus Sartono menyatakan bahwa “Rasio aktivitas menunjukkan
bagaimana sumber daya yang telah dimanfaatkan secara optimal,
kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar
industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(hlm. 118). Hanafi (2008: 38) menjelaskan bahwa “Rasio ini melihat se-
berapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Rasio ini melihat
seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan. Jika dana yang ter-
tanam pada aset tertentu cukup besar, sementara dana tersebut mestinya
bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang lebih produktif, maka
profitabilitas perusahaan tidak sebaik yang seharusnya”.
Secara singkat rasio ini dapat diartikan oleh Harahap sebagai peng-
gambaran aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lain-
nya (2011). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa rasio aktivitas merupakan rasio yang me-
nunjukkan aktivitas perusahaan berdasarkan pada penggunaan sumber
daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Dalam penelitian ini rasio
aktivitas diproyeksikan dengan Inventory Turnover, Total Assets Turnover
dan Sales to Current Liabitities.
1) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Harahap menjelaskan bahwa rasio perputaran persediaan me-
nunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi
yang normal (2011). Semakin besar rasio ini menurut Harahap se-
makin baik karena hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penjual-
an berjalan cepat (2011). Sebaliknya, perputaran persediaan yang
rendah menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif
karena semakin besar dana yang tertanam pada aset persediaan ter-
sebut (Hanafi, 2008). Rumus dari perputaran persediaan (Inventory
Turnover) menurut Sartono (2001) sebagai berikut:
Perputaran persediaan =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tingkat perputaran persediaan yang lambat dapat mengakibat-
kan penurunan pendapatan dan mengurangi laba dimasa yang akan
datang (Demawan & Amir, 2011).
2) Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover)
Rasio perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, hal
ini dapat menunjukkan sejauh mana kemampuan dari aktiva dalam
menciptakan penjualan (Harahap, 2011). Demawan dan Amir (2011)
mengatakan bahwa “Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi
laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam
menghasilkan laba”. Rasio perputaran total aktiva menghitung efektif-
itas penggunaan total aktiva. Rumus perputaran total aktiva tetap
(Total Assets Turnover) menurut Sartono (2001) adalah sebagai be-
rikut:
Perputaran total aktiva tetap =
Pengaruh rasio perputaran total aktiva terhadap perubahan laba
adalah semakin cepat tingkat perputaran aktiva maka laba bersih yang
dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan dapat me-
manfaatkan aktiva secara optimal untuk meningkatkan penjualan yang
berpengaruh terhadap pandapatan dan kenaikan laba (Hanafi & Halim,
2007).
3) Sales to Current Liabitities
Sales to Current Liabitities merupakan rasio aktivitas dengan
unsur penjualan dan utang lancar yang keduanya mempunyai pengaruh
terhadap laba yang dihasilkan (Demawan & Amir, 2011). SCL me-
nurut Demawan dan Amir (2011) digunakan untuk mengukur seberapa
efektif kinerja perusahaan dalam hal memperoleh laba pada tingkat
penjualan yang telah dilakukan. Dengan adanya kenaikan penjualan
Demawan dan Amir (2011) mengatakan akan mempengaruhi ke-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mampuan perusahaan membayar utang lancarnya. Dengan demikian
dengan penurunan Sales to Current Liabitities dapat menurunkan per-
ubahan laba yang disebabkan karena penurunan volume penjualan di-
ikuti dengan penurunan tingkat utang lancar (Demawan & Amir,
2011). Rumus dari Sales to Current Liabitities (SCL) menurut
Demawan dan Amir (2011) adalah sebagai berikit:
Sales to Current Liabitities =
c. Rasio Leverage
Sartono (2001) merumuskan pengertian rasio leverage sebagai
berikut :
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utanguntuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyaileverage berarti penggunaan modal sendiri 100%. Penggunaanutang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi : (1)pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan ataskredit yang diberikan, (2) dengan menggunakan utang maka apa-bila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daribeban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan me-ningkat dan (3) dengan penggunaan utang maka pemilik mem-peroleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan (hlm.120-121).
Hanafi (2008: 40) menjelaskan bahwa “Rasio ini mengukur ke-
mampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. Perusahaan
yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar di-
bandingkan dengan total asetnya. Rasio ini memfokuskan pada sisi kanan
atau kawajiban perusahaan”.
Dari beberapa pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpul-
kan bahwa rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan proporsi atas
penggunaan utang untuk membiayai investasinya dan mengukur ke-
mampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
leverage dalam penelitian ini diproyeksikan dengan Debt Ratio, Total
Debt to Equity Ratio dan Leverage Ratio.
1) Debt Ratio
Menurut Slamet (2003) rasio Debt Ratio ini digunakan untuk
menghitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditur untuk
perusahaan. Dengan kata lain bahwa rasio ini menunjukkan peng-
gunaan utang terhadap terhadap total asset yang dimiliki oleh per-
usahaan (Wibowo & Pujiati, 2011). Rasio Debt Ratio yang tinggi ber-
arti perusahaan menggunakan utang yang tinggi dan penggunaan utang
yang tinggi dapat meningkatkan profitabilitas karena dapat mem-
perlancar aktivitas perusahaan yang kemudian akan menunjang ke-
giatan produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Namun jika
perusahaan menggunakan utang yang tinggi tanpa ditunjang dengan
penjualan yang tinggi maka resiko yang dihadapi oleh perusahaan juga
tinggi (Hanafi, 2008). Harahap (2011: 304) mengatakan bahwa
“Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil”. Rumus
dari Debt Ratio menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Debt Ratio =
2) Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal
sendiri menjamin utang. Dengan kata lain bagian utang yang dapat di-
jamin dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan
(Moeljadi, 2006: 51). Sartono (2001: 121) menjelaskan bahwa se-
makin tinggi Total Debt to Equity Ratio maka semakin besar resiko
yang dihadapi oleh perusahaan, dan investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Total Debt to Equity Ratio yang
tinggi menurut Sartono menunjukkan proporsi modal modal sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yang rendah untuk membiayai aktiva (2001). Rumus dari Debt to
Equity Ratio menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
3) Leverage Ratio (LR)
Harahap (2011) menjelaskan bahwa “Rasio ini menggambar-
kan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset.
Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang
atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan
oleh modal. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi
modal yang lebih besar dari utang” (hlm. 306). Rumus dari Leverage
Ratio (LR) menurut Harahap (2011) adalah sebagai berikut:
Leverage Ratio =
d. Rasio Profitabilitas
Pengertian rasio profitabilitas menurut Sartono (2001) yaitu
“Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri” (hlm. 122). Hanafi (2008:
42) menjelaskan bahwa “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitatabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu”. Harahap (2011: 304 menjelaskan bahwa
“Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat-
kan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiat-
an penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagai-
nya”.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka peneliti dapat me-
nyimpulkan bahwa rasio keuangan adalah rasio yang dapat mengukur ke-
mampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua sumber
daya yang dimiliki. Dengan demikian maka akan penting sekali bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
investor dalam analisis rasio profitabilitas tersebut yaitu berguna melihat
keuntungan yang benar-benar akan diterimanya dalam bentuk deviden
(Sartono, 2001: 122). Menurut Sartono (2001) lima rasio profitabilitas
yang sering digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Gross Profit Margin (GPM)
Pengerian Gross Profit Margin menurut Munawir (2004: 99)
adalah Perimbangan antara Gross Profit (laba kotor) yang diperoleh
perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang
sama”. Sartono (2001) mengungkapkan bahwa “Rasio ini sangat di-
pengaruhi oleh harga kotor penjualan” (hlm. 123). Smakin tinggi rasio
ini maka semakin baik. Juliana dan sulardi (2003) menyatakan bahwa
GPM dapat digunakan untuk memprediksi laba. Rumus dari Gross
Profit Margin (GPM) menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin =
2) Net Profit Margin (NPM)
Melihat dari rumusnya Net Profit Margin (NPM) dipengaruhi
oleh laba setelah pajak dan penjualan. Rumus dari Net Profit Margin
(NPM) menurut Sartono (2001) yaitu sebagai berikut:
Net Profit Margin =
Wibowo dan pujiati (2011) menyatakan bahwa apabila rasio ini
naik maka dapat menunjukkan pendapatan di masa yang akan datang
diharapkan meningkat, hal ini disebabkan pendapatan laba bersihnya
lebih besar dari pendapatan operasionalnya sehingga kemempuan
untuk mendapatkan laba bersih pun dapat meningkat yang akhirnya
meningkatkan pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan kesimpulan dari
Slamet (2003) bahwa dengan adanya NPM yang tinggi maka me-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
nandakan adanya kemampuan perusahaan yang tinggi untuk meng-
hasilkan laba pada penjualan tetentu (Wibowo & Pujiati, 2011).
3) Operating Profit Margin (OPM)Munawir (2004: 100) menyatakan bahwa rasio ini mencermin-
kan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjuk-
kan keadaan yang kurang baik, hal ini disebabkan setiap rupiah pen-
jualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk
laba kecil. Rumus Operating Profit Margin (OPM) menurut Munawir
(2004) adalah sebagai berikut:
Operating Profit Margin =
4) Return On Investment (ROI)
Sartono (2001) mengatakan bahwa “Return On Investment
(ROI) atau Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan per-
usahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan” (hlm.
123). Lebih lanjut Munawir menjelaskan fungsi dari Return On
Investment adalah mengukur kemampuan perusahaan berdasarkan
pada keseluruhan dana, dengan kata lain Return On Investment dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang di-
tanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan (2004: 89). mengukur Rumus dari
Return On Investment (ROI) menurut Sartono (2001) yaitu sebagai be-
rikut:
Return On Investment =
Semakin besar Return On Investment maka akan menunjukkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset yang kemudian akan mem-
perbesar laba (Hanafi, 2008).
5) Return On Equity (ROE)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(Sartono,2001) menjelaskan bahwa Return On Equity (ROE)
mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia
bagi pemegang saham. Hanafi mengatakan makin besar rasio ini maka
semakin bagus. Rumus dari Return On Equity (ROE) menurut Sartono
(2001) adalah sebagai berikut:
Return On Equity =
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan alat yang digunakan dalam mengukur
besar kecilnya perusahaan. Ada beberapa ukuran umum yang dapat digunakan
dalam menentukan besar kecilnya ukuran perusahaan, Hart dan Oulton (1996)
memberikan batasan dalam ukuran perusahaan yaitu karyawan, aktiva, penjualan,
market value dan value added (Juliana & Sulardi, 2003). Fama dan French (2000)
mengatakan bahwa perusahaan kecil sangat rentan terhadap kondisi ekonomi dan
cenderung kurang menguntungkan. Peneliti Fama dan French yang menguji
faktor size dan book to market ratio memperoleh hasil bahwa size dan book to
market ratio berhubungan dengan profitabilitas (Juliana & Sulardi, 2003).
Fama dan French (2000); Elton dan Gruber (2000); serta Scherer (1989)
memberikan penjelasan mengenai pengaruh dari ukuran perusahaan yaitu per-
usahaan dengan ukuran kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi
cenderung kurang menguntungkan, perusahaan yang berukuran besar akan lebih
mudah akses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran
kecil. Di samping itu, saham perusahaankecil tingkat frekuensi perdagangannya
tidak secepat dan semudah saham perusahaan besar (Juliana & Sulardi, 2003).
Dengan demikian perusahaan besar akan mendapatkan resiko yang lebih kecil di-
bandingkan dengan perusahaan ukuran kecil, karena perusahaan besar cenderung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diikuti dengan earning yang lebih tinggi dan pola pertumbuhan yang lebih stabil
serta dapat berubah lebih cepat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.
Penelitian Damayanti (2000) dan Machfoedz (1994) menunjukkan hasil
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kemampuan prediksi rasio
keuangan terhadap perubahan laba perusahaan di masa yang akan datang (Juliana
& Sulardi, 2003). Dimana dalam penelitian tersebut menggunakan total aktiva se-
bagai dasar perhitungan ukuran perusahaan manufaktur. Namun berbeda dengan
Sulardi dan Juliana (2003) yang dalam penelitian yang telah dilakukan mendapat-
kan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
prediksi rasio keuangan terhadap laba perusahaan
Ukuran perusahaan yang dipergunakan peneliti dalam menentukan besar
kecilnya perusahaan adalah total aktiva. Pemilihan aktiva sebagai ukuran per-
usahaan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto
(2007) dari beberapa variabel, nilai aktiva dianggap paling stabil dalam mengukur
ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, disajikan dalam table 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti danPeriode
Penelitian
JudulPenelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Roma UlyJuliana danSulardi(1998-2000)
ManfaatRasioKeuangandalamMemprediksiPerubahanLabaPerusahaanManufaktur.
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit Margin
(OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity
Ratio(DER), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover
(TAT), Return on Investment
(ROI), Return on Equity (ROE), Leverage Ratio (LR).
Variabel Dependen:Perubahan laba
Variabel Moderating:Ukuran perusahaan
Hasil penelitianJuliana danSulardimenunjukkanhanya rasio GPMdan OPM yangmampumemprediksiperubahan labaperusahaanmanufaktur, sertaukuranperusahaanberpengaruhterhadapkemampuan rasiokeuanganterhadap prediksiperubahan labaperusahaanmanufaktur.
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit Margin
(OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover (TAT), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Leverage Ratio (LR).
Variabel Dependen:Perubahan laba
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
Objek Penelitian:Perusahaan manufaktur
Variabel Independen: Seles to Current
Liabilities (SCL), Debt Ratio (DR).
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaandengan total aktivasebagai alat ukurnya,sedangkan Julianadan Sulardimenggunakanpenjualan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Meythi(2000-2003)
RasioKeuanganyang PalingBaikuntukMemprediksiPertumbuhanLaba PadaPerusahaanManufakturyangTerdaftar diBursa EfekIndonesia.
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt Ratio (DR), Equity to Total Assets
(ETA), Equity to Total Liabilities
(ELT), Equity to Fixed Assets
(EFA), Profit Margin (PM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Average Collection Period
(ACP) Fixed Assets Turnover
(FAT), Total Assets Turnover
(TAT), Pertumbuhan Laba (PL)
Variabel Dependen:Perubahan laba
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa hanyaROA yang palingbaik dalammemprediksipertumbuhan labaperusahaanmanufaktur sektorbasic andchemical untukperiode 2000-2003.
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Assets Turnover (TAT), Debt Ratio (DR). Return On Assets (ROA),
Variabel Dependen:Perubahan laba
Variabel Independen: Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit
Margin (OPM), Net Profit Margin
(NPM), Debt to Equity
Ratio (DER), Inventory Turnover
(ITO), Leverage Ratio
(LR). Seles to Current
Liabilities (SCL)
Objek Penelitian:Perusahaanmanufaktur,sedangkan Meythihanya menggunakanmanufaktur sektorbasic and chemical
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. HendraAgusWibowodan DiyahPujiati(2004-2009)
AnalisisRasioKeuanganDalamMemprediksiPerubahanLaba PadaPerusahaanReal Estatedan Propertydi BursaEfekIndonesia(BEI) danSingapura(SGX)
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Total Assets Turnover
(TAT), Debt Ratio (DR), Profit Margin (PM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE).
Variabel Dependen:Perubahan laba
Penelitian inimenunjukkanbahwa CR danPM berpengaruhsignifikan dalammemprediksi labaperusahaan realestate danproperty di BursaEfek Indonesia(BEI) sedangkanrasio yangberpengaruhsignifikan dalammemprediksi labaperusahaan realestate danproperty di BursaEfek Singapura(SGX) adalahTAT dan PM.Hasil penelitianyang ketiga adaperbedaananalisis rasiokeuangna yangberpengaruhdalammemprediksi labadari BEI danSGX yangdisebabkankarena
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TAT), Return On Equity (ROE), Debt Ratio (DR). Return On Assets (ROA),
Variabel Dependen:Perubahan laba
Variabel Independen: Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit
Margin (OPM), Net Profit Margin
(NPM), Debt Ratio (DR), Debt to Equity
Ratio (DER), Inventory Turnover
(ITO), Leverage Ratio
(LR). Seles to Current
Liabilities (SCL)
Objek Penelitian:Perusahaanmanufaktur
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
mempunyaikarakteristik yangberbeda.
4. ShigytDemawandan Amir
AnalisisRasioKeuanganuntukMemprediksiPerubahanLaba padaPerusahaanManufakturyangTerdaftar diBursa efekIndonesia(BEI)
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit Margin
(GPM), Operating Profit Margin
(OPM), Net Incime to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover
(TAT), Sales to Currents
Liabilities (SCL).
Variabel Dependen:Perubahan laba
Hasil peneelitianyang dilakukanoleh Demawandan Amir inimenunjuikkanbahwa hanyarasio CR, OPM,NIS dan SCLmampumemprediksiperubahan labayang akan datang.
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit Margin (GPM), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Total Assets Turnover (TAT), Operating Profit Margin
(OPM), Seles to Current Liabilities
(SCL) Net Incime to Sales (NIS),
Variabel Dependen:Perubahan laba
Objek Penelitian:Perusahaan manufaktur
Variabel Independen: Net Profit Margin
(NPM), Debt Ratio (DR), Debt to Equity
Ratio (DER), Total Assets
Turnover (TAT), Return on
Investment (ROI), Leverage Ratio
(LR).
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
5. Leoni WidiHarsari(2001-2004)
AnalisisRasioKeuanganterhadapPerubahanLaba padaPerusahaanAsuransiyangTerdaftar diBursa EfekJakartaPeriode2001-2004
Variabel Independen: Debt to Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment
(ROI), Return On Equity (ROE), Debt to Assets (DA)
Variabel Dependen:Perubahan laba
Hasil penelitianyang dilakukanoleh Harsarimenunjuikkanbahwa hanyarasio ROI mampumemprediksiperubahan labayang akan datang
Variabel Independen: Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Return On Equity (ROE),
Variabel Dependen:Perubahan laba
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit, Debt Ratio (DR).
Margin (GPM), Operating Profit
Margin (OPM), Inventory Turnover
(ITO), Total Assets
Turnover (TAT), Leverage Ratio
(LR), Seles to Current
Liabilities (SCL)
Objek Penelitian:Perusahaanmanufaktur
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
6. Agus EndroSuwarno(1998-2002)
ManfaatInformasiRasioKeuangandalamMemprediksiPerubahanLaba (StudiEmpiristerhadapperusahaanManufakturGo Publik diBursa EfekJakarta)
Variabel Independen: Long Term Liabilities to
Shareholder (LTLSE) Operating Profit to Profit
Before Taxes (OPPBT) Net Income to Sales (NIS) Inventory to Working
Capital (IWC) Operating Income to Total
Liabilities (OITL) Net Worth to Total
Liabilities (NWTL) Sales Current to Current
Liabilities (SCL) Total Liabilities to
Current Liabilities(TLTA)
Profit After Taxes to FixedAssets (PATFA)
Variabel Dependen:Perubahan laba
Rasio tahun 1999signifikan untukmemprediksiperubahan labatahun 2000 yaituLTLSE, OPPBT.NIS. Tiga rasiokeuangan yangsignifikan untukmemprediksiperubahan labatahun 2001, yaituIWC, NINW, danOPPBT. Rasiokeuangan OPPBTdan PATFA tidaksignifikan untukmemprediksiperubahan labatahun 2002.
Variabel Independen: Sales Current to Current
Liabilities (SCL)
Variabel Dependen:Perubahan laba
Objek Penelitian:Perusahaan manufaktur
Variabel Independen: Current Ratio (CR), Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit
Margin (OPM), Net Profit Margin
(NPM), Debt Ratio (DR), Debt to Equity
Ratio(DER), Inventory Turnover
(ITO), Total Assets
Turnover (TAT), Return on
Investment (ROI), Return on Equity
(ROE), Leverage Ratio
(LR).
Periode Penelitian:2008-2010
Variabel Moderator:Ukuran perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang
mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tempat penulis
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun
masalah yang ada dalam penelitian.
Berdasarkan landasan teori diatas, maka penulis menggambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Rasio Keuangan(Variabel Independen)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Rasio Likuiditas
Current Rasio
Rasio Aktivitas
Total Assets Turnover
Inventory Turnover
Sales to CurrentLiabilities
Rasio Leverage
Debt Ratio
Debt to Equity Ratio
Leverage Ratio
Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin
Net Profit Margin
Operating ProfitMargin
Return On Equity
Return On Asset
Perubahan Laba
(Variabel Dependen)
Ukuran Perusahaan
(Variabel Moderasi)
H2
H1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan gambar 2.1 variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perubahan laba, dan variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio ke-uangan
yang meliputi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.
Hipotesis pertama (H1) peneliti menyatakan bahwa rasio keuangan mampu
memprediksi perubahan laba perusahaan. Analisis rasio keuangan adalah alat
analisis yang paling popular dan sering digunakan serta melihat dari karakter-istik
dari analisis rasio tersebut yang dapat digunakan dalam memprediksi masa yang
akan datang, dimana dalam penelitian ini adalah laba (Demawan, 2011). Se-cara
umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Sartono, 2001). Untuk mem-prediksi
perubahan laba perusahaan dapat dilakukan dengan rasio keuangan tersebut.
Hipotesis kedua (H2) peneliti menyatakan ukuran perusahaan dapat menjadi
moderator terhadap kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi per-ubahan
laba perusahaan. Fama dan French (2000); Elton dan Gruber (2000); serta Scherer
(1989) memberikan penjelasan mengenai pengaruh dari ukuran perusaha-an yaitu
per-usahaan dengan ukuran kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi
cenderung kurang menguntungkan, perusahaan yang berukuran besar akan lebih
mudah akses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil.
Di samping itu, saham perusahaan kecil tingkat frekuensi perdagangannya tidak
secepat dan semudah saham perusahaan besar (Juliana & Sulardi, 2003). Dengan
demikian perusahaan besar akan mendapatkan resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan perusahaan ukuran kecil, karena perusaha-an besar cenderung diikuti dengan
earning yang lebih tinggi dan pola pertumbuh-an yang lebih stabil serta dapat
berubah lebih cepat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran yang
diungkapkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan pengembangan hipotesis ber-
dasarkan meninjau dan mereview penelitian terdahulu. Adapun pengembangan hipotesis
adalah sebagai berikut:
1. Rasio Keuangan dan Perubahan Laba
a. Hubungan Current Ratio terhadap Perubahan Laba
Harahap (2011) menjelaskan bahwa Curren Ratio menunjukkan sejauh
mana aktiva lancar memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Harahap
(2011: 301) menjelaskan lebih lanjut bahwa Current Rasio dapat di-buat dalam
bentuk berapa kali atau dalam bentuk presentasi, Current Rasio yang lebih aman
adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%.
Hal tersebut sesuai dengan Hanafi dan Halim (2007: 77) yang me-
ngatakan bahwa Current Ratio pada perusahaan yang normal adalah ber-kisar
pada angka 2. Current Ratio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang
tinggi, sedangkan jika Current Ratio terlalu tinggi maka menunjukkan ke-lebihan
aktiva lancar, yang akan berpengaruh tidak baik pada profitabilitas perusahaan,
karena aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah
dibandingkan aktiva tetap.
Ada beberapa peneliti yang menggunakan Current Ratio dalam mem-
prediksi perubahan laba seperti Wibowo dan Pujiati (2011) beserta Demawan
dan Amir (2011) yang menunjukkan bahwa Current Ratio mempunyai pengaruh
positif terhadap prediksi perubahan laba. Sedangkan dalam peneliti-an yang
dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) dan Meythi (2005), yang
menggunakan Current Ratio, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Current Ratio tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Hubungan Inventory Turnover terhadap Perubahan Laba
Harahap menjelaskan bahwa rasio perputaran persediaan menunjuk-kan
seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi yang normal (2011).
Semakin besar rasio ini menurut Harahap semakin baik karena hal ter-sebut
menunjukkan bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (2011). Sebalik-nya,
perputaran persediaan yang rendah menandakan kurangnya pengendalian
persediaan yang efektif karena semakin besar dana yang tertanam pada aset
persediaan tersebut (Hanafi, 2008).
Rasio Inventory Turnover juga dapat digunakan untuk menilai kualitas
dan likuiditas persediaan untuk dikonversikan menjadi kas agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Persediaan merupakan salah satu unsur modal kerja.
Semakin cepat persediaan tersebut terjual maka semakin cepat per-usahan
menciptakan piutang dagang dan menagih kasnya. Rasio ini me-nunjukkan
seberapa efektif perusahaan dalam kegiatan usahanya, jumlah investasi yang ada
dalam persediaanya dan siklus operasi untuk mengisi kas-nya kembali.
Perputaran persediaan yang semakin cepat akan mengakibatkan ke-
naikan pendapatan dan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan di masa yang
akan datang. Sebaliknya dengan tingkat perputaran persediaan yang lambat dapat
mengakibatkan penurunan pendapatan dan mengurangi laba di masa yang akan
datang (Demawan & Amir, 2011).
Penelitian dengan menggunakan rasio Inventory Turnover (ITO) untuk
memprediksi perubahan laba yang akan datang telah dilakukan oleh Juliana dan
Sulardi (2003), Meythi (2005) beserta Demawan dan Amir (2011) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasio Inventory Turnover tidak mempunyai
kemampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan
datang, tetapi rasio tersebut mempunyai hubungan yang positif dengan per-
ubahan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dengan adanya hubungan positif antara rasio Inventory Turnover dengan
perubahan laba dan berdasarkan teori diasumsikan bahwa rasio Inventory
Turnover mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang.
c. Hubungan Total Assets Turnover terhadap Perubahan Laba
Hanafi dan Halim (2007) menjelaskan bahwa Total Assets Turnover
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan ber-
dasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Total Assets Turnover juga
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan total aktiva,
dimana rasio yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik dan rasio yang
rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasar-an dan
pengeluaran modal atau investasinya (Wibowo & Pujiati, 2011). Demawan dan
Amir (2011) mengatakan bahwa “Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi
laba karena total aktiva dan penjualan merupakan bagian dari komponen
penghasil laba”.
Pengaruh Total Assets Turnover terhadap prediksi laba perusahaan adalah
semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba yang akan di-hasilkan
semakin meningkat seperti yang telah diungkapkan oleh Moeljadi (2006: 51),
karena perusahaan dapat memanfaatkan aktiva secara optimal untuk
meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pandapatan dan kenaikan
laba (Hanafi & Halim, 2007). Penelitian ini akan menguji kembali kemampuan
Total Assets Turnover dalam memprediksi perubahan laba per-usahaan.
Ada beberapa peneliti yang menggunakan Total Assets Turnover dalam
memprediksi perubahan laba seperti Wibowo dan Pujiati (2011) yang
menunjukkan bahwa Total Assets Turnover mempunyai pengaruh positif ter-
hadap prediksi perubahan laba. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005), beserta Demawan dan Amir (2011)
yang menggunakan Total Assets Turnover, dari hasil penelitian me-nunjukkan
bahwa Total Assets Turnover tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan
laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Dengan adanya hubungan positif antara rasio Total Assets Turnover
dengan perubahan laba dan berdasarkan teori diasumsikan bahwa rasio Total
Assets Turnover mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang.
d. Hubungan Debt Ratio terhadap Perubahan Laba
Menurut Slamet (2003) rasio Debt Ratio ini digunakan untuk meng-
hitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditur untuk perusahaan.
Dengan kata lain bahwa rasio ini menunjukkan penggunaan utang terhadap
terhadap total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Wibowo & Pujiati, 2011).
Rasio Debt Ratio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi
dan penggunaan utang yang tinggi dapat meningkatkan profitabilitas karena
dapat memperlancar aktivitas perusahaan yang kemudian akan me-nunjang
kegiatan produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Namun jika
perusahaan menggunakan utang yang tinggi tanpa ditunjang dengan pen-jualan
yang tinggi maka resiko yang dihadapi oleh perusahaan juga tinggi (Hanafi,
2008). Harahap (2011: 304) mengatakan bahwa “Supaya aman porsi utang
terhadap aktiva harus lebih kecil”.
Dengan demikian, rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba
perusahaan. Namun dari hasil penelitian Meythi (2005) beserta Wibowo dan
pujiati (2011) menunjukkan bahwa rasio ini tidak dapat digunakan untuk
memprediksi laba. Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali Debt Ratio
untuk memprediksi laba.
e. Hubungan Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba
Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal sendiri men-
jamin utang. Dengan kata lain bagian utang yang dapat dijamin dengan meng-
gunakan modal sendiri (Moeljadi, 2006: 51). Sartono (2001: 121) menjelas-kan
bahwa semakin tinggi Total Debt to Equity Ratio maka semakin besar resiko
yang dihadapi oleh perusahaan, dan investor akan meminta tingkat ke-untungan
yang semakin tinggi. Total Debt to Equity Ratio yang tinggi me-nurut Sartono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
menunjukkan proporsi modal modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva
(2001).
Penelitian dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio untuk
memprediksi perubahan laba yang akan datang telah dilakukan oleh Juliana dan
Sulardi (2003) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ), dan Harsari (2008) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Debt to Equity Ratio
tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam mem-prediksi perubahan
laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut mempunyai hubungan yang dengan
perubahan laba.
Dengan adanya hubungan antara rasio Debt to Equity Ratio dengan
perubahan laba dan berdasarkan teori diasumsikan bahwa rasio Debt to Equity
Ratio mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang.
f. Hubungan Leverage Ratio terhadap Perubahan LabaHarahap (2011) menjelaskan bahwa “Rasio ini menggambarkan
hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat
melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik
mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang” (hlm. 306).
Pengaruh rasio Leverage Ratio terhadap perubahan laba perusahaan
adalah semakin rendah nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan akan
semakin meningkat karena hal tersebut menandakan bahwa perusahaan di-biayai
oleh modal sendiri yang lebih besar dibandingkan dengan utang kepada pihak
lain, karena dengan banyaknya utang maka tanggung jawab perusahaan untuk
mengembalikan yang kemudian akan mengurangi laba yang dapat di-hasilkan
oleh perusahaan.
Juliana dan Sulardi (2003) melakukan analisis rasio Leverage Ratio
dalam memprediksi perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
Leverage Ratio tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
memprediksi perubahan laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut mem-punyai
hubungan yang dengan perubahan laba. Dengan demikian diasumsikan bahwa
rasio Leverage Ratio mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang.
g. Hubungan Gross Profit Margin terhadap Perubahan Laba
Gross Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas. Pe-
ngertian Gross Profit Margin menurut Munawir (2004: 99) adalah Per-imbangan
antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat
penjualan yang dicapai pada periode yang sama”. Sartono (2001)
mengungkapkan bahwa “Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga kotor pen-
jualan (hlm. 123). Smakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Gross Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan kotor
terhadap penjualan bersihnya, Gross Profit Margin yang meningkat me-
nunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan ter-hadap
penjualan bersihnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu me-nutup
biaya administrasi dan umum (Demawan & Amir, 2011). Ini berarti kinerja
perusahaan dinilai baik dan ini dapat meningkatkan daya tarik investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga pendapatan yang
diperoleh perusahaan akan meningkat.
Hasil penelitian Demawan dan Amir (2011) menunjukkan bahwa Gross
Profit Margin tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan laba. Namun hal
tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003)
menunjukkan bahwa Gross Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prediksi perubahan laba. Dengan adanya hasil yang signifikan maka
dapat diasumsikan bahwa Gross Profit Margin mampu mem-prediksi perubahan
laba.
h. Hubungan Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba
Net Profit Margin (NPM) termasuk salah satu rasio profitabilitas. NPM
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
bersihnya terhadap total penjualan bersihnya. Wibowo dan Pujiati (2011) me-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
nyatakan bahwa apabila rasio ini naik maka dapat menunjukkan pendapatan di
masa yang akan datang diharapkan meningkat, hal ini disebabkan pendapatan
laba bersihnya lebih besar dari pendapatan operasionalnya sehingga ke-mampuan
untuk mendapatkan laba bersih meningkat yang akhirnya me-ningkatkan
pendapatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan kesimpulan dari Slamet (2003)
bahwa dengan adanya Net Profit Margin yang tinggi maka menanda-kan adanya
kemampuan perusahaan yang tinggi untuk menghasilkan laba pada penjualan
tetentu (Wibowo & Pujiati, 2011).
Juliana dan Sulardi (2003) melakukan analisis rasio Net Profit Margin
dalam memprediksi perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
Net Profit Margin tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam
memprediksi perubahan laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut mem-punyai
hubungan yang dengan perubahan laba. Berdasarkan pada penjelasan tersebut
maka dapat diasumsikan bahwa rasio Net Profit Margin mampu memprediksi
perubahan laba yang akan datang.
i. Hubungan Operating Profit Margin terhadap Perubahan Laba
Munawir (2004: 100) menyatakan bahwa rasio OPM mencerminkan
tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan
yang kurang baik, hal ini disebabkan setiap rupiah penjualan yang terserap dalam
biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Dengan kata lain rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi pada tingkat
penjualan tertentu.
Operating Profit Margin yang rendah akan mempunyai pengaruh yang
baik terhadap efisiensi perusahaan. Sebaliknya Operating Profit Margin yang
tinggi menunjukkan tingkat dan struktur biaya yang tinggi sehingga meng-
akibatkan laba usaha tidak cukup untuk menutup biaya tersebut. Kesimpulan-nya
Operating Profit Margin mempunyai pengaruh yang baik terhadap laba bersih
yang dihasilkan perusahaan jika rasio tersebut mempunyai nilai yang rendah, jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
semakin rendah nilai rasio tersebut maka laba yang dihasilkan akan semakin
meningkat.
Kemampuan rasio Operating Profit Margin dalam memprediksi per-
ubahan laba yang akan datang telah diteliti oleh Juliana dan Sulardi (2003) dan
Demawan dan Amir (2011) yang menguji manfaat rasio Operating Profit Margin
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil
kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio Operating Profit Margin
mampu memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
j. Hubungan Return On Investment terhadap Perubahan Laba
Return On Investment didapat dengan rumus laba setelah pajak dibagi
dengan total aktiva. Munawir (2004: 89) menyatakan bahwa “Return On
Investment itu sendiri adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang di-
maksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruh-an
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya per-
usahaan untuk menghasilkan keuntungan”.
Sartono (2001) mengatakan bahwa “Return On Investment (ROI)
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang di-
pergunakan” (hlm. 123). Lebih lanjut Munawir menjelaskan fungsi dari Return
On Investment adalah mengukur kemampuan perusahaan dengan ke-seluruhan
dana, dengan kata lain untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (2004: 89).
Hubungan Return On Investment dengan laba menurut Harsari (2008)
jika Return On Investment naik maka laba juga akan naik karena, dengan ke-
naikan Return On Investment menunjukkan pertumbuhan laba baik dan laba
merupakan ukuran kinerja perusahaan. Ada beberapa peneliti yang mengguna-
kan Return On Investment dalam memprediksi perubahan laba seperti Harsari
(2008) yang menunjukkan bahwa Return On Investment mempunyai pe-ngaruh
positif terhadap prediksi perubahan laba. Sedangkan dalam peneliti-an yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) dari hasil penelitian me-nunjukkan
bahwa Return On Investment tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan
laba. Namun Return On Investment mempenyai hubungan dengan laba, maka
dapat diasumsikan bahwa Return On Investment dapat mem-prediksi laba.
k. Hubungan Return On Equity terhadap Perubahan Laba
Return On Equity menunjukkan kemampuan kemampuan modal sen-diri
dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham per-
usahaan (Moeljadi, 2006: 53). Harahap (2011: 305) mengatakan bahwa Return
On Equity menunjukkan berapa persen diperolehnya laba bersih bila diukur
dengan modal pemilik, semakin besar rasio ini maka semakin bagus.
Return On Equity berfungsi mengukur laba dari perspektif pemegang
saham (Hanafi & Halim, 2007). Pengaruh Return On Equity terhadap laba adalah
semakin tinggi Return On Equity maka akan semakin tinggi pula tingkat laba
yang dihasilkan karena penambahan modal kerja dapat digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba.
Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005), Wibowo dan Pujiati (2011),
Demawan dan Amir (2011) dan Harsari (2008) melakukan analisis rasio Net
Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rasio Net Profit Margin tidak mempunyai kemampuan yang signifikan
dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut
mempunyai hubungan yang dengan perubahan laba. Dengan demikian
diasumsikan bahwa rasio Net Profit Margin mampu memprediksi perubahan laba
yang akan datang.
l. Sales to Current Liabitities
Sales to Current Liabitities merupakan rasio aktivitas dengan unsur
penjualan dan utang lancar yang keduanya mempunyai pengaruh terhadap laba
yang dihasilkan (Demawan & Amir, 2011). Sales to Current Liabitities menurut
Demawan dan Amir (2011) digunakan untuk mengukur seberapa efektif kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
perusahaan dalam hal memperoleh laba pada tingkat penjualan yang telah
dilakukan. Dengan adanya kenaikan penjualan Demawan dan Amir (2011)
mengatakan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan membayar utang
lancarnya. Dengan demikian dengan penurunan Sales to Current Liabitities dapat
menurunkan perubahan laba yang disebabkan karena pe-nurunan volume
penjualan diikuti dengan penurunan tingkat utang lancar (Demawan & Amir,
2011).
Penelitian yang dilakukan Demawan dan Amir (2011) membuktikan
bahwa Sales to Current Liabitities mempunyai pengaruh yang positif terhadap
prediksi perubahan laba. Namun hal ini tidak konsisten dengan hasil peneliti-an
Suwarno (2004) yang menyatakan bahwa Sales to Current Liabitities tidak dapat
digunakan untuk predictor perubahan laba yang akan datang. Dengan adanya
penelitian dan teori maka dapat diasumsikan bahwa Sales to Current Liabitities
dapat memprediksi laba.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini akan menguji apakah
rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba. Hipotesis yang dirumuskan
adalah sebagai berikut:
H1: Rasio keuangan berpengaruh terhadap prediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur.
2. Ukuran Perusahaan, Rasio Keuangan dan Laba Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan alat yang digunakan dalam mengukur besar
kecilnya perusahaan. Adapun faktor lagi yang perlu diperhatikan dalam memprediksi
laba adalah ukuran perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan
Sulardi (2003) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan rasio
keuangan terhadap prediksi laba perusahaan. Gambaran umum yang ada di BEI
menunjukkan bahwa perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung diikuti oleh
earning yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil (Indarto
dalam Juliana, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Fama dan French (2000); Elton dan Gruber (2000); serta Scherer (1989)
memberikan penjelasan mengenai pengaruh dari ukuran perusahaan yaitu per-
usahaan dengan ukuran kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi
cenderung kurang menguntungkan, perusahaan yang berukuran besar akan lebih
mudah akses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil.
Di samping itu, saham perusahaan kecil tingkat frekuensi perdagangannya tidak
secepat dan semudah saham perusahaan besar (Juliana & Sulardi, 2003). Dengan
demikian perusahaan besar akan mendapatkan resiko yang lebih kecil di-bandingkan
dengan perusahaan ukuran kecil, karena perusahaan besar cenderung diikuti dengan
earning yang lebih tinggi dan pola pertumbuhan yang lebih stabil serta dapat berubah
lebih cepat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil.
Seperti yang telah dilakukan dalam penelitian Damayanti (2000) dan
Machfoedz (1994) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak ber-pengaruh
terhadap kemampuan prediksi rasio keuangan terhadap perubahan laba perusahaan di
masa yang akan datang (Juliana & Sulardi, 2003). Dimana dalam penelitian tersebut
menggunakan total aktiva sebagai dasar perhitungan ukuran perusahaan manufaktur.
Namun berbeda dengan Sulardi dan Juliana (2003) yang dalam penelitian yang telah
dilakukan mendapatkan hasil bahwa ukuran perusaha-an berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan prediksi rasio keuangan terhadap laba perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini akan menguji apakah ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan rasio dalam mem-prediksi perubahan
laba. Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
H2: Ukuran perusahaan dapat menjadi moderator terhadap kemampuan prediksi
rasio keuangan terhadap perubahan laba perusahaan manufaktur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
BAB III
METODE PENELITIAN
Surachman (1998: 131) menyatakan bahwa “Metode merupakan cara utama
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian
hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Penelitian merupa-kan
pekerjaan ilmiah yang dilaksanakan secara sistematis, teratur, dan tertib baik prosedur
maupun proses pemikiran materinya. Sedangkan menurut Daniel (2003: 5) memberikan
batasan mengenai metode penelitian yaitu “Suatu tindakan yang di-lakukan secara
sistematis dan teliti dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru dari pengetahuan
yang telah ada, dimana sikap orang yang bertindak harus berfikir kritis dan prosedur
yang digunakan harus lengkap”.
Pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pengertian dari metode
penelitian yaitu suatu cara atau strategi umum yang digunakan peneliti dalam proses
mengumpulkan data dan analisis data yang kemudian digunakan untuk memperoleh
jawaban atas masalah yang sedang diselidiki dengan suatu tujuan sebagai sasarannya.
Peneliti akan menguraikan secara jelas dan terperinci mengenai hal-hal yang ter-masuk
pembahasan dalam metodologi penelitian, yakni meliputi tempat dan waktu penelitian,
rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, pengumpulan
data, validitas instrument penelitian, analisis data dan prosedur peneliti-an.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memilih objek atau tempat penelitian di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan yang mendasari pemilihan tempat penelitian
tersebut yaitu tersedianya data-data yang diperlukan, karena dalam penelitian ini
yang dibutuhkan adalah data-data dari laporan keuangan perusahaan yang men-jual
sahamnya untuk umum karena membutuhkan dana investor dari luar per-usahaan.
Selain itu, karena Bursa Efek Indonesia mampu menjadi gambaran umum dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
keadaan perusahaan secara umum di Indonesia. Data berupa laporan keuangan dari
perusahaan manufaktur yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang datanya diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun
2008, 2009 dan 2010 sesuai data yang dibutuhkan peneliti.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanakan penelitian ini membutuhkan waktu tertentu. Penelitian ini
dimulai dari pengajuan judul, pengajuan proposal, sampai dengan penulisan pe-
nelitian. Adapun rincian pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan PenelitianJenis Kegiatan Feb
2012Maret2012
April2012
Mei2012
Juni2012
Juli2012
1. Persiapan Penelitiana. Penyusunan Judulb. Penyusunan
Proposalc. Perijinan
2. Pelaksanaan Penelitiana. Pengumpulan Datab. Analisis Data
3. Penyusunan Laporan
B. Rancangan Penelitian
Ada tiga variabel yang diuji yaitu sebagaimana yang dijelaskan sebagai beri-kut:
1. Variabel Dependen
Sugiyono (2009) mengatakan bahwa “Dalam bahasa Indonesia sering di-
sebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (hlm. 59). Perubahan laba
sebagai variabel dependen dimana perhitungannya menggunakan laba bersih se-
belum pajak untuk menghindari tarif pajak yang berbeda-beda tiap periode yang
dianalisis. Pengukuran laba ini sesuai dengan penelitian Juliana dan Sulardi (2003),
Wibowo dan Pujiati (2011), beserta Suwarno (2004). Perhitungan per-ubahan laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
relatif dihitung dengan menggunakan data Indonesian capital Market Directory
tahun 2009 dan 2010. Rumus perubahan laba relatif konsisten dengan penelitian
Suwarno (2004) sebagai berikut:
∆ =
Keterangan : ∆ = Perubahan relatif laba pada periode tertentu
Yit = Laba perusahaan pada periode tertentu
= Laba perusahaan pada periode sebelumnya
2. Variabel Independen
Sugiyono (2009) mengatakan bahwa “Dalam bahasa Indonesia sering di-
sebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (hlm.
59). Rasio keuangan sebagai variabel independen yang dapat di-hitung dari data
yang tersedia pada Indonesian capital Market Directory yang merupakan summery
dari laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel.
Perhitungan perubahan relatif rasio keuangan dihitung dengan mengguna-kan
data Indonesian capital Market Directory tahun 2008 dan 2009. Rumus per-ubahan
relatif rasio keuangan konsisten dengan penelitian Suwarno (2004) se-bagai berikut:
∆ =
Keterangan : ∆ = Perubahan relatif rasio keuangan
= Rasio keuangan pada periode tertentu
= Rasio keuangan pada periode sebelumnya
Rasio keuangan yang dipilih untuk digunakan menguji perubahan laba
berjumlah 12 rasio yang terdiri dari :
a) Current Ratio (CR)
Rasio lancar ini dapat menunjukkan sejauh manakah aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dibayar oleh perusahaan (Harahap, 2011). Rumus dari rasio lancar (Current
Ratio) menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Current Ratio (CR) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Wibowo dan Pujiati (2011) beserta
Demawan dan Amir (2011) yang menunjukkan bahwa Current Ratio mem-
punyai pengaruh positif terhadap prediksi perubahan laba. Sedangkan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) dan Meythi (2005),
yang menggunakan Current Ratio, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
Current Ratio tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan laba.
b) Inventory Turnover (IT)
Harahap menjelaskan bahwa rasio perputaran persediaan menunjuk-kan
seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi yang normal (2011).
Rumus dari Inventory Turnover menurut Sartono (2001) adalah se-bagai berikut:
Inventory Turnover (IT) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Juliana dan Sulardi (2003), Meythi
(2005) beserta Demawan dan Amir (2011) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
Inventory Turnover tidak mempunyai kemampuan yang signifikan ter-hadap
prediksi perubahan laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut mem-punyai
hubungan yang positif dengan perubahan laba.
c) Total Assets Turnover (TAT)
Hanafi dan Halim (2007) menjelaskan bahwa Total Assets Turnover
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan ber-
dasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rumus dari rasio lancar Total
Assets Turnover menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Total Assets Turnover (TAT) =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Rasio ini pernah digunakan oleh Wibowo dan Pujiati (2011) yang me-
nunjukkan bahwa Total Assets Turnover mempunyai pengaruh positif ter-hadap
prediksi perubahan laba. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005), beserta Demawan dan Amir (2011)
yang menggunakan Total Assets Turnover, dari hasil penelitian me-nunjukkan
bahwa Total Assets Turnover tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan
laba.
d) Debt Ratio (DR)
Menurut Slamet (2003) rasio Debt Ratio ini digunakan untuk meng-
hitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditur untuk perusahaan.
Dengan kata lain bahwa rasio ini menunjukkan penggunaan utang terhadap
terhadap total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Wibowo & Pujiati, 2011).
Rumus dari Debt Ratio menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Debt Ratio =
Rasio ini pernah digunakan oleh Meythi (2005) beserta Wibowo dan
pujiati (2011) menunjukkan bahwa rasio ini tidak dapat digunakan untuk
memprediksi laba, tetapi rasio tersebut mempunyai hubungan yang positif
dengan perubahan laba.
e) Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal sendiri
menjamin utang. Dengan kata lain bagian utang yang dapat dijamin dengan
menggunakan modal sendiri (Moeljadi, 2006: 51). Rumus dari Debt to Equity
Ratio menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio (DER) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Juliana dan Sulardi (2003) pada per-
usahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Harsari
(2008) pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Debt to Equity Ratio tidak mem-
punyai kemampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang
akan datang.
f) Leverage Ratio (LR) =
Harahap (2011) menjelaskan bahwa “Rasio ini menggambarkan
hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat
melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik
mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang” (hlm. 306).
Rumus dari Leverage Ratio menurut Harahap (2011) adalah se-bagai berikut:
Leverage Ratio (LR) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Juliana dan Sulardi (2003) melakukan
analisis rasio Leverage Ratio dalam memprediksi perubahan laba. Hasil pe-
nelitian menunjukkan bahwa Leverage Ratio tidak mempunyai kemampuan yang
signifikan terhadap prediksi perubahan laba di masa yang akan datang.
g) Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas. Pe-ngerian
Gross Profit Margin menurut Munawir (2004: 99) adalah Perimbang-an antara
gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan
yang dicapai pada periode yang sama”. Sartono (2001) meng-ungkapkan bahwa
“Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga kotor penjualan (hlm. 123). Rumus dari
Gross Profit Margin menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin (GPM) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Demawan dan Amir (2011) yang me-
nunjukkan bahwa Gross Profit Margin berpengaruh positif signifikan ter-hadap
pertumbuhan laba tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan laba. Namun
hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
menunjukkan bahwa Gross Profit Margin berpengaruh positif signifi-kan
terhadap prediksi perubahan laba.
h) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) termasuk salah satu rasio profitabilitas. NPM
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan
bersihnya terhadap total penjualan bersihnya. Wibowo dan Pujiati (2011) me-
nyatakan bahwa apabila rasio ini naik maka dapat menunjukkan pendapatan di
masa yang akan datang diharapkan meningkat, hal ini disebabkan pendapatan
laba bersihnya lebih besar dari pendapatan operasional perusahaan sehingga
kemampuan untuk mendapatkan laba bersih meningkat yang akhirnya me-
ningkatkan pendapatan. Rumus Net Profit Margin menurut Sartono (2001)
adalah sebagai berikut
Net Profit Margin (NPM) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Juliana dan Sulardi (2003) melakukan
analisis rasio Net Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba. Hasil pe-
nelitian menunjukkan bahwa rasio Net Profit Margin tidak mempunyai ke-
mampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan
datang.
i) Operating Profit Margin (OPM)
Munawir (2004: 100) menyatakan bahwa rasio OPM mencerminkan
tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan
yang kurang baik, hal ini disebabkan setiap rupiah penjualan yang terserap dalam
biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Dengan kata lain rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi pada tingkat
penjualan tertentu. Rumus dari Operating Profit Margin (OPM) menurut
Munawir (2004) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Operating Profit Margin =
Rasio ini pernah digunakan oleh Juliana dan Sulardi (2003) dan
Demawan dan Amir (2011) untuk menguji manfaat dari rasio Operating Profit
Margin pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio Operating Profit
Margin mampu memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
j) Return On Investment (ROI)
. Munawir (2004: 89) menyatakan bahwa “Return On Investment itu
sendiri adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang di-tanamkan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan”.
Sartono (2001) mengatakan bahwa “Return On Investment (ROI) me-
nunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang di-
pergunakan” (hlm. 123). Lebih lanjut Munawir menjelaskan fungsi dari Return
On Investment adalah mengukur kemampuan perusahaan dengan ke-seluruhan
dana, dengan kata lain untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (2004: 89). Rumus dari
Return On Investment menurut Sartono (2001) sebagai berikut:
Return On Investment (ROI) =
Rasio ini pernah digunakan oleh Harsari (2008) yang menunjukkan
bahwa Return On Investment mempunyai pengaruh positif terhadap prediksi
perubahan laba. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan
Sulardi (2003) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Investment
tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan laba.
k) Return On Equity (ROE) =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Return On Equity menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan
(Moeljadi, 2006: 53). Harahap (2011: 305) mengatakan bahwa Return On Equity
menunjukkan berapa persen diperolehnya laba bersih bila diukur dengan modal
pemilik, semakin besar rasio ini maka semakin bagus. Rumus dari Return On
Equity menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut:
Return On Equity (ROE) =
Rasio ini pernah digunakan Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005),
Wibowo dan Pujiati (2011), Demawan dan Amir (2011) dan Harsari (2008)
melakukan analisis rasio Net Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Net Profit Margin tidak mempunyai
kemampuan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan
datang.
l) Sales to Current Liabitities (SCL)
Sales to Current Liabitities merupakan rasio aktivitas dengan unsur
penjualan dan utang lancar yang keduanya mempunyai pengaruh terhadap laba
yang dihasilkan (Demawan & Amir, 2011). Sales to Current Liabitities menurut
Demawan dan Amir (2011) digunakan untuk mengukur seberapa efektif kinerja
perusahaan dalam hal memperoleh laba pada tingkat penjualan yang telah
dilakukan. Rumus Sales to Current Liabitities menurut Demawan dan Amir
(2011) adalah sebagai berikut:
Sales to Current Liabitities =
Penelitian yang dilakukan Demawan dan Amir (2011) membuktikan
bahwa Sales to Current Liabitities mempunyai pengaruh yang positif terhadap
prediksi perubahan laba. Namun hal ini tidak konsisten dengan hasil peneliti-an
Suwarno (2004) yang menyatakan bahwa Sales to Current Liabitities tidak dapat
digunakan untuk predictor perubahan laba yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh keter-
gantungan yang kuat dengan hubungan variabel dependen dan variabel independen,
dimana kehadiran variabel moderating mengubah hubungan awal antara variabel
dependen dan variabel independen begitu penjelasan Sekaran dalam Juliana dan
Sulardi (2003). Variabel moderating yang dimasukkan peneliti dalam model regresi
kedua adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan yang dipergunakan peneliti
dalam menentukan besar kecinya perusahaan adalah total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Untuk pengujian ukuran perusahaan ter-hadap perubahan laba maka
terlebih dahulu dilakukan pengkatagorian ukuran perusahaan ke dalam dua tingkatan
yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil berdasarkan pada total aktiva yang
dimiliki. Rata-rata aktiva seluruh perusahaan dikumpulkan kemudian dihitung
dengan arithmetic mean. Rumus perhitungan rata-rata aktiva seluruh per-usahaan
konsisten dengan penelitian Juliana dan sulardi (2003).
= = ∑Notasi X = Total rata-rata aktiva masing-masing perusahaan
n = jumlah seluruh perusahaan
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Hasan (2002) mengemukakan bahwa “Populasi
(universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu yang me-miliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan peneliti-an)” (hlm:
84). Sekaran di dalam penelitian Juliana dan Sulardi (2003) meng-artikan populasi
sebagai kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para
peneliti untuk diteliti. Populasi yang dikatakan sebagai sample frame pada penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar terdaftar di BEI tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Hasan (2002) mengemukakan bahwa “Sampel
adalah bagian dari yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”
(hlm: 84). Sampel juga dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang terdiri dari
elemem-elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang mewakili populasinya.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang ter-daftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dengan metode pemilihan
sampel purposive sampling
Alasan mengapa penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur adalah
dari semua jenis industri di BEI, jenis industri manufaktur memiliki jumlah populasi
yang paling banya banyak atau terbesar dibandingkan dengan jenis industri yang lain
sehingga diharapkan dapat mewakili kondisi industri di Indonesia dan dapat
diperoleh jumlah sampel yang mewakili populasi.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini untuk menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi
perubahan laba perusahaan manufaktur di masa yang akan datang dimana perusahaan
tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta untuk membuktikan apakah ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi
perubahan laba perusahaan manufaktur tersebut. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu informasi dari pihak lain yang berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur sebagai sampel dari tahun 2008 sampai dengan 2010.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yang artinya tidak semua populasi dapat menjadi sampel, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
hanya yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yang dapat menjadi
sampel penelitian. purposive sampling ini juga disebut dengan judgmental sampling
yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian atau persyaratan yang dapat me-
menuhi sebagai sampel penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini di-
tentukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Adapun pemelilihan sample dengan cara purposive
sampling yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010 yang mencantumkan data secara lengkap
berturut-turut selama periode penelitian.
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember
2008, 2009 dan 2010.
3. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laba positif.
Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel penelitian tersebut di atas, maka
diperoleh sampel akhir berjumlah 68 perusahaan yang selanjutnya digunakan sebagai
sumber data untuk dianalisis. Adapun proses seleksi sampel disajikan dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Seleksi Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan secara lengkap
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan dengan akhir periode 31
Desember setiap tahunnya
148
(20)
(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Perusahaan yang mempunyai laba negatif (59)
Total Sampel 68
Sumber: ICMD 2008-2010
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data se-kunder
adalah data yang dibuat atau dikumpulkan oleh pihak luar. Alasan meng-gunakan data
sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini lebih mudah diperoleh sesuai dengan
kebutuhan penelitian serta memiliki waktu yang lebih luas. Data sekunder tersebut
berupa laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang telah go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) tahun 2010. Periode data yang digunakan men-cakup tahun,
2008, 2009 dan 2010. Laporan keuangan tahun buku 2008 sampai dengan 2009
digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan, sedangkan tahun 2009 sampai
dengan 2010 digunakan untuk menghitung perubahan laba. Data penunjang juga
diperoleh dari beberapa jurnal, tulisan-tulisan baik yang sudah atau-pun belum
dipublikasikan.
F. Validitas Istrumen Penelitian
Sugiono (2009: 172) mengatakan bahwa validitas dari instrument penelitian
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di-
ukur. Uji validitas penelitian ini merupakan conten validity karena data dibuat oleh para
ahli dibidangnya. Instrumen dari penelitian ini dapat dikatakan valid karena berasal dari
laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana
laporan keuangan dibuat oleh para ahli dibidangnya (akuntan) serta laporan keuangan
tersebut sudah diaudit. Data penelitian ini dapat dinyatakan reliable dikarenakan telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
terjadi korelasi positif antara instrumen data yang satu dengan instrument data yang lain
yang dijadikan ekuivalen.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sekaran dalam penelitian Juliana dan Sulardi (2003) mengartikan
regresi linier berganda digunakan sebagai penguji pengaruh simultan dari beberapa
variabel independen terhadap satu variabel dependen yang berskala interval. Peneliti-an
ini menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) untuk
mencapai tujuan penelitian. Adapun pengujian regresi linier berganda yang di-lakukan
oleh peneliti yaitu:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai
minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel
penelitian meliputi rasio keuangan, laba perusahaan dan ukuran perusahaan.
2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi di atas secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter
model penduga yang akurat bila memenuhi asumsi klasik regresi. Asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini yang harus dipenuhi diantaranya adalah uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan heteroskedastisitas
.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak (Ghizali, 2006: 147). Model regresi yang baik, memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan
dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan Kolmogorov Smirnov test. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua
arah yaitu dengan membandingkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) dengan taraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
signifikan yang telah ditentukan yaitu 5%. Apabila nilai membandingkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data distribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2006:
95), model regresi yang baik adalah tidak terjadinya korelasi diantara variabel
independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan cara meregresi-kan model
analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan
menggunakan Tolerance dan Varians Inflating Factor (VIF). Sebagai dasar
acuannya dapat disimpulkan :
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan peng-
ganggu pada periode t-1 (sebelummnya) (Ghozali, 2006: 99). Pendekatan yang
digunakan untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Jika du<dw<4-du maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi
negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke peng-
amatan yang lain (Ghozali, 2006: 125). Jika variance dari residual satu peng-
amatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian ada tidaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan
dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen
(Ghozali, 2006). Tingkat signifikan yang digunakan dalam uji glejser adalah 5%.
Jika variabel independen memiliki nilai sig > 0.05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Analisis data untuk melalukan pengujian dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS. Model regresi yang akan digunakan dalam
menganalisis rasio keuangan terhadap prediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur menggunakan formula sebagai berikut :
H1: Y = a + β 1X1 + β 2X2 + … + β 6X11 + e
H2: Y = a + β 1X1 + β 2X2 + … + β 6X11 + Dummy + e
Keterangan:
Y = Perubahan laba
a = Konstanta
β = Koefisien Regresi
e = Koefisien error
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Inventory Turnover (IT)
X3 = Total Assets Turnover (TAT)
X4 = Debt Ratio (DR)
X5 = Debt to Equity Ratio (DER)
X6 = Leverage Ratio (LR)
X7 = Gross Profit Margin (GPM)
X8 = Net Profit Margin (NPM)
X9 = Operating Profit Margin (OPM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
X10 = Return On Investment (ROI)
X11 = Return On Equity (ROE)
X12 = Sales to Current Liabitities (SCL)
a. Pengujian Individu atau persial (Uji t)
Pengujian individual atau persial digunakan untuk menunjukkan se-
berapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam me-
nerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Uji t dalam peneliti-an
ini menggunakan tingkat signifikan 5%. Apabila nilai signifikan t < 0.05 maka
Ha diterima dan apabila nilai signifikan t > 0.05 maka Ha ditolak.
b. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)
Pengujian menyeluruh atau simultan dimaksudkan untuk mengetahui
apakah secara bersama-sama variabel independen mempunyai pengaruh ter-
hadap variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Uji F dalam penelitian ini
menggunakan tingkat signifikan 5%. Apabila signifikan F < 0.05 maka Ha di-
terima dan apabila signifikan F > 0.05 maka Ha ditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi ( )Koefisien seterminasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh ke-
mampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:
87). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Dalam Ghozali juga
dijelaskan bahwa nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat ter-batas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen mem-berikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Pada uji ini digunakan nilai Adjusted R2. Apabila nilai Adjusted R2 bernilai
negatif, maka menurut Gujarati (dalam Ghozali, 2006:87) nilai Adjusted R2
dianggap bernilai 0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data
Deskripsi data merupakan gambaran dari pengolahan data atas variabel-variabel
penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai
maksimum, mean dan standar deviasi atas macam-macam rasio keuangan, laba dan
ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi dengan menggunakan statistik deskriptif.
Berikut ini adalah hasil dari statistik deskriptif:
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
IT
68
68
68
68
68
68
68
68
-.4830
-.9050
-.6920
-.4000
-.5000
-.9000
-1.0000
-.6160
1.5730
.4500
3.8790
11.7500
1.0000
2.3330
12.9010
4.1580
.074147
-.079721
-.084647
.109794
.035279
.081044
.825353
.242191
.3295895
.2108855
.5526888
1.4731954
.2298840
.5018814
2.1286170
.7088907
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
TAT
ROI
ROE
SCL
Dummy
LABA
Valid N(listwise)
68
68
68
68
68
68
68
-.9170
-.9870
-.9840
-.8820
0
-.9980
2.8210
8.7270
9.8400
2.5940
1
2.6120
.009941
.904941
.785735
.110118
.22
.134765
.4106430
1.8793594
1.9222305
.4801038
.418
.6026830
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil statistik deskriptif tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa nilai variabel
independen yaitu rasio keuangan yang terdiri dari 12 rasio menunjukkan bahwa CR me-
miliki rata-rata sebesar 7.41% dimana hal ini berarti bahwa nilai rata-rata seluruh aktiva
atas kewajiban lancar dari seluruh perusahaan manufaktur sebagai sampel sebesar
7.41%. Dengan nilai minimum -48.30% pada PT. Goodyear Indonesia Tbk, nilai
maksimum 157.30% pada PT. Roda Vitatex Tbk dan standar deviasi sebesar 32.96%.
DR memiliki rata-rata sebesar -7.41% yang artinya bahwa rata-rata penggunaan
utang terhadap terhadap total asset yang dimiliki oleh seluruh perusahaan manufaktur se-
bagai sampel sebesar -7.41%. Dengan nilai minimum -90.50% pada PT. Lautan Luas
Tbk, nilai maksimum 45% pada PT. Berlina Tbk dan standar deviasi sebesar 21.09%.
` DER memiliki rata-rata sebesar -8.46% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata
utang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri pada seluruh perusahaan
manufaktur sebagai sampel sebesar -8.46%. Dengan nilai minimum -69.20% pada PT.
Tunas Ridaen Tbk, nilai maksimum 387.90% pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan
standar deviasi sebesar 55.27%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
LR memiliki rata-rata sebesar 10.98% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata
besarnya perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan
yang digambarkan oleh modal pada seluruh perusahaan manufaktur sebagai sampel se-
besar 10.98%. Dengan nilai minimum -40% pada Sumi Indo Kabel Tbk, nilai
maksimum 1175% pada PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan standar deviasi sebesar
147.32%.
GPM memiliki rata-rata sebesar 3.53% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata
laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
seluruh per-usahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 3.53%. Dengan nilai minimum -
50% pada PT. Indosring Tbk, nilai maksimum 100% pada PT. Goodyear Indonesia Tbk
dan standar deviasi sebesar 22.99%.
OPM memiliki rata-rata sebesar 8.10% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata ke-
mampuan perusahaan menghasilkan laba operasi pada tingkat penjualan pada seluruh
perusahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 8.10%. Dengan nilai minimum -90%
pada PT. Tunas Ridaen Tbk, nilai maksimum 233.30% pada PT. Goodyear Indonesia
Tbk dan standar deviasi sebesar 50.19%.
NPM memiliki mean sebesar 82.54% dimana hal ini berarti bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan
bersihnya pada seluruh perusahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 82.54%. Dengan
nilai minimum -100% pada PT. Metrodata Electronics Tbk, nilai maksimum 1290.10%
pada PT. Voksel Electric Tbk dan standar deviasi sebesar 212.86%.
IT memiliki rata-rata sebesar 24.22% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata ke-
cepatan perputaran persediaan dalam siklus produksi yang normal pada seluruh
perusahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 24.22%. Dengan nilai minimum -
61.60% pada PT. Nipress Tbk, nilai maksimum 415.80% pada PT. Hexindo Ediperkasa
Tbk dan standar deviasi sebesar 212.86%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
TAT memiliki rata-rata sebesar 0.99% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata ke-
mampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan pada seluruh perusahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 0.99%.
Dengan nilai minimum -91.70% pada PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, nilai
maksimum 282.10% pada PT. Hexindo adiperkasa Tbk dan standar deviasi sebesar
41.06%.
ROI memiliki rata-rata sebesar 90.49% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata ke-
mampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan pada seluruh
per-usahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 90.49%. Dengan nilai minimum -
98.70% pada PT. Eterindo Wahanatama Tbk, nilai maksimum 872.70% pada PT. Siantar
TOP Tbk dan standar deviasi sebesar 187.94%.
ROE memiliki rata-rata sebesar 78.57% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata
besarnya laba bersih bila diukur dengan modal pemilik pada seluruh perusahaan
manufaktur sebagai sampel sebesar 78.57%. Dengan nilai minimum -98.40% pada PT.
Eterindo Wahanatama Tbk, nilai maksimum 984.00% pada PT. Goodyear Indonesia Tbk
dan standar deviasi sebesar 192.22%.
SCL memiliki rata-rata sebesar 11.01% dimana hal ini berarti bahwa rata-rata
efektif kinerja perusahaan dalam hal memperoleh laba pada tingkat penjualan yang telah
dilakukan pada seluruh perusahaan manufaktur sebagai sampel sebesar 11.01%. Dengan
nilai minimum -88.20% pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, nilai maksimum
259.40% pada PT. Hexindo Adiperkasa Tbk dan standar deviasi sebesar 48.01%.
Variabel moderator yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusaha-
an diukur dengan menggunakan dummy dari total aset yang dimiliki oleh masing-masing
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian. Nilai rata-rata sebesar 0.22,
nilai ini menunjukkan bahwa rata-rata manufaktur yang menjadi sampel memiliki total
aset se-besar 0.22. Dalam penelitian ini untuk ukuran perusahaan standar deviasi sebesar
0.418.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Rata-rata dari pertumbuhan laba yang dihasilkan 68 perusahaan sebagai sampel
selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah 0.134765. Nilai ini menunjukkan
bahwa nilai rata-rata pertumbuhan laba yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur se-
bagai sampel penelitian adalah sebesar 13.48% dari laba yang diperoleh seluruh per-
usahaan manufaktur sebagai sampel. Nilai minimum atas pertumbuhan laba adalah -
0.9980 pada PT. Roda Vitatex Tbk dan nilai maximum atas pertumbuhan laba adalah
2.6120 pada PT. Eterindo Wahanatama Tbk dan dengan standar deviasi sebesar
0.6026830.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis harus dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Uji
persyaratan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik
yang terdiri dari empat tahap yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi,
dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghizali,
2006: 147). Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Dalam
penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov Smirnov. Kriteria yang digunakan adalah
pengujian dua arah yaitu dengan membandingkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) dengan
taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 5%. Apabila nilai membandingkan nilai
Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data distribusi normal. Hasil uji normalitas di-
tunjukkan pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Unstandardized Residual Asymp Sig (2-tailed) InterpretasiModel Regresi IModel Regresi II
0.9620.969
Terdistribusi NormalTerdistribusi Normal
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini
berdistribusi normal karena nilai unstandardized residual pada model regresi I dan
model regresi II mempunyai nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05.
2. Uji Multikolinearitas.
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi di-
temukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2006: 95),
model regresi yang baik adalah tidak terjadinya korelasi diantara variabel
independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara meregresikan model
analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan
Tolerance dan Varians Inflating Factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat
disimpulkan jika nilai tolerancne > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Dan jka nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada
multi-kolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji multi-
kolinearitas dari dua model regresi ditunjukkan pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas Model Regresi Pertama
Variabel Tolerance VIF Interpretasi
CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
IT
TAT
ROI
ROE
SCL
0.5670.5200.5390.6280.2730.2590.1620.3680.1980.1660.2720.178
1.764
1.923
1.854
1.592
3.667
3.868
6.155
2.715
5.061
6.008
3.678
5.630
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas Model Regresi Kedua
Variabel Tolerance VIF Interpretasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
IT
TAT
ROI
ROE
SCL
Dummy
0.5650.5060.5380.6110.2720.2580.1620.3610.1970.1660.1720.8670.867
1.769
1.977
1.858
1.636
3.678
3.869
6.155
2.768
5.069
6.008
3.730
5.827
1.153
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terjadi multikolinearitas
pada kedua model regresi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tolerance lebih besar dari
0.01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
3. Uji Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelummnya) (Ghozali, 2006: 99). Autokorelasi adalah hubungan
yang terjadi antar anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
rangkaian waktu. Pendekatan yang digunakan untuk menguji apakah terjadi
autokorelasi atau tidak dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Durbin-
Watson satu sisi karena variabel independent lebih dari lima. Jika dw > du maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi Model Regresi Pertama
DW test du 4-du Keterangan
Durbin Watson 2.236 2.026 1.974 Tidak terdapat autokorelasi
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi Model Regresi Kedua
DW test du 4-du Keterangan
Durbin Watson 2.277 2.066 1.934 Tidak terdapat autokorelasi
Sumber: Hasil pengolahan data
Hasil pengujian autokorelasi model regresi pertama, dihasilkan dw sebesar
2,236 dengan n=68 dan k=12 diperoleh nilai kritis sebesar 2,026, maka dw (2,236)
> du (2,026) sehingga model regresi pertama tidak terjadi autokorelasi positif.
Sedang-kan dari hasil pengujian autokorelasi model regresi kedua dihasilkan dw
sebesar 2,277 dengan n=68 dan k = 13 diperoleh nilai kritis sebesar 2,066, maka dw
(2,277) > du (2,0660) sehingga model regresi kedua tidak terjadi autokorelasi positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
4. Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2006: 125). Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk men-
deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dari tingkat signifikan. Jika tingkat
signifikan berada di atas 5% berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dan
apabila dibawah 5% berarti terjadi gejala heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil
pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Pertama
VariabelTerikat
VariabelBebas
t Sig Keterangan
Absres 1 CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
IT
TAT
ROI
ROE
.892
.381
-.338
-1.083
.446
-1.268
-1.143
1.649
-1.442
.626
.777
.376
.705
.737
.284
.658
.210
.258
.105
.155
.534
.441
Tidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
SCL -.376 .708
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Kedua
VariabelTerikat
VariabelBebas
t Sig Keterangan
Absres 2 CR
DR
DER
LR
GPM
OPM
NPM
1.247
.162
-.360
-1.046
.490
-1.283
-1.370
.218
.872
.721
.300
.626
.205
.176
Tidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitasTidak terdapat heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
IT
TAT
ROI
ROE
SCL
Dummy
1.674
-1.064
.874
.872
-.789
-.185
.100
.292
.386
.387
.434
.854
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari tabel uji di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan masing-masing
variabel independen (bebas) berada di atas nilai 0.05 (5%) sehingga dapat disimpul-
kan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi klasik, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian atas hipotesis. Analisis data untuk me-
lakukan pengujian dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for window tabel
berikut ini adalah hasil analisis regresi pertama atas hipotesis apakah rasio keuangan
ber-pengaruh terhadap prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur:
1. Pengujian Hipotesis Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 4.9 Hasil Regresi Pertama
Variabel Koef.Regresi Standad error t Sig
CRDR
DERLR
GPMOPMNPM
ITTATROIROESCL
Konstanta
-0.2011.016-0.228-0.200-0.172-0.211-0.110-0.033-0.2520.0620.0070.0780.227
0.2370.3870.1450.0500.4900.2310.0690.1370.3220.0770.0590.2910.075
-0.8482.626-1.5713.977-0.350-0.916-1.5970.238-0.7820.8130.1270.2683.036
0.4000.0110.1220.0000.7270.3640.1160.8130.4380.4200.9000.7890.004
Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan pada hasil perhitungan regresi pada tabel 4.8 di atas, diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Laba = 0.227 - 0.201 CR + 1.016 DR - 0.228 DER - 0.200 LR - 0.172 GPM -
0.211 OPM - 0.110 NPM - 0.033 IT - 0.252 TAT + 0.062 ROI + 0.007
ROE + 0.078 SCL + e
Dari persamaan regresi di atas maka selanjutnya dicari ujii t, uji F dan
koefisien determinasi (R²) sebagai berikut:
a. Pengujian Individu atau persial (Uji t)
Pengujian individual atau persial digunakan untuk menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Uji t dalam penelitian ini meng-
gunakan tingkat signifikan 5%. Apabila nilai signifikan t < 0.05 maka Ha
diterima dan apabila nilai signifikan t > 0.05 maka Ha ditolak. Nilai t dari model
regresi dapat dilihat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Pengujian Individual atau persial
Variabel Hipotesis t Sig Kesimpulan
CRDR
DERLR
GPMOPMNPM
ITTATROIROESCL
Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1Ha1
-0.8482.626-1.5713.977-0.350-0.916-1.5970.238-0.7820.8130.1270.268
0.4000.0110.1220.0000.7270.3640.1160.8130.4380.4200.9000.789
Ha1 ditolakHa1 diterimaHa1 ditolak
Ha1 diterimaHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolak
Sumber: hasil pengolahan data
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa hanya dua rasio keuangan saja yang mem-
punyai pengaruh terhadap perubahan laba yakni Debt Ratio (DR) dan Leverage
Ratio (LR). Hal itu ditunjukkan oleh nilai signifikan t < 0.05 pada DR dengan
signifikan t 0.011 dan LR dengan signifikan t sebesar 0.000. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial yang berpengaruh signifikan adalah
Debt Ratio (DR) dan Leverage Ratio (LR).
d. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui pengaruh 12 variabel rasio keuangan terhadap
perubah-an laba, setelah dilakukan pengujian regresi linear berganda maka
didapat nilai signifikan F untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
simultan variabel independent terhadap variabel dependennya.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Pengujian Menyeluruh atau Simultan
Model Sum of Square df Mean Square F Sig1 Regression 11.568 12 0.964 4.153 0.000a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
ResidualTotal
12.76824.336
5567
0.232
Sumber: hasil pengolahan data
Dari perhitungan diperoleh nilai signifikan F sebesar 0.000 < 0.05, maka
Ha1 diterima, yang berarti secara bersama rasio keuangan mampu memprediksi
perubahan laba.
e. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa kuat
variabel independent dapat menjelaskan variabel dependen. Berikut ini adalah
perhitungan dari koefisien determinasi:
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 0.689 0.475 0.361 0.4818094
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Adjusted R2 sebesar 0.361 yang
berarti 36,10% dari variabel perubahan laba dapat dijelaskan oleh variabel rasio
keuangan. Sedangkan sisanya sekitar 63,90% dijelaskan oleh faktor lain diluar
model.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dari penelitian adalah apakah ukuran perusahaan mampu
menjadi moderator kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
perusahaan manufaktur. Untuk itu sebelum melangkah lebih lanjut peneliti meng-
kategorikan perusahaan manufaktur ke dalam dua kelompok yaitu perusahaan ber-
ukuran besar dan perusahaan berukuran kecil berdasar rata-rata total asset. Rata-rata
total asset dari seluruh perusahaan manufaktur dikumpulkan kemudian dihitung
dengan arithmetich mean hasilnya adalah sebesar Rp 5,826,357.57 Perusahaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
rata-rata total asset diatas atau sama dengan arithmetich mean termasuk kelompok
perusahaan besar, sedangkan rata-rata total asset dibawah arithmetich mean
termasuk kelompok perusahaan kecil. Kelompok perusahaan besar dan perusahaan
kecil dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Klasifikasi Perusahaan Besar dan Kecil
No Kode Rata-rata Asset Batas Klasifikasi Ukuran
1 CEKA Rp 709,536.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
2 DLTA Rp 734,505.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
3 FAST Rp 1,138,726.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
4 INDF Rp 43,829,454.00 Rp 5,826,357.57 Besar
5 MYOR Rp 3,822,844.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
6 MLBI Rp 1,065,273.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
7 STTP Rp 598,997.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
8 SMAR Rp 6,237,826.11 Rp 5,826,357.57 Besar
9 AISA Rp 1,752,889.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
10 TBLA Rp 3,218,722.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
11 GGRM Rp 29,486,322.00 Rp 5,826,357.57 Besar
12 HMSP Rp 19,120,785.00 Rp 5,826,357.57 Besar
13 RDTX Rp 751,813.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
14 SRSN Rp 388,891.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
15 BATA Rp 450,465.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
16 FASW Rp 4,083,128.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
17 TKIM Rp 21,554,963.50 Rp 5,826,357.57 Besar
18 AKRA Rp 6,862,330.00 Rp 5,826,357.57 Besar
19 BUDI Rp 1,783,228.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
20 CLPI Rp 152,295.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
21 ETWA Rp 268,165.19 Rp 5,826,357.57 Kecil
22 LTLS Rp 17,201,134.50 Rp 5,826,357.57 Besar
23 SOBI Rp 7,141,050.50 Rp 5,826,357.57 Besar
24 UNIC Rp 2,261,852.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
25 EKAD Rp 184,796.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
26 AKPI Rp 1,442,767.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
27 AMFG Rp 2,172,527.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
28 BRNA Rp 529,066.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
29 LMPI Rp 574,717.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
30 TRST Rp 1,975,480.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
31 SMCB Rp 8,851,307.50 Rp 5,826,357.57 Besar
32 INTP Rp 14,311,331.00 Rp 5,826,357.57 Besar
33 SMGR Rp 14,257,153.50 Rp 5,826,357.57 Besar
34 CTBN Rp 2,162,303.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
35 LMSH Rp 75,515.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
36 LION Rp 287,633.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
37 TIRA Rp 209,813.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
38 KDSI Rp 554,208.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
39 ARNA Rp 847,920.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
40 TOTO Rp 1,051,237.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
41 KBLI Rp 542,643.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
42 IKBI Rp 581,384.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
43 VOKS Rp 1,182,219.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
44 ASGR Rp 878,668.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
45 MTDL Rp 1,002,148.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
46 ASII Rp 101,397,500.00 Rp 5,826,357.57 Besar
47 AUTO Rp 5,115,395.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
48 GDYR Rp 1,118,451.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
49 HEXA Rp 2,049,223.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
50 INDS Rp 695,874.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
51 INTA Rp 586,065.82 Rp 5,826,357.57 Kecil
52 LPIN Rp 144,423.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
53 MASA Rp 2,787,228.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
54 NIPS Rp 326,042.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
55 SMSM Rp 1,004,377.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
56 TURI Rp 1,935,423.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
57 UNTR Rp 27,052,871.00 Rp 5,826,357.57 Besar
58 DVLA Rp 818,861.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
59 INAF Rp 730,996.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
60 KLBF Rp 6,757,472.00 Rp 5,826,357.57 Besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
61 KAEF Rp 1,611,561.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
62 MERK Rp 434,369.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
63 PYFA Rp 100,262.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
64 SQBI Rp 319,478.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
65 TSPC Rp 3,426,349.50 Rp 5,826,357.57 Kecil
66 TCID Rp 1,020,929.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
67 MRAT Rp 375,994.00 Rp 5,826,357.57 Kecil
68 UNVR Rp 8,093,126.00 Rp 5,826,357.57 Besar
Sumber :hasil pengolahan data
Setelah perusahaan manufaktur dikelompokkan kemudian hasil dikategorikan
jika kelompok perusahaan besar mempunyai nilai 1 dan kelompok perusahaan kecil
nilainya 0. Hasil pengkategorian tersebut dijadikan variabel dummy dan dimasukkan
kedalam regresi berganda sebagai variabel moderator dalam memprediksi perubahan
laba perusahaan manufaktur.
Tabel 4.14 Hasil Regresi Kedua
Variabel Koef.Regresi Standad error t Sig
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
CRDR
DERLR
GPMOPMNPM
ITTATROIROESCL
DummyKonstanta
-0.2170.929-0.2190.189-0.137-0.204-0.1090.058-0.2350.0620.0020.0050.2040.275
0.2360.3900.1440.0510.4870.2290.0680.1370.3200.0760.0590.2940.1500.082
-0.9212.348-1.5183.730-0.281-0.892-1.6060.426-0.7340.8150.0330.017-1.3573.036
0.3610.0210.1350.0000.7800.3760.1140.6720.4660.4190.9730.9870.1800.002
Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan pada hasil perhitungan regresi pada tabel 4.8 di atas, diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Laba = 0.275 - 0.217 CR + 0.929 DR - 0.219 DER + 0.189 LR - 0.137 GP -
0.204 OPM - 0.109 NPM + 0.058 IT - 0.235 TAT + 0.062 ROI + 0.002
ROE + 0.005 SCL + 0.204 + e
Dari persamaan regresi di atas maka selanjutnya dicari ujii t, uji F dan
koefisien determinasi (R²) sebagai berikut:
a. Pengujian Individu atau persial (Uji t)
Pengujian individual atau persial digunakan untuk menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Uji t dalam penelitian ini meng-
gunakan tingkat signifikan 5%. Apabila nilai signifikan t < 0.05 maka Ha
diterima dan apabila nilai signifikan t > 0.05 maka Ha ditolak. Nilai t dari model
regresi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Pengujian Individual atau Persial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Variabel Hipotesis t Sig Kesimpulan
CRDR
DERLR
GPMOPMNPM
ITTATROIROESCL
Dummy
Ha2Ha2Ha2Ha12Ha2Ha2Ha2Ha2Ha2Ha2Ha2Ha2Ha2
-0.9212.348-1.5183.730-0.281-0.892-1.6060.426-0.7340.8150.0330.017-1.357
0.3610.0210.1350.0000.7800.3760.1140.6720.4660.4190.9730.9870.180
Ha1 ditolakHa1 diterimaHa1 ditolak
Ha1 diterimaHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolakHa1 ditolak
Sumber: hasil pengolahan data
Dari tabel 4.14 terlihat bahwa hanya dua rasio keuangan saja yang mem-
punyai pengaruh terhadap perubahan laba yakni Debt Ratio (DR) dan Leverage
Ratio (LR). Ha2 itu ditunjukkan oleh nilai signifikan t < 0.05 pada DR dengan
signifikan 0.021 dan LR dengan signifikan sebesar 0.000. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara parsial atau individual yang berpengaruh
signifikan adalah Debt Ratio (DR) dan Leverage Ratio (LR).
b. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)
Dari perhitungan diperoleh nilai signifikan F 0,000 < 0.05, maka dapat
di-simpulkan bahwa Ha2 diterima yang berarti ukuran perusahaan mampu
menjadi moderator kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan
laba per-usahaan manufaktur. Berikut hasil perhitungan pengujian secara
menyeluruh atau simultan:
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Pengujian Menyeluruh atau Simultan
Model Sum of Square df Mean Square F Sig1 Regression
ResidualTotal
11.99012.34724.336
135467
0.9220.229
4.034 0.000a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Sumber: hasil pengolahan data
f. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa kuat
variabel independent dapat menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 0.702 0.493 0.371 0.4781632
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Adjusted R² sebesar 0.371 yang
berarti 37,10% dari variabel perubahan laba dapat dijelaskan oleh variabel rasio
keuangan dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sekitar 62.90% dijelaskan
oleh faktor lain diluar model regresi yang digunakan.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh peneliti, maka pembahasan hasil
analisis data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pembahasan Pengujian Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa secara bersama-
sama rasio keuangan yang dipakai dalam penelitian ini yakni Current Ratio (CR),
Inventory Turnover (IT), Total Assets Turnover (TAT), Debt Ratio (DR), Debt to
Equity Ratio (DER), Leverage Ratio (LR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Return On Investment (ROI),
Return On Equity (ROE), dan Sales to Current Liabitities (SCL), secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hal tersebut dapat dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dengan nilai signifikan F 0,000 < 0.05 yang berarti bahwa rasio-rasio keuangan
secara bersama-sama dapat memprediksi perubahan laba perusahaan.
Hasil pengujian ini didukung oleh Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005),
Wibowo dan Pujiati (2011), Demawan dan Amir (2011), Harsari (2008) dan
Suwarno (2004), dimana hasil pengujian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa
rasio ke-uangan mampu memprediksi perubahan laba perusahaan. Sedangkan secara
parsial tidak semua rasio keuangan dapat memiliki pengaruh terhadap perubahan
laba, dalam penelitian ini hanya rasio Debt Ratio (DR) dan Leverage Ratio (LR)
yang dapat mem-prediksi laba perusahaan dengan melihat nilai signifikan t yang
lebih kecil dari 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio (DR) dapat memprediksi
perubahan laba dengan nilai signifikan t (0.011) < 0.05. Ini berarti perusahaan
menggunakan utang yang lebih kecil dari total aktiva sehingga dapat menghindari
resiko kerugian yang diakibatkan tanggung jawab atas utang yang dimiliki, selain itu
total aktiva yang lebih tinggi dari total utang dapat dioptimalkan penggunaannya
baik aktiva lancar maupun aktiva tetap untuk melakun aktivitas perusahaan. Hasil
penelitian ini berbeda dengan Meythi (2005) beserta Wibowo dan pujiati (2011)
menunjukkan bahwa rasio ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi laba, pada
penelitian mereka nilai sovabilitas atau penggunaan utang sangat tinggi di
bandingkan dengan aktiva yang di-miliki sehingga meningkatkan resiko mengalami
kerugian yang tinggi.
Hal tersebut sesuai teori yang diungkapkan oleh Slamet (2003) Debt Ratio ini
digunakan untuk menghitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditur
untuk perusahaan. Dengan kata lain bahwa rasio ini menunjukkan penggunaan utang
terhadap terhadap total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Wibowo & Pujiati,
2011). Rasio Debt Ratio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang
tinggi dan penggunaan utang yang tinggi dapat meningkatkan profitabilitas karena
dapat memperlancar aktivitas perusahaan yang kemudian akan menunjang kegiatan
produksi dan penjualan untuk menghasilkan laba. Namun jika perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
mengguna-kan utang yang tinggi tanpa ditunjang dengan penjualan yang tinggi maka
resiko yang dihadapi oleh perusahaan juga tinggi (Hanafi, 2008). Harahap (2011:
304) mengata-kan bahwa “Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih
kecil”.
Hasil penelitian menunjukkan Leverage Ratio (LR) dapat memprediksi per-
ubahan laba dengan nilai signifikan t (0.000) < 0.05. Ini berarti bahwa perusahaan
menggunaan modal lebih besar dibandingkan dengan utang dari pihak luar untuk
membiayai aktivitas perusahaannya karena semakin kecil Leverage Ratio maka laba
bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini tidak sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003), dimana Leverage
Ratio dalam penelitian Juliana dan Sulardi (2003) tidak dapat berpengaruh terhadap
prediksi laba perusahaan karena perusahaan dibiayai utang lebih besar daripada
modal.
Penjelasan ini sesuai dengan teori, dimana Leverage Ratio adalah rasio yang
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset.
Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang
baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang (Harahap,
2011). Hanafi (2008: 40) menjelaskan bahwa “Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvabel
adalah per-usahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total
asetnya. Rasio ini memfokuskan pada sisi kanan atau kawajiban perusahaan”.
Sedangkan sepuluh rasio keuangan yang lain dalam penelitian ini tidak dapat
berpengaruh terhadap prediksi laba perusahaan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai
signifikan t > 0.05. Lebih jelasnya kesepuluh rario tersebut akan dipaparkan lebih
detail sebagai berikut: Current Ratio dalam penelitian ini tidak dapat berpengaruh ter-
hadap prediksi laba perusahaan sesuai dengan penelitian Juliana dan Sulardi (2003),
hal tersebut dapat dilihat dengan melihat nilai signifikan t (0.400) > 0.05, ini me-
nunjukkan bahwa Current Ratio sama sekali bukan proksi yang baik bagi perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
laba yang akan datang sehingga dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak ber-
pengaruh terhadap perubahan laba. Current Ratio yang digunakan dalam penelitian
ini tidak dapat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya, hal ini disebabkan karena
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk menjamin hutang lancar lebih rendah
sehingga tingkat likuiditas perusahaan rendah.
Uraian tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sartono (2001)
menjelaskan bahwa “Semakin tinggi current ratio maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek” (hlm. 116). Rasio
lancar ini dapat menunjukkan sejauh manakah aktiva lancar yang dimiliki oleh per-
usahaan dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar yang harus dibayar oleh per-
usahaan (Harahap, 2011). Lebih lanjut Hanafi dan Halim (2007: 77) memaparkan
bahwa Current Ratio yang tinggi menunjukkan resiko likuiditas yang rendah dan
mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
Semakin rendah kemampuan aktiva lancar untuk menutupi semua hutang
lancar, maka menunjukkan bahwa hutang lancar tersebut tidak dapat dibayar. Jika
hutang lancar meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancar, maka rasio lancar
akan turun dan hal itu bisa menimbulkan permasalahan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) dan Meythi (2005),
namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Pujiati
(2011) beserta Demawan dan Amir (2011) yang menunjukkan bahwa Current Ratio
mempunyai pengaruh positif terhadap prediksi perubahan laba.
Dalam penelitian ini Debt to Equity Ratio (DER) tidak mampu dibuktikan se-
bagai prediktor perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat dengan
melihat nilai signifikan t (0.122) > 0.05, ini berarti bahwa variabel Debt to Equity
Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
dikarenakan kemampuan modal sendiri tidak dapat menjamin utang, dengan kata
lain bagian utang tidak dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri.
Sartono (2001: 121) menjelaskan bahwa semakin tinggi Total Debt to Equity
Ratio maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh perusahaan, dan investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Total Debt to Equity Ratio yang
tinggi menurut Sartono menunjukkan proporsi modal modal sendiri yang rendah
untuk membiayai aktiva (2001). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Harsari (2008) pada perusahaan asuransi
yang ter-daftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rasio Debt to Equity Ratio tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam
memprediksi perubahan laba yang akan datang, tetapi rasio tersebut mempunyai
hubungan yang dengan perubahan laba.
Dalam penelitian ini Gross Profit Margin (GPM) tidak mampu dibuktikan
se-bagai prediktor perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat
dengan melihat nilai signifikan t (0.727) > 0.05, ini berarti bahwa Gross Profit
Margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang.
Ketidakmampuan Gross Profit Margin dalam memprediksi perubahan laba
dikarenakan laba kotor yang dihasilkan tidak dapat menutup seluruh biaya
operasional perusahaan yang terdiri dari biaya pemasaran serta biaya administtrasi
dan umum yang besarnya ber-variasi sehingga mengakibatkan penurunan terhadap
laba yang diperoleh atau bahkan perusahaan mengalami kerugian.
Lebih jelas Demawan dan Amir (2011) menjelaskan bahwa Gross Profit
Margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan
bersihnya, Gross Profit Margin yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar
laba kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini menunjukkan
bahwa perusahaan mampu menutup biaya administrasi dan umum, yang kemudian
kinerja perusahaan dinilai baik dan ini dapat meningkatkan daya tarik investor untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga pendapatan yang di-
peroleh perusahaan akan meningkat.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan Juliana & Sulardi (2003) yang menyatakan bahwa rasio Gross Profit Margin
dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang. Namun penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Demawan dan Amir (2011)
yang me-nunjukkan bahwa Gross Profit Margin tidak berpengaruh terdadap
prediksi per-ubahan laba.
Hasil penelitian ini membuktikan Operating Profit Margin (OPM) tidak
mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat
dengan melihat nilai signifikan t (0.364) > 0.05, ini membuktikan bahwa Operating
Profit Margin bukan prediktor yang baik bagi perubahan laba yang akan datang. Ini
berarti bahwa nilai rasio yang telalu tinggi mengakibatkan buruknya efisiensi per-
usahaan yang dikarenakan oleh setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya
juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil, diman penjelasan tersebut sesuai
dengan pernyataan Munawir (2004). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003) dan Demawan dan Amir
(2011) yang menyatakan bahwa rasio Operating Profit Margin mampu
memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa Net Profit Margin (NPM)
dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat
dengan melihat nilai signifikan t (0.116.) > 0.05, ini berarti bahwa Net Profit
Margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang. Hal
ini di-sebabkan pendapatan laba bersihnya lebih kecil dari pendapatan
operasionalnya sehingga kemampuan untuk mendapatkan laba bersih menurun yang
akhirnya me-nurunkan pendapatan.
Hal tersebut sesuai dengan kesimpulan dari Slamet (2003) bahwa dengan
adanya Net Profit Margin yang tinggi maka menandakan adanya kemampuan per-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
usahaan yang tinggi untuk menghasilkan laba pada penjualan tetentu (Wibowo &
Pujiati, 2011). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Juliana dan Sulardi (2003) melakukan analisis rasio Net Profit Margin dalam mem-
prediksi perubahan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Net Profit
Margin tidak mempunyai kemampuan yang signifikan dalam memprediksi pe-
rubahan laba yang akan datang.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Inventory Turnover (IT) tidak
dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat
dengan melihat nilai signifikan t (0.813) > 0.05, ini berarti bahwa Inventory
Turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang
yang dikarenakan oleh kurangnya persediaan yang ada pada perusahaan yang dapat
menurunkan volume penjualan sehingga mempengaruhi jumlah laba yang
diperoleh selain itu juga dapat mengurangi kesempatan untuk mendapatkan laba
yang lebih besar dengan demikian perputaran persediaan yang rendah menandakan
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif karena semakin besar dana yang
tertanam pada aset persediaan kemudian mengakibatkan penurunan pendapatan
dan me-ngurangi laba dimasa yang akan datang sesuai dengan apa yang
dipaparkan oleh Hanafi (2008).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005) beserta Demawan dan Amir (2011)
yang me-nyatakan bahwa Inventory Turnover tidak mempunyai kemampuan yang
signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Total Assets Turnover (TAT)
tidak dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat
dilihat dengan melihat nilai signifikan t (0,438) > 0.05, ini menunjukkan bahwa
Total Assets Turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan laba yang
dikarenakan oleh ketidak mampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimiliki secara optimal, sehingga dapat mempengaruhi peneurunan penjualan yang
berpengaruh terhadap pandapatan dan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Hanafi dan Halim (2007) menjelaskan bahwa Total Assets Turnover
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan ber-
dasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Total Assets Turnover juga mem-
perlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan total aktiva, dimana
rasio yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik dan rasio yang rendah harus
membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran dan pengeluaran modal
atau investasinya (Wibowo & Pujiati, 2011).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005), beserta Demawan dan Amir (2011)
yang meng-gunakan Total Assets Turnover, dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa Total Assets Turnover tidak berpengaruh terdadap prediksi perubahan laba.
Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Wibowo dan Pujiati
(2011) yang menunjukkan bahwa Total Assets Turnover mempunyai pengaruh
positif terhadap prediksi perubahan laba.
Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa Return On Investmen
(ROI) dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat di-
lihat dengan melihat nilai signifikan t (0.420) > 0.05, dengan tingkat signifikansi
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Return On Investmen tidak berpengaruh
terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh ke-
seluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk mengoperasi-
kan perusahaan kecil sehingga mengakibatkan laba yang diperoleh oleh
perusahaan juga kecil.
Sartono (2001) mengatakan bahwa “Return On Investment (ROI)
menunjuk-kan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan” (hlm. 123). Lebih lanjut Munawir menjelaskan fungsi dari Return
On Investment adalah mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana, dengan kata lain untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang di-tanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk men-dapatkan keuntungan (2004: 89).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Hubungan Return On Investment dengan laba menurut Harsari (2008) jika
Return On Investment naik maka laba juga akan naik karena, dengan kenaikan
Return On Investment menunjukkan pertumbuhan laba baik dan laba merupakan
ukuran kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Juliana dan
Sulardi (2003) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Investment
tidak ber-pengaruh terdadap prediksi perubahan laba. Namun hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian Harsari (2008) yang menunjukkan bahwa Return On
Investment mempunyai pengaruh positif terhadap prediksi perubahan laba.
Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa Return On Equity (ROE)
dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang. Hal tersebut dapat dilihat
dengan melihat nilai signifikan t (0.900) > 0.05, ini berarti bahwa Return On
Equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang. Hal
ini di-sebabkan oleh sifat dan pola investasi yang dilakukan oleh perusahaan
kurang tepat sehingga ada sebagian aktiva yang menganggur dan tidak dapat
digunakan secara efisien sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Selain itu
pendapatan yang di-hasilkan oleh modal yang berasal dari hutang tidak dapat
digunakan untuk menutup besarnya biaya modal dan kekurangan tersebut harus
ditutup oleh sebagian pen-dapatan yang berasal dari pemegang saham.
Lebih jelasnya Return On Equity menunjukkan kemampuan kemampuan
modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan (Moeljadi, 2006: 53). Harahap (2011: 305) mengatakan bahwa
Return On Equity menunjukkan berapa persen diperolehnya laba bersih bila di-
ukur dengan modal pemilik, semakin besar rasio ini maka semakin bagus.
Pengaruh Return On Equity terhadap laba adalah semakin tinggi Return On
Equity maka akan semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena pe-
nambahan modal kerja dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan
yang akhirnya dapat menghasilkan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Juliana dan Sulardi (2003), Meythi (2005), Wibowo dan Pujiati (2011),
Demawan dan Amir (2011) dan Harsari (2008) yang menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa Return On Equity mempunyai pengaruh positif terhadap
prediksi perubahan laba.
Penelitian ini tidak mampu membuktikan bahwa Sales to Current
Liabilities (SCL) dapat memprediksi perubahan laba yang akan datang Hal ter-
sebut dapat dilihat dengan melihat nilai signifikan t (0.789) > 0.05, ini berarti
bahwa Sales to Current Liabilities tidak dapat memprediksi perubahan la yang
di-sebabkan oleh peningkatan volume penjualan tidak diikuti oleh kenaikan
tingkat hutang lancarnya. Dengan tidak adanya kenaikan hasil penjualan
kemampuan per-usahaan dalam membayar hutang lancarnya juga akan turun.
Secara teoritis Sales to Current Liabitities merupakan rasio aktivitas
dengan unsur penjualan dan utang lancar yang keduanya mempunyai pengaruh
terhadap laba yang dihasilkan (Demawan & Amir, 2011). Sales to Current
Liabitities menurut Demawan dan Amir (2011) digunakan untuk mengukur se-
berapa efektif kinerja perusahaan dalam hal memperoleh laba pada tingkat pen-
jualan yang telah dilakukan. Dengan adanya kenaikan penjualan Demawan dan
Amir (2011) mengatakan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
membayar utang lancarnya. Dengan demikian dengan penurunan Sales to
Current Liabitities dapat menurunkan perubahan laba yang disebabkan karena
penurunan volume penjualan diikuti dengan penurunan tingkat utang lancar
(Demawan & Amir, 2011).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Agus Endro Suwarno (2004) yang menyatakan bahwa rasio ini tidak dapat
digunakan sebagai prediktor perubahan laba yang akan datang. Namun hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Demawan
dan Amir (2011) membuktikan bahwa Sales to Current Liabitities mempunyai
pengaruh yang positif terhadap prediksi perubahan laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
2. Pembahasan Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa uji secara simultan atau secara
bersama-sama variabel indepeden yaitu Current Ratio (CR), Inventory Turnover
(IT), Total Assets Turnover (TAT), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER),
Leverage Ratio (LR), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),
Operating Profit Margin (OPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity
(ROE), Sales to Current Liabitities (SCL) dan ukuran perusahaan berupa variabel
dummy berpengaruh secara siknifikan terhadap perubahan laba, karena nilai
signifikan F 0,000 < 0.05. Sedangkan secara persial sama dengan hasil model regresi
yang pertama bahwa hanya dua rasio keuangan yaitu DR dan LR yang dapat mem-
prediksi laba perusahaan dengan nilai signifikan t < 0.05, untuk DR nilai signifikan t
(0.21) < 0.05, dan LR nilai signifikan t (0.000) < 0.05.
Hasil Adjusted R2 kenaikannya tidak terlalu tinggi dengan hasil awal sebelum
menggunakan ukuran perusahaan 36.10 % dan setelah memasukkan ukuran
perusaha-an sebagai variabel moderating hasil dari Adjusted R2 menjadi 37.10 %.
Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi kemampuan analisis
rasio ke-uangan terhadap prediksi perubahan laba perusahaan namun nilainya tidak
terlalu tinggi sehingga masih banyak hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
kemampuan analisis rasio keuangan terhadap prediksi laba perusahaan yang harus
dipertimbang-kan selain ukuran perusahaan yang kemudian akan memperbaiki hasil
penelitian dan meningkankan nilai dari Adjusted R2.
Dari hasil analisis regresi untuk menguji hipotesis kedua dapat disimpulkan
bahwa hipotesis dapat diterima. Hal ini berarti ukuran perusahaan mampu menjadi
moderator kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
perusaha-an manufaktur. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang di-lakukan oleh Damayanti (2000) dan Machfoedz (1994) menunjukkan hasil
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kemampuan prediksi rasio
keuangan terhadap perubahan laba perusahaan di masa yang akan datang, dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
dalam penelitian tersebut menggunakan total aktiva sebagai dasar perhitungan
ukuran per-usahaan manufaktur. Namun penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Sulardi dan Juliana (2003) yang dalam penelitiannya telah
mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan prediksi rasio keuangan terhadap laba perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 98
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 68 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2010 diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil analisis regresi untuk menguji apakah rasio keuangan mampu memprediksi
perubahan laba menunjukan bahwa secara simultan rasio keuangan mampu mem-
prediksi perubahan laba perusahaan manufaktur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikan F sebesar 0.000 < 0.05. Secara parsial atau secara individual hanya rasio
Debt Ratio (DR) dengan nilai signifikan t sebesar 0.011 < 0.05 dan Leverage Ratio
(LR) dengan nilai signifikan t sebesar 0.000 < 0.05.
2. Hasil analisis regresi untuk menguji ukuran perusahaan mampu memoderasi ke-
mampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan
manufaktur menemukan hasil yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikan F 0.000 < 0.05. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima
yang berarti bahwa ukuran perusahaan mampu menjadi modereator kemampuan
rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan implikasi
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Analisis rasio keuangan adalah alat analisis yang paling popular dan sering
digunakan serta melihat dari karakteristik dari analisis rasio tersebut yang dapat
digunakan dalam memprediksi laba masa yang akan datang. Laba dapat dijadikan
sebagai alat ukur keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin dalam kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
manajemennya dan prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pe-
ngambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu per-usahaan
untuk masa yang akan datang. Ukuran perusahaan dapat pula dijadikan sebagai
moderator perubahan laba, karena pengaruh dari ukuran perusahaan yaitu
perusahaan dengan ukuran kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi
cenderung kurang menguntungkan, perusahaan yang berukuran besar akan lebih
mudah akses ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan dengan ukuran kecil.
2. Implikasi Praktis
Bagi perusahaan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan serta untuk mem-beri
gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, dan kinerja perusahaan pada
periode tertentu. Bagi para investor informasi laba dapat digunakan sebagai faktor
utama dalam meramalkan distribusi deviden di masa yang akan datang yang
merupakan faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas sebagian saham atau
atas keseluruhan perusahaan, sedangkan bagi pemegang obligasi dan kreditur
informasi laba dapat digunakan untuk menilai tingkat pengembalian tahunan dan
menerima pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut telah
jatuh tempo.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan dan keter-
batasan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil
penelitian ini agar penelitian lebih lanjut mendapatkan hasil yang lebih baik, antara lain
sebagai berikut:
1. Pemakai Laporan Keuangan
i. Para pemakai laporan keuangan terutama pihak aksternal yaitu investor
sebaiknya tidak hanya menggunakan prediksi laba dalam mengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
keputusan investasi namun dapat memperhatikan hal-hal lain seperti harga saham
perusahaan sebagai bahan pertimbangan.
2. Peneliti selanjutnya
i. Periode pengamatan perlu diperpanjang untuk memberikan gambaran yang lebih
konsisten dan memiliki kecenderungan dalam jangka panjang.
ii. Menambah variabel penelitian dengan memperbanyak rasio keuangan yang
mempunyai pengaruh terhadap laba atau menambah faktor lain selain rasio
keuangan seperti inflasi untuk memperkuat prediksi laba masa yang akan datang.
top related