perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan .../penerapan...mapping untuk meningkatkan minat...
Post on 01-Jul-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND
MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA
KELAS VII-E SMP NEGERI 5 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
NINIK AMBARINI
K4305039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND
MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA
KELAS VII-E SMP NEGERI 5 SURAKARTA
Oleh:
Ninik Ambarini
NIM K 4305039
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas maret
Surakarta.
Persetujuan pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd Joko Ariyanto, S.Si, M.Si
NIP. 19470201 197603 2 001 NIP. 19720108 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Senin
Tanggal : 8 Februari 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Widoretno, M.Si ......................
Sekretaris : Dra. Muzayyinah, M.Si ......................
Anggota I : Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd ......................
Anggota II : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si ......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Ninik Ambarini, PENERAPAN PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa
dalam pembelajaran biologi melalui penerapan strategi pembelajaran Card Sort
disertai Mind Mapping pada siswa kelas VII-E SMP N 5 Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) dengan desain penelitian yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri
dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, angket, wawancara dan kajian dokumen. Data
yang terkumpul disusun dalam bentuk tabel dan grafik dan selanjutnya dianalisis.
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif. Analisis kualitatif mendeskripsikan data hasil observasi, angket, dan
wawancara selama pelaksanaan tindakan.
Simpulan penelitian yang diperoleh adalah pembelajaran Card Sort
disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran biologi. Hal ini dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa peningkatan setiap indikator minat belajar siswa dalam pembelajaran
biologi telah mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. Hasil rata-rata
prosentase angket minat belajar siswa pra siklus adalah 69,53%, siklus I sebesar
74,54%, dan siklus II sebesar 78,44%. Penelitian dihentikan pada siklus kedua
mengingat target telah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Q.S. Al Baqarah : 286)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah sendiri keadaannya.
(Ar Ra’d : 11)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(Q.S.Al-Insyirah : 6-7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
© Bapak dan Ibu tercinta... terimakasih atas doa, nasihat, bimbingan, serta
dukungan yang senantiasa mengiringi langkah hidupku.
© Adikku Phina... yang selalu memberikan semangat dan dukungan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
© Bu Alvi dan Pak Joko... terimakasih atas bimbingan dan nasihatnya.
© Sahabatku ”Genk motor”... Sulis, Ika, Rini, Anik, Nurma, Isni, dan
Kartika... terimakasih atas kerjasama, canda tawa, dan kekompakannya
selama ini.
© Teman-teman Biologi 2005... terimakasih atas kebersamaan dan
perjuangannya...
© Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul ”PENERAPAN PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI
MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP
NEGERI 5 SURAKARTA” dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian
persyaratan mandapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bentuk bantuannya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberiakan bimbingan dan pengarahan.
5. Bapak Joko Ariyanto, S.Si, M.Si selaku pembimbing II yang telah
mamberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Surakarta yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian.
7. Guru Mata Pelajaran Biologi yang telah mamberikan bantuan, arahan, dan
bimbingan selama penelitian.
8. Siswa-siswi kelas VII-E SMP Negeri 5 Surakarta.
9. Bapak dan Ibu yang senantiasa memberi doa dan dukungan kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah
SWT, karena Dia lah sebaik-baik pemberi balasan.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
skripsi ini. Harapan penulis semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5
1. Pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping 5
2. Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi 13
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 19
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 19
C. Sumber Data .................................................................................. 20
D. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................ 20
E. Validitas Data ................................................................................ 22
F. Analisa Data .................................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
G. Prosedur Penelitian ........................................................................ 24
BAB IV. HASIL PENELITIAN 28
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 28
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 29
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 31
1. Siklus I 31
2. Siklus II 40
3. Deskripsi antar siklus 48
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 56
A. Simpulan 56
B. Implikasi 56
C. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Aktif dan Pembelajaran Konvensional 7 Tabel 2. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping 10 Tabel 3. Tehnik Penilaian Angket 22 Tabel 4. Hasil Prosentase Angket Minat Belajar Pra Siklus 32 Tabel 5. Hasil Prosentase Angket Minat Belajar Siklus I 34 Tabel 6. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus I (Guru) 35 Tabel 7. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus I (Siswa) 35 Tabel 8. Hasil Prosentase Angket Minat Belajar Siklus II 44 Tabel 9. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus II (Guru) 44 Tabel 10. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus II(Siswa) 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Mind Mapping 13 Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran 19 Gambar 3. Model Analisis Interaktif 24 Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 28 Gambar 5. Diagram Batang Prosentase Hasil Angket Minat Belajar Pra
Siklus dan Siklus I 37 Gambar 6. Diagram Batang Prosentase Hasil Angket Minat Belajar Siklus I dan Siklus II 46 Gambar 7. Diagram Batang Prosentase Hasil Angket Minat Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
a. Silabus 60
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 62
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 71
d. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran 80
e. Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran 81
f. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Card Sort Disertai Mind Mapping
83
g. Rubrik Penilaian Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort Disertai Mind Mapping
85
h. Pedoman Wawancara Guru 89
i. Pedoman Wawancara Siswa 90
Lampiran 2. Data Penelitian
a. Daftar Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
91
b. Data Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus 93
c. Uji Validitas dan Reabilitas Angket Minat Belajar Siswa 94
d. Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Prasiklus 98
e. Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 102
f. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Card Sort Disertai Mind Mapping Siklus I
106
g. Hasil Penilaian Mind Mapping Siswa Siklus I 108
h. Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 109
i. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Card Sort Disertai Mind Mapping Siklus II
114
j. Hasil Mind Mapping Siswa Siklus II 116
k. Transkrip Hasil Wawancara Guru 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
l. Transkrip Hasil Wawancara Siswa 120
m. Daftar Presensi Siswa Siklus I dan Siklus II 125
n. Daftar Kelompok dan Pembagian Kategori Pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping Siklus I dan Siklus II
126
o. Mind Mapping Siswa Siklus I 131
p. Mind Mapping Siswa Siklus II 134
Lampiran 3. Dokumentasi
a. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Card Sort disertai Mind Mapping Siklus I
137
b. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Card Sort disertai Mind Mapping Siklus II
139
Lampiran 4. Perijinan
a. Surat Permohonan Ijin Observasi 141
b. Surat Ijin Penyusunan Skripsi 142
c. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi 143
d. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out 144
e. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Surakarta 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru)
dengan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
Interaksi yang dimaksud sebagai upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam
proses belajar dengan cara menciptakan kondisi yang mendukung serta
memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta didik agar dapat
mengembangkan potensinya melalui kegiatan belajar.
Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran untuk
menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar. Keterlibatan guru dalam
proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi dan
mengantarkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang bermakna. Proses
pembelajaran dapat dikatakan bermakna jika dikemas secara aktif dan
menyenangkan sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Sebagai
subyek dalam pembelajaran, siswa diharuskan aktif agar dapat belajar sesuai
dengan bakat dan segala potensi yang dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas
VII E SMP Negeri 5 Surakarta diketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung
kurang menarik. Proses pembelajaran belum melibatkan siswa secara aktif.
Kegiatan siswa di dalam proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru, keterlibatan siswa masih kurang dan belum
menyeluruh serta hanya didominasi oleh siswa tertentu saja. Hal ini menyebabkan
kebosanan pada diri siswa sehingga minat belajar siswa kurang. Setelah dirata-rata
dari dua kali observasi diketahui bahwa pada saat proses pembelajaran
berlangsung minat belajar siswa masih kurang, yang ditandai dengan siswa yang
antusias mengikuti pelajaran sebanyak 21 siswa (52,5%).
Minat belajar siswa yang masih kurang ini juga tampak dalam kegiatan
presentasi, rata-rata hanya 32,5% siswa yang memperhatikan presentasi temannya.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Siswa lain cenderung diam dan hanya menunggu giliran presentasi kelompoknya
tanpa memperhatikan materi yang dipresentasikan kelompok lainnya, sehingga
kegiatan pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna. Selain itu, dalam hal
catatan hanya 30% siswa yang berusaha mencatat materi. Siswa cenderung malas
dan bosan mencatat hal-hal penting yang dapat membantu pemahaman materi.
Hasil observasi tersebut menandai bahwa siswa kurang antusias selama proses
pembelajaran. Lebih lanjut, hasil angket minat belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan menunjukkan bahwa rata-rata persentase tiap indikator minat belajar
siswa sebesar 69,53%.
Permasalahan kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi
dapat dirangsang guru dengan menerapkan strategi yang dapat melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak monoton
dan membosankan yaitu pembelajaran aktif (active learning) Card Sort disertai
Mind Mapping.
Pembelajaran aktif merupakan bentuk pembelajaran yang melibatkan
peran aktif siswa, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan
pengajar. Pemindahan peran pada siswa untuk aktif belajar dapat mengurangi
kebosanan, bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa..
Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar
stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi anak didik. Penerapan strategi pembelajaran aktif pada anak
didik dapat membantu ingatan (memory), sehingga anak didik dapat dihantarkan
kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Di samping itu, penerapan
pembelajaran ini dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar
tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran aktif adalah Card Sort. Pembelajaran
aktif Card Sort merupakan aktivitas kerjasama yang dapat digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda atau menilai
informasiyang dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Pelaksanaan
pembelajaran aktif Card Sort ini menekankan pada kerjasama kelompok yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dapat melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh. Kejenuhan dan kebosanan
siswa dapat teratasi melalui gerak aktif siswa saat berkeliling mencari kartu indeks
yang kategorinya sama yang dimiliki oleh siswa lainnya.
Pelaksanaan pembelajaran aktif Card Sort dapat disertai dengan Mind
Mapping. Mind Mapping merupakan tehnik meringkas bahan yang dipelajari
dalam bentuk peta atau tehnik grafik dengan cara membuat pengelompokkan atau
pengkatagorian setiap materi yang dipelajari sehingga lebih mudah
memahaminya. Bentuk catatan Mind Mapping tidak monoton, karena memadukan
fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Peta ini
juga mudah dibuat karena merupakan ekspresi alami yang spontan dari jalan
pikiran dan paduan dari kerja otak yang logis dan imajinatif.
Dalam pelaksanaanya, Mind Mapping dibuat pada akhir pelajaran untuk
meringkas materi yang telah dipelajari, baik dari kegiatan presentasi, penjelasan
guru, maupun kegiatan tanya jawab. Penggunaan Mind Mapping ini, diharapkan
dapat membangkitkan kebutuhan siswa untuk memperhatikan kegiatan
pembelajaran terutama presentasi masing-masing kelompok. Mind Mapping
memberikan rasa ketertarikan bagi siswa sehingga pembuatan ringkasan tidak
menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Pelajaran biologi yang sebelumnya
dianggap membosankan akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Adanya minat yang tinggi terhadap suatu materi pelajaran, membuat
siswa belajar dengan sungguh–sungguh karena ada daya tarik yang membuatnya
bersemangat. Pelaksanaan pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind Mapping
ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian siswa selama proses pembelajaran
sehingga pembelajaran tersebut menjadi lebih menarik, menyenangkan serta dapat
meningkatkan minat belajar biologi siswa sehingga dapat memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas telah dilakukan penelitian dengan
judul sebagai berikut : ” PENERAPAN PEMBELAJARAN CARD SORT
DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP
NEGERI 5 SURAKARTA”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu apakah minat belajar
siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping pada siswa kelas VII-E SMP N 5
Surakarta tahun pelajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi
dengan penerapan strategi pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping pada
siswa kelas VII-E SMP N 5 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
a. Memudahkan dan memberikan suasana baru dalam menerima pelajaran
yang disampaikan guru sehingga siswa lebih berminat dalam
pembelajaran.
b. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran biologi.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan/ saran bagi guru dalam memilih alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII-E SMP
N 5 Surakarta dalam pembelajaran.
3. Bagi lembaga pendidikan
a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran.
b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program peningkatan
proses pembelajaran pada tahap berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Card Sort Disertai Mind Mapping
a. Pembelajaran Aktif
1) Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak
didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar
sesuai yang diharapkan. Proses pembelajaran menuntut aktivitas peserta didik
secara penuh untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuan melalui
pengalaman belajar yang dimiliki oleh siswa. Pengalaman belajar akan tercipta
apabila terjadi interaksi selama proses pembelajaran yang menuntut siswa belajar
secara aktif. Salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran adalah pembelajaran aktif. Sebagaimana dijelaskan Hisyam Zaini,
Bermawi Munthe dan Sekar Ayu Aryani (2008: xiv) bahwa “Pembelajaran aktif
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara
aktif”. Jadi, pembelajaran aktif mengajak peserta didik untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif memberikan rasa keterlibatan bagi
peserta didik baik fisik maupun emosional, sehingga peserta didik aktif dalam
pembelajaran.
Hartono (2008: 1) mengemukakan bahwa “Pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki
oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki”. Karakteristik tiap
individu berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya
memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga
pembelajaran dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari
yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi
baik.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Selanjutnya Hartono (2008: 1) menjelaskan bahwa “Pembelajaran aktif
juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju
pada proses pembelajaran”. Proses pembelajaran dapat menjaga perhatian siswa
pada proses pembelajaran jika materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif
dengan pengetahuan yang sudah ada. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan
strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai
motivasi yang tinggi untuk belajar. Sesuai dengan yang dikemukakan Mulyasa
(2006: 241) mengenai pembelajaran aktif bahwa “Materi pelajaran yang baru
disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat
belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian
rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar”.
Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran menjadi aktivitas yang menyenangkan, tidak membosankan
bagi anak didik. Penerapan strategi pembelajaran aktif pada anak didik dapat
membantu ingatan (memory), sehingga anak didik dapat dihantarkan kepada
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Meedzan dan Fisher (2009: 10) menyatakan bahwa:
Active Learning is conceptualized as students engaging in a high level of participation in learning Active Learning is conceptualized as students engaging in a high level of participation in learning and is a method instructionally designed to promote interaction during the learning process to provide both students and faculty with assessment feedback reflecting students understanding of the course material.
Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa konsep dari
pembelajaran aktif adalah menuntut keikutsertaan siswa pada level yang lebih
tinggi di dalam belajar dan merupakan suatu metode instruksional yang dirancang
untuk meningkatkan interaksi selama proses pembelajaran dengan umpan balik
penilaian yang mencerminkan pemahaman para siswa terhadap materi pelajaran.
Penggunaan cara-cara pembelajaran aktif akan memindahkan peran pada siswa
untuk aktif belajar dalam situasi yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi
kebosanan pada diri siswa. Keterlibatan siswa secara fisik maupun emosional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dapat membangkitkan semangat siswa serta menimbulkan minat belajar siswa
sehingga proses pembelajaran dapat mencapai learning outcomes yang
diinginkan.
Dari uraian di atas diketahui bahwa pendekatan pembelajaran aktif
berbeda dengan pembelajaran konvensional. Perbedaan tersebut sebagaimana
diungkapkan oleh Hartono (2008: 3) pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran aktif
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran aktif 1. Berpusat pada guru 1. Berpusat pada anak didik 2. Penekanan pada menerima
pengetahuan 2. Penekanan pada menemukan
3. Kurang menyenangkan 3. Sangat menyenangkan 4. Kurang memberdayakan
semua indera dan potensi anak didik
4. Memberdayakan semua indera dan potensi anak didik
5. Menggunakan metode yang monoton
5. Menggunakan banyak metode
6. Kurang banyak media yang digunakan
6. Menggunakan banyak media
7. Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
7. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
Pembelajaran aktif mempunyai beberapa kelebihan dibanding
pembelajaran konvensional, dimana pembelajaran aktif lebih berpusat pada siswa
dan memberdayakan semua potensi yang dimiliki anak didik. Pengembangan
potensi yang dimaksud disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
Penerapan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa menuntut siswa untuk
aktif dalam pembelajaran, sehingga mengurangi kebosanan siswa. Pelaksanaan
pembelajaran aktif yang menarik memberikan suasana yang menyenangkan
selama proses pembelajaran.
b. Card Sort
1) Pengertian Card Sort
Pembelajaran aktif dapat diterapkan melalui beberapa metode
pembelajaran. Masing-masing metode dapat digunakan dalam pembelajaran di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan. Silberman (2006: 12)
mengemukakan 101 metode dalam strategi pembelajaran aktif. Salah satu dari
sekian banyak teknik tersebut adalah pembelajaran Card Sort.
Menurut Silberman (2006: 169) “Card Sort atau Pemilihan Kartu
merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda atau menilai informasi”. Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa Card Sort adalah salah satu tehnik
pembelajaran aktif yang berupa aktivitas kerjasama yang dapat digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta atau menilai informasi.
Metode Card Sort menumbuhkan rasa keterlibatan siswa secara
menyeluruh serta mengurangi kebosanan pada diri siswa sehingga akan
meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas fisik
dalam metode ini dapat mengurangi kebosanan pada diri siswa. Sebagaimana
dijelaskan Silberman (2006: 169) bahwa ”Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat”.
2) Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Card Sort
Pembelajaran aktif model Card Sort merupakan pembelajaran yang
menekankan pada keterlibatan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa
diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas,
kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kategori kartu indeks yang dimiliki.
Siswa dengan kategori sama mengelompok untuk mendiskusikan dan
mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Di
sini, pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi
yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi
selesai.
Ciri khas dari pembelajaran aktif model Card Sort ini adalah siswa
mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori kelompok yang
diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu indeks yang diperolehnya.
Setiap kelompok diminta untuk memberikan penjelasan tentang kategori yang
telah diselesaikan dalam bentuk presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Langkah-langkah pelaksanaan tersebut sebagaimana dijelaskan Hisyam
Zainiet al (2004: 56) sebagai berikut:
1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori; 2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama; 3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas; 4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin - poin penting terkait materi pelajaran.
Kartu indeks dalam pembelajaran Card Sort digunakan untuk menuliskan
informasi. Hujair AH. Sanaky (2008: 6) menerangkan bahwa “Kartu tersebut
terdiri dari kartu judul dan kartu bahasan dari judul tersebut. Kartu judul biasanya
menggunakan huruf KAPITAL dan kartu-kartu sub judul menggunakan huruf non-
kapital”. Pembentukan kelompok didasarkan pada kategori kartu yang sama.
Siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu judul) yang sesuai dengan
masalah yang ada pada kartunya untuk satu kelompok. Kemudian siswa
berkelompok dalam satu pokok bahasan atau masalah masing-masing untuk
mempersiapkan presentasi. Sebagaimana dikemukakan Silberman (2006:170)
bahwa pembelajaran Card Sort dapat divariasikan dengan memerintahkan tiap
kelompok untuk membuat presentasi pengajaran tentang kategorinya. Pelaksanaan
presentasi kategori dilakukan dengan cara menempelkan kartu kategori yang
diperoleh pada papan tulis. Hal ini sesuai dengan Hujair AH. Sanaky (2008: 6)
yang menyatakan bahwa ”... mahasiswa diminta untuk menempelkan di papan
tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan
bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.”
c. Mind Mapping
1) Pengertian Mind Mapping
Mencatat merupakan salah satu keterampilan dasar yang sangat penting
dimiliki oleh siswa untuk meningkatkan keterampilan belajar. Iwan Sugiarto
(2004: 75) menyatakan bahwa ”Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang
perlu dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk
peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya”. Sejalan dengan
pernyataan tersebut, Femi Olivia (2008: 7) mengungapkan bahwa ”Mind mapping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
bisa digunakan untuk membuat catatan dengan cara membuat pengelompokkan
atau pengkatagorian setiap materi yang dipelajari. Intinya meringkas apa yang
dipelajari”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa Mind
Mapping adalah tehnik meringkas bahan yang dipelajari dalam bentuk peta atau
tehnik grafik dengan cara membuat pengelompokkan atau pengkatagorian setiap
materi yang dipelajari sehingga lebih mudah memahaminya.
Umumnya, siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier
panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran sehingga catatan terlihat
sangat monoton dan membosankan. Catatan monoton tersebut dapat
menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran. Selain itu,
catatan monoton cenderung membuat siswa malas belajar. Sejalan dengan hal
tersebut, Iwan Sugiarto (2004: 76) mengemukakan perbedaan catatan biasa dan
Mind Mapping pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping
Catatan Biasa Mind Mapping 1. Hanya berupa tulisan-tulisan
saja 1. Berupa tulisan, symbol dan
gambar 2. Hanya dalam satu warna. 2. Berwarna-warni 3. Untuk mereview ulang
memerlukan waktu yang lama. 3. Untuk mereview ulang
memerlukan waktu yang pendek.
4. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama.
4. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif.
5. Membuat individu statis. 5. Membuat individu menjadi lebih kreatif.
Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan dibanding catatan biasa.
Bentuk Mind Mapping dapat berupa tulisan, simbol, dan gambar dengan tampilan
yang berwarna-warni. Hal tersebut memberikan rasa ketertarikan bagi siswa saat
membuat catatan sehingga siswa lebih senang dan bersemangat dalam meringkas
atau mencatat materi pelajaran.
2) Manfaat Mind Mapping
Mind Mapping mempunyai beberapa manfaat dalam proses
pembelajaran. Manfaat Mind Mapping dalam penelitian ini adalah membantu
siswa untuk berkonsentrasi atau memusatkan perhatian siswa dalam kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pembelajaran. Selain itu, Mind Mapping juga dapat melatih rasa ingin tahu siswa
terhadap materi pelajaran. Beberapa manfaat Mind Mapping tersebut sebagaimana
dijelaskan Femi Olivia (2008: 8) sebagai berikut:
1) Membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan perhatian) dan lebih baik dalam mengingat; 2) Meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan observasi; 3) Melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi; 4) Melatih inisiatif dan rasa ingin tahu; 5) Membuat catatan dan ringkasan pelajaran dengan lebih baik (... .); 6)Membuat tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan; 7)Membantu menggunakan kedua belahan otak yang membuat kita ingin terus-menerus belajar.
Mind mapping bertujuan untuk membuat materi pelajaran terpola secara
visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Sebagaimana dijelaskan oleh
Eric Jensen (2007: 128) bahwa ”Mind Mapping berguna untuk mempermudah
mengorganisasikan informasi yamg merefleksikan pemikiran, permasalahan,
perhatian serta hubungan-hubungan dengan pembelajaran sebelumnya.”
3) Langkah-Langkah Mind Mapping
Pelaksanaan kegiatan Mind Mapping dalam penelitian ini adalah:
a) Menyediakan kertas dan membuat sebuah gambar yang melambangkan subjek
utama di tengah-tengah kertas.
b) Membuat beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar
di tengah kertas, garis ini mewakili ide utama mengenai suatu subjek dan
cabang-cabangnya melambangkan sub topik utama
c) Memberi nama pada setiap ide yang keluar dari topik utama tersebut.
d) Setiap kata dalam mind mapping akan digarisbawahi atau berada di atas garis
karena merupakan kata-kata kunci
e) Penambahan sub topik lanjutan dari setiap ide yang ada bisa ditarik garis
penghubung satu sama lain yang menyebar seperti cabang-cabang pohon.
f) Tambahkan lebih banyak buah pikiran anak ke setiap ide tadi.
Langkah-langkah Mind Mapping tersebut sebagaimana dijelaskan oleh
Femi Olivia (2008: 51) sebagai berikut:
1) Sediakan kertas kwarto, A4 atau folio. Gunakan selembar kertas kosong tersebut tanpa garis dan beberapa spidol aneka warna. Pastikan posisi kertas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tersebut horizontal. Lalu buatlah sebuah gambar yang melambangkan subjek utama di tengah-tengah kertas; 2) Buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas, garis ini mewakili ide utama mengenai suatu subjek. Cabang-cabangnya melambangkan sub topik utama; 3) Berikan nama pada setiap ide yang keluar dari topik utama tersebut. Dan, bila anak suka, buatlah gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut; 4) Setiap kata dalam mind mapping akan digarisbawahi atau berada di atas garis karena merupakan kata-kata kunci. Pemberian garis bawah menunjukkan tingkat kepentingannya; 5) Dengan penambahan sub topik lanjutan, dari setiap ide yang ada bisa ditarik garis penghubung satu sama lain yang menyebar seperti cabang-cabang pohon; 6) Tambahkan lebih banyak buah pikiran anak ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
Salah satu contoh Mind Mapping dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
(http://images.google.co.id/imglanding?q=mind%20mapping&imgurl.jpg, 15 April 2009)
Gambar 1. Contoh Mind Mapping
Mind Mapping dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengganti
catatan. Pembuatan Mind Mapping sangat mudah sehingga setiap siswa dapat
membuatnya. Namun, dalam proses pembuatannya harus memperhatikan ciri khas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dari Mind Mapping. Beberapa hal penting dalam membuat Mind Mapping
menurut Buzan (2007: 10) adalah sebagai berikut:
1) Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah. 2) Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama. 3) Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol. 4) Gunakan huruf besar. 5) Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit. 6) Sisakan ruangan untuk penambahan tema.
Berdasarkan uraian di atas, Mind Mapping adalah teknik meringkas bahan
yang perlu dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam
bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih menarik dan tidak monoton. Dalam
penelitian ini, Mind Mapping divariasikan dengan metode Card Sort. Mind
Mapping digunakan untuk meringkas materi yang telah dipelajari, terutama dari
kegiatan presentasi kelompok. Pembuatan Mind Mapping ini dimaksudkan agar
perhatian siswa tetap tertuju pada proses pembelajaran.
2) Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi
a. Tinjauan Minat
1) Pengertian Minat
Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, Menurut
Slameto (1991: 57) bahwa “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan sesuatu dan mengenang beberapa kegiatan”. Jadi, minat dapat
diartikan sebagai kecenderungan hati untuk memperhatikan. Siswa yang memiliki
minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap subjek tersebut. Perhatian yang dimaksud adalah perhatian pada
proses kegiatan pembelajaran. Minat belajar siswa dapat ditunjukkan melalui
perhatiannya. Jika siswa tidak berminat pada suatu pembelajaran maka siswa
tersebut cenderung tidak memperhatikan dan sebaliknya.
Minat akan muncul karena adanya keinginan atau kebutuhan.
Sebagaimana disebutkan oleh Sardiman (1988: 76) bahwa “Minat diartikan
sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-
kebutuhannya sendiri”. Kondisi yang dimaksud adalah kecenderungan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang,
atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu yang dihubungkan dengan keinginan
atau kebutuhannya.
Proses pembelajaran selayaknya memotivasi siswa untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Motivasi tersebut dapat menumbuhkan kebutuhan atau
keinginan pada diri siswa untuk mencapai hasil terbaik. Selanjutnya akan timbul
minat siswa untuk memperhatikan proses pembelajaran. Sebagaimana
disampaikan oleh Kurt Singer (1987: 78) bahwa “Minat adalah suatu landasan
yang paling menyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar”. Jika seorang
siswa memiliki rasa ingin belajar, maka ia akan cepat mengerti dan mengingatnya.
Djaali (2007: 122) menyatakan bahwa “Minat adalah perasaan ingin
tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu”. Jadi, minat dapat diartikan
sebagai rasa keingintahuan seseorang untuk mempelajari sesuatu. Minat belajar
siswa dapat ditunjukkan melalui keingintahuan siswa pada proses pembelajaran.
Keingintahuan siswa tersebut mendorong siswa untuk terlibat lebih aktif dalam
suatu proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki sifat keingintahuan tinggi
akan selalu melihat “celah” antara yang telah diketahui dengan yang harus ada
menurut pikirannya. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses kegiatan belajar
mengajar.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah kecenderungan hati yang ditandai dengan adanya perhatian,
keingintahuan, dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
2) Syarat Penting Timbulnya Minat
Minat bukanlah merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu
saja, melainkan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan (Kurt Singer. 1987:
98). Oleh karena itu, sudah semestinya pengajaran memberi peluang yang lebih
besar bagi perkembangan minat. Proses pembelajaran yang dilakukan harus dapat
membangkitkan minat belajar siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Minat dalam diri seseorang sesungguhnya dapat dikembangkan, salah
satunya dengan memberikan rasa keterlibatan bagi siswa. Sebagaimana dijelaskan
Kurt Singer (1991: 86) bahwa ”Pelajaran yang dapat merangsang timbulnya minat
murid harus memberikan kesempatan bagi peran serta atau bahkan rasa
keterlibatan bagi murid”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa
pemberian kesempatan bagi peran serta atau rasa keterlibatan bagi murid dalam
proses pembelajaran sangat penting untuk memotivasi siswa dalam mempelajari
materi. Oleh sebab itu, untuk merangsang timbulnya minat belajar siswa proses
pembelajaran harus memberikan rasa keterlibatan bagi murid. Apabila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang
dianggapnya penting dan hasil pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan
pada dirinya maka besar kemungkinan siswa tersebut akan memiliki minat lebih
dan bersungguh-sungguh dalam belajar.
b. Pembelajaran Biologi
1) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999: 295
menyatakan bahwa “Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar”. Proses belajar
terjadi akibat interaksi antara pebelajar dan pembelajar. Sebagaimana dijelaskan
Dimyati dan Mudjiono (1999: 39) bahwa “Belajar yang terjadi pada individu
merupakan perilaku kompleks, tindak interaksi antara pebelajar dan pembelajar
yang bertujuan”. Belajar yang dihayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada
hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar (guru).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan individu dalan
memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang terjadi akibat interaksi
antara seorang pebelajar dan pembelajar.
Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) menyatakan bahwa “Pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar”. Jadi pembelajaran dimaksudkan sebagai usaha guru secara terprogram
untuk membuat siswa belajar secara aktif. Lebih lanjut Gino (1997: 32-33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Pernyataan
tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran merupakan proses yang dilakukan
oleh guru untuk membuat siswa belajar. Adapun ciri siswa yang belajar yaitu
didapatkannya kemampuan baru yang merupakan hasil dari suatu usaha siswa
tersebut dan kemampuan itu bersifat tahan lama.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah usaha sadar dari guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha dengan
menyediakan berbagai sumber belajar.
2) Pengertian Biologi
Istilah Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu bios yang berarti hidup
dan logos berarti ilmu. Irwanto Sumantri (2007: 2) berpendapat bahwa “Biologi
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup dan proses
kehidupannya”. Lebih lanjut Suyitno dan Sukirman (2005: 2) menyatakan bahwa
“Biologi adalah ilmu yang memiliki obyek berupa makhluk hidup”. Pernyataan
tersebut mengandung arti bahwa biologi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran biologi merupakan proses membelajarkan subyek didik/pembelajar
mengenai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup dan
proses kehidupannya yang dilakukan secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif agar tarjadi perubahan
kemampuan pada siswa.
Minat siswa dalam pembelajaran biologi berdasarkan uraian di atas
merupakan kecenderungan hati yang ditandai dengan adanya perhatian,
keingintahuan, dan kebutuhan dalam proses membelajarkan subyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
didik/pembelajar mengenai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makhluk hidup dan proses kehidupannya yang dilakukan secara terprogram dalam
desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif agar tarjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif
lama dan karena adanya usaha dengan menyediakan berbagai sumber belajar.
B. Kerangka Pemikiran
Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran biologi di kelas VII E
SMP N 5 Surakarta adalah kurangnya minat belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Rendahnya minat belajar ini disebabkan karena penggunaan
metode pengajaran yang kurang menarik. Proses pembelajaran yang berlangsung
belum mewujudkan adanya rasa keterlibatan siswa secara penuh. Siswa hanya
berperan sebagai objek pembelajaran, yang mendengarkan dan menulis apa yang
disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung belum
menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan rasa keterlibatan
bagi siswa sehingga siswa hanya pasif di dalam kelas dan kurang tertarik dengan
pelajaran biologi yang disampaikan oleh guru.
Terkait dengan permasalahan di atas, diperlukan inovasi pembelajaran
yang memberikan rasa keterlibatan bagi siswa. Pembelajaran Card Sort disertai
Mind Mapping menuntut adanya keterlibatan siswa secara menyeluruh dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran ini dapat memotivasi siswa agar lebih aktif
selanjutnya akan menimbulkan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih berpusat pada
siswa sehingga memberikan daya tarik bagi siswa dalam proses pembelajaran
untuk lebih bersemangat saat mengikuti pelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping
diharapkan dapat menarik perhatian siswa, mengatasi kebosanan siswa terhadap
penyampaian materi oleh guru yang monoton, serta membuat siswa belajar
dengan sungguh-sungguh, sehingga minat belajar Biologi siswa meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Adapun alur kerangka pemikiran dalam melaksanakan kegiatan
penelitian ini, secara sederhana digambarkan pada skema berikut:
PENYEBAB Metode pembelajaran kurang menarik.
MASALAH Minat belajar siswa rendah.
AKIBAT Siswa cepat merasa bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
SOLUSI Penerapan Strategi Pembelajaran Card
Sort disertai Mind Mapping
TARGET Minat belajar Biologi siswa meningkat.
Mengatasi kebosanan, menarik perhatian dan memberi rasa keterlibatan siswa secara menyeluruh.
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-E Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Febuari sampai dengan
Nopember 2009. Secara garis besar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengurusan ijin kepada pihak SMP Negeri 5
Surakarta, observasi, identifikasi masalah, dan penentuan tindakan dilakukan
bulan Febuari 2009. Pengajuan judul dan pembuatan instrumen dalam
pembelajaran dilaksanakan pada bulan Maret 2009 sampai April 2009.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi semua kegiatan yang terjadi di lapangan
yaitu pengumpulan data dan analisa data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Mei
2009 sampai dengan bulan Juni 2009.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi penyusunan laporan penelitian. Kegiatan
pada tahap ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai Nopember 2009.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) kolaboratif. Rancangan penelitian dan pemecahan masalah disusun
sesuai dengan kondisi yang terjadi pada proses pembelajaran di kelas dan dialami
oleh guru atau peneliti. Penelitian ini menggunakan pola penelitian siklus
sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk mengulang kegiatan yang sudah
dilakukan untuk mendapatkan kemantapan atau mengubah hal–hal yang tidak
tepat untuk lebih disesuaikan dengan kenyataan yang ada. Satu siklus dalam
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
penelitian tindakan kelas memiliki serangkaian langkah yang membentuk spiral,
dimana setiap langkah memiliki empat tahap yang terdiri dari perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru
pelajaran biologi. Peneliti bertugas menyiapkan segala keperluan yang digunakan
dalam penelitian dan mengamati pelaksanaan tindakan, sedangkan guru sebagai
pelaksana tindakan. Alternatif pemecahan masalah diambil dan didiskusikan oleh
peneliti dan guru berdasarkan hasil observasi dan identifikasi masalah yang telah
dilakukan.
C. Sumber Data
Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :
1. Informasi guru dan siswa
2. Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktivitas pembelajaran
3. Dokumentasi atau arsip, antara lain berupa kurikulum, skenario pembelajaran,
silabus, buku penilaian dan buku referensi mengajar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi,
wawancara, dan angket yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai
berikut:
1. Angket
Angket yang diberikan kepada siswa adalah angket minat belajar siswa
dalam pembelajaran. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan
bersifat tertutup yang sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden/
siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang
telah disediakan. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat
ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi
angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang
disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator
ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Penyusunan angket menggunakan skala Likert yaitu dengan menggunakan
rentang mulai dari pernyataan sangat positif sampai pernyataan sangat negatif,
alternatif pilihan jawaban adalah sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju
(KS), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Teknik penilaian/pemberian
skor angket mengacu pada Nana Sudjana (2006: 81) yang disajikan dalam Tabel 3
di bawah ini:
Tabel 3. Teknik Penilaian Angket
Pernyataan Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Pernyataan positif
5 4 3 2 1
Pernyataan negatif
1 2 3 4 5
2. Wawancara
Wawancara atau diskusi erat kaitannya dengan proses observasi.
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa yang bertujuan untuk mengadakan
informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara
yang dilakukan adalah wawancara bebas dan dilakukan secara informal kepada
guru dan siswa yang dianggap mewakili. Waktu dan tempat wawancara tidak
ditentukan secara mendetail tetapi digunakan pada saat yang dianggap tepat.
Wawancara dilakukan pada akhir siklus. Pelaksanaan pada akhir siklus ini
digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa sesudah diterapkannya
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping.
3. Observasi
Observasi merupakan suatu langkah untuk memperoleh data pendukung
tentang minat belajar setiap individu siswa dalam pembelajaran. Observasi yang
dilakukan adalah pengamat berperan serta secara pasif dan observasi sistematik
dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan proses
pembelajaran dilengkapi aspek-aspek yang akan diteliti. Observasi dilakukan
terhadap kinerja guru dan siswa untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks
pembelajaran sehingga dapat diketahui pelaksanaan dan kekurangan untuk
pertimbangan pada siklus selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Lembar observasi diisi oleh tiga observer. Pengisian lembar observasi
dengan cara menghitung jumlah siswa yang melakukan sikap siswa sesuai dengan
kriteria yang ada dalam lembar observasi pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Observer melakukan observasi dengan memberikan tanda check (√)
pada kolom yang tersedia pada lembar observasi sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Hasil observasi diambil dari salah satu data yang relevan dari ketiga
observer.
4. Kajian Dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen yang digunakan
pada saat proses pembelajaran sehingga dapat diketahui bentuk rencana
pengajaran yang dibuat guru, silabus yang digunakan, dan buku atau materi
pelajaran yang digunakan. Kajian dokumen dalam penelitian ini digunakan
sebagai penunjang data.
E. Validitas Data
Informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Menurut Lexy J. Moleong
(2005: 330), ”Teknik triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan mengecek
atau sebagai pembanding data”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, dan Supardi (2008: 129) ”Triangulasi merupakan proses memastikan
sesuatu (getting a fix) dari berbagai sudut pandang”. Triangulasi yang digunakan
dalam penelitian adalah triangulasi metode.
Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis
tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda,
dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama
untuk menguji kemantapan informasinya. Metode pengumpulan data yang
digunakan berupa angket minat belajar siswa, dan wawancara selama proses
penelitian. Sedangkan observasi dilakukan terhadap keterlaksanaan sintaks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pembelajaran yang diuji kebenarannya dari data dua observer. Observasi ini
digunakan sebagai data pendukung.
F. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data. Analisis yang dilakukan berupa penilaian terhadap semua data
kegiatan penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Data dari hasil penelitian di
lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis
mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-20) yang dilakukan
dalam 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Skema model analisis interaktif Miles dan Huberman (1992:16-20) pada
Gambar 5 berikut:
Gambar 3. Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992:16-20)
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian
singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data
dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan
informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan,
pelaksanan tindakan, observasi, dan refleksi pada akhir siklus. Penyajian data
berupa deskripsi data dalam bentuk narasi, dapat juga meliputi berbagai jenis
matriks, gambar/skema, dan tabel pendukung narasinya. Semua dirancang guna
merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti
sehingga memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Penarikan
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Sajian Data Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencari
keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara
sistematis dan bermakna.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Zainal Aqib (2006: 22-23) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri
dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap dalam
penelitian kembali kelangkah ini adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus,
yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang semula. Adapun langkah-langkah
operasional penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, analisis,
dan refleksi sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pelaksanaan tindakan
dalam menerapkan strategi Card Sort disertai Mind Mapping meliputi: silabus
materi pencemaran lingkungan dan upaya mengatasinya yang dapat dilihat pada
Lampiran 1a, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 1b dan 1c), kartu-
kartu indeks untuk Card Sort. Instrumen yang digunakan penelitian juga
disiapkan meliputi angket minat belajar siswa (Lampiran 1d dan 1e), lembar
observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran (Lampiran 1f dan 1g), dan
pedoman wawancara (Lampiran 1h dan 1i).
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang
telah disusun sebelumnya dalam bentuk pembelajaran aktif Card Sort disertai
Mind Mapping. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah
pembelajaran yang sistematis. Secara garis besar, proses pembelajaran diawali
dengan pemberikan apresiasi tentang materi pencemaran dan kerusakan
lingkungan secara garis besar. Siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi
yang cocok dengan satu atau beberapa kategori terkait dengan materi pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Setelah itu siswa diminta untuk bergerak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama
yang dipegang teman lainnya. Siswa dengan kategori sama mengelompok untuk
membahas kategori dan mempersiapkan presentasi kategori. Tiap kelompok
diminta untuk mempresentasikan kategori kelompoknya di depan kelas. Seiring
dengan presentasi dari masing-masing kelompok, guru memberikan poin-poin
penting terkait materi pelajaran. Setelah presentasi kategori selesai siswa diminta
untuk membuat Mind Mapping. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru,
sedangkan peneliti dan observer hanya berperan sebagai pengamat jalannya
pelaksanaan tindakan.
3. Observasi
Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran. Fokus
observasi adalah penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping
terhadap minat belajar siswa. Kegiatan pengamatan ini dilakukan bersamaan
dengan kegiatan Pelaksanaan yang berupa berupa kegiatan pemantauan,
pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan
pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap minat belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen berupa
angket minat belajar siswa. Selain itu observasi juga dilakukan pada
keterlaksanaan sintaks pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping.
5. Refleksi
Tahap refleksi dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi
dilakukan peneliti, guru, dan obsever untuk menganalisis proses pelaksanaan
tindakan sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk penarikan kesimpulan.
Selain itu dilakukan analisis terhadap hambatan, kelebihan, dan kekurangan dari
tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi pertimbangan pengambilan
keputusan untuk langkah selanjutnya.
Hasil refleksi dijadikan sebagai penentu keberhasilan tindakan.
Keberhasilan tindakan diukur melalui indikator yang telah ditetapkan. Indikator
keberhasilan tindakan dirumuskan dalam bentuk persentase capaian target.
Penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil atau tercapai tujuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
diharapkan, apabila masing-masing indikator yang diukur sudah mencapai target
yang telah ditetapkan. Mulyasa (2005: 131) menyatakan bahwa proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).
Berdasarkan hasil observasi awal maka indikator keberhasilan penelitian ini
ditentukan dengan target capaian minat belajar siswa sebesar 75 %.
Apabila dalam setiap variabel yang diukur untuk tiap-tiap indikatornya
sudah dapat mencapai target yang ditentukan, maka penelitian dapat dikatakan
berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Sebaliknya, jika masih
ada beberapa indikator dari masing-masing variabel yang diukur belum memenuhi
target capaian maka dilakukan tindakan berikutnya untuk mencapai target yang
telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Prosedur jalannya penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Kemmis dan Mc Taggart dalam Zainal Aqib, 2006: 23)
Identifikasi Permasalahan Mengungkap permasalahan pembelajaran.
Perencanaan Penyusunan
silabus, rencana pengajaran. Penyusunan instrumen
penelitian: angket, pedoman
wawancara, dan lembar observasi.
Pelaksanaan Pelaksanaan
pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping.
Observasi Pengamatan
proses pembelajaran
.
Refleksi Menganalisis proses
dan dampak pelaksanaan
tindakan. Bila indikator belum
tercapai diteruskan siklus kedua.
Perencanaan Rancangan
perbaikan dari refleksi siklus I,
Penyusunan silabus dan
rencana pengajaran.
Pelaksanaan Pelaksanaan
pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping.
Observasi Pengamatan
proses pembelajaran.
Refleksi Menganalisis
proses dan dampak
pelaksanaan tindakan, serta
melihat ketercapaian
indikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 5 Surakarta yang
beralamatkan di Jl. Diponegono 45 Surakarta. SMP Negeri 5 Surakarta
merupakan salah satu sekolah favorit di Surakarta dengan standar sekolah yang
berakreditasi A. Letaknya berbatasan dengan jalan Ronggowarsito di sebelah
utara, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan SMP N 3 Surakarta dan SMP
N 10 Surakarta. Sekolah ini berada di tengah kota, sehingga sarana transportasi
mudah. Namun begitu, tidak sedikit siswa yang menggunakan sepeda sebagai
sarana transportasi.
Fasilitas yang dimiliki SMP N 5 Surakarta untuk kegiatan pembelajaran
cukup lengkap. Ruang kelasnya sebanyak 17 ruang, yaitu 6 ruang kelas VII, 6
ruang kelas VIII, dan 5 ruang kelas IX. Pada setiap ruang kelas dilengkapi dengan
white board untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, ukuran kelas cukup luas dan
seimbang dengan jumlah siswa sehingga memudahkan mobilitas siswa. Adapun
peserta didik tahun pelajaran 2008/2009 berjumlah 675 siswa yang terdiri dari 243
siswa kelas VII, 235 siswa kelas VIII dan 193 siswa kelas IX.
Penelitian ini dilakukan di kelas VII E SMP Negeri 5 Surakarta tahun
pelajaran 2008/2009. Kelas VII-E dipilih sebagai subyek penelitian karena pada
kelas tersebut terdapat permasalahan yang memerlukan upaya perbaikan. Jumlah
siswa kelas VII-E sebanyak 40 siswa, dengan perincian 20 siswa laki-laki dan 20
siswa perempuan. Adapun daftar siswa kelas VII-E dapat dilihat pada Lampiran
2a. Fasilitas yang dimiliki ruang kelas VII-E adalah 20 set meja dan kursi siswa, 1
set meja dan kursi guru, 1 white board, dan 1 almari. Posisi duduk siswa bergeser
secara berurutan setiap hari sehingga siswa mendapat suasana yang berbeda dan
dapat merasakan duduk di semua kursi dalam ruang kelas.
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Pelaksanaan penelitian diawali dengan observasi. Observasi dilakukan
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas VII-E SMP Negeri 5
Surakarta. Observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu observasi pertama pada
tanggal 18 Febuari 2009 dan observasi kedua pada tanggal 20 Febuari 2009.
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran.
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas
VII E SMP N 5 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa minat
belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi. Pada
observasi pertama, jumlah siswa yang antusias mengikuti pelajaran biologi
sebanyak 20 siswa (50%). Sisanya adalah 4 siswa (10%) melamun, 3 siswa
(7,5%) ramai, 5 siswa (12,5%) mengantuk, dan 2 siswa (5%) sibuk dengan
aktivitasnya sendiri. Pada observasi kedua, jumlah siswa yang antusias mengikuti
pelajaran biologi sebanyak 22 siswa (55%). Sisanya terdapat 4 siswa (10%)
melamun, 5 siswa (12,5%) ramai, 3 siswa (7,5%) mengantuk, dan 3 siswa (7,5%)
sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Prosentase observasi tersebut dirata-rata dan
diambil sebagai kondisi awal pembelajaran biologi di kelas VII-E. Adapun hasil
rata-rata observasi prasiklus menunjukkan bahwa siswa yang antusias mengikuti
pelajaran sebanyak 21 siswa (52,5%), hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 2b. Keantusiasan siswa yang dimaksud adalah siswa memperhatikan
penjelasan dari guru dengan baik, aktif mengajukan pertanyaan dalam kegiatan
tanya jawab, dan mencatat hal-hal penting yang membantu pemahaman materi.
Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa minat belajar biologi siswa masih
rendah.
Minat belajar siswa yang masih kurang ini juga tampak dalam kegiatan
presentasi, hanya 32,5% siswa yang memperhatikan presentasi temannya. Siswa
lain cenderung diam dan hanya menunggu giliran presentasi kelompoknya tanpa
memperhatikan materi yang dipresentasikan kelompok lainnya, sehingga kegiatan
pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna. Selain itu, dalam hal catatan
hanya 30% siswa yang berusaha mencatat materi. Siswa cenderung malas dan
bosan dalam hal mencatat hal-hal penting yang dapat membantu pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
materi. Kurangnya antusias dalam mencatat ini menandai bahwa minat belajar
siswa rendah.
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari kegiatan observasi
tersebut, selanjutnya peneliti dan guru berdiskusi untuk mencari alternatif
pemecahan masalah yang ada di kelas. Akhirnya guru dan peneliti memperoleh
kesepakatan untuk menerapkan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping
untuk meningkatkan minat belajar biologi siswa.
Pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping merupakan hal yang baru
bagi siswa. Pembelajaran ini lebih menekankan rasa keterlibatan siswa pada awal
sampai akhir pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan selama
pembelajaran belangsung. Inovasi pembelajaran dengan strategi pembelajaran
Card Sort disertai Mind Mapping dianggap cocok untuk siswa kelas VII-E SMP
Negeri 5 Surakarta. Pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping mengajak
siswa untuk belajar secara kolaboratif dan menerapkan unsur-unsur permainan.
Pemanfaatan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping diharapkan lebih
menarik siswa untuk terlibat dalam setiap pembelajaran sehingga minat belajar
siswa dalam pembelajaran biologi meningkat.
Sesuai dengan informasi yang diberikan guru mata pelajaran dan
observasi menunjukkan bahwa siswa kurang berminat dalam kegiatan
pembelajaran. Penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII-E dalam
pembelajaran biologi. Hasil observasi minat belajar siswa diperkuat oleh angket
minat belajar prasiklus yang diberikan kepada siswa. Angket ini berfungsi untuk
menggali informasi mengenai minat belajar siswa kelas VII-E SMP Negeri 5
Surakarta sebelum diterapkan strategi pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping. Hasil angket minat belajar siswa prasiklus untuk setiap item dapat
dilihat pada Lampiran 2d. Sedangkan hasil angket minat belajar setiap indikator
dapat dilihat pada Tabel 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 4. Hasil Persentase Angket Minat Belajar Pra Siklus
NO Indikator Persentase Pencapaian (%)
1.
2. 3. 4.
5. 6.
Siswa mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran. Siswa fokus pada materi pelajaran. Siswa memiliki rasa ingin tahu. Siswa memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran. Siswa ulet memecahkan masalah secara mandiri. Siswa bersemangat dalam belajar.
70
70,67
67,08 63,83 71,88 73,75
Jumlah Rata-rata
417,21 69,53
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil rata-rata prosentase angket minat
belajar siswa prasiklus adalah 69,53%. Adapun besarnya persentase indikator
mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran adalah 70%, indikator fokus
pada materi pelajaran adalah 70,67%, indikator memiliki rasa ingin tahu sebesar
67,08%, indikator memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran sebesar
63,83%, indikator ulet memecahkan masalah secara mandiri sebesar 71,88%, dan
indikator bersemangat dalam belajar sebesar 73,75%.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
Hasil penelitian dengan penerapan pembelajaran aktif Card Sort disertai
Mind Mapping dalam proses pembelajaran biologi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan segala keperluan untuk
pelaksanaan tindakan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Penyusunan silabus untuk materi pencemaran dan kerusakan lingkungan
dengan menerapkan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping.
2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi ekosistem yaitu
sub materi pencemaran lingkungan. RPP disusun dengan menerapkan
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Mempersiapkan kartu indek untuk menuliskan informasi tentang sub materi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
4) Penyusunan angket minat belajar siswa dalam pembelajaran.
5) Penyusunan lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran Card Sort
disertai Mind Mapping.
6) Penyusunan pedoman wawancara.
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dibagi menjadi dua pertemuan. Pertemuan
pertama terdiri dari dua jam pelajaran (1 x 40 menit) dan pertemuan kedua terdiri
dari satu jam pelajaran (2 x 40 menit). Materi pelajaran pada siklus 1 ini adalah
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Pada pertemuan awal, siswa diberikan suatu pengarahan tentang strategi
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping. Pengarahan kepada siswa
bertujuan agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk
mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Setelah itu dilakukan pembagian
kartu indeks untuk Card Sort kepada masing-masing siswa yang berisi informasi
yang cocok dengan satu atau beberapa kategori terkait dengan materi pelajaran.
Siswa diminta untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan
kartu dengan kategori yang sama yang dipegang oleh teman lainnya. Kemudian
siswa diarahkan untuk berkelompok dalam kategori yang sama, untuk membahas
kategori dan mempersiapkan presentasi kategori. Pelaksanaan presentasi
dilakukan setelah kegiatan kelompok. Setiap kelompok mempresentasikan
kategori kelompoknya di depan kelas. Kegiatan presentasi dilanjutkan dengan
tanya jawab. Seiring dengan presentasi dari masing-masing kelompok diberikan
poin-poin penting terkait materi pelajaran. Di akhir pelajaran, siswa diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum
dipahami berkenaan dengan materi yang telah dipelajari.
Selanjutnya, siswa diarahkan untuk membuat Mind Mapping dari materi
yang telah dipresentasikan. Pembuatan Mind Mapping pada akhir pelajaran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran.
c. Observasi Siklus I
Pada siklus I yaitu penerapan strategi Card Sort disertai Mind Mapping
dilakukan observasi. Kegiatan observasi difokuskan pada minat belajar siswa pada
materi ekosistem dengan pokok bahasan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Minat
belajar siswa diobservasi melalui angket dan wawancara kepada siswa. Hasil
observasi minat belajar didukung oleh hasil observasi keterlaksanaan sintaks
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping. Kegiatan observasi dilakukan
secara langsung oleh tiga observer. Berdasarkan observasi dan evaluasi akan
diperoleh data untuk dianalisis. Adapun hasil observasi dan evaluasi selama
melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Pengisian angket minat belajar dilakukan oleh siswa. Hasil persentase
angket minat belajar siswa untuk setiap item dapat dilihat pada Lampiran 2e.
Sedangkan hasil penilaian angket minat belajar siswa tiap indikator pada siklus I
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Persentase Angket Minat Belajar Siklus I.
NO Indikator Persentase Pencapaian (%)
1.
2. 3. 4.
5. 6.
Siswa mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran. Siswa fokus pada materi pelajaran. Siswa memiliki rasa ingin tahu. Siswa memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran. Siswa ulet memecahkan masalah secara mandiri. Siswa bersemangat dalam belajar.
75,67
74,33 72,58 72,17
74,75 77,75
Jumlah Rata-rata
447,25 74,54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort
Disertai Mind Mapping
Penilaian keterlaksanaan sintaks pembelajaran dilakukan melalui lembar
observasi yang diisi oleh tiga observer pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung yang terlampir pada Lampiran 2f. Hasil penilaian yang dilakukan
pada siklus I setelah dilakukan triangulasi dapat diamati pada Tabel 6 dan 7.
Tabel 6. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus I (Guru)
No. Kegiatan Keterlaksanaan dalam
pembelajaran 1. Memotivasi siswa di awal pelajaran. baik 2. Menyampaikan materi pelajaran secara garis besar. baik 3. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan metode Card Sort disertai Mind Mapping.
kurang
4. Membagi kartu indeks kepada masing-masing siswa. baik 5. Mengarahkan siswa untuk berkelompok dengan
kategori sama. baik
6. Membimbing kegiatan kelompok dalam pembahasan kategori.
kurang
7. Membimbing kegiatan presentasi kategori. baik 8. Membimbing siswa dalam kegiatan tanya jawab. baik 9. Memberi penjelasan dan poin penting terkait materi
pelajaran. kurang
10. Mengarahkan siswa untuk membuat Mind Mapping. baik 11. Membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping. baik 12. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran. baik
Tabel 7. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus I
(Siswa)
No. Kegiatan Keterlaksanaan
dalam pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan guru di awal pelajaran. kurang 2. Menerima kartu berisi informasi dari guru. baik 3. Mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan
kategori yang sama. baik
4. Berkelompok dalam satu kategori yang sama. kurang 5. Menempelkan kartu indeks pada papan tulis. baik 6. Mempresentasikan kategorinya di depan kelas. kurang 7. Memperhatikan kegiatan presentasi. baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel lanjutan
No. Kegiatan Keterlaksanaan
dalam pembelajaran
8. Mengajukan pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab. kurang 9. Membuat Mind Mapping. kurang 10. Menyimpulkan dan merangkum pelajaran. baik
d. Refleksi Siklus I
1) Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Hasil angket minat belajar siswa siklus I pada Tabel 5 menunjukkan
adanya peningkatan pada masing-masing indikator dengan nilai rata-rata sebesar
74,54%. Adapun nilai minat belajar siswa pada pra siklus sebesar 69,53%. Jadi,
dapat dikatakan terjadi peningkatan rata-rata persentase minat belajar siswa
sebesar 4,98%. Besarnya peningkatan untuk masing-masing indikator yaitu
indikator mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran sebesar 5,67%,
indikator fokus pada materi pelajaran sebesar 3,66%, indikator memiliki rasa
ingin tahu sebesar 5,5%, indikator memiliki motivasi besar dalam menerima
pelajaran sebesar 8,34%, indikator ulet memecahkan masalah secara mandiri
sebesar 2,88%, dan indikator bersemangat dalam kegiatan pembelajaran sebesar
4%. Adapun target yang ditetapkan untuk masing-masing indikator adalah 75%.
Peningkatan persentase angket minat belajar siswa siklus I dapat diamati pada
Gambar 5.
Gambar 5 menunjukkan bahwa pada siklus 1 terjadi peningkatan
persentase hasil angket minat belajar siswa dibanding dengan hasil angket
prasiklus. Adapun indikator yang telah mencapai target adalah indikator
mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran yaitu sebesar 75,67% dan
indikator bersemangat dalam belajar yaitu sebesar 77,75%. Peningkatan ini terjadi
karena pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind Mapping menuntut adanya
perhatian siswa dari awal sampai akhir pelajaran. Pembuatan Mind Map di akhir
pelajaran menuntut siswa untuk memperhatikan kegiatan pembelajaran terutama
presentasi kelompok. Selain itu, pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind
Mapping yang belum pernah diterapkan sebelumnya, memberikan suasana baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
bagi siswa sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Sedangkan indikator yang
belum mencapai target adalah indikator fokus pada materi pelajaran, mengajukan
pertanyaan, memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran, ulet memecahkan
masalah secara mandiri.
70
75.67
70.67
74.33
67.08
72.58
63.83
72.17 71.88
74.7573.75
77.75
50
55
60
65
70
75
80
pro
sen
tase
cap
aia
n (
%)
1 2 3 4 5 6
indikator
Pra siklus Siklus 1
Gambar 5. Diagram Batang Persentase Hasil Angket Minat Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Adapun masih terdapatnya indikator minat belajar siswa yang belum
mencapai target disebabkan oleh tahapan pembelajaran aktif Card Sort disertai
Mind Mapping belum terlaksana dengan baik seluruhnya diantaranya pengelolaan
waktu yang belum optimal selama proses pembelajaran. Penjelasan guru
mengenai langkah-langkah strategi pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping belum jelas sehingga masih terdapat siswa yang binggung dalam
pelaksanaanya. Selain itu, siswa belum beradaptasi dengan strategi Card Sort
disertai Mind Mapping.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penerapan pembelajaran Card
Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar siswa, meskipun
belum mencapai target yang diinginkan. Strategi Card Sort disertai Mind
Mapping belum pernah diterapkan oleh guru sebelumya, sehingga timbul rasa
ketertarikan pada diri siswa. Adanya ketertarikan ini meningkatkan perhatian
Keterangan Indikator: 1. Mengarahkan
perhatian pada kegiatan pembelajaran.
2. Fokus pada materi pelajaran
3. Memiliki rasa ingin tahu.
4. Memiliki motivasi besar dalam menerima palajaran.
5. Ulet memecahkan masalah secara mandiri.
6. Bersemangat dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran. Pada akhir pelajaran, siswa
dituntut untuk membuat Mind Mapping yang mengharuskan siswa memperhatikan
kegiatan pembelajaran baik kegiatan kelompok, presentasi maupun penjelasan
guru. Kegiatan ini menimbulkan rasa keingintahuan dan kebutuhan siswa untuk
belajar serta memperhatikan kegiatan pembelajaran. Selain itu, kegiatan Mind
Mapping membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk
Mind Mapping yang tidak membosankan akan menimbulkan rasa kesenangan dan
semangat pada diri siswa. Secara keseluruhan minat belajar siswa telah
mengalami peningkatan dari hasil persentase prasiklus. Namun peningkatan yang
terjadi belum mencapai target pencapaian pada masing-masing indikatornya.
Sehingga diperlukan tindakan selanjutnya.
2) Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort
Disertai Mind Mapping
Penilaian keterlaksanaan sintaks pembelajaran guru pada Tabel 6
menunjukkan bahwa ada beberapa kegiatan guru yang dinilai kurang dalam
pelaksanaan tahapan metode Card Sort disertai Mind Mapping. Dari 12 tahapan
sintaks pembelajaran, terdapat 3 tahapan yang belum terlaksana dengan baik.
Tahapan yang belum terlaksana dengan baik tersebut adalah menjelaskan langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode Card Sort disertai Mind
Mapping, membimbing kegiatan kelompok dalam pembahasan kategori, dan
memberikan penjelasan dan poin penting terkait materi pelajaran.
Hasil penilaian observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran siswa
pada Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 10 tahapan sintaks pembelajaran, terdapat
5 tahapan yang belum terlaksana dengan baik. Kegiatan siswa yang masih dinilai
kurang adalah mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang
sama, berkelompok dalam satu kategori yang sama, mempresentasikan
kategorinya di depan kelas, mengajukan pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab,
dan membuat Mind Mapping.
Selama pelaksanaan proses pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping siklus I, kesulitan dialami oleh guru pada saat mengarahkan siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menemukan kategori kartu yang sama. Ada siswa yang masih binggung, sehingga
membutuhkan waktu yang lama sampai terbentuk kelompok. Hal ini terjadi
karena siswa tersebut tidak memperhatikan pengarahan yang disampaikan oleh
guru mengenai langkah-langkah pelaksanaan metode Card Sort disertai Mind
Mapping.
Kegiatan siswa dalam kelompok kurang efektif. Hal ini terjadi karena
jumlah kelompok yang terlalu besar, sehingga hanya beberapa siswa saja yang
bekerja/membahas kartu. Kekurangefektivan ini berpengaruh pada presentasi
kelompok. Saat guru menunjuk kelompok untuk presentasi ada dua kelompok
yang belum siap, alasannya karena pembahasan kartu yang dilakukan belum
selesai. Hal ini terjadi karena guru belum membatasi waktu dalam kegiatan
pembahasan kategori. Pada saat presentasi berlangsung, masih ada beberapa anak
yang tidak memperhatikan, terutama yang duduk dibagian belakang. Pengaturan
waktu yang belum efisien menyebabkan kegiatan tanya jawab kurang optimal.
Pada kegiatan Mind Mapping, siswa masih tampak binggung dan
memerlukan waktu yang agak lama pada waktu pembuatan Mind Map karena
pengarahan guru yang kurang jelas pada awal pelajaran. Selain itu, siswa yang
tidak memperhatikan presentasi sebelumnya merasa kesulitan untuk membuatnya.
Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi yang diberikan guru agar siswa
memiliki rasa kebutuhan dan keingintahuan untuk memperhatikan presentasi
kelompok.
Pembuatan Mind Mapping pada akhir pelajaran yang mengharuskan
siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran baik kegiatan kelompok, presentasi
maupun penjelasan guru. Kegiatan ini membuat siswa lebih antusias dalam
memperhatikan kegiatan pembelajaran terutama presentasi kelompok. Selain itu,
bentuk Mind Mapping yang tidak membosankan akan menimbulkan rasa
kesenangan dan semangat pada diri siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pembelajaran yang telah
dilakukan pada siklus I, ditemukan beberapa kekurangan yang menyebabkan
kurang maksimalnya pembelajaran, sehingga tujuan peningkatan minat belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
siswa belum terpenuhi. Berdasarkan hasil siklus I terdapat kekurangan dalam
proses pembelajaran antara lain:
1. Pada saat kegiatan kelompok, banyak siswa yang tidak ikut membahas kartu.
2. Siswa belum berantusias dalam kegiatan presentasi, sehingga kesimpulan
yang diperoleh masing-masing kelompok belum optimal. Hal ini berpengaruh
pula pada pembuatan Mind Map.
3. Siswa masih terlihat bingung dalam membuat Mind Map karena belum
terbiasa. Hal ini terlihat dari waktu yang dibutuhkan siswa dalam membuat
Mind Mapping dan hasil Mind Mapping yang dibuat siswa.
4. Guru kurang mendorong siswa untuk lebih aktif selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini ditunjukkan masih adanya siswa yang bersifat pasif.
5. Pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran belum efisien sehingga
terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal.
2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan strategi
pembelajaran untuk siklus II yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I:
1) Penyusunan rencana pengajaran (RPP) dengan sub materi Upaya
Penanggulangan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. RPP disusun sesuai
dengan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping.
2) Keterlibatan siswa dalam kerja kelompok belum merata karena terlalu
besarnya jumlah anggota dalam setiap kelompoknya. Oleh karena itu,
pembagian kategori diperbanyak sehingga jumlah anggota tiap kelompok
lebih sedikit.
3) Kegiatan pembahasan kategori membutuhkan waktu yang cukup lama karena
hanya beberapa siswa saja yang ikut membahas kartu. Sebagai tindak lanjut
maka pembahasan kartu dilakukan secara berkelompok tetapi masing-masing
siswa bertanggung jawab terhadap kartu yang diperolehnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
4) Kegiatan tatap muka dengan guru selama pelaksanaan pembelajaran belum
membuat siswa berminat dalam pembelajaran secara menyeluruh. Sebagai
tindak lanjut maka guru mencoba menciptakan suasana menjadi lebih akrab
dan hangat, sehingga siswa merasa nyaman dan tidak tegang.
5) Memberikan penghargaan/reward berupa pujian dalam kegiatan presentasi
untuk lebih memotivasi siswa agar bersemangat dalam mempresentasikan
kategorinya.
6) Pengelolaan waktu dilakukan secara lebih efisien agar pelaksanaan
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping berjalan dengan optimal.
7) Mempersiapkan kartu indek untuk menuliskan informasi tentang sub materi
upaya penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
8) Instrumen lain seperti angket minat belajar siswa dalam pembelajaran Biologi,
dan lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran Card Sort disertai
Mind Mapping, dan pedoman wawancara untuk minat belajar siswa sama
seperti yang digunakan pada siklus I.
b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I.
Metode dan langkah-langkah pembelajarannya sama, akan tetapi harus
memperhatikan hasil pada siklus I. Pembelajaran tindakan II dilaksanakan dalam
2 kali tatap muka. Pertemuan pertama terdiri dari dua jam pelajaran (1 x 40 menit)
dan pertemuan kedua terdiri dari satu jam pelajaran (2 x 40 menit). Materi
pelajaran pada siklus 1 ini adalah upaya penanggulangan pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil
refleksi dari siklus I yang bertujuan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap
sebagai kekurangan dari pelaksanaan tindakan sebelumnya dan membutuhkan
upaya perbaikan. Pelaksanaan tindakan siklus II ini diharapkan dapat
meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada
siklus I.
Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh
guru dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Setiap siswa diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kartu indeks untuk Card Sort yang berisi informasi yang cocok dengan satu atau
beberapa kategori terkait dengan materi pelajaran. Siswa diminta untuk bergerak
dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang
sama yang dipegang oleh teman lainnya, dalam kegiatan ini guru memberikan
batasan waktu dan tidak segan menegur siswa yang tidak dapat menemukan
kategori yang sama. Selanjutnya siswa diarahkan untuk berkelompok dalam
kategori yang sama, untuk membahas kategori dan mempersiapkan presentasi
kategori. Guru memotivasi siswa dengan memberikan reward berupa pujian
kepada kelompok yang melakukan presentasi dengan baik. Setelah itu masing-
masing kelompok mempresentasikan kategori kelompoknya di depan kelas.
Kegiatan presentasi dan tanya jawab difasilitasi oleh guru. Sebagai perbaikan
siklus I guru memberikan batasan waktu untuk kegiatan tersebut. Seiring dengan
presentasi dari masing-masing kelompok diberikan poin-poin penting terkait
materi pelajaran. Di akhir pelajaran, siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami berkenaan dengan materi yang
telah dipelajari.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah pembuatan Mind Mapping
dari materi yang telah dipelajari terutama dari presentasi kelompok. Kegiatan
kelompok, presentasi, tanya jawab, dan Mind Mapping dikemas secara menarik
oleh guru, dengan menciptakan suasana yang lebih akrab dan menyenangkan
sehingga siswa lebih tertarik dan minat belajar siswa meningkat.
c. Observasi Siklus II
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap proses
pembelajaran dan seluruh aktivitas siswa dengan menggunakan instrumen
penelitian seperti tercantum dalam perencanaan tindakan II untuk memperoleh
data pada siklus II. Data yang diperoleh dicatat dan dirangkum sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian tahap selanjutnya. Adapun hasil observasi
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Hasil penilaian angket minat belajar siswa masing-masing item dapat
dilihat pada Lampiran 2g, sedangkan hasil indikator angket minat belajar pada
siklus II dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Persentase Angket Minat Belajar Siklus II.
NO Indikator Persentase Pencapaian (%)
1.
2. 3. 4.
5. 6.
Siswa mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran. Siswa fokus pada materi pelajaran. Siswa memiliki rasa ingin tahu. Siswa memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran. Siswa ulet memecahkan masalah secara mandiri. Siswa bersemangat dalam belajar.
79,42
78 77,08 77,17
78,75 80,25
Jumlah Rata-rata
470,67 78,44
2) Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort
Disertai Mind Mapping
Pada siklus II dilakukan penilaian kembali terhadap keterlaksanaan
sintaks pembelajaran yang terlampir pada Lampiran 2h. Hasil penilaian yang
dilakukan pada siklus I setelah dilakukan triangulasi dapat diamati pada Tabel 9
dan 10.
Tabel 9. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus II (Guru)
No. Kegiatan Keterlaksanaan dalam
pembelajaran 1. Memotivasi siswa di awal pelajaran. baik 2. Menyampaikan materi pelajaran secara garis besar. baik 3. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan metode Card Sort disertai Mind Mapping.
baik
4. Membagi kartu indeks kepada masing-masing siswa. baik 5. Mengarahkan siswa untuk berkelompok dengan
kategori sama. baik
6. Membimbing kegiatan kelompok dalam pembahasan kategori.
baik
7. Membimbing kegiatan presentasi kategori. baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel lanjutan No. Kegiatan Keterlaksanaan
dalam pembelajaran
8. Membimbing siswa dalam kegiatan tanya jawab. baik 9. Memberi penjelasan dan poin penting terkait materi
pelajaran. baik
10. Mengarahkan siswa untuk membuat Mind Mapping. baik 11. Membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping. baik 12. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran. baik
Tabel 10. Hasil Penilaian Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Siklus II (Siswa)
No. Kegiatan Keterlaksanaan
dalam pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan guru di awal pelajaran. baik 2. Menerima kartu berisi informasi dari guru. baik 3. Mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan
kategori yang sama. baik
4. Berkelompok dalam satu kategori yang sama. baik 5. Menempelkan kartu indeks pada papan tulis baik 6. Mempresentasikan kategorinya di depan kelas. baik 7. Memperhatikan kegiatan presentasi.Mengajukan
pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab. baik
8. Mengajukan pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab. baik 9. Membuat Mind Mapping. baik 10. Menyimpulkan dan merangkum pelajaran. baik
d. Refleksi Siklus II
1) Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Hasil angket minat belajar siswa dalam pembelajaran berdasarkan Tabel
8 menunjukkan bahwa hasil rata-rata prosentase minat belajar siswa pada tindakan
siklus II sebesar 78,24%. Adapun persentase tiap indikator yaitu indikator
mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran sebesar 79,42%, indikator
fokus pada materi pelajaran sebesar 78%, indikator memiliki rasa ingin tahu
sebesar 77,08%, indikator memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran
sebesar 77,17%, indikator ulet memecahkan masalah secara mandiri sebesar
78,75%, dan indikator bersemangat dalam kegiatan pembelajaran sebesar 80,25%.
Sedangkan rata-rata persentase angket minat belajar siswa pada siklus I sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
74,54%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan rata-rata prosentase
sebesar 3,93%. Adapun perbandingan persentase angket minat belajar siswa siklus
I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 6.
75.67
79.42
74.33
78.83
72.58
77.08
72.17
77.1774.75
78.75 77.7580.25
50
55
60
65
70
75
80
85
pro
sen
tase
cap
aian
(%
)
1 2 3 4 5 6indikator
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 6. Diagram Batang Persentase Hasil Angket Minat Belajar Siklus I dan Siklus II
Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil persentase angket minat belajar
siswa mengalami peningkatan dibanding siklus I. Adapun besarnya peningkatan
pada tiap indikator adalah sebagai berikut: indikator mengarahkan perhatian pada
kegiatan pembelajaran sebesar 3,75%, indikator fokus pada materi pelajaran
sebesar 3,67%, indikator memiliki rasa ingin tahu sebesar 4,5%, indikator
memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran sebesar 5%, indikator ulet
memecahkan masalah secara mandiri sebesar 4%, dan indikator bersemangat
dalam kegiatan pembelajaran sebesar 2,5%. Persentase rata-rata minat belajar
siklus II ini telah mencapai target pencapaian yaitu 75%. Hal ini menunjukkan
bahwa minat belajar siswa sudah baik. Peningkatan tersebut disebabkan oleh
siswa telah baradaptasi dengan pelaksanaan pembelajaran aktif Card Sort disertai
Mind Mapping. Selain itu, pengelolaan waktu yang lebih efisien menunjang
pelaksanaan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping lebih optimal.
Keterangan Indikator: 1. Mengarahkan
perhatian pada kegiatan pembelajaran.
2. Fokus pada materi pelajaran.
3. Memiliki rasa ingin tahu.
4. Memiliki motivasi besar dalam menerima palajaran.
5. Ulet memecahkan masalah secara mandiri.
6. Bersemangat dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Peningkatan persentase minat belajar ini disebabkan oleh pengelolaan
waktu yang lebih efisien dalam kegiatan kelompok, presentasi maupun tanya
jawab. Secara keseluruhan persentase tiap indikator minat belajar siswa dalam
pembelajaran biologi telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
hasil observasi pada siklus I.
2) Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort
Disertai Mind Mapping
Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort Disertai
Mind Mapping berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan
hasil penilaian kegiatan guru siklus II sudah baik. Seluruh tahapan sintaks
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan guru melakukan
perbaikan dalam pelaksanaan tahapan pembelajaran yang belum terlaksana
dengan baik pada siklus I, diantaranya: memberikan penegasan tentang
pelaksanaan strategi Card Sort disertai Mind Mapping untuk mengantisipasi siswa
yang masing binggung, membimbing kegiatan kelompok dalam pembahasan
kategori dengan baik dan secara menyeluruh, dan mengelola penggunan waktu
dalam setiap kegiatan. Secara keseluruhan kemampuan guru dalam menerapkan
langkah-langkah pembelajaran dan mengelola waktu pembelajaran sudah lebih
meningkat dibandingkan siklus I.
Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil penilaian observasi
terhadap kegiatan siswa siklus II sudah baik. Seluruh tahapan sintaks
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan siswa dalam dalam
berkelompok dan membahas kategori sudah baik. Selain itu, siswa bersemangat
saat mempresentasikan kategorinya di depan kelas, perhatian siswa terhadap
presentasi, mengajukan pertanyaan, dan membuat Mind Mapping semakin baik.
Pada siklus II, kegiatan pencarian kategori dan pembahasan kategori
tidak memakan waktu yang lama. Pembatasan waktu yang diberikan guru
memberikan motivasi yang lebih besar kepada siswa. Selain itu, tampilan kartu
yang berwarna-warni dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk lebih
memperhatikan isi kartu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Setelah mengelompok, siswa membahas kategori untuk dipresentasikan.
Pembahasan kategori dilakukan secara berkelompok, tetapi masing-masing
anggota kelompok bertanggung jawab untuk membahas kartu yang diperoleh,
sehingga setiap siswa bersemangat mencari pembahasan dari buku atau sumber
referensi lain yang dibawa sehingga keterlibatan siswa dalam kerja kelompok
lebih merata dan tidak dijumpai lagi siswa yang tidak mau bekerja, acuh dan
bermalas-malasan dalam kelompoknya.
Pada saat presentasi berlangsung, keseluruhan siswa tampak
memperhatikan. Setiap kelompok tampak berusaha menampilkan presentasi
dengan lebih baik dalam hal kebenaran materi dan penyampaian materi presentasi
agar memperoleh poin yang tinggi. Kegiatan presentasi dilanjutkan dengan tanya
jawab, setiap presentasi dibatasi dengan tiga penanya. Siswa lebih bersemangat
dan berani saat diberi kesempatan oleh gurunya untuk bertanya mengenai materi
yang belum dipahaminya. Kegiatan presentasi berjalan kurang optimal untuk
beberapa kelompok. Hal ini dipengaruhi adanya pembatasan waktu saat
pembahasan dan presentasi kategori.
Saat pembuatan Mind Mapping siswa tampak antusias. Pemberian
batasan waktu yang diberikan guru membuat siswa bersemangat dan bersegera
untuk mulai membuat Mind Map dan menyelesaikannya. Adapun peningkatan ini
disebabkan karena siswa sudah terbiasa membuat Mind Mapping, kebinggungan
yang dirasakan siswa pada siklus I sudah berkurang karena penjelasan guru yang
diberikan pada awal siklus II. Secara keseluruhan siswa tampak lebih bersemangat
dalam membuat Mind Mapping.
Hasil penilaian observasi terhadap keterlaksanaan sintaks pembelajaran
siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Peningkatan tersebut
dianggap sebagai salah satu petunjuk bahwa keterlaksanaan sintaks pembelajaran
melalui penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping sudah
terlaksana dengan baik dan sesuai prosedur pelaksanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Hasil Wawancara
Wawancara yang dilaksanakan setelah tindakan siklus I dan II
mengenai penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping untuk
meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru memberikan informasi mengenai
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping yang sudah dilakukan. Guru
menyatakan bahwa belum pernah mendengar istilah pembelajaran Card Sort
disertai Mind Mapping sebelumnya karena selama ini metode pembelajaran yang
digunakan hanya metode konvensional yaitu pembelajaran yang masih berpusat
pada guru. Guru menjelaskan bahwa adanya respons positif siswa terhadap
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping yang terlihat antusias dan
semangat siswa saat menerima materi. Guru juga menyatakan bahwa
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran biologi karena siswa lebih tertarik dan termotivasi
untuk belajar biologi.
Pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping dapat menghilangkan
kejenuhan siswa dalam belajar karena dengan metode ini siswa mendapat
kesempatan untuk aktif berkreasi. Guru menyatakan bahwa pembelajaran Card
Sort disertai Mind Mapping memberikan suasana baru dalam pembelajaran serta
dapat membangkitkan semangat siswa untuk mendalami materi Biologi. Guru
mengalami kesulitan pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus I terkait dengan
pengelolaan waktu, tetapi kesulitan tersebut sudah teratasi pada siklus II melalui
pengelolaan waktu yang lebih optimal. Adapun hasil wawancara guru
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2k.
b) Hasil Wawancara Siswa
Wawancara dengan siswa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping terhadap
peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran Biologi. Informasi yang
diperoleh dari hasil wawancara menunjukkan bahwa secara umum siswa lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berminat dalam pembelajaran. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran
biologi. Pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping memberikan rasa
ketertarikan bagi siswa untuk memperhatikan proses pembelajaran serta
memberikan rasa keingintahuan siswa untuk memperhatikan presentasi dan aktif
dalam kegiatan kelompok. Siswa juga memiliki rasa kebutuhan terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.
Siswa menyatakan bahwa pembelajaran Card Sort disertai Mind
Mapping mempermudah siswa dalam mempelajari materi pelajaran karena proses
pembelajaran yang dilakukan lebih menyenangkan. Adapun hasil wawancara
siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2l.
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diketahui bahwa strategi
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran biologi. Hal itu dapat diketahui dari hasil angket minat
belajar siswa yang meningkat persentasenya pada siklus II jika dibandingkan
dengan siklus I dan hasil observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran Card Sort
disertai Mind Mapping yang semakin baik pada siklus II.
Atas dasar hasil refleksi siklus II dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi dan untuk setiap
indikator minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi telah mencapai target
yang telah ditentukan, sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
3. Deskripsi Antar Siklus
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa selama penerapan
tindakan terjadi peningkatan pada aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian baik
pada prasiklus ,siklus I maupun siklus II. Adapun peningkatan yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1) Hasil Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Hasil angket menunjukkan bahwa minat belajar siswa mengalami
peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Persentase angket minat belajar
siswa sebelum dilaksanakan tindakan yaitu indikator mengarahkan perhatian pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kegiatan pembelajaran adalah sebesar 70%, indikator fokus pada materi pelajaran
sebesar 70,67%, indikator memiliki rasa ingin tahu adalah sebesar 67,08%,
indikator memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran sebesar 63,83%,
indikator ulet memecahkan masalah secara mandiri sebesar 71,88%,dan indikator
bersemangat dalam kegiatan pembelajaran adalah sebesar 73,75%. Dari keenam
indikator tersebut diperoleh rata-rata sebesar 69,53%. Hasil angket minat belajar
siswa siklus I yaitu indikator mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran
adalah sebesar 75,67%, indikator fokus pada materi pelajaran sebesar 74,33%,
indikator memiliki rasa ingin tahu adalah sebesar 72,58%, indikator memiliki
motivasi besar dalam menerima pelajaran sebesar 72,17%, indikator ulet
memecahkan masalah secara mandiri sebesar 74,75%,dan indikator bersemangat
dalam kegiatan pembelajaran adalah sebesar 77,75%. Rata-rata dari keenam
indikator tersebut adalah 74,51%. Sedangkan nilai prosentase angket minat belajar
siswa siklus II yaitu indikator mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran
sebesar 79,42%, indikator fokus pada materi pelajaran sebesar 78%, indikator
memiliki rasa ingin tahu sebesar 77,08%, indikator memiliki motivasi besar dalam
menerima pelajaran sebesar 77,17%, indikator ulet memecahkan masalah secara
mandiri sebesar 78,75%, dan indikator bersemangat dalam kegiatan pembelajaran
sebesar 80,25%. Rata-rata dari keenam indikator tersebut adalah 78,44%.
Peningkatan rata-rata minat belajar siswa prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu dari
prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 4,98% dari prasiklus dan dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan rata-rata minat belajar siswa sebesar
3,93% dari siklus I. Adapun perbandingan peningkatan hasil angket minat belajar
siswa selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 menunjukkan bahwa keseluruhan indikator pada siklus II ini
telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 75%. Hal ini disebabkan oleh
berbagai perbaikan dalam pelaksanaan metode Card Sort disertai Mind Mapping
yang telah dilakukan pada siklus II, sehingga terjadi kenaikan persentase minat
belajar dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa metode
Card Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran biologi meliputi aspek perhatian, keigintahuan, dan kebutuhan siswa
dalam pembelajaran biologi.
50
55
60
65
70
75
80
85
pro
sen
tase
cap
aian
(%
)
IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6
Prasiklus siklus I siklus II
Gambar 7. Diagram Batang Persentase Hasil Angket Minat Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan prosentase pada tiap indikator minat belajar tersebut
dikarenakan pada proses pembelajaran biologi diterapkan strategi pembelajaran
aktif Card Sort disertai Mind Mapping. Pembelajaran ini belum pernah diterapkan
sebelumnya sehingga penerapannya memberikan suasana baru dalam
pembelajaran bagi siswa. Pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind Mapping
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas fisik siswa
saat bergerak berkeliling untuk mencari kategori sama yang dipegang oleh teman
lain belum pernah dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dapat menbantu siswa
menghilangkan kejenuhan selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Silberman (2006: 167) yang menyatakan bahwa
”Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang
merasa penat”.
Pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan minat belajar siswa dengan
menghilangkan rasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jatmi Puji Astuti (2009: 12)
Keterangan Indikator: 1. Mengarahkan
perhatian pada kegiatan pembelajaran.
2. Fokus pada materi pelajaran.
3. Memiliki rasa ingin tahu.
4. Memiliki motivasi besar dalam menerima pelajaran.
5. Ulet memecahkan masalah secara mandiri.
6. Bersemangat dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang menyatakan bahwa strategi yang lebih efektif dalam pembelajaran adalah
strategi Card Sort jika dibandingkan strategi True or False karena lebih menarik
dan menggunakan permainan kartu sehingga siswa tidak merasa bosan dengan
proses pembelajaran. Lebih lanjut Jatmi Puji Astuti (2009: 1) menyatakan bahwa
ketika guru menyampaikan materi dengan strategi pembelajaran Card Sort siswa
dapat bekerjasama dan mengelompokkan kata yang sesuai dengan kategori yang
dimaksud dengan senang dan proses pembelajaran tidak membosankan.
2) Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Card Sort
Disertai Mind Mapping
Perbandingan hasil observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran aktif
Card Sort disertai Mind Mapping antara siklus I dan siklus II adalah sebagai
berikut:
1) Siklus I
Pada siklus I, pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping belum
dilaksanakan secara optimal karena masih terdapat beberapa langkah yang belum
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan keterlaksanaan sintaks pembelajaran
Card Sort disertai Mind Mapping. Hasil penilaian keterlaksanaan sintaks
pembelajaran guru menunjukkan bahwa dari 12 tahapan sintaks pembelajaran,
terdapat 3 tahapan yang belum terlaksana dengan baik. Pengarahan yang diberikan
guru mengenai langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan strategi Card
Sort disertai Mind Mapping kurang jelas, sehingga kebanyakan siswa masih
bingung. Kegiatan guru dalam membimbing kegiatan kelompok dalam
pembahasan kategori belum menyeluruh pada semua kelompok. Selain itu,
pemberian penjelasan dan poin penting terkait materi pelajaran memakan banyak
waktu, sehingga kegiatan tanya jawab kurang optimal. Hal ini disebabkan kurang
jelasnya penjelasan guru mengenai langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
strategi Card Sort disertai Mind Mapping, sehingga banyak siswa yang masih
binggung. Tahapan yang belum terlaksana dengan baik ini dikarenakan strategi
Card Sort disertai Mind Mapping belum pernah digunakan guru sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Hasil penilaian observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran siswa
menunjukkan bahwa dari 10 tahapan sintaks pembelajaran, terdapat 5 tahapan
yang belum terlaksana dengan baik. Kegiatan siswa yang masih dinilai kurang
adalah mencari siswa lain yang memiliki kartu dengan kategori yang sama,
berkelompok dalam satu kategori yang sama, mengajukan pertanyaan dalam
kegiatan tanya jawab, dan membuat Mind Mapping.
Berbagai tahapan yang masih dinilai kurang pada siklus I dilakukan
perbaikan pada siklus II, sehingga seluruh tahapan sintaks pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.
2) Siklus II
Pada kegiatan pembelajaran siklus II, seluruh tahapan sintaks
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Pemberian motivasi di awal pelajaran
membuat siswa tampak antusias, sebagian besar siswa memperhatikan. Kegiatan
ini dilakukan guru dengan lebih santai, diselingi dengan penegasan tentang
pelaksanaan strategi Card Sort disertai Mind Mapping untuk mengantisipasi siswa
yang masing binggung. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dikemas
secara menarik sehingga guru dapat menciptakan situasi dan kondisi yang
menyenangkan pada saat pembelajaran. Dalam kegiatan kelompok, guru
membimbing kegiatan kelompok dalam pembahasan kategori dengan baik dan
secara menyeluruh. Selain itu, penggunan waktu dalam setiap kegiatan lebih
efisien.
Hasil Mind Mapping siswa pada siklus II semakin baik, Peningkatan ini
dikarenakan siswa telah terbiasa dalam membuat Mind Mapping. Dalam kegiatan
Mind Mapping pada siklus II, siswa tampak lebih bersemangat dalam
memperhatikan kegiatan pembelajaran dan pembuatan Mind Mapping. Hal ini
sesuai dengan Femi Olivia (2008: 8) yang menyatakan bahwa Mind Mapping
dapat membantu dalam memusatkan perhatian. Hasil Mind Mapping ini
digunakan sebagai data pendukung sebagai penunjuk bahwa terjadi peningkatan
minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
Pada penilaian kegiatan siswa siklus II, menunjukkan bahwa seluruh
tahapan sintaks pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Adanya motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
yang diberikan guru pada awal pelajaran membuat siswa lebih bersemangat dalam
memperhatikan penjelasan guru. Siswa membutuhkan waktu yang singkat dalam
mencari kategori yang sama. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa sudah
mempelajari materi di rumah. Kegiatan siswa dalam dalam berkelompok dan
membahas kategori sudah baik. Selain itu, perhatian siswa terhadap presentasi,
mengajukan pertanyaan, dan membuat Mind Mapping semakin baik.
Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Perbaikan yang
dilakukan didasarkan pada berbagai tahapan keterlaksanaan sintaks pembelajaran
yang masih dinilai kurang. Pada siklus II, seluruh tahapan keterlaksanaan sintaks
pembelajaran sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedur
pelaksanaan pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind Mapping. Adanya
berbagai perbaikan pada siklus II menyebabkan kegiatan pembelajaran pada siklus
II berjalan lebih lancar dibanding siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I yang menerapkan strategi Card Sort
disertai Mind Mapping terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya,
sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian pada
siklus II menunjukkan bahwa minat belajar siswa meningkat dibanding siklus I.
Namun begitu, peningkatan minat belajar siswa tersebut belum merata pada
seluruh siswa. Pada pelaksanan tindakan pada siklus II masih ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan kegiatan pelajaran, diantaranya ada yang mengantuk,
melamun, dan bercanda dengan temannya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah teknik
trianggulasi metode. Trianggulasi metode merupakan cara mengumpulkan data
sejenis yang menggunakan teknik/metode yang berbeda yaitu angket dan
wawancara. Data mengenai minat belajar siswa didukung oleh hasil observasi
keterlaksanaan sintaks pembelajaran aktif Card Sort disertai Mind Mapping.
Berdasarkan perbandingan berbagai sumber data dan target capaian
penelitian menunjukkan bahwa target capaian minat belajar siswa telah tercapai.
Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa minat belajar siswa dalam
pembelajaran telah mencapai indikator capaian yaitu 75%, ini berarti talah terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
peningkatan kualitas proses pembelajaran sebagaimana dijelaskan oleh Mulyasa
(2006:101) bahwa pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan berkualitas jika
setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.
Hasil minat belajar yang diperoleh dari angket sejalan dengan hasil
wawancara siswa yang menunjukkan bahwa siswa lebih antusias dan tertarik
dengan penerapan strategi Card Sort disertai Mind Mapping. Variasi
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping membuat siswa lebih semangat
dalam kegiatan pembelajaran. Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping sangat menarik perhatian siswa.
Pelaksanaan Card Sort menumbuhkan ketertarikan dan keinginan siswa untuk
belajar, sedangkan pembuatan Mind Mapping pada akhir pelajaran dapat menjaga
perhatian dan menumbuhkan kebutuhan siswa untuk belajar selama proses
pembelajaran. Keaktifan fisik saat mencari kartu mengurangi rasa kebosanan
siswa. Selain itu, pembuatan Mind Mapping yang menarik dapat memotivasi
siswa untuk belajar. Lebih lanjut guru menuturkan bahwa secara keseluruhan
minat belajar siswa meningkat meliputi perhatian siswa dalam pembelajaran, rasa
keingintahuan siswa dalam hal bertanya serta semangat siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Card
Sort dapat meningkatkan minat belajar siswa selama proses pembelajaran meliputi
aspek perhatian, keingintahuan, dan kebutuhan siswa. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Daniel R Bricner and Edwin R Etter (2008) yang
menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif dapat menimbulkan lingkungan
belajar yang mendukung, baik intelektual maupun emosional dengan
meningkatkan minat, partisipasi, kepuasan, dan pengetahuan. Selain itu,
pembuatan Mind Mapping pada akhir pelajaran dapat meningkatkan ketertarikan
siswa, sehingga siswa tidak bosan selama pelaksanaan pembelajaran. Secara
keseluruhan penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping
meningkatkan rasa keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa (Kurt Singer. 1991: 86).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan adanya kesesuaian
antara hasil penelitian melalui angket dan wawancara menunjukkan bahwa data
hasil penelitian tentang penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping
untuk meningkatkan minat belajar siswa dapat dinyatakan valid. Penggunaan
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Card Sort disertai Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa
kelas VII-E SMP N 5 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas cakrawala
pengetahuan bagi para pembaca dan sebagai bahan referensi penelitian lebih
lanjut di SMP Negeri 5 Surakarta.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
biologi di SMP Negeri 5 Surakarta, yakni bahwa minat belajar siswa dapat
ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping.
C. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa
tentang pelaksanaan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping, agar
kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif mengingat pelaksanaan
penerapan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping membutuhkan
instruksi yang jelas agar dapat dimengerti oleh siswa dengan baik.
b. Guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran melalui penerapan
pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping dengan baik sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru agar
dapat melaksanakan pembelajaran Card Sort disertai Mind Mapping dengan
baik.
b. Hendaknya siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran baik saat tatap muka
dengan guru, kerja kelompok, maupun kegiatan presentasi.
c. Hendaknya siswa yang merasa kurang paham terhadap materi pelajaran tidak
malu untuk bertanya baik kepada guru maupun teman kelompok.
d. Hendaknya siswa selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran biologi.
3. Bagi Peneliti
a. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan
dikembangkan dari variabel-variabel yang telah disebutkan di depan.
b. Hendaknya peneliti lain dapat mengembangkan instrumen-instrumen yang
jauh lebih baik dalam mengungkapkan aspek-aspek lainnya.
top related