dokumentasi t. djamaluddin ********************...
Post on 03-May-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
******************** Dokumentasi T. Djamaluddin
********************
========================================================
_____ Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi
_____
Memahami Kemarau Kering 2012
Posted on 11 September 2012 by tdjamaluddin
i
3 Votes
T. Djamaluddin
Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan, LAPAN
(Membawahi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, LAPAN)
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
1 of 8 10/10/12 08:23
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/awan-10-sep-2012.jpg)
Kemarau kali ini diberitakan cukup kering. Kebakaran hutan dan lahan mudah terjadi karena keringnya
rumput dan semak yang mudah terbakar. Danau atau waduk yang menyusut airnya terjadi di berbagai
daerah. Diberitakan warga di beberapa daerah mulai kesulitan mendapatkan air. Sebenarnya kemarau kali ini
bukanlah kemarau berkepanjangan, seperti sering diberitakan oleh beberapa media, karena saat ini memang
masih musim kemarau. Hal yang sering ditanyakan adalah mengapa kemarau kali ini begitu kering dan
kapan akan berakhir? Sebab utama kemarau kering adalah berkurangnya curah hujan dan minimnya massa
uap air akibat mendinginnya laut di sebagian besar wilayah Indonesia. Sebab lainnya adalah rusaknya
lingkungan sehingga cadangan air tanah menjadi berkurang drastis.
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/anomalu-curah-hujan-agu-10-sep-2012.gif)
(Dari http://trmm.gsfc.nasa.gov/trmm_rain/Events/thirty_day.html)
Data curah hujan dari satelit TRMM menunjukkan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan Selatan,
dan Sulawesi selama Agustus sampai awal September curah hujan di bawah rata-rata (ditandai dengan warna
kuning sampai coklat). Mengapa itu bisi terjadi? Dengan pengetahuan sains atmosfer, mari kita memahami
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
2 of 8 10/10/12 08:23
terjadinya kemarau yang kering. Ini berbeda dengan kemarau 2010 yang cenderung basah (Baca
http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/07/09/memahami-kemarau-basah-2010/
(http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/07/09/memahami-kemarau-basah-2010/)).
Musim kemarau di Indonesia adalah kondisi periodik tahunan yang terjadi ketika matahari berada di belahan
utara, yang normalnya terjadi antara Juni – Agustus. Dengan pemanasan di belahan utara, maka tekanan
udara di belahan Utara yang mengalami musim panas menjadi lebih rendah daripada di belahan Selatan
yang mengalami musim dingin. Dengan perbedaan tekanan udara itu, maka udara berpindah dari belahan
Selatan ke Utara berupa angin musiman (angin monsun). Namun, arah pergerakan angin tidak lurus dari
Selatan ke Utara, karena bumi kita berputar pada porosnya. Efek koriolis akibat rotasi bumi menyebabkan
angin di belahan Selatan ekuator bergerak dari arah Tenggara ke Barat Laut. Kemudian setelah melintasi
ekuator, angin membelok ke arah Timur Laut. Variasi arah angin di beberapa lokasi di pengaruhi oleh faktor
tekanan udara lokal atau efek dinamika udara lokal.
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/angin-10-sep-2012.png)
(Dari http://www.bom.gov.au/australia/charts/grad_wind_anal_col.shtml)
Gambar aliran angin pasat dari belahan Selatan bergerak dari arah Tenggara lalu membelok ke arah Timur
Laut. Pola angin seperti itu adalah pola normal selama kemarau. Pola-pola pusaran menunjukkan kondisi
tekanan udara rendah (Low, L), tekanan udara tinggi (High, H), atau dinamika di wilayah peralihan di sekitar
ekuator karena pusaran eddy (E). Angin dari belahan Selatan tidak terus ke arah ktub Utara. Menjelang
lintang menengah ada juga angin pasat yang bergerak dari Timur Laut ke arah Barat Daya. Angin dari
belahan Utara ini kemudian berkonvergensi (menyatu) menyebabkan udara hangat menaik sambil
membawa uap air yang membentuk awan konveksi yang menjulang. Wilayah pertemuan angin dari belahan
Selatan yang dingin dengan angin dari belahan Utara yang hangat menyebabkan terjadinya daerah
pembentukan awan yang aktif yang dinamakan ITCZ (Intertropical Convergence Zona, Zona Penyatuan
Wilayah Tropis) yang sering juga disebut oleh para pelaut sebagai “Doldrums”.
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
3 of 8 10/10/12 08:23
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/itcz-cloud.jpg)
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/itcz.jpg)
(Dari http://www.ux1.eiu.edu/~cfjps/1400/circulation.html)
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/itcz-wiki.png)
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
4 of 8 10/10/12 08:23
(Dari Wikipedia)
ITCZ yang tampak sebagai gugusan awan yang tebal umumnya mengikuti wilayah daratan membentang
mengelilingi bumi. Di wilayah ITCZ itu sering terjadi pusat badai tropis. Itu sebabnya sekitar Juli-Agustus
merupakan musim badai tropis di sekitar Filipina sampai China. ITCZ mencapai posisi paling Utara sekitar
bulan Juli yang dari segi waktu merupakan puncak musim kemarau. Dengan bergesernya daerah
konvergensi ke Utara, maka daerah pembentukan awan di wilayah Indonesia juga berkurang. Inilah yang
menyebabkan berkurangnya hujan saat msuim kemarau. Kemudian ITCZ akan kembali bergeser ke Selatan
secara perlahan.
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/awan-10-sep-2012-itcz.gif)
(Dari http://moklim.dirgantara-lapan.or.id/content/ir1-overlay (http://moklim.dirgantara-lapan.or.id
/content/ir1-overlay)dengan penambahan gambaran ITCZ)
Sampai awal September ini ITCZ masih berada di Utara wilayah Indonesia. Itu pula sebabnya peluang hujan
masih rendah di wilayah Indonesia karena daerah pembentukan awan masih di luar wilayah Indonesia. Efek
kekeringan bukan hanya disebabkan bergesernya daerah pembentukan awan secara reguler ke Utara, tetapi
yang juga harus diperhatikan adalah massa uap air yang dibangkitkan oleh pemanasan laut di sekitar
Indonesia. Ketika laut di wilayah Indonesia relatif lebih dingin dari rata-rata, maka peluang pembentukan
uap air pun menjadi minim.
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
5 of 8 10/10/12 08:23
(http://tdjamaluddin.files.wordpress.com
/2012/09/sst-26-agu-1-sep-2012.gif)
(Dari http://www.ncdc.noaa.gov/oa/climate/research/sst/weekly-sst.php )
Data satelit menunjukkan pada akhir Agustus 2012, suhu permukaan laut di sekitar Indonesia lebih dingin
dari rata-rata (ditunjukkan dengan warna hijau sampai biru muda) sehingga pembangkitan uap air di
wilayah Selatan Indonesia menjadi sangat minim, di bawah rata-rata. Itu pula yang menyebabkan kemarau
2012 menjadi kemarau yang kering.
Kapan akan berakhir? Secara normal, September – November adalah masa peralihan ketika matahari mulai
bergerak ke Selatan. Itulah musim pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. ITCZ mulai
bergeser ke Selatan. Daerah pembentukan awan mulai kembali memasuki Indonesia yang menandai
berakhirnya musim kemarau. Pada musim pancaroba hujan sesekali turun, walau kadang bersifat lokal.
Kemudian secara normal Desember-Februari akan menjadi musim hujan ketika ITCZ berada di wilayah
Indonesia. Namun, bila kondisi suhu permukaan laut di sekitar Indonesia masih relatif dingin di tambah efek
El Nino lemah (ditandai dengan suhu permukaan laut di Pasifik yang relatif tinggi, lihat peta anomali suhu
permukaan laut di Pasifik yang berwarna merah), maka massa uap air pembentuk awan cenderung
berkurang juga. Kalau itu masih terjadi, maka diprakirakan akhir musim kemarau pada umumnya agak
tertunda. Namun, berakhirnya musim kemarau setiap daerah akan dipengaruhi juga oleh kondisi lokal yang
terkait dengan faktor-faktor pembentukan awan dan penyebarannya. Jadi, memantau pergeseran ITCZ bisa
membantu memprakirakan secara garis besar masuknya musim hujan, walau variasi tiap daerah bisa saja
terjadi tergantung kondisi lokalnya.
Filed under: 3. Sains Kebumian
« Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Contoh Menentukan Idul Fitri 1433
8 Tanggapan
Noto Nagoro, on 11 September 2012 at 11:30 said:
1.
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
6 of 8 10/10/12 08:23
Subhanallah, smg ini menjd awal yg baik utk Indonesia, Desember – Februari musim hujan? semoga, sama
spt kasus 2010, basah ttp kering mengapa qt tdk meneliti dr arah yg ada di dalam bumi, pergerakan
magma, dan seberapa besar gas yg dimiliki Indonesia saat itu dan saat ini lalu qt membandingkannya shg
ada kesimpulan, ada hal yg menarik jk qt meneliti apakah sumber mata air di bbrp gunung berapi masih
berfungsi, jk banyak yg berkurang tentu prediksiq slm ini tak jauh beda spt pakar dr Brazil, ttp klo sy
terbuka di sini njenengan akan menghapus krn bbrp hal yg tdk saya mengerti mengapa harus dihapus,
mungkin itu utk tdk dijadikn oleh bbrp org yg tdk brtanggung jawab atas informasi dr sy
Balas
Noto Nagoro, on 11 September 2012 at 22:22 said:
ada kekhawatiran yg mendalam dr analisaq ttg kondisi saat ini, kondisi skrg tdk jauh beda spt kasus
Nabi Nuh dan anaknya Kan’an, mungkin belum ada penelitian ttg peristiwa tsb, apakah air bah yang
menenggelamkan pegunungan ato pegunungan itu sendiri yg turun ke dasar laut, ciri2 alam yg ada di
Indonesia tidak jauh beda, Prof,
jk njenengan tdk respek ato pun qt, qt yg mengerti bakal mendpt prtanyaan di Padang Mahsyar nnt
Balas
Anwar Hadja, on 1 Oktober 2012 at 11:59 said:
Kenapa pemerintah membiarkan keamarau berkepanjangan, padahal pada masa B.J.Habibie langsung
dikeluarkan dana untuk pembuatan hujan buatan.Ada sense of crisis. Edukasi kesadaran lingkungan juga
tidak cukup jika hanya melalui pelajaran PLH dalam kurikulum pendidikan formal.Penghijauan lahan
kritis jangan hanya wacana, letapi harus ada action yang nyata jangan hanya seremonial saja pada setiap
memperingati hari lingkungan hidup. Menanam pohon, tapi tak ada tindak lanjut.Seharusnya
berkelanjutan,dipantau pohon yang ditanam tumbuh apa mati.kakija(kanan-kiri jalan),kakisu(kanan kiri
sungai), seharusnya bisa dihijaukan secara swadaya asal ada contoh dan dorongan dari pemda.Pak Prof
bisa mensponsori persatuan umat Islam lewat agenda gerakan penghijauan lahan kering dengan membuat
pemetaan lahan kritis,bekerja sama dengan kementerian LH.Peta-peta sebarkan ke Pemda, evaluasi secara
periodik perkembangannya.Pemuda Muhammadiyah,Persis,NU dilibatkan bersama,hasilnya pasti lebih
positip,produktif,umat bisa bersatu dalam proyek-proyek lingkungah hidup dan kemanusiaan. Soal
wujudul hilal,Imkanur rukyat dan rukyat, biar diurus oleh ormas masing-masing.Oke Prof?.
Balas
Noto Nagoro, on 2 Oktober 2012 at 20:14 said:
Setuju sob prlu reboisasi, sebnarny teori RPP bs digunakn sbg teori mendatangkn hujan n angin, hrus
smua pihak kerjasama, Insya Allah hujan lebih terukur n bs istiqomah, tdk prlu banyak dana, solusinya
da di Al Qur’an n doa jg tak lupa istighfar yg banyak, ttg WH n VH, itu peluang Prof menambah
pundi2 amal jariyah, klo Beliau meninggalkn masalah ke2nya, umat ini spt naik mobil tanpa roda, acuh
tak acuh aq selama 1 th hanya membuatq menyesal, mungkin org pilir ngapain pikirin ikan jatul d
sungai2, mrk sehrusnya bs lebih lama hidup, mungkin ilmu yg dinrikan Allah pdq bs membantu ikan2
tsb, astaghfirullah aq cuek setlah namaq dihancurkn di sini, smg Allah sadarkn mrk n ampuni mrk
Balas
2.
Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 13:33 said:
Klo melihat tanda2 ciptaan Allah keberkahan ada d negeri, tp q khawatirkan Jakarta, siap ndak? Smg
masyarakat Jakarta bs bekerja sama dgn Pemerintah baru, smg tanda2 ini menandakan akan munculnya
or kembalinya sumber air d bbrp daerah d Indonesia, smg Allah tanamkan sifat amanah pd pemimpin2
negeri ini, amiiin
3.
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
7 of 8 10/10/12 08:23
Balas
Noto Nagoro, on 5 Oktober 2012 at 16:12 said:
Prof Insya Allah gas metan yg keluar dr sumur d Mesuji bnar, klo bs dikelola bangsa sendiri, jangan
trlalu brlebihan, akan banyak tanda2 bukti kekuasaan Allah d negeri ini, haram d kelola asing ato
individu, itu milik rakyat, Prof, klo qt bs jaga potensi SDA d negeri sekecil apapun, Insya Allah, Allah
tulis kemaslahatan d negeri ini scr keseluruhan
Balas
Noto Nagoro, on 6 Oktober 2012 at 06:15 said:
Mungkin sebagian org brpikir BMKG meleset prediksinya, tp aq menafsirkan lain, segala bentuk
informasinya bs membantu negeri ini n bs jadi Allah tulis buat mrk yg beriman dr kalangan BMKG
sbg amal jariyah, teruskan sobat2q perjuanganmu
Noto Nagoro, on 6 Oktober 2012 at 03:11 said:
Ada warga Kertosono bilang, Alhamdulillah sumurku masih keluar airnya, tdk sama dgn trkena bencana,
qt lupa Kertosono prnah alami kekeringan tdk hanya sungai namun sumur2 jg alami kekeringan, teori
RPP memprjelas klo qt cuek thdp bencana yg dialami sodara qt jauh d sana, qt akan trkena juga,
Hmmm, q dengar HUT TNI datangkn makhluk2 pendatang murka Allah, ginini yg ngga beres, asing dr
dulu sedang siap2, eh mendatangkan ulama or pejuang sekelas Pak Sudirman kek, malah datangin
pembangkit syahwat, smg Allah memberi mrk kekuatan iman, amiiin
Balas
4.
Blog pada WordPress.com. Tema: Digg 3 Column oleh WP Designer.
Ikuti
Follow “******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ********************
========================================================
_____ Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi _____”
Powered by WordPress.com
Memahami Kemarau Kering 2012 « ********************... http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/09/11/memaha...
8 of 8 10/10/12 08:23
top related