e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2099/1/2.pdf · 1....
Post on 19-Jul-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PRAKATA
بسم هللا الرحمن الرحيم
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ya Fattahu Ya „Aliim, Tuhan Seru Sekalian Alam. Puji syukur tiada
terhingga penulis pohonkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang telahmemberikan
kemudahan, rahmat, taufiq serta hidayah Nya kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini yangberjudul:UPAYA KEDISIPLINAN BELAJAR
PESERTA DIDIK DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DI MAN TEGALREJO DAN MAN 1 KOTA MAGELANG dengan penuh
perjuangan, di selatanggung jawab kerja dan keluarga. Tesis ini bukan semata-
mata penulis maksudkan sebagai formalitas untuk memperoleh gelar magister
saja, melainkan sebagai jembatan untuk memperoleh ilmu yang
multidimensi,integratif, interkonektif, dan multikultur baik itu ilmu agama
maupun umum dari kampus IAIN SALATIGA tercinta ini agar nantinya dapat
teraplikasi dengan baik dan berkah.
Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW,
kepada para sahabat, dan keluarganya, yang telah mengajarkan keteladanan.
Penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
kerja keras, bantuan doa, finansial, motivasi, dorongan semangat dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
tiada terhingga dengan penuh ketulusan seraya teriring doa yang penulis tujukan
kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Ag, selaku Rektor IAIN SALATIGA,
beserta seluruh jajarannya.
2. Bapak Dr. Zakiyuddin, M. Ag, selaku Direktur Pascasarjana yang
mensupport penulis.
3. Bapak Hammam, S. Pd., M. Pd., Ph. D. selakuKetua Program Studi PAI.
4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M. Ag, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan ilmu, support dan kontribusi positif pada penulis tanpa batas
(unlimited) dari penulis mengandung hingga melahirkan yang seakan berat
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak/ Ibu dosenPPs IAIN SALATIGA dan seluruh karyawan yang telah
memberikan pengetahuan, informasi dan pengalamannya kepada penulis
selama proses pembelajaran baik indoor class maupun outdoor class.
6. Suami tercinta yang selalu memberi semangat dan doa, anak-anakku yang
kubanggakan, orang tua, mertuaku dan keluarga besar serta orang-orang
terdekatku, yang selalu mengiringi doa, support serta motivasi kepada penulis
selama menjalani kuliah dan menapaki hidup lebih berarti dan berkah.
7. Bapak Kepala Madrasah MAN Tegalrejo dan MAN 1 Kota Magelang dan
seluruh Asatid wal Ustadah, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis serta data- data yang penulis butuhkan untuk melaksanakan penelitian
di madrasah tersebut tanpa batas.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan PAI Angkatan 2013/2014, yang telah berbagi
ilmu, berkumpul bersama dan saling mendoakan, saling memberi semangat,
membantu editing dalam penyelesaian tesis ini dengan penulis melalui
diskusi-diskusi intens, baik di dalam kelas maupun di luar kelas tanpa kenal
lelah.
9. Terakhir kepada semua pihak yang telah memberikan segudang ilmu,
pengertian, dan motivasi untuk selalu semangat menimba ilmu dalam
menggapai cita-cita dan mencari ridho Ilahi serta bermanfaat bagi orang lain
di dunia edukasi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari penuh
(kamil). Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama
bagi sekolah-sekolah dalam menanamkan pendidikan karakter kedisiplinan dan
tanggung jawab bagi peserta didik.
Salatiga, 15Juni 2017
Penulis
ETI HIKMAWATI
ABSTRAK
UPAYA KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM
MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI MAN TEGALREJO
DAN MAN 1 KOTA MAGELANG
Penelitian ini bertujuan untuk: Pertama, mendeskripsikan bagaimana upaya
kedisiplinan belajar peserta didik dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang
dilakukan di MAN Tegalrejo Kab. Magelang. Kedua, mengetahuiupaya
pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di MAN 1 Kota Magelang. Ketiga, untuk mengetahui apa sajakah faktor
pendukung dan penghambat implementasi pengembangan kedisiplinan belajar peserta
didik dalam meningkatkan mutu pembelajaran di MAN Tegalrejo dan MAN 1 Kota
Magelang tersebut.
Penelitian ini berorientasi pada penelitian lapangan (field
research).Berupa penelitian yang bersifat deskriptif non statistic sebagai upaya
untuk menggambarkan gejala, peristiwa atau kejadian yang aktual pada objek
yang diteliti.Hasil penelitian ini menunjukkan.Pertama, upaya yang dilakukan
di MAN Tegalrejo dengan cara mendisiplinkan peserta didik untuk menaati
tata tertib madrasah dan kesiapan program dan pelaksanaannya.Kedua, upaya
di MAN 1 Kota Magelang melalui kedisiplinan akademik dengan cara
pemenuhan hak dan kewajiban peserta didik, selama kegiatan di madrasah,
kegiatan pengurus kelas dan kelompok belajar, dan kelengkapan prasarana
kelas. Selain itu diterapkan juga kedisiplinan tersembunyi (hidden dicipline)
yaitu kedisiplinan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan sanksi-
sanksi. Ketiga, faktor pendukung di MAN Tegalrejo yaitu: Adanya tata tertib
ketika pembelajaran dan di luar jam pembelajaran baik kegiatan secara
akademik maupun non akademik, adanya kesiapan program pembelajaran
peserta didik melalui tiga fase (tahap persiapan, tahap inti, dan tahap
evaluasi). Sedangkan di MAN 1 Kota Magelang yaitu: adanya fasilitas atau
sarana (hardware), adanya kerjasama antara BK dengan wali kelas dalam
problem solving, terjalinnya hubungan harmonisantara guru dengan peserta
didik, antara guru dengan anggota madrasah lainnya, memberikan penghargaan
bagi siswa berprestasi serta beasiswa selama belajar di madrasah tersebut agar
kedisiplinan terbentuk dan terinternalisasi dalam diri peserta didik serta
memantau aktivitas mereka dengan melakukan kerjasama antara pihak
madrasah dan orang tua.
Faktor penghambat pengembangan kedisiplinan di MAN Tegalrejo
yaitu: kurang optimalnya pantauan guru BK dalam menangani peserta didik
yang kurang disiplin dalam kegiatan akademik maupun non akademik,
minimnya tenaga khusus BK dan kerjasama BK dengan guru atau wali kelas
karena terlalu banyaknya jumlah siswa tidak diimbangi dengan jumlah guru
BK dan di MAN 1 Kota Magelang yaitu: terbatasnya sarana prasarana yang
tersedia di madrasah, kurang adanya kesadaran siswa akan pentingnya
pemahaman dan pengamalan kedisiplinan atas tata tertib di madrasah,
kurangnya perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa ketika di
rumah dan faktor lingkungan perkotaan. Sehingga berimbas pada
kedisplinannya di madrasah serta kurang terkontrolnya peserta didik dalam
belajar karena habituasi atau kebiasaan kurang baik yang mereka lakukan.
Kata Kunci: Upaya Kedisiplinan, Belajar, Peningkatan Mutu Pembelajaran.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………..…………………..……i
HALAMAN PENGESAHAN………………….............................………………...........................ii
HALAMAN PERNYATAAN………………………….............................……..............................iii
ABSTRAK …………………………………………...…………................................................iv
PRAKATA ………………………………………………..................................................................vi
DAFTAR ISI………………………………………………..………......................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………........…..............….........................1
B. Rumusan Masalah …………………………………................…..........................6
C. Signifikansi Penelitian (Tujuan dan Manfaat Penelitian) ..............7
1. Tujuan Penelitian…………………...........................................................7
2. Manfaat Penelitian.............................………………………………………….8
3. Kajian Pustaka....................................................................................8
4. Metode Penelitian…………………………………………………………………………11
5. Sistematika Penulisan...............................................................…….....15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kedisiplinan………………………………………………..……………………………………….16
1. PengertianKedisiplinan.....................................................................16
2. Fungsi Kedisiplinan…. ........................................................................18
3. Jenis Kedisiplinan Belajar ..................................................................20
B. Mutu Pembelajaran.. .................................................................................21
1. Konsep Mutu. ....................................................................................21
2. Konsep Pembelajaran. ................................................................... 25
3. Mutu Pembelajaran ...................................................................... 28
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................................. 33
A. Tinjauan Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang ................... 33
1. Sejarah Berdirinya Tegalrejo Magelang ...................................... 33
2. Letak Geografis ............................................................................ 37
3. Sarana Prasarana ......................................................................... 38
4. Prasarana Fisik ............................................................................. 38
5. Visi, Misi, dan Tujuan MAN Tegalrejo Magelang ........................ 39
6. Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan beserta
Siswa MAN Tegalrejo .................................................................. 43
7. Tugas dan Tata Tertib Guru MAN Tegalrejo ............................... 45
8. Hak dan Kewajiban Peserta Didik MAN Tegalrejo ...................... 47
B. Tinjauan Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang ........................... 48
1. Sejarah Berdirinya dan Letak MAN 1 Kota Magelang ..................... 48
2. Jumlah Siswa MAN 1 Kota Magelang .......................................... 51
3. Data Rombongan Belajar............................................................. 51
4. Letak Geografis ............................................................................ 52
5. Pengelolaan dan Pemanfaat Perkantoran .................................. 52
6. Visi dan Misi ................................................................................ 56
7. Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Peserta Didik
MAN 1 Kota Magelang ................................................................ 60
8. Tugas dan Tata Tertib Guru MAN 1 Kota Magelang .................... 62
BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN ...................................................... 73
A. Upaya Pengembangan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik
dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di MAN Tegalrejo ......... 73
1. Kedisiplinan Peserta Didik Selama Pembelajaran di
MAN Tegalrejo Magelang dengan Cara Mematuhi
Tata Tertib Ketika Pembelajaran Berlangsung................... 74
2. Kedisiplinan Peserta Didik Selama Pembelajaran di MAN
Tegalrejo Magelang dengan Cara Mematuhi TataTertib
Ketika di Luar Pembelajaran Berlangsung.......................... 75
3. Upaya Kedisiplinan Melalui Organisasi Kelas.................... ......... 76
4. Upaya Kedisiplinan Melalui Program Pembelajaran Peserta
Didik di MAN Tegalrejo..................................................... 82
B. Upaya Pengembangan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di MAN 1 Kota Magelang 85
1. Kedisiplinan Akademik Melalui Upaya Pemenuhan Hak
dan Kewajiban Peserta didik di MAN 1 Kota Magelang..... 85
2. Kedisiplinan Tersembunyi (Hidden Dicipline)..................... 87
3. Sanksi-sanksi..................................................................... 89
4. Implementasi pengembangan kedisplinan di MAN Tegalrejo
dan MAN 1 Kota Magelang............................................... 90
i. Faktor -Faktor Pendukung dan PenghambatUpaya Pengembangan
Kedisiplinan Peserta Didik dalam Meningkatkan Mutu Kegiatan
Pembelajaran di MAN Tegalrejo dan di MAN 1 Kota Magelang 92
i. Faktor Pendukung Upaya Pengembangan Kedisiplinan
Peserta Didik dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
di MAN Tegalrejo Magelang................................................. 92
2. Faktor Penghambat Upaya Pengembangan Kedisiplinan
Peserta Didik dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
di MAN Tegalrejo Magelang................................................ 93
3. Faktor Pendukung Upaya Pengembangan Kedisplinan
Peserta Didik dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
di MAN 1 Kota Magelang................................................... 97
4. Faktor Penghambat Upaya Pengembangan Kedisiplinan
Peserta Didik dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
di MAN 1 Kota Magelang................................................... 98
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 100
A. Simpulan......................................................................................... 100
B. Saran ......................................................................................... ... 101-103
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 104-105
LAMPIRAN.............................................................................................. ........ 106
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Telaah Pustaka ....................................................................... 14
Tabel 2.2 Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 44
Tabel 3.1 Variabel dan indikator penelitian ........................................... 53
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Gender .............................................. 70
Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif Usia .................................................. 70
Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif Pendidikan Terakhir ......................... 71
Tabel 4.4 Uji Statistik Deskriptif Masa Kerja ....................................... 72
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 73
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ................................................................. 73
Tabel 4.7 Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 75
Tabel 4.8 Uji Ttest .................................................................................... 76
Tabel 4.9 Uji Ftest ..................................................................................... 77
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 78
Tabel 4.11 Uji Hasil R2 Regresi Utama.................................................. 79
Tabel 4.12 Perbandingan r2 dan R2 ........................................................ 79
Tabel 4.13Uji Heteroskendastisitas ........................................................ 80
Tabel 4.14 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ....... 82
Tabel 4.15 Uji Linearitas......................................................................... 83
Tabel 4.15 Hasil Uji hipotesis ................................................................ 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BNI Syariah Cabang Semarang ........ 65
Gambar 4.2 Grafik Histogram ............................................................... 81
Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ..... 82
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran merupakan proses interaksi
edukatif antara siswa dan guru. Dikatakan sebagai interaksi edukatif karena di
dalam pembelajaran berkaitan dengan penyampaian ilmu pengetahuan oleh guru
kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran pada
dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.Oleh karena itu, pembelajaran
diharapkan dapat bermuara pada tujuan belajar yang sesungguhnya sehingga
membuahkan hasil yang optimal atau prestasi belajar yang diinginkan.Disiplin
dalam belajar merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
setiap siswa agar dapat tercapai tujuan belajar di sekolah. Akan tetapi pelanggaran
terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah masih sering ditemukan di
lingkungan sekolah seperti siswa membolos pada saat jam belajar, menyontek,
mencuri, berkelahi, dan lain-lain.
Perilaku menyimpang siswa seperti halnya yang telah disebutkan di atas
tidak lain adalah hasil dari kurangnya sikap disiplin siswa di sekolah dan
penegakan peraturan yang bisa dikatakan mungkin kurang efektif. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya berbagai macam pelanggaran terhadap peraturan dan
tata tertib yang berlaku di sekolah yang tentunya itu akan sangat
mempengaruhikenyamanan dan keamanan siswa dalam belajar baik bagi si
pelanggar maupun bagi siswa lain yang berada di lingkungan sekolah.
Disiplin merupakan kunci sukses bagi kegiatan belajar siswa di sekolah,
karena dengan disiplin maka setiap siswa akan menciptakan rasa nyaman serta
aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di
lingkungan sekolah.Disiplin yang dikehendaki disini adalah disiplin yang muncul
karena kesadaran bukan karena paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran
disebabkan karena siswa telah menyadari bahwa hanya dengan disiplin akan
didapatkan kesuksesan dalam segala hal, dengan disiplin akan dapat
menghilangkan kekecewaan orang lain, dan dengan disiplinlah orang lain dapat
mengaguminya.
Pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran menurut
penulis adalah sebagai berikut :
1. Disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas
maupun di luar kelas, dengan kata lain disiplin akan menimbulkan rasa hormat
terhadap otoritas atau kewenangan.
2. Disiplin dapat dijadikan upaya untuk menanamkan kerja sama baik antar
sesama siswa di sekolah, siswa dengan guru, maupun siswa dengan
lingkungannya.
3. Disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan dalam diri setiap
siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
4. Dengan adanya sikap disiplin dalam proses pembelajaran, setiap siswa akan
tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati
dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.
5. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang
kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam
proses pembelajaran pada khususnya.
Disiplin tentu tidak akan muncul begitu saja pada diri siswa tanpa didasari
dengan penegakan peraturan yang efektif oleh pihak guru di sekolah, melalui
penegakan peraturan yang berupa tata tertib sekolah secara baik dan benar.
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa : ”Peraturan tata tertib merupakan sesuatu
untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa”. Antara
peraturan dan tata tertib merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas
maupun di luar kelas.1
Selain penegakan peraturan diperlukan juga adanya penguasaan konsep
diri yang baik pada diri siswa, karena tanpa konsep diri yang baik mungkin siswa
akan mematuhi atau menaati peraturan yang berlaku di sekolah akan tetapi secara
terpaksa, karena sikap tersebut muncul bukan dari kesadaran diri siswa melainkan
sikap tersebut muncul akibat paksaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku di
sekolah.
Penguasaan konsep diri pada siswa serta diimbangi dengan penegakan
peraturan yang efektif oleh pihak sekolah, merupakan suatu aspek yang mampu
memaksimalkan tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar.
MAN Tegalrejo dan MAN Kota Magelang merupakan salah satu sekolah yang
mengharapkan siswa-siswanya agar dapat menerapkan sikap disiplin dalam
1Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: CV. Rajawali, 2006, 122.
belajar karena disiplin merupakan kunci sukses belajar, akan tetapi pada
kenyaataanya masih ada saja siswa yang sikap disiplin belajarnya masih rendah,
masih ada siswa yang tidak masuk ke sekolah tanpa keterangan (Alpa).Hal ini
tergambar dalam tabel 1 daftar siswa yang diwakili kelas X berikut:
Tabel. 1
Data Absensi Siswa Kelas X Tanpa Keterangan (Alpha)
Madrasah AliyahNegeri Tegalrejo Tahun Ajaran 2015/2016
No Kelas Bulan
Jumlah Juli August Sep Okt Nov Des
1 X IPS 1 3 6 8 12 8 3 40
2 X IPS 2 2 2 5 2 5 - 16
3 X IPS 3 2 4 6 9 8 1 30
4 X IPS 4 5 5 11 - 16 - 37
5 X IPA 1 5 7 16 13 19 4 64
6 X IPA 2 - 2 3 2 - - 7
7 X AGAMA 1 1 1 4 2 8 1 17
Jumlah 18 27 53 40 64 9 211
Sumber :Dokumen Guru BimbingandanKonseling
Tabel. 2
Data kehadiran siswa kelas X tidak masuk sekolah tanpa keterangan Madrasah
Aliyah Negeri Kota Magelang Tahun Ajaran 2015-2016 sebagaimana tabel. 2
No Kelas Bulan
Jumlah Juli Agust Sep Okt Nov Des
1 X IPS 1 5 - 10 14 10 5 44
2 X IPS 2 4 4 7 4 - 2 21
3 X IPS 3 4 6 - 11 6 3 30
4 X IPS 4 7 7 13 2 18 4 51
5 X IPA 1 7 9 18 - 19 - 52
6 X IPA 2 2 4 5 2 2 3 18
7
X AGAMA
1 3 3 6 4 10 2 28
Jumlah 32 33 59 37 65 19 245
Sumber :Dokumen Guru BimbingandanKonseling
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Madrasah Aliyah
Negeri Tegalrejo dan MAN Kota Magelang keduanya sama–sama
menggunakan buku saku sebagai alat pengukur ketertiban siswa,sehingga
dapat diketahui siswa–siswa yang tidak mentaati peraturan seperti perilaku
siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama antara lain datang terlambat,
berpakaian seenaknya, potong rambut yang tidak sesuai, mengucapkan kata-
kata kasar dan jorok dalam pergaulan dengan temannya, sholat tidak tepat
waktu, pada saat bertemu dengan guru siswa enggan mengucapkan salam
terutama pada guru yang tidak mengajar di kelasnya. Sikap kedisiplinan yang
dikaji dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan mutu belajar siswa.Sikap
kedisiplinan tergantung pada pelaksanaan tata tertib dan sikap perilaku siswa
itu sendiri. Hal
initercermindalampendidikannasionalyaituuntukberkembangnyapotensipesert
adidik agar menjadimanusia yang berimandanbertakwakepadaTuhan Yang
MahaEsa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiridanmenjadiwarga Negara yang demokratissertabertanggungjawab.2
2Mar‟at, SikapManusiaPerubahanSertaPengukurannya, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999, 8.
Bentukusaha yang dilakukan Madrasah
dalammeningkatkansikapkedisiplinansiswaadalahdenganmemberikanbukusak
usebagaipengukurkedisiplinansiswa.Dalambukusakuiniterdapat point-point
jenisaturan yang dapat menciptakandanmembangunsikapkedisiplinansiswa,
diantaranyaadalahdatangtepatwaktu, berpakaianlengkap, tidakmencuri,
dantidakmencemarkannamabaik
madrasah.Dalamupayameningkatkanmutukedisiplinan Pendidikan Agama
Islam jugadijadikantolakukurdalammembentukwatakdan pribadi pesertadidik,
sertamembangun moral bangsa (nation character building).3
Berdasarkanuraiandiatas makamendorongpenulis untukmengungkap
penelitian lebih jauhtentangupayapengembangan kedisiplinan terhadap
mutuPembelajaran siswa MAN Tegalrejodan MAN Kota Magelang.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan peraturan kedisiplinan maka Madrasah
memberikan aturan tata tertib yang harus ditaati oleh siswa. Untuk
memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan ini maka
penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam ketertiban untuk
meningkatkan kegiatan Pembelajaran di MAN Tegalrejo Magelang dan
MAN kota Magelang.
3Muhammad Alim, PendidikanAgama Islam: UpayaPembentukanPemikirandan Kepribadian Muslim,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, 6.
2. Pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam kerajinan
mengerjakan tugas sekolah untuk meningkatkan kegiatan Pembelajaran di
MAN Tegalrejo dan MAN kota Magelang.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka
penulis dapat mengemukakan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana upaya pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam
peningkatan mutupembelajaran di MAN Tegalrejo MagelangdanMAN 1
Kota Magelang?
2. Apasajakah faktor pendukung dan penghambat implementasi
pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam peningkatan mutu
pembelajaran di MAN Tegalrejo Magelang dan MAN 1 Kota Magelang?
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan-Tujuan Penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui upaya pengembangan kedisiplinan belajar peserta
didik dalam meningkatkan mutupembelajaran di MAN Tegalrejo
Magelang dan MAN 1 Kota Magelang.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam peningkatan
mutu pembelajaran di MAN Tegalrejo Magelang dan MAN 1 Kota
Magelang.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan literatur tentang upaya pengembangan kedisiplinan
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa disekolah.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi sekolah, sebagai masukan yang konstruktif bagi kedisiplinan
dan prestasi belajar siswa sehingga dapat tercipta suasana yang
tertib.
2) Bagi guru, dapat memudahkan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari upaya penerapan kedisiplinan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3) Bagi masyarakat umum, sebagai salah satu wawasan akan
pentingnya upaya pengembangan kedisiplinan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Taufiqurrahman, dalam
tesisnya yang berjudul “hubungan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib
sekolah, prestasi,belajar kognitif pendidikan Agama Islam, dan sikap
keseragaman siswa di SMAN 1 Pabelan,Kab. Semarang. “ Peneliti dapat
mendeskripsikan adanya hubungan positif yang signifikan antara kedisiplinan
siswa terhadap tata tertib dengan prestasi belajar kognitif PAI dan adanya
hubungan positif.4
Tesis Yuli Nasriati Yang berjudul “ Implementasi Punishment
dalam Pendidikan Islam (Studi di SMA IT Abu Bakar, Yogyakarta)”
Penelitian tersebut menyimpulkan Implementasi Punishment di SMA IT Abu
Bakar telah terlaksana baik serta tujuan jelas dan pola yang disesuaikan
dengan ritual kepribadian dan cinta kasih yang dikondisikan dengan prinsip
keteladanan, membimbing, membentuk nilai moral dan pemberi reword
kemudian timbul kesadaran sendirinya untuk mentaati aturan – aturan yang
ada serta kedisiplinan tinggi.5
Tesis Sobirin yang berjudul “Pengaruh dan Motivasi Kedisiplinan
Terhadap Kepuasan Siswa SMK Negeri 1 Pemalang. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap
kepuasan siswa SMK Negeri 1 Pemalang dengan koefisien determinasi
sebesar 11,76%, dan ada pengaruh secara simultan (bersama) yang signifikan
motivasi dan kedisiplinan terhadap kepuasan siswa SMK Negeri 1 Pemalang
dengan koefisien determinasi sebesar 33,8%, sisanya sampai 100% kepuasan
siswa dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.6
4M .TaufiqurRahman ,“Hubungan Kedispilnan Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah Prestasi
Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam dan Sikap Keberagaman Siswa di SMAN I Pabelan
Kab. Semarang”,Tesis, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN SunanKalijaga , 2006,8.
5YuliNasriati, “Implementasi Punishment dalamPendidikan Islam (Studi di SMA IT Abu
Bakar Yogyakarta)”, Tesis,Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN SunanKalijaga, 2006,8.
6Sobirin, “PengaruhMotivasidanKedisiplinanTerhadapKepuasanSiswaSMKNegeri 1
Pemalang”, Tesis, Semarang: Program Pascasarjana UNNES, 2007, 20.
Penelitian Nurkholis yang berjudul “Hubungan Antara Sikap Dan
Disiplin Siswa Dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Di MTS Nurul Hikmah
Barupring Kabupaten Brebes”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut : 1) Diperoleh nilai R Square = 0,538 yang berariti hasil
belajar siswa sebesar 53,8% dipengaruhi oleh factor sikap siswa. Nilai sig =
0,000 = % (di bawah 5%) menunjukkan ho ditolak, berarti ada hubungan
positif antara sikap siswa terhadap hasil belajarnya. Persamaan regresinya : Y
= 8,131 = 0,813 X2. 3) Diperoleh nilai R square = 0,601 yang berarti hasil
belajar siswa sebesar 60,1% dipengaruhi oleh factor sikap dan disiplin siswa
secara bersama – sama. Nilai sig = 0,000 = 0% (di bawah 5%) menunjukkan
Ho ditolak, berarti ada hubungan positif antara sikap dan disiplin siswa secara
bersama – sama terhadap hasil belajarnya. Persamaan regresinya Y = - 48,959
+0,822X1 + 0,396 X2.7
Penelitian Basiran yang berjudul “Pengelolaan Kedisiplinan Siswa
(Studi Situs : SMA I Tunjungan, Blora )”. Dari penelitian ini disimpulkan
bahwa dengan kedisiplinan dapat menciptakan ketertiban di berbagai bidang
khususnya di bidang pendidikan.8
E. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif artinya penulis menganalisis
dan menggambarkan penelitian secara obyektif dan detai untuk mendapatkan
7Nurkholis, ”Hubungan Antara Sikap dan Disiplin Siswa Dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak
Di MTS Nurul Hikmah Barupuring Kabupaten Brebes”, Tesis, Cirebon: Program Pascasarjana
IAIN Syekh Nurjati,2012, 23. 8Basiran, ”Pengelolaan Kedisiplinan Siswa (Studi Situs:SMA I Tunjungan, Blora)”,
Tesis,Surakarta: Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan UMS,2010, 26.
hasil yang akurat. Penelitian yang dilaksanakan di lapangan adalah meneliti
masalah yang sifatnya kuallitatif, yakni prosedur data yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) yaitu dengan mengadakan penelitian
terhadap objek yang dituju untuk memperoleh data yang benardan terpercaya
tentang upaya pengembangan kedisiplinan belajar peserta didik dalam
meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar madrasah aliyah di MAN
Tegalrejo dan MAN Kota Magelang.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju untuk
memperoleh data yang benardan terpercaya tentang upaya pengembangan
kedisiplinan belajar peserta didik dalam meningkatkan mutu kegiatan
Pembelajaran madrasah aliyah di MAN Tegalrejo dan MAN Kota
Magelang. Yakni sebuah prosedur data yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif artinya penulis menganalisis dan menggambarkan penelitian
secara objektif dan detail untuk mendapatkan hasil yang akurat.
2. Lokasi Penelitian
Peneliti mangambil dua MAN yaitu MAN Tegalrejo yang terletak
di wilayah Kabupaten Magelang, tepatnya di Jalan Kyai Abdan No 4
sebelah selatan kantor Pusdik Kecamatan Tegalrejo Magelang dan
sebelah utara terminal Tegalrejo. Sedangkan MAN 1 Kota Magelang yaitu
berada di wilayah Kota, tepatnya di Jalan Raya Payaman KM.1 ke utara
arah Kota Magelang ke Semarang di sebelah selatan Ponpes Payaman.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah banyak cara yang dipakai untuk
pengumpulan data. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode antara lain sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk mengamati bagaimana kegiatan
belajar mengajar di madrasah apakah siswa sudah membawa buku saku
semua, apakah siswa sudah mentaati peraturan yang ada di buku saku
tersebut. Kemudian penulis mendapatkan data yang berupa daftar
kehadiran siswa sehingga dapat diketahui data siswa yang hadir dan
siswa yang tidak hadir baik karena sakit, ijin, dan tanpa keterangan atau
alpha.
b. Metode Interview
Metode ini penulis gunakan untuk mewawancarai siswa kelas X,
mewawancarai guru, dan mewawancarai guru BK, sehingga dapat
diperoleh data tentang bagaimana respon siswa terhadap penggunaan
buku saku. Dan dapat diketahui ketika guru memperkenalkan dan
menjelaskan tentang fungsi buku saku tersebut terhadap siswa.
Akhirnya dapat diketahui hasil dari aturan buku saku yang diterapkan
dan melalui prosedur itulah akan diketahui penggunaan buku saku
terhadap siswa.
c. Metode Dokumentasi
Metode ini penulis gunakan untuk mengamati siswa dan mendapatkan
data-data tertulis yang diinginkan peneliti untuk mencari tahu
rancangan program pengembangan kedisiplinan dengan mengumpulkan
data dan informasi tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
sekolah, sehingga menghasilkan data berupa daftar kehadiran, tata
tertib dan buku saku.
4. Metode Analisis Data
Menurut Bodgan dan Biklen (1982) yang dikutip Lexy J Moleong
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-memilahnya menjadi
satuan yang dikelola, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.9
9Lexy Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005,
248.
Untuk menganalisis data agar lebih mudah dalam mengambil
kesimpulan maka dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan secara
berkesinambungan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Tahap pertama adalah melakukan reduksi data, yaitu suatu proses
pemilihan, pemusatan perhatian untuk menyederhanakan data kasar yang
diperoleh di lapangan. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan
sejak awal kegiatan hingga akhir pengumpulan data. Dalam penelitian ini
nantinya dilakukan reduksi data menyangkut upaya pengembangan
kedisiplinan belajar peserta didik dalam meningkatkan mutu kegiatan
pembelajaran di MAN Tegalrejo dan MAN 1 Kota Magelang.
Tahap kedua adalah melakukan penyajian data. Penyajian data
yang dimaksudkan adalah menyajikan data yang sudah diedit dan
diorganisasi secara keseluruhan dalam bentuk naratif deskriptif.
Tahap ketiga adalah melakukan penarikan kesimpulan yaitu
merumuskan kesimpulan setelah melakukan tahap reduksi dan penyajian
data. Penarikan kesimpulan dilakukan secara induktif, dalam hal ini
penulis mengkaji sejumlah data spesifik mengenai masalah yang menjadi
objek penelitian, kemudian membuat kesimpulan secara umum.
E. Sistematika Penelitian
BAB I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II. Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada teori
kedisiplinan dalam kaitannya dengan mutu kegiatan Pembelajaran.
BAB III. Pada bab ini dikemukakan tentang bentuk gambaran umum MAN
Tegalrejo dan MAN 1 Kota Magelang.
BAB IV. Pada bab ini berisi pemaparan data beserta analisis kritis tentang
pengaruh upaya penerapan kedisiplinan terhadap mutu Pembelajaran siswa di
kedua madrasah tersebut.
BAB V Penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian yang disertai rekomendasi sebagai implikasi dari sebuah penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi
imbuhan yaitu Ke-an. Disiplin secara etimologi berasal dari kata disciple
(disipiline) yang mempunyai makna mengajari atau mengikuti pemimpin
yang dihormati.10
Menurut Prijadaminto “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan
nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, keteraturan dan ketertiban dalam
memperoleh ilmu”.11
Kedisiplinan dalam perspektif Kadir merupakan
kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau
pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar
dapat mengendalikan diri, agar berperilaku tertib dan efisien.12
Disiplin
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
10
Kenneth W. Requene, Strategi Jitu Membangun Disiplin Anak, Jakarta: Pustaka Raya,
2005, 122. 11
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pratnya Pramito,
2004, 5-6. 12
Kadir, Penuntun Belajar PPKN, Bandung: Pen Ganeca Exact, 1994, 80.
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.13
Disiplin berarti adanya kesediaan untuk memahami peraturan-
peraturan atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.14
Jadi disiplin adalah kesediaan
untuk taat terhadap peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan
dengan kesadaran tanpa adanya paksaan. Sedangkan disiplin menurut
Djamarah adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan
pribadi dan kelompok.15
Kedisiplinan menurut penulis mempunyai
peranan urgen dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau
tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok
yaitu kedisiplinan, disamping faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah,
kesadaran berkarakter baik,tanggung jawab serta bakat siswa itu sendiri.
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab
merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam
penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam
kegiatan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Untuk lebih
13
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pratnya Pramito,
2004, 23.
14
Abdurrahman Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2006,
126. 15
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional, 2012, 12.
memahami tentang disiplin belajar terlebih dahulu akan dikemukakan
pengertian disiplin menurut beberapa ahli.
Menurut Arikunto didalam pembicaraan disiplin dikenal dua
istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara
berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang
menggunakan istilah siasat dan ketertiban.16
Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti
peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya
karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disisplin
atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata
tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah
sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi dahulu, kemudian berkembang
menjadi siasat.
2. Fungsi Disiplin
Fungsi disiplin di kalangan masyarakat pada umumnya antara lain:17
a. Menata kehidupan bersama
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu
menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan
yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan
dengan sesama menjadi baik dan lancar.
16
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1990, 114. 17
Tulus Tu‟u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004, 38.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan
tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik.
Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti,
mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk
ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang
baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk
melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur
dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar,
misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu
sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang
ada di sekolah.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi
yang melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi
terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran.
3. Jenis-jenis Disiplin Belajar
Disiplin belajar dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu:18
a. Disiplin Sikap Belajar
Disiplin sikap belajar adalah suatu peraturan dengan kesadaran
sendiri unuk tercapai suatu tujuan perturan itu dengan perubahan sikap
atau tingkah lakunya. Sedangkan menjalankan peraturan atas pengaruh
pihak luar dengan kepatuhan dan ketaatan maka hal ini disebut
berdisiplin. Jadi sikap yang baik akan mempengaruhi proses disiplin
belajar seseorang.
b. Disiplin Tanggung Jawab Belajar
Seseorang atau siswa hendaknya mempunyai sikap disiplin
tanggung jawab dalam belajar. Seseorang yang bertanggung jawab
sebagai pelajar dia akan mengetahui posisinya sebagai seorang pelajar
dia akan mengetahui posisinya sebagai seorang pelajar dengan penuh
tanggung jawab saat menerima tugas dari seorang gurunya.
Menurut Cece Wijaya bahwa disiplin tanggung jawab adalah
sesuatu yang terletak didalam hati dan jiwa manusia yang mendorong
18
Cece Wijaya,Faktor-faktor Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 1994, 18.
bagi orang yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu sebagai mana
yang ditetapkan peraturan oleh pihak yang bersangkutan. Sedangkan
Sofchah Sulistyowati menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar
dengan baik ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal
sebagai berikut:19
1) Disiplin dalam menepati jadwal belajar.
2) Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda
waktu belajar.
3) Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan
dan semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib,
maupun disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar.
4) Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan
cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
B. Mutu Pembelajaran
1. Konsep Mutu
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang
atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang diharapkan oleh pelanggan.20
Mutu atau kualitas menitikberatkan
fokusnya pada kepuasan pelanggan (konsumen). Barang atau jasa yang
dihasilkan diupayakan agar sesuai dengan keinginan pelanggan.
19
Sofchah Sulistyowati, Cara Belajar yang Efektif dan Efisien, Pekalongan: Cinta Ilmu,
2002, 3. 20
Tim Dosen Administrasi Penidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2010, 3.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu diartikan sebagai
ukuran baik atau buruk suatu benda, taraf atau derajat. Pengertian mutu
tersebut lebih mengedepankan mutu sebagai mutu barang atau jasa. Barang
atau jasa yang bemutu berarati juga bermutu tinggi. Menurut Sallis mutu
adalah Sebuah filsosofis dan metodologis yangmembantu institusi untuk
merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi
tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.21
Menurut Engkoswara mutu bukanlah konsep yang mudah untuk
didefinisikan apalagi untuk mutu jasa yang dapat dipersepsi secara
beragam. Mutu dapat didefinisikan beragam berdasarkan kriterianya
sendiri seperti:22
a. Melebihi dari yang dibayangkan dan diinginkan;
b. Kesesuaian antara keinginan dan kenyataan;
c. Sangat cocok dengan pemakaian;
d. Selalu ada perbaikan dan penyempurnaan;
e. Dari awal tidak ada kesalahan;
f. Membahagiakan pelanggan;
g. Tidak ada cacat atau rusak.
Dalam tataran abstrak mutu telah didefinisikan oleh dua pakar
penting bidang mutu yaitu Joseph Juran dan Edward Deming. Mereka
berdua telah berhasil menjadikan mutu sebagai mindset yang berkembang
terus dalam kajian managemen, khususnya managemen mutu. Menurut
21
Sallis. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI,Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta,2010,295. 22
Engkoswara. Adminsitrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 14.
Juran, mutu adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini
berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang
diperlukan atau diharapkan oleh pengguna, lebih jauh Juran
mengemukakan lima dimensi mutu yaitu rancangan (design), kesesuaian
(conformance), ketersediaan (availability), keamanan (safety), serta guna
praktis (field use).23
Prinsip mutu merupakan sejumlah asumsi yang dinilai dan diyakini
memiliki kekuatan untuk mewujudkan mutu. Terdapat delapan prinsip mutu
menurut ISO Tim Dosen, yaitu:24
a. Customer focused organization (fokus pada pelanggan);
b. Leadership (kepemimpinan);
c. Involvement of people (keterlibatan orang-orang);
d. Process approach (pendekatan proses);
e. System approach to management (pendekatan sistem dalam manajemen);
f. Continual invorentment (peningkatan secara berkelanjutan);
g. Factual approach to decision making (pendekatan faktual dalam
pengambilan keputusan);
h. Mutually beneficial supplier relationship (hubungan yang saling
menguntungkan dengan supplier).
23
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, Malang:
UIN Maliki Press, 2010, 78.
24Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI,Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2010, 295.
Ridwan memaparkan bahwa ukuran variable manajemen mutu dilihat
dari perilakunya dalam mewujudkan pelayanan kepada stakeholder. Masih
menurut Riduwan, dimensi variabelmanajemen mutu yaitu perencanaan
strategis untuk mutu, penerapan pengelolaan mutu, serta peningkatan
pelayanan mutu.
Berdasarakan beberapa penjelasan di atas, jadi dapat disimpulkan bahwa
mutu dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara absolut dan secara
relatif.Secara absolut dilihat dari sudut pandang pemberi layanan (barang atau
jasa) yaitu mengenai ukuran tertentu yang sudah ditentukan. Sedangkan mutu
secara relativ dilihat dari sudut pandang pengguna layanan (konsumen) yaitu
ukuran kepuasan terhadap kualiatas barang atau jasa. Jika ditarik sebuah
benang merah, maka pada dasarnya mutu absolut juga menyangkut kepuasan
pelanggan. Hal ini karena ukuran terbaik yang ditetapkan pada dasarnyauntuk
memberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Konsep Pembelajaran
Menurut Surya, dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Lebih lanjut Surya
memaparkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalaminteraksi
dengan lingkungannya.25
Proses interaksi antara pendidik dan peserta didik menjadi sangat
penting dalam pembelajaran karena tanpa adanya interaksi edukatif poses
pembelajaran tidak akan efektif. Hal ini karena komunikasi yang dihasilkan
hanya satu arah yaitu dari pendiidik kepada peserta didik. Dalam
UU No.20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasonal Pembelajaran adalah
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20). Apabila
dicermati interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses
pembelajaran, seperti yang dikemukan oleh Corey dalam Syaiful Sagala
dikatakan bahwa :26
“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu.”
Pembelajaran bukan hanya berarti transfer informasi dari, tetapi
bagaimana membuat peserta didik agar bisa belajar secara maksimal. Peran
guru tentu saja bukan hanya sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pembimbing dan pelayan siswa. Pembelajaran merupakan upaya guru untuk
25
Surya, M., Psikologi Pembelajran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2003, 11. 26
Sagala, S., Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003, 61.
membangkitkan yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa)
belajar.
Sa‟ud memaparkan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Oleh karena itu pembelajaran sebagai suatu proses harus dirancang,
dikembangkan dan dikelola secra kreatif, dinamis, dengan menerapkan
pendekatan multi untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang
kondusif bagi siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk kreatif dalam
menyususn rencana pembelajaran yang akan diaplikasikannya dalam proses
pembelajaran. Variasi model pembelajaran harus dikuasai oleh guru dan tentu
saja disesuaikan dengan materi pelajarannya.27
Ciri utama dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan
proses belajar siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran
adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. Carl R. Roger
(Riyanto) berpendapat bahwa pada hakikatnya seorang pendidik adalah
seorang fasilitator. Ia menfasilitasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
dalam proses pembelajaran.28
27U.S.Sa‟ud, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, 124.
28T.Riyanto, Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi, Jakarta: Grasindo,
2002,1.
Konsep pembelajaran berbeda dengan pengajaran. Pembelajaran bukan
hanya transfer informasi dari guru kepada siswa tapi lebih luas. Hal ini sesuai
dengan visi pendidikan UNESCO (Indra Jati ) yaitu:
a. Learning to think (belajar berpikir);
b. Learning to do (belajar berbuat/hidup);
c. Learning to live together (belajar hidup bersama);
d. Learning to be (belajar menjadi diri sendiri).
Proses pembelajaran yang baik dilaksanakan dengan metode Learning
by doing. Halini dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan dan
pembelajaran yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan
suatu sistem pendidikan dan pembelajaran yang mengembangkan cara berpikir
aktif positif dan keterampilan yag memadai.29
3. Mutu Pembelajaran
Mutu sekolah ditentukan oleh tiga variabel, yakni kultur sekolah, proses
belajar mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku
yang telah lama terbentuk di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke
angkatan berikutnya, baik secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakini
mempengaruhi perilaku seluruh komponen sekolah, yaitu guru, kepala
sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang tua siswa. Kultur yang
29
T. Riyanto, Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi, Jakarta:
Grasindo,2002,1.
kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong perilaku warga kearah
peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan
menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah. Berkaitan dengan
komponen-komponen yang membentuk sistem pendidikan, lebih rinci
Syaodih S. mengemukakan bahwa komponen input diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu:30
Raw input, yaitu siswa yang meliputi intelek, fisik-kesehatan,
sosial-afektif dan peer group.Instrumental input, meliputi kebijakan
pendidikan, program pendidikan (kurikulum), personil (Kepala sekolah, guru,
staf TU), sarana, fasilitas, media, dan biaya. Environmental input, meliputi
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat, dan lembaga sosial,
unit kerja.
Komponen proses menurut Syaodih S., dkk meliputi pengajaran,
pelatihan, pembimbingan, evaluasi, ekstrakulikuler, dan pengelolaan.
Selanjutnya output meliputi pengetahuan, kepribadian dan performansi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran
merupakan salah satu komponen sistem pendidikan yang dapat menentukan
keberhasilan pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh karena itu untuk
memperoleh mutu pendidikan yang baik, diperlukan proses pembelajaran
yang berkualitas pula.31
30
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Rosda Karya, 2005. 31
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Rosda Karya,2005.
Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat
tentang standar proses. Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud
dengan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih jelas
menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat
dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.32
Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-
buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap,
perilaku dan keterampilan peserta didik dikaitkan dengan tujuan
pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai sistem selanjutnya tergantung pada
mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang
berlangsung hingga membuahkan hasil.
32
PP No.19 Tahun 2005, Standar Pendidikan Nasional, (online, diakses pada 19 Maret
2016).
Pembelajaran yang bermutu akan bermuara pada kemampuan guru
dalam proses pembelajaran. Secara sederhana kemampuan yang harus dimiliki
oleh guru yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, proses pembelajran,
serta evaluasi pembelajaran.Mutu pembelajaran adalah ukuran yang
menunjukkan seberapa tinggi mutu interaksi guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Proses interaksi ini dimungkinkan karena manusia merupakan makhluk
sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Surakhmad
memberikan pengertian bahwa interaksi dalam pendidikan disebut dengan
interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan. Kegiatan belajar mengajar tersebut dilaksanakan dalam
suasana tertentu dengan dukungan sarana dan prasarana pembelajaran
tertentu tertentu pula. Oleh karena itu, keberhasilan proses pembelajaran
sangat tergantung pada guru, siswa, sarana pembelajaran, lingkungan
kelas, dan budaya kelas. Semua indikator tersebut harus saling
mendukung dalam sebuah sistem kegiatan pembelajaran yang bermutu.
Dalam proses pembelajaran yang bermutu terlibat berbagai input
pembelajaran seperti, siswa (kognitif, afektif, atau psikomotorik), bahan ajar,
metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan
suasana yang kondusif. Mutu proses pembelajaran ditentukan dengan metode,
input, suasana, dan kemampuan melaksanakan manajemen proses
pembelajaran itu sendiri. Mutu proses pembelajaran akan ditentukan dengan
seberapa besar kemampuan memberdayakan sumber daya yang ada untuk
siswa belajar produktif. Manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi
mensinkronisasi berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen
dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru, siswa dan sarana
pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun
ekstrakurikuler, baik dalam lingkup subtansi yang akademis maupun yang non
akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Pembelajaran yang bermutu dihasilkan oleh guru yang bermutu pula.
Kecakapan guru dalam mengelola proses pembelajran menjadi inti
persoalannya. Tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran sedikitnya harus
meliputi fase-fase berikut :33
1. Menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Memilih dan melaksanakan metode yang tepat dan sesuai materi
pelajaran serta memperhitungkan kewajaran metode tersebut dengan
metode-metode yang lain.
3. Memilih dan mempergunakan alat bantu atau media guna membantu
tercapainya tujuan.
4. Melakukan penilaian atau evaluasi pembelajaran
Hal-hal di atas menjadi tugas guru. Guru dituntut untuk mempunyai
kecakapan dan pengetahuan dasar agar mampu melaksankaan tugasnya secara
profesional.
33
W. Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars, 1986, 45- 46.
Pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran yang efektif yang
pada intinya adalah menyangkut kemampuan guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan
sangat menentukan mutu hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
Mutu pembelajaran pada hakikatnya menyangkut mutu proses dan
mutu hasil pembelajaran. Hadits menjelaskan bahwa mutu proses
pembelajaran diartikan sebagai mutu aktivitas pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dan peserta didik di kelas dan tempat
lainnya.Sedangkan mutu hasil pembelajaran adalah mutu aktivitas
pembelajaran yang terwujud dalam bentuk hasil belajar nyata yang dicapai
oleh peserta didik berupa nilai-nilai.34
34
Hadis, A dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010,
97.
BAB III
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
DI MAN TEGALREJO DAN MAN 1 KOTA MAGELANG
A. Tinjauan Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang
5. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang.
Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo yang berada di Jalan Kyai
Abdan (Pusdik) Dlimas Tegalrejo bermula dari pendidikan Guru Agama
Nahdlotul Ulama 4 tahun. Madrasah ini didirikan atas ide dan arahan dari
bapak K.H. Chudlori yang selanjutnya dikelola di bawah naungan sebuah
Yayasan yang bernama YAKTI (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah
Islam) Tegalrejo. Yayasan tersebut bergerak di bidang dakwah dan
pendidikan dengan Akte Notaris nomor 14 tanggal 22 Juni 1972.35
Kepengurusan Yayasan ini meliputi :
a. Ketua : K. H. Siradj Abdan
b. Sekretaris I : Zarqoni
Sekretaris II : K. H. Rochmatullah Abdan
c. Bendahara I : Dulkarnaen
Bendahara II : K. Sjamhudi
d. Pembantu : R. Ali
Jamal
Muhtarom
35
Wawancara dengan Bapak H. Dzulkarnaen, Komite MAN Tegalrejo pada tanggal 20 Maret
2016, pukul 10.00 WIB.
e. Badan Pengurus : Muhammad AR
K.Ismail
Muh Chalil
f. Badan Penasehat : K. Idris Abdan
K. Thoyib Ahmadi
M. Hasjim
g. Seksi Pendidikan : A. Hartanto, BA.
h. Seksi Dakwah : K.M. Salihun
Pada mulanya yayasan ini mempunyai :
a. 21 Raudhatul Athfal
b. 20 madrasah Ibtidaiyah
c. 2 Madrasah Tsanawiyah
Pada tanggal 7 April 1979 segenap pengurus yayasan mengadakan
musyawarah bersama Muspika dan sepakat mendirikan Madrasah Aliyah
Yakti sebagai upaya untuk mencukupi dan menampung siswa tamatan
SMP dan MTs yang ada. Pada tanggal 3 Juli 1979 secara resmi berdirilah
MA Yakti dengan nomor/ragam LK/3C/075/MA/81 dengan kepala
madrasah yang pertama adalah Bapak K.H. Idris Abdan dan wakilnya
Bapak Sumarmo, BA., dengan jumlah murid 23 anak pada tahun pertama.
Pada tahun kedua mencapai 36 siswa, tahun ketiga 68 siswa, dan tahun
keempat 77 siswa.36
Tahun 1983 kepala madrasah dipegang oleh bapak Sumarmo, BA.
Dengan jumlah siswa 123 anak. Tahun 1984 merupakan puncak
banyaknya siswa yakni 143 siswa. Setelah itu jumlah siswa mulai menurun
bahkan tahun 1988 jumlah siswa seluruhnya hanya 112 anak.
Dalam rangka memantapkan keberadaan MA Yakti Tegalrejo,
yayasan mengajukan Filialitas MA ke MAN Parakan Temanggung dengan
surat permohonan yang ditanda tangani oleh ketua K.Siradj Abdan, BA.
Dan sekretaris M. Mahfudz pada tanggal 20 Desember 1982, sehingga
pada tanggal 3 Maret 1984 MA Yakti Tegalrejo dinyatakansebagai MAN
Filial Parakan Temanggung Filial Tegalrejo Kabupaten Magelang oleh
Menteri Agama dengan Surat Keputusan Menteri Nomor :
KEP/E/Pgm.6/54/1984.37
Untuk menuju Madrasah yang mandiri pemerintah Cq Departemen
Agama RI menegerikan Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung
Filial Tegalrejo menjadi MAN Tegalrejo kabupaten Magelang dengan
keputusan Menteri Agama RI : Nomor : 17 tahun 1997 tanggal 17 Maret
1997. Dengan mandirinya madrasah, maka jumlah siswa pun bertambah,
terbukti kelas 1 waktu itu mendapat 2 (dua) kelas, terlebih pada 3 tahun
terakhir ini MAN Tegalrejo berkembang cukup signifikan, dengan
dibuktikan siswa semakin bertambah dan sudah menempati gedung baru
.
dengan lokal kelas yang nyaman. Adapun data keadaan MAN Tegalrejo
secara terperinci adalah :38
a. Nama : Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo
b. NSM (lama) : 311330810053
c. NSM (baru) : 131133080001
d. Jenjang akreditasi : A
e. Tahun didirikan : 1997
f. Tahun beroperasi : 1997
g. Status Tanah : Hak Pinjam Pakai
h. Status Bangunan : Milik Sendiri
i. Jumlah Siswa dalam 8 (delapan) tahun terakhir dijelaskan dalam
tabel. 3 sebagai berikut :39
Tabel.3
Jumlah Peserta Didik MAN Tegalrejo
Kelas
TAHUN
2008/
2009
2009/
2010
2010/
2011
2011/
2012
2012/
2013
2013/
2014
2014/
2015
2015/
2016
I 106 150 154 225 228 259 272 205
II 98 102 143 147 209 226 249 258
III 125 113 129 141 136 205 212 241
Jml. 329 365 426 513 573 690 733 704
j. Data Rombongan Belajar, ditunjukkan pada tabel. 4 yakni sebagai
berikut:
38
Dokumentasi KTSP MAN Tegalrejo Magelang, diakses pada tanggal 22 Maret 2016. 39
Wawancara dengan Bapak Muhammad Purnama, S.Pt, Waka Kurikulum MAN
Tegalrejo, pada tanggal 22 Maret 2016, pukul 10.15 WIB.
Tabel.4
Jumlah Rombongan Belajar di MAN Tegalrejo
KELAS JUMLAH KETERANGAN
X 7 Kondisi baik
XI 8 Kondisi baik
XII 8 Kondisi baik
Kendala/keadaan yang menjadi ancaman bagi Madrasah Aliyah
Negeri Tegalrejo adalah dengan dicanangkannya otonomi daerah dimana
terjadi pemekaran wilayah. Masing-masing daerah ingin mendirikan
Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan yang
dikhawatirkan akan mematikan Madrasah Aliyah termasuk di dalamnya
MAN Tegalrejo. Disamping rendahnya kesadaran masyarakat Tegalrejo
dan sekitarnya dalam menyekolahkan putra-putrinya, lemahnya tingkat
ekonomi mayoritas penduduknya dan kecenderungan lebih memilih
sekolah kejuruan menjadi faktor yang menghambat perkembangan MAN
Tegalrejo karena masyarakat masih menganggap sekolah di madrasah itu
hanya mempelajari agama dan sekolah bagi orang-orang yang tidak
mampu.
6. Letak Geografis
Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo berada di jalan Kyai Abdan
(Pusdik) Dlimas Tegalrejo, bermula dari pendidikan Guru Agama
Nahdlotul Ulama 4 tahun. Madrasah ini didirikan atas ide dan arahan dari
bapak K.H. Chudlori yang selanjutnya dikelola di bawah naungan sebuah
Yayasan yang bernama YAKTI (Yayasan Amal Kesejahteraan Tarbiyah
Islam) Tegalrejo.40
7. Sarana Prasarana
Untuk menunjang tercapainya tujuan sistem pembelajaran maka,
diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung. Adapun sarana dan
prasarana yang dimiliki MAN Tegalrejo adalah sebagai berikut:
a. Alat-alat tulis
b. Mebeler
c. Buku-buku pelajaran
d. Buku-buku perpustakaan
e. Alat-alat olah raga
8. Prasarana fisik yang ada
a. lokal ruang Kepala Madrasah dan Tata Usaha
b. 1 lokal ruang guru
c. 24 lokal ruang kelas
d. 1 lokal ruang laborat IPA
e. 1 lokal ruang BK
f. 1 lokal ruang UKS
g. 1 lokal ruang OSIS
h. 1 Masjid
i. 1 lokal dapur(ruang dapur, ruang gudang, ruang UKS)
j. 2 lokal ruang gudang
40
Wawancara dengan Bapak Dwi Adi Satrianto, S.Pd, WakaSarpras MAN Tegalrejo,
pada 1April 2016, pukul : 11.25 WIB.
k. 1 ruang perpustakaan
l. 5 WC untuk siswa putra, 7 WC untuk siswa putri, 3 WC guru.
9. Visi, Misi dan Tujuan MAN Tegalrejo Magelang
a. Visi Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang
Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang sebagai lembaga
pendidikan dasar berciri khas agama Islam perlu mempertimbangkan
harapan peserta didik, orang tua peserta didik, lembaga pengguna
lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya.Madrasah
Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang juga diharapkan dapat merespon
perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah
Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang ingin mewujudkan harapan dan
respon dalam visi berikut:41
“Terwujudnya Madrasah yang Unggul dalam Prestasi, Terampil
Berkarya dan Berakhlak Mulia”.
b. Misi Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo
Untuk mewujudkan visi di atas, Madrasah Aliyah Negeri
Tegalrejo melakukan misi sebagai madrasah Aliyah Negeri berikut:
1. Menciptakan peserta didik yang berprestasi dibidang akademik pada
hasil UN.
2. Menciptakan kemampuan peserta didik yang mandiri dan sistematis.
3. Mengembangkan bakat peserta didik yang kreatif dan inovatif.
41
Buku Saku Tata Tertib Siswa MAN Tegalrejo, Magelang, 2013, vi.
4. Menciptakan kemampuan dasar peserta didik menjadi muslim yang
taat beribadah.
5. Menumbuhkembangkan sikap kepedulian sosial yang tinggi.
Menanamkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dan
undang-undang dasar.
6. Mampu mencetak siswa yang cerdas, tangkas, kreatif, serta
berakhlakul karimah.
c. Tujuan Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang
Secara umum, tujuan pendidikan padaMadrasah Aliyah Negeri
TegalrejoMagelangadalah ingin menyiapkan siswa-siswi yang
berkualitas, berakhlak mulia dan mampu bersaing ditingkat pendidikan
yang lebih tinggi serta terampil dalam mengamalkan ilmunya. Bertolak
dari tujuan umum di atas, maka secara khusus dapat disampaikan
bahwa tujuan Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo Magelang MTs
adalah sebagai berikut:42
1) Tujuan jangka panjang sebagai berikut:
a) Ingin menyiapkan siswa-siswi yang berkualitas, berakhlak mulia
dan mampu bersaing ditingkat pendidikan yang lebih tinggi
serta terampil dalam mengamalkan ilmunya menyiapkan peserta
didik meraih prestasi akademik dan nonakademik.
b) Menyiapkan peserta didik agar berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi dan kreatifitas yang dimiliki.
42
Dokkumentasi, Buku Saku Tata Tertib Siswa MAN Tegalrejo, Magelang, 2013.
c) Menyiapkan peserta didik agar memiliki pembiasaan religius
untuk bekal hidup di masyarakat.
d) Menyiapkan peserta didik memiliki keterampilan sesuai bakat
dan minat sehingga memiliki keunggulan dalam aspek
keagamaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, olah raga, dan
seni.
2) Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
a) Pada tahun pelajaran 2014/2015 rata-rata UN mencapai nilai
minimal 7.25 yang diperoleh dengan cara jujur dan mandiri.
b) Pada tahun pelajaran 2014/2015 proporsi lulusan yang
melanjutkan ke perguruan tinggi minimal 75 % .
c) Meningkatkan nilai rata-rata kenaikan kelas peserta didik kelas
X dan XI dari 7,15 pada tahun 2013 / 2014 menjadi 7,45 pada
tahun pelajaran 2014 / 2015.
d) Meningkatan kualitas pembelajaran yang ditandai 95 % guru
menerapkan: pendekatan Kontekstual, PAIKEM, serta layanan
bimbingan dan konseling sesuai standar proses.
e) Pada tahun pelajaran 2014/2015 memiliki kelompok KIR dan
mampu menjadi finalis LKIR tingkat kabupaten yang dilakukan
secara jujur.
f) Pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki tim olahraga minimal 3
cabang dan mampu menjadi finalis tingkat kabupaten yang
dilandasi nilai religius, jujur, dan mandiri.
g) Pada tahun 2014/2015 memiliki tim kesenian yang mampu
tampil pada acara setingkat kabupaten/kota yang dilandasi nilai
religius.
h) Pada tahun 2014/2015 peserta didik telah memiliki kebiasaan
shalat dhuha dan dhuhur berjamaah.
i) Pada tahun 2014/2015 mampu mengukur prestasi dalam bidang
MTQ tingkat Kabupaten dengan mencapai juara
j) Pada tahun 2014/2015 peserta didik telah memiliki kebiasaan
bersikap sopan santun dan saling menghargai antara sesama
warga Madrasah.43
10. Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan beserta Siswa Madrasah
Aliyah Negeri Tegalrejo
Tabel. 5
Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Nama Lengkap Personal Pengampu Mapel
Uswatun Hasanah, S. Ag Alquran Hadist
Yuli Viantrika A.Ma. Pust Perpustakaan
Reni Pramudiani, S. Pd BK
Lailatul Khasanah, S.Pd BK
Evi Kusniati, S.Pd Sosiologi
Yana Herdiana Nugraha, S.Pd Penjasorkes
Lintariyah, S.Pd Sejarah
Dra. Hj. Mizhariyatil Hidayah Aqidah Akhlak
Karyati, S.Pd Ekonomi
Nurul Istianah, S. Ag Fiqih
Eliya H. S, S.Th. I Bahasa Indonesia
Nahrul Rosidah B, S.Pd PKN
Dra. Ida Ariyani Sosiologi
Dra. Nuryati Geografi
Nurul Ana Khusniyah, S.pd Bahasa Indonesia
Oktora Milasari, S.Pd.I Bahasa Arab
43
Wawancara dengan Bapak Muhammad Purnama, S.Pt, Waka Kurukulum, pada tanggal
25 Maret 2016, pukul 11.00 WIB.
Linda Permatasari, S.Pd Bahasa Jawa
Siti Salbiyah, S.Pd Matematika
Ma‟sumatun, S.Ag Bahasa Arab
Dra. Siti Zulaikhah Bahasa Indonesia
Faida Syarifah, S.Sos. I Prakarya
Sudarti, S. Ag Fiqih
Muhammad Badri Staff TU
Muhummad Purnama, S. Pt Waka. Kur/ Matematika
Heni Isdaniyah, SE Ekonomi
Sri Widarti, S.Pd.Si Kimia
Hj. Endang, S. Ag Bahasa Inggris
Machmud Rosyidi, S. Ag, M.Pd.I KA TU
Agus Sulistya, SE Ekonomi
Jamari Staff TU
Sri Amriyati, S.Ag, S.pd Biologi
Ulfatu Sharifah. S. Pd. I Biologi
Amarudin Syarif. S. Si Matematika
Drs. Dwi Adi S, S.Pd WAKA. Sarpras/BK
Nur Kholiq, S. Ag, M.SI WAKA. Kesiswaan/ B. Arab
Hartsa Jamila R, S.Pd Bahasa Inggris
Muhammad Rofiq, S. Pd Bahasa Inggris
Kulyadi Staff kebersihan
Wisnu Adi Wibowo, S. Pd Sejarah
Yudi Hernayadi Nugraha, S.Pd Penjasorkes
Drs. Subagya SBK
Anas Munaji, S. Ag Aqidah Akhlak
Aqshol Hidayah, SHI Aqidah Akhlak
Safi‟i Rais, S. Pd, Si Matematika
Huri Setyono, S.Pd Penjasorkes
Romeli Staff Keamanan
Mursyidul Anam, S. Ag Al Quran Hadist
Tria Indah Febrianti, S. E. I Staf TU
Nur Wakhid, S. Pd Bahasa Inggris
Maksum, S. Pd. I Matematika
Muhammad Ilyas, S. Pd. I SKI
Eti Hikmawati, S. Ag SKI
Drs. H. Muhmmad Fauzi Kepala Madrasah
Kharis Parama, S. Pd. Gr PKN
A Zubair S.Pd Fisika
Naziri Staf Kebersihan
Asrori Satpam Sumber : Data Monograf MAN Tegalrejo tahun 2016
11. Tugas dan Tata Tertib Guru Madrasah Aliyah Negeri
Tegalrejo Magelang
a. Kewajiban selaku pengajar44
1. Menyusun persiapan mengajar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Menandatangani daftar hadir.
3. Apabila ada halangan hadir / udzur syar'i maka; Izin tertulis
kepada Kepala Madrasah (Waka Kurikulum) dengan
menyerahkan tugas untuk siswa, jangan mencacat. Segera
berkonsulatasi / berkomunikasi dengan Waka Kurikulum.
4. Melaksanakan KBM sesuai dengan jadwal pelajaran.
5. Melaksanakan evaluasi KBM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6. Ikut bertanggungjawab atas ketertiban madrasah, baik di dalam
maupun di luar jam pelajaran.
b. Kewajiban Selaku Pendidik
1. Mengoptimalkan pelaksanaan syari'at islam sebaik-baiknya.
2. Memberikan contoh tauladan yang baik kepada anak didik dan
kepada siapapun.
3. Berusaha meningkatkan kemampuan professional.
4. Bersikap professional dalam menjalin hubungan dengan atasan
dan komite, serta lingkungan sekitar madrasah.
44
Ibid.
5. Selalu memelihara semangat korps dan meningkatkan rasa
kekeluargaan dengan sesama guru dan karyawan.
6. Bertanggungjawab untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan
program madrasah.
7. Mengikuti secara aktif setiap rapat atau pertemuan madrasah /
yayasan (bila berhalangan hadir, ijin tertulis).
8. Berpakaian seragam MAN, bersepatu, berkaos kaki, berkopiah
hitam
9. Mengikuti upacara bendera.
10. Hadir 10 (sepuluh) menit sebelum mengajar.
11. Menjaga nama baik madrasah dan pondok pesantren kapan dan di
manapun berada.45
c. Kewajiban selaku anggota madrasah
1. Memiliki rasa cinta bangga dan menjaga nama baik madrasah di
manapun berada.
2. Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap madrasah dan yayasan.
3. Ikut membina hubungan baik antara madrasah dengan orang tua
siswa, masyarakat maupun instansi terkait.
4. Menjaga dan mengusahakan tercapainya keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kesehatan, kekeluargaan dan kerindangan
madrasah (7 K)
45
Buku profil Madrasah Aliyah Negeri Tegalrejo, dia[kses pada tanggal 12 April 2016.
5. Mengikuti kegiatan yang mendukung lebih eratnya semangat
kekeluargaan madrasah dan yayasan.
6. Mengikuti dan mengamankan garis komando sistem organisasi
madrasah dan yayasan dengan segala aturan-aturannya.
d. Kewajiban selaku PNS dan Guru Bantu
1) Wajib mentaati segala peraturan PNS / Guru Bantu dan peraturan
perundangan lain yang berlaku.
2) Tidak melakukan tindakan yang dilarang oleh peraturan maupun
perundangan yang berlaku.
e. Kewajiban, Hak dan Sanksi
Bagi Guru yang melanggar tata tertib, akan dikenakan sanksi :
1. Teguran lisan
2. Peringatan tertulis maksimal tiga kali.
3. Membuat surat pengunduran diri kepada Kepala Madrasah dan
yayasan.46
12. Hak dan Kewajiban Peserta Didik MAN Tegalrejo Magelang47
Siswa berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran, menggunakan
sarana dan prasarana serta fasilitas yang disediakan. Sedangkan kewajiban
seluruh peserta didik wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di madrasah.
B. Tinjauan Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang
1. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang
46
Wawancara dengan Bapak Drs. H. Muhammad Fauzi, Kepala Madrasah pada tanggal 2
April 2016 pukul 10.00 WIB. 47
Buku Saku Tata Tertib Siswa MAN Tegalrejo, Magelang, 2013.
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang, semula adalah
Madrasah Aliyah Filial dari Madrasah Aliyah Negeri Parakan
Temanggung yang bertempat di jalan Duku No. 1 perum KORPRI
Kelurahan Keramat Kecamatan Magelang Utara.48
Pada bulan Juli tahun 1991 Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Magelang Filial Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung di
Negerikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang dengan
keadaaan gedung dan siswa berikut.
a. MAPN
Pada hari jum‟at pada tanggal 12 november 1982 jam 16.00
WIB bertempat di Gedung madrasah aliyah persiapan Negeri Kota
Magelang yang beralamat di Jalan diajalan Duku no 1 perum KORPRI
kelurahan keramat kecamatan Magelang Utara dengan disaksikan oleh
kepala kantor departemen agama kota madya magelang dan kabupaten
magelang, kepala PGA negeri 6 tahun magelang, kepala MTS negeri
magelang, dan guru-guru madrasah aliyah, dilangsungkan penyerahan
gedung MAPN dan meubelair dari:
Nama : H. SANUSI
Jabatan : Pimpinan proyek pembangunan sarana agama dan
pendidikan Crash Program tahun 1982/1983Kepada:
Nama : Drs. H. MA. Masduqi
NIP : 150059209
48
Buku Profil Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang, diambil pada tanggal 2 April
2016.
Pangkat : Penata muda TK 1 , III/b
b. MAN PARAKAN TEMANGGUNG FILIAL DI KOTA MADYA
MAGELANG
Berdasarkan surat keputusan direktur jendral pembinaan
kelambagaanagama islam departement agama nomer :
KEP/E/PP/00.6/59/1984 tanggal 3 maret 1984 MAPN berubah
menjadi MAN Parakan Temanggung Filial Di Kota Madya Magelang.
c. MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
Madrasah aliyah negeri 1 kota magelang menjadi madrsah negeri
terlepas dari induknya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama
RI Nomer 137 tanggal 11 juli 1991 Madrasah Aliyah Negeri Parakan
Temanggung Filial di Kotamadya Magelang menjadi Madrasah
Aliyah Negeri (MAN 1) Kota Magelang dan Mulai tahun 1996 pindah
di Jalan Raya Payaman Nomer 01 Kotak Pos 288 Telp. 0293-3695256
d. Perkembangan MAN 1 Kota Megelang
Perkembangan Madrsah Aliyah Negeri dari awal berdirinya
mengalami pasang surut baik dari segi jumlah gedung/kelas/ruang
maupun dari jumlah siswa yang ada. Dakan hal ini dapat dibagi
menjadi dua periode yaitu :
1) Periode pertama ketika masih beralamat di Jl Duku No 1 Kramat
Magelang (sebelum pindah).
2) Periode Kedua ketika setelah pindah beralamat di Jl Raya
Payaman No 1 Magelang
Secara umum perkembangan MAN 1 Kota Magelang mulai
berkembang pesat setalah pindah lokasi di Jl Raya Payaman No 1
Magelang hal ini disebabkan karena :
1) Lokasi yang strategis (tepi jalan raya Magelang-Semarang-
Temanggung).
2) Transportasi mudah dicapai dari berbagai jurusan
3) Lokasi MAN berdekatan dengan pondok pesantren antara lain:
1. PP. Pondok baru Payaman Magelang (KH. Muhlisun)
2. PP. Al-husna Payaman Magelang (KH. Azhari Al Hafidz)
3. PP. Sihrojul Muhlasin Payaman Magelang (KH. Ansor Minal
Nur-rohman)
4. PP. Romo Agung Payaman Magelang ( KH. Anwari Sirot)
5. PP. Sekar Panjang Payamana Magelang (KH. Muhammad
Anas, SH).
6. PP. AL-Huda Payaman Magelang (Kh. Nurul Huda).
7. PP. AL-Mustho Payaman Magelang (KH. Nurul Huda)
8. PP. Nurul Ali Sempu Secang Magelang (KH. Islamil Ali).
9. PP. Karang Geneng Secang Magelang
Dan semua pondok pesantren diatas jaraknya tidak lebih dari 1 km
dari MAN 1 Kota Magelang, sehingga banyak siswa MAN 1 Kota
Magelang disamping sekolah di MAN juga sekaligus mondok di pondok
tersebut.
2. Jumlah Siswa dalam 8 (delapan) tahun terakhir dapat dilihat dari
table. 6 sebagai berikut :49
Tabel. 6
Jumlah Siswa MAN 1 Kota Magelang
KLS
TAHUN
2008/
2009
2009/
2010 2010/ 2011 2011/ 2012 2012/ 2013 2013/ 2014 2014/ 2015 2015/ 2016
I 200 188 275 275 280 280 290 295
II 211 200 280 275 281 280 290 296
III 217 203 285 270 281 280 293 298
Jml. 628 591 840 820 842 840 873 889
3. Data Rombongan Belajar
Tabel. 7
Data Rombongan Belajar
KELAS JUMLAH KETERANGAN
X 7 Kondisi baik
XI 8 Kondisi baik
XII 8 Kondisi baik
Jumlah Rombongan belajar di MAN 1 Kota Magelang adalah sebagai
berikut:
a. Kelas X : 7 rombongan belajar
b. Kelas XI : 8 rombongan belajar
c. Kelas XII : 8 rombongan belajar
4. Letak Geografis
Letak MAN 1 Kota Magelang terletak dilokasi Jl. Raya Payaman 1
Magelang, Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang. Semula adalah
Madrasah Aliyah Filiah dari Madrasah Aliyah Negeri Parakan
49
Dokumentasi KTSP MAN 1 Kota Magelang 2015, diakses pada 3 April 2016.
Temanggung yang bertempat dijalan Duku no 1 perum KORPRI
Kelurahan Keramat Kecamatan Magelang Utara.
Pada bulan juli tahun 1991 Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang
Filial Madrasah Aliyah Negeri Parakan Temanggung di Negerikan
menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang.50
5. Pengelolaan dan Pemanfaatan Perkantoran
a. Perkantoran
MAN 1 Kota Magelang mempunyai ruang kantor yaitu :
1) Kantor kepala yang dilengkapi ruang tidur dengan seperangkat
peralatan tidur, kamar mandi, wc, ruang tamu, dan ruang kerja
kepala.
2) Ruang guru yang terdiri dari meja dan kursi guru, televisi 29 inch
seperangkat peralatan audio untuk briefing atau rapat.
3) Ruang tata usaha beserta peralatan pendukung lainnya.
4) Ruang BP menempati sebuah ruangan dengan ruang khusus untuk
tempat kunsultasi masing masing koorditor BP, kelas 10, kelas 11,
kelas 12.
b. Ruang belajar Man 1 Kota Magelang
MAN 1 Kota 1 Maegalang terdiri dari 23 kelas, dengan perincian :
1) Kelas X sebanyak 7 ruang
2) Kelas XI sebanyak 8 ruang
3) Kelas X sebanyak 8 ruang
50
Wawancara dengan Bapak Muh Yasid, BA, selaku Wa.Ka Sarpras pada tanggal 3 April
2016, pukul 11.45 WIB.
c. Ruang Laboratorium
1) 1 ruang untuk Laboratorium biologi
2) 1 ruang untuk Laboratorium Kimia
3) 1 ruang untuk Laboratorium IPS
4) Ruang Perpustakaan
MAN 1 Kota Magelang sudah memiliki gedung khusus untuk ruang
perpstakaan dengan perlengkapan dan sarana pendukung yang cukup
memadai. Untuk buku perpustakaan cukup memadai karena buku
paket untuk setiap mata pelajaran dapat mencukupi semua siswa.
5) Ruang Komputer
Ruang komputer terdiri dari:
1) 1 ruang untuk pembelajaran klasikal dengan 10 buah komputer
2) 1 ruang untuk prakter dan internet dengan 20 buah komputer
3) 1 ruang untuk pengawas atau guru.
6) Ruang Multimedia
Ruang Multimedia memiliki fungsi:
1) Sebagai ruang untuk kegiatan pembelajaran bila membutuhkan
peralatan audio visual.
2) Sebagai ruang pertemuan.
7) Ruang Ibadah
MAN 1 Kota Magelang telah membangun sebuah masjid dengan
nama masjid Al-Mahmud dengan bantuan tanah wakaf bapak H.
Mahmudi.
8) Ruang UKS
Ruang UKS terdiri dari :
1) Seperangkat peralatan UKS (Stetoskop, tenis meter, obat-obatan
dll)
2) Mebelair seperti satu set tempat tidur lengkap.
9) Ruang Seni
Ruang seni adalah ruang untuk kegiatan seni sekaligus sebagai ruang
galeri bagi karya seni siswa MAN 1 Kota Magelang, terdiri dari :
1) Seperangkat peralatan musik, rebana.
2) Seperangkat peralatan audio.
3) Galeri bagi karya seni siswa MAN.
10) Ruang Ketrampilan
1) Ketrampilan Menjahit, terdiri dari:6 buah mesin jahit manual,
seperangkat peralatan menjahit lengkap
2) Ketrampilan Masak
Seperangkat peralatan masak al. Seperangkat kompor gas, satu set
panci masak.
3) Ketrampilan Elektronika
11) Ruang Kantin
12) Warung atau Kios
13) Ruang Osis
OSIS sebagai media belajar bagi siswa dalam berorganisasi selalu
membuat gebrakab dalam mengisi dan menumbuhkan sikap dan juwa
kepemimpinan dengan bervbagai kegiatan.
14) Ruang Pramuka
Gerakan Pramuka sebagai bagaian dari pembinaan generasi muda
sangat bermanfaat bagi para siswa.
15) Ruang PKS
PKS sebagai bagian dari upaya ketertiban dan keaanan siswa yang
selalu rutin bekerjasama dengan kepolisian.
16) Lain –lain
1) Sarana Aula untuk berbagai kegiatan sekaligus sebagai sarana
olahraga In Door seperti pertemuan wali murid, lapangan bulu
tangkis dan kegiatan lainnya.
2) Lapangan Olahraga dengan peningkatan lapangan untuk kegiatan
dilapangan seperti tenis lapangan, lapangan basket, footsal, voley
dll.
6. Visi dan Misi
a. Visi
MAN 1 Kota Magelang sebagai lembaga pendidikan menengah
yang berciri khas islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik,
orang tua peserta didik, lembaga pengguna lulusan madrasah dan
masyarakat dalam merumuskan visinya. MAN 1 Kota Magelang juga
diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan global yang sangat
cepat. MAN 1 Kota Magelang ingin mewujudkan harapan dan respon
dalam visi berikut : “ unggul dalam prestasi, terampil dan berakhlakul
karimah”.
Misi MAN 1 Kota Magelang adalah sebagai berikut:
Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang efektif dan
berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pendidikan bernuansa Islam dengan menciptakan
lingkungan yang agamis dimadrasah
2) Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk
menggali dan menumbuhkembangkan minat, bakat peserta didik
yang berpotensi tinggi agar dapat berkembang secara optimal
3) Menumbuhkembangkan budaya akhlakul karimah pada seluruh
warga madrasah
b. Tujuan
1. Peserta didik naik kelas 100% secara normatif
2. Peserta didik lulus UM 100 % dengan peningkatan nilai rata-rata
peserta didik dari 7.5 menjadi 8.5.
3. Peserta didik lulus UN 100 % dengan peningkatan nilai rata-rata
UN dari 7.5 menjadi 8.5.
4. Peserta didik dapat meraih juara pada event/lomba lomba mapel
tingkat kota, dan propinsi
5. Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan disekolah favorit di
Kota Magelang dan sekitarnya
6. Pada akhir tahun pelajaran peserta didik hafal asmaul husna, tahlil
dan surat yasin
7. Peserta didik dapat membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar
8. Seluruh peserta didik sadar untuk menjalankan sholat wajib lima
waktu
9. Peserta didik termotivasi untuk bersodaqoh
10. Memperoleh kemenangan dalam setiap even/lomba olah raga di
tingkatkota/ propinsi.
11. Memperoleh kemenangan dalam setiap even/lomba kreatifitas seni
di tingkat kota/ propinsi.
12. Kreatifitas seni peserta didik dapat ditampilkan dalam acara HUT
RI, HAB KEMENAG, perpisahan siswa kelas XII dan jambore
pramuka
13. Peserta didik dapat merakit radio
14. Peserta didik dapat membuat pakaian jadi
15. Tertanamnya jiwa dan sikap kedisiplinan pada peserta didik
16. Memiliki tim yang handal dalam bidang kepramukaan
17. Memperoleh prestasi/kemenangan dalam lomba-lomba dibidang
kepramukaan ditingkat kota dan propinsi
18. Peserta didik memiliki ketrampilan dalam menulis article untuk
mengisi majalah dinding
19. Peserta memiliki ketrampilan dalam menulis article untuk untuk
untuk mengisi buletin madrasah
20. Tertanamnya nilai dan sikap untuk menyelamatkan dirinya sendiri
dan para remaja dalam hal penyalahgunaan narkoba dan seksualitas
yang tidak benar dan HIV AID pada peserta didik
21. Memiliki pendidik dan tutor sebaya dalam bidang KRR
22. Memiliki tim pengelola KRR di Madrasah
23. Memperoleh prestasi dan lomba KRR yang diselenggarakan
ditingkat Kota dan propinsi
24. Tertanamnya Pembiasaan akhlakul karimah pada peserta didik
25. Peserta didik terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama
warga madrasah
7. Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Peserta DidikMadrasah
Aliyah Negeri 1 Kota Magelang
Adapun jumlah tenaga pendidik dan kependidikan serta peserta didik
di MAN 1 Kota Magelang adalah sebagai berikut:51
51
Buku profil Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Magelang. Tahun 2016, diakses pada
tanggal 14 April 2016.
Tabel. 8
Kondisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Nama Lengkap Personal Pengampu Mapel
Drs. H. Sediyoko, M. Pd BK
Dra. Hj. Mahmudah Fiqih
Drs. Martono Geografi
Drs. Chudlori Fiqih
Dra. Zuidah Latifah Kimia
Dra. Suminah Sosiologi
Drs. Santosa Ekonomi
Drs. Prasetiyo Lilik S. Ekonomi
Dra. Hj. Listiyani Bahasa Inggris
Dra. Enik Dwi Puryanti PKn
Dra. Eko Yuliharyani Sejarah
Dra. Murdiningsih Matematika
Dra. Untari Ningsih Geografi
Khoir P. SH M Hum Pkn
Asfihani TIK
Akhadi, S. Ag Matematika
Ruswarsini, S.Pd Fisika
Abu Zazid, S. Pd Fisika
Drs. M. Madyan BK
Dra. Winarti Sosiologi
Farida NH, S. Pd Sosiologi
M. Sulkhan, S. Pd Bahasa Jawa
Muh Yasid, BA Aqidah Akhlak
Supriyadi, S. Pd Penjaskes
Sri Rahayuningsih, S. Pd Matematika
Umi Ardziyah, S. Pd Bahasa Indonesia
Fathoni Azis, M. Ag Fiqih
Ellys Rahmawati, S. Ag BTA
Syarif Hidayatulloh, S. Ag Qur‟an Hadits
Drs. Supriyo Pujiharjo Ekonomi
Ruqiyah, S. Ag S. Pd Bahasa Indonesia
Indah Budiningsih, SP Biologi
M. Kholil, S. PdI Matematika
Siti Zinur‟aini, S. Pd Bahasa Inggris
Khoirotun Nisak, S. Ag Bahasa Arab
Jamaliyah, S. Pd Fisika
Ponijo, S. Pd Pendidikan Seni
Asrori, S. Pd Sosiologi
Taufiq Kurniawan, S. Si Biologi
Siti Ngaisah, S. Ag Qur‟an Hadits
Hanny Ludfiana, S. Pd Bahasa Inggris
Lilik Nur Arifah, S. Pd Bahasa Indonesia
Yuni Nurhamidah, S. Pd Bahasa Inggris
Khusnudin S. Sos TIK
Siti Mukaromah, SE Ekonomi
Hidayat Santoso, S. Pd Olahraga
Siti Zaenah, S. HI Ekonomi
Yusi Radita, SE Geografi
Khasanah, S. Pd Ekonomi
Evarini S. S. Pd Biologi
Abdul Jalal SKI
Sebti Wulandari, S. Pd BK
Agung Dwi Lasmono TIK
Samsudin S. Ag Bhs. Arab
Latif Ismail, S. Pd BK
Sirojul Fatah, S. Ag Bhs. Arab
Atiqoh J. S. Pd SKI
Warifatul Azizah, S. PdI BTA
Muhammad Nashir, S. Ag Bhs. Arab Sumber Monograf MAN 1 Kota Magelang tahun 2016
8. Tugas dan tata tertib guru Madrasah Aliyah Negeri 1Kota Magelang
a. Kewajiban selaku pengajar52
1) Menyusun persiapan mengajar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2) Menandatangani daftar hadir.
3) Apabila ada halangan hadir / udzur syar'i maka; Izin tertulis
kepada Kepala Madrasah (Waka Kurikulum) dengan
menyerahkan tugas untuk siswa, jangan mencacat. Segera
berkonsulatasi / berkomunikasi dengan Waka Kurikulum.
4) Melaksanakan KBM sesuai dengan jadwal pelajaran.
5) Melaksanakan evaluasi KBM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
52
Wawancara dengan Bapak Drs. H. Sediyoko, M.pd, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1
Kota Magelang, pada tanggal 4 April 2016, Pukul 10.00 WIB.
6) Ikut bertanggungjawab atas ketertiban madrasah, baik di dalam
maupun di luar jam pelajaran.
b. Kewajiban Selaku Pendidik
1) Mengoptimalkan pelaksanaan syari'at islam sebaik-baiknya.
2) Memberikan contoh tauladan yang baik kepada anak didik dan
kepada siapapun.
3) Berusaha meningkatkan kemampuan profesional.
4) Bersikap professional dalam menjalin hubungan dengan atasan dan
komite, serta lingkungan sekitar madrasah.
5) Selalu memelihara semangat korps dan meningkatkan rasa
kekeluargaan dengan sesama guru dan karyawan.
6) Bertanggungjawab untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan
program madrasah.
7) Mengikuti secara aktif setiap rapat atau pertemuan madrasah /
yayasan (bila berhalangan hadir, ijin tertulis).
8) Berpakaian seragam MAN, bersepatu, berkaos kaki, berkopiah
hitam
9) Mengikuti upacara bendera.
10) Hadir 10 (sepuluh) menit sebelum mengajar.
11) Menjaga nama baik madrasah dan pondok pesantren kapan dan di
manapun berada.
c. Kewajiban Selaku Anggota Madrasah
1) Memiliki rasa cinta bangga dan menjaga nama baik madrasah di
manapun berada.
2) Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap madrasah dan yayasan.
3) Ikut membina hubungan baik antara madrasah dengan orang tua
siswa, masyarakat maupun instansi terkait.
4) Menjaga dan mengusahakan tercapainya keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan, kesehatan, kekeluargaan dan kerindangan
madrasah (7 K).
5) Mengikuti kegiatan yang mendukung lebih eratnya semangat
kekeluargaan madrasah dan yayasan.
6) Mengikuti dan mengamankan garis komando sistem organisasi
madrasah dan yayasan dengan segala aturan-aturannya.
d. Kewajiban selaku PNS dan Guru Bantu
1) Wajib mentaati segala peraturan PNS / Guru Bantu dan peraturan
perundangan lain yang berlaku.
2) Tidak melakukan tindakan yang dilarang oleh peraturan maupun
perundangan yang berlaku.
e. Kewajiban, Hak dan Sanksi
Bagi Guru yang melanggar tata tertib, akan dikenakan sanksi :
1) Teguran lisan
2) Peringatan tertulis maksimal tiga kali.
3) Membuat surat pengunduran diri kepada Kepala Madrasah dan
yayasan.
Hak dan Kewajiban Peserta Didik MAN1 Kota Magelang
Hak Siswa
Siswa berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran,
menggunakan sarana dan prasarana serta fasilitas yang disediakan.
a. Tugas dan Kewajiban
1) Kegiatan Selama Di Madrasah
Waktu Pelajaran Berlangsung
a. Siswa wajib datang di Madrasah paling lambat 5 menit
sebelum pelajaran dimulai.
b. Siswa memasuki ruangan dengan tertib dan teratur.
c. Pada waktu pelajaran pertama akan dimulai semua siswa
berdo‟a dipimpin oleh ketua kelas atau wakilnya dengan
do‟a.
d. Setelah pelajaran usai ditutup dengan berdo‟a.
e. Pada saat pulang siswa berjabat tangan dengan bapak guru
dan siswi berjabat tangan dengan ibu guru.
f. Siswa yang datang terlambat lebih dari 10 menit, wajib lapor
kepada guru jaga piket untuk mendapatkan surat ijin masuk
kelas dan mengisi “ buku terlambat “ yang disediakan guru
pendamping.
g. Bagi siswa yang datang terlambat akan dikenakan sanksi.
Waktu Tidak Ada Pelajaran
a. Pada waktu jam istirahat, siswa berada di luar kelas
b. Pada jam kosong, siswa tidak boleh meninggalkan halaman
Madrasah.
c. Pada waktu guru berhalangan hadir atau terlambat, ketua
kelas wajib melapor pada guru jaga / guru piket.
d. Meninggalkan Madrasah / Tidak Masuk Sekolah
a. Para Siswa pulang dari Madrasah setelah pelajaran berakhir.
b. Meninggalkan Madrasah sebelum waktunya, siswa wajib
minta ijin kepada guru piket.
c. Bagi siswa yang berhalangan harus ada surat ijin dari orang
tua / wali.
d. Siswa yang meninggalkan Madrasah sebelum waktunya
tanpa ijin dari guru piket akan dikenai sanksi.
2) Pengurus Kelas dan Regu Kelas
a. Tiap-tiap kelas mempunyai pengurus kelas sekurang-
kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan
bendahara.
b. Pada setiapo kelas wajib dibentuk regu belajar.
c. Setiap hari pelajaran disusun regu kerja yang bertugas
mengurus segala keperluan demi lancarnya pelajaran.
d. Ketua kelas sebagai koordinator kelas bertanggung jawab
terhadap segala sesuatu yang terjadi di kelas termasuk
kelengkapan fasilitas dan absensi siswa.
3) Kelengkapan Kelas
a. Setiap siswa wajib memiliki alat-alat pelajaran lengkap.
b. Siswa yang membawa sepeda atau kendaraan harus
menempatkannya di tempat yang disediakan madrasah dalam
keadaan terkunci.
c. Setiap siswa diharap membawa perlengkapan ibadah.
a. Kegiatan Ekstrakurikuler
i. Setiap siswa wajib menjadi anggota OSIS dan perpustakaan
Madrasah.
ii. Siswa wajib mengikuti ekstrakurikuler yang diterapkan madrasah.
b. Ketertiban, Kebersihan, Kesehatan, Keindahan Dan Kekeluargan
(5k).
i. Gedung Madrasah, halaman dan Peralatannya.
1) Setiap siswa wajib menjaga kebersihan dan keindahan
madrasah dan lingkungannya.
2) Setiap siswa wajib menjaga keutuhan barang-barang milik
madrasah.
ii. Pakaian dan Cara Berdandan.
Setiap siswa wajib berpakaian dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pakaian seragam harian puteri
a. ATAS : Blus warna putih, bentuk biasa, lengan panjang
sampai dengan pergelangan tangan, memakai satu saku
tanpa tutup disebelah kiri, pemakaiannya dimasukan ke
dalam rok.
b. BAWAH : Rok panjang warna abu-abu sampai dengan
pergelangan kaki, dengan dua stoppoi dikiri, kanan,
resleting dibelakang satu saku tersembunyi disamping
kiri dipinggang disediakan untuk tempat ikat pinggang.
c. Kerudung warna putih
d. Ikat pinggang warna hitam
e. Kaos kaki pendek putih
f. Sepatu hitam
g. Untuk hari Jum‟at dan Sabtu siswa menggunakan
seragam pramuka dengan atribut terpasang rapi sesuai
dengan aturan kepramukaan.
2) Pakaian seragam harian putera
a. ATAS : Kemeja warna putih dengan bentuk biasa,
lengan pendek memakai saku tanpa tutup disebelah kiri,
pemakaiannya dimasukan ke dalam celana.
b. BAWAH : Celana panjang warna abu-abu dengan model
biasa, tanpa lipatan, panjang celana sampai mata kaki,
leher bawah antara 20 – 25 Cm, dibagian pinggang
disediakan untuk tempat ikat pinggang, saku biasa
disamping kiri kanan dan saku belakang kanan (bukan
saku tempel) dengan tutup.
c. Ikat pinggang warna hitam.
d. Kaos kaki warna putih.
e. Sepatu hitam.
f. Untuk hari jum‟at dan Sabtu menggunakan seragam
pramuka dengan atribut terpasang rapi sesuai dengan
aturan kepramukaan.
3) Pakaian seragam upacara
Pakaian seragam harian dilengkapi dengan mengenakan topi
man tegalrejo bagi siswa putera.
4) Tanda-tanda atribut
Tanda-tanda atribut :
a. Atribut OSIS MAN 1 Kota Magelang dikenakan pada
saku kiri blus atau kemeja dengan bahan lain.
b. Tanda lokasi dikenakan pada lengan kanan dengan bahan
kain.
c. Tanda kelas dikenakan pada lenan kanan dengan bahan
kain.
5) Cara berdandan
a. Tidak dibenarkan bersolek dengan memakai perhiasan
yang berlebihan.
b. Wajib mengatur rambut (dengan pakaian rapi)
6) Upacara bendera
a. Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera pada hari
Senin atau upacara pada hari Besar nasional.
b. Setiap siswa wajib bertanggung jawab dalam pelaksanaan
upacara bendera agar berlangsung dengan tertib dan
lancar.
7) Tertib Administrasi
a. Setiap siswa wajib membayar iuran BP. 3 paling lambat
tanggal 10 tiap bulannya.
b. Buku Raport harus ditanda tangani orang tua / wali yang
bersangkutan.
8) Bimbingan dan konseling
a. Setiap siswa yang mempunyai masalah dianjurkan
berkonsultasi dengan guru pembimbing (Petugas BP).
b. Setiap siswa wajib memenuhi kewajiban administrasi
bimbingan dan penyuluhan.
9) Lain-lain
a. Setiap siswa wajib menjaga nama baik man tegalrejo, baik
di dalam maupun di luar Madrasah.
b. Setiap siswa tidak dibenarkan membawa atau menghisap
rokok di madrasah, makan atau minum sewaktu pelajaran
berlangsung.
c. Setiap siswa tidak dibenarkan membawa barang-barang
yang terlarang ke madrasah, antara lain ; senjata tajam,
ganja, narkotika, buku majalah gambar dan alat-alat yang
asusila serta uang dengan jumlah banyak.
d. Setiap siswa tidak dibenarkan melakukan kegitan yang
mengganggu ketertiban madrasah.
e. Siswa harus memanfaatkan perpustakaan madrasah.
f. Siswa harus memanfaatkan koperasi Sekolah.
g. Tata tertib olahraga diatur sendiri.
h. Setiap siswa yang menikah sebelum lulus dikeluarkan dari
Madrasah.
i. Surat-surat siswa yang dialamatkan ke MAN 1 Kota
Magelang dapat diperiksa oleh guru pembimbing.
j. Kehilangan barang atau uang atau hak milik apapun
menjadi tanggung jawab siswa sendiri.
k. Siswa wajib mengganti alat / barang milik Madrasah yang
dihilangkan / dirusakan.
l. Siswa berkewajiban menghormati kepala madrasah, guru
dan karyawan madrasah.
m. Siswa dilarang mengaktifkan HP saat KBM berlangsung.
10) Sanksi
b. Bagi setiap siswa-siswi yang melakukan pelanggaran tata
tertib tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan
daftar poin pelanggaran tata Tertib man tegalrejo.
c. hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib akan
diputuskan melalui musyawarah kepala madrasah dan
Dewan Guru.
11) Penutup
a. Tata tertib ini berlaku bagi siswa-siswi MAN 1 Kota
Magelang.
b. Tata Tertib ini berlaku sejak ditetapkan oleh Kepala
Madrasah.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari Penelitaian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Upaya pengembangan kedisiplinan belajar di MAN
Tegalrejo sudah berjalan sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan oleh madrasah. Dan sebagian besar siswa siswi yang
ada di MAN Tegalrejo sudah mematuhi tata tertib yang berlaku,
baik ketika pembelajaran berlangsung maupun ketikadi luar jam
pembelajaran, yakni kegiatan yang bersifat akademik maupun non
akademik karena telah ada kesiapan program dan pelaksanaannya
sudah baik.
2. Sedangkan di MAN 1 Kota Magelang kurang lebih 10% peserta
didik yang melanggar dan kurang mengindahkan peraturan yang
berlaku disebabkan oleh letak madrasah di daerah perkotaan yang
membawa imbas kurang baik dalam pergaulan serta lingkungan
tempat mereka tinggal.
3. Faktor pendukung di MAN Tegalrejo yaitu: Adanya tata tertib
yang diberlakukan ketika pembelajaran dan di luar jam
pembelajaran baik kegiatan secara akademik maupun non
akademik, adanya kesiapan program pembelajaran peserta didik
melalui tiga fase (tahap persiapan, tahap inti, dan tahap
evaluasi). Sedangkan di MAN 1 Kota Magelang yaitu: adanya
fasilitas atau sarana (hardware), adanya kerjasama antara BK
dengan wali kelas dalamproblem solving, terjalinnya hubungan
harmonisantara guru dengan peserta didik, antara guru dengan
anggota madrasah lainnya, memberikan penghargaan bagi siswa
berprestasi serta beasiswa selama belajar di madrasah tersebut agar
kedisiplinan terbentuk dan terinternalisasi dalam diri peserta didik
serta dapat memantau aktivitas mereka dengan melakukan
kerjasama antara pihak madrasah dan orang tua. Kedisiplinan di
MAN Tegalrejo menemui faktor penghambat yaitu: kurang
optimalnya pantauan guru BK dalam menangani peserta didik
yang kurang disiplin dalam kegiatan akademik maupun non
akademik, minimnya tenaga khusus BK dan kerjasama BK dengan
guru atau wali kelas karena terlalu banyaknya jumlah siswa tidak
diimbangi dengan jumlah guru BK. Sedangkan di MAN 1 Kota
Magelang yaitu: terbatasnya sarana prasarana yang tersedia di
madrasah, kurang adanya kesadaran siswa tentang pentingnya
pemahaman dan pengamalan kedisiplinan atas tata tertib di
madrasah, kurangnya perhatian orang tua terhadap kedisiplinan
belajar siswa ketika di rumah serta faktor lingkungan perkotaan.
Hal tersebut berimbas pada tingkat kedisplinannya di madrasah
serta kurang terkontrolnya peserta didik dalam belajar karena
habituasi atau kebiasaan kurang baik yang mereka lakukan akan
berimbas pula pada mutu prestasinya.
B. Saran
Tujuan madrasah atau sekolah membuat peraturan tidak untuk
menakutkan peserta didik, akan tetapi lebih stressing pada penanaman
karakter kedisiplinan dan tanggung jawab. Baik terhadap dirinya,
ornag tua, pihak madrasah, maupun tanggung jawanya terhadap Sang
Khaliq kelak. Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Seyogyanya kepala madrasah menanamkan rasa hormat terhadap
otoritas atau kewenangan; disiplin serta menyadarkan setiap siswa
tentang tanggung jawab kedisiplinan, baik di kelas maupun di luar
kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat
terhadap guru dan kepala sekolah.
2. Kepala madrasah, guru dan semua pihak madrasah berupaya untuk
menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar,
baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan
lingkungannya.
3. Siswa belajar bertanggung jawab melalui kebutuhan berorganisasi;
artinya disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan
dalam diri setiap siswa dengan mengenal dan ikut serta dalam
berorganisasi di madarasah.
4. Siswa seyogyanya memiliki rasa hormat terhadap orang lain dan
menjunjung tinggi disiplin belajar dan peka dalam pembelajaran
baik secara akademik maupun non akademik (ekstrakurikuler),
sehingga setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan
kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban orang lain.
5. Siswa diharapkan tahu akan kebutuhan untuk melakukan hal yang
tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai hal yang
menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin
siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang
atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan
dalam proses belajar mengajar pada khususnya, sehingga akan
membentuk maturasi secara fisik maupun psikisnya.
6. Guru dan pihak madrasah sebaiknya memperkenalkan contoh
perilaku yang disiplin; dengan dampak dari perilaku yang tidak
disiplin, sehingga siswa dapat menghindarinya atau dapat
membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.
7. Hendaknya setiap madrasah untuk selalu memberikan dukungan
untuk terselenggaranya kegiatan pembelajaran, dengan terus selalu
melengkapi sarana prasana pembelajaran.
8. Upaya untuk memaksimalkan peraturan yang diberlakukan di
madrasah dengan pantauan yang penuh, diperlukan ikut melibatkan
seluruh guru dan karyawan ikut andil dalam menerapkan
kedisiplinan sehingga siswa akan cenderung untuk tidak melanggar
aturan yang ada.
9. Hendaknya dalam menanamkan kesadaran kedisiplinan harus
diimbangi dengan uswatun khasanah atau suri tauladan yang baik,
sehingga siswa merasakan bahwa semua komponen madrasah juga
mampu mengamalkan kedisiplinan secara nyata.
10. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Untuk itu siswa
bagaimana caranya agar mendapatkan pengalaman berharga dari
madrasah tersebut melalui situasi yang nyata dan menggunakan
pendekatan saintifik dengan dukungan kepala madrasah, guru,
orang tua, dan semua pihak dalam rangka mencetak gernerasi muda
yang berakhlakul karimah dan membawa negeri kita mewujudkan
negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Dengan tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan interaksi
individidu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan
pengalaman yang nyata. Perubahan perilaku dalam pembelajaran pada
dasarnya berkesinambungan dan terus menerus menjadi tongkat estafet
perjuangan para ulama dan pejuang pendahulu hingga Indonesia merdeka
dan mendapatkan haknya berpendidikan serta maju dalam segala dimensi.
Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama
Islam:UpayaPembetukanPemikirandanKepribadian Muslim. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, 2006.
Arikunto,Suharsimi. PengelolaanKelasdanSiswa.Jakarta: CV. Rajawali,1988.
Basiran. Pengelolaan Kedisiplinan Siswa (Studi Situs:SMA I Tunjungan, Blora).
Surakarta: Program Pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan UMS, 2010.
M .TaufiqurRahman.Hubungan KedisiplinanSiswaTerhadap Tata
TertibSekolahPrestasiBelajarKognitifPendidikan Agama Islam
danSikapKeberagamanSiswa di SMAN I PabelanKab.Semarang.Yogyakarta :
Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijga , 2006.
Mar‟at. SikapManusiaPerubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
1999.
Margono, S.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Moleong, Lexy.MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung : PT. RemajaRosdaKarya.
Nasriati, Yuli. Implementasi Punishment dalamPendidikan Islam (Studi di SMA IT
Abu Bakar Yogyakarta). Yogyakarta : Program Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga, 2006.
Nurkholis. Hubungan Antara Sikap Dan Disiplin Siswa Dengan Hasil Belajar Aqidah
Akhlak Di MTS Nurul Hikmah Barupuring Kabupaten Brebes. Cirebon : Program
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati, 2012.
Sobirin.PengaruhMotivasidanKedisiplinanTerhadapKepuasanSiswaSMKNegeri 1
Pemalang.Semarang: Program Pascasarjana UNNES, 2007.
Edward S. Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi
). Jogjakarta : IRCiSoD, 2006.
Engkoswara. Adminsitrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.
Hadis, A dan Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.
Jam‟an, S. Penjaminan Sistem Jaminan Mutu dalam prakter supervise sekolah
(Makalah). Bandung: tidak diterbitkan,2001.
Manulang, M . Dasar-dasar manajemen. Medan : Monara, 1977.
Nana, S.S, Ayi N.J., dan Ahman. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah (Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: Penerbit Rafika
Aditama,2006.
Natawijaya, R. Kompetensi dan etika professional Konselor masa depan. Bandung:
Rosdakarya, 2003.
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP)
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta,2008.
Riyanto, T. Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta:
Grasindo,2002.
Rochman, N. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud,1991.
Sa‟ud, U.S. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sagala, S. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta,2003.
________..Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta, 2005.
Suhardan, Dadang. Supervise Profesional: Layanan dalam meningkatkan Mutu
pembelajran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta, 2010.
Surakhmad, W. 1986. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars
Surya, M. Psikologi Pembelajran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy,2003.
Tim Dosen Administrasi Penidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung;
Alfabeta, 2010.
Wiranataputra, U. (2008). Teori dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Trebuka.
Zamroni. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf
Publishing,2000.
Zamroni. Meningkatkan Mutu Sekolah . Jakarta : PSAP Muhammadiyah, 2007 .
LAMPIRAN- LAMPIRAN KEGIATAN
Kegiatan elektro melatih kedisiplinan siswa MAN Tegalrejo dalam Hidden
Curiculum
Kegiatan MAN 1 Kota Magelang Ektra Bakat Seni
Kegiatan Outdoor Class MAN 1 Kota Magelang
Kegiatan Cinta Alam MAN Tegalrejo Magelang
Eka seorang siswa MAN 1 Kota Magelang yang disiplin menabung sebagai salah
satu karakter mulia dengan tanggung jawab dan kepeduliannya untuk membayar.
Kegiatan Cinta Alam MAN Tegalrejo Magelang
top related