echa toksik
Post on 15-Jul-2015
174 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 1/28
MAKALAH TOKSIKOLOGI
HUBUNGAN TOKSIKOLOGI PADA ORAGAN
GINJAL
Disusun Oleh :
RIEZA FITRIA NUR R
POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TA. 2011 - 2012
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 2/28
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat dan tuntunanNya hingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah toksikologi.
Penulisan makalah ini berdasarkan kesesuaian ilmu yang disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Toksikologi Kesehatan.
Menyadari keterbatasan saya dalam merampungkan tulisan ini, diharapkan kritik
dan saran dapat disampaikan secara terbuka dan sesuai dengan tujuan penyusunan
penulisan ini. Selanjutnya atas segala bimbingan dan kerjasama, perkenankanlah saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
Dr. Erna Tresnaningsih
Demikianlah prakata ini kami sampaikan , semoga tulisan ini mampu memberi
manfaat sesuai dengan maksudnya
Jakarta, 01 Des 2011
Penulis
Rieza Fitria Nur R
2
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 3/28
Daftar isi
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 4
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52.1 Pengertian dan Bagian- Bagian Sistem Urinaria . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 5
2.2 Nefrotoksikan dan Tempat Kerjanya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.3 Jenis Logam Berat dan Efek Terhadap Sistem Urinaria . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.4 Prosedur Pengujian Efek Toksik Psda Sistem Urinaria . . . . . . . . . . . . . . . 17
2.5 Pencegahan Terhadap Logam Berat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
3.2 Daftar Pustaka. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
3
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 4/28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toksisitas merupakan istilah dalam toksikologi yang didefinisikan sebagai
kemampuan bahan kimia untuk menyebabkan kerusakan/injuri. Istilah toksisitas
merupakan istilah kualitatif, terjadi atau tidak terjadinya kerusakan tergantung pada
jumlah unsur kimia yang terabsopsi.
Toksikologi bersifat merugikan bagi makhluk hidup, Pengaruh yang merugikan ini
ditimbulkan karena adanya interaksi dari agent-agent toksik dengan suatu jaringan
sebagai sel targetnya. Agent-agent toksi berupa sifat fisik (gas, debu, logam-logam),
kebutuhan pelabelan (mudah meledak, mudah terbakar, pengoksidir), kimia (turunan-
turunan anilin, Hidrokarbon dihalogenasi), daya racunnya (sangat-sangat toksik, dan
sedikit toksik). Agent-agent toksik ini biasa disebut sebagai toksikan. Toksikan yang
masuk kedalam tubuh ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Toksikan yang
bersifat langsung merupakan jenis toksikan yang langsung mempengaruhi sel targetnya.Disamping itu toksikan yang bersifat tidak langsung adalah sisa metabolisme dari
toksikan tersebut yang akan memberikan pengaruh negatif bagi makhluk hidup.
Toksik yang masuk kedalam tubuh akan menyerah suatu organ tertentu dan bersifat
spesifik. Hal tersebut dikarenakan setiap organ memiliki jaringan dan sel yang khusus.
Selain itu, toksikan tidak memberikan efek yang sama bagi semua organ. Pajanan dari
multi-toksikan mungkin memiliki organ target yang sama. Efek toksik sangat bervariasi
dalam sifat, organ sasaran, maupun mekanisme kerjanya. Umumnya toksikan hanya
mempengaruhi satu atau beberapa organ saja. Salah satunya adalah sistem urinaria,
khususnya ginjal. Pada keadaan tertentu, akan berefek buruk bagi kesehatan,
kemungkinan menyebabkan kematian atau hanya menimbulkan perubahan biologik yang
kecil sekali. Pajanan tersebut dapat berupa efek toksik berbagai bahan terhadap makhluk
hidup dan sistem biologik lainnya.
4
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 5/28
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dan bagian-bagian sistem urinaria?
2) Apa saja nefrotosikan dan dimana tempat kerjanya?
3) Apa saja logam berat dan efeknya pada sistem urinaria?
4) Prosedur pengujian efek tosik pada sistem urinaria
5) Pencegahan terhadap logam berat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Urinaria dan Bagian-Bagian Sistem urinaria
Sistem urinaria merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolismemakanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan
kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sistem urinaria terdiri atas: kedua ginjal (ren,
kidney), ureter, kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/ nier) dan uretra. Sampah
metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin adalah
jalur utama ekskresi sebagian besar toksikan. Akibatnya, ginjal mempunyai volume aliran
darah yang tinggi, mengkonsentrasi toksikanpada filtrate membawa toksikan melalui
tubulus, dan mengaktifkan toksikan tertentu. Karenanya, ginjal adalah organ sasaran
utama dari efek toksik. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung
kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui
uretra. Bagian – bagian sistem urinaria antara lain:
5
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 6/28
1. Ginjal
a) Hubungan anatomis ginjal
Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh,
elektrolit, dan asam-basa dengan cara filtrasi darah, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan
nonelektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai urin. Ginjal juga mengeluarkan
produk sisa metabolisme (misal: urea, keratinin, dan asam urat) dan zat kimia asing.
Akhirnya, selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin (penting untuk
mengatur tekanan darah), bentuk aktif vitamin D3 (penting untuk mengatur kalsium) serta
eritropoietin (penting untuk sintesis eritrosit).
gambar 2.1.1
Ginjal terlindungi dengan baik dari trauma langsung, disebelah posteroir
dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan di anterior dilindungi oleh
bantalan usus yang tebal. Bila ginjal mengalami cidera, maka hampir selalu terjadi akibat
kekuatan yang mengenai iga keduabelas, yang berputar kedalam dan menjepit ginjal
diantara iga itu sendiri dengan korpus vertebra lumbalis. Perlindungan yang sempurna
terhadap cedera langsung ini menyebabkan ginjal dengan sendirinya sukar untuk diraba
dan juga sulit dicapai sewaktu pembedahan. Ginjal kiri berukuran normal, biasanya tidak
6
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 7/28
teraba pada waktu pemeriksaan fisik karena dua pertiga atas permukaan anterior ginjal
tertutup oleh limpa. Namun, kutub bawah ginjal kanan yang berukuran normal, dapat
diraba secara bimanual. Kedua ginjal yang membesar secara mencolok atau tergeser dari
tempatnya dapat diketahui dengan palpasi, walaupun hal ini lebih mudah dilakukan
disebelah kanan.
b) Struktur Ginjal
Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 (4,7 hingga 5,1
inci), lebarnya 6cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 (1 inci), dan beratnya sekitar 150 gram.
Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh.
Ginjal dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat
cekungan, dikenal sebagai hilus, yang merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah
dan keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai
piala ginjal (pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan
kecil yang disebut kaliks mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap kaliks
minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal.
Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak daerah
piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini bermuara 10-25 buah
duktus koligens. Satu piramid dengan bagian korteks yang melingkupinya dianggapsebagai satu lobus ginjal.
Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai
jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medula yang satu sama
lain tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke
korteks dan ada bagian korteks yang masuk ke medula.
7
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 8/28
gambar 2.1.2
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla.
Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula
dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus
oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal
adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus
dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron
terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi
)
yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan
kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap
glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan
dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
8
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 9/28
a. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu:
1. Korpus Malphigi terdiri atas kapsula Bowman (bangunan berbentuk cangkir) dan
glomerulus (jumbai /gulungan kapiler).
2. Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus distal.
b. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistim tubulus
yaitu pars descendens dan descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
ekskretorius (duktus koligens) dan duktus papilaris Bellini.
gambar 2.1.3
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan
filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di
awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan
arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak
mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air
(97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui
9
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 10/28
osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang
terdiri dari:
• tubulus penghubung
• tubulus kolektivus kortikal
• tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular , mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular . Sel juxtaglomerular
adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin Cairan menjadi makin kental di
sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke
kandung kemih melewati ureter.
Proses Pembentukkan urine (air kemih)
Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada sampai bowmen berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali dari zat-zat yang sudah disaring paada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke
piala ginjal terus berlanjut keureter. Urin berasal ari darah yang dibawa arteri renalis
masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian
plasma darah.
Ada 3 tahap pembentukkan urin:
I. Proses filtrasi. Terjadi diglomerulus, proses ini terjadi karena permukaan afferent
lebih besar dari permukaan efferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan
bagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonat, lalu diteruskan ketubulus ginjal.
II. Proses reabsorpsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagaina besar
dari glukosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya
10
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 11/28
terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus
atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion bikarbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam
tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif yang dikenal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
III. Proses sekresi. Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke luar.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0.5 cm. ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri :
- Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
- Lapisan tengah lapisan otot polos
- Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapiasan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk kedalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltic mendorong urin melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk kedalam
kandung kemih. Ureter berjalan hamper vertical kebawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh pedtonium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan
pelvis renalis, pembuluh darah, saraf, dan pebuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
11
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 12/28
3. Kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/ nier)
Kandung kemih atau vesika urinaria merupakan kantong penampung urine dari
kedua belah ginjal Urine ditampung kemudian untuk dibuang secara periodik. Kandung
kemih dapat menegmbang dan mengempis seperti balon karet, terletak dibelakang
simfisis pubis didalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis
medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
- Fundus yaitu, bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rectum oleh spatinum rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
- Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus
- Verteks, yaitu bagian yang menghadap kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari :
Lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa,
dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan iar kemih keluar.
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian penis oanjangnya ±
20cm. Uretra laki-laki terdiri :
- Uretra prostatia
- Uretra membranosa
- Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari: lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
12
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 13/28
Uretra pada wanita, treletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3-4 cm.
Lapisan uretra wanita terdiri dari:
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksusu dari
vena-vena dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
Muara uretra pada wanita terletak disebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagina) dan uretra disini hanya sebagian saluran eksresi.
2.2 Nefrotoksikan dan Tempat Kerjanya
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Bahan toksik dalam sistem
urinaria disebut nefrotoksikan.
Kelompok utama nefrotoksikan adalah logam berat, antibiotic, anolgesik dan hidro
karbon berhalogen tertentu. Semua bagian nefron secara potensial dapat dirusak oleh efek
toksikan. Beratnya beberapa efek beragam dari satu perubahan biokimia atau lebih
sampai kematian sel, dan efek ini dapat muncul sebagai perubahan kecil pada fungsi
ginjal atau gagal ginjal total.
Tempat kerja nefrotoksikan pada bagian-bagian ginjal yaitu :
1. Glomerulus
Antibiotic puromisin dapat meningkatkan permeabilitas glomerulus terhadap protein
seperti albumin. Ini diduga disebabkan oleh perubahan dalam muatan listrik membran
dasar glomerulus (brenner dkk,1997). Sebaliknya antibiotik aminoglikosid, seperti
gentamisin dan kanamisin, mengurangi filtrasi glomerulus.
2. Tubulus proksimal
Kadar toksikan pada tubulus proksimal sering lebih tinggi. Dengan demikian tempat ini
sering merupakan sasaran efek toksik, logam berat seperti merkuri, kromium, kadmium
dan timbal dapat mengubah fungsi tubulus yang ditandai dengan glikosuria,
13
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 14/28
aminoasiduria, dan poliuria. Pada dosisi yang tinggi, logam berat ini menyebabkan
kematian sel. Nefrotoksisitas dapat ditimbulkan oleh kombinasi toksisitas sel langsung
dan iskemia akibat vasokonstriksi.
Selain itu, banyak antibiotic juga disekresi oleh tubulus proksimal dan menyababkan
perubahan kepada beberapa fungsi tubulus. Contoh antibiotiknya adalah streptomisin,
neomisin, kanamisin, gentamisin dan amfoterisin-B.
Hidrokarbon berhalogen seperti karbon tetraklorida dan kloroform terutama bersifat
hepatotoksik, tetapi pada spesies hewan tertentu hidrokarbon dapat menyebabkan efek
toksik pada ginjal, terutama pada tubulus proksimal yang dapat merubah fungsionalnya.
Heksaklorobutadien terutama merusak pars recta tubulus proksimal yang mengakibatkan
berkurangnya kemampuan memekatkan urin.
3. Tubulus distal
Tetrasiklin dan amfoterisin-B mempengaruhi tubulus distal dan mengakibatkan
berkurangnya keasaman urin karena salah satu fungsi tubulus ini adalah sekresi H+.
Dalam setiap ginjal terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur
dan fungsi yang sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total
dari fungsi semua nefron tersebut. Setiap nefron terdiri dari Kapsula Bowman, yang
mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dantubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul.
14
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 15/28
gambar 2.2.1
Orang yang normal masih dapat bertahan (walaupun dengan susah payah) dengan jumlah
nefron kurang dari 20.000 atau 1% dari masa nefron total. Dengan demikian, masih
mungkin untuk menyumbangkan satu buah ginjal untuk transpalntasi tanpa
membahayakan kehidupan.
2.3 Jenis Logam Berat Dan Efeknya Terhadap Sistem Urinaria
Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang diakibatkan
oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Unsur logam berat adalah
unsure yang mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3.
Zat-zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit,
dan mulut. Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih tambang,
tanah, air , dan udara. Diantara semua unsure logam berat, Hg menduduki urutan pertama
dalam hal sifat racunnya. Dibandingkan dengan logam berat lainnya, kemudian diikuti
oleh logamberat lain, yaitu cadmium (Cd), Nikel (Ni), Timbal (Pb), arsene (As),
kromium (Cr), Timah (Sn), zink (Zn).
1) Merkuri (Hg)
Elemen merkuri (Hg) berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan
mudah menguap bila dipanaskan.Hg2+ (senyawa anorganik) dapat mengikat karbon,
membentuk senyawa organomerkuri. Metil Merkuri (MeHg) merupakan bentuk penting
yang menimbulkan keracunan pada manusia.
Industri yang menggunakan logam merkuriadalah :
1. Industri yang memproduksi klorin.
2. Produksi koustik soda.
3. Tambang dan proses biji Hg.
15
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 16/28
4. Metalurgi dan proses pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan logam ferro
(kuningan).
5. Pabrik kimia.
6. Pabrik tinta.
7. Pabrik kertas.
8. Penyamakan kulit.
9. Pabrik tekstil.
10. Perusahaan farmasi.
Sebagian senyawa merkuri yang dilepas ke lingkungan akan diubah menjadi
metilmerkuri (MeHg) oleh mikroorganisme dalam air dan tanah.MeHg dengan cepat
akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan. Kadar merkuridalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya, jika ikan tersebut
berada di lingkungan pabrik yang menggunakan logam merkuri.Orang-orang yang
mempunyai potensial terkena merkuri (Hg) diantaranya :
• Pekerja pabrik yang menggunakan Hg.
• Janin, bayi dan anak-anak :
1. MeHg dapat menembus plasenta.2. Sistem saraf sensitif terhadap keracunan Hg.
3. MeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terkena racun.
• Masyarakat pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar
merkuri.
Merkuri termasuk bahan teratogenik . MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama
di darah dan otak MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak, 90 % ditemukandalam darah merah. Efek toksisitas merkuri terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan
ginjal, dimana merkuri terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal
antara lain tremor (gerakan fluktuatif gemetar pada tubuh) dan kehilangan daya ingat.
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar
MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan
16
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 17/28
signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena racun MeHg dapat menderita
kerusakan otak dengan akibat :
1. Retardasi mental, yaitu keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal)
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
2. Tuli.
3. Buta.
4. Mikrocephali (campak).
5. Cerebral palsy.
6. Gangguan menelan makanan.
Efek terhadap sistem pernapasan dan pencernaan makanan dapat menyebabkan terjadinya
keracunan yang parah. Keracunan merkuri dari lingkungan dapat mengakibatkan
kerusakan berat pada jaringan paru-paru, sedangkan keracunan makanan yang
mengandung merkuri dapat menyebabkan kerusakan liver.
Gejala keracunan merkuri akut dengan konsentrasi cukup tinggi:
- Rasa sesak dan nyeri pada dada, sulit bernafas dan batuk
- Sakit kepala
- Dapat menyebabkan kematian
Contohnya penyakit minamata yang berasal dari negara jepang.
2) Timbal (Pb)
Proses masuknya Pb dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur yaitu melalauui
makanan dan minuman, udara, dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan
kulit. Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman akan
diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Proses metabolisme yang hasilnya akan
diangkut melalui darah kemudian akan difiltrasi di ginjal untuk diekskresikan menjadi
urin. Darah yang mengandung bahan toksikan berupa Pb akan merusak sel tubulus,
sehingga akan merubah fungsi tubulus pada ginjal. Pb ini akan dapat menimbulkan lesi
pada tubulus dan lengkung henle. Fungsi tubulus yang terganggu sehingga proses
17
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 18/28
reabsorpsi protein dalam darah yang terjadi dalam tubulus, menyebabkan aminosiduria
yaitu adanya asam amino dalam urine.
Setiap tahun, industri memproduksi sekitar 2,5 juta ton timah di seluruh dunia, seperti
untuk baterai, cat, penutup kabel, pipa, amunisi, bahan bakar aditif ,plastik PVC, x-ray
perisai, produksi kaca kristal, dan pestisida. Target organ adalah tulang, otak , darah,
ginjal, dan kelenjar tiroid.
Gangguan terhadap fungsi ginjal yaitu logam berat Pb dapat menyebabkan tidak
berfungsinya tubulus nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi,
fibrosis, dan sclerosis glomerulus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan
glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
3) Kadmium (Cd)
Ginjal adalah organ utama yang diserang oleh paparan kronis kadmium.
Kadmium masuk ke tubuh melalui inhalasi dan per oral. Data dari penelitian pada
manusia menunjukkan bahwa Kadmium membutuhkan masa 10 tahun untuk
menimbulkan kerusakan ginjal namun tergantung pula pada intensitas paparan. Paparankadmium akan menyebabkan absorpsi dan sekresi aktif pada tubulus proksimal, kadar
toksikan pada tubulus proksimal sering lebih tinggi. Selain itu kadar sitokrom P-450 pada
tubulus proksimal lebih tinggi untuk mendetoksifikasi atau mengaktifkan toksikan. Pada
dosis yang lebih tinggi logam berat dapat menyebabkan kematian sel, BUN (Nitrogen
Urea Darah) yang meningkat, dan anuria. Nefrotoksisitas dapat ditimbulkan oleh
kombinasi toksisitas sel langsung dan iskemia akibat vasokonstriksi. Kadmium
menyebabkan kerusakan pada glomerulus termasuk albumin meningkat dalam urine dan
peneurunan laju filtrasi glomerulus, sehingga menyebabkan aminosiduria yaitu adanya
asam amino dalam urine.
Kadmium ditemukan dalam pembuatan baterai, plastik PVC, pigmen cat, pupuk ,
rokok , dan kerang yang berada di sekitar lingkungan pabrik. Keracunan logam kadmium
18
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 19/28
terdiri dari 15-50% penyerapan melalui sistem pernapasan dan 2-7% melalui sistem
pencernaan. Target organ adalah hati, plasenta, ginjal, paru-paru, otak, dan tulang.
Gejala akut akibat keracunan Cd (kadmium):
- sesak dada
- kerongkongan kering dan dada terasa sesak
- nafas pendek
- nafas terengah-engah distress dan bisa berkembang kearah radang penyakit paru-
paru
- sakit kepala dan menggigil
- dapat menyebabkan kematian
Gejala kronik akibat keracunan Cd (cadmium):
- nafas pendek
- kemampuan mencium bau menurun
- berat badan menurun
- gigi terasa ngilu dan berwarna kuning ke emasan
4) As (Arsenik)
Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen
lain.Senyawa arsen dengan oksigen, klorin atau belerang sebagai arsen inorganik,
sedangkan senyawa dengan karbon dan hidrogen sebagai arsen organik. Arsen inorganik
lebih beracun dari pada arsen organik. Tempat pembuangan limbah kimia mengandung
banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak diketahui (organik/inorganik). Arsen masuk ke
dalam tubuh manusia umumnya melalui makanan dan minuman. Arsen yang tertelan
secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian.Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila
melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri,
mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah
19
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 20/28
merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan
ginjal.
Pada ginjal As, akan menyebabkan kerusakkan ginjal berupa renal damage (tertimbunnya
cairan dalam ruang perut).
5) Cr (kromium)
Dalam bentuk makanan, kromium diserap 10-25 %. Kromium digunakan dalam
pembuatan baja, batu bata dalam tungku, pewarna, pigmen untuk meningkatkan
ketahanan logam dan krom, penyamakan kulit, dan kayu. Penjualan produk atau bahan
kimia yang mengandung kromium dan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya
pembakaran ke udara, tanah, dan air. Partikel menetap di udara dalam waktu kurang dari
10 hari, akan menempel pada partikel tanah, dan dalam air dengan sedikit larut. Efek
racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi, misalnya
dalam pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom, pelapisan krom,
dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang
mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat
merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka panjang
yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru.Mengonsumsi makanan berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar,
menyebabkan gangguan perut, bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian.
Kelainan pada ginjal berupa nekrosis tubulus ginjal.
6) Co (kobalt)
Kobalt menetap di udara selama beberapa hari. Kobalt menetap bertahun-tahun
dalam air dan tanah, sehingga dapat bergerak dari tanah ke air bawah tanah. Setiap orang
dapat terkena kobalt pada tingkat rendah di udara, air, dan makanan. Orang-orang yang
tinggal di daerah limbah berbahaya yang mengandung kobalt dapat terkena efek racun
kobalt. Pekerja yang membuat produk-produk yang mengandung kobalt dapat mengalami
20
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 21/28
keracunan. Toksisitas akut kobalt dapat diamati sebagai efek pada paru-paru, asma,
pneumonia, dan sesak napas. Pada tahun 1960, beberapa pabrik bir menambahkan kobalt
dalam bir untuk menstabilkan busa. Beberapa orang yang minum dalam jumlah besar bir
mengalami mual, muntah, dan efek serius pada jantung. Namun, efek pada jantung tidak
terlihat pada orang yang mengidap anemia atau wanita hamil.
7) Ni (Nikel)
Nikel dan senyawanya tidak memiliki karakteristik bau atau rasa. Nikel terdapat
di udara, menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan. Sumber utama nikel
adalah asap tembakau, knalpot mobil, pupuk, superfosfat, pengolahan makanan,
dihidrogenasi lemak-minyak, limbah industri, peralatan masak stainless steel, pengujian
perangkat nuklir , baking powder , pembakaran bahan bakar minyak, perawatan gigi dan
jembatan. Efek yang ditimbulkan logam nikel adalah serangan asma, bronkitis kronis,
sakit kepala, pusing, sesak napas, muntah, nyeri dada, batuk, sesak napas, kejang, bahkan
kematian.
8) Se (Selenium)
Selenium mengakibatkan gangguan pada kelenjar tiroid dan kesehatan jantung.
Selenium partikel kecil di udara menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam
hujan. Selenium menyerupai sulfur dalam sifat fisik dan kimia. Konsentrasi selenium
dalam darah 19-25 mikrogram per 100 mililiter. Selenium menyebabkan kanker,
leukemia limfositik , paru-paru, pencernaan, usus besar, karsinoma genitourinari, kanker
kulit, dan penyakit hodgkins.
9) Zn (Zink)
Seng dilepaskan ke lingkungan oleh proses alam, namun sebagian besar berasal
dari kegiatan manusia seperti pertambangan, produksi baja, pembakaran batu bara, dan
pembakaran sampah. Sebagian besar zink di dalam tanah tetap terikat pada partikel tanah.
21
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 22/28
Toksisitas akut yang ditimbulkan oleh zink adalah kekeringan tenggorokan, batuk,
kelemahan, menggigil, demam, mual dan muntah.
2.4 Prosedur Pengujian Efek Toksik Pada Sistem Urinaria
Pemeriksaan fungsional dan morfologik ginjal secara rutin dapat dilakukan
sebagai integral dari penelitian toksisitas dalam jangka pendek maupun jangaka panjang.
Berikut beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan akan diuraikan seperti berikut :
Analisis Urine
a. Proteinuria. Karena ukuran molekulnya, hanya sedikit sekali protein
dengan bobot molekul rendah dapat melalui filtrasi glomerulus. Protein
dengan berat molekul rendah dengan mudah diserap kembali oleh tubulus
proksimal. Dengan demikian, adanya protein semacam itu di dalam urin
merupakan inddikasi hilangnya fungssi reabsorpsi tubulus, seperti pada
keracunan Kadmium. Sebaliknya, ekskresi protein dengan berat molekul
tinggi menunjukkan hilangnya integritas glomeruli.
b. Glikosuria. Glikosuria. Glukosa dalam filtrat glomerulus seluruhnyadiserap kembali oleh tubulus, asalkan jumlah glukosa yang diserap
kembali tidak melebihi maksimum transport (Tm). Dengan demikian,
glikosuria tanpa hiperglikemia menunjukkan gangguan fungsi tubulus.
c. Volume Urin dan Osmolaritas. Volume Urin dan Osmolaritas. Kedua
nilai ini biasanya berbanding terbalik dan merupakan indikator fungsi
ginjal yang berguna dalam uji pemekatan dan uji pengenceran.
Osmolaritas dapat ditaksir dari berat jenis, tetapi pengukuran titik beku
urin lebih tepat. Toksikan dapat menyebabkan gagal ginjal keluaran tinggi
seperti disebutkan di atas. Sebaliknya, toksikan dapat menyebabkan
22
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 23/28
oliguria atau bahkan anuria akibat kerusakan tubulus, disertai dengan
edema interstisial dan endapan atau sisas intraluminal.
d. Kapasitas pengasaman. Kapasitas Pengasaman. Kapasitas pengasaman
ini dapat dinilai dari pH urin, asam yang dapat dititrasi, dan NH+ .
Kapasitas ini akan berkurang bila ada gangguan fungsi tubulus distal.
e. Enzim. Enzim seperti maltase dan trehalase dalam urin dapat
menunjukan adanya kerusakan pada tubulus proksimal. Kadar lisozim
dalam urin sangat mennkat pada kasus keracunan Kromium, tetapi hanya
meningkat sedikit saja pada keracunan merkuri. Pada umumnya, enzim
dalam urin lbih berguba pada keadaan nefrotoksik akut.
Analisis Darah
a. Nitrogen Urea Darah (BUN). Nitrogen urea darah diperoleh dari metabolisme protein
normal dan diekskresikan melalui urin. Biasanya BUN yang meningkat menunjukkankerusakan glomerulus. Namun, kadar BUN juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya zat
makanan dan hepatotoksisitas yang merupakan efek umum beberapa toksikan.
b. Kreatinin. Kreatinin adalah suatu metabolit kreatin dan diekskresi seluruhnya dalam
urin melalui filtrasi glomerulus. Dengan demikian, meningkatnya kadar kreatinin dalam
darah menunjukkan adanya indikasi rusaknya fungsi ginjal. Selain itu, data kadar kreatini
dalam darah dan jumlahnya dalam urin dapat digunakan untuk memperkirakan laju
filtrasi glomerulus. Satu kelemahan prosedur ini adalah kenyataan bahwa sebagian
kreatinin disekresi oleh tubulus.
Uji Khusus
23
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 24/28
a. Laju Filtrasi Glomerulus (GFR). Laju fitrasi glomerulus dapat ditentukan lebih
tepat lagi dengan clearance inuli,suatu polisakarida. Polisakarida berdifusi ke
filtrat glomerulus dan tidak diserap kembali maupun diekskresi oleh tubulus.
b. Bersihan Ginjal. Bersihan (clearance) ginjal adalah volume plasma yang
dibersihkan seluruhnya dari suatu zat dalam suatu unit waktu. Bersihan asam p-
aminohipurat (PAH) pada ginjal melebihi bersihan inulin pada ginjal karena PAH
bukan hanya disaring oleh glomerulus tetapi juga disekresi oleh tubulus.
Berkurangnya pembuangan PAH tanpa disertai penurunan GFR menunjukkan
gangguan fungsi tubulus.
c. Uji Ekskresi PSP. Laju ekskresi phenolsulfonphthalein (PSP) berhubungan
dengan aliran darah padda ginjal. Karenanya, laju eksresi ini sering digunakan
untuk menaksirkan fungsi ginjal. Namun menurunnya laju sekresi juga dapat
disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Pemeriksaan Morfologik
Pemeriksaan Makroskopik. Berat ginjal itu sendiri atau berat badan hewan, biasanya,
secara rutin ditentukan pada akhir penelitian toksisitas jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan berat organ bila dibandingkan dengan hewan pembanding sering
menunjukkan lesi ginjal.
Mikroskop Cahaya. Pemeriksaan histopatologik dapat mengungkapkan tempat, luas, dan
sifat morfologik lesi ginjal. Sharrat dan Frazer (1963) menemukan bahwa pemeriksaan
histopatologik lebih peka daripada uji fungsional yang digunakan oleh beberapa
pengarang untuk menilai 15 kerusakkan akut dan kronis glomerulus atau tubulus.
Mikroskop Elektron. Prosedur ini berguna untuk menilai perubahan ultrastruktural
dalam sel, misalnya mitokondria, organel lain, membrane basal, dan sel kuas. Contohnya
pajanan lama pada metil merkuri menambah denssitas volume mitokondria dan lisosom.
24
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 25/28
2.5 Pencegahan Terhadap Logam Berat
Usaha-uasah yang dilakukan untuk pencegahan logam berat terhadap kesehatan antara
lain sebagai berikut :
- Manajemen program pengendalian sumber berbahaya; perencanaan, organisasi,
control peralatan
- Penggunaan APD; masker, kacamata, pakaian khusus, krim kulit, sepatu.
- Ventilasi yang baik
- Maintenance; pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, control dan
sebagainya
- Membuat label dan tanda peringatan berbahaya terhadap sumber bahaya
- Penyempurnaan produksi :
a. mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi
b. mendesain produksi berdasarkan K3
- Pengendaliaan / peniadaan debu; memasang dust collector disetiap produksi yang
menghasilkan debu
- Isolasi
- Operasional praktis :
a. inpeksi K3
b. Analisis K3- Kontrol administrasi :
a. Admisistrasi yang sehat
b. Pengurangan jam pemaparan
- Monitoring lingkungan kerja
- Pemeriksaan kesehatan awal; periodic, khusus, dan screening serta monitoring
biologis
- Sanitasi; hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian
- Eliminasi; pemindahan sumber bahaya
- Enclosing; penanganan sumber bahaya
25
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 26/28
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Logam berat termasuk bahan berbahaya dan beracun yang biasanya dihasilkan oleh
industri berupa limbah. Logam berat biasanya yang terdapat pada limbah yaitu Timbal
(Pb), Merkuri (Hg), Kadmium (Cd), Arsenicum (As), Crhomium (Cr), Selenium (Se),
Nikel (Ni), Kobalt (Co), dan Zink (Zn).
Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan konsistensi lunak dan berwarna
hitam. Banyak industri yang menggunakan Pb sebagai industri yang menghasilkan
produk yang menghasilkan Pb. Logam Pb dapat meracuni tubuh manusia baik secara
akut, maupun kronis. Senyawa Pb organik memiliki daya racun yang lebih kuat
dibandingkan daya racun senyawa anorganik. Keracunan Pb akut dapat menimbulkan
gangguan fisiologis dan efek keracunan yang kronis pada anak yang sedang mengalami
tumbuh kembang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental.
Logam berat merkuri (Hg), merupakan cairan yang berwarna putih keperekan
dengan titik beku – 38,87ºC dan titik didih 356,90ºC serta berat jenis 13,6 dan berat atom
200,6. paparan logam berat Hg terutama methyl merkuri dapat meningkatkan kelainan
janin dan kematian waktu lahir serta dapat menyebabkan fetal minamata disease sepertiyang dialami oleh nelayan di jepang. Hg dapat menyebabkan kerusakan otak, kerusakan
syaraf motorik. Paparan ditempat kerja utamanya oleh inorganik mercury pada pria dapat
menyebabkan impotensi dan gangguan libido sedangkan pada wanita akan menyebabkan
gangguan pada menstruasi.
Logam berat kadmium (Cd), meruapakan bahan alami yang terdapat dalam kerak
bumi. Logam berat Cd murni berupa logam berwarna putih perah lunak,namun
bentuknya tak lazim kita temukan disekitar lingkungan. Umumnya terdapat dalam
kombinasi elemen lain sperti oksigen (kadmium oxide), klorin (kadmium kloride), dan
belang (kadmium sulfide). Senyawa ini stabil, padat dan tak mudah menguap. Namun
kadmium oxide sering dijumpai sebagai partikel kecil dalam udara. Kebanyakan
kadmium merupakan produk samping dalam pengecoran seng, timah, dan tembaga.
26
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 27/28
Kadmium banyak digunakan pada berbagai industri terutama planting logam, pigmen,
baterai, dan plastik.
27
5/13/2018 echa toksik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/echa-toksik 28/28
DAFTAR PUSTAKA
Wilson, LorraineM dan Price, Sylvia. 2003. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta: Buku kedokteran EGC
Syaifuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat. Jakarta: Buku kedokteran EGC
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem urinaria-toksikologi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Toksikologi
http://imindah.blogspot.com/2011/06/toksikologi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam
journal.unair.ac.id/filer PDF /KESLING-2-2-03. pdf
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/11/makalah-sistem-urinaria-toksikologi.html
28
top related