efektivitas inovasi carta berbasis lampu digital … · instrumen tes tertulis di uji pra syarat...
Post on 14-Feb-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
38
EFEKTIVITAS INOVASI CARTA BERBASIS LAMPU DIGITAL DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN PENGANGKUTAN
AIR PADA TUMBUHAN
Caryati1, Slamet Widodo
1.2, Aung Sumbono
1.3
1.
P. Biologi STKIP Muhammadiyah Sorong 2.
MAN Model Kota Sorong 3.
Laboratorium Kimia MAN Model Kota Sorong
umicaryati@gmail.com
ABSTRAK
Inovasi media dalam pembelajaran senantiasa diperlukan untuk memudahkan konsep, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektifitas media terhadap pembelajaran biologi pokok bahasan pengangkutan air pada
tumbuhan dengan cara menganalisis peningkatan pemahaman siswa dan respon siswa pada tiga sekolah yaitu,
MTs Negeri Mariai, SMP Negeri 11 Aimas dan MTs Al-Ma‟Arif 01 Aimas. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kuantitatif dalam satu kali pertemuan yang dilaksanakan pada bulan April 2013. Sampel yang
digunakan adalah siswa dua kelas untuk masing-masing sekolah, satu kelas diberlakukan sebagai kelas kontrol
dan satu kelas lain diberlakukan sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas yang diberi pembelajaran
tanpa menggunakan media dan kelas eksperimen diberlakukan pembelajaran dengan mengunakan media.
Jumlah sampel untuk masing-masing kelas kontrol yakni 25, 29 dan 18, sedangkan kelas eksperimen masing-
masing 25, 29, dan 19, dari populasi keseluruhan masing-masing sekolah yakni 286, 199 dan 104. Instrumen
dalam penelitian ini adalah tes tertulis, angket dan observasi teman sejawat. Tes tertulis diberlakukan pada awal
penelitian dan akhir penelitian, angket pada akhir penelitian, dan observasi teman sejawat pada saat penelitian.
Instrumen tes tertulis di uji pra syarat untuk memperoleh validitas dan reliabilitas, masing-masing menggunakan
expert judgment dan aplikasi anastase. Hasil data yang diperoleh akan dianalisis dengan perhitungan uji
normalitas, homogenitas dan uji mann whitney, menggunakan aplikasi SPSS 17. Hasil penelitian diperoleh uji
validitas dianyatakan valid, uji reliabilitas diperolah 0,70 yang berarti reliable. Hasil dari uji normalitas dan
homogenitas adalah sampel berasal dari populasi yang tidak berdisrtibusi normal akan tetapi homogen. Hasil uji
mann whitney MTs Negeri Mariai yakni Asym. Sig. (2-tailed) = 0,002 < α 0,05, SMP Negeri 11 Aimas yakni
Asym. Sig. (2-tailed) = 0,070 < α 0,05 dan MTs Al-Ma‟Arif Aimas yakni Asym. Sig. (2-tailed) = 0,030 < α 0,05.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media carta berbasis lampu digital efektif digunakan di MTs Negeri
Mariai, SMP Negeri 11 Aimas dan MTs Al-Ma‟Arif 01 Aimas.
Kata Kunci: carta, pengangkutan, sorong.
ABSTRACT
The innovation media is always necessary to facilitate learning concepts, this study that aims to know the
effectiveness of the media to wards biology learning in subject of water transport in plants by increasing student
understanding and analyzing student responses at three schools are: MTs Negeri Mariai, SMP Megeri 11 Aimas
and MTs Al-Ma’arif 01 Aimas. The method in this study use quantitative methods in one session that was
conducted in April 2013. The samples used were two classes of students for each school, one class imposed
control class and one other class implemented as a class experiment. Control class is a given class of learning
without the use of media and classroom experiments using applied learning media. Number of samples for each
control class in 25, 29 and 18, while the experimental class, respectively 25, 29, and 19, from the overall
population o f the population of all schools is 286, 199 and 104. There search instrument was a written test,
questionnaire and peer observation. Written tests applied at the start and end of the study, a question air at the
end of the study, and peer observation during the study. Instrument written test in pre-requisite for obtaining
test validity and reliability, each using expert judgment and anastase applications. Results obtained data will be
analyzed by calculating normality test, homogeneity and Mann Whitney test, using SPSS 17 for windows. The
results obtained declared in valid validity test, reliability test obtained 0.70 which means reliable. The results of
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
39
tests of normality and homogeneity area sample from the population that is not normally distributed but
homogeneous. Result for Mann Whitney test in MTs Negeri Mariai yakni Asym. Sig. (2-tailed) = 0,002 < α 0,05,
SMP Negeri 11 Aimas is Asym. Sig. (2-tailed) = 0,070 < α 0,05 and MTs Al-Ma’Arif Aimas is Asym. Sig. (2-
tailed) = 0,030 < α 0,05. It can be concluded that carta media based digital light effectively used in MTs Negeri
Mariai MTs, SMP Negeri 11Aimas and MTs Al-Ma’arif 01Aimas.
Keywords: charta, transportation, sorong.
1. Pendahuluan
Pendidikan Nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mengemban fungsi tersebut, pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem Pendidikan Nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006).
Pendidikan Nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan
mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen
pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan
diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya
melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga
agar memiliki daya saing dalam menghadapi
tantangan global. Peningkatan relevan pendidikan
dimaksudkan, untuk menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang berbasis
potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan
efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui
penerapan manajemen berbasis sekolah dan
pembaharuan pengelola pendidikan secara terencana,
terarah dan berkesinambungan (Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2006). Salah satu bidang ilmu
dalam pendidikan yang berkaitan dengan olah piker
adalah bidang ilmu IPA.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan
secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat) yang
diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang
dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep
IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana
(Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Universitas Negeri Makassar).
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
dilaksanakan setiap hari, merupakan suatu kehidupan
dari suatu kelas, guru dan siswa saling terkait dalam
pelaksanaan yang telah direncanakan oleh guru.
Keberhasilan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab guru, karena guru merupakan pengelola
tunggal di dalam kelas. Oleh karena, itu bila siswa
kurang bisa menunjukan keterampilan dalam suatu
mata pelajaran, maka tuduhan kekurang-berhasilan
juga tertuju pada guru (Sukayati, 2003). Salah satu
cabang mata pelajaran IPA yang ada di SMP/MTs
adalah mata pelajaran biologi.
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami alam secara sistematis, sehingga Biologi
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan Biologi diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari
dirinya sendiri dan alam sekitarnya (Wardhani dan
Tjahyanto, 2012)
Biologi merupakan bagian dari salah satu sains
yang konsepnya berkembang secara terus menerus.
Yusuf. et all. (2006: 56) menyatakan tujuan
pembelajaran biologi di SMP agar siswa memahami
konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya serta
mampu menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
sehingga lebih menyadari kebenaran dan kekuasaan
pencipta-Nya. Masalah yang dihadapi dunia
pendidikan salah satunya adalah lemahnya proses
pembelajaran. Pembelajaran di sekolah masih banyak
yang menggunakan cara konvensional dalam
mengajar atau yang lebih dikenal dengan ceramah.
Hal ini, mengakibatkan dalam proses pembelajaran,
siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir (Yulistiati, 2012).
Dalam pembelajaran (instructional), sumber
informasi adalah dosen, guru, instruktur, peserta
didik, bahan bacaan dan sebagainya. Media adalah
1
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
40
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran
(Djamarah, 2000). Dengan konsepsi yang makin
mantap, fungsi media dalam kegiatan pembelajaran
tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan
sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Susilana dan
Riyana, 2008). Salah satu pemanfaatan media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar adalah melalui
pemanfaatan media pembelajaran jenis carta karena
dalam pemanfaatan media pembelajaran tersebut
tidak hanya dapat melihat gambar tetapi juga
menterjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak
menjadi lebih realistik. Selain itu banyak tersedia
dalam buku-buku atau majalah dan surat kabar.
Sehingga akan tercapai kegiatan belajar yang variatif
yang bisa memotivasi siswa dalam belajar. Maka
dengan demikian, keinginan belajar siswa diharapkan
dapat meningkat. Namun, media carta yang
digunakan sekarang ini adalah carta yang biasa dan
hanya menggunakan media gambar saja.
Di MTs Negeri Mariai, peralatan laboratorium
biologi sudah ada akan tetapi media carta hanya
dalam bentuk yang biasa. Alat-alat laboratorium
biologi di SMP Negeri 11 belum lengkap, sehingga
pemberian materi kepada siswa masih dengan
menggunakan metode lama yaitu dengan cara
konvensional ceramah dan mencatat, sehingga perlu
ada inovasi dalam penyampaian materi kepada siswa.
Di MTs Al-Ma‟arif untuk tingkat pemahaaman siswa
kurang karena peralatan laboratorium dan media
belum lengkap. Media carta yang ada masih dalam
bentuk carta yang biasa sehingga guru dalam
penyampaiannya masih menggunakan metode
ceramah dan belum ada inovasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan
media carta berbasis lampu digital pada mata
pelajaran biologi pokok bahasan pengangkutan air
pada tumbuhan.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif. Hal-hal yang dipersiapkan dalam
persiapan instrumen adalah Silabus SMP/MTs, RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan media.
Penulis menggunakan media, yaitu media carta
berbasis lampu digital. Rencana Pelaksanaan
Penelitian (RPP) dibuat untuk dua kelas yang
berbeda, kelas kontrol diberlakukan dengan tidak
menggunakan media, kelas eksperimen
menggunakan media.
2.1. Populasi
Populasi di dalam penelitian adalah siswa MTs
Negeri Mariai, siswa SMP Negeri 11 Aimas dan
siswa MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas. Penentuan kelas
yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan secara acak.
2.2. Sampel
Sampel penelitian adalah kelas VIIA dan VIIB
terdiri dari: (1). Mts Negeri Mariai dengan jumlah
siswa kelas VIIA 25 siswa dan kelas VIIB 24 siswa.
(2). SMP Negeri 11 Aimas dengan jumlah siswa kelas
VIIA 29 siswa dan kelas VIIB 29 siswa. (3). MTs.
Al-Ma‟arif 01 Aimas, dengan jumlah siswa kelas
VIIA 18 siswa dan kelas VIIB 19 siswa. Penelitian ini
tidak memperhitungkan perbandingan jumlah siswa
laki-laki dan perempuan.
Pada penelitian ini digunakan kelas eksperimen
diberlakukan pembelajaran dengan menggunakan
carta berbasis lampu digital dan kelas kontrol
diberlakukan pembelajaran dengan menggunakan
cara konvensional atau ceramah. Pada penelitian ini,
tidak dilakukan pengacakan siswa ke dalam kelas-
kelas penelitian, tetapi menggunakan kelas yang telah
ada.
2.3. Alat / Instrumen penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
media, yaitu media carta berbasis lampu digital.
Sedangkan untuk alat uji peneliti menggunakan tes
tertulis, angket dan observsi teman sejawat dan
dokumentasi.
2.4. Tekhnik Analisis Data
Data hasil tes tertulis, observasi teman sejawat
serta angket diolah dan hasilnya akan menunjukan
hubungan sebab akibat terjadinya sebuah masalah.
Dalam penelitian kuantitatif, setelah semua data dari
responden atau dari berbagai sumber lainnya
terkumpul akan dilakukan analisa baik menggunakan
aplikasi SPSS V.17.0 (Statistic Package Social
Science) untuk mempermudah penghitungan. Saat
semua data telah terkumpul dan penulis memastikan
bahwa pernyataan-pernyataan pada kuesioner telah
terjawab lengkap atau tidak, kemudian
diklasifikasikan jawaban dari responden. Selanjutnya,
tahap terakhir adalah penghitungan jawaban yang
diteliti lalu dijumlahkan serta ditabulasikan secara
sempurna.
2.4. Uji Prasyarat
Instrumen tertulis sebelum diujikan dilakukan
uji prasyarat. Uji prasyarat analisis itu meliputi
validitas dan reabilitas instrumen.
1. Uji Coba Instrumen
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
41
Sebelum digunakan, instrumen dalam penelitian
ini diuji dengan uji validitas instrumen. Uji validitas
instrumen penelitian diajukan kepada dosen
berwenang yang ditunjuk sebagai judgment expert
yaitu 2 orang ahli materi, uji reliabilitas tes yang
diujicobakan kepada responden populasi sebanyak
18 peserta.
Tempat uji coba (try out) di MTs Al Ma-arif
Aimas. Kemudian hasil dari uji coba instrumen
dianalisis untuk mendapatkaan predikat valid dan
reable.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses
analisis data adalah sebagai berikut:
a) Uji Validitas instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
membutuhkan predikat valid dan reliabel, agar data
penelitian yang didapat merupakan hasil yang valid
serta reliabel. Instrumen dapat dikatakan valid apabila
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu
valid.
Uji validitas instrumen dilakukan dalam
penelitian ini adalah judgment expert. Instrumen
penelitian diajukan kepada dosen berwenang yang
ditunjuk sebagai judgment expert yaitu 2 orang ahli
materi. Setiap dosen memiliki pengalaman menilai
instrumen sehingga saran serta evaluasi yang
diberikan memberikan validitas instrumen.
b) Uji reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas menggunakan tekhnik korelasi
product moment dari pearson, karena mempunyai
teknik pengujian yang sama dengan menguji
reliabilitas berdasarkan atas uraian atau angket atau
kuesioner dan skala bertingkat sehingga dapat
menunjukan indeks konsistensi reabilitas yang cukup
sempurna.
Untuk uji relibilitas digunakan rumus korelasi
product moment (Partino 2008) sebagai berikut :
Kemudian, angka koefisien korelasi (r XY)
dikonsultasikan dengan patokan tingkat reliabilitas
(Partino 2008) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Patokan Tingkat Reliabilitas
Koefisien Korelasi Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Rendah sekali
0,21 – 0,40 Rendah
0,51 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Tinggi
0,91 – 1,00 Tinggi sekali
Korelasi ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel X yaitu skor butir ganjil
dengan variabel Y yaitu skor butir genap. Uji
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah
penghitungan dengan aplikasi statistika sederhana
Anastase. Penelitian ini juga didukung oleh data-data
yang akurat, oleh karena itu penulis menggunakan
data angket sebagai penambah informasi dan
pelengkap penelitian.
c) Uji Normalitas Instrumen
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
adalah penghitungan dengan model Lilliefors
(Kolmogorov Smirnov) yang terdapat dalam SPSS
Exsplore dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
17.
Rumus yang digunakan dalam uji normaliatas
Lilliefors (Kolmogorov Smirnov) adalah jarak vertikal
maksimum antara Fn (z) dan Ф (z) sebagai berikut:
D* = sup {|Fn (z) – Ф(z) |, - ≤ ∞ ≤ z ∞}
Diamana Fn (z) adalah fungsi disrtibusi empiris
(empirical distribustion function), yakni Fn (z) =
(jumlah dari z(k) ≤ ) / n, untuk setiap z sedangkan Ф
(z) adalah fungsi distribusi kumulatif (cumulative
distribution function) normal baku.
2.5. Uji Hipotesis
Dalam tekhnik pengujian hipotesis ini, penulis
menggunakan tekhnik statistik nonparametrik yaitu
menggunakan alternatif dari Uji T yaitu Uji Mann
Whitney. Ini, dikarenakan tidak terpenuhinya syarat
dari Uji T yaitu sampel tidak berdistribusi normal.
Langkah-langakah dalam uji hipotesis adalah :
a) Sampel dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas dengan mengunakan aplikasi SPSS
versi 17 dengan rumus uji normaliatas Lilliefors
(Kolmogorov Smirnov) yakni jarak vertikal
maksimum antara Fn (z) dan Ф (z) sebagai berikut :
D* = sup {|Fn (z) – Ф(z) |, - ≤ ∞ ≤ z ∞}
(Uyanto, 2009).
b) Kemudian dilanjutkan dengan Uji Mann
Whitney dengan mengunakan aplikasi SPSS versi
17 dengan rumus sebagai berikut:
Uji Mann Whitney dengan pendekatan distribusi
normal
ZH =
Dengan : U = n1n2 + - R1
E(U) =
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
42
=
(Uyanto, 2009)
3. HASIL PENELITIAN
1. Data Hasil Tes
Data hasil tes adalah data yang terkumpul dari
hasil tes tertulis siswa. Data diperoleh dari nilai pretes
dan nilai postes pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
a) MTs Negeri Mariai
Data penelitian yang diambil di MTs Negeri
Mariai diperoleh dari sampel berjumlah 49 siswa.
Kelas Eksperimen
Tabel 4.1 Frekuensi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
No Nilai
pretes
Nilai
postes
F
nilai pretes
F
nilai postes
%
pretes
%
postes
NxF
pretes
NxF
postes
1. 6 6 7 1 28 4 42 6
2. 7 7 9 6 36 24 63 42
3. 8 8 6 7 24 28 48 56
4. 9 9 3 11 12 44 27 99
Σ 30 25 25 180 203
Rata-rata 7,2 8,12
Berdasarkan Tabel 4.1 frekuensi nilai pretes
kelas eksperimen MTs Negeri Mariai dapat
disimpulkan, nilai terendah 6 sebanyak 7 siswa
(28%), nilai tertinggi adalah 9 sebanyak 3 siswa
(12%), dengan rata-rata kelas 7,2.
Sedangkan, berdasarkan Tabel 4.1 frekuensi nilai
postes kelas eksperimen MTs Negeri Mariai dapat
disimpulkan bahwa nilai terendah 6 sebanyak 1 siswa
(4%) sedangkan nilai tertinggi adalah 9 sebanyak 11
siswa (44%), dengan rata-rata 8,12.
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
pretes kelas eksperimen MTs N Mariai dapat
disimpulkan, pada soal pertama 25 siswa berhasil
menjawab dengan benar, soal ke dua 23 siswa, soal
ke tiga 25 siswa, soal ke empat 23 siswa, soal ke lima
19 siswa, soal ke enam 22 siawa, soal ke tujuh 3
siswa, soal ke delapan 17 siswa, soal ke sembilan 14
siswa, soal ke sepuluh 9 siswa. Soal yang dianggap
oleh siswa paling mudah adalah soal pada nomor 1
dan 3, soal yang dianggap oleh siswa paling sulit
adalah soal pada nomor 7.
Sedangkan, Frekuensi kemampuan siswa
menjawab soal postes dapat disimpulkan, pada soal
pertama 25 siswa berhasil menjawab dengan benar,
soal ke dua 24 siswa, soal ke tiga 25 siswa, soal ke
empat 23 siswa, soal ke lima 24 siswa, soal ke enam
25 siawa, soal ke tujuh 3 siswa, soal ke delapan 14
siswa, soal ke sembilan 17 siswa, soal ke sepuluh 23
siswa. Soal yang dianggap oleh siswa paling mudah
adalah soal pada nomor 1, 3 dan 6, soal yang
dianggap oleh siswa paling sulit adalah soal pada
nomor 7.
Kelas Kontrol
Tabel 4.3 Frekuensi Nilai Pretes dan Postes Kelas kontrol
No Nilai
pretes
Nilai
postes
F
nilai pretes
F
nilai postes
%
pretes % postes
NxF
pretes NxF postes
1. 4 5 1 3 4, 12 4 15
2. 5 6 6 6 24 24 30 36
3. 6 7 6 4 24 16 36 28
4. 7 8 8 9 32 36 56 72
5. 8 9 3 2 12 8 24 18
Σ 24 24 50 169
Rata-rata 6,25 7,04
Berdasarkan Tabel 4.3 frekuensi nilai pretes
kelas kontrol MTs Negeri Mariai dapat disimpulkan ,
nilai terendah 4 sebanyak 1 siswa (4,%), nilai
tertinggi adalah 8 sebanyak 2 siswa (12%), dengan
rata-rata kelas 6,25.
Sedangkan, berdasarkan Tabel 4.3 frekuensi nilai
postes kelas kontrol MTs N Mariai dapat
disimpulkan, nilai terendah 5 sebanyak 3 siswa (12%)
sedangkan nilai tertinggi adalah 9 sebanyak 2 siswa
(8%), dengan rata-rata 7,04.
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
43
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
postes kelas kontrol MTs N Mariai dapat
disimpulkan, Pada soal pertama 23 siswa, soal ke dua
20 siswa, soal ke tiga 24 siswa, soal ke empat 18
siswa, soal ke lima 11 siswa, soal ke enam 19 siawa,
soal ke tujuh 8 siswa, soal ke delapan 2 siswa, soal ke
sembilan 12 siswa, soal ke sepuluh 13 siswa. Soal
yang dianggap oleh siswa paling mudah adalah soal
pada nomor 3 dan, soal yang dianggap oleh siswa
paling sulit adalah soal pada nomor 8.
Sedangkan, Frekuensi kemampuan siswa
menjawab soal postes MTs Negeri Mariai dapat
disimpulkan. Pada soal pertama 23 siswa berhasil
menjawab soal dengan benar, soal ke dua 21 siswa,
soal ke tiga 24 siswa, soal ke empat 22 siswa, soal ke
lima 15 siswa, soal ke enam 21 siawa, soal ke tujuh 5
siswa, soal ke delapan 9 siswa, soal ke sembilan 14
siswa, soal ke sepuluh 15 siswa. Soal yang dianggap
oleh siswa paling mudah adalah soal pada nomor 3,
soal yang dianggap oleh siswa paling sulit adalah soal
pada nomor 7.
b) SMP Negeri 11 Aimas
Data penelitian yang diambil di SMP Negeri 11
Aimas diperoleh dari sampel yang berjumlah 58
siswa.
Kelas Eksperimen
Berdasarkan Tabel 4.5 frekuensi nilai pretes
kelas eksperimen SMP Negeri 11 Aimas dapat
disimpulkan, nilai terendah 2 sebanyak 5 siswa
(17%), nilai tertinggi adalah 7 sebanyak 2 siswa
(6,8%), dengan rata-rata kelas 4,38.
Sedangkan, berdasarkan Tabel 4.5 frekuensi nilai
postes kelas eksperimen SMP Negeri 11 Aimas dapat
disimpulkan, nilai terendah 5 sebanyak 4 siswa
(17,2%) sedangkan nilai tertinggi adalah 9 sebanyak 1
siswa (34%), dengan rata-rata 6,24.
Tabel 4.5 Frekuensi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
No Nilai
pretes
Nilai
postes
F
nilai pretes
F
nilai postes
%
pretes
%
postes
NxF
pretes
NxF
postes
1. 2 5 5 4 17,2 17,2 10 20
2. 3 6 4 16 24,1 55,1 12 96
3. 4 7 4 8 24,1 27,5 16 56
4. 5 8 9 - 27,5 - 45 -
5. 6 9 5 1 17,2 3,4 30 9
6. 7 - 2 - 6,8 - 14 -
Σ 29 29 127 181
Rata-rata 4,38 6,24
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
pretes kelas eksperimen SMP N 11 Aimas dapat
disimpulkan, pada soal pertama 5 siswa, soal ke dua
25 siswa, soal ke tiga 27 siswa, soal ke empat 15
siswa, soal ke lima 10 siswa, soal ke enam 6 siawa,
soal ke tujuh 14 siswa, soal ke delapan 6 siswa, soal
ke sembilan 7 siswa, soal ke sepuluh 12 siswa. Soal
yang dianggap oleh siswa paling mudah adalah soal
pada nomor 3, soal yang dianggap oleh siswa paling
sulit adalah soal pada nomor 1.
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
postes SMP Negeri 11 Aimas dapat disimpulkan,
pada soal pertama 16 siswa, soal ke dua 28 siswa,
soal ke tiga 24 siswa, soal ke empat 20 siswa, soal ke
lima 9 siswa, soal ke enam 11 siawa, soal ke tujuh 19
siswa, soal ke delapan 19 siswa, soal ke sembilan 11
siswa, soal ke sepuluh 19 siswa. Soal yang dianggap
oleh siswa paling mudah adalah soal pada nomor 3,
soal yang dianggap oleh siswa paling sulit adalah soal
pada nomor 5.
Kelas Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.7 frekuensi nilai pretes kelas
kontrol SMP Negeri 11 Aimas dapat disimpulkan,
nilai terendah 2 sebanyak 2 siswa (6,8%), nilai
tertinggi adalah 7 sebanyak 4 siswa (13,7%), dengan
rata-rata kelas 4,93.
Sedangkan, berdasarkan Tabel 4.7 frekuensi nilai
postes kelas kontrol SMP Negeri 11 Aimas dapat
disimpulkan, nilai terendah 3 sebanyak 1 siswa
(10,3%) sedangkan nilai tertinggi adalah 8 sebanyak2
siswa 27,5%), dengan rata-rata 5,55.
Tabel 4.7 Frekuensi Nilai Pretes dan Postes Kelas kontrol
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
44
No Nilai
pretes
Nilai
postes
F
nilai pretes
F
nilai postes
%
pretes
%
postes
NxF
pretes
NxF postes
1. 2 3 2 1 6,8 10,3 4 3
2. 3 4 3 8 10,3 13,7 9 32
3. 4 5 6 6 20,6 17,2 24 30
4. 5 6 6 4 20,6 20,6 30 24
5. 6 7 8 8 27,5 24,1 48 56
6. 7 8 4 2 13,7 27,5 28 16
Σ 29 29 143 161
Rata-rata 4,93 5,55
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
postes kelas kontrol SMP Negeri 11 Aimas dapat
disimpulkan, pada soal pertama ke 9 siswa, soal ke
dua 25 siswa yang berhasil, soal ke tiga 27 siswa, soal
ke empat 12 siswa, soal ke lima 13 siswa, soal ke
enam 16 siawa, soal ke tujuh 15 siswa, soal ke
delapan 5 siswa, soal ke sembilan 9 siswa, soal ke
sepuluh 12 siswa. Soal yang dianggap oleh siswa
paling mudah adalah soal pada nomor 3, soal yang
dianggap oleh siswa paling sulit adalah soal pada
nomor 8.
Sedangkan, Frekuensi kemampuan siswa
menjawab soal postes SMP Negeri 11 Aimas dapat
disimpulkan, pada soal pertama 14 siswa, soal kedua
24 siswa, soal ketiga 24 siswa, soal keempat 18 siswa,
soal kelima 16 siswa, soal keenam 15 siawa, soal
ketujuh 13 siswa, soal kedelapan 16 siswa, soal
kesembilan 10 siswa, soal kesepuluh 11 siswa. Soal
yang dianggap oleh siswa paling mudah adalah soal
pada nomor 2 dan 3, soal yang dianggap oleh siswa
paling sulit adalah soal pada nomor 9.
c) MTs Al- Ma’arif 01 Aimas
Data penelitian yang diambil di MTs Al- Ma‟arif
01 Aimas diperoleh dari sampel yang berjumlah 37
siswa.
Kelas Eksperimen
Tabel 4.9 Frekuensi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
No Nilai
pretes
Nilai
postes
F
nilai pretes
F
nilai postes
%
pretes
%
postes
NxF
pretes
NxF
postes
1. 2 5 1 5 5,2 26,3 2 25
2. 3 6 1 3 5,2 31,5 3 18
3. 4 7 6 3 31,5 36,8 24 21
4. 5 8 4 6 21 42,1 20 48
5. 6 9 6 2 31,5 1 36 18
6. 7 - 1 - 5,2 - 7 -
Σ 19 19 92 130
Rata-rata 4,84 6,84
Berdasarkan Tabel 4.9 frekuensi nilai pretes
kelas eksperimen dapat disimpulkan, nilai terendah 2
sebanyak 1 siswa (5,2%), nilai tertinggi adalah 7
sebanyak 1 siswa (5,2%), dengan rata-rata kelas 4,84.
Sedangkan, berdasarkan Tabel 4.9 frekuensi nilai
postes kelas eksperimen MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas
dapat disimpulkan, nilai terendah 5 sebanyak 5 siswa
(5,2%) sedangkan nilai tertinggi adalah 9 sebanyak 2
siswa (1%), dengan rata-rata 6,84.
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
pretes kelas eksperimen MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas
dapat disimpulkan, pada soal pertama 3 siswa, soal ke
dua 18 siswa, soal ke tiga 18 siswa, soal ke empat 11
siswa, soal ke lima 12 siswa, soal ke enam 2 siawa,
soal ke tujuh 14 siswa, soal ke delapan 2 siswa, soal
ke sembilan 6 siswa, soal ke sepuluh 5 siswa. Soal
yang dianggap oleh siswa paling mudah adalah soal
pada nomor 2 dan 3, soal yang dianggap oleh siswa
paling sulit adalah soal pada nomor 6 dan 8.
Sedangkan, Frekuensi kemampuan siswa
menjawab soal postes dapat disimpulkan, pada soal
pertama menunjukan 5 siswa dengan benar, soal ke
dua 16 siswa, soal ke tiga 17 siswa, soal ke empat 13
siswa, soal ke lima 13 siswa, soal ke enam 5 siawa,
soal ke tujuh 8 siswa, soal ke delapan 8 siswa, soal ke
Sembilan 6 siswa, soal ke sepuluh 4 siswa. Soal yang
dianggap oleh siswa paling mudah adalah soal pada
nomor 3, soal yang dianggap oleh siswa paling sulit
adalah soal pada nomor 1dan 6.
Berdasarkan Tabel 4.11 frekuensi nilai pretes
kelas kontrol MTs Al-Ma‟arif dapat disimpulkan,
nilai terendah 1 sebanyak 1 siswa (5,5%), nilai
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
45
tertinggi adalah 9 sebanyak 1 siswa (5,5%), dengan
rata-rata kelas 5,28.
Sedangkan, berdasarkan Tabel 4.11 frekuensi
nilai postes kelas kontrol MTs Al- Ma‟arif 01 Aimas
dapat disimpulkan, nilai terendah 2 sebanyak 1 siswa
(5,5%) sedangkan nilai tertinggi adalah 9 sebanyak 2
siswa (11,1%), dengan rata-rata 5,38.
Frekuensi kemampuan siswa menjawab soal
postes kelas kontrol dapat disimpulkan, pada soal
pertama 5 siswa, soal ke dua 16 siswa, soal ke tiga 17
siswa, soal ke empat 13 siswa, soal ke lima 13 siswa,
soal ke enam 5 siawa, soal ke tujuh 8 siswa, soal ke
delapan 8 siswa, soal ke sembilan 6 siswa, soal ke
sepuluh 4 siswa. Soal yang dianggap oleh siswa
paling mudah adalah soal pada nomor 3, soal yang
dianggap oleh siswa paling sulit adalah soal pada
nomor 10.
Kelas Kontrol
Tabel 4.11 Frekuensi Nilai Pretes dan Postes Kelas kontrol
No Nilai
pretes
Nilai
postes
F
nilai pretes
F
nilai postes
%
pretes
%
postes
NxF
pretes
NxF
postes
1. 1 2 1 1 5,5 5,5 1 2
2. 4 3 7 3 38,8 16,6 28 9
3. 5 4 1 3 5,5 16,6 5 12
4. 6 5 5 3 27,7 16,6 30 15
5. 7 6 2 3 11,1 16,6 14 18
6. 8 7 1 1 5,5 5,5 8 7
7. 9 8 1 2 5,5 11,1 9 16
8. - 9 - 2 11,1 - 18
Σ 18 18 95 97
Rata-rata 5,28 5,38
Sedangkan, frekuensi kemampuan siswa
menjawab soal postes MTs Al-Ma‟arif dapat
disimpulkan, pada soal pertama 6 siswa, soal ke dua
17 siswa yang berhasil menjawabnya, soal ke tiga 16
siswa, soal ke empat 12 siswa, soal ke lima 9 siswa,
soal ke enam 14 siawa, soal ke tujuh 10 siswa, soal ke
delapan 5 siswa, soal ke sembilan tidak ada siswa
yang menjawabnya, soal ke sepuluh 8 siswa. Soal
yang dianggap oleh siswa paling mudah adalah soal
pada nomor 2, dan soal yang dianggap oleh siswa
paling sulit adalah soal pada nomor 9 sehingga tidak
ada siswa yang bisa menjawabnya.
2. Angket
Hasil angket dari penelitian untuk mengetahui
respon siswa. Angket hanya diberikan pada siswa
kelas eksperimen yang diberlakukan pembelajaran
menggunakan media carta berbasis lampu digital.
Adapun hasil angket pada masing-masing sekolah
sebagai berikut :
a) MTs Negeri Mariai
Skor angket kelayakan media diperoleh
pernyataan dengan angka skor tertinggi 49 berasal
dari 4 siswa, sedangkan angka skor terendah yakni
dengan angka skor 42 berasal dari 3 siswa.
Sedangkan skor pernyataan angket kelayakan,
pernyataan pertama memperoleh jumlah skor
sebanyak 115, pernyataan ke dua memperoleh jumlah
skor 106, pernyataan ke tiga memperoleh jumlah skor
96, pernyataan ke empat memperoleh jumlah skor 99,
pernyataan ke lima memperoleh jumlah skor 107,
pernyataan ke enam memperoleh jumlah skor 95,
pernyataan ke tujuh memperoleh jumlah skor 103,
pernyataan ke delapan memperoleh jumlah skor 99,
pernyataan ke sembilan memperoleh jumlah skor 100,
pernyataan ke sepuluh memperoleh jumlah skor 101.
Skor tertinggi adalah 115 atau pada pernyataan
pertama, dan skor terendah adalah 95 atau pada
pernyataan yang ke enam.
b) SMP Negeri 11 Aimas
Skor angket kelayakan media diperoleh
pernyataan dengan angka skor tertinggi nilai 50
berasal dari 6 siswa, sedangkan nilai terendah yakni
dengan nilai 36 berasal dari 2 siswa.
Sedangkan skor pernyataan angket kelayakan,
pernyataan pertama memperoleh skor sebanyak 144,
pernyataan ke dua memperoleh jumlah skor 133,
pernyataan ke tiga memperoleh jumlah 133,
pernyataan ke empat memperoleh djumlah skor 128,
pernyataan ke lima memperoleh jumlah skor 132 ,
pernyataan ke enam memperoleh jumlah skor 123,
pernyataan ke tujuh memperoleh jumlah skor 132,
pernyataan ke delapan memperoleh jumlah skor 125,
pernyataan ke sembilan memperoleh jumlah skor 125,
pernyataan ke sepuluh memperoleh jumlah skor 130.
Skor tertinggi dari gambar grafik 4.2 adalah 144 atau
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
46
pada pernyataan pertama, dan skor terendah adalah
123 atau pada pernyataan yang ke enam.
c) MTs Al-Ma’arif 01 Aimas
Skor angket kelayakan media diperoleh,
pernyataan dengan skor tertinggi 50 berasal dari 5
siswa, sedangkan nilai terendah yakni dengan nilai 32
berasal dari 1 siswa.
Sedangkan skor pernyataan angket kelayakan,
pernyataan pertama memperoleh jumlah skor
sebanyak 89, pernyataan ke dua memperoleh jumlah
skor 95, pernyataan ke tiga memperoleh jumlah skor
86, pernyataan ke empat memperoleh jumlah skor 85,
pernyataan ke lima memperoleh jumlah skor 89,
pernyataan ke enam memperoleh jumlah skor 84,
pernyataan ke tujuh memperoleh jumlah skor 85,
pernyataan ke delapan memperoleh jumlah skor 85,
pernyataan ke sembilan memperoleh jumlah skor 90,
pernyataan ke sepuluh memperoleh jumlah skor 90.
Skor tertinggi dari gambar grafik 4.25 adalah 95 atau
pada pernyataan kedua, dan skor terendah adalah 86
atau pada pernyataan yang ke enam.
3. Observasi Teman Sejawat
Observasi Teman Sejawat adalah untuk
mengetahui penilaian teman sejawat dalam proses
belajar mengajar pada saat penelitian dan untuk
mendukung hasil penelitian pada tiga sekolah yakni.
MTs N Mariai, SMP N 11 Aimas dan MTs Al-
Ma‟arif 01 Aimas. Adapun hasil atau skornya pada
masing-masing sekolah sebagai berikut :
a) Observasi teman sejawat di MTs N
Mariai
Skor Penilaian Observasi Teman Sejawat MTs N
Mariai, Untuk kelas eksperimen diperoleh skor 4
untuk semua kriteria peniliaian. Sedangkan, untuk
kelas kontrol yakni skor 4 sebanyak 6 krteria
penilaian, masing-masing adalah kriteria penilaian
nomor 1, 2, 3, 4, 8 dan 10, serta untuk skor 3 masing-
masing adalah kriteria peniliaian nomor 5, 6, 7 dan 9.
b) Observasi teman sejawat di SMP N 11
Aimas
Skor Penilaian Observasi Teman Sejawat SMP N
11 Aimas, kelas eksperimen diperoleh skor 4
sebanyak 7 kriteria penilaian, masing – masing adalah
kriteria nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9 dan 10. Kriteria
penilaian ke 5, 6 dan 8 diperoleh skor 3. Sedangkan,
untuk kelas kontrol yakni skor 4 sebanyak 4 kriteria
penilaian masing-masing adalah kriteria nomor 1, 3, 5
dan 10. Serta skor 3 masing-masing adalah kriteria
nomor 2, 4, 6, 7, 8 dan 9.
c) Observasi teman sejawat di MTs Al
Ma’arif 01 Aimas
Skor Penilaian Observasi Teman Sejawat MTs Al
Ma‟arif 01 Aimas, untuk kelas eksperimen diperoleh
skor 4 sebanyak 8 kriteria, masing–masing adalah
kriteria nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9 dan 10. Kriteria ke 2
dan 8 diperoleh skor 3. Sedangkan untuk kelas
kontrol yakni skor 4 sebanyak 4 kriteria, masing-
masing adalah kriteria penilaian nomor 1, 2, 3 dan 8.
Kriteria nomor 4, 7, 9 dan10 skornya adalah 3.
Kriteria penilaian 5 dan 6 skornya adalah 2.
3.1. Pengujian Dasar Analisis Data
Pengujian dasar analisis pada penelitian ini pada
uji instrumen yaitu pengujian validitas, reliabilitas
dan normalitas. Kemudian untuk data tes tertulis,
dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas,
kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis.
1. Uji Prasyarat
Instrumen tes tertulis telah dilakukan uji
validitas, reliabilitas dan normalitas untuk memenuhi
kelayakan suatu instrumen pada suatu penelitian.
Hasil uji validitas yang dilakukan dengan cara
instrumen diajukan kepada dosen berwenang yang
ditunjuk sebagai judgment expert yaitu 2 orang ahli
materi. Diperoleh bahwa instrumen oleh dosen 1
menyatakan secara isi instrumen tersebut sudah valid
namun belum pada variasi tingat kesulitan yang
beragam, hendaknya kesulitan soal C1 diperkecil dan
diperbanyak pada C2, C3 dan dosen ke 2 menyatakan
instrumen valid untuk digunakan. Hasil uji reliabilitas
dari instrumen yakni diperoleh 0.70. Hasil uji
normalitas dari instrumen yakni diperoleh p-value
0,200.
2. Analisis Data
Hasil data tes tertulis pada penelitian dilakukan
analisis menggunakan aplikasi statistika sederhana
Anastes untuk memperoleh nilai rata-rata, simpangan
baku dan korelasi XY. Selain itu, data juga di analisis
menggunakan dan apliksi SPSS 17 untuk memperoleh
nilai median, modus dan uji normalitas. Secara
umum, nilai mean, simpangan baku, dan median
postes mengalami kenaikan dari nilai pretes,
walaupun tingkat kenaikannya berbeda-beda pada
kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Namun
di sekolah SMP 11 aimas, simpangan baku atau
standar deviasi, koerlasi XY tesnya mengalami
penurunan pada kelas eksperimen dan juga pada kelas
kontrol. Akan tetapi, nilai rata-rata atau meannya
JURNAL STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607;ISN: 2337-7593
47
meningkat, walaupun kenaikannya berbeda–bada
pada kelas kontrol dan eksperimen.
3. Rata-rata nilai pretes dan postes
MTs N Mariai nilai rata-rata pretes terhadap
postes pada kelas eksperimen mengalami keningkatan
dari 7,2 menjadi 8,12, pada kelas kontrol 6,25
menjadi 7,04. SMP N 11Aimas nilai rata-rata pretes
terhadap postes pada kelas eksperimen mengalami
keningkatan dari 4,38 menjadi 6,24, pada kelas
kontrol 4,93 menjadi 5,55. MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas
nilai rata-rata pretes terhadap postes pada kelas
eksperimen mengalami keningkatan dari 4,84 menjadi
6,84, pada kelas kontrol 5,28 menjadi 5,39.
3.2. Pengujian Hipotesis
Data pada penelitian ini menggunakan uji
normalitas dan homogenitas untuk data postes kelas
eksperimen dan postes kelas kontrol dilakukan uji
normalitas dahulu sebagai syarat tekhnik analisis
statistik inferensial kemudiaan dilanjutkan Uji-T pada
setiap masing-masing sekolah. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17.
Pengujian ini menggunakan statistik
nonparametrik yang parameter dari populasinya tidak
mengikuti suatu distribusi normal, dan memiliki
distribusi yang bebas dari persyaratan, dan variansnya
tidak perlu homogen.
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Analisis data
Sekolah Kelas Jenis
Tes
Uji nilai
Me Mo Mean Standar Deviasi Korelasi XY min max
MTs N
Mariai
Eksperimen Pretes 7,20 1,00 -0,03 6 9 7 7
Postes 8,12 0.93 -008 6 9 8 9
Kontrol Pretes 6,25 1,11 -0.13 4 8 6 7
Postes 7,04 1,23 0,00 5 9 7 8
SMP N
11
Aimas
Eksperimen Pretes 4,38 1,54 0,26 2 7 5 5
Postes 6,24 0,83 -0,54 5 9 6 6
Kontrol Pretes 4,93 1,46 0,10 2 7 5 6
Postes 5,55 1,43 0,07 3 8 5 4,7
MTs Al-
Ma‟arif
Aimas
Eksperimen Pretes 4,84 1,26 0,02 2 7 5 4,6
Postes 6,84 1,42 0,09 5 9 7 8
Kontrol Pretes 5,28 1,87 0,30 1 9 5 4
Postes 5,39 2,15 0,53 2 9 5 3,4,5,6
1. MTs Negeri Mariai
Hasil yang diperoleh dari perhitungan SPSS
untuk MTs Negeri Mariai uji normalitas postes
hasilnya kelas eksperimen p-value = 0,000< α 0,05
untuk Uji Normalitas Lillefors (Kolmogorov smirnov
). Maka pada postes kelas eksperimen adalah sampel
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Demikian juga, terlihat bahwa kelas kontrol p-value
= 0,001< α 0,05 untuk Uji Normalitas Lillefors
(Kolmogorov smirnov). Maka pada postes kelas
kontrol adalah sampel berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal. Sehingga dapat dijelaskan
bahwa sampel berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas hasilnya
p-value = 0,452 > α 0,05 untuk Uji homogenitas
Lillefors (Kolmogorov smirnov ) maka keputusan
yang diambil adalah varian pada tiap-tiap kelompok
sama/homogen.
Untuk uji T postes menggunakan Uji Mann-
Whitney dimana sampel berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal. Hasil Uji Mann-Whitney
adalah Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,002. Olek karena
Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,002 < α 0,05 maka Ho
pada uji Mann Whitney diterima. Jadi ada perubahan
nilai yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas
yang menggunakan media carta berbasis lampu
digital dan kelas yang tidak menggunakan media.
2. SMP Negeri 11 Aimas
Hasil yang diperoleh perhitungan SPSS untuk
SMP Negeri 11 Aimas uji normalitas postes kelas
kontrol dan kelas eksperimen di uji normalitas
hasilnya, kelas eksperimen p-value = 0,000< α 0,05
untuk Uji Normalitas Lillefors (Kolmogorov smirnov
), maka pada postes kelas eksperimen adalah sampel
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Demikian juga pada kelas kontrol terlihat p-value =
0,009 < α 0,05 untuk Uji Normalitas Lillefors
(Kolmogorov smirnov). Maka pada postes kelas
kontrol adalah sampel berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal. Sehingga dapat dijelaskan
bahwa sampel berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas hasilnya
p-value = 0,584 > α 0,05 untuk Uji homogenitas
JURNAL PENDIDIKAN STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607; EISSN: 2337-7593
48
Lillefors (Kolmogorov smirnov ) maka keputusan
yang diambil adalah varian pada tiap-tiap kelompok
sama/homogen.
Uji T postes menggunakan Uji Mann-Whitney
dimana sampel postes berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal. Oleh karena Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,070 < α 0,05 maka H0 pada Uji
MannWhitney diterima. Jadi ada perubahan nilai
yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas yang
menggunakan media carta berbasis lampu digital dan
kelas yang tidak menggunakan media.
3. MTs Al-Ma’arif 01 Aimas
Hasil yang diperoleh perhitungan SPSS untuk
MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas uji normalitas postes kelas
kontrol dan kelas eksperimen di uji normalitas
hasilnya, kelas eksperimen p-value = 0,023 < α 0,05
untuk Uji Normalitas Lillefors (Kolmogorov smirnov
), maka pada postes kelas eksperimen adalah sampel
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Akan tetapi postes pada kelas kontrol terlihat p-value
= 0,200 > α 0,05 untuk Uji Normalitas Lillefors
(Kolmogorov smirnov). Maka pada postes kelas
kontrol adalah sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Sehingga dapat dijelaskan
bahwa salah satu data postes MTs Al-Ma‟arif 01
Aimas berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal. Untuk uji homogenitas hasilnya p-value =
0,113 > α 0,05 untuk Uji homogenitas Lillefors
(Kolmogorov smirnov ) maka keputusan yang
diambil adalah varian pada tiap-tiap kelompok
sama/homogen).
Uji T menggunakan Uji Mann-Whitney dimana
salah satu data postes berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Oleh karena Asymp. Sig. (2-
tailed) = 0,030 < α 0,05 maka H0 diterima. Jadi ada
perubahan nilai yang signifikan antara hasil belajar
siswa kelas yang menggunakan media carta berbasis
lampu digital dan kelas yang tidak menggunakan
media.
Hasil uji validitas instrumen tes tertulis dari 2
ahli/dosen dapat dinyatakan bahwa instrumen yang
digunakan valid. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan
terhadap instrumen tes tertulis diperoleh 0.70 berada
pada rentang koefisien korelasi 0.51 – 0,70 yang
berarti instrumen tersebut dinyatakan reliable atau
dapat dikatakan bahwa reliabilitas tes Diagnostik
sedang. Hasil uji normalitas yang dilakukan diperoleh
p-value 0,200 yang di analisis menggunakan SPSS
lebih besar dari α 0,05, ini menunjukan bahwa
instrumen yang digunakan normal atau sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
1. MTs Negeri Mariai
Data Hasil uji postes dan pretes dilakukan
perhitungan selisih diperoleh fakta selisih pada kelas
kontrol yakni -1 sampai 3, sedangkan pada kelas
eksperimen nilai selisih antara 0 sampai 2, fakta itu
menunjukan bahwa selisih kelas kontrol lebih kecil
disebanding kelas ekseperimen. Hal ini menunjukan
bahwa kelas ekseperimen yang diberlakukan dengan
pembelajaran menggunakan media carta berbasis
lampu digital memiliki efektifitas pembelajaran yang
lebih tinggi dibanding dengan tanpa menggunakan
media. Data hasil angket pada pernyataan pertama
diperoleh fakta skor yang tinggi. Skor tinggi tersebut
menunjukan bahwa respon siswa terhadap media
pembelajaran yang diberlakukan sangat positif. Hasil
observasi teman sejawat membuktikan bahwa
pembelajaran menggunakan media carta berbsis
lampu digital sangat menunjang pada proses belajar
mengajar. Bukti tersebut dimuncukan dari fakta
kriteria penilaian pertama dan kedua memperoleh
skor tinggi.
Hasil uji hipotesis di MTs Negeri Mariai
menggunakan Uji Mann Whitney sebagai alternatif
dari Uji-T, ini dikarenakan sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil yang
diperoleh Uji Mann Whitney adalah Asymp. Sig. (2-
tailed) = 0,002. Oleh karena Asymp. Sig. (2-tailed) =
0,002 < α 0,05 maka Ho diterima. Jadi ada perubahan
nilai yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas
yang menggunakan media carta berbasis lampu
digital dengan kelas yang tidak menggunakan media.
Hal ini dapat dinyatakan bahwa untuk penggunaan
media carta berbasis lampu digital pada MTs Negeri
Mariai dinyatakan efektif untuk pembelajaran
biologi.
Pembelajaran biologi di MTs Negeri Mariai
kelas VIIA dilaksanakan pada saat pergantian jam
kedua kemudian terpotong jam istirahat dan
dilanjutkan setelah istirahat pada saat masuk kelas
kembali, untuk melanjutkan pelajaran siswa masih
banyak yang diluar sehingga ada beberapa siswa
yang tertinggal dalam mengikuti pelajarn biologi.
Maka dengan adanya media carta berbasis lampu
digital ini siswa lebih bersemangat dan termotivasi
untuk mengikuti pelajaran biologi.
2. SMP Negeri 11 Aimas
Data Hasil uji postes dan pretes dilakukan
perhitungan selisih diperoleh fakta selisih pada kelas
kontrol yakni -2 sampai 4, sedangkan pada kelas
eksperimen nilai selisih antara 0 sampai 5, fakta itu
JURNAL PENDIDIKAN STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607; EISSN: 2337-7593
49
menunjukan bahwa selisih kelas kontrol lebih kecil
disebanding kelas ekseperimen. Hal ini menunjukan
bahwa kelas ekseperimen yang diberlakukan dengan
pembelajaran menggunakan media carta berbasis
lampu digital memiliki efektifitas pembelajaran yang
lebih tinggi dibanding dengan tanpa menggunakan
media. Data hasil angket pada pernyataan pertama
diperoleh fakta skor yang tinggi. Skor tinggi tersebut
menunjukan bahwa respon siswa terhadap media
pembelajaran yang diberlakukan sangat positif. Hasil
observasi teman sejawat membuktikan bahwa
pembelajaran menggunakan media carta berbsis
lampu digital sangat menunjang pada proses belajar
mengajar. Bukti tersebut dimuncukan dari fakta
kriteria penilaian ketiga memperoleh skor tinggi.
Hasil uji hipotesis di SMP Negeri 11 Aimas
menggunakan Uji Mann Whitney sebagai alternativ
dari Uji-T, ini dikarenakan sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil yang
diperoleh Uji Mann Whitney adalah Asymp. Sig. (2-
tailed) = 0,070 < α 0,05. Olek karena Asymp. Sig. (2-
tailed) = 0,070 < α 0,05 maka H0 diterima . Jadi ada
perubahan nilai yang signifikan antara hasil belajar
siswa kelas yang menggunakan media carta berbasis
lampu digital dengan kelas yang tidak menggunakan
media. Hal ini dapat dinyatakan bahwa untuk
penggunaan media carta berbasis lampu digital pada
SMP Negeri 11 Aimas dinyatakan efektif untuk
pembelajaran biologi.
Pelajaran biologi di SMP Negeri 11 Aimas kelas
VIIA di laksanakan pada hari Jum‟at jam terakhir,
dan jumlah siswa dalam satu kelas yang banyak
maka, pembelajaran menjadi kurang efektif lagi,
dengan menggunakan media carta berbasis lampu
digital ini siswa manjadi bersemangat belajar
kembali.
3. MTs Al-Ma’arif 01 Aimas
Data Hasil uji postes dan pretes dilakukan
perhitungan selisih diperoleh fakta selisih pada kelas
kontrol yakni -2 sampai 3, sedangkan pada kelas
eksperimen nilai selisih antara 0 sampai 5, fakta itu
menunjukan bahwa selisih kelas kontrol lebih kecil
disebanding kelas ekseperimen. Hal ini menunjukan
bahwa kelas ekseperimen yang diberlakukan dengan
pembelajaran menggunakan media carta berbasis
lampu digital memiliki efektifitas pembelajaran yang
lebih tinggi dibanding dengan tanpa menggunakan
media. Data hasil angket pada pernyataan kedua yaitu
media carta berbasis lampu digital ini membantu
saya dalam kegiatan belajar diperoleh fakta skor yang
tinggi. Skor tinggi tersebut menunjukan bahwa
respon siswa terhadap media pembelajaran yang
diberlakukan sangat positif. Hasil observasi teman
sejawat membuktikan bahwa pembelajaran
menggunakan media carta berbsis lampu digital
sangat menunjang pada proses belajar mengajar.
Bukti tersebut dimuncukan dari fakta kriteria
penilaian pertama memperoleh skor tinggi.
Hasil uji hipotesis di MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas
menggunakan Uji Mann Whitney sebagai alternatif
dari Uji-T, ini dikarenakan sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil yang
diperoleh Uji Mann Whitneya dalah Asymp. Sig. (2-
tailed) = 0,030. Oleh karena Asymp. Sig. (2-tailed) =
0,030 < α 0,05 maka H0 diterima. Jadi ada perubahan
nilai yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas
yang menggunakan media carta bebasis lampu digital
dengan kelas yang tidak menggunakan media. Hal ini
dapat dinyatakan bahwa untuk penggunaan media
carta berbasis lampu digital pada MTs Al-Ma‟arif
01Aimas dinyatakan efektif untuk pembelajaran
biologi.
Palajaran biologi di MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas
VIIB dilaksanakan pada jam terakhir, sehingga siswa
sudah tidak semangat lagi untuk belajar, dengan
menggunakan media carta berbasis lampu digital ini
siswa lebih tertarik dan bersemangat kembali untuk
mengikuti palajaran biologi.
Maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
media carta berbasis lampu digital yang diberikan
pada MTs Negeri Mariai, SMP Negeri 11 Aimas dan
MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas dinyatakan efektif.
Penelitian ini didukung pula oleh angket kelayakan
media oleh siswa. Hasil angket kelayakan media
oleh siswa, pada pernyataan nomor 3 yaitu Media
carta berbasis lampu digital ini menarik motivasi saya
untuk belajar biologi memperoleh skor 96 di MTs
Negeri Mariai, 133 di SMP Negeri 11 Aimas dan 86
di MTs Al-Ma‟arif 01 Aimas ini berarti bahwa media
carta berbais lampu digital layak digunakan,
didukung pula dengan penilaian observasi teman
sejawat.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian
sebelumnya, akan tetapi penelitian tersebut masih
menggunakan media carta yang biasa dari Luciani,
(2010) tentang pemanfaatan media carta dalam
pembelajaran IPA untuk meningkatan penguasaan
siswa tentang konsep susunan tata surya dikelas VI
SDN Pacing Kabupaten Sukabumi.
JURNAL PENDIDIKAN STKIP MUHAMMADIYAH SORONG; VOL 2 SEPTEMBER 2013 ISSN: 2337-7607; EISSN: 2337-7593
50
5. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional. (2006). Standar Nasional
Pendidikan, Jakarta: BSNP
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-
Undang Republik Indonesia No 20 Tahun
2003 Tentang SISDIKNAS. Bandung: Citra
Umbara.
Djamarah. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
: Rineka Cipta.
Luciani, (2010). Pemanfaatan Media Carta Dalam
Pembelajaran IPA Untuk Meningkatan
Penguasaan Siswa Tentang Konsep Susunan
Tata Surya Dikelas VI SDN Pacing
Kabupaten Sukabumi: Universitas Pendidikan
Indonesia. Jakarta.
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru, Makasar:
Universitas Negeri Makasar.
Partino, H.R. 2008. Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa
Sukayati. (2003). Media Pembelajaran Matematika
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Susilana dan Riyana. (2008). Media pembelajaran.
Bandung : Wacana Prima.
Uyanto. (2009). Pedoman Analisis Data dengan
SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yulistiati A. (2012). Hasil Belajar Biologi Ditinjau
Dari Metode Pembelajaran Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQR4) Dan
Minat BElajar Siswa Kelas X SMA Negeri I
Kebakramat Tahun Pelajaran 2001/2012.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan :
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Yusuf et all. (2006). Upaya meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar biologi melalui penggunaan
peta konsep pada siswa kelas II4 SMP Negeri
2 pekanbaru Tahun ajaran 2004/2005 .” jurnal
biogenesis [online], vol 2 (2), 59-63
.
top related